rangkuman materi

16
Pada pertemuan ketiga, kami membahas tentang perbedaan macam-macam penelitian berdasarkan ada tidaknya perlakuan. Kami juga mempelajari macam-macam variabel, seperti variabel bebas, variabel terikat dan variabel kontrol. Tidak semua penelitian mempunyai variabel bebas, hanya penelitian eksperimen dan penelitian kuasi eksperimen yang mempunyai variabel bebas. Perbedaan penelitian non eksperimen, eksperimen dan kuasi eksperimen berdasarkan pada adanya perlakuan dan metode yang digunakan. Riset non eksperimen, biasanya menggunakan metode seperti studi kasus, survey, sensus. Riset non eksperimen tidak menggunakan perlakuan serta tidak terdapat variabel karena hanya menelusuri sebuah kasus/ penelitian. Sedangkan riset eksperimen mudah dikenali karena adanya perlakuan dan untuk melihat efektivitasnya harus terdapat variabel kontrol dan hipotesis. Penelitian eksperimen memerlukan hipotesis karena hipotesis merupakan dugaan sementara untuk membuktikan dugaan tersebut harus dilandasi oleh suatu teori dan dibuktikan, sehingga menimbulkan perlakuan. Dugaan sementara (hipotesis) disusun dari teori- teori yang sudah ada sebelumnya. Perbedaan penelitian eksperimen, non eksperimen dan kuasi eksperimen: Penelitian Eksperimen Penelitian Kuasi eksperimen Penelitian Non eksperimen Ada perlakuan Ada perlakuan Tidak ada perlakuan Ada kontrol Ada/ tidak ada Tidak ada kontrol

description

ppbio

Transcript of rangkuman materi

Pada pertemuan ketiga, kami membahas tentang perbedaan macam-macam penelitian berdasarkan ada tidaknya perlakuan. Kami juga mempelajari macam-macam variabel, seperti variabel bebas, variabel terikat dan variabel kontrol. Tidak semua penelitian mempunyai variabel bebas, hanya penelitian eksperimen dan penelitian kuasi eksperimen yang mempunyai variabel bebas.Perbedaan penelitian non eksperimen, eksperimen dan kuasi eksperimen berdasarkan pada adanya perlakuan dan metode yang digunakan. Riset non eksperimen, biasanya menggunakan metode seperti studi kasus, survey, sensus. Riset non eksperimen tidak menggunakan perlakuan serta tidak terdapat variabel karena hanya menelusuri sebuah kasus/ penelitian.Sedangkan riset eksperimen mudah dikenali karena adanya perlakuan dan untuk melihat efektivitasnya harus terdapat variabel kontrol dan hipotesis. Penelitian eksperimen memerlukan hipotesis karena hipotesis merupakan dugaan sementara untuk membuktikan dugaan tersebut harus dilandasi oleh suatu teori dan dibuktikan, sehingga menimbulkan perlakuan. Dugaan sementara (hipotesis) disusun dari teori-teori yang sudah ada sebelumnya.Perbedaan penelitian eksperimen, non eksperimen dan kuasi eksperimen:Penelitian EksperimenPenelitian Kuasi eksperimenPenelitian Non eksperimen

Ada perlakuanAda perlakuanTidak ada perlakuan

Ada kontrolAda/ tidak ada kontrolTidak ada kontrol

Ada ulanganAda/ tidak ada ulanganTidak ada ulangan

Ada hipotesisAda hipotesisTidak ada hipotesis

Terdapat alasan bahwa sebuah riset tidak harus diulang, yaitu materi risetnya yang terbatas. Jika materi risetnya berlimpah maka riset tersebut harus wajib dilakukan pengulangan. Alasan selain itu adalah biaya yang dikeluarkan sangat besar.Dalam penelitian tindakan kelas dengan menggunakan riset kuasi eksperimen tidak menggunakan ulangan karena subjek yang digunakan adalah manusia. Setiap manusia mempunyai perasaan emosi sehingga tidak pernah dilakukan pengulangan.

