Psikiatri

52
Bagian Ilmu Kesehatan Jiwa Laporan Kasus Fakultas Kedokteran Universitas Mulawarman GANGGUAN ANXIETAS MENYELURUH oleh: ISTI SUNDARI NIM. 0708015034 Pembimbing dr. Denny Jeffry Rotinsulu, Sp.KJ Dibawakan Dalam Rangka Tugas Kepaniteraan Klinik Pada Bagian Ilmu Kesehatan Jiwa Fakultas Kedokteran Universitas Mulawarman 0

description

Laporan kasus

Transcript of Psikiatri

Page 1: Psikiatri

Bagian Ilmu Kesehatan Jiwa Laporan Kasus

Fakultas Kedokteran

Universitas Mulawarman

GANGGUAN ANXIETAS MENYELURUH

oleh:

ISTI SUNDARI

NIM. 0708015034

Pembimbing

dr. Denny Jeffry Rotinsulu, Sp.KJ

Dibawakan Dalam Rangka Tugas Kepaniteraan Klinik

Pada Bagian Ilmu Kesehatan Jiwa

Fakultas Kedokteran

Universitas Mulawarman

2011

0

Page 2: Psikiatri

LAPORAN KASUS PSIKIATRI

Dipresentasikan pada Kegiatan Kepaniteraan Klinik Madya Lab. Kesehatan Jiwa

Pemeriksaan dilakukan pada Hari Kamis, 29 Desember 2011 pukul 10.30 WITA

di Poliklinik RSKD Atma Husada Mahakam Samarinda. Sumber Anamnesa

Autoanamnesa.

IDENTITAS PASIEN

Nama :Tn. D

Umur : 30 tahun

Jenis kelamin : Laki-laki

Agama : Islam

Status perkawinan : Belum menikah

Pendidikan : SMA

Pekerjaan : Swasta (Teknisi Pertanian)

Suku : Banjar

Alamat : Jl. Gunung Lingai Rt. 02 Lempake Tepian Samarinda

Pasien datang sendiri berobat ke Poliklinik Atma Husada Mahakam Samarinda.

ANAMNESIS

Keluhan Utama :

Gugup

Riwayat perjalanan penyakit sekarang:

Autoanamnesis:

Pasien mulai menyadari kalau dirinya mudah gugup sejak + 5 tahun

yang lalu. Awalnya pasien mengalami mudah gugup saat ia berada di sebuah

acara pertemuan bersama rekan kerjanya padahal ia bukan sebagai pembicara.

Rasa gugup tersebut tidak hanya timbul saat pasien berada di keramaian tetapi

juga bisa timbul saat pasien hanya seorang diri seperti saat sholat. Rasa gugup

itu muncul secara tiba-tiba. Saat rasa gugup itu muncul pasien selalu merasa

dadanya berdebar-debar, tangannya basah dan gemetaran, serta badannya

mengeluarkan keringat yang berlebihan hingga bajunya basah semua sehingga

1

Page 3: Psikiatri

pasien merasa tidak percaya diri ketika berada di tempat umum.Selain itu,

pasien juga merasa tidak nyaman dan gelisah saat gejala itu timbul. Gejala-

gejala tersebut tiba-tiba saja muncul dengan cepat.

Pasien baru membawa dirinya berobat karena disarankan oleh

temannya yang berkata takutnya semakin lama pasien bisa menjadi gangguam

jiwa. Dan ketika pasien ke poliklinik kemudian diperiksa pasien juga

menyatakan kalau sekarang rasa gugupnya sedang timbul dan selalu bertanya

“Apakah saya bisa sembuh?” dan Apakah saya ini mengalami gangguan

jiwa?”. Selain itu, selama 3 bulan terakhir rasa gugup itu semakin sering

dirasakan yaitu hampir setiap hari.

Rasa gugup itu sampai mengganggu aktivitasnya sehari-hari. Pasien

menjadi kurang bersemangat dalam melakukan pekerjaannya bahkan karena

rasa gugup yang sering muncul itu ia dipindah bekerja dari bagian lapangan

sebagai teknisi ke bagian jaga piket saja. Karena saat rasa gugup itu timbul bisa

membuat pasien sulit untuk berkonsentrasi. Keluhan itu juga sampai

meyebabkan pasien mengalami gangguan tidur baik sulit memulit tidur atau

mudah terbangun saat tidur namun masih bisa tidur kembali saat terbangun

sehingga pasien merasa lesu dikeesokan harinya. Namun, makan dan minum

pasien masih seperti biasanya.

Pasien menyatakan kalau ia dulu juga pernah seperti ini ketika duduk

di bangku SMA. Hal ini berawal dari suatu kejadian yang menyakitkan hatinya

dan tidak dapat ia lupakan sampai sekarang. Saat ia duduk di bangku SMA,

guru dan teman-temannya mengejek namanya karena nama “Darwin” terkenal

suka membuat teori yang aneh-aneh, salah satu teori tersebut menyatakan kalau

nenek moyang manusia adalah kera. Namun, rasa gugup itu kemudian hilang

dan sejak lima tahun yang lalu timbul kembali.

Riwayat Medis dan Psikiatrik Lain

o Gangguan Mental dan Emosi

Pasien tidak memiliki riwayat gangguan mental dan emosi

o Gangguan Psikosomatik

Pasien tidak memiliki riwayat gangguan psikosomatik.

2

Page 4: Psikiatri

o Kondisi Medis

Pasien tidak memiliki riwayat malaria, thypoid, dan trauma kepala. Pasien juga

tidak memiliki riwayat epilepsi. Pasien juga tidak pernah memiliki riwayat

operasi.

o Gangguan Neurologi

Pasien tidak memiliki riwayat gangguan neurologi.

Riwayat Kebiasaan

o Riwayat konsumsi alkohol (-) dan Napza (-)

o Riwayat merokok (+) 1,5 bungkus/hari sejak + 10 tahun yang lalu

o Riwayat mengkonsumsi kopi 1 gelas/hari sejak + 5 tahun yang lalu

Gambaran kepribadian

Merupakan pribadi yang ramah dan cukup pintar bergaul namun

sedikit tertutup. Pasien juga merupakan pribadi yang mudah tersinggung dan

pendendam.

Faktor Pencetus

Tidak terbatas pada kondisi lingkungan tertentu.

Riwayat perkawinan

Belum menikah

Riwayat sosial ekonomi

Berasal dari keluarga dengan ekonomi cukup.

Riwayat penyakit keluarga

Tidak ada keluarga pasien yang memiliki riwayat gangguan jiwa.

Riwayat religius

Pasien cukup rajin beribadah.

3

Page 5: Psikiatri

Hubungan dengan keluarga dan lingkungan

Pasien memiliki hubungan yang baik dengan anggota keluarga dan

lingkungannya.

Genogram

Pasien merupakan anak ketiga dari empat bersaudara.

Keterangan :

: laki- laki tanpa gangguan jiwa

: laki-laki dengan gangguan jiwa

: Perempuan dengan gangguan jiwa

: Perempuan tanpa gangguan jiwa

Riwayat Pribadi

1. Masa Anak-anak Awal (0-3 tahun)

i. Riwayat prenatal, kehamilan Ibu dan kelahiran

Pasien dilahirkan dengan direncanakan oleh kedua orang tua. Selama

kehamilan dan persalinan berjalan normal tidak ada gangguan. Pasien

dilahirkan per vaginam di rumah sakit.

ii. Kebiasaan makan dan minum

4

Page 6: Psikiatri

Sejak kecil pasien dibiasakan makan teratur. Terkadang pasien

diberikan ASI melalui botol.

iii. Perkembangan awal

Pasien diasuh oleh baby sitter karena kedua orang tua pasien bekerja.

