PUTUSAN BEBAS DALAM TINDAK PIDANA PENIPUAN (T...

113
i PUTUSAN BEBAS DALAM TINDAK PIDANA PENIPUAN (TINJAUAN YURIDIS PUTUSAN NOMOR 6/PID.B/2013/PN.BREBES) SKRIPSI Diajukan dalam rangka memenuhi salah satu persyaratan memperoleh gelar Sarjana Hukum paada Fakultas Hukum Universitas Jenderal Soedirman Disusun Oleh : AYU GRAHITA MUKAROMAH NIM. E1A010220 KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN UNIVERSITAS JENDERAL SOEDIRMAN FAKULTAS HUKUM PURWOKERTO 2014

Transcript of PUTUSAN BEBAS DALAM TINDAK PIDANA PENIPUAN (T...

Page 1: PUTUSAN BEBAS DALAM TINDAK PIDANA PENIPUAN (T …fh.unsoed.ac.id/sites/default/files/bibliofile/SKRIPSI_12.pdf · Universitas Jenderal Soedirman Purwokerto, serta selaku Pembina Akademik

i

PUTUSAN BEBAS DALAM TINDAK PIDANA PENIPUAN

(TINJAUAN YURIDIS PUTUSAN NOMOR 6/PID.B/2013/PN.BREBES)

SKRIPSI

Diajukan dalam rangka memenuhi salah satu persyaratan memperoleh gelarSarjana Hukum paada Fakultas Hukum Universitas Jenderal Soedirman

Disusun Oleh :

AYU GRAHITA MUKAROMAH

NIM. E1A010220

KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAANUNIVERSITAS JENDERAL SOEDIRMAN

FAKULTAS HUKUMPURWOKERTO

2014

Page 2: PUTUSAN BEBAS DALAM TINDAK PIDANA PENIPUAN (T …fh.unsoed.ac.id/sites/default/files/bibliofile/SKRIPSI_12.pdf · Universitas Jenderal Soedirman Purwokerto, serta selaku Pembina Akademik

ii

LEMBAR PENGESAHAN SKRIPSI

PUTUSAN BEBAS DALAM TINDAK PIDANA PENIPUAN

(TINJAUAN YURIDIS PUTUSAN NOMOR 6/PID.B/2013/PN.BREBES)

Disusun Oleh :

AYU GRAHITA MUKAROMAHE1A010220

Diajukan dalam rangka memenuhi salah satu persyaratan memperoleh gelarSarjana Hukum paada Fakultas Hukum Universitas Jenderal Soedirman

Diterima dan disetujui Pada Tanggal : Februari 2014

Pembimbing I/ Pembimbing II/ Penguji III

Penguji I Penguji II

Pranoto, S.H.,M.H. Handri W. S, S.H.,M.H. Dr. Hibnu Nugroho,S.H.,M.H.

NIP.195403051986011001 NIP.195810191987022001 NIP.196407241990021001

Mengetahui,

Dekan Fakultas Hukum

Dr. Angkasa,S.H.,M.Hum.

NIP. 19640923 198901 1 001

Page 3: PUTUSAN BEBAS DALAM TINDAK PIDANA PENIPUAN (T …fh.unsoed.ac.id/sites/default/files/bibliofile/SKRIPSI_12.pdf · Universitas Jenderal Soedirman Purwokerto, serta selaku Pembina Akademik

iii

LEMBAR PERNYATAAN

Dengan ini saya menyatakan bahwa skripsi yang berjudul:

PUTUSAN BEBAS DALAM TINDAK PIDANA PENIPUAN (TINJAUAN

YURIDIS PUTUSAN NOMOR 6/PID.B/2013/PN.BREBES)

Menyatakan bahwa skripsi yang saya buat ini adalah betul-betul hasil karya

sendiri dan tidak menjiplak hasil karya orang lain maupun dibuatkan oleh orang

lain.

Dan apabila terbukti saya melakukan Pelanggaran sebagaimana tersebut di atas,

maka saya bersedia dikenakan sanksi apapun dari fakultas.

Purwokerto, Februari 2014

AYU GRAHITA MUKAROMAH

NIM. E1A010220

Page 4: PUTUSAN BEBAS DALAM TINDAK PIDANA PENIPUAN (T …fh.unsoed.ac.id/sites/default/files/bibliofile/SKRIPSI_12.pdf · Universitas Jenderal Soedirman Purwokerto, serta selaku Pembina Akademik

iv

KATA PENGANTAR

Assalamu’alaikum Wr. Wb.

Alhamdulillah puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT

karena berkat limpahan rahmat dan karunia-Nya, penulis dapat menyelesaikan

skripsi yang berjudul : PUTUSAN BEBAS DALAM TINDAK PIDANA

PENIPUAN (TINJAUAN YURIDIS PUTUSAN NOMOR

6/PID.B/2013/PN.BREBES).

Dalam penyusunan dan penulisan skripsi ini, penulis banyak menghadapi

tantangan dan hambatan. Akan tetapi dengan rahmat Allah SWT dan bantuan dari

berbagai pihak, maka tantangan dan hambatan tersebut dapat teratasi. Oleh karena

itu, penulis mengucapkan terima kasih dan puji syukur kepada Allah SWT kepada

semua pihak khususnya kepada :

1. Bapak Dr. Angkasa, S.H., M.Hum, selaku Dekan Fakultas Hukum

Universitas Jenderal Soedirman Purwokerto, serta selaku Pembina

Akademik dari penulis yang telah memberikan semangat dan doanya yang

tulus untuk penulis agar selesainya skripsi ini dan lulus dari Fakultas

Hukum Universitas Jenderal Soedirman Purwokerto;

2. Bapak Pranoto, S.H., M.H., selaku dosen pembimbing I/ dosen penguji I,

yang telah membimbing skripsi penulis dari awal sampai selesainya

skripsi penulis;

Page 5: PUTUSAN BEBAS DALAM TINDAK PIDANA PENIPUAN (T …fh.unsoed.ac.id/sites/default/files/bibliofile/SKRIPSI_12.pdf · Universitas Jenderal Soedirman Purwokerto, serta selaku Pembina Akademik

v

3. Ibu Handri Wirastuti Sawitri, S.H.,M.H., selaku dosen pembimbing II/

dosen penguji II, yang telah membimbing skripsi penulis dari awal sampai

selesainya skripsi penulis;

4. Bapak Dr. Hibnu Nugroho,S.H.,M.H., selaku dosen penguji III yang telah

memberikan saran-saran yang membantu penulis dalam menyempurnakan

skripsi penulis;

5. Nasihin dan Saroh, orang tua dari penulis yang telah memberikan

semangat dan doanya yang tulus untuk penulis agar selesainya skripsi ini

dan lulus dari Fakultas Hukum Universitas Jenderal Soedirman

Purwokerto;

6. Ahmadi Wangsa Septiana, adik dari penulis yang juga memberikan

semangat untuk penulis;

7. Sahabat tercinta Desy Tri Wahyu Kusumo, Anggita Sabrina, Rina Susani

dan Rahma Hardika Putri yang selalu memberikan dukungan dan

semangat bagi penulis;

8. Semua teman-teman angkatan 2010 khususnya Kelas C tercinta yang

selalu memberikan dorongan dan semangat bagi penulis selama kuliah dan

pihak-pihak lain yang tidak dapat penulis sebutkan satu persatu.

Penulis menyadari bahwa dalam penyusunan dan penulisan skripsi ini

masih jauh dari sempurna, baik dari segi penyusunan, penulisan maupun materi di

dalamnya, namun dengan segala kerendahan hati penulis mohon maaf sekaligus

Page 6: PUTUSAN BEBAS DALAM TINDAK PIDANA PENIPUAN (T …fh.unsoed.ac.id/sites/default/files/bibliofile/SKRIPSI_12.pdf · Universitas Jenderal Soedirman Purwokerto, serta selaku Pembina Akademik

vi

sumbang saran maupun kritik konstruktif yang sifatnya membangun dari pembaca

sangat penulis harapkan untuk memacu semangat penulis dalam menulis.

Akhir kata semoga tulisan ini dapat memberikan manfaat dan menjadi

sumbangan pemikiran bagi semua pihak, khususnya bagi penulis sendiri sehingga

tujuan yang diharapkan dapat tercapai.

Purwokerto, Februari 2014

Ayu Grahita Mukaromah

NIM. E1A010220

Page 7: PUTUSAN BEBAS DALAM TINDAK PIDANA PENIPUAN (T …fh.unsoed.ac.id/sites/default/files/bibliofile/SKRIPSI_12.pdf · Universitas Jenderal Soedirman Purwokerto, serta selaku Pembina Akademik

vii

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ................................................................................. i

HALAMAN PENGESAHAN................................................................... ii

HALAMAN PERNYATAAN................................................................... iii

KATA PENGANTAR............................................................................... iv

DAFTAR ISI.............................................................................................. vii

ABSTRAK ................................................................................................. ix

ABSTRACT............................................................................................... x

BAB I : PENDAHULUAN........................................................................ 1

A. Latar Belakang ...................................................................... 1

B. Rumusan Masalah.................................................................. 3

C. Tujuan Penelitian ................................................................... 3

D. Kegunaan Penelitian .............................................................. 4

BAB II : TINJAUAN PUSTAKA ............................................................ 5

A. Pengertian, Fungsi dan Tujuan Hukum Acara Pidana........... 5

B. Asas-Asas Hukum Acara Pidana ........................................... 9

C. Putusan Dalam Tindak Pidana............................................... 21

1. Pengertian Putusan................................................................. 21

2. Macam-Macam Putusan Dalam KUHAP .............................. 23

Page 8: PUTUSAN BEBAS DALAM TINDAK PIDANA PENIPUAN (T …fh.unsoed.ac.id/sites/default/files/bibliofile/SKRIPSI_12.pdf · Universitas Jenderal Soedirman Purwokerto, serta selaku Pembina Akademik

viii

D. Putusan Bebas ........................................................................ 27

1. Pengertian Putusan Bebas...................................................... 27

2. Syarat Dijatuhkannya Putusan Bebas .................................... 29

3. Akibat Hukum Dijatuhkannya Putusan Bebas....................... 30

E. Tindak Pidana Penipuan ........................................................ 34

BAB III : METODE PENELITIAN........................................................ 37

A. Metode Pendekatan................................................................ 37

B. Spesifikasi Penelitian............................................................. 37

C. Sumber Data .......................................................................... 37

D. Metode Pengumpulan Data.................................................... 38

E. Metode Penyajian Data ......................................................... 39

F. Metode Analisa Data ............................................................. 39

BAB IV : HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ...................... 40

A. Hasil Penelitian ...................................................................... 40

B. Pembahasan ........................................................................... 83

BAB V : PENUTUP .................................................................................. 101

A. Kesimpulan ............................................................................ 101

B. Saran ..................................................................................... 101

DAFTAR PUSTAKA

Page 9: PUTUSAN BEBAS DALAM TINDAK PIDANA PENIPUAN (T …fh.unsoed.ac.id/sites/default/files/bibliofile/SKRIPSI_12.pdf · Universitas Jenderal Soedirman Purwokerto, serta selaku Pembina Akademik

ix

ABSTRAK

Hukum Pidana merupakan bagian dari hukum publik. Hukum pidanaterbagi menjadi dua bagian, hukum pidana materiil dan hukum pidana formil.Hukum pidana materiil diatur dalam Kitab Undang-Undang Hukum Pidana(KUHP), sedangkan hukum pidana formil diatur dalam Kitab Undang-UndangHukum Acara Pidana (KUHAP). Menurut KUHAP putusan yang dijatuhkan olehmajelis hakim adalah putusan yang membebaskan terdakwa (Pasal 191 ayat (1)KUHAP), putusan lepas dari segala tuntutan hukum (Pasal 191 ayat (2)KUHAP), dan putusan pemidanaan (Pasal 193 ayat (3) KUHAP). Salah satuputusan pengadilan, yaitu putusan bebas yang dijatuhkan oleh hakim diPengadilan Negeri Brebes yakni putusan Nomor 6/Pid.B/2013/PN.Brebes, dimanaterdakwa didakwa dengan dakwaan alternatif yaitu dakwaan kesatu Pasal 378KUHP jo Pasal 55 (1) ke-1 KUHP; atau dakwaan kedua Pasal 372 KUHP joPasal 55 (1) ke-1 KUHP. Terdakwa yang diputus bebas harus segera dibebaskandari tahanan, kecuali ada alasan lain. Perintah untuk membebaskan terdakwa daritahanan dilaksanakan oleh jaksa setelah putusan diucapkan dan laporan tertulismengenai pelaksanaan perintah tersebut yang dilampiri surat pelepasandisampaikan kepada ketua pengadilan yang bersangkutan selambat-lambatnyadalam waktu tiga kali dua puluh empat jam.

Kata kunci: Hukum Acara Pidana, Putusan Bebas.

Page 10: PUTUSAN BEBAS DALAM TINDAK PIDANA PENIPUAN (T …fh.unsoed.ac.id/sites/default/files/bibliofile/SKRIPSI_12.pdf · Universitas Jenderal Soedirman Purwokerto, serta selaku Pembina Akademik

x

ABSTRACT

Criminal law is part of public law and criminal law are divided into twopart, namely the substantive criminal law and criminal law formally. Subtantivecriminal law governing the determination of any criminal act, criminal andcriminal (sanction). In indonesia, subtantifve criminal law regulation set forth inthe Book Of Criminal Law (Penal Code). Formal criminal law regulating theimplementation of substantive criminal law. In Indonesia, setting formal criminallaw has been ratified by law number 8 of 1981 on Criminal Procedure Law ofcode (KUHAP).According to The Criminal Procedure Law of code a decision thatmay be imposed by the judge is ruling that frees the defendant (Article 191paragraph (1) Criminal Procedure Law of code), the ruling out of any lawsuit(Article 191 paragraph (2) Criminal Procedure Law of code), judgment ofpunishment (Article 193 paragraph (3) Criminal Procedure Law of code). Onecourt decision, the acquittal handed down by judges in Brebes district court is thedecision of the register number 6/Pid.B/2013/PN.Brebes case. In this case, thegeneral prosecutor accusated the defendant with alternative accusation those areagainst the rule of Article 378 act 1/1946 (KUHP) jo Article 55 (1) act 1/1946(KUHP) or Article 372 Act 1/1946 (KUHP) jo Article 55 (1) act 1/1946 (KUHP).Acquitted defendants should be released from custody, unless there are otherreasons. Command to release the defendant from custody immediatelyimplemented by prosecutors after the verdict was pronounced and written reportson the realise order was accompanied by a letter submitted to the chairman of htecourt no tater than theee times within twenty-four hours.

Keyword : The Criminal Procedure Law, Frees Ruling.

Page 11: PUTUSAN BEBAS DALAM TINDAK PIDANA PENIPUAN (T …fh.unsoed.ac.id/sites/default/files/bibliofile/SKRIPSI_12.pdf · Universitas Jenderal Soedirman Purwokerto, serta selaku Pembina Akademik

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Hukum Pidana merupakan bagian dari hukum publik. Hukum pidana

terbagi menjadi dua bagian, hukum pidana materiil dan hukum pidana formil.

Hukum pidana materiil diatur dalam Kitab Undang-Undang Hukum Pidana

(KUHP), sedangkan hukum pidana formil diatur dalam Kitab Undang-Undang

Hukum Acara Pidana (KUHAP).

Menurut salah satu pakar hukum Bambang Poernomo,1 Kitab Undang-

Undang Hukum Acara Pidana (KUHAP) mengatur empat tahap proses perkara

pidana yang tradisional yaitu:

1. Tahap pengusutan yang meliputi penyelidikan dan penyidikan perkara;

2. Tahap penuntutan yang meliputi penyempurnaan berkas dan penerusanperkara;

3. Tahap pemeriksaan sidang untuk menyusun pembuktian dan keputusan;

4. Tahap eksekusi dari keputusan pengadilan yang didahului dengan upaya-upaya hukum perlawanan terhadap keputusan sebelum mempunyaikekuatan untuk dieksekusi.

Tahap proses hakim menjatuhkan putusan, maka bentuk putusan yang

dijatuhkan terhadap perkara pidana berdasarkan Pasal 1 angka (11) KUHAP

menyatakan bahwa:

1 Bambang Poernomo, Pola Dasar Teori-Asas Umum Hukum Acara Pidana DanPenegakan Hukum Pidana, Liberty, Yogyakarta, 1993, hlm. 64.

Page 12: PUTUSAN BEBAS DALAM TINDAK PIDANA PENIPUAN (T …fh.unsoed.ac.id/sites/default/files/bibliofile/SKRIPSI_12.pdf · Universitas Jenderal Soedirman Purwokerto, serta selaku Pembina Akademik

2

“Putusan pengadilan adalah pernyataan hakim yang diucapkan dalamsidang pengadilan terbuka, yang dapat berupa pemidanaan atau bebasatau lepas dari segala tuntutan hukum dalam hal serta menurut cara yangdiatur dalam undang-undang ini” .

Berdasarkan ketentuan diatas, putusan dapat berbentuk sebagai berikut:

1. Putusan pemidanaan (Pasal 193 ayat 1 KUHAP)

2. Putusan bebas (Pasal 191 ayat 1 KUHAP)

3. Putusan lepas dari segala tuntutan hukum (Pasal 191 ayat 2 KUHAP)

Salah satu putusan pengadilan, yaitu putusan bebas yang dijatuhkan oleh

hakim di Pengadilan Negeri Brebes yakni putusan Nomor

6/Pid.B/2013/PN.Brebes, dimana terdakwa didakwa dengan dakwaan alternatif

yaitu dakwaan kesatu Pasal 378 KUHP jo Pasal 55 (1) ke-1 KUHP; atau

dakwaan kedua Pasal 372 KUHP jo Pasal 55 (1) ke-1 KUHP.

Putusan bebas diatur dalam Pasal 191 ayat (1) KUHAP yang

merumuskan:

“Jika pengadilan berpendapat bahwa dari hasil pemeriksaan di sidang,kesalahan terdakwa atas perbuatan yang didakwakan kepadanya tidakterbukti secara sah dan meyakinkan, maka terdakwa didakwa diputusbebas”.

Putusan dalam perkara Nomor 6/Pid.B/2013/PN.Brebes, terdakwa

dengan perantaraan saksi EY dan saksi SW menjual tanah kepada pembeli saksi

ST dan saksi KS dengan membayar panjar harga tanah kepada terdakwa dengan

letaknya belum jelas keberadaannya. Kemudian tanpa alasan yang jelas saksi ST

dan saksi KS tidak melanjutkan transaksi jual beli tersebut dan tidak juga meminta

Page 13: PUTUSAN BEBAS DALAM TINDAK PIDANA PENIPUAN (T …fh.unsoed.ac.id/sites/default/files/bibliofile/SKRIPSI_12.pdf · Universitas Jenderal Soedirman Purwokerto, serta selaku Pembina Akademik

3

pengembalian uang panjar harga tanah tersebut selaku calon pembeli dan

kemudian saksi R tidak dapat menikmati tanah yang dibelinya karena telah

diserobot oleh orang lain yaitu saudara S.

Terdakwa dalam hal ini tidak dapat mempertanggungjawabkan atas

perbuatannya tersebut, terdakwa didakwa telah melakukan tindak pidana

penipuan.

Bedasarkan uraian di atas, penulis tertarik untuk melakukan penelitian

dengan judul: PUTUSAN BEBAS DALAM TINDAK PIDANA PENIPUAN

(Tinjauan Yuridis Putusan Nomor 6/Pid.B/2013/PN.Brebes).

B. Perumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan maka dapat diambil

perumusan masalah sebagai berikut :

1. Bagaimanakah dasar pertimbangan hakim dalam menjatuhkan putusan

bebas pada perkara Nomor 6/Pid.B/2013/PN.Brebes?

2. Bagaimanakah akibat hukum dengan dijatuhkannya putusan bebas bagi

terdakwa pada perkara Nomor 6/Pid.B/2013/PN.Brebes?

C. Tujuan Penelitian

Adapun tujuan dari penelitian ini adalah sebagi berikut :

1. Untuk mengetahui dasar pertimbangan hakim dalam menjatuhkan putusan

bebas pada perkara Nomor 6/Pid.B/2013/PN.Brebes.

Page 14: PUTUSAN BEBAS DALAM TINDAK PIDANA PENIPUAN (T …fh.unsoed.ac.id/sites/default/files/bibliofile/SKRIPSI_12.pdf · Universitas Jenderal Soedirman Purwokerto, serta selaku Pembina Akademik

4

2. Untuk mengatahui akibat hukum dengan dijatuhkannya putusan bebas bagi

terdakwa pada perkara Nomor 6/Pid.B/2013/PN.Brebes.

D. Kegunaan Penelitian

1. Secara Teoritis

Hasil penelitian ini diharapkan dapat menambah pengetahuan dan

wawasan penulis, serta menambah pengetahuan bagi para pembaca terutama

mengenai penjatuhan putusan bebas.

2. Secara Praktis

Hasil penelitian ini diharapkan memberikan masukan terhadap aparat

penegak hukum, yaitu salah satunya jaksa, agar dalam membuat dakwaan dan

tuntutan sesuai apa yang dilakukan oleh terdakwa serta memperhatikan unsur

melawan hukum yang dilakukan oleh terdakwa sehingga hakim tidak

menjatuhkan putusan bebas.

Page 15: PUTUSAN BEBAS DALAM TINDAK PIDANA PENIPUAN (T …fh.unsoed.ac.id/sites/default/files/bibliofile/SKRIPSI_12.pdf · Universitas Jenderal Soedirman Purwokerto, serta selaku Pembina Akademik

5

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Pengertian, Fungsi dan Tujuan Hukum Acara Pidana

1. Pengertian Hukum Acara Pidana

Hukum acara pidana merupakan salah satu lingkup dari hukum pidana.

Ruang lingkup hukum pidana luas, baik hukum pidana materill yang disebut

hukum pidana dan hukum pidana formil yang disebut hukum acara pidana.

Hukum pidana materill atau hukum pidana itu berisi petunjuk dan uraian tentang

delik peraturan tentang syarat-syarat dapatnya dipidana sesuatu perbuatan,

petunjuk tentang orang yang dapat dipidana dan aturan tentang pemidanaan

mengatur kepada siapa dan bagaimana pidana itu dapat dijatuhkan, sedangkan

hukum pidana formal mengatur bagaimana negara melalui alat-alatnya

melaksanakan haknya untuk memidana dan menjatuhkan pidana, jadi berisi acara

pidana.2

Menurut Wiryono Prodjodikoro,3 sebagaimana dikutip oleh Andi

Hamzah mengatakan bahwa:

“Hukum acara pidana berhubungan erat dengan adanya hukum pidana,maka dari itu merupakan suatu rangkaian peraturan-peraturan yangmemuat cara bagaimana badan-badan pemerintah yang berkuasa, yaitukepolisian, kejaksaan, dan pengadilan harus bertindak guna mencapaitujuan negara dengan mengadakan hukum pidana.”

2 Andi Hamzah, Pengantar Hukum Acara Pidana Indonesia Edisi Revisi, Ghalia Indonesia,Jakarta, 2001, hlm. 4.

3 Muhammad Taufik Makarao dan Suhasril, Hukum Acara Pidana Dalam Teori DanPraktek, Ghalia Indonesia, Jakarta, 2004, hlm. 7.

Page 16: PUTUSAN BEBAS DALAM TINDAK PIDANA PENIPUAN (T …fh.unsoed.ac.id/sites/default/files/bibliofile/SKRIPSI_12.pdf · Universitas Jenderal Soedirman Purwokerto, serta selaku Pembina Akademik

6

Dikatakan bahwa hukum acara pidana adalah kumpulan peraturan-

peraturan yang memuat ketentuan-ketentuan yang mengatur sebagai berikut:

1. Tindakan apa yang diambil apabila ada dugaan, bahwa telah terjadi suatutindak pidana yang dilakukan oleh seseorang.

2. Apabila benar telah terjadi suatu tindak pidana yang telah dilakukan olehseseorang, maka perlu diketahui siapa pelakunya, dan cara bagaimanamelakukan penyelidikan terhadap pelaku.

3. Apabila telah diketahui pelakunya maka penyidik perlu menangkap,menahan dan kemudian dilanjutkan dengan pemeriksaan permulaan ataudilakukan penyidikan.

4. Untuk membuktikan apakah tersangka benar-benar melakukan suatutindak pidana, maka perlu mengumpulkan barang-barang bukti,menggeledah badan atau tempat-tempat yang diduga ada hubungannyadengan perbuatan tersebut.

5. Setelah selesai dilakukan pemeriksaan permulaan atau penyidikan olehpolisi, maka berkas perkara diserahkan pada kejaksaan negeri, yangselanjutnya pemeriksaan dalam sidang pengadilan terhadap terdakwaoleh hakim sampai dapat dijatuhkan pidana.4

Kitab Undang-Undang Hukum Acara Pidana (KUHAP) tidak

memberikan pengertian resmi mengenai hukum acara pidana, yang ada adalah

berbagai pengertian mengenai bagian-bagian tertentu dari hukum acara pidana

misalnya penyelidikan, penyidikan, penangkapan, dan lain sebagainya. Pengertian

hukum acara pidana dapat ditemukan dalam berbagai literatur yang ditemukan

oleh pakar, seperti:

4 Mochammad Faisal Salam, Hukum Acara Pidana Dalam Teori Dan Praktek, MandarMaju, Bandung, 2001, hlm. 3.

Page 17: PUTUSAN BEBAS DALAM TINDAK PIDANA PENIPUAN (T …fh.unsoed.ac.id/sites/default/files/bibliofile/SKRIPSI_12.pdf · Universitas Jenderal Soedirman Purwokerto, serta selaku Pembina Akademik

7

1. Wiryono Prodjodikoro,5

Hukum acara pidana adalah merupakan suatu rangkaian peraturan-peraturan yang memuat cara bagaimana badan pemerintah yang berkuasa(Kepolisian, Kejaksaan, dan Pengadilan) harus bertindak guna mencapaitujuan negara dengan mengadakan hukum pidana.

2. R. Achad Soemandipraja,6

Hukum acara pidana adalah hukum yang mempelajari peraturan yangdiadakan oleh negara dalam hal adanya persangkaan telah dilanggarnyaundang-undang pidana.

3. Van Bemmelen7

Hukum acara Pidana adalah kumpulan ketentuan-ketentuan hukum yangmengatur bagaimana cara negara, bila dihadapkan pada suatu kejadianyang menimbulkan prasangka telah terjadi pelanggaran hukum pidana,dengan perantara alat-alatnya mencari kebenaran, menetapkan dimukahakim suatu keputusan mengenai perbuatan yang didakwakan, bagaimanahakim harus memutuskan suatu hal yang telah terbukti, dan bagaimanakeputusan itu harus dilaksanakan.

4. Bambang Poernomo,8 mengklasifikasikan hukum acara pidana menjadi

tiga arti:

a. Dalam arti sempit, yang meliputi peraturan hukum tentangpenyelidikan, penyidikan, penuntutan, pemeriksaan sidang sampaidengan putusan pengadilan, dan peraturan tentang susunanpengadilan.

b. Dalam arti luas, yaitu selain mencakup pengertian sempit, jugameliputi peraturan-peraturan kehakiman lainnya sekedar peraturan ituada urusannya dengan perkara pidana.

5 Waluyadi, Pengetahuan Hukum Dasar Hukum Acara Pidana (Sebuah Catatan Khusus),Mandar Maju, Bandung, 1999, hlm. 9.

6 Ibid.

7 Ibid., hlm. 11.

8 Ibid.

Page 18: PUTUSAN BEBAS DALAM TINDAK PIDANA PENIPUAN (T …fh.unsoed.ac.id/sites/default/files/bibliofile/SKRIPSI_12.pdf · Universitas Jenderal Soedirman Purwokerto, serta selaku Pembina Akademik

8

c. Pengertian sangat luas, yaitu apabila materi peraturan sudah sampaipada tahap eksekusi putusan hakim (pidana) kemudian dikembangkanmeliputi peraturan pelaksanaan hukuman (pidana) yang mengaturtentang alternatif jenis pidana, dan cara penyelenggaraan pidana sejakawal sampai selesai menjalani pidana sebagai pedoman pelaksanaanpemberian pidana.

