Tugas Praktek Public Speaking-PR-LP3I Bdg-NIHAYATUL ADAWIYAH-201304014.pptx
Rabiatul Adawiyah, Arti Cinta Sejati
-
Upload
venndi-phenndott -
Category
Documents
-
view
133 -
download
5
Transcript of Rabiatul Adawiyah, Arti Cinta Sejati
Rabiatul Adawiyah,
sang Sufi Pembawa Cinta Sejati
Shalatlah kamu jika tidak kau akan masuk neraka dan neraka itu adalah api yang
menyala-nyala dan siksaan yang pedih, maka taatilah perintah Allah kelak kau akan
dimasukan kedalam surga yang didalamnya ada air mengalir dan kebahagiaan abadi akan
menertaimu. begitulah kalimat yang kita dengar kebanyakan disektar kita. kalau ditilik
dari kalimat diatas maka kita akan mendapatkan kesan bahwa orang melaksanakan
perintah itu karena “takut” bukan karena cinta. jadi orang yang melaksanaknya pun
karena terpaksa dan orang yang terpaksa biasanya melakukan sesuatu tidak dengan
sepenuh hati dan pasti tidak sungguh-sungguh.
Mengapa kita tidak mengajarkan untuk melakukan sesuatu karena cinta, seperti
contohnya seorang sufi wanita yang terkenal Rabiatul Adawiyah yang terkenal kisahnya
dia berlari membawa obor dan bejana berisi air lalu salah seorang sahabat bertanya “ya
kekasih Allah apakah yang hendak kau lakukan, dan apakah yang ada dikedua tanganmu
itu”, lalu Rabiatul Adawiyah semoga Allah meninggikan derajatnya disisiNya, “aku
membawa bejana berisi Air dan Obor”, lalu sahabat tertegun dan bingung dengan apa
yang dibawa sang Sufi tersebut seraya bertanya”Wahai Rabiatul Adawiyah hendak kau
apakankah kedua benda tersebut” lalu sang sufi itu menjawab”ketahuilah wahai
sahabatku aku membawa bejana berisi air aku ingin memadamkan neraka, supaya tidak
adalagi orang yang beribadah karena takut dengan ap neraka sehingga orang beribadah
karena cinta bukan karena takut, dan aku membawa api obor ini aku ingin membakar
surga supaya tidak ada lagi orang yang beribadah karena ingin mendapatkan hadiah yaitu
surga, aku ingin orang beribadah karena cinta bukan karena ingin mendapatkan sesuatu.
begitulah keagungan cinta seorang Sufi wanita yang begitu mencintai Allah SWT azza
wajalla Sang Kholik yang menjadi cinta sejatinya. dan dalam suatu kisahnya juga ketika
para sahabat kasihan melihat sang Sufi hidup seorang diri lalu para sahabat bersepakat
untuk memperkenalkan salah seoran Ulama yang terkenal waktu itu yang bernama Hasan
Basri (maaf kalau namanya salah mohon dikoreksi karena saya pernah membaca tapi
saya lupa namanya) yaitu orang yang sangat Sholeh,Alim dan tampan dan Akhlaknyapun
sangat baik, dan ketika Ulama tersebut hendak meminang sang Sufi itu menjawab ya
tuanku engkau adalah laki2 terbaik dinegerimu akhlakmu adalah al-Quran dan budi
pekertimu adalah seperti para nabi ,wanita mana yang tidak terpikat oleh
kesholehanmu,kepandaian dan ketampananmu andai saja aku tidak mempunyai kekasih
pasti aku akan menerima pinanganmu tapi aku takut ada cinta yang lain dihatiku selain
cintaNYa. para sahabat bingung dan saling menoleh karena mereka bingung ketika sang
Sufi itu menjawab bahwa dia sudah mempunyai kekasih , padahal seperti mereka tahu
semua bahwa Rabiatul Adawiyah adalah seorang ahli ibadah dan mereka tidak pernah
melihat sang sufi itu mempunyai seorang kekasih karena yang dikerjakannya hanya
ibadah dan ibadah. lalu salah seorang sahabat bertanya”ya Rabiah apakah benar engkau
telah mempunyai kekasih, bukankah selama ini kami melihat tidak ada yang engkau
lakukan kecuali ibadah dan kami tak pernah melihat atau bahkan mendengar siapa
kekasih mu itu”. lalu rabiah menjawab kekasihku adal Allah yang maha perkasa,yang
maha gahah, tiada sesuatupun menyerupainya, aku taku menduakanNya, aku takut hatiku
terbelah selain untukNya, aku takut tidak dapat membahagiakan orang yang menjadi
kekasihku bila aku menerima pinangannya. karena cintaku hanya milikNya.
Begitulah sepenggal kehidupan seoran sufi wanita yang rela melajang sampai akhir
khayatnya karena cinta sejatinya kepada Rabbnya, marilah mulai saat ini kita melakukan
sesuatu karena cinta bukan karena takut atau pamrih, sehingga yang kita lakukan adalah
sebuah ketulusan dan keikhlasan untuk sang Kholik, mohon maaf kalau cerita tidak
seperti yang sebenarnya atau salah dalam penyebutan nama tokohnya, mohon
dikoreksi ,karena saya cuma mengingat sedikit buku yang saya baca dan saya sedang
belajar untuk menulis, mohon masukan dan komentar dan tanggapananya untuk
membangun. wassalam
(http://filsafat.kompasiana.com)