RAGAM QIRA’AT DALAM TAFSIR

37
RAGAM QIRA’AT DALAM TAFSIR (Kajian Kitab Tafsir Al-Munir Karya Syekh Nawawi al-Bantani (w. 1897 M) Terhadap Farsy al-Hurûf dalam Surah Al-Baqarah) Skripsi ini Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Agama (S.Ag) Oleh: Khoirotun Nisa NIM. 16210744 Pembimbing: Ahmad Hawasyi, M.Ag PROGRAM STUDI ILMU AL-QUR’AN DAN TAFSIR FAKULTAS USHULUDDIN DAN DAKWAH INSTITUT ILMU AL-QUR’AN (IIQ) JAKARTA 1442 H/2020 M

Transcript of RAGAM QIRA’AT DALAM TAFSIR

Page 1: RAGAM QIRA’AT DALAM TAFSIR

RAGAM QIRA’AT DALAM TAFSIR

(Kajian Kitab Tafsir Al-Munir Karya Syekh Nawawi

al-Bantani (w. 1897 M) Terhadap Farsy al-Hurûf

dalam Surah Al-Baqarah)

Skripsi ini Diajukan

Sebagai Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Agama (S.Ag)

Oleh:

Khoirotun Nisa

NIM. 16210744

Pembimbing:

Ahmad Hawasyi, M.Ag

PROGRAM STUDI ILMU AL-QUR’AN DAN TAFSIR

FAKULTAS USHULUDDIN DAN DAKWAH

INSTITUT ILMU AL-QUR’AN (IIQ) JAKARTA

1442 H/2020 M

Page 2: RAGAM QIRA’AT DALAM TAFSIR

i

i

PERSETUJUAN PEMBIMBING

Skripsi dengan judul “Ragam Qira’at dalam Tafsir (Kajian Kitab Tafsir Al-

Munir Karya Syekh Nawawi al-Bantani Terhadap Farsy al-Hurûf dalam

Surah Al-Baqarah)” yang disusun oleh Khoirotun Nisa Nomor Induk

Mahasiswa: 16210744 telah diperiksa dan disetujui untuk diujikan ke sidang

munaqasyah.

Jakarta, 30 Agustus 2020

Pembimbing,

Ahmad Hawasyi, MA

Page 3: RAGAM QIRA’AT DALAM TAFSIR

ii

ii

LEMBAR PENGESAHAN

Skripsi dengan judul “Ragam Qira’at dalam Tafsir (Kajian Kitab Tafsir Al-

Munir Karya Syekh Nawawi al-Bantani Terhadap Farsy al-Hurûf dalam

Surah Al-Baqarah)” oleh Khoirotun Nisa dengan NIM 16210744 telah

diujikan pada sidang Munaqasyah Fakultas Ushuluddin dan Dakwah Institut

Ilmu Al-Qur’an (IIQ) Jakarta pada tanggal 31 Agustus 2020. Skripsi telah

diterima sebagai salah satu syarat memperoleh gelar Sarjana Agama (S.Ag).

Jakarta, 31 Agustus 2020

Dekan Fakultas Ushuluddin dan Dakwah

Institut Ilmu Al-Qur’an Jakarta (IIQ) Jakarta,

Dr. Muhammad Ulinnuha, Lc., MA

Sidang Munaqasyah

Ketua Sidang,

Dr. Muhammad Ulinnuha, Lc., MA

Sekretaris Sidang,

Mamluatun Nafisah, M.Ag

Penguji I,

Dr. Hj. Romlah Widayati, M.Ag

Penguji II,

Istiqomah, MA

Pembimbing,

Ahmad Hawasyi, M.Ag

Page 4: RAGAM QIRA’AT DALAM TAFSIR

iii

iii

PERNYATAAN PENULIS

Saya yang bertanda tangan di bawah ini:

Nama : Khoirotun Nisa

NIM : 16210744

Tempat/Tanggal Lahir: Cirebon, 31 Juli 1996

Menyatakan bahwa skripsi dengan judul “Ragam Qira’at dalam Tafsir (Kajian

Kitab Tafsir Al-Munir Karya Syekh Nawawi al-Bantani Terhadap Farsy al-Hurûf

dalam Surah Al-Baqarah)” adalah benar-benar hasil karya saya kecuali kutipan-

kutipan yang sudah disebutkan. Kesalahan dan kekurangan di dalam karya ini

sepenuhnya menjadi tanggung jawab saya.

Jakarta, 30 Agustus 2020

Khoirotun Nisa

Page 5: RAGAM QIRA’AT DALAM TAFSIR

iv

iv

MOTTO

Jalani Hidup dengan Hati yang Tenang

Page 6: RAGAM QIRA’AT DALAM TAFSIR

v

v

حيم حمن الر الر بسم الله

KATA PENGANTAR

Segala puji dan syukur kehadirat Allah Swt., atas segala limpahan

rahmat dan karunianya sehingga penulis dapat menyelesaikan tugas skripsi

dengan judul “Ragam Qira’at dalam Tafsir (Kajian Kitab Tafsir Al-Munir

Karya Syekh Nawawi al-Bantani Terhadap Farsy al-Hurûf dalam Surah Al-

Baqarah)” Tugas skripsi ini sebagai salah satu syarat untuk menyelesaikan

Program Sarjana Strata Satu (S1) pada program studi Ilmu Al-Qur’an dan

Tafsir, fakultas Ushuluddin dan Dakwah.

Shalawat dan salam senantiasa tercurah limpahkan kepada baginda

Nabi Muhammad Saw. yang telah membawa kita dari kebodohan kepada iman

dan takwa. Semoga kelak akan mendapat syafa’atnya. Aamiin..

Penulis menyadari bahwa penulisan skripsi ini tidak dapat terselesaikan

tanpa bimbingan dan dukungan dari berbagai pihak. Oleh karena itu penulis

ingin mengucapkan terima kasih kepada:

1. Ibu Prof. Dr. Hj. Huzaemah Tahido Yanggo, MA selaku Rektor Institut

Ilmu Al-Qur’an (IIQ) Jakarta

2. Bapak Dr. Muhammad Ulinnuha, Lc., MA selaku Dekan Fakultas

Ushuluddin dan Dakwah Institut Ilmu Al-Qur’an (IIQ) Jakarta

3. Bapak Hawasyi, MA selaku dosen pembimbing skripsi, yang telah

banyak meluangkan waktunya untuk memberikan arahan, masukan

agar skripsi ini segera terselesaikan.

4. Bapak dan Ibu dosen fakultas Ushuluddin dan Dakwah Institut Ilmu

Al-Qur’an (IIQ) Jakarta, yang telah memberikan banyak ilmu dann

pengetahuan kepada penulis.

Page 7: RAGAM QIRA’AT DALAM TAFSIR

vi

vi

5. Seluruh Instruktur tahfiz Institut Ilmu Al-Qur’an (IIQ) Jakarta,

terutama kepada Ibu Muthmainnah, MA dan ka Fitriani, S.Pd, ka

Lutfah S. Ag, dan ibu Hj. Isti’anah yang senantiasa sabar dan telaten

membimbing penulis dalam menghafal Al-Qur’an serta memberikan

motivasi dalam menghafal dan menjaganya.

6. Keluarga Amin Family, mama Amin dan ema Khamimah yang tak

pernah henti memanjatkan do’a untuk kebahagiaan anak-anaknya.

Kakak-kakakku (Nurkholis Amin, S.Farm, Apt, Nunung Nurjannah,

S.Pdi, Mar’atus Shalihah, M.Pd, Marzuqoh S.Pd, dan Ahmad Marzuki,

S.Pd. T) dan adik-adikku (Abu Bakar Siddiq, Abu Abdillah dan Abu

Sa’id Mubarok) yang selalu mendukung dan menyemangati dalam

segala hal, serta ponakan-ponakan yang lucu dan menggemaskan yang

selalu memberikan hiburan.

7. Sahabat dan teman-teman khususnya keluarga Ciputat, keluarga

asrama al-Husainy, keluarga Ponpes Ummul Qura’ Pondok Cabe,

keluarga Pesantren Takhassus IIQ Jakarta, dan teman-teman

seperjuangan IIQ Jakarta 2016.

8. Kepada semua pihak yang tidak dapat disebutkan satu persatu, yang

telah berpartisipasi dan mendukung dalam membantu penyelesaian

tugas skripsi ini. Semoga Allah membalas kebaikan kalian dengan

sebaik-baiknya balasan. Aamiin ya rabbal ‘alamiin.