2. Fungsi dan Tujuan Hukum Acara Pidana

Hukum acara pidana memiliki fungsi, (1) untuk mencari dan menentukan

fakta menurut kebenaran; (2) mengadakan penuntutan hukum dengan tepat; (3)

menerapkan hukum dengan keputusan berdasarkan keadilan; dan (4)

melaksanakan putusan secara adil.9

Van Bemmelen mengemukakan tiga fungsi hukum acara pidana yaitu

sebagai berikut:

1) Mencari dan menemukan kebenaran2) Pemberian keputusan oleh hakim3) Pelaksanaan keputusan10

Dalam rumusan lengkap Pendoman Pelaksanaan KUHAP tahun 1982

disebutkan sebagai berikut:

“Tujuan dari hukum acara pidana adalah untuk mencari dan mendapatkanatau setidak-tidaknya mendekati kebenaran materiil ialah kebenaran yangselengkap-lengkapnya dari suatu perkara pidana dengan menerapkanketentuan hukum acara pidana secara jujur dan tepat, dengan tujuanuntuk mencari siapakah pelaku yang dapat didakwakan melakukan suatupelanggaran hukum, dan selanjutnya meminta pemeriksaan dan putusandari pengadilan guna menentukan apakah terbukti bahwa suatu tindakpidana telah dilakukan dan apakah orang yang didakwa itu dapatdipersalahkan, demikian pula setelah putusan pengadilan dijatuhkan dansegala upaya hukum telah dilakukan dan akhirnya putusan telah

9 Hibnu Nugroho, Integralisasi Penyidikan Tindak Pidana Korupsi di Indonesia, MediaPrima Aksara, Jakarta, 2012, hlm. 31.

10 Andi Hamzah, Hukum Acara Pidana, Sinar Grafika, Jakarta, 2008, hlm. 8.

Page 19: PUTUSAN BEBAS DALAM TINDAK PIDANA PENIPUAN (T …fh.unsoed.ac.id/sites/default/files/bibliofile/SKRIPSI_12.pdf · Universitas Jenderal Soedirman Purwokerto, serta selaku Pembina Akademik

9

mempunyai kekuatan hukum tetap, maka hukum acara pidana mengaturpula pokok-pokok acara pelaksanaan dan pengawasan dari putusantersebut”.11

Dari rumusan tersebut dapat dilihat bahwa hukum acara pidana

mempunyai tujuan atau fungsi sebagai berikut:12

1. Sebagai sarana untuk mencari suatu kebenaran materiil dari suatu tindakpidana yang terjadi;

2. Menemukan orang yang diduga sebagai pelaku tindak pidana;3. Meminta pengadilan untuk memutuskan bersalah atau tidaknya

tersangka; dan4. Melaksanakan dan kemudian mengawasi pelaksanaan dari putusan

tersebut.

Sependapat dengan rumusan lengkap Pedoman Pelaksanaan KUHAP,

Lobby Loqman13 mengemukakan pendapatnya bahwa:

Fungsi yang terkandung dalam tujuan hukum acara pidana, harusdiartikan bahwa dengan keberadaan hukum acara pidana maka yangbersalah harus dinyatakan bersalah dan mencegah orang yang tidakbersalah dijatuhi hukuman. Serta penjatuhan pidana tidak hanyamendasarkan pada kekuatan pembuktian formil belaka.14

B. Asas-asas Hukum Acara Pidana

Pengertian asas dalam hukum acara pidana adalah dasar patokan hukum

yang mendasari KUHAP dalam menjalankan hukum. Asas ini akan menjadi

pedoman bagi semua orang termasuk penegak hukum, serta orang-orang yang

berkepentingan dengan hukum acara pidana.

11 Bambang Poernomo, Op. Cit., hlm. 30-31.

12 Hibnu Nugroho, Op. Cit., hlm. 32.

13 Lobby Loqman, Hukum Acara Pidana Indonesia (Suatu Ikhtisar), Datacom, Jakarta,1996, hlm. 1.

14 Hibnu Nugroho, Op. Cit.

Page 20: PUTUSAN BEBAS DALAM TINDAK PIDANA PENIPUAN (T …fh.unsoed.ac.id/sites/default/files/bibliofile/SKRIPSI_12.pdf · Universitas Jenderal Soedirman Purwokerto, serta selaku Pembina Akademik

10

KUHAP dilandasi oleh asas atau prinsip hukum tersebut diartikan

sebagai dasar patokan hukum sekaligus merupakan tonggak pedoman bagi

instansi jajaran aparat penegak hukum dalam menerapkan pasal-pasal KUHAP.

Mengenai hal tersebut, bukan hanya kepada aparat hukum saja, asas atau prinsip

yang dimaksud menjadi patokan dan landasan, tetapi juga bagi setiap anggota

masyarakat yang terlibat dan berkepentingan atas pelaksanaan tindakan yang

menyangkut KUHAP.15

Makna asas-asas hukum adalah merupakan ungkapan hukum yang

bersifat umum, pada sebagian berasal dari kesadaran hukum serta keyakinan

kesusilaan atau etis kelompok manusia dan pada sebagian yang lain berasal dari

dasar pemikiran dibalik peraturan perundang-undang serta yurisprudensi.16

Asas-asas penting yang terdapat dalam hukum acara pidana yaitu :

1. Peradilan Cepat, Sederhana, Dan Biaya Ringan

Asas ini telah dirumuskan dalam Pasal 4 ayat (2) Undang-Undang

Nomor 48 Tahun 2009 tentang Kekuasaan Kehakiman, yang menghendaki agar

pelaksanaan penegakan hukum di Indonesia berpedoman kepada asas: cepat,

sederhana, dan biaya ringan. Tidak bertele-tele dan berbelit-belit. Apabila jika

keterlambatan penyelesaian kasus terhadap hukum dan martabat manusia.

15 M. Yahya Harahap, Pembahasan Permasalahan Dan Penerapan KUHAP PenyidikanDan Penuntutan, Sinar Grafika, Jakarta, 2000, hlm. 35.

16 Bambang Poernomo, Op. Cit., hlm. 46

Page 21: PUTUSAN BEBAS DALAM TINDAK PIDANA PENIPUAN (T …fh.unsoed.ac.id/sites/default/files/bibliofile/SKRIPSI_12.pdf · Universitas Jenderal Soedirman Purwokerto, serta selaku Pembina Akademik

11

Asas ini mencerminkan adanya perlindungan hak asasi manusia

sekalipun orang tersebut berada dalam kedudukan sebagai tersangka atau

terdakwa. Walaupun dalam kondisi dibatasi kemerdekaannya karena ditangkap

kemudian ditahan, namun orang tersebut tetep memperoleh kepastian bahwa

tahapan-tahapan pemeriksaan yang dilaluinya memiliki batas waktu dan dijamin

undang-undang.

Asas ini menghendaki adanya peradilan yang efektif dan efesien,

sehingga tidak memberikan penderitaan yang berkepanjangan kepada tersangka

atau terdakwa disamping kepastian hukum terjamin. Asas ini juga terdapat dalam

Penjelasan Umum butir 3 huruf e KUHAP yang merumuskan:

“Peradilan yang harus dilakukan dengan cepat, sederhana, dan biayaringan serta bebas, jujur dan tidak memihak harus ditetapkan secarakonsekuen dalam seruluh tingkat peradilan”.

Beberapa ketentuan KUHAP sebagai penjabaran asas peradilan yang

cepat, sederhana, dan biaya ringan antara lain tersangka atau terdakwa berhak:

1). Segera mendapat pemeriksaan dari penyidik;

2). Segera diajukan kepada penuntut umum oleh penyidik;

3). Segera diajukan ke pengadilan oleh penuntut umum;

4). Berhak segera diadili oleh pengadilan.

Menurut Andi Hamzah,17

17 Andi Hamzah, Hukum Acara Pidana Indonesia Edisi Revisi, Sinar Grafika, Jakarta,2004, hlm. 10-11.

Page 22: PUTUSAN BEBAS DALAM TINDAK PIDANA PENIPUAN (T …fh.unsoed.ac.id/sites/default/files/bibliofile/SKRIPSI_12.pdf · Universitas Jenderal Soedirman Purwokerto, serta selaku Pembina Akademik

12

Asas peradilan cepat, sederhana, dan biaya ringan yang dianut didalamKUHAP sebenarnya merupakan penjabaran Undang-Undang KetentuanPokok Kekuasaan Kehakiman. Peradilan cepat (terutama untukmenghindari penahanan yang lama sebelum ada keputusan hakim)merupakan bagian hak-hak manusia. Begitu pula peradilan bebas, jujur,dan tidak memihak yang ditonjolkan dalam undang-undang tersebut.

2. Asas Praduga Tidak Bersalah (Presumtion of innocence)

Asas ini disebut dalam Undang-Undang Nomor 14 Tahun 1970 jo

Undang-Undang Nomor 4 Tahun 2004 jo Undang-Undang Nomor 48 Tahun 2009

tentang Ketentuan-Ketentuan Pokok Kekuasaan Kehakiman, dan dalam

Penjelasan Umum butir 3 c KUHAP, yang merumuskan:18

“Setiap orang yang disangka, ditangkap, ditahan, dituntut dan ataudihadapkan di muka sidang pengadilan, dianggap tidak bersalah sampaiadanya putusan pengadilan yang menyatakan kesalahannya danmemperoleh kekuatan hukum tetep”.

Asas praduga tak bersalah menjadi salah satu bukti penghargaan KUHAP

pada hak asasi manusia. Cara-cara pemeriksaan tersangka atau terdakwa yang

semula bersifat inquisitoir menjadi aqusatoir.

Menurut M. Yahya Harahap, sebagaimana dikutip oleh Taufik Makarao

dan Suhasril, mengemukakan:19

Asas praduga tak bersalah ditinjau dari segi teknis penyidikan dinamakan“Prinsip Akusator”. Prinsip akusator menempatkan kedudukan tersangkaatau terdakwa dalam setiap tingkat pemeriksaan adalah subyek bukansebagai objek pemeriksaan karena itu tersangka atau terdakwa harusdidudukan dan diperlakukan dalam kedudukan manusia yang mempunyaiharkat dan martabat harga diri, yang menjadi objek pemeriksaan dalam

18 Ibid., hlm. 34.

19 Mohammad Taufik Makarao dan Suhasril, Hukum Acara Pidana dalam Teori danPraktek, Ghalia Indonesia, Bogor, 2010, hlm. 3.

Page 23: PUTUSAN BEBAS DALAM TINDAK PIDANA PENIPUAN (T …fh.unsoed.ac.id/sites/default/files/bibliofile/SKRIPSI_12.pdf · Universitas Jenderal Soedirman Purwokerto, serta selaku Pembina Akademik

13

prinsip akusator adalah kesalahan (tindak pidana) yang dilakukan olehtersangka atau terdakwa, karena itulah pemeriksaan ditujukan.

3. Asas Oportunitas

Dalam hukum acara pidana dikenal suatu badan yang khusus diberi

wewenang untuk melakukan penuntutan pidana kepengadilan yang disebut

penuntut umum. Di Indonesia penuntut umum disebut juga jaksa (Pasal 1 butir a

dan b serta Pasal 137 dan seterusnya KUHAP).

Wewenang penuntutan dipegang oleh penuntut umum. Asas oportunitas

adalah hak yang dimiliki oleh penuntut umum untuk menuntut atau tidak

menuntut seseorang kepengadilan. Di Indonesia wewenang ini hanya diberikan

kepada kejaksaan.

A.Z. Abidin Farid memberi perumusan tentang asas oportunitas sebagai

berikut.20

“Asas hukum yang memberikan wewenang kepada penuntut umumuntuk menuntut atau tidak menuntut dengan atau tanpa syarat seseorangatau koperasi yang telah mewujudkan delik demi kepentingan umum”

Andi Hamzah21 menjelaskan lebih lanjut sebagai berikut:

Menurut asas oportunitas penuntut umum tidak menuntut seseorang yangmelakukan delik jika menurut pertimbangannya akan merugikankepentingan umum. Jadi demi kepentingan umum, seseorang yangmelakukan delik tidak dituntut.

20 Andi Hamzah, Op. Cit., hlm. 17.

21 Ibid., hlm. 16.

Page 24: PUTUSAN BEBAS DALAM TINDAK PIDANA PENIPUAN (T …fh.unsoed.ac.id/sites/default/files/bibliofile/SKRIPSI_12.pdf · Universitas Jenderal Soedirman Purwokerto, serta selaku Pembina Akademik

14

Mengenai kriteria kepentingan umum dalam pedoman pelaksanaan

KUHAP dijelaskan adalah didasarkan untuk kepentingan negara dan masyarakat

dan bukan kepentingan pribadi.

4. Pemeriksaan Pengadilan Terbuka Untuk Umum

Pemeriksaan pengadilan yang terbuka untuk umum dapat dilihat dalam Pasal 153

ayat (3) dan ayat (4) KUHAP sebagai berikut:

“Untuk keperluan pemeriksaan hakim ketua sidang membuka sidang danmenyatakan terbuka untuk umum kecuali dalam perkara mengenaikesusilaan atau terdakwanya anak-anak”.

Pasal 153 ayat (4) KUHAP menyebutkan:

“Tidak terpenuhinya ketentuan dalam ayat (2) dan ayat (3)mengakibatkan batalnya putusan demi hukum”.

Mengenai asas pemeriksaan persidangan terbuka untuk umum, M. Yahya

Harahap22 berpendapat:

Kitab Undang-Undang Hukum Acara Pidana menetapkan pemeriksaanperkara yang terdakwanya anak-anak dilakukan dengan pintu tertutup.Sebab jika dilakukan terbuka untuk umum akan membawa akibatpsikologis yang lebih parah kepada jiwa dan batin si anak.

Asas ini memberikan makna bahwa tindakan penegakan hukum di

Indonesia harus dilandasi oleh jiwa persamaan dan keterbukaan serta adanya

penerapan sistem musyawarah dan mufakat.

22 M. Yahya Harahap, Op. Cit., hlm. 56.

Page 25: PUTUSAN BEBAS DALAM TINDAK PIDANA PENIPUAN (T …fh.unsoed.ac.id/sites/default/files/bibliofile/SKRIPSI_12.pdf · Universitas Jenderal Soedirman Purwokerto, serta selaku Pembina Akademik

15

I. Sumantri23 menjelaskan lebih lanjut sebagai berikut:

Asas terbuka untuk umum ini memang tepat karena persidangan dapatdihadiri oleh umum, sehingga dapat menjamin obyektifitas peradilan dantujuannya memberikan perlindungan terhadap hak-hak asasi terdakwa. Dilain pihak juga ditentukan pengecualian apabila kesusilaan danterdakwanya anak-anak.

Hakim dapat menetapkan apakah suatu sidang dinyatakan seluruhnya

atau sebagian tertutup untuk umum yang artinya persidangan dilakukan di

belakang pintu tertutup. Pertimbangan tersebut diserahkan sepenuhnya kepada

hakim yang melakukan hal itu berdasarkan jabatannya atau atas permintaan

penuntut umum dan terdakwa. Saksi pun dapat mengajukan permohonan agar

sidang tertutup untuk umum dengan alasan demi nama baik keluarganya.

5. Semua Orang Diperlakukan Sama Di Depan Hukum (Equality Before the Law)

Asas yang umum dianut di negara-negara yang berdasarkan hukum ini

tegas tercantum dalam Pasal 4 ayat (1) Undang-Undang Nomor 48 tahun 2009

tentang Kekuasaan Kehakiman dan Penjelasan Umum butir 3 a KUHAP.

Penjelasan Umum butir 3 a KUHAP merumuskan:

“Perlakuan yang sama atas diri setiap orang dimuka hukum tidakmengadakan perbedaan perlakuan”.

Sedangkan Pasal 4 ayat (1) Undang-Undang Nomor 48 tahun 2009

tentang Kekuasaan Kehakiman merumuskan:

“Pengadilan mengadili menurut hukum dengan tidak membeda-bedakanorang”.

23 I. Sumantri, Pembahasan Perkembangan Pembangunan Nasional Tentang Hukum AcaraPidana, Badan Pembinaan Hukum Nasional, Jakarta, 1996, hlm. 18.

Page 26: PUTUSAN BEBAS DALAM TINDAK PIDANA PENIPUAN (T …fh.unsoed.ac.id/sites/default/files/bibliofile/SKRIPSI_12.pdf · Universitas Jenderal Soedirman Purwokerto, serta selaku Pembina Akademik

16

Ketentuan-ketentuan di dalam KUHAP mendasarkan pada asas ini,

sehingga tidak ada satu pasal pun yang mengarah pada pemberian hak-hak

istimewa pada suatu kelompok dan memberikan ketidakistimewaan kepada

kelompok lain.

Menurut Andi Hamzah,24

Asas ini menegaskan bahwa sebagai Negara Hukum maka dihadapanhukum semua orang sama dan sederajat. Bagaimanapun kedudukanmanusia itu sama di mata hukum yang dijunjung tinggi oleh negaraIndonesia sesuai dengan Pancasila dan Undang-Undang Dasar 1945.

6. Tersangka atau Terdakwa Berhak Mendapat Bantuan Hukum

Asas tersangka atau terdakwa berhak mendapat bantuan hukum terdapat

pada Pasal 54 KUHAP yang menyatakan bahwa:

“Guna kepentingan pembelaan, tersangka atau terdakwa berhakmendapat bantuan hukum dari seorang atau lebih penasihat hukumselama dalam waktu dan pada setiap tingkat pemeriksaan, menuruttatacara yang ditentukan dalam undang-undang ini”.

Ketentuan asas ini berkaitan dengan hak dari seseorang yang tersangkut

dalam suatu perkara pidana untuk dapat mengadakan persiapan bagi

pembelaannya maupun untuk mendapatkan nasehat atau penyuluhan tentang jalan

yang dapat ditempuhnya dalam menegakan hak-haknya sebagai tersangka atau

terdakwa. Bantuan hukum dalam KUHAP tidak terdapat penjelasan atau definisi

mengenai pengertian bantuan hukum.

24 Andi Hamzah, Op. Cit., hlm. 19.

Page 27: PUTUSAN BEBAS DALAM TINDAK PIDANA PENIPUAN (T …fh.unsoed.ac.id/sites/default/files/bibliofile/SKRIPSI_12.pdf · Universitas Jenderal Soedirman Purwokerto, serta selaku Pembina Akademik

17

M. Yahya Harahap,25 menjelaskan mengenai bantuan hukum diatur

dalam Pasal 74 KUHAP, dimana didalamnya diatur tentang kebebasan yang

sangat luas yang didapat oleh tersangka atau terdakwa. Kebebasan tersebut antara

lain:

a) Bantuan hukum dapat diberikan saat tersangka ditangkap atau ditahan;b) Bantuan hukum dapat diberikan pada semua tingkat pemeriksaan;c) Penasehat hukum dapat menghubungi tersangka atau terdakwa pada

tingkat pemeriksaan pada setiap waktu;d) Pembicaraan antara penasehat hukum dan tersangka atau terdakwa

tidak didengar oleh penyidik dan penuntut umum kecuali pada delikyang menyangkut keamanan Negara;

e) Turunan berita acara diberikan kepada tersangka atau penasehathukum guna kepentingan pembelaan;

f) Penasehat hukum berhak mengirim dan menerima surat dari tersangkaatau terdakwa.

The Internasional Convenant on Civil and Political Rights article 14 sub

3d kepada tersangka atau terdakwa diberikan jaminan sebagai berikut:

“to be tried in his presence and to defend himself in person or throughlegal assistance of his own choosing, to be inform, if he does not havelegal assistance, of his right, and to have legal assistance assigned tohim, in any case where the interests justice so require, and withoutpayment by him in any such case if he does not have sufficient means topay for it.” (Diadili dengan kehadiran terdakwa, membela diri sendirisecara pribadi atau dengan bantuan penasehat hukum menurut pilihannyasendiri, diberi tahu tentang hak-haknya ini jika ia tidak mempunyaipenasehat hukum dan ditunjuk penasehat hukum untuk dia jika untukkepentingan peradilan perlu untuk itu, dan jika ia tidak mampumembayar penasehat hukum ia dibebaskan dari pembayarannya).”26

25 M. Yahya Harahap, Pembahasan Permasalahan Dan Penerapan KUHAP (Jilid 1 danJilid II), Pustaka Kartini, Jakarta, 1998, hlm. 21.

26 Andi Hamzah, Op. Cit., hlm. 20.

Page 28: PUTUSAN BEBAS DALAM TINDAK PIDANA PENIPUAN (T …fh.unsoed.ac.id/sites/default/files/bibliofile/SKRIPSI_12.pdf · Universitas Jenderal Soedirman Purwokerto, serta selaku Pembina Akademik

18

7. Asas Akusatoir Dan Inkisitoir (Accusatoir Dan Inquisitoir)

Asas akusatoir dalam KUHAP tidak menjadikan pengakuan tersangka

sebagai salah satu dari jenis alat bukti. Pengakuan yang digariskan dalam KUHAP

yang demikian menunjukan bahwa KUHAP menganut asas akusatoir yaitu

menempatkan kedudukan tersangka sebagai subyek pemeriksaan.

Asas inkisitoir yaitu kedudukan tersangka atau terdakwa merupakan

obyek pemeriksaan sehingga pengakuan tersangka atau terdakwa menjadi hal

yang sangat penting untuk diperoleh penegak hukum. dalam hal ini kedudukan

tersangka sangat lemah dan tidak menguntungkan karena tersangka masih

dianggap sebagai barang atau objek yang harus diperiksa. Pada asas inkisitoir

pemeriksaan bersifat rahasia atau tertutup.

Asas akusatoir memperlakukan tersangka atau terdakwa yang manusiawi

bukan berarti menghilangkan ketegasan yang menyebabkan tersangka atau

terdakwa tidak menghormati proses penegakan hukum. Dengan menggunakan

ilmu bantu penyidikan seperti psikologis, kriminalistik, psikiatri dan kriminologi

maka penyidik tetap akan dapat memperoleh hasil penyidikan yang memadai.

Menurut Andi Hamzah,27

Asas inkisitoir berarti tersangka dipandang sebagai objek pemeriksaanyang masih dianut oleh HIR untuk pemeriksaan pendahuluan. Samahalnya dengan Ned. Sv. yang lama yaitu tahun 1828 yang direvisi tahun1885. Sejak tahun 1926 yaitu berlakunya Ned. Sv. yang baru di negeriBelanda telah dianut asas gematigd accusatoir yang berarti asas bahwatersangka dipandang sebagai pihak pada pemeriksaan pendahuluan dalam

27 Andi Hamzah, Op. Cit., hlm. 22.

Page 29: PUTUSAN BEBAS DALAM TINDAK PIDANA PENIPUAN (T …fh.unsoed.ac.id/sites/default/files/bibliofile/SKRIPSI_12.pdf · Universitas Jenderal Soedirman Purwokerto, serta selaku Pembina Akademik

19

arti terbatas, yaitu pada pemeriksaan perkara-perkara politik berlaku asasinkisitoir.

8. Pemeriksaan Hakim Yang Langsung Dan Lisan

Pemeriksaan di sidang pengadilan dilakukan oleh hakim secara langsung,

artinya langsung kepada terdakwa dan para saksi. Sidang pengadilan melakukan

pemeriksaan secara langsung kepada terdakwa atau orang lain yang terlibat,

dengan mengadakan pembicaraan secara lisan, berupa tanya jawab dengan majelis

hakim. Pemeriksaan perkara pidana antara para pihak yang terlibat dalam

persidangan harus dilakukan dengan berbicara satu sama lain secara lisan agar

dapat diperoleh keterangan yang benar dan yang bersangkutan tanpa tekanan dari

pihak manapun.

Asas pemeriksaan hakim yang langsung dan lisan diatur dalam Pasal 154

KUHAP yang menyatakan sebagai berikut:

(1) Hakim ketua sidang memerintahkan supaya terdakwa dipanggil masukdan jika ia dalam tahanan, ia dihadapkan dalam keadaan bebas.

(2) Jika dalam pemeriksaan perkara terdakwa yang tidak ditahan tidakhadir pada hari sidang yang telah ditetapkan, hakim ketua sidangmeneliti apakah terdakwa sudah dipanggil secara sah.

(3) Jika terdakwa dipanggil secara tidak sah, hakim ketua sidang menundapersidangan dan memerintahkan supaya terdakwa dipanggil lagiuntuk hadir pada hari sidang berikutnya.

(4) Jika terdakwa ternyata telah dipanggil secara sah tetapi tidak datang disidang tanpa alasan yang sah, pemeriksaan perkara tersebut tidakdapat dilangsungkan dan hakim ketua sidang memerintahkan agarterdakwa dipanggil sekali lagi.

(5) Jika dalam suatu perkara ada lebih dari seorang terdakwa dan tidaksemua terdakwa hadir pada hari sidang, pemeriksaan terhadapterdakwa yang hadir dapat dilangsungkan.

Page 30: PUTUSAN BEBAS DALAM TINDAK PIDANA PENIPUAN (T …fh.unsoed.ac.id/sites/default/files/bibliofile/SKRIPSI_12.pdf · Universitas Jenderal Soedirman Purwokerto, serta selaku Pembina Akademik

20

(6) Hakim ketua sidang memerintahkan agar terdakwa yang tidak hadirtanpa alasan yang sah setelah dipanggil secara sah untuk keduakalinya, dihadirkan dengan paksa pada sidang pertama berikutnya.

(7) Panitera mencatat laporan dari penuntut umum tentang pelaksanaansebagaimana dimaksud dalam ayat (3) dan ayat (6) danmenyampaikannya kepada hakim ketua sidang.

Mengenai asas pemeriksaan hakim yang langsung dan lisan, M. Yahya

Harahap28 berpendapat:

Pasal 153 ayat (2) huruf a KUHAP menegaskan ketua sidang dalammemimpin sidang pengadilan, dilakukan secara langsung dan lisan.Tidak boleh pemeriksaan dengan perantara tulisan baik terhadapterdakwa maupun saksi-saksi. Kecuali bagi mereka yang bisu atau tuli,pernyataan dan jawaban dapat dilakukan secara tertulis. Prinsippemeriksaan dalam persidangan dilakukan secara langsung berhadap-hadapan dalam ruang sidang. Semua pernyataan dilakukan dengan lisandan jawaban atau keteranganpun disampaikan dengan lisan, tiada lainuntuk memenuhi tujuan agar persidangan benar-benar menemukankebenaran yang hakiki. Sebab dari pemeriksaan secara langsung danlisan, tidak hanya keterangan terdakwa atau saksi saja yang dapatdidengar dan diteliti, tetapi sikap dan cara mereka memberikanketerangan dapat menentukan isi dan nilai keterangan.

Pengecualian dari asas langsung dan lisan adalah kemungkinan putusan

dijatuhkan tanpa hadirnya terdakwa (in absentia), yaitu dalam acara pemeriksaan

perkara pelanggaran lalu lintas jalan. Hal ini ditegaskan dalam Pasal 213 KUHAP,

yang merumuskan:

“Terdakwa dapat menunjuk seorang dengan surat untuk mewakilinya disidang”.

28 M. Yahya Harahap, Op. Cit., hlm. 113.

Page 31: PUTUSAN BEBAS DALAM TINDAK PIDANA PENIPUAN (T …fh.unsoed.ac.id/sites/default/files/bibliofile/SKRIPSI_12.pdf · Universitas Jenderal Soedirman Purwokerto, serta selaku Pembina Akademik

21

C. Putusan Dalam Tindak Pidana

1. Pengertian Putusan

Muara dari seluruh proses persidangan perkara pidana adalah

pengambilan keputusan hakim atau sering disebut juga dengan istilah “Putusan

Pengadilan” atau “Putusan Akhir” atau lebih sering disebut juga dengan istilah

“Putusan” saja.29

Putusan adalah hasil atau kesimpulan dari sesuatu yang telah

dipertimbangkan dan dinilai dengan semasak-masaknya yang dapat berbentuk

tertulis maupun lisan.30

Berdasarkan ketentuan Pasal 182 ayat (1) KUHAP, apabila pemeriksaan

sidang dinyatakan selesai, tahap proses selanjutnya adalah penuntutan, pembelaan,

dan jawaban atas pembelaan. Ketika proses ini telah selesai, maka hakim ketua

menyatakan “pemeriksaan dinyatakan ditutup”.

Apabila pemeriksaan dinyatakan ditutup, hakim mengadakan

musyawarah terakhir untuk menjatuhkan putusan. Bentuk putusan yang akan

dijatuhkan tergantung dari hasil musyawarah berdasarkan surat dakwaan dengan

segala sesuatu yang terbukti dalam persidangan di sidang pengadilan.

Pasal 1 angka 11 KUHAP menyatakan banwa :

“Putusan pengadilan adalah pernyataan hakim yang diucapkan dalamsidang pengadilan terbuka, yang dapat berupa pemidanaan atau bebas

29 Al. Wisnubroto, Praktek Peradilan Pidana: Proses Penanganan Perkara Pidana, GalaxyPuspa Mega, Jakarta, 2002, hlm. 119.

30 Laden Marpaung, Proses Penanganan Perkara Pidana (Di Kejaksaan dan PengadilanNegeri, Upaya Hukum dan Eksepsi), Sinar Grafika, Jakarta, 2010, hlm. 129.

Page 32: PUTUSAN BEBAS DALAM TINDAK PIDANA PENIPUAN (T …fh.unsoed.ac.id/sites/default/files/bibliofile/SKRIPSI_12.pdf · Universitas Jenderal Soedirman Purwokerto, serta selaku Pembina Akademik

22

atau lepas dan segala tuntutan hukum dalam hal serta menurut carayang diatur dalam undang-undang ini”.

Proses atau cara pengambilan putusan diawali setelah hakim ketua sidang

dinyatakan pemeriksaan ditutup, dan seterusnya hakim akan mengadakan

musyawarah. Berdasarkan ketentuan Pasal 182 KUHAP untuk menentukan

putusan, hakim ketua majelis mengajukan pertanyaan mulai dari hakim yang

paling muda sampai hakim yang paling tua, sedangkan yang terakhir hakim ketua

akan menyatakan pendapatnya.

Hasil musyawarah majelis hakim merupakan permufakatan bulat, namun

jika telah benar-benar diupayakan tetapi tetap tidak dapat mencapai suatu

permufakatan bulat maka akan ditempuh dua cara yaitu:

1. Putusan diambil dengan suara terbanyak (Voting)

2. Putusan yang dipilih adalah hakim yang paling menguntungkan bagi

terdakwa.

