Psi Postmo

9
UJIAN TENGAH SEMESTER Diajukan untuk Memenuhi Tugas Ujian Tengah Semester pada Mata Kuliah Psikologi dan Postmodernisme Dosen Pengampu : Prof. DR. M. S. Barliana, MPd, MT. Disusun Oleh : R. Septriskalia K. 1202270 DEPARTEMEN PSIKOLOGI

description

hasil uts psikologi postmodernisme

Transcript of Psi Postmo

Page 1: Psi Postmo

UJIAN TENGAH SEMESTER

Diajukan untuk Memenuhi Tugas Ujian Tengah Semester pada Mata Kuliah

Psikologi dan Postmodernisme

Dosen Pengampu :

Prof. DR. M. S. Barliana, MPd, MT.

Disusun Oleh :

R. Septriskalia K.

1202270

DEPARTEMEN PSIKOLOGI

FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA

2015

Page 2: Psi Postmo

1. Tokoh postmodernisme: Michel Foucault

Michel Foucault adalah seorang filsuf yang berasal dari

Prancis. Minatnya pada sejarah dan filsafat membuat ia

bertentangan dengan ayahnya yang sebagai dokter bedah. Saat

bersekolah di Ecole Normale Superiure, Foucault menunjukan

perilaku aneh yang tidak bisa di mengerti oleh guru-gurunya

sehingga ayah foucault membawanya pada psikiater. Saat itu lah Faucaoult mulai

mendalami psikologi dan psikologi patologi karena filsafat terlalu abstrak dan naif

dalam kebenarannya.

Foucault berhasil menemukan irisan antara relasi manusia, pengetahuan

dan kuasa. Menurutnya, pengetahuan yang dimiliki manusia dibatasi oleh

lingkungan di sekitarnya dan kebenaran akan sesuatu selalu berubah sepangjang

sejarah. Untuk merumuskan akan suatu kebenaran, maka Foucault menggunakan

analisis strukturalisme, dimana analis ini menuntun ia untuk membuka sebuah

teori, pertama kebenaran dan rasionalitas tidak bisa ditemukan dalam makna itu

sendiri dan selalu ada relasinya dengan makna yang lain. Misalnya ketika

seseorang ingin memahami kepribadian seseorang, maka kita juga harus

mehamami semua proses mental dari orang tersebut seperti motivasi, emosi,

kognitifnya dan lainnya serta kita juga harus memahami lingkungannya. Kedua,

pemikiran foucault yang lain adalah dimana seseorang subjek tidak memiliki

kekuatan atau mati. Foucault mengemukakan bahwa sebenarnya subjek

merupakan ciptaan dari sebuah sistem berpikir, dimana kita berpikir maka kita

ada. Sistem tersebut adalah sistem sosial, politik dan budaya.

Hampir semua uraiannya adalah mengenai kekuasaan (Afandi, 2011).

Kekuasaan merupakan dimensi dari relasi dimana kekuasaan menyusun sebuah

aturan dan hubungan-hubungan dari dalam yang menyebabkan ‘sesuatu’ terjadi.

Sebuah kehendak atau kebenaran adalah ungkapan lain dari kekuasaan. Disini,

terdapat korelasi antara kebenaran ilmu pengetahuan dan keinginan untuk

berkuasa, seperti misalnya sebuah ilmu pengetahuan berusaha menguasai dan

menyingkirkan ilmu pengetahuan yang lain.

1

Page 3: Psi Postmo

Hal yang ingin ditunjukkan oleh Foucault adalah bahwa sebenarnya kita

tercipta dan merupakan bagian dari mekanisme kekuasaan. Meskipun kekuasaan

itu baik, yaitu demi kepentingan orang lain, tetapi banyak orang yang tidak

menyadari akan kekuasaan baik ini dan berakhir menjadi sebuah suatu sistem

yang menindas dan menyeragamkan.

2. Implikasi dari tokoh Michel Foucault terhadap psikologi, baik langsung

maupun tidak langsung

Seusai dengan ulasan Foucault mengenai kekuasaan, ilmu psikologi juga

merupakan ilmu pengetahuan yang berusaha menguasai ilmu lainnya. Misalnya,

mengapa ada orang gila dan tidak. Orang-orang yang dicap gila membutuhkan

ilmu psikologi/psikiater untuk menyembuhkannya. Padahal biasanya ide yang

briliant atauu kreatifitas tinggi muncul dari orang-orang yang di cap gila oleh

masyarakat karena berbeda pemikiran dengan mereka. Namun, saat ini, kegilaan

didefinisikan sebagai apa yang terjadi pada penjahat, gelandangan dan lainnya lalu

mereka beruha menyingkirkan orang gila itu dengan cara dimasukkan ke rumah

sakit jiwa, penjara, atau lembaga sosial yang lain.

Disini kita bisa melihat bahwa seseorang yang sakit mental dalam satu

kebudayaan diciptakan atas kekuasaan seseorang. Penanganan kegilaan

merupakan bentuk dari aplikasi seseorang atas kekuasaan untuk menyingkirkan

orang lain.

