pukat kantong

44

Transcript of pukat kantong

Page 1: pukat kantong
Page 2: pukat kantong

Pukat Cincin ( Purse Seine )

1

I. PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Pukat Cincin (Purse Seine) merupakan alat tangkap ikan yang

tergolong berukuran besar, sehingga membutuhkan ABK dan nelayan

berjumlah banyak. Persiapan purse seine dengan kelengkapannya (desain,

konstruksi dan alat bantu penangkapan ikan), kemampuan mendeteksi

gerombolan ikan secara tepat dan keterampilan untuk mengoperasikannya

merupakan faktor penting untuk terhindar dari resiko kegagalan dalam

setiap operasi penangkapan ikan dengan menggunakan purse seine;

mengingat pengoperasian purse seine harus aktif mencari, mengejar dan

mengurung ikan pelagis yang bergerombol dan bergerak cepat dalam

jumlah besar; atau melalui alat pengumpul ikan (rumpon atau lampu).

Desain dan konstruksi dari purse seine merupakan pengetahuan

dasar untuk memahami, membuat dan memodifikasinya agar sesuai dengan

daerah penangkapan ikan, sarana apung dan alat bantu penangkapan ikan

yang digunakan, baik yang ada di dek, ruang navigasi/ruang operator

maupun yang ada di daerah penangkapan ikan, misalnya rumpon. Adapun

pengetahuan secara menyeluruh tentang purse seine hendaknya dikuasai

oleh para Aparat Teknis yang berkaitan dengan kegiatan perikanan tangkap,

termasuk Petugas Pengawas, Penyidik, Keamanan Laut dan Penyuluh

Perikanan Tangkap.

Dengan menguasai ilmu pengetahuan dan teknologi (IPTEK) – Purse

Seine, maka akan sangat mudah dalam melakukan identifikasinya.

Page 3: pukat kantong

Pukat Cincin ( Purse Seine )

2

B. Tujuan

Tujuan dari penyusunan Petunjuk Teknis ini untuk memberikan

panduan teknis tentang cara-cara mengenali secara fisik sarana perikanan

tangkap jenis purse seine, yaitu dengan cara :

1. Melakukan identifikasi fisik alat tangkap purse seine,

2. Mengenali jenis bahan pada bagian-bagian purse seine,

3. Mengukur bagian-bagian alat tangkap purse seine yang penting

(pokok).

C. Sasaran

Sasaran identifikasi sarana tangkap purse seine ini adalah untuk

mengetahui purse seine yang sesuai dengan peraturan-perundangan yang

berlaku di Indonesia.

Page 4: pukat kantong

Pukat Cincin ( Purse Seine )

3

II. KLASIFIKASI

A. Klasifikasi Berdasarkan Statistik Perikanan Indonesia

Purse seine adalah suatu alat penangkap ikan yang digolongkan

dalam kelompok jaring lingkar (Surounding net) yang dilengkapi tali kerut

dan cincin untuk menguncupkan jaring bagian bawah pada saat

dioperasikan. Peranan jaring terhadap ikan tangkapan adalah sebagai

pengurung ikan agar tidak lari dari sergapan jaring ketika dilingkarkan.

Adapun sasarannya adalah ikan pelagis kecil.

Berdasarkan bentuknya, purse seine diklasifikasikan menjadi 3 (tiga),

yaitu :

1. Berbentuk persegi panjang yang dioperasikan dengan satu kapal.

2. Berbentuk satu lengkungan (trapesium terbalik) yang dioperasikan

dengan satu kapal.

3. Berbentuk dua lengkungan simetris yang dioperasikan dengan dua

kapal.

Di Indonesia berkembang tipe atau jenis no.2, yang pada bagian

bawahnya dimodifikasi sehingga berbentuk trapesium terbalik sama kaki.

Pengoperasian purse seine melingkari ikan yang bergerombol di sekitar

rumpon dan atau lampu (lure purse seine), atau secara langsung tanpa

menggunakan alat bantu ini.

Berdasarkan dimensinya purse seine diklasifikasikan sebagai berikut :

1. Purse seine mini : panjang tidak lebih dari 300 m, berkembang di

laut dangkal (Laut Jawa, Selat Malaka, perairan Timur Aceh) atau di

sepanjang perairan pantai pada umumnya coastal fisheries.

Sasaran utamanya adalah ikan pelagis kecil, seperti : ikan layang,

ikan tembang, lemuru dan kembung.

2. Purse seine berukuran sedang : panjang lebih dari 300 m hingga

600 m yang dioperasikan di perairan yang lebih jauh atau di perairan

Page 5: pukat kantong

Pukat Cincin ( Purse Seine )

4

lepas pantai (off shore fisheries). Sasaran utamanya adalah ikan

tongkol dan kembung.

3. Purse seine berukuran besar : panjang lebih dari 600 m hingga 1000

m, yang dioperasikan di perairan laut-dalam di dalam Zona Ekonomi

Eksklusif Indonesia (Deep sea fisheries). Sasaran utama : ikan

cakalang dan ikan tuna.

4. Purse seine super : panjang lebih dari 1000 m, berkembang di

perairan laut bebas (High sea fisheries).

Prototipe purse seine di berbagai perairan telah berkembang sesuai

dengan fenomena laut dan tingkah laku renang gerombolan ikan sasaran di

masing-masing daerah penangkapan ikan dan penamaan purse seine

sering dikaitkan dengan ikan sasaran utama penangkapan sehingga

berkembang beberapa tipe purse seine, antara lain :

1. Purse seine Lemuru/Tembang

(sardine purse seine/anchovy purse seine).

2. Purse seine Kembung (purse seine).

3. Purse seine Tongkol (Jack mackerel purse seine).

4. Purse seine Cakalang (skipjack purse seine).

5. Purse seine Tuna (tuna purse seine).

6. Purse seine Cakalang dan Tuna (skipjack and tuna purse seine).

Di dalam Petunjuk Teknis ini hanya terbatas pada purse seine untuk

menangkap ikan pelagis kecil (lemuru, tembang, layang dan kembung).

B. Klasifikasi Berdasarkan FAO

Menurut klasifikasi atau penggolongan alat penangkapan ikan dunia

yang distandarisasi oleh Organisasi Pangan dan Pertanian Dunia (FAO),

purse seine termasuk kelompok jaring lingkar (surrounding net). Jaring

lingkar menurut FAO terdiri dari jaring (lingkar) yang bertali kerut dan jaring

(lingkar) tanpa tali kerut. Purse seine yang disingkat PS dimasukkan

kelompok jaring lingkar bertali kerut dengan kode 01.01.00, sedangkan

Page 6: pukat kantong

Pukat Cincin ( Purse Seine )

5

Lampara yang disingkat LA dimasukkan kelompok jaring lingkar tanpa tali

kerut dengan kode 01.2.0.

