REAKSI SEROLOGI

Dra. Tertia Hutabarat

Reaksi Serologi Reaksi Antigen – Antibodi Invitro

Digunakan untuk 2 tujuan :

1. Deteksi Antibodi yg belum diketahui

dgn menggunakan Ag yang diketahui

2. Mengenali Antigen (kuman) yg belum

diketahui dgn menggunakan Antibodi yg

diketahui

Sifat Antibodi bereaksi spesifik dengan antigen yg menimbulkannya

Jenis Antibodi

ANTIBODI ANTIGEN HASIL REAKSI

Presipitin Solusi / Larutan Presipitasi/Endapan

Aglutinin Sel / Partikel Aglutinasi/Gumpalan

Lisin Sel Lisis

Opsonin Sel / Partikel Fagositosis

Antitoksin Toksin Netralisasi

AB Netralisasi Kuman / Virus Infektif

Netralisasi

AB Pengikat komplemen

Sel Lisis

Reaksi Presipitasi

Ag

Ab

Ab >> Ab = AgAg >>

Antigen bervalensi 4

Antibodi bervalensi 2

Reaksi Presipitasi dalam Agar Lunak ( Gel )

1. Difusi ganda menurut Ouchterlony

AgA AgA

AbA

Antigen A dan A Identik

Antigen AC & AB Setengah identik

Antigen A dan C Non- Identik

Ag AC Ag AB

Ab AC

Ag A Ag C

Ab AC

Tes ELEK - OUCHTERLONY

Kuman Difteri

Antitoksin Difteri

Presipitat

2. Difusi Tunggal Radial( Single Radial Immune Diffusion / SRID )

Antibodi

Antigen

Presipitat

Reaksi Aglutinasi

Guna : - Determinasi kuman

- Deteksi antibodi dalam serum

Cara :

1. Mikroskopik

Suspensi kuman dalam

NaCl faal

Antibodi

( Serum spesifik )

2. Makroskopik ( Rx. Widal )

1 2 3 4 5

K

0,5ml Ag

0,5ml serum0,5ml NaCl

Pengenceran serum ½ ¼ 1/8 1/16 1/32

Pengenceran akhir ¼ 1/8 1/16 1/32 1/64

Hasil Aglutinasi + + + - - -

Titer 16

Buang

Jenis Antigen

Antigen H, O dan ViWeil Felix (1917) Proteus

Ag H + Ab H Aglutinasi seperti awanAg O + Ab O Aglutinasi seperti pasir di

dasar tabung

Vi ( Virulensi )O (Somatik/Badan

H (Flagel)

Reaksi Silang

Dapat merugikan, dapat menguntungkan

Bereaksi silang dgn Kuman 2 (ada Ag D) untuk mengatasi Serum Monovalen (Ab Monoklonal )Deteksi rickettsiosis ( Infeksi Rickettsia ) dengan menggunakan Ag Proteus Reaksi Weil-Felix

AB

C D

1

FE

D2

Serum anti kuman I ( Ab A, B, C, D )

Reaksi KOAGLUTINASI

Partikel ( Lateks, Bentonit )Antigen

Antibodi

Reaksi Ag – Ab Positif Aglutinasi ( Lateks/ Bentonit )

Serum I Serum II

Susp. Antigen ( S.typhi)

Telah disediakan

Tidak Auto-Aglutinasi

HEMAGLUTINASI

Aglutinasi sel darah merah (SDM )

Dapat terjadi :

1. Ab terhadap Ag pada permukaan SDMAntibodi ( Ab )

Antigen (Ag)

Sel darah merah (SDM)

Hemaglutinasi

2. Virus / Rickettsia

SDM mempunyai reseptor utk Virus / rickettsia

SDM

Virus

Hemaglutinasi

Reaksi ini dapat dihambat oleh antibodi Reaksi Hambatan Hemaglutinasi

+ Hambatan Hemaglutinasi

Virus + Ab

Reseptor

Kekuatan Antibodi dapat diketahui ( Kwantitatif )

3. SDM Sbg pembawa Antigen

SDM dapat dilapisi dgn Antigen di permukaannya

+ antibodi yang sesuai HemaglutinasiKeuntungan :Memudahkan melihat hasil reaksi

( dgn partikel besar ) Disebut juga Hemaglutinasi Pasif

Reaksi Pengikatan Komplemen

Sistim hemolitikKomplemen

Serum penderita

Antigen NaCl

Hemolisa

Percobaan Kontrol

Ag Ab C Amb SDMD

Sistem Hemolitik

Ag : Antigen

Ab : Antibodi terhadap antigen

C : Komplemen

SDMD: Sel Darah Merah Domba

Amb : Amboseptor ( antibodi thd SDMD )

Imuno- Fluoresensi

1. Tes Langsung

Antigen

Antibodi yang tidak dilabel

Antibodi yang dilabel dgn Fluiresein-Isotiosianat

2. Tes Tidak Langsung

Anti Human Immunoglobulin

3. Tes “SANDWICH”

Antigen

Sel Plasma

Antibodi di dalam sel plasma

DOT-BLOT ( Dot Enzyme Immunoassay )

Nitroselulosa

Prot A-PGD

Ab

Ag

Substrat+

Chromogen

+ -

Protein A-Peroksidasa ( dikonyugasi dgn Enzim PGD )

Protein A dapat diganti dgn “Anti Human Antibodi “

ELISA Enzyme Linked Immuno-sorbent Assay

E E EAnti-Human antibodi (Konjugasi dgn Enzim)

Antibodi ( Human Antibody )

Antigen

Solid Phase

Diberi Subsrat + Chromogen (warna diukur dgn Spektrofotometer)

R I A( Radio Immuno Assay )

Dengan Radioaktif