Proses penyusunan materi muatan perlu mencermati ketentuan Pasal 182

ayat (4) KUHAP yang pada pokoknya menyatakan bahwa musyawarah majelis

hakim dalam menyusun putusan harus didasarkan atas surat dakwaan dan segala

sesuatu yang terbukti dalam pemeriksaan di sidang.

Proses pengambilan keputusan tersebut dicatat dalam buku himpunan

putusan yang disediakan khusus untuk itu yang sifatnya rahasia. Putusan

Pengadilan Negeri dapat dijatuhkan pada hari itu juga atau pada hari yang lain,

yang sebelumnya harus diberitahukan kepada penuntut umum dan terdakwa atau

penasehat hukum terdakwa. Berdasarkan ketentuan Pasal 195 KUHAP, semua

Page 33: PUTUSAN BEBAS DALAM TINDAK PIDANA PENIPUAN (T …fh.unsoed.ac.id/sites/default/files/bibliofile/SKRIPSI_12.pdf · Universitas Jenderal Soedirman Purwokerto, serta selaku Pembina Akademik

23

putusan sah dan mempunyai kekuatan hukum apabila diucapkan di sidang terbuka

untuk umum.

2. Macam-Macam Putusan Dalam KUHAP

Pasal 1 angka 11 KUHAP menyatakan banwa :

“Putusan pengadilan adalah pernyataan hakim yang diucapkan dalamsidang pengadilan terbuka, yang dapat berupa pemidanaan atau bebasatau lepas dan segala tuntutan hukum dalam hal serta menurut carayang diatur dalam undang-undang ini”.

Ketentuan Pasal 1 angka 11 KUHAP diatas, Putusan Pengadilan

Negeri yang dijatuhkan terhadap suatu perkara pidana bisa terbentuk sebagai

berikut:

1) Putusan pemidanaan

Putusan pemidanaan diatur dalam Pasal 193 ayat (1) KUHAP.

Pemidanaan berarti terdakwa dijatuhi hukuman pidana sesuai dengan ancaman

yang dikemukakan dalam pasal pidana yang didakwakan kepada terdakwa.31

Pasal 193 ayat (1) KUHAP:

Jika pengadilan berpendapat bahwa terdakwa bersalah melakukantindak pidana yang didakwakan kepadanya, maka pengadilanmenjatuhkan pidana.

Berdasarkan Pasal 193 ayat (1) KUHAP, penjatuhan putusan

pemidanaan terhadap terdakwa didasarkan pada penilaian pengadilan. Jika

pengadilan berpendapat dan menilai terdakwa terbukti bersalah melakukan

31 M. Yahya Harahap, Pembahasan Permasalahan Penerapan KUHAP PemeriksaanSidang Pengadilan, Banding, Kasasi, dan Peninjauan Kembali Edisi Kedua, Sinar Grafika,Jakarta, 2002, hlm. 354.

Page 34: PUTUSAN BEBAS DALAM TINDAK PIDANA PENIPUAN (T …fh.unsoed.ac.id/sites/default/files/bibliofile/SKRIPSI_12.pdf · Universitas Jenderal Soedirman Purwokerto, serta selaku Pembina Akademik

24

perbuatan yang didakwakan kepadanya, pengadilan menjatuhkan hukuman

pidana terhadap terdakwa. Atau dengan kata lain bahwa apabila menurut

pendapat dan penilaian pengadilan terdakwa telah terbukti secara sah dan

meyakinkan melakukan kesalahan tindak pidana yang didakwakan kepadanya

sesuai dengan sistem pembuktian dan asas batas minimum pembuktian yang

telah ditentukan dalam Pasal 183 KUHAP.

Menurut M. Yahya Harahap,32 berpendapat:

“Putusan yang menjatuhkan hukuman pemidanaan kepada seseorangterdakwa tidak lain daripada putusan yang berisi perintah untukmenghukum terdakwa sesuai dengan ancaman pidana yang sisebutdalam pasal yang didakwakan”.

Hakim dalam menjatuhkan berat ringannya hukuman pidana yang

dijatuhkan kepada teerdakwa adalah bebas, artinya memberikan kebebasan

kepada hakim untuk menjatuhkan pidana antara hukuman minimum dan

maksimum sesuai dengan pasal pidana yang didakwakan. Namun, titik tolak

hakim dalam menjatuhkan pidana harus didasarkan kepada ancaman pidana

yang disebutkan dalam pasal pidana yang didakwakan dan seberapa besar

kesalahan terdakwa dalam perbuatan tindak pidana yang dilakukannya.

Hakim dalam hal menjatuhkan putusan pemidanaan, dapat

menentukan salah satu dari macam-macam hukuman yang tercantum dalam

Pasal 10 KUHP yaitu salah satu dari hukuman pokok dalam Pasal 10 KUHP

yakni:

32 Ibid.

Page 35: PUTUSAN BEBAS DALAM TINDAK PIDANA PENIPUAN (T …fh.unsoed.ac.id/sites/default/files/bibliofile/SKRIPSI_12.pdf · Universitas Jenderal Soedirman Purwokerto, serta selaku Pembina Akademik

25

Pidana terdiri atas:a. Pidana pokok

1. Pidana mati;2. Pidana penjara;3. Pidana kurungan;4. Pidana denda;5. Pidana tutupan.

b. Pidana tambahan1. Pencabutan hak-hak tertentu;2. Perampasan barang-barang tertentu;3. Pengumuman putusan hakim.

Hakim dalam menjatuhkan putusan juga harus melihat status

terdakwa dalam tahanan atau tidak, hal ini sesuai dengan ketentuan Pasal 193

ayat (2) KUHAP yang menyatakan bahwa:

a. Pengadilan dalam menjatuhkan putusan, jika terdakwa tidakditahan, dapat memerintahkan supaya terdakwa tersebut ditahan,apabila dipenuhi ketentuan Pasal 21 KUHAP terdapat alasancukup untuk itu.

b. Dalam hal terdakwa ditahan, pengadilan dalam menjatuhkanputusannya, dapat menetapkan terdakwa tetap ada dalam tahananatau membebaskannya, apabila terdapat alasan cukup untuk itu.

2) Putusan yang membebaskan terdakwa

Putusan pembebasan atau sering juga disebut putusan bebas diatur

dalam Pasal 191 ayat (1) KUHAP yang menyatakan bahwa:

“Jika pengadilan berpendapat bahwa dari hasil pemeriksaan disidang, kesalahan terdakwa atas perbuatan yang didakwakankepadanya tidak terbukti secara sah dan meyakinkan, maka terdakwadiputus bebas”.

Penjelasan Pasal 191 ayat (1) KUHAP yang dimaksud dengan

“perbuatan yang didakwakan kepadanya tidak terbukti secara sah dan

meyakinkan” adalah tidak cukup terbukti menurut penilaian hakim atas dasar

Page 36: PUTUSAN BEBAS DALAM TINDAK PIDANA PENIPUAN (T …fh.unsoed.ac.id/sites/default/files/bibliofile/SKRIPSI_12.pdf · Universitas Jenderal Soedirman Purwokerto, serta selaku Pembina Akademik

26

pembuktian dengan menggunakan alat bukti menurut ketentuan hukum acara

pidana. Berdasarkan ketentuan Pasal 183 KUHAP, agar cukup membuktikan

kesalahan seorang terdakwa, harus dibuktikan dengan sekurang-kurangnya

dua alat buti yang sah.

Pasal 183 KUHAP menyatakan bahwa:

“Hakim tidak boleh menjatuhkan pidana kepada seorang kecualiapabila dengan sekurang-kurangnya dua alat bukti yang sah iamemperoleh keyakinan bahwa suatu tindak pidana benar-benarterjadi dan bahwa terdakwalah yang bersalah melakukannya”.

Berdasarkan dengan Pasal 183 KUHAP diatas, pembentuk undang-

undang mencantumkan macam-macam alat bukti yang sah sebagaimana

tercantum pada Pasal 184 ayat (1) KUHAP, yang menyatakan bahwa:

Alat bukti yang sah ialah:a. Keterangan saksi;b. Keterangan ahli;c. Surat;d. Petunjuk;e. Keterangan terdakwa;

3) Putusan lepas dari segala tuntutan

Putusan lepas dari segala tuntutan diatur dalam Pasal 191 ayat (2)

KUHAP yang menyatakan:

“Jika pengadilan berpendapat bahwa perbuatan yang didakwakanképada terdakwa terbukti, tetapi perbuatan itu tidak merupakan suatutindak pidana, maka terdakwa diputus lepas dari segala tuntutanhukum”.

Page 37: PUTUSAN BEBAS DALAM TINDAK PIDANA PENIPUAN (T …fh.unsoed.ac.id/sites/default/files/bibliofile/SKRIPSI_12.pdf · Universitas Jenderal Soedirman Purwokerto, serta selaku Pembina Akademik

27

M. Yahya Harahap,33 berpendapat banwa:

“Putusan lepas dari segala tuntutan, terdakwa bukan dibebaskan dariancaman pidana tetapi dilepaskan dari penuntutan”

Terdakwa yang diputus lepas dari segala tuntutan hukum harus

segera dibebaskan dari tahanan, sesuai dengan Pasal 191 ayat (3) KUHAP

yang menyatakan:

“Dalam hal sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) dan ayat (2),terdakwa yang ada dalam status tahanan diperintahkan untukdibebaskan seketika itu juga kecuali karena ada alasan lain yang sahterdakwa perlu ditahan”.

Terdakwa yang diputus lepas dari segala tuntutan hukum harus

segera dibebaskan dari tahanan, kecuali ada alasan lain. perintah untuk

membebaskan terdakwa dari tahanan dilakukan oleh jaksa setelah putusan

diucapkan dan laporan tertulis mengenai perintah tersebut dilampiri surat

penglepasan yang diserahkan kepada Ketua Pengadilan selambat-lambatnya

dalam waktu tiga kali dua puluh empat jam.34

D. Putusan Bebas

1. Pengertian Putusan Bebas

Putusan bebas diatur dalam Pasal 191 ayat (1) KUHAP yang

merumuskan bahwa:

“Jika pengadilan berpendapat bahwa dari hasil pemeriksaan di sidang,kesalahan terdakwa atas perbuatan yang didakwakan kepadanya tidakterbukti secara sah dan meyakinkan, maka terdakwa diputus bebas”.

33 Ibid., hlm. 352.

34 Ibid., hlm. 353-354.

Page 38: PUTUSAN BEBAS DALAM TINDAK PIDANA PENIPUAN (T …fh.unsoed.ac.id/sites/default/files/bibliofile/SKRIPSI_12.pdf · Universitas Jenderal Soedirman Purwokerto, serta selaku Pembina Akademik

28

M. Yahya Harahap,35 berpendapat mengenai putusan bebas bahwa:

“Putusan bebas, berarti terdakwa dijatuhi putusan bebas atau dinyatakan

bebas dari tuntutan hukum (vrijspraak)”.

Vrijspraak adalah salah satu dari beberapa putusan hakim yang berisi

pembebasan terdakwa dari segala tuduhan, manakala perbuatan terdakwa

dianggap tidak terbukti secara sah dan meyakinkan.36 Jadi putusan hakim yang

mengandung suatu pembebasan terdakwa karena peristiwa-peristika yang

disebutkan dalam surat dakwaan, setelah diadakan perubahan atau penambahan

selama persidanagan, bila ada sebagian atau seluruh dinyatakan oleh hakim yang

memeriksa dan mengadili perkara yang bersangkutan dianggap tidak terbukti.37

Penjelasan Pasal 191 ayat (1) KUHAP yang dimaksud dengan “perbuatan

yang didakwakan kepadanya tidak terbukti secara sah dan meyakinkan” adalah

tidak cukup terbukti menurut penilaian hakim atas dasar pembuktian dengan

menggunakan alat bukti menurut ketentuan hukum acara pidana. Berdasarkan

ketentuan Pasal 183 KUHAP, agar cukup membuktikan kesalahan seseorang

terdakwa harus dibuktikan dengan sekurang-kurangnya dua alat bukti yang sah.

35 Ibid., hlm. 347.

36 Djoko Prakoso, Kedudukan Justisiabel dalam KUHAP, Ghalia Indonesi, Jakarta, 1986,hlm. 270.

37 Ibid.

Page 39: PUTUSAN BEBAS DALAM TINDAK PIDANA PENIPUAN (T …fh.unsoed.ac.id/sites/default/files/bibliofile/SKRIPSI_12.pdf · Universitas Jenderal Soedirman Purwokerto, serta selaku Pembina Akademik

29

2. Syarat Dijatuhkannya Putusan Bebas

Putusan bebas ditinjau dari asas pembuktian Pasal 183 KUHAP

merumuskan sebagai berikut:38

“Hakim tidak boleh menjatuhkan pidana kepada seorang, kecuali apabiladengan sekurang-kurangnya dua alat bukti yang sah ia memperolehkeyakinan bahwa suatu tindak pidana benar-benar terjadi dan bahwaterdakwalah yang bersalah melakukannya”

Menurut Martiman Prodjohamidjojo,39 Pasal 183 KUHAP mengandung;

1. Sekurang-kurangnya dua alat bukti yang sah2. Dasar-dasar alat bukti yang sah itu keyakinan hakim, yakni bahwa :

a. Tidak terjadi;b. Terdakwa telah bersalah.

Berdasarkan ketentuan Pasal 183 KUHAP, terkandung dua asas

mengenai pembuktian yaitu:

1) Asas minimum pembuktian yaitu asas bahwa untuk membuktikan kesalahan

terdakwa harus dengan sekurang-kurangnya dua alat bukti yang sah;

2) Asas pembuktian menurut Undang-Undang secara negatif yang mengajarkan

suatu prinsip hukum pembuktian bahwa disamping kesalahan terdakwa cukup

terbukti harus pula diikuti keyakinan hakim akan kebenaran kesalahan

terdakwa;

Ditinjau dari asas pembuktian Pasal 183 KUHAP, pembentuk undang-

undang telah menentukan macam alat bukti secara limitatif sebagaimana

tercantum pada Pasal 184 ayat (1) KUHAP. Jadi agar dapat menjadi alat bukti

38 Andi Hamzah, Op. Cit., hlm. 254.

39 Martiman Prodjohamidjojo, Sistem pembuktian dan Alat-Alat bukti, Ghalia Indonesia,Jakarta, 1983, hlm. 12.

Page 40: PUTUSAN BEBAS DALAM TINDAK PIDANA PENIPUAN (T …fh.unsoed.ac.id/sites/default/files/bibliofile/SKRIPSI_12.pdf · Universitas Jenderal Soedirman Purwokerto, serta selaku Pembina Akademik

30

yang sempurna yang dapat menjatuhkan suatu hukuman harus ada kesesuaian

antara alat bukti dengan alat bukti yang lain sehingga mampu menciptakan

keyakinan hakim terhadap kesalahan terdakwa atas tindak pidana yang

didakwakan kepadanya.

Penjelasan putusan bebas selain diatur dalam Pasal 191 KUHAP, juga

dapat diperluas dengan syarat-syarat putusan pembebasan atau pelepasan dari

segala tuntutan hukum yang diatur dalam KUHP. Didalam KUHP, Buku Kesatu

Bab III terdapat beberapa pasal yang menghapuskan pemidanaan terhadap seorang

terdakwa. Jika pada diri seseorang terdakwa terdapat hal-hal atau keadaan yang

ditentukan dalam pasal-pasal KUHP yang bersangkutan, hal-hal atau keadaan itu

merupakan alasan yang membebaskan terdakwa dari pemidanaan,40 antara lain:

Pasal 44 KUHP, Pasal 45 KUHP, Pasal 48 KUHP, Pasal 49 KUHP dan Pasal 50

KUHP.

3. Akibat Hukum Dijatuhkannya Putusan Bebas

Terdakwa yang diputus bebas harus segera dibebaskan dari tahanan

sesuai Pasal 191 ayat (3) yang menyatakan bahwa:

“Dalam hal sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) dan ayat (2),terdakwa yang ada dalam status tahanan diperintahkan untukdibebaskan seketika itu juga kecuali karena ada alasan lain yang sahterdakwa perlu ditahan”.

Majelis hakim dalam amar putusannya menyebutkan “memerintahkan

terdakwa dibebaskan dari tahanan”. Hal ini telah sesuai dengan Pasal 191 ayat (3)

KUHAP.

40 M. Yahya Harahap, Op. Cit., hlm. 348-349.

Page 41: PUTUSAN BEBAS DALAM TINDAK PIDANA PENIPUAN (T …fh.unsoed.ac.id/sites/default/files/bibliofile/SKRIPSI_12.pdf · Universitas Jenderal Soedirman Purwokerto, serta selaku Pembina Akademik

31

Perintah untuk membebaskan terdakwa sebagaimana dimaksud dalam

Pasal 191 ayat (3) KUHAP segera dilaksanakan oleh Jaksa setelah putusan

diucapkan. Laporan tertulis mengenai pelaksanaan perintah tersebut yang

dilampiri surat pelepasan disampaikan kepada ketua pengadilan yang

bersangkutan selambat-lambatnya dalam waktu tiga kali dua puluh empat jam

(Pasal 192 ayat (1) dan (2) KUHAP).

Berdasarkan Surat Edaran Mahkamah Agung Nomor 2001 tentang

Pembuatan Ringkasan Putusan Terhadap Perkara Pidana yang Terdakwannya

Diputus Bebas atau Dilepas Dari Segala Tuntutan, menyatakan bahwa:

“Terhadap perkara pidana yang terdakwanya ditahan dan diputus denganamar putusan yang menyatakan terdakwa dibebaskan dari segaladakwaan (vrijspraak) atau dilepas dari segala tuntutan (ontslag van allerechtsvervolging) dengan perintah agar terdakwa segera dikeluarkan daritahanan pada saat putusan diucapkan didepan sidang terbuka untukumum harus sudah ada setidak-tidaknya ringkasan putusan atau setidak-tidaknya segera setelah putusan tersebut diucapkan agar segera dibuatringkasan putusan guna dapat segera dieksekusi oleh Jaksa dalamkedudukannya selaku eksekutor dari putusan Hakim”.

Putusan hakim yang menjatuhkan putusan bebas tidak dapat dimintakan

upaya hukum biasa, dalam hal ini yaitu upaya hukum banding dan kasasi. Hal ini

sesuai dengan Pasal 67 KUHAP dan Pasal 244 KUHAP.

Pasal 67 KUHAP:

“Terdakwa atau Penuntut Umum berhak untuk minta banding terhadapputusan pengadilan tingkat pertama kecuali terhadap putusan bebas, lepasdari segala tuntutan hukum yang menyangkut masalah kurang tepatnyapenerapan hakim dan putusan pengadilan dalam acara cepat”.

Page 42: PUTUSAN BEBAS DALAM TINDAK PIDANA PENIPUAN (T …fh.unsoed.ac.id/sites/default/files/bibliofile/SKRIPSI_12.pdf · Universitas Jenderal Soedirman Purwokerto, serta selaku Pembina Akademik

32

Pasal 244 KUHAP:

“Terhadap putusan perkara pidana yang diberikan pada tingkat terakhiroleh pengadilan lain selain daripada Mahkamah Agung, terdakwa ataupenuntut umum dapat mengajukan pemeriksaan kasasi kepadaMahkamah Agung kecuali terhadap putusan bebas”.

Berdasarkan ketentuan kedua pasal diatas, dapat diketahui bahwa untuk

putusan bebas tidak dapat dimintakan upaya hukum banding maupun kasasi

sebagai upaya hukum biasa.

Djoko prakoso,41 berpendapat:

“Mengenai putusan bebas/Vrijspraak tidak dapat diajukan permohonankasasi, hal ini diatur secara tegas dalam undang-undang (Pasal 244KUHAP), tetapi pasal ini dapat diterobos dengan Keputusan MenteriKehakiman RI: M 14-P.W, 07, 03 Tahun 1983 tentang PedomanPelaksanaan Kitab Undang-Undang Hukum Acara Pidana yang terdapatdalam Pasal 19 yang menyatakan: “Terhadap putusan bebas tidak dapatdimintakan banding tetapi demi situasi dan kondisi, demi hukum,keadilan dan kebenaran, terhadap putusan bebas dapat dimintakankasasi”.

Pendapat diatas sesuai dengan ketentuan Pasal 259 ayat (1) KUHAP

yang menyatkan bahwa:

“Demi kepentingan hukum terhadap semua putusan yang telahmemperoleh kekuatan hukum tetap dari pengadilan lain selain daripadaMahkamah Agung, dapat diajukan satu kali permohonan kasasi olehJaksa Agung”.

Kasasi adalah suatu alat hukum yang merupakan wewenang dari

Mahkamah Agung untuk memeriksa kembali putusan-putusan dari pengadilan-

pengadilan terdahlu, dan ini merupakan peradilan terakhir. Tujuan dari kasasi

ialah untuk menciptakan kesatuan peneraan hukum dengan jalan membatalkan

41 Djoko Prakoso, Op. Cit., hlm. 288.

Page 43: PUTUSAN BEBAS DALAM TINDAK PIDANA PENIPUAN (T …fh.unsoed.ac.id/sites/default/files/bibliofile/SKRIPSI_12.pdf · Universitas Jenderal Soedirman Purwokerto, serta selaku Pembina Akademik

33

putusan yang bertentangan dengan undang-undang atau keliru dalam penerapan

hukum.

M. Yahya Harahap berpendapat,42 ada beberapa tujuan utama upaya

hukum kasasi yaitu:

1. Koreksi terhadap kesalahan putusan pengadilan bawahan. Salah satutujuan kasasi adalah memperbaiki dan meluruskan kesalahan penerapanhukum, agar hukum bener-benar diterapkan sebagaimana mestinya sertaapakan cara mengadili perkara benar-benar dilakukan menurut ketentuanundang-undang.

2. Menciptakan dan membentuk hukum baru. Selain tindakan koreksi yangdilakukan oleh Mahamah Agung dalam peradilan kasasi, adakalanyatindakan koreksi itu sekaligus menciptakan hukum baru dalam bentukyurisprudensi.

3. Pengawasan terciptanya keseragaman penerapan hukum, tujuan lain daripemeriksaan kasasi, adalah mewujudkan kesadaran “keseragaman”penerapan hukum atau unified legal frame work dan unified legal opinion.Dengan adanya putusan kasasi yang menciptakan yurisprudensi, akanmengarahkan keseragaman pandangan dan titik tolak penerapan hukum,serta dengan adanya upaya hukum kasasi, dapat terhindar kesewenangandan penyalahgunaan jabatan oleh para hakim yang tergoda dalammemanfaatkan kebebasan kedudukan yang dimilikinya.

Kasasi demi kepentingan hukum adalah upaya hukum luar biasa.43 Hal

ini dikarenakan kasasi demi kepentingan hukum diajukan terhadap putusan

pengadilan yang telah mempunyai kekuatan hukum tetap dan hanya terbatas pada

putusan Pengadilan Negeri dan Putusan Pengadilan Tinggi.

M. Yahya Harahap,44 berpendapat bahwa:

Pada hakikatnya kasasi demi kepentingan hukum tidak berbedatujuannya dengan permohonan kasasi biasa, sama-sama bertujuan untukmemperbaiki kesalahan penerapan hukum, keteledoran cara pelaksanaanperadilan menurut ketentuan undang-undang, serta mencegah terjadinyatindakan pengadilan yang melampaui batas wewenangnya. Bertitik tolak

42 M. Yahya Harahap, Op. Cit., hlm. 539-542.

43 Ibid., hlm. 608.

44 Ibid., hlm. 612-613.

Page 44: PUTUSAN BEBAS DALAM TINDAK PIDANA PENIPUAN (T …fh.unsoed.ac.id/sites/default/files/bibliofile/SKRIPSI_12.pdf · Universitas Jenderal Soedirman Purwokerto, serta selaku Pembina Akademik

34

dari tujuan koreksi ini, alasan kasasi demi kepentingan hukum pun samadan sejajar dengan kasasi biasa seperti yang telah dirinci dalam Pasal 252ayat (1). Akan tetapi, kalau bertitik tolak dari perkataan demikepentingan hukum, berarti tidak hanya terbatas kepada kesalahan yangdisebut Pasal 253 ayat (1). Bahkan meliputi segala segi yang menyangkutkepentingan hukum. Baik yang menyangkut pemidanaan, barang bukti,biaya perkara, penilaian pembuktian, dan sebagainya.

Penjabat yang berwenang mengajukan kasasi demi kepentingan hukum

diatur dalam Pasal 259 ayat (1) KUHAP yang menyatakan bahwa:

“Demi kepentingan hukum terhadap semua putusan yang telahmemperoleh kekuatan hukum tetep dari pengadilan lain selain daripadaMahkamah Agung, dapat diajukan satu kali permohonan kasasi olehJaksa Agung”

Berdasarkan ketentuan Pasal 259 ayat (2) KUHAP, putusan kasasi demi

kepentingan hukum tidak boleh merugikan terdakwa. Selain itu kasasi demi

kepentingan hukum hanya dapat diajukan satu kali saja.

E. Tindak Pidana Penipuan

Kejahatan Penipuan atau Bedrog itu diatur di dalam Buku ke II Bab ke

XXV Kitab Undang-Undang Hukum Pidana dari Pasal 378 sampai dengan Pasal

395.45 Titel XXV Buku II KUHP berjudul “Bedrog” yang berarti penipuan dalam

arti luas, sedangkan pasal pertama dari title itu, yaitu Pasal 378 KUHP, mengenai

tindak pidana oplichting yang berarti juga penipuan tetapi dalam arti sempit,

45 P. A. F. Lamintang dan C. Djisman Samosir, Delik Delik Khusus, Kejahatan YangDitujukan Terhadap Hak Milik dan Lain Lain Hak Yang Timbul dari Hak Milik, Trasito, Bandung,1990, hlm. 174.

Page 45: PUTUSAN BEBAS DALAM TINDAK PIDANA PENIPUAN (T …fh.unsoed.ac.id/sites/default/files/bibliofile/SKRIPSI_12.pdf · Universitas Jenderal Soedirman Purwokerto, serta selaku Pembina Akademik

35

sedangkan pasal-pasal lain dari titel tersebut memuat tindak pidana lain yang

bersifat penipuan dalam arti luas.46

Menurut M. Sudradjat Bassar,47 penipuan adalah suatu bentuk dari

berkicau. Sifat umum dari perbuatan berkicau itu adalah bahwa orang dibuat

keliru dan oleh karena itu ia rela menyerahkan barangnya atau uangnya.

Kejahatan penipuan ini di dalam bentuknya yang pokok diatur di dalam

Pasal 378 KUHP sebagai berikut :

“Barang siapa dengan maksud untuk menguntungkan diri sendiri atauorang lain secara melawan hukum dengan memakai nama palsu ataumartabat (hoedanigheid) palsu; dengan tipu muslihat, ataupunrangkaian kebohongan, menggerakkan orang lain untuk menyerahkanbarang sesuatu kepadanya, atau supaya memberi hutang maupunmenghapuskan piutang, diancam, karena penipuan, dengan pidanapenjara paling lama empat tahun”.

Dari rumusan undang-undang Pasal 378 KUHP tersebut di peroleh

sejumlah unsur-unsur yang dapat kita bagi menjadi :48

1) Unsur-unsur Subjektif pada Pasal 378 KUHP tersebut, yaitu :a. Dengan maksud atau met het oogmerk ;b. Untuk menguntungkan diri sendiri atau orang lain atau om zich of

een ander wederrechtelijk te beroordelen ;c. Secara melawan hukum atau wederechtelijk ;

2) Unsur-unsur Objektif pada Pasal 378 KUHP tersebut, yaitu;a. Menggerakkan atau bewegen ;b. Orang lain atau iemand ;c. Untuk menyerahkan suatu benda atau tot de afgifte van eenig goed;

46 Wiryono Prodjodikoro, Tindak Tindak Pidana Tertentu di Indonesia, PT Rafika Aditama,Bandung, 2003,hlm. 36.

47 M. Sudradjat Bassar, Tindak Tindak Pidana Tertentu di dalam Kitab Undang-UndangHukum Pidana, Remadja Karya, 1984, hlm. 80.

48 P. A. F. Lamintang dan C. Djisman Samosir. Op. Cit. hlm. 174.

Page 46: PUTUSAN BEBAS DALAM TINDAK PIDANA PENIPUAN (T …fh.unsoed.ac.id/sites/default/files/bibliofile/SKRIPSI_12.pdf · Universitas Jenderal Soedirman Purwokerto, serta selaku Pembina Akademik

36

d. Untuk mengadakan perjanjian hutang atau tot het aangaan von eeneschuld ;

e. Untuk meniadakan suatu piutang atau het tenietdoen van eeneinschuld.

Tindak pidana penggelapan atau verduistering diatur dalam Pasal 372

KUHP dari title XXIV Buku II KUHP yang merumuskan bahwa:

“Barang siapa dengan sengaja dan melawan hukum mengaku sebagaimilik sendiri (zich toeeigenen) barang sesuatu yang seluruhnya atausebagian adalah kepunyaan orang lain, tetapi yang ada dalamkekuasaannya bukan karena kejahatan, diancam, karena penggelapan,dengan pidana penjara paling lama empat tahun atau denda palingbanyak enam puluh rupiah”.

