PEMERIKSAAN SEROLOGI ANTIGEN p24 PADA INFEKSI HIV

YANTIAGNES R INDRATI

SENIN 22 OKTOBER 2012

PENDAHULUAN

HIV• Ditemukan sjk 25 thn • Identifikasi & diagnosis

sgr → terapi yg tepat

WHO & UNAIDS (2009)

• 33,3 JT HIV → 2,6 JT (BR) → 1,8 JT (MENINGGAL)

• 2,5 JT ANAK → 370 RB (BR) → 260 RB (MENINGGAL)

Diagnosis HIV

Pndrt tdk menyadari sdh

terinfeksiPeriode jendela

Pada bayi berusia < 18

bln

• Pedoman terapi ART• Tdk dpt dgn pemeriksaan

AbDiagnosis dini

HIV pd bayi

• Pemeriksaan standar pd HIV

• Harganya mahalPCR DNA &

PCR RNA

• Terbentuk 11-13 hr• Tdk perlu wkt lamaAntigen p24

Definisi HIV

Epidemiologi HIV

Patogenesis & pemeriksaan Ag p24 pd HIV

Etilogi HIV

Tinjauan Pustaka

TINJAUAN PUSTAKA

AIDS → peny disebabakan inf virus HIV → merusak sel limfosit T

AIDS → kumpulan gjl penyakit krn me ↓ daya tahan tubuh akibat inf HIV

Pertama dikenal thn 1981

EPIDEMIOLOGI

Data WHO & UNAIDS 2009

33,3 jt HIV (+)

2,6 jt kasus

baru, 1,8 jt → +

WHO

2,5 jt psn anak

370 rb → kasus

baru, 260 rb → +

Data thn 20097 rb kasus

baru → tiap hr

(97% ngr bekemban

g50% (wnt), 40 (dws muda)

EPIDEMILOGI DI INDONESIA

KLASIFIKASI

Virus RNA

Fam: Retroviridae

Genus: lentivirus

Subfam: Lentiviridae

HIV

HIV 1

HIV 2

HIV

HIV 1

M (Major) tdd 11 subtipe

N (New/ nonM,no

no)O

(Outlier)

HIV 2 → subtipe A - F

HIV 2 kurang patogen dibanding HIV 1

HIV 1 → kasus terbanyak

KLASIFIKASI BERDASARKAN STAD KLINIK

Stadium

klinik (WHO)

Asimtomatik

Sakit ringan

Sakit sedang

Sakit berat (AIDS)

VIROLOGI

PATOGENESIS

RESPON IMUN TERHADAP HIV

Setelah terinfeksi HIV → tbh

membtk sist imun

Sel B m’hslkan Ab

spesifik

Ab netralisasi thd regio di gp 120 selubu

ng virus &

bag external gp41

Ig G (Ab utama)

Ig M

Deteksi Ab dlm

darah →

dasar pemeriksaan

HIV

Ig G tinggi selama infeksi

Ig M turun

Produksi Ig diatur CD4 (diaktifkan APC)

Menhasilkan sitokin (IL2) → merangsang sel B membelah & b’diferensiasi → sel plasma

Sel plasma → Ig spesifik Ag yg merangsang

Stimulasi NK (olh IL-12) → mengenali & menghancurkan sel yg terinfeksi virus → perforin

CD 8 (mengikat sel terinfeksi) → perforin → sel mati pd awal infeksi

CD 8 → menekan replikasi HIV di dlm CD 4 → aktifitasnya ↓ → berat penyakit

• IL 2• Interferon gamma

CD 4 (fgs regulator) dlm

sist imun

• Menarik makrofag• Mengintensifkan rx imun

thd Ag

CD 4 mengeluarkan

INF γ

• Produksi sel plasma• Pertumbuhan & aktifasi

antivirus sel CD 8IL 2 berperan

ptg

Profil serologi pd infeksi HIV

Diagnosis pada infeksi HIV

D/ HIV

Virologi

Materi

genetik

Komponen virus

Imunologi

Ab

Window

period (virem

ia)

RNA virus

Ag p24CD 4 dpt diukr

Ab HIV terbtk

Ag p24 ↓ →

kompleks Ab anti p24

↓

Fase AIDS → sist

imun ↓

Penapisan (sensitifitas ↑)

Konfirmasi (spesifitas ↑)

