PTK

67
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dunia pendidikan dihadapkan pada tantangan untuk menghasilkan SDM yang berkualitas dalam menghadapi berbagai tantangan yang bersifat kompetitif. Dimana pendidikan adalah proses memanusiawikan manusia kembali (Suyatno, 2009:3). Guru dalam proses pembelajaran memegang peran yang sangat penting dalam dunia pendidikan. Sebab, siswa adalah organisme yang sedang berkembang yang memerlukan bantuan dan bimbingan dari orang dewasa. Kemampuan profesional guru sangat penting dalam rangka meningkatkan kualitas pendidikan. Perbaikan dalam proses pembelajaran adalah salah satu bentuk kegiatan pemberian bantuan. Guru adalah komponen yang sangat menentukan dalam implementasi suatu strategi pembelajaran. Tanpa guru, bagaimanapun bagus dan idealnya suatu strategi, maka strategi itu tidak mungkn dapat diaplikasikan (Sanjaya,

description

Penelitian

Transcript of PTK

1

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Dunia pendidikan dihadapkan pada tantangan untuk menghasilkan SDM yang

berkualitas dalam menghadapi berbagai tantangan yang bersifat kompetitif. Dimana

pendidikan adalah proses memanusiawikan manusia kembali (Suyatno, 2009:3).

Guru dalam proses pembelajaran memegang peran yang sangat penting dalam dunia

pendidikan. Sebab, siswa adalah organisme yang sedang berkembang yang

memerlukan bantuan dan bimbingan dari orang dewasa. Kemampuan profesional

guru sangat penting dalam rangka meningkatkan kualitas pendidikan. Perbaikan

dalam proses pembelajaran adalah salah satu bentuk kegiatan pemberian bantuan.

Guru adalah komponen yang sangat menentukan dalam implementasi suatu

strategi pembelajaran. Tanpa guru, bagaimanapun bagus dan idealnya suatu strategi,

maka strategi itu tidak mungkn dapat diaplikasikan (Sanjaya, 2010: 52). Guru

dituntut untuk menerapkan metode pembelajaran yang dapat meningkatkan kualitas

pendidikan. Selain itu guru harus dapat mengelola pembelajaran sedemikian rupa

sehingga tujuan pembelajaran tercapai secara maksimal. Guru dalam kurikulum

bertindak sebagai fasilitator, artinya guru hanya sebagai pembimbing atau

mengarahkan siswa dalam proses pembelajaran. Guru harus dapat memilih metode

dan strategi belajar yang tepat.

Dalam proses pembelajaran diharapkan dapat meningkatkan hasil belajar

ekonomi siswa. Hasil belajar merupakan tolak ukur yang digunakan untuk

1

2

menentukan keberhasilan siswa dalam mengetahui dan memahami suatu mata

pelajaran yang dapat berupa pengetahuan nilai dan keterampilan setelah siswa

mengalami proses belajar. Sudjana (2009:22) menyatakan hasil belajar adalah

kemampuan yang dimiliki siswa setelah ia menerima pengalaman belajar. Siswa

dikatakan berhasil dalam belajar apabila siswa tersebut telah mencapai tujuan

pembelajaran atau tujuan instruksional.

Ekonomi merupakan salah satu bidang studi Ilmu pengetahuan Sosial yang

cukup memiliki peranan penting dalam pendidikan. Pelajaran ekonomi dalam

pelaksanaan pendidikan diberikan mulai SMP/MTS sampai SMA/SMK/MAN. Guru

banyak mengalami persoalan dalam pembelajaran, baik itu yang berhubungan

dengan tingkat pemahaman materi belajar siswa maupun penggunaan metode

pembelajaran. Dimana metode pembelajaran yang digunakan guru kurang bervariasi.

Dalam proses pembelajaran guru lebih sering menggunakan metode tanya jawab dan

ceramah. Dimana metode ini hanya dapat menciptakan interaksi antara guru dengan

siswa dan jarang sekali terjadinya interaksi antara siswa dengan siswa.

Berkaitan dengan masalah di atas, selama peneliti menjadi pengajar mata

pelajaran ekonomi di Kelas X1 MAN Kualasimpang, peneliti banyak menemukan

masalah bahwa rendahnya hasil belajar siswa dalam pembelajaran ekonomi

khususnya materi pasar. Untuk mengatasi hal tersebut peneliti merasa perlu untuk

menerapkan metode pembelajaran tertentu dengan baik di kelas sesuai dengan

kondisi siswa dan kondisi pembelajaran.

Salah satu metode pembelajaran yang melibatkan peran siswa secara aktif

adalah metode pembelajaran kooperatif, metode ini tidak hanya menciptakan

3

interaksi antara siswa dengan guru namun juga mampu menciptakan interaksi antara

siswa dengan siswa. Metode kooperatif yang ingin diterapkan yaitu Cooperative

Type Student Team Achievement Division (STAD). Alasan menggunakan metode

pembelajaran kooperatif tipe STAD menurut Slavin (2010:143) karena metode

pembelajaran STAD merupakan metode pembelajaran kooperatif yang paling

sederhana dan merupakan metode yang paling baik untuk permulaan bagi para guru

yang baru menggunakan pendekatan kooperatif. Selain itu metode pembelajaran

STAD merupakan pembelajaran yang melibatkan pengakuan tim, yaitu siswa dibagi

menjadi beberapa kelompok heterogen berdasarkan tingkat prestasi atau tingkat

kemampuan belajar, dalam metode STAD point penting berada pada fiturnya yaitu

pada tiap point yang ditekankan adalah membuat anggota tim melakukan yang

terbaik untuk tim anggotanya. Tim ini memberikan dukungan kelompok bagi kinerja

akademik penting dalam pembelajaran, agar tiap anggota paham dan mengerti

tentang materi yang dibahas. Dengan menggunakan metode STAD kita dapat

mengaplikasikan materi pasar dalam pembelajaran ekonomi.

Hasil penelitian yang dilakukan oleh Khan (2011) dalam jurnal penelitian

menunjukkan bahwa STAD also add an extra source of learning with the groups

because some high achievers act as a role of tutor, which result in high

achievements.

Metode pembelajaan kooperatif tipe STAD seperti yang disampaikan oleh

Khan, di dalam suatu kelas terdapat tingkatan kemampuan siswa, salah satunya

siswa yang memiliki hasil belajar yang lebih tinggi atau disebut siswa yang pintar.

Siswa yang pintar dalam STAD akan menjadi tutor bagi teman satu kelompoknya,

4

terutama bagi siswa yang tergolong kurang pandai, sehingga diharapkan dapat

meningkatkan hasil belajar. Hal tersebut dapat meningkatkan hasil belajar

dikarenakan dalam penyampaian materi menggunakan bahasa yang mudah dipahami

oleh siswa yang sebaya. Selain itu metode kooperatif tipe STAD merupakan salah

satu metode PAKEM (Pembelajaran Yang Aktif, Kreatif, Efektif Dan

Menyenangkan) yang mampu meningkatkan hasil belajar siswa.

Berdasarkan uraian diatas untuk mencapai keberhasilan siswa terutama dalam

materi pasar pelajaran ekonomi sangatlah dipengaruhi oleh pembelajaran yang

digunakan. Maka yang menjadi permasalahan dalam penelitian ini adalah “Upaya

Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Dengan Metode STAD (Student Teams

Achievement Division) Pada Materi Pasar Pelajaran Ekonomi Kelas X1 Di MAN

Kualasimpang”.

1.2 Identifikasi Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah tersebut dapat diidentifikasikan masalah

sebagai berikut:

a. Hasil belajar ekonomi siswa masih rendah.

b. Metode pembelajaran yang diterapkan masih terpusat pada guru sehingga

pembelajaran yang diterima kurang membekas pada siswa.

c. Metode Pembelajaran Tipe STAD (Student Teams Achievement Division) masih

belum dikenal di sekolah MAN Kualasimpang.

5

1.3 Rumusan Masalah

Permasalahan yang akan diajukan dalam penelitian ini adalah: “Apakah

model pembelajaran kooperatif tipe STAD dapat meningkatkan hasil belajar siswa

pada materi pasar pelajaran Ekonomi di Kelas X1 MAN Kualasimpang?”

1.4 Tujuan Penelitian

Berdasarkan permasalahan tersebut maka tujuan penelitian adalah untuk

meningkatkan hasil belajar siswa dengan menggunakan model pembelajaran

kooperatif tipe STAD pada materi pasar pelajaran Ekonomi di Kelas X1 MAN

Kualasimpang.

