rahasia kedokteran

27

Click here to load reader

description

etika dan hukum

Transcript of rahasia kedokteran

Page 1: rahasia kedokteran

Etika dan Hukum

Rahasia Kedokteran

Winda Anastesya

Nim : 10 2009 246

Fakultas Kedokteran Universitas Kristen Krida Wacana

Alamat : Jl. Terusan Arjuna No. 6 Jakarta Barat

Email : [email protected]

PENDAHULUAN

Rahasia kedokteran adalah suatu norma yang secara tradisional dianggap sebagai norma

dasar yang melindungi hubungan dokter dengan pasien. Sumpah Hipocrates berbunyi :

When i may see or hear in the course of the treatment or even outside of the treatment in

regard to the life of men, which on no account one must spread abroad, I will keep to myself

hording such things shamefull to be spoken about.

all that may come to my knowledge in the exercise of my profession or not in connection

with it, or in daily commerce with men, which ought not be spoken abroad, i will not divulge

abroad and will never real.

Demikian pula di dalam Kode Etik Kedokteran Internasional terdapat pasal yang

berbunyi : A doctor shall preserve absolute secrecy on all he knows about his patients

Alamat email : [email protected] Page 1

Page 2: rahasia kedokteran

because of the confidence entrusted him. Pasal ini tampak lebih “lunak” dibandingkan dengan

bunyi sumpah Hipocrates.

Sumpah Dokter Indonesia salah satunya berbunyi : “ saya akan merahasiakan segala

sesuatu yang saya ketahui karena keprofesian saya”, sedangkan Kode Etik Kedokteran

Indonesia merumuskannya sebagai “ Setiap dokter wajib merahasiakan segala sesuatu yang

diketahuinya tentang seorang pasien, bahkan juga setelah pasien itu meninggal dunia.

Peraturan Pemerintah No. 10 tahun 1966 yang mengatur tentang wajib simpan rahasia

kedokteran mewajibkan seluruh tenaga kesehatan untuk menyimpan segala sesuatu yang

diketahuinya selama melakukan pekerjaan di bidang kedokteran sebagai rahasia kedokteran.

Namun PP tersebut memberikan pengecualian sebagaimana terdapat dalam pasal 2, yaitu

apabila terdapat peraturan perundang-undangan yang sederajat ( PP ) atau yang yang lebih

tinggi ( UU ) yang mengaturnya lain.1

ETIKA KEDOKTERAN

Seperti yang telah diketahui,bahwa dalam transaksi terapeutik terdapat hak dan

kewajiban kepada masing-masing pihak secara timbal balik. Adapun salah satu kewajiban

dokter adalah berkewajiban menyimpan rahasia kedokteran yang dimiliki pasiennya. Di

bidang Etik Kedokteran, sepanjang dapat ditelusuri masalah rahasia kedoteran mulai diatur

dalam Sumpah Hipocrates pada abad 469-399 SM yang berbunyi,”Apa yang saya melihat

atau mendengar sewaktu menjalankan praktek atau tidak, tentang kehidupan seseorang yang

seharusnya tidak diungkapkan, akan saya perlakukan sebagai rahasia.”1

Selain di dalam Sumpah Hipocrates, kewajiban menyimpan rahasia kedokteran juga

terdapat pada:

1. Declaration of Geneva

Declaration of Geneva ini adalah versi Sumpah Hipocrates yang di modernisasi yang

diintroduksikan oleh World Medical Association. Khusus yang mengenai rahasia

kedokteran berbunyi: I will respect the secrets which are confided in me, even after

the patient has died”.

2. International Code of Medical Ethics

Pada tahun 1968 di Sydney diadakan perubahan pada declaration of Geneva yang

kemudian menjadi pedoman dasar untuk terbitnya International Code of Medical

Ethics ini. Khusus yang mengenai rahasia kedokteran berbunyi:”A doctor shall

Alamat email : [email protected] Page 2

Page 3: rahasia kedokteran

preserve absolutte secrecy on all he knows about his patients becouse the confidence

entrusted in him”

3. Declaration of Lisbon 1981

Deklarasi ini menetapkan pula bahwa pasien berhak untuk meminta kepada dokternya

agar mengindahkan sifat rahasia dari segala data medik dan data pribadinya.

4. Peraturan pemerintah Nomor 26 Tahun 1966 yang memuat Lafal Sumpah Dokteran

Indonesia. Dalam Sumpah ini khusunya di dalam Penjelasan Pasal 1 Kode Etik

Kedokeran berbunyi:”Saya akan merahasiakan segala sesuatau yang saya ketahui

karena pekerjaan saya dan karena keilmuan saya sebagai dokter

5. Kode Etik Kedokteran Indonesia (KODEKI)

Pasal 12 tercantum kalimat sebagai berikut:

“Setiap dokter wajib merahasiakan segala sesuatu yang diketahuinya tentang seorang

penderita, bahkan juga setelah penderita itu meninggal dunia.”