Perbedaan penelitian berdasarkan datanya:Penelitian KuantitatifMixedPenelitian Kualitatif

EksperimenSekuensial (interview kualitatif survey kuantitatif)Penelitian naratif

SurveyKonkuren (interview dan survey bersamaan)Fenomenologi

Informasi/ data numerikTransformatif (menggunakan kacamata teoritis yang memuat data kuantitatif dan kualitatif)Etnografi

Pertanyaan berdasarkan instrumen penelitianInformasi numerik dan teksStudi kasus

Data performa, data sikap, data observasiAnalitis statistikal dan tekstualInformasi/ data teks

Analisis statistikData wawancara/ observasi/ audiovisual

Interpretasi statistikAnalisis tekstual/ gambar

Grounded Theory (teori lahir dari pandangan partisipan)

Pada pertemuan kelima, kami mengkaji topik dari penelitian. Kami diberi contoh penelitian dari kumpulan jurnal penelitian yang berjudul Pengaruh Model Problem Based Learning dengan Metode Eksperimen disertai Teknik Roundhouse Diagram dan Mind Map terhadap Hasil Belajar Biologi ditinjau dari Gaya Belajar dan Motivasi Belajar Siswa. Riset tersebut termasuk dalam riset terapan dengan data kuantitatif, dan termasuk penelitian kuasi eksperimen. Masalah yang diangkat dalam penelitian ini adalah hasil belajar. Sedangkan tujuannya adalah ingin memperbaiki dan mencari solusinya.Langkah pertama untuk mengkaji penelitian tersebut adalah dengan membaca pendahuluannya dan menemukan kata hasil belajar. Riset tersebut bertujuan untuk membandingkan sehingga tidak memakai kontrol. jika tidak ada kelas kontrol maka hasil belajar harus diukur pada awal dan akhir penelitian. Sebelum melakukan penelitian tersebut seharusnya si peneliti harus mempunyai data mengenai gaya belajar dan motivasi belajar siswa terlebih dahulu. Setelah itu diberi perlakuan dan dibandingkan hasilnya dengan gaya belajar dan motivasi siswa sebelum diberi perlakuan.Beberapa contoh masalah yang diangkat dalam penelitian tersebut adalah metode TCL yang membuat siswa merasa jenuh, Guru yang hanya memberikan soal tipe C3-C6 yang akan mengakibatkan siswa tidak dapat berpikir tingkat tinggi, pemanfaatan media pembelajaran yang kurang optimal, fasilitas laboratorium yang belum dimanfaatkan dengan baik, guru belum memperhatikan faktor internal siswa, penilaian yang hanya menekankan pada penilaian kognitif, siswa hanya mencatat dari ceramah guru saja. Dalam melakukan sebuah riset, kita tidak boleh mengungkapkan masalah yang sifatnya menuduh dan harus disertai dengan datanya.Dalam pembuatan rumusan masalah harus diangkat dari data observasi. Pembuatan latar belakang dimulai pada saat sebelum mahasiswa melakukan PPL, sebaiknya membuat instrumen penilaian masalah. Pada paragraf pertama pendahuluan berisi pokok pikiran. Jika kita akan mengangkat masalah hasil belajar biologi, kita hendaknya langsung menbicarakan tentang biologi saja. Kemudian pada pembahasan selanjutnya kita membahas mengenai hasil belajar biologi. Apa yang akan terjadi jika hasil belajar itu rendah dan apa buktinya jika hasil belajar tersebut rendah menurut hasil observasi. Solusi untuk memecahkan masalah tersebut dapat dilihat dari pendekatan, model pembelajaran, metode pembelajaran, dan teknik yang akan digunakan. Beberapa pertimbangan dalam memilih model pembelajaran adalah alasan pada materi yang