Psg

24

Click here to load reader

Transcript of Psg

Page 1: Psg

PSG - FOOD WEIGHING

Laporan Praktikum Tanggal Mulai : 16 November 2011Mata Kuliah Penilaian Status Gizi Tanggal Selesai: 16 November 2011

PENILAIAN KONSUMSI PANGAN INDIVIDUDENGAN METODE FOOD WEIGHING

Oleh :

Dwi Nuraini I14104038

Asisten:

Nunung Cipta Dainy, SP, MsiDudung Angkasa, S.Gz

Penanggung Jawab Mata Kuliah:

Prof. Dr. Clara M. Kusharto, MSc

DEPARTEMEN GIZI MASYARAKAT

Page 2: Psg

FAKULTAS EKOLOGI MANUSIAINSTITUT PERTANIAN BOGOR

2011

PENDAHULUANLatar Belakang

Kebiasaan makan adalah cara-cara individu atau kelompok individu

dalam memilih, mengkonsumsi, dan menggunakan makanan yang

tersedia yang didasarkan kepada faktor-faktor sosial dan budaya dimana

ia hidup. Kebiasaan makan sangat dipengaruhi gaya hidup. Faktor-faktor

yang merupakan input bagi terbentuknya gaya hidup keluarga adalah

penghasilan, pendidikan, lingkungan hidup kota atau desa, susunan

keluarga, pekerjaan, suku bangsa, kepercayaan dan agama, pendapat

tentang kesehatan, pendidikan gizi, produksi pangan dan ditribusi, serta

sosial politik (Almatsier, 2003).

Penilaian status gizi merupakan proses pemeriksaan keadaan gizi

seseorang dengan cara mengumpulkan data penting, baik yang bersifat

objektif maupun subjektif, yang kemudian dibandingkan dengan baku

yang telah tersedia. Penilaian status gizi ada dua macam, yaitu penilaian

status gizi secara langsung dan penilaian status gizi secara tidak

langsung. Penilaian status gizi secara langsung dapat dibagi menjadi

empat penilaian, yaitu antropometri, klinis, biokimia, dan biofisik. Penilaian

secara tidak langsung meliputi: survei konsumsi makanan, statistik vital,

dan faktor ekologi (Supariasa 2001).

Pengukuran dapat dilakukan secara tidak langsung, yaitu dengan

wawancara terhadap kegiatan-kegiatan yang telah dilakukan beberapa

jam, hari,atau bulan yang lalu (recall). Pengukuran juga dapat dilakukan

secara langsung, yakni dengan mengobservasi tindakan atau kegiatan

responden (Notoatmodjo, 2005).

Tujuan

Tujuan dari pembuatan laporan ini adalah untuk menilai konsumsi

pangan tingkat individu dengan metode food weighing dan untuk

mengetahui kebutuhan gizi pada individu.

Page 3: Psg

TINJAUAN PUSTAKA

Food Weighing

Food weighing adalah salah satu metode penimbangan makanan.

Pada metode penimbangan makanan ini responden atau petugas

menimbang dan mencatat seluruh makanan yang dikonsumsi responden

selama satu hari. Food weighing mempunyai ketelitian yang lebih tinggi

dibanding metode-metode lain karena banyaknya makanan yang

dikonsumsi sehari-hari diketahui dengan cara menimbang (Mey 2010).

Pada proses food weighing, semua makanan yang akan

dikonsumsi pada waktu makan pagi, siang, dan malam serta makanan

selingan antara dua waktu makan ditimbang dalam keadaan mentah (AP),

juga ditimbang dan dicatat makanan segar yang siap santap serta

makanan pemberian. Setiap selesai makan ditimbang semua makanan

yang tidak dimakan, yang meliputi makanan sisa dalam piring, sisa

makanan yang masih dapat dilakukan untuk waktu makan selanjutnya,

yang diberikan pada ternak dan yang diberikan pada orang lain. Makanan

yang dibawa ke luar rumah oleh anggota keluarga misalnya untuk bekal

sekolah dan yang dimakan oleh tamu juga ditimbang dan dicatat untuk

menghitung konsumsi aktual (Kusharto & Sa’diyah 2008).

