ref teori.docx

39
BAB I PENDAHULUAN 1.1.Latar Belakang Ilmu keperawatan adalah rangkaian teori dan praktek yang bertujuan dalam peningkatan kualitas pelayanan pada klien. Mendalami ilmu dan mempelajarinya berarti membekali diri dalam rangka memperkaya khasanah keilmuan tentang Keperawatan, sehingga bisa dianalisis, dibuktikan dan dikembangkan dengan ilmu kesehatan secara umum maupun secara khusus (ilmu keperawatan). Integritas seorang perawat memerlukan usaha dan pengorbanan yaitu dengan cara mempelajari ilmu keperawatan dan mempraktekannya. Keperawatan dikatakan sebuah profesi karena semua karakteristik profesi semuanya ada dalam diri perawat, yaitu: (1) body of knowledge (tubuh pengetahuan), 2) penggunaan riset sebagai dasar pengembangan keperawatan, (3) adanya pendidikan tinggi. Untuk memantapkan diri menjadi sebuah profesi yang kuat maka perlu mengkokohkan dasar keilmuan/sains, didukung oleh bangunan etika dan moral yang tersandar, dan dilingkupi oleh jaminan hukum yang pasti. Oleh karena itu, bangunan keilmuan sains keperawatan harus selalu dikembangkan. Menurut Florence, keperawatan adalah profesi dengan tujuan menemukan dan menggunakan hukum alam dalam pembangunan kesehatan dan pelayanan kesehatan. Ninghtingale menegaskan bahwa keperawatan adalah ilmu dan 1

Transcript of ref teori.docx

Page 1: ref teori.docx

BAB I

PENDAHULUAN

1.1.Latar Belakang

Ilmu keperawatan adalah rangkaian teori dan praktek yang bertujuan dalam

peningkatan kualitas pelayanan pada klien. Mendalami ilmu dan mempelajarinya

berarti membekali diri dalam rangka memperkaya khasanah keilmuan tentang

Keperawatan, sehingga bisa dianalisis, dibuktikan dan dikembangkan dengan ilmu

kesehatan secara umum maupun secara khusus (ilmu keperawatan). Integritas

seorang perawat memerlukan usaha dan pengorbanan yaitu dengan cara mempelajari

ilmu keperawatan dan mempraktekannya.

Keperawatan dikatakan sebuah profesi karena semua karakteristik profesi

semuanya ada dalam diri perawat, yaitu: (1) body of knowledge (tubuh pengetahuan),

2) penggunaan riset sebagai dasar pengembangan keperawatan, (3) adanya pendidikan

tinggi. Untuk memantapkan diri menjadi sebuah profesi yang kuat maka perlu

mengkokohkan dasar keilmuan/sains, didukung oleh bangunan etika dan moral yang

tersandar, dan dilingkupi oleh jaminan hukum yang pasti. Oleh karena itu, bangunan

keilmuan sains keperawatan harus selalu dikembangkan.

Menurut Florence, keperawatan adalah profesi dengan tujuan menemukan dan

menggunakan hukum alam dalam pembangunan kesehatan dan pelayanan kesehatan.

Ninghtingale menegaskan bahwa keperawatan adalah ilmu dan kiat yang memerlukan

pendidikan formal untuk merawat orang yang sakit. Tujuan tindakan keperawatan

adalah memelihara, mencegah infeksi dan cedera, memulihkan dari sakit, melakukan

pendidikan kesehatan serta mengendalikan lingkungan. Alasan tindakan keperawatan

yakni menempatkan manusia pada kondisi yang terbaik secara alami untuk

menyembuhkan atau meningkatkan kesehatan serta mencegah penyakit dan luka.

Konsep individu merupakan kesatuan fisik, intelektual, emosional, sosial, dan

spiritual yang lengkap dan berpotensi. Konsep sehat adalah keadaan bebas dari

penyakit dan dapat menggunakan kekuatannya secara penuh. Konsep lingkungan

adalah bagian eksternal yang mempengaruhi kesehatan dan sakitnya seseorang.

Model keperawatan dapat diaplikasikan dalam kegiatan praktik, penilitian dan

pengajaran, oleh karena itu, model harus diperkenalkan kepada perawat atau calon

perawat guna memperkuat profesi keperawatan khususnya dalam mengoreksi

pemikiran yang salah tentang profesi keperawatan seperti: perawat sebagai pembantu

1

Page 2: ref teori.docx

dokter. Oleh karena itu,model harus diperkenalkan kepeda perawat atau calon perawat

guna memperkuat profesi keperawatan khususnya dalam mengkoreksi pemikiran

yang salah tentang profesi keperawatan seperti: perawat sebagai pembantu dokter.

1.2.Rumusan Masalah

Dari pembahasan di atas kita dapat merumuskan beberapa masalah, diantaranya:

1.    Bagaimana Biografi Florence Nightingale?

2.    Bagaimana Konsep model teori Florence Nightingale?

3.    Gambaran skema teori Florence Nightingale?

1.3.Tujuan

Tujuan yang ingin dicapai dalam penyusunan makalah ini ialah :

1.    Mampu menjelaskan biografi dari Florence Nightingale

2.    Mampu menjelaskan konsep model dari teori Florence Nightingale

3.    Mampu menjelaskan gambaran skema dari Florence Nightingale

2

Page 3: ref teori.docx

BAB II

TINJAUAN TEORI

2.1. Biografi Florence Nightingale

Florence Nightingale (lahir di Florence, Italia, 12

Mei 1820 – meninggal di London, Inggris, 13 Agustus 1910

pada umur 90 tahun). Ia adalah pelopor perawat modern,

penulis dan ahli statistik. Ia dikenal dengan nama Bidadari

Berlampu (The Lady With The Lamp) atas jasanya yang

tanpa kenal takut mengumpulkan korban perang pada

perang Krimea, di semenanjung Krimea, Rusia.

Florence Nightingale menghidupkan kembali konsep

penjagaan kebersihan rumah sakit dan kiat-kiat perawat. Ia memberikan penekanan

kepada pemerhatian teliti terhadap keperluan pasien dan penyusunan laporan mendetil

menggunakan statistik sebagai argumentasi perubahan ke arah yang lebih baik pada

bidang keperawatan di hadapan pemerintahan Inggris.