1.5 Manfaat Hasil Penelitian

Adapun manfaat hasil penelitian ini adalah:

1. Bagi siswa, hasil penelitian ini akan sangat bermanfaat bagi siswa agar tercipta

kebiasaan-kebiasaan positif seperti: kerjasama dalam kelompok, keefektifan

dalam pelajaran, meningkatkan hasil belajar Ekonomi.

2. Bagi guru, penelitian ini diharapkan bermanfaat Sebagai masukan bagi guru

dalam rangka meningkatkan hasil belajar siswa kelas X1 MAN Kualasimpang.

3. Bagi peneliti sendiri, mendapat pengalaman menerapkan pembelajaran Ekonomi

dengan model pembelajaran kooperatif tipe STAD yang dapat diterapkan saat

terjun di lapangan.

6

BAB II

LANDASAN TEORI

2.1 Hasil Belajar

Definisi hasil belajar menurut Sudjana (Dalam www.sarjanaku.com) adalah

“kemampuan-kemampuan yang dimiliki siswa setelah menerima pengalaman

belajarnya”. Dalam proses pembelajaran, hasil belajar merupakan hal yang penting

karena dapat menjadi petunjuk untuk mengetahui sejauh mana keberhasilan siswa

dalam kegiatan belajar yang sudah dilakukan. Hasil belajar dapat diketahui melalui

evaluasi untuk mengukur dan menilai apakah siswa sudah menguasai ilmu yang

dipelajari atas bimbingan guru sesuai dengan tujuan yang dirumuskan.

Faktor yang mempengaruhi hasil belajar siswa dikelompokkan menjadi dua

(Suryabrata, 1995:233) yaitu antara lain :

a. Faktor internal.Faktor internal berasal dari dalam individu yang belajar yaitu meliputi faktor fisik atau jasmani dan faktor mental psikologis. Faktor fisik misalnya keadaan badan lemah, sakit atau kurang fit dan sebagainya, sedang faktor mental psikologis meliputi kecerdasan atau intelegensi, minat, konsentrasi, ingatan, dorongan, rasa ingin tahu, dan sebagainya.

b. Faktor eksternal. Faktor eksternal adalah faktor yang berasal dari luar individu yang belajar, meliputi faktor alam fisik, lingkungan, saran fisik dan non fisik, serta strategi pembelajaran yang dipilih pengajar untuk menunjang proses belajar mengajar. Tugas guru adalah mengolah kondisi eksternal agar tercipta sarana untuk belajar, sehingga kondisi eksternal mengenai hal-hal dalam situasi belajar dapat diatur dan dikontrol.

6

7

2.2 Tinjauan Materi Pasar

a. Pengertian Pasar

Pasar adalah tempat konsumen memperoleh barang atau jasa, dan

produsen menawarkan barang dan jasa. Dengan demikian pasar adalah

mekanisme yang mempertemukan pembeli (konsumen) dengan penjualan

(produsen) sehingga bisa berinteraksi untuk membentuk suatu

kesepakatan harga.

b. Syarat-syarat terbentuknya pasar

Terbentuknya suatu pasar disyaratkan oleh beberapa hal, yaitu:

1) Adanya barang dan jasa yang diperjual-belikan

2) Adanya penjual dan pembeli

3) Adanya kesepakatan antara penjual dan pembeli.

c. Fungsi Pasar

Pasar mempunyai fungsi utama:

1. Fungsi distribusi

Barang dan jasa yang dihasilkan produsen dapat sampai dengan

konsumen melalui proses distribusi. Salah satu tempat distribusi

adalah pasar. Pasar adalah tempat memudahkan konsumen dan

produsen untuk melakukan transaksi perdagangan. Yang termasuk

lembaga distribusi adalah agen, pedagang besar, makelar, dan

komisioner.

8

2. Proses pembentukan harga

Harga barang terjadi atas keinginan atau kesepakatan antara penjual

dan pembeli (konsumen dengan produsen).

3. Fungsi promosi

Pasar digunakan oleh produsen untuk memperkenalkan barang

produksinya melalui pameran.

d. Peranan Pasar Bagi Pelaku Ekonomi

Pasar memiliki peranan yang sangat penting bagi pelaku ekonomi,

dengan adannya pasar interaksi ekonomi berjalan dengan lancar. Pasar

berperan:

1) Peranan pasar bagi konsumen

Bagi konsumen pasar memiliki peranan yang sangat penting yaitu

memudahkan mendapat segala kebutuhan yang diinginkannya, tanpa

perlu mencari ketempat dimana barang itu diproduksi.

2) Peranan pasar bagi produsen

Produsen sebagai penghasil barang dapat memenuhi kebutuhan

konsumen. Hasil produksinya dapat dibawa ke pasar untuk dijual

kepada konsumen. Pasar bagi produsen juga berfungsi untuk

memperoleh bahan-bahan mentah untuk proses produksinya.

3) Peranan pasar bagi pemerintah

Bagi pemerintah pasar dapat dijadikan sumber pendapatan negara

melalui pungutan pajak, iuran-iutran, atau restribusi.

9

e. Macam-macam Pasar

Berikut ini pembagian macam-macam pasar:

1. Menurut jenis barang yang diperjualbelikan:

a) Pasar barang konsumsi

Pasar ini adalah pasar yang memperjualbelikan barang-barang

keperluan sehari-hari.

b) Pasar sumber daya produksi

Pasar ini memperjualbelikan faktor-faktor produksi antara lain

sumber daya alam, sumber tenaga kerja dan modal.

2. Menurut luas distribusinya

Menurut keluasan distribusinya pasar terdiri dari:

a) Pasar lokal

b) Pasar daerah

c) Pasar nasional

d) Pasar internasional.

3. Menurut waktu

Pembagian pasar menurut waktunya didasarkan pada waktu pasar

difungsikannya ini dibagi:

a) Pasar harian

b) Pasar mingguan

c) Pasar tahunan.

10

f. Pasar Persaingan Sempurna

Pasar persaingan sempurna adalah suatu bentuk interaksi antara

permintaan dengan penawaran yang ditandai oleh jumlah produsen dan

konsumen sangat banyak dan hampir tidak terbatas.

Ciri-ciri pasar persaingan sempurna adalah:

1) Banyak penjual

2) Produk-produk homogen (serba sama)

3) Pasar yang bebas dimasuki kondisi pasar

4) Faktor-faktor bergerak bebas

5) Tidak ada campur tangan pemerintah.

g. Pasar Persaingan Tidak Sempurna

Pasar persaingan tidak sempurna adalah pasar yang jumlah penjual dan

pembeli tidak seimbang atau sebanding. Kemungkinan terjadi adalah

pasar dikuasai oleh satu penjual atau beberapa penjual, sedangkan

pembelinya juga satu atau beberapa pembeli yang menguasai pasar.

Bentuk pasar persaingan tidak sempurna adalah:

1. Monopoli

Monopoli adalah suatu bentuk interaksi antara permintaan dengan

penawaran yang ditandai oleh hanya satu penjual/produsen di pasar

berhadapan denga permintaan seluruh pembeli/konsumen.

Sebab-sebab tumbuhnya monopoli antara lain:

a) Lindungan hukum

11

b) Pemberian lisensi

c) Memiliki modal yang sangat besar

d) Menguasai bahan mentah

e) Produknya digemari masyarakat, dan

f) Pasar tidak luas.

2. Oligopoli

Oligopoli adalah suatu bentuk interaksi antara permintaan dengan

penawaran dimana terdapat beberapa penjual/produsen yang

menguasai seluruh permintaan pasar.

Ciri-ciri oligopoli adalah:

a) Terdapat beberapa penjual

b) Barang yang diperjualbelikan homogen atau berbeda corak

(differentiated product)

c) Halangan masuk cukup besar bagi perusahaan lain. Satu diantara

oligopolis merupakan market leader.

3. Monopolistik

Monopolistik adalah suatu bentuk interaksi antara permintaan

dengan penawaran dimana terdapat sejumlah besar penjual/produsen

menawarkan barang yang sama, namun masing-masing memiliki ciri

yang khusus.

