Panduan Ramadan

80
Keutamaan Ramadan Puasa Zakat Fitrah Shalat Taraweh Shalat Witir Lailatul Qadar Idul Fitri Penyusun Abdullah Haidir

description

Ebook tentang Bulan Ramadhan

Transcript of Panduan Ramadan

Page 1: Panduan Ramadan

Keutamaan Ramadan Puasa Zakat Fitrah Shalat Taraweh Shalat Witir Lailatul Qadar Idul Fitri

Penyusun

Abdullah Haidir

Page 2: Panduan Ramadan

Judul Buku Panduan Ramadan

Penyusun Abdullah Haidir

Perwajahan Isi dan Tata Letak Abdullah Haidir

Penerbit Kantor Dakwah Sulay, Riyadh

Cetakan Ketiga Sya'ban 1432 H – Juni 2011

Page 3: Panduan Ramadan

ڃ ڃ ڃ چ چ

ٿ ٿ ٿ ٹ ٹ ٹ

ٹ ڤ ڤ ڤ ڤ ڦ

ڦ ڦ ڦ

[138: البقرة سورة ]

Hai orang-orang yang beriman,

diwajibkan atas kamu berpuasa

sebagaimana diwajibkan atas

orang-orang sebelum kamu agar

kamu bertaqwa

(QS. Al-Baqarah: 183)

Page 4: Panduan Ramadan

ردمك

Page 5: Panduan Ramadan

4 | Keutamaan Ramadan dan Hukum Puasa

]

KEUTAMAAN RAMADAN DAN HUKUM PUASA

Definisi Puasa Dan Hukumnya

Puasa ( الصييم) menurut bahasa ber-

arti: Menahan (إلمس كا) .

Menurut istilah, puasa adalah: Iba-dah kepada Allah Ta’ala dengan me-ninggalkan sesuatu yang membatalkan sejak terbit fajar hingga matahari terbe-nam.

Menahan makan dan minum untuk tujuan lain selain ibadah, seperti pengo-batan atau semacamnya, tidak dapat dinamakan puasa, meskipun istilah puasa biasa dipakai untuk hal-hal semacam itu.

Page 6: Panduan Ramadan

Panduan Ramadan| 5

Puasa Ramadan merupakan salah satu rukun Islam yang diwajibkan atas setiap muslim yang baligh, berakal, mampu melakukannya dan menetap (tidak sedang safar).

Allah Ta’ala berfirman:

“Hai orang-orang yang beriman, diwajib-kan atas kamu berpuasa sebagaimana diwajibkan atas orang-orang sebelum kamu agar kamu bertaqwa.”

(QS. Al-Baqarah: 183)

Rasulullah J bersabda :

وصقمرؿضان-ؿنها-:ـنلاإلدالمعلكخمسب

“Islam dibangun di atas lima perkara: (di antaranya disebutkan) puasa Ramadhan.”

(Muttafaq alaih)

Page 7: Panduan Ramadan

6 | Keutamaan Ramadan dan Hukum Puasa

Keutamaan Bulan Ramadan dan Puasa

1. Diturunkannya Al-Quran

Firman Allah Ta’ala:

“Bulan Ramadhan, bulan yang di dalamnya diturunkan (permulaan) Al-Quran."

(QS. Al-Baqarah : 185)

2. Di dalamnya terdapat Lailatul Qadar

Lailatul Qadar adalah malam yang nilainya lebih utama di sisi Allah Ta’ala dari seribu bulan.

Firman Allah Ta’ala :

“Malam kemuliaan itu lebih baik dari seribu bulan." (QS. Al-Qadar : 1-3)

3. Doa orang yang puasa terkabul

Page 8: Panduan Ramadan

Panduan Ramadan| 7

Rasulullah J bersabda :

سؿيــمهابا وععــق ععــق اؾائــا،ؿ :ثــال ععــقا

وععق اؾمظلقم اؾمياػر

“Ada tiga doa yang dikabulkan: Doa orang

yang puasa, doa orang yang safar, dan doa orang yang dizalimi.” (HR. Baihaqi)

4. Setan diikat, pintu surga dibuka dan pintu neraka ditutup

Rasulullah J bersabda:

وغلقـتاؾهنئـةػموـتبـقا إذاعخؾرؿضان

ـودليلت بقا جهنئؿ اؾشئوارو

“Jika datang Ramadhan, pintu surga

dibuka, pintu neraka ditutup dan setan-setan diikat.” (Muttafaq alaih)

5. Puasa menjaga kesucian diri (‘Iffah)

Rasulullah J bersabda:

Page 9: Panduan Ramadan

8 | Keutamaan Ramadan dan Hukum Puasa

ـادــم ا ؿن ــ ــلا ؿ ــاؿششــراؾشئ ــاة ـــــــق كؿاؾل

ـؾـؿ ػإـئفغـض ؾللاـرػلومزوئج ـرج وؿـ ـؾل وحاـ

ػإـئفؾفوجاة قيم عػشلوفباؾائقم

“Wahai para pemuda; siapa di antara kalian yang sudah mampu, maka menikah-lah, karena menikah dapat menundukkan

pandangan dan menjaga kemaluan. Siapa yang tidak mampu (menikah), maka hen-daklah dia puasa, karena puasa merupa-kan pelindung.” (Muttafaq alaih)

6. Puasa sebagai tameng dari Neraka

Rasulullah J bersabda :

ـ بهااؾشلد ـاؾنئاراؾاوامجنئةقيمه ؿ

“Puasa adalah tameng, orang yang sedang puasa berlindung dengannya dari api neraka.” (HR. Ahmad)

7. Puasa Tidak Ada Tandingannya

Dari Umamah radiallahuanhu dia ber-kata, "Aku berkata, 'Ya Rasulullah

Page 10: Panduan Ramadan

Panduan Ramadan| 01

tunjukkanlah kepadaku perbuatan yang dapat memasukkan aku ke dalam surga.' Maka beliau bersabda,

علوؽباؾائقم الؿنؾؾف

“Hendaklah kamu puasa, tidak ada yang sebanding dengannya” (HR. Ahmad dan Nasa’i)

8. Puasa dan Al-Quran Memberi syafaat

Rasulullah J bersabda :

ــقماؾقواؾاــو ــدق شانؾلشل ــ ــرنقش ـــامواؾق اؿة ــــــ

مـــفاؾ اشـــامواؾشئـــهق شؿن ير :لاؾاـــوامققـــق

شنلػوــف ــرنػشــ ــقلاؾق ــفؿنش:وقق ــقمم ــؾ باؾلااؾنئ و

شنلػوف ؼال اشانػ:ػش وش

“Puasa dan Al-Quran menjadi syafaat kepa-da seorang hamba di hari kiamat. Puasa berkata, 'Ya Rabb, aku telah mencegahnya dari makanan dan syahwat, jadikanlah aku

syafaat baginya.' Dan Al-Quran berkata, “Ya Rabb, aku telah mencegahnya dari

Page 11: Panduan Ramadan

00 | Keutamaan Ramadan dan Hukum Puasa

tidur di waktu malam, jadikanlah aku syafaat baginya.” Dia berkata: “Keduanya dapat memberi syafaat." (HR. Ahmad)

9. Ar-Rayyan bagi yang puasa

Rasulullah J bersabda :

اؾرئقــاان قــدخؾؿنــف:إنئػــلاؾهنئــةبابــاققــالؾــف

ػإذا رفؿـالقدخؾؿنفحدغو قماؾقواؿةاؾائا،مقنق

عخلقاغلؼ ػلؿقدخؾؿنفحد

“Sungguh, di surga terdapat pintu ber-nama: Ar-Rayyan. Mereka yang puasa akan memasukinya pada hari kiamat. Tidak ada seorang pun yang masuk melaluinya selain mereka. Jika mereka telah masuk, maka pintu itu pun ditutup dan tidak ada

seorang pun yang memasukinya.”

(Muttafaq alaih)

10. Ganjaran yang tidak terbatas

Rasulullah J bersabda :

Page 12: Panduan Ramadan

Panduan Ramadan| 01

قققل ربئكؿ إنئ ب: حينةس إؾكؽؾ ؿناؾها ششر

ـاجزيبف دلشما،ةضشػس واؾائقمؾلو

“Sesungguhnya Rabb kalian berfirman,

"Setiap kebaikan akan dibalas sepuluh kebaikan hingga tujuh ratus kali lipat. Puasa adalah untuk-Ku dan Akulah yang membalasnya.” (HR. Tirmizi)

Karena puasa sangat erat kaitannya dengan kesabaran. Dan orang sabar, Allah nyatakan dalam Al-Quran akan dibalas tanpa batas.

ىث يث حج مج جح مح

"Sesungguhnya, hanya orang-orang yang bersabarlah yang dicukupkan pahala

mereka tanpa batas." (QS. Az-Zumar: 10)

11. Puasa hanya tampak oleh Allah Ta’ala

Allah Ta’ala berfirman (hadits qudsi):

Page 13: Panduan Ramadan

02 | Keutamaan Ramadan dan Hukum Puasa

“Puasa untuk-Ku dan Akulah yang akan membalasnya. Dia meninggalkan syahwat dan makan hanya karena-Ku.” (HR. Muslim)

13. Bau mulut orang puasa lebih harum dari wangi minyak kesturi

Rasulullah J bersabda,

ـرقحؾى اؾميؽلقفػؿاؾائا،ؿروبعنداهللؿ

“Bau mulut orang yang puasa lebih harum di sisi Allah dari wangi minyak kesturi.”