Pola Konsumsi

Pola konsumsi pangan adalah berbagai informasi yang

memberikan gambaran mengenai jenis, frekuensi dan jumlah bahan

pangan yang dimakan tiap hari oleh satu orang atau merupakan ciri khas

untuk sesuatu kelompok masyarakat tertentu (Santoso 2004).

Pangan merupakan kebutuhan mendasar bagi hidup manusia.

Pangan yang dikonsumsi beragam jenis dengan berbagai cara

pengolahanya. Di masyarakat dikenal pola pangan atau kebiasaan makan

yang ada pada masyarakat dimana seseorang anak hidup. Keadaan

kesehatan tergantung dari tingkat konsumsi. Tingkat konsumsi ditentukan

Page 4: Psg

oleh kualitas serta kuantitas hidangan. Kuantitas hidangan menunjukan

adanya semua zat gizi yang diperlukan tubuh di dalam susunan hidangan

dan perbandingannya yang satu terhadap yang lain. Kuantitas

menunjukan jumlah masing-masing zat gizi terhadap kebutuhan tubuh.

Jika susunan hidangan memenuhi kebutuhan tubuh, baik dari sudut

kualitas maupun kuantitasnya, maka tubuh akan mendapat kondisi

kesehatan gizi yang sebaik-baiknya. Konsumsi yang menghasilkan

kesehatan gizi yang sebaik-baiknya disebut konsumsi adekuat. Bila

konsumsi baik kuantitasnya dan dalam jumlahnya melebihi kebutuhan

tubuh dinamakan konsumsi berlebih, maka akan terjadi suatu keadaan

gizi lebih (Sediaoetama 2006).

Konsumsi Pangan dan Kecukupan Gizi

Konsumsi pangan merupakan banyaknya atau jumlah pangan,

secara tunggal maupun beragam, yang dikonsumsi seseorang atau

sekelompok orang yang bertujuan untuk memenuhi kebutuhan fisiologis,

psikologis dan sosiologis. Konsumsi pangan merupakan faktor utama

untuk memenuhi kebutuhan gizi yang selanjutnya bertindak menyediakan

energi bagi tubuh, mengatur proses metabolisme, memperbaiki jaringan

tubuh serta untuk pertumbuhan (Harper et al 1986). Faktor-faktor yang

sangat mempengaruhi konsumsi pangan adalah jenis, jumlah produksi

dan ketersediaan pangan. Untuk tingkat konsumsi (Sedioetama 1996),

lebih banyak ditentukan oleh kualitas dan kuantitas pangan yang

dikonsumsi. Kualitas pangan mencerminkan adanya zat gizi yang

dibutuhkan oleh tubuh yang terdapat dalam bahan pangan, sedangkan

kuantitas pangan mencerminkan jumlah setiap gizi dalam suatu bahan

pangan.

Kecukupan gizi adalah rata-rata asupan gizi harian yang cukup

untuk memenuhi kebutuhan gizi bagi hampir semua (97,5%) orang sehat

dalam kelompok umur, jenis kelamin dan fisiologis tertentu. Nilai asupan

harian zat gizi yang diperkirakan dapat memenuhi kebutuhan gizi

mencakup 50% orang sehat dalam kelompok umur, jenis kelamin dan

fisiologis tertentu disebut dengan kebutuhan gizi (Hardinsyah dan

Page 5: Psg

Tampubolon 2004). Kecukupan energi dipengaruhi oleh beberapa faktor

yaitu umur, jenis kelamin, ukuran tubuh, status fisiologis, kegiatan, efek

termik, iklim dan adaptasi. Untuk kecukupan protein dipengaruhi oleh

faktor-faktor umur, jenis kelamin, ukuran tubuh, status fisiologi, kualitas

protein, tingkat konsumsi energi dan adaptasi (Hardinsyah dan

Tampubolon 2004).

Perencanaan pemenuhan kebutuhan dan kecukupan zat gizi perlu

untuk dilakukan agar kecukupan dan kebutuhan zat gizi dapat terpenuhi

secara optimal. Perencanaan pemenuhan kecukupan zat gizi dapat

dilakukan melalui beberapa langkah, di antaranya adalah dengan

menentukan kebutuhan zat-zat gizi masing-masing individu,

memperhatikan zat gizi pada bahan pangan yang akan dikonsumsi, serta

upaya pemenuhan menu sesuai dengan pedoman umum gizi seimbang

(Azwar 2004).