Sumpah dalam hubungan dengan rahasia kedokteran ini jika ditinjau secara

yuridis tidak mempunyai arti. Sumpah hanyalah merupakan suatu ikrar, suatu

pernyataan kehendak secara sepihak yang pelaksaannya tergantung kepadan hati

nurani si pelaku itu sendiri. Oleh karena itu suatu sumpah tidak dapat dipergunakan

sebagai dasar hukum untuk penuntutan. Demikian pula Kode Etik Kedokteran

Indonesia (KODEKI) yang termasuk bidang etik yang sifatnya self imposed

regulations. Suatu kode etik ini bersifat intern dimana sanksi hanya dapat dijatuhkan

dalam kaitan organisasi dan oleh organisasi itu sendiri. Suatu KODEKI juga tidak

mempunyai nilai yuridis, sehingga tidak mempunyai akibat hukum dan adapun dasar

yuridis untuk menuntut yang menyangkut rahasia kedokteran, akan dijelaskan

dibagian selanjutnya.2

Undang-Undang praktek kedokteran RI no 29 thn 24 mengatur hak dan kewajiban dokter dan

pasien

Pasal 50 ( Hak dokter )

Dokter atau dokter gigi dalam melaksanakan praktik kedokteran mempunyai hak :

1. Memperoleh perlindungan hukum sepanjang melaksanakan tugas sesuai dengan

standart profesi dan standar prosedur operasional

Alamat email : [email protected] Page 3

Page 4: rahasia kedokteran

2. Memberikan pelayanan medis menurut standart profesi dan standart prosedur

operasional

3. Memperoleh informasi yang lengkap dan jujur dari pasien dan keluarganya

4. Menerima imbalan jasa

Pasal 51 ( Kewajiban dokter )

Dokter atau dokter gigi dalam melaksanakan praktik kedokteran mempunyai kewajiban :

1. Memberikan pelayanan medis sesuai dengan standart profesi dan standart prosedure

operasional

2. Merujuk pasien kedokter yang mempunyai keahlian atau kemampuan lebih baik

apabila tidak mampu melakukan pemeriksaan atau pengobatan

3. merahasiakan segala sesuatu yang diketahuinya tentang pasien, bahkan setelah pasien

meninggal dunia

4. melakukan pertolongan darurat atas dasar perikemanusiaan, kecuali bila ia yakin ada

orang lain yang bertugas dan mampu melaksanakannya dan

5. Menambah ilmu pengetahuan dan mengikuti perkembangan ilmu kedokteran

Pasal 52 ( Hak Pasien )

Pasien dalam menerima pelayanan pada praktik kedokteran, mempunyai hak :

1. Mendapatkan penjelasan secara lengkap tentang tindakan medis

2. Meminta pendapat dokter lain

3. Mendapatkan pelayanan sesuai dengan kebutuhan medis

4. menolak tindakan medis

5. mendapatkan isi rekam medis

Pasal 53 ( Kewajiban Pasien )

Pasien dalam menerima pelayanan pada praktik kedokteran, mempunyai kewajiban :

1. memberikan informasi yang lengkap dan jujur tentang masalah kesehatannya

2. Mematuhi nasehat dan petunjuk dokter

3. mematuhi ketentuan yang berlaku di sarana pelayanan kesehatan

Alamat email : [email protected] Page 4

Page 5: rahasia kedokteran

4. Memberikan imbalan jasa atas pelayanan yang diterima3

KODE ETIK KEDOKTERAN INDONESIA

KEWAJIBAN DOKTER TERHADAP PASIEN

Pasal 10

Setiap dokter wajib bersikap tulus ikhlas dan mempergunakan segala ilmu dan

ketrampilannya untuk kepentingan pasien. Dalam hal ini ia tidak mampu melakukan suatu

pemeriksaan atau pengobatan, maka atas persetujuan pasien,ia wajib menujuk pasien kepada

dokter yang mempunyai keahlian dalam penyakit tersebut.

Penjelasan : Dokter yang mempunyai keahlian dalam penyakit tersebut adalah dokter yang

mempunyai kompetensi keahlian di bidang tertentu menurut dokter yang waktu itu sedang

menangani pasien.

Pasal 11

Setiap dokter harus memberikan kesempatan kepada pasien agar senantiasa dapat

berhubungan dengan keluarga dan penasehatnya dalam beribadat dan atau dalam masalah

lainnya.

Pasal 12

Setiap dokter wajib merahasiakan segala sesuatu yang diketahuinya tentang seorang pasien,

bahkan juga setelah pasien itu meninggal dunia.

Penjelasan : Kewajiban ini sering disebut sebagai kewajiban memegang teguh rahasia jabatan

yang mempunyai aspek hukum dan tidak bersifat mutlak.