12

Ciri-ciri pasar persaingan monopolistik adalah:

a) Terdapat banyak penjual

b) Barang yang dipejualbelikan merupakan differentiated product

c) Penjual memiliki kekuatan monopolis atas barang produksinya

d) Setiap penjual aktif memasarkan/promosi barangnya

e) Keluar masuk pasar relatif mudah.

Keadaan pasar mengandung unsur monopoli dan unsur persaingan,

barang dan jasa yang ada kebanyakan interaksi antara permintaan

dan penawaran sehingga menunjukkan persaingan monopolistik dan

bentuk pasar ini yang paling mendekati kenyataan.

4. Monopsoni

Monopsoni adalah bentuk pasar yang dikuasai oleh satu orang/badan

dengan penawaran dari sejumlah penjual/produsen. Misalnya

pembeli tiang listrik dikuasai oleh PLN.

5. Oligopsoni

Oligopsoni adalah suatu bentuk pasar yang dikuasai oleh lebih dari

dua orang pembeli dengan penawaran dari sejumlah

penjual/produsen.

13

2.3 Metode Kooperatif Tipe STAD (Student Teams Achievement Division)

Student Team-Achievement Division (STAD) merupakan tipe pembelajaran

kooperatif yang paling sederhana dimana siswa ditempatkan dalam tim belajar

beranggotakan 4 – 5 orang yang merupakan campuran menurut tingkat kinerja, jenis

kelamin dan suku. Guru menyajikan pelajaran kemudian siswa bekerja dalam tim

untuk memastikan bahwa seluruh anggota tim telah menguasai pelajaran tersebut.

Akhirnya, seluruh siswa dikenai kuis tentang materi itu dimana pada saat kuis

mereka tidak boleh saling membantu.

2.4 Penerapan Pembelajaran Kooperatif Tipe STAD Di MAN Kualasimpang

a. Tahap Pembelajaran

1. Penyajian Kelas (Class Presentation)Penyajian kelas diisi dengan materi relasi dan fungsi yang diajarkan secara langsung atau dengan metode ceramah yang difokuskan pada unit-unit STAD. Setiap siswa harus diberitahukan bahwa mereka harus benar-benar memperhatikan materi yang diberikan supaya membantu mereka dalam mengerjakan kuis dengan baik karena skor kelompok ditentukan oleh skor kuis tiap anggota kelompok.

2. Pembentukan Kelompok (teams)3. Setiap kelompok beranggotakan 4 – 5 orang siswa. Kelompok yang

dibentuk adalah kelompok heterogen, berdasarkan prestasi akademis di dalam kelas, jenis kelamin dan suku. Pembentukan kelompok adalah tuntunan terpenting dari STAD. Karena kelompok disini berfungsi untuk belajar bersama dan untuk memastikan bahwa semua anggota kelompok dapat memahami materi yang diajarkan, sehingga setiap anggota dapat mengerjakan kuis dengan baik yang berpengaruh terhadap skor kelompok. Point akan diberikan kepada setiap anggota kelompok yang melakukan hal terbaik untuk kelompoknya, misalnya membantu setiap tugas dan menjelaskan materi atau tugas yang belum dimengerti oleh anggota kelompoknya yang lain. Setiap anggota kelompok harus terjadi hubungan yang baik dan saling memberi dukungan untuk mendapatkan hasil akademis yang menggembirakan.

4. Kuis (Quizzes)Kuis diberikan setelah guru menyajikan materi membaca dan menulis dalam kegiatan kelompok. Siswa mengerjakan kuis secara individual.

14

Pada saat mengerjakan kuis siswa tidak diperkenankan untuk bekerja sama. Dengan demikian, siswa sebagai individu bertanggungjawab untuk memahami materi membaca dan menulis.

5. Pemberian Skor Individual (Individual Improvement Scores)Skor individu diberikan bermaksud untuk dapat melihat perkembangan setiap siswa dalam peningkatan hasil belajar setelah bekerja keras, dan untuk meningkatkan motivasi mereka diberikan skor dasar yang ditentukan berdasarkan nilai rata-rata siswa sebelumnya. Kemudian, setiap siswa menyumbang poin untuk kelompoknya sesuai dengan tingkat perolehan skor kuisnya.

6. Penghargaan Kelompok (Team Recognition)Kelompok yang berhasil memperoleh skor tertinggi akan diberikan penghargaan seperti sertifikat, laporan berkala kelas atau papan pengumuman dan bentuk penghargaan lainnya. Kriteria sumbangan skor terhadap kelompok terlihat pada tabel berikut:

Skor TesPoin Perkembangan

Individu

a) Lebih dari 10 poin dibawah skor awal 5

b) 10 poin sampai dengan 1 poin dibawah skor awal 10

c) Skor awal sampai dengan 10 poin diatasnya 20

d) Lebih dari 10 poin diatas skor awal 30e) Nilai sempurna (tanpa memperhitungkan skor

awal)30

“Perhitungan skor kelompok dilakukan dengan cara menjumlahkan masing-

masing perkembangan skor individu dan hasilnya dibagi sesuai jumlah anggota

kelompok” (Isjoni, 2009:76). Pemberian penghargaan diberikan berdasarkan

perolehan skor rata-rata yang dikategorikan menjadi kelompok baik, kelompok hebat

dan kelompok super. Adapun kriteria yang digunakan untuk menentukan pemberian

penghargaan terhadap kelompok adalah sebagai berikut :

a. Kelompok baik dengan skor rata-rata 15

b. Kelompok hebat dengan skor rata-rata 20

c. Kelompok super dengan skor rata-rata 25

15

2.5 Kelebihan dan Kekurangan Metode Pembelajaran Tipe STAD

Menurut Roestiyah (2008:17) Kelebihan dalam penggunaan model

pembelajaran kooperatif tipe STAD sebagai berikut:

a. Dapat memberikan kesempatan kepada para siswa untuk menggunakan keterampilan bertanya dan membahas sesuatu masalah.

b. Dapat memberikan kesempatan pada para siswa untuk lebih intensif mengadakan penyelidikan mengenai sesuatu kasus atau masalah.

c. Dapat memungkinkan guru untuk lebih memperhatikan siswa sebagai individu serta kebutuhannya belajar.

d. Para siswa lebih aktif tergabung dalam pelajaran mereka, dan mereka lebih aktif berpatisipasi dalam diskusi.

e. Dapat memberikan kesempatan kepada para siswa untuk mengembangkan rasa menghargai dan menghormati pribadi temannya, menghargai pendapat orang lain.

Kelemahan dalam penggunaan model pembelajaran kooperatif tipe STAD

adalah sebagai berikut:

a. Sejumlah siswa mungkin bingung karena belum terbiasa dengan perlakuan seperti ini.

b. Guru pada permulaan akan membuat kesalahan-kesalahan dalam pengelolaan kelas. Akan tetapi usaha sungguh-sungguh yang terus menerus akan dapat terampil menerapkan model ini.

16

BAB III

METODE PENELITIAN

3.1 Pendekatan dan Jenis Penelitian

Subjek dalam penelitian ini adalah siswa Kelas X1 MAN Kecamatan Kota

Kualasimpang yang terdiri dari 30 siswa dengan jumlah siswa laki-laki 11 dan

perempuan 19 siswa. Adapun peneliti memilih lokasi tersebut sebagai tempat

penelitian atas beberapa pertimbangan, diantaranya yaitu MAN Kecamatan Kota

Kualasimpang sangat terbuka untuk pelaksanaan penelitian.

Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif dengan menggunakan jenis

penelitian tindakan kelas (PTK). Dalam PTK guru meneliti sendiri terhadap praktik

pembelajaran yang dilaksanakan di kelas, baik dilihat dari interaksi siswa dalam

proses belajar dan mengajar (PBM) atau hasil pembelajaran secara refleksi.

Penelitian Tindakan Kelas (PTK) menurut Arikunto (2006:91) adalah “suatu

pencermatan terhadap kegiatan yang sengaja dimunculkan dan terjadi dalam sebuah

kelas”. Sedangkan menurut Wardhani dan Wihardit (2009:4) “Penelitian Tindakan

Kelas adalah penelitian yang dilakukan oleh guru di dalam kelasnya sendiri melalui

refleksi diri, dengan tujuan untuk memperbaiki kinerjanya sebagai guru, sehingga

hasil belajar siswa menjadi meningkat”.

Menurut Bukhari, dkk (2011:10) Penelitian Tindakan Kelas (PTK) bertujuan

untuk memperbaiki dan meningkatkan mutu pengajaran (pembelajaran) melalui

teknik-teknik pengajaran yang tepat sesuai dengan masalah dan tingkat

perkembangan siswa.

