Rangkuman Buku Agama
-
Upload
dian-mayasari -
Category
Documents
-
view
1.004 -
download
3
Transcript of Rangkuman Buku Agama
RANGKUMAN MATERI BUKU AJAR MATA KULIAH
PENDIDIKAN AGAMA ISLAM
diajukan untuk memenuhi tugas mata kuliah Pendidikan agama Islam
Oleh:
Dian Mayasari
0809260
Kelas A
JURUSAN PENDIDIKAN GEOGRAFI
FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN ILMU SOSIAL
UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA
BAB 1
Makna, Tujuan, Metode Memahami Islam
A. Islam
Kata Islam berasal dari tiga akar kata, yaitu sebagai berikut:
1. Aslama, artinya berserah diri atau patuh,
2. Salam, artinya damai, dan
3. Salamah, artinya keselamatan.
Islam memiliki makna keselamatan dunia dan akhirat karena Islam mengandung
arti patuh sehingga kita sebagai umat Islam senantiasa akan melaksanakan perintah-Nya
dan menjauhi larangan-Nya agar mencapai keselamatan dunia dan akhirat.
B. Taslim (berserah diri)
Ada tiga tingkatan dalam taslim dimulai dari yang paling rendah yaitu:
1. Taslim fisik : menyerah karena fisik lawan lebih kuat
2. Taslim akal : menyerah karena argumentasi
3. Taslim hati
C. Tujuan Syariah Islam
Tujuan didatangkannya Islam adalah sebagai berikut :
1. Menjaga serta memelihara kehormatan dan keturunan. Islam sangat
menganjurkan menikah dan mengharamkan zina. Dengan pernikahan, laki-laki
dan perempuan menjadi terhormat.
2. Menjaga dan memelihara akal. Rasulullah bersabda, “Mencari ilmu itu wajib bagi
setiap orang Islam”
3. Memelihara harta. Usaha meningkatkan kesejahteraan dan pengentasan
kemiskinan sangat dianjurkan oleh Islam.
D. Metode Memahami Islam
Terdapat dua metode yang tepat untuk memahami Islam, yaitu metode tipologi
dan metode pengkajian al-Qur’an. Metode tipologi adalah metode yang dikembangkan
oleh Ali Syari’ati. Untuk dapat memahami tentang Islam yaitu salah satunya dengan
“mengenal dan memahami Allah”. Kita harus meyakini bahwa tidak ada lagi yang layak
untuk disembah kecuali Allah.
BAB 2
Manusia, Agama, dan Islam
Manusia memiliki perasaan yang bahwa di luar dirinya ada sesuatu yang maha
kuasa atas segalanya. Perasaan ini menjadi suatu keyakinan adanya Tuhan. Keyakinan ini
akan menimbulkan suatu keinginan dalam diri manusia untuk berhubungan dengan
Tuhannya. Dalam hal ini, agama adalah wadah yang paling tepat.
Manusia perlu memeluk agama karena ikatan antara agama dan manusia itu akan
membuat manusia memiliki aturan, batasan-batasan bertindak dan senantiasa melakukan
perbuatan yang benar. Karena tidak ada agama yang memerintahkan pengikutnya untuk
berbuat kejahatan. Baik itu agama kristen, hindu, dan agama-agama lainnya. Oleh karena
itu manusia harus memeluk agama agar senantiasa berbuat kebajikan.
Islam merupakan agama yang sesuai dengan fitrah kemanusiaan. Islam adalah
agama yang datang dari Allah yang menciptakan manusia. Jadi tentu saja Islam selaras
dengan fitrah manusia. Fitrah adalah pembawaan asal manusia sejak awal penciptaan.
Unsur-unsur fitrah manusia tidak selalu cenderung ke arah yang positif, tetapi juga dapat
bergerak ke arah yang negatif atau netral. Dengan ajaran Islam, maka unsur fitrah
manusia akan dibawa ke arah kebaikan.
Islam juga merupakan petunjuk hidup tertinggi karena Islam adalah agama yang
dipilih dan diridhoi oleh Allah. Agama Islam memberikan hidayah yang tidak terdapat
pada agama-agama yang lain. Sesuai dengan firman Allah :
“Nanti akan Aku berikan kepadamu petunjuk (dalam menempuh kehidupan).
