ref teori.docx
-
Upload
leni-agustin -
Category
Documents
-
view
257 -
download
0
Transcript of ref teori.docx
BAB I
PENDAHULUAN
1.1.Latar Belakang
Ilmu keperawatan adalah rangkaian teori dan praktek yang bertujuan dalam
peningkatan kualitas pelayanan pada klien. Mendalami ilmu dan mempelajarinya
berarti membekali diri dalam rangka memperkaya khasanah keilmuan tentang
Keperawatan, sehingga bisa dianalisis, dibuktikan dan dikembangkan dengan ilmu
kesehatan secara umum maupun secara khusus (ilmu keperawatan). Integritas
seorang perawat memerlukan usaha dan pengorbanan yaitu dengan cara mempelajari
ilmu keperawatan dan mempraktekannya.
Keperawatan dikatakan sebuah profesi karena semua karakteristik profesi
semuanya ada dalam diri perawat, yaitu: (1) body of knowledge (tubuh pengetahuan),
2) penggunaan riset sebagai dasar pengembangan keperawatan, (3) adanya pendidikan
tinggi. Untuk memantapkan diri menjadi sebuah profesi yang kuat maka perlu
mengkokohkan dasar keilmuan/sains, didukung oleh bangunan etika dan moral yang
tersandar, dan dilingkupi oleh jaminan hukum yang pasti. Oleh karena itu, bangunan
keilmuan sains keperawatan harus selalu dikembangkan.
Menurut Florence, keperawatan adalah profesi dengan tujuan menemukan dan
menggunakan hukum alam dalam pembangunan kesehatan dan pelayanan kesehatan.
Ninghtingale menegaskan bahwa keperawatan adalah ilmu dan kiat yang memerlukan
pendidikan formal untuk merawat orang yang sakit. Tujuan tindakan keperawatan
adalah memelihara, mencegah infeksi dan cedera, memulihkan dari sakit, melakukan
pendidikan kesehatan serta mengendalikan lingkungan. Alasan tindakan keperawatan
yakni menempatkan manusia pada kondisi yang terbaik secara alami untuk
menyembuhkan atau meningkatkan kesehatan serta mencegah penyakit dan luka.
Konsep individu merupakan kesatuan fisik, intelektual, emosional, sosial, dan
spiritual yang lengkap dan berpotensi. Konsep sehat adalah keadaan bebas dari
penyakit dan dapat menggunakan kekuatannya secara penuh. Konsep lingkungan
adalah bagian eksternal yang mempengaruhi kesehatan dan sakitnya seseorang.
Model keperawatan dapat diaplikasikan dalam kegiatan praktik, penilitian dan
pengajaran, oleh karena itu, model harus diperkenalkan kepada perawat atau calon
perawat guna memperkuat profesi keperawatan khususnya dalam mengoreksi
pemikiran yang salah tentang profesi keperawatan seperti: perawat sebagai pembantu
1
dokter. Oleh karena itu,model harus diperkenalkan kepeda perawat atau calon perawat
guna memperkuat profesi keperawatan khususnya dalam mengkoreksi pemikiran
yang salah tentang profesi keperawatan seperti: perawat sebagai pembantu dokter.
1.2.Rumusan Masalah
Dari pembahasan di atas kita dapat merumuskan beberapa masalah, diantaranya:
1. Bagaimana Biografi Florence Nightingale?
2. Bagaimana Konsep model teori Florence Nightingale?
3. Gambaran skema teori Florence Nightingale?
1.3.Tujuan
Tujuan yang ingin dicapai dalam penyusunan makalah ini ialah :
1. Mampu menjelaskan biografi dari Florence Nightingale
2. Mampu menjelaskan konsep model dari teori Florence Nightingale
3. Mampu menjelaskan gambaran skema dari Florence Nightingale
2
BAB II
TINJAUAN TEORI
2.1. Biografi Florence Nightingale
Florence Nightingale (lahir di Florence, Italia, 12
Mei 1820 – meninggal di London, Inggris, 13 Agustus 1910
pada umur 90 tahun). Ia adalah pelopor perawat modern,
penulis dan ahli statistik. Ia dikenal dengan nama Bidadari
Berlampu (The Lady With The Lamp) atas jasanya yang
tanpa kenal takut mengumpulkan korban perang pada
perang Krimea, di semenanjung Krimea, Rusia.
Florence Nightingale menghidupkan kembali konsep
penjagaan kebersihan rumah sakit dan kiat-kiat perawat. Ia memberikan penekanan
kepada pemerhatian teliti terhadap keperluan pasien dan penyusunan laporan mendetil
menggunakan statistik sebagai argumentasi perubahan ke arah yang lebih baik pada
bidang keperawatan di hadapan pemerintahan Inggris.
Florence Nightingale Masa kecil
Semasa kecilnya ia tinggal di Lea Hurst, sebuah rumah besar dan mewah
milik ayahnya, William Nightingale yang merupakan seorang tuan tanah kaya di
Derbyshire, London, Inggris. Sementara ibunya adalah keturunan ningrat dan
keluarga Nightingale adalah keluarga terpandang. Florence Nightingale memiliki
seorang saudara perempuan bernama Parthenope.
Pada masa remaja mulai terlihat perilaku mereka yang kontras dan Parthenope
hidup sesuai dengan martabatnya sebagai putri seorang tuan tanah. Pada masa itu
wanita ningrat, kaya, dan berpendidikan aktivitasnya cenderung bersenang-senang
saja dan malas, sementara Florence lebih banyak keluar rumah dan membantu warga
sekitar yang membutuhkan.
3
Perjalanan ke Jerman
Pada tahun 1846 ia mengunjungi Kaiserswerth, Jerman, dan mengenal lebih
jauh tentang rumah sakit modern pionir yang dipelopori oleh Pendeta Theodor
Fliedner dan istrinya dan dikelola oleh biarawati Lutheran (Katolik). Di sana Florence
Nightingale terpesona akan komitmen dan kepedulian yang dipraktekkan oleh para
biarawati kepada pasien. Ia jatuh cinta pada pekerjaan sosial keperawatan, serta
pulang ke Inggris dengan membawa angan-angan tersebut.