Tidak ada keterlambatan dalam tumbuh kembang.

iv. Toilet training

Pasien diajarkan menggunakan pispot sejak umur ± 2 tahun.

v. Gejala-gejala dari masalah prilaku

Seperti anak kebanyakan, tidak ada kelainan.

vi. Kepribadian dan temperamen sebagai anak

Pasien sejak kecil sudah cukup pandai bergaul dan akrab dengan

teman-teman sepermainannya.

vii. Mimpi-mimpi awal dan fantasi

Tidak ada night terror.

2. Masa Anak-anak Pertengahan (3-11 tahun)

i. Pasien sudah mampu mengidentifikasi gender mulai usia 3 tahun.

ii. Kesehatan pasien tidak ada gangguan yang berarti

iii. Tumbuh kembang dalam batas normal

iv. Pasien senang bermain dengan teman sebayanya dan sedikit tertutup

v. Tidak pernah tinggal kelas. Prestasi di sekolah cukup memuaskan.

3. Masa Anak-anak Akhir (Pubertas sampai Remaja)

i. Hubungan dengan teman sebaya

Mulai tidak harmonis sejak guru dan teman satu kelasnya mengejek

namanya.

ii. Riwayat sekolah

Saat ia duduk di bangku SMA, guru dan teman-temannya mengejek

namanya karena nama “Darwin” terkenal membuat teori yang

menyatakan kalau nenek moyang manusia adalah kera dan teori itu

aneh sekali bagi mereka.

5

Page 7: Psikiatri

iii. Perkembangan kognitif dan motorik

Tidak ada kemunduran kognitif.

iv. Masalah fisik dan emosi remaja yang utama

Tidak ada masalah fisik.

v. Riwayat psikoseksual

Tidak diketahui.

vi. Latar belakang agama

Pasien cukup taat beribadah sejak dewasa.

4. Masa Dewasa

i. Riwayat pekerjaan

Bekerja.

ii. Aktivitas sosial

Kurang terlibat dengan lingkungan social kemasyarakatan.

iii. Seksualitas Dewasa

Orientasi seksual normal.

iv. Riwayat Militer

Tidak pernah ikut pendidikan militer dan tidak pernah terlibat kasus

pidana maupun dipenjara.

v. Sistem penghargaan/nilai

Pasien tidak merasa rendah diri dan tidak dihargai oleh orang lain.

STATUS PRAESENS

a. Status Internus

Keadaan umum : Sedikit gelisah

Kesadaran : Compos Mentis

Tanda vital

Tekanan darah : 150/100 mmHg

Frekuensi nadi : 104 x/menit

Frekuensi pernafasan : 24 x/menit

Suhu : 36,50C

Keadaan Gizi : Baik

Kulit : Anhidrosis (-)

6

Page 8: Psikiatri

Kepala : Alopesia (-) Trauma (-)

Mata : Anemis (-) Ikterik (-) Pupil isokor

Hidung : Deviasi septum (-) Rhinorrhea (-)

Telinga : Sekret (-) Pendengaran normal

Mulut Tenggorokan: Higien baik, Hiperemi faring (-)

Leher : Pembesaran KGB (-) Deviasi trakea (-)

Toraks : Simetris

Jantung : Cor dalam batas normal

Paru : Pulmo dalam batas normal

Abdomen : Distensi (-) Soefl

Hepar Lien : Pembesaran (-)

Ruang Traube : Timpani

Bising Usus : Normal, Metallic sound (-)

Ekstremitas : Akral hangat, edema (-)

b. Status Neurologikus

Pancaindera : Tidak didapatkan kelainan

Refleks fisiologi : Normal

Lateralisasi : Tidak ada

Refleks Patologis : Tidak ada

Tanda meningeal : Tidak ada

Tekanan intrakranial : Tidak didapatkan tanda-tanda peningkatan TIK.

Mata

Gerakan : Normal

Persepsi : Normal

Pupil : Isokor

Diplopia : Tidak didapatkan kelainan

Visus : Tidak dilakukan pemeriksaan

c. Status Psikiatrikus

A. Penampilan

7

Page 9: Psikiatri

1. Identifikasi Pribadi: Cukup pandai bergaul, sedikit tertutup,

kooperatif.

2. Perilaku dan Aktivitas Psikomotor: Psikomotor dbn.

3. Gambaran Umum: Sedikit gelisah, kooperatif, terdapat kontak mata.

B. Bicara: Cukup banyak bicara, intonasi sesuai.

C. Mood dan Afek

1. Mood: Stabil

2. Afek: Sesuai

D. Fikiran dan Persepsi

1. Bentuk Fikiran

i. Produktivitas: Normal

ii. Kelancaran berfikir/ide: Cepat

iii. Gangguan bahasa: (-)

2. Isi Fikiran: Tidak ada gangguan, berpikir tentang kesembuhan

penyakitnya

3. Gangguan Berpikir

i. Waham: (-)

ii. Flight of Ideas: (-)

4. Gangguan Persepsi

i. Halusinasi: Auditorik (-) Visual (-)

ii. Depersonalisasi dan Derealisasi: (-)

5. Mimpi dan Fantasi (-)

E. Sensorik

1. Kesadaran: Composmentis

2. Orientasi

i. Waktu (+)

ii. Orang (+)

iii. Tempat (+)

3. Konsentrasi dan Berhitung (+)

4. Ingatan

i. Masa dahulu: (+)

ii. Masa kini: (+)

iii. Segera: (+)

8

Page 10: Psikiatri

5. Pengetahuan (+)

6. Kemampuan berpikir abstrak (+)

7. Tilikan diri: Derajat VI

8. Penilaian

i. Penilaian sosial (+)

ii. Penilaian terhadap test (+)

IKHTISAR DAN KESIMPULAN PEMERIKSAAN PSIKIATRI

A. Keadaan Umum

o Kesadaran : Composmentis

o Sikap : Kooperatif

o Tingkah laku : Sedikit gelisah

o Perhatian : Baik

o Inisiatif : Baik

o Ekspresi wajah : Cemas

o Verbalisasi : Koheren (+)

B. Pemeriksaan Fisik

Takikardi

Takipnea

Hipertensi

Hiperhidrosis

Tremor

C. Pemeriksaan Psikis

Keadaan afektif

o Afek : Afek sesuai

o Arus emosi : Stabil

Keadaan dan fungsi intelek

o Daya ingat : Baik

o Konsentrasi : Baik

o Orientasi : Baik

o Insight : Baik

9

Page 11: Psikiatri

Keadaan sensasi dan persepsi

o Ilusi : (-)

o Halusinasi : auditorik (-), visual (-)

Keadaan proses berfikir

o Kecepatan : Cepat

o Mutu : Koheren

o Isi :Waham (-)

Kelainan intelektual dan perbuatan

o Kegaduhan umum : (-)

o Deviasi seksual : (-)

o Mannerisme : (-)

o Anxietas : (+)

o Psikomotor : dbn

o Kemauan : ADL mandiri

Hubungan dengan realita : Baik

D. Diagnosis

Formulasi diagnosis

Seorang laki-laki, usia 30 tahun, beragama Islam, status belum

menikah, pendidikan SMA, pekerjan swasta, tinggal di Samarinda.