Dari rumusan Pasal 372 KUHP tersebut kita peroleh sejumlah unsur-

unsur yang dapat di bagi menjadi.

1) Dengan sengaja dan melawan hukum;

2) Memiliki barang sesuatu yang seluruhnya atau sebagian adalah kepunyaan

orang lain;

3) Yang ada dalam kekuasaannya bukan karena kejahatan;

Unsur pokok dari penggelapan yang membedakan dari tindak pidana

lainnya mengenai kekayaan orang adalah unsur ke-3 yaitu barang harus ada di

bawah kekuasaan si pelaku dengan cara lain daripada dengan melakukan

kejahatan. Dasar pokok dari tindak pidana penggelapan ialah bahwa si pelaku

mengecewakan kepercayaan yang diberikan atau dapat dianggap diberikan

kepadanya oleh pemilik barang.49

49 M. Sudrajat Bassar, Tindak-Tindak Pidana Tertentu di Dalam Kitab Undang-UndangHukum Pidana, Remadja CV Bandung, Bandung, 1986, hlm. 78.

Page 47: PUTUSAN BEBAS DALAM TINDAK PIDANA PENIPUAN (T …fh.unsoed.ac.id/sites/default/files/bibliofile/SKRIPSI_12.pdf · Universitas Jenderal Soedirman Purwokerto, serta selaku Pembina Akademik

37

BAB III

METODE PENELITIAN

A. Metode Pendekatan

Metode yang digunakan dalam penelitian ini yuridis normatif dengan

pendekatan perundang-undangan (Statute Approach) dan pendekatan kasus (Case

Approach). Pendekatan perundang-undangan (Statute Approach) digunakan

karena yang akan diteliti adalah aturan hukum yaitu Kitab Undang-Undang

Hukum Pidana (KUHP) dan Kitab Undang-Undang Hukum Acara Pidana.

Pendekatan kasus (Case Approach) digunakan karena yang akan diteliti adalah

kasus yang telah diputus oleh hakim Pengadilan Negeri Brebes.50

B. Spesifikasi Penelitian

Spesifikasi penelitian yang digunakan adalah deskriptif analisa. Sebagai

ilmu yang bersifat deskriptif, ilmu hukum mempelajari tujuan hukum, nilai-nilai

keadilan, validitas aturan hukum, konsep-konsep hukum dan norma-norma

hukum.51. Analitis karena kemudian akan dilakukan analisa terhadap berbagai

aspek yang diteliti dengan asas hukum, kaidah hukum dan berbagai pengertian

hukum yang berkaitan dengan penelitian ini.

C. Sumber Data

Peneliti dalam penelitian ini, akan mengumpulkan data sekunder untuk

mendapatkan hasil yang objektif dari penelitian.

50 Johnny Ibrahim, Teori dan Metodologi Penelitian Hukum Normatif, Bayu mediaPublishing, Malang, 2011, hlm. 295 – 321.

51 Peter Mahmud Marzuki, Penelitian Hukum, Kencana Media Group, Jakarta, 2011, hlm.22.

Page 48: PUTUSAN BEBAS DALAM TINDAK PIDANA PENIPUAN (T …fh.unsoed.ac.id/sites/default/files/bibliofile/SKRIPSI_12.pdf · Universitas Jenderal Soedirman Purwokerto, serta selaku Pembina Akademik

38

Dari data sekunder tersebut dibagi menjadi:

a. Bahan hukum primer adalah bahan hukum yang bersifat autoritatif artinya

mempunyai otoritas. Bahan-bahan hukum primer berupa peraturan

perundang-undangan, catatan-catatan resmi atau risalah dalam pembuatan

peraturan perundang-undangan. Dalam penelitian ini, bahan hukum primer

yang digunakan yaitu:

1. Kitab Undang-Undang Hukum Pidana (KUHP),

2. Kitab Undang-Undang Hukum Acara Pidana (KUHAP).

b. Bahan hukum sekunder adalah semua publikasi tentang hukum yang

bukan merupakan dokumen-dokumen resmi, meliputi buku-buku teks,

kamus-kamus hukum, jurnal-jurnal hokum, yurisprudensi, dan hasil-hasil

simposium mutakhir yang berkaitan dengan topik penelitian.

c. Bahan hukum tersier adalah bahan hukum yang memberikan petunjuk atau

penjelasan terhadap bahan hukum primer dan bahan hukum sekunder.52

D. Metode Pengumpulan Data

Penulis melakukan pengumpulan data sekunder dari studi pustaka dan

studi dokumen. Studi pustaka ini akan menggali berbagai kemungkinan jawaban

permasalahan dalam penelitian ini. Studi dokumen suatu cara pengumpulan bahan

dengan menelaah terhadap dokumen-dokumen pemerintah maupun

nonpemerintah berupa Surat Keputusan, Mess Media, Internet, Instruksi, Aturan

suatu instansi, Publikasi, Arsip-arsip ilmiah, putusan Pengadilan dan sebagainya.53

52 Johnny Ibrahim, op.cit, hlm. 295-296.

53 Ibid, hlm. 296.

Page 49: PUTUSAN BEBAS DALAM TINDAK PIDANA PENIPUAN (T …fh.unsoed.ac.id/sites/default/files/bibliofile/SKRIPSI_12.pdf · Universitas Jenderal Soedirman Purwokerto, serta selaku Pembina Akademik

39

E. Metode Penyajian Data

Peneliti setelah memperoleh bahan hukum (primer, sekunder, tersier)

akan dilakukan klasifikasi dan inventarisasi terhadap data tersebut. Nantinya data

yang diperoleh akan disusun secara sistematis dan logis. Antara data yang satu

dengan yang lain memiliki hubungan yang dapat menjawab permasalahan hukum

yang ada pada penelitian ini.

F. Metode Analisa Data

Data yang diperoleh dalam studi kepustakaan, aturan perundang-

undangan, dan artikel dimaksud penulis uraikan dan hubungkan sedemikian rupa,

sehingga disajikan dalam penulisan yang lebih sistematis guna menjawab

permasalahan yang telah dirumuskan. Bahwa analisa terhadap bahan hukum

dilakukan secara deduktif yakni menarik kesimpulan dari suatu permasalahan

yang bersifat umum terhadap permasalahan konkret yang dihadapi.54

54 Ibid, hlm. 393.

Page 50: PUTUSAN BEBAS DALAM TINDAK PIDANA PENIPUAN (T …fh.unsoed.ac.id/sites/default/files/bibliofile/SKRIPSI_12.pdf · Universitas Jenderal Soedirman Purwokerto, serta selaku Pembina Akademik

40

BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Hasil Penelitian

1. Duduk Perkara

Permasalahan diawali adanya masalah antara pemilik tanah yang disewa

PT. Basmal dengan PT. Basmal yang kemudian timbul gugatan perdata kepada

Pengadilan Negeri Brebes yang kemudian dimenangkan oleh sebagian para

pemilik tanah sampai tingkat Mahkamah Agung, untuk menyelesaikan masalah

tersebut dibentuk adanya forum pemilik tanah bekas obyek sengketa perdata

No.3/Pdt.G/2000/PN.Brebes yang fungsinya untuk mengkoordinir pelaksanaan

kegiatan-kegiatan. Pengurus dan anggota-anggotanya adalah petani atau para

pemilik tanah-tanah sengketa tersebut, selama masa transisi ternyata tanah yang

akan dieksekusi telah dikuasai atau digarap oleh pihak lain yang bukan masuk

dalam pihak penggugat yang dimenangakan, begitu juga tanah sawah yang

dikuasai saksi ST dan saksi KS masuk dalam objek perkara atau yang di eksekusi.

Peran dari terdakwa dalam hal ini sebagai kuasa menjual tanah-tanah

sawah setelah dieksekusi, termasuk kuasa menjual tanah dari ahli waris J (T-6a)

dan kuasa menjual tanah dari N (T-6b) serta kuasa menjual tanah dari H.M (T-6c),

untuk menyelesaikan antara pemilik tanah yang dieksekusi dengan pihak

penggarap maka terdakwa menyarankan agar penjualan tanah eksekusi tersebut

ditawarkan terlebih dahulu kepada para penggarap yang menggarap tanah

tereksekusi tersebut.

Page 51: PUTUSAN BEBAS DALAM TINDAK PIDANA PENIPUAN (T …fh.unsoed.ac.id/sites/default/files/bibliofile/SKRIPSI_12.pdf · Universitas Jenderal Soedirman Purwokerto, serta selaku Pembina Akademik

41

Terdakwa dengan perantaraan saksi EY dan saksi SW menjual tanah

kepada pembeli saksi ST dan saksi KS dengan membayar panjar harga tanah

kepada terdakwa dengan letaknya belum jelas keberadaannya. Kemudian tanpa

alasan yang jelas saksi ST dan saksi KS tidak melanjutkan transaksi jual beli

tersebut dan tidak juga meminta pengembalian uang panjar harga tanah tersebut

selaku calon pembeli dan kemudian saksi R tidak dapat menikmati tanah yang

dibelinya karena telah diserobot oleh orang lain yaitu saudara S.

2. Dakwaan Penuntut Umum

Penuntut umum dalam persidangan ini mengajukan terdakwa dengan

dakwaan alternatif, yaitu sebagai berikut:

Kesatu

Terdakwa MRQ dengan temannya EY dan SW (berkas terpisah), pada

hari Rabu tanggal 13 Januari 2010, pada hari lupa tanggal 15 Januari 2010 dan

pada hari Sabtu tanggal 16 Januari 2010 atau setidak-tidaknya waktu lain dalam

bulan Januari 2010 WIB atau setidak-tidaknya pada waktu lain dalam tahun 2010,

bertempat di desa Kaliwlingi Kecamatan Brebes, Kabupaten Brebes atau setidak-

tidaknya pada suatu tempat yang masih termasuk dalam daerah hukum Pengadilan

Negeri Brebes, dengan maksud hendak menguntungkan dirinya atau orang lain

dengan melawan hukum, baik dengan memakai nama palsu atau peri keadaan

yang palsu, baik dengan tipu muslihat, maupun dengan rangkaian kebohongan,

membujuk orang supaya memberikan suatu barang atau supaya membuat utang

atau menghapuskan piutang, sebagai orang yang melakukan, yang menyuruh

Page 52: PUTUSAN BEBAS DALAM TINDAK PIDANA PENIPUAN (T …fh.unsoed.ac.id/sites/default/files/bibliofile/SKRIPSI_12.pdf · Universitas Jenderal Soedirman Purwokerto, serta selaku Pembina Akademik

42

melakukan atau yang turut melakukan perbuatan itu, yang terdakwa dilakukan

dengan cara sebagai berikut :

Hari Rabu tanggal 13 Januari 2010 sekira pukul 10.00 WIB, teman

terdakwa EY dengan SW datang kerumah ST di desa Kaliwlingi RT/RW 04/04

Kecamatan Brebes Kabupaten Brebes menawarkan tanah sawah kepada ST tanah

sawah seluas setengan bau dengan harga murah sebesar Rp 30.000.000,- (tiga

puluh juta rupiah) dan menyuruh ST untuk membeli namun tidak menyebutkan

tanah milik siapa dan dimana tempatnya akan tetapi ST mengatakan tidak punya

uang kemudian EY mengatakan kepada ST ada berapa dulu untuk uang muka

pembelian tanah sawah dengan kata-kata tersebut ST menyerahkan uang sebesar

Rp 2.000.000,-(dua juta rupiah) kepada EY lalu selang beberapa hari ST minta

bukti penyerahan uang muka pembelian tanah kepada EY dan diberi tanda terima

berupa kwintasi tertanggal 13 Januari 2010 dan tertera atas nama yang menerima

uang adalah MRQ.

Hari Selasa tanggal 19 Januari 2010 sekira pukul 10.00 WIB, teman

terdakwa EY dengan SW datang lagi kerumah ST meminta tambahan uang muka

pembelian tanah sawah sebesar Rp 1.000.000,- (satu juta rupiah) dan selang

berepa hari diberi tanda terima berupa kwintasi tertanggal 13 Januari 2013 tertera

nama EY. Setelah ST menyerahakan uang muka pembelian tanah sawah kepada

EY sebesar Rp 3.000.000,- (tiga juta rupiah) ternyata tanah sawah yang

ditawarkan tidak tahu keberadaannya tanah tersebut sehingga ST menemui EY

meminta agar uang kembali namun dijawab oleh EY agar ST pergi menemui

MRQ dirumahnya kalau sudah tidak percaya sama saya (EY).

Page 53: PUTUSAN BEBAS DALAM TINDAK PIDANA PENIPUAN (T …fh.unsoed.ac.id/sites/default/files/bibliofile/SKRIPSI_12.pdf · Universitas Jenderal Soedirman Purwokerto, serta selaku Pembina Akademik

43

Hari Jumat tanggal 15 Januari 2010 sekitar pukul 10.00 WIB, teman

terdakwa EY dengan SW datang kerumah KS di desa Kaliwlingi RT/RW 03/03

Kecamatan Brebes Kabupaten Brebes menawarkan tanah sawah seluas setengan

bau dengan harga murah sebesar Rp 30.000.000,- (tiga puluh juta rupiah) dan

menyuruh KS untuk membeli namun tidak menyebutkan tanah milik siapa dan

dimana tempatnya akan tetapi KS tidak mau membeli karena tidak punya uang

kemudian EY mengatakan kepada KS kalau belum punya uang bayar uang muka

berapa dulu tidak apa-apa sehingga KS mau membeli tanah tersebut.

Hari sabtu tanggal 16 januari 2010 sekira pukul 11.00 WIB EY dengan

SW datang lagi kerumah KS meminta uang muka pembelian tanah lalu KS

menyerahkan uang sebesar Rp 5.000.000,- (lima juta rupiah) diterima oleh SW

dan uang tersebut dihitung setelah lengkap uang berjumlah Rp 5.000.000,- (lima

juta rupiah) di serahkan kepada EY kemudian selang satu hari SW datang

kerumah KS memberikan selembar kwitansi sebagai tanda terima tertanggal 16

Januari 2010 dan dalam kwintasi tertera yang menerima uang tersebut MRQ.

Hari Senin tanggal 18 Pebruari 2010 sekira pukul 10.00 WIB SW datang

lagi kerumah KS mengatakan disuruh oleh EY untuk meminta tambahan uang

muka pembelian tanah sawah lalu KS memberikan uang muka tambahan

pembelian tanah sawah sebesar Rp 5.000.000,- (lima juta rupiah) kepada SW dan

selang dua hari SW datang kerumah KS memberikan selembar kwitansi tertanggal

18 Pebruari 2010 tertera yang menerima uang dalam kwitansi EY sebagai tanda

terima uang muka pembelian tanah. Setelah KS menyerahkan uang muka

pembelian tanah sebesar Rp 10.000.000,- (sepuluh juta rupiah) tidak dijelaskan

Page 54: PUTUSAN BEBAS DALAM TINDAK PIDANA PENIPUAN (T …fh.unsoed.ac.id/sites/default/files/bibliofile/SKRIPSI_12.pdf · Universitas Jenderal Soedirman Purwokerto, serta selaku Pembina Akademik

44

tanah milik siapa dan dimana tempatnya karena akan menayakan EY tidak berani

sehinga KS pergi menemui MRQ sesuai nama yang tertera di kwitansi dan ketika

KS bertemu dengan MRQ menanyakan apakah uang saya sebesar Rp 5.000.000,-

(lima juta rupiah) sebagai uang muka pembelian tanah sudah diterima atau belum

dan dijawab oleh MRQ sudah diterima nanti yang bertanggung jawab saya

(terdakwa) setelah ada jawaban lalu KS pulang.

Tanggal 15 Januari 2010 sekitar pukul 17.00 WIB dirumah Rumah R

desa kaliwlingi RT/RW 02/02 Kecamatan Brebes Kabupaten Brebes terdakwa

dengan temannya EY datang menawarkan tanah sawah seluas 1 (satu) bahu milik

H.M dengan harga Rp 60.000.000,- (enam puluh juta rupiah) dan saat itu juga

terdakwa menunjukan tanah tersebut kemudian R memberikan uang muka

pembayaran tanah kepada terdakwa sebesar Rp 27.500.000,- (dua puluh tujuh juta

lima ratus ribu rupiah) dengan bukti pembayaran uang muka berupa kwitansi

masing-masing tertanggal 15, 27 Januari 2010 dan 13 Maret 2010 yang ditanda

tangani oleh terdakwa dan EY. Setelah R membayar uang muka pembelian tanah

milik H.M dan mau menggarap tanah sawah ternyata tanah sawah tersebut sudah

dujual oleh Pemiliknya kepada orang lain sehingga R merasa dibohongi lalu R

meminta uang kembali kepada terdakwa namun terdakwa hanya berjanji-janji saja

akan mengusahakan tanah sawah sebagai penggantinya tetapi sampai sekarang

tidak ada kepastiannya.

Perbuatan terdakwa dengan temannya EY dan SW meraka KS, ST dan R

merasa keberatan karena tidak ada kenyataan dan uangnya tidak kembali dan

melaporkan/mengadu perbuatan terdakwa dengan temannya EY dan SW ke Polres

Page 55: PUTUSAN BEBAS DALAM TINDAK PIDANA PENIPUAN (T …fh.unsoed.ac.id/sites/default/files/bibliofile/SKRIPSI_12.pdf · Universitas Jenderal Soedirman Purwokerto, serta selaku Pembina Akademik

45

Brebes untuk diproses sesuai hukum yang berlaku. Namun terdakwa pada tanggal

12 Nopember 2012 memberikan uang sebesar Rp 25.000.000,- (dua lima juta

rupiah) kepada R serta membawa surat pernyataan lalu R disuruh untuk membaca

serta menanda tangani surat pernyataan tersebut akan tetapi masih sisa uang milik

R pada terdakwa sebesar Rp 2.500.000,- (dua juta lima ratus ribu rupiah) belum

dikembalikan namun terdakwa bertanggung jawab.

Perbuatan terdakwa diatur dan diancam pidana dalam Pasal 378

KUHP jo Pasal 55 (1) ke 1 KUHP; Atau;

Kedua

Terdakwa MRQ dengan temannya EY dan SW (berkas terpisah), pada

hari Rabu tanggal 13 Januari 2010, pada hari lupa tanggal 15 Januari 2010 dan

pada hari Sabtu tanggal 16 Januari 2010 atau setidak-tidaknya waktu lain dalam

bulan Januari 2010 WIB atau setidak-tidaknya pada waktu lain dalam tahun 2010,

bertempat di desa Kaliwlingi Kecamatan Brebes, Kabupaten Brebes atau setidak-

tidaknya pada suatu tempat yang masih termasuk dalam daerah hukum

Pengadilan Negeri Brebes, dengan maksud hendak menguntungkan dirinya atau

orang lain dengan melawan hukum, baik dengan memakai nama paliasu atau peri

keadaan yang paliasu, baik dengan tipu muslihat, maupun dengan rangkaian

kebohongan, membujuk orang supaya memberikan suatu barang atau supaya

membuat utang atau menghapuskan piutang, sebagai orang yang melakukan, yang

menyuruh melakukan atau yang turut melakukan perbuatan itu, yang terdakwa

dilakukan dengan cara sebagai berikut :

Page 56: PUTUSAN BEBAS DALAM TINDAK PIDANA PENIPUAN (T …fh.unsoed.ac.id/sites/default/files/bibliofile/SKRIPSI_12.pdf · Universitas Jenderal Soedirman Purwokerto, serta selaku Pembina Akademik

46

Hari Rabu tanggal 13 Januari 2010 sekira pukul 10.00 WIB, teman

terdakwa EY dengan SW datang kerumah ST di desa Kaliwlingi RT/RW 04/04

Kecamatan Brebes Kabupaten Brebes menawarkan tanah sawah kepada ST tanah

sawah seluas setengan bau dengan harga murah sebesar Rp 30.000, 000,- (tiga

puluh juta rupiah) dan menyuruh ST untuk membeli namun tidak menyebutkan

tanah milik siapa dan dimana tempatnya akan tetapi ST mengatakan tidak punya

uang kemudian EY mengatakan kepada ST ada berapa dulu untuk uang muka

pembelian tanah sawah dengan kata-kata tersebut ST menyerahkan uang sebesar

Rp 2.000.000,-(dua juta rupiah) kepada EY lalu selang beberapa hari ST minta

bukti penyerahan uang muka pembelian tanah kepada EY dan beri tanda terima

berupa kwintasi tertanggal 13 Januari 2010 dan tertera atas nama yang menerima

uang adalah MRQ.

Hari Selasa tanggal 19 Januari 2010 sekira pukul 10.00 WIB, teman

terdakwa EY dengan SW datang lagi kerumah ST meminta tambahan uang muka

pembelian tanah sawah sebesar Rp 1.000.000,- (satu juta rupiah) dan selang

berepa hari diberi tanda terima berupa kwintasi tertanggal 13 Januari 2013 tertera

nama EY. Setelah ST menyerahakan uang muka pembelian tanah sawah kepada

EY sebesar Rp 3.000.000,- (tiga juta rupiah) ternyata tanah sawah yang

ditawarkan tidak tahu keberadaannya tanah tersebut sehingga ST menemui EY

meminta agar uang kembali namun dijawab oleh EY agar ST pergi menemui

MRQ dirumahnya kalau sudah tidak percaya sama saya (EY).

Hari Jumat tanggal 15 Januari 2010 sekitar pukul 10.00 WIB, teman

terdakwa EY dengan SW datang kerumah KS di desa Kaliwlingi RT/RW 03/03

Page 57: PUTUSAN BEBAS DALAM TINDAK PIDANA PENIPUAN (T …fh.unsoed.ac.id/sites/default/files/bibliofile/SKRIPSI_12.pdf · Universitas Jenderal Soedirman Purwokerto, serta selaku Pembina Akademik

47

Kecamatan Brebes Kabupaten Brebes menawarkan tanah sawah seluas setengan

bau dengan harga murah sebesar Rp 30.000.000,- (tiga puluh juta rupiah) dan

menyuruh KS untuk membeli namun tidak menyebutkan tanah milik siapa dan

dimana tempatnya akan tetapi KS tidak mau membeli karena tidak punya uang

kemudian EY mengatakan kepada KS kalau belum punya uang bayar uang muka

berapa dulu tidak apa-apa sehingga KS mau membeli tanah tersebut.

Hari sabtu tanggal 16 januari 2010 sekira pukul 11.00 WIB EY dengan

SW datang lagi kerumah KS meminta uang muka pembelian tanah lalu KS

menyerahkan uang sebesar Rp 5.000.000,- (lima juta rupiah) diterima oleh SW

dan uang tersebut dihitung setelah lengkap uang berjumlah Rp 5.000.000,- (lima

juta rupiah) di serahkan kepada EY kemudian selang satu hari SW datang

kerumah KS memberikan selembar kwitansi sebagai tanda terima tertanggal 16

Januari 2010 dan dalam kwintasi tertera yang menerima uang tersebut MRQ.

Hari Senin tanggal 18 Pebruari 2010 sekira pukul 10.00 WIB SW datang

lagi kerumah KS mengatakan disuruh oleh EY untuk meminta tambahan uang

muka pembelian tanah sawah lalu KS memberikan uang muka tambahan

pembelian tanah sawah sebesar Rp 5.000.000,- (lima juta rupiah) kepada SW dan

selang dua hari SW datang kerumah KS memberikan selembar kwitansi tertanggal

18 Pebruari 2010 tertera yang menerima uang dalam kwitansi EY sebagai tanda

terima uang muka pembelian tanah. Setelah KS menyerahkan uang muka

pembelian tanah sebesar Rp 10.000.000,- (sepuluh juta rupiah) tidak dijelaskan

tanah milik siapa dan dimana tempatnya karena akan menayakan EY tidak berani

sehinga KS pergi menemui MRQ sesuai nama yang tertera di kwitansi dan ketika

Page 58: PUTUSAN BEBAS DALAM TINDAK PIDANA PENIPUAN (T …fh.unsoed.ac.id/sites/default/files/bibliofile/SKRIPSI_12.pdf · Universitas Jenderal Soedirman Purwokerto, serta selaku Pembina Akademik

48

KS bertemu dengan MRQ menanyakan apakah uang saya sebesar Rp 5.000.000,-

(lima juta rupiah) sebagai uang muka pembelian tanah sudah diterima atau belum

dan dijawab oleh MRQ sudah diterima nanti yang bertanggung jawab saya

(terdakwa) setelah ada jawaban lalu KS pulang.

Tanggal 15 Januari 2010 sekitar pukul 17.00 WIB dirumah Rumah R

desa kaliwlingi RT/RW 02/02 Kecamatan Brebes Kabupaten Brebes terdakwa

dengan temannya EY datang menawarkan tanah sawah seluas 1 (satu) bahu milik

H.M dengan harga Rp 60.000.000,- (enam puluh juta rupiah) dan saat itu juga

terdakwa menunjukan tanah tersebut kemudian R memberikan uang muka

pembayaran tanah kepada terdakwa sebesar Rp 27.500.000,- (dua puluh tujuh juta

lima ratus ribu rupiah) dengan bukti pembayaran uang muka berupa kwitansi

masing-masing tertanggal 15, 27 Januari 2010 dan 13 Maret 2010 yang ditanda

tangani oleh terdakwa dan EY. Setelah R membayar uang muka pembelian tanah

milik H.M dan mau menggarap tanah sawah ternyata tanah sawah tersebut sudah

dujual oleh Pemiliknya kepada orang lain sehingga R merasa dibohongi lalu R

meminta uang kembali kepada terdakwa namun terdakwa hanya berjanji-janji saja

akan mengusahakan tanah sawah sebagai penggantinya tetapi sampai sekarang

tidak ada kepastiannya.

Perbuatan terdakwa dengan temannya EY dan SW meraka KS, ST dan R

merasa keberatan karena tidak ada kenyataan dan uangnya tidak kembali dan

melaporkan/mengadu perbuatan terdakwa dengan temannya EY dan SW ke Polres

Brebes untuk diproses sesuai hukum yang berlaku. Namun terdakwa pada tanggal

12 Nopember 2012 memberikan uang sebesar Rp 25.000.000,- (dua lima juta

Page 59: PUTUSAN BEBAS DALAM TINDAK PIDANA PENIPUAN (T …fh.unsoed.ac.id/sites/default/files/bibliofile/SKRIPSI_12.pdf · Universitas Jenderal Soedirman Purwokerto, serta selaku Pembina Akademik

49

rupiah) kepada R serta membawa surat pernyataan lalu R disuruh untuk membaca

serta menanda tangani surat pernyataan tersebut akan tetapi masih sisa uang milik

R pada terdakwa sebesar Rp 2.500.000,- (dua juta lima ratus ribu rupiah) belum

dikembalikan namun terdakwa bertanggung jawab.

Perbuatan terdakwa diatur dan diancam pidana dalam Pasal 372 KUHP

jo Pasal 55 (1) ke 1 KUHP.

3. Pembuktian di Persidangan

Proses pembuktian di persidangan telah di dengarkan keterangan berupa:

a. Keterangan Saksi-Saksi

1. Saksi ST

Saksi pada pokoknya menerangkan bahwa pada hari Rabu tanggal 13

Januari 2010 sekirat pukul 10.00 WIB saksi sendiri membeli tanah sawah kepada

saudara EY dan saudara SW. Saudara EY pada waktu itu sebagai Kepala

Desa Kaliwlingi dan harga tanah sawah tersebut Rp 30.000.000,- (tiga puluh juta

rupiah) tetapi Saudara EY dan saudara SW meminta uang untuk pembayaran uang

panjar/uang muka pembelian tanah sawah kepada saksi, lalu saksi memberikan

panjar/uang muka sebanyak dua kali dan jumlahnya yang pertama Rp 2.000.000,-

(dua juta rupiah) yang kedua Rp 1.000.000,- (satu juta rupiah) yang di saksikan

oleh anak saksi yang bernama RT dan cucu-cucu saksi yang masih kecil. Pada

waktu pembayaran panjar/uang muka yang pertama sebesar Rp 2.000.000,- (dua

juta rupiah) ada kwitansinya dilakukan di rumah saksi dan yang kedua sebesar

Rp1.000.000 (satu juta rupiah) tidak ada kwitansinya tetapi setelah satu minggu

Page 60: PUTUSAN BEBAS DALAM TINDAK PIDANA PENIPUAN (T …fh.unsoed.ac.id/sites/default/files/bibliofile/SKRIPSI_12.pdf · Universitas Jenderal Soedirman Purwokerto, serta selaku Pembina Akademik

50

ada kwitansinya dilakukan di rumah saksi juga dan saksi tidak mengetahui

uangnya diserahkan kepada MRQ atau tidak.

Saksi tidak mengetahui siapa pemilik dan ada di mana sawah tersebut.

Saudara EY dan saudara SW tidak mengatakan/tidak memberitahukan letak tanah

sawah tersebut berada di mana, mereka mengatakan akan menunjukan letak tanah

sawah tersebut apabila pembayarannya sudah lunas. Saksi belum bayar lunas

pembelian tanah sawah tersebut, setelah itu saudara EY dan saudara SW tidak

datang lagi ke rumah saksi.