Pasal 13

Setiap dokter wajib melakukan pertolongan darurat sebagai suatu tugas perikemanusiaan,

kecuali bila ia yakin ada orang lain bersedia dan mampu memberikannya

Penjelasan : kewajiban ini tidak dilaksanakan apabila dokter tersebut terancam jiwanya.

Alamat email : [email protected] Page 5

Page 6: rahasia kedokteran

1. Hak Pasien Terhadap Rahasia Kedokteran

Setiap pasien yang meminta pertolongan kepada dokter harus merasa aman

dan bebas.Pasien harus dapat menceritakan dengan hati terbuka segala keluhan yang

mengganggu keadaan jasmani dan rohaninya, dengan keyakinan bahwa hak itu berguna untuk

menyembuhkan dirinya. Pasien tidak boleh merasa khawatir bahwa segala sesuatu mengenai

keadaan dirinya akan disampaikan kepada orang lain, baik oleh dokter atau tenaga kesehatan

lainnya. Hal tersebut merupakan syarat utama terjadinya hubungan baik antara dokter atau

tenaga kesehatan lainnya dengan pasien.Oleh karena itu dalam hukum kesehatan seorang

pasien diberi hak-hak tertentu. Salah satu dari beberapa hak pasien yang dimaksud adalah hak

atas rahasia kedokteran.4

Adapun yang dimaksud dengan rahasia kedokteran menurut ketentuan Pasal 1 PP

nomor 10 Tahun 1966 tentang wajib simpan Rahasia kedokteran adalah “Segala sesuatu yang

diketahui oleh orang-orang tersebut dalam Pasal 3 pada waktu atau selama melakukan

pekerjaannya dalam lapangan kedokteran”.

Di dalam penjelasan Pasal 1 tentang kata-kata “segala sesuatu yang diketahui” maksudnya

adalah segala fakta yang didapat dalam pemeriksaan pasien, intepretasinya untuk menegakkan

diagnose dan melakukan pengobatan: dari anamnesa, pemeriksaan jasmaniah, pemeriksaan

dengan alat-alat kedokteran dan sebagainya. Juga termasuk fakta yang dikumpulkan oleh

pembantu-pembantunya.Seorang ahli obat dan mereka yang bekerja dalam apotik harus pula

merahasiakan obat dan khasiatnya yang diberikan dokter kepada pasiennya.

Selanjutnya rahasia kedokteran menurut J. Guwandi diartikan sebagai “rahasia di bidang

kedokteran”.

Rumusan lain tentang rahasia kedokteran seperti yang tercantum dalam beberapa

literatur, ialah “segala rahasia yang oleh pasien secara disadari atau tidak disadari

disampaikan kepada dokter dan segala sesuatu yang oleh dokter telah diketahuinya

sewaktu mengobati dan merawat pasien.

Berdasarkan rumusan-rumusan tentang rahasia kedokteran tersebut di atas, maka yang

dimaksud dengan hak atas rahasia kedokteran adalah suatu hak yang dimiliki oleh pasien

tentang semua fakta/keadaan pasien yang telah disampaikan dan diketahui dokter atau

tenaga kesehatan lainnya termasuk para pembantunya atas dasar kepercayaan.

Rahasia kedokteran tersebut kemudian dituangkan dalam sebuah berkas yang disebut

dengan Rekam Medik/Kesehatan.Dengan demikian pemilik rahasia kedokteran dan isi

rekam medik/kesehatan adalah pasien, sedangkan dokter mempunyai kewajiban untuk

Alamat email : [email protected] Page 6

Page 7: rahasia kedokteran

merahasiakan isi rekam medis tersebut terhadap pihak-pihak lain selain pasien.

Hak atas rahasia kedokteran ini bertujuan untuk melindungi hubungan baik antara

dokter dengan pasiennya, sebab rahasia merupakan hak dasar manusia.4,6,8

2. Kewajiban Dokter untuk Menyimpan Rahasia Kedokteran

Salah satu di antara beberapa kewajiban dokter adalah menyimpan rahasia kedokteran.

Kewajiban menyimpan rahasia kedokteran tersebut adalah merupakan rahasia jabatan yang

harus dipegang teguh oleh dokter dan merupakan syarat yang senantiasa harus dipenuhi untuk

menciptakan suasana saling mempercayai yang mutlak dibutuhkan dalam hubungan dokter

dengan pasien.Rahasia jabatan dokter dimaksudkan untuk rnelindungi rahasia penyakit pasien

sehingga tetap terpelihara kepercayaan pasien terhadap dokternya.

Kewajiban para dokter untuk merahasiakan hal-hal yang diketahui karena jabatannya

atau pekerjaannya adalah berpijak pada norma-norma kesusilaan, yang pada hakekatnya

merupakan suatu kewajiban moral, dan norma hokum.