(HR. Bukhari)

14. Ampunan atas dosa yang telah lalu

Rasulullah J bersabda,

إؿ رؿضان صام ــ ؿ تقدئم ؿا ؾف ر غ واحميابا قماـا

ذـلف

"Siapa yang puasa pada bulan Ramadhan dengan iman dan harapan mendapatkan pahala maka akan diampuni dosa-dosanya yang telah lalu.” (Muttafaq alaih)

Page 14: Panduan Ramadan

Panduan Ramadan| 03

Golongan Manusia Di Bulan Ramadan

1. Muslim, balig, berakal dan menetap: Wajib baginya puasa, jika mampu melakukannya dan tidak memiliki halangan.

2. Anak kecil yang belum balig: Tidak diwajibkan berpuasa. Akan tetapi wali-nya supaya menganjurkannya ber-puasa agar terlatih.

3. Tidak mampu puasa karena sebab yang tetap: Seperti orang tua renta dan orang sakit yang tidak ada harapan sembuh. Dia boleh berbuka, dan setiap hari yang puasanya dia tinggalkan, diganti dengan memberi makan seorang miskin.

4. Orang sakit yang ada harapan sembuhan: Jika berat baginya berpuasa dia dapat berbuka, namun harus menggantinya (qadha) setelah sembuh.

Page 15: Panduan Ramadan

04 | Keutamaan Ramadan dan Hukum Puasa

5. Wanita haid dan Nifas: Tidak boleh baginya berpuasa, namun dia wajib mengganti puasa yang ditinggalkan (di hari lain).

6. Wanita hamil atau menyusui: Jika berat baginya berpuasa karena hamil atau menyusui atau khawatir akan kondisi anaknya, dia dapat berbuka dan menggantinya tatkala keadaannya su-dah pulih dan kekhawatirannya telah hilang.

7. Musafir: Dia boleh berpuasa atau berbuka sesuai keinginannya. Akan tetapi jika berat dan lelah maka berbuka lebih utama.

Jika tidak berpuasa, dia harus meng-gantinya, baik safarnya bersifat semen-tara seperti umrah atau bersifat tetap seperti sopir angkutan.

Page 16: Panduan Ramadan

Panduan Ramadan| 05

Bagaimana Menyambut Ramadan?

1. Mensucikan diri

Hal tersebut dilakukan dengan ber-taubat kepada Allah dari segala dosa serta meninggalkan maksiat. Setiap orang hendaklah mengoreksi lembaran-lembaran kehidupannya sebelum Ramadan tiba.

Karena kemampuan seseorang meraih keutamaan Ramadan lewat ibadah dan amal saleh serta taqarub kepada Allah, sangat erat kaitannya dengan bersihnya hati dari segala maksiat dan noda.

2. Menyusun agenda

Sebagaimana seorang pedagang cerdik yang menggunakan kesempatan sebaik-baiknya saat perdagangan sedang ramai, maka begitu jugalah seharusnya seorang muslim. Dia

Page 17: Panduan Ramadan

06 | Keutamaan Ramadan dan Hukum Puasa

menyusun agenda kerja yang terpadu dalam rangka beramal saleh yang dilakukan dengan disiplin selama bulan Ramadhan sehingga dapat mengambil keuntungan setiap saat yang terdapat di dalamnya.

Agenda kegiatan ini pun dapat digunakan sebagai bahan evaluasi sejauh mana seseorang telah melaksana-kan agenda kebaikannya sesuai target yang telah dicanangkan.

3. Berdoa

Semoga Allah memberinya kemuda-han dalam berpuasa, beribadah di dalamnya serta melakukan setiap per-buatan yang diridhai-Nya dan dijauh-kan dari segala sesuatu yang dapat merusak puasanya, atau mengurangi pahalanya.

Page 18: Panduan Ramadan

Panduan Ramadan| 07

Yang Membatalkan Puasa

1. Jimak (bersetubuh)

Orang yang bersetubuh pada siang hari bulan Ramadhan, puasanya batal dan dia wajib meng-qadha (mengganti-nya) dan wajib membayar kafarat (den-da) yang berat, yaitu: Memerdeka-kan budak beriman. Jika tidak mampu (memerdekakan budak), dia harus ber-puasa selama dua bulan berturut-turut. Jika tidak mampu, dia harus memberi makan 60 orang miskin.

2. Makan dan minum.

Apapun bentuk makan dan minumnya.

3. Melakukan suntikan yang mengan-dung zat makanan.

4. Keluar darah haid dan nifas.

5. Mengeluarkan darah dengan senga-ja dalam jumlah besar.

Page 19: Panduan Ramadan

08 | Keutamaan Ramadan dan Hukum Puasa

Adapun keluarnya darah dengan sendirinya, seperti mimisan, atau jum-lahnya sedikit seperti untuk tes darah, tidak membatalkan.

6. Muntah dengan sengaja.

Jika muntah tanpa sengaja, tidak membatalkan.

7. Keluar mani dalam keadaan sadar

Baik dengan onani, bercumbu, men-cium atau semacamnya. Adapun keluar mani ketika tidur, tidak membatalkan puasa.

Syarat-Syarat Batal Puasa

1. Mengerti. Jika seseorang melakukan perkara yang membatalkan puasa kare-na ketidaktahuannya maka tidaklah membatalkan, berdasarkan firman Allah Ta’ala:

Page 20: Panduan Ramadan

Panduan Ramadan| 11

“Dan tidak ada dosa atasmu terhadap apa yang kamu khilaf padanya, tetapi yang (ada dosanya) apa yang disengaja oleh hatimu.” (QS. Al-Ahzab : 5)

2. Sadar. Jika seseorang lupa ketika melakukan perbuatan yang membatal-kan, maka puasanya sah dan dia tidak wajib meng-qadha-nya.

3. Kehendak sendiri. Jika seseorang dipaksa (untuk berbuka) maka puasa-nya sah dan tidak meng-qadha, sebagai-mana hadits Rasulullah J :

ـؿئملاؾى أواؾنيوانوؿاادمكرفقا إنئاهللتهاوزع

علوف

“Sesungguhnya Allah melampaui (meng-

ampuni) ummatku yang melakukan kesa-lahan, kelupaan dan yang terpaksa”

(HR. Ibnu Majah dan Baihaqi)

Page 21: Panduan Ramadan

10 | Keutamaan Ramadan dan Hukum Puasa

Beberapa Hukum Puasa

Wajib melakukan niat pada malam hari sebelum terbit fajar, jika telah jelas masuk Ramadhan. Berdasarkan hadits Rasulullah J :

ـؾؿق هرػالعاؾاهمؿ صوامؾفوامؼلؾاؾ

“Siapa yang tidak niat puasa sebelum fajar maka tidak ada puasa baginya.”

(HR. Ahmad, Abu Daud, Tirmizi dan Nasa'i)

Niat tempatnya dalam hati dan tidak perlu diucapkan.

Disunahkan sahur dan mengakhir-kannya. Rasulullah J memerintahkan sahur untuk membedakan antara puasa kita dengan puasa ahli kitab.

Beliau J bersabda:

ـصواؿناوصقمفؾاؾكما ؽلةاؾيئوقر ػاؾؿابو

Page 22: Panduan Ramadan

Panduan Ramadan| 11

“Yang membedakan antara puasa kita dengan puasa ahli kitab adalah makan sahur." (HR. Muslim)

Terdapat riwayat dari Zaid, dia berkata :

“Kami sahur bersama Nabi J, lalu beliau bangkit untuk melaksanakan shalat”. Dia (Zaid) ditanya, ”Berapa lama jarak antara azan dan sahur?” Dia menjawab, “sekedar (membaca) lima puluh ayat.” (Muttafaq alaih)

Puasa bukan hanya sekedar menahan makan dan minum semata. Lebih dari itu puasa juga berarti (menahan) anggota badan dari setiap perbuatan dosa.

Maka sebagaimana makan dan mi-num membatalkan puasa, begitu juga perbuatan dosa dapat menghapus pa-hala dan merusak nilai puasa hingga menjadikannya bagaikan orang yang tidak puasa.

Tetap disunahkan bersiwak.

Page 23: Panduan Ramadan

12 | Keutamaan Ramadan dan Hukum Puasa

Rasulullah J bersabda:

ؿـرتهؿ ؽـؾباؾيـقاكعنـدؾقالنذؼئعلكؿئمـل

وضقةس

“Seandainya tidak memberatkan ummat-ku, niscaya akan aku perintahkan mereka untuk bersiwak setiap hendak wudhu”

(Muttafaq alaih)

Hadits ini tidak mengkhususkan puasa dari yang lainnya, dan ini merupakan dalil bahwa siwak tetap disunnahkan bagi orang yang berwudu atau setiap hendak shalat, baik dia sedang puasa ataupun tidak. Jadi sifat-nya umum untuk semua waktu, baik sebelum tergelincirnya matahari (waktu Zuhur) ataupun sesudahnya.