Florence Nightingale Masa kecil

Semasa kecilnya ia tinggal di Lea Hurst, sebuah rumah besar dan mewah

milik ayahnya, William Nightingale yang merupakan seorang tuan tanah kaya di

Derbyshire, London, Inggris. Sementara ibunya adalah keturunan ningrat dan

keluarga Nightingale adalah keluarga terpandang. Florence Nightingale memiliki

seorang saudara perempuan bernama Parthenope.

Pada masa remaja mulai terlihat perilaku mereka yang kontras dan Parthenope

hidup sesuai dengan martabatnya sebagai putri seorang tuan tanah. Pada masa itu

wanita ningrat, kaya, dan berpendidikan aktivitasnya cenderung bersenang-senang

saja dan malas, sementara Florence lebih banyak keluar rumah dan membantu warga

sekitar yang membutuhkan.

3

Page 4: ref teori.docx

Perjalanan ke Jerman

Pada tahun 1846 ia mengunjungi Kaiserswerth, Jerman, dan mengenal lebih

jauh tentang rumah sakit modern pionir yang dipelopori oleh Pendeta Theodor

Fliedner dan istrinya dan dikelola oleh biarawati Lutheran (Katolik). Di sana Florence

Nightingale terpesona akan komitmen dan kepedulian yang dipraktekkan oleh para

biarawati kepada pasien. Ia jatuh cinta pada pekerjaan sosial keperawatan, serta

pulang ke Inggris dengan membawa angan-angan tersebut.

Belajar merawat

Florence Nightingale sewaktu masih muda. Pada usia

dewasa Florence yang lebih cantik dari kakaknya, dan

sebagai seorang putri tuan tanah yang kaya, mendapat

banyak lamaran untuk menikah. Namun semua itu ia

tolak, karena Florence merasa "terpanggil" untuk

mengurus hal-hal yang berkaitan dengan kemanusiaan.

Pada tahun 1851, kala menginjak usia 31 tahun, ia dilamar oleh Richard

Monckton Milnes seorang penyair dan seorang ningrat (Baron of Houghton), lamaran

inipun ia tolak karena ditahun itu ia sudah membulatkan tekad untuk mengabdikan

dirinya pada dunia keperawatan.

Ditentang oleh keluarga

Keinginan ini ditentang keras oleh ibunya dan kakaknya. Hal ini dikarenakan pada

masa itu di Inggris, perawat adalah pekerjaan hina dan sebuah rumah sakit adalah

tempat yang jorok. Banyak orang memanggil dokter untuk datang ke rumah dan

dirawat di rumah.

Perawat pada masa itu hina karena:

1. Perawat disamakan dengan wanita tuna susila atau "buntut" (keluarga tentara

yang miskin) yang mengikuti kemana tentara pergi.

4

Page 5: ref teori.docx

2. Profesi perawat banyak berhadapan langsung dengan tubuh dalam keadaan

terbuka, sehingga dianggap profesi ini bukan profesi sopan wanita baik-baik

dan banyak pasien memperlakukan wanita tidak berpendidikan yang berada di

rumah sakit dengan tidak senonoh

3. Perawat di Inggris pada masa itu lebih banyak laki-laki daripada perempuan

karena alasan-alasan tersebut di atas.

4. Perawat masa itu lebih sering berfungsi sebagai tukang masak.

Argumentasi Florence bahwa di Jerman perawatan bisa dilakukan dengan baik

tanpa merendahkan profesi perawat patah, karena saat itu di Jerman perawat juga

biarawati Katolik yang sudah disumpah untuk tidak menikah dan hal ini juga secara

langsung melindungi mereka dari perlakuan yang tidak hormat dari pasiennya.

Walaupun ayahnya setuju bila Florence membaktikan diri untuk kemanusiaan,

namun ia tidak setuju bila Florence menjadi perawat di rumah sakit. Ia tidak dapat

membayangkan anaknya bekerja di tempat yang menjijikkan. Ia menganjurkan agar

Florence pergi berjalan-jalan keluar negeri untuk menenangkan pikiran. Tetapi

Florence berkeras dan tetap pergi ke Kaiserswerth, Jerman untuk mendapatkan

pelatihan bersama biarawati di sana. Selama empat bulan ia belajar di Kaiserwerth,

Jerman di bawah tekanan dari keluarganya yang takut akan implikasi sosial yang

timbul dari seorang gadis yang menjadi perawat dan latar belakang rumah sakit yang

Katolik sementara keluarga Florence adalah Kristen Protestan. Selain di Jerman,

Florence Nightingale juga pernah bekerja di rumah sakit untuk orang miskin di

Perancis.

Kembali ke Inggris

Pada tanggal 12 Agustus 1853, Nightingale kembali ke London dan mendapat

pekerjaan sebagai pengawas bagian keperawatan di Institute for the Care of Sick

Gentlewomen, sebuah rumah sakit kecil yang terletak di Upper Harley Street, London,

posisi yang ia tekuni hingga bulan Oktober 1854. Ayahnya memberinya 500 per tahun

(setara dengan 25,000 atau Rp. 425 juta pada masa sekarang), sehingga Florence

dapat hidup dengan nyaman dan meniti karirnya. Di sini ia beragumentasi sengit

dengan Komite Rumah Sakit karena mereka menolak pasien yang beragama Katolik.

5

Page 6: ref teori.docx

Florence mengancam akan mengundurkan diri, kecuali bila komite ini mengubah

peraturan tersebut dan memberinya izin tertulis bahwa;

“ rumah sakit akan menerima tidak saja pasien yang beragama Katolik, tetapi

juga Yahudi dan agama lainnya, serta memperbolehkan mereka menerima

kunjungan dari pendeta-pendeta mereka, termasuk rabi, dan ulama untuk

orang Islam ”

Komite Rumah Sakit pun mengubah peraturan tersebut sesuai permintaan Florence.

Perang Krimea

Pada 1854 berkobarlah peperangan di Semenanjung Krimea. Tentara Inggris

bersama tentara Perancis berhadapan dengan tentara Rusia. Banyak prajurit yang

gugur dalam pertempuran, namun yang lebih menyedihkan lagi adalah tidak adanya

perawatan untuk para prajurit yang sakit dan luka-luka. Keadaan memuncak ketika

seorang wartawan bernama William Russel pergi ke Krimea. Dalam tulisannya untuk

harian TIME ia menuliskan bagaimana prajurit-prajurit yang luka bergelimpangan di

tanah tanpa diberi perawatan sama sekali dan bertanya, "Apakah Inggris tidak

memiliki wanita yang mau mengabdikan dirinya dalam melakukan pekerjaan

kemanusiaan yang mulia ini?".