Jakarta, 30 Agustus 2020

Penulis

Khoirotun Nisa

Page 8: RAGAM QIRA’AT DALAM TAFSIR

vii

vii

TRANSLITERASI

1. Konsonan

th : ط a : أ

zh : ظ b : ب

‘ : ع t : ت

gh : غ ts : ث

f : ف j : ج

q : ق h : ح

l : ل kh : خ

m : م d : د

n : ن dz : ذ

w : و r : ر

h : ه z : ز

` : ء s : س

y : ي sy : ش

sh : ص

dh : ض

2. Vokal

Vokal Tunggal Vokal Panjang Vokal Rangkap

Fathah : a آ : â ي : ai

Kasrah : i ي : î و : au

Dhammah : u و : û

Page 9: RAGAM QIRA’AT DALAM TAFSIR

viii

viii

3. Kata sandang

a. Kata sandang yang diikuti alif lam (لا) qamariyah

Kata sandang yang diikuti oleh alif lam (ال) qamariyah

ditransliterasikan sesuai dengan bunyinya. Contoh:

al-Baqarah : البقرة

al-Madînah : المدينة

b. Kata sandang yang diikuti oleh alif-lam (ال) syamsiyah

Kata sandang yang diikuti oleh alif (ال) syamsiyah

ditransliterasikan sesuai dengan aturan yang digariskan di depan

dan sesuai bunyinya. Contoh:

ar-Rajul : الرجل

asy-Syams : الشمس

as-Sayyidah : السيدة

ad-Dârimî : الدارمي

c. Syaddah (Tasydîd)

Syaddah (Tasydîd) dalam sistem aksara Arab digunakan lambang

( ), sedangkan untuk alih aksara ini dilambangkan dengan huruf,

yaitu dengan cara menggandakan huruf yang bertanda tasydîd.

Aturan ini berlaku secara umum, baik tasydîd yang berada ditengah

kata, di akhir kata ataupun yang terletak setelah kata sandang yang

diikuti oleh huruf-huruf syamsiyah. Contoh:

نا باالل Âmannâ billâhi : أ م

ن السف هاء Âmana as-Sufahâ’u : أ م

Inna al-ladzîna : إن الذين

كع الر wa ar-rukka‘i : و

Page 10: RAGAM QIRA’AT DALAM TAFSIR

ix

ix

d. Ta Marbûthah (ة)

Ta Marbuuthah (ة) apabila berdiri sendiri, waqaf atau diikuti oleh

kata sifat (na‘at), maka huruf tersebut dialihaksarakan menjadi

huruf “h”. Contoh:

فأئدة al-Af`idah : الأ

لمية سأ al-Jâmi‘ah al-Islâmiyyah : الأجامعةالأ

Sedangkan ta marbûthah (ة) yang diikuti atau disambungkan (di-

washal) dengan kata benda (ism), maka dialih aksarakan menjadi

huruf “t”. Contoh:

ن اصب ة ع امل ة : ‘Âmilatun Nâshibah

ى al-’Âyat al-Kubraa : ال ي ة الك بر

e. Huruf Kapital

Sistem penulisan huruf Arab tidak mengenal huruf kapital, akan

tetapi apabila telah dialihaksarakan maka berlaku ketentuan Ejaan

yang Disempurnakan (EYD) bahasa Indonesia, seperti penulisan

awal kalimat, huruf awal nama tempat, nama bulan, nama diri dan

lain-lain. Ketentuan yang berlaku pada EYD berlaku pula dalam

alih aksara ini, seperti cetak miring (italic) atau cetak tebal (bold)

dan ketentuan lainnya. Adapun untuk nama diri yang diawali

dengan kata sandang, maka huruf yang ditulis kapital adalah awal

nama diri, bukan kata sandangnya. Contoh: ‘Ali Hasan al-‘Âridh,

al-Asqallânî, al-Farmawi dan seterusnya. Khusus untuk penulisan

kata Alqur`an dan nama-nama surahnya menggunakan huruf

kapital. Contoh: Al-Qur`an, Al-Baqarah, Al-Fâtihah dan

seterusnya.

Page 11: RAGAM QIRA’AT DALAM TAFSIR

x

x

DAFTAR ISI

PERSETUJUAN PEMBIMBING .................................................................. i

LEMBAR PENGESAHAN .......................................................................... ii

PERNYATAAN PENULIS ......................................................................... iii

MOTTO ...................................................................................................... iv

KATA PENGANTAR .................................................................................. v

TRANSLITERASI ..................................................................................... vii

DAFTAR ISI ................................................................................................ x

BAB I ........................................................................................................... 1

PENDAHULUAN ........................................................................................ 1

A. Latar Belakang Masalah ................................................................. 1

B. Identifikasi dan Pembatasan Masalah ............................................. 6

C. Rumusan Masalah .......................................................................... 7

D. Tujuan dan Manfaat Penelitian ....................................................... 7

E. Tinjauan Pustaka ............................................................................ 8

F. Kerangka Teori ................................................................................ 12

G. Metodologi Penelitian .................................................................. 14

H. Sistematika Penulisan ................................................................... 17

BAB II ....................................................................................................... 19

KAJIAN TENTANG QIRA’AT ................................................................. 19

A. Pengertian Qira’at ........................................................................ 19

B. Perbedaan dalam Qira’at............................................................... 20

C. Sejarah Perkembangan Qira’at...................................................... 44

D. Tingkatan dan Macam-macam Qira’at .......................................... 48

E. Klasifikasi Qira’at dari Segi Pengaruhnya Terhadap Penafsiran .... 51

BAB III ...................................................................................................... 54

BIOGRAFI SYEKH NAWAWI AL-BANTANI (1230 H/1813 M – 1314

H/1897 M) DAN KITAB TAFSIR AL-MUNIR ......................................... 54

Page 12: RAGAM QIRA’AT DALAM TAFSIR

xi

xi

A. Biografi Syekh Nawawi al-Bantani (1230 H/1813 M – 1314 H/1897

54

B. Kitab Tafsir Al-Munir .................................................................. 61

BAB IV ...................................................................................................... 68

PERBEDAAN QIRA’AT DAN IMPLIKASINYA TERHADAP

PENAFSIRAN AL-MUNIR ....................................................................... 68

A. Pengaruh Perbedaan Qira’at Terhadap Penafsiran Al-Qur’an pada

ayat-ayat yang mengandung farsy al-huruf .............................................. 68

1. Kata يكذب ون pada QS. Al-Baqarah[2]:10 ..................................... 68

2. Kata ته ـ pada QS. Al-Baqarah[2]: 81 ................................ 71 خطي

3. Kata تظهرون pada QS. Al-Baqarah[2]: 85 ..................................... 73

4. Kata ن نسخ dan ن نسها pada QS. Al-Baqarah[2]: 106 ..................... 77

5. Kata ولتس ل pada QS. Al-Baqarah[2]: 119 .................................. 80

6. Kata ذوا pada QS. Al-Baqarah[2]: 125 .................................... 83 وات

7. Kata امت قولون pada QS. Al-Baqarah[2]: 140 ................................. 86

8. Kata ي عملون pada QS. Al-Baqarah[2]: 144 ................................... 89

9. Kata ولوي رى pada QS. Al-Baqarah[2]: 165 ................................... 92

10. Kata منموص pada QS. Al-Baqarah[2]: 182 .................................. 96

11. Kata pada QS. Al-Baqarah[2]: 184 ........................ 99 فديةطعاممسكي ن

12. Kata فلرفثولفسوق pada QS. Al-Baqarah[2]: 197 ...................... 101

13. Kata ت رجعالمور pada QS. Al-Baqarah[2]: 210 ............................. 104

14. Kata يطهرن pada QS. Al-Baqarah[2]: 222 ................................... 106

15. Kata تم pada QS. Al-Baqarah[2]: 233.................................. 109 ماات ي

16. Kata وصية pada QS. Al-Baqarah[2]: 240 .................................... 111

17. Kata غرفة pada QS. Al-Baqarah[2]: 249 ..................................... 114

18. Kata ن نشزها pada QS. Al-Baqarah[2]: 259 .................................. 118

Page 13: RAGAM QIRA’AT DALAM TAFSIR

xii

xii

19. Kata ويكف ر pada QS. Al-Baqarah[2]: 271 ................................... 121

DAFTAR PUSTAKA ............................................................................... 127

Page 14: RAGAM QIRA’AT DALAM TAFSIR

xiii

xiii

ABSTRAK

Qira’at adalah salah satu kajian al-Qur’an dan termasuk disiplin ilmu yang

mempelajari tata cara melafadzkan beberapa kosakata al-Qur’an dan

perbedaan pelafadzannya dengan menisbatkan pada orang yang meriwayatkan.