Page 7: pukat kantong

Pukat Cincin ( Purse Seine )

6

III. PERALATAN

Peralatan yang digunakan untuk mengidentifikasi purse seine terdiri

dari :

1. Roll meteran 25 meter ;

2. Roll meteran 3 – 5 meter ;

3. Alat pengukur ketebalan benang jaring ;

4. Jangka sorong ;

5. Alat pengukuran hitungan (counter) ;

6. Tali urai berwarna (untuk tanda jumlah hitungan).

Page 8: pukat kantong

Pukat Cincin ( Purse Seine )

7

IV. CARA IDENTIFIKASI

A. Pengertian / Definisi

Purse seine adalah alat penangkap ikan yang pengoperasiannya

dilingkarkan terhadap ikan pelagis yang bergerombol (schooling) agar

gerakannya terhadang, sehingga berada di dalam lingkaran jaring.

Penghadangan gerakan schooling ikan ini sangat ditentukan oleh kecepatan

tenggelam jaring. Selanjutnya tali ris bawah jaring yang dilengkapi dengan

tali kerut (purse line) melalui cincin-cincin (rings) dikuncupkan dengan cara

menarik kedua ujung tali kerut dari atas kapal sehingga membentuk

setengah bola (seperti bakul). Kecepatan melingkar, kecepatan tenggelam

jaring, kecepatan menarik tali kerut dan mengangkat cincin-cincin untuk

mengkuncupkan jaring bagian bawah sangat menentukan keberhasilan

operasi penangkapan ikan yang bersangkutan.

Komponen utama purse seine :

1. Jaring Bagian Badan : Jaring bagian badan yang berada di

antara kedua sayap merupakan bagian

utama yang dominan. Semakin panjang

dan semakin dalam jaring yang dirangkai

pada bagian badan, akan semakin

memperluas cakupan purse seine, untuk

mengurung gerombolan ikan pelagis yang

menjadi target / sasaran penangkapan.

2. Jaring Bagian Sayap : Pada purse seine “berkantong” tengah,

jaring bagian sayap terletak di kedua sisi

samping (kiri dan kanan). Ketika purse

seine ditebarkan (shooting), kedua bagian

sayap dipertemukan sehingga pukat

membentuk satu lingkaran.

Page 9: pukat kantong

Pukat Cincin ( Purse Seine )

8

3. Jaring Bagian Pembentuk

Kantong (Bunt) : Bagian pembentuk kantong atau bunt

adalah tempat untuk mengkonsentrasikan

ikan yang telah terkurung sehingga dapat

memudahkan pada saat memindahkan

ikan tangkapan ke atas kapal (palka).

Bagian kantong menahan beban hasil

Tangkapan ikan yang berat sehingga

dibuat dari bahan yang kuat, diameter

benang lebih besar dan mata jaring lebih

kecil dibanding bagian lain.

4. Srampat Atas : Srampat atas ditempatkan di bawah tali ris

atas, merupakan jaring penguat yang

menghubungkan antara tali ris atas dan

bagian jaring yang berada dibawahnya

(badan, “kantong” dan sayap). Pada

umumnya srampat atas terbuat dari bahan

yang kaku (rigid) dan ukuran matanya

lebih besar serta diameter benangnya

lebih tebal dibandingkan bagian jaring

lainnya.

5. Srampat Bawah : Srampat bawah ditempatkan di atas tali ris

bawah, seperti halnya srampat atas,

srampat bawah merupakan jaring penguat

yang menghubungkan antara tali ris

bawah dan bagian jaring yang berada

diatasnya (badan, sayap dan “kantong”).

Jenis bahan, ukuran mata jaring dan tebal

benang-jaring srampat bawah sama

dengan bahan srampat atas, kuat untuk

menahan tarikan tali kerut dan beban ikan

hasil tangkapan.

Page 10: pukat kantong

Pukat Cincin ( Purse Seine )

9

6. Jaring Segi Tiga

(Triangel Net) : Jaring segitiga ditempatkan di kedua ujung

sayap purse seine sebagai tempat

pengerutan sayap dan pada saat

penebaran (setting) bagian ini akan

menahan beban tarikan kapal dan

menahan bobot keseluruhan jaring. Oleh

karena itu sebagian segitiga harus terbuat

dari bahan yang kuat dan kaku.

7. Tali Ris Atas : Tali ris atas tersusun dari dua utas tali,

yaitu :

a. Tali pelampung ( float line), yaitu tali

yang melewati lubang-lubang

pelampung.

b. Tali pengapit tali pelampung ( float

side line).

Tali pelampung dan tali pengapit tali

pelampung terbuat dari bahan yang sama,

(ukuran panjang dan diameter serta jenis

bahan sama) tetapi arah pintalan berbeda

(berlawanan) supaya tali tidak kusut (S

dan Z).

8. Tali Ris Bawah,

terdirI dari : a. Tali pemberat (lead line), adalah tali

yang dimasukkan ke dalam lubang-

lubang pemberat.

b. Tali pengapit tali pemberat (sinker side

line).

Page 11: pukat kantong

Pukat Cincin ( Purse Seine )

10

9. Tali Tegak : Tali tegak diikatkan disepanjang tepi

sayap pukat cincin, menghubungkan

antara tali ris atas dan tali ris bawah untuk

memperkokoh bagian sayap pada saat

pukat ditarik ke atas kapal. Tali tegak ini

dalam bentuk fisiknya tidak ditemui,

karena menyatu dengan tali ris bawah.

10. Tali Cincin : Pada sepanjang tali ris bawah

digantungkan sejumlah cincin dengan

jarak yang teratur. Tali cincin ( bridle line)

merupakan tali tempat bergantungnya

cincin di bawah tali ris bawah.

11. Tali Kerut : Tali kerut berfungsi untuk mengerutkan

jaring bagian bawah agar membentuk

bakul, sehingga ikan yang telah terkurung

tidak dapat meloloskan diri melalui celah

bawah purse seine. Tali ini sering disebut

Tali Kolor (Purse Line).

B. Dimensi Alat

Dimensi purse seine ditentukan oleh ukuran panjangnya, yaitu dari

ujung sayap yang satu ke ujung sayap yang lain dan lebar purse seine, yaitu

jarak antara tali ris atas dan tali ris bawah (dalam satuan meter). Lebar atau

tinggi purse seine yang berbentuk trapesium terbalik, diukur pada bagian

tengah atau pada bagian pembentuk kantong (buat)-nya.

