FORENSIK SEROLOGI 2

30
BAB I PENDAHULUAN Forensik serologi adalah studi dan pemeriksaan yang bertujuan untuk menganalisis darah dan cairan tubuh dalam berbagai tindak pidana. Ilmu serologi memungkinkan para ilmuwan forensik untuk membedakan cairan tubuh yang ditemui di tempat kejadian dan kemudian melakukan berbagai tes untuk mengidentifikasi darimana cairan ini berasal 1 . Meskipun analisis DNA dan sidik jari adalah lebih akurat untuk mengidentifikasi seorang individu, namun pemeriksaan serologi dapat dilakukan dengan cepat dan murah disamping memberikan data yang secara saintifiknya masih valid. 1 file:///C:/Users/rusunawa/Desktop/blood%20trace%20evidence%20ref/serology%20test%20in %20forensics.html Terdapat banyak jenis cairan yang dihasilkan dalam tubuh badan manusia dan tetap ada didalam tubuh pada setiap waktu. Cairan ini sangat berguna bagi membantu ahli forensik dan ahli patologi dalam mengumpulkan bukti untuk menentukan bagaimana kematian seseorang dapat terjadi dan dapat juga mengidentifikasi pelaku tindak pidana 2 . 1

Transcript of FORENSIK SEROLOGI 2

Page 1: FORENSIK SEROLOGI 2

BAB I

PENDAHULUAN

Forensik serologi adalah studi dan pemeriksaan yang bertujuan untuk

menganalisis darah dan cairan tubuh dalam berbagai tindak pidana. Ilmu serologi

memungkinkan para ilmuwan forensik untuk membedakan cairan tubuh yang ditemui

di tempat kejadian dan kemudian melakukan berbagai tes untuk mengidentifikasi

darimana cairan ini berasal1. Meskipun analisis DNA dan sidik jari adalah lebih

akurat untuk mengidentifikasi seorang individu, namun pemeriksaan serologi dapat

dilakukan dengan cepat dan murah disamping memberikan data yang secara

saintifiknya masih valid.1

file:///C:/Users/rusunawa/Desktop/blood%20trace%20evidence%20ref/serology%20test%20in%20forensics.html

Terdapat banyak jenis cairan yang dihasilkan dalam tubuh badan manusia dan

tetap ada didalam tubuh pada setiap waktu. Cairan ini sangat berguna bagi membantu

ahli forensik dan ahli patologi dalam mengumpulkan bukti untuk menentukan

bagaimana kematian seseorang dapat terjadi dan dapat juga mengidentifikasi pelaku

tindak pidana2.

http://www.exploreforensics.co.uk/bodily-fluids-in-forensic-science.html

Darah merupakan bukti yang paling sering dijumpai dan mungkin bukti yang

paling penting dalam suatu tindak kriminal sekarang ini. Dalam dunia forensik, darah

selalu menjadi bukti penting, salah satu aspek penting dari serologi dalam bidang

forensik adalah menentukan apakah noda yang menyerupai darah yang ditemukan di

Tempat Kejadian Perkara (TKP) sebenarnya darah atau noda lain yang memiliki

kemiripan yang sama2. Selama bertahun-tahun para pelaku kriminal telah mencoba

banyak hal untuk menyembunyikan, membersihkan dan menghapus noda darah

sebagai barang bukti di tempat kejadian perkara. Keberadaan darah selalu

berhubungan erat dengan tersangka maupun korban pada saat kejadian. Suatu noda

1

Page 2: FORENSIK SEROLOGI 2

darah dapat memberitahukan banyak hal seperti posisi dan pergerakan pada saat

kejadian, siapa yang menyerang pertama kali, pada keadaan bagaimana, dan berapa

kali dilakukan. Hal ini dapat menepis setiap alibi dan pembenaran diri dari tersangka,

dan pada akhirnya memaksa tersangka untuk mengakui kebenaran yang terjadi3.