Perbedaan pelafadzannya tersebut adakalanya berpengaruh terhadap

penafsiran dan adakalanya tidak berpengaruh terhadap penafsiran. Penelitian

ini berjudul “Ragam Qira’at Dan Tafsir (Kajian Kitab Tafsir Al-Munir

Terhadap Farsy al-Huruf dalam Surah Al-Baqarah)” yang mana masalah yang

diangkat dalam penelitian adalah tentang bagaimana pengaruh ragam qira’at

sab’ah terhadap penafsiran ayat-ayat Al-Qur’an surah Al-Baqarah yang

mengandung farsy al-huruf dalam tafsir al-Munir karya Syekh Nawawi al-

Bantani.

Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis dan mendeskripsikan

peengaruh perbedaan qira’at sab’ah terhadap penafsiran ayat-ayat yang

mengandung farsy al-huruf. Penelitian ini bersifat library research dengan

jenis penelitian kualitatif menggunakan metode deskriptif-analitis.

Dalam QS. Al-Baqarah, penulis menemukan 104 farsy al-huruf, dari

104 farsy al-huruf Syekh Nawawi al-Bantani dalam tafsir Al-Munir

menjelaskan perbedaan qira’at pada 19 farsy al-huruf yang berpengaruh

terhadap penafsiran ayat. 19 farsy al-huruf tersebut terdapat dalam ayat 10,

ayat 81, ayat 85, ayat 106, ayat 119, ayat 125, ayat 140, ayat 144, ayat 165,

ayat 182, ayat 184, ayat 197, ayat 210, ayat 222, ayat 233, ayat 240, ayat 249,

ayat 259, dan ayat 271. Pengaruh ragam qira’at tersebut sangat signifikan

karena menimbulkan makna yang berbeda yang disebabkan oleh perubahan

lafadz (dalam segi bacaan).

Page 15: RAGAM QIRA’AT DALAM TAFSIR

1

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Qira’at adalah salah satu kajian Al-Qur’an dan termasuk disiplin

ilmu yang mempelajari tata cara melafadzkan beberapa kosakata Al-

Qur’an dan perbedaan pelafadzannya dengan menisbatkan pada orang

yang meriwayatkan. Bacaan qira’at bukan didasarkan atas hasil ijtihad

tetapi berdasarkan pada riwayat yang sanadnya bersambung sampai

kepada Nabi Muhammad Saw.1 Objek kajian (ontologi) ilmu qira’at

adalah Al-Qur’an dari segi perbedaan lafadz dan cara artikulasinya.

Sedangkan nilai guna ilmu qira’at sebagaimana yang dijelaskan oleh Az-

Zarqani (w. 769 H/1367 M) dalam Manâhil al-‘Irfân adalah sebagai salah

satu instrumen untuk mempertahankan orisinalitas Al-Qur’an dan

sekaligus bermanfaat sebagai kunci untuk masuk ke dalam tafsir Al-

Qur’an.2

Ada beberapa pandangan ulama terkait ragam qira’at dan

pengaruhnya terhadap penafsiran. Ibnu Taimiyah (w. 728 H)

mengungkapkan bahwa perbedaan qira’at dapat mempengaruhi penafsiran

Al-Qur’an.3 Menurut Jalaluddin As-Suyuti (911 H/1505 M), pemahaman

terhadap qira’at sebagai prasyarat tafsir disebabkan oleh adanya versi

bacaan Al-Qur’an (qira’at) yang berbeda-beda. Perbedaan tersebut

adakalanya berkaitan dengan substansi lafadz dan adakalanya berkaitan

1 Ahmad Fathoni, Tuntunan Praktis 101 Maqra’ Qira’at Mujawwad & al-Kalimah

al-Farsyiyah Riwayat ad-Duriy dan as-Susiy, Jilid 1,(Ciputat: WasaPrinting, 2016), h.2-3 2 Muhammad ‘Abd al-‘Adzim al-Zarqaniy, Manahil al-‘Irfan fi ‘Ulum Al-Qur’an

Jilid 1, (Libanon: Daar al-Kutub al-‘Araby, 1995), h. 21 3 Romlah Widayati, “Memahami Penafsiran Ayat Poligami Melalui Pendekatan

Qira’at Al-Qur’an: Penafsiran QS. An-Nisa’: 3” dalam Jurnal Alim Jurnal of Islamic

Education, h. 207

Page 16: RAGAM QIRA’AT DALAM TAFSIR

2

2

dengan lahjah atau dialek kebahasaan. Perbedaan qira’at yang berkaitan

dengan substansi lafadz bisa menimbulkan perbedaan makna. Sementara

perbedaan qira’at yang berkaitan dengan lahjah atau dialek kebahasaan

tidak menimbulkan perbedaan makna seperti bacaan tashîl4, imâlah,5

taqlîl,6 tarqîq,7 tafkhîm8 dan sebagainya. 9 Ibnu ‘Asyur (w. 1393 H/1973

M), dalam muqaddimah kitab tafsirnya membahas tentang qira’at dan

pengaruhnya terhadap penafsiran Al-Qur’an. Menurut Ibnu ‘Asyur (w.

1393 H/1973 M), hubungan antara qira’at dan tafsir dapat dikelompokkan

menjadi dua: pertama, qira’at yang tidak berimplikasi pada penafsiran;

dan kedua, qira’at yang berimplikasi pada penafsiran. Jenis qira’at yang

tidak berimplikasi pada penafsiran disebabkan oleh perbedaan

pengucapan huruf, tanda baca, panjang dan pendeknya bacaan, al-imâlah,

al-takhfîf, al-Tashîl, al-Tahqîq, al-jahr (nafas ditahan), al-hams (nafas

berhembus) dan al-ghunnah (berdengung). Jenis qira’at yang berimplikasi

terhadap penafsiran (QS. Yusuf [12]: 110).

4 Tashîl adalah bacaan khusus huruf hamzah. Didalam prakteknya, apabila hamzah

berharakat fathah maka bunyinya antara hamzah yang berharakat fathah dan alif (ha-samar).

Apabila hamzah berharakat dhammah maka bunyinya antara hamzah yang berharakat

dhammah dan waw (hu-samar). Apabila hamzah berharakat kasrah maka bunyinya antara

hamzah yang berharakat kasrah dan ya (lihat: Ahmad Fathoni, Tuntunan Praktis 101 Maqra

Qira’at Mujawwad dan al-Kalimah al-Farsyiyah Riwayat ad-Duriy dan as-Susi Jilid 1, h.11) 5 Imâlah adalah bunyi alif yang diucapkan antara fathah dan kasrah dan antara alif

dan ya. (lihat: Ahmad Fathoni, Tuntunan Praktis 101 Maqra Qira’at Mujawwad dan al-

Kalimah al-Farsyiyah Riwayat ad-Duriy dan as-Susi Jilid 1, h.11) 6 Taqlîl adalah bunyi alif yang diucapkan antara al-fath dan al-imalah al-kubra. (lihat:

Ahmad Fathoni, Tuntunan Praktis 101 Maqra Qira’at Mujawwad dan al-Kalimah al-

Farsyiyah Riwayat ad-Duriy dan as-Susi Jilid 1, h.11) 7 Tarqîq artinya tipis yang tentunya ketika diucapkan posisi rongga mulut tanpa

dipenuhi oleh gema suaranya. (Lihat: Ahmad Fathoni, Petunjuk Praktis Tahsin Tartil Al-

Qur’an Metode Maisura, h. 83) 8 Tafkhîm artinya sifat ketebalan pada suatu huruf dimana ketika ia diucapkan posisi

rongga mulut dipenuhi oleh gema suaranya (seakan-akan depenuhi oleh makanan). (Lihat:

Ahmad Fathoni, Petunjuk Praktis Tahsin Tartil Al-Qur’an Metode Maisura, h. 83) 9 Romlah Widayati, “Peran Qira’at dalam Menafsirkan Ayat-ayat Al-Qur’an”,

Makalah dalam Focus Group Discussion (FGD) tantang Qira’at, Gedung Lajnah Pentashihan

Mushaf Al-Qur’an Kementrian Agama RI, Senin 18 November 2019, h. 5

Page 17: RAGAM QIRA’AT DALAM TAFSIR

3

3

ذبوا .......هم قد ك ن

وا أ .....وظن

"…dan telah meyakini bahwa mereka telah didustakan…“ (QS. Yusuf

[12]: 110)

Kata كذبوا bisa dibaca dengan tasydîd pada huruf dzal yang

bermakna mereka (yaitu para Nabi) telah didustakan kaumnya, atau bisa

dibaca tanpa tasydîd yang bermakna mereka (yaitu orang-orang yang

berdosa dan melanggar larangan Allah) telah mendustakan Rasul.