C. Menentukan Panjang Purse Seine

Menentukan panjang purse seine secara keseluruhan adalah dengan

cara mengukur panjang tali ris tempat bergantung jaring dari ujung sayap

yang satu hingga ke ujung sayap yang lain. Panjang setiap bagian jaring

secara memanjang seperti : bagian kantong, bagian badan, dan bagian

sayap diukur sesuai dengan setiap bagian tali ris bertepatan dengan tempat

Page 12: pukat kantong

Pukat Cincin ( Purse Seine )

11

bergantung setiap bagian jaring tersebut. Ukuran memanjang jaring purse

seine dihitung berdasarkan jumlah mata jaring kearah memanjang atau yang

dikenal dengan sebutan mesh length. Jumlah mata jaring memanjang pada

setiap bagian dengan ukuran bahan jaring tertentu merupakan kelengkapan

informasi desain dan kontruksi purse seine yang bersangkutan sekaligus

sebagai informasi kebutuhan webbing untuk purse seine. Dengan

menghitung jumlah mata jaring pada sepanjang tali ris untuk setiap bagian

dapat ditentukan nilai ratio gantungan jaring terhadap tali ris tersebut.

Gambar 1. Desain Pukat Cincin

Pada gambar 1, menunjukkan sketsa jaring purse seine secara

keseluruhan, dan untuk mengidentifikasi secara menyeluruh diperlukan area

sesuai dengan besaran jaring tersebut. Di kapal dengan area terbatas tidak

memungkinkan untuk menggelar jaring, sehingga untuk mengindentifikasi

alat tangkap purse seine dilakukan melalui pendekatan sebagai berikut :

1. Menggelar alat tangkap, kemudian melakukan pengukuran panjang

tali ris atas dan bagian lainnya.

2. Apabila tidak memungkinkan untuk digelar, dilakukan pengukuran

jarak antara pelampung satu dengan yang lain, kemudian jarak

pelampung ini dikalikan dengan jumlah pelampung yang ada

Page 13: pukat kantong

Pukat Cincin ( Purse Seine )

12

sehingga diperoleh perkiraan panjang alat tangkap tersebut.

Perhitungan panjang dapat diperhitungkan dengan rumus :

Keterangan : (lihat gambar 2)

n : Jumlah pelampung

df : Jarak antar pelampung

F1 : Jarak ujung ke pelampung pertama

F2 : Jarak ujung ke pelampung akhir

Pada beberapa hal, jarak pelampung tidak simetris, terutama

adanya keinginan pengguna untuk menambah daya apung pada

bagian kantong, sehingga pengukuran panjang tali ris atas perlu

koreksi dengan mengukur bagian lain.

3. Dengan menghitung jumlan cincin dan mengukur jarak antar tali

cincin dengan perhitungan yang sama seperti diatas akan diperoleh

panjang tali ris bawah.

Keterangan : (lihat gambar 2)

n : Jumlah cincin

dw : Jarak antar cincin

W1 : Jarak ujung ke cincin pertama

F2 : Jarak ujung ke cincin akhir

Panjang Tali Ris Atas = (n-1) df + (F1+F2)

Panjang Tali Ris Bawah = (n-1) dw + (W1+W2)

Page 14: pukat kantong

Pukat Cincin ( Purse Seine )

13

Gambar 2. Gambar Sketsa Pengukuran Panjang Purse Seine

D. Menentukan Tinggi / Dalam Purse Seine

Dengan menggelar jaring purse seine, tingginya dapat diukur pada

panjang tali tegak yang dihitung mulai dari tali ris atas hingga tali ris bawah.

Jumlah mata jaring kearah vertikal pada setiap bagian dengan ukuran bahan

jaring tertentu merupakan kelengkapan informasi desain dan kontruksi purse

seine yang bersangkutan sekaligus sebagai informasi kebutuhan webbing

untuk purse seine. Dengan menghitung jumlah mata jaring pada sepanjang

tali tegak untuk setiap bagian dapat ditentukan nilai ratio gantungan jaring

terhadap tali tegak tersebut.

1. Kalau tidak ada area untuk menggelar, maka untuk mengetahui

tanggi jaring dapat dilakukan dengan memperkirakan bahwa tinggi

jaring berkisar antara 0,1 sampai 0,2 dari panjang seluruhnya.

2. Dengan memperbandingkan dan perhitungan yang agak rumit

antara panjang tali ris atas dan bawah dapat pula diperhitungkan

tinggi jaring.

Page 15: pukat kantong

Pukat Cincin ( Purse Seine )

14

E. Menentukan Jaring

Konstruksi jaring pada purse seine terdiri dari : bagian kantong,

bagian badan, bagian sayap, bagian selvedge atas, bagian selvedge bawah

yang untuk pengidentifikasian masing-masing bagian meliputi :

pengidentifikasian bahan dan ukuran. Semakin besar dimensi purse seine

maka masing-masing bagian semakin terinci sesuai dengan peran dan

beban tahanan yang diterima.

1. Bahan jaring

Bahan jaring purse seine terbuat dari bahan serat sintetis dengan

sebutan nama bahan/kode singkatan nama kimia tertentu atau dengan

sebutan nama dagang seperti contoh berikut :

a. Polyamida (PA) dengan nama dagang : nilon ;

b. Polyethylene (PE) atau plastik, hiralon, hi-zex ;

c. Polypropelene (PP) atau pilen ;

d. Polyester (PES) atau tetoron ;

e. Polyvinyl alcohol (PVA) atau kuralon, cremona ;

f. Polyvinylidene chloride (PVD) atau saran ;

g. Polyvinyl chloride (PVC) atau teviron, envilon.

Dalam penulisan biasanya menggunakan singkatan, seperti : PE, PA,

PP, PVC, PVA, PVD, PES.

2. Pengukuran

Pengukuran bahan jaring pada setiap bagian jaring purse seine

meliputi : ukuran mata jaring, nilai bukaan mata jaring yang didasarkan

dari nilai gantung jaring (hanging ratio), jumlah mata memanjang, jumlah

mata kearah dalam, ukuran/nomer benang, jumlah pis.

Page 16: pukat kantong

Pukat Cincin ( Purse Seine )

15

Menentukan ukuran mata jaring yaitu mengukur mata jaring dari

ujung simpul atas ke ujung simpul bawah (mata jaring berimpitan).

Satuan mata jaring menggunakan millimeter (mm) atau inchi.

Menentukan Hanging Ratio adalah dengan cara mengukur

panjang jadi jaring berdasarkan panjang jadi jaring yang tergantung

pada tali ris dibandingkan dengan panjang jaring teregang yang diukur

berdasarkan jumlah mata jaring di sepanjang tali ris yang diukur tersebut

dikalikan dengan ukuran mata jaring.

Contoh, panjang tali ris tempat bergantung jaring (L), ditetapkan

X centimeter (cm). Jumlah mata jaring yang bergantung di sepanjang

tali yang diukur tersebut sebanyak n mata jaring dengan ukuran mata

jaring sebesar y cm, sehingga panjang jaring teregang (Lo) adalah n x y

cm. Jadi, nilai perbandingan L dan Lo (L / Lo) yang disebut sebagai nilai

hanging ratio adalah X / (n x y).