Ada atau tidaknya noda darah selalu memberikan informasi yang penting pada

investigasi kasus-kasus kriminal. Seorang forensik serologi biasanya diminta untuk

menentukan apakah noda merah yang ditemukan di tempat kejadian perkara

merupakan darah atau bukan darah. Apabila noda merah tersebut adalah darah maka

selanjutnya harus ditentukan darah tersebut berasal darimana4,5.

2

Page 3: FORENSIK SEROLOGI 2

BAB II

PEMBAHASAN

Rata-rata, jumlah darah adalah 8% dari total berat badan dimana 5 sampai 6

liter darah untuk pria dan 4 sampai 5 liter darah untuk wanita. Hilangnya volume

darah sebanyak 40% dari berat tubuh akan menyebabkan syok yang bersifat

ireversibel dan berujung pada kematian6.

Terdapat berbagai terminologi darah antara lain, golongan, rhesus (Rh),

antigen, antibodi, aglutinasi. Golongan darah A-B-O dikelompokkan berdasarkan

ada tidaknya antigen keduanya pada sel darah merah. Faktor resus (Rh) terdapat

pada sel darah merah; Rh positif jika ditemukan dan negatif jika tidak ada. Antigen

merupakan zat yang dapat merangsang tubuh untuk membuat antibodi. Antigen

(protein) yang ditemukan di plasma membran sel darah merah menunjukkan

golongan darah orang tersebut. Antibodi adalah zat yang bereaksi dengan antigen.

Aglutinasi atau penggumpalan sel darah merah; akan terjadi jika darah yang berbeda

antigennya dicampur6 .

Darah memiliki karakteristik yaitu plasma yang merupakan bagian cairan

darah (55%), sel (45%), eritrosit atau sel darah merah yang bertanggung jawab untuk

distribusi oksigen., leukosit atau sel darah putih yang bertanggung jawab untuk

melawan atau pertahanan terhadap benda asing yang masuk ke dalam tubuh,

trombosit atau platelet bertanggung jawab untuk penggumpalan darah dan serum

adalah cairan yang memisahkan dari darah ketika bekuan terbentuk6.

Ketika darah meninggalkan tubuh, mulai berkumpul dan menggumpal. Waktu

pembekuan darah normal yaitu 3-15 menit yang bervariasi pada tiap individu. Ketika

darah pertama mulai menggumpal, berwarna gelap mengkilap, membentuk seperti

massa jelly. Seiring berjalannya waktu, gumpalan mulai berkontraksi dan berpisah

dari serum yang berwarna kekuningan6.

3

Page 4: FORENSIK SEROLOGI 2

Penyidik menggunakan pembekuan darah sebagai panduan kasar untuk

memperkirakan waktu terjadinya kejadian. Jika darah masih cair, pendarahan terjadi

hanya beberapa menit sebelumnya, jika yang didapatkan darah telah menyatu,

mengkilap dan seperti agar-agar maka pendarahan terjadi kurang dari satu jam. Jika

darah sudah terpisah dari serum menjadi gumpalan maka kejadian mungkin terjadi

beberapa jam yang lalu. Noda darah yang terpercik atau mengalir pasti terjadi

sesaat sebelum kematian. Hal ini dapat ditemukan pada saat setelah kematian apabila

penyidik TKP bertindak tidak hati-hati6.

Darah segar mempunyai nilai yang lebih penting daripada darah kering,

karena uji darah segar dapat memperoleh hasil yang lebih baik. Darah akan

mengering setelak kontak dengan udara luar dalam waktu 3-5 menit. Begitu darah

mengering maka darah akan berubah warna dari merah menjadai coklat kehitaman.

Darah pada kasus kriminal dapat berbentuk genangan darah, tetesan, usapan atau

bentuk kerak. 6.

Forensik serologi adalah ilmu yang digunakan untuk menjawab sejumlah

pertanyaan yang berbeda ketika darah ditemukan di TKP. Tes pertama yang

dilakukan adalah untuk menentukan apakah sesuatu benar-benar darah, dan kemudian

untuk menentukan apakah itu darah manusia. Tes juga dilakukan untuk menentukan

golongan darah dan faktor Rh, dan untuk mencari tahu yang antigen dan antibodi

yang hadir5.