Saksi pada waktu jual beli tanah sawah tersebut saksi pernah bertemu

dengan saudara MRQ (terdakwa) dan saksi tidak mengetahui tanah sawah tersebut

milik saudara MRQ atau bukan, karena saksi tidak bisa baca tulis sehinga saksi

tidak mengerti tetapi menurut anak saksi yang tanda tangan di kwitansi tersebut

MRQ (terdakwa).

Saudara EY dan saudara SW pernah mengajukan upaya perdamaian

dengan surat pernyataan, saksi mengetahui ada surat pernyataan tersebut

setelah Saksi membayar uang panjar/uang muka sebesar Rp 3.000.000,- (tiga juta

rupiah) dan saksi membeli tanah sawah Ibu N bersama-sama dengan orang-orang

banyak.

Saksi tidak mengerti apa maksudnya kumpul orang banyak di Kantor

Desa untuk cap jempol, dan Saksi mempunyai garapan tanah di Desa

Kaliwlingi dan luasnya ½ (setengah) bahu berupa tanah sawah dan Saksi

menggarap tanah sawah tersebut sejak 25 (dua puluh lima) tahun yang lalu, asal

tanah sawah tersebut warisan dari orang tua suami Saksi namanya D yang dahulu

Page 61: PUTUSAN BEBAS DALAM TINDAK PIDANA PENIPUAN (T …fh.unsoed.ac.id/sites/default/files/bibliofile/SKRIPSI_12.pdf · Universitas Jenderal Soedirman Purwokerto, serta selaku Pembina Akademik

51

didapatnya dari membeli. Saksi kenal dengan saudari N yang mempunyai tanah

sawah terletak dekat dengan tanah sawah yang Saksi garap dan Ibu N dengan

suami Saksi masih ada hubungan saudara.

Saksi tidak mengetahui tanah sawah yang sudah Saksi garap tersebut

yang ditawarkan oleh saudara EY, dan tanah yang Saksi garap tersebut hasil

membeli sendiri sebelumnya. Saksi tidak mengetahui tanah sawah yang sudah

lama garap tersebut adalah tanah yang tereksekusi.

2. Saksi KS

Saksi pada pokoknya menerangkan bahwa pada tanggal 16 Januari 2010

sekirat pukul 10.00 WIB atau jam 11.00 WIB saksi sendiri membeli tanah sawah

yang di jual oleh saudara EY dan saudara SW di Desa Kaliwlingi seharga Rp

30.000.000,- (tiga puluh juta rupiah) seluas ½ bahu. Pada waktu membeli saksi

tidak melakukan penawaran terhadap harga tanah tersebut karena menurut saksi

harganya sudah murah biasanya harga pasaran sampai dengan Rp

50.000.000,- (lima puluh juta rupiah) untuk ½ bau dan saksi langsung setuju.

Saksi tidak langsung membayar karena saksi tidak mempunyai uang dan

setelah satu hari saudara EY dan saudara SW datang lagi menyuruh saksi untuk

membayar uang muka pertama sebesar Rp 5.000.000,- (lima juta rupiah) dan

setelah dua hari saudara EY dan saudara SW datang lagi menyuruh saksi untuk

membayar uang muka kedua sebesar Rp 5.000.000,- (lima juta rupiah ). Saksi

tidak langsung diberikan kwitansi tetapi pada waktu itu setelah satu hari sejak

saksi membayar uang muka pertama saudara SW mengantarkan satu lembar

kwitansi begitu pula sejak saksi membayar uang muka yang kedua setelah satu

Page 62: PUTUSAN BEBAS DALAM TINDAK PIDANA PENIPUAN (T …fh.unsoed.ac.id/sites/default/files/bibliofile/SKRIPSI_12.pdf · Universitas Jenderal Soedirman Purwokerto, serta selaku Pembina Akademik

52

hari saudara SW datang sambil membawa satu lembar kwitansi. Pada kwitansi

pertama yang tanda tangan adalah MRQ dan yang kedua EY, saksi tidak

mengetahui kwitansi tersebut ada atas nama saudara W. Saksi tidak pernah

mendatangi saudara EY dan saudara SW, lalu setelah dua bulan sejak

pembayaran uang muka itu saksi datang ke rumahnya MRQ di Desa

Jatibarang lalu saksi bertemu dan menanyakan tentang pembayaran uang muka

itu dan MRQ menyatakan tanggung jawab.

Saksi tidak pernah menggarap tanah sawah atas nama saudara W dan

saudara WJ dan saksi tidak mengetahui yang namanya saudara WJ. Saudara EY

dan saudara SW tidak pernah menjelaskan tanah sawah tersebut di Desa

Kaliwlingi yang letaknya sebelah mana dan saksi tidak mengetahui keberadaan

PT. Basmal. MRQ sering ke Desa Kaliwlingi tetapi saksi tidak mengetahui dia

sebagai apa dan Saksi tidak pernah datang ke Kantor Desa Kaliwlingi karena ada

masalah pemasangan patok-patok.

Saksi sebelumnya mempunyai tanah sawah luasnya ¼ (seperempat) bahu

dan tanah sawah tersebut tidak masuk dalam sengketa dengan PT. Basmal. Saksi

membeli tanah sawah tersebut dari Ibu K tetapi belum dapat surat-surat jual beli.

Kerena masih ada pada Ibu K, saksi tidak mengetahui tanah sawah yang dibeli

dari Ibu K tersebut ada masalah atau tidak dan Saksi sudah membuat surat tanah

sawah tersebut tetapi belum jadi. Pada waktu itu Saksi membeli tanah sawah

tersebut seharga Rp 13.000.000,- (tiga belas juta rupiah). Saksi tidak mengetahui

tanah tersebut atas nama pemiliknya J.

Page 63: PUTUSAN BEBAS DALAM TINDAK PIDANA PENIPUAN (T …fh.unsoed.ac.id/sites/default/files/bibliofile/SKRIPSI_12.pdf · Universitas Jenderal Soedirman Purwokerto, serta selaku Pembina Akademik

53

Saksi merasa dibodohi karena saudara EY tidak menjelaskan kepada

Saksi bahwa tanah sawah yang dijual kepada Saksi adalah tanah sawah yang

sudah dikuasai oleh Saksi sendiri dan MRQ (terdakwa) juga tidak menunjukan

tanah sawah tersebut dimana. Pada waktu itu saksi percaya dengan saudara EY

yang menawarkan tanah sawah tersebut karena dia punya jabatan Kepala

Desa sehingga tidak mungkin membohongi Saksi.

3. Saksi WS

Hubungan saksi dengan saudara KS adalah besanan. Saksi pada

pokoknya menerangkan bahwa pada tanggal 16 Januari 2010 di rumahnya saudara

KS, saudara KS membeli tanah sawah di Desa Kaliwlingi yang ditawarkan oleh

saudara EY dan saudara SW.

Saksi pada waktu itu datang lebih dahulu dari pada saudara EY dan

saudara SW. Saksi mengetahui masalah tersebut setelah saudara EY dan

saudara SW alias SW pulang lalu saudara KS menceritakan apa yang

dibicarakanya dengan saudara EY dan saudara SW. Saudara KS menceritakan

kepada Saksi dia telah membeli tanah sawah dengan memberikan uang

panjar/uang muka yang totalnya Rp 10.000.000,- (sepuluh juta rupiah) tetapi

tanah sawahnya tidak mengetahui di mana letaknya. Saudara KS menceritakan

kepada saksi pertama bayar Rp 5.000.000,- (lima juta rupiah) dan kedua Rp.

5.000.000,- (lima juta rupiah). Saksi tidak mengetahui penyerahan uang oleh

saudara KS tetapi saksi hanya mengetahuinya dari cerita saudara KS. Pada waktu

itu saudara KS tidak mengatakan dia telah membeli sawah miliknya siapa. Pada

waktu saudara SW datang lagi ke rumah saudara KS Saksi melihat/mengetahui

Page 64: PUTUSAN BEBAS DALAM TINDAK PIDANA PENIPUAN (T …fh.unsoed.ac.id/sites/default/files/bibliofile/SKRIPSI_12.pdf · Universitas Jenderal Soedirman Purwokerto, serta selaku Pembina Akademik

54

tetapi saudara SW sendiri tidak mengetahuinya. Mengenai hubungan saudara

KS dengan MRQ (terdakwa) saksi tidak mengetahuinya. Saksi pernah datang

sendirian dan itu karena dipanggil oleh MRQ (terdakwa) yang maksudnya

bercerita masalah tanah.

Saudara KS pernah menggarap tanah sawah seluas ¼ bahu. Pada tanggal

18 Januari 2010 saudara KS memperlihatkan dua lembar kwitansi dan ada nama

MRQ dan EY. Saksi memang pernah pergi ke MRQ bukan untuk masalah saudara

KS melainkan untuk masalah tanah sawah saksi sendiri.

4. Saksi KD

Saksi kenal saudara KS sebagai teman dan rumah saksi tidak begitu jauh

dari rumahnya saudara KS. Saksi mengetahui saudara KS telah membeli tanah

sawah dan memperlihatkan dua lembar kwitansi, satu kwitansi ada materainya

dan yang satu tidak ada materainya. Saksi mengetahuinya berdasarkan cerita dari

saudara KS, menurut cerita saudara KS dia membeli tanah sawah dari saudara EY

di Desa Kaliwlingi, dan setahu saksi saudara KS membelinya belum lunas. Saksi

tidak mengetahui penyerahan uangnya dan Saksi hanya mendengar cerita dari

saudara KS saja penyerahan yang pertama Rp 5.000.000,- (lima juta rupiah) dan

yang kedua Rp 5.000.000,- (lima juta rupiah).

5. Saksi KS

Saksi kenal saudara KS sebagai teman dan jarak rumah saksi tidak begitu

jauh dari rumahnya saudara KS kurang lebih setangah kilo meter. Hubungan saksi

dengan saudari ST masih ada kaitan saudara. Setahu saksi yang merugikan saudari

ST adalah saudara EY dan saudara SW. Pada waktu itu hari Rabu tanggal 13

Page 65: PUTUSAN BEBAS DALAM TINDAK PIDANA PENIPUAN (T …fh.unsoed.ac.id/sites/default/files/bibliofile/SKRIPSI_12.pdf · Universitas Jenderal Soedirman Purwokerto, serta selaku Pembina Akademik

55

Januari 2010 pukul 10.00 WIB, saksi sedang main ke rumahnya Bapak D dan

pada waktu itu ada Bu ST, lalu ibu ST menunjukan 2 lembar kwitansi. Menurut

cerita dari Ibu ST dua lembar kwitansi tersebut adalah dari hasil jual beli tanah

sawah dan yang satu tertulis Rp 2.000.000,- (dua juta rupiah) yang di tandatangan

MRQ (terdakwa). Pada waktu itu saksi menanyakan tanah sawah yang di mana

Ibu ST, lalu ibu ST menjawab tidak mengetahui tanah sawah yang di mana tetapi

ada tanahnya. Enam hari kemudian sekira pukul 19.30 WIB Ibu ST datang ke

rumah saksi dan Ibu ST mengatakan telah meminta kwitansi lagi dan yang tanda

tangan MRQ senilai Rp 1.000.000,- (satu juta rupiah). Saksi tidak mengetahui

apakah tanah sawah tersebut miliknya MRQ apa bukan. Setahu saksi letak tanah

sawah milik Ibu ST tersebut di Desa Kaliwlingi.

Saksi pernah menanyakan mengapa yang tanda tangan MRQ dan

dijawab oleh Ibu ST karena MRQ sebagai forumnya, saksi kenal MRQ karena

sering ke Desa Kaliwlingi main ke saudara EY dan saudara SW, tetapi saksi tidak

mengetahui MRQ di Desa Kaliwlingi sebagai apa.

6. Saksi KK

Saksi mengenal Ibu N dan hubungannya dengan Saksi adalah Ibu N

mertua saksi. Setahu saksi tanah sawah Ibu N ada di persil 43 dan luasnya 7000

M²/setengah bahu. Setahu saksi batas-batas tanah sawah Ibu N tersebut yaitu

sebelah barat milik Bapak SD, sebelah timur milik Ibu ST, sebelah selatan milik

saudara SP dan sebelah utara milik saudara SN. Selama ini tanah sawah milik Ibu

N tersebut tidak ada masalah dan yang menggarap tanah sawah Ibu N tersebut

dari tahun 1999 sampai sekarang hanya Saksi sendiri dengan sistem bagi hasil.

Page 66: PUTUSAN BEBAS DALAM TINDAK PIDANA PENIPUAN (T …fh.unsoed.ac.id/sites/default/files/bibliofile/SKRIPSI_12.pdf · Universitas Jenderal Soedirman Purwokerto, serta selaku Pembina Akademik

56

Setahu Saksi asalnya tanah sawah Ibu N tersebut adalah dari orang tuanya Ibu N

sendiri. Setahu Saksi sebelum tahun 1999 yang menggarap Ibu N sendiri dan

setahu Saksi Ibu N tidak pernah menjual tanah sawahnya. Ibu N tidak pernah

menerima uang dari orang lain. Saksi tidak mengetahui saudara EY dan saudara

SW pernah menjual tanah Ibu N tersebut dan saksi tidak mengetahui MRQ

(terdakwa) pernah menjual tanah Ibu N tersebut. Saksi kenal dengan saudara KS

dan saksi tidak pernah mendengar saudara KS juga membeli tanah sawah kepada

saudara EY dan saudara SW. Setahu Saksi saudari ST mempunyai tanah sawah

tersebut kepunyaan sendiri bukan hasil membeli dari Ibu N. Saksi kenal dengan

saudara R dan Saksi tidak mengetahui saudara R mempunyai tanah sawah atau

tidak.

Saksi tidak mengetahui tanah sawah milik Ibu ST tersebut hasil

membeli dari siapa dan setahu Saksi Ibu ST menggarap tanah tersebut sebelum

tahun 1999. Saksi tidak mengetahui Ibu ST membeli tanah sawah kepada saudara

EY dan saudara SW dan setahu Saksi anak Ibu N tidak hanya istri Saksi ada yang

lain sudah kebagian sawah semua dan kebetulan Saksi yang kebagian di dekat

tanah sawah yang digarap oleh Ibu ST. Saksi mengetahui ada PT. Basmal dan

Saksi mengetahui ada budidaya di area tanah sawah sekitar itu. Setahu Saksi tanah

sawah Ibu N tidak di sewa oleh PT. Basmal dan saksi tidak mengetahui tanah

sawah tersebut.

7. Saksi R

Saksi pada pokoknya menerangkan bahwa bulan Januari 2010 saksi

membeli tanah sawah yang di jual oleh saudara EY dan saudara SW atas perintah

Page 67: PUTUSAN BEBAS DALAM TINDAK PIDANA PENIPUAN (T …fh.unsoed.ac.id/sites/default/files/bibliofile/SKRIPSI_12.pdf · Universitas Jenderal Soedirman Purwokerto, serta selaku Pembina Akademik

57

MRQ (terdakwa) atas nama pemilik H.M di Desa Kaliwlingi seharga Rp

60.000.000,- (enam puluh juta rupiah)/Rp 70.000.000,-(tujuh puluh juta rupiah)

seluas 7000 M²/½ bahu. Pada waktu itu Saksi sudah menyerahkan uang

panjar/uang muka sebesar Rp 2.500.000,- (dua juta lima ratus ribu rupiah) kepada

saudara EY, lalu Saksi menerima kwitansi dan yang tanda tangan saudara EY.

Pada tanggal 27 Januari 2010 Saksi membayar sebesar Rp 20.000.000,- (dua

puluh juta rupiah) kepada MRQ di rumahnya dan MRQ membuatkan kwitansinya.

Pada tanggal 13 Maret 2010 Saksi membayar lagi sebesar Rp 5.000.000,- (lima

juta rupiah) kepada MRQ dan MRQ membuatkan lagi kwitansinya. Sampai

dengan membayar panjar/uang muka tanah tersebut yang ke tiga kalinya Saksi

belum mendapatkan tanah sawah tersebut. Saksi mengetahui tanah sawah

tersebut ternyata sudah ada yang menggarap yaitu saudara S. Setelah beberapa

taun Saksi tidak bisa menggarap, Saksi meminta kepada MRQ untuk

mengembalikan tetapi akte tanah sawah tersebut sudah jadi.

Saksi MRQ menggantikan tanah sawah yang lain kepada Saksi berupa

tanah tambak seluas dua petak/ satu hektare pada tahun 2011, maksud MRQ

menggantikan tanah tambak tersebut yaitu untuk menggantikan uang Saksi yang

belum lunas dikembalikan oleh MRQ yang tinggal Rp 2.500.000,- (dua juta lima

ratus ribu rupiah). Saksi menggunakan tanah tambak tersebut untuk ditanami

bandeng dan per tahunnya Saksi mendapat Rp 3.000.000,- (tiga juta rupiah).

8. Saksi EY

Saksi pernah mengetahui jual beli tanah antara pemilik tanah sawah

dengan saudara KS yang luasnya setengah bahu atau 3.500 M² pada tahun 2010.

Page 68: PUTUSAN BEBAS DALAM TINDAK PIDANA PENIPUAN (T …fh.unsoed.ac.id/sites/default/files/bibliofile/SKRIPSI_12.pdf · Universitas Jenderal Soedirman Purwokerto, serta selaku Pembina Akademik

58

Pemilik tanah sawah tersebut di buku C Desa atas nama J yang sudah

meninggal dan ada ahli warisnya. Tanah sawah tersebut yang menawarkan adalah

forum/para pemilik tanah bersama saudara SW.

Saksi datang ke rumah saudara KS untuk menyaksikan pembayaran

panjar membeli tanah antara saudara SW sebagai forum dan saudara KS

sedangkan Saksi pada waktu itu sebagai saksi. Pada tahun 2010 saudara KS

menyerahkan uang kepada saudara SW dan yang membuatkan kwitansi

pembayaran uang panjar tersebut Saksi sendiri dan Saksi juga tanda tangani

sebesar Rp 5.000.000,- (lima juta rupiah) dengan alasan karena pada waktu itu

Saksi akan pergi ke Jatibarang supaya sekalian uang tersebut Saksi sampaikan ke

MRQ (terdakwa). Saksi menerima uang panjar tersebut dari saudara SW (Saksi 2)

lalu Saksi serahkan kepada MRQ sebagai kuasa menjual dari para pemilik tanah.

Pada waktu di rumah saudara KS Saksi tidak menunjukan surat kuasa menjual

tersebut. Harga tanah sawah yang dibeli oleh saudara KS yaitu sebesar Rp

30.000.000,- (tiga puluh juta rupiah). Saudara KS membayar uang panjar

tersebut dengan dua tahap, pertama melalui saudara SW lalu diserahkan kepada

Saksi dan dari Saksi diserahkan kepada MRQ sebesar Rp 5.000.000,- (lima

juta rupiah). Kemudian pembayaran yang kedua Saksi yang menerima lalu Saksi

serahkan ke MRQ sebesar Rp 5.000.000,- (lima juta rupiah) sehingga jumlahnya

Rp 10.000.000,- (sepuluh juta rupiah). Tanah yang saudara KS garap tersebut

tanah sawah milik J dan tanah sawah tersebut masuk dalam sengketa PT Basmal

melawan para petani/para pemilik tanah.

Page 69: PUTUSAN BEBAS DALAM TINDAK PIDANA PENIPUAN (T …fh.unsoed.ac.id/sites/default/files/bibliofile/SKRIPSI_12.pdf · Universitas Jenderal Soedirman Purwokerto, serta selaku Pembina Akademik

59

Saksi ikut berperan di dalam kelanjutan pelaksanaan eksekusi karena

Saksi sebagai Kepala Desa Kaliwlingi dan saudara SW sebagai anggota Forum/

pemilik tanah. Saudara SW lebih dahulu menerima uang panjar dari saudara KS

dari pada Saksi. Harga yang Saksi dan saudara SW tawarkan Rp 30.000.000,-

(tiga puluh juta rupiah) dari harga kesepakatan antara pembeli dengan Forum

dan tanah sawah tersebut luasnya setengah bahu sesuai dengan buku C

Desa/Letter C. Saksi pernah menunjukan tanah sawah yang sebelumnya saudara

KS garap. Saksi ikut berperan aktif dalam penjualan tanah-tanah tersebut

karena warga meminta untuk diukur ulang sehingga Saksi ikut andil dalam hal itu

dan Saksi mengetahui ada eksekusi hanya mendengar saja karena pada waktu itu

Saksi belum menjabat sebagai Kepala Desa Kaliwlingi. Saudara KS sudah

menguasai tanah sawah tersebut sudah delapan tahun dan Saksi mengetahui buku

C /letter C tanah sawah yang digarap saudara KS tersebut.

Peran aktif saksi dalam hal tersebut tidak atas perintah dari MRQ

(terdakwa) tetapi karena Saksi sebagai Kepala Desa yang mempunyai

kewenangan/melayani masyarakat untuk menyelesaikan masalah tanah-tanah

tersebut. Ada 93 (sembilan puluh tiga) orang yang tanah-tanahnya masuk

dalam eksekusi untuk seluas 63 hektar. Pada waktu itu Saksi kumpul bersama

dengan para pemilik tanah dan orang-orang yang berminat akan membeli

dan Saksi prioritaskan yang belum pernah membeli tanah sawah. Saudari ST

mempunyai tanah sawah di area tersebut dalam buku C Desa/Letter C atas nama

Ibu N. Ibu N memberikan kuasa kepada MRQ (terdakwa), lalu Saksi tawarkan

tanah sawah kepada saudari ST karena setahu Saksi dia sudah lama sekali

Page 70: PUTUSAN BEBAS DALAM TINDAK PIDANA PENIPUAN (T …fh.unsoed.ac.id/sites/default/files/bibliofile/SKRIPSI_12.pdf · Universitas Jenderal Soedirman Purwokerto, serta selaku Pembina Akademik

60

menguasai tanah sawah tersebut. Pada waktu menerima uang dari saudari ST

sebesar Rp 2.000.000,- (dua juta rupiah) Saksi tidak langsung memberikan

kwitansi tetapi seletah beberapa hari Saksi pergi ke MRQ untuk dibuatkan

kwitansi. Saksi datang lagi kurang lebih setengah bulan ke rumah ST untuk

menyerahkan kwitansi sambil mengatakan kapan akan dilunasi pembayarannya.

Saksi tawarkan harga tanah sawah tersebut kepada saudari ST Rp

30.000.000,- (tiga puluh juta rupiah) atas dasar harga kesepakatan dari Forum

sehingga Saksi menawarkannya juga segitu. Saudari ST menguasai tanah sawah

tersebut sudah kurang lebih 8 (delapan) tahun. Saksi datang lagi ke saudari ST

bersama saudara SW setelah kurang lebih dua minggu untuk menagih janjinya

yang akan melunasi pembayarannya, setelah sehingga belum bisa melunasi tetapi

dia memberikan tambahan untuk uang panjar sebesar Rp 1.000.000,- (satu juta

rupiah). Saksi tidak datang lagi ke saudari ST karena pada waktu itu ada

demontrasi dari warga terkait tanah-tanah tersebut.

Saudara R membeli tanah sawah melalui pemilik tanah sawahnya

langsung yang pada waktu itu tempatnya di lokasi/sawah tersebut Bahwa

Kaitannya dengan Saksi mengenai jual beli antara saudara R dengan pemilik

sawahnya pada waktu itu Saksi yang menandatangani kwitansi jual beli tersebut.

Pada waktu itu yang datang untuk tawarkan tanah sawah kepada saudara R

adalah Forum (saudara SW dan saudara F). Saudara R membayar untuk membeli

tanah sawah tersebut sebesar Rp 2.500.00 di rumah Saksi lalu Saksi berikan

kepada Forum dan Forum menyerahkan kepada MRQ (terdakwa). Saudara R

tidak bisa menguasai tanah sawah yang telah dia beli karena diserobot oleh orang

Page 71: PUTUSAN BEBAS DALAM TINDAK PIDANA PENIPUAN (T …fh.unsoed.ac.id/sites/default/files/bibliofile/SKRIPSI_12.pdf · Universitas Jenderal Soedirman Purwokerto, serta selaku Pembina Akademik

61

lain sampai sekarang sehingga saudara R tidak melunasi pembayarannya. Tanah

sawah tersebut milik H.M karena di buku C Desa/ Letter C dan juga putusan

pengadilan atas namanya itu. Total uang yang sudah saudara R bayarkan untuk

membeli tanah sawah tersebut sebesar Rp 27.000.000,- (dua puluh tujuh juta

rupiah). Saksi MRQ tidak mengembalikan uang saudara R seluruhnya dan

menggantinya dengan tanah yang lain seluas dua hektar. Saksi MRQ

mengembalikan uang kepada saudara R sebesar Rp 25.000.000,- (dua puluh lima

juta rupiah). Setahu Saksi, yang telah menyerobot tanah sawah yang

semestinya dikuasai oleh saudara R adalah saudara S dan dia bukan termasuk

pihak yang berperkara dalam eksekusi tersebut.

PT. Basmal menyewa tanah-tanah tersebut sejak tahun 1986 sampai

dengan 1991. Jumlah semua yang masuk dalam gugatan dan daftar sewa kurang

lebih ada 105 orang. PT. Basmal menjual seluas tujuh hektare dan ada kurang

lebih 21 orang yang membeli dan mendapatkannya masing-masing setengah

bahu/3.500 M². yang menguasai sebelumnya tanah-tanah sawah yang

sekarang dikuasai oleh saudara KS dan saudari ST sebelum di sewa oleh PT.

Basmal adalah dikuasai oleh J untuk yang saudara KS dan dikuasi oleh Ibu N

untuk yang saudari ST.

Tanah sawah yang dijual kepada saudara KS, saudari ST dan saudara R

masuk dalam eksekusi, setelah dieksekusi tanah-tanah tersebut dikosongkan

dan yang menguasai tanah-tanah tersebut adalah saudara KS, saudara ST dan

saudara S. Pada waktu itu setelah uang dari saudari ST Saksi serahkan ke

MRQ karena terjadi masalah ini lalu MRQ meminta Saksi untuk

Page 72: PUTUSAN BEBAS DALAM TINDAK PIDANA PENIPUAN (T …fh.unsoed.ac.id/sites/default/files/bibliofile/SKRIPSI_12.pdf · Universitas Jenderal Soedirman Purwokerto, serta selaku Pembina Akademik

62

mengembalikannya tetapi pada waktu itu saudari ST tidak mau/menolak lalu

Saksi memberitahukan ke MRQ bahwa saudari ST tidak mau lalu MRQ

meminta uang tersebut digunakan untuk operasional. Sepegetahuan Saksi yang

di maksud Forum yaitu bahwa Saksi sering mengetahui adanya pertemuan-

pertemuan antara para pemilik tanah-tanah sengketa pada waktu itu dan untuk

menyelesaikan masalah tersebut dibentuk adanya forum yang untuk

mengkoordinir pelaksanaan kegiatan-kegiatan. Dan setahu Saksi pengurus dan

anggota-anggotanya adalah petani/para pemilik tanah-tanah sengketa tersebut.

Surat pernyataan bersama adalah bahwa tanah-tanah yang masuk eksekusi yang

sebelum eksekusi dikuasai oleh orang-orang akan dikembalikan kepada

pemiliknya masing-masing lalu akan dijual dengan surat kuasa menjual dan

juga tanah-tanah yang tidak masuk eksekusi tetapi ada di daftar sewa juga

akan dijual dengan surat kuasa menjual. Saksi MRQ akan menyerahkan uang

dari penjualan tanah sawah dari saudara KS, saudari ST kepada pemilik tanahnya

masing-masing apabila pembayarannya sudah lunas.

9. Saksi SW

Tanah yang dibeli saudara KS luasnya setengah bahu/3.500 M². Jual beli

tanah tersebut tahun 2010 di rumahnya saudara KS. Pada waktu itu Saksi datang

ke rumah saudara KS yang Saksi katakan yaitu sebelumnya saudara KS sudah

bertemu dengan saudara WJ pemilik sawah tetapi oleh saudara KS

digarapnya/dikuasai maka dari itu Saksi katakan apabila ingin menggarap terus

ya sudah bayar/beli saja tanah tersebut. Pada waktu itu Saksi diminta oleh Forum

untuk menawarkan tanah sawah tersebut. Pada waktu itu Saksi tawarkan harga

Page 73: PUTUSAN BEBAS DALAM TINDAK PIDANA PENIPUAN (T …fh.unsoed.ac.id/sites/default/files/bibliofile/SKRIPSI_12.pdf · Universitas Jenderal Soedirman Purwokerto, serta selaku Pembina Akademik

63

tanah sawah tersebut Rp 30.000.000,- untuk setengah bahu karena per bahunya

Rp 70.000.000,- dan itu sudah merupakan harga pasarannya. Saksi datang lagi

yang kedua saudara KS bayar uang panjar sebesar Rp 5.000.000,- pada bulan

Januari 2010, lalu Saksi dan saudara EY datang yang ketiga saudara KS

membayar lagi Rp 5.000.000.

Saksi pernah bertemu dengan saudara WJ tetapi Saksi tidak menyerahkan

uang kepadanya karena saudara WJ sudah mengetahui penjualan tanah sawah

tersebut sudah dikuasakan kepada MRQ (terdakwa). Saksi pernah datang ke

saudari ST sebanyak dua kali maksud kedatangan Saksi ke saudari ST karena

setahu Saksi dia sudah garap/kuasai tanahnya Ibu N karena hal itu Saksi

memberitahukan supaya bisa tetap menggarap/menguasai tanah sawah tersebut

maka beli saja dan Saksi memberitahukan harganya Rp 70.000.000,- per bahunya.