Belajar merawat
Florence Nightingale sewaktu masih muda. Pada usia
dewasa Florence yang lebih cantik dari kakaknya, dan
sebagai seorang putri tuan tanah yang kaya, mendapat
banyak lamaran untuk menikah. Namun semua itu ia
tolak, karena Florence merasa "terpanggil" untuk
mengurus hal-hal yang berkaitan dengan kemanusiaan.
Pada tahun 1851, kala menginjak usia 31 tahun, ia dilamar oleh Richard
Monckton Milnes seorang penyair dan seorang ningrat (Baron of Houghton), lamaran
inipun ia tolak karena ditahun itu ia sudah membulatkan tekad untuk mengabdikan
dirinya pada dunia keperawatan.
Ditentang oleh keluarga
Keinginan ini ditentang keras oleh ibunya dan kakaknya. Hal ini dikarenakan pada
masa itu di Inggris, perawat adalah pekerjaan hina dan sebuah rumah sakit adalah
tempat yang jorok. Banyak orang memanggil dokter untuk datang ke rumah dan
dirawat di rumah.
Perawat pada masa itu hina karena:
1. Perawat disamakan dengan wanita tuna susila atau "buntut" (keluarga tentara
yang miskin) yang mengikuti kemana tentara pergi.
4
2. Profesi perawat banyak berhadapan langsung dengan tubuh dalam keadaan
terbuka, sehingga dianggap profesi ini bukan profesi sopan wanita baik-baik
dan banyak pasien memperlakukan wanita tidak berpendidikan yang berada di
rumah sakit dengan tidak senonoh
3. Perawat di Inggris pada masa itu lebih banyak laki-laki daripada perempuan
karena alasan-alasan tersebut di atas.
4. Perawat masa itu lebih sering berfungsi sebagai tukang masak.
Argumentasi Florence bahwa di Jerman perawatan bisa dilakukan dengan baik
tanpa merendahkan profesi perawat patah, karena saat itu di Jerman perawat juga
biarawati Katolik yang sudah disumpah untuk tidak menikah dan hal ini juga secara
langsung melindungi mereka dari perlakuan yang tidak hormat dari pasiennya.
Walaupun ayahnya setuju bila Florence membaktikan diri untuk kemanusiaan,
namun ia tidak setuju bila Florence menjadi perawat di rumah sakit. Ia tidak dapat
membayangkan anaknya bekerja di tempat yang menjijikkan. Ia menganjurkan agar
Florence pergi berjalan-jalan keluar negeri untuk menenangkan pikiran. Tetapi
Florence berkeras dan tetap pergi ke Kaiserswerth, Jerman untuk mendapatkan
pelatihan bersama biarawati di sana. Selama empat bulan ia belajar di Kaiserwerth,
Jerman di bawah tekanan dari keluarganya yang takut akan implikasi sosial yang
timbul dari seorang gadis yang menjadi perawat dan latar belakang rumah sakit yang
Katolik sementara keluarga Florence adalah Kristen Protestan. Selain di Jerman,
Florence Nightingale juga pernah bekerja di rumah sakit untuk orang miskin di
Perancis.
Kembali ke Inggris
Pada tanggal 12 Agustus 1853, Nightingale kembali ke London dan mendapat
pekerjaan sebagai pengawas bagian keperawatan di Institute for the Care of Sick
Gentlewomen, sebuah rumah sakit kecil yang terletak di Upper Harley Street, London,
posisi yang ia tekuni hingga bulan Oktober 1854. Ayahnya memberinya 500 per tahun
(setara dengan 25,000 atau Rp. 425 juta pada masa sekarang), sehingga Florence
dapat hidup dengan nyaman dan meniti karirnya. Di sini ia beragumentasi sengit
dengan Komite Rumah Sakit karena mereka menolak pasien yang beragama Katolik.
5
Florence mengancam akan mengundurkan diri, kecuali bila komite ini mengubah
peraturan tersebut dan memberinya izin tertulis bahwa;
“ rumah sakit akan menerima tidak saja pasien yang beragama Katolik, tetapi
juga Yahudi dan agama lainnya, serta memperbolehkan mereka menerima
kunjungan dari pendeta-pendeta mereka, termasuk rabi, dan ulama untuk
orang Islam ”
Komite Rumah Sakit pun mengubah peraturan tersebut sesuai permintaan Florence.
Perang Krimea
Pada 1854 berkobarlah peperangan di Semenanjung Krimea. Tentara Inggris
bersama tentara Perancis berhadapan dengan tentara Rusia. Banyak prajurit yang
gugur dalam pertempuran, namun yang lebih menyedihkan lagi adalah tidak adanya
perawatan untuk para prajurit yang sakit dan luka-luka. Keadaan memuncak ketika
seorang wartawan bernama William Russel pergi ke Krimea. Dalam tulisannya untuk
harian TIME ia menuliskan bagaimana prajurit-prajurit yang luka bergelimpangan di
tanah tanpa diberi perawatan sama sekali dan bertanya, "Apakah Inggris tidak
memiliki wanita yang mau mengabdikan dirinya dalam melakukan pekerjaan
kemanusiaan yang mulia ini?".
Hati rakyat Inggris pun tergugah oleh tulisan tersebut. Florence merasa
masanya telah tiba, ia pun menulis surat kepada menteri penerangan saat itu, Sidney
Herbert, untuk menjadi sukarelawan. Pada pertemuan dengan Sidney Herbert
terungkap bahwa Florence adalah satu-satunya wanita yang mendaftarkan diri. Di
Krimea prajurit-prajurit banyak yang mati bukan karena peluru dan bom, namun
karena tidak adanya perawatan, dan perawat pria jumlahnya tidak memadai. Ia
meminta Florence untuk memimpin gadis-gadis sukarelawan dan Florence
menyanggupi.