Karakteristik utama dari darah ialah hemoglobin, tes-tes yang dilakukan

dalam forensik untuk darah berdasarkan keberadaan hemoglobin atau komponen-

komponen yang ada di dalamnya. Hemoglobin merupakan protein yang berfungsi

mengangkut oksigen dari paru-paru ke jaringan seluruh tubuh. Hemoglobin terdiri

atas heme yang mengangkut oksigen dan globin komponen protein. Tes yang

dilakukan di forensik untuk identifikasi darah sebenarnya mendeteksi keberadaan dari

heme. Digunakan beberapa substansi berwarna tertentu yang bila dicampur dengan

peroksida akan merubah warna dasarnya yang disebut oksidasi. Kebanyakan enzim

4

Page 5: FORENSIK SEROLOGI 2

umumnya akan mempercepat reaksi. Enzim adalah katalis yang mempercepat reaksi

dan heme berfungsi sebagai katalis7,8

Terdapat dua jenis metode pemeriksaan yaitu secara kimiawi dan biologis,

dimana metode biologis umumnya lebih lambat yaitu seperti reaksi antigen-antibodi

namun lebih spesifik daripada metode kimia . Salah satu persyaratan dari forensik

adalah metode yang dapat digunakan di lapangan, dan kimia merupakan metode

memiliki kecepatan dan cocok untuk ini4.

Investigasi serologi untuk darah dibagi menjadi dua kategori, yaitu:

1. Tes Presumtif

- Tes Katalitik

o Tes Kastel Meyer

o Tes Luminol

2. Tes Konfirmasi

- Tes Kristal

- Tes RSID-Darah

- Tes ABAcard

1. Tes Presumtif

Tes ini memberikan dua hasil pemeriksaan yang berbeda yaitu mengeliminasi

substansi yang didapat (bukan darah), memberikan kemungkinan (positif presumtif)

dari sampel yang diteskan (mungkin darah) 5,9. Salah satu adalah dengan

menggunakan senyawa yang dapat memberikan efek ketika bersentuhan dengan

darah. Hasil ini adalah cara sederhana dan cepat untuk membuktikan bahwa

sebenarnya sampel tersebut adalah darah5.

Tes presumtif merupakan tes dugaan karena adanya memberikan

kemungkinan hasil yang false-positive (pemutih yang bereaksi dengan luminol) atau

hasilnya yang terlalu meluas (sampel adalah darah tetapi belum tentu berasal dari

5

Page 6: FORENSIK SEROLOGI 2

manusia). Tes presumtif yang umum dilakukan untuk darah antara lain

Phenolphthalein, Luminol, Hemastix, and Leuco-crystal Violet (blood)9,10

Tes Katalitik

Tes ini didasarkan bahwa heme dapat mengkatalisis hidrogen peroksida.

Cairan H2O2 direaksikan dengan sampel dan akan terjadi reaksi teroksidasi yang

menghasilkan perubahan warna. Penting untuk dicatat bahwa hasil tes yang positif

tidak berarti bahwa noda tersebut atau sampel adalah darah, apalagi untuk

menentukan dengan pasti sampel adalah darah manusia, karena berbagai enzim dan

logam tertentu juga bisa memberikan hasil positif4.

Metode ini didasarkan bahwa heme dari hemoglobin memiliki sifat seperti

peroksida yang mengkatalis pemecahan hidrogen peroksida. Zat yang teroksidasi ini

dapat bereaksi dengan substrat lainnya yang akan menghasilkan perubahan warna.

Substrat yang umum digunakan adalah benzidin dan bahan lainnya seperti

tetramethyl-benzidines, orto-tolidine, leukomalachite hijau, leucocrystal ungu dan

fenolftalein - yang terakhir ini dikenal sebagai tes Kastle-Meyer. Reaksi dengan 3-

aminophthalhydrazide (Luminol) yang menghasilkan cahaya4.