Saksi pernah datang ke rumah Ibu N untuk meminta KTP disuruh MRQ dan

saudara WJ. Saksi pada waktu itu datang kembali yang kedua kurang lebih

setelah dua minggu maksudnya untuk menagih janjinya yang sebelumnya akan

bayar uang panjar. Saksi pernah datang ke saudara R sebanyak empat kali guna

memanggil R atas perintah saudara EY dan saudara F karena sudah menawar

secara langsung ke H.M. Saudara R membayar uang panjar kepada saudara EY

sebesar Rp 2.500.000,- yang kemudian diserahkan kepada MRQ. Pada waktu

itu Saksi datang yang kedua sendiri maksudnya menanyakan sudah ada uang lagi

apa belum, dan saudara R mengatakan tidak ada uang, tapi beberapa waktu

kemudian R menyerahkan uang lagi langsung kepada MRQ sebesar Rp

20.000.000. Peran dari MRQ dalam hal ini sebagai kuasa menjual tanah-tanah

Page 74: PUTUSAN BEBAS DALAM TINDAK PIDANA PENIPUAN (T …fh.unsoed.ac.id/sites/default/files/bibliofile/SKRIPSI_12.pdf · Universitas Jenderal Soedirman Purwokerto, serta selaku Pembina Akademik

64

sawah setelah eksekusi. Saksi tidak termasuk dari 93 orang yang ada dalam

gugatan dan yang ada di daftar sewa.

Saksi yang mempunyai tanah sawah di area tersebut kebanyakan orang

dari Desa Tengki dan saudara WJ orang dari Desa Tengki. Saksi membeli juga

tanah sawah yang telah di eksekusi dari saudara KI di saksikan oleh MRQ

(terdakwa) yang tanah sawahnya masuk dalam 93 orang yang tanahnya di

eksekusi. Saksi membeli tanah sawah tersebut seharga Rp 30.000.000,-

seluas setengah bahu sebayak tiga kali sekitar tahun 2008. Saudara KS membeli

sawah sudah membayar Rp 5.000.000,- yang Saksi terima, setelah itu saudara

KS sudah membayar lagi kepada saudara EY sebesar Rp 5.000.000,- tanah

sawah tersebut sampai sekarang digarap oleh saudara KS, dan nama Ibu N,

saudara WJ dan H.M diketahui dari daftar eksekusi.

10. Saksi A De Charge WJ

Saksi menerangkan yang pada pokoknya menurut penjelasan dari saudara

KS kepada Saksi dia mendapatkan garapan tanah sawah tersebut dari Ibu K

seperempat bahu. Setelah Saksi bertemu dengan saudara KS dilapangan lalu Saksi

datang menemui Forum dan MRQ (terdakwa). Setelah bertemu dengan Forum

dan MRQ Saksi menceritakan apa yang seperti Saksi mengalami di sawah. Pada

waktu itu Saksi datang ke rumahnya saudara SW bertemu juga dengan MRQ

dan saudara KS.

Saksi pernah menerima uang dari saudara EY sebesar Rp

10.000.000,- katanya uang panjar pembelian tanah dari saudara KS. Saksi atas

nama keluarga Kakak Saksi W butuh dana dan mengajukan bon uang ke MRQ.

Page 75: PUTUSAN BEBAS DALAM TINDAK PIDANA PENIPUAN (T …fh.unsoed.ac.id/sites/default/files/bibliofile/SKRIPSI_12.pdf · Universitas Jenderal Soedirman Purwokerto, serta selaku Pembina Akademik

65

Pada waktu itu Saksi datang ke Kantor Desa Kaliwlingi untuk

menanyakan pelunasan dari saudara KS tetapi waktu itu tidak bertemu,

kemudian Saksi datang lagi dan bertemu dengan saudara KS dan saudara

EY lalu Saksi menanyakan pelunasan pembayaran kepada saudara KS. Saksi

menggarap tanah sawah tersebut sebelum disewa oleh PT. Basmal atau sejak

Saksi bisa bekerja. Tanah-tanah sawah tersebut disewa PT. Basmal selama

kurang lebih delapan tahun. Pada waktu itu yang disewa tanah sawah milik Saksi

dan orang tua Saksi besarnya sewa yang dibayarkan Rp 250.000. Saksi tidak

mengetahui Ibu KI dan saudara KS mempunyai garapan tanah sawah di area

tersebut.

Saksi mengetahui batas-batas tanah tersebut yaitu sebelah utara tanah

milik KN, sebelah selatan tanah milik SN, sebelah barat tanah milik TN dan

sebelah timur tanah milik KB. Tanah sawah atas nama orang tua Saksi J luasnya

5.200 M² secara tepat letaknya di blok apa Saksi tidak hafal tetapi di persil 22.

Saksi memberikan kuasa menjual kepada MRQ dengan perjanjian 50% : 50%.

Pada waktu itu para petani memberikan kuasa dari mulai proses dengan PT.

Basmal dan ternyata menang hasilnya sepakat dengan Forum, Saksi tidak

mengetahui perkaranya sampai ada putusan banding dan Peninjauan Kembali

yang penting Saksi tahunya tanah sawah Saksi kembali.

11. Saksi A De Charge S

Saksi pada pokoknya menerangkan luas tanah Ibu N 9.500 M² yang

dikuasai Ibu ST milik Ibu N, tanah Ibu N tersebut masuk eksekusi. Saksi melihat

Page 76: PUTUSAN BEBAS DALAM TINDAK PIDANA PENIPUAN (T …fh.unsoed.ac.id/sites/default/files/bibliofile/SKRIPSI_12.pdf · Universitas Jenderal Soedirman Purwokerto, serta selaku Pembina Akademik

66

tanahnya Ibu N 2 tahun yang lalu, dan setahu saksi Ibu N memiliki tanah tersebut

sudah lama. Ibu ST adalah orang dari Desa Kaliwlingi.

12. Saksi A De Charge SS

Saksi pada pokoknya menerangkan menurut sepengetahuan saksi forum

yang dimaksud yaitu Forum hak atas tanah yang didirikan oleh LSM Amar

Daya tahun 2000 untuk menyelesaikan/mengurus sengketa PT. Basmal melawan

masyarakat. Forum jumlahnya 17 orang yang angotanya termasuk para pemilik

tanah dan para pemilik tanah tersebut jumlahnya 105 orang dari Desa Kaliwlingi

semua. Sebelumnya ada yang menangani yaitu forum yang lama pada tahun 1999

tetapi belum ada kekuatan untuk dapat menyelesaikan maka dibentuk

kepengurusan Forum lagi yang termasuk Saksi ada di dalamnya. Pada tahun 2002

di menangkan oleh masyarakat. Pada tahun 2004 ada sita eksekusi lalu tidak

ada tindak lanjut dari Kuasanya atas nama KN. Kemudian dilanjutkan

oleh MRQ sebagai Kuasa untuk melanjutkan proses penyelesaiannya yang pada

waktu itu di Aaula Kecamatan Brebes pada tanggal 15 Desember 2010. Forum

jumlahnya ada 17 orang mewakili 142 orang dan para ahli waris, tanah seluruhnya

kurang lebih luasnya 93 hektare.

PT. Basmal menyewa tanah-tanah tersebut sejak tahun 1986 sampai

dengan tahun 1991 yang kemudian mengalami kebangkrutan. Pada tahun 1995

tanah-tanah tersebut dibayarkan sewanya kepada para pemilik tanah dan

tanah-tanah tersebut tidak kembali kepada para pemiliknya. Gugatan perkara

tersebut masuk trahun 2000, dan di eksekusi dari pengadilan tahun 2007. Setelah

eksekusi dilaksanakan PT. Basmal mengembalikan tanah-tanah tersebut tetapi

Page 77: PUTUSAN BEBAS DALAM TINDAK PIDANA PENIPUAN (T …fh.unsoed.ac.id/sites/default/files/bibliofile/SKRIPSI_12.pdf · Universitas Jenderal Soedirman Purwokerto, serta selaku Pembina Akademik

67

sebagian lagi ada yang tidak kembali, ada kurang lebih 57 hektare sisa eksekusi

tersebut sebagian tanah-tanah eksekusi tersebut dijual kepada warga Desa

Kaliwlingi. Ada 60% luas lahan tersebut yang dikuasai oleh pihak ke-3 dan yang

60% tersebut termasuk saudari ST, saudara KS dan saudara S.

b. Keterangan Terdakwa

PT. Basmal menyewa tanah dari 105 (seratus lima) orang yang luasnya

63 (enam puluh tiga) hektare letak tanah tersebut di Desa Kaliwlingi yang

sebagian berupa tanah tambak dan sebagian lagi tanah sawah. Pada tanggal 13

September 2006 terdakwa diberi kuasa secara tertulis dan menandatangani surat

kuasa tersebut dan surat kuasa tersebut ditanda tangani dihadapan orang banyak di

Desa tengki terdakwa yang melatar belakangi surat kuasa tersebut secara

bersama-sama yaitu karena adanya masalah antara pemilik dengan PT. Basmal.

Pada waktu itu belum dilaksanakan eksekusi tetapi hanya sita jaminan saja dan

setelah putus dimenangkan sebagian saja dan banding dimenangkan sebagian

juga. Pada waktu itu terdakwa menjadi kuasa yang sebagian dinyatakan

menang tersebut

Terdakwa kenal dengan saudara KS dia menguasai tanah sawah yang

luasnya 5.200 M² sebelum dilaksanakan eksekusi dan saudara KS bukan pihak

yang berperkara. Terdakwa diberi kuasa tersebut untuk menjual, menerima

dan menawarkan tanah-tanah tersebut berdasarkan hasil rapat dengan forum (para

pemilik tanah) harganya Rp 60.000.000,- (enam puluh juta rupiah) sampai Rp

70.000.000,- (tujuh puluh juta rupiah). Terdakwa mengerti saudara EY dan

saudara SW. Setahu terdakwa saudara EY telah menerima uang panjar/uang

Page 78: PUTUSAN BEBAS DALAM TINDAK PIDANA PENIPUAN (T …fh.unsoed.ac.id/sites/default/files/bibliofile/SKRIPSI_12.pdf · Universitas Jenderal Soedirman Purwokerto, serta selaku Pembina Akademik

68

muka pembelian tanah dari saudara KS sejumlah Rp 5.000.000,- ( lima juta

rupiah) dan saudara SW telah menerima uang panjar/uang muka pembelian tanah

dari saudara KS sejumlah Rp 5.000.000,- (lima juta rupiah). Saudara KS tidak

melunasi pembayaran untuk pembelian tanah tersebut karena dipengaruhi oleh

orang-orang. Uang muka dari saudara KS tidak pernah dikembalikan karena

saudara KS sendiri tidak pernah meminta dan juga yang ahli waris dari pemilik

tanah atas nama WJ meminta bon kepada terdakwa untuk keperluan.

Terdakwa sebelum tanah dijual kepada saudari ST dan saudara KS

dipanggil untuk musyawarah. Tanah sawah yang ditempati oleh saudara KS

milik J sebagai dasarnya adalah letter C/buku C Desa dan J tersebut ikut

sebagai penggugat. Secara formal terdakwa tidak memerintah saudara EY dan

saudara SW tetapi terdakwa hanya minta tolong kepada EY yang pada

waktu itu sebagai Kades Kaliwlingi dan saudara SW sebagai anggota Forum

menawarkan tanah sawah milik Ibu N. Saudara EY dan saudara SW

menawarkan tanah sawah tersebut seharga Rp 30.000.000,- (tiga puluh juta

rupiah. Uang yang sudah diterima saudara EY dan saudara SW dari saudari ST

sebesar Rp 3.000.000,- (tiga juta rupiah) melalui dua tahap dan semua ada

kwitansinya.

Ibu N memberikan kuasa kepada terdakwa untuk menjual tanah sawah

miliknya, tanah sawah milok Ibu N tersebut tidak masuk dalam berita acara

eksekusi. Terdakwa pernah bertemu dengan ST di Kantor Desa Kaliwlingi.

Terdakwa pernah mengembalikan uang muka/panjar tersebut tetapi saudari ST

Page 79: PUTUSAN BEBAS DALAM TINDAK PIDANA PENIPUAN (T …fh.unsoed.ac.id/sites/default/files/bibliofile/SKRIPSI_12.pdf · Universitas Jenderal Soedirman Purwokerto, serta selaku Pembina Akademik

69

tidak mau akhirnya terdakwa putuskan bersama dengan Forum uang tersebut

untuk dana operasional Forum.

Terdakwa pernah menjual tanah sawah kepada saudara R tetapi dengan

prioritas. Tanah sawah yang terdakwa tawarkan untuk dijual tersebut milik

H.M, saudara R pertama sudah membayar uang muka/panjar sebesar Rp

2.500.000,- (dua juta lima ratus ribu rupiah) melalui saudara EY. Terdakwa

sendiri secara langsung dengan dua tahap yaitu sebesar Rp 20.000.000,-

(dua puluh juta rupiah) dan sebesar Rp 5.000.000,- (lima juta rupiah).

Saudara R tidak langsung menguasai/menggarap tanah sawah tersebut karena

sudah ada yang menggarap atas nama saudara S. Saudara R meminta agar uang

mukanya diganti dan telah terdakwa ganti dengan membayar sejumlah

25.000.000,- (dua puluh lima juta rupiah). Uang sisa yang Rp 2.500.000,- (dua

juta lima ratus ribu rupiah) ada di bendahara forum dan uang muka/panjar dari

saudari ST ada pada forum. Uang muka/panjar dari saudara KS ada pada

pemiliknya dan sisanya sudah di bon oleh saudara WJ untuk keperluan

keluarganya. Dalam perjanjian dengan para pemilik tanah yang diketahui oleh

forum juga terdakwa akan mendapatkan bagian 40:60 bukan fee (bonus). Selain

tiga bidang tanah-tanah sawah tersebut ada 17 bidang lagi yang terdakwa jual

dengan surat kuasa menjual tetapi tidak bermasalah.

Barang bukti yang diajukan di persidangan berupa :

a. 2 lembar kwitansi kwitansi tertanggal 13 dan 19 Januari 2010 pemilik

saksi ST;

Page 80: PUTUSAN BEBAS DALAM TINDAK PIDANA PENIPUAN (T …fh.unsoed.ac.id/sites/default/files/bibliofile/SKRIPSI_12.pdf · Universitas Jenderal Soedirman Purwokerto, serta selaku Pembina Akademik

70

b. 2 lembar kwitansi tertanggal 16 Januari 2010 dan 18 Februari 2010

pemilik saksi KS dan 3 lembar kwitansi tertanggal 15,27 Januari 2010

dan tanggal 13 Maret 2010 pemilik saksi R terlampir dalam berkas

perkara;

4. Tuntutan Penuntut Umum

Penuntut umum menuntut terdakwa pada intinya mohon kepada majelis

hakim yang memeriksa dan mengadili perkara ini menjatuhkan putusan yaitu:

1. Menyatakan terdakwa MRQ bersalah melakukan tindak pidana “Penipuan

secara bersama-sama” sebagaimana diatur dan diancam pidana dalam

pasal 378 jo pasal 55 ayat (1) ke-1 KUHP dalam dakwaan kesatu;

2. Menjatuhkan pidana terhadap terdakwa berupa pidana penjara selama

1 tahun 6 (enam) bulan dikurangi selama terdakwa berada dalam

tahanan dengan perintah agar terdakwa tetap ditahan;

3. Menyatakan barang bukti berupa :

a. 2 lembar kwitansi kwitansi tertanggal 13 dan 19 Januari 2010 pemilik

saksi ST;

b. 2 lembar kwitansi tertanggal 16 Januari 2010 dan 18 Februari 2010

pemilik saksi KS 3 lembar kwitansi tertanggal 15,27 Januari 2010 dan

tanggal 13 Maret 2010 pemilik saksi R terlampir dalam berkas perkara;

4. Menetapkan agar terdakwa membayar biaya perkara masing-masing

sebesar Rp. 2000.- (seribu rupiah);

Page 81: PUTUSAN BEBAS DALAM TINDAK PIDANA PENIPUAN (T …fh.unsoed.ac.id/sites/default/files/bibliofile/SKRIPSI_12.pdf · Universitas Jenderal Soedirman Purwokerto, serta selaku Pembina Akademik

71

5. Putusan Hukum Hakim

a) Pertimbangan Hukum Hakim

Terhadap dakwaan alternatif penuntut umum, majelis hakim berpendapat

bahwa dakwaan alternatif tersebut harus dapat dibuktikan baik dakwaan kesatu

maupun dakwaan kedua. Dakwaan kesatu yaitu melanggar Pasal 378 KUHP jo

Pasal 55 ayat (1) ke-1 KUHP, atau dakwaan kedua Pasal 372 KUHP jo Pasal

55 (1) ke-1 KUHP.

Dakwaan kesatu yaitu melanggar Pasal 378 KUHP jo pasal 55 ayat (1)

ke-1 KUHP dengan unsur-unsur sebagai berikut:

1. Barang Siapa;

2. Dengan maksud untuk menguntungkan diri sendiri atau orang lain secara

melawan hukum, memakai nama palsu atau martabat palsu, dengan

tipu muslihat atau rangkaian kebohongan;

3. Membujuk orang supaya memberikan sesuatu barang, membuat utang,

atau menghapuskan piutang;

4. Bersama-sama melakukan, menyuruh lakukan atau turut serta melakukan

Unsur “barang siapa” adalah orang atau manusia selaku subject

hukum yang mampu bertanggung jawab atas perbuatannya, dalam hal ini

adalah terdakwa manusia yang normal yang tidak menderita kelainan jiwa fakta-

fakta yang terdapat dalam persidangan, yang dimaksud dengan barang siapa

dalam hal ini adalah terdakwa MRQ, demikian unsur ini telah terpenuhi.

Page 82: PUTUSAN BEBAS DALAM TINDAK PIDANA PENIPUAN (T …fh.unsoed.ac.id/sites/default/files/bibliofile/SKRIPSI_12.pdf · Universitas Jenderal Soedirman Purwokerto, serta selaku Pembina Akademik

72

Unsur “Dengan maksud untuk menguntungkan diri sendiri atau

orang lain secara melawan hukum, memakai nama palsu atau martabat

palsu, dengan tipu muslihat atau rangkaian kebohongan”.

Unsur ini merupakan unsur subjektif yang melekat pada sikap batin

terdakwa dalam melakukan perbuatannya. Unsur dengan maksud tidak berbeda

artinya dengan tujuan (doel) atau kesalahan sebagai maksud (Opzet als oogmerk)

atau kesengajaan dalam arti sempit. Menurut penjelasan (Memorie van

Toelichting) yang dimaksud dengan kesengajaan adalah “menghendaki dan

menginsyafi” terjadinya suatu tindakan beserta akibatnya (willens en wettens

veroorzaken van een gevold), artinya seseorang yang melakukan suatu tindakan

dengan sengaja harus menghendaki dan menginsyafi tindakan tersebut dan/atau

akibatnya. Dalam doktrin dan praktek peradilan, dikenal 3 (tiga) bentuk

kesengajaan, yaitu :

1. Kesengajaan sebagai maksud (oorgmerk).

2. Kesengajaan dengan kesadaran kepastian atau keharusan (opzet bij

zekerheids of noodzakelijkheids bewustzijn).

3. Kesengajaan dengan kesadaran kemungkinan (dolus eventualis).

Apabila dihubungkan dengan unsur dengan maksud maka hal tersebut

relevan dengan kesengajaan sebagai maksud (oorgmerk) artinya bahwa

terjadinya suatu tindakan atau akibat tertentu adalah betul-betul sebagai

perwujudan dari kesadaran dan pengetahuan dari pelaku.

Unsur “secara melawan hukum” dalam unsur ini mencakup

perbuatan-perbuatan melawan hukum dalam arti formil maupun dalam arti

Page 83: PUTUSAN BEBAS DALAM TINDAK PIDANA PENIPUAN (T …fh.unsoed.ac.id/sites/default/files/bibliofile/SKRIPSI_12.pdf · Universitas Jenderal Soedirman Purwokerto, serta selaku Pembina Akademik

73

materiil, yakni meskipun perbuatan tersebut tidak diatur dalam peraturan

perundang-undangan namun apabila perbuatan tersebut dianggap tercela yang

menurut perasaan keadilan masyarakat harus dituntut dan dipidana karena tidak

sesuai dengan rasa keadilan atau norma-norma kehidupan sosial dalam

masyarakat.

Pengertian melawan hukum menurut doktrin / ilmu hukum pidana.

Pengertian umum istilah melawan hukum sebagai terjemahan wederrechtelijk

dalam kepustakaan hukum dikenal tiga pengertian yang berdiri sendiri yaitu :

1. Bertentangan dengan hukum (in strijd met het objectieve recht)

2. Bertentangan dengan hak orang lain (in strijd met het subjectieve recht van

een ander) ; atau

3. Tanpa hak sendiri (zonder eigen recht) (noyon – langenmeijer = het

wetboek van straafrecht 1954, halaman 12).

Kesimpulan majelis hakim bahwa permasalahan diawali adanya masalah

antara pemilik tanah yang disewa PT. Basmal dengan PT. Basmal yang kemudian

timbul gugatan perdata kepada Pengadilan Negeri Brebes yang kemudian

dimenangkan oleh sebagian para pemilik tanah sampai tingkat Mahkamah Agung,

untuk menyelesaikan masalah tersebut dibentuk adanya forum pemilik tanah

bekas obyek sengketa perdata No.3/Pdt.G/2000/PN.Brebes yang fungsinya untuk

mengkoordinir pelaksanaan kegiatan-kegiatan. Pengurus dan anggota-anggotanya

adalah petani atau para pemilik tanah-tanah sengketa tersebut, selama masa

transisi ternyata tanah yang akan dieksekusi telah dikuasai atau digarap oleh pihak

lain yang bukan masuk dalam pihak penggugat yang dimenangakan, begitu juga

Page 84: PUTUSAN BEBAS DALAM TINDAK PIDANA PENIPUAN (T …fh.unsoed.ac.id/sites/default/files/bibliofile/SKRIPSI_12.pdf · Universitas Jenderal Soedirman Purwokerto, serta selaku Pembina Akademik

74

tanah sawah yang dikuasai saksi ST dan saksi KS masuk dalam objek perkar aatau

yang di eksekusi.

Peran dari terdakwa dalam hal ini sebagai kuasa menjual tanah-tanah

sawah setelah eksekusi, termasuk kuasa menjual tanah dari ahli waris J (T-6a) dan

kuasa menjual tanah dari N (T-6b) serta kuasa menjual tanah dari H.M (T-6c),

untuk menyelesaikan antara pemilik tanah yang dieksekusi dengan pihak

penggarap maka terdakwa menyarankan agar penjualan tanah eksekusi tersebut

ditawarkan terlebih dahulu kepada para penggarap yang menggarap tanah

tereksekusi tersebut.

Hari Jumat tanggal 15 Januari 2010 sekitar pukul 10.00 WIB saat saksi

KS berada dirumah telah kedatangan saksi EY bersama saksi SW dengan tujuan

menawarkan tanah sawah dengan harga murah seluas ½ (setengah) bahu dengan

harga sebesar Rp 30.000.000.- (tiga puluh juta rupiah), saksi KS tertarik untuk

membeli tanah tersebut kemudiaan menyerahkan uang muka sebesar Rp

5.000.000.- (lima juta rupiah) dan uang diterima oleh saksi SW dan setelah

dihitung lalu uang tersebut diserahkan kepada saksi EY, kemudian pada hari senin

tanggal 18 Pebruari 2010 sekitar pukul 10.00 WIB saksi SW datang kembali

kerumah saksi untuk minta tambahan uang muka pembelian tanah sawah sebesar

Rp 5.000.000.- (lima juta rupiah) dan diterima oleh saksi SW, kemudian uang

tersebut oleh saksi EY dan saksi SW diserahkan kepada terdakwa dengan

dibuatkan kwitansi masing-masing tertanggal 16 Januari 2010 dan tertanggal 18

Pebruari 2010. Semua uang muka dari saksi KS telah diserahkan kepada saksi WJ

(ahli waris dari alm J).

Page 85: PUTUSAN BEBAS DALAM TINDAK PIDANA PENIPUAN (T …fh.unsoed.ac.id/sites/default/files/bibliofile/SKRIPSI_12.pdf · Universitas Jenderal Soedirman Purwokerto, serta selaku Pembina Akademik

75

Tanggal 13 Januari 2010 sekitar pukul 10.00 WIB saksi EY dan saksi

SW datang kerumah saksi ST dengan tujuan menawarkan tanah sawah dengan

luas ½ (setengah) bahu dengan harga sebesar Rp 30.000.000.-(tiga puluh juta

rupiah) saksi ST bersedia membeli untuk menyerahkan uang muka pembelian

tanah sawah sebesar Rp 2.000.000.- kepada saksi EY dan selang 6 (enam) hari

kemudian saksi menyerahkan uang lagi sebesar Rp 1.000.000.-(satu juta rupiah)

dan saat itu diterima oleh saksi EY , kemudian uang tersebut oleh kedua saksi

tersebut diserahkan kepada terdakwa dengan dibuatkan kwitansi masing-masing

tertanggal 13 Januari 2010 dan tertanggal 19 Pebruari 2010.

Tanggal 15 Januari 2010 sekitar pukul 17.00 WIB dirumah R desa

kaliwlingi RT/RW 02/02 Kec.Brebes Kab.Brebes terdakwa dengan temannya EY

datang menawarkan tanah sawah seluas 1 (satu) bahu milik H.M dengan harga Rp

60.000.000,-(enam puluh juta rupiah) dan saat itu juga terdakwa menunjukan

tanah tersebut kemudian R Bin H.M memberikan uang muka pembayaran tanah

kepada terdakwa dalam tiga tahap sebesar Rp 27.500.000,- (dua puluh tujuh juta

lima ratus ribu rupiah) dengan bukti pembayaran uang muka berupa kwitansi

masing-masing tertanggal 15, 27 Januari 2010 dan 13 Maret 2010 yang ditanda

tangani oleh terdakwa dan EY.

Tanah yang dibeli saksi R ternyata tidak bisa dikuasai karena sudah

digarap oleh saudara S yang merupakan pihak lain yang bukan termasuk dalam

penggugat perkara perdata melawan PT. Basmal. Saksi R pun tidak mau

bertengkar dengan saudara S karena R kenal dengan saudara S, karena saudara R

tidak bisa menguasai tanah tersebut dan minta pembatalan pembelian maka

Page 86: PUTUSAN BEBAS DALAM TINDAK PIDANA PENIPUAN (T …fh.unsoed.ac.id/sites/default/files/bibliofile/SKRIPSI_12.pdf · Universitas Jenderal Soedirman Purwokerto, serta selaku Pembina Akademik

76

terdakwa pada tanggal 12 November 2012 mengembalikan uang sebesar Rp

12.500.000, (dua belas juta lima ratus ribua rupiah) dan tanggal 19 November

sebesar Rp 12.500.000,- (dua belas juta lima ratus ribua rupiah) kepada R sebagai

pembatalan jual beli yang ditandatangani R. Sisa uang milik R pada terdakwa

sebesar Rp 2.500.000,- (dua juta lima ratus ribu rupiah) diganti terdakwa dengan

tanah tambak seluas 1 Ha kepada saksi R lebih dari setahun yang lalu.

Dipersidangan saksi ST dan KS mengaku tidak pernah diberitahu

oleh saksi EY dan saksi SW tanah sawah yang saksi beli tersebut berada dimana

dan milik siapa. Sebaliknya saksi EY dan saksi SW dan terdakwa membantah

pada pokoknya bahwa tanah-tanah sawah yang mereka tawarkan kepada saksi ST

dan saksi KS di beritahu dengan jelas letak dan luas serta pemiliknya yaitu yang

ditawarkan kepada saksi ST adalah tanah milik N yang di garap oleh saksi ST,

dan yang ditawarkan kepada saksi KS adalah tanah milik almarhum J yang di

garap oleh saksi KS, dan kedua bidang tanah tersebut masuk dalam bidang tanah

yang telah di eksekusi dalam perkara antara warga masyarakat dengan PT.

Basmal.

Pokok permasalahan perkara ini adalah terdakwa selaku penerima kuasa

dari warga masyarakat yang memenangkan perkara sengketa tanah dengan PT

basmal menyuruh teman-temannya yaitu saksi EY dan saksi SW menawarkan

tanah eksekusi perkara tersebut kepada warga masyarakat yang menguasai yang

dalam perkara ini antar lain kepada saksi ST, dan saksi KS.

Berdasarkan keterangan saksi-saksi dan alat bukti yang diajukan

dipersidangan bukti kwitansi tertanggal 13 Januari 2010 yang diajukan penuntut

Page 87: PUTUSAN BEBAS DALAM TINDAK PIDANA PENIPUAN (T …fh.unsoed.ac.id/sites/default/files/bibliofile/SKRIPSI_12.pdf · Universitas Jenderal Soedirman Purwokerto, serta selaku Pembina Akademik

77

umum maka tertulis dengan jelas bahwa telah terima dari ibu SI kaliwingi uang

sejumlah dua juta rupiah untuk pembayaran uang muka tanah kaliwlingi seluas

3.500 m2 atas nama asal pemilik N dengan harga jadi Rp 30.000.000,- dengan

perjanjian akan dilunasi 3 bulan yang ditandatangani oleh MRQ.