Pada tanggal 21 Oktober 1854 bersama 38 gadis sukarelawan yang dilatih oleh
Nightingale dan termasuk bibinya Mai Smith, berangkat ke Turki menumpang sebuah
kapal. Pada tanggal November 1854 mereka mendarat di sebuah rumah sakit pinggir
pantai di Scutari. Saat tiba di sana kenyataan yang mereka hadapi lebih mengerikan
6
dari apa yang mereka bayangkan. Beberapa gadis sukarelawan terguncang jiwanya
dan tidak dapat langsung bekerja karena cemas, semua ruangan penuh sesak dengan
prajurit-prajurit yang terluka, dan beratus-ratus prajurit bergelimpangan di halaman
luar tanpa tempat berteduh dan tanpa ada yang merawat. Dokter-dokter bekerja cepat
pada saat pembedahan, mereka memotong tangan, kaki, dan mengamputasi apa saja
yang membahayakan hidup pemilik, potongan-potongan tubuh tersebut ditumpuk
begitu saja diluar jendela dan tidak ada tenaga untuk membuangnya jauh-jauh ke
tempat lain. Bekas tangan dan kaki yang berlumuran darah menggunung menjadi satu
dan mengeluarkan bau tak sedap.
Florence diajak mengelilingi rumah sakit oleh Mayor Prince, dokter kepala
rumah sakit tersebut dan menyanggupi untuk membantu. Florence melakukan
perubahan-perubahan penting. Ia mengatur tempat-tempat tidur para penderita di
dalam rumah sakit, dan menyusun tempat para penderita yang bergelimpangan di luar
rumah sakit. Ia mengusahakan agar penderita yang berada di luar paling tidak
bernaung di bawah pohon dan menugaskan pendirian tenda.
Penjagaan dilakukan secara teliti, perawatan dilakukan dengan cermat :
a. Perban diganti secara berkala.
b. Obat diberikan pada waktunya.
c. Lantai rumah sakit dipel setiap hari.
d. Meja kursi dibersihkan.
e. Baju-baju kotor dicuci dengan mengerahkan tenaga bantuan dari penduduk
setempat.
Akhirnya gunungan potongan tubuh, daging, dan tulang-belulang manusiapun
selesai dibersihkan, mereka dibuang jauh-jauh atau ditanam. Dalam waktu sebulan
rumah sakit sudah berubah sama sekali, walaupun baunya belum hilang seluruhnya
namun jerit dan rintihan prajurit yang luka sudah jauh berkurang. Para perawat
sukarelawan bekerja tanpa kenal lelah hilir-mudik di bawah pengawasan Florence
Nightingale. Ia juga menangani perawat-perawat lain dengan tangan besi, bahkan
mengunci mereka dari luar pada malam hari. Ini dilakukan untuk membuktikan pada
orang tua mereka di tingkat ekonomi menengah, bahwa dengan disiplin yang keras
dan di bawah kepemimpinan kuat seorang wanita, anak-anak mereka bisa dilindungi
7
dari kemungkinan serangan seksual. Ketakutan akan hal inilah yang membuat ibu-ibu
di Inggris menentang anak perempuan mereka menjadi perawat, dan menyebabkan
rumah sakit di Inggris ketinggalan dibandingkan di benua Eropa lainnya dimana
profesi keperawatan dilakukan oleh biarawati dan biarawati-biarawati ini berada
dibawah pengawasan Biarawati Kepala.
Pada malam hari saat perawat lain beristirahat dan memulihkan diri, Florence
menuliskan pengalamannya dan cita-citanya tentang dunia keperawatan, dan obat-
obatan yang ia ketahui. Namun, kerja keras Florence membersihkan rumah sakit tidak
berpengaruh banyak pada jumlah kematian prajurit, malah sebaliknya, angka
kematian malah meningkat menjadi yang terbanyak dibandingkan rumah sakit lainnya
di daerah tersebut. Pada masa musim dingin pertama Florence berada di sana
sejumlah 4077 prajurit meninggal dirumah sakit tersebut. Sebanyak 10 kali lipat
prajurit malah meninggal karena penyakit seperti; tipes, tifoid, kolera, dan disentri
dibandingkan dengan kematian akibat luka-luka saat perang. Kondisi di rumah sakit
tersebut menjadi sangat fatal karena jumlah pasien melimpah lebih banyak dari yang
mungkin bisa ditampung, hal ini menyebabkan sistem pembuangan limbah dan
ventilasi udara memburuk.
Pada bulan bulan Maret 1855, hampir enam bulan setelah Florence
Nightingale datang, komisi kebersihan Inggris datang dan memperbaiki sistem
pembuangan limbah dan sirkulasi udara, sejak saat itu tingkat kematian menurun
drastis. Namun Florence tetap percaya saat itu bahwa tingkat kematian disebabkan
oleh nutrisi yang kurang dari suplai makanan dan beratnya beban pekerjaan tentara.
Pemikiran ini baru berubah saat Florence kembali ke Inggris dan mengumpulkan
bukti dihadapan Komisi Kerajaan untuk Kesehatan Tentara Inggris (Royal
Commission on the Health of the Army), akhirnya ia diyakinkan bahwa saat itu para
prajurit di rumah sakit meninggal akibat kondisi rumah sakit yang kotor dan
memprihatinkan.
Hal ini berpengaruh pada karirnya di kemudian hari dimana ia gigih
mengkampanyekan kebersihan lingkungan sebagai hal yang utama. Kampanye ini
berhasil dinilai dari turunnya angka kematian prajurit pada saat damai (tidak sedang
berperang) dan menunjukkan betapa pentingnya disain sistem pembuangan limbah
dan ventilasi udara sebuah rumah sakit.
8
Bidadari berlampu
Pada suatu kali, saat pertempuran dahsyat di luar kota
telah berlalu, seorang bintara datang dan melapor pada
Florence bahwa dari kedua belah pihak korban yang
berjatuhan banyak sekali. Florence menanti rombongan
pertama, namun ternyata jumlahnya sedikit, ia bertanya pada
bintara tersebut apa yang terjadi dengan korban lainnya.
