PTF KLP II
-
Upload
kicky-chaca -
Category
Documents
-
view
84 -
download
1
description
Transcript of PTF KLP II
TRANSDERMAL adalah salah satu cara
administrasi obat dengan bentuk sediaan
farmasi/obat berupa krim, gel atau patch (koyo)
yang digunakan pada permukaan kulit, namun
mampu menghantarkan obat masuk ke dalam
tubuh melalui kulit (trans = lewat; dermal =
kulit).
Sediaan transdermal adalah salah satu
bentuk sediaan topikal yang sistem
pemberiannya mendukung transpor
bahan obat dari permukaan kulit melalui
epidermis, dermis dan lapisan lainnya
sampai kedalam sirkulasi sistemik.
33
4
Tujuan penggunaannya adalah untuk
menghasilkan efek tempetik optimal
pada permukaan kulit sampai
epidermis.
5
Faktor yang berpengaruh pada
efektivitas obat secara topikal adalah
pelepasan zat aktif dari pembawa
sediaan, selanjutnya difusi zat aktif
tersebut melewati stratum corneum.
Zat pembawa yang umum adalah
alkohol, gliserin dan DMSO.
6
Bila jumlah pelepasannya cukup besar
maka ketersediaannya untuk
berpenetrasi juga besar, sehingga zat
aktif dapat mencapai tempat kerja (site
of action) dalam jumlah dan waktu yang
diharapkan
Umumnya penggunaan transdermal
adalah pada obat-obatan hormon,
misalnya estrogen. Yang paling umum
ditemui koyo untuk menghilangkan
kecanduan rokok, atau menghilangkan
nafsu makan (berfungsi sebagai
pelangsing).
7
8
Bentuk transdermal menjadi pilihan
terutama untuk obat-obat yang apabila
diberikan secara oral bisa memberi efek
samping yang tidak diinginkan. Misalnya
efek penggumpalan darah akibat
estrogen oral, atau iritasi lambung pada
obat-obat antiinflamasi non steroid dan
aspirin/asetosal.
9
Keuntungan transdermal adalah dosis yang
dibutuhkan jauh lebih kecil dibanding dosis
oral, karena obat diharapkan langsung masuk
ke sasaran, sehingga tingkat toksisitasnya pun
lebih rendah dibanding oral. Misalnya, pada
Carbamazepin (antikonvulsan / antikejang,
umum digunakan untuk penderita epilepsi)
dosis transdermal 4 mg mampu memberikan
efek setara dengan dosis 1200 mg oral.
10
Pengobatan transdermal diadministrasikan
di dekat organ sasaran, misalnya untuk
obat jantung ditempelkan di dada kiri, hal
ini agar kerja obat lebih efektif karena
langsung menuju sasaran.
11
Transdermal Drugs Delivery System
(TDDS) merupakan teknologi lebih
tinggi untuk menghantarkan obat
sampai ketujuannya.
Teknologi baru ini cukup mahal, tidak
semua obat bisa dibuat dalam bentuk
transdermal drugs delivery system ini.
12
Umumnya obat ini secara komersil baru
digunakan untuk:
1. cessation of tobacco smoking.
Digunakan paling banyak untuk para
perokok yang ingin menghilangkan
kebisaan merokoknya.
13
2. Woman’s health. Bagi para ibu yang
ingin menunda kehamilannya dengan
diberi patch yang cukup ditempel yang
berisi hormon kontrasepsi.
14
3. Pain management. Jika pasien
menderita sakit tak tertahankan dapat
dipergunakan Lidocaine patch, yang
berguna sebagai anestetik, atau yang
lebih kuat lagi dengan fentanyl (opioid
analgesic).
15
4. Obat Jantung/ Cardiovascular
disease terutama untuk angina, dapat
digunakan Nitroglycerin patches.