Gambar 1. Tetramethyl-benzidines, Orto-tolidine, Leukomalachite green,

Leucocrystal violet5

6

Page 7: FORENSIK SEROLOGI 2

Tes katalitik sangat sensitif (darah dapat dideteksi dengan pengenceran

sekitar 1 di 100.000), tetapi terdapat beberapa faktor yang dapat memberikan

interpretasi hasil yang salah sehingga tes ini tidak spesifik untuk darah. Zat yang

dapat mengganggu hasil yang diinginkan pada tes katalitik termasuk enzim seperti

katalase dan peroksidase (dapat ditemukan pada tanaman dan hewan), bahan kimia

dan logam yang teroksidasi khususnya tembaga dan besi4.

Ketika hasil diinterpretasikan harus lebih teliti, terutama ketika pengujian

dilakukan luar ruangan, di mana banyak jenis bahan tanaman yang dapat ditemukan,

atau pengujian di kendaraan, di mana permukaan logam dapat mengganggu4.

Prinsip umum adalah bahwa jika tes adalah negatif, darah tidak ada, tapi jika

tes ini positif maka sampel kemungkinan adalah darah tetapi tidak pasti. Untuk

alasan ini tes sering digambarkan sebagai tes "dugaan"4.

a. Konfirmasi Noda Terlihat

Konfirmasi noda terlihat sebagian besar dilakukan dengan menggunakan

"Sangur" stick, atau menggunakan Kastle-Meyer tes. Sangur stick, di mana reagen

mendeteksi berada dalam bergerak bentuk cara melakukannya yaitu dengan

menggosok lembut pada noda dan basah. Hasilnya langsung terlihat dari perubahan

warna, dari kuning pucat ke biru kehijauan yang intens menunjukkan kemungkinan

adanya darah. Tes ini sangat sensitif tetapi karena cara itu sudah diatur tidak mudah

dimodifikasi untuk memeriksa untuk gangguan mungkin4.

Gambar 9. Reaksi pada tes Kastel Meyer

7

Page 8: FORENSIK SEROLOGI 2

Gambar 2. A. Warna pink menunjukkan aktivitas dari hemolisis dan fenolftalin,

menunjukkan hasil positif. B. tidak terdapat darah pada sampel, tidak tampak hemolisis

peroksida dan perubahan warna, hasil tes negatif11.

Pada uji Kastle-Meyer yang fenolftalein disimpan dalam larutan basa yang

didalamnya terdapat seng, larutan ini tidak berwarna. Oksidasi dengan hemoglobin

dan peroksida menyebabkan perubahan warna yang cepat menjadi merah muda

terang, Gambar 2 menunjukkan reaksi tersebut. Awalnya tes dilakukan dalam satu

langkah, tapi banyaknya gangguan potensial dapat dihilangkan dengan melakukan

tes dalam dua langkah4.

Gambar 3 - Oksidasi fenolftalein berkurang oleh hemoglobin dan peroksida5

8

Page 9: FORENSIK SEROLOGI 2

Dalam bentuk asli, sejumlah kecil reagen Kastle-Meyer yang telah

dipersiapkan dicampur dengan etanol 95% (volume sama) dan 10% larutan hidrogen

peroksida. Noda yang dicuragai darah kemudian digosok dengan sepotong kecil

kertas filter dan ditambahkan setetes campuran pereaksi ke kertas. Perubahan warna

menjadi merah muda merupakan indikasi dari adanya hemoglobin, yang telah

dikatalisis pemecahan hidrogen peroksida. Namun, yang digunakan dalam formulir

ini, tes akan memberikan hasil yang tampaknya positif dengan bahan pengoksidasi

lainnya. Dalam versi pengujian dua langkah, reagen Kastle-Meyer hanya dicampur

dengan etanol 95% (volume sama). Larutan ditambahkan ke noda pada kertas filter.

Jika warna pink atau warna merah langsung berubah, yaitu tanpa penambahan

hidrogen peroksida4.