akan digunakan. Contohnya seperti masalah lingkungan maka menggunakan model PBL. Pertimbangan lainnya adalah model sudah populer di wilayah sekolah, keaktifan siswa dan tingkat pengetahuan tinggi. Pemilihan teknik yang akan digunakan tergantung dalam riset diperlukan atau tidak.Pembuatan rumusan masalah mirip dengan pembuatan tujuan penelitian, namun biasanya ditulis dengan kalimat tanya. Menyusun rumusan masalah didahului dengan membuat hipotesis terlebih dahulu kemudian menentukan variabel bebas dan variabel terikatnya. Contohnya seperti Apakah ada pengaruh ______ terhadap _______ ? . jika sudah terbukti ada pengaruhnya dapat menuliskan dengan contoh Bagaimana pengaruh _______ terhadap ______?Di dalam suatu kelas, dapat memadukan antara oral activity dan writing activity. Oral activity digunakan pada saat siswa berdiskusi. Sedangkan writing activity diukur berdasarkan siswa mencatat dan membuat indikator catatan siswa.Pada pertemuan keenam, kami mengkaji BAB I yang telah kami buat dan BAB II. Pada pembuatan latar belakang, harus dijabarkan mengenai permasalahan yang akan diambil dan menyertakan pendekatan yang akan digunakan. Pada contoh judul PENINGKATAN KETERAMPILAN PROSES SAINS DENGAN MODEL PROJECT BASED LEARNING (PjBL) TERHADAP HASIL BELAJAR SSWA PADA MATERI SISTEM RANGKA KELAS MIA II SEMESTER GANJIL SMA NEGERI 2 SURAKARTA dalam penulisan judul tidak menggunakan singkatan. Jika menggunakan kata ditinjau penelitian harus memetakan siswa terlebih dahulu. Dalam pembuatan latar belakang, metode dan model yang akan digunakan harus ada definisi lengkap yang berkaitan dengan point yang akan diteliti. Penelitian mengenai KPS tidak dapat digunakan untuk mengecek kognitif siswa namun hanya psikomotoriknya saja. Sikap ilmiah mencerminkan bagaimana proses sains dilakukan.Dalam pembuatan pendahuluan, akan lebih menarik jika difokuskan pada permasalahan yang diambil. Diawali dari permasalahan tersebut kemudian diikuti pengertian dari istilah yang digunakan. Apabila pembuatan BAB I dibatasi oleh halaman maka pembahasannya langsung pada pokok intinya saja.Pembuatan judul mempunyai aturan tertentu yaitu untuk pembuatan skripsi dan proposal riset maksimal menggunakan 21 kata sedangkan dalam pembuatan jurnal dalam bahasa indonesia hanya menggunakan 15 kata dan jurnal dalam bahasa inggris hanya menggunakan 10 kata saja.Pada pertemuan ini, kami juga diajarkan untuk mebuat kutipan langsung dan kutipan tidak langsung. Penulisan kutipan dengan menggunakan halaman, peneliti harus mengetahui posisi tulisannya. Jika dikutip dari buku harus ada halamannya, namun jika dikutip dari jurnal tidak memerlukan halamannya. Namun dalam proposal skripsi, mengenai penulisan halaman dalam kutipan tidak terdapat aturannya. Jika dari awal penulisan kutipan menggunakan halaman maka seterusnya menggunakan halaman namun jika dari awal tidak menggunakan halaman maka sampai akhir tidak menggunakan halaman.Dalam pembuatan BAB II, ada bagian yang di kutip dari BAB I. Pada kajian pustaka ini, peneliti harus mencantumkan penelitian yang relevan tetapi dengan syarat judul dari penelitian tersebut harus sejenis. Berbagai jenis sumber pustaka yang dapat digunakan meliputi jurnal ilmiah, laporan hasil penleitian, buku, surat kabar dll.