Perbedaan bacaan ini berimplikasi pada penafsiran.10 Menurut Romlah

Widayati dalam artikel dikemukakan bahwa perbedaan qira’at

adakalanya membawa pengaruh terhadap penafsiran dan ada sebagian

memperjelas makna dari qira’at lainnya. Perbedaan qira’at yang

membawa pengaruh pada perbedaan makna terdapat pada redaksi lafadz

yang ada pada farsy al-hurûf11. 12 Menurut Faizah Ali Syibromalisi,

mengemukakan bahwa tidak semua jumlah ayat dalam Al-Qur’an

disentuh oleh berbedaan qira’at, ragam qira’at ada yang berimplikasi pada

penafsiran yang pada akhirnya akan mempengaruhi proses istinbath

hukum dan produk hukum yang dihasilkannya.13

Dari perdebatan ulama yang telah penulis paparkan, dapat

disimpulkan bahwa ragam qira’at adakalanya berpengaruh terhadap

penafsiran dan adakalanya tidak. Qira’at yang berimplikasi pada

penafsiran berpusat pada sebagian farsy al-hurûf.

10 Faizah Ali Syibromalisi, “Pengaruh Qira’at Terhadap Penafsiran”, h. 13-14 11 Farsy al-hurûf biasa disebut dengan kaidah khusus, yakni suatu kaidah yang

menjelaskan bacaan lafadz tertentu oleh Imam Tujuh pada ayat dan surat tertentu pula. Dengan

demikian, kaidah ini akan tersebar di masing-masing surat dalam Al-Qur’an. (Lihat: Ahmad

Fathoni, Kaidah Qira’at Tujuh 1 & 2, h. 161) 12 Romlah Widayati, “Peran Qira’at dalam Menafsirkan Ayat-ayat Al-Qur’an”, h.13 13 Faizah Ali Syibromalisi, “Pengaruh Qira’at Terhadap Penafsiran”, h. 1

Page 18: RAGAM QIRA’AT DALAM TAFSIR

4

4

Dalam membaca Al-Qur’an harus sesuai dengan tajwid yang

sempurna dan sesuai dengan qira’at yang mutawatir. Karena, jika

seseorang melakukan kesalahan dalam membaca Al-Qur’an maka akan

berpengaruh pada maknanya. Salah satu contoh kesalahan yang terjadi

ketika membaca Al-Qur’an pada QS. Al-Fatihah ayat 5:

تعين س بد وإياك ن إياك نع

“Hanya kepada Engkaulah kami menyembah dan hanya kepada

Engkaulah kami mohon pertolongan.” (QS. Al-Fatihah [1]: 5)

Jika dibaca ن عبد :tanpa tasydîd pada huruf ya, maka artinya إيك

“kepada cahaya matahari kami menyembah dan kepada cahaya matahari

kami meminta pertolongan”. Yang benar adalah dibaca كن عبد dengan إي

mentasydîd huruf ya yang artinya: “hanya kepada Engkaulah kami

menyembah dan hanya kepada Engkaulah kami mohon pertolongan”.

Ibnu katsir menjelaskan hal ini dalam tafsirnya yaitu Amr ibnu Fayid

membacanya dengan takhfîf yakni tanpa tasydîd (huruf ya) dan

mengkasrah (huruf alif). Ini adalah bacaan yang aneh/nyeleneh dan

tertolak. Karena makna “iyâ” adalah cahaya matahari. 14

Ada masalah lain terkait dengan qira’at adalah Adanya

sekelompok orang yang menyalahkan bacaan orang lain karena bacaan

Al-Qur’an yang orang lain baca itu berbeda dengan bacaannya. Padahal

bacaan orang lain tersebut merupakan salah satu dari ragam bacaan Al-

Qur’an (qira’at).

14 Ibnu Katsir, Tafsir Al-Qur’an al-Adzim Juz 1, Terj.Bahrun Abu Bakar, (Bandung:

Sinar Baru Algensindo, 2000), h. 124

Page 19: RAGAM QIRA’AT DALAM TAFSIR

5

5

Masalah ini perlu untuk diteliti karena diperlukannya perluasan

wawasan kepada kepada masyarakat Indonesia bahwa Al-Qur’an

memiliki ragam bacaan yang disebut dengan qira’at. Bukan hanya

riwayat Hafs saja. Alasan kedua masalah ini perlu diteliti karena untuk

menunjukkan bahwa ragam qira’at ini ada berpengaruh terhadap

penafsiran.

Banyak kitab tafsir yang didalamnya menafsirkan Al-Qur’an

dengan qira’at yang berkaitan dengan substansi lafadz seperti tafsir al-

Jâmi’ al-Bayân karya Ibn Jarir ath-Thabari (224-310 H), al-Jâmi’ li

Ahkâm Al-Qur’ân karya al-Qurthubi (580-671 H), Mafâtih al-Ghaib

karya Fahruddin ar-Razi (544-606 H) dan lain sebagainya.15 Namun

ternyata bukan hanya tafsir dari kalangan ulama Timur Tengah yang

menafsirkan Al-Qur’an dengan qira’at, ada juga tafsir dari ulama

nusantara yang menafsirkan Al-Qur’an dengan qira’at seperti Abdur Rauf

as-Singkili dalam tafsir Tarjuman al-Mustafid dengan bahasa Melayu dan

tafsir Al-Munir karya Syekh Nawawi al-Bantani yang berbahasa Arab.

Dalam hal ini, penulis memilih tafsir Al-Munir sebagai objek penelitian

karena tafsir ini merupakan tafsir pertama yang berbahasa Arab yang

lengkap serta menggunakan metode tahlili sehingga penulis memilih

obek yang akan dibahaspun sesuai urutan mushaf yaitu surat Al-Baqarah.

Tafsir Al-Munir juga merupakan tafsir yang cukup komprehensif di

zamannya serta tidak kalah dengan tafsir-tafsir Timur Tengah karena

tafsir ini juga cukup popular di Timur Tengah dan banyak dikaji. Penulis

tafsir ini merupakan salah satu tokoh nusantara yang populer dan

15 Romlah Widayati, “Peran Qira’at dalam Menafsirkan Ayat-ayat Al-Qur’an”, h.5

Page 20: RAGAM QIRA’AT DALAM TAFSIR

6

6

mendapat gelar ulama Hijaz16 memiliki banyak karya serta mumpuni

dalam berbagai disiplin ilmu termasuk ilmu qira’at.

B. Identifikasi dan Pembatasan Masalah

Berdasarkan latar belakang yang telah penulis paparkan, maka

dapat diidentifikasi beberapa masalah, antara lain sebagai berikut:

1. Pengaruh qira’at terhadap penafsiran.

2. Perbedaan qira’at dalam tafsir Al-Munir dan pengaruhnya

terhadap penafsiran.

3. Keistimewaan tafsir Al-Munir.

4. Ragam qira'at yang terdapat dalam kitab tafsir Al-Munir.

5. Pengaruh ragam qira’at terhadap penafsiran ayat-ayat Al-

Qur’an yang mengandung farsy al-hurûf di dalam tafsir Al-

Munir

6. Sikap Syekh Nawawi al-Bantani (1230 H/1813 M - 1314

H/1897 M) terhadap ayat-ayat yang mengandung perbedaan

penafsiran karena perbedaan qira’at.

Berdasarkan identifikasi masalah tersebut, penulis melakukan

pembatasan masalah terhadap berbagai masalah yang timbul dari latar

belakang masalah. Oleh karena itu, penulis hanya melakukan telaah

terhadap pengaruh ragam qira’at terhadap penafsiran ayat-ayat Al-Qur’an

yang mengandung farsy al-hurûf di dalam tafsir Al-Munir yang terdapat

dalam QS. Al-Baqarah. Adapun qira’at yang penulis pilih dalam

penelitian ini adalah qirâ’at sab’ah dan berfokus pada farsy al-hurûf.