Hati rakyat Inggris pun tergugah oleh tulisan tersebut. Florence merasa

masanya telah tiba, ia pun menulis surat kepada menteri penerangan saat itu, Sidney

Herbert, untuk menjadi sukarelawan. Pada pertemuan dengan Sidney Herbert

terungkap bahwa Florence adalah satu-satunya wanita yang mendaftarkan diri. Di

Krimea prajurit-prajurit banyak yang mati bukan karena peluru dan bom, namun

karena tidak adanya perawatan, dan perawat pria jumlahnya tidak memadai. Ia

meminta Florence untuk memimpin gadis-gadis sukarelawan dan Florence

menyanggupi.

Pada tanggal 21 Oktober 1854 bersama 38 gadis sukarelawan yang dilatih oleh

Nightingale dan termasuk bibinya Mai Smith, berangkat ke Turki menumpang sebuah

kapal. Pada tanggal November 1854 mereka mendarat di sebuah rumah sakit pinggir

pantai di Scutari. Saat tiba di sana kenyataan yang mereka hadapi lebih mengerikan

6

Page 7: ref teori.docx

dari apa yang mereka bayangkan. Beberapa gadis sukarelawan terguncang jiwanya

dan tidak dapat langsung bekerja karena cemas, semua ruangan penuh sesak dengan

prajurit-prajurit yang terluka, dan beratus-ratus prajurit bergelimpangan di halaman

luar tanpa tempat berteduh dan tanpa ada yang merawat. Dokter-dokter bekerja cepat

pada saat pembedahan, mereka memotong tangan, kaki, dan mengamputasi apa saja

yang membahayakan hidup pemilik, potongan-potongan tubuh tersebut ditumpuk

begitu saja diluar jendela dan tidak ada tenaga untuk membuangnya jauh-jauh ke

tempat lain. Bekas tangan dan kaki yang berlumuran darah menggunung menjadi satu

dan mengeluarkan bau tak sedap.

Florence diajak mengelilingi rumah sakit oleh Mayor Prince, dokter kepala

rumah sakit tersebut dan menyanggupi untuk membantu. Florence melakukan

perubahan-perubahan penting. Ia mengatur tempat-tempat tidur para penderita di

dalam rumah sakit, dan menyusun tempat para penderita yang bergelimpangan di luar

rumah sakit. Ia mengusahakan agar penderita yang berada di luar paling tidak

bernaung di bawah pohon dan menugaskan pendirian tenda.

Penjagaan dilakukan secara teliti, perawatan dilakukan dengan cermat :

a. Perban diganti secara berkala.

b. Obat diberikan pada waktunya.

c. Lantai rumah sakit dipel setiap hari.

d. Meja kursi dibersihkan.

e. Baju-baju kotor dicuci dengan mengerahkan tenaga bantuan dari penduduk

setempat.

Akhirnya gunungan potongan tubuh, daging, dan tulang-belulang manusiapun

selesai dibersihkan, mereka dibuang jauh-jauh atau ditanam. Dalam waktu sebulan

rumah sakit sudah berubah sama sekali, walaupun baunya belum hilang seluruhnya

namun jerit dan rintihan prajurit yang luka sudah jauh berkurang. Para perawat

sukarelawan bekerja tanpa kenal lelah hilir-mudik di bawah pengawasan Florence

Nightingale. Ia juga menangani perawat-perawat lain dengan tangan besi, bahkan

mengunci mereka dari luar pada malam hari. Ini dilakukan untuk membuktikan pada

orang tua mereka di tingkat ekonomi menengah, bahwa dengan disiplin yang keras

dan di bawah kepemimpinan kuat seorang wanita, anak-anak mereka bisa dilindungi

7

Page 8: ref teori.docx

dari kemungkinan serangan seksual. Ketakutan akan hal inilah yang membuat ibu-ibu

di Inggris menentang anak perempuan mereka menjadi perawat, dan menyebabkan

rumah sakit di Inggris ketinggalan dibandingkan di benua Eropa lainnya dimana

profesi keperawatan dilakukan oleh biarawati dan biarawati-biarawati ini berada

dibawah pengawasan Biarawati Kepala.

Pada malam hari saat perawat lain beristirahat dan memulihkan diri, Florence

menuliskan pengalamannya dan cita-citanya tentang dunia keperawatan, dan obat-

obatan yang ia ketahui. Namun, kerja keras Florence membersihkan rumah sakit tidak

berpengaruh banyak pada jumlah kematian prajurit, malah sebaliknya, angka

kematian malah meningkat menjadi yang terbanyak dibandingkan rumah sakit lainnya

di daerah tersebut. Pada masa musim dingin pertama Florence berada di sana

sejumlah 4077 prajurit meninggal dirumah sakit tersebut. Sebanyak 10 kali lipat

prajurit malah meninggal karena penyakit seperti; tipes, tifoid, kolera, dan disentri

dibandingkan dengan kematian akibat luka-luka saat perang. Kondisi di rumah sakit

tersebut menjadi sangat fatal karena jumlah pasien melimpah lebih banyak dari yang

mungkin bisa ditampung, hal ini menyebabkan sistem pembuangan limbah dan

ventilasi udara memburuk.

Pada bulan bulan Maret 1855, hampir enam bulan setelah Florence

Nightingale datang, komisi kebersihan Inggris datang dan memperbaiki sistem

pembuangan limbah dan sirkulasi udara, sejak saat itu tingkat kematian menurun

drastis. Namun Florence tetap percaya saat itu bahwa tingkat kematian disebabkan

oleh nutrisi yang kurang dari suplai makanan dan beratnya beban pekerjaan tentara.

Pemikiran ini baru berubah saat Florence kembali ke Inggris dan mengumpulkan

bukti dihadapan Komisi Kerajaan untuk Kesehatan Tentara Inggris (Royal

Commission on the Health of the Army), akhirnya ia diyakinkan bahwa saat itu para

prajurit di rumah sakit meninggal akibat kondisi rumah sakit yang kotor dan

memprihatinkan.