Pada pertemuan ketujuh, kami membahas tentang hipotesis, variabel dan definisi operasional. Namun sebelum perkuliahan dimulai kami membahas tentang kajian pustaka yang telah dibuat sebelumnya. Dalam pembuatan skripsi, penulis harus memperhatikan panduan penulisan skripsi. Selain itu, penulis harus lebih rajin membaca buku agar dalam pembuatan kajian pustaka dapat dilakukan dengan lancar.Salah satu kesulitan dalam pembuatan kajian pustaka yaitu merangkai setiap kalimat untuk dijadikan sebuah paragraf yang sesuai. Untuk mempermudah pembuatan kajian pustaka, penulis sebaiknya membuat outline dari penelitian tersebut berdasarkan judulnya. Pembuatan outline biasanya didahului dengan masalah yang ingin diukur penyelesaian masalah penelitian yang relevan. Salah satu contohnya adalah berdasarkan judul penelitian PENERAPAN MODEL PBL UNTUK MENINGKATKAN KECERDASAN NATURALISTIK SISWA SMA PADA MATA PELAJARAN BIOLOGI dapat dibuat outline yaitu dengan membahas mengenai kecerdasan naturalistik terlebih dahulu kemudian pendekatan yang digunakan untuk menigkatkan kecerdasan naturalistik lalu penelitian yang relevan yang mendasari mengapa kita tertarik melakukan riset tersebut.Untuk mencari penelitian yang relevan harus melihat pada variabel bebas dan varibel terikatnya. Apabila susah untuk menemukan penelitian yang relevan sebaiknya didahulukan pada variabel terikatnya yang sama terlebih dahulu. jika pada riset kuasi eksperimen harus fokus pada variabel bebasnya (perlakuannya).Kami juga mempelajari tentang foot note dan end note. foot note adalah catatan kaki yang ditulis pada setiap halaman. Biasanya terdapat dibagian bawah pada setiap halaman. Sedangkan end note adalah catatan kaki di halaman paling belakang dari dokumen.Kami juga mempelajari mengenai pembuatan hipotesis. Dalam penelitian PTK, hipotesis yang dibuat adalah tindakan (variabel bebas) dapat meningkatkan variabel terikat. Jika ditulis dengan notifikasi statistika adalah sebagai berikut:Ho : M1 > M2 ( M1 adalah pra tindakan sedangkan M2 adalah pasca tindakan)H1 : M1 < M2 ( hipotesis peneliti)Dalam PTK, penulisan hipotesis dengan menggunakan notifikasi statistika jarang digunakan karena hipotesis biasanya dinyatakan dalam bentuk kalimat.Sedangkan dalam penelitian Kuasi Ekserimen, hipotesis yang dibuat adalah ada pengaruh perlakuan (variabel bebas) terhadap variabel terikat. Jika ditulis dengan notifikasi statistika adalah sebagai berikut:Ho : M1 = M2 H1 : M1 M2 ( hipotesis peneliti)Jika sudah ada riset sebelumnya, maka hipotesis dapat berbunyi:Ho : M1 > M2 H1 : M1 < M2 ( hipotesis peneliti)