Bintara tersebut mengatakan bahwa korban selanjutnya harus
menunggu sampai besok karena sudah terlanjur gelap. Florence memaksa bintara
tersebut untuk mengantarnya ke bekas medan pertempuran untuk mengumpulkan
korban yang masih bisa diselamatkan karena bila mereka menunggu hingga esok hari
korban-korban tersebut bisa mati kehabisan darah.
Saat bintara tersebut terlihat enggan, Florence mengancam akan
melaporkannya kepada Mayor Prince. Berangkatlah mereka berenam ke bekas medan
pertempuran, semuanya pria, hanya Florence satu-satunya wanita. Florence dengan
berbekal lentera membalik dan memeriksa tubuh-tubuh yang bergelimpangan,
membawa siapa saja yang masih hidup dan masih bisa diselamatkan, termasuk
prajurit Rusia.
Malam itu mereka kembali dengan membawa lima belas prajurit, dua belas
prajurit Inggris dan tiga prajurit Rusia. Semenjak saat itu setiap terjadi pertempuran,
pada malam harinya Florence berkeliling dengan lampu untuk mencari prajurit-
prajurit yang masih hidup dan mulailah ia terkenal sebagai bidadari berlampu yang
menolong di gelap gulita. Banyak nyawa tertolong yang seharusnya sudah
meninggal.
Selama perang Krimea, Florence Nightingale mendapatkan nama "Bidadari
Berlampu". Pada tahun 1857 Henry Longfellow, seorang penyair AS, menulis puisi
tentang Florence Nightingale berjudul "Santa Filomena", yang melukiskan bagaimana
ia menjaga prajurit-prajurit di rumah sakit tentara pada malam hari, sendirian, dengan
membawa lampu.
9
Pulang ke Inggris
Florence Nightingale kembali ke Inggris sebagai pahlawan pada tanggal 7
Agustus 1857, semua orang tahu siapa Florence Nightingale dan apa yang ia lakukan
ketika ia berada di medan pertempuran Krimea, dan menurut BBC, ia merupakan
salah satu tokoh yang paling terkenal setelah Ratu Victoria sendiri. Nightingale
pindah dari rumah keluarganya di Middle Claydon, Buckinghamshire, ke Burlington
Hotel di Piccadilly. Namun, ia terkena demam, yang disebabkan oleh Bruselosis
("demam Krimea") yang menyerangnya selama perang Krimea.[5] Dia memalangi ibu
dan saudara perempuannya dari kamarnya dan jarang meninggalkannya.
Sebagai respon pada sebuah undangan dari Ratu Victoria - dan meskipun
terdapat keterbatasan kurungan pada ruangannya - Nightingale memainkan peran
utama dalam pendirian Komisi Kerajaan untuk Kesehatan Tentara Inggris, dengan
Sidney Herbert menjadi ketua. Sebagai wanita, Nightingale tidak dapat ditunjuk untuk
Komisi Kerajaan, tetapi ia menulis laporan 1.000 halaman lebih yang termasuk
laporan statistik mendetail, dan ia merupakan alat implementasi rekomendasinya.
Laporan Komisi Kerajaan membuat adanya pemeriksaan tentara militer, dan
didirikannya Sekolah Medis Angkatan Bersenjata dan sistem rekam medik angkatan
bersenjata.
Karier selanjutnya
Ketika ia masih di Turki, pada tanggal 29 November 1855,
publik bertemu untuk memberikan pengakuan pada Florence
Nightingale untuk hasil kerjanya pada perang yang membuat
didirikannya Dana Nightingale untuk pelatihan perawat. Sidney
Herbert menjadi sekretaris honorari dana, dan Adipati Cambridge
menjadi ketua. Sekembalinya Florence ke London, ia diundang oleh tokoh-tokoh
masyarakat. Mereka mendirikan sebuah badan bernama "Dana Nightingale", dimana
Sidney Herbert menjadi Sekertaris Kehormatan dan Adipati Cambridge menjadi
Ketuanya. Badan tersebut berhasil mengumpulkan dana yang besar sekali sejumlah
45.000 sebagai rasa terima kasih orang-orang Inggris karena Florence Nightingale
berhasil menyeamatkan banyak jiwa dari kematian.
10
Florence menggunakan uang itu untuk membangun sebuah sekolah perawat
khusus untuk wanita yang pertama, saat itu bahkan perawat-perawat pria pun jarang
ada yang berpendidikan. Florence berargumen bahwa dengan adanya sekolah
perawat, maka profesi perawat akan menjadi lebih dihargai, ibu-ibu dari keluarga
baik-baik akan mengijinkan anak-anak perempuannya untuk bersekolah di sana dan
masyarakat akan lain sikapnya menghadapi seseorang yang terdidik. Sekolah tersebut
pun didirikan di lingkungan rumah sakit St. Thomas Hospital, London. Dunia
kesehatan pun menyambut baik pembukaan sekolah perawat tersebut.
Saat dibuka pada tanggal 9 Juli 1860 berpuluh-puluh gadis dari kalangan baik-
baik mendaftarkan diri, perjuangan Florence di Semenanjung Krimea telah
menghilangkan gambaran lama tentang perempuan perawat. Dengan didirikannya
sekolah perawat tersebut telah diletakkan dasar baru tentang perawat terdidik dan
dimulailah masa baru dalam dunia perawatan orang sakit. Kini sekolah tersebut
dinamakan Sekolah Perawat dan Kebidanan Florence Nightingale (Florence
Nightingale School of Nursing and Midwifery) dan merupakan bagian dari Akademi
King College London. Sebagai pimpinan sekolah Florence mengatur sekolah itu
dengan sebaik mungkin. Tulisannya mengenai dunia keperawatan dan cara
mengaturnya dijadikan bahan pelajaran di sekolah tersebut.