Datang berobat sendiri ke Poliklinik RSKD Atma Husada

Mahakam Samarinda, pada hari Kamis, 29 Desember 2011 pukul

10.30 WITA.

Pasien mulai menyadari kalau dirinya mudah gugup sejak + 5

tahun yang lalu tetapi selama 3 bulan terakhir hampir setiap hari

pasien merasa gugup. Rasa gugup tersebut timbul tidak hanya saat

pasien berada di keramaian tetapi juga bias timbul saat pasien

hanya seorang diri seperti saat sholat. Rasa gugup itu muncul tiba-

tiba saja. Saat rasa gugup itu muncul pasien selalu merasa dadanya

berdebar-debar, tangannya basah dan gemetaran, serta badannya

mengeluarkan keringat yang berlebihan hingga bajunya basah

10

Page 12: Psikiatri

semua sehingga pasien merasa tidak percaya diri berada di tempat

umum. Selain itu, pasien juga merasa tidak nyaman dan gelisah

saat gejala itu timbul. Gejala-gejala tersebut tiba-tiba saja muncul

dengan cepat. Akibat rasa gugup itu pasien sampai merasa

aktivitasnya terganggu karena saat rasa gugup itu timbul bisa

membuat pasien sulit untuk berkonsentrasi dan mengalami

gangguan tidur.

Riwayat trauma (-), kejang (-), penyakit infeksi (-)

Riwayat konsumsi alkohol (-) dan Napza (-)

Riwayat merokok dan mengkonsumsi kopi (+)

Pada pemeriksaan fisik didapatkan Tekanan Darah 150/100

mmHg, Nadi 104x/menit, Frekuensi Nafas 24x/menit, Suhu 36,5oC.

Pada pemeriksaan kardiovaskuler, respiratorik, gastrointestinal,

urogenital dan neurologikus tidak didapatkan kelainan.

Pada pemeriksaan psikiatri didapatkan kesadaran composmentis,

penampilan rapi, sikap saat pemeriksaan kooperatif, orientasi baik,

emosi stabil, afek sesuai, proses fikir cepat, koheren, waham (-),

kehilangan minat (-), konsentrasi baik (+),halusinasi auditorik (-),

visual (-), ilusi (-), kemauan baik, psikomotor dbn.

Diagnosis Multiaksial:

Aksis I : F41.1 Gangguan Anxietas Menyeluruh

Aksis II : Tidak ada diagnosis pada aksis ini

Aksis III : Tidak ada diagnosis pada aksis ini

Aksis IV : Tidak ada diagnosis pada aksis ini

Aksis V : GAF 80-71

E. Pengobatan

Psikofarmakolog i :

- Clobazam 0-0-10 mg

Psikote rapi

11

Page 13: Psikiatri

F. Prognosis

Bonam

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

a. Epidemiologi

Gangguan kecemasan umum adalah suatu kondisi yang sering

ditemukan; tetapi dengan kriuteria ketat dari DSM-III R dan DSM-IV,

gangguan kecemasan umum sekarang mungkin lebih jarang ditemukan

dibandingkan jika digunakan kriterai DSM-III. Perkiraan yang diterima untuk

prevalensi gangguan kecemasan umum satu tahun terentang dari 3 sampai 8

persen. Gangguan kecemasan umum kemungkinan merupakan gangguan yang

paling sering ditemukan dengan gangguan mental penyerta, biasanya

gangguan kecemasan atau gangguan mood lainnya. Kemungkinan 50 persen

pasien dengan gangguan kecemasan umum memiliki gangguan mental

lainnya.

Rasio wanita dan laki-laki adalah kira-kira 2 berbanding 1, tetapi

rasio wanota berbanding laki-laki yang mendapatkan perawatan rawat inap

untuk gangguan tersebut kira-kira adalah 1 berbanding 1. Usia onset adalah

sukar untuk ditentukan, karena sebagian besar pasien melaporkan bahwa

mereka mengalami kecemasan selama yang dapat mereka ingat. Pasien

biasanya datang untuk mendapatkan perawatan dokter pada usia 20 tahunan,

walaupun kontak pertama dengan klinisi dapat terjadi hamper setiap usia.

Hanya sewpertiga pasien yang menderita gangguan kecemasan umum mencari

pengobatan psikiatrik. Banyak pasien pergi ke dokter umum, dokter penyakit

dalam, dokter spesialis kardiologi , spesialisw paru-paru, atau dokter spesialis

gastroenterology, untuk mencari pengobatan atas komponen spesifik

gangguan.

b. Etiologi

Sepertiga pada sebagian besar gangguan mental, penyebab gangguan

cemas umum adalah tidak diketahui. Seperti yang sekarang didefinisikan,

gangguan kecemasan umum kemungkinan mempengaruhi kelompok pasien

12

Page 14: Psikiatri

yang heterogen. Kemungkinan karena derajat kecemasan tertentu adalah

normal dan adaptif, membedakan kecemasan norm,al dari kecemasan

patologis dan membedakan factor penyebab biologis dari factor psikososial

adalah sulit. Faktor biologis dan psikologis kemungkinan bekerja sama.

Faktor Biologis

Manfaat terapeutik benzodiazepine dan azapirone sebagai contoh,

buspirone (BuSpar) telah memusatkan usaha pewnelitian biologis pada system

neurotransmitter gamma-aminobutyric acid (GABA) dan serotonin (5-

hydroxytryptamine [5-HT]). Benzodiazepine (yang merupakan agonis reseptor

benzodiazepin) diketahui menurunkan kecemasan, sedangkan flumazenil

(Mazicon) (suatu antagonis reseptor benzodiazepine) dan beta-carboline

(agonis kebalikan reseptor benzodiazepin) diketahui menginduksi kecemasan.

Walaupun tidak ada data yang meyakinkan dan menyatakan bahwa reseptor

benzodiazepine adalah abnormal pada pasien gangguan kecemasan umum,

beberapa penelitian telah memusatkan pada lobus osipitalis, yang memiliki

konsentrasi benzodiazepin tertinggi di otak. Daerah otak lain yang telah

dihipotesiskan terlibat didalam gangguan kecemasan umum, adalah ganglia

basalis, system limbic, dan korteks frontalis. Karena buspirone adalah suatu

agonis reseptor 5-HT1A, beberapa kelompok penelitian memusatkan pada

hipotesis bahwa regulasi system serotogenik pada gangguan kecemasan umum

adalah abnormal. Sistem neurotransmitter lainnya merupakan sasaran

penelitian pada gangguan kecemasan umum adalah system neurotransmitter

norepinefrin, glutamat, dan kolesistokinin. Beberapa bukti menyatakan bahwa

pasien dengan gangguan kecemasan umum mungkin memiliki subsentivitas

pada reseptor adrenergic-alfa2, seperti yang dinyatakan oleh penumpulan

pelepasan hormon pertumbuhan setelah infuse clonidine (Catapres).

Hanya sejumlah terbatas penelitian pencitraan otak pada pasien

dengan gangguan kecemasan umum telah dilakukan. Satu penelitian tomografi

emisi positron (PET; positron emission tomography) melaporkan suatu

penurunan kecepatan metabolic di ganglion basal is dan substansia putih pada

pasien gangguan kecemasan umum disbanding control normal. Sejumlah

penelitian genetika telah juga dilakukan dalam bidang ini. Satu penelitian

menemukan bahwa hubungan genetika mungkin terjadi antara gangguan

13

Page 15: Psikiatri

kecemasan umum dan gangguan depresif berat pada wanita. Penelitian lain

menemukan adanya komponen genetic yang terpisah tetapi sulit untuk

ditentukan pada gangguan kecemasan umum. Kira-kira 25% sanak saudara

derajat pertama dari pasien dengan gangguan kecemasan umum juga terkena

gangguan. Sanak saudara laki-laki lebih sering menderita suatu gangguan

penggunaan alcohol. Beberapa laporan penelitian pada anak kembar

menyatakan suatu angka kesesuaian 50% pada kembar monozigotik dan 15%

pada kembar dizigotik.