Norma-norma kesusilaan tersebut tidak mencukupi karena banyak tergantung sifat dan

kelakuan perseorangan yang tentunya berbeda beda dan tidak selalu baik. Selain daripada itu

apabil terjadi pelanggaran norma kesusilaan sanksinya tidak tegas yaitu sanksi sosial dari

masyarakat. Oleh karena itu diperlukan suatu norma hukum, sehingga dapat lebih melindungi

kepentingan manusia dan sanksinya lebih tegas jika terjadi pelanggaran.

Norma-norma kesusilaan dan norma hukum tadi dicantumkan dalam berbagai

peraturan dan undang-undang yang merupakan pedoman seorang dokter dalam menjalankan

tugas dan profesinya.5,6

HUKUM KEDOKTERAN MENGENAI WAJIB SIMPAN RAHASIA KEDOKTERAN

Definisi Rahasia Medis

Dokter harus sadar bahwa masyarakat kita sekarang ini sudah kritis dan dapat merespon

terhadap segala sesuatu yang dirasa tidak sesuai dan merugikan mereka. Sering timbul

masalah yang menyangkut hubungan dokter - pasien --> pembocoran rahasia. Harus disadari

bahwa tanggung jawab dari profesi kedokteran ini sangatlah besar dan harus sesuai dengan

hukum yang berlaku termasuk kode etik kedokteran dan kondisi masyarakat.5

Alamat email : [email protected] Page 7

Page 8: rahasia kedokteran

Arti Rahasia Kedokteran (PP No.10 tahun 1966)

Rahasia kedokteran adalah segala sesuatu yang harus dirahasiakan mengenai apa yang

diketahui dan didapatkan selama menjalani praktek lapangan kedokteran, baik yang

menyangkut masa sekarang maupun yang sudah lampau, baik pasien yang masih hidup

maupun yang sudah meninggal.

Rahasia pekerjaan

Segala sesuatu yang diketahui dan harus dirahasiakan berdasarkan lafal sumpah yang

diucapkan pada waktu menerima gelar seorang dokter.

Rahasia jabatan

Segala sesuatu yg diketahui dan harus dirahasiakan berdasarkan lafal sumpah yg diucapkan

pd waktu diangkat sebagai pegawai negeri.

Peraturan yang mengatur tentang wajib simpan rahasia kedokteran :

1.PP No. 26 tahun 1960 tentang lafal sumpah dokter

“Saya bersumpah/berjanji bahwa saya akan merahasiakan segala sesuatu yang saya ketahui

karena pekerjaan saya dan karena keilmuan saya sebagai dokter”.

2.Pasal 12 dalam KODEKI

“ Seorang dokter wajib merahasiakan segala sesuatu yang diketahuinya tentang pasien karena

kepercayaan yang diberikan kepadanya, bahkan juga setelah pasien meninggal dunia “.

Yang Berkewajiban Simpan Rahasia Medis

Berdasarkan penjelasan pada pasal 2 PP no. 10 tahun 1966 yang wajib menyimpan rahasia

medis yaitu :

Alamat email : [email protected] Page 8

Page 9: rahasia kedokteran

“Berdasarkan pasal ini orang ( selain daripada tenaga kesehatan ) yang dalam pekerjaanya

berurusan dengan orang sakit atau mengetahui keadaan sisakit, ( baik ) yang tidak maupun

yang belum mengucapkan sumpah jabatan, berkewajiban menjunjung tinggi rahasia

mengenai keadaan si sakit. Dengan demikian para mahasiswa kedokteran, kedokteran gigi,

ahli farmasi, ahli laboratorium, ahli sinar, bidan, para pegawai, murid para medis dan

sebagainya termasuk dalam golongan yang diwajibkan menyimpan rahasia. Menteri

Kesehatan dapat menetapkan, baik secara umum, maupun secara insedentil, orang-orang lain

yang wajib menyimpan rahasia kedokteran, misalnya pegawai tata-usaha pada rumah sakit

dan laboratorium-laboratorium.

Yang termasuk sebagai tenaga kesehatan :

a. tenaga medis : dokter, dokter gigi

b. tenaga keperawatan : perawat, bidan

c. tenaga kefarmasian : apoteker, analisis farmasi, asisten apoteker

d. tenaga kesehatan masyarakat :epidemiologi kesehatan, entomology kesehatan,

mikrobio, penyuluh kesehatan, administrator

kesehatan, sanitarian kesehatan.

e. tenaga gizi : nutrisionis, defisien

f. tenaga keterapian fisik : fisio terapis, okupasiterapis, terapis wicara

g. tenaga keteknisan medik :radiographer, radioterapis, teknisi gigi, teknisi

elektromedis

Kapan Rahasia Medis Dapat Dibuka

Rahasia medis dapat dibuka, ketika :

Ijin / otorisasi pasien

Berdasarkan Undang-undang Praktik Kedokteran pasal 48 tentang Rahasia

Kedokteran,

- Setiap dokter atau dokter gigi dalam melaksanakan praktik kedokteran wajib

menyimpan rahasia kedokteran.

