Rangkuman

3
Analisa Proses Reduksi Besi Oksida Dengan Variasi Reduktor (Arang, Batubara, Grafit) dan lama penyinaran Menggunakan Gekombang Mikro ABSTRAK Proses terjadinya reduksi dalam kurung waktu tertentu dengan menggunakan penyinaran gelobang mikrodengan daya 800 watt. Sampel hasil reduksi dengan uji XRD dan uji SEM- DEX yang digunakan menghasilkan 60 menit menunjukan proses reduksi yang optimal. Sehingga grafit mencapai kenaikan kadar Fe 76,703%. Jadi proses penyinaran dapat mempengaruhi kadar Fe. PENDAHULUAN Metalurgi adalah sebagai ilmu dan teknologi untuk memperoleh hingga pengolahan logam yang mencakup tahapan dari pengolahan biji mineral, pemerolehan (ekstraksi) logam, sampai ke pengolahannya untuk menyesuaikan sifat- sifat dan perilakunya sesuai dengan yang dipersyaratkan dalam pemakaian produk rekayasa tertentu. Tahapan rangkaian yaitu metalurgi ekstraksi, memproses dengan cara pirometalurgi dan hidrometalurgi. Pemanfaatan pasir besi Indonesia berbeda dengan Selandia baru dan RRC. Mineral pasir besi berupa titamagnetite yang mempunyai kandungan Fe yang rendah sehingga dibutuhkan

description

rangkuman

Transcript of Rangkuman

Analisa Proses Reduksi Besi Oksida Dengan Variasi Reduktor (Arang, Batubara, Grafit) dan lama penyinaran Menggunakan Gekombang MikroABSTRAK

Proses terjadinya reduksi dalam kurung waktu tertentu dengan menggunakan penyinaran gelobang mikrodengan daya 800 watt. Sampel hasil reduksi dengan uji XRD dan uji SEM-DEX yang digunakan menghasilkan 60 menit menunjukan proses reduksi yang optimal. Sehingga grafit mencapai kenaikan kadar Fe 76,703%. Jadi proses penyinaran dapat mempengaruhi kadar Fe.PENDAHULUAN

Metalurgi adalah sebagai ilmu dan teknologi untuk memperoleh hingga pengolahan logam yang mencakup tahapan dari pengolahan biji mineral, pemerolehan (ekstraksi) logam, sampai ke pengolahannya untuk menyesuaikan sifat-sifat dan perilakunya sesuai dengan yang dipersyaratkan dalam pemakaian produk rekayasa tertentu. Tahapan rangkaian yaitu metalurgi ekstraksi, memproses dengan cara pirometalurgi dan hidrometalurgi.

Pemanfaatan pasir besi Indonesia berbeda dengan Selandia baru dan RRC. Mineral pasir besi berupa titamagnetite yang mempunyai kandungan Fe yang rendah sehingga dibutuhkan adanya peningkatan Fe dari konsentrat pasir besi. Terdapat energi microwave yang menghasilkan Direct Reduced Iron (DRI). Teknologi ini diproyeksikan untuk menghilangkan banyak langkah produksi baja.

METODOLOGI

Uji yang digunakan adalah XRF test untuk mengetahui komposisi dari spesimen yang dilakukan pada reduksi pasir dengan berbagai reduktor. Kemudian uji XRD untuk mengetahui senyawa dan uji SEM untuk mengetahui morfologi permukaan dari sampel.HASIL DAN PEMBAHASAN

a. Hasil Uji XRF

Terdapat adanya peningkatan kadar Fe. Perbedaan variasi reduktor antara arang, batubara, dan grafit yang dipakai dapat diketahui peningkatan kadar Fe yang terjadi. Variasi reduktor yang memiliki fix karbon yang sama yaitu 99,7% mengalami peningkatan kadar Fe dimana kadar awal hanya 69.07 %.b. Hasil Uji XRD

Dari hasil uji XRD terhadap semua kompisisi, Peningkatan reduksi yang paling besar terdapat pada komposisi pasir besi dan grafit 40 : 9,04 gram pada waktu penyinaran selama 60 menit, seperti terlihat pada gambar 4.3 yaitu unsur Fe yang terbentuk dengan baik berada pada sudut 2 Theta sebesar 45o dengan besar intensitas/peak 110 disertai dengan persebaran unsur Fe yang banyak. Pembentukan unsur Fe terjadi seiring dengan reduksi magnetite menjadi wustite dengan baik.

c. Hasil Uji SEM-EDX

Pengujian yang dilakukan pada tiap rasio pasir besi dan kokas dengan lamanya penyiaran antara 40, 50, 60 menit terdapat kandungan Fe pada tiap pasir besi dan variasi reduktor (arang, batubara, grafit) sebesar 40: 11,4 gram , 40 : 10,88 gram, dan 40 : 9,04 gram.

KESIMPULAN

Lamanya penyinaran gelombang mikro terhadap pasir besi dan berbagai reduktor membuat peningkatan kadar Fe. Konsentrat Fe dari uji XRF terdapat komposisi pasir besi dan grafit sebesar 40 : 9,04 gram dengan lama penyinaran glombang mikro 60 menit yaitu 76,703 % Fe.