Hal ini berpengaruh pada karirnya di kemudian hari dimana ia gigih

mengkampanyekan kebersihan lingkungan sebagai hal yang utama. Kampanye ini

berhasil dinilai dari turunnya angka kematian prajurit pada saat damai (tidak sedang

berperang) dan menunjukkan betapa pentingnya disain sistem pembuangan limbah

dan ventilasi udara sebuah rumah sakit.

8

Page 9: ref teori.docx

Bidadari berlampu

Pada suatu kali, saat pertempuran dahsyat di luar kota

telah berlalu, seorang bintara datang dan melapor pada

Florence bahwa dari kedua belah pihak korban yang

berjatuhan banyak sekali. Florence menanti rombongan

pertama, namun ternyata jumlahnya sedikit, ia bertanya pada

bintara tersebut apa yang terjadi dengan korban lainnya.

Bintara tersebut mengatakan bahwa korban selanjutnya harus

menunggu sampai besok karena sudah terlanjur gelap. Florence memaksa bintara

tersebut untuk mengantarnya ke bekas medan pertempuran untuk mengumpulkan

korban yang masih bisa diselamatkan karena bila mereka menunggu hingga esok hari

korban-korban tersebut bisa mati kehabisan darah.

Saat bintara tersebut terlihat enggan, Florence mengancam akan

melaporkannya kepada Mayor Prince. Berangkatlah mereka berenam ke bekas medan

pertempuran, semuanya pria, hanya Florence satu-satunya wanita. Florence dengan

berbekal lentera membalik dan memeriksa tubuh-tubuh yang bergelimpangan,

membawa siapa saja yang masih hidup dan masih bisa diselamatkan, termasuk

prajurit Rusia.

Malam itu mereka kembali dengan membawa lima belas prajurit, dua belas

prajurit Inggris dan tiga prajurit Rusia. Semenjak saat itu setiap terjadi pertempuran,

pada malam harinya Florence berkeliling dengan lampu untuk mencari prajurit-

prajurit yang masih hidup dan mulailah ia terkenal sebagai bidadari berlampu yang

menolong di gelap gulita. Banyak nyawa tertolong yang seharusnya sudah

meninggal.

Selama perang Krimea, Florence Nightingale mendapatkan nama "Bidadari

Berlampu". Pada tahun 1857 Henry Longfellow, seorang penyair AS, menulis puisi

tentang Florence Nightingale berjudul "Santa Filomena", yang melukiskan bagaimana

ia menjaga prajurit-prajurit di rumah sakit tentara pada malam hari, sendirian, dengan

membawa lampu.

9

Page 10: ref teori.docx

Pulang ke Inggris

Florence Nightingale kembali ke Inggris sebagai pahlawan pada tanggal 7

Agustus 1857, semua orang tahu siapa Florence Nightingale dan apa yang ia lakukan

ketika ia berada di medan pertempuran Krimea, dan menurut BBC, ia merupakan

salah satu tokoh yang paling terkenal setelah Ratu Victoria sendiri. Nightingale

pindah dari rumah keluarganya di Middle Claydon, Buckinghamshire, ke Burlington

Hotel di Piccadilly. Namun, ia terkena demam, yang disebabkan oleh Bruselosis

("demam Krimea") yang menyerangnya selama perang Krimea.[5] Dia memalangi ibu

dan saudara perempuannya dari kamarnya dan jarang meninggalkannya.

Sebagai respon pada sebuah undangan dari Ratu Victoria - dan meskipun

terdapat keterbatasan kurungan pada ruangannya - Nightingale memainkan peran

utama dalam pendirian Komisi Kerajaan untuk Kesehatan Tentara Inggris, dengan

Sidney Herbert menjadi ketua. Sebagai wanita, Nightingale tidak dapat ditunjuk untuk

Komisi Kerajaan, tetapi ia menulis laporan 1.000 halaman lebih yang termasuk

laporan statistik mendetail, dan ia merupakan alat implementasi rekomendasinya.

Laporan Komisi Kerajaan membuat adanya pemeriksaan tentara militer, dan

didirikannya Sekolah Medis Angkatan Bersenjata dan sistem rekam medik angkatan

bersenjata.

Karier selanjutnya

Ketika ia masih di Turki, pada tanggal 29 November 1855,

publik bertemu untuk memberikan pengakuan pada Florence

Nightingale untuk hasil kerjanya pada perang yang membuat

didirikannya Dana Nightingale untuk pelatihan perawat. Sidney

Herbert menjadi sekretaris honorari dana, dan Adipati Cambridge

menjadi ketua. Sekembalinya Florence ke London, ia diundang oleh tokoh-tokoh

masyarakat. Mereka mendirikan sebuah badan bernama "Dana Nightingale", dimana

Sidney Herbert menjadi Sekertaris Kehormatan dan Adipati Cambridge menjadi

Ketuanya. Badan tersebut berhasil mengumpulkan dana yang besar sekali sejumlah

45.000 sebagai rasa terima kasih orang-orang Inggris karena Florence Nightingale

berhasil menyeamatkan banyak jiwa dari kematian.

10

Page 11: ref teori.docx

Florence menggunakan uang itu untuk membangun sebuah sekolah perawat

khusus untuk wanita yang pertama, saat itu bahkan perawat-perawat pria pun jarang

ada yang berpendidikan. Florence berargumen bahwa dengan adanya sekolah

perawat, maka profesi perawat akan menjadi lebih dihargai, ibu-ibu dari keluarga

baik-baik akan mengijinkan anak-anak perempuannya untuk bersekolah di sana dan

masyarakat akan lain sikapnya menghadapi seseorang yang terdidik. Sekolah tersebut

pun didirikan di lingkungan rumah sakit St. Thomas Hospital, London. Dunia

kesehatan pun menyambut baik pembukaan sekolah perawat tersebut.

Saat dibuka pada tanggal 9 Juli 1860 berpuluh-puluh gadis dari kalangan baik-

baik mendaftarkan diri, perjuangan Florence di Semenanjung Krimea telah

menghilangkan gambaran lama tentang perempuan perawat. Dengan didirikannya

sekolah perawat tersebut telah diletakkan dasar baru tentang perawat terdidik dan

dimulailah masa baru dalam dunia perawatan orang sakit. Kini sekolah tersebut

dinamakan Sekolah Perawat dan Kebidanan Florence Nightingale (Florence

Nightingale School of Nursing and Midwifery) dan merupakan bagian dari Akademi

King College London. Sebagai pimpinan sekolah Florence mengatur sekolah itu

dengan sebaik mungkin. Tulisannya mengenai dunia keperawatan dan cara

mengaturnya dijadikan bahan pelajaran di sekolah tersebut.