Sampel yang memberikan hasil positif baik pada tes Sangur dan tes Kastle-

Meyer akan dilaporkan sebagai kemungkinan darah. Kecuali hasil positif kemudian

diperoleh dengan uji biologis dikenal spesifikasi manusia-, adanya darah tidak bisa

dikonfirmasi. Tes yang dapat digunakan untuk konfirmasi akan termasuk reaksi

antigen-antibodi yang disebut sebagai difusi ganda Ouchterlony dimana keberadaan

enzim seperti alpha-2-HS-glikoprotein dikenal untuk lebih spesifik manusia, atau

adanya urutan DNA spesifik bagi manusia4.

9

Page 10: FORENSIK SEROLOGI 2

Gambar 4. Alogaritma pemeriksaan

10

Noda merah

Mungkin darah Bukan darah

Manusia

Tes Presumtif

DNA

Golongan darah (A,B,O) dan resus

Hewan

Tes Konfirmasi

Page 11: FORENSIK SEROLOGI 2

b. Deteksi Noda Yang Tidak Terlihat

Hal ini secara tradisional telah dilakukan dengan menggunakan luminol.

Aplikasi luminol adalah pada daerah dimana mungkin ada darah tapi sulit untuk

dilihat, misalnya di antara vegetasi, atau dimana ada upaya yang telah dilakukan

tersangka untuk membersihkan darah dan jejak masih ada. Sebuah reaksi positif juga

kadang-kadang dapat ditemukan pada pakaian yang berlumuran darah yang telah

dicuci4. Luminol, 3-aminophthalhydrazide, merupakan salah satu dari tes presumti

yang paling dikenal luas khususnya pada penggunaannya di tempat kejadian10.

Luminol berbentuk bubuk yang dicampur dengan sodium karbonat (Na2CO3)

and hidrogen peroksida (H2O2) dan air. Campuran ini menghasilkan suatu larutan

basa (pH 10,4-10,8) atau campuran luminal dasar. Cahaya emisi akan dihasilkan bila

liminol teroksidasi oleh oksidan dalam luminal tetapi reaksi ini tidak dapat terjadi bila

tidak terdapat katalis. Katalis merupakan substansi yang mempercepat laju reaksi

tetapi tidak mempengaruhi hasil reaksi tersebut. Katalis pada luminal biasanya logam,

dan oksidannya adalah hidrogen peroksida. Bila luminal digunakan untuk mendeteksi

darah maka hemoglobin berfungsi sebagai katalis dalam reaksi ini. Hemoglobin

merupakan molekul yang terdiri atas besi yang terdapat dalam sel darah merah4,8

Reaksi: Luminol + hydrogen peroxide oxidised luminol + LIGHT

haemoglobin catalyst

Gambar 5. Reaksi kimia Luminol8

Larutan luminal biasanya dikemas dalam semprotan dan adanya darah

menghasilkan pendaran kebiruan yang berlangsung selama sekitar 45 detik. Pendaran

dapat dilihat kembali dengan penyemprotan tambahan tetapi ini perlu dilakukan hati-

11

Page 12: FORENSIK SEROLOGI 2

hati karena noda akan hilangan jika terlalu banyak cairan yang ditambahkan ke

dalamnya. Pendaran cahaya bisa difoto dalam hitam-putih atau dengan warna tetapi

membutuhkan teknik khusus4.

Gambar 6. A. noda pada karpet tidak terlihat,

B menunjukkan tes luminol yang positif13

Gambar 7.A Noda darah pada perkaks tanaman tidak terlihat oleh mata telanjang,B menunjukkan tes luminol yang positif8.

Gambar 8. A. Noda pada pintu kayu tidak terlihat, B. menunjukkan adanya bekas darah melalui pendaran biru14

12

Page 13: FORENSIK SEROLOGI 2

Luminol tidak spesifik untuk darah dan juga dapat memberikan reaksi positif

dengan beberapa enzim tanaman, oksidasi dan logam. Pengguna yang berpengalaman

dari luminol dapat membedakan reaksi yang diberikan oleh darah dengan warna

pendaran, berlangsung berapa lama, dan derajat "kilauan" dari luminescent. Darah

cenderung tidak berkilau, tapi menghasilkan pendaran yang stabil, sedangkan

beberapa logam cenderung memberikan pendaran yang pasti berkilau4.