Selain hipotesis, perkuliahan ini juga membahas mengenai variabel. Variabel adalah karakteristik atau atribut yang melekat pada orang, benda, sistem, yang dapat diukur atau diobservasi. Terdapat 6 jenis variabel yaitu:1. Variabel bebas: variabel yang menyebabkan atau mempengaruhi hasil (outcome). Variabel ini dapat diubah-ubah.2. Variabel terikat: variabel yang tergantung pada variabel bebas. Variabel ini identik dengan hasil atau outcome dari variabel bebas. Variabel ini dapat berubah sesuai dengan variabel bebasnya.3. Variabel intervening: variabel yang berada diantara variabel bebas dan variabel terikat yang akan mempengaruhi keduanya. Variabel ini terkait dengan dorongan dari dalam (subyek manusia) untuk mencapai kesuksesan/ keberhasilan. Varuiabel ini tidak dikontruksi oleh peneliti namun diusahakan oleh responden. Misal: jika siswa dapat melakukan test metode penelitian dengan baik (variabel terikat) mungkin disebabkan oleh persiapan siswa dlaam penelitian (variabel bebas), dan usaha mereka dalam menyusun gagasan penelitian kedalam kerangka kerja (variabel intervening).4. Variabel moderating: variabel baru yang dikontruksi sendiri oleh peneliti dengan cara mengambil 1 variabel dan mengalikannya dengan variabel lain untuk mengetahui dampak keduanya. Misalkan: Umur x Sikap = Kualitas HidupJumlah Jam Belajar x Motivasi = Hasil Belajar5. Variabel kontrol: variabel bebas jenis khusus karena secara potensial juga dapat mempengaruhi variabel terikat. Dalam riset eksperimen, variabel kontrol harus dikendalikan (dengan uji homogenitas) agar tidak mempengaruhi hubungan antara variabel bebas dan variabel terikat.6. Variabel Confounding: variabel yang dampaknya terhadap penelitian sangat kecil. Variabel ini tidak diukur/ tidak dapat diukur dalam penelitian. Skala pengukuran variabel terdapat skala nominal, skala ordinal, skala interval dan skala rasio. Skala nominal adalah variabel yang tidak dapat dilakukan perangkingan. Contohnya seperti golongan darah, jenis kelamin, agama. Sedangkan skala ordinal adalah variabel yang dapat dilakukan perangkingan. Contohnya seperti tingkat pendidikan, kasta, jabatan orang tua. Skala interval adalah skala data yang kontimum (berkelanjutan) yang dapat dipidahkan dngan jelas dan jarak interval tersebut dapat dibandingkan. Skala ini tidak mempunyai nilai absolut nol (arbiter). Contohnya seperti prestasi belajar, tingkat kecerdasan. Sedangkan skala rasio adalah skala yang batas intervalnya jelas memiliki nilai mutlak/ absolut nol (pecahan). Contohnya seperti tinggi badan, kadar air, suhu.Penilai psikomotor dan afektif dapat menggunakan skala interval sedangkan penilaian kognitif menggunakan skala rasio.Definisi operasional harus didefinisikan secara operasional supaya spesifik, tidak bias, dan dapat diukur atau diamati. Contohnya seperti prestasi belajar, sikap teladan siswa. Contoh pembuatan definisi operasional adalah sebagai berikut:Variabel bebasDefinisi operasionalHasil ukur/ kategoriskala

Metode pembelajaranFrekuensi metode pembelajaran selain metode ceramah Sangat sering Sering Jarang Tidak pernahOrdinal

Mind MappingPenyelenggaraan Mind Mapping Ada Tidak adaNominal

PenugasanJenis dan frekuensi penugasan Individu (sering, tidak pernah) Kelompok (sering, tidak pernah)NominalOrdinal