Sistem Penghantaran Obat Secara Transdermal
I.Struktur Kulit
Kulit orang dewasa menutupi luas sebesar
kurang lebih 2 m persegi dan menerima sekitar
satu pertiga peredaran darah dalam tubuh, terdiri
dari kumpulan organ yang melaksanakan fungsi-
fungsi tertentu dan tersusun dalam suatu sistem
peliput atau sistem integumen, dengan ketebalan
sekitar 2,97 ± 0,28 mm. Kulit memisahkan jaringan
sirkulasi darah dan organ-organ penting dalam
tubuh dari pengaruh lingkungan luar.
II. Diferensiasi sel pada lapisan kulit
Kulit memiliki 3 lapisan utama yang terdiri dari :
1) Epidermis, merupakan lapisan epitel terluar terdiri
dari 5 lapisan, yaitu :
a). Stratum basale/ germinativum/silindricum
b). Stratum spinosum
c). Stratum ganulosum
d). Stratum lusidum
e). Stratum corneum
berfungsi sebagai protektor terhadap pengaruh luar.
2). Dermis, merupakan jaringan ikat yang terletak di
bawah epidermis dengan struktur lapisan lebih
tebal dari lapisan epidermis. Lapisan dermis
terdiri dari beberapa komponen yaitu : kolagen
75 %, elastin 4 %, dan retikulin 0,4%.
3). Subkutan atau hipodermis, lapisan yang terletak
dibawah dermis, mengandung kolagen, akan
membentuk jaringan ikat yang lentur antara
struktur kulit pada bagian dalam dengan
struktur kulit pada permukaan kulit. Lapisan ini
berfungsi sebagai protektor panas dan mekanik.
III. Peranan lipida sebagai sawar kulit (barier)
Elemen penting yang mempengaruhi sifat
ipermeabilitas kulit adalah sifat hidrofobik lapisan
stratum korneum. Fungsi stratum corneum
sebagai sawar kulit ditentukan oleh :
1). Lokalisasi sawar (barier) , secara topikal
penetrasi terjadi pada lapisan perifer stratum
korneum, kemudian melalui sub epitel
epidermis, dan seterusnya berhenti pada
lapisan terakhir stratum korneum.
2). Merupakan model dua kompartemen, yang
ditunjukkan dengan adanya sel korneosit
yang kaya keratin dan dikelilingi oleh fasa
lemak berkesinambungan dan berpengaruh
pada permeabilitas lapisan stratum korneum
terhadap bahan berpenetrasi.
3). Hubungan antara struktur lemak dan fungsi
sawar kulit, yang mana membran stratum
korneum teriri dari fosfolipida dengan
komposisi utama kolesterol, asam lemak dan
seramida.
IV. Perpindahan masa melalui kulit
Komponen lemak pada stratum korneum
merupakan kendala utama penyebab rendahnya
penetrasi obat melalui lapisan stratum korneum.
Membran stratum korneum merupakan sel mati,
tidak mempunyai inti dan mengandung sel keratin
terjerat dalam matriks lemak. Sel keratin ini
berfungsi sebagai pengontrol absorpsi perkutan
obat atau zat kimia lain yang masuk melalui kulit.
Penetrasi melintasi stratum korneum terjadi
karena proses difusi melalui dua mekanisme,
yaitu :
1). Absorpsi Transepidermal, yaitu alur difusi
melalui stratum korneum melalui dua jalur yaitu:
jalur transelular dan jalur intraselular. Lapisan
penentu kulit yang menunjang absorpsi
transepidermal adalah stratum korneum.
Permeasi transepidermal berlangsung melalui
dua tahap yaitu :
a). Pelepasan obat dari pembawa ke stratum
korneum, tergantung koefisien partis obat
dalam pembawa dan stratum kornem.
b). Difusi melalui epidermis dan dermis dibantu
oleh aliran pembuluh darah dalam lapisan
dermis.
2). Absorpsi Transappendageal, adalah mekanisme
masuknya obat melalui folikel rambut dan kelenjar
keringat, karena adanya pori-pori, sehingga
memungkinkan obat berpenetrasi. Absorpsi
transappendageal paling penting melalui folikel
rambut, dan merupakan jalur permeasi obat
berbentuk ion, molekul obat yang berukuran besar
dan bersifat polar.