16

17

Manfaat penelitian tindakan kelas menurut Bukhari dkk (2011:11) dapat

dilihat dan dikaji dalam beberapa komponen pendidikan dan atau pembelajaran

dikelas antara lain mencakup:

1. Inovasi pembelajaran2. Pengembangan kurikulum ditingkat sekolah dan ditingkat kelas3. Peningkatan profesionalisme guru.

3.2 Kehadiran peneliti

Sesuai dengan karekteristik penelitian kualitatif, maka peneliti bertindak

sebagai instrument kunci sekaligus pengumpul data, jadi kehadiran peneliti di

lapangan sangat diperlukan. Meleong (2006: 168) menyatakan bahwa kedudukan

peneliti dalam penelitian cukup rumit, karena peneliti bertindak sebagai perencana,

pelaksana, pengumpul data, analisis data, dan refleksi kegiatan. Oleh karena itu

untuk mengurangi kerumitan dalam pengumpulan data, analisis data, dan refleksi

kegiatan wawancara sangat diperlukan.

3.3 Data dan Sumber Data

Data yang diperoleh dalam penelitian ini meliputi (Kunandar, 2008:274):

1. Hasil tes, yaitu tes awal dan tes akhir

2. Hasil observasi selama kegiatan pembelajaran

3. Hasil wawancara mengenai pemahaman dan kesulitan siswa terhadap materi

pasar

4. Hasil catatan lapangan

18

Sumber data yang digunakan peneliti adalah siswa Kelas X1 MAN

Kualasimpang Kecamatan Kota Kualasimpang Tahun Ajaran 2012/2013 semester

ganjil yang langsung dijadikan subjek penelitian. Kemudian dari sejumlah siswa

tersebut dipilih 6 orang siswa berdasarkan dari hasil tes awal dan pertimbangan wali

kelas sehingga siswa yang dipilih mudah diajak untuk berkomunikasi dan bekerja

sama sehingga memudahkan pada pelaksanaan wawancara berlangsung.

3.4 Prosedur Pengumpulan Data

Data yang diperlukan dalam penelitian ini dikumpulkan melalui (Kunandar,

2008:275):

1. Observasi, dilaksanakan pada waktu penelitian sedang melaksanakan

pembelajaran. Observasi ini dilakukan oleh teman sejawat atau wali kelas.

2. Tes awal tentang pemahaman siswa terhadap pasar

3. Tes akhir setelah pelaksanaan tindakan

Wawancara, dilakukan untuk mengetahui secara mendalam tentang kesulitan siswa

dalam memahami materi pasar.

3.5 Analisis Data

Analisis data adalah upaya yang dilakukan oleh seorang guru yang berperan

sebagai peneliti untuk merangkum secara akurat data yang telah dikumpulkan dalam

bentuk yang dapat dipercaya dan benar (Mills dalam Wardhani dan Wihardit,

2009:5.4). Wardhani dan Wihardit (2009:5.9) menyatakan ada tiga langkah yang

dapat dilakukan dalam menganalisis data kualitatif yaitu: (1) Reduksi data, (2)

19

Penyajian data, (3) Penarikan simpulan atau verifikasi data. Aktivitasnya dilakukan

dalam bentuk interaktif selama proses pengumpulan data masih berlangsung.

1. Reduksi Data

Reduksi data merupakan proses menyeleksi, menentukan focus,

menyederhanakan, meringkas, dan mengubah bentuk data mentah yang ada

dalam catatan lapangan, misalnya memfokuskan perhatian pada apa yang

dilakukan guru pada permulaan pembelajaran. Bagian utama pembelajaran dapat

direduksi dengan mefokuskan perhatian pada ada tindakan guru yang berkenaa:

upaya memfasilitasi siswa dalam memahami isi atau konsep pelajaran, upaya

memotifasi siswa atau meningkatkan percaya diri siswa dengan memuji, dan

mengolah data.

2. Penyajian Data

Penyajian data yaitu sekumpulan informasi tersusun yang memberi kemungkinan

adanya penarikan simpulan dan pengambilan tindakan. Dalam pelaksanaan

penelitian penyajian-penyajian data yang lebih baik merupakan suatu cara yang

utama bagi analisis kualitatif yang benar-benar valid.

3. Penarikan Simpulan (Verifikasi)

Memberikan kesimpulan tentang peningkatan atau perubahan yang terjadi

dilakukan secara bertahap mulai dari kesimpulan sementara sampai kepada siklus

akhir.

20

3.6 Pengecekan Keabsahan Data

Informasi yang telah berhasil dikumpulkan oleh peneliti akan dijadikan data

penelitian perlu diperiksa validitasnya sehingga data penelitian tersebut dapat

dipertanggungjawabkan dan dapat dijadikan dasar yang kuat dalam menarik

kesimpulan. Menurut Moleong (2006:330) ada beberapa bentuk validasi yang dapat

dilakukan dalam penelitian tindakan kelas, salah satunya yaitu: melakukan validasi

dengan triangulasi, yaitu memeriksa kebenaran hipotesis, konstruk atau analisis dari

penelitian dengan membandingkan hasil mitra peneliti. Triangulasi dilakukan

berdasarkan tiga sudut pandang, yakni sudut pandang guru sebagai peneliti, sudut

pandang siswa dan sudut pandang mitra peneliti yang dilakukan pengamatan atau

observasi.

3.6 Tahap-tahap Penelitian

Sesuai dengan jenis penelitiannya, tahap-tahap penelitian meliputi kegiatan

penyusunan rencana, pelaksanaan tindakan, observasi dan refleksi (Kunandar,

2008:276).

1. Penyusunan Rencana

Tahap penyusunan rencana meliputi:

a. Menentukan jenis dan bentuk tindakan yang akan dilakukan

b. Penyusunan perangkat mengajar seperti membuat RPP, menyiapkan materi

dan alat peraga.

c. Menyiapkan lembar observasi

d. Membuat pedoman wawancara, dan

21

e. Menyiapkan beberapa soal untuk tanya jawab.

2. Pelaksanaan Tindakan

Pelaksanaa tindakan dilaksanakan disesuaikan dengan rencana pembelajaran

yang telah disusun dalam perencana. Pelaksanaan tindakan dalam penelitian ini

dilaksanakan dalam satu tindakan, yaitu:

Tindakan I : Materi Pasar

Tindakan tersebut dilaksanakan dengan kegiatan-kegiatan yang berbentuk siklus.

Jika tindakan tercapai dan berhasil maka penelitian dianggap selesai.

3. Observasi

Observasi berfungsi untuk mendokumentasikan pengaruh tindakan terkait.

Observasi dalam PTK adalah kegiatan pengumpulan data yang berupa proses

perubahan kinerja PBM (Kunandar, 2008:73). Observasi ini dilakukan oleh

teman sejawat dan guru wali kelas yang mengamati segala aktivitas siswa dan

guru selama kegiatan prosoes belajar mengajar berlangsung dengan

menggunakan pedoman observasi yang telah disiapkan sebelumnya.

4. Refleksi

Refleksi adalah mengingat dan merenungkan suatu tindakan persis seperti yang

telah dicatat dalam observasi refleksi berusaha memahami proses, masalah,

persoalan, dan kendala yang nyata dalam tindakan strategi. Refleksi memiliki

aspek evaluative-refleksi meminta peneliti PTK untuk menimbang-nimbang

pengalamannya untik menilai apakah pengaruh (persoalan yang timbul). Memang

diinginkan, dan memberikan saran-saran tentang cara-cara untuk meneruskan

pekerjaan (Kunandar, 2008:75). Dari semua data yang telah dideskripsikan

22

dilakukan refleksi untuk mengetahui apakah siswa telah memahami dengan baik

materi yang ada dalam suatu siklus.

Berdasarkan KKM (Kriteria Ketuntasan Minimal) di MAN Kualasimpang

pada mata pelajaran Ekonomi adalah 70, jika 70% dari siswa tidak mencapai nilai 70

maka tindakan siklus I tidak berhasil (Kunandar, 2008:276). Jika tindakan harus

diulangi, maka peneliti haruslah menyusun kembali perencanaan berdasarkan

refleksi. Apabila setelah pemberian ini belum juga berhasil. Maka peneliti harus

memberikan tindakan lanjutan sampai siswa benar-benar mencapai tujuan yang

diinginkan. Jadi dalam refleksi akan ditentukan apakah penelitian berhenti atau

diteruskan.