Saat tiba waktunya anak-anak didik pertama Florence menamatkan
sekolahnya, berpuluh-puluh tenaga pemudi habis diambil oleh rumah sakit sekitar,
padahal rumah sakit yang lain banyak meminta bagian. Perawat lulusan sekolah
Florence pertama kali bekerja pada Rumah Sakit Liverpool Workhouse Infirmary. Ia
juga berkampanye dan menggalang dana untuk rumah sakit Royal Buckinghamshire
di Aylesbury dekat rumah tinggal keluarganya. Dengan perawat-perawat terdidik, era
baru perawatan secara modernpun diterapkan ditempat-tempat tersebut. Dunia
menjadi tergugah dan ingin meniru. Mereka mengirimkan gadis-gadis berbakat untuk
dididik di sekolah tersebut dan sesudah tamat mereka diharuskan mendirikan sekolah
serupa di negerinya masing-masing.
Pada tahun 1882 perawat-perawat yang lulus dari sekolah Florence telah
tumbuh dan mengembangkan pengaruh mereka pada awal-awal pengembangan
profesi keperawatan. Beberapa dari mereka telah diangkat menjadi perawat senior
(matron), termasuk di rumah sakit-rumah sakit London seperti St. Mary's Hospital,
11
Westminster Hospital, St Marylebone Workhouse Infirmary dan the Hospital for
Incurables (Putney); dan diseluruh Inggris, seperti: Royal Victoria Hospital, Netley;
Edinburgh Royal Infirmary; Cumberland Infirmary; Liverpool Royal Infirmary dan
juga di Sydney Hospital, di New South Wales, Australia. Orang sakit menjadi pihak
yang paling beruntung di sini, disamping mereka mendapatkan perawatan yang baik
dan memuaskan, angka kematian dapat ditekan serendah mungkin. Buku dan buah
pikiran Florence Nightingale menjadi sangat bermanfaat dalam hal ini.
Pada tahun 1860 Florence menulis buku Catatan tentang Keperawatan
(Notes on Nursing) buku setebal 136 halaman ini menjadi buku acuan pada kurikulum
di sekolah Florence dan sekolah keperawatan lainnya. Buku ini juga menjadi populer
di kalangan orang awam dan terjual jutaan eksemplar di seluruh dunia. Pada tahun
1861 cetakan lanjutan buku ini terbit dengan tambahan bagian tentang perawatan
bayi. Pada tahun 1869, Nightingale dan Elizabeth Blackwell mendirikan Universitas
Medis Wanita.
Pada tahun 1870-an, Linda Richards, "perawat terlatih pertama Amerika",
berkonsultasi dengan Florence Nightingale di Inggris, dan membuat Linda kembali ke
Amerika Serikat dengan pelatihan dan pengetahuan memadai untuk mendirikan
sekolah perawat. Linda Richards menjadi pelopor perawat di Amerika Serikat dan
Jepang. Pada tahun 1883 Florence dianugrahkan medali Palang Merah Kerajaan (The
Royal Red Cross) oleh Ratu Victoria. Pada tahun 1907 pada umurnya yang ke 87
tahun Raja Inggris, di hadapan beratus-ratus undangan menganugerahkan Florence
Nightingale dengan bintang jasa The Order Of Merit dan Florence Nightingale
menjadi wanita pertama yang menerima bintang tanda jasa ini. Pada tahun 1908 ia
dianugrahkan Honorary Freedom of the City dari kota London.
Meninggal dunia
Florence Nightingale meninggal dunia di usia 90 tahun pada tanggal 13
Agustus 1910. Keluarganya menolak untuk memakamkannya di Westminster Abbey,
dan ia dimakamkan di Gereja St. Margaret yang terletak di East Wellow, Hampshire,
Inggris.
12
2.2. Isi Teori Florence Nightingale
Konsep Nightingale menempatkan lingkungan sebagai fokus asuhan
keperawatan dan perhatian di mana perawat tidak perlu memahami seluruh proses
penyakit merupakan upaya awal untuk memisahkan antara profesi keperawatan dan
kedokteran. Nightingale tidak memandang perawat secara sempit yang hanya sibuk
dengan masalah pemberian obat dan pengobatan, tetapi lebih berorientasi pada
pemberian udara, lampu, kenyamanan lingkungan, kebersihan, ketenangan dan nutrisi
yang adekuat ( Nightingale, 1860; Torres, 1986 ). Melalui observasi dan pengumpulan
data, Nightingale menghubungkan antara status kesehatan klien dengan faktor
lingkungan dan, sebagai hasil, yang menimbulkan perbaikan kondisi higiene dan
sanitasi selama perang Crimean.
Torres mencatat ( 1986 ) mencatat bahwa Nightingale memberikan konsep dan
penawaran yang dapat divalidasi dan digunakan untuk menjalankan praktik
keperawatan. Nightingale dalam teori deskripsinya memberikan cara berpikir tentang
keperawatan dan kerangka rujukan yang berfokus pada klien dan lingkungannya
( Torres, 1986). Surat Nightingale dan tulisannya tangannya menuntun perawat untuk
bekerja atas nama klien. Prinsipnya mencakup bidang pelayanan, penelitian, dan
pendidikan.Hal paling penting adalah konsep dan prinsip yang membentuk dan
melingkupi praktik keperawatan (marriner – tomey, 1994). Nightingale berpikir dan
menggunakan proses keperawatan. Ia mencatat bahwa observasi [pengkajian]... bukan
demi berbagai informasi atau fakta yang mencurigakan, tetapi demi penyelamatan
hidup dan meningkatkan kesehatan dan keamanan."
2.3. Konsep Model Florence Nightingale
Gambaran model konsep keperawatan Florence Nightingale:
a. Definisi keperawatan adalah profesi dengan tujuan menemukan dan menggunakan
hukum alam dalam pembangunan kesehatan dan pelayanan kesehatan. Ningtingale
menegaskan bahwa keperawatan adalah. Ilmu dan kiat yang memerlukan pendidikan
formal untuk merawat orang yang sakit.
b. Tujuan tindakan keperawatan adalah memelihara, mencegah infeksi, dan cedera,
memulihkan dari sakit, melakukan pendidikan kesehatan serta mengendalikan
lingkungan
13
c. Alasan tindakan keperawatan yakni menempatkan manusia pada kondisi yang
terbaik secara alami untuk menyembuhkan atau meningkatkan kesehatan serta
mencegah penyakit dan luka.
d. Konsep individu adalah merupakan kesatuan fisik, intelektual, emosional, sosial,
dan spiritual yang lengkap dan berpotensi.
e. Konsep sehat adalah keadaan bebas dari penyakit dan dapat menggunakan
kekuatannya secara penuh.
f. Konsep lingkungan adalah bagian eksternal yang mempengaruhi kesehatan dan
sakitnya seseorang.
