PTK Bima Gusti Ramadan Math (Bab i)

6
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Dalam dunia pendidikan ada tiga tujuan pendidikan yang sangat dikenal dan diakui oleh para pendidik, yaitu ranah kognitif, afektif dan psikomotor. Ranah kognitif merupakan ranah psikologis siswa yang terpenting yang merupakan sumber sekaligus pengendali dari ranah afektif dan psikomotor. Ranah kognitif juga merupakan kemampuan yang selalu dituntut kepada peserta didik untuk dikuasai. Karena penguasaan kemampuan ini menjadi dasar bagi penguasaan ilmu pengetahuan. Ranah kognitif ini dapat dipelajari oleh peserta didik dan pendidik, kemampuan ini lebih banyak mengajak peserta didik berpikir dengan memberi bahan atau materi pelajaran yang mana peserta didik dapat memecahkannya, baik didalam kelas maupun didalam kehidupan sehari-hari diluar sekolah. Proses pembelajaran matematika yang diberikan di sekolah berperan penting dalam upaya pengembangan kemampuan dan juga memiliki peranan dalam peningkatan Sumber Daya Manusia (SDM). Salah satu kemampuan yang harus dimiliki seseorang itu adalah kemampuan berpikir kreatif. Ruseffendi (2006:238) mengatakan, “Manusia kreatif itu tidak hanya baik bagi dirinya sendiri tetapi juga berfaedah bagi orang lain”. Kemampuan berpikir kreatif perlu dilatih sejak dini melalui pembiasaan secara konsisten, karena untuk membuat siswa berpikir kreatif tidaklah mudah, perlu upaya dan kerja keras yang serius dari para guru. Hal ini sejalan dengan Ruseffendi (2006:239) yang menyatakan, “Sifat kreatif akan tumbuh pada diri

Transcript of PTK Bima Gusti Ramadan Math (Bab i)

Page 1: PTK Bima Gusti Ramadan Math (Bab i)

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Dalam dunia pendidikan ada tiga tujuan pendidikan yang sangat dikenal

dan diakui oleh para pendidik, yaitu ranah kognitif, afektif dan psikomotor. Ranah

kognitif merupakan ranah psikologis siswa yang terpenting yang merupakan

sumber sekaligus pengendali dari ranah afektif dan psikomotor. Ranah kognitif

juga merupakan kemampuan yang selalu dituntut kepada peserta didik untuk

dikuasai. Karena penguasaan kemampuan ini menjadi dasar bagi penguasaan ilmu

pengetahuan. Ranah kognitif ini dapat dipelajari oleh peserta didik dan pendidik,

kemampuan ini lebih banyak mengajak peserta didik berpikir dengan memberi

bahan atau materi pelajaran yang mana peserta didik dapat memecahkannya, baik

didalam kelas maupun didalam kehidupan sehari-hari diluar sekolah.

Proses pembelajaran matematika yang diberikan di sekolah berperan

penting dalam upaya pengembangan kemampuan dan juga memiliki peranan

dalam peningkatan Sumber Daya Manusia (SDM). Salah satu kemampuan yang

harus dimiliki seseorang itu adalah kemampuan berpikir kreatif. Ruseffendi

(2006:238) mengatakan, “Manusia kreatif itu tidak hanya baik bagi dirinya sendiri

tetapi juga berfaedah bagi orang lain”.

Kemampuan berpikir kreatif perlu dilatih sejak dini melalui pembiasaan

secara konsisten, karena untuk membuat siswa berpikir kreatif tidaklah mudah,

perlu upaya dan kerja keras yang serius dari para guru. Hal ini sejalan dengan

Ruseffendi (2006:239) yang menyatakan, “Sifat kreatif akan tumbuh pada diri

Page 2: PTK Bima Gusti Ramadan Math (Bab i)

2

anak bila ia dilatih, dibiasakan sejak kecil untuk melakukan eksplorasi, inkuiri,

penemuan, dan pemecahan masalah”. Hasil yang ditemukan oleh Guilford

(Munandar, 2009:7),

Keluhan yang paling banyak saya temukan mengenai lulusan

perguruan tinggi kita ialah bahwa mereka cukup mampu melakukan

tugas-tugas yang diberikan dengan teknik-teknik yang diajarkan,

namun mereka tidak berdaya jika dituntut memecahkan masalah yang

memerlukan cara-cara yang baru

Tak sedikit siswa yang kurang terampil memecahkan masalah dan menemukan

alternatif-alternatif pemecahan yang bervariasi, karena kurangnya pelatihan

tentang berpikir kreatif terutama dalam pemecahan masalah matematika. Sehingga

tak jarang banyak siswa yang kurang berkenan mengenai mata pelajaran

matematika.

Jadi kemampuan berpikir kreatif merupakan salah satu proses pemikiran

tingkat tinggi yang jarang dilatih. Hal ini tampak dalam bidang pendidikan

terutama dalam mata pelajaran matematika yang menekankan lebih pada hafalan

dan konsep penalaran serta mencari jawaban yang benar terhadap soal-soal

matematika.

Fakta dilapangan menunjukan bahwa kemampuan berpikir kreatif

matematik siswa SMPN 2 Cimahi masih sangat rendah. Hal tersebut dilihat dari

hasil wawancara peneliti dengan guru kelas VIII SMPN 2 Cimahi, bahwa

kemampuan berpikir kreatif matematik siswa SMPN 2 Cimahi masih rendah.