23

BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

4.1 Hasil Penelitian

Pada bab ini akan dipaparkan tentang (1) paparan data pratindakan dan (2)

paparan data tindakan I.

a. Paparan Data Pratindakan

Sebelum melaksanakan penelitian, peneliti mengadakan studi pendahuluan

pada hari Senin 8 Oktober 2012. Peneliti mengadakan pertemuan dengan Kepala

Sekolah MAN Kualasimpang. Dalam pertemuan ini, peneliti menyampaikan maksud

untuk melaksanakan penelitian di sekolah tersebut. Kepala Sekolah menyambut baik

keinginan peneliti melaksanakan penelitian. Kemudian kepala sekolah menyerahkan

sepenuhnya agar kerja sama dengan wali kelas X1 untuk dapat membicarakan

rencana selanjutnya.

Pada kesempatan tersebut peneliti bersama wali kelas X1 dan seorang teman

sejawat yaitu pengajar di sekolah tersebut berdiskusi mengenai rencana penelitian

yang akan dilaksanakan. Dalam diskusi tersebut disepakati hal penting yaitu, wali

kelas X1 teman sejawat sebagai pengamat sedangkan yang bertindak sebagai

pengajar adalah peneliti sendiri, peneliti juga menyampaikan pada wali kelas X1

bahwa sebelum melaksanakan pelaksanaan tindakan I perlu diberikan tes awal yang

bertujuan untuk mengetahui pemahaman awal siswa yang berhubungan dengan

materi prasyarat mengenai materi pasar.

23

24

Rabu tanggal 10 Oktober 2012 peneliti memberikan tes awal yang diikuti

oleh 30 orang siswa, tes awal terdiri dari 5 soal essay. Kemudian dari hasil tes

tersebut, peneliti mengetahui letak permasalahan yang dialami siswa dan kemudian

melanjutkan materi selanjutnya yaitu mengenai materi pasar. Dengan begitu siswa

dengan mudah memahami mengenai materi pasar dengan menggunakan metode

STAD.

Tabel 4.1 Hasil Tes Awal Siswa Kelas X1 MAN Kualasimpang

No Inisial Nama Siswa Jenis Kelamin Skor

1 2 3 41 Agus Maulana Lk 60

2 Arita Pr 60

3 Ayati Pr 70

4 Bustamam Lk 80

5 Candra Aria Samadi Lk 80

6 Desi Usmayani Pr 65

7 Elvina Khairani Pr 70

8 Fathul Jannah Pr 55

9 Fitriani Pr 70

10 Harianti Pr 60

11 Hariyati Pr 60

12 Khadijah Pr 40

13 Kiki ramadhani Pr 65

14 Mariatul Qibtiyah Pr 60

15 Maimunah Pr 70

16 M. Herianda Lk 50

17 Misran Lk 45

18 Maulida Rosa Pr 50

19 Nur azizah Pr 75

20 Nur Fadillah Pr 80

25

21 Nurjannah Pr 65

22 Patra Mora Harahap Lk 60

23 Riski Lk 50

24 Riski Gunawan Lk 60

25 Riski Ramadhani Lk 70

26 Serly Wandari Pr 70

27 Safrizal Lk 55

28 Siti Rodhiani Pr 60

29 T. Riski SP Lk 60

30 Indah Purnama Sari Pr 65

Pada hasil tes yang telah dilakukan pada tes awal ini diketahui bahwa masih

banyak siswa yang memperoleh nilai dibawah 70, hanya beberapa siswa saja yang

memperoleh nilai diatas 70. Sehingga data ini menunjukkan bahwa hasil belajar

siswa pada materi pasar belum memenuhi Kriteria Ketuntasan Minimal yang

ditetapkan. Dengan demikian pada kondisi awal ini hasil belajar siswa dapat

dikatakan belum mencapai tujuan yang diharapkan.

Sebelum melaksanakan tindakan, peneliti memberikan Rencana Pelaksanaan

Pembelajaran (RPP) dan format observasi kepada wali kelas dan teman sejawat

untuk dibaca dan dipahami sehingga dapat melakukan pengamatan dengan baik.

Penelitian direncanakan akan berlangsung dengan satu tindakan.

26

b. Paparan Data I Pada Siklus I

1. Perencanaan Tindakan

Pada tahap ini dilakukan penyusunan rencana pelaksanaan pembelajaran

Ekonomi pada materi pasar dengan Instrumen pembelajaran terdiri dari lembar

observasi siswa, lembar observasi guru, catatan lapangan, format wawancara, dan

soal tes.

Perangkat lain yang perlu dipersiapkan adalah media pembelajaran yang

dapat menunjang kelancaran pelaksanaan pembelajaran. Selain itu hal utama yang

perlu dipersiapkan dalam penyusunan RPP dengan metode pembelajaran yang

dipilih, yaitu metode pembelajaran STAD (Student Teams Achievement Division).

2. Pelaksanaan Tindakan

Berdasarkan Pada siklus I akan dilaksanakan pembelajaran kooperatif pada

materi gaya melalui lima tahapan: pembagian kelompok, penyajian materi,

pemberian tes, perhitungan skor perkembangan individu, pemberian penghargaan

kelompok. Peneliti pertama kali masuk kelas kemudian mengucapkan salam. Setelah

itu guru mempersiapkan media pembelajaran yaitu materi pasar. Langkah

selanjutnya untuk mengawali pembelajaran siswa diajak berdoa secara bersama-sama

dan guru memotivasi siswa. Alokasi waktu untuk kegiatan awal ini selama 10 menit.

Kegiatan selanjutnya adalah kegiatan inti, pada tahap ini peneliti memberikan

materi kepada siswa mengenai gaya, lalu peneliti membentuk kelompok-kelompok

belajar siswa secara heterogen yang terdiri 6 kelompok, dimana tiap kelompok diisi

oleh 5 orang siswa. Selanjutnya peneliti memberikan LKS kepada masing-masing

27

kelompok dengan judul materi yang telah ditentukan, dan meminta siswa untuk

bekerjasama dalam membaca, memahami dan menjawab soal-soal yang terdapat

pada LKS. Selama proses ini berlangsung peneliti memantau dan membimbing siswa

sembari memberikan motivasi kepada siswa untuk menyelesaikan masalah yang ada

di LKS. Setelah siswa menyelesaikan soal-soal yang ada di LKS, masing-masing

perwakilan kelompok membacakan wacana yang ada di LKS. Alokasi waktu untuk

kegiatan inti ini selama 45 menit.

Pada kegiatan akhir, peneliti memberikan soal sebagai tes individu kepada

siswa. Selanjutnya peneliti mengumumkan skor masing-masing kelompok dan

memberikan penghargaan kepada masing-masing kelompok. Di tindakan akhir yang

diikuti oleh 30 siswa seperti halnya pelaksanaan tes awal maka tes akhir tindakan I

pada siklus I juga diawasi oleh wali kelas X1. Pelaksanaan tes akhir pada siklus I

dilaksanakan selama 15 menit. Adapun hasil tes siswa pada siklus I tertera pada tabel

4.2.

Tabel 4.2 Hasil Tes Akhir Tindakan I pada Siklus I

No Inisial Nama Siswa Jenis Kelamin Skor

1 2 3 41 Agus Maulana Lk 75

2 Arita Pr 70

3 Ayati Pr 85

4 Bustamam Lk 90

5 Candra Aria Samadi Lk 70

6 Desi Usmayani Pr 80

7 Elvina Khairani Pr 65

8 Fathul Jannah Pr 70

9 Fitriani Pr 75

28

10 Harianti Pr 60

11 Hariyati Pr 60

12 Khadijah Pr 70

13 Kiki ramadhani Pr 65

14 Mariatul Qibtiyah Pr 75

15 Maimunah Pr 70

16 M. Herianda Lk 65

17 Misran Lk 60

18 Maulida Rosa Pr 85

19 Nur azizah Pr 80

20 Nur Fadillah Pr 65

21 Nurjannah Pr 65

22 Patra Mora Harahap Lk 60

23 Riski Lk 70

24 Riski Gunawan Lk 70

25 Riski Ramadhani Lk 65

26 Serly Wandari Pr 70

27 Safrizal Lk 55

28 Siti Rodhiani Pr 70

29 T. Riski SP Lk 65

30 Indah Purnama Sari Pr 70

Dari tes hasil tindakan pada siklus I diperoleh data siswa yang mendapat skor

≥ 70 sebanyak 18 siswa dan siswa yang mendapat skor < 70 sebanyak 12 siswa,

persentase siswa yang mendapat skor ≥ 70 sebanyak 60,00%. Kriteria hasil yang

telah ditentukan adalah 70% siswa yang mendapat skor ≥ 70 sebanyak 40,00% pada

tes akhir siklus I, sedangkan persentase yang diperoleh adalah 60,00%. Berdasarkan

29

hasil tersebut dapat diketahui bahwa proses pembelajaran pada siklus I belum

berjalan dengan baik.

a. Hasil Observasi

Kegiatan observasi dilakukan oleh guru dan teman sejawat selama proses

pembelajaran berlangsung. Hasil observasi terhadap pelaksanaan tindakan dapat

dideskripsikan bahwa masih ada siswa yang kurang memperhatikan dalam

pembelajaran karena dianggap adanya hal baru dalam pembelajaran.