Alasan penulis melakukan penelitian yang berfokus pada qirâ’at sab’ah

16 Hijaz pada mulanya adalah deretan pegunungan tinggi berawal dari Yaman di

bagian selatan dan memanjang ke utara dekat perbatasan Syam. Hijaz dikenal sebagai suatu

wilayah yang terdiri dari deretan pegunungan dengan beberapa kota seperti Makkah dan

Madinah. (lihat: https://ihram.co.id/berita/nbdp11/sekilas-tentang-hijaz )

Page 21: RAGAM QIRA’AT DALAM TAFSIR

7

7

dan berfokus pada farsy al-hurûf karena perbedaan qira’at yang

berpengaruh terhadap makna terdapat pada perubahan redaksi lafadz

(dalam segi bacaan) yang ada pada farsy al-hurûf. Dalam hal ini, penulis

akan membahas 19 ayat QS. Al-Baqarah yang di dalamnya terdapat

perbedaan qira’at yang mempengaruhi penafsiran pada kitab tafsir Al-

Munir karya Syekh Nawawi al-Bantani.

C. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang yang telah penulis uraikan, maka untuk

memperjelas arah penelitian ini dapat dirumuskan permasalahan penelitian

yaitu: “Bagaimana pengaruh ragam qira’at terhadap penafsiran ayat-ayat

Al-Qur’an yang mengandung farsy al-hurûf di dalam tafsir Al-Munir yang

terdapat pada QS. Al-Baqarah?.”

D. Tujuan dan Manfaat Penelitian

Berdasarkan latar belakang masalah dan perumusan masalah di

atas maka yang diharapkan menjadi tujuan penelitian ini adalah untuk

menganalisis dan menjelaskan pengaruh perbedaan qira’at terhadap

penafsiran dalam tafsir Al-Munir pada ayat-ayat Al-Qur’an yang

mengandung farsy al-hurûf pada QS. Al-Baqarah.

Dari penelitian ini diharapkan akan mendapat beberapa manfaat

yaitu:

1. Manfaat akademis

a. Secara teoritis, penelitian ini bermanfaat untuk

pengembangan pengetahuan ilmiah pada bidang qira’at

dan tafsir.

b. Secara praktis, penelitian ini bisa menjadi rujukan

akademisi untuk memahami pengaruh qira’at dalam

penafsiran Al-Qur’an terutama yang berkaitan dengan

Page 22: RAGAM QIRA’AT DALAM TAFSIR

8

8

tafsir nusantara khususnya tafsir Al-Munir karya Syekh

Nawawi al-Bantani

2. Manfaat sosial

a. Secara sosial, penelitian ini dapat menambah

pengetahuan kepada masyarakat khususnya masyakarat

Indonesia bahwa sebenarnya banyak ragam bacaan Al-

Qur’an (qira’at) sehingga mereka tidak mudah

menyalahkan orang yang berbeda bacaannya.

b. Penelitian ini juga memberikan manfaat secara sosial

agar masyarakat patuh terhadap aturan membaca Al-

Qur’an (kaidah tajwid) supaya tidak merubah makna.

3. Manfaat personal

a. Penelitian ini bermanfaat untuk menambah wawasan

ilmu peneliti secara mendalam tentang ragam qiraat

terhadap penafsiran dalam tafsir Al-Munir karya Syekh

Nawawi al-Bantani.

b. Untuk meraih gelar sarjana agama di bidang ilmu Al-

Qur’an dan tafsirnya.

E. Tinjauan Pustaka

Untuk menjadi bahan telaah dalam penulisan skripsi ini

menggunakan jurnal, artikel, dan karya tulis lainnya yang berkaitan

dengan penulisan judul skripsi. Diantara karya-karya yang menjadi bahan

telaah adalah sebagai berikut:

1. Al-Qirâ’at al-Mutawâtirah dan kesannya terhadap pentafsiran Al-

Qur’an: Kajian terhadap kitab Marah Labîd li Kasyf Ma’na Al-Qur’ân

al-Majîd. Desertasi oleh Sukhairu Sulaiman, University of Malaysa,

tahun 2013. Desertasi ini membahas tentang kesan penafsiran terhadap

ayat yang berkaitan dengan hukum syariah dan akidah yang merupakan

Page 23: RAGAM QIRA’AT DALAM TAFSIR

9

9

hasil dari perbedaan bacaan oleh Imam qiraat di dalam QS. Al-Baqarah

yang terdapat dalam kitab tafsir Marah Labîd li Kasyf Ma’na Al-

Qur’ân al-Majîd. Selain itu, desertasi ini juga memaparkan bentuk-

bentuk qira’at yang terdapat dalam beberapa karya tafsir di Indonesia

yang mengandung elemen ilmu qira’at.

Persamaan desertasi ini dengan penelitian yang akan dilakukan adalah

tema besar yang diangkat, yakni tentang qira’at mutawatir dan kitab

tafsir yang dijadikan objek penelitiannya yaitu Tafsir Al-Munir.

Perbedaannya terdapat pada fokus penelitiannya, dimana fokus

penelitian desertasi ini adalah ayat yang berkaitan dengan hukum

syariah dan akidah yang terdapat dalam QS. Al-Baqarah. Sedangkan

penelitian yang akan dilakukan adalah berfokus pada ayat yang

mengandung farsy al-hurûf yang terdapat dalam QS. Al-Baqarah. 17

Desertasi ini sangat bermanfaat bagi penulis karena karya ini

menjelaskan banyak aspek dalam hal qiraat dan pengaruhnya terhadap

penafsiran serta menjelaskan lebih banyak perbedaan penafsiran para

mufassir nusantara seperti M. Quraish Shihab dan mufassir lainnya

yang membahas ragam qiraat serta pengaruhnya terhadap penafsiran.

2. Qira’at dalam al-Jâmi’ li Ahkâm Al-Qur’ân penafsiran al-Qurthubi

dalam QS. Al-Baqarah. Tesis oleh Sofian Effendi, jurusan Ilmu Al-

Qur’an dan Ilmu Hadis Institut Ilmu Al-Qur’an Jakarta tahun 2014.

Tesis ini membahas tentang qira’at syadzah dapat berpengaruh untuk

berhujjah dalam istinbath hukum, dan qira’at juga memiliki peran

penting sebagai salah satu alat bantu dalam menafsirkan ayat Al-Quran.

Perbedaan penelitian ini dengan penelitian penulis adalah pada

penelitian ini menggunakan tafsir al-Jâmi’ li Ahkâm Al-Qur’ân serta

17 Sukhairu Sulaiman, “Desertasi: Al-Qira’at al-Mutawatirah dan kesannya terhadap

pentafsiran Al-Qur’an: Kajian terhadap kitab Marah Labid li Kasyf Ma’na Al-Qur’an al-

Majid”, (Malaysa: University of Malaysa, 2013)

Page 24: RAGAM QIRA’AT DALAM TAFSIR

10

10

pengaruh ragam qira’at terhadap penafsiran yang berkaitan dengan

istinbath hukum. Sedangkan yang akan diteliti menggunakan tafsir Al-

Munir karya Syekh Nawawi al-Bantani (1230 H/1813 M - 1314 H/1897

M). Sedangkan persamaannya adalah sama-sama membahas pengaruh

qira’at terhadap penafsiran.18

Secara akademis, penelitian yang dilakukan oleh Sofian Effendi sangat

berkonstribusi bagi penelitian yang akan penulis lakukan, yaitu

menambah wawasan tentang ragam qira’at dan pengaruhnya terhadap

penafsiran bahkan dalam tesis ini memaparkan bahwa qira’at

syadzdzah dapat dijadikan istinbath hukum.

3. Ragam qira’at dan pengaruhnya terhadap penafsiran, studi analisis

qirâ’at sab’ah dalam kitab Turjuman al-Mustafîd. Skripsi oleh Maria

Ulpah prodi Ilmu Al-Qur’an dan Tafsir fakultas Ushuluddin dan

Dakwah IIQ Jakarta tahun 2018. Skripsi ini membahas tentang jumlah

riwayat qira’at dalam tafsir Turjuman al-Mustafîd ada tiga riwayat,

Abdur Rauf as-Singkili menggunakan ragam qira’at tersebut sebagai

salah satu alat untuk menafsirkan ayat-ayat Al-Qur’an jika ayat tersebut

memiliki perbedaan qira’at, pembahasan dalam skripsi ini membahas

ayat-ayat yang mengandung farsy al-hurûf saja.