Berbagai kelainan elektroensefalogram (EEG) telah ditemukan

dalam irama alfa dan potensial cetusa. Potensial EEG tidur telah melaporkan

peningkatan diskontinuitas tidur, penurunan tidur delta, penurunan tidur

stadium I, dan penurunan tidur REM (rapid eye movement). Perubahan pada

arsitektur tidur adalah berbeda dari perubahan yang ditemukan pada gangguan

depresif.

Faktor Psikososial

Dua bidang pikiran utama pada factor psikososial yang

menyebabkan perkembangan gangguan kecemasan umum adalah bidang

kognitif-perilaku dan bidang psikoanalitik. Bidang kognitif-perilaku

menghipotesiskan bahwa pasien dengan gangguan kecemasan umum adalah

berespon secara tidak tepat dan tidak aklurat terhadap bahaya yang dihadapi.

Ketidakakuratan tertsebut disebabkan oleh perhatrian selektif terhadap

perincian negative di dalam lingkungan, oleh distorsi pemrosesan informasi,

dan oleh pandangan ysng terlalu negative tentang kemampuan seseorang

untuk mengatasinya. Bidang psikoanalitik menghipotesiskan bahwa

kecemasan adalah suatu gejala konflik bawah sadar yang tidak terpecahkan.

Teori psikologis tentang kecemasan tersebut pertama kali diajukan oleh

Sigmund Freud pada tahun 1909 dengan penjelasannya tentang Little Hans;

sebelumnya, Freud telah memandang kecemasan sebagai memiliki dasar

fisiologis.

Suatu hierarki kecemasan aadalah berhubungan dengan berbagai

tingkat perkembangan. Pada tingkat yang paling primitive, kecemasan

14

Page 16: Psikiatri

mungkin berhubungan dengan ketakutan akan penghancuran atau fusi orang

lain. Pada tingkat perkembangan yang lebih matur, kecemasann adalah

berhubungan dengan perpisahan dari objek yang dicintai. Pada tingkat yang

masih lebih matur, kecemasan adalah berhubungan dengan hilangnya cinta

dari objek yang penti. Kecemasan kastrasi adalah berhubungan dengan fase

oedipal dari perkembangan dan dianggap merupakan satu tingkat tertinggi

kecemasan. Kecemasan superego, ketakutan mengecewakan gagasan dan nilai

sendiri (didapatkan dari orang tua yang diinternalisasikan), adalah bentuk

kecemasan yang paling matur.

c. Diagnosis

Kriteria Diagnostik DSM-IV memasukkan beberapa modifikasi dari

criteria DSM-III-R untuk membuatnya lebih mudah digunakan dan membantu

klinisi membedakan gangguan kecemasan umumm, kecemasan normal, dan

gangguan mental lainnya. Perbedaan antara gangguan kecemasan umum dan

kecemasan normal adalah ditekankan dengan penggunaan kata “berlebihan”

dan “sulit untuk mengendalikan” di dalam kritteria dan dengan menyebutkan

bahwa gejala menyebabkan gangguan atau penderitaan yang bermakna.

Pembedaan antara gangguan kecemasan umum dan gangguan mental lain

dibantu dalam DSM-IV dengan contoh cirri yang membedakan dikriteria D.

Kriteria Diagnostik untuk Gangguan Kecemasan Umum

A. Kecemasan atau kekhawatiran yang berlebihan (harapan yang

mengkhawatirkan), yang lebih banyak terjadi dibandingkan tidak terjadi

selama sekurangnya 6 bulan, tentang sejumlah kejadian atau aktivitas

(seperti pekerjaan, prestasi sekolah)

B. Orang merasa sulit mengendalikan ketakutan

C. Kecemasan dan kekhawatiran adalah disertai oleh tiga (atau lebih) dari

enam gejala berikut ini (dengan sekurangnya beberapa gejala lebih banyak

terjadi dibandingkan tidak terjadi selama enam bulan terakhir). Catatan:

hanya satu nomor yang diperlukan pada anak-anak.

1. Kegelisahan atau perasaan bersemangat atau gelisah

15

Page 17: Psikiatri

2. Merasa mudah lelah

3. Sulit berkonsentrasi atau pikiran menjadi kosong

4. Iritabilitas

5. Ketegangan otot

6. Gangguan tidur (sulit tertidur atau tetap tertidur, atau tidur gelisah, dan

tidak memuaskan)

D. Fokus kecemasan dan kekhawatiran tidak terbatas pada gangguan aksis I,

misalnya, kecemasan atau ketakutan adalah bukan menderita suatu

gangguan panic (seperti pada gangguan panic), merasa malu pada situasi

umum (seperti pada fobia social, terkontaminasi (seperti pada gangguan

obsesif-kompulsif), merasa jauh dari rumah atau sanak saudara dekat

(seperti gangguan cemas perpisahan), penambahan berat badan (seperti

pada anoreksia nervosa), menderita keluhan fisik berganda (seperti pada

gangguan somatisasi), atau menderita penyakit serius (seperti pada

hipokondriasis) serta kecemasan dan kekhawatiran tidak terjadi semata-

mata selama gangguan stress pascatraumatik.

E. Kecemasan, kekhawatiran, atau gejala fisik menyebabkan penderitaan

yang bermakna secara klinis, atau gangguan pada fungsi social, pekerjaan,

atau fungsi penting lain.

F. Gangguan yang terjadi adalah bukan karena efek langsung dari suatu zat

(misalnya penyalahgunaan zat, medikasi) atau kondisi medis umum

(misalnya hipertiroidisme), dan tidak terjadi semata-mata selama suatu

gangguan mood, gangguan psikotik, atau gangguan perkembangan

pervasive.

Pedoman Diagnostik Gangguan Anxietas Menyeluruh berdasarkan PPDGJ-III:

Penderita harus menunjukkan gejala primer anxietas yang

berlangsung hamper setiap hari selama beberapa minggu, bahkan biasanya

sampai beberapa bulan. Gejala-gejala ini biasanya mencakup hal-hal berikut:

(a) Kecemasan tentang masa depan (khawatir akan nasib buruk, perasaan

gelisah seperti di ujung tanduk, sulit berkonsentrasi, dsb);

16

Page 18: Psikiatri

(b) Ketegangan motorik (gelisah, sakit kepala, gemetaran, tidak dapat sanati);

dan

(c) Overaktivitas otonomik (kepala tearsa rinagn, berkeringat, takikardi,

takipne, keluhan epigastrika, pusing kepala, mulut kering, dsb).

d. Gambaran Klinis

Gejala utama dari gangguan kecemasan umum adalah kecemasan,

ketegangan motorik, hiperaktivitas otonomik, dan kewaspadaan kognitif.

Kecemasan adalah berlebihan dan mengganggu aspek lain kehidupan pasien.

Ketegangan motorik paling sering dimanifestasikan sebagai kegemataran,

kegelisahan, dan nyeri kepala. Hiperaktivitas sering kali dimanifestasikan oleh

sesak nafas, keringat berlebihan, palpitasi, dan berbagai gejala gastrointestinal.

Kewaspadaan kognitif ditandai oleh sifat lekas tersinggung dan mudahnya

pasien dikejutkan.