Boleh Berkumur, namun jangan ber-lebih-lebihan dalam memasukkan air ke dalam hidung saat berwudu.

Page 24: Panduan Ramadan

Panduan Ramadan| 13

Rasulullah J bersabda,

وباؾغػلاالدمنشاقإالانتكقنصا،ما

“Bersungguh-sungguhlah dalam memasuk-

kan air ke dalam hidung kecuali jika kamu dalam keadaan puasa”

(HR. Tirmizi, Abu Daud, Ibnu Majah)

Sah puasa orang yang masuk waktu Shubuh dalam keadaan junub (berha-dats besar):

“Termasuk yang terjadi pada Rasulullah J

saat masuk waktu Fajar beliau dalam ke-adaan junub setelah berhubungan dengan istrinya, kemudian dia mandi setelah Fajar dan meneruskan puasanya." (Muttafaq alaih)

Mempercepat Ifthar (berbuka puasa). Ifthar hendaknya dilakukan saat mata-hari terbenam.

Mempercepat ifthar merupakan sunah Rasulullah J, karena beliau ber-sabda:

Page 25: Panduan Ramadan

14 | Keutamaan Ramadan dan Hukum Puasa

رفااؾن هقم التزالؿئملعلكدنئملؿاؾؿتنمظرب

“Umatku akan selalu berada dalam sun-

nahku selama dia tidak menunggu bintang-

bintang (waktu malam) untuk berbuka.” (HR. Ibnu Hibban)

Memberi makan orang yang puasa. Hendaknya setiap orang berupaya untuk memberi makan bagi orang yang berbuka, karena di dalamnya terdapat pahala yang besar dan kebaikan yang banyak. Rasulullah J bersabda :

ـػ ارصا،ماؽانؾفؿنؾجرهغوـر ـئـفالقـنقصؿ

ـج اؾائا،ؿذوكارؿ

“Siapa yang memberi makan orang yang puasa maka baginya (pahala puasa) orang itu, tanpa mengurangi pahala orang yang puasa tersebut.” (HR. Ahmad dan Tirmizi)

Rasulullah J biasanya berbuka de-ngan ruthab (korma muda) sebelum shalat. Jika tidak ada, maka dengan

Page 26: Panduan Ramadan

Panduan Ramadan| 15

beberapa tamr (korma masak). Jika tidak ada, dia cukup meminum beberapa teguk air.” (HR. Ahmad)

Jika berbuka beliau J membaca:

ذهب الظمأ وابتلت العروق وثبت األجر إن شاء اهلل

Telah hilang dahaga dan urat-urat telah basah dan pahala telah tetap Insya Allah

(HR. Abu Daud dan Nasa'i)

Ketika ifthar, disunahkan berdoa. Ka-rena bagi orang yang puasa -pada saat itu- doanya mustajabah (terkabul).

Rasulullah J bersabda :

ـر:الثةالترع ععقتهؿث واإلؿـام اؾائـا،ؿحـ ق

اؾشاعل وععق اؾمظلقم

“Ada tiga golongan yang doanya tidak ditolak: Orang yang puasa saat dia ifthar (berbuka), Imam (pemimpin) yang adil, dan doa orang yang dizalimi”

(HR. Tirmizi, Ibnu Majah dan Ibnu Hibban)

Page 27: Panduan Ramadan

16 | Keutamaan Ramadan dan Hukum Puasa

Yang Tidak Membatalakan Puasa

Periksa darah dan suntik yang tujuan-nya tidak untuk memasukkan zat maka-nan.

Mencicipi masakan, dengan syarat: tidak sampai masuk ke dalam kerong-kongan, sebagaimana riwayat dari Ibnu Abbas radiallahuanhuma:

“Tidak mengapa mencicipi cuka atau sesuatu saat dia sedang puasa selama tidak masuk ke dalam kerongkongan”.

Boleh menggunakan celak mata atau tetes mata atau semacamnya yang dima-sukkan ke dalam mata. Hal tersebut tidak membatalkan puasa, baik orang tersebut merasakan sesuatu di teng-gorokan atau tidak.

Boleh menuangkan air dingin di atas kepala atau mandi dengannya.

Page 28: Panduan Ramadan

Panduan Ramadan| 17

Terdapat riwayat bahwa Rasulullah J menuangkan air di atas kepalanya saat dia sedang puasa karena kehausan atau kepanasan. (HR. Abu Daud dan Ahmad)

Boleh menelan ludah, namun jika berupa lendir hendaklah dikeluarkan.

Boleh menggunakan minyak wangi dan menciumnya.

Bermimpi hingga keluar mani, tidak membatalkan puasa.

Junub sebelum terbit fajar dan belum mandi janabah hingga terbit fajar sementara dia sudah niat puasa.

Boleh menghirup sesuatu yang tidak bersifat partikel untuk melegakan hi-dung tersumbat, atau melegakan dada bagi orang yang sesak nafas.

Boleh sikat gigi dengan pasta gigi dengan syarat tidak ada partikel yang ditelan.

Page 29: Panduan Ramadan

18 | Keutamaan Ramadan dan Hukum Puasa

Yang Harus Dijauhi Saat Berpuasa

Berdusta

Rasulullah J bersabda :

ـؾؿقد ؼ ػلوسهللعزئوجؾئ قلاؾز ورواؾشمؾبفؿ

حـاجةػلنقـد رشـاؿفوذرابف

“Siapa yang tidak meninggalkan perkataan dusta dan perbuatan buruk, maka tidak ada bagi Allah Ta‟ala nilainya dia mening-

galkan makanan dan minumannya.”

(HR. Bukhari)

Lalai dan berkata kotor

Rasulullah J bersabda:

ـاؾلاغق ؽؾواؾش ر إـئمااؾاوامؿ ـا ؾوساؾاوامؿ

واؾرئػث

“Puasa bukan hanya (menahan) makan dan minum saja, akan tetapi puasa juga

Page 30: Panduan Ramadan

Panduan Ramadan| 21

(menahan) dari perbuatan sia-sia dan perkataan kotor." (HR. Hakim)

Rasulullah J juga bersabda:

ـصواؿفاؾهق واؾش ش ر ئصا،ؿحظفؿ

“Betapa banyak orang yang puasa tidak mendapatkan apa-apa dari puasanya

kecuali lapar dan dahaga.”

(HR. Ahmad dan Ibnu Majah)

Perbuatan Yang Dianjurkan

Tilawatul Quran

Ramadan adalah bulan diturunkan-nya Al-Quran. Seorang muslim hendak-nya semakin dekat dengan Al-Quran di bulan ini dengan membaca dan mempe-lajarinya.

Ibnu Abbas berkata,

جقعاؾنئاسوؽانجقعؿاقكـقنJؽانردقلاؾلاف

اهػلــرؿضانح قلقاهجلرقؾوؽانجلرقؾقلقػل

Page 31: Panduan Ramadan

20 | Keutamaan Ramadan dan Hukum Puasa

ـرؿضانػوداردفاؾقرن ؽؾؾولةسؿ

"Rasulullah J adalah orang yang paling

dermawan. Beliau lebih dermawan lagi di

bulan Ramadan, ketika Jibril menemuinya. Jibril menemuinya setiap malam di bulan Ramadan untuk mengulang bacaan Al-Quran." (HR. Bukhari)

Banyak Bersadaqah

Berdasarkan isyarat hadits di atas, Ramadan adalah sarana kita untuk meningkatkan sadaqah dibanding wak-tu lainnya. Karena rahmat dan ampunan Allah sedang dilimpahkan di bulan mulia ini.

Banyak Bedoa

Ramadan adalah waktu mustajabah untuk berdoa.

Isyarat tersebut dapat ditangkap dalam pembahasan tentang Ramadan dan puasa dalam Al-Quran surat Al-

Page 32: Panduan Ramadan

Panduan Ramadan| 21

Baqarah ayat 183 dan seterusnya. Di tengah-tenah pembahasan, Allah me-nyelipkan ayat tentang anjuran berdoa, yaitu pada surat Al-Baqarah, ayat 186.

Umrah

Rasulullah J berkata kepada seorang wanita Anshar,

حهئةتشدلػوفعمر ػإنئمرىػاعمرؿضانجاةػإذا

"Jika datang bulan Ramadan, lakukanlah umrah. Karena umrah di dalamnya seban-ding dengan haji." (Muttafaq alaih)

Menghadirkan sifat-sifat utama

Ibadah di bulan ini menyediakan sifat-sifat mulia yang harus kita serap dalam kehidupan sehari-hari. Seperti zuhud terhadap dunia, cinta fakir miskin, gemar beribadah, sabar, syukur, tawakal, dll.

Page 33: Panduan Ramadan

22 | Zakat Fitrah

ZAKAT FITRAH

Arti Zakat Fitrah1)

Fitr ( فطي) artinya berbuka, maksud-nya adalah bulan Ramadhan telah usai, dan kita boleh kembali tidak berpuasa. Zakat Fitrah adalah zakat yang dike-luarkan karena berakhirnya bulan Ramadan.