Persamaan skripsi ini dengan penelitian yang akan dilakukan adalah

sama-sama membahas tentang pengaruh qira’at terhadap penafsiran

Al-Qur’an pada ayat-ayat yang mengandung farsy al-hurûf. Sedangkan

perbedaannya adalah kitab tafsir yang digunakan. 19

18 Sofian Effendi, “Tesis: Qira’at dalam al-Jami’ Ahkam Al-Qur’an (Penafsiran Al-

Qurthubi dalam Surat Al-Baqarah),”, (Ciputat: IIQ Jakarta: 2014)

19 Maria Ulpah, “Skripsi: Ragam Qira’at dan Pengaruhnya Terhadap Penafsiran,”

(Ciputat: IIQ Jakarta: 2018)

Page 25: RAGAM QIRA’AT DALAM TAFSIR

11

11

Skripsi ini memberikan sumbangsih terhadap penelitian yang akan

dilakukan yaitu memberikan gambaran umum tentang farsy al-hurûf

dalam qira’at yang sangat berpengaruh terhadap perbedaan makna

dalam penafsiran Al-Qur’an.

4. Qira’at mutawattir dan pengaruhnya dalam tafsir al-Qurthubi studi

analisa surat Al-Baqarah ayat 184, 222, surat an-Nisa’ 19, 43, dan surat

al-Maidah ayat 6. Skripsi oleh Asna Fitria Ningsih prodi Ilmu Al-

Qur’an dan Tafsir fakultas Ushuluddin dan Dakwah IIQ Jakarta tahun

2018. Skripsi ini membahas tentang pengaruh qira’at dalam penafsiran

al-Qurthubi serta qira’at yang tidak mempengaruhi penafsiran. Qira’at

yang dipaparkan dalam kitab tafsirnya tidak hanya yang mutawatir

tetapi qira’at syadzah juga termasuk dalam tafsir al-Qurthubi.

Persamaan skripsi ini dengan penelitian yang akan dilakukan adalah

pengaruh ragam qira’at terhadap penafsiran Al-Qur’an. Sedangkan

perbedaannya adalah kitab tafsir yang digunakan serta ada beberapa

surat yang berbeda karena dalam skripsi ini membahas dari surat Al-

Baqarah sampai dengan QS. Al-Maidah.20

Penelitian yang dilakukan oleh Asna Fitria ini sangat bermanfaat bagi

penulis karena memaparkan ayat-ayat yang memiliki perbedaan qira’at

yang dapat menimbulkan perbedaan makna dan juga tidak

menimbulkan perbedaan makna.

5. Qira’at dan penafsiran ayat-ayat hukum dalam tafsir al-jâmi’ li ahkâm

Al-Qur’ân karya al-Qurthubi studi analisa surat Al-Maidah dan surat

An-Nisa’. Skripsi oleh Nurhasanah Nasution jurusan Ilmu Al-Qur’an

dan Tafsir IIQ Jakarta tahun 2019. Skripsi ini membahas tentang

20 Asna Fitriya Ningsih, “Skripsi: Qira’at Mutawatir dan Pengaruhnya dalam Tafsir

al-Qurthubi,”, (Ciputat: IIQ Jakarta: 2018)

Page 26: RAGAM QIRA’AT DALAM TAFSIR

12

12

perbedaan qirâ’at sab’ah terkadang berpengaruh terhadap pemaknaan

maupun penafsiran dalam tafsir al-Qurthubi terutama ayat-ayat hukum.

Persamaan skripsi ini dengan penelitian yang akan dilakukan adalah

pembahasan tentang qira’at dan pengaruhnya terhadap penafsiran.

Perbedaannya adalah pembahasan dalam skripsi ini lebih kepada ayat-

ayat hukum dan tafsir yang digunakan adalah tafsir al-Qurthubi yang

sangat bercorak fiqh.21

Skripsi ini sangat memberikan konstribusi bagi penelitian yang akan

dilakukan dalam hal pemahaman tentang tidak semua qiraat

berimplikasi pada perbedaan penafsiran terutama yang terdapat dalam

ayat-ayat hukum.

F. Kerangka Teori

Teori yang digunakan untuk menganalisis ragam qira’at yang

mempengaruhi makna adalah teori linguistik. Penulis menggunakan 2

jenis ilmu linguistik yakni morfologi (ilmu sharaf) dan sintaksis (ilmu

nahwu). Dalam menganalisis qira’at yang perubahan lafadznya berkaitan

dengan ilmu sharaf, penulis menggunakan kitab al-Amtsilah al-

Tashrîfiyyah dan Qawâ’id al-I’lâl fî al-Sharf. Sedangkan kitab nahwu

yang digunakan dalam menganalisis adalah Matan al-Jurûmiyyah.

Ilmu sharaf adalah salah satu yang cabang ilmu penting yang harus

dikuasai dalam mempelajari Bahasa Arab, dengan ilmu sharaf kita dapat

mengetahui bentuk perubahan dari suatu kata. Ilmu sharaf atau dikenal

dengan tashrif secara bahasa memiliki arti perubahan. Adapun secara

istilah, ilmu sharaf adalah ilmu yang mempelajari bentuk kata (bina’) yang

meliputi jumlah huruf, harakat, dan sukunnya, seperti bentuk fi’il mâdhi

21 Nurhasanah Nasution, “Skripsi: Qira’at dan Penafsiran Ayat-ayat Hukum

dalamTafsir al-Jami’ li Ahkam Al-Qur’an karya al-Qurthubi,” (Ciputat: IIQ Jakarta: 2019)

Page 27: RAGAM QIRA’AT DALAM TAFSIR

13

13

(kata kerja lampau), fi’il mudhâri’ (kata kerja sekarang), mashdar (kata

benda) dan bentuk kata yang lain. 22

Ilmu sharf adalah ilmu yang menerangkan tata cara merubah satu

kata dari satu bentuk ke bentuk lainnya untuk menghasilkan makna yang

berbeda-beda. Contohnya merubah kata كتب (telah menulis) menjadi يكتب

(sedang menulis), dan كاتب (penulis). 23

Sedangkan ilmu nahwu (sintaksis) adalah ilmu yang mempelajari

kata ketika ketika sudah berada dalam kalimat. Sintaksis juga mempelajari

hubungan gramatikal di luar batas kata, tetapi di dalam satuan yang

disebut dengan kalimat. Sintaksis mendeskripsikan bagaimana kalimat

dibangun dari kosakata serta mendeskripsikan kelas kata yang memiliki

potensi untuk menempati posisi tertentu dalam kalimat, jenis-jenis

kalimat, dan perubahan kalimat. 24

Dalam hubungan satu kata dengan kata lain di dalam kalimat

memiliki istilah-istilah bagi setiap kata yang mempunyai hubungan fungsi

sintaksis, seperti subyek, predikat, objek, keterangan, pelengkap dan lain

sebagainya.25

Melalui teori ilmu sharaf ini, peneliti akan melakukan analisis

terhadap perbedaan lafadz yang terdapat dalam ragam qira’at tersebut

dengan menganalisis wazan lafadz-lafadz tersebut serta maknanya

22 Abu Razin dan Ummu Razin,Ilmu Sharaf untuk Pemula, (Jakarta: Maktabah BISA,

2017), h. 20 23 Abu Razin dan Ummu Razin,Ilmu Sharaf untuk Pemula,h. 20 24 Yeni Ramdiani, “Sintaksis Bahasa Arab (Sebuah Kajian Deskriptif)” dalam El-

Hikam:Jurnal Pendidikan dan Kajian Keislaman,vol. VII, no. 1, 2014, h. 115-116 25 Yeni Ramdiani, “Sintaksis Bahasa Arab (Sebuah Kajian Deskriptif)”, h. 121

Page 28: RAGAM QIRA’AT DALAM TAFSIR

14

14

menurut kaidah ilmu sharf (morfologi). Dan menganalisis ragam bacaan

yang berkaitan dengan struktur kalimat melalui ilmu nahwu (sintaksis).