Alamat email : [email protected] Page 9

Page 10: rahasia kedokteran

- Rahasia kedokteran dapat di buka hanya untuk kepentingan kesehatan

pasien,memenuhi aparatur penegak hukum dalam rangka penegakan hukum,

permintaan pasien sendiri, atau berdasarkan ketentuan perundang-undangan

- Ketentuan lebih lanjut mengenai rahasia kedokteran diatur dengan Peraturan

Menteri.

Seorang dokter boleh membuka rahasia medis atau rahasia kedokteran tanpa perlu di

jatuhi hukuman, apabila dokter membuka rahasia tersebut berdasarkan ketentuan

perundang-undangan seperti berikut:

KUHP pasal 49

Tidak dipidana, barang siapa yang melakukan perbuatan pembelaan terpaksa untuk

diri sendiri maupun untuk orang lain, kehormatan kesusilaan atau harta benda sendiri

maupun orang lain, karena ada serangan atau ancaman serangan yang sangat dekat

pada saat itu yang melawan hukum .

KUHP Pasal 50

Barang siapa melakukan perbuatan untuk melaksanakan ketentuan undang-undang

tidak di pidana.

KUHP Pasal 51

Barang siapa melakukan perbuatan untuk melaksanakan perintah jabatan yang di

berikan oleh penguasa yang berwenang, tidak di pidana.

Sanksi Hukum Yang Berhubungan Dengan Rahasia Medis

Menurut pasal 322 KUHP yang berbunyi:

(1) “Barang siapa dengan sengaja membuka sesuatu rahasia yang ia wajib menyimpannya

oleh karena jabatan atau pekerjaannya, baik yang sekarang maupun yang dulu, dihukum

dengan penjara selama-lamanya sembilan bulan atau denda sebanyak-banyaknya

sembilan ribu rupiah“

(2) “Jika kejahatan ini dilakukan terhadap seseorang yang tertentu, ia hanya dituntut atas

pengaduan orang tersebut“

Alamat email : [email protected] Page 10

Page 11: rahasia kedokteran

Berdasarkan ayat pertama, bukan hanya dokter melainkan juga seseorang yang berprofesi

selain dokter berlaku terhadap sanksi ini, serta sanksi ini akan tetap terus berlaku meskipun

seorang dokter tersebut telah tidak berpraktik, sudah pensiun, ataupun pindah pekerjaan.

Berdasarkan ayat kedua, apabila dokter membuka rahasia pasiennya, tidak akan langsung

dituntut oleh pengadilan, melainkan hanya sesudah ada pengaduan atau tuntutan dari

pasiennya.

Menurut pasal 1365 KUHP Perdata yang berbunyi:

“Barang siapa yang berbuat salah sehingga seorang lain menderita kerugian, berwajib

mengganti kerugian tersebut“

Berdasarkan pasal tersebut, dapat dimengerti bahawa apabila seorang dokter membuka

rahasia medis pasiennya, dan pasien tersebut menderita kerugian akibat hal itu, maka dokter

tersebut wajib mengganti kerugian pasien tersebut.2,4,7

Selain itu etika kedokteran umumnya membenarkan pembukaan rahasia kedokteran secar

terbatas untuk kepentingan konsultasi professional, pendidikan dan penelitian. Permenkes No.

749a juga memberi peluang bagi penggunaan rekam medis untuk pendidikan dan penelitian.

Dalam hal kaitannya dengan keadaan yang memaksa dikenal dua keadaan, yaitu pengaruh

daya paksa yang memadai ( overmacht ) dan keadaan yang memaksa ( noodtoestand ).

Noodtoestand dapat diakibatkan oleh tiga keadaan, yaitu adanya pertentangan antara dua

kepentingan hukum, pertentangan antara kepentingan hukum dan kewajiban hukum. Dalam

menggunakan alasan-alasan yang bersifat hukum diatas haruslah dilakukan dengan

pertimbangan yang matang, dan sebaiknya hanya dilakukan oleh dokter yang bersangkutan

dan atau pimpinan sarana kesehatan tersebut.