3. Perbedaan psinsip psikologi modern dan psikologi postmodern

Psikologi Modern Psikologi Postmodern

- Mengacu pada Grand Theory

- Semua fenomena psikologis atau

permasalahan psikologis harus

diselesaikan berdasarkan teori-

- Bersifat praktis

- Langsung pada fenoma yang ada

- Tidak menggunakan teori tunggal

yang digeneralisasikan pada

2

Page 4: Psi Postmo

teori inti.

- Riset empiris mengacu pada

penelitian yang menggunakan

dimensi teori utama

- Implikasi berupa teori kemudian

dipraktekan

setiap fenomena

- Riset empiris berupa konstruk

atas psikolog melalui percakapan

dengan klien yang memunculkan

pencerahan pemecahan masalah

- Implikasi Berupa terapi

4. Isu-isu yang dikaji melalu psikologi modern dan psikologi postmodern

b. Andi datang dari keluarga yang harmonis. Ayah Ibunya berhasil dalam

karier dan kaya secara materi. Andi anak bungsu dari empat bersaudara.

Semua kakaknya perempuan. Menginjak dewasa, orientasi seksualnya

mulai terlihat, bahwa ia lebih menyukai sesama jenis (laki-laki). Bahkan

kemudian dia masuk menjadi anggota GAYa NUSANTARA, sebuah

organisasi kaum homoseksual.

Pandangan Psikologi Postmodern

Dari sudut pandang psikologi postmodern, Andi bebas memilih

orientasi seksualnya tanpa ada paksaan dari pihak manapun.

Orientasi seksual sesama jenis tidak membuat Andi disebut bukan

manusia. Postmodern memandang gay bukan sesuatu yang salah

dan harus dibenarkan orietasi seksualnya seperti manusia normal

lainnya. Selama Andi nyaman dan bisa beraktualisasi diri dengan

bisa bergabung dengan komunitas yang memiliki persamaan

dengan dia, maka orientasi seksual sesama jenis itu tidak salah.

Meskipun keluarga Andi tergolong keluarga yang harmonis, Hal itu

tidak membuat perilaku Andi dikatakan menyimpang

Pandangan Psikologi Modern

Sedangkan menurut psikologi modern, Andi dikatakan sebagai

abnormal. Artinya Andi menyimpang dari perilaku normal manusia

lainnya. Homoseksual sebenernya resmi menjadi salah satu bentuk

penyimpangan perilaku manusia. Namun saat ini homoseksual

3

Page 5: Psi Postmo

telah dihapus dari pernyataan menyimpang itu. Pada saat remaja,

Andi mengalami krisis identitas dan mungkin lebih banyak bergaul

dengan kakak-kakanya, sehingga apa yang tertanam selama remaja

itu berdampak ketika Andi menginjak dewasa. Pola pengasuhan

yang dilakukan orang tuanya juga ada kemungkinan yang membuat

Andi menjadi seorang homoseksual. Orang tua yang selalu bekerja

dan kurang memperhatikan anaknya merupakan salah satu

kemunculan perilaku menyimpang dari Andi.

d. Di Cianjur, seorang “penyembuh” membuka praktek pengobatan yang

unik. Pasien dimasukkan ke dalam drum yang berisi penuh air, dan

kemudian drum tersebut dipanaskan di atas api yang menyala-nyala.

Pandangan Psikologi Postmodern

Dari sudut pandang postmodernisme, Hal yang dilakukan oleh

“penyembuh” dalam mengobati pasiennya bisa diterima selama

pengobatan dengan cara direbus itu bisa menyembuhkan pasien.

Meskipun dalam teori konseptual dimana ketika manusia yang

direbus di dalam air panas akan melepuh, metode ini tetap bisa

digunakan selama memberikan manfaat dan dampak yang berarti.

Pengobatan dengan menggunakan metode seperti ini bisa diterima

oleh pandangan psikologi postmodern.

Pandangan Psikologi Modern

Sedangkan dari sudut pandang modernisme, cara seperti ini jelas

diharamkan. Karena sebelum melakukan prosedur penyembuhan

seperti ini, harus dilakukan dulu penelitian atau data-data mengenai

metode ini. Dalam ilmu kedokteran, atau ketika kita mengacu pada

teori tunggal yang menjadi landasan oleh modernisme, praktik

seperti ini jelas tidak ada dalam kamusnya. Semua metode

penyembuhan harus berdasarkan text book dimana segala

penyembuhan penyakit harus melalui prosedur medis.

4

Page 6: Psi Postmo

DAFTAR PUSTAKA

Afandi, A. K. (2011). Konsep Kekuasaan Michel Foucault. Teosofi: Jurnal

Tasawuf dan Pemikiran Islam, Vol. 01, No. 02, 132-149.

Fansuri, H. (2012). Globalisasi, Postmodernisme, dan Tantangan Kekinian

Sosiologi Indonesia. Jurnal Sosiologi Islam, Vol. 02, No. 01, 25-39.

Zainy, S. (2004). Pemikiran Seks Michel Foucault. 51-72.

Zuhri, H. (2014). Membaca (nalar Posmo) Michel Foucault. Karya Ilmiah.

5