METODOLOGI

Waktu dan Tempat

Praktikum ini dilaksanakan pada hari Rabu, 16 November 2011 pukul

13.00-16.30 WIB. Bertempat di Laboratorium Kulinari Lantai 2

Departemen Gizi Masyarakat, Fakultas Ekologi Manusia, Institut Pertanian

Bogor.

Alat dan Bahan

Alat yang digunakan pada praktikum ini yaitu panci, wajan, kompor,

sodet, ulekan, spatula, talenan, timbangan. Bahan yang digunakan yaitu

Beras, gurame, tahu, udang, kulit pangsit, kangkung, melon, baby corn,

telur, tepung meizena, tepung terigubumbu masak.

Prosedur Percobaan

Bahan dari masing-masing menu yang telah ditentukan dipersiapkan↓

Ditimbang semua bahan makanan↓

Dicatat untuk mendapatkan berat kotor↓

Page 6: Psg

Dikupas bahan makanan atau dipisahkan dari bagian-bagian yang tidak dapat dikonsumsi

↓Dicatat untuk mendapatkan berat yang dapat dikonsumsi

↓Dimasak bahan makanan sesuai prosedur yang berlaku

↓Ditimbang berat matang dan dicatat hasil penimbangan

↓Makanan diambil setiap anggota keluarga sesuai porsi

↓Ditimbang berat per porsi

↓Dicatat hasil penimbangan

↓Ditimbang jika ada makanan sisa

↓Dicatat hasil penimbangan

↓Data diolah untuk menilai konsumsi pangan

Gambar 1 Prosedur kerja praktikum food weighing

HASIL DAN PEMBAHASAN

Pengukuran dapat dilakukan secara tidak langsung, yaitu dengan

wawancara terhadap kegiatan-kegiatan yang telah dilakukan beberapa

jam, hari,atau bulan yang lalu (recall). Pengukuran juga dapat dilakukan

secara langsung, yakni dengan mengobservasi tindakan atau kegiatan

responden (Notoatmodjo, 2005). Penilaian status gizi merupakan proses

pemeriksaan keadaan gizi seseorang dengan cara mengumpulkan data

penting, baik yang bersifat objektif maupun subjektif, yang kemudian

dibandingkan dengan baku yang telah tersedia. Penilaian status gizi ada

dua macam, yaitu penilaian status gizi secara langsung dan penilaian

status gizi secara tidak langsung (Supariasa 2001).

Pola konsumsi pangan adalah berbagai informasi yang

memberikan gambaran mengenai jenis, frekuensi dan jumlah bahan

Page 7: Psg

pangan yang dimakan tiap hari oleh satu orang atau merupakan ciri khas

untuk sesuatu kelompok masyarakat tertentu (Santoso 2004). Tingkat

konsumsi ditentukan oleh kualitas serta kuantitas hidangan. Kuantitas

hidangan menunjukan adanya semua zat gizi yang diperlukan tubuh di

dalam susunan hidangan dan perbandingannya yang satu terhadap yang

lain. Kuantitas menunjukan jumlah masing-masing zat gizi terhadap

kebutuhan tubuh (Sediaoetama 2006).

Praktikum penilaian status gizi dilakukan kegiatan recall dengan

pengukuran yang dilakukan secara langsung oleh tiap individu pada menu

yang dikonsumsi. Berdasarkan menu yang dikonsumsi oleh individu akan

diketahui pola konsumsi dan tingkat konsumsi individu tersebut. Tingkat

konsumsi perkapita perhari perindividu dapat dilihat pada Tabel 1.