Sering sekali, pasien dengan gangguan kecemasan umum

mendatangi dokter umum atau dokter penyakit dalam untuk membantu

beberapa gejala somatic. Selain itu, pasien pergi ke dokter spesialis untuk

gejala spesifik sebagai contoh, diare kronis. Gangguan medis nonpsikiatrik

spesifik jarang ditremukan, dan pasien adalah bervariasi dalam perilaku

mencari dokter. Beberapa pasien menerima suatu diagnosis gangguan

kecemasan umum dan pengobatan yang sesuai; yang lainnya mencari

konsultasi medis tambahna untuk masalah mereka.

e. Diagnosis banding

Diagnosis banding gangguan kecemasan umum adalah semua

kondisi yang menyebabkan kecemasan. Pemeriksaan medis harus termasuk tes

kimia darah standar, elektokardiogram, dan tes fungsi tiroid. Klinisi harus

menyingkirkan intoksikasi kafein, penyalahgunaan stimulant, putus alcohol,

dan putus sedative, hipnotik, atau ansiolitik. Pemeriksaan status mental dan

riwayat penyakit menggali kemungkinan diagnosis panic, fobia, dan gangguan

obsesif-kompulsif. Pada umumnya pasien dengan gangguan panic mencari

pengobatan lebih awal, lebih terganggu karena penyakitnya, memiliki onset

17

Page 19: Psikiatri

gejala tiba-tiba, dan kurang terganggu oleh gejala somatic dibandingkan

pasien dengan gangguan kecemasan umum. Membedakan gangguan

kecemasan umum dari gangguan depresif berat dan gangguan distimik adalah

sukar; pada kenyatannya gangguan-gangguan tersebut seringkali terdapat

bersama-sama. Kemungkinan diagnostic lainnya adalah gangguan

penyesuaian dengan kecemasan, hipokondriasis, ganggguan

hiperaktivitas/deficit-atensi, gangguansomatisasi, dan gangguan kepribadian.

f. Perjalanan Penyakit dan Prognosis

Karena tingginya insidensi gangguan mental komorbid pada pasien

dengan gangguan kecemasn umum, perjalan klinis dan prognosis gangguan

adalah sukar untuk diperkirakan. Namun demikian, beberapa data menyatakan

bahwa peristiwa kehidupan adalah berhubungan onset ganngguan kecemasan

umum; terjadinya beberapa peristiwa kehidupan yang negative secara jelas

meningkatkan kemungkinan akan terjadinya gangguan. Menurut definisinya,

gangguan kecemasan umum adalah suatu keadaan kronis yang mungkin

seumur hidup. Sebanyak 25 persen pasien akhirnya mengalami gangguan

panic. Sejumlah besar pasien kemungkinan memiliki ganggguan depresif

berat.

g. Terapi

Pengobatan yang paling efektif untuk pasien dengan gangguan

kecemasan umum adalah kemungkinan pengobatan yang mengkombinasikan

psikoterapeutik, farmakoterapeutik, dan pendekatan suportif. Pengobatan

mungkin memerlukan cukup banyak waktu bagi klinis yang terlibat, dan

pendekatan supportif. Pengobatan mungkin memerlukan cukup banyak waktu

bagi klinisi yang terlibat, terlepas apakah klinisi seorang dokter psikiatrik,

seorang dokter keluarga, atau spesialis lainnya.

Psikoterapi

Pendekatan psikoterapi utama untuk gangguan kecemasan umum

adalah kognitif-perilaku, suportif, dan berorientasi-tilikan. Data masih terbatas

18

Page 20: Psikiatri

tentang manfaat relative dari pendekatan-pendekatan tersebut, walaupun

penelitian vyang paling canggih telah dilakukan dengan teknik kognitif-

perilaku, yang tampaknya memiliki kemanjuran jangka panjang dan jangka

pendek. Pendekatan kognitif secara langsung menjawab distorsi kognitif

pasien yang dihipotesiskan, terbatas tentang manfaatdan pendekatan perilaku

menjawab keluhan somatic secara langsung. Teknik utama yang digunakan

dalam pendekatan perilaku badalah relaksasi dan biofeedback. Beberapa data

awal menyatakan bahwa kombinasi pendekatan kognitif dan perilaku adalah

lebih efektif dibandingkan teknik tersebut jika digunakan sendiri-sendiri.

Terapi suportif menawarkan ketentraman dan kenyamanan bagi pasien,

walaupun manfaat jangka panjangnya adalah meragukan. Psikoterapi

berorientasi-tilikan memusatkan untuk mengungkapkan konflik bawah sadar

dan mengenali kekuatan ego. Manfaat psikoterapi berorientasi-tilikan untuk

gangguan kecemasan umum dilaporkan pada banyak kasus anecdotal, tetapi

tidak terdapat penelitian besar yang terkendali.

Sebagian besar pasien mengalami kekenduran kecemasan yang jelas

jika diberikan kesempatan untuk membicarakan kesulitannya dengan dokter

yan prihatin dan simaptik. Jika klinisi menemukan situasi eksternal yang

menyebabkan kecemasan, klinisi mungin mampu sendirian atau dengan

bantuan pasien atau keluarganya untuk mengubah lingkungan dan dengan

demikian menurunkan tekanan yang penuh ketegangan. Penurunan gejala

sering kali memungkinkan pasien untuk berfungsi secara efektif dalam

pekerjaan dan hubungannya sehari-hari, yang memberikan kesenanangan dan

pemuasan baru yang dengan sendirinya bersifat terapeutik.

Pandangan psikoanalitik adalah bahwa dalam kasus tertentu

kecemasan adalah suatu sinyal dari kekacauan bawah sadar yang memerlukan

pemeriksaan. Kecemasan dapat normal, adaptif, maladaptive, terlalu kuat, atau

terlalu ringan, tergantung pada keadaan. Kecemasan tampak dalam berbagai

situasi selama perjalanan siklus hidup seseorang; pada banyak kasus,

pengurangan gejala bukan merupakan tujuan tindakan yang paling tepat.

19

Page 21: Psikiatri

Bagi pasien yang secara psikologis bermaksud dan termotivasi untuk

mengerti sumber kecemasannya, psikoterapi mungkin merupakan pengobatan

terpilih. Terapi psikodinamika bekerja dengan anggapan bahwa kecemasan

mungkin meningkat pada pengobatan yang efektif. Tujuan pengobatan

dinamika adalah untuk mening katkan toleransi kecemasan pasien

(didefinisikan sebagai kemampuan untuk mengalami kecemasan tanpa harus

melampiaskannya), bukannya untuk menghilangkan kecemasan. Penelitian

empiris menyatakan bahwa banyak pasien yang menjalani psikoterapetik

secara berhasil mungkin terus mengalami kecemasan setelah dihentikannya

psikoterapi. Tetapi, peningkatan penguasaann ego memungkinkan mereka

untunk menggunakan gejala kecemasan sebagai sinyal untuk mencerminkan

perjuangan hidu untuk meluaskan tilikan dan pengertian mereka. Suatu

pendekatan psikodinamikapada pasien dengan gangguan kecemasan umum

melibatkan pencarian rasa takut pasien yang mendasarinya.

Farmakoterapi

Keputusan untuk meresepkan suatu ansiolitik pada pasien dengan

gangguan kecemasan umum harus jarang dilakukan pada kunjungan pertama.