Deskripsi Konsep Sentral
1. Manusia
Manusia terdiri dari komponen fisik, intelektual, emosional, sosial dan
spiritual. Walaupun memang lebih terfokus pada aspek fisik tetapi tetap saja ide yang
dikemukakan Nightingale tentang seseorang yang sedang sakit mempunyai semangat
hidup yang lebih besar daripada mereka yang sehat, sebenarnya terkait dengan
dimensi psikologik dari manusia
2. Lingkungan
Lingkungan menurut Nightingale merujuk pada lingkungan fisik eksternal
yang mempengaruhi proses penyembuhan dan kesehatan yang meliputi lima
komponen lingkungan terpenting dalam mempertahankan kesehatan individu yang
meliputi :
1. udara bersih,
2. air yang bersih,
3. pemeliharaan yang efisien
14
4. kebersihan
5. penerangan/pencahayaan
Nightingale lebih menekankan pada lingkungan fisik daripada lingkungan
sosial dan psikologis yang dieksplor secara lebih terperinci. Penekanannya terhadap
lingkungan sangat jelas melalui pernyataannnya bahwa jika ingin meramalkan
masalah kesehatan, maka yang harus dilakukan adalah mengkaji keadaan rumah,
kondisi dan cara hidup seseorang daripada mengkaji fisik/tubuhnya.
Aspek lingkungan yang diutamakan Nightingale dalam merawat klien adalah
ventilasi yang cukup bagi klien. Ia berkeyakinan bahwa ketersediaan udara segar
secara terus-menerus merupakan prinsip utama dalam perawatan. Oleh sebab itu,
setiap perawat harus menjaga udara yang harus dihirup klien tetap bersih , sebersih
udara luar tanpa harus membuatnya kedinginan.
Komponen lain yang tidak kalah penting dalam perawatan klien adalah cahaya
matahari. Nightingale yakin sinar matahari dapat memberi manfaat yang besar bagi
kesehatan klien. Karenanya, perawat juga perlu membawa klien berjalan-jalan keluar
untuk merasakan sinar matahari selama tidak terdapat kontraindikasi.
Fokus perawatan klien menurut Nightingale adalah pada kebersihan. Ia
berpendapat, kondisi kesehatan klien sangat dipengaruhi oleh tingkat kebersihan, baik
kebersihan klien, perawat maupun lingkungan. Selain kelima komponen lingkungan
diatas, seorang perawat juga harus memperhatikan kehangatan, ketenangan, dan
makanan klien.
Asumsi utama teori Nightingale Nightingale adalah mendefenisikan kesehatan
sebagai kondisi sejahtera dan mampu memanfaatkan setiap daya yang dimiliki hingga
batas maksimal, sedangkan penyakit merupakan proses perbaikan yang dilakukan
tubuh untuk membebaskan diri dari gangguan yang dialami sehingga individu dapat
kembali sehat. Prinsip perawatan adalah menjaga agar proses reparatif ini tidak
terganggu dan tiak menyediakan kondisi yang optimal untuk proses tersebut. Untuk
mencapai kondisi kesehatan, perawat harus menggunakan nalarnya, disertai
ketekunan dan observasi. Dengan demikian, kesehatan dapat dipelihara melalui upaya
pencegahan penyakit melalui faktor kesehatan lingkungan. Ia menyebut hal ini
sebagai health nursing dan membedakannya dengan proper nursing yang berarti
merawat klien yang sakit hingga ia dapat bertahan atau setidaknya menjadi lebih baik
hingga saat kematiannya. Menurut Nightingale, lingkungan adalah tatanan eksternal
15
yang memengaruhi sakit dan sehatnya seseorang, termasuk disini makanan klien dan
interaksi perawat dengan klien. Jika seseorang ingin sehat, perawat, alam, dan orang
yang bersangkutan harus bekerja sama agar proses reparatif dapat berjalan.
Hubungan ketiga komponen tersebut dapat digambarkan sebagai berikut:
Teori Nigtingale, keperawatan modern (modern nursing), merupakan langkah
awal dalam formalisasi dan pengembangan ilmu keperawatan selanjutnya. Ia telah
meletakkan suatu pijakan bagi pengembangan teori keperawatn sesudahnya. Didasari
atau tidak, Nightingale telah member pedoman umum bagi perawat dalam merawat
klien.Prinsip-prinsip dasar perbaikan lingkungan dan penanganan psikologis terhadap
klien dapat diterapkan dengan modifikasi dalam banyak tatanan perawatan
kontemporer.Ide-ide Nightingale telah mendorong pemikiran produktif bagi perawat
dan profesi keperawatan.
3. Kesehatan
Nightingale mendefinisikan kesehatan sebagai merasa sehat dan menggunakan
semaksimal mungkin setiap kekuatan yang dimiliki yang merupakan proses aditif,
yaitu hasil kombinasi dari faktor lingkungan, fisik, dan psikologis. Terutama faktor
lingkungan meliputi :
1. Kebersihan
2. Minuman
3. Nutrisi
4. Kelembaban
5. Jalan udara
16
6. Saluran air
Yang mempengaruhi kesehatan menurut Nightingale keadaan sehat dapat dicapai
melalui pendidikan dan perbaikan kondisi lingkungan. Penyakit merupakan proses
perbaikan, tubuh berusaha untuk memperbaiki masalah. Juga merupakan suatu
kesempatan untuk meningkatkan pandangan spiritual. Oleh karena itu Nightingale
sangat menekankan bahwa kesehatan tidak hanya berorientasi dalam lingkungan
rumah sakit tetapi juga komunitas.