Penghitungan nomor benang berdasarkan nilai satuan panjang

per berat dan jumlah pintalan serat. Nilai satuan panjang per berat

digunakan satuan tex atau denier. Tex adalah satuan internasional yang

menyatakan berat (gram) setiap 1000 meter serat sintetis, sedangkan

denier atau dengan notasi d / D adalah satuan yang umum digunakan

pada penomoran benang yang umum digunakan di Jepang dan

Indonesia, yang menyatakan berat (gram) setiap 9000 meter serat

sintetis. Nilai Denier untuk setiap bahan adalah tidak sama, misalnya

nilai denier bahan serat nilon (PA) adalah 210, sedangkan nilai denier

bahan serat plastik (PE) adalah 400. Nilai denier PA 210 berarti setiap

9000 meter panjang serat PA beratnya 210 gram. Konversi dari satuan

tex ke denier untuk berbagai bahan mempunyai nilai yang berbeda

sebagaimana diperlihatkan pada daftar berikut :

Tabel 1. Daftar Konversi

SATUAN PENOMORAN BENANG PA PP PE PES PVA

DENIER 210 190 400 250 267

TEX (Satuan Internasional) 23 21 44 28 30

Page 17: pukat kantong

Pukat Cincin ( Purse Seine )

16

Kriteria terpenting dalam menentukan besarnya benang jaring

purse seine ialah benang ini cukup kuat menerima beban pada waktu

purse seine dikerut (Purse Line ditarik keatas kapal) dan hasil

tangkapan maksimum. Bagian-bagian yang paling banyak menerima

beban adalah ujung sayap, selvedge bagian atas dan bagian bawah

oleh karena itu bagian-bagian ini harus dibuat dari benang yang cukup

kuat. Besarnya benang jaring purse seine berkorelasi dengan ukuran

mata jaring tersebut. Kisaran garis tengah benang dibagi dengan

ukuran mata jaring dalam satuan milimeter, besarnya seperti tabel

berikut :

Tabel 2. Kisaran Garis Tengah Benang Dibagi Ukuran Mata

Jenis Ikan Badan/Sayap Jaring Cod end / kantong.

Pelagis kecil 0,01 - 0,04 0,01 - 0,05

Pelagis besar 0,005 - 0,03 0,01 - 0,05

Tabel 3. Contoh Ukuran Mata dan Ukuran Benang Purse Seine

Spesies Ukuran Mata

(mm)

Ukuran

benang

( R Tex )

Ikan Teri 12 75 – 100

Sardin kecil 16 75 - 150

Sardinela 18 - 20 100 - 150

Sardinela besar 25 - 30 150 - 300

Ikan terbang, Mackerel kecil dan

Tenggiri, Tongkol, Tuna

50 - 70 450 - 500

Page 18: pukat kantong

Pukat Cincin ( Purse Seine )

17

Gambar 3. Bagian Jaring

Pelampung Tambahan

Srampat Atas Penghubung Tali Pelampung

Srampat Bawah Penghubung Tali Pemberat

Beberapa Tipe Pemasangan dan Bentuk Pemberat

Srampat

BadanJaring

Badan Jaring

Page 19: pukat kantong

Pukat Cincin ( Purse Seine )

18

Contoh : Dalam table diatas Purse Seine untuk menangkap ikan teri,

menggunakan ukuran mata 12 mili meter, ukuran benang 75

sampai 100 R tex.

Analisa : Jika diumpamakan menggunakan benang yang terkecil yaitu

75 R tex, maka konversi diameter benang ini adalah sebesar :

0,24 milimeter. Diameter benang dibagi ukuran mata jaring

tersebut adalah : 0,24 : 12 = 0,02. Nilai sebesar 0,02 tersebut

masih dalam batas kisaran untuk purse seine penangkap ikan

pelagis kecil, sebagaimana table di atas. Daftar konversi

diameter benang dan nomor benang (R tex) adalah sesuai

dengan table terlampir.

Contoh pembuatan tabel kebutuhan bahan jaring purse seine

(200 m x 30 m) seperti pada tabel 4.

Page 20: pukat kantong

Pukat Cincin ( Purse Seine )

19

Tabel 4. Daftar Kebutuhan Bahan Purse Seine

Bagian

Jaring Kode

Nama

Bahan

Nomor

Benang

Ukuran

mata

∑mata

kearah dalam

Panjang webbing

(∑mata) ∑pisX ∑strip

Srampat

Atas A1 PE 400d18 25,4mm 5mata

200,0 m

(10490) 2-3 strip

Srampat

Bawah A2 PVA 267d18 25,4mm 5mata

206,0 m

(10490) 2-3 strip

Kantong B1 PA 210d12 19mm 1580mata 31, 0 m

(2360)

0,5pisX

13 strip

Badan 1 M1 PA 210d12 25,4mm 1180mata 81,5 m

(4300)

1,2pisX

12 strip

Badan 2 M2 PA 210d12 25,4mm 1180mata 81,5 m

(4300)

1,2pisX

12 strip

Segitiga

sayap 1 C1 PE 400D18 25,4mm 1180mata

3,0 m

(160)

0,6pisX

1 strip

Segitiga

sayap 2 C2 PE 400D18 25,4mm 1180mata

3,0 m

(160)

0,6pisX

1 strip

Pasoran

Tengah D1 PA 210d9 25,4mm 785 mata

94,0 m

(4630)

1,3pisX

5 strip

Pasoran

Segitiga1 D2 PA 210d9 25,4mm 785 mata

53,0 m

(2930)

0,5pisX

5 strip

Pasoran

Segitiga2 D3 PA 210d9 25,4mm 785 mata

53,0 m

(2930)

0,5pisX

5 strip

*1 strip = 2,5 m x 100# ; 1 pis = 100 yard x 100 # = 91 m x 100#.

Page 21: pukat kantong

Pukat Cincin ( Purse Seine )

20

3. Menentukan tali-temali

a. Bahan Tali

Penggunaan tali pada purse seine antara lain untuk : tali ris,

slambar/bridel, tali kerut, tali cincin, tali bolche, tali segitiga.

Sebagaimana bahan serat untuk benang jaring, bahan tali purse

seine terbuat dari bahan serat sintetis dengan sebutan nama

bahan/kode singkatan nama kimia tertentu atau dengan sebutan

nama dagang seperti contoh berikut :

1) Polyamida (PA) dengan nama dagang : nilon ;

2) Polyethylene (PE) atau plastik, hiralon, hi-zex ;

3) Polypropelene (PP) atau Pilen ;

4) Polyester (PES) atau tetoron ;

5) Polyvinyl alcohol (PVA) atau kuralon, cremona ;

6) Polyvinylidene chloride (PVD) atau saran ;

7) Polyvinyl chloride (PVC) atau teviron, envilon.