Tabel 1. Hasil Tes Presumtif menggunankan Phenoftalin dan Tetrametilbenzedin.

13

Page 14: FORENSIK SEROLOGI 2

Seperti tes presumtif-phenoftalin dan tetrametilbenzidin, reaksi luminol juga

didasarkan pada reaksi peroksida pada heme (tabel 1). Heme pada darah mengkatalis

proses oksidasi pada luminol dalam larutan basa. Reaksi luminal yang positif

memberikan warna pendaran biru yang terlihat bila lampu dimatikan, dan phenoftalin

menghasilkan wana pink sedangkan tetrametilbenzidin memberikan warna hijau-biru

bila hasil sampel positif.

2. Tes Konfirmasi:

Ini adalah suatu tes yang dilakukan dengan menggunakan sampel yang

diyakini sebagai darah dan mencampurkan dengan senyawa kimia yang akan bereaksi

dengan hemoglobin, faktor yang dihasilkan menjadi produksi kristal yang dapat

diidentifikasi di bawah mikroskop sebagai darah5. Banyak tes yang digunakan untuk

tes Konfirmasi antara lain yaitu :

A. Tes Kristal :

Tes yang tertua adalah mengkonfirmasi keberadaan hemoglobin dan

turunannya dengan terbentuknya Kristal spesifik, misalnya Tes Takayama atau

hemokromogen, dimana ferrous dari hemoglobin bereaksi dengan piridin

menghasilkan kristal merah. Heme membentuk kristal ketika bereaksi dengan reagen

tertentu. Reagen yang biasa digunakan adalah piridin yang hasilnya akan membentuk

kristal merah muda yang khas6.

Bila larutan basa piridin ditambahkan ke noda dan jika terdapat darah, maka

akan terbentuk kompleks antara piridin dan heme yaitu kristal merah muda.

Sekarang ini, tes kristal jarang digunakan. Semua didasarkan pada

pembentukan turunan kristal hemoglobin seperti haematin, haemin dan

haemokromogen. Tes ini dilakukan pada slide mikroskop, dengan reagen diteteskan

14

Page 15: FORENSIK SEROLOGI 2

pada noda di bawah kaca penutup, dan pembentukan kristal diamati secara

mikroskopis4.

Sejumlah basa nitrogen lainnya, termasuk nikotin, metilamin, histidin dan

glisin telah digunakan dalam variasi dari tes ini4.

Gambar 10. Tes Takayama positif membentuk Kristal yang dapat dilihat

dibawah mikroskop

Gambar 11. Struktur Kristal merah-pink pada tes Takayama5

15

Page 16: FORENSIK SEROLOGI 2

Pada umumnya tes kristal dengan yang hasil positif menegaskan kehadiran

darah. Sensitivitas adalah sekitar 0,001 mL darah atau 0,1 mg hemoglobin. Sebuah

hasil negative tidak selalu menunjukkan bahwa darah tidak ada dapat saja diakibatkan

teknik yang salah dan kontrol positif harus selalu dijalankan perbandingan. Selama

20 tahun tes Kristal digunakan untuk memberikan petunjuk yang benar mengenai

adanya darah4.

Tes Kristal lainnya adalah Teichman yang terdiri atas larutan potassium

bromide, potassium klorida dan potassium iodide dalam alam asetat yang dipanaskan

agar dapat bereaksi dengan hemoglobin. Pertama-tama hemoglobin diubah menjadi

hemin dan kemudian halides bereaksi dengan hemin membentuk Kristal rhomboid

berwarna kuning kecoklatan9.

B. Tes Presipitasi :

Darah dapat diidentifikasi berasal dari manusia melalui reaksi dengan

antiserum tertentu untuk komponen darah manusia. Biasanya ini merupakan serum

anti-human serum yaitu, suatu antiserum untuk serum manusia. Hal ini bertujuan

untuk melihat apakah sampel berasal dari manusia. Pada dasarnya tes presipitasi

dilakukan dengan menempatkan larutan antibodi pada bagian atas dari ekstrak noda

dalam tabung reaksi, kemudian dibiarkan beberapa saat untuk melihat apakah ada

pita/ garis presipitasi yang terbentuk9.