Karena sifat gangguan yang berlamgsung lama, suatu rencana pengobatan

harus dengan cermat dijelaskan. Dua obat utama yang harus dipertimbangkan

dalam pengobatan gangguan kecemasan umum adalah buspirone dan

benzodiazepine. Obat lain yang mungkin berguna adalah obat trisiklik sebagai

contoh, imipramine (Tofranil), anti histamine, dan antagonis adrenergic-beta

sebagai contoh, propanolol (Indreal).

Walaupun terapi obat untuk gangguan kecemasan sering kali

dipandang sebagai pengobatan selama 6 sampai 12 bulan, beberapa bukti

menyatakan bahwa pengobatan harus jangka panjang, kemungkinan seumur

hidup. Kira-kira 25% pasien mengalami kekambuhan dalam bulan pertama

setelah dihentikan terapi, dan 60 sampai 80% kambuh selama perjalanan tahun

selanjutnya. Walaupun beberapa pasien tergantung pada benzodiazepine, tidak

ada toleransi yang berkembang untuk efek terapeutik dari benzodiazepin atau

buspirone.

20

Page 22: Psikiatri

Benzodiazepine

Benzodiazepine telah merupakan obat terpilih untuk gangguan

kecemasan umum. Pada gangguan benzodiazepine dapat diresepkan atas dasar

jika diperlukan, sehingga pasien menggunakan benzodiazepine kerja cepat

jika mereka merasakan kecemasan tertentu. Pendekatan alternative adalah

dengan meresepkan benzodiazepine untuk suatu periode terbatas, selama

mana pendekatan terapeutik psikososial diterapkan.

Beberapa masalah adalah berhubungan dengan pemakaian

benzodiazepine dalam gangguan kecemasan umum. KIra-kira 25 sampai 30%

dari semua pasien tidak berespons, dan dapat terjadi toleransi dan

ketergantungan. Beberapa pasien juga mengalami gangguan kesadaran saat

menggunakan obat dan, dengan demikian, adalah berada dalam risiko untuk

mengalami kecelakaan kendaraan bermotor atau mesin.

Keputusan klinis untuk memulai terapi dengan benzodiazepine harus

dipertimbangkan dan spesifik. Diagnosis pasien, gejala sasaran spesifik, dan

lamanya pengobatan semuanya harus ditentukan dan harus diberikan

informasi kepada pasien. Pengobatan untuk sebagian besar keadaan

kecemasan berlangsung selama dua sampai enam minggu, diikiuti oleh satu

atau dua minggu menurunkan obat perlahan-lahan (tapering) sebelum

akhirnya obat dihentikan. Kekelituan klinis yang sering dengan terapi

benzodiazepine adalah dengan memutuskan secara pasif untuk melanjutkan

pengobatan atas dasar tanpa batas.

Untuk pengoabatan kecemasan, biasanya memulai pengobatan pada

rentang rendah terapeutiknya dan meningkatkan dosis untuk mencapai respon

terapeutik. Penggunaan benzodiazepine dengan paruh waktu sedang (8 sampai

15 jam) kemungkinan menghindari beberapa efek merugikan yang

berhubungan dengan penggunaan benzodiazepine dengan waktu paruh

21

Page 23: Psikiatri

panjang. Pemakaian dosis terbagi mencegah perkembangan efek merugikan

yang berhubungan dengan kadar plasma puncak yang tinggi. Perbaikan yang

didapatkan dengan benzodiazepine mungkin lebih dari sekedar efek

antikecemasan. Sebagai contoh, obat dapat menyebabkan pasien memandang

berbagai kejadian dalam pandangan yang positif. Obat juga dapat memiliki

kerja disinhibisi ringan, serupa dengan yang dilihat setelah sejumlah kecil

alcohol.

Buspirone

Buspirone kemungkinan besar efektif pada 60 sampai 80% pasieen

dengan gangguan kecemasan umum. Data menyatakan bahwa buspirone

adalah lebih efektif dalam menurunkan gejala kognitif dari gangguan

kecemasan umum dibandingkan dengan menurunkan gejala somatik. Bukti-

bukti juga menyatakan bahwa pasien yang sebelumnya telah diobati dengan

benzodiazepine kemungkinan tidak berespon dengan pengobatan buspiron.

Tidak adanya respon tersebut mungkin disebabkan oleh tidak adanya efek

non-ansiolitik dari benzodiazepine (seperti relaksasi otot dan rasa kesehatan

tambahan), yang terjadi pada terapi buspirone. Namun demikian, rasio

manfaat-risiko yang lebih baik, tidak adanya efek kognitif dan psikomotor,

dan tidak adanya gejala putus obat menyebabkan buspirone merupakan obat

lini pertama dalam pengobatan gangguan ceams umum. Kerugian utama dari

buspirone adalah bahwa efeknya memerlukan dua sampai tiga minggu

sebelum terlihat, berbeda denagn efek ansiolitik benzodiazepine yang hamper

segera terlihat. Busppiron bukan merupakan terapi efektif untuk putus

benzodiazepine.

Obat lain

Jika pengobatan dengan bbuspirone atau benzodiazepine adal ah

tidak efektif atau tidak sepenuhnya efektif, pengobatan dengan suatu obat

trisiklik atau antagonis adrenergic-beta dapat dipertimbangkan. Obat trisiklik

telah terbukti efektif dalam pengobatan kecemasan. Obat adrenergic beta

adalah terbatas dalam efektivitasnya untuk mengobati gejala perifer dari

22

Page 24: Psikiatri

kecemasan (sebagai contoh, palpitasi dan tremor). Alternatif lainadalah

menggunakan obat kombinasi, seperti benzodiazepine dan buspirone atau

salah satu dari obat tersebut dengan suatu obat trisiklik atau suatu antagonis

adrenergic-beta.

23

Page 25: Psikiatri

BAB III

PEMBAHASAN

 

a. Anamnesis

Teori Fakta

Gangguan cemas menyeluruh

ditandai dengan kecemasan dan

kekhawatiran yang berlebihan dan

tidak rasional bahkan terkadang

tidak realistic terhadap berbagai

peristiwa kehidupan sehari-hari

Dialami hampir sepanjang hari,

berlangsung sekurangnya selama 6

bulan

Kecemasan sulit untuk dikendalikan

disertai gejala somatic:

Ketegangan Motorik:

- Kedutan otot/rasa gemetar

- Otot tegang/kaku/pegel linu

- Tidak bias diam

- Mudah menjadi lelah

Hiperaktivitas Otonomik:

- Nafas pendek/terasa berat

- Jantung berdebar-debar

- Telapak tangan basah-dingin

- Mulut kering

- Kepala pusing/rasa melayang

- Mual, mencret, perut tak enak

- Muka panas/badan menggigil

- Buang air kecil lebih sering

kecemasan dan kekhawatiran yang

berlebihan dan tidak rasional

Dialami hampir sepanjang hari,

berlangsung sekurangnya selama 6

bulan

Kecemasan sulit untuk dikendalikan,

disertai gejala somatic:

Ketegangan Motorik:

- Rasa gemetar (+)

- Otot tegang (+)

- Tidak bias diam (+)

- Mudah menjadi lelah (+)

Hiperaktivitas Otonomik:

- Nafas pendek/terasa berat (+)

- Jantung berdebar-debar (+)

- Telapak tangan basah-dingin (+)

- Mulut kering (-)

- Kepala pusing/rasa melayang (-)

- Mual, mencret, perut tak enak (-)

- Muka panas/badan menggigil (-)

- Buang air kecil lebih sering (-)

24

Page 26: Psikiatri

- Sukar menelan/rasa tersumbat

Kewaspadaan berlebihan dan

Penangkapan berkurang

- Perasaan jadi peka/mudah

ngilu

- Mudah terkejut/kaget

- Sulit konsentrasi pikiran

- Sukar tidur

- Mudah tersinggung

Hendaya dalam kehidupan sehari-

hari:

