Rakernas Akuntansi 2011: Langkah Menuju Perwujudan · PDF fileRakernas Akuntansi 2011: Langkah...

2
Rakernas Akuntansi 2011: Langkah Menuju Perwujudan Good Governance dan Peningkatan Kualitas Laporan Keuangan Pemerintah Pusat Memasuki era reformasi, masyarakat Indonesia mulai diperkenalkan dengan istilah Good Governance. Akademisi, pemerhati ekonomi dan lembaga internasional semakin kencang menyerukannya, terutama dalam kaitannya dengan pengelolaan pemerintahan. Istilah Good Governance sendiri pertama kali digunakan pada World Development Report tahun 1989 yang mengacu pada penyelenggaraan pemerintahan yang amanah dan bertanggung jawab, tata kelola pemerintahan yang baik serta pemerintahan yang bersih. Pemerintah sebagai bagian dari sektor publik dituntut untuk mewujudkan Good Governance dan clean government agar dapat meraih kepercayaan publik demi terwujudnya tujuan pemerintahan. Menurut Prof. Dr. Sofian Effendi, ada tiga pilar pokok yang mendukung pencapaian Good Governance, yaitu pemerintah, civil society (masyarakat madani/masyarakat sipil) dan pasar (dunia usaha). Good Governance akan tercapai bila dalam penerapan otoritas politik, ekonomi dan administrasi antara ketiga pilar tersebut memiliki interaksi yang setara dan saling bersinergi. Namun demikian, ada prasyarat agar interaksi demikian dapat terwujud, yaitu adanya kepercayaan publik, transparansi, partisipasi, dan regulasi yang sehat. Salah satu upaya untuk mewujudkan kepercayaan publik adalah dengan meningkatkan transparansi, efisiensi dan akuntabilitas yang tercermin diantaranya pada laporan keuangan Pemerintah. Laporan keuangan Pemerintah merupakan komponen penting dalam menciptakan akuntabilitas dan transparansi pengelolaan keuangan Pemerintah. Dalam lima tahun terakhir, kualitas laporan keuangan Pemerintah, dalam hal ini kementerian negara dan lembaga Pemerintah menunjukkan perbaikan yang cukup signifikan. Pada tahun 2006, dari 81 Laporan Keuangan Kementerian/Lembaga (LKKL), hanya tujuh laporan yang dinyatakan Wajar Tanpa Pengecualian (WTP/Unqualified Opinion). Pada tahun 2007, 2008 dan 2009 terjadi peningkatan kualitas LKKL yang dinyatakan dengan opini audit WTP, masing-masing sebanyak 16, 35 dan 45. Tahun 2010 lalu, kualitas Laporan Keuangan Negara pun semakin membaik. Hal ini dapat dilihat dari peningkatan jumlah LKKL yang memperoleh opini audit WTP, yaitu 53 dari 83 LKKL. Tentu saja perjalanan menuju peningkatan kualitas pengelola keuangan negara tidak berhenti sampai di situ. Pemerintah terus berupaya untuk melakukan perbaikan dan terus

Transcript of Rakernas Akuntansi 2011: Langkah Menuju Perwujudan · PDF fileRakernas Akuntansi 2011: Langkah...

Page 1: Rakernas Akuntansi 2011: Langkah Menuju Perwujudan · PDF fileRakernas Akuntansi 2011: Langkah Menuju Perwujudan Good Governance dan Peningkatan Kualitas Laporan Keuangan Pemerintah

Rakernas Akuntansi 2011: Langkah Menuju Perwujudan Good Governance dan

Peningkatan Kualitas Laporan Keuangan Pemerintah Pusat

Memasuki era reformasi, masyarakat Indonesia mulai diperkenalkan dengan istilah Good

Governance. Akademisi, pemerhati ekonomi dan lembaga internasional semakin kencang

menyerukannya, terutama dalam kaitannya dengan pengelolaan pemerintahan. Istilah Good

Governance sendiri pertama kali digunakan pada World Development Report tahun 1989 yang

mengacu pada penyelenggaraan pemerintahan yang amanah dan bertanggung jawab, tata kelola

pemerintahan yang baik serta pemerintahan yang bersih. Pemerintah sebagai bagian dari sektor

publik dituntut untuk mewujudkan Good Governance dan clean government agar dapat meraih

kepercayaan publik demi terwujudnya tujuan pemerintahan.

Menurut Prof. Dr. Sofian Effendi, ada tiga pilar pokok yang mendukung pencapaian

Good Governance, yaitu pemerintah, civil society (masyarakat madani/masyarakat sipil) dan

pasar (dunia usaha). Good Governance akan tercapai bila dalam penerapan otoritas politik,

ekonomi dan administrasi antara ketiga pilar tersebut memiliki interaksi yang setara dan saling

bersinergi. Namun demikian, ada prasyarat agar interaksi demikian dapat terwujud, yaitu adanya

kepercayaan publik, transparansi, partisipasi, dan regulasi yang sehat. Salah satu upaya untuk

mewujudkan kepercayaan publik adalah dengan meningkatkan transparansi, efisiensi dan

akuntabilitas yang tercermin diantaranya pada laporan keuangan Pemerintah. Laporan keuangan

Pemerintah merupakan komponen penting dalam menciptakan akuntabilitas dan transparansi

pengelolaan keuangan Pemerintah.