Waktu belajarLamanya siswa belajar di sekolahJam I Jam VNominal

Lama belajar dirumahLamanya siswa belajar di rumah0 jam (..) jamRasio

Visualisasi materiMateri berbentuk visual Sangat sering Tidak pernahOrdinal

Variabel terikatDefinisi operasionalHasil ukurSkala

Motivasi belajar siswaKehadiran siswa dikelas Biologi100% - 50%Rasio

Partisipasi siswa dalam diskusiSangat aktif tidak aktifOrdinal

Partisipasi siswa dalam kerja kelompok/proyekSangat aktif tidak aktifOrdinal

Jumlah buku yang dibaca0 - 20Rasio

Frekuensi siswa bertanyaSering tidak pernahOrdinal

Ibidmerupakan singkatan dari ibidem, yang artinya di tempat yang sama. Jika suatu pustaka atau sumber yang baru saja dikutip (belum diselingi sumber pustaka lain) akan dikutip lagi, maka cukup menggunakan ibid. Jika ibid, itu merujuk halaman yang sama dengan karangan yang sebelumnya, maka ibid harus diganti dengan Loc.cit.Loc.citmerupakan singkatan dari Loco citato yang artinya dikutip dari tempat yang sama. Bila hendak mengutip halaman yang sama dari sumber yang baru saja dikutip (belum diselang oleh sumber lain) maka catatan kaki cukup disingkat Loc.cit.Op.cit.merupakan singkatan dari Opere citato, artinya telah dikutip. Jika suatu pustaka atau sumber telah dikutip dalam catatan kaki dan telah diselangi oleh satu atau beberapa sumber lain hendak dikutip lagi, maka penulisan catatan kakinya dapat disingkat dengan hanya menuliskan penulisnya saja diikuti op.cit.Contoh :1. T.R.R. Nitibaskara,Perangkap Penyimpangan dan Kejahatan: Teori Baru dalam Kriminologi, Jakarta: YPKIK, 2009, hlm. 22.2. Ibid, hlm 49. Artinya merujuk buku sebelumnya (tanpa selang) yaitu sumber T.R.R. Nitibaskara pada catatan kaki 1.3. Steven P. Lab,Crime Prevention: Approaches, Practices and Evaluations, Cincinati, OH: Anderson Publishing Co., 1992, hlm. 15.4. Loc.cit. artinya merujuk buku yang sama dan halaman yang sama dari catatan kaki sebelumnya yaitu sumber Steven P. Lab pada catatan kaki 3.5. T.R.R. Nitibaskara,Op.cit., hlm 100. artinya mengutip kembali sumber yang sama yaitu T.R.R. Nitibaskara dengan merujuk halaman yang sama atau halaman yang lain (dalam contoh di atas dirujuk halaman yang lain yaitu halaman 100). Perhatikan : sumber T.R.R. Nitibaskara telah diselang oleh Steven P. Lab.6. T.R.R. Nitibaskara,Catatan Kriminal, Jakarta: Jayabaya University Press, 1999, hlm 45.7. T.R.R. Nitibaskara,Op.cit., 2009, hlm 45. Jika dari penulis yang sama digunakan lebih dari satu buku dan pernah disebutkan sebelumnya, maka ditulis nama penulis dan tahun yaitu sumber T.R.R. Nitibaskara pada catatan kaki 1.

Berdasarkan judul penelitian yang telah saya buat yaitu: PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN INKUIRI DIPADUKAN MEDIA PEMBELAJARAN KONTEKSTUAL UNTUK MENINGKATKAN KUALITAS PEMBELAJARAN BIOLOGI SISWA X MIA 1 SMA NEGERI 6 SURAKARTAMaka definisi operasionalnya adalah:Variabel bebasDefinisi operasionalHasil ukur/ kategoriskala

Model pembelajaran Inquiry Sangat sering Sering Jarang Tidak pernahOrdinal

Media pembelajaran kontekstualPenggunaan media pembelajaran Ada Tidak adaNominal

Apersepsi Penggunaan apersepsi Ada Tidak adaNominal

Diskusi kelompokPenyelenggaraan diskusi kelompok Homogen Heterogen Nominal

Visualisasi materiMateri berbentuk visual Sangat sering Tidak pernahOrdinal

Variabel terikatDefinisi operasionalHasil ukurSkala

Kualitas pembelajaranIklim kelasRamai tidak ramaiOrdinal

Semangat belajar siswaTinggi - rendahOrdinal

Partisipasi siswa dalam diskusiSangat aktif tidak aktifOrdinal

Partisipasi siswa dalam kerja kelompok/proyekSangat aktif tidak aktifOrdinal

Frekuensi siswa memecahkan masalahSering- tidak pernahOrdinal

Frekuensi siswa bertanyaSering tidak pernahOrdinal