Dalam penulisan biasanya menggunakan singkatan, seperti ;

PE, PA, PP, PVC, PVA, PVD, PES. Selain itu, tali kerut yang

digunakan pada purse seine berukuran menengah keatas terbuat

dari baja atau kawat labrang (wire), sedangkan untuk tali slambar

digunakan tali anyam (bridle rope). Karena berbagai pertimbangan

untuk meningkatkan daya tenggelam atau kekuatan tali, bahan tali

dikontruksi dari bahan campuran antara baja dengan serat natural

atau dengan serat sintetis. Atau yang dikenal dengan tali kombinasi

(combined rope), seperti : baja-sisal, baja manila, baja-polypropylen.

Berdasarkan arah pilin tali purse seine dapat dibedakan arah

kiri atau yang sering dinyatakan dengan arah–Z, sedangkan arah

kanan dinyatakan dengan arah–S. Perbedaan ini penting untuk

memilih penggunaan dua utas tali ris yang dihimpitkan satu sama

Page 22: pukat kantong

Pukat Cincin ( Purse Seine )

21

lain agar keduanya mempunyai arah pilin yang berlawanan.

Menentukan arah pilinan tali yaitu dengan meletakkan ibu jari dan

cocokkan arah pintalan tali, bila arah pintalan sama dengan ibu jari

kanan maka arah pintalan tali disebut arah pintalan kanan (Z). Bila

arah pintalan sama dengan arah ibu jari tangan kiri maka disebut

pintalan kiri (S).

b. Pengukuran

Pengukuran tali purse seine dari bahan serat tertentu yang

dapat menunjukkan kekuatan tali yang bersangkutan adalah dengan

cara memperhatikan besar ukuran diameter tali tersebut. Kekuatan

tali berbanding lurus dengan ukuran diameter tali. Ukuran diameter

tali juga memperlihatkan berat tali per satuan panjang yang

biasanya dinyatakan dengan satuan kg/100m, sedangkan satuan

kekuatan tali dinyatakan dengan Rkgf. Dari segi kekuatan secara

berturut-turut, PA>PES>PP>PE, sedangkan dari beratnya,

PP<PE<PA<PES.

Untuk mengetahui jumlah kebutuhan tali purse seine

biasanya berdasarkan panjang yang diperlukan untuk setiap bagian

menurut kegunaannya pada purse seine (tabel 5).

Page 23: pukat kantong

Pukat Cincin ( Purse Seine )

22

Tabel 5. Contoh Spesifikasi Tali Pada Purse Seine (200 m x 30 m)

Nama Bagian Bahan Diameter Panjang (∑)

Tali Pelampung (PL) Polyethylene-Z 14 mm 220 m (1)

Tali Pengapit Tali PL Polyethylene-S 14 mm 220 m (1)

Tali bolche atas Polyethylene 6 mm 280 m (1)

Tali Pemberat (Pb) Polyvinylamide-Z 14 mm 230 m (1)

Tali Pengapit Tali Pb Polyvinylamide-S 14 mm 230 m (1)

Tali ris bawah Polyethylene 6 mm 300 m (1)

Tali ring Polyethylene 6 mm 250 m (1)

Tali kerut Polyethylene 20 mm 350 m (1)

Tali segitiga Polyethylene 12 mm 100 m (1)

Tali tegak Polyethylene 12 mm 30 m (1)

Tali slambar Polyethylene 20 mm 130 m (1).

4. Menentukan Pelampung

a. Bahan Pelampung

Pelampung purse seine terdiri dari bahan yang kuat menahan

tekanan, tahan cuaca, ringan, tidak mudah retak dan mudah

dibentuk membulat sehingga mudah menepis gesekan. Bahan

pelampung purse seine, seperti Poly Vinyl Chloride (PVC) selain

memiliki berat (di udara), ketika di dalam air gaya apungnya

melebihi beratnya sehingga berdaya apung yang mampu

mengangkat jaring purse seine. Oleh karena itu daya apung

pelampung harus diperhatikan dan dicatat untuk data desain jaring

purse seine secara keseluruhan. Biasanya pada label selain nama

bahan dan nilai daya apung tercatat kode pelampung, seperti :

Pelampung Y-8, Pelampung Vynicon G-5, dan seterusnya.

Page 24: pukat kantong

Pukat Cincin ( Purse Seine )

23

b. Pengukuran/Jarak Pemasangan

Pengukuran pelampung : panjang, lebar atau diameter luar

pelampung, dan diameter dalam atau lubang pelampung tempat

memasukkan tali pelampung. Berdasarkan ukuran besar pelampung

yang terbuat dari bahan PVC dapat ditentukan nilai gaya apungnya

sesuai dengan formula sebagai berikut :

1) Untuk pelampung PVC berbentuk silinder :

Gaya apung (gf) = 0,67 x L(cm) x (Фcm)2

2) Untuk pelampung PVC berbentuk sigaret/lonjong :

Gaya apung (gf) = 0,5 x L(cm) x (Фcm)2

Untuk mengetahui jumlah pelampung antara lain dengan

menghitung jarak pemasangan pelampung pada tali pelampung dan

panjang total tali pelampung dari ujung ke ujung. Bila panjang total

tali pelampung adalah L dan jarak pemasangan pelampung adalah

d maka jumlah pelampung (N) adalah :

1d

LN +=

Menghitung jarak pemasangan antar kedua pelampung

terdekat (bersebelahan) adalah diukur dari titik tengah pelampung

yang satu ke titik tengah pelampung yang lain disebelahnya.

Gambar 4. Pelampung

Page 25: pukat kantong

Pukat Cincin ( Purse Seine )

24

5. Menentukan Pemberat

a. Bahan Pemberat

Bahan pemberat purse seine selain tidak korosi juga harus

tenggelam di dalam air laut. Pemberat yang dipasang pada tali

pemberat purse seine terbuat dari timah (Pb), sedangkan cincin

terbuat dari kuningan.

b. Pengukuran/Jarak Pemasangan Pemberat

Pemberat berbentuk silinder atau bulat lonjong (oval) diukur

menurut panjang dan diameternya. Ukuran besar pemberat

menentukan berat dan daya tenggelam pemberat tersebut.

Berdasarkan hasil penghitungan empiris terhadap contoh

pemberat timah berbentuk silinder telah dapat diperlihatkan

hubungan antara ukuran besar pemberat (diameter x panjang)

dengan berat masing-masing pemberat seperti tabel berikut :

Tabel 6. Hubungan Panjang Dan Diameter Pemberat

L(mm) 25 38 38 32 32 32 25 45 45 45

Ф(mm) 16 16 13 10 8 6 6 5 5 6

G kgf 113 90 64 56 50 41 28 28 28 16

Ф diameter lubang = diameter tali + 3mm

Untuk mengetahui jumlah pemberat antara lain dengan

menghitung jarak pemasangan pemberat pada tali pemberat dan

panjang total tali pemberat dari ujung ke ujung. Bila panjang total tali

pemberat adalah L dan jarak pemasangan pelampung adalah d

maka jumlah pemberat (N) adalah :

1d

LN +=

Page 26: pukat kantong

Pukat Cincin ( Purse Seine )

25

Menghitung jarak pemasangan antar kedua pemberat

terdekat (bersebelahan) adalah diukur dari dan ke titik tengah

masing-masing kedua pemberat yang bersebelahan tersebut.