G. Metodologi Penelitian

Metode dapat diartikan sebagai way of doing anything yaitu suatu

cara yang ditempuh untuk mengerjakan sesuatu, agar sampai kepada suatu

tujuan.26

1. Jenis Penelitian

Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah

jenis penelitian kualitatif. Penelitian kualitatif adalah metode penelitian

yang berdasarkan pada filsafat postpositivisme, digunakan untuk

meneliti pada kondisi objek alamiah (sebagai lawannya adalah

eksperimen) dimana peneliti adalah sebagai instrumen kunci, teknik

pengumpulan data dilakukan secara triangulasi (gabungan), analisis

data bersifat induktif/kualitatif dan hasil penelitian kualitatif lebih

menekankan makna daripada generalisasi.27

2. Sumber Data

Sumber data yang digunakan dalam penelitian ini terdiri dari

sumber primer dan sumber sekunder.

Adapun sumber primer dalam penelitian ini adalah:

a. Kitab tafsir Al-Munir karya Syekh Nawawi al-Bantani (1230

H/1813 M - 1314 H/1897 M)

Sedangkan sumber sekunder dalam penelitian ini adalah

sebagai berikut:

26 Abdul Mustaqim, Metode Penelitian Al-Qur’an dan Tafsir, (Yogyakarta: Idea

Press,2015), h. 51 27 Sugiono, Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D, (Bandung: Alfabeta,

2017), h.9

Page 29: RAGAM QIRA’AT DALAM TAFSIR

15

15

a. Kitab-kitab atau buku-buku yang membahas tentang ilmu qira’at

b. Buku-buku atau jurnal yang membahas tentang kajian tafsir

nusantara

c. Karya ilmiah lainnya seperti tesis atau skripsi yang membahas

tentang qira’at maupun tafsir Al-Munir

d. Buku atau jurnal serta artikel yang berkaitan dengan pembahasan

3. Teknik Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data dalam penelitian ini menggunakan

studi dokumentasi. Teknik atau studi dokumentasi adalah cara

pengumpulan data melalui arsip-arsip dan termasuk juga buku-buku

tentang pendapat, teori, dalil-dalil, dan lain-lain yang berhubungan

dengan masalah penelitian.28 Peneliti mengumpulkan data-data melalui

library research (studi kepustakaan) dengan cara mengumpulkan

dokumen yang berkaitan dengan qira’at dan tafsir Al-Munir.

Pengumpulan data ini dilakukan dari sumber data primer dan

sekunder. Pengumpulan data ini akan melalui beberapa langkah yaitu:

a. Langkah pertama, menetapkan objek formal yang menjadi

fokus penelitian yaitu tafsir Al-Munir karya Syekh Nawawi al-

Bantani (1230 H/1813 M - 1314 H/1897 M).

b. Langkah kedua, menetapkan tema yaitu ragam qira’at dan

pengaruhnya terhadap penafsiran yang terdapat dalam kitab Al-

Munir

c. Langkah ketiga, menetapkan ayat-ayat Al-Qur’an yang

mengandung farsy al-hurûf di kalangan imam qira’at sab’ah

dengan menggunakan kitab Nadzam Syatibiyyah sebagai

rujukannya.

28 Iryana dan Kawasati, “Artikel: Tehnik pengumpulan data metode kualitatif”, h.11

Page 30: RAGAM QIRA’AT DALAM TAFSIR

16

16

d. Langkah keempat, mengklasifikasikan data dari langkah ketiga

ke dalam farsy al-hurûf yang berpengaruh terhadap penafsiran

maupun yang tidak berpengaruh tehadap penafsiran.

e. Langkah kelima, menetapkan ayat-ayat Al-Qur’an yang akan

dianalisis yaitu ayat-ayat yang mengandung farsy al-hurûf

dikalangan imam qira’at tujuh yang terdapat dalam kitab tafsir

Al-Munir serta qira’at tersebut berpengaruh terhadap

penafsiran.

f. Langkah keenam, menganalisis data-data yang diperoleh dari

poin kelima dengan menggunakan analisis deskriptif

bagaimana pengaruh penafsiran Syekh Nawawi al-Bantani

(1230 H/1813 M - 1314 H/1897 M) terhadap qira’at serta

menganalisisnya baik dengan teori morfologi (ilmu sharaf)

maupun teori sintaksis (ilmu nahwu).

g. Langkah terakhir, setelah dianalisis selanjutnya adalah

menyimpulkan apakah ragam qira’at dalam tafsir Al-Munir

memberikan pengaruh terhadap penafsiran.

4. Metode Analisis Data

Metode analisis dalam penelitian ini menggunakan metode

analisis deskriptif (deskriptif analitis). Metode analisis deskriptif

adalah sebuah metode pembahasan untuk memaparkan data yang telah

tersusun dengan melakukan kajian terhadap data-data tersebut.29

Dengan metode analisis-deskriptif ini, peneliti mendeskripsikan

temuan-temuan atau data-data terkait ragam qira’at yang

mempengaruhi makna serta memaparkan perbedaan maknanya dan

menganalisis data-data tersebut. Selain itu, peneliti menggunakan

29 Iskandar, Metodologi Penelitian Kualitatif, (Jakarta: Gaung PersadaPress, 2009),

h. 73

Page 31: RAGAM QIRA’AT DALAM TAFSIR

17

17

pendekatan ilmu linguistik sebagai pisau analisis. Cabang ilmu

linguistik yang dipilih peneliti adalah ilmu sharf (morfologi) dan ilmu

nahwu (sintaksis).

5. Teknik Penulisan

Teknik penulisan yang dijadikan panduan dalam penyusunan

dan penulisan skripsi ini adalah buku Petunjuk Teknis Penulisan

Proposal dan Skripsi Institut Ilmu Al-Qur’an (IIQ) Jakarta yang

diterbitkan oleh LPPI IIQ Jakarta tahun 2017.

H. Sistematika Penulisan

Agar penelitian ini tersusun secara sistematis dan terarah, maka

penulis menyusun sistematika penulisan dengan membaginya menjadi

lima bab, dan masing-masing bab berisi subbab sebagai berikut:

Bab satu merupakan pendahuluan yang berisikan: latar belakang

masalah, identifikasi masalah, rumusan masalah, tujuan dan

kegunaan penelitian, kerangka teoritik, metode penelitian, kajian

pustaka dan sistematika penulisan.

Bab kedua merupakan tinjauan umum dan deskripsi tentang

Qira’at. Bab ini berisikan: pengertian, perbedaan dalam qira’at

(kaidah ushûliyyah dan kaidah farsy al-hurûf), sejarah

perkembangan qira’at, tingkatan dan macam-macam qira’at serta

klasifikasi qira’at dari segi pengaruhnya terhadap penafsiran.

Bab ketiga merupakan biografi Syekh Nawawi al-Bantani (1230

H/1813 M - 1314 H/1897 M) dan kajian metodologi kitab tafsir

Al-Munir. Bab ketiga berisikan subbab tentang riwayat hidup,

karya-karya Syekh Nawawi al-Bantani (1230 H/1813 M - 1314

H/1897 M), identifikasi fisiologi tafsir, identifikasi metodologis

kitab tafsir Al-Munir serta identifikasi ideologis mufassir.

Page 32: RAGAM QIRA’AT DALAM TAFSIR

18

18

Bab keempat, merupakan pembahasan dari rumusan masalah,

yakni analisis ragam qira’at dalam tafsir Al-Munir dan bagaimana

pengaruh dari perbedaan qira’at tersebut terhadap penafsiran pada

ayat-ayat Al-Qur’an yang mengandung farsy al-hurûf di kalangan

imam qirâ’at sab’ah.

Bab kelima, merupakan penutup yang berisikan kesimpulan dan

saran

Page 33: RAGAM QIRA’AT DALAM TAFSIR

125

125

BAB V

PENUTUP

A. KESIMPULAN

Setelah penulis melakukan kajian dan penelitian tentang ragam

qira’at sab’ah dan pengaruhnya terhadap penafsiran Al-Qur’an pada

ayat-ayat yang mengandung farsy al-hurûf QS. Al-Baqarah dalam

kitab tafsir Al-Munir karya Syekh Nawawi al-Bantani, maka dapat

diambil kesimpulan sebagai berikut.