Hasil pengamatan yang dilakukan dalam kegiatan peneliti dan kegiatan siswa

dari hasil lembar observasi yang telah diberikan peneliti, dapat dilihat pada tabel 3.3

dan 4.4.

Tabel 4.3 Hasil observasi pengamat terhadap kegiatan peneliti

Tahap IndikatorPengamatan Satu Pengamatan Dua

Skor Deskriptor Skor Deskriptor1 2 3 4 5 6

Awal1. Doa bersama dan

memotivasi siswa5 semua 5 semua

Inti A. Eksplorasi Menyajikan contoh

teks bacaan dan membentuk kelompok belajar siswa secara heterogen.

4 a,b dan c 4 a,b dan c

B. Elaborasi Perwakilan masing-

masing kelompok membacakan wacana yang ada di LKS.

5 semua 5 semua

C. Konfirmasi Memberikan soal

sebagai tes individu.

4 a, b dan c 4 a,b dan c

30

Pemberian skor bagi masing-masing kelompok.

3 a dan b 3 a dan b

Memberi penghargaan kepada masing-masing kelompok.

3 a dan b 4 a,b dan c

Akhir Membimbing siswa

membuat kesimpulan3 a dan c 3 a dan c

Jumlah Skor 27 28

Berdasarkan tabel 4.3 diatas hasil dari observasi pengamat satu diperoleh skor

27 dan pengamat dua memperoleh skor 28. Sedangkan skor maksimal 35. Skor

persentase yang diperoleh dari hasil observasi dari pengamat terhadap kegiatan

peneliti, maka digunakan rumus sebagai berikut:

1. Pengamat I

Skor persentase (SP) = jumlahskor

skor maksimalx 100 %

= 2735

x 100 %

= 77,14%

2. Pengamat II

Skor persentase = jumlahskor

skor maksimalx 100 %

= 2835

x100 %

= 80%

Sedangkan untuk menentukan skor persentase rata-rata siklus terhadap

kegiatan peneliti, maka digunakan rumus sebagai berikut:

SPP = SP1+SP2

2

31

Keterangan : SPP = skor persentase rata-rata kegiatan peneliti

SP1 = skor persentase pengamat satu

SP2 = skor persentase pengamat dua

SPP = 77,14 %+80 %

2

= 78,57%

Berdasarkan kriteria proses, skor persentase rata-rata yang diperoleh sebanyak

78,57% dikatakan telah berhasil, taraf keberhasilan proses pembelajaran termasuk

dalam kategori “Baik”.

Tabel 4.4 Hasil observasi pengamat terhadap kegiatan siswa

Tahap IndikatorPengamatan Satu Pengamatan Dua

Skor Deskriptor Skor Deskriptor1 2 3 4 5 6

Awal

1. Membaca doa bersama dan mendengarkan penjelasan guru

5 semua 5 Semua

Inti A. Eksplorasi Siswa menerima

contoh teks bacaan dan duduk pada kelompok yang telah ditentukan.

4 a,b dan c 4 a,b dan c

B. Elaborasi Salah satu siswa

Perwakilan tiap-tiap kelompok membacakan wacanayang ada di LKS.

5 semua 5 semua

C. Konfirmasi Menjawab soal yang

diberikan oleh guru.4 a, b dan c 4 a,b dan c

Mendengarkan skor yang diberikan guru kepada tiap-tiap

4 a, b dan c 3 a dan b

32

kelompok. Menerima

penghargaan atas hasil kerja kelompoknya.

3 a dan b 4 a,b dan c

Akhir

Siswa membuat kesimpulan dengan dibimbing oleh guru.

3 a dan c 4 a,b dan c

Jumlah Skor 28 29

Berdasarkan tabel 4.4 diatas hasil dari observasi terhadap kegiatan siswa, dari

pengamat satu diperoleh skor 28 dan pengamat dua memperoleh skor 29. Sedangkan

skor maksimal 35. Skor persentase yang diperoleh dari hasil observasi dari pengamat

terhadap kegiatan siswa, maka digunakan rumus sebagai berikut:

1. Pengamat I

Skor persentase (SP) = jumlahskor

skor maksimalx 100 %

= 2835

x100 %

= 80%

2. Pengamat II

Skor persentase = jumlahskor

skor maksimalx 100 %

= 2935

x100 %

= 82,86%

Sedangkan untuk menentukan skor persentase rata-rata siklus terhadap

kegiatan siswa, maka digunakan rumus sebagai berikut:

SPP = SP1+SP2

2

33

Keterangan : SPP = skor persentase rata-rata kegiatan peneliti

SP1 = skor persentase pengamat satu

SP2 = skor persentase pengamat dua

SPP = 80 %+82,86 %

2

= 81,43%

Berdasarkan kriteria proses, skor persentase rata-rata yang diperoleh sebanyak

81,43% dikatakan telah berhasil, taraf keberhasilan proses pembelajaran termasuk

dalam kategori “Baik”. Berdasarkan hasil observasi terhadap kegiatan peneliti dan

siswa dapat disimpulkan bahwa kegiatan peneliti dalam mengajar dan kegiatan siswa

dalam belajar sudah baik.

b. Hasil Wawancara Tindakan I Siklus I

Wawancara dilakukan setelah tes tindakan pada siklus I. Tujuan dilakukannya

wawancara adalah untuk mengetahui hasil belajar siswa terhadap materi pasar.

Respon siswa terhadap materi pasar dengan menggunakan metode STAD cukup

baik, sebahagian besar siswa menyatakan mereka merasa senang ketika belajar

materi pasar menggunakan metode STAD. Dari hasil wawancara selanjutnya,

sebahagian besar siswa pun merasa lebih mudah belajar memahami dengan

diterapkannya metode STAD. Belajar secara berkelompok dapat menciptakan

suasana belajar yang menyenangkan.

c. Catatan Hasil Lapangan

34

Berdasarkan pengamatan peneliti selama melakukan pembelajaran maka

diperoleh beberapa informasi sebagai berikut:

1. Waktu yang digunakan sesuai dengan yang direncanakan

2. Masih ada siswa yang belum memahami sepenuhnya tentang materi pasar.

3. Siswa masih ragu dalam menyimpulkan apa yang telah dipelajari.

4. Penyajian hasil akhir yang dilakukan oleh penyaji masih kurang baik.

d. Refleksi

Berdasarkan hasil observasi kedua pengamat terhadap kegiatan peneliti dan

siswa selama pembelajaran berlangsung menunjukkan bahwa kegiatan peneliti dan

siswa telah berlangsung dengan baik, walaupun ada sebahagian kecil siswa yang

masih kurang dalam memahami materi pasar.

Hasil wawancara menyatakan sebahagian besar siswa merasa sangat senang

dengan diterapkan metode STAD, dimana siswa merasa pembelajaran dengan

metode STAD terasa tidak membosankan dan siswa pun lebih mudah dan lancar

dalam memahami apa yang dipelajari dengan teman sekelompoknya. Sedangkan

hasil tes tindakan I pada siklus I, persentase siswa yang mendapat nilai ≥ 70

mencapai 60,00%. Menunjukkan kriteria hasil belum mencapai ketuntasan.