Saat tiba waktunya anak-anak didik pertama Florence menamatkan

sekolahnya, berpuluh-puluh tenaga pemudi habis diambil oleh rumah sakit sekitar,

padahal rumah sakit yang lain banyak meminta bagian. Perawat lulusan sekolah

Florence pertama kali bekerja pada Rumah Sakit Liverpool Workhouse Infirmary. Ia

juga berkampanye dan menggalang dana untuk rumah sakit Royal Buckinghamshire

di Aylesbury dekat rumah tinggal keluarganya. Dengan perawat-perawat terdidik, era

baru perawatan secara modernpun diterapkan ditempat-tempat tersebut. Dunia

menjadi tergugah dan ingin meniru. Mereka mengirimkan gadis-gadis berbakat untuk

dididik di sekolah tersebut dan sesudah tamat mereka diharuskan mendirikan sekolah

serupa di negerinya masing-masing.

Pada tahun 1882 perawat-perawat yang lulus dari sekolah Florence telah

tumbuh dan mengembangkan pengaruh mereka pada awal-awal pengembangan

profesi keperawatan. Beberapa dari mereka telah diangkat menjadi perawat senior

(matron), termasuk di rumah sakit-rumah sakit London seperti St. Mary's Hospital,

11

Page 12: ref teori.docx

Westminster Hospital, St Marylebone Workhouse Infirmary dan the Hospital for

Incurables (Putney); dan diseluruh Inggris, seperti: Royal Victoria Hospital, Netley;

Edinburgh Royal Infirmary; Cumberland Infirmary; Liverpool Royal Infirmary dan

juga di Sydney Hospital, di New South Wales, Australia. Orang sakit menjadi pihak

yang paling beruntung di sini, disamping mereka mendapatkan perawatan yang baik

dan memuaskan, angka kematian dapat ditekan serendah mungkin. Buku dan buah

pikiran Florence Nightingale menjadi sangat bermanfaat dalam hal ini.

Pada tahun 1860 Florence menulis buku Catatan tentang Keperawatan

(Notes on Nursing) buku setebal 136 halaman ini menjadi buku acuan pada kurikulum

di sekolah Florence dan sekolah keperawatan lainnya. Buku ini juga menjadi populer

di kalangan orang awam dan terjual jutaan eksemplar di seluruh dunia. Pada tahun

1861 cetakan lanjutan buku ini terbit dengan tambahan bagian tentang perawatan

bayi. Pada tahun 1869, Nightingale dan Elizabeth Blackwell mendirikan Universitas

Medis Wanita.

Pada tahun 1870-an, Linda Richards, "perawat terlatih pertama Amerika",

berkonsultasi dengan Florence Nightingale di Inggris, dan membuat Linda kembali ke

Amerika Serikat dengan pelatihan dan pengetahuan memadai untuk mendirikan

sekolah perawat. Linda Richards menjadi pelopor perawat di Amerika Serikat dan

Jepang. Pada tahun 1883 Florence dianugrahkan medali Palang Merah Kerajaan (The

Royal Red Cross) oleh Ratu Victoria. Pada tahun 1907 pada umurnya yang ke 87

tahun Raja Inggris, di hadapan beratus-ratus undangan menganugerahkan Florence

Nightingale dengan bintang jasa The Order Of Merit dan Florence Nightingale

menjadi wanita pertama yang menerima bintang tanda jasa ini. Pada tahun 1908 ia

dianugrahkan Honorary Freedom of the City dari kota London.

Meninggal dunia

Florence Nightingale meninggal dunia di usia 90 tahun pada tanggal 13

Agustus 1910. Keluarganya menolak untuk memakamkannya di Westminster Abbey,

dan ia dimakamkan di Gereja St. Margaret yang terletak di East Wellow, Hampshire,

Inggris.

12

Page 13: ref teori.docx

2.2. Isi Teori Florence Nightingale

Konsep Nightingale menempatkan lingkungan sebagai fokus asuhan

keperawatan dan perhatian di mana perawat tidak perlu memahami seluruh proses

penyakit merupakan upaya awal untuk memisahkan antara profesi keperawatan dan

kedokteran. Nightingale tidak memandang perawat secara sempit yang hanya sibuk

dengan masalah pemberian obat dan pengobatan, tetapi lebih berorientasi pada

pemberian udara, lampu, kenyamanan lingkungan, kebersihan, ketenangan dan nutrisi

yang adekuat ( Nightingale, 1860; Torres, 1986 ). Melalui observasi dan pengumpulan

data, Nightingale menghubungkan antara status kesehatan klien dengan faktor

lingkungan dan, sebagai hasil, yang menimbulkan perbaikan kondisi higiene dan

sanitasi selama perang Crimean. 

Torres mencatat ( 1986 ) mencatat bahwa Nightingale memberikan konsep dan

penawaran yang dapat divalidasi dan digunakan untuk menjalankan praktik

keperawatan. Nightingale dalam teori deskripsinya memberikan cara berpikir tentang

keperawatan dan kerangka rujukan yang berfokus pada klien dan lingkungannya

( Torres, 1986). Surat Nightingale dan tulisannya tangannya menuntun perawat untuk

bekerja atas nama klien. Prinsipnya mencakup bidang pelayanan, penelitian, dan

pendidikan.Hal paling penting adalah konsep dan prinsip yang membentuk dan

melingkupi praktik keperawatan (marriner – tomey, 1994). Nightingale berpikir dan

menggunakan proses keperawatan. Ia mencatat bahwa observasi [pengkajian]... bukan

demi berbagai informasi atau fakta yang mencurigakan, tetapi demi penyelamatan

hidup dan meningkatkan kesehatan dan keamanan."