Dalil dan Hikmahnya

Zakat Fitrah disyariatkan berdasar-kan umumnya nash Al-Quran, hadits shahih dan ijmak kaum muslimin.

Allah Ta’ala berfirman:

1) Istilah asalnya adalah Zakatul Fithr. Namun di

tengah masyarakat lebih dikenal dengan istilah Zakat Fitrah.

Page 34: Panduan Ramadan

Panduan Ramadan| 23

“Sesungguhnya beruntunglah orang yang membersihkan diri." (QS. Al-A’la : 14)

Lebih dari satu orang dari kalangan salaf yang menafsirkan bahwa yang dimaksud ayat di atas adalah Zakat Fitrah. Hal tersebut diriwayatkan secara marfu’ dari Rasulullah J, dari Ibnu Khuzaimah dan lainnya.

Terdapat riwayat dalam Ash-Shahi-hain dari Abdullah bin Umar, beliau berkata,

ر« »ػرضردقلاهللزؽا اؾ

“Rasulullah J telah mewajibkan zakat fitrah.” (Muttafaq alaih)

Kaum muslimin sejak dahulu hingga sekarang sepakat (ijmak) tentang kewa-jiban zakat fitrah.

Zakat fitrah disyariatkan sebagai pensuci jiwa dari segala kotoran, sifat bakhil dan akhlak yang buruk lainnya, penyempurna pahala, juga sebagai

Page 35: Panduan Ramadan

24 | Zakat Fitrah

pensuci puasa yang mungkin berkurang pahalanya karena ucapan atau prilaku yang tak baik atau lainnya.

Dia juga berfungsi untuk menghibur dan memberi kecukupan kepada fakir miskin di hari Id sehingga menumbuh-kan rasa cinta di antara sesama.

Diriwayatkan dari Ibnu Abbas :

ـاؾلاغـق« ررهـر ؾلائـا،ؿؿـ ػرضردقلاهللزؽا اؾ

»واؾرئػث ورشمةؾلمياؽ

“Rasulullah telah mewajibkan zakat fitrah

sebagai pensuci bagi yang berpuasa dari tindakan dan ucapan buruk serta memberi makan orang-orang miskin.”

(HR. Abu Daud, Hakim dan yang lainnya)

Siapa Yang Diwajibkan?

Zakat fitrah adalah untuk mensuci-kan diri. Maka diwajibkan bagi setiap muslim, baik laki-laki maupun wanita,

Page 36: Panduan Ramadan

Panduan Ramadan| 25

merdeka ataupun budak, penduduk kota ataupun desa, berdasarkan ijmak. Juga diwajibkan mengeluarkan zakat untuk orang-orang yang wajib diberikan nafkah. Misalnya, seorang bapak wajib mengeluarkan zakat untuk istri dan anak-anaknya, walaupun mereka masih kecil.

Ibnu Umar radiallahuanhuma berkata:

ـتمـروJػرضردقلاهلل« ـرصـاعاؿـ زؽا اؾ

ـنـك ـذشري علـكاؾشلـدواؾوـرواؾـرئؽروا صاعاؿ

ـاؾميلم ؿربهـانتـدعئىؼلـؾ.واؾائغريواؾكلريؿ و

» خروجاؾنئاسإىلاؾائال

“Rasulullah J telah mewajibkan zakat fit-rah satu sha‟ korma, atau satu sha‟ gan-dum, baik kepada budak atau orang mer-

deka, laki-laki maupun wanita, anak kecil maupun orang dewasa dari kalangan mus-limin. Beliau memerintahkan agar ditunai-kan sebelum keluarnya manusia untuk shalat (Id)." (Muttafaq alaih)

Page 37: Panduan Ramadan

26 | Zakat Fitrah

Kekayaan dengan nishab tertentu bukan syarat diwajibkannya zakat fitrah sebagai-mana pada zakat mal (harta).

Standarnya adalah: Siapa saja yang memiliki makanan pokok bagi diri dan keluarganya serta mereka yang wajib dinafkahinya pada hari dan malam Id, maka dia terkena kewajiban zakat fitrah.

Jenis Makanan Yang Dikeluarkan

Terdapat riwayat dari Abu Sa’id Al-Khudry radhiallahuanhu, dia berkata :

“Dahulu, pada masa Nabi J kami menge-luarkannya (Zakat Fitrah) dalam bentuk

satu sha‟ makanan, atau satu sha‟ korma, atau satu sha‟ gandum atau satu sha‟ zabib (korma kering)." (Muttafaq alaih)

Dalam riwayat lain beliau berkata :

“Dahulu makanan kami adalah gandum, zabib, susu kering dan korma.” (HR. Bukhari)

Page 38: Panduan Ramadan

Panduan Ramadan| 27

Sebaiknya dikeluarkan jenis yang paling baik dan paling bermanfaat bagi orang miskin.

Allah Ta’ala berfirman:

“Kamu sekali-kali tidak sampai kepada keba-jikan (yang sempurna) sebelum kamu menaf-kahkan sebagian harta yang kamu cintai." (QS. Ali-Imran: 92)

Ukuran Yang Wajib Dikeluarkan

Terdapat riwayat dari hadits shahih, bahwa Rasulullah J "Mewajibkan zakat

fitrah sebanyak satu sha‟…”

Yang dimaksud adalah satu sha’ Nabi J yaitu sebanyak empat mud. Sedang satu mud adalah sepenuh dua telapak tangan orang dewasa berukuran sedang. Berat keseluruhannya (empat mud) kurang lebih 2.5 kg.

Page 39: Panduan Ramadan

28 | Zakat Fitrah

Jika lebih dari ukuran wajib maka hal tersebut dihitung sebagai shadaqah.

Jumhur ulama mengharuskan zakat fitrah dikeluarkan dalam bentuk maka-nan pokok. Namun Abu Hanifah mem-bolehkan mengeluarkan Zakat Fitrah dalam bentuk uang senilai makanan yang wajib dikeluarkan.

Waktu Mengeluarkan Zakat Fitrah

Waktu mengeluarkan zakat fitrah terbagi dua:

1. Waktu utama:

Dimulai sejak matahari terbenam pada malam Id hingga shalat Id. Lebih utama antara shalat Fajar dan shalat Id.

Ibnu Umar ra berkata,

Page 40: Panduan Ramadan

Panduan Ramadan| 31

ؿرنتدعئىؼلؾخروجاؾنئاسإؾكاؾائال « »و

“Beliau (Rasulullah J) memerintahkan

agar (zakat fitrah) ditunaikan sebelum

orang-orang keluar untuk shalat (Id)." (Mutafaq alaih)

Telah dijelaskan sebelumnya, tafsir kalangan salaf atas firman Allah Ta’ala:

“Sesungguhnya beruntunglah orang yang membersihkan dirinya (dengan beriman). dan dia ingat nama Tuhannya, lalu dia

shalat." (QS. Al-A’la : 14-15)

Bahwa yang dimaksud ayat ini ada-lah seseorang yang menyerahkan zakat-nya pada hari Idul Fitri sesaat sebelum shalat.

2. Waktu yang dibolehkan

Yaitu, sehari atau dua hari sebelum Id. sebagaimana terdapat dalam shahih Bukhari:

Page 41: Panduan Ramadan

30 | Zakat Fitrah

“Mereka (para shahabat) biasanya mem-berikan (zakat fitrah) kepada orang-orang miskin sehari atau dua hari sebelum Idul fitri.”

Maka hal tersebut merupakan ijmak para shahabat.

Jika seseorang menunda pelaksa-naannya hingga selesai shalat Id, maka dia wajib meng-qhada-nya, karena kewa-jiban tersebut tidak berarti gugur hanya karena habis waktunya.

Namun –menurut para ulama- dia tetap berdosa jika menunda pelaksa-naannya dengan sengaja.

Kepada Siapa Zakat Fitrah Diberikan?

Dalam hadits Ibnu Abbas radiallahu-anhuma, beliau berkata :

“Rasulullah J mewajibkan zakat fitrah sebagai pensuci bagi orang yang berpuasa dari perkataan dan perbuatan buruk dan

Page 42: Panduan Ramadan

Panduan Ramadan| 31

(juga berfungsi sebagai) pemberi makan orang miskin.”

(HR. Abu Daud, Hakim dan yang lainnya)

Dalam hadits tersebut dinyatakan bahwa zakat fitrah diserahkan kepada orang-orang miskin saja.

Zakat fitrah hendaknya tidak diguna-kan untuk untuk hal-hal yang bersifat pembangunan materi, seperti pemba-ngunan mesjid atau sekolah, tetapi lang-sung diberikan kepada fakir miskin.

Page 43: Panduan Ramadan

32 | Shalat Taraweh

SHALAT TARAWEH

Arti Taraweh

Taraweh ( التيي اح) dalam bahasa Arab adalah kata jamak dari tarwiihah ( ت ح حيي) ,

artinya beristirahat atau santai sejenak.

Kalimat ini pada mulanya bermakna “duduk” secara umum. Kemudian dikenal sebagai “duduk yang dilakukan setelah melakukan shalat empat rakaat di malam bulan Ramadhan”.