Berdasarkan beberapa analisis diatas, maka dapat disimpulkan hasil belajar

siswa pada materi pasar harus ditingkatkan lagi dan perlu diadakan pengulangan

pembelajaran dengan siklus ke II. Pada siklus ke II siswa diharapkan dapat lebih

aktif dalam proses belajar dan peneliti pun akan lebih baik lagi dalam memberikan

35

penguatan serta motivasi kepada siswa agar siswa pun lebih berani dalam

menyampaikan pemahamannya dan hasil tes siswa pun lebih meningkat lagi.

c. Paparan Data Tindakan I Pada Siklus II

Kegiatan yang dilakukan pada tindakan I dan siklus II meliputi perencanaan

pelaksanaan tindakan, observasi terhadap pelaksanaan tindakan dan refleksi.

1. Perencanaan Tindakan

Kegiatan perbaikan pembelajaran pada siklus II ini dilaksanakan 1 kali

pertemuan selama 70 menit yang didasarkan pada hasil refleksi siklus I yaitu Peneliti

harus lebih fokus kepada siswa dan lebih dapat menerapkan metode pembelajaran

dengan baik. Seperti pada perencanaan tindakan sebelumnya yaitu kegiatan diawali

dengan penyusunan rencana pelaksanaan pembelajaran dengan memilih tema

kegiatan serta kompetensi dasar yang dipilih adalah menjelaskan isi wacana anak

yang dibaca, menulis kalimat sederhana dengan tepat.

Pada penyusunan RPP dipilih metode STAD karena dengan metode ini siswa

dapat lebih aktif serta dapat lebih mudah belajar membaca dan menulis dengan baik.

Kegiatan yang lain adalah penyusnan instrumen pembelajaran seperti lembar

observasi kegiatan siswa, lembar observasi kegiatan guru, format wawancara, catatan

lapangan dan soal tes, kemudian menyiapkan media pembelajaran berupa piasteks

bacaan bergambar.

2. Pelaksanaan Tindakan

36

Siklus ini dilaksanakan pada tanggal 13 Desember 2012. Sebelum

menyampaikan materi pembelajaran tentang pasar melalui pembelajaran metode

STAD, terlebih dahulu peneliti mengucapkan salam dan kegiatan selanjutnya

menyampaikan tujuan pembelajaran dan memberikan motivasi. Alokasi waktu untuk

kegiatan ini selama 5 menit.

Kegiatan selanjutnya adalah kegiatan inti, pada tahap ini peneliti memberikan

contoh materi kepada siswa berupa teks bacaan yang berjudul kisah liburanku, lalu

peneliti membentuk kelompok-kelompok belajar siswa secara heterogen yang terdiri

6 kelompok, dimana tiap kelompok diisi oleh 4 sampai 5 orang siswa. Selanjutnya

peneliti memberikan LKS kepada masing-masing kelompok dengan judul materi

yang telah ditentukan, dan meminta siswa untuk bekerjasama dalam membaca dan

menjawab soal-soal yang terdapat pada LKS. Selama proses ini berlangsung peneliti

memantau dan membimbing siswa sembari memberikan motivasi kepada siswa

untuk menyelesaikan masalah yang ada di LKS. Setelah siswa menyelesaikan soal-

soal yang ada di LKS, masing-masing perwakilan kelompok membacakan wacana

yang ada di LKS. Alokasi waktu untuk kegiatan inti ini selama 45 menit.

Pada kegiatan akhir, peneliti memberikan soal sebagai tes individu kepada

siswa. Selanjutnya peneliti mengumumkan skor masing-masing kelompok dan

memberikan penghargaan kepada masing-masing kelompok. Di tindakan akhir yang

diikuti oleh 26 siswa seperti halnya pelaksanaan tes awal maka tes akhir tindakan I

pada siklus II juga diawasi oleh wali kelas II. Pelaksanaan tes akhir pada siklus II

dilaksanakan selama 15 menit. Adapun hasil tes kemampuan membaca dan menulis

siswa pada siklus I tertera pada tabel 4.5.

37

Tabel 4.5 Hasil Tes Akhir Tindakan I pada Siklus II

No Inisial Nama Siswa Jenis Kelamin Skor

1 2 3 41 Agus Maulana Lk 80

2 Arita Pr 85

3 Ayati Pr 80

4 Bustamam Lk 95

5 Candra Aria Samadi Lk 100

6 Desi Usmayani Pr 75

7 Elvina Khairani Pr 80

8 Fathul Jannah Pr 75

9 Fitriani Pr 75

10 Harianti Pr 85

11 Hariyati Pr 65

12 Khadijah Pr 70

13 Kiki ramadhani Pr 70

14 Mariatul Qibtiyah Pr 75

15 Maimunah Pr 85

16 M. Herianda Lk 80

17 Misran Lk 75

18 Maulida Rosa Pr 65

19 Nur azizah Pr 90

20 Nur Fadillah Pr 90

21 Nurjannah Pr 65

22 Patra Mora Harahap Lk 70

23 Riski Lk 65

24 Riski Gunawan Lk 85

25 Riski Ramadhani Lk 75

26 Serly Wandari Pr 90

38

27 Safrizal Lk 65

28 Siti Rodhiani Pr 75

29 T. Riski SP Lk 70

30 Indah Purnama Sari Pr 75

Dari tes hasil tindakan pada siklus II diperoleh data siswa yang mendapat

skor ≥ 70 sebanyak 25 siswa dan siswa yang mendapat skor < 70 sebanyak 5 siswa,

persentase siswa yang mendapat skor ≥ 70 sebanyak 83,33%. Kriteria hasil yang

telah ditentukan adalah 70% siswa yang mendapat skor ≥ 70 pada tes akhir siklus II,

Berdasarkan hasil tersebut dapat diketahui bahwa proses pembelajaran pada siklus II

telah berhasil.

3. Hasil Observasi

Dari hasil observasi peneliti terhadap tindakan pada siklus II disimpulkan

bahwa sebahagian besar siswa sudah dapat meningkatkan aktifitasnya dalam

mengikuti pembelajaran.

Hasil pengamatan yang dilakukan dalam kegiatan peneliti dan kegiatan siswa

dari hasil lembar observasi yang telah diberikan peneliti, dapat dilihat pada tabel 4.6

dan 4.7.

Tabel 4.6 Hasil observasi pengamat terhadap kegiatan peneliti

Tahap IndikatorPengamatan Satu Pengamatan Dua

Skor Deskriptor Skor Deskriptor1 2 3 4 5 6

Awal1. Doa bersama dan

memotivasi siswa5 semua 5 semua

39

Inti

A. Eksplorasi Menyajikan contoh

teks bacaan dan membentuk kelompok belajar siswa secara heterogen.

5 semua 5 semua

B. Elaborasi Perwakilan masing-

masing kelompok membacakan wacanayang ada di LKS.

5 semua 5 semua

C. Konfirmasi Memberikan soal

sebagai tes individu.4 a, b dan c 4 a,b dan c

Pemberian skor bagi masing-masing kelompok.

4 a, b dan c 4 a,b dan c

Memberi penghargaan kepada masing-masing kelompok.

4 a, b dan c 4 a,b dan c

Akhir Membimbing siswa

membuat kesimpulan4 a, b dan c 5 semua

Jumlah Skor 31 32

Berdasarkan tabel 4.6 diatas hasil dari observasi pengamat satu diperoleh skor

31 dan pengamat dua memperoleh skor 32. Sedangkan skor maksimal 35. Skor

persentase yang diperoleh dari hasil observasi dari pengamat terhadap kegiatan

peneliti, maka digunakan rumus sebagai berikut:

3. Pengamat I

Skor persentase (SP) = jumlahskor

skor maksimalx 100 %

= 3135

x100 %

= 88,57%

40

4. Pengamat II

Skor persentase = jumlahskor

skor maksimalx 100 %

= 3235

x100 %

= 91,43%

Sedangkan untuk menentukan skor persentase rata-rata siklus terhadap

kegiatan peneliti, maka digunakan rumus sebagai berikut:

SPP = SP1+SP2

2

Keterangan : SPP = skor persentase rata-rata kegiatan peneliti

SP1 = skor persentase pengamat satu

SP2 = skor persentase pengamat dua

SPP = 88,57 %+91,43 %

2

= 90%

Berdasarkan kriteria proses, skor persentase rata-rata yang diperoleh sebanyak 90%

dikatakan telah berhasil, taraf keberhasilan proses pembelajaran termasuk dalam

kategori “Sangat Baik”.