4. Keperawatan
Nightingale memandang keperawatan sebagai ilmu kesehatan dan
menguraikan keperawatan sebagai mengarahkan terhadap peningkatan dan
pengelolaan lingkungan fisik sehingga alam akan menyembuhkan pasien. Oleh karena
itu, kegiatan keperawatan termasuk memberikan pendidikan tentang kebersihan di
rumah tangga dan lingkungan untuk membantu wanita menciptakan atau membuat
lingkungan sehat bagi keluarganya dan komunitas yag pada dasarnya bertujuan untuk
mencegah penyakit.
Konsep Florence Nightingale, pasien dipandang dalam kontek lingkungan
secara keseluruhan, terdiri dari lingkungan fisik, lingkungan psikologis dan
lingkungan sosial.
1. Lingkungan fisik (physical enviroment)
Merupakan lingkungan dasar/alami yang berhubungan dengan ventilasi dan
udara. Faktor tersebut mempunyai efek terhadap lingkungan fisik yang bersih yang
selalu akan mempengaruhi pasien dimanapun dia berada didalam ruangan harus bebas
dari debu, asap, bau-bauan.
Tempat tidur pasien harus bersih, ruangan hangat, udara bersih, tidak lembab,
bebas dari bau-bauan. Lingkungan dibuat sedemikian rupa sehingga memudahkan
perawatan baik bagi orang lain maupun dirinya sendiri. Luas, tinggi penempatan
tempat tidur harus memberikan memberikan keleluasaan pasien untuk beraktifitas.
Tempat tidur harus mendapatkan penerangan yang cukup, jauh dari kebisingan dan
bau limbah. Posiis pasien ditempat tidur harus diatur sedemikian rupa supaya
mendapat ventilasi.
17
2. Lingkungan psikologi (psychologi enviroment)
Florence Nightingale melihat bahwa kondisi lingkungan yang negatif dapat
menyebabkan stress fsiik dan berpengaruh buruk terhadap emosi pasien. Oleh karena
itu ditekankan kepada pasien menjaga rangsangan fisiknya. Mendapatkan sinar
matahari, makanan yang menarik dan aktivitas manual dapat merangsanag semua
faktor untuk membantu pasien dalam mempertahankan emosinya.
Komunikasi dengan p[asien dipandang dalam suatu konteks lingkungan secara
menyeluruh, komunikasi jangan dilakukan secara terburu-buru atau terputus-putus.
Komunikasi tentang pasien yang dilakukan dokter dan keluarganya sebaiknya
dilakukan dilingkungan pasien dan kurang baik bila dilakukan diluar lingkungan
pasien atau jauh dari pendengaran pasien. Tidak boleh memberikan harapan yang
terlalu lebih, menasehati yang berlebihan tentang kondisi penyakitnya.
Selain itu membicarkan kondisi-kondisi lingkungan dimana dia berada atau cerita hal-
hal yang menyenangkan dan para pengunjung yang baik dapat memberikan rasa
nyaman.
3. Lingkungan sosial (social environment)
Observasi dari lingkungan sosial terutama hubungan yang spesifik, kumpulan
data-data yang spesifik dihubungkan dengan keadaan penyakit, sangat penting untuk
pencegahan penyakit. Dengan demikian setiap perawat harus menggunakan
kemampuan observasi dalam hubungan dengan kasus-kasus secara spesifik lebih dari
sekedar data-data yang ditunjukkan pasien pada umumnya.
Seperti juga hubungan komuniti dengan lingkungan sosial dugaannya selalu
dibicarakan dalam hubungna individu paien yaitu lingkungan pasien secara
menyeluruh tidak hanya meliputi lingkungan rumah atau lingkungan rumah sakit
tetapi juga keseluruhan komunitas yang berpengaruh terhadap lingkungan secara
khusus.
Hubungan teori Florence Nightingale dengan beberapa konsep
1. Hubungan teori Florence Nightingale dengan konsep keperawatan :
a. Individu / manusia
Memiliki kemampuan besar untuk perbaikan kondisinya dalam
menghadapi penyakit
18
b. Keperawatan
Bertujuan membawa / mengantar individu pada kondisi terbaik untuk
dapat melakukan kegiatan melalui upaya dasar untuk mempengaruhi
lingkungan.
c. Sehat / sakit
Fokus pada perbaikan untuk sehat.
d. Masyarakaat / lingkungan
Melibatkan kondisi eksternal yang mempengaruhi kehidupan dan
Perkembangan individu, fokus pada ventilasi, suhu, bau, suara dan cahaya.
2. Hubungan teori Florence Nightingale dengan proses keperawatan
a. Pengkajian / pengumpulan data
Data pengkajian Florence Nightingale lebih menitik beratkan pada kondisi
lingkungan (lingkungan fisik, psikhis dan sosial).
b. Analisa data
Data dikelompokkan berdasarkan lingkungan fisik, sosial dan mental yang
berkaitan dengan kondisi klien yang berhubungan dengan lingkungan
keseluruhan.
c. Masalah
Difokuskan pada hubungan individu dengan lingkungan misalnya :
1. Kurangnya informasi tentang kebersihan lingkungan
2. Ventilasi
3. Pembuangan sampah
4. Pencemaran lingkungan
5. Komunikasi sosial, dll Diagnosa keperawatan
Berbagai masalah klien yang berhubungan dengan lingkungan antara lain :
1. Faktor lingkungan yang berpengaruh terhadap efektivitas asuhan.
2. Penyesuaian terhadap lingkungan.
3. Pengaruh stressor lingkungan terhadap efektivitas asuhan.
e. Inplementasi
Upaya dasar merubah / mempengaruhi lingkungan yang
memungkinkan terciptanya kondisi lingkungan yang baik yang
mempengaruhi kehidupan, perrtumbuhan dan perkembangan individu.
f. Evaluasi
19
g. Mengobservasi dampak perubahan lingkungan terhadap kesehatan
individu.
3. Hubungan teori Florence Nightingale dengan teori-teori lain :
a. Teori adaptasi
Adaptasi menunjukkan penyesuaian diri terhadap kekuatan yang
melawannya. Kekuatan dipandang dalam konteks lingkungan menyeluruh
yang ada pada dirinya sendiri. Berrhasil tidaknya respon adapatsi seseorang
dapat dilihat dengan tinjauan lingkungan yang dijelaskan Florence
Nightingale.