2.3. Konsep Model Florence Nightingale

Gambaran model konsep keperawatan Florence Nightingale:

a. Definisi keperawatan adalah profesi dengan tujuan menemukan dan menggunakan

hukum alam dalam pembangunan kesehatan dan pelayanan kesehatan. Ningtingale

menegaskan bahwa keperawatan adalah. Ilmu dan kiat yang memerlukan pendidikan

formal untuk merawat orang yang sakit.

b. Tujuan tindakan keperawatan adalah memelihara, mencegah infeksi, dan cedera,

memulihkan dari sakit, melakukan pendidikan kesehatan serta mengendalikan

lingkungan

13

Page 14: ref teori.docx

c. Alasan tindakan keperawatan yakni menempatkan manusia pada kondisi yang

terbaik secara alami untuk menyembuhkan atau meningkatkan kesehatan serta

mencegah penyakit dan luka.

d. Konsep individu adalah merupakan kesatuan fisik, intelektual, emosional, sosial,

dan spiritual yang lengkap dan berpotensi.

e. Konsep sehat adalah keadaan bebas dari penyakit dan dapat menggunakan

kekuatannya secara penuh.

f. Konsep lingkungan adalah bagian eksternal yang mempengaruhi kesehatan dan

sakitnya seseorang.

Deskripsi Konsep Sentral

1. Manusia

Manusia terdiri dari komponen fisik, intelektual, emosional, sosial dan

spiritual. Walaupun memang lebih terfokus pada aspek fisik tetapi tetap saja ide yang

dikemukakan Nightingale tentang seseorang yang sedang sakit mempunyai semangat

hidup yang lebih besar daripada mereka yang sehat, sebenarnya terkait dengan

dimensi psikologik dari manusia

2. Lingkungan

Lingkungan menurut Nightingale merujuk pada lingkungan fisik eksternal

yang mempengaruhi proses penyembuhan dan kesehatan yang meliputi lima

komponen lingkungan terpenting dalam mempertahankan kesehatan individu yang

meliputi :

1. udara bersih,

2. air yang bersih,

3. pemeliharaan yang efisien

14

Page 15: ref teori.docx

4. kebersihan

5. penerangan/pencahayaan

Nightingale lebih menekankan pada lingkungan fisik daripada lingkungan

sosial dan psikologis yang dieksplor secara lebih terperinci. Penekanannya terhadap

lingkungan sangat jelas melalui pernyataannnya bahwa jika ingin meramalkan

masalah kesehatan, maka yang harus dilakukan adalah mengkaji keadaan rumah,

kondisi dan cara hidup seseorang daripada mengkaji fisik/tubuhnya.

Aspek lingkungan yang diutamakan Nightingale dalam merawat klien adalah

ventilasi yang cukup bagi klien. Ia berkeyakinan bahwa ketersediaan udara segar

secara terus-menerus merupakan prinsip utama dalam perawatan. Oleh sebab itu,

setiap perawat harus menjaga udara yang harus dihirup klien tetap bersih , sebersih

udara luar tanpa harus membuatnya kedinginan.

Komponen lain yang tidak kalah penting dalam perawatan klien adalah cahaya

matahari. Nightingale yakin sinar matahari dapat memberi manfaat yang besar bagi

kesehatan klien. Karenanya, perawat juga perlu membawa klien berjalan-jalan keluar

untuk merasakan sinar matahari selama tidak terdapat kontraindikasi.

Fokus perawatan klien menurut Nightingale adalah pada kebersihan. Ia

berpendapat, kondisi kesehatan klien sangat dipengaruhi oleh tingkat kebersihan, baik

kebersihan klien, perawat maupun lingkungan. Selain kelima komponen lingkungan

diatas, seorang perawat juga harus memperhatikan kehangatan, ketenangan, dan

makanan klien.

Asumsi utama teori Nightingale Nightingale adalah mendefenisikan kesehatan

sebagai kondisi sejahtera dan mampu memanfaatkan setiap daya yang dimiliki hingga

batas maksimal, sedangkan penyakit merupakan proses perbaikan yang dilakukan

tubuh untuk membebaskan diri dari gangguan yang dialami sehingga individu dapat

kembali sehat. Prinsip perawatan adalah menjaga agar proses reparatif ini tidak

terganggu dan tiak menyediakan kondisi yang optimal untuk proses tersebut. Untuk

mencapai kondisi kesehatan, perawat harus menggunakan nalarnya, disertai

ketekunan dan observasi. Dengan demikian, kesehatan dapat dipelihara melalui upaya

pencegahan penyakit melalui faktor kesehatan lingkungan. Ia menyebut hal ini

sebagai health nursing dan membedakannya dengan proper nursing yang berarti

merawat klien yang sakit hingga ia dapat bertahan atau setidaknya menjadi lebih baik

hingga saat kematiannya. Menurut Nightingale, lingkungan adalah tatanan eksternal

15

Page 16: ref teori.docx

yang memengaruhi sakit dan sehatnya seseorang, termasuk disini makanan klien dan

interaksi perawat dengan klien. Jika seseorang ingin sehat, perawat, alam, dan orang

yang bersangkutan harus bekerja sama agar proses reparatif dapat berjalan.

Hubungan ketiga komponen tersebut dapat digambarkan sebagai berikut:

Teori Nigtingale, keperawatan modern (modern nursing), merupakan langkah

awal dalam formalisasi dan pengembangan ilmu keperawatan selanjutnya. Ia telah

meletakkan suatu pijakan bagi pengembangan teori keperawatn sesudahnya. Didasari

atau tidak, Nightingale telah member pedoman umum bagi perawat dalam merawat

klien.Prinsip-prinsip dasar perbaikan lingkungan dan penanganan psikologis terhadap

klien dapat diterapkan dengan modifikasi dalam banyak tatanan perawatan

kontemporer.Ide-ide Nightingale telah mendorong pemikiran produktif bagi perawat

dan profesi keperawatan.

3. Kesehatan

Nightingale mendefinisikan kesehatan sebagai merasa sehat dan menggunakan

semaksimal mungkin setiap kekuatan yang dimiliki yang merupakan proses aditif,

yaitu hasil kombinasi dari faktor lingkungan, fisik, dan psikologis. Terutama faktor

lingkungan meliputi :

1. Kebersihan

2. Minuman

3. Nutrisi

4. Kelembaban

5. Jalan udara

16

Page 17: ref teori.docx

6. Saluran air

Yang mempengaruhi kesehatan menurut Nightingale keadaan sehat dapat dicapai

melalui pendidikan dan perbaikan kondisi lingkungan. Penyakit merupakan proses

perbaikan, tubuh berusaha untuk memperbaiki masalah. Juga merupakan suatu

kesempatan untuk meningkatkan pandangan spiritual. Oleh karena itu Nightingale

sangat menekankan bahwa kesehatan tidak hanya berorientasi dalam lingkungan

rumah sakit tetapi juga komunitas.