Tabel 1 Tingkat Konsumsi Perkapita perhari dari satu keluarga contoh distribusi pangan

NO jenis panganBerat (gr)

Energi (Kal)

Protein (gr)

Fe (mg)

Vit.A (RE)

1 Beras 78 355 6.7 0.8 0.02 Gurame 24 27 4.1 0.2 3.63 Telur 5 8 0.6 0.2 45.04 Udang 4 4 0.8 0.3 2.45 Bakso 6 22 1.4 0.4 0.66 Sosis 5 22 0.8 0.1 0.07 Kangkung 29 8 0.1 0.7 87.88 Jagung Semi 11 4 0.2 0.1 22.09 tahu 23 16 1.8 0.2 0.0

10 melon 25 10 0.2 0.1 8.311 nanas 4 2 0.0 0.0 5.212 saus tomat 2 1 0.0 0.0 2.613 terigu 3 11 0.3 0.2 3.614 bawang merah 3 2 0.0 0.0 0.0

Tabel 1 Tingkat Konsumsi Perkapita perhari dari satu keluarga contoh distribusi pangan (lanjutan)

NO jenis panganBerat (gr)

Energi (Kal)

Protein (gr)

Fe (mg)

Vit.A (RE)

15 bawang putih 2 2 0.0 0.0 0.016 bawang bombay 1 3 0.0 0.0 0.017 daun bawang 2 2 0.0 0.0 0.018 Minyak 7 62 0.0 0.0 0.019 gula 2 8 0.0 0.0 0.020 cabe merah 2 1 0.0 0.0 0.021 kerupuk udang 11 39 1.9 0.2 5.5

Total 521 18.6 3.3 183Konsumsi/Kap(Total/PCCU) 1579 56.4 10.0 554.5

Kecukupan/Kap [.] 2046 44.5 26.0 500.0Tingkat kecukupan (%RDA) 77 127 38.5 110.9

Page 8: Psg

Berdasarkan tabel 1, dapat dilihat tingkat konsumsi yang diperlukan

tubuh di dalam susunan hidangan dan perbandingannya yang satu

terhadap yang lain. Berdasarkan table diatas, diperoleh angka tingkat

konsumsi dan kecukupan individu terhadap beberapa zat gizi dalam satu

kali waktu makan. Menu yang disajikan pada praktikum kali ini yaitu nasi,

fillet gurame saus nanas , pangsit tahu, tumis kangkung pedas, melon dan

es serut melon untuk frekuensi makan siang. Adapun zat-zat gizi yang

dihitung pada praktikum kali ini antara lain energi, protein, zat besi (Fe)

dan vitamin A.

Tingkat kecukupan energi dan vitamin A yang diperoleh cukup

normal secara berurutan, yaitu 35,97% dan 110.9%. Sedangkan tingkat

kecukupan protein dan Fe melebihi batas normal, yaitu secara berurutan

127% dan 38.5%. sehingga dapat dihitung angka kecukupan berdasarkan

berat dan umur yang dapat dilihat pada Tabel 2.

Tabel 2 Angka kecukupan berdasarkan berat dan umurEnergi Protein Fe Vit A

* ** * ** * ** * **

1Dwi

Nuraini56 22 0.33

2046

675.244.5

14.7

26

8.58

500

165

Total 0.33 675.214.7

8.58 165

Kecukupan/ Kap (total/PCCU) 204644.5

26500

Keterangan:* : Angka kecukupan berdasarkan berat dan umur** : Angka kecukupan berdasarkan berat dan umur yang telah dikali PCCU.

Berdasarkan Tabel 2, diperoleh perhitungan angka kecukupan erdasarkan berat

dan umur dilihat dari energi, protein, Fe dan vitamin A pada tiap individu dengan berat

badan aktual individu. Kemudian dibagi berat badan acuan dan dikali tingkat konsumsi

acuan pada tabel angka kecukupan gizi rata-rata per-orang per-hari (WNPG 2004).

Sehingga secara total diperoleh nilai rata-rata secara berurut yaitu energi sebesar 2046

kal, protein sebesar 44.5 gram, Fe sebesar 26.0 mg dan vitamin A sebesar 500 RE dalam

satu kali makan.

Angka kecukupan rata-rata protein per hari untuk pria usia 19-29

tahun adalah 60 g sedangkan wanita sebesar 50 g. Hasil kecukupan

protein yang didapat pada Tabel 4 sebesar 44.5 g dan termasuk dalam

kategori kecukupan protein telah tercukupi.