Barang siapa yang mengikuti petunjuk-Ku tersebut, niscaya mereka tidak akan
ditimpa rasa khawatir dan takut (dalam kehidupan) dan tidak akan bersedih
hati.” (Q.S. Al Baqarah : 38)
BAB 3
Keimanan dan Ketaqwaan
Beberapa ayat di dalam al-Qur’an dan Hadits menjelaskan tentang keimanan,
diantaranya sebagai berikut :
“Dan orang-orang yang beriman dan berhijrah serta berjuang di jalan Allah, dan
orang-orang yang memberikan suaka dan pertolongan kepada Muhajirin, mereka
itulah orang-orang mukmin yang sebenarnya. Mereka memperoleh ampunan dan
rezeki yang mulia dari sisi Tuhan pada hari akhirat.”
Ada sebuah riwayat yang menjelaskan bahwa malaikat Jibril pernah bertanya
kepada Rasulullah saw. Pembicaraan mereka adalah sebagai berikut :
“Muhammad, coba jelaskan kepadaku apa iman itu? Rasulullah menjawab :
‘Iman adalah beriman kepada Allah, kepada malaikat Allah, iman kepada kitab
Allah, iman kepada rasul Allah, beriman kepada hari akhir dan beriman kepada
takdir Allah’. Benar kamu Muhammad.” (HR. Bukhori dan Muslim).
Sedangkan arti ketaqwaan menurut surat al Baqarah ayat 177, yang artinya :
“Bukanlah termasuk golongan kebajikan menghadapkan muka ke arah timur dan
barat, tetapi yang termasuk golongan kebajikan ialah beriman kepada Allah, hari
akhirat, malaikat-malaikat, Kitab-kitab, nabi-nabi, memberikan bantuan harta
yang disayanginya kepada kerabat, anak-anak yatim, orang-orang miskin, orang-
orang yang terlantar dalam perjalanan, peminta-minta, dan memerdekakan
perbudakan, mengerjakan shalat, menununaikan zakat, menepati janji yang telah
diperbuat, sabar menderita kemiskinan, terutama ketika perang. Itulah orang-
orang yang benar keimanannya, dan itu pulalah orang-orang yang taqwa.”
Orang yang beriman dalam kehidupannya akan menampilkan perilaku-perilaku
antara lain sebagai berikut :
1. jihad (melaksanakan aturan Allah)
2. menyelesaikan segala permasalahan dengan hukum Allah
3. sangat mencintai Allah dan rasul
4. ridho atas segala musibah yang menimpa
5. bersungguh-sungguh dalam segala usaha
BAB 4
Al Qur’an; Sumber Ajaran Islam Pertama
Al Qur’an adalah firman Allah yang diturunkan kepada nabi Muhammad yang
lafadznya berbahasa Arab melalui perantara malaikat Jibril sebagai argumentasi nabi
Muhammad untuk berdakwah dan untuk pedoman hidup manusia.
Ayat makiyyah adalah ayat al Qur’an yang diturunkan kepada Rasulullah sejak
beliau diangkat menjadi rasul hingga beliau hijrah ke Madinah. Ciri ayat makiyyah antara
lain banyak menjelaskan masalah-masalah akidah dan umumnya ayat-ayat makiyyah
pendek-pendek. Sedangkan ayat madaniyyah adalah ayat al Qur’an yang diturunkan
kepada Rasulullah sejak beliau hijrah ke Madinah hingga beliau wafat. Cirinya antara
lain menjelaskan hukum-hukum bermasyarakat (syariah) dan surahnya panjang-panjang.
Kandungan al Qur’an meliputi pokok-pokok ajaran Islam baik tentang akidah,
ibadah dan muamalah, akhlak, hukum, sejarah dan ilmu pengetahuan jagat raya.
Bagi manusia, al Qur’an berfungsi sebagai pedoman hidup. Al Qur’an memberi
petunjuk kepada manusia ke jalan yang benar. Al Qur’an juga merupakan sumber pokok
ajaran Islam.