4. Keperawatan

Nightingale memandang keperawatan sebagai ilmu kesehatan dan

menguraikan keperawatan sebagai mengarahkan terhadap peningkatan dan

pengelolaan lingkungan fisik sehingga alam akan menyembuhkan pasien. Oleh karena

itu, kegiatan keperawatan termasuk memberikan pendidikan tentang kebersihan di

rumah tangga dan lingkungan untuk membantu wanita menciptakan atau membuat

lingkungan sehat bagi keluarganya dan komunitas yag pada dasarnya bertujuan untuk

mencegah penyakit.

Konsep Florence Nightingale, pasien dipandang dalam kontek lingkungan

secara keseluruhan, terdiri dari lingkungan fisik, lingkungan psikologis dan

lingkungan sosial.

1. Lingkungan fisik (physical enviroment)

Merupakan lingkungan dasar/alami yang berhubungan dengan ventilasi dan

udara. Faktor tersebut mempunyai efek terhadap lingkungan fisik yang bersih yang

selalu akan mempengaruhi pasien dimanapun dia berada didalam ruangan harus bebas

dari debu, asap, bau-bauan.

Tempat tidur pasien harus bersih, ruangan hangat, udara bersih, tidak lembab,

bebas dari bau-bauan. Lingkungan dibuat sedemikian rupa sehingga memudahkan

perawatan baik bagi orang lain maupun dirinya sendiri. Luas, tinggi penempatan

tempat tidur harus memberikan memberikan keleluasaan pasien untuk beraktifitas.

Tempat tidur harus mendapatkan penerangan yang cukup, jauh dari kebisingan dan

bau limbah. Posiis pasien ditempat tidur harus diatur sedemikian rupa supaya

mendapat ventilasi.

17

Page 18: ref teori.docx

2.      Lingkungan psikologi (psychologi enviroment)

Florence Nightingale melihat bahwa kondisi lingkungan yang negatif dapat

menyebabkan stress fsiik dan berpengaruh buruk terhadap emosi pasien. Oleh karena

itu ditekankan kepada pasien menjaga rangsangan fisiknya. Mendapatkan sinar

matahari, makanan yang menarik dan aktivitas manual dapat merangsanag semua

faktor untuk membantu pasien dalam mempertahankan emosinya.

Komunikasi dengan p[asien dipandang dalam suatu konteks lingkungan secara

menyeluruh, komunikasi jangan dilakukan secara terburu-buru atau terputus-putus.

Komunikasi tentang pasien yang dilakukan dokter dan keluarganya sebaiknya

dilakukan dilingkungan pasien dan kurang baik bila dilakukan diluar lingkungan

pasien atau jauh dari pendengaran pasien. Tidak boleh memberikan harapan yang

terlalu lebih, menasehati yang berlebihan tentang kondisi penyakitnya.

Selain itu membicarkan kondisi-kondisi lingkungan dimana dia berada atau cerita hal-

hal yang menyenangkan dan para pengunjung yang baik dapat memberikan rasa

nyaman.

3.      Lingkungan sosial (social environment)

Observasi dari lingkungan sosial terutama hubungan yang spesifik, kumpulan

data-data yang spesifik dihubungkan dengan keadaan penyakit, sangat penting untuk

pencegahan penyakit. Dengan demikian setiap perawat harus menggunakan

kemampuan observasi dalam hubungan dengan kasus-kasus secara spesifik lebih dari

sekedar data-data yang ditunjukkan pasien pada umumnya.

Seperti juga hubungan komuniti dengan lingkungan sosial dugaannya selalu

dibicarakan dalam hubungna individu paien yaitu lingkungan pasien secara

menyeluruh tidak hanya meliputi lingkungan rumah atau lingkungan rumah sakit

tetapi juga keseluruhan komunitas yang berpengaruh terhadap lingkungan secara

khusus.

Hubungan teori Florence Nightingale dengan beberapa konsep

1.        Hubungan teori Florence Nightingale dengan konsep keperawatan :

a.      Individu / manusia

Memiliki kemampuan besar untuk perbaikan kondisinya dalam

menghadapi penyakit

18

Page 19: ref teori.docx

b.     Keperawatan

Bertujuan membawa / mengantar individu pada kondisi terbaik untuk

dapat melakukan kegiatan melalui upaya dasar untuk mempengaruhi

lingkungan.

c.      Sehat / sakit

Fokus pada perbaikan untuk sehat.

d.     Masyarakaat / lingkungan

Melibatkan kondisi eksternal yang mempengaruhi kehidupan dan

Perkembangan individu, fokus pada ventilasi, suhu, bau, suara dan cahaya.

2.    Hubungan teori Florence Nightingale dengan proses keperawatan

a.    Pengkajian / pengumpulan data

Data pengkajian Florence Nightingale lebih menitik beratkan pada kondisi

lingkungan (lingkungan fisik, psikhis dan sosial).

b.    Analisa data

Data dikelompokkan berdasarkan lingkungan fisik, sosial dan mental yang

berkaitan dengan kondisi klien yang berhubungan dengan lingkungan

keseluruhan.

c.    Masalah

Difokuskan pada hubungan individu dengan lingkungan misalnya :

1. Kurangnya informasi tentang kebersihan lingkungan

2. Ventilasi

3. Pembuangan sampah

4. Pencemaran lingkungan

5. Komunikasi sosial, dll Diagnosa keperawatan

Berbagai masalah klien yang berhubungan dengan lingkungan antara lain :

1. Faktor lingkungan yang berpengaruh terhadap efektivitas asuhan.

2. Penyesuaian terhadap lingkungan.

3. Pengaruh stressor lingkungan terhadap efektivitas asuhan.    

e.    Inplementasi

Upaya dasar merubah / mempengaruhi lingkungan yang

memungkinkan terciptanya kondisi lingkungan yang baik yang

mempengaruhi kehidupan, perrtumbuhan dan perkembangan individu.

f.  Evaluasi

19

Page 20: ref teori.docx

g.  Mengobservasi dampak perubahan lingkungan terhadap kesehatan

individu.