Page 9: Psg

LAMPIRAN

Lampiran 1 Food weghing individu, individual food record

Tabel 3 Food weghing individu, individual food record

MenuJenis Makanan Deskripsi

Berat Berat makanan

bersih setiap penyajian

(gram)

Berat makanan dalam panci + tutup (gram)

AP(gram)

EP(gram)

Nasi Beras Putih Giling 1000 1000 1206 1306

Fillet Gurame

saus nanas

Fillet ikan guramebersih, tidak

berlendir 600 550

1364,00 1864,00

Tepung terigu tidak tengik 100

Telur 120 108

Minyak 150 120

Bawang bombay 50 45

Bawang putih 20 18

Daun bawang 15 10

Cabai hijau 15 12

Cabai merah 20 18

Gula pasir 10

Garam 5

Saus tomat 250

Nanas

Bersih, matang,tidak

busuk 153 100

Tumis kangkung

pedas

Kangkungbersih,

berwarna hijau segar

1190 700

1717,50 2217,50

Jagung semi bersih,segar 300 300

Bawang putih 18,8 10

Bawang merah 45 40

Cabai merah 66 60

Bakso 170

Sosis 120

Gula pasir 5

Garam 2,5

Minyak 12 10Pangsit Tahu

Tahu

warna putih,tidak berbau dan

tidak berlendir 1250

1116,11 1616,11

Udang 290 200

Kulit Pangsit 250

Bawang merah 30 28

Bawang putih 20 18Daun bawang 15 12

Page 10: Psg

Telur 120 108

Minyak 200 133

Gula pasir 5

Garam 5

Melon potongan

MelonBerwarna hijau

segar,tidak busuk

1752 1200 1200 1500

Es Serut Melon

Melon 625,8 4202140 2176

Biji Selasih 120

Es Sirup 100

Tabel 3 Food weghing individu, individual food record (Lanjutan)

Menu Jenis MakananDeskripsi

Berat Berat makanan

bersih setiap penyajian

(gram)

Berat makanan dalam panci +

tutup (gramAP(gram)

EP(gram)

Kerupuk Udang

Kerupuk Udang 180 170198 398

Minyak Tidak tengik 100 28

Tabel 4 Menu Makan SiangMenu Makan siang individu (gram)

NasiFillet Gurame saus NanasPangsit TahuTumis Kangkung PedasKerupukEs Serut Melon

19736385714

100

Lampiran 2 Komposisi, % distribusi, % distribusi konsumsi, dan intik mentah hidanganNasi

I.       Intik 197 gr (100% distribusi )

II.      Intik Mentah (beras) 197 X 0.5 = 98.5 gram

III.    Nilai Gizi Nasi

Tabel 5 Kandungan gizi nasi

Intik (gr)

Energi (kal)

Protein (gr)

Lemak (gr)

KH (gr)

Ca (mg

)

Fe (mg

)

Vit. A

(RE)

Thiamin (mg)

Roboflavin (mg)

Niasin

(mg)

Vit.C

(mg)

98.5 355 6.7 0.7 77.7 5.9 0.8 0.0 0.0 0.0 0.3 0.0

Fillet Gurame Saus Nanas

I. Komposisi

Bahan Berat (gr)Fillet ikan gurame 550

Page 11: Psg

Tepung terigu 100Telur 108Minyak 120Bawang bombay 45Bawang putih 18Daun bawang 10Cabai hijau 12Cabai merah 18Gula pasir 10Garam 5Saus tomat 250Nanas 100

total 1246II. % Distribusi

550 : 1246 = 0.40 (44%)100 : 1246 = 0.08 (8%)108 : 1246 = 0.09 (9%)120 : 1246 = 0.09 (9%)45 : 1246 = 0.04 (3.6%)18 : 1246 = 0.01 (1.4%)10 : 1246 = 0.01 (0.8%)12 : 1246 = 0.01 (0.9%)18 : 1246 = 0.01 (1.4%)10 : 1246 = 0.01 (0.8%)

5 : 1246= 0.004 (0.4%)

250 : 1246 = 0.20 (20%)100: 1246 = 0.1 (10%)