Gambar 5. Pemberat

6. Menentukan Cincin

Ring atau cincin purse seine biasanya tidak dipasang sepanjang

ris bawah sampai ke ujung ris. Pemasangan ring yang pertama dengan

ujung ris atau terdapat satu jarak (W1) dan antara ring yang terakhir

terdapat jarak (W2). Jarak pemasangan antara ring adalah (d), panjang

ris bawah (L).

Jumlah cincin yang diperlukan = d

dWWL 21 +−−

Pengukuran cincin adalah berdasarkan diameter lingkar cincin

dan diameter batangan cincin dengan satuan milimeter. Jarak

pemasangan cincin diukur diukur berdasarkan jarak antara tali cincin

dikedua cincin yang bersebelahan satu sama lain.

Ring atau cincin purse seine biasanya tidak dipasang sepanjang

ris bawah sampai ke ujung ris atas. Pemasangan cincin yang pertama

dengan ujung ris atau terdapat satu jarak (W1) dan antara cincin yang

terakhir terdapat jarak (W2). Jarak pemasangan antara cincin adalah (d),

panjang ris bawah (L).

Srampat Bawah

Pemberat Timah

Page 27: pukat kantong

Pukat Cincin ( Purse Seine )

26

Gambar 6. Cincin

Page 28: pukat kantong

Pukat Cincin ( Purse Seine )

27

V. PENUTUP

Petunjuk teknis ini merupakan gambaran primatur yang masih bersifat

umum dengan harapan dikemudian hari lebih dikomunikasikan dalam

bentuk tampilan yang hidup dan disesuaikan dengan perkembangan terbaru

tentang pengembangan purse seine di tanah air dan di berbagai perairan

seluruh dunia.

Hari demi hari teknologi purse seine selalu berkembang dalam hal

teknologi pengoperasian purse seine yang lebih efisien dengan didukung

peralatan pendeteksian terhadap schooling ikan dari jarak jauh melalui

pemanfaatan informsi satelit dengan didukung komputerisasi mutakhir.

Semoga harapan itu tidak lama akan terwujud untuk menyemarakkan

kegiatan perikanan tangkap ikan pelagis yang bergerak cepat untuk secepat

dimanfaatkan oleh nelayan di persada perairan pertiwi dari Sabang sampai

Merauke.

Page 29: pukat kantong

Pukat Cincin ( Purse Seine )

28

DAFTAR PUSTAKA

Anonymous. 1986. Out Line of Fishing Gear and Method. KIFTC, Japan

International Cooperation Agency.

_________. 1991. Teknologi Penangkapan Ikan dengan Purse Seine Mini.

Dalam Himpunan Paket Teknologi Alat Penangkapan Ikan. Balai

Pengembangan Penangkapan Ikan Semarang.

Fridman, A.L. 1988. Calculations for Fishing Gear Design. FAO. Rome, Italy.

Nomura. 1981. Fishing Technique (2). KIFTC, Japan International

Cooperation Agency.

Prado, J. and Dremiere, PY. 1991. Fisherman’s Workbook.

Page 30: pukat kantong

Pukat Cincin ( Purse Seine )

29

Lampiran 1. Tabel Diameter, Nomor Benang (R Tex) dan Kekuatan

Benang Nylon ( PA)

Berpilih, Bahan Serat Bentuk Memanjang (Continous Filament)

Berjalin, Bahan Serat Bentuk Memanjang (Continous Filament)

m/kg R

Tex

Diam. approx.

mm

A

kgf

B

kgf

m/kg R Tex

Diam. approx.

mm

A

Kgf

B

kgf/mm

20000 50 0.24 3.1 1.8 740 1350 1.50 82 44

13300 75 0.24 4.0 2.7 645 1550 1.65 92 9

10000 100 0.33 6.2 3.6 590 1700 1.80 95 52

6400 155 0.40 9 6 515 1950 1.95 110 60

4350 230 0.50 14 9 410 2450 2.30 138 74

3230 310 0.60 18 11 360 2800 2.47 154 81

2560 390 0.65 22 14 280 3550 2.87 195 99

2130 470 0.73 26 16 250 4000 3.10 220 112

1850 540 0.80 30 18 233 4300 3.25 235 117

1620 620 0.85 34 21 200 5000 3.60 270 135

1430 700 0.92 39 22 167 6000 4.05 320 155

1280 780 1.05 43 24 139 7200 4.50 360 178

1160 860 1.13 47 26 115 8700 4.95 435 215

1050 950 1.16 51 28 108 9300 6.13 460 225

95 10500 5.40 520 245

970 1030 1.20 55 29 81 12300 5.74 600 275

830 1200 1.33 64 34 71 14000 5.93 680 315

780 1280 1.37 67 35 57 17500 6.08 840 390

700 1430 1.40 75 40

640 1570 1.43 82 43

590 1690 1.5 91 47

A = daya tahan putus, benang tanpa

simpul ( benang tunggal )

B = daya tahan putus, benang bersimpul

( benang tunggal )

Sumber : J.PRADO, FAO-BPPI (1991)

Page 31: pukat kantong

Pukat Cincin ( Purse Seine )

30

Lampiran 2. Tabel Diameter, Nomor dan Kekuatan Benang

I. Sifat Benang PA Berpilin (Bahan Serat Panjang)

M/kg R Tex Diameter (mm) Kgf *)

500 2000 1.6 56

385 2600 1.9 73

315 3180 2.0 84

294 3400 2.2 90

250 4000 2.4 104

200 5000 2.75 125

176 6000 2.85 150

125 8000 3.35 190

91 11000 3.8 250

*) Daya tahan putus, benang, besi bersimpul

II. Diameter Nomor Benang (Tex) dan Kekuatan Benang Monofilament

Diameter (mm) M/kg Tex A *) Kgf B *) Kgf

0.10 90 900 11 0.65 0.4

0.12 62 500 16 0.9 0.55

0.15 43 500 23 1.3 0.75

0.18 33 300 30 1.6 1.0

0.20 22 700 44 2.3 1.4

0.25 17 200 58 3.1 1.8

0.30 11 100 90 4.7 2.7

0.35 8 330 120 6.3 3.6

0.40 6 450 155 7.7 4.4

0.45 5 400 185 9.5 5.5

0.50 4 170 240 12 6.5

0.55 3 570 280 14 7.5

0.60 0.030 330 17 8.8

0.70 2.080 480 24 12.5

0.80 1 670 600 29 15

0.90 1 320 755 36 19

1.00 1 090 920 42 22

1.10 900 1110 47 25

1.20 760 1320 55 30

1 30 650 1540 65 35

1.40 560 1790 75 40

A *) Daya tahan putus, benang tanpa simpul B *) Daya tahan putus, benang

bersimpul (benang tunggal)