3.   Hubungan teori Florence Nightingale dengan teori-teori lain :

a.     Teori adaptasi

Adaptasi menunjukkan penyesuaian diri terhadap kekuatan yang

melawannya. Kekuatan dipandang dalam konteks lingkungan menyeluruh

yang ada pada dirinya sendiri. Berrhasil tidaknya respon adapatsi seseorang

dapat dilihat dengan tinjauan lingkungan yang dijelaskan Florence

Nightingale.

Kemampuan diri sendiri yang alami dapat bertindak sebagai pengaruh

dari lingkungannya berperanpenting pada setiap individu dalam berespon

adaptif atau mal adaptif.

b.     Teori kebutuhan

Menurut Maslow pada dasarnya mengakui pada penekanan teori

Florence Nightingale, sebagai contoh kebutuhan oksigen dapat dipandang

sebagai udara segar, ventilasi dan kebutuhanlingkungan yang aman

berhubungan dengan saluran yang baik dan air yang bersih. Teori kebutuhan

menekankan bagaimana hubungan kebutuhan yang berhubungan dengan

kemampuan manusia dalam mempertahankan hidupnya.

c.     Teori stress

Stress meliputi suatu ancaman atau suatu perubahan dalam lingkungan,

yang harus ditangani. Stress dapat positip atau negatip tergantung pada hasil

akhir. Stress dapat mendorong individu untuk mengambil tindakan positip

dalam mencapai keinginan atau kebutuhan. Stress juga dapat menyebabkan

kelelahan jika stress begitu kuat sehingga individu tidak dapat mengatasi.

Florence Nightingale, menekankan penempatan pasien dalamlingkungan yang

optimum sehingga akan menimumkan efek stressor, misalnya tempat yang

gaduh, membangunkan pasien dengan tiba-tiba, ,semuanya itu dipandang

sebagai suatu stressor yang negatif. Jumlah dan lamanya stressor juga

mempunyai pengaruh kuat pada kemampuan koping individu.

                                                                

20

Page 21: ref teori.docx

2.4. Dalil Al-Qur’an yang Berhubungan dengan Teori Florence

Nightingale

21

Page 22: ref teori.docx

BAB III

PENUTUP

3.1.Kesimpulan

Florence Nightingale “Ibu dari keperawatan modern” merupakan salah satu

pendiri yang meletakan dasar-dasar teoti keperawatan yang melalui model konsep dan

teori keperawatan yaitu dengan mengidentifikasi peran perawat menemukan

kebutuhan dasar manusia pada klien serta pentingnya pengaruh lingkungan di dalam

perawatan orang yang sakit yang dikenal dengan teori lingkunganya.

Selain itu Florence Nightingale juga membuat standar pada pendidikan

keperawatan serta standar pelaksanaan asuhan keperawatan yang efesien.

3.2..Saran

Florence nigtingale merupakan seorang perawat yang perlu ditiru dalam

proses keperawatan dan proses penyembuhan penyakit. Dia merupakan lady with the

lamp bagi pasien yang sakit. Maka kita sebagai perawat hasuslah sebagi penerang

bagi pasien yang kita rawat. Marilah kita sebagai perawat berusaha untuk

meringankan penderitaan pasien yang kita rawat. Rawatlah pasien seperti kita

merawat orang yang paling kita sayang. Agar pasien merasa nyaman pada saat sakit

bukan menderita lagi. Jangan pantang menyerah dan berputus asa dalam merawat

pasien. Menjadi perawat bukanlah pekerjaan yang mudah, tetapi kalau kita tidak

mencoba kita tidak akan pernah bisa. Di dunia ini tidak ada yang tidak mungkin kalau

kita mempunyai tekad untuk melakukannya dengan gigih dan rajin.

22

Page 23: ref teori.docx

DAFTAR PUSTAKA

1. Hutahaean, Serri. 2010. Konsep Dan Dokumentasi Proses Keperawatan. Jakarta:Trans Info Media.

2. Marriner-Tomey & Alligod 2006. Nurshing theorists and their works. 6 th Ed.St.Louis:Mosby Elsevier.

3. Dinarti, dkk. 2009. Dokumentasi Keperawatan. Jakarta: Trans Info Media.

4. Asmadi. 2008. Konsep Dasar Keperawatan. Jakarta: EGC

5. Potter dan Perry. 2005. Buku Ajar Fundamental Keperawatan, Konsep, Proses & Praktik. Jakarta: EGC

LAMPIRAN DAFTAR KONSULTASI DENGAN PEMBIMBING

23

Page 24: ref teori.docx

Tanggal Nama Hasil Konsultasi TTD

12 - 10 - 2013 1. Avisha Nurbastian

2. Farizah Trifawira

3. Leli Rezky Dwi O

Lebih menekankan

pada gambaran &

konsep lingkungan

21 - 10 - 2013 1. Avisha Nurbastian

2. Farizah Trifawira

3. Leli Rezky Dwi O

Menambahkan

gambaran dari teori

22 - 10 - 2013 1. Avisha Nurbastian

2. Farizah Trifawira

3. Leli Rezky Dwi O

ACC

LAMPIRAN DISKUSI KELAS

24

Page 25: ref teori.docx

NO NAMA PERTANYAAN HASIL DISKUSI

1 Siti Maysyaroh Kenapa anak kardus tidak

pernah sakit sedangkan anak

orang kaya sering sakit?

Padahal tingkat kebersihannya

lebih bersih orang kaya!

Sebenarnya anak kardus itu

juga berpotensi memiliki

penyakit. Namun, tingkat

kepekaannya merasakan

penyakit lebih tinggi anak

orang kaya. Sehingga,

sebenarnya anak kardus juga

pernah sakit tetapi tidak

dirasakan.

2 Rahma Nur

Azizah

Berapa besar pengaruh

lingkungan terhadap

kehidupan manusia?

Lingkungan sangat

berpengaruh penting pada

kehidupan manusia, terutama

lingkungan fisik,psikis dan

sosial semua lingkungan

tersebut sangat berpengaruh

pada kesehatan manusia

3 Ismatika Pengertian konsep

lingkungan reparatif

Konsep lingkungan yang

menuju kea rah yang lebih

baik lagi.

4 Rizal

Khomarul

Iman

Apa contoh tindakan hukum

alam?

Contoh tindakan hukum alam

dalam teori Florence

Nightingale adalah

keterkaitan segala kehidupan

dengan lingkungan

disekitarnya. Lingkungan

menurut Florence

Nightingale berperan penting

pada kesehatan manusia.

25