Salah satu conth dari noodtoestand diatas adalah apabila seorang dokter menemui kasus

korban child abuse yang berat atau patut diduga akan terjadi pengulangan yang lebih berat di

kemudian hari. Dalam hal ini, menjaga rahasia kedokteran adalah kewajiban hukum bagi

dokter, namun memberitahukan peristiwa ini kepada pihak yang berwenang adalah demi

membela kepentingan hukum pasien ( si anak ). Lebih jauh dapat dikatakan bahwa apabila ia

tidak memberitahukan kepada pihak yang berwenang maka keadilan tidak tercapai (

obstruction of justice ) dan si anak ( pasien ) mungkin akan diperburuk keadaannya

( bertentangan dengan prinsip etika kedokteran beneficence dan non malaficence ).1,8

Alamat email : [email protected] Page 11

Page 12: rahasia kedokteran

Hal-Hal yang dapat menggugurkan kewajiban dokter dalam menjaga rahasia

kedokteran

Seperti yang telah dibicarakan diatas, bahwa pada dasarnya kewajiban menyimpan

rahasia kedokteran sesungguhnya berlaku bagi setiap dokter yang menjalankan tugas dan

profesinya. Seorang dokter yang melanggar kewajiban menyimpan rahasia kedokteran tanpa

alasan-alasan yang dapat dibenarkan dapat dituntut baik secara perdata maupun pidana dan

tak ketinggalan pula akan mndapat sanksi administrasi.

Namun terhadap kewajibannya ini sifatnya tidak mutlak.Artinya dalam situasi-situasi

tertentu seorang dokter dapat memberitahukan atau membeberkan tentang rahasia kedokteran

yang diketahuinya.

Menurut Herkutanto sebagai mana disitir oleh J.Guwandi ada beberapa keadaan

dimana dokter dapat membuka rahasia kedoktera tersebut tanpa sanksi hukum. Keadaan

tersebut dapat dibagi dalam 2 golongan, yaitu :

1. Adanya kerelaan atau izin pasien

2. Pembukaan rahasia kedokteran atas dasar KUHP pasal 48, 50, dan 51.

Sementara itu, Eck mengemukakan 4 justifikasi untuk pengecualian pengungkapan

rahasia kedokteran yaitu :

1. Ijin dari yang pasien

2. Keadaan yang mendesak atau terpaksa

3. Peraturan perundang-undangan

4. Perintah jabatan yang sah

Pendapat lainnya dikemukakan oleh Fred Amelin yang mengatakan bahwa ada 6 hal

yang memungkinkan seorang dokter untuk membuka rahasia kedokteran, yaitu :

1. Diatur oleh undang-undang

2. Pasien membahayakan umum atau membahayakan orang lain.

3. Pasien dapat memperoleh hak khusus

Alamat email : [email protected] Page 12

Page 13: rahasia kedokteran

`4. Pasien secara sadar dan jelas memberikan izin.

5. Pasien menginginkan untuk ditemani seorang pendamping saat memasuki ruang

periksa dokter.8

Dari beberapa pendapat diatas dapat kita simpulkan hal-hal apa saja yang dapat

menggugurkan seorang dokter dalam menjaga kerahasiannya yaitu antara lain :

1. Adanya izin dari pasien

Dalam hal ini rahasia kedokteran adalah milik atau hak dari pasien, sehingga

hanya pasien lah yang satu-satunya dapat memutuskan apakah rahasia tentang kondisi

medisnya dapat diberitahukan kepada orang lain atau tidak .Izin dari pasien ini juga yang

melegalkan seorang dokter untuk mengungkapkan rahasia kedokteran serorang pasien tanpa

ancaman sanksi hukum.Izin ini dapat berupa izin yang tertulis ataupun lisan.

2. Adanya keadaan yang mendesak

Hal ini sesuai dengan pasal 48 KUHP “Siapapun tak terpidana jika melakukan

suatu perbuatan karena terdorong oleh keadaan yang terpaksa” . Terpaksa dalam hal ini

bersifat relatif yaitu dimana terjadi karena adanya tekanan atau kondisi darurat yang mana

apabil kondisi itu tidak ada maka keadaan terpaksa itu tidak ada.

3. Adanya peraturan perundang-undangan

Pasal 50 KUHP mengatakan “barangsiapa melakukan perbuatan untuk

melaksanakan ketentuan undang-undang tidak dipidana”. Dalam hal ini dapat dianggap

bahwa secara materil oleh undang-undang sudah dipertimbangkan bahwa terdapat

kepentingan yang lebih besar dan secara formil justifikasinya terletak pada adanya

perundang-undangan.

4. Adanya perintah jabatan

Sebagai pembenar lain seorang dokter dapat tidak menjaga rahasia kedokteran

diatur pada pasal 51 KUHP. Pasal ini mengatur seorang dokter yang mempunyai jabatan

rangkap seperti dokter militer atau dokter penguji kesehatan yang mana hasil medis dari

pasien dapat diberitahukan kepada institusi yang meminta tanpa perlu izin dari pasien terlebih

dahulu.