Page 32: pukat kantong

Pukat Cincin ( Purse Seine )

31

III. Sistem Penomoran Jepang Untuk Monofilament

N’Japan Diameter ( mm ) N’Japan Diameter ( mm )

0.20 0.55

2 - 12 -

0.25 - 0.60

3 - 14 -

0.30 - 0.70

4 - 18 -

0.35 - 0.80

5 - 24 -

0.40 30 0.90

6 -

7 0.45

8 -

0.50

10

IV. Polyethylene (PE)

Berpilin, bahan serat pendek (putus-putus)

M/kg R Tex Diameter

Approx. (mm) A Kgf B Kgf

4 760 210 0.60 9 6

3 330 300 0.73 13 9

2 560 390 0.85 18 12

1 250 800 1.22 32 22

1 010 990 1.36 38 24

720 1 390 1.62 57 36

530 1 900 1.94 73 46

420 2 360 2.18 86 54

325 3 070 2.48 100 59

240 4 100 2.90 150 88

185 5 400 3.38 215 120

150 6 660 3.82 300 170

4 760 210 0.60 9 6

Page 33: pukat kantong

Pukat Cincin ( Purse Seine )

32

V. Sistem Penomoran Jepang Untuk Multifilament

Diameter (mm) x number of filament m/kg A (kgf)

0.20 x 4 6.250 9

0.20 x 6 4 255 14

0.20 x 10 2 630 24

0.20 x 12 2 120 26

VI. Polyethylene (PE)

Berpilin dan berjalin, bahan serat tebal

Diameter (mm) M/kg Tex A *) Kgf B *) Kgf

5260 190 0.50 7.5 5.5

2700 370 0.78 10 7

1430 700 1.12 27 19

950 1 050 1.42 36 24

710 1 410 1.64 49 35

570 1 760 1.83 60 84

460 2 170 2.04 75 54

360 2 800 2.33 93 67

294 3 400 2.56 116 83

225 4 400 2.92 135 97

190 5 300 3.19 170 125

130 7 680 3.68 218 160

100 10 100 3.96 290 210

Page 34: pukat kantong

Pukat Cincin ( Purse Seine )

33

Lampiran 3. Tabel Diameter, Nomor Benang (R Tex) dan Kekuatan

Benang Polyester ( PES ) Polypropylene ( PP)

Polyester (PES) Polypropylene ( PP )

-berpilin bahan serat memanjang -berpilin bahan serat memanjang

m/kg

Rtex

Diam

Approx

mm

A

kgf

B

kgf

m/kg

Rtex

Diam Approx

mm

A

kgf

B

kgf

11 100

90 5.3 2.8 4 760 210 0.60 13 8

5 550 180 0.40 10.5 5 3 470 290 0.72 15 9

3 640 275 0.50 16 7.3 2 780 360 0.81 19 11

2 700 370 0.60 21 9.3 2 330 430 0.90 25 14

2 180 460 0.70 27 12 1 820 550 1.02 28 15

1 800 555 0.75 32 14 1 560 640 1.10 38 19

1 500 670 0.80 37 16 1 090 920 1.34 44 23

1 330 750 0.85 42 18 840 1 190 1.54 58 30

1 200 830 0.90 46 20 690 1 440 1.70 71 36

1 080 925 0.95 50 22 520 1 920 1.95 92 47

1 020 980 1.00 54 24 440 2 290 2.12 112 59

900 1 110 1.05 60 26 350 2 820 2.32 132 70

830 1 200 1.10 63 28 300 3 300 2.52 152 80

775 1 290 1.15 68 29 210 4 700 2.94 190 100

725 1 380 1.20 73 30 177 5 640 3.18 254 130

665 1 500 1.25 78 32

540 1 850 1.35 96 40

270 3 700 1.95 180 78

Page 35: pukat kantong

Pukat Cincin ( Purse Seine )

34

Lampiran 4. Daftar Isian Untuk Memudahkan Dalam Melakukan

Identifikasi Pukat Cincin (Purse Seine)

I. L O K A S I

1. Lokasi Pemeriksaan :

a. Desa / Kelurahan*)

: …………………………………..

b. Kecamatan : …………………………………..

c. Kabupaten / Kota *) : ………………………………….

d. Propinsi : ………………………………….

2. Lokasi Pendaratan Ikan Hasil Tangkapan :

a. Nama TPI / PPI / Pelabuhan Perikanan *) : …………..

b. Desa / Kelurahan*) : …………………………………..

c. Kecamatan : …………………………………..

d. Kabupaten/Kota*) : ………………………………….

e. Propinsi : ………………………………….

Page 36: pukat kantong

Pukat Cincin ( Purse Seine )

35

II. IDENTIFIKASI

1. Komponen Utama Jaring Tiga Lapis*)

a. Tali-Temali dalam 1 pis (piece) Jaring : ………………

1). Tali Pelampung :

a). Bahan : …………………………………….

b). Diameter (∅) = …………………mm

c). Panjang = …………………m

2). Tali-Ris Atas :

a). Bahan : …………………………………….

b). Diameter (∅) = …………………mm

c). Panjang = …………………m

3). Tali Pemberat :

a). Bahan : …………………………………….

b). Diameter (∅) = …………………mm

c). Panjang = …………………m

4). Tali-Ris Bawah :

a). Bahan : …………………………………….

b). Diameter (∅) = ………………… mm

c). Panjang = …………………m

Page 37: pukat kantong

Pukat Cincin ( Purse Seine )

36

b. Pelampung dalam 1 unit : ………………

1). Bahan : …………………………………….

2). Kode dari Pabrik : Y-3/Y8/Lainnya*) : ……….

3). Bentuk : Bola/Ellips/Silinder/Lingkaran*)

4). Ukuran per buah :

a). Diameter Lubang = ……………….mm

b). Diameter (Tebal) = ………………mm

c). Panjang = …………….. mm

d). Daya Apung = ……………..gf/kgf*) (jika tahu)

5). Jarak antar Pelampung = ……………. mm/cm/m*)

6). Jumlah = ………………buah

7). Gambar = …………………..

c. Pelampung tambahan dalam 1 unit : ………………

1). Bahan : …………………………………….

2). Kode dari Pabrik : Y-3/Y8/Lainnya*) : ……….