Total 0.964 (100%)

III.% Distribusi Konsumsi % Berat (gr) Berat (gr)

44% 36 168% 36 39% 36 39% 36 3

3.6% 36 11.4% 36 10.8% 36 10.9% 36 11.4% 36 10.8% 36 10.4% 36 12.0% 36 210% 36 4

Total 38

IV.    Intake mentahBahan Berat (gr)

Page 12: Psg

Fillet ikan gurame (16 x 1.5) 24

Tepung terigu 3

Telur 3

Minyak 3

Bawang bombay 1

Bawang putih 1

Daun bawang 1

Cabai hijau 1

Cabai merah 1

Gula pasir 1

Garam 1

Saus tomat 2

Nanas 4

V.     Nilai zat gizi Fillet Gurame Saus Nanas Tabel 6 Kandungan gizi hidangan fillet gurame saus nanas

Bhn

Brt (gr)

Kandungan Gizi

E (kal)

P(gr)

L (gr)

KH (gr)

Ca (mg)

Fe (mg)

Vit. A (RE)

Thiamin (mg)

Roboflavin

(mg)

Niasin (mg)

Vit.C (mg)

Gurame

24 27 4.1 1.1 0.0 4.8 0.2 3.6 0.0 0.0 2.1 0.0

Telur 3 5 0.4 0.3 0.0 1.6 0.1 27.0 0.0 0.0 0.0 0.0

tp terigu

3 11 0.3 0.0 2.3 0.5 0.0 0.0 0.0 0.0 0.1 0.0

bw bombay

1 3 0.0 0.0 0.0 0.0 0.0 0.0 0.0 0.0 0.0 0.0

bw putih

1 1 0.0 0.0 0.2 0.4 0.0 0.0 0.0 0.0 0.0 0.1

nanas

4 2 0.0 0.0 0.5 0.6 0.0 5.2 0.0 0.0 0.1 0.9

saos tomat

2 1 0.0 0.0 0.1 0.2 0.0 2.6 0.0 0.0 0.1 0.6

garam

1 0 0.0 0.0 0.0 0.0 0.0 0.0 0.0 0.0 0.0 0.0

gula 1 4 0.0 0.0 1.0 0.0 0.0 0.0 0.0 0.0 0.0 0.0

daun bwg

1 0 0.0 0.0 0.1 0.2 0.0 0.0 0.0 0.0 0.0 0.1

minyak

3 26 0.0 3.0 0.0 0.0 0.0 0.0 0.0 0.0 0.0 0.0

Total 49 4.4 4.1 4.2 6.7 0.2 11.4 0.0 0.0 2.4 1.7

Page 13: Psg

Pangsit TahuI.       Komposisi

Bahan Berat (gr)Tahu 1250

Udang 200Kulit Pangsit 250

Bawang merah 28Bawang putih 18Daun bawang 12

Telur 108Minyak 133

Gula Pasir 5Garam 5Total 1999

II.      % Distribusi 1250 : 1999 = 0.6 60%200 : 1999 = 0.1 10%250 : 1999 = 0.1 10%28 : 1999 = 0.01 1%18 : 1999 = 0.01 1%12 : 1999 = 0.01 1%108 : 1999 = 0.05 5%133 : 1999 = 0.07 7% 5 : 1999 = 0.0 0% +

total 1.99 95%

III.    % Distribusi konsumsi % Berat (gr) Berat (gr)

60% 38 2310% 38 410% 38 41% 38 11% 38 11% 38 15% 38 27% 38 3

Total 39

IV.    Intik mentah (EP)Bahan Berat (gr)

Tahu (23 x 1.3) 30

Udang 4

Kulit Pangsit 4

Bawang merah 1Bawang putih 1

Page 14: Psg

Daun bawang 1Telur 2Minyak 3

V.     Nilai gizi Pangsit Tahu Tabel 7 Kandungan gizi hidangan pangsit tahu

Bhn

Brt (gr)

Kandungan Gizi

E (kal)

P(gr)

L (gr)

KH (gr)

Ca (mg)

Fe (mg)

Vit. A (RE)

Thiamin (mg)

Roboflavin (mg)