Karena pada saat itu, mereka yang shalat beristirahat sebentar dari shalatnya, mengingat panjangnya shalat yang mereka lakukan. Akhirnya istilah tersebut dilekat-kan kepada nama shalat itu sendiri. 1)

1) Lihat al-Mu’jamul al-Wasith, 1/380, al-Mulakhash al-Fiqhi,

1/167

Page 44: Panduan Ramadan

Panduan Ramadan| 33

Shalat Taraweh Zaman Rasulullah J dan Khulufaur-Rasyidin

Diriwayatkan dari Aisyah radhiallahu-anha, bahwa saat masuk bulan Ramadhan, Rasulullah J shalat di masjid (Nabawi), lalu diikuti oleh beberapa orang. Kemu-dian beliau shalat lagi pada hari keduanya, yang mengikutinya semakin banyak. Lalu pada malam ketiga atau keempat para shahabat sudah berkumpul (untuk shalat bersama Rasulullah J), namun beliau J tak kunjung muncul.

Di pagi harinya Rasulullah J bersabda kepada mereka :

» اؾاريصنشمؿ رقت إالاػ إؾوكؿ اخلروج ـ قمنشنلؿ لؿ

رضعلوكؿ »ـلخشوتنت

“Saya melihat apa yang kalian lakukan (tadi malam). Tidak ada yang mencegah saya keluar (untuk shalat) bersama kalian, hanya saja saya khawatir (shalat taraweh tersebut) diwajibkan kepada kalian.” (Muttafaq alaih)

Page 45: Panduan Ramadan

34 | Shalat Taraweh

Kesimpulannya, pada awalnya shalat taraweh zaman Rasulullah J dilaksanakan secara berjamaah. Kemudian tidak dilaku-kan secara berjamaah, karena Rasulullah J khawatir, jika shalat tersebut dilaksanakan secara berjamaah terus menerus, akan turun ayat yang mewajibkannya kepada kaum muslimin, sehingga mereka tidak mampu melakukannya.

Begitulah seterusnya hal tersebut ber-lanjut; shalat taraweh dilakukan sendiri atau berkelompok hingga Rasulullah J wafat, dan seterusnya juga berlangsung di masa khalifah Abu Bakar Ash-Shiddiq .

Baru kemudian pada zaman khalifah Umar bin Khattab , pelaksanaannya di-kembalikan seperti semula, yaitu dengan berjamaah.

Abdurrahman bin Abdun Al-Qory meri-wayatkan :

Page 46: Panduan Ramadan

Panduan Ramadan| 35

“Aku keluar bersama Umar bin Khattab di (malam) bulan Ramadhan menuju mesjid. Di sana orang-orang melakukan shalat terpisah-pisah; Ada yang shalat seorang diri, ada yang shalat mengimami beberapa orang. Menyaksikan hal tersebut Umar berkata:

“Saya berpendapat, akan lebih baik jika mereka dikumpulkan dengan satu imam,”

Maka beliau segera wujudkan keingi-nannya dengan memerintahkan Ubai bin Ka’ab untuk menjadi imam bagi orang yang shalat Taraweh…

Kemudian di malam berikutnya saya keluar (menuju mesjid) dan menyaksikan orang-orang yang shalat (taraweh) dipim-pin oleh seorang imam. Maka saat itu Umar :

»ـشؿاؾلدعةفره«

“Inilah sebaik-baik bid‟ah.” (HR. Bukhari)

Page 47: Panduan Ramadan

36 | Shalat Taraweh

Maka sejak zaman itu hingga kini, pelaksanaan shalat taraweh dilakukan secara berjamaah di masjid-masjid dan telah menjadi sunnah yang diterima dan dilaksanakan kaum muslimin di seluruh dunia.

Catatan:

Perlu dijelaskan bahwa yang dimaksud “bid’ah” dalam perkataan Umar di sini adalah pengertian bid’ah secara bahasa. Artinya “sesuatu yang baru”, karena shalat taraweh berjamaah secara terus menerus baru dilakukan pada zaman Umar bin Khattab , di mana sebelumnya hanya dilakukan oleh Rasulullah J beberapa kali saja.

Adapun bid’ah dalam pengertian istilah yang maksudnya “Mengada-adakan iba-dah yang tidak diajarkan dalam Islam”, tidaklah termasuk apa yang dilakukan oleh

Page 48: Panduan Ramadan

Panduan Ramadan| 37

Umar bin Khattab ini. Karena sebenarnya perkara tersebut telah dilakukan oleh Rasulullah J sehingga tetap memiliki lan-dasan syar’i, disamping kekhawatiran shalat Taraweh akan diwajibkan terhadap umat Islam yang menyebabkan Rasulullah J menghentikannya secara berjamaah sudah tidak ada lagi, karena terputusnya wahyu setelah RasulullahJ meninggal.

Hukum Dan Keutamaannya

Shalat taraweh sangat dianjurkan (sun-nah mu’akkadah). Pelaksanannya pada ma-lam selama bulan Ramadhan, sesudah shalat Isya.

Shalat Taraweh juga digolongkan seba-gai shalat malam (qiyamullail), karena itu Keutamaan shalat taraweh dapat dinilai dari keutamaan shalat malam yang banyak disebutkan dalam ayat-ayat dan hadits-hadits Rasulullah J.

Page 49: Panduan Ramadan

38 | Shalat Taraweh

Di antaranya firman Allah Ta’ala:

“Mereka sedikit sekali tidur di waktu malam. Dan di akhir-akhir malam mereka memohon ampun (kepada Allah).” (QS. Adz-Dzariat : 17-18)

Rasulullah J bersabda:

رقضةصال اؾلاوؾػضؾاؾائال بشدا« »ؾ

“Shalat yang paling utama setelah shalat fardu adalah shalat malam.” (HR. Muslim)

Maka, jika shalat malam secara umum memiliki keutamaan yang besar, apalagi jika shalat tersebut dilakukan pada bulan Ramadhan; bulan yang paling utama dari bulan-bulan yang ada.

Hal tersebut semakin dikuatkan dengan kenyataan bahwa bulan Ramadhan bukan hanya dikenal sebagai syahr ashshiyam

Page 50: Panduan Ramadan

Panduan Ramadan| 41

(bulan puasa), tetapi juga dikenal sebagai syahrulqiyam (bulan ibadah shalat).

Maka hadits Rasulullah J yang mene-rangkan tentang keutamaan puasa di bulan Ramadhan sepadan dengan keutamaan shalat malam di bulan tersebut.

Rasulullah J bersabda:

ـ« ؿ تقدئم ؿا ؾف ر غ واحميابا إقماـا رؿضان صام ـ ؿ

»ذـلف“Siapa yang puasa (di bulan) Ramadhan de-ngan iman dan penuh harap pahala, maka akan diampuni dosanya yang telah lalu”

(Muttafaq alaih)

Beliau juga bersabda:

ـذـلفؿ« رؾفؿاتقدئمؿ »ـؼامرؿضانإقماـاواحمياباغ

“Siapa yang beribadah (shalat) (di bulan)

Ramadhan dengan iman dan penuh harap pahala, maka akan diampuni dosanya yang telah lalu.” (Muttafaq alaih)

Page 51: Panduan Ramadan

40 | Shalat Taraweh

Berapa Jumlah Rakaat Shalat Taraweh?

Sering terjadi pertentangan tentang jumlah rakaat shalat taraweh. Tidak jarang hal tersebut berakibat pada perpecahan di tengah masyarakat muslim.

Sesuatu yang sangat ironis. Mengingat shalat taraweh hukumnya sunah, sedang-kan ukhuwah dan persatuan di kalangan kaum muslimin tidak diragukan lagi kewajibannya. Namun sayang, demi mem-bela yang sunnah (tanpa diringi pema-haman yang benar), yang wajib justru diabaikan .

Hal tersebut terjadi karena permasa-lahan ini sering dilihat dari sudut pandang golongan. Dikatakan bahwa yang shalat dua puluh rakaat adalah cara orang NU, sedang yang sebelas rakaat adalah cara orang Muhamadiyah, tanpa meneliti dalil yang ada serta petunjuk pemahaman yang

Page 52: Panduan Ramadan

Panduan Ramadan| 41

benar dan menyeluruh serta perkataan para ulama tentang hal tersebut.

Padahal para salafusshaleh melihat perkara ini sebagai perkara yang muwassa’ (luas dan luwes). Bukan pada tempatnya menjadikan hal ini sebagai ajang untuk membid’ahkan atau menyatakan sese-orang bukan golongannya.

Karena shalat taraweh juga digolong-kan sebagai shalat malam (qiyamullail), maka hukum yang terkait dengannya juga mengikuti hukum yang berlaku pada shalat malam, termasuk masalah jumlah bilangan rakaatnya.

Jumlah asal dari pelaksanaan shalat malam adalah dua rakaat-dua rakaat seca-ra mutlak, tanpa ada pembatasan jumlah maksimal dari rakaat yang boleh dikerja-kan.