Berdasarkan surat pernyataan bersama tanggal 1 Januari 2010 (T.12)

yang berisi atas penyerahan tanah-tanah yang bekas disewa oleh PT. Basmal

akbar. Dimana menjelaskan bahwa para penggarap termasuk saksi ST telah

diberitahu mengenai tanah garapannya tersangkut tanah eksekusi, yang mana

saksi ST dalam surat pernyataan tersebut telah membubuhkan cap jarinya dan

juga diakui dipersidangan bahwa saksi ST benar telah datang ke balai desa dan

benar telah membubuhkan cap jari pada surat pernyataan itu. Saksi KS

menerangkan bahwa dia mendapatkan garapan tanah sawah tersebut dari ibu KS

namun saat ditanya dipersidangan mengenai surat-surat pembeliannya saksi KS

jawab belum ada suratnya.

Berdasarkan uraian-uraian diatas majelis hakim berpendapat bahwa

peristiwa kedatangan saksi EY dan saksi SW ke rumah saksi ST dan saksi KS

bukan merupakan suatu peristiwa hukum yang berdiri sendiri tetapi berkaitan erat

dengan peristiwa-pristiwa hukum sebelumnya yaitu adanya pertemuan warga

masyarakat dengan kelompok orang yang menamakan diri mereka sebagai forum

yang menjembatani penyelesaian tanah yang dikuasai oleh warga masyarakat

(termasuk didalamnya saksi ST dan saksi KS) denga warga masyarakat yang

merasa memiliki tanah atas dasar putusan pengadilan dalam perkara dengan PT.

Basmal.

Page 88: PUTUSAN BEBAS DALAM TINDAK PIDANA PENIPUAN (T …fh.unsoed.ac.id/sites/default/files/bibliofile/SKRIPSI_12.pdf · Universitas Jenderal Soedirman Purwokerto, serta selaku Pembina Akademik

78

Berdasarkan uraian-uraian diatas majelis hakim berkesimpulan bahwa

ketika saksi EY dan saksi SW mendatangi rumah saksi ST dan saksi KS tersebut

sebelumnya ada pembicaraan pendahuluan mengenai tanah sawah yang

ditawarkan, yaitu untuk tanah yang ditawarkan saksi ST adalah tanah seluas ½

bahu yang saat ini sedang digarap dan dikuasai oleh saksi ST sendiri, sedangkan

yang ditawarkan kepada saksi KS adalah tanah sawah yang saat ini dikuasai oleh

saksi KS sendiri seluas ½ bahu. Dengan demikian telah terbukti menurut

hukum bahwa ketika saksi EY dan saksi SW menawarkan tanah sawah untuk

dibeli kepada saksi ST dan saksi KS maka yang disepakati dalam pembayaran

uang muka tersebut adalah untuk saksi ST adalah panjar pembayaran uang muka

untuk tanah yang saat ini dikuasainya, demikian pula untuk saksi KS adalah

panjar pembayaran uang muka untuk tanah sawah yang saat ini dikuasainya pula,

dan oleh karena itu keterangan saksi ST dan saksi KS yang menerangkan pada

pokoknya bahwa saksi EY dan saksi SW menawarkan tanah sawah yang tidak

diketahui dimana letaknya kepada saksi berdua sebagai suatu keterangan yang

tidak benar yang harus dikesampingkan.

Substansi melawan hukum surat dakwaan penuntut umum untuk

dakwaan kesatu yaitu saksi EY dan saksi SW selaku orang suruhan atau orang

kepercayaan dari terdakwa MRQ telah menawarkan tanah-tanah kepada saksi ST

dan saksi KS dan setelah saksi EY dan saksi SW menerima panjar pembayaran

harga tanah-tanah tersebut dari saksi ST dan saksi KS ternyata tanah yang

ditawarkan oleh saksi EY dan saksi SW tersebut tidak ada sama sekali. Hal

tersebut majelis hakim berpendapat bahwa sejak proses awal penawaran tanah-

Page 89: PUTUSAN BEBAS DALAM TINDAK PIDANA PENIPUAN (T …fh.unsoed.ac.id/sites/default/files/bibliofile/SKRIPSI_12.pdf · Universitas Jenderal Soedirman Purwokerto, serta selaku Pembina Akademik

79

tanah oleh saksi EY dan saksi SW kepada saksi ST dan saksi KS sampai dengan

pembayaran uang muka oleh saksi ST dan saksi KS kepada saksi EY dan saksi

SW, tidak ditemukan adanya suatu pemaksaan atau pembohongan yang dilakukan

oleh saksi EY dan saksi SW kepada kedua saksi tersbut, justru yang terjadi adalah

jual beli tanah-tanah tersebut berjalan normal, sehingga terlepas dari apa

penyebabnya sehingga saksi ST dan saksi KS tidak lagi melanjutkan transaksi

jual beli tersebut dengan cara melunasi sisa pembayarannya, dan juga tidak

menuntut pengembalian uang muka atau panjar pembayaran harga tanah adalah

karna sejak dalam tingkat penyidikan sampai dengan di persidangan ini kedua

saksi tersebut tetap menerangkan bahwa tanah yang mereka beli dari saksi

EY dan saksi SW tersebut tidak diketahui keberadaannya, namun faktanya

bahwa transaksi jual beli tanah antara saksi EY dan saksi SW dengan saksi ST dan

saksi KS objeknya jelas yaitu tanah-tanah sawah yang saat ini dikuasai oleh saksi

ST dan saksi KS.

Majelis hakim berpendapat bahwa ketika saksi EY dan saksi SW

menawarkan tanah-tanah kepada saksi ST dan saksi KS dan kemudian saksi EY

dan saksi SW menerima panjar pembayaran uang muka harga tanah dari kedua

saksi tersebut saat itu tidak terjadi suatu perbuatan melawan hukum yang

dilakukan oleh saksi EY dan saksi SW sehingga menurut hukum tidak ada unsur

melawan hukum yang dilakukan terdakwa bersama-sama dengan saksi EY dan

saksi SW.

Berdasarkan fakta-fakta tersebut diatas yaitu ketika terdakwa

bersama saksi EY menawarkan tanah sawah seluas ½ (setengah) bahu kepada

Page 90: PUTUSAN BEBAS DALAM TINDAK PIDANA PENIPUAN (T …fh.unsoed.ac.id/sites/default/files/bibliofile/SKRIPSI_12.pdf · Universitas Jenderal Soedirman Purwokerto, serta selaku Pembina Akademik

80

saksi R disebutkan oleh terdakwa bahwa tanah tersebut milik H.M dan terdakwa

mendapat kuasa dari H.M untuk menjual tanah tersebut dan saksi R juga

menerangkan sebelum jual beli terjadi ia telah bertemu dengan H.M dan H.M

menunjukan letak tanahnya yang akan dijual tersebut sehingga dengan demikian

majelis hakim berpendapat bahwa dalam transaksi jual beli tanah antara terdakwa

dengan saksi R objeknya jelas yaitu tanah yang diakui miliknya H.M.

Faktanya dalam transaksi jual beli tanah antara terdakwa dengan saksi R

tersebut terdakwa telah memperoleh uang muka dari saksi R yaitu sebesar Rp

27.500.000,- (dua puluh juta limaratus ribu rupiah) namun ternyata saksi R tidak

dapat menguasai tanah yang dibelinya itu karena telah diserobot orang lain

bernama S sehingga terdakwa mengembalikan uang muka tersebut kepada saksi

R sebesar Rp 25.000.000,-(dua puluh lima juta rupiah) dan 1 hektar tanah tambak

untuk dikelola oleh saksi R yang sudah berlangsung 1 (satu) tahun ini.

Berdasarkan uaraian diatas majelis hakim berpendapat bahwa dalam

transaksi jual beli tanah antara terdakwa dengan saksi R objek jual belinya jelas

dan penjualan tanah tersebut berlangsung normal tanpa ada paksaan atau

pembohongan sehingga kemudian tanah yang dijual tersebut tidak jadi dikuasai

oleh pembeli (saksi R) karena diserobot oleh orang yang bernam S hal tersebut

terjadi diluar kemampuan terdakwa karena terdakwa bukan pemilik tanah yang

dijual tetapi hanya penerima kuasa dari penjual dan lagi pula terdakwa tetap

mengembalikan uang panjar hingga sisa Rp 2.500.000,-(dua juta lima ratus ribu

rupiah) bahkan terdakwa telah menyerahkan tanah tambak seluas 1 (satu) hektar

untuk dikelola oleh saksi R kurang lebih 1(satu) tahun ini sehingga majelis hakim

Page 91: PUTUSAN BEBAS DALAM TINDAK PIDANA PENIPUAN (T …fh.unsoed.ac.id/sites/default/files/bibliofile/SKRIPSI_12.pdf · Universitas Jenderal Soedirman Purwokerto, serta selaku Pembina Akademik

81

menyimpulkan bahwa dalam transaksi jual beli tanah antara terdakwa sebagai

kuasa dari penjual dengan saksi R sebagai pembeli tidak ditemukan adanya unsur

melawan hukum yang dilakukan oleh terdakwa. Dengan demikian unsur melawan

hukum dalam unsur ini tidak terbukti, maka unsur lain dari Pasal 378 KUHP

tidak perlu dibuktikan lagi.

Hakim menyatakan bahwa Terdakwa harus dibebaskan dari Dakwaan

Kesatu; bahwa karena dakwaan kesatu tidak terbukti maka Majelis Hakim akan

mempertimbangkan dakwaan kedua melanggar Pasal 372 KUHP jo pasal 55 (1)

ke 1 KUHP yang unsur-unsurnya adalah sebagai berikut :

1. Barang siapa

2. Dengan sengaja dan dengan melawan hukum memiliki barang yang sama

sekali atau sebagian kepunyaan orang lain;

3. Barang itu ada padanya bukan karena kejahatan;

4. Bersama-sama melakukan, menyuruh lakukan atau turut serta melakukan;

Unsur “barang siapa” adalah orang atau manusia selaku subject hukum

yang mampu bertanggung jawab atas perbuatannya, dalam hal ini adalah terdakwa

manusia yang normal yang tidak menderita kelainan jiwa sehingga mampu

mempertanggungjawabkan perbuatannya apabila dikaitkan dengan sehingga

mampu mempertanggungjawabkan perbuatannya apabila dikaitkan dengan fakta-

fakta yang terdapat dalam persidangan. Terdakwa dalam hal ini adalah MRQ.

Oleh karena itu unsur “barang siapa” telah terpenuhi.

Unsur “dengan sengaja dan dengan melawan hukum memiliki

barang yang sama sekali atau sebagian kepunyaan orang lain”. Majelis hakim

Page 92: PUTUSAN BEBAS DALAM TINDAK PIDANA PENIPUAN (T …fh.unsoed.ac.id/sites/default/files/bibliofile/SKRIPSI_12.pdf · Universitas Jenderal Soedirman Purwokerto, serta selaku Pembina Akademik

82

berkesimpulan bahwa unsur melawan hukum dalam dakwaan ini mempunyai

pengertian yang sama dengan sub unsur melawan hukum dalam dakwaan

pertama, sebagaimana telah dipertimbangkan diatas, dengan mengambil alih

pertimbangan diatas maka unsur ini tidak perlu dipertimbangkan kembali. Maka

dengan demikian unsur melawan hukum dalam dakwaan ini juga tidak terpenuhi.

Seluruh dakwaan tidak terbukti secara sah dan meyakinkan sebagaimana

yang didakwakan, maka terdakwa MRQ haruslah dibebaskan. Oleh karena

terdakwa MRQ dibebaskan dari tahanan maka terdakwa MRQ harus dipulihkan

dalam kemampuan, kedudukan, harkat serta martabatnya dalam keadaan semula

atau rehabilitasi.

Terhadap barang bukti berupa 2 lembar kwitansi tertanggal 13 dan 19

Januari 2010 pemilik saksi ST binti T, 2 lembar kwitansi tertanggal 16 Januari

2010 dan 18 Febuari 2010 pemilik saksi KS Bin S dan 3 lembar kwitansi

tertanggal 15, 27 januari 2010 dan tanggal 13 maret 2010 pemilik saksi R maka

sudah sepatutnya dikembalikan kepada pemiliknya. Oleh karena

terdakwa MRQ dibebaskan dari seluruh dakwaan maka biaya perkara

dibebankan kepada Negara.

Mengingat ketentuan Pasal 378 jo Pasal 55 ayat (1) ke-1 KUHP, Pasal

372 KUHP jo Pasal 55 ayat (1) ke 1 KUHP, Pasal 191 ayat (1 dan 2) dan Pasal

199 KUHAP serta peraturan perundang-undangan yang berkaitan dengan perkara

ini.

Page 93: PUTUSAN BEBAS DALAM TINDAK PIDANA PENIPUAN (T …fh.unsoed.ac.id/sites/default/files/bibliofile/SKRIPSI_12.pdf · Universitas Jenderal Soedirman Purwokerto, serta selaku Pembina Akademik

83

b) Amar Putusan Pengadilan Negeri

MENGADILI

1. Menyatakan terdakwa MRQ tidak terbukti secara sah dan meyakinkan

bersalah melakukan tindak pidana sebagaimana yang didakwakan dalam

dakwaan kesatu dan dakwaan kedua Surat Dakwaan Penuntut Umum;

2. Membebaskan terdakwa MRQ oleh karena itu dari seluruh dakwaan

Penuntut Umum;

3. Memerintahkan terdakwa dibebaskan dari tahanan;

4. Memulihkan harkat, martabat dan kemampuan Terdakwa dalam keadaan

semula;

5. Menyatakan barang bukti berupa :

a. 2 lembar kwitansi kwitansi tertanggal 13 dan 19 Januari 2010 pemilik

saksi ST;

b. 2 lembar kwitansi tertanggal 16 Januari 2010 dan 18 Februari 2010

pemilik saksi KS dan 3 lembar kwitansi tertanggal 15, 27 Januari 2010

dan tanggal 13 maret 2010 pemilik saksi R terlampir dikembalikan

kepada masing-masing pemiliknya;

6. Membebankan biaya perkara kepada Negara;

B. Pembahasan

1. Pertimbangan Hukum Hakim dalam Menjatuhkan Putusan Bebas pada

Perkara Nomor 6/Pid.B/2013/PN.Brebes

Putusan bebas atau disebut Vrijspraak juga diatur dalam Pasal 191 ayat

(1) KUHAP yang merumuskan bahwa:

Page 94: PUTUSAN BEBAS DALAM TINDAK PIDANA PENIPUAN (T …fh.unsoed.ac.id/sites/default/files/bibliofile/SKRIPSI_12.pdf · Universitas Jenderal Soedirman Purwokerto, serta selaku Pembina Akademik

84

“Jika pengadilan berpendapat bahwa dari hasil pemeriksaan di sidang,kesalahan terdakwa atas perbuatan yang didakwakan kepadanya tidakterbukti secara sah dan meyakinkan, maka terdakwa dakwa diputusbebas”.

M. Yahya Harahap,55 berpendapat mengenai putusan bebas bahwa:

“Putusan bebas, berarti terdakwa dijatuhi putusan bebas atau dinyatakanbebas dari tuntutan hukum (vrijspraak)”.

Vrijspraak adalah salah satu dari beberapa putusan hakim yang berisi

pembebasan terdakwa dari segala tuduhan, manakala perbuatan terdakwa

dianggap tidak terbukti secara sah dan meyakinkan.56 Jadi putusan hakim yang

mengandung suatu pembebasan terdakwa karena peristiwa-peristika yang

disebutkan dalam surat dakwaan, setelah diadakan perubahan atau penambahan

selama persidanagan, bila ada sebagian atau seluruh dinyatakan oleh hakim yang

memeriksa dan mengadili perkara yang bersangkutan dianggap tidak terbukti.57

Inti dari putusan bebas adalah terdakwa tidak terbukti secara sah dan

meyakinkan bersalah telah melakukan tindak pidana yang didakwakan kepadanya.

Putusan perkara Nomor 6/Pid.B/2013/PN.Brebes, terdakwa didakwa dengan

dakwaan alternatif yaitu dakwaan kesatu Pasal 378 KUHP jo Pasal 55 (1) ke-1

KUHP (penipuan); atau dakwaan kedua Pasal 372 KUHP jo Pasal 55 (1) ke-

1 KUHP (penggelapan).

Kejahatan Penipuan atau Bedrog itu diatur di dalam Buku ke II Bab ke

XXV Kitab Undang-Undang Hukum Pidana dari Pasal 378 sampai dengan Pasal

55 M Yahya Harahap, Op. Cit., hlm. 347.

56 Djoko Prakoso, Op. Cit., hlm. 270.

57 Ibid.

Page 95: PUTUSAN BEBAS DALAM TINDAK PIDANA PENIPUAN (T …fh.unsoed.ac.id/sites/default/files/bibliofile/SKRIPSI_12.pdf · Universitas Jenderal Soedirman Purwokerto, serta selaku Pembina Akademik

85

395.58 Titel XXV Buku II KUHP berjudul “Bedrog” yang berarti penipuan dalam

arti luas, sedangkan pasal pertama dari title itu, yaitu Pasal 378 KUHP, mengenai

tindak pidana oplichting yang berarti juga penipuan tetapi dalam arti sempit,

sedangkan pasal-pasal lain dari titel tersebut memuat tindak pidana lain yang

bersifat penipuan dalam arti luas.59

Menurut M. Sudradjat Bassar,60 penipuan adalah suatu bentuk dari

berkicau. Sifat umum dari perbuatan berkicau itu adalah bahwa orang dibuat

keliru dan oleh karena itu ia rela menyerahkan barangnya atau uangnya.

Kejahatan penipuan ini di dalam bentuknya yang pokok diatur di dalam

Pasal 378 KUHP sebagai berikut :

“Barang siapa dengan maksud untuk menguntungkan diri sendiri atauorang lain secara melawan hukum dengan memakai nama palsu ataumartabat (hoedanigheid) palsu; dengan tipu muslihat, ataupunrangkaian kebohongan, menggerakkan orang lain untuk menyerahkanbarang sesuatu kepadanya, atau supaya memberi hutang maupunmenghapuskan piutang, diancam, karena penipuan, dengan pidanapenjara paling lama empat tahun”.

Dari rumusan undang-undang Pasal 378 KUHP tersebut di peroleh

sejumlah unsur-unsur yang dapat kita bagi menjadi :61

1) Unsur-unsur Subjektif pada Pasal 378 KUHP tersebut, yaitu :a. Dengan maksud atau met het oogmerk ;b. Untuk menguntungkan diri sendiri atau orang lain atau om zich of

een ander wederrechtelijk te beroordelen ;

58 P. A. F. Lamintang dan C. Djisman Samosir, Op. Cit., hlm. 174.

59 Wiryono Prodjodikoro, Op. Cit., hlm. 36.

60 M. Sudradjat Bassar, Op. Cit., hlm. 80.

61 P. A. F. Lamintang dan C. Djisman Samosir. Op. Cit., hlm. 174.

Page 96: PUTUSAN BEBAS DALAM TINDAK PIDANA PENIPUAN (T …fh.unsoed.ac.id/sites/default/files/bibliofile/SKRIPSI_12.pdf · Universitas Jenderal Soedirman Purwokerto, serta selaku Pembina Akademik

86

c. Secara melawan hukum atau wederechtelijk ;2) Unsur-unsur Objektif pada Pasal 378 KUHP tersebut, yaitu;

a. Menggerakkan atau bewegen ;b. Orang lain atau iemand ;c. Untuk menyerahkan suatu benda atau tot de afgifte van eenig goed;d. Untuk mengadakan perjanjian hutang atau tot het aangaan von eene

schuld ;e. Untuk meniadakan suatu piutang atau het tenietdoen van eene

inschuld.Unsur “barang siapa” adalah orang atau manusia selaku subject hukum

yang mampu bertanggung jawab atas perbuatannya, dalam hal ini adalah terdakwa

manusia yang normal yang tidak menderita kelainan jiwa sehingga mampu

mempertanggungjawabkan perbuatannya apabila dikaitkan dengan sehingga

mampu mempertanggungjawabkan perbuatannya apabila dikaitkan dengan fakta-

fakta yang terdapat dalam persidangan. Terdakwa dalam hal ini adalah MRQ.

Oleh karena itu unsur “barang siapa” telah terpenuhi.

Unsur “dengan maksud untuk menguntungkan diri sendiri atau orang

lain secara melawan hukum, memakai nama palsu atau martabat palsu,

dengan tipu muslihat atau rangkaian kebohongan”, unsur ini merupakan unsur

subjektif yang melekat pada sikap batin terdakwa dalam melakukan perbuatannya.

Unsur “dengan maksud” tidak berbeda artinya dengan tujuan (doel) atau

kesalahan sebagai maksud (opzet alias oogmerk)atau kesengajaan dalam arti

sempit. Menurut penjelasan (memorie van toelichting) yang dimaksud dengan

kesengajaan adalah “menghendaki dan menginsyafi” terjadinya suatu tindakan

beserta akibatnya (willens en wettens veroorzaken van een gevold), artinya

seseorang yang melakukan suatu tindakan dengan sengaja harus menghendaki dan

Page 97: PUTUSAN BEBAS DALAM TINDAK PIDANA PENIPUAN (T …fh.unsoed.ac.id/sites/default/files/bibliofile/SKRIPSI_12.pdf · Universitas Jenderal Soedirman Purwokerto, serta selaku Pembina Akademik

87

menginsyafi tindakan tersebut dan/atau akibatnya. Dalam doktrin dan praktek

peradilan, dikenal 3 (tiga) bentuk kesengajaan, yaitu:

1). Kesengajaan sebagai maksud (oorgmerk);

2). Kesengajaan dengan kesadaran kepastian atau keharusan (opzet bij

zekerheids of noodzakelijkheids bewustzijn);

3). Kesengajaan dengan kesadaran kemungkinan (dolus eventualis);

Apabila dihubungkan dengan unsur dengan maksud maka hal tersebut

relevan dengan kesengajaan sebagai maksud (oorgmerk) artinya bahwa terjadinya

suatu tindakan atau akibat tertentu adalah betul-betul sebagai perwujudan dari

kesadaran dan pengetahuan dari pelaku.

Unsur “secara melawan hukum” dalam unsur ini mencakup perbuatan-

perbuatan melawan hukum dalam arti formil maupun dalam arti materiil, yakni

meskipun perbuatan tersebut tidak diatur dalam peraturan perundang-undangan

namun apabila perbuatan tersebut dianggap tercela yang menurut perasaan

keadilan masyarakat harus dituntut dan dipidana karena tidak sesuai dengan rasa

keadilan atau norma-norma kehidupan sosial dalam masyarakat. Pengertian umum

istilah melawan hukum sebagai terjemahan wederrechtelijk dalam kepustakaan

hukum dikenal tiga pengertian yang berdiri sendiri yaitu:

a) Bertentangan dengan hukum (in strijd met het objectieve recht);

b) Bertentangan dengan hak orang lain (in strijd met het subjectieve rechtvan een ander); atau

c) Tanpa hak sendiri (zonder eigen recht); (Noyon–Langenmeijer=HetWetboek van Straafrecht 1954, halaman 12).

Page 98: PUTUSAN BEBAS DALAM TINDAK PIDANA PENIPUAN (T …fh.unsoed.ac.id/sites/default/files/bibliofile/SKRIPSI_12.pdf · Universitas Jenderal Soedirman Purwokerto, serta selaku Pembina Akademik

88

Pokok permasalahan perkara ini adalah terdakwa selaku penerima kuasa

dari warga masyarakat yang memenangkan perkara sengketa tanah dengan PT

Basmal menyuruh teman-temannya yaitu saksi EY dan saksi SW menawarkan

tanah eksekusi perkara tersebut kepada warga masyarakat yang menguasai yang

dalam perkara ini antar lain kepada saksi ST, dan saksi KS.

Berdasarkan keterangan saksi-saksi dan alat bukti yang diajukan

dipersidangan bukti kwitansi tertanggal 13 Januari 2010 yang diajukan penuntut

umum maka tertulis dengan jelas bahwa telah terima dari ibu SI kaliwingi uang

sejumlah Rp 2.000.000,- (dua juta rupiah) untuk pembayaran uang muka tanah

kaliwlingi seluas 3.500 m2 atas nama asal pemilik N dengan harga jadi Rp

30.000.000,- dengan perjanjian akan dilunasi 3 bulan yang ditandatangani oleh

MRQ.

Berdasarkan surat pernyataan bersama tanggal 1 Januari 2010 (T.12)

yang berisi atas penyerahan tanah-tanah yang bekas disewa oleh PT. Basmal

akbar. Dimana menjelaskan bahwa para penggarap termasuk saksi ST telah

diberitahu mengenai tanah garapannya tersangkut tanah eksekusi, yang mana

saksi ST dalam surat pernyataan tersebut telah membubuhkan cap jarinya dan

juga diakui dipersidangan bahwa saksi ST benar telah datang ke balai desa dan

benar telah membubuhkan cap jari pada surat pernyataan itu. Saksi KS

menerangkan bahwa dia mendapatkan garapan tanah sawah tersebut dari ibu K

namun saat ditanya dipersidangan mengenai surat-surat pembeliannya saksi KS

jawab belum ada suratnya.

Page 99: PUTUSAN BEBAS DALAM TINDAK PIDANA PENIPUAN (T …fh.unsoed.ac.id/sites/default/files/bibliofile/SKRIPSI_12.pdf · Universitas Jenderal Soedirman Purwokerto, serta selaku Pembina Akademik

89

Berdasarkan uraian-uraian diatas majelis hakim berpendapat bahwa

peristiwa kedatangan saksi EY dan saksi SW ke rumah saksi ST dan saksi KS

bukan merupakan suatu peristiwa hukum yang berdiri sendiri tetapi berkaitan erat

dengan peristiwa-pristiwa hukum sebelumnya yaitu adanya pertemuan warga

masyarakat dengan kelompok orang yang menamakan diri mereka sebagai forum

yang menjembatani penyelesaian tanah yang dikuasai oleh warga masyarakat

(termasuk didalamnya saksi ST dan saksi KS) dengan warga masyarakat yang

merasa memiliki tanah atas dasar putusan pengadilan dalam perkara dengan PT.

Basmal.

Berdasarkan uraian-uraian diatas majelis hakim berkesimpulan bahwa

ketika saksi EY dan saksi SW mendatangi rumah saksi ST dan saksi KS tersebut

sebelumnya ada pembicaraan pendahuluan mengenai tanah sawah yang

ditawarkan, yaitu untuk tanah yang ditawarkan saksi ST adalah tanah seluas ½

bahu yang saat ini sedang digarap dan dikuasai oleh saksi ST sendiri, sedangkan

yang ditawarkan kepada saksi KS adalah tanah sawah yang saat ini dikuasai oleh

saksi KS sendiri seluas ½ bahu.

Dengan demikian telah terbukti menurut hukum bahwa ketika saksi

EY dan saksi SW menawarkan tanah sawah untuk dibeli kepada saksi ST dan

saksi KS maka yang disepakati dalam pembayaran uang muka tersebut adalah

untuk saksi ST adalah panjar pembayaran uang muka untuk tanah yang saat ini

dikuasainya, demikian pula untuk saksi KS adalah panjar pembayaran uang muka

untuk tanah sawah yang saat ini dikuasainya pula, dan oleh karena itu keterangan

saksi ST dan saksi KS yang menerangkan pada pokoknya bahwa saksi EY dan

Page 100: PUTUSAN BEBAS DALAM TINDAK PIDANA PENIPUAN (T …fh.unsoed.ac.id/sites/default/files/bibliofile/SKRIPSI_12.pdf · Universitas Jenderal Soedirman Purwokerto, serta selaku Pembina Akademik

90

saksi SW menawarkan tanah sawah yang tidak diketahui dimana letaknya kepada

saksi berdua sebagai suatu keterangan yang tidak benar yang harus

dikesampingkan.

Substansi melawan hukum surat dakwaan penuntut umum untuk

dakwaan kesatu yaitu saksi EY dan saksi SW selaku orang suruhan atau orang

kepercayaan dari terdakwa MRQ telah menawarkan tanah-tanah kepada saksi ST

dan saksi KS dan setelah saksi EY dan saksi SW menerima panjar pembayaran

harga tanah-tanah tersebut dari saksi ST dan saksi KS ternyata tanah yang

ditawarkan oleh saksi EY dan saksi SW tersebut tidak ada sama sekali. Hal

tersebut majelis hakim berpendapat bahwa sejak proses awal penawaran tanah-

tanah oleh saksi EY dan saksi SW kepada saksi ST dan saksi KS sampai dengan

pembayaran uang muka oleh saksi ST dan saksi KS kepada saksi EY dan saksi

SW, tidak ditemukan adanya suatu pemaksaan atau pembohongan yang dilakukan

oleh saksi EY dan saksi SW kepada kedua saksi tersbut, justru yang terjadi adalah

jual beli tanah-tanah tersebut berjalan normal, sehingga terlepas dari apa

penyebabnya sehingga saksi ST dan saksi KS tidak lagi melanjutkan transaksi

jual beli tersebut dengan cara melunasi sisa pembayarannya, dan juga tidak

menuntut pengembalian uang muka atau panjar pembayaran harga tanah adalah

karena sejak dalam tingkat penyidikan sampai dengan di persidangan ini kedua

saksi tersebut tetap menerangkan bahwa tanah yang mereka beli dari saksi

EY dan saksi SW tersebut tidak diketahui keberadaannya, namun faktanya

bahwa transaksi jual beli tanah antara saksi EY dan saksi SW dengan saksi ST dan

Page 101: PUTUSAN BEBAS DALAM TINDAK PIDANA PENIPUAN (T …fh.unsoed.ac.id/sites/default/files/bibliofile/SKRIPSI_12.pdf · Universitas Jenderal Soedirman Purwokerto, serta selaku Pembina Akademik

91

saksi KS objeknya jelas yaitu tanah-tanah sawah yang saat ini dikuasai oleh saksi

ST dan saksi KS.