BAB 5
Hadits : Sumber Ajaran Islam Kedua
As Sunnah adalah segala perkataan, perbuatan nabi Muhammad saw atau
pembiaraan perbuatan sahabat nabi. Sedangkan adalah segala apa yang diberitakan dari
nabi Muhammad saw. Pengertian hadits dan sunnah hampir sama. Perbedaannya yaitu
hadits adalah berita dari orang ke orang tentang apa saja yang datang dari Rasul.
Sedangkan sunnah adalah apa saja yang dilakukan oleh Rasul sendiri.
As Sunnah terbagi ke dalam tiga macam, yaitu :
1. sunnah qauliyyah (perkataan)
2. sunnah fi’liyyah (perbuatan)
3. sunnah taqriyyah (pembiaran)
Sedangkan hadits terbagi juga ke dalam tiga macam, yaitu :
1. hadits qauli (perkataan)
2. hadits fi’li (perbuatan)
3. hadits taqri (pembiaran)
Agar hadits dan sunnah nabi dapat dipertanggungjawabkan keshahihannya, maka
hadits tersebut harus dikaji dengan ilmu hadits, yaitu hadits riwayah dan hadits dirayah
sehingga dapat ditentukan hadits mana yang dapat diterima dan mana yang tidak.
Hadits yang diriwayatkan dari Rasulullah memiliki derajat yang berbeda-beda
dipandang dari tingkat keshahihannya. Secara umum tingkatan hadits terbagi dalam tiga
tingkat, yaitu :
1. hadits shahih (hadits yang diterima dari Rawi yang berkredibilitas pribadi dan
intelektual)
2. hadits hasan (hadits yang berkesinambungan tanpa putus, disampaikan oleh
perawi yang adil tetapi kurang kekuatan hafalannya)
3. hadits dha’if (hadits yang tidak memenuhi kriteria hadits shahih dan hasan)
BAB 6
Ijtihad : Sumber Pengembangan Hukum Islam
Ijtihad adalah usaha para mujtahid untuk mendapatkan ketentuan hukum suatu
masalah dengan menggunakan al Qur’an dan sunnah sebagai dasar sumber hukum.
Terdapat tiga bentuk ijtihad yang utama, yaitu :
1. Ijma. Ijma adalah kesepakatan di antara para mujtahid tertentu atas hukum bagi
suatu kasus yang hasilnya didasarkan pada al Qur’an dan hadits yang diterima.
2. Qiyas. Qiyas adalah menetapkan suatu hukum yang baru yang belum ada nash-
nya dengan hukum yang ‘sudah ada’ nash-nya karena ada persamaan maksud dan
tujuan hukum.
3. Istihsan. Istihsan adalah menetapkan suatu hukum yang berbeda dengan hasil
Qiyas karena pertimbangan kepentingan umat dan untuk mengatasi kezaliman dan
kesulitan.
Di kalangan NU, setiap orang yang tidak memiliki kemampuan berijtihad
diharuskan taqlid. Hal ini didasari oleh firman Allah : “Maka bertanyalah kepada orang
yang berpengetahuan jika kamu tidak mengetahui.” (Q.S. An Nahl : 45).
Sedangkan menurut Muhammadiyah, taqlid itu justru dilarang. Jam’iyah ini justru
mengajak umatnya untuk kembali secara langsung kepada al Qur’an dan as sunnah.
Seringkali terjadi perbedaan hasil ijtihad dikarenakan oleh beberapa sebab.
Pertama adanya kata yang bermakna ganda (baik dalam al Qur’an maupun hadits). Selain
itu perbedaan hasil ijtihad juga dapat disebabkan oleh perbedaan paham dan pengertian.
Masing-masing manusia memiliki akal yang pasti akan berlainan pemikiran dan
pemahamannya.
BAB 7
Syariah, Fiqih, dan Hukum Islam
Syariah adalah tuntunan yang diturunkan Allah untuk manusia dalam menjalani
kehidupannya. Syariah meliputi aspek akhlak, aqidah, dan hukum.
Fiqih dapat diartikan sebagai ilmu dan pengetahuan tentang agama yang meliputi
tasawuf, ilmu kalam, hukum syariah dan lain-lain.
Hukum Islam adalah hukum yang berbeda dengan hukum pada umumnya.