Tabel 4.7 Hasil observasi pengamat terhadap kegiatan siswa

Tahap IndikatorPengamatan Satu Pengamatan Dua

Skor Deskriptor Skor Deskriptor1 2 3 4 5 6

Awal

1. Membaca doa bersama dan mendengarkan penjelasan guru

5 semua 5 semua

41

Inti

A. Eksplorasi Siswa menerima

contoh teks bacaan dan duduk pada kelompok yang telah ditentukan.

5 semua 5 semua

B. Elaborasi Salah satu siswa

Perwakilan tiap-tiap kelompok membacakan wacanayang ada di LKS.

5 semua 5 semua

C. Konfirmasi Menjawab soal yang

diberikan oleh guru.4 a, b dan c 5 semua

Mendengarkan skor yang diberikan guru kepada tiap-tiap kelompok.

5 semua 5 semua

Menerima penghargaan atas hasil kerja kelompoknya.

4 a, b dan c 4 a,b dan c

Akhir

Siswa membuat kesimpulan dengan dibimbing oleh guru.

4 a, b dan c 4 a,b dan c

Jumlah Skor 32 33

Berdasarkan tabel 4.7 diatas hasil dari observasi terhadap kegiatan siswa, dari

pengamat satu diperoleh skor 32 dan pengamat dua memperoleh skor 33. Sedangkan

skor maksimal 35. Skor persentase yang diperoleh dari hasil observasi dari pengamat

terhadap kegiatan siswa, maka digunakan rumus sebagai berikut:

3. Pengamat I

Skor persentase (SP) = jumlahskor

skor maksimalx 100 %

= 3235

x100 %

42

= 91,43%

4. Pengamat II

Skor persentase = jumlahskor

skor maksimalx 100 %

= 3335

x100 %

= 94,28%

Sedangkan untuk menentukan skor persentase rata-rata siklus terhadap

kegiatan siswa, maka digunakan rumus sebagai berikut:

SPP = SP1+SP2

2

Keterangan : SPP = skor persentase rata-rata kegiatan peneliti

SP1 = skor persentase pengamat satu

SP2 = skor persentase pengamat dua

SPP = 91,43 %+94,28 %

2

= 92,86%

Berdasarkan kriteria proses, skor persentase rata-rata yang diperoleh

sebanyak 92,86% dikatakan telah berhasil, taraf keberhasilan proses pembelajaran

termasuk dalam kategori “Sangat Baik”. Berdasarkan hasil observasi terhadap

kegiatan peneliti dan siswa dapat disimpulkan bahwa kegiatan peneliti dalam

mengajar dan kegiatan siswa dalam belajar sudah baik.

2. Hasil Wawancara Tindakan I Siklus II

43

Wawancara dilakukan setelah tes tindakan pada siklus II. Tujuan

dilakukannya wawancara adalah untuk mengetahui tingkat kemampuan siswa dalam

pemahaman siswa terhadap materi pasar. Respon siswa terhadap belajar dengan

menggunakan metode STAD lebih baik dari pada pembelajaran pada siklus I,

sebahagian besar siswa menyatakan mereka merasa senang ketika pembelajaran

Ekonomi menggunakan metode STAD. Dari hasil wawancara selanjutnya,

sebahagian besar siswa pun merasa lebih mudah memahami apa yang dipelajari

dengan menggunakan metode pembelajaran STAD.

Sehubung dengan pemahaman, hasil wawancara dengan semua responden

menyatakan bahwa belajar materi pasar dengan metode STAD membuat

pembelajaran Ekonomi lebih menyenangkan.

e. Catatan Hasil Lapangan

Berdasarkan pengamatan peneliti selama melakukan pembelajaran maka

diperoleh beberapa informasi sebagai berikut:

1. Waktu yang digunakan sesuai dengan yang direncanakan

2. Sebahagian besar siswa sudah dapat memahami materi yang dipelajari.

3. Sebahagian besar siswa sudah dapat menjelaskan kepada teman kelompoknya.

4. Siswa tidak ragu lagi dalam menyimpulkan apa yang telah dipelajari.

1. Penyajian hasil akhir yang dilakukan oleh penyaji sudah lebih baik.

f. Refleksi

44

Berdasarkan hasil observasi pada siklus ke II terhadap kegiatan peneliti dan

siswa selama pembelajaran berlangsung menunjukkan bahwa kegiatan peneliti dan

siswa telah berlangsung sangat baik, dapat dilihat dari sebahagian besar siswa sudah

lebih aktif ketika tanya jawab dan memahami materi.

Hasil wawancara menyatakan sebahagian besar siswa merasa sangat senang

dengan diterapkan metode STAD, dimana siswa merasa pembelajaran dengan

metode STAD terasa tidak membosankan dan siswa pun dapat lebih mudah

memahami materi. Hasil tes tindakan I pada siklus II lebih meningkat, dimana ada

peningkatan persentase hasil siswa pada siklus ke II. Persentase siswa yang

mendapat nilai ≥ 70 mencapai 83,33%. Menunjukkan kriteria hasil telah mencapai

ketuntasan.

Berdasarkan beberapa analisis diatas, maka dapat disimpulkan pembelajaran

membaca dan menulis tingkat awal dengan metode STAD pada siklus ke II

mengalami peningkatan, dimana pembelajaran pada siklus ke II telah mencapai

kriteria keberhasilan, baik dari segi proses maupun segi hasil. Dengan demikian

diputuskan tidak perlu melakukan siklus ulang dan penelitian sudah selesai.

4.2 Pembahasan dan Temuan Penelitian

Dari hasil penelitian tindakan I pada siklus I dan II diperoleh beberapa temuan

peneliti sebagai berikut:

1. Waktu yang diperlukan pada proses pembalajaran di siklus I dan II berjalan

sesuai dengan rencana.

45

2. Respon siswa pada belajar membaca dan menulis dengan menggunakan metode

STAD sangat baik, siswa dapat memahami materi dengan lebih mudah.

3. Hasil observasi terhadap kegiatan peneliti dan kegiatan siswa pada siklus I ≥

80%, dan meningkat menjadi ≥ 90% pada siklus II. Dapat disimpulkan bahwa

kegiatan belajar mengajar berjalan dengan baik.

4. Hasil tes akhir tindakan I pada siklus I siswa memperoleh persentase sebesar

60,00% dibawah kriteria hasil yang telah ditentukan. Setelah diberikan tindakan

perbaikan pada siklus I terjadi peningkatan, pada siklus II siswa memperoleh

persentase sebesar 83,33%. Sehingga dapat disimpulkan bahwa penelitian

tindakan kelas yang dilaksanakan telah sesuai dengan tujuan yang diharapkan,

yakni dapat meningkatkan kualitas proses pembelajaran.

BAB V

PENUTUP

Berdasarkan hasil penelitian yang telah peneliti lakukan tentang “Upaya

meningkatkan hasil belajar siswa dengan metode STAD pada materi pasar siswa

kelas X1 MAN Kecamatan Kota Kualasimpang”. Maka dapat dipaparkan kesimpulan

dan saran kepada pihak-pihak yang berwenang, demi perbaikan dan peningkatan

hasil belajar siswa di bidang akademik umumnya dan hasil belajar siswa dalam

bidang studi Ekonomi khususnya.

46

5.1 Kesimpulan

Berdasarkan hasil pengolahan data, maka dapat disimpulkan bahwa

pembelajaran metode STAD dapat meningkatkan hasil belajar siswa. Dengan

demikian, penerapan pembelajaran metode STAD efektif digunakan dalam

mengajarkan pelajaran Ekonomi materi pasar.

5.2 Saran

Sesuai dengan kesimpulan diatas maka saran yang ingin disampaikan sebagai

berikut:

1. Dalam penerapan pembelajaran metode STAD memerlukan waktu yang relatif

lama. Maka guru diharapkan mampu menggunakan waktu seefisien mungkin.

2. Diharapkan pada guru bidang studi Ekonomi dapat melakukan uji coba

pembelajaran dengan menggunakan metode STAD untuk materi pokok bahasan

yang lain.

3. Untuk meningkatkan hasil belajar siswa pada pembelajaran Ekonomi dengan

menggunakan metode STAD secara luas, kiranya perlu diadakan penelitian-

penelitian lebih lanjut baik untuk pokok bahasan materi Ekonomi lainnya atau

bidang studi lainnya.

45