Sebagaimana hadits Rasulullah J:

Page 53: Panduan Ramadan

42 | Shalat Taraweh

صال اؾلاوؾؿننكؿننك ػإذاخشلحدؽؿاؾا لحصلاك«

»رؽشةواحد تقترؾفؿاؼدصلاك

“Shalat malam, dua (rakaat) dua (rakaat), jika salah seorang di antara kalian khawatir (datang) waktu shubuh, maka hendaklah dia

shalat (witir) satu rakaat, mengganjilkan shalat yang telah dilakukan.” (Muttafaq alaih)

Hadits ini Rasulullah J sampaikan ketika menjawab pertanyaan seorang badui tentang pelaksanaan shalat malam.

Maka dari jawaban tersebut ada dua hal yang dapat disimpulkan:

1. Shalat malam hendaklah dilakukan dua rakaat-dua rakaat. Maksudnya adalah setiap dua rakaat melakukan salam.

2. Shalat malam tidak ada batasan maksi-malnya. Karena kalaulah hal tersebut di-tentukan, mestinya Rasulullah J sampai-kan masalahnya, mengingat pertanyaan orang badui bersifat umum tentang shalat

Page 54: Panduan Ramadan

Panduan Ramadan| 43

malam, baik tata caranya maupun jumlah rakaatnya 1).

Adapun hadits Aisyah radhiallahuanha yang sering dijadikan landasan sebagai batas maksimal dari pelaksanaan shalat malam terdapat dalam riwayat Bukhari dan Muslim, Aisyah radiallahuanha berkata:

قزقدػلرؿضانوالػلغورهعلك Jؿاؽانردقلاهلل«

ـئ حينه ـ ع تيأل ػال ربشا قالل رؽشة عشر إحدى

ـئ ـئورقؾه ـحينه ـئ ثؿئقاللربشاػالتيألع ورقؾه

»لثالثاثؿئقال

“Rasulullah J tidak menambah (rakaat

shalat) di bulan Ramadhan atau bulan lainnya

lebih dari sebelas rakaat, beliau shalat empat rakaat, jangan tanya bagusnya dan panjang-nya, kemudian beliau shalat lagi empat rakaat, jangan tanya tentang bagusnya dan panjangnya, kemudian beliau shalat tiga rakaat.” (Muttafaq alaih)

1) Duruus Ramadhaniah, Waqafaat Li as-Sho’imin, Salman

bin Fahd al-Audah

Page 55: Panduan Ramadan

44 | Shalat Taraweh

Dalam hadits ini, dengan gamblang Aisyah radhiallahuanha menjelaskan tentang jumlah rakaat shalat malam yang dilaku-kan Rasulullah J, baik di bulan Ramadhan ataupun di luar bulan Ramadhan, yaitu: 11 rakaat.

Namun yang patut diperhatikan adalah: Bahwa hadits Aisyah radhiallahuanha di atas, tidak berarti menunjukkan bahwa shalat malam (shalat taraweh) maksimal sebelas rakaat, sehingga jika lebih dari itu dianggap menyalahi sunnah Rasul.

Karena dalam riwayat tersebut, Aisyah sekedar menyampaikan bahwa demikian-lah shalat malam yang Rasulullah J lakukan, sehingga para ulama berkesim-pulan bahwa apa yang disampaikan Aisyah radhiallahuanha adalah merupakan kebiasaan Rasulullah J dalam bilangan rakaat shalat malam dan tidak ada

Page 56: Panduan Ramadan

Panduan Ramadan| 45

petunjuk bahwa beliau melarang pelaksa-naan shalat malam lebih dari itu. 1)

Yang menguatkan pendapat tersebut adalah adanya riwayat lain yang shahih yang menunjukkan bahwa Rasulullah J melakukan shalat malam tiga belas rakaat, atau sepuluh rakaat. Bahkan Aisyah radhialluanha termasuk yang meriwayatkan

Dari Aisyah radhiallahuanha, dia berkata:

“Adalah Rasulullah J shalat pada malam hari

sepuluh rakaat, beliau melakukan salam pada setiap kali dua rakaat, kemudian melakukan shalat witir satu rakaat.” (HR. Abu Daud)

Dari Ibnu Abbas , dia berkata:

“Adalah shalat Rasulullah J (berjumlah) tiga

belas rakaat; maksudnya adalah (shalat di waktu) malam” (HR. Bukhari)

1) Lihat Syarh Shahih Muslim, oleh Imam An-Nawawi, 6/

262. Lihat juga Fatawa Lajnah Da’imah (Kumpulan Fatwa yang dikeluarkan oleh komisi fatwa Kerajaan Saudi Arabia), 7/195

Page 57: Panduan Ramadan

46 | Shalat Taraweh

Kesimpulannya, yang utama shalat Taraweh dilakukan 11 rakaat, berdasarkan hadits Aisyah radhiallahuanha, namun jika ada yang shalat dua puluh rakaat ditambah tiga witir, maka hal tersebut tidaklah mengapa. 1)

Bagi ma’mum, yang perlu diketahui adalah hendaklah dia melakukan shalat taraweh bersama imam hingga selesai (apakah imam melakukannya 11 atau 20 rakaat), berdasarkan hadits:

إنئاؾرئجؾإذاؼامؿعاإلؿامحمئكقنارفؽمبؾـفؼوـام«

»ؾولةس

“Seseorang, jika dia shalat bersama imam

hingga selesai, maka dicatat baginya (pahala) qiyamullail.” ((HR. Abu Daud, Tirmizi, Nasa’i)

Disamping hal tersebut lebih dekat kepada kesatuan dan persatuan.

1) Lihat Al-Mughni, oleh Ibnu Qudamah, 2/604, Fatawa

Lajnah Da’imah, 7/198

Page 58: Panduan Ramadan

Panduan Ramadan| 47

Beberapa Hukum Terkait Dengan Shalat Taraweh

Hendaknya shalat Taraweh dilakukan dengan tenang dan khusyu’. Mem-perhatikan thuma’ninah, syarat dan rukun-nya, serta tidak tergesa-gesa.

Semakin lama shalatnya, maka semakin baik nilainya. Karena sesungguhnya nilai shalat ini terletak pada lamanya dia dilakukan. Karena itu pada zaman Rasulullah J mereka beristirahat di perte-ngahannya untuk menghilangkan letih.

Namun penting juga dalam hal ini memperhatikan kondisi orang yang tua renta atau mereka yang lemah.

Betapapun besarnya kedudukan shalat Taraweh, tetap saja shalat Fardhu lebih utama kedudukannya. Karena itu, sebesar apapun perhatian seseorang untuk shalat Taraweh, tidak boleh mengalahkan perha-

Page 59: Panduan Ramadan

48 | Shalat Taraweh

tian dia dalam melaksanakan shalat Fardhu.

Tidak ada surat-surat khusus yang diba-ca setelah membaca surat al-Fatihah. Bahkan para ulama menganjurkan agar imam membaca seluruh Al-Quran sejak awal hingga akhir Ramadhan, agar ma’mum mendengarkan semua isi al-Quran. Namun tidak mengapa jika dia mem-baca semampunya.

Terkait point di atas, dibolehkan bagi imam, jika dia tidak hafal Al-Quran, memegang mushaf saat shalat. Namun bagi ma’mum selayaknya hal tersebut tidak dilakukan. 1)

Tidak ada dalil yang menunjukkan zikir atau shalawat khusus yang dilakukan di sela-sela shalat Taraweh atau sesudah-nya yang dibaca bersama-sama.

1) Majmu’ Fatawa, Syekh Ibn Baz, 11/339-340

Page 60: Panduan Ramadan

Panduan Ramadan| 51

Cukuplah masing-masing jamaah ber-zikir seorang diri, atau membaca al-Quran atau membaca shalawat, atau berdoa tanpa batasan-batasan tertentu. Atau, jika tidak membaca sesuatupun, tidak mengapa.

Jika seseorang datang ke mesjid, se-dangkan pelaksanaan shalat Taraweh telah dimulai dan dia belum melaksanakan sha-lat Isya. Maka dia harus melakukan shalat Isya terlebih dahulu sebelum shalat Tara-weh.

Adapun pelaksanaannya, dia dapat bergabung dengan jama’ah shalat Taraweh dengan niat shalat Isya, kemudian jika imam melakukan salam, dia melanjutkan sisa raka’atnya. 1)

Jika seseorang terhalang melakukan shalat Taraweh secara berjamaah, maka hal tersebut tidak menghalanginya untuk shalat taraweh seorang diri di tempatnya.

1) Lihat Majmu’ Fatawa, Syekh Ibn Baz, 12/181

Page 61: Panduan Ramadan

50 | Shalat Taraweh

Sepuluh Malam Terakhir Ramadan

Pada malam sepuluh hari terakhir (Al-Asyrul Awakhir) dianjurkan meningkatkan ibadah, khususnya shalat malam. Pelaksa-naannya dapat dilakukan secara berja-maah pada akhir malam.