Hukum Islam mengacu pada wahyu, yaitu al Qur’an dan hadits. Selain itu cakupan
hukum Islam lebih luas daripada hukum umum. Hukum Islam mencakup semua
perbuatan manusia, hubungan manusia dengan Allah, hubungan manusia dengan dirinya
sendiri dan manusia lain. Sedangkan hukum umum hanya mengatur hubungan manusia
dengan manusia lain.
Sejarah perkembangan hukum Islam terbagi ke dalam tiga periode. Yang pertama
hukum Islam periode nabi dan sahabat. Pada periode ini setiap terjadi permasalahan maka
langsung ditanyakan kepada nabi. Namun mereka (sahabat nabi) tetap melakukan ijtihad
jika mereka jauh dari nabi. Setelah nabi meninggal dunia sehingga tuntutan untuk
berijtihad semakin besar seiring dengan meluasnya kekuasaan Islam. Para sahabat yang
sering berijtihad antara lain Umar bin Khattab, Ali bin Abi Thalib, dan Abdullah bin
Mas’ud.
Kedua, hukum Islam periode pertumbuhan dan perkembangan Madzhab. Periode
ini bermula ketika terdapat upaya penemuan hukum terhadap suatu kejadian. Lalu
pendapat ini diikuti oleh orang-orang yang semakin lama diikuti oleh banyak orang yang
kemudian pendapat ini menjadi baku yang disebut madzhab. Terdapat lima madzhab
yang paling dominan di dunia yaitu madzhab Hanafi, madzhab Maliki, madzhab Syafi’i,
madzhab Hanbali, dan madzhab Ja’fari.
Seringkali terjadi perbedaan pendapat yang terjadi di kalangan ulama madzhab.
Hal ini tidak berbeda dengan terjadinya perbedaan hasil ijtihad yaitu karena keberagaman
arti dalam lafaz bahasa Arab. Selain itu perbedaan pendapat para ulama madzhab juga
disebabkan oleh perbedaan dalam masalah hadits, penggunaan metode penggalian hukum
dan perbedaan cara penyelesaian pertentangan dalil.
BAB 8
Ibadah : Aspek Ritual Umat Islam
Ibadah adalah penghambaan dari seorang manusia kepada Allah supaya dapat
mendekatkan diri kepada-Nya dengan mengikuti segala perintah-Nya dan menjauhi
larangan-Nya. Fungsi ibadah bagi manusia adalah agar manusia lebih berkualitas, lebih
tinggi derajat manusianya karena kualitas manusia itu bergantung pada kualitas ibadah
manusia kepada Allah dan kualitas interaksi dengan manusia lain.
Bentuk-bentuk peribadahan terdiri dari empat macam, yaitu shalat, shaum, zakat,
dan haji. Shalat adalah ibadah wajib seorang muslim yang dilakukan lima kali dalam
sehari semalam pada waktu yang telah ditentukan. Shaum adalah menahan diri dari hal-
hal yang dapat membatalkan shaum itu sendiri. Zakat adalah sebagian harta yang
diberikan kepada orang yang berhak menerimanya sesuai dengan aturan-aturan yang
telah ditetapkan. Sedangkan haji adalah mengunjungi Ka’bah sambil beribadah dengan
aturan-aturan tertentu. Dari keempat ibadah tersebut, yang paling penting adalah shalat.
Karena shalat merupakan ibadah yang wajib dilaksanakan oleh setiap umat muslim.
BAB 9
Membangun Keluarga yang Islami
Keluarga adalah unit terkecil dalam masyarakat dan merupakan kelompok yang
akan menjadi pengkokoh kehidupan dalam masyarakat. Dengan keluarga maka pondasi
masyarakat akan kuat jika dibangun dengan benar di keluarga. Melalui keluarga juga
anak akan terlindung dan pasti masa depannya. Di dalam keluarga anak-anak bisa dididik
dengan pendidikan yang tidak akan di dapat di luar.
Tujuan berkeluarga dalam Islam yaitu agar laki-laki dan perempuan dapat
menyalurkan kebutuhan seksual secara terhormat dan supaya keturunannya dapat dibina
dan dididik.