Alamat email : [email protected] Page 13

Page 14: rahasia kedokteran

5. Demi kepentingan umum

Alasan ini muncul karena dalam praktek keseharian manusia dalam hal ini seorang

pasien merupakan public figure atau tokoh masyarakat yang dianggap penting bagi

masyarakat.2,4,6

ASPEK BIOETIKA KEDOKTERAN

Kaidah Dasar Moral ( Moral Principle )

Defenisi bioetik

            Sepanjang perjalanan sejarah dunia Kedokteran, banyak defenisi dan paham mengenai

bioetika yang dilontarkan oleh para ahli etika dari berbagai belahan dunia. Pendapat pendapat

ini dibuat untuk merumuskan suatu pemahaman bersama tentang apa itu bioetika.

            Bioetika berasal dari kata bios yang berati kehidupan dan ethos yang berarti norma-

norma atau nilai-nilai moral. Bioetika merupakan studi interdisipliner tentang masalah yang

ditimbulkan oleh perkembangan di bidang biologi dan ilmu kedokteran baik skala mikro

maupun makro, masa kini dan masa mendatang. Bioetika mencakup isu-isu sosial, agama,

ekonomi, dan hukum bahkan politik. Bioetika selain membicarakan bidang medis, seperti

abortus, euthanasia, transplantasi organ, teknologi reproduksi butan, dan rekayasa genetik,

membahas pula masalah kesehatan, faktor budaya yang berperan dalam lingkup kesehatan

masyarakat, hak pasien, moralitas penyembuhan tradisional, lingkungan kerja, demografi, dan

sebagainya. Bioetika memberi perhatian yang besar pula terhadap penelitian kesehatan pada

manusia dan hewan percobaan.1

            Menurut F. Abel, Bioetika adalah studi interdisipliner tentang masalah-masalah yang

ditimbulkan oleh perkembangan biologi dan kedokteran, tidak hanya memperhatikan

masalah-masalah yang terjadi pada masa sekarang, tetapi juga memperhitungkan timbulnya

masalah pada masa yang akan datang.

            Kaidah kaidah bioetik merupakah sebuah hukum mutlak bagi seorang dokter. Seorang

dokter wajib mengamalkan prinsip prinsip yang ada dalam kaidah tersebut, tetapi pada

beberapa kasus, karena kondisi berbeda, satu prinsip menjadi lebih penting dan sah untuk

digunakan dengan mengorbankan prinsip yang lain. Kondisi seperti ini disebut Prima Facie.

Konsil Kedokteran Indonesia, dengan mengadopsi prinsip etika kedokteran barat, menetapkan

Alamat email : [email protected] Page 14

Page 15: rahasia kedokteran

bahwa, praktik kedokteran Indonesia mengacu kepada kepada 4 kaidah dasar moral yang

sering juga disebut kaidah dasar etika kedokteran atau bioetika, yaitu:2

Autonomi

Beneficence

Non - Maleficence

Justice

Autonomi

Dalam kaidah ini, seorang dokter wajib menghormati martabat dan hak manusia. Setiap

individu harus diperlakukan sebagai manusia yang mempunyai hak menentukan nasib sendiri.

Dalam hal ini pasien diberi hak untuk berfikir secara logis dan membuat keputusan sendiri.

Autonomi bermaksud menghendaki, menyetujui, membenarkan, membela, dan membiarkan

pasien demi dirinya sendiri.

 Kaidah Autonomi mempunyai prinsip – prinsip sebagai berikut :

Menghargai hak menentukan nasib sendiri

Tidak mengintervensi pasien dalam membuat keputusan

Berterus terang menghargai privasi

Menjaga rahasia pasien

Menghargai rasionalitas pasien

Melaksanakan Informed Consent

Membiarkan pasien dewasa dan kompeten mengambil keputusan sendiri

Tidak mengintervensi atau menghalangi autonomi pasien

Mencegah pihak lain mengintervensi pasien dalam membuat keputusan, termasuk keluarga

pasien sendiri

Sabar menunggu keputusan yang akan diambil pasien pada kasus non emergensi

Alamat email : [email protected] Page 15

Page 16: rahasia kedokteran

Tidak berbohong kepada pasien meskipun demi kebaikann pasien

Mejaga hubungan atau kontrak

Beneficence

          Dalam arti bahwa seorang dokter berbuat baik, menghormati martabat manusia,

dokter tersebut harus berusaha maksimal agar pasiennya tetap dalam kondisi sehat. Perlakuan

terbaik kepada pasien merupakan poin utama dalam kaidah ini. Kaidah beneficence

menegaskan peran dokter untuk menyediakan kemudahan dan kesenangan kepada pasien

mengambil langkah positif untuk memaksimalisasi akibat baik daripada hal yang buruk. 

Prinsip prinsip yang terkandung didalam kaidah ini adalah;

Mengutamakan Altruisme (rela berkorban demi kepentingan orang lain, dan tidak

mementingkan dirinya sendiri ).