Niasin (mg)

Vit.C

(mg)

Tahu

23 16 1.8 1.1 0.4 28.5 0.2 0.0 0.0 0.0 0.0 0.0

Udang

4 4 0.8 0.0 0.0 5.4 0.3 2.4 0.0 0.1 0.0 0.0

Bawang merah

1 1 0.0 0.0 0.0 0.7 0.0 0.0 0.0 0.0 0.0 0.0

Bawang putih

1 1 0.0 0.0 0.0 0.0 0.0 0.0 0.0 0.0 0.0 0.0

Daun bawang

1 1 0.0 0.0 0.0 0.1 0.0 0.0 0.0 0.0 0.0 0.0

Telur

2 3 0.2 0.2 0.0 1.0 0.1 18.0 0.0 0.0 0.5 0.0

Minyak

3 27 0.0 3.0 0.0 0.0 0.0 0.0 0.0 0.0 0.0 0.9

Total 52 2.9 4.3 0.7 36.8 0.7 23.1 0.0 0.1 0.5 1.3

Tumis Kangkung Pedas

I.       Komposisi Bahan Berat (gr)

Kangkung 700Jagung semi 300Bawang putih 10

Bawang merah 40Cabai merah 60

Bakso 170Sosis 120

Gula pasir 5Garam 2,5

Page 15: Psg

Minyak 10Total 1418

II.      % Distribusi 700 : 1418 = 0.5 50%300 : 1418 = 0.2 20%10 : 1418 = 0.01 1%40 : 1418 = 0.03 3%60 : 1418 = 0.04 4%

170 : 1418 = 0.1 10%

120 : 1418 = 0.08 8%

5 :1418 = 0.001 0% +

10 : 1418 = 0.01 1%

Total 0.971 97%

III.    % Distribusi konsumsi % Berat (gr) Berat (gr)

50% 57 2920% 57 111% 57 03% 57 24% 57 2

10% 57 68% 57 5 0% 57 01% 57 1

Total 56

IV.    Intik mentah (EP)Bahan Berat (gr)

Kangkung (29 x 1.0) 29Jagung semi (11 x 1.0) 11Bawang putih 0Bawang merah 2Cabai merah 2Bakso 6Sosis 5Gula pasir 0Minyak 1

V.  Nilai gizi Tumis Kangkung Pedas Tabel 8 Kandungan gizi hidangan tumis kangkung pedas

BhnBrt (gr)

Kandungan Gizi

E (kal)

P(gr)

L (gr)

KH (gr)

Ca (mg)

Fe (mg)

Vit. A (RE)

Thiamin (mg)

Roboflav

in (mg)

Niasin

(mg)

Vit

.C

(m

g)

Kangkung

29 8 0.1 0.1 1.6 21.1 0.7 87.8 0.0 0.0 0.17.3

Jagung semi

11 4 0.2 0.0 0.8 0.8 0.1 22.0 0.0 0.0 0.00.9

Page 16: Psg

Bawang merah

2 1 0.0 0.0 0.0 0.7 0.0 0.0 0.0 0.0 0.00.1

Cabai merah

2 1 0.0 0.0 0.1 0.6 0.0 0.0 0.0 0.0 0.00.1

Bakso 6 22 1.4 0.0 1.8 0.4 0.1 0.6 0.0 0.0 0.03.3

Sosis 5 22 0.8 0.0 2.1 1.4 0.1 0.0 0.0 0.0 0.00.0

Minyak 1 9 0.0 1.0 0.0 0.0 0.0 0.0 0.0 0.0 0.00.0

Total 67 2.5 1.1 6.6 24.3 1.4 110 0.0 0.0 0.1 11.7

Kerupuk Udang

I.       Komposisi Bahan Berat (gr)

kerupuk udang 170minyak 28

Total 198

II.      % Distribusi 170 : 198 = 0.9 90%28 : 198 = 0.1 10% +

Total 1.00 100%

III.    % Distribusi konsumsi % Berat (gr) Berat (gr)

90% 14 gr 14

10% 14 gr 1Total 15

IV.    Intik mentah (EP)Bahan Berat (gr)

kerupuk udang (14 x 0.8) 11minyak 1

Total 12.2

V.     Nilai gizi Kerupuk Udang Tabel 9 Kandungan gizi hidangan kerupuk udang

Bahan

Brt (gr)