3). Bentuk : Bola/Ellips/Silinder/Lingkaran*)

4). Ukuran per buah :

a). Diameter Lubang = ……………….mm

b). Diameter (Tebal) = ………………mm

Page 38: pukat kantong

Pukat Cincin ( Purse Seine )

37

c). Panjang = …………….. mm

d). Daya Apung = ……………..gf/kgf*) (jika tahu)

5). Jarak antar Pelampung = ……………. mm/cm/m*)

6). Jumlah = ………………buah

7). Gambar = …………………..

d. Pemberat dalam 1 pis jaring : ………………

1). Bahan : ……………………

2). Bentuk : Bola/Ellips/Silinder/Lingkaran*)

3). Ukuran per buah :

a). Diameter Lubang = ……………….mm

b). Diameter (Tebar) = ………………mm

c). Panjang = …………….. m

d) Berat = ………………g / kg*)

d). Daya Tenggelam = ……………..gf / kgf*) (jika tahu)

4). Jarak antar Pemberat = ……………. mm/cm/m*)

5). Jumlah = ………………buah

6). Gambar = …………………..

Page 39: pukat kantong

Pukat Cincin ( Purse Seine )

38

e. J a r i n g : ………………

1). Penguat Atas (Selvedge/Srampat Atas) dalam 1 pis : :

a). Bahan dan Penomoran Benang dari Pabrik

(untuk Multifilament / Monofilament*) : ……………….

b). Bahan dan Diameter Benang (untuk Monofilament) : ………

c). Ukuran Mata Jaring (Mesh Size/MS) = ……………..mm/inci*)

d). Ukuran jaring :

(1) Jumlah Mata-Jaring ke arah Panjang

(Mesh Length / ML) = ……………….#

(2) Jumlah Mata-Jaring ke arah Lebar

( Mesh Depth / MD ) = ………………#

2). Tubuh Jaring Lapis dalam 1 pis :

a). Bahan dan Penomoran Benang dari Pabrik

(untuk Multifilament / Monofilament*) : ……………….

b). Bahan dan Diameter Benang (untuk Monofilament) : ………

c). Ukuran Mata Jaring (Mesh Size/MS) = ……………..mm/inci*)

d). Ukuran jaring :

(1) Jumlah Mata-Jaring ke arah Panjang

(Mesh Length / ML) = ……………….#

(2) Jumlah Mata-Jaring ke arah lebar

(Mesh Depth / MD) = ……………….#

Page 40: pukat kantong

Pukat Cincin ( Purse Seine )

39

3). Penguat Bawah (Selvedge/Srampat Bawah) dalam 1 pis :

a). Bahan dan Penomoran Benang dari Pabrik

(untuk Multifilament / Monofilament*) : ……………….

b). Bahan dan Diameter Benang (untuk Monofilament) : ……

c). Ukuran Mata Jaring (Mesh Size/MS) = ……………..mm/inci*)

d). Ukuran jaring :

(1) Jumlah Mata-Jaring ke arah Panjang

(Mesh Length / ML) = ……………….#

(2) Jumlah Mata-Jaring ke arah lebar

( Mesh Depth / MD ) = ……………….#

f. Sarana Apung :

1). Jenis : Perahu / Motor Tempel / Kapal Motor*)

2). Nama dan alamat :

a). Nama Kapal dan Tanda Selar : ……………………..

b). Nama Pemilik : ……………………………………..

c). Alamat Pemilik : …………………………………..

………………………………….

d). Nama Nakhoda : ………………………………….

e). Alamat Nakhoda : …………………………………

………………………………….

Page 41: pukat kantong

Pukat Cincin ( Purse Seine )

40

3). Bahan : Kayu / Besi / Baja / Fibreglass*)

4). Ukuran :

a). Panjang = ……………… m

b). Lebar = ………………. m

c). Tinggi / Dalam = ……………… m

d). Tonase = ………………Gross Tonnage

(GT )

5). Mesin :

a). Merek = ………………

b). Tenaga = ………………. Daya Kuda ( DK )

c). Bahan Bakar = Solar / Bensin*)

6). Anak Buah Kapal ( ABK ) / Nelayan = ……………..Orang

Page 42: pukat kantong

Pukat Cincin ( Purse Seine )

41

2. Komponen Penunjang/Kelengkapan Jaring Insang Dasar /

Permukaan / Hanyut*) Dalam 1 Unit Jaring :

a. Tali-Selambar Depan : ………………

1). Bahan = ………………………..

2). Diameter (∅ ) = …………….. mm

3). Panjang = ……………. m

b. Tali-Selambar Belakang : ………………

1). Bahan = ………………………..

2). Diameter (∅ ) = …………….. mm

3). Panjang = ……………. m

c. Tali-Kerut ( Kolor ) : ………………

1). Bahan = ………………………..

2). Diameter (∅ ) = …………….. mm

3). Panjang = ……………. m

d. Alat Bantu : Fish Finder / GPS / Keker / SSB / Line Hauler /

Net Hauler / Net Drum / Power Block / Rumpon / Payao *)

Page 43: pukat kantong

Pukat Cincin ( Purse Seine )

42

3. Daerah Penangkapan Ikan :

a. Nama Daerah / wilayah Laut : ………………

b. Posisi :

1). Garis Lintang : …………LU/LS* s/d …………LU/LS*)

2). Garis Bujur : ………………BT s/d ………………BT

c. Jalur Penangkapan Ikan :

Ia (0 – 3 mil laut) / Ib (> 3 – 6 mil laut) / II ( > 6 – 12 mil laut) /

III ( > 12 – 200 mil laut )*)

4. Waktu Operasi Penangkapan Ikan :

a. Bulan : ………………….. s/d ………………

b. Pagi / Siang / Sore / Malam *),

Jam : ……… s/d ………WIB/WITA/WIT*)

5. T r i p :

a. 1 Trip = ……………. Hari

b. 1 Bulan = …………. Kali Trip.

c. Dalam 1 hari = …………….. kali tawur (setting)

6. Hasil Tangkapan :

a. Jenis Ikan : Pelagis Kecil / Pelagis Besar / Demersal *)

b. Jenis-jenis Ikan dominan :

1). ……………………(rata-rata per ekor = ……kg/cm/m*) )

Page 44: pukat kantong

Pukat Cincin ( Purse Seine )

43

2). ……………………(rata-rata per ekor = ……kg/cm/m*) )

3). ……………………(rata-rata per ekor = ……kg/cm/m*) )

4). ……………………(rata-rata per ekor = ……kg/cm/m*) )

5). ……………………(rata-rata per ekor = ……kg/cm/m*) )

c. Jenis Non-Ikan Dominan:

1). ……………………(rata-rata per ekor = ……kg/cm/m*) )

2). ……………………(rata-rata per ekor = ……kg/cm/m*) )

3). ……………………(rata-rata per ekor = ……kg/cm/m*) )

4). ……………………(rata-rata per ekor = ……kg/cm/m*) )

5). ……………………(rata-rata per ekor = ……kg/cm/m*) )

d. Dalam 1 trip = ………………. Ekor / kg *) Ikan

e. Dalam 1 trip = ………………. Ekor / kg *) Non-Ikan

…………………………, ………………..20…..

Petugas Penyidik / Pengawas *)

………………………………..

………………………….

NIP ……………………

------------------------------------------------------------

*) Coret yang tidak dipakai atau yang tidak sesuai dengan kenyataan.