Dari 104 farsy al-hurûf dalam QS. Al-Baqarah, terdapat 85

farsy al-hurûf yang tidak mempengaruhi penafsiran. Nawawi al-

Bantani menjelaskan perbedaan bacaan Imam Qira’at tanpa

menjelaskan perbedaan maknanya. Dengan demikian, penulis

menemukan 19 farsy al-hurûf yang berpengaruh terhadap penafsiran

dalam tafsir Al-Munir karya Syekh Nawawi al-Bantani. 19 farsy al-

hurûf tersebut terdapat dalam ayat 10, ayat 81, ayat 85, ayat 106, ayat

119, ayat 125, ayat 140, ayat 144, ayat 165, ayat 182, ayat 184, ayat

197, ayat 210, ayat 222, ayat 233, ayat 240, ayat 249, ayat 259, dan

ayat 271. Pengaruh ragam qira’at tersebut sangat signifikan karena

menimbulkan makna yang berbeda yang disebabkan oleh perubahan

lafadz (dalam segi bacaan).

Dalam memaparkan perbedaan penafsiran, syekh Nawawi al-

Bantani sering kali menjelaskan melalui kaidah-kaidah Bahasa Arab

seperti Nahwu dan sharaf. Ketika menafsirkan perbedaan qira’an yang

tidak berpengaruh tterhadap penafsiran, Syekh Nawawi menyebutkan

bagaimana bacaan para imam qira’at kemudian menjelaskannya secara

singkat dan padat.

Page 34: RAGAM QIRA’AT DALAM TAFSIR

126

126

B. SARAN

Dari penelitian yang telah dilakukan, penulis berharap agar

hasil penelitian ini bisa memberikan sedikit informasi tentang

perbedaan qira’at dan pengaruhnya terhadap penafsiran. Melalui

penelitian ini, semoga bisa menjadi inspirasi pembaca untuk

melakukan penelitian lanjutan tentang tema ini pada farsy al-hurûf

qirâ’at sab’ah di surat-surat lainnya.

Page 35: RAGAM QIRA’AT DALAM TAFSIR

127

127

DAFTAR PUSTAKA

Abdul, Muhammad ‘Adzim al-Zarqani, Manahil al-‘Arfan fi ‘Ulum al-Qur’an,

(Beirut: Daar al-Kutub al-‘Araby, 1995)

Abdurrahman, Abu Zar’ah, Hujjah al-Qira’ah, (Beirut:el-Resalah, 1997)

Ahmad, Abu Ja’far al-Nuhas, I’rab al-Qur’an, (Beirut: Dar al-Marefah, 2008)

Aizid, Rizem, Biografi Ulama Nusantara, (Yogyakarta: Diva Press, 2016)

Albab, Chasan, Pengantar Qira’at Tujuh, (Semarang: Moncer Press, 2016)

al-Bantani, Nawawi, Marah Labid, (Indonesia: Daar Ihya al-Kutub al-

Arabiyyah)

al-Biqa, Muhibuddin Abu al-Biqa, al-Tibyan fi I’rab al-Qur’an, (Riyad: Bait

al-Afkar al-Dauliyyah, 1998

al-Jawi, Muhammad Nawawi, Marah Labid Jilid 1, (Surabaya: Syirkah

Maktabah Ahmad bin Sa’id bin Nabhan wa Auladuhu)

al-Rumi, Fahd ibn Abdurrahman, Buhuts fi Ushul al-Tafsir wa manahijuhu,

(Riyadh: Maktabah at-Taubah, 1416 H)

Amin, Mafri, Literatur Tafsir Indonesia, (Ciputat: Madzhab Ciputat, 2013)

asy-Syathibi, Ahmad, Matan al-Syathibiyyah; Hirz al-Amani wa Wajh al-

Tahani, (Mesir: Aulad al-Syaikh, 2020)

Effendi, Sofian, “Tesis: Qira’at dalam al-Jami’ Ahkam Al-Qur’an (Penafsiran

Al-Qurthubi dalam Surat Al-Baqarah),” (Ciputat: IIQ Jakarta: 2014)

Fathoni, Ahmad, Kaidah Qira’at Tujuh 1 & 2,

Fathoni, Ahmad, Petunjuk Praktis Tahsin Tartil Al-Qur’an Metode Maisura,

Fathoni, Ahmad, Tuntunan Praktis 101 Maqra’ Qira’at Mujawwad & al-

Kalimah al-Farsyiyah Riwayat ad-Duriy dan as-Susiy, Jilid 1, (Ciputat:

WasaPrinting, 2016)

Fattah, Abdul Abdul Ghani al-Qadhi, al-Qira’ah fi Nadzri al-Mustasyrikin wa

alMulhidin, (Mesir: Daar Mishra)

Page 36: RAGAM QIRA’AT DALAM TAFSIR

128

128

Fattah, Abdul Abdul Ghani al-Qadi, al-Wafi fi Syarh al-Syathibiyyah fi Qira'ah

al-Sab'

Fitriya, Asna Ningsih, “Skripsi: Qira’at Mutawatir dan Pengaruhnya dalam

Tafsir al-Qurthubi,” (Ciputat: IIQ Jakarta: 2018)

Gusmian, Islah, Khazanah Tafsir Indonesia, (Yogyakarta: LKiS, 2013)

https://ihram.co.id/berita/nbdp11/sekilas-tentang-hijaz

Ibn al-Jazari, Mandzumah Thayyibah al-Nasyr fi Qira’ah al-‘asyr, (Suriah:

Maktabah Ibn al-Jazari)

Iryana dan Kawasati, “Artikel: Tehnik pengumpulan data metode kualitatif”

Iskandar, Metodologi Penelitian Kualitatif, (Jakarta: Gaung PersadaPress,

2009)

Katsir, Ibnu, Tafsir al-Qur’an al-Adzim Juz 1, Terj.Bahrun Abu Bakar,

(Bandung: Sinar Baru Algensindo, 2000)

Khalawaih, Imam Ibnu, Al-Hujjah fi Qira’ah as-Sab’, (Beirut: Daar al-Syuruq,

1979)

Khalil, Manna’ al-Qattan, Studi Ilmu-ilmu Qur’an, terj. Mudzakir AS, (Bogor:

Pustaka Litera AntarNusa, 2015)

Manzur, Ibn, Lisân al-‘Arab, (Beirut: Dar al-Ma’arif, 2007)

Masyhuri, Abdul Aziz, 99 Kyai Kharismatik Indonesia Jilid 1, (Depok: Keira

Publising, 2017)

Ma’shum, Muhammad, al-Amtsilah al-Tashrifiyyah, (Semarang: Pustaka al-

Alawiyah, 1992)

Muhammad, Ahsin Sakho, Manba’ul al-Barakat, (Ciputat: IIQ Press, 2015)

Muhammad, Ahsin Sakho, Membumikan Ulumul Qur’an, (Jakarta: Qaf, 2019)

Mustaqim, Abdul, Metode Penelitian Al-Qur’an dan Tafsir, (Yogyakarta: Idea

Press, 2015)

Page 37: RAGAM QIRA’AT DALAM TAFSIR

129

129

Nasution, Nurhasanah, “Skripsi: Qira’at dan Penafsiran Ayat-ayat Hukum

dalamTafsir al-Jami’ li Ahkam Al-Qur’an karya al-Qurthubi,” (Ciputat:

IIQ Jakarta: 2019)

Parhani, Aan, “Metode Penafsiran Syekh Nawawi al-Bantani dalam Tafsir

Marah Labid”, dalam Jurnal Tafsere, Vol. 1 No. 1 2013

Razin, Abu, dan Ummu Razin, Ilmu Sharaf untuk Pemula, (Jakarta: Maktabah

BISA, 2017)

Sugiono, Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D, (Bandung:

Alfabeta, 2017), h.9

Sulaiman, Sukhairu, “Desertasi: Al-Qira’at al-Mutawatirah dan kesannya

terhadap pentafsiran Al-Qur’an: Kajian terhadap kitab Marah Labid li

Kasyf Ma’na Al-Qur’an al-Majid”, (Malaysa: University of Malaysa,

2013)

Syibromalisi, Faizah Ali, “Pengaruh Qira’at Terhadap Penafsiran”

Ulpah, Maria, “Skripsi: Ragam Qira’at dan Pengaruhnya Terhadap

Penafsiran,” (Ciputat: IIQ Jakarta: 2018)

Widayati, Romlah, “Peran Qira’at dalam Menafsirkan Ayat-ayat Al-Qur’an”,

Makalah dalam Focus Group Discussion (FGD) tentang Qira’at, Gedung

Lajnah Pentashihan Mushaf Al-Qur’an Kementrian Agama RI, Senin 18

November 2019

Yeni Ramdiani, “Sintaksis Bahasa Arab (Sebuah Kajian Deskriptif)” dalam

El-Hikam:Jurnal Pendidikan dan Kajian Keislaman, Vol. VII no. 1 2014