C. RSID-Blood

Rapid Stain Identification of Human Blood (RSID™-Blood) menggunakan

dua antibodi monoklonal anti-human glycophorin A pada lateral flow format untuk

mendeteksi keberadaan glycophorin A yang khas pada manusia. Glycophorin A

terdapat dalam jumlah yang banyak dan terutama pada membran sel darah merah

dimana berfungsi untuk mencegah agregasi selular. Tes konfirmasi RSID™-Blood

memiliki beberapa keuntungan lebih disbanding metode lainnya untuk mendeteksi

darah, termasuk tingkat sensitivitas yang tinggi, spesifitas dan kecepatannya13.

16

Page 17: FORENSIK SEROLOGI 2

Keterangan :C: garis kontrolT: garis tesS: jendela sampel

Gambar 11. Interpretasi Tes RSID-Darah

Prinsip dari tes ini adalah immunochromatographic assay yang menggunakan

antibodi monoklonal yang spesifik untuk glycophorin A manusia. Dimana salah satu

dari monoklonal tersebut dikonjugasikan dengan koloid emas yang diletakkan pada

wadah konjugasi yang terletak dibawah jendela sampel (S). Antibodi lainnya

diletakkan pada membran “Test line” yang dilekatkan pada wadah konjugasi,

sedangkan membrane untuk “Control line” terdiri atas antibodi anti-mouse IgG yang

digunakan sebagai kontrol fungsiona14.

Bila glycophorin A manusia terdapat dalam sampel maka kompleks antigen

antibodi yang berwarna emas akan muncul. Kompleks ini kemudian akan dibaca oleh

antibodi anti-glycophorin A pada test line (T) yang menghasilkan garis merah. Bila

tidak terdapat glycophorin A dalam sampel, maka tidak terbentuk kompleks emas

yang tidak dapat berakumulasi pada test line. Anti-mouse IgG pada garis kontrol (C)

membaca adanya antibodi tikus yang melalui test line yang kemudian menghasilkan

garis merah pada garis kontrol, ini membuktikan bahwa tes yang dilakukan sudah

benar dilakukan14.

17

Page 18: FORENSIK SEROLOGI 2

D. Tes ABAcard® HemaTrace

Prinsip tes ini adalah, ekstrak warna diletakkan pada bagian bawah dari tes

strip, dimana terdapat juga hemoglobin manusia yang akan bereaksi dengan antibodi

monoklonal hemoglobin anti-human. Antibodi tersebut diberi tanda dengan pewarna

khusus, sehingga bila terbentuk antibodi-antigen yang melalui membrane tes maka

immobilized polyclonal antihuman hemoglobin akan membentuk kompleks Ag-Ab-

Ag yang diinterpretasikan dengan garis pink14.

Gambar 12. Alat Tes ABAcard15

Gambar 13. Hasil Tes ABAcard8

Kontrol terdiri atas human hemoglobin antibody, pewarna yang terkonjugasi

tidak dapat terikat pada antibodi pada area tes tetapi terbaca pada area kontrol.

Pengujian yang benar dengan hasil yang positif akan menunjukkan dua garis pink,

18

Page 19: FORENSIK SEROLOGI 2

satu pada area tes dan satunya pada area kontrol, sedangkan pengujian yang benar

dengan hasil negative akan menunjukkan satu garis pink pada area control saja. Tes

ini diketahui memiliki validitas yang baik dan sensitif, spesifik dan cepat9.

Setelah semuanya itu, maka pengujian sampel dilanjutkan untuk menentukan

golongan darah dan kemudian menentukan jenis kelamin dari orang yang memiliki

darah tersebut.

Gambar 14. Menunjukkan tes Aglutinasi baik untuk penentuan golongan darah ,maupun Rh17.