- Penurunan kemampuan

bekerja, hubungan social, dan

melakukan kegiatan rutin

Menyebabkan gangguan yang

bermakna dalam fungsi social dan

pekerjaan

- Sukar menelan/rasa tersumbat (-)

Kewaspadaan berlebihan dan

Penangkapan berkurang

- Perasaan jadi peka/mudah ngilu

- Mudah terkejut/kaget (+)

- Sulit konsentrasi pikiran (+)

- Sukar tidur (+)

- Mudah tersinggung (+)

Hendaya dalam kehidupan sehari-hari:

- Penurunan kemampuan bekerja

(+)

Dipindahkan kerja ke bagian lain dan

merasa tidak percaya diri

Berdasarkan anamnesa yang diperoleh secara autoanamnesa, gejala

yang dialami pasien mencakup sebagian besar gejala-gejala gangguan

kecemasan menyeluruh. Hal ini sesuai dengan literature yang menyatakan

bahwa gejala utama dari gangguan kecemasan umum adalah kecemasan,

ketegangan motorik, hiperaktivitas otonomik, dan kewaspadaan kognitif.

Kecemasan adalah berlebihan dan mengganggu aspek lain kehidupan pasien.

Ketegangan motorik paling sering dimanifestasikan sebagai kegemataran,

kegelisahan, dan nyeri kepala. Hiperaktivitas sering kali dimanifestasikan oleh

sesak nafas, keringat berlebihan, palpitasi, dan berbagai gejala gastrointestinal.

Kewaspadaan kognitif ditandai oleh sifat lekas tersinggung dan mudahnya

pasien dikejutkan.

25

Page 27: Psikiatri

2. Pemeriksaan Fisik

Teori Fakta

Takikardi

Takipnea

Hipertensi

Tremor

Hiperhidrosis

takikardi (+) 104x kali/menit

Takipnea (+) RR= 24 kali/menit

Hipertensi (+) TD= 150/100

mmHg

Tremor (+)

Hiperhidrosis (+)

Seperti pada anamnesa, tanda-tanda yang diperoleh dari pemeriksaan

fisik pada pasien ini juga semakin mengarahkan diagnosis pasien ini pada

gangguan kecemasan menyeluruh. Berdasarkan teori hasil pemeriksaan fisik

yang sering ditemukan pada pasien gangguan kecemasan menyeluruh yakni

takikardi, takipnea, hipertensi, tremor, dan hiperhidrosis sebagai manifestasi

dari gejala somatic akibat hiperaktivitas otonomik.

3. Diagnosis

Teori Fakta

Kriteria Diagnostik Gangguan Cemas

Menyeluruh menurut DSM-IV TR

A. Kecemasan atau kekhawatiran

yang berlebihan yang timbul

hamper setiap hari, sepanjang hari,

terjadi selama sekurangnya 6

bulan, tentang sejumlah aktivitas

atau kejadian (seperti pekerjaan

atau aktivitas sekolah)

B. Penderita merasa sulit

mengendalikan kekhawatirannya

C. Kecemasan dan kekhawatiran

disertai tiga atau lebih dari enam

gejala berikut ini (denagn

Memenuhi

Memenuhi

Memenuhi

26

Page 28: Psikiatri

sekurangnya beberapa gejala lebih

banyak terjadi dibandingkan tidak

terjadi selama 6 bulan terakhir).

Catatan: hanya satu nomor yang

diperlukan pada anak

1. Kegelisahan

2. Merasa mudah lelah

3. Sulit berkonsentrasi atau

pikiran menjadi kosong

4. Iritabilitas

5. Ketegangan otot

6. Gangguan tidur (sulit tertidur

atau tetap tertidur, atau tidur

gelisah, dan tidak memuaskan)

D. Fokus kecemasan dan

kekhawatiran tidak terbatas pada

gangguan aksis I, misalnya,

kecemasan atau ketakutan adalah

bukan menderita suatu gangguan

panic (seperti pada gangguan

panic), merasa malu pada situasi

umum (seperti pada fobia social,

terkontaminasi (seperti pada

gangguan obsesif-kompulsif),

merasa jauh dari rumah atau sanak

saudara dekat (seperti gangguan

cemas perpisahan), penambahan

berat badan (seperti pada

anoreksia nervosa), menderita

keluhan fisik berganda (seperti

pada gangguan somatisasi), atau

menderita penyakit serius (seperti

pada hipokondriasis) serta

Memenuhi

27

Page 29: Psikiatri

kecemasan dan kekhawatiran tidak

terjadi semata-mata selama

gangguan stress pasca trauma.

E. Kecemasan, kekhawatiran, atau

gejala fisik menyebabkan

penderitaan yang bermakna secara

klinis, atau gangguan pada fungsi

social, pekerjaan, atau fungsi

penting lain

F. Gangguan yang terjadi adalah

bukan karena efek langsung dari

suatu zat (misalnya

penyalahgunaan zat, medikasi)

atau kondisi medis umum

(misalnya hipertiroidisme), dan

tidak terjadi semata-mata selama

suatu gangguan mood, gangguan

psikotik, atau gangguan

perkembangan pervasive

Memenuhi

Memenuhi

Pada pasien ini memenuhi semua criteria diagnostic untuk gangguan

kecemasan umum berdasarkan DSM-IV. Kriteria Diagnostik DSM-IV

memasukkan beberapa modifikasi dari criteria DSM-III-R untuk membuatnya

lebih mudah digunakan dan membantu klinisi membedakan gangguan

kecemasan umum, kecemasan normal, dan gangguan mental lainnya.

Perbedaan antara gangguan kecemasan umum dan kecemasan normal adalah

ditekankan dengan penggunaan kata “berlebihan” dan “sulit untuk

mengendalikan” di dalam kritteria dan dengan menyebutkan bahwa gejala

menyebabkan gangguan atau penderitaan yang bermakna. Pembedaan antara

gangguan kecemasan umum dan gangguan mental lain dibantu dalam DSM-

IV dengan contoh ciri yang membedakan di kriteria D.

28

Page 30: Psikiatri

Pengukuran Derajat Kecemasan

(Hamilton Anxiety Rating Scales)

No. Nilai

1. Perasaan Cemas (ansietas): (Cemas, Firasat buruk,

Takut akan fikiran sendiri, Mudah tersinggung)

0

2. Ketegangan: (Merasa tegang, Lesu, Tidak bisa

istirahat tenang, Mudah terkejut, Mudah menangis,

Gemetar, Gelisah)

2

3. Ketakutan: (Pada gelap, Pada orang asing,

Ditinggal sendiri, Pada binatang besar, Pada

keramaian lalulintas, Pada kerumunan orang

banyak)

0

4. Gangguan tidur: (Sukar masuk tidur, Terbangun

malam hari, Tidur tidak nyenyak, Bangun dengan

lesu, Banyak mimpi-mimpi, Mimpi buruk, Mimpi

menakutkan)

4

5. Gangguan kecerdasan: (Sukar konsentrasi, Daya

ingat menurun, Daya ingat buruk)

2

6. Perasaan depresi (murung): (Hilangnya minat,

Berkurangnya kesenangan pada hobi, Sedih,

Bangun dini hari, Perasaan berubah-ubah

sepanjang hari)

2

7. Gejala somatic/fisik (otot): (Sakit dan nyeri otot-

otot, Kaku, Kedutan otot, Gigi gemerutuk, Suara

tidak stabil)