Sebelum seorang muslim menikah hendaknya ia memperhatikan agama calon
pasangannya. Pelaksanaan pernikahan akan disebut sah jika memenuhi persyaratan
sebagai berikut :
1. adanya pasangan yang akan dinikahkan
2. wali yang bertanggung jawab menikahkan calon pasangan
3. dua orang saksi
4. ijab dan qabul
5. mahar
Setelah pernikahan sah, maka akan terbentuk keluarga. Agar tercipta
keharmonisan di dalam keluarga maka suami dan istri harus melaksanakan kewajibannya
masing-masing agar menjadi sebuah keluarga yang sakinah mawadah warohmah.
Kewajiban seorang suami antara lain : (1) menggauli istri dengan sopan, (2)
memberi nafkah lahir dan batin kepada istri. Sedangkan kewajiban seorang istri kepada
suami antara lain : (1) patuh kepada suami selama perintah suami tidak menentang ajaran
Islam, (2) melayani kebutuhan biologis suami, (3) berterima kasih atas pemberian suami.
Agar keluarga dapat terbina dengan baik tentu harus ada sikap saling menghargai,
menghormati antara orang tua dan anak. Kewajiban orang tua kepada anaknya antara lain
mencukupi kebutuhan anak terhadap makanan, minuman, pakaian dan tempat tidur yang
layak, menjaga keselamatan anak sejak anak masih berada di dalam rahim hingga dewasa
dan mendidik anak tersebut supaya memiliki bekal untuk masa depan. Sedangkan
kewajiban anak kepada orang tua antara lain mematuhi perintah kedua orang tua kecuali
dalam hal maksiat, berbuat baik kepada mereka dan selalu mendoakan mereka.
Jika seorang muslim meninggal dunia, maka hartanya mesti dibagikan
berdasarkan aturan yang telah ditetapkan (mawaris). Karena harta atau segala yang ada di
dunia ini adalah milik Allah dan hanya Allah-lah sebagai pemilik langit dan bumi yang
berhak menentukan pada siapa saja dan berapa banyak harta itu dibagikan kembali.
BAB 10
Makanan dan Minuman dalam Islam
Menurut Yusuf Qardhawi, yang dimaksud dengan halal adalah sesuatu yang tidak
menimbulkan kerugian dan diizinkan oleh Allah untuk melakukannya. Sedangkan haram
adalah kebalikan dari halal. Sesuatu yang haram akan menimbulkan kerugian bagi
manusia dan jelas-jelas dilarang oleh Allah untuk melakukannya.
Konsep dasar halal dan haram dalam Islam yaitu : (1) halal dan haram adalah hak
mutlak Allah dan rasulnya, (2) halal dan haram itu jelas, dan (3) halal dan haram berlaku
bagi semua manusia.
Babi adalah salah satu jenis makanan yang diharamkan dalam Islam. Hal ini
disebabkan karena babi adalah binatang yang kotor. Babi memakan apa saja yang ada di
hadapannya. Kotoran sendiri pun ia makan. Selain itu, babi adalah binatang yang sangat
pemalas.
Selain babi, yang diharamkan dalam Islam adalah khamr. Khamr adalah minuman
yang dapat membuat manusia yang meminumnya menjadi mabuk. Menurut para ulama,
terdapat empat ayat yang turun yang berhubungan dengan khamr.
“Dan buah kurma dan anggur, kamu membuat minuman yang memabukkan dan
rezeki yang baik” (Q.S. An Nahl : 67)
Pada saat ayat tersebut diturunkan, umat Islam biasa meminum khamr karena ayat
tersebut tidak mengharamkan khamr. Setelah itu turunlah wahyu karena permintaan
sahabat rasul yang menyatakan bahwa khamr dapat merusak harta.
“Mereka bertanya kepadamu tentang khamr dan judi. Katakanlah : ‘pada
keduanya terdapat dosa yang besar dan beberapa manfaat bagi manusia, tetapi
dosa keduanya lebih besar dari manfaatnya’ “(Q.S. al Baqarah : 219)
Setelah turun ayat tersebut, sebagian umat Islam ada yang meninggalkan khamr
dan ada yang tidak. Lalu turunlah ayat ketika ada seorang sahabat yang shalat dalam
keadaan mabuk dan ia membaca surat al Kafirun menjadi “Wahai orang-orang kafir,
saya menyembah apa yang kamu sembah”. Setelah itu turunlah ayat sebagai berikut.