Mengingat pentingnya aktivitas dan kreativitas siswa tersebut, maka di sekolah

perlu diterapkan suatu strategi pembelajaran yang dapat mengembangkan dan

meningkatkan aktivitas dan kreativitas siswa. Cara memilih strategi dalam

Page 3: PTK Bima Gusti Ramadan Math (Bab i)

3

mengajar perlu disesuaikan dengan materi yang diajarkan sehingga, siswa tidak

bosan dengan prosedur belajar yang tidak pernah berubah dan menimbulkan

kejenuhan.

Selain itu masalah yang dihadapi siswa dalam pembelajaran matematika

adalah siswa belum bisa menyelesaikan soal-soal sistem persamaan linier dua

variabel khususnya pada soal-soal cerita berpikir kreatif. Siswa kesulitan ketika

membuat pemodelan matematikanya. Sistem persamaan linier dua variabel

merupakan salah satu materi penting karena dapat digunakan dalam kehidupan

sehari-hari.

Menurut Ruseffendi (2006:347), “Pemilihan metode mengajar juga harus

memperhatikan tujuan, kondisi lingkungan, dan siswa itu sendiri”. Dalam

menanggulangi materi yang memerlukan keaktifan siswa dalam belajar maka

diperlukan strategi pembelajaran yang dapat menggugah keaktifan siswa dalam

bertanya, mengajukan masalah, dan membuat penyelesaian masalah matematika

bersama dengan kelompok.

Kreativitas merupakan kemampuan seseorang untuk menciptakan sesuatu

yang baru. Laurence (Ratnasari, 2016:2) mengemukakan, “Kreativitas merupakan

suatu keterampilan yang bisa dipelajari”. Berpikir kreatif adalah kegiatan

eksplorasi untuk menemukan ide-ide yang berbeda dengan yang sudah ada. Maka

untuk meningkatkan kualitas pembelajaran dan kemampuan berpikir kreatif siswa,

perlu adanya upaya menumbuh-kembangkan kecintaan siswa terhadap

matematika melalui inovasi dalam pelaksanaan pembelajaran agar lebih menarik

dan menyenangkan. Untuk memunculkan kreativitas dapat melalui berbagai

Page 4: PTK Bima Gusti Ramadan Math (Bab i)

4

pendekatan pembelajaran. Dalam penelitian ini penulis menerapkan pendekatan

reciprocal teaching. Rusmawati (2010:16) mengatakan,

Reciprocal teaching dimulai dengan siswa membuat prediksi tentang

apa yang mereka baca berdasarkan pada judul suatu paket dan

pengetahuan sebelumnya dari topik itu. Kemudian mereka siap

meneruskan teks itu, dan secara periodik berhenti sejenak mencek

pemahamannya, mengklarifikasikan pertanyaan secara potensial atau

kata-kata sukar yang tidak familiar, merangkum apa yang mereka

baca, dan memprediksi apa yang akan datang berikutnya.

Menurut Nur (Hendriana, 2014:116), “Dalam penggunaan pendekatan

reciprocal teaching siswa diajarkan empat strategi pemahaman dan pengaturan

diri spesifik, yaitu merangkum bacaan, mengajukan pertanyaan, memprediksi

materi lanjutan, dan mengklarifikasi istilah-istilah yang sulit dipahami”. Fungsi

utama reciprocal teaching adalah mendorong siswa agar mampu berpikir kreatif

dalam memecahkan masalah dan mampu menemukan alternatif-alternatif

pemecahan yang bervariasi secara mandiri dan berperan aktif dalam proses

pembelajaran. Dalam pendekatan reciprocal teaching lebih mencakup murid

secara merata tentunya berbeda dengan pembelajaran konvensional, dimana murid

lebih banyak berperan serta dalam proses pembelajaran sehingga materi

matematika dapat mudah dikuasai, maka kreatif siswa sebagai tujuan

pembelajaran dapat ditingkatkan dan dimaksimalkan dengan pendekatan

reciprocal teaching.

Berdasarkan latar belakang masalah di atas, peneliti terdorong untuk

melakukan Penelitian Tindakan Kelas (PTK) dengan Judul: “Penerapan

Pendekatan Reciprocal Teaching untuk Meningkatkan Kemampuan Berpikir

Page 5: PTK Bima Gusti Ramadan Math (Bab i)

5

Kreatif Matematik dalam Pokok Bahasan SPLDV Pada Siswa Kelas VIII-12

SMPN 2 Cimahi”.

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah yang telah dikemukakan diatas, maka

rumusan masalah dalam penelitian ini adalah: “Apakah melalui pendekatan

reciprocal teaching dapat meningkatkan kemampuan berpikir kreatif matematik

dalam pokok bahasan SPLDV pada siswa kelas VIII-12 SMPN 2 Cimahi?

C. Tujuan Penelitian

Berdasarkan rumusan masalah, penelitian ini bertujuan untuk menelaah

peningkatan kemampuan berpikir kreatif matematik dalam pokok bahasan

SPLDV pada siswa kelas VIII-12 SMPN 2 Cimahi melalui pendekatan reciprocal

teaching.

D. Manfaat Penelitian

1. Bagi siswa

a. Memudahkan siswa dalam memahami materi SPLDV.

b. Siswa lebih tertarik terhadap matematika sehingga termotivasi untuk belajar

matematika.

2. Bagi guru

a. Guru dapat memperoleh model pembelajaran yang tepat dalam melakukan

pembelajaran.

b. Guru dapat mengadakan refleksi dan evaluasi terhadap proses pembelajaran.

Page 6: PTK Bima Gusti Ramadan Math (Bab i)

6

3. Bagi peneliti

a. Dapat menguji hasil belajar siswa dengan menggunakan pendekatan

reciprocal teaching.

b. Sebagai latihan sebelum menghadapi proses pembelajaran yang sebenarnya.