1

8. Gejala somatic/fisik (sensorik): (Tinnitus (telinga

berdenging), Penglihatan kabur, Muka merah atau

pucat, Merasa lemas, Perasaan ditusuk-tusuk)

0

9. Gejala kardiovaskuler (jantung dan

Pembuluh darah ): (Takikardia ( denyut jantung

cepat), berdebar-debar, Nyeri di dada, Denyut nadi

mengeras, Rasa lesu/lemas seperti mau pingsan,

2

29

Page 31: Psikiatri

Detak jantung menghilang ( berhenti sekejap ))

10. Gejala respiratori ( pernafasan): (Rasa tertekan

atau sempit di dada, Rasa tercekik, Sering menarik

nafas, Napas pendek/sesak)

0

11. Gejala gastrointestinal (pencernaan ): (Sulit

menelan, Perut melilit, Gangguan pencernaan,

Nyeri sebelum dan sesudah makan, Perasaan

terbakar diperut, Rasa penuh atau kembung, Mual,

Muntah, Buang air besar lembek, Sukar buang air

besar (konstipasi), Kehilangan berat badan

0

12. Gejala urogenital ( perkemihan dan kelamin):

(Sering buang air kecil, Tidak dapat menahan air

seni, Tidak datang bulan (tidak ada haid), Darah

haid berlebihan, Darah haid amat sedikit, Masa

haid berkepanjangan, Masa haid amat pendek,

Haid beberapa kali dalam sebulan, Menjadi dingin

(frigid), Ejakulasi dini, Ereksi ilmiah, Ereksi

hilang, Impotensi

1

13. Gejala autonom: (Mulut kering, Muka merah,

Mudah berkeringat, Kepala pusing, Kepala terasa

berat, Kepala terasa sakit, Bulu-bulu berdiri)

0

14. Tingkah laku (sikap) pada wawancara: (Gelisah,

Tidak tenang, Jari gemetar, Kerut kening, Muka

tegang, Otot tegang / mengeras, Nafas pendek dan

cepat, Muka merah)

4

Tabel HARS

No Aspek-Aspek HARS NILAI

1. Perasaan Ansietas 0

2. Ketegangan 2

3. Ketakutan 0

4. Gangguan tidur 4

5. Gangguan kecerdasan 3

30

Page 32: Psikiatri

6. Perasaan depresi 2

7. Gejala somatic (otot) 1

8. Gejala somatic (sensorik) 0

9. Gejala kardiovaskuler 1

10. Gejala Respiratori 0

11. Gejala Gastrointestinal 0

12. Gejala Urogenital 1

13. Gejala Otonom 2

14. Tingkah laku pada wawancara 4

TOTAL 20

Interpretasi total nilai HARS = kecemasan ringan

4. Penatalaksanaan

Teori Fakta

b. Farmakoterapi

- Benzodiazepin

- Buspiron

- SSRI (Selective Serotonin Re-

uptake Inhibitor)

c. Psikoterapi

- Terapi kognitif-perilaku

- Terapi suportif

a. Farmakoterapi

Clobazam 0-0-10mg

b. Psikoterapi

Farmakoterapi yang diberikan pada pasien ini kurang sesuai dengan

yang ada diliteratur. Berdasarkan teori buspirone merupakan obat lini pertama

dalam pengobatan gangguan cemas umum dikarenakan rasio manfaat-risiko

yang lebih baik, tidak adanya efek kognitif dan psikomotor, dan tidak adanya

gejala putus obat. Tetapi, kerugian utama dari buspirone adalah bahwa

efeknya memerlukan dua sampai tiga minggu, berbeda dengan efek ansiolitik

benzodiazepine yang hampir segera terlihat.

Golongan benzodiazepine sebagai obat anti-anxietas mempunyai

ratio terapeutik lebih tinggi dan lebih kurang menimbulkan adiksi dengan

toksisitas yang rendah, dibandingkan meprobamate atau Phenobarbital.

31

Page 33: Psikiatri

Disamping itu Phenobarbital menginduksi ensim mikrosomal di hepar

sedangkan golongan benzodiazepine tidak. Golongan benzodiazephine =

“drug of choice” dari semua obat yang memiliki efek anti anxietas, disebabkan

spesifitas, potensi, dan keamanannya. Spektrum klinis Benzodiazepine

meliputi efek anti anxietas, antikonvulsa, anti-insomnia, premedikasi tindakan

operatif. Clobazam yang merupakan salah satu dari golongan Benzodiazepin

memiliki dosis anti-anxietas dan anti-insomnia berjauhan (dose related, lebih

efektif sebagai anti-anxietas. Clobazam juga psychomotor performancenya

paling kurang terpengaruh, sehingga sesuai untuk pasien dewasa dan usia

lanjut yang ingin tetap aktif. Waktu paruh clobazampun panjang sehingga

sangat minimal dalam menimbulkan gejala putus obat.

5. Prognosis

Teori Fakta

Gangguan cemas menyeluruh

merupakan suatu keadaan kronis yang

mungkin berlangsung seumur hidup.

Sebanyak 25% penderita akhirnya

mengalami gangguan panic, juga

dapat mengalami gangguan depresi

mayor

Bonam

Prognosis pada pasien ini bonam jika pasien meminum obatnya

secara teratur dan berusaha melupakan kejadian saat ia duduk dibangku SMA.

Sebab beberapa data menyatakan bahwa peristiwa kehidupan adalah

berhubungan onset ganngguan kecemasan umum; terjadinya beberapa

peristiwa kehidupan yang negative secara jelas meningkatkan kemungkinan

akan terjadinya gangguan. Sehingga meskipun pada akhirnya gangguan

kecemasan umum adalah suatu keadaan kronis yang mungkin seumur hidup

tetapi tidak sampai mengalami gangguan panic dan ganggguan depresif berat.

BAB III

PENUTUP

32

Page 34: Psikiatri

Kesimpulan

Anxietas merupakan pengalaman yang bersifat subjektif,tidak

menyenangkan. tidak menentu, menakutkan dan mengkhawatirkan akan adanya

kemungkuna bahaya atau ancaman bahaya, dan seringkali disertai oleh gejala-

gejala atau reaksi fisik tertentu akibat peningkatan aktifitas otonomik.

Menurut DSM-IV yang dimaksud gangguan cemas menyeluruh adalah suatu

keadaan ketakutan atau kecemasan yang berlebih-lebihan, dan menetap sekurang

kurangnya selama enam bulan mengenai sejumlah kejadian atau aktivitas disertai

oleh berbagai gejala somatik yang menyebabkan gangguan bermakna pada fungsi

sosial, pekerjaan, dan fungsi - fungsi lainnya Sedangkan menurut ICD-10

gangguan ini merupakan bentuk kecemasan yang sifatnya menyeluruh dan

menatap selama beberapa minggu atau bulan yang ditandai oleh adanya

kecemasan tentang masa depan, ketegangan motorik, dan aktivitas otonomik yang

berlebihan.

DAFTAR PUSTAKA

33

Page 35: Psikiatri

Willy F.Maramis. 2004. Catatan Ilmu Kedokteran Jiwa. Surabaya : Airlangga University Press.

Maslim, R. 2003. Buku Saku Diagnosis Gangguan Jiwa , Rujukan Ringkas dari PPDGJ-III. Jakarta : PT Nuh Jaya.

Maslim, R. 2002. Panduan Praktis Penggunaan Klinis Obat Psikotropik Edisi Ketiga. Jakarta : PT Nuh Jaya.

34