“Janganlah kamu shalat dalam keadaan mabuk.” (Q.S. An Nisa : 43)
Ayat keempat turun ketika terjadi konflik antara kaum muhajirin dan kaum anshar
dimana salah seorang muhajirin sedang mabuk dan membaca puisi yang menghina kaum
anshar sehingga membuat kaum anshar marah.
“Hai orang-orang yang beriman, sesungguhnya (meminum) khamr, berjudi,
(berkorban untuk) berhala, mengundi nasib dengan panah adalah termasuk
perbuatan syaitan. Maka jauhilah perbuatan itu agar kamu mendapat
keberuntungan.
Sesungguhnya syaitan itu bermaksud hendak menimbulkan permusuhan dan
kebencian di antara kamu lantaran (meminum) khamr dan berjudi itu dan
menghalangi kamu dari mengingat Allah dan sembahyang. Maka berhentilah
kamu (dari mengerjakan pekerjaan itu)” Q.S. al Maidah : 90-91)
Lembaga sertifikasi halal sangat diperlukan baik di negara-negara yang mayoritas
Islam dan non-Islam. Agar umat muslim yang terutama tinggal di negara yang non-Islam
mendapatkan makanan yang halal karena di Negara non-Islam akan sulit untuk
memperoleh makanan halal jika dilakukan secara individu. Oleh karena itu, perlu adanya
lembaga yang berkewenangan untuk menginformasikan suatu makanan itu haram atau
halal.
BAB 11
Konsep Dasar Ekonomi dan Transaksi dalam Sistem Muamalah Islam
Muamalah adalah ajaran Islam yang berhubungan dengan aturan-aturan dalam
mengatur hubungan sesama manusia supaya tercipta kedamaian dalam kehidupan
manusia.
Konsep dasar muamalah terdiri atas suatu asumsi terhadap fungsi kedudukan
manusia sebagai khalifah di muka bumi yang bertugas untuk menata kehidupan sebaik
mungkin.
Falsafah ekonomi Islam berinti pada hubungan manusia dengan Tuhan, hubungan
manusia dengan manusia, hubungan manusia dengan alam dan tujuan hidupnya di muka
bumi.
Prinsip-prinsip yang menjadi acuan untuk membentuk sistem perekonomian
adalah antara lain sebagai berikut.
1. harta yang baik adalah tulang punggung kehidupan
2. kegiatan ekonomi harus mendekatkan jarak antara berbagai lapisan masyarakat
3. setiap transaksi material disusun berdasarkan aturan-aturan yang adil
Islam mengakui adanya kepemilikan harta pribadi. Oleh sebab itu, Islam
memberikan hak pada pemilik harta untuk menjaga dan mempertahankan hartanya.
Pemilikan pribadi terhadap harta tidak terbatas selama dalam proses perolehannya
merupakan cara yang halal.
Cara-cara memperoleh harta yang diharamkan oleh Islam antara lain riba,
pencurian, bisnis judi, pelacuran, penyuapan, dan lain-lain.
Dalam transaksi jual beli terdapat ketentuan antara lain sebagai berikut :
1. Dibolehkan untuk mempertimbangkan pilihan asal dengan ketentuan yang telah
ditetapkan,
2. Bersumpah dalam transaksi dagang tidak diperbolehkan, dan
3. Dalam transaksi jual beli rumah atau tanah sebaiknya ada saksi.
Sedangkan dalam transaksi utang piutang, ketentuannya antara lain sebagai
berikut :
1. transaksi utang piutang hendaklah dicatat dan dipersaksikan dengan dua orang
saksi yang adil,
2. tidak boleh mencari keuntungan dalam hutang, dan
3. dibolehkan memberikan barang jaminan.
BAB 12
Etos Kerja dan Entrepreneurship
Terdapat dua jalan untuk memperoleh rezeki. Yang pertama memperoleh rezeki
dari warisan, hadiah, undian, atau dengan kata lain pemberian orang lain. Yang kedua
yaitu dengan berusaha atau bekerja.