Dalam lima tahun terakhir, kualitas laporan keuangan Pemerintah, dalam hal ini

kementerian negara dan lembaga Pemerintah menunjukkan perbaikan yang cukup signifikan.

Pada tahun 2006, dari 81 Laporan Keuangan Kementerian/Lembaga (LKKL), hanya tujuh

laporan yang dinyatakan Wajar Tanpa Pengecualian (WTP/Unqualified Opinion). Pada tahun

2007, 2008 dan 2009 terjadi peningkatan kualitas LKKL yang dinyatakan dengan opini audit

WTP, masing-masing sebanyak 16, 35 dan 45. Tahun 2010 lalu, kualitas Laporan Keuangan

Negara pun semakin membaik. Hal ini dapat dilihat dari peningkatan jumlah LKKL yang

memperoleh opini audit WTP, yaitu 53 dari 83 LKKL.

Tentu saja perjalanan menuju peningkatan kualitas pengelola keuangan negara tidak

berhenti sampai di situ. Pemerintah terus berupaya untuk melakukan perbaikan dan terus

Page 2: Rakernas Akuntansi 2011: Langkah Menuju Perwujudan · PDF fileRakernas Akuntansi 2011: Langkah Menuju Perwujudan Good Governance dan Peningkatan Kualitas Laporan Keuangan Pemerintah

meningkatkan kualitas transparansi dan akuntabilitas dalam pengelolaan keuangan negara.

Upaya-upaya tersebut antara lain dengan tidak membatasi lingkup pemeriksaan oleh Badan

Pemeriksa Keuangan (BPK), memperbaiki mekanisme pencatatan penerimaan hibah dan

pinjaman luar negeri, ataupun dengan mengungkapkan secara memadai mengenai unsur-unsur

dalam laporan keuangan. Presiden Susilo Bambang Yudhoyono juga telah menginstruksikan

kepada segenap jajaran pemerintahan agar lebih meningkatkan tertib administrasi dan

menyampaikan bahwa pada tahun 2012 tidak boleh lagi ada menteri dan kepala lembaga yang

mendapat opini “tidak memberikan pendapat” apalagi “tidak wajar” dalam laporan keuangannya.

Oleh karena itu, pada tahun 2011 Pemerintah bertekad untuk memperoleh Opini WTP

untuk seluruh Laporan Keuangan dari BPK. Untuk mencapai target tersebut, diperlukan

koordinasi antar-Lembaga Pemerintah agar dapat menyusun strategi beserta langkah kongkret.

Salah satu upaya koordinasi yang dilakukan oleh Pemerintah adalah melalui penyelenggaraan

Rapat Kerja Nasional (Rakernas) Akuntasi dan Pelaporan Keuangan yang sudah diadakan sejak

tahun 2008. Tahun ini, acara serupa kembali digelar pada 19-20 September 2011 di Gedung

Dhanapala Kementerian Keuangan Jakarta, dengan tema “Peningkatan Kinerja Pengelolaan

Keuangan Pemerintah dalam Rangka Mewujudkan Laporan Pertanggungjawaban Keuangan

Pemerintah yang Berkualitas”.

Selain itu, Rakernas ini juga bertujuan untuk memelihara komitmen para pelaku

akuntansi dan pelaporan keuangan pemerintah di semua kementerian negara/lembaga serta

mendorong terwujudnya Laporan Keuangan Pemerintah Pusat (LKPP) dan LKKL berkualitas

terbaik dengan dukungan Aparat Pengawas Intern Pemerintah (APIP) yang kompeten dan

berintegritas. Acara yang dibuka oleh Wakil Presiden ini akan membahas beberapa hal,

diantaranya ekspektasi BPK terhadap kinerja keuangan Pemerintah, strategi peningkatan kinerja

pengelolaan keuangan Pemerintah, strategi mencapai LKKL dan LKPP yang berkualitas baik,

rencana dan strategi penerapan akuntansi pemerintahan berbasis akrual, dan implementasi Sistem

Perbendaharaan dan Anggaran Negara (SPAN).

Pada akhirnya, Rakernas ini diharapkan dapat menjadi langkah koordinasi yang mampu

memfasilitasi interaksi seluruh pihak dalam pemerintahan menuju terwujudnya transparansi dan

akuntabilitas pelaporan keuangan negara dalam pencapaian good governance dan clean

government demi Indonesia yang lebih baik.