Sel darah merah memiliki antigen tertentu pada permukaan selnya yaitu A dan

B yang merupakan dasar penggolongan darah. Orang yang sel darah merahnya

memiliki anrigen-A memiliki golongan darah A, begitu juga dengan golongan darah

19

Page 20: FORENSIK SEROLOGI 2

B, individu dengan antigen-AB pada sel darah merahnya memiliki golongan darah

AB sedangkan mereka yang tidak memiliki antigen digolongkan kedalam golongan

darah O17.

Untuk menentukan golongan darah, digunakan beberapa tes, yang paling

mudah dan sering dipakai sampai sekarang adalah tes aglutinasi. Prinsip tes ini

adalah bila antigen pada sampel bereaksi dengan antibody reagen maka akan

terbentuk gumpalan atau aglutinasi dari antigen16.

Antigen permukaan yang juga penting adalah factor Rhesus (Rh). Bila faktor

ini terdapat pada sel darah merah maka golongan darahnya adalah Rh positif dan bila

tidak ada, maka golongan darahnya adalah Rh negatif16,17.

Bila telah didapatkan golongan darah secara spesifik, maka tes selanjutnya

yang harus dilakukan adalah tes DNA untuk mempersempit bidang pencarian. 9

20

Page 21: FORENSIK SEROLOGI 2

BAB III

KESIMPULAN

Ketika noda merah ditemukan pada tempat kejadian perkara, maka noda

tersebut dapat dicurigai sebagai darah dan barang bukti. Untuk membuktikan apakah

sampel tersebut adalah darah, maka dapat dilakukan beberapa tes4. Tes-tes yang

dilakukan dalam forensik untuk darah berdasarkan keberadaan hemoglobin atau

komponen-komponen yang ada di dalamnya. Hemoglobin terdiri atas heme yang

mengangkut oksigen dan globin komponen protein. Tes yang dilakukan di forensik

untuk identifikasi darah sebenarnya mendeteksi keberadaan dari heme. Digunakan

beberapa substansi berwarna tertentu yang bila dicampur dengan peroksida akan

merubah warna dasarnya yang disebut oksidasi. Kebanyakan enzim umumnya akan

mempercepat reaksi. Enzim adalah katalis yang mempercepat reaksi dan heme

berfungsi sebagai katalis7,8

Tes pertama adalah tes presumtif yang bertujuan menyingkirkan substansi lain

selain darah, namun tes ini tidak dapat memastikan keberadaan darah. Tes Kastel

Meyer merupakan tes presumtif yang paling banyak dilakukan dimana bila hasilnya

positif maka akan menghasilkan warna pink. Luminol juga merupakan tes presumtif

yang sering digunakan. Terlebih luminol digunakan untuk mendeteksi keberadaan

noda darah yang sudah dihapus atau dicuci. Luminisens atau pendaran biru yang akan

dihasilkan bila luminol bereaksi dengan hemoglobin dan dapat dilihat bila cahaya

lampu dimatikan (ruangan gelap).

Bila telah ditetapkan bahwa sampel tersebut mungkin adalah darah, maka

pengujian dilanjutkan untuk mengkonfirmasi, apakah darah tersebut berasal dari

manusi atau hewan4. Untuk itu dilakukan tes konfirmasi antara lain : tes presipitasi

dimana darah dapat diidentifikasi berasal dari manusia melalui reaksi dengan

antiserum tertentu untuk komponen darah manusia9, RSID-darah yang mendeteksi

keberadaan glycophorin A yang khas pada manusia13 ataupun ABAcard yang

21

Page 22: FORENSIK SEROLOGI 2

prinsipnya dimana hemoglobin manusia yang akan bereaksi dengan antibodi

monoklonal hemoglobin anti-human14.

Penentuan golongan darah dan rhesus dari sampel darah yang telah

dikonfirmasi berasal dari manusia, merupakan langkah selanjutnya yang dilakukan

untuk mempersempit pencarian.

Bila semua tes diatas telah dilakukan, maka uji DNA merupakan tahap akhir

yang lebih spesifik untuk menentukan kepemilikan dari noda darah tersebut.

22