Bekerja adalah jalan untuk mendapat rezeki yang lebih baik daripada menunggu
pemberian orang lain. Selain itu, Islam sangat menganjurkan bekerja atau berusaha.
Sabda rasul :
“Tidak seorang pun memakan satu makanan yang lebih baik daripada yang dia
makan dari hasil kerja tangannya dan sesungguhnya nabi Allah Daud itu makan
dari hasil kerja tangannya” (HR Bukhori)
Tujuan utama berusaha bagi manusia antara lain agar manusia dapat membina
ketentraman dan kebahagiaan, memenuhi nafkah keluarga, memenuhi hajat masyarakat,
sebagai sarana ibadah, dan lain-lain. Manfaat dari berusaha salah satunya dapat menolak
kemunkaran yang mungkin dapat terjadi karena pengangguran dan kelaparan.
Menurut Robert T. Kiyosaki terdapat empat jenis usaha jenis usaha yang dapat
digambarkan dalam bagan sebagai berikut.
E B
S I
(1) E adalah employee atau karyawan,
(2) S adalah self employee atau bekerja sendiri sebagai professional,
(3) B adalah business atau bisnis, dan
(4) I adalah investor dimana uang bekerja untuknya (investor)
Wirausaha atau entrepeneurship memiliki berbagai keuntungan antara lain :
1. dapat mencapai tujuan yang dikehendaki sendiri,
2. dapat mempublikasikan potensi yang dimiliki secara total, serta
3. mambantu masyarakat dengan usaha-usaha konkrit
Langkah awal untuk menjadi seorang wirausaha yaitu berani memulai dan berani
gagal. Selanjutnya seorang wirausaha jangan cepat merasa puas atas hasil yang telah
didapat serta tidak mudah berputus asa. Juga selalu bersikap optimis agar selalu dapat
melangkah maju.
BAB 13
Akhlak dan Tasawuf
A. Akhlak
Akhlak di dalam Islam adalah sebagai standar kebaikan dan kebenaran moral
karena akhlak mengajarkan bagaimana manusia bertindak sehingga manusia tersebut
dapat mengukur moralitasnya. Akhlak menyangkut masalah-masalah kehidupan yang
berhubungan dengan ukuran-ukuran baik-buruk dan benar-salahnya suatu perbuatan.
Dengan akhlak, manusia secara pribadi atau bersama-sama dijauhkan dari kecenderungan
untuk melakukan perbuatan yang dapat merugikan dirinya dan orang lain.
Allah swt. berfirman,
“Sesungguhnya engkau (wahai Muhammad) memiliki akhlak (moral) yang tinggi”
(Q.S. Al Qalam : 4)
Rasulullah dijadikan Allah sebagai contoh kepribadian yang sempurna dalam
berakhlak. Kepribadian rasul terikat pada nilai-nilai hidup yang telah ditetapkan oleh
Allah. Segala perbuatannya selalu didasarkan pada kaidah moral yang ditetapkan Allah
dalam al Qur’an.
B. Tasawuf
Secara semantik, tasawuf berkaitan dengan penyucian diri dan akhlak. Tasawuf
adalah suatu cabang dari ilmu keislaman yang lebih menitikberatkan pada pembersihan
diri melalui penerapan ajaran-ajaran akhlak secara sistematis.
Tujuan utama tasawuf adalah untuk mendekatkan diri dengan Allah. Untuk
mencapai tujuan tersebut, metode yang digunakan diawali dengan melakukan tawbah,
kemudian menempuh fase ketasawufan (maqamat) dan ahwad sampai mencapai ma’rifat.
BAB 14
Dakwah dan Amar Ma’ruf Nahyi Munkar
A. Dakwah
Secara bahasa, dakwah berarti memanggil atau mengundang. Sedangkan menurut
istilah, dakwah adalah mengajak umat untuk mengikuti petunjuk Allah dan rasul-Nya.
Tujuan dakwah yaitu antara lain untuk mempengaruhi cara berpikir dan bersikap manusia
agar bertindak di jalan yang Allah.