Aisyah radhiallahuanha berkata :

فلـف « ققـ ؽاناؾنئلل إذاعخؾاؾششـرحوـااؾلاوـؾ و

»وجدئوذدئاؾمكزر

“Rasulullah J biasanya jika telah memasuki sepuluh (hari terakhir bulan Ramadhan), beliau menghidupkan malamnya, memba-ngunkan keluarganya, bersungguh-sungguh

dan mengencangkan kainnya (tidak menggauli isterinya).” (Muttafaq alaih)

Aisyah radhiallahuanha juga berkata :

“Adalah Rasulullah J bersungguh-sungguh pada sepuluh hari terakhir melebihi kesung-guhan pada selainnya.” (HR. Muslim)

Page 62: Panduan Ramadan

Panduan Ramadan| 51

Kitapun disunnahkan pada sepuluh hari terakhir ini untuk melakukan i’tikaf, yaitu tinggal dan diam di mesjid dengan niat ibadah, agar lebih total beribadah kepada Allah dan tidak terganggu dengan kesi-bukan dunia.

Perkara ini hendaknya mendapat perha-tian serius, karena yang sering terjadi di tengah masyarakat justru sebaliknya. Yaitu semakin berkurangnya aktifitas ibadah di hari-hari terakhir bulan Ramadhan dan berganti dengan kesibukan duniawi yang terkait dengan penyambutan Idul Fitri.

Page 63: Panduan Ramadan

52 | Shalat Witir

SHALAT WITIR

Arti dan Kedudukannya

Witir ( الوت) berarti ganjil. Maka shalat ini dinamakan Witir karena jumlah rakaatnya bersifat ganjil.

Shalat witir bukan shalat yang khusus dilaksanakan pada bulan Ramadan saja, tetapi dia adalah shalat sunnah yang sangat dianjurkan (Sunah Mu’akkadah) untuk dilakukan seorang muslim setiap malam.

Rasulullah J bersabda,

ـحـبئنقـقتربـنال ساؾقترحؼعلكؽؾؿيـلؿ« ػمـ

شؾ ـحبئنققتربقاحد سػلو شؾ وؿ »ػلو

“Witir merupakan tuntutan terhadap setiap muslim. Siapa yang ingin melakukan witir

sebanyak tiga rakaat, maka lakukanlah, dan

Page 64: Panduan Ramadan

Panduan Ramadan| 53

siapa yang ingin melaksanakan witir satu rakaat, maka lakukanlah.”

(HR. Abu Daud, an-Nasa’i dan Ibnu Majah)

Waktu Pelaksanaanya

Waktunya dilakukan setelah shalat Isya hingga masuk waktu Subuh.

Rasulullah J bersabda:

ـؿؾكخورفل سباالؿدئؽؿاؾلافإنئ« اؾـقتر اؾـنئشؿحمرؿ

ـػوماؾكؿاؾلافجشلف هرق لعنإؾكاؾششاة صالبو »اؾ

“Sesungguhnya Allah telah menambahkan untuk kalian sebuah shalat yang lebih baik bagi kalian dari onta merah. Yaitu Witir, hendaklah kalian melakukannya sejak selesai shalat Isya hingga terbit Fajar.” (HR. Ahmad)

Shalat Witir hendaknya dijadikan seba-gai penutup shalat di malam hari. Berda-sarkan sabda Rasulullah J:

» إجشلقاخرصالتكؿباؾلاوؾوترا«

Page 65: Panduan Ramadan

54 | Shalat Witir

“Akhirilah shalat kalian di waktu malam dengan Witir.” (Muttafaq alaih)

Jika seseorang tidak yakin dapat bangun malam sebelum Subuh, maka sebaiknya dia melakukan Witir sebelum tidur. Ada-pun jika dia yakin dapat bangun malam sebelum Subuh, maka sebaiknya dia witir di akhir malam dan menutup shalat malamnya dengan witir.

Sebagaimana sabda Rasulullah J,

"Siapa yang khawatir tidak dapat bangun

malam, hendaknya dia shalat Witir pada awalnya. Siapa yang semangat untuk bangun di akhir malam, maka dia shalat Witir di akhirnya." (HR. Muslim)

Namun jika dia sudah melakukan Witir sebelum tidur, kemudian dia dapat bangun lagi sebelum Subuh, dia tetap boleh mela-kukan shalat malam, sedangkan witirnya cukup dengan yang sudah dilakukan sebe-lum tidur. Tidak boleh baginya melakukan

Page 66: Panduan Ramadan

Panduan Ramadan| 55

shalat witir lagi, karena Rasululah J bersabda:

»الوترانػلؾولةس«

“Tidak ada dua Witir dalam satu malam” (HR. Abu Daud, Tirmizi, Nasa’i)

Jumlah Rakaat dan Sunahnya

Jumlah rakaatnya minimal satu rakaat, selebihnya dapat dilakukan tiga rakaat hingga tiga belas rakaat. Yang penting bilangannya ganjil.

Jika dilakukan tiga rakaat, ada dua cara yang dapat dilakukan;

- Dilakukan tiga rakaat langsung, lalu duduk tahiyat pada rakaat terakhir dan salam.

- Dilakukan dua rakaat terlebih dahulu, lalu tahiyat pada rakaat kedua kemudian

Page 67: Panduan Ramadan

56 | Shalat Witir

salam. Kemudian lakukan shalat satu rakaat lagi, lalu tahiyat, kemudian salam. 1)

Jika menjadi imam, hendaknya mem-perhatikan kebiasaan jamaah dalam mela-kukan shalat Witir agar tidak terjadi kebi-ngungan, atau memberitahunya sebelum shalat.

Tidak melakukan shalat Witir seperti shalat Maghrib (melakukannya sebanyak tiga rakaat dengan tasyahud awal). Sebab ada riwayat yang melarang untuk menya-makan shalat Witir dengan shalat Maghrib.

Disunnahkan -setelah membaca surat al-Fatihah- pada rakaat pertama membaca surat Al-A’la. Sedangkan pada rakaat ke-dua, membaca surat al-Kafirun dan pada rakaat ketiga membaca surat al-Ikhlas.

1) Lihat Shalat al-Mu’min, DR. Sa’id Ali bin Wahf al-

Qahthani, hal. 326

Page 68: Panduan Ramadan

Panduan Ramadan| 57

Setelah shalat witir disunnahkan mem-baca bacaan berikut sebanyak tiga kali, dan memanjangkan bacaan ketiganya:

دبحان الملك القدوس

“Maha Suci (Allah) Raja Yang Maha Suci”

(HR. Abu Daudi dan Nasa'i)

Disunnahkan melakukan qunut pada rakaat terakhir dalam shalat Witir, baik se-belum ruku ataupun sesudah ruku. Qunut ini disunahkan dalam shalat Witir, baik di bulan Ramadan atau di luar bulan Ramadan.

Sebagian ulama menyatakan bahwa qunut dilakukan dalam rakaat terakhir shalat Witir sejak pertengahan akhir di bulan Ramadan.

Page 69: Panduan Ramadan

58 | Lailatul Qadar

LAILATUL QADAR

Lailatul Qadar adalah malam yang sangat mulia, malam yang lebih baik dari seribu bulan, malam diturunkannya al-Quranul-Karim ke Lauhil Mahfuz. Malam ini adalah malam yang penuh barokah, karena banyaknya kebaikan dan keuta-maan di dalamnya.

Malam ini juga malam yang mustajabah karena setiap doa yang dipanjatkan akan dikabulkannya oleh Allah Ta’ala. Pada malam itu malaikat-malaikat akan turun ke bumi membawa segala keberkahan dan karunia dari Allah Ta’ala.

Maka seorang muslim yang beribadah pada malam ini dengan ikhlas karena Allah Ta’ala dan sesuai ajaran Rasulullah J, dosa-dosanya akan diampuni oleh-Nya.

Rasulullah J bersabda :

Page 70: Panduan Ramadan

Panduan Ramadan| 61

ـ« ؿ تقدئم ؿا ؾف ر غ واحميابا إقماـا اؾقدر ؾولة ؼام ـ ؿ

»ذـلف

“Siapa yang beribadah pada malam Lailatul

Qadr dengan iman dan penuh harap pahala dari Allah, maka dosa-dosanya yang telah lalu akan diampuni.” (Muttafaq alaih)

Kapan Datangnya Lailatul Qadar?

Tidak ada petunjuk persis kapan Lailatul Qadar datang. Yang jelas dia datang pada malam-malam bulan Ramadhan.

Hikmahnya adalah agar kaum muslimin menghidupkan semua malam di bulan Ramadhan dengan ibadah dan ketakwaan kepada Allah Ta’ala, jangan sampai ada satu malam pun yang dia lewatkan tanpa ibadah, dengan harapan dapat bertemu dan mendapatkan kemuliaan dari Lailatul Qadar.

Page 71: Panduan Ramadan

60 | Lailatul Qadar

Namun demikian, Rasulullah J telah memberikan perkiraan kepada kita tentang kemungkinan datangnya malam tersebut.

Kemungkinan pertama adalah bahwa dia datang pada sepuluh hari terakhir bulan Ramadhan.

Rasulullah J bersabda:

ـرؿضانتورئواؾولةاؾقدرػلاؾ« واخرؿ »ششرا

“Carilah Lailatul Qadar di sepuluh hari ter-akhir di bulan Ramadhan.” (Muttafaq alaih)

Oleh karena itu pada hari-hari ini kita dianjurkan untuk meningkatkan ibadah kita kepada Allah Ta’ala.