Majelis hakim berpendapat bahwa ketika saksi EY dan saksi SW

menawarkan tanah-tanah kepada saksi ST dan saksi KS dan kemudian saksi EY

dan saksi SW menerima panjar pembayaran uang muka harga tanah dari kedua

saksi tersebut saat itu tidak terjadi suatu perbuatan melawan hukum yang

dilakukan oleh saksi EY dan saksi SW sehingga menurut hukum tidak ada unsur

melawan hukum yang dilakukan terdakwa bersama-sama dengan saksi EY dan

saksi SW.

Berdasarkan fakta-fakta tersebut diatas yaitu ketika terdakwa

bersama saksi EY menawarkan tanah sawah seluas ½ (setengah) bahu kepada

saksi R disebutkan oleh terdakwa bahwa tanah tersebut milik H.M dan

terdakwa mendapat kuasa dari H.M untuk menjual tanah tersebutdan saksi R

juga menerangkan sebelum jual beli terjadi ia telah bertemu dengan H.M dan H.M

menunjukan letak tanahnya yang akan dijual tersebut sehingga dengan demikian

majelis hakim berpendapat bahwa dalam transaksi jual beli tanah antara

terdakwa dengan saksi R objeknya jelas yaitu tanah yang diakui miliknya

H.M.

Faktanya dalam transaksi jual beli tanah antara terdakwa dengan saksi R

tersebut terdakwa telah memperoleh uang muka dari saksi R yaitu sebesar Rp

27.500.000,- (dua puluh juta limaratus ribu rupiah) namun ternyata saksi R tidak

dapat menguasai tanah yang dibelinya itu karena telah diserobot orang lain

bernama S sehingga terdakwa mengembalikan uang muka tersebut kepada saksi

Page 102: PUTUSAN BEBAS DALAM TINDAK PIDANA PENIPUAN (T …fh.unsoed.ac.id/sites/default/files/bibliofile/SKRIPSI_12.pdf · Universitas Jenderal Soedirman Purwokerto, serta selaku Pembina Akademik

92

R sebesar Rp 25.000.000,-(dua puluh lima juta rupiah) dan 1 hektar tanah tambak

untuk dikelola oleh saksi R yang sudah berlangsung 1 (satu) tahun ini.

Berdasarkan uaraian diatas majelis hakim berpendapat bahwa dalam

transaksi jual beli tanah antara terdakwa dengan saksi R objek jual belinya jelas

dan penjualan tanah tersebut berlangsung normal tanpa ada paksaan atau

pembohongan sehingga kemudian tanah yang dijual tersebut tidak jadi dikuasai

oleh pembeli (saksi R) karena diserobot oleh orang yang bernam S hal tersebut

terjadi diluar kemampuan terdakwa karena terdakwa bukan pemilik tanah yang

dijual tetapi hanya penerima kuasa dari penjual dan lagi pula terdakwa tetap

mengembalikan uang panjar hingga sisa Rp 2.500.000,-(dua juta lima ratus ribu

rupiah) bahkan terdakwa telah menyerahkan tanah tambak seluas 1 (satu) hektar

untuk dikelola oleh saksi R kurang lebih 1(satu) tahun ini sehingga majelis

hakim menyimpulkan bahwa dalam transaksi jual beli tanah antara terdakwa

sebagi kuasa dari penjual dengan saksi R sebagai pembeli tidak ditemukan adanya

unsur melawan hukum yang dilakukan oleh terdakwa. Dengan demikian unsur

melawan hukum dalam unsur ini tidak terbukti, maka unsur lain dari Pasal 378

KUHP tidak perlu dibuktikan lagi.

Tindak pidana penggelapan atau verduistering diatur dalam Pasal 372

KUHP dari title XXIV Buku II KUHP yang merumuskan bahwa:

“Barang siapa dengan sengaja dan melawan hukum mengaku sebagaimilik sendiri (zich toeeigenen) barang sesuatu yang seluruhnya atausebagian adalah kepunyaan orang lain, tetapi yang ada dalamkekuasaannya bukan karena kejahatan, diancam, karena penggelapan,dengan pidana penjara paling lama empat tahun atau denda palingbanyak enam puluh rupiah”.

Page 103: PUTUSAN BEBAS DALAM TINDAK PIDANA PENIPUAN (T …fh.unsoed.ac.id/sites/default/files/bibliofile/SKRIPSI_12.pdf · Universitas Jenderal Soedirman Purwokerto, serta selaku Pembina Akademik

93

Dari rumusan Pasal 372 KUHP tersebut kita peroleh sejumlah unsur-

unsur yang dapat di bagi menjadi.

1) Dengan sengaja dan melawan hukum;

2) Memiliki barang sesuatu yang seluruhnya atau sebagian adalah kepunyaan

orang lain;

3) Yang ada dalam kekuasaannya bukan karena kejahatan;

Unsur pokok dari penggelapan yang membedakan dari tindak pidana

lainnya mengenai kekayaan orang adalah unsur ke-3 yaitu barang harus ada di

bawah kekuasaan si pelaku dengan cara lain daripada dengan melakukan

kejahatan. Dasar pokok dari tindak pidana penggelapan ialah bahwa si pelaku

mengecewakan kepercayakan yang diberikan atau dapat dianggap diberikan

kepadanya oleh pemilik barang.62

Unsur “barang siapa” adalah orang atau manusia selaku subject hukum

yang mampu bertanggung jawab atas perbuatannya, dalam hal ini adalah terdakwa

manusia yang normal yang tidak menderita kelainan jiwa sehingga mampu

mempertanggungjawabkan perbuatannya apabila dikaitkan dengan sehingga

mampu mempertanggungjawabkan perbuatannya apabila dikaitkan dengan fakta-

fakta yang terdapat dalam persidangan. Terdakwa dalam hal ini adalah MRQ.

Oleh karena itu unsur “barang siapa” telah terpenuhi.

Unsur “dengan sengaja dan dengan melawan hukum memiliki

barang yang sama sekali atau sebagian kepunyaan orang lain”. Majelis hakim

62 M. Sudrajat Bassar, Op.Cit., 1986, hlm. 78.

Page 104: PUTUSAN BEBAS DALAM TINDAK PIDANA PENIPUAN (T …fh.unsoed.ac.id/sites/default/files/bibliofile/SKRIPSI_12.pdf · Universitas Jenderal Soedirman Purwokerto, serta selaku Pembina Akademik

94

berkesimpulan bahwa unsur melawan hukum dalam dakwaan ini mempunyai

pengertian yang sama dengan sub unsur melawan hukum dalam dakwaan

pertama, sebagaimana telah dipertimbangkan diatas, dengan mengambil alih

pertimbangan diatas maka unsur ini tidak perlu dipertimbangkan kembali. Maka

dengan demikian unsur melawan hukum dalam dakwaan ini juga tidak terpenuhi.

Berdasarkan pertimbangan-pertimbangan hukum hakim tersebut,

terdakwa dijatuhkan putusan bebas sesuai dengan Pasal 191 ayat (1) KUHAP. hal

ini sesuai dengan pendapat M. Yahya Harahap,63 mengenai putusan bebas dapat

ditinjau dari beberapa segi yaitu:

1).Kesalahan yang didakwakan kepada terdakwa tidak terbukti secara sahdan meyakinkan. Semua alat bukti yang diajukan di persidangan baikberupa keterangan saksi, keterangan ahli, surat, dan petunjuk, sertapengakuan terdakwa sendiri tidak dapat membuktikan kesalahan yangdidakwakan kepada terdakwa. Artinya perbuatan yang didakwakankepada terdakwa tidak terbukti secara sah dan meyakinkan, karenamenurut penilaian hakim semua alat bukti yang diajukan tidak cukupatau tidak memadai, atau;

2).Pembuktikan kesalahan yang didakwakan tidak memenuhi batasminimum pembuktian. Misalnya, alat bukti yang diajukan hanya satuorang saksi. Dalam hal ini, selain tidak memenuhi batas minimumpembuktian juga bertentanagan dengan Pasal 185 ayat (2) KUHAP yangmenegaskan unnus testis nullus testis atau satu orang saksi bukan saksi;

3).Putusan bebas disini bisa juga didasarkan atas penilaian, kesalahan yangterbukti itu tidak didukung oleh keyakinan hakim jadi sekalipun secaraformal kesalahan terdakwa dapat dinilai cukup terbukti, namun nilaipembuktian yang cukup ini akan lumpuh apabila tidak didukung olehkeyakinan hakim. Dalam keadaan penilaian seperti ini, putusan yangakan dijatuhkan pengadilan adalah membebaskan terdakwa dari tuntutanhukum.64

63 M. yahya Harahap, Loc. Cit.

64 Ibid., hlm. 348.

Page 105: PUTUSAN BEBAS DALAM TINDAK PIDANA PENIPUAN (T …fh.unsoed.ac.id/sites/default/files/bibliofile/SKRIPSI_12.pdf · Universitas Jenderal Soedirman Purwokerto, serta selaku Pembina Akademik

95

Majelis hakim dalam pembuktian perkara ini telah sesuai dengan sistem

pembuktian berdasarkan Undang-Undang secara negatif (negative wettelijk) yang

merupakan sistem pembuktian dalam KUHAP.65 Maksud dari sistem pembuktian

ini adalah teori antara sistem pembuktian menurut undang-undang secara positif

dengan sistem pembuktian menurut keyakinan hakim (Conviction-in time). Sistem

ini, terdakwa baru dapat dinyatakan bersalah apabila kesalahan yang didakwakan

kepadanya dapat dibuktikan dengan cara dan alat-alat bukti yang ditentukan oleh

undang-undang, serta dibarengi dengan keyakinan hakim.66

Pasal 183 KUHAP yang mengatur tentang sistem pembuktian

negative wettelijk menyatakan bahwa:

“Hakim tidak boleh menjatuhkan pidana kepada seorang kecualiapabila dengan sekurang-kurangnya dua alat bukti yang sah iamemperoleh keyakinan bahwa suatu tindak pidana benar-benarterjadi dan bahwa terdakwalah yang bersalah melakukannya”.

Menurut Martiman Prodjohamidjojo,67 Pasal 183 KUHAP mengandung;

1. Sekurang-kurangnya dua alat bukti yang sah2. Dasar-dasar alat bukti yang sah itu keyakinan hakim, yakni bahwa :

a. Tidak terjadi;b. Terdakwa telah bersalah.

Alat bukti dalam perkara ini yaitu keterangan beberapa saksi (10 orang)

dalam perkara ini, keterangan terdakwa, serta barang bukti berupa 2 lembar

kwitansi. Kwitansi tertanggal 13 dan 19 Januari 2010 pemilik saksi ST, 2 lembar

65 Ibid., hlm. 132.

66 Ibid., hlm. 278.

67 Martiman Prodjohamidjojo, Op. Cit., hlm. 12.

Page 106: PUTUSAN BEBAS DALAM TINDAK PIDANA PENIPUAN (T …fh.unsoed.ac.id/sites/default/files/bibliofile/SKRIPSI_12.pdf · Universitas Jenderal Soedirman Purwokerto, serta selaku Pembina Akademik

96

kwitansi tertanggal 16 Januari 2010 dan 18 Febuari 2010 pemilik saksi KS dan 3

lembar kwitansi tertanggal 15,27 Januari 2010 dan tanggal 13 Maret 2010

pemilik saksi R Bin H.M.

Hal ini telah sesuai dengan alat bukti yang sah yang diatur dalam Pasal

184 ayat (1) KUHAP, yang menyatakan bahwa:

Alat bukti yang sah ialah:a. Keterangan saksi;b. Keterangan ahli;c. Surat;d. Petunjuk;e. Keterangan terdakwa;

Terdakwa dalam perkara ini diputus bebas, karena majelis hakim

menjatuhkan putusan berdasarkan fakta-fakta yang terungkap di persidanagan

dengan memeriksa beberapa alat bukti dan hakim berkeyakinan bahwa penjualan

tanah antara terdakwa selaku kuasa pemilik tanah (penjual) dengan saksi ST,

saksi KS dan saksi R tersebut berlangsung normal tanpa ada paksaan atau

pembohongan serta tidak mengalihkan hak kepemilikan atas tanah-tanah sawah

kepada terdakwa baik sebelum maupun sesudah transaksi jual beli tanah dan

objek tanah sudah jelas diketahui oleh pada korban.

2. Akibat Hukum Dijatuhkannya Putusan Bebas bagi Terdakwa pada

Perkara Nomor 6/Pid.B/2013/PN.Brebes

Majelis hakim dalam amar putusannya menyebutkan “memerintahkan

terdakwa dibebaskan dari tahanan”. Hal ini telah sesuai dengan Pasal 191 ayat (3)

KUHAP yang menyatakan bahwa:

Page 107: PUTUSAN BEBAS DALAM TINDAK PIDANA PENIPUAN (T …fh.unsoed.ac.id/sites/default/files/bibliofile/SKRIPSI_12.pdf · Universitas Jenderal Soedirman Purwokerto, serta selaku Pembina Akademik

97

“Dalam hal sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) dan ayat (2), terdakwayang ada dalam status tahanan diperintahkan untuk dibebaskan seketikaitu juga kecuali karena ada alasan lain yang sah terdakwa perlu ditahan”.

Berdasarkan Surat Edaran Mahkamah Agung Nomor 5 tahun 2001

tentang Pembuatan Ringkasan Putusan Terhadap Perkara Pidana yang

Terdakwannya Diputus Bebas atau Dilepas Dari Segala Tuntutan, menyatakan

bahwa:

“Terhadap perkara pidana yang terdakwanya ditahan dan diputus denganamar putusan yang menyatakan terdakwa dibebaskan dari segaladakwaan (vrijspraak) atau dilepas dari segala tuntutan (ontslag van allerechtsvervolging) dengan perintah agar terdakwa segera dikeluarkan daritahanan pada saat putusan diucapkan didepan sidang terbuka untukumum harus sudah ada setidak-tidaknya ringkasan putusan atau setidak-tidaknya segera setelah putusan tersebut diucapkan agar segera dibuatringkasan putusan guna dapat segera dieksekusi oleh Jaksa dalamkedudukannya selaku eksekutor dari putusan Hakim”.

Perintah untuk membebaskan terdakwa sebagaimana dimaksud dalam

Pasal 191 ayat (3) KUHAP segera dilaksanakan oleh Jaksa setelah putusan

diucapkan. Laporan tertulis mengenai pelaksanaan perintah tersebut yang

dilampiri surat pelepasan disampaikan kepada ketua pengadilan yang

bersangkutan selambat-lambatnya dalam waktu tiga kali dua puluh empat jam

(Pasal 192 ayat (1) dan (2) KUHAP).

Putusan hakim yang menjatuhkan putusan bebas tidak dapat dimintakan

upaya hukum biasa, dalam hal ini yaitu upaya hukum banding dan kasasi. Hal ini

sesuai dengan Pasal 67 KUHAP dan Pasal 244 KUHAP.

Pasal 67 KUHAP:

“Terdakwa atau Penuntut Umum berhak untuk minta banding terhadapputusan pengadilan tingkat pertama kecuali terhadap putusan bebas, lepas

Page 108: PUTUSAN BEBAS DALAM TINDAK PIDANA PENIPUAN (T …fh.unsoed.ac.id/sites/default/files/bibliofile/SKRIPSI_12.pdf · Universitas Jenderal Soedirman Purwokerto, serta selaku Pembina Akademik

98

dari segala tuntutan hukum yang menyangkut masalah kurang tepatnyapenerapan hakim dan putusan pengadilan dalam acara cepat”.

Pasal 244 KUHAP:

“Terhadap putusan perkara pidana yang diberikan pada tingkat terakhiroleh pengadilan lain selain daripada Mahkamah Agung, terdakwa ataupenuntut umum dapat mengajukan pemeriksaan kasasi kepadaMahkamah Agung kecuali terhadap putusan bebas”.

Berdasarkan ketentuan kedua pasal diatas, dapat diketahui bahwa untuk

putusan bebas tidak dapat dimintakan upaya hukum banding maupun kasasi

sebagai upaya hukum biasa.

Djoko prakoso,68 berpendapat:

“Mengenai putusan bebas atau Vrijspraak tidak dapat diajukanpermohonan kasasi, hal ini diatur secara tegas dalam undang-undang(Pasal 244 KUHAP), tetapi pasal ini dapat diterobos dengan KeputusanMenteri Kehakiman RI: M 14-P.W, 07, 03 Tahun 1983 tentang PedomanPelaksanaan Kitab Undang-Undang Hukum Acara Pidana yang terdapatdalam Pasal 19 yang menyatakan: “Terhadap putusan bebas tidak dapatdimintakan banding tetapi demi situasi dan kondisi, demi hukum,keadilan dan kebenaran, terhadap putusan bebas dapat dimintakankasasi”.

Pendapat diatas sesuai dengan ketentuan Pasal 259 ayat (1) KUHAP

yang menyatkan bahwa:

“Demi kepentingan hukum terhadap semua putusan yang telahmemperoleh kekuatan hukum tetap dari pengadilan lain selain daripadaMahkamah Agung, dapat diajukan satu kali permohonan kasasi olehJaksa Agung”.

Kasasi adalah suatu alat hukum yang merupakan wewenang dari

Mahkamah Agung untuk memeriksa kembali putusan-putusan dari pengadilan-

pengadilan terdahlu, dan ini merupakan peradilan terakhir. Tujuan dari kasasi

68 Djoko Prakoso, Op. Cit., hlm. 288.

Page 109: PUTUSAN BEBAS DALAM TINDAK PIDANA PENIPUAN (T …fh.unsoed.ac.id/sites/default/files/bibliofile/SKRIPSI_12.pdf · Universitas Jenderal Soedirman Purwokerto, serta selaku Pembina Akademik

99

ialah untuk menciptakan kesatuan peneraan hukum dengan jalan membatalkan

putusan yang bertentangan dengan undang-undang atau keliru dalam penerapan

hukum.

M. Yahya Harahap berpendapat,69 ada beberapa tujuan utama upaya

hukum kasasi yaitu:

1. Koreksi terhadap kesalahan putusan pengadilan bawahan. Salah satutujuan kasasi adalah memperbaiki dan meluruskan kesalahan penerapanhukum, agar hukum bener-benar diterapkan sebagaimana mestinya sertaapakan cara mengadili perkara benar-benar dilakukan menurut ketentuanundang-undang.

2. Menciptakan dan membentuk hukum baru. Selain tindakan koreksi yangdilakukan oleh Mahamah Agung dalam peradilan kasasi, adakalanyatindakan koreksi itu sekaligus menciptakan hukum baru dalam bentukyurisprudensi.

3. Pengawasan terciptanya keseragaman penerapan hukum, tujuan lain daripemeriksaan kasasi, adalah mewujudkan kesadaran “keseragaman”penerapan hukum atau unified legal frame work dan unified legal opinion.Dengan adanya putusan kasasi yang menciptakan yurisprudensi, akanmengarahkan keseragaman pandangan dan titik tolak penerapan hukum,serta dengan adanya upaya hukum kasasi, dapat terhindar kesewenangandan penyalahgunaan jabatan oleh para hakim yang tergoda dalammemanfaatkan kebebasan kedudukan yang dimilikinya.

Penjabat yang berwenang mengajukan kasasi demi kepentingan hukum

diatur dalam Pasal 259 ayat (1) KUHAP yang menyatakan bahwa:

“Demi kepentingan hukum terhadap semua putusan yang telahmemperoleh kekuatan hukum tetep dari pengadilan lain selain daripadaMahkamah Agung, dapat diajukan satu kali permohonan kasasi olehJaksa Agung”Berdasarkan ketentuan Pasal 259 ayat (2) KUHAP, putusan kasasi demi

kepentingan hukum tidak boleh merugikan terdakwa. Selain itu kasasi demi

kepentingan hukum hanya dapat diajukan satu kali saja.

69 M. Yahya Harahap, Op. Cit., hlm. 539-542.

Page 110: PUTUSAN BEBAS DALAM TINDAK PIDANA PENIPUAN (T …fh.unsoed.ac.id/sites/default/files/bibliofile/SKRIPSI_12.pdf · Universitas Jenderal Soedirman Purwokerto, serta selaku Pembina Akademik

100

Permohonan kasasi demi kepentingan hukum tidak boleh diajukan secara

lisan. Dengan kata lain, permohonan kasasi demi kepentingan hukum diajukan

secara tertulis dan disertai risalah yang memuat alasan kasasi. Risalah itu

merupakan syarat mutlak yang bersifat “memaksa”. Hal ini dikarenakan tanpa

risalah, permohonan dianggap tidak memenuhi syarat formal. Konsekuensinya

permohonan dinyatakan “tidak dapat diterima”. Jadi, agar permohonan memenuhi

syarat formal, Jaksa Agung mengajukan risalah atau memori.70

Salinan risalah disampaikan kepada pihak yang berkepentingan. Hal ini

ditegaskan dalam Pasal 260 ayat (2) KUHAP yang menyatakan bahwa panitera

Pengadilan Negeri segera menyampaikan risalah kepada pihak yang

berkepentingan. Penyampaian risalah mengandung maksud agar memberikan hak

kepada pihak yang menerima salinan risalah tersebut untuk menyusun dan

mengajukan kontra risalah. Putusan dan pemberitahuan putusan kasasi demi

kepentingan hukum mempunyai persamaan bentuk dan cara penyampaian dengan

putusan kasasi biasa. Namun ada sedikit perbedaan antara keduanya, yaitu untuk

salinan kasasi demi kepentingan hukum oleh Mahkamah Agung disampaikan

kepada Jaksa Agung dan Pengadilan Negeri yang bersangkutan, sedangkan untuk

kasasi biasa, salinan putusan kasasi hanya diberikan kepada Pengadilan Negeri

yang bersangkutan.

70 Ibid., hlm. 612.

Page 111: PUTUSAN BEBAS DALAM TINDAK PIDANA PENIPUAN (T …fh.unsoed.ac.id/sites/default/files/bibliofile/SKRIPSI_12.pdf · Universitas Jenderal Soedirman Purwokerto, serta selaku Pembina Akademik

101

BAB V

PENUTUP

A. Simpulan

Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan, maka dapat disimpulkan

yaitu:

1. Dasar pertimbangan hakim dalam menjatuhkan putusan bebas pada

perkara Nomor 6/PID.B/2013/PN.Brebes adalah berdasarkan fakta-fakta

yang terungkap di persidanagan dengan memeriksa beberapa alat bukti dan

hakim berkeyakinan bahwa penjualan tanah antara terdakwa selaku kuasa

pemilik tanah (penjual) dengan saksi ST, saksi KS dan saksi R tersebut

berlangsung normal tanpa ada paksaan atau pembohongan serta tidak

mengalihkan hak kepemilikan atas tanah-tanah sawah kepada terdakwa

baik sebelum maupun sesudah transaksi jual beli tanah dan objek tanah

sudah jelas diketahui oleh pada korban. Hal ini sesuai dengan ketentuan

Pasal 191 ayat (1) KUHAP.

2. Akibat hukum dengan dijatuhkannya putusan bebas bagi terdakwa pada

perkara Nomor 6/PID.B/2013/PN.Brebes, adalah terdakwa harus segera

dibebaskan dari tahanan, kecuali ada alasan lain. Perintah untuk

membebaskan terdakwa dari tahanan dilaksanakan oleh jaksa setelah

putusan diucapkan dan laporan tertulis mengenai pelaksanaan perintah

tersebut yang dilampiri surat pelepasan disampaikan kepada ketua

pengadilan yang bersangkutan selambat-lambatnya dalam waktu tiga kali

dua puluh empat jam (Pasal 192 ayat (1) dan (2) KUHAP).

B. Saran

Untuk mencegah majelis hakim menjatuhkan putusan bebas, melalui

penuntut umum dalam membuat dakwaan dan tuntutan lebih cermat dan teliti

sehingga terdakwa tidak dijatuhkan putusan bebas.

Page 112: PUTUSAN BEBAS DALAM TINDAK PIDANA PENIPUAN (T …fh.unsoed.ac.id/sites/default/files/bibliofile/SKRIPSI_12.pdf · Universitas Jenderal Soedirman Purwokerto, serta selaku Pembina Akademik

DAFTAR PUSTAKA

A. Buku

Bassar, M. Sudradjat. 1984. Tindak Tindak Pidana Tertentu di dalamKitab Undang-Undang Hukum Pidana. Remadja Karya.

__________________. 1986. Tindak-Tindak Pidana Tertentu di DalamKitab Undang-Undang Hukum Pidana. Remadja CV Bandung,Bandung.

Hamzah, Andi. 2001. Pengantar Hukum Acara Pidana Indonesia EdisiRevisi. Ghalia Indonesia, Jakarta.

___________. 2004. Hukum Acara Pidana Indonesia Edisi Revisi. SinarGrafika, Jakarta.

____________. 2008. Hukum Acara Pidana. Sinar Grafika, Jakarta.

Harahap, M Yahya. 1998. Pembahasan Permasalahandan Dan PenerapanKUHAP (Jilid 1 dan Jilid II. Pustaka Kartini, Jakarta.

_______________. 2000. Pembahasan Permasalahan Dan PenerapanKUHAP Penyidikan Dan Penuntuta. Sinar Grafika, Jakarta.

_______________. 2002. Pembahasan Permasalahan Penerapan KUHAPPemeriksaan Sidang Pengadilan, Banding, kasasi, dan PeninjauanKembali Edisi Kedua. Sinar Grafika, Jakarta.

Ibrahim, Johnny. 2011. Teori dan Metodologi Penelitian Hukum Normatif.Bayu media Publishing, Malang.

Lamintang, P. A. F., Samosir, C. Djisman. 1990. Delik Delik Khusus,Kejahatan Yang Ditujukan Terhadap Hak Milik dan Lain Lain HakYang Timbul dari Hak Milik. Trasito, Bandung.

Loqman, Lobby. 1996. Hukum Acara Pidana Indonesia (Suatu Ikhtisar).Datacom, Jakarta.

Makarao, Muhammad Taufik., Suhasril. 2004. Hukum Acara PidanaDalam Teori Dan Praktek. Ghalia Indonesia, Jakarta.

________________________________. 2010. Hukum Acara Pidanadalam Teori dan Prakte. Ghalia Indonesia, Bogor.

Page 113: PUTUSAN BEBAS DALAM TINDAK PIDANA PENIPUAN (T …fh.unsoed.ac.id/sites/default/files/bibliofile/SKRIPSI_12.pdf · Universitas Jenderal Soedirman Purwokerto, serta selaku Pembina Akademik

Marpaung, Laden. 2010. Proses Penanganan Perkara Pidana (DiKejaksaan dan Pengadilan Negeri, Upaya Hukum dan Eksepsi.Sinar Grafika, Jakarta.

Marzuki, Peter Mahmud. 2011. Penelitian Hukum. Kencana Media Group,Jakarta.

Nugroho, Hibnu. 2012. Integralisasi Penyidikan Tindak Pidana Korupsi diIndonesia. Media Prima Aksara, Jakarta.

Poernomo, Bambang. 1993. Pola Dasar Teori-Asas Umum Hukum AcaraPidana Dan Penegakan Hukum Pidana. Liberty, Yogyakarta.

Prakoso, Djoko. 1986. Kedudukan Justisiabel dalam KUHAP. GhaliaIndonesia, Jakarta.

Prodjodikoro, Wiryono. 2003. Tindak Tindak Pidana Tertentu diIndonesia. PT Rafika Aditama, Bandung.

Prodjohamidjojo, Martiman. 1983. Sistem pembuktian dan Alat-Alat bukti.Ghalia Indonesia, Jakarta.

Salam, Mochammad Faisal. 2001. Hukum Acara Pidana Dalam Teori DanPrakte. Mandar Maju, Bandung.

Sumantri, I. 1996. Pembahasan Perkembangan Pembangunan NasionalTentang Hukum Acara Pidana. Badan Pembinaan Hukum Nasional,Jakarta.

Waluyadi. 2012. Pengetahuan Hukum Dasar Hukum Acara Pidana(Sebuah Catatan Khusus). Mandar Maju, Bandung.

Wisnubroto, Al. 2002. Praktek Peradila Pidana: Proses PenangananPerkara Pidana. Galaxy Puspa Mega, Jakarta.

B. Peraturan Perundang-undangan

Indonesia, Undang-Undang Nomor 1 Tahun 1946 Tentang Kitab Undang-

Undang Hukum Pidana (KUHP).

________, Undang-Undang Nomor 8 Tahun 1981 Tentang Kitab Undang-

Undang Hukum Acara Pidana (KUHAP).