Sedangkan amar ma’ruf nahyi munkar berarti mengajak kepada kebaikan dan
mencegah kemunkaran. Hukum amar ma’ruf nahyi munkar adalah wajib. Hal ini sudah
jelas ditekankan di dalam ayat-ayat al Qur’an.
Kemunkaran adalah bencana yang paling berbahaya bagi umat muslim. Jika
kemunkaran dibiarkan maka akan merusak ke dalam masyarakat. Anggota-anggota
masyarakat akan teracuni dirinya dan hilang malunya dan akan terjauh dari mengingat
Allah.
Kemunkaran dapat dicegah dengan taghyir (merubah) ke arah yang lebih baik.
Rasulullah bersabda; “Barang siapa melihat kemunkaran, hendaklah ia merubahnya
dengan tangannya. Jika tidak mampu, maka dengan lisannya. Dan jika tidak mampu
apa-apa maka dengan hatinya namun tindakan itu merupakan selemah-lemahnya iman.”
B. Jihad
Jihad adalah pengorbanan dan perjuangan terhadap kebenaran hingga kekuatan
kebathilan hancur terkalahkan. Tak ada satu pun kegiatan yang tidak disertai oleh jihad
karena segala kegiatan yang kita lakukan pasti memerlukan pengorbanan dan usaha.
Menurut al Qur’an, terdapat lima macam jihad yaitu
1. jihad dengan harta,
2. jihad dengan fisik,
3. jihad dengan fisik,
4. jihad dengan nyawa, dan
5. jihad dengan apapun sesuai bentuk serangan lawan.
Jihad adalah upaya unyuk mencapai syahadah. Syahadah berarti kesaksian,
sedangkan syahid adalah orang yang bersaksi. Kemunkaran adalah perusakan kalimah
Allah, karena itu orang yang bersedia berkorban nyawa demi melawan semua itu disebut
mati syahid.
BAB 15
Islam dan Isu-isu Kontemporer
A. Demokrasi dan Kepemimpinan Islam
Hukum musyarawarah dalam Islam sepadan dengan demokrasi meskipun secara
istilah demokrasi tidak dikenal dalam Islam. Pemerintahan di dalam negara Islam tidak
mengenal kedaulatan rakyat seperti yang dikenal dan berkembang di negara barat.
Konsep inilah yang pertama berkembang dan masih dianut sampai sekarang sebagai
tipologi demokrasi yang ada di dalam Islam.
Karena di dalam Islam kedaulatan hanya milik Allah semata, Islam menggunakan
istilah khalifah (wakil), bukan kekuasaan tertinggi. Dengan kata lain, demokrasi/
musyawarah menyandarkan politiknya pada landasan kedaulatan Allah dan kekhalifahan
manusia.
Dalam kepemimpinan, keberadaan nilai-nilai kemanusiaan sangat penting
diterapkan agar pemimpin yang memimpin rakyatnya dapat memperlakukan rakyatnya
secara adil dan berperikemanusiaan.
B. Gender dalam Wacana Islam
Menurut Ann Oakley, gender merupakan :
1. hubungan antara manusia yang berjenis kelamin berbeda dan itu merupakan
hubungan hierarkis yang bisa menimbulkan masalah sosial,
2. gender merupakan eksplanatoris tentang tingkah laku, kedudukan sosial, dan
pengalaman konsep yang cenderung diskriminatif daripada antara pria-wanita,
dan
3. gender memformulasikan bahwa hubungan asimetris pria-wanita sebagai natural
order.
Adapun konsep gender itu dapat dimisalkan dengan :
1. Wanita dikenal lemah lembut, cantik, emosional, tidak mandiri, pasif, atau
keibuan, dan
2. pria dianggap kuat rasional, jantan, mandiri, agresif, eksploitatif dan perkasa.
Islam mengakui kesamaan martabat laki-laki dan perempuan tanpa membedakan
jenis kelamin.Keduanya memiliki hak dan kewajiban yang sejajar dalam berbagai bidang.
Laki-laki dan perempuan memiliki hak dan kewajibannya masing-masing. Keduanya
telah ditetapkan dalam al Qur’an meskipun pada saat ini terjadi berbagai pertentangan
antara kesetaraan pria dan wanita.