Selanjutnya dari sepuluh hari terakhir tersebut, kemungkinan yang lebih dekat adalah pada malam-malam ganjil. Sebagai-mana sabda Rasulullah J :

ـرؿضان« واخرؿ ـاؾششرا »تورئواؾولةاؾقدرػلاؾقترؿ

Page 72: Panduan Ramadan

Panduan Ramadan| 61

“Carilah Lailatul Qadr pada malam-malam ganjil di sepuluh hari terakhir bulan Rama-

dhan.” (HR. Bukhari)

Dari malam-malam ganjil tersebut, kemungkinan yang paling dekat adalah malam-malam ganjil pada tujuh hari terakhir, berdasarkan riwayat bahwa se-jumlah shahabat ada yang bermimpi melihat Lailatul Qadr pada malam tujuh hari terakhir, dan hal tersebut disetujui Rasulullah J, sehingga beliau bersabda :

واخر« ـؽانؿمورقهاػلومورئفاػلاؾيئلعا »ػم

“Siapa yang ingin mendapatkannya, hendak-nya dia mencarinya pada tujuh hari terakhir (bulan Ramadhan).” (Muttafaq alaih)

Dan dari tujuh hari terakhir tersebut, yang paling dekat adalah pada malam kedua puluh tujuh Ramadhan, sebagai-mana perkataan Ubay bin Ka’ab :

Page 73: Panduan Ramadan

62 | Lailatul Qadar

علؿي ؾولةسفلاؾالولة« اؾاملؿرـاردقلاؾلافواؾلافإـل

Jـ »بقواؿها فلؾولةدلعوعشرق

“Demi Allah, saya mengetahui kapan malam tersebut (Lailatul Qadar) yang kita diperintah-kan Rasulullah J untuk beribadah di dalam-

nya, dia adalah malam kedua puluh tujuh (Ramadhan).” (HR. Muslim)

Namun, yang paling utama adalah jika semua malam-malam Ramadan kita isi dengan ibadah kepada Allah Ta’ala, baik berupa shalat, tilawah Al-Quran, berzikir, i’tikaf, khususnya pada sepuluh malam terakhir.

Jika kita bertemu dengan malam Lai-latul Qadar, kita dianjurkan membaca:

اللهم إنك عفو تحب العفو فاعف عني

“Ya Allah, sesungguhnya Engkau Maha Pem-beri Ma‟af, dan Engkau suka memberi ma‟af, maka ma‟afkanlah saya.”

(HR. Tirmizi, Ibnu Majah dan Ahmad)

Page 74: Panduan Ramadan

Panduan Ramadan| 63

Selebihnya kita dapat membaca zikir-zikir atau doa-doa yang kita inginkan untuk kebaikan dunia dan akhirat.

Misalnya doa berikut:

وأصلح ، لح لي دوني الذي هو عصمة أمري ـاللهم اص

صلح لي آخرتي التي وأ، لي دنواي التي فوها معاذي

، واجعل الحواة زوادة لي في كل خور ، إلوها معادي

والموت راحة لي من كل ذر

“Yaa Allah, perbaikilah agamaku yang

merupakan pedoman urusanku,

perbaikilah duniaku tempat kehidupanku, perbaikilah akhiratku tempat kembaliku,

jadikanlah kehidupan sebagai sarana bagiku

untuk menambah kebaikan

dan jadikanlah kematianku sebagai sarana bagiku untuk istirahat dari segala keburukan”.

Semoga kita dipertemukan oleh Allah Ta’ala dengan malam yang mulia tersebut.

Page 75: Panduan Ramadan

64 | Idul Fitri

IDUL FITRI

Idul Fitri merupakan hari raya umat Islam sekaligus menjadi syi’arnya. Kaum muslimin hendaknya gembira menyambut kedatangannya, namun tetap dengan adab-adab yang tidak bertentangan dengan ajaran Islam.

Adab-adab Yang Disyariatkan

1. Bersyukur atas nikmat dirinya dapat melalui bulan Ramadhan hingga akhir dan dapat menunaikan ibadah di dalamnya.

2. Disyariatkan takbir sejak matahari terbenam di malam Idul Fitri, hingga dilak-sanakan shalat Id. Disunnahkan bagi orang laki untuk mengeraskan bacaannya.

3. Mandi dan mengenakan wewangian serta memakai pakaian yang paling bagus,

Page 76: Panduan Ramadan

Panduan Ramadan| 65

namun tidak berlebih-lebihan dan tidak melanggar syariat, seperti membuka aurat dan semacamnya.

4. Makan korma dengan ganjil sebelum berangkat shalat.

5. Ikut shalat dan mendengarkan khut-bah bersama kaum muslimin. Bahkan wanita haidh juga diperintahkan untuk hadir bersama meskipun tidak shalat dan dijauhkan dari tempat shalat.

6. Disunnahkan menempuh jalan yang berbeda antara pergi dan pulang shalat.

7. Dibolehkan untuk mengucapkan sela-mat lebaran satu sama lain. Misalnya dengan mengucapkan :

تقبل الله منا ومنكم

“Semoga Allah menerima amal kita semua.”

8. Diharamkan berpuasa pada hari itu (hari pertama bulan Syawal)

Page 77: Panduan Ramadan

66 | Idul Fitri

Perkara Yang Tidak Sesuai Dengan Aja-ran Islam Pada Hari Id

1. Berlebih-lebihan dalam hal pakaian dan makanan. Apalagi jika menyombong-kan diri.

2. Mengendurkan ibadah dengan drastis, seperti melalaikan shalat dan tidak ber-jamaah bagi kaum laki-laki.

3. Menyepelekan perkara-perkara mak-siat dengan alasan Idul Fitri.

4. Melakukan ibadah tertentu yang tidak diajarkan, seperti mengkhususkan ibadah tertentu di malam Id, mengkhususkan ziarah kubur pada hari Id, zikir atau ibadah lainnya yang dikhususkan pada hari itu dan tidak terdapat dalilnya dalam agama.

Page 78: Panduan Ramadan

Panduan Ramadan| 67

Puasa Enam Hari Bulan Syawal

Sebagai pelengkap ibadah Ramadan, maka disunahkan berpuasa pada bulan Syawal selama enam hari.

Yang paling utama dilakukan secara berurutan pada hari kedua dan seterusnya di bulan Syawal. Akan tetapi tidak menga-pa jika dilakukan secara acak selama bulan Syawal.

Rasulullah Jbersabda :

»رفاؾدئامواؽانالؽقئذـاؿمدفشلتؿئثانضؿرامصـؿ«

“Siapa yang puasa Ramadhan, kemudian diikuti dengan (puasa) enam hari di bulan Syawal, maka (nilainya) bagaikan puasa setahun.” (HR. Muslim)

Namun jika seseorang memiliki kewa-jiban untuk meng-qadha puasa Ramadhan, maka hendaknya dia meng-qadha puasanya terlebih dahulu, baru setelah itu dia dapat puasa sunah Syawal. Wallahua’lam.

Page 79: Panduan Ramadan

68 | Daftar Isi

DAFTAR ISI

KEUTAMAAN RAMADHAN DAN HUKUM PUASA 5

Definisi puasa dan hukumnya ………. 5

Keutamaan Ramadhan dan Puasa … 7

Golongan manusia pada bulan Ra-

madhan ……………………….…………………. 14

Bagaimana menyambut Ramadan?.. 16

Yang membatalkan puasa …………….. 18

Syarat-syarat batalnya puasa ………. 19

Beberapah hukum puasa 21

Yang tidak membatalkan puasa …… 27

Perbuatan yang harus dijauhi ……….. 29

Perbuatan yang sangat dianjurkan... 30

ZAKAT FITRAH 33

Arti zakat fitrah ……………………………… 33

Dalil disyariatkan dan hikmahnya …. 33

Siapa yang diwajibkan? …………………. 35

Jenis makanan yang dikeluarkan …. 37

Ukuran yang wajib dikeluarkan …….. 38

Waktu mengeluarkan ……………………… 39

Kepada siapa diberikan ? ………………. 41

SHALAT TARAWEH 43

Arti Taraweh …………………………………… 43

Page 80: Panduan Ramadan

Daftar Isi| 71

Shalat Taraweh pada zaman Rasu-

lullah J dan Khulafa‟urrasyidin ……. 44

Hukum dan keutamaannya …………… 48

Jumlah rakaat shalat Taraweh? …… 51

Beberapa hukum terkait dengan

pelaksanaan shalat Taraweh …………. 58

„Asyrul Awakhir (10 hari terakhir) .. 61

SHALAT WITIR 63

Arti dan kedudukannya …………………. 63

Waktu pelaksanannya ……………………. 62

Jumlah rakaatnya ………………………….. 64

Sunnah-sunnahnya ………………………… 66

LAILATUL QADAR 69

Kapan datangnya Lailatul Qadar ? … 70

IDUL FITRI 75

Adab-adab yang disyariatkan ………… 72

Tindakan yang tidak sesuai dengan

ajaran Islam …………………………………… 77

Puasa enam hari bulan Syawwal …… 78