Menjamin nilai pokok harkat dan martabat manusia

Memandang pasien atau keluarga bukanlah suatu tindakan tidak hanya menguntungkan

seorang dokter

Tidak ada pembatasan “goal based”

Mengusahakan agar kebaikan atau manfaatnya lebih banyak dibandingkan dengan suatu

keburukannya

Paternalisme bertanggung jawab/kasih sayang

Menjamin kehidupan baik-minimal manusia

Memaksimalisasi hak-hak pasien secara keseluruhan

Menerapkan Golden Rule Principle, yaitu melakukan hal yang baik seperti yang orang lain

inginkan

Memberi suatu resep berkhasiat namun murah

Mengembangkan profesi secara terus menerus

Alamat email : [email protected] Page 16

Page 17: rahasia kedokteran

Minimalisasi akibat buruk

Non – Malficence

          Non-malficence adalah suatu prinsip yang mana seorang dokter tidak melakukan

perbuatan yang memperburuk pasien dan memilih pengobatan yang paling kecil resikonya

bagi pasien yang dirawat atau diobati olehnya. Pernyataan kuno Fist, do no harm, tetap

berlaku dan harus diikuti. Non-malficence mempunyai ciri-ciri:

Menolong pasien emergensi

Mengobati pasien yang luka

Tidak membunuh pasien

Tidak memandang pasien sebagai objek

Tidak menghina/mencaci maki/memanfaatkan pasien

Melindungi pasien dari serangan

Manfaat pasien lebih banyak daripada kerugian dokter

Tidak membahayakan pasien karena kelalaian

Menghindari misrepresentasi

Memberikan semangat hidup

Justice

          Keadilan atau Justice adalah suatu prinsip dimana seorang dokter wajib memberikan

perlakuan sama rata serta adil untuk kebahagiaan dan kenyamanan pasien tersebut. Perbedaan

tingkat ekonomi, pandangan politik, agama, kebangsaan, perbedaan kedudukan sosial,

kebangsaan, dan kewarganegaraan tidak boleh mengubah sikap dan pelayanan dokter

terhadap pasiennya. Justice mempunyai ciri-ciri :

Memberlakukan segala sesuatu secara universal

Alamat email : [email protected] Page 17

Page 18: rahasia kedokteran

Mengambil porsi terakhir dari proses membagi yang telah ia lakukan

Memberikan kesempatan yang sama terhadap pribadi dalam posisi yang sama

Menghargai hak sehat pasien

Menghargai hak hukum pasien

Menghargai hak orang lain

Menjaga kelompok rentan

Tidak membedakan pelayanan terhadap pasien atas dasar SARA, status social, dan

sebagainya

Tidak melakukan penyalahgunaan

Memberikan kontribusi yang relatif sama dengan kebutuhan pasien

Meminta partisipasi pasien sesuai dengan kemampuannya

Kewajiban mendistribusikan keuntungan dan kerugian secara adil

Mengembalikan hak kepada pemiliknya pada saat yang tepat dan kompeten

Tidak memberi beban berat secara tidak merata tanpa alasan sah atau tepat

Menghormati hak populasi yang sama sama rentan penyakit atau gangguan kesehatan

Bijak dalam makroalokasi 1

KESIMPULAN

Berdasarkan uraian diatas dapat diambil kesimpulan bahwa dokter tersebut telah mengikuti

aturan perundang-undangan untuk menyimpan rahasia pasiennya. Kewajiban dokter untuk

menyimpan rahasia kedokteran dapat gugur dan dokter tidak dikenai sanksi hukum bila ada

Alamat email : [email protected] Page 18

Page 19: rahasia kedokteran

ijin dari pasien, dokter dalam keadaan terpaksa, dokter menjalankan peraturan perundang-

undangan, dokter melakukan perintah jabatan, demi kepentingan umum. Seorang dokter juga

mendapatkan perlindungan hukum.

DAFTAR PUSTAKA

1. Budi S, Zulhasmar S, Tjeptjep DS. Bioetika dan hukum kedokteran. Edisi ke-II

Jakarta: Pustaka. 2007

2. Hanafiah, J., Amri amir. Etika Kedokteran dan Hukum Kesehatan (4th ed). Jakarta:

EGC. 2009.

3. Undang-undang RI No.29 th 2004 tentang praktik kedokteran. Penerbit : Indonesia

Legal Center Publishing. 2009.

4. Veronica komalawati. Hukum dan etika dalam praktek dokter. Jakarta : Pustaka Sinar

Harapan. 2003

5. Ko tjay sing. Rahasia pekerjaan Dokter dan advokat. Jakarta : Gramedia. 2003.

6. Amelyn, F.Kapita Selekta Hukum Kedokteran, Jakarta : Grafika Tama Jaya. 2004

7. Husein Kerbal. Segi-segi Etis dan Yuridis Informed Consent. Jakarta : Pustaka Sinar

Harapan. 2001

8. Guswandi, J. Trilogi Rahasia Kedokteran. Jakarta : FKUI. 2005

Alamat email : [email protected] Page 19