Lab pd HIV

Pemerikisaan kuantitatif (viral load) → PCR

DNA HIV → diagnosis infeksi HIV

RNA HIV → monitor terapi antiretroviral

PCR tdk pd

semua RS

Harganya mah

al

Tenaga

terlatih

Pem HIV dgn PCR →

kirim → hslnya lama

Diperlukan alat yg mudah, praktis (awal

infeksi)

Penderita HIV → terapi

antiretroviral

WHO Pocketbook of Hospital Care for Children merekomendasikan

Pemeriksaan Ab HIV

(ELISA/rapid) pd bayi < 18

bln

Konfirmasi bila hasil +

dgn pemeriksaan

virologi

Pemeriksaan Ab diulang

setelah 18 bln

Pemeriksaan

Ab HIV

ELISA/EIAWestern

Blot Rapid

Algoritme pemeriksaan HIV

Pemeriksaan HIV Ag p24

Diagnosis dini HIV ptg → berhub dgn mortalitas

Diagnosis pd bayi dr ibu HIV (+) → sulit (Ab ibu scr transplasenta)

Pemeriksaan Ab pd bayi < 18 bln → tdk dpt dilakukan

Ag p24 HIV → struktur tdd protein → membtk inti virus

Kadar Ag p24 ↑ pd serokonversi

Pemeriksaan p24 dpt dilakukan

Dr bbrp penelitian → sbg penapisan

Perkiraan perjalanan penyakit

Sensitivitas 10-95% dibanding PCR RNA → Diagnosis HIV

Monitor terapi antiretroviral

Ag p24 HIV

Pemeriksaan rapid Ag p24

• Me↑ efektifitas• Penapisan thd HIVRapid Ag p24

• Hasil (5-10 menit)• Me↓ kejadian HIV pd bayiRapid Ag p24

• RS & klinik tanpa tenaga ahli

• Hrgnya lbh murahRapid Ag p24

Pemeriksaan virologi HIV

PCR DNA (96%-99%)

Dpt dilakukan pd bayi

Sebgi alat diagnosis

TERIMA KASIH

Types ELISA non competititve

• Indirect ELISA• Direct ELISA• Sandwich ELISA

Sandwich ellisa

Western blot

• Western blot adalah suatu proses pemindahan protein dari gel elektroforesis ke membran nitroselulosa (deteksi protein spesifik)

• Protein yang terblot pada membran nitroselulosa dapat dideteksi dengan cara penambahan enzim.

Western blot

env gp160gp120gp 41

gag p55p18p24

pol p65p51p31

• Simple and rapid immunoassay• Lateral flow• Porous materials : nitrocellulose membrane or

glass fiber sheet• Capillary action analyte cen migrate from the

proximal end to the distal end• Absorbent pad set to maintain a constant

capillary flow rate• Label : colloidal gold or colored latex

Immunochromatography

• Tahap peleburan (melting) atau denaturasi. Pada tahap ini (berlangsung pada suhu tinggi, 94–96 °C) ikatan hidrogen DNA terputus (denaturasi) dan DNA menjadi berberkas tunggal. Biasanya pada tahap awal PCR tahap ini dilakukan agak lama (sampai 5 menit) untuk memastikan semua berkas DNA terpisah. Pemisahan ini menyebabkan DNA tidak stabil dan siap menjadi templat ("patokan") bagi primer. Durasi tahap ini 1–2 menit.

• Tahap penempelan atau annealing. Primer menempel pada bagian DNA templat yang komplementer urutan basanya. Ini dilakukan pada suhu antara 45–60 °C. Penempelan ini bersifat spesifik. Suhu yang tidak tepat menyebabkan tidak terjadinya penempelan atau primer menempel di sembarang tempat. Durasi tahap ini 1–2 menit.

• Tahap pemanjangan atau elongasi. Suhu untuk proses ini tergantung dari jenis DNA polimerase yang dipakai. Dengan Taq-polimerase, proses ini biasanya dilakukan pada suhu 76 °C. Durasi tahap ini biasanya 1 menit.

PCR

Mekanisme skematis dari amplifikasi NASBA

Acute Infection Shortly after exposure, many infected persons experience a flu-like illness that may resemble mononucleosis. Onset is typically abrupt. Common symptoms of acute infection include fever or sweats, myalgias or arthralgias, malaise and lethargy, lymphadenopathy, sore throat, anorexia, nausea and vomiting, headaches, photophobia, rash, and diarrhea. Symptoms usually resolve over two to three weeks.