Kemampuan diri sendiri yang alami dapat bertindak sebagai pengaruh
dari lingkungannya berperanpenting pada setiap individu dalam berespon
adaptif atau mal adaptif.
b. Teori kebutuhan
Menurut Maslow pada dasarnya mengakui pada penekanan teori
Florence Nightingale, sebagai contoh kebutuhan oksigen dapat dipandang
sebagai udara segar, ventilasi dan kebutuhanlingkungan yang aman
berhubungan dengan saluran yang baik dan air yang bersih. Teori kebutuhan
menekankan bagaimana hubungan kebutuhan yang berhubungan dengan
kemampuan manusia dalam mempertahankan hidupnya.
c. Teori stress
Stress meliputi suatu ancaman atau suatu perubahan dalam lingkungan,
yang harus ditangani. Stress dapat positip atau negatip tergantung pada hasil
akhir. Stress dapat mendorong individu untuk mengambil tindakan positip
dalam mencapai keinginan atau kebutuhan. Stress juga dapat menyebabkan
kelelahan jika stress begitu kuat sehingga individu tidak dapat mengatasi.
Florence Nightingale, menekankan penempatan pasien dalamlingkungan yang
optimum sehingga akan menimumkan efek stressor, misalnya tempat yang
gaduh, membangunkan pasien dengan tiba-tiba, ,semuanya itu dipandang
sebagai suatu stressor yang negatif. Jumlah dan lamanya stressor juga
mempunyai pengaruh kuat pada kemampuan koping individu.
20
2.4. Dalil Al-Qur’an yang Berhubungan dengan Teori Florence
Nightingale
21
BAB III
PENUTUP
3.1.Kesimpulan
Florence Nightingale “Ibu dari keperawatan modern” merupakan salah satu
pendiri yang meletakan dasar-dasar teoti keperawatan yang melalui model konsep dan
teori keperawatan yaitu dengan mengidentifikasi peran perawat menemukan
kebutuhan dasar manusia pada klien serta pentingnya pengaruh lingkungan di dalam
perawatan orang yang sakit yang dikenal dengan teori lingkunganya.
Selain itu Florence Nightingale juga membuat standar pada pendidikan
keperawatan serta standar pelaksanaan asuhan keperawatan yang efesien.
3.2..Saran
Florence nigtingale merupakan seorang perawat yang perlu ditiru dalam
proses keperawatan dan proses penyembuhan penyakit. Dia merupakan lady with the
lamp bagi pasien yang sakit. Maka kita sebagai perawat hasuslah sebagi penerang
bagi pasien yang kita rawat. Marilah kita sebagai perawat berusaha untuk
meringankan penderitaan pasien yang kita rawat. Rawatlah pasien seperti kita
merawat orang yang paling kita sayang. Agar pasien merasa nyaman pada saat sakit
bukan menderita lagi. Jangan pantang menyerah dan berputus asa dalam merawat
pasien. Menjadi perawat bukanlah pekerjaan yang mudah, tetapi kalau kita tidak
mencoba kita tidak akan pernah bisa. Di dunia ini tidak ada yang tidak mungkin kalau
kita mempunyai tekad untuk melakukannya dengan gigih dan rajin.
22
DAFTAR PUSTAKA
1. Hutahaean, Serri. 2010. Konsep Dan Dokumentasi Proses Keperawatan. Jakarta:Trans Info Media.
2. Marriner-Tomey & Alligod 2006. Nurshing theorists and their works. 6 th Ed.St.Louis:Mosby Elsevier.
3. Dinarti, dkk. 2009. Dokumentasi Keperawatan. Jakarta: Trans Info Media.
4. Asmadi. 2008. Konsep Dasar Keperawatan. Jakarta: EGC
5. Potter dan Perry. 2005. Buku Ajar Fundamental Keperawatan, Konsep, Proses & Praktik. Jakarta: EGC
LAMPIRAN DAFTAR KONSULTASI DENGAN PEMBIMBING
23
Tanggal Nama Hasil Konsultasi TTD
12 - 10 - 2013 1. Avisha Nurbastian
2. Farizah Trifawira
3. Leli Rezky Dwi O
Lebih menekankan
pada gambaran &
konsep lingkungan
21 - 10 - 2013 1. Avisha Nurbastian
2. Farizah Trifawira
3. Leli Rezky Dwi O
Menambahkan
gambaran dari teori
22 - 10 - 2013 1. Avisha Nurbastian
2. Farizah Trifawira
3. Leli Rezky Dwi O
ACC
LAMPIRAN DISKUSI KELAS
24
NO NAMA PERTANYAAN HASIL DISKUSI
1 Siti Maysyaroh Kenapa anak kardus tidak
pernah sakit sedangkan anak
orang kaya sering sakit?
Padahal tingkat kebersihannya
lebih bersih orang kaya!
Sebenarnya anak kardus itu
juga berpotensi memiliki
penyakit. Namun, tingkat
kepekaannya merasakan
penyakit lebih tinggi anak
orang kaya. Sehingga,
sebenarnya anak kardus juga
pernah sakit tetapi tidak
dirasakan.
2 Rahma Nur
Azizah
Berapa besar pengaruh
lingkungan terhadap
kehidupan manusia?
Lingkungan sangat
berpengaruh penting pada
kehidupan manusia, terutama
lingkungan fisik,psikis dan
sosial semua lingkungan
tersebut sangat berpengaruh
pada kesehatan manusia
3 Ismatika Pengertian konsep
lingkungan reparatif
Konsep lingkungan yang
menuju kea rah yang lebih
baik lagi.
4 Rizal
Khomarul
Iman
Apa contoh tindakan hukum
alam?
Contoh tindakan hukum alam
dalam teori Florence
Nightingale adalah
keterkaitan segala kehidupan
dengan lingkungan
disekitarnya. Lingkungan
menurut Florence
Nightingale berperan penting
pada kesehatan manusia.
25