Kandungan Gizi

E (kal)

P(gr)

L (gr)

KH (gr)

Ca (mg)

Fe (mg)

Vit. A (RE)

Thiamin (mg)

Roboflavin (mg)

Niasin (mg)

Vit.C

(mg)

Kerupuk udang

11 39 1.9 0.00.1

36.40.2

5.5 0.0 0.0 0.0 0.0

Minyak kelapa

1 9 0.0 1.00.0

0.00.0

0.0 0.0 0.0 0.0 0.0

Total

48 1.9 1.0 0.1 36.40.2

5.5 0.0 0.0 0.00.0 0.0

Page 17: Psg

DAFTAR PUSTAKA

Almatsier S. (2003). Prinsip Dasar Ilmu Gizi. Jakarta: PT Gramedia PustakaUtama.

Azwar. 2004. Kecenderungan Masalah Gizi Dan Tantangan Di Masa Datang; Makalah pada Pertemuan Advokasi Program Perbaikan Gizi Menuju Keluarga Sadar Gizi, di Hotel Sahid Jaya, Jakarta, 27 September 2004. Hardinsyah, Tampubolon V. 2004. Kecukupan Energi, Protein, Lemak dan

Serat Makanan. Widyakarya Nasional Pangan dan Gizi VIII, Jakarta.Harper et al. 1986. Pangan, Gizi, dan Pertanian. Penerjemah: Suhardjo. Jakarta:

UI Pres. Hal 67-68Kusharto CM, Sa’diyah NY. 2008. Diktat Penilaian Konsumsi pangan. Bogor:

Departemen Gizi Masyarakat Institut Pertanian Bogor. Mey. 2008. Antropometri. www.mey_PH’s.htm [25 November 2010].

Notoatmodjo. (2005). Metodelogi Penelitian Kesehatan. Jakarta: PT. Rineka

Cipta.

Santoso G. 2004. Pola Konsumsi. Jakarta : Prestasi Pustaka. Sediaoetama .2006. Ilmu Gizi untuk Mahasiswa dan Profesi Gizi di Indonesia Jilid

II. Jakarta : PT. Dian Rakyat.Supariasa et al. 2001. Penilaian Status Gizi. Jakarta: EGC

KESIMPULAN DAN SARAN

Kesimpulan

Tingkat kecukupan energi dan vitamin A yang diperoleh cukup

normal secara berurutan, yaitu 35,97% dan 110.9%. Sedangkan tingkat

kecukupan protein dan Fe melebihi batas normal, yaitu secara berurutan

127% dan 38.5%. Kebutuhan sehari perkapita individu sebesar 1579 kkal

yang berarti asupan energi dari makan siang berkisar antara 602-733 kkal.

Sehingga jumlah energi yang dikonsumsi individu melebihi dari jumlah

yang dianjurkan. Angka Kecukupan Gizi untuk energi sebesar 2046 kal,

protein sebesar 44.5 gram, Fe sebesar 26.0 mg dan vitamin A sebesar

500 RE dalam satu kali makan.

Angka kecukupan rata-rata protein per hari untuk pria usia 19-29

tahun adalah 60 g sedangkan wanita sebesar 50 g. Hasil kecukupan

Page 18: Psg

protein yang didapat sebesar 44.5 g dan termasuk dalam kategori

kecukupan protein telah tercukupi. angka kecukupan rata-rata Fe sebesar

26 mg dan kecukupan vitamin A sebesar 500 RE sehingga zat gizi Fe dan

Vitami A telah memenuhi angka kecukupan untuk wanita.

Saran

Penilaian konsumsi pangan dengan metode food weighing sangat

memerlukan ketelitian dalam penimbangan makanan. Pemilihan bahan

pangan untuk suatu menu sebaiknya berpedoman kepada bahan

makanan beragam dan berimbang. Selain itu, metode ini cukup rumit,

tidak praktis, dan membutuhkan waktu yang lama sehingga perlu

kesabaran dalam proses pengambilan data.