Analisis Du Pont System Dalam Mengukur Kinerja Keuangan Perusahaan
Proudly present...
Transcript of Proudly present...
Proudly presentProudly presentProudly presentProudly present
Analisis Perbandingan
Budi W. Mahardhika
Dosen Pengampu MK081-331-529-764
www.BWMahardhika.com
Analisis Perbandingan• Angka-angka rasio yang berdiri sendiri mempunyai arti yang
kecil. Untuk menentukan baik tidaknya angka tersebut diperlukan angka pembanding.
Angka pembanding bisa memakai:
1. Data historis (data masa lalu), dan
2. Angka-angka dari perusahaan lain yang sejenis, yangdiringkaskan ke dalam rata-rata industri.
• Menggunakan data lima sampai enam periode ke belakang akanmembantu mengidentifikasi adanya trend-trend tertentu, apakahtrend yang semakin membaik atau memburuk. Trend perusahaandengan trend industri bisa dibandingkan satu sama lain. Sehinggamanajer keuangan bisa memperoleh gambaran yang lebih tajam.
3
• 1. Horizontal analysis
• 2. Vertical analysis
• 3. Common Size
4
1. Horizontal analysis
5
Comparing an item in a current
statement with the same item in
prior statements is called
horizontal analysis.
6
J Holmes, Attorney-at-Law
Income Statement
For the Year Ended December 31, 2005 and 2006
Increase (Decrease)2006 2005 Amount Percent
Fees earned $187,500 $150,000 $37,500 25.0%
Operating expenses:
Wages expense $ 60,000 $ 45,000 $15,000 33.3%
Rent expense 15,000 12,000 3,000 25.0%
Utilities expense 12,500 9,000 3,500 38.9%
Supplies expense 2,700 3,000 (300) (10.0)%
Misc. expense 2,300 1,800 500 27.8%
Total operating
expenses $ 92,500 $ 70,800 $21,700 30.6%
Net income $ 95,000 $ 79,200 $15,800 19.9%
Pos neraca 31 Desember Naik/turun ratio % dari total
2007 2008 Rp % 2007 2008
a b c d e f g
Kas
Piutang
Barang
Tanah
Bangunan
Aktiva lain
8 000
40 000
20 000
75 000
50 000
40 000
16 000
30 000
5 000
90 000
75 000
50 000
8 000
10 000
15 000
15 000
25 000
10 000
100
25
75
20
50
25
2,0
0,75
0,25
1,20
1,50
1,25
3
17
9
32
22
17
6
11
2
34
28
19
total 233 000 266 000 33 000 14 1,14 100 100
Trend dalam Prosentase
• Cara terbaik untuk menganalisa laporan
keuangan yang lebih dari 3 tahun dengan
menggunakan angka indek sehingga
diketahui kecenderungannya (trend),
• Tahun awal biasanya dijadikan tahun dasar
dengan asumsi tahun tersebut sebagai tahun
yang paling normal.
• Tahun dasar diberi indeks = 100
Contoh neracaPos-pos 31 Desember 2004 = 100 % (thn dasar)
2004 2005 2006 2007 2005 2006 2007
Aktv lcr
Kas
Piutang
Persedia
Total AL
Akt tetp
Rp
100
860
640
1600
2780
Rp
120
880
790
1790
2780
Rp
130
790
910
1830
2830
Rp
90
860
1010
1960
2890
%
120
102
123
112
100
%
130
92
145
114
102
%
90
100
161
123
104
Tot aktv 4380 4570 4660 4850 104 106 111
Maksud
• Tahun 2004 dijadikan tahun dasar.
• Kas tahun 2005 : 120 % artinya
1. Uang kas yang tersedia 31 des 2005
adalah 120 % dari uang kas 31 des 2004
2. Uang kas 2005 lebih besar 20 % dibanding
kas 31 des 2004
3. Kas akhir 2005 naik sebesar 20 %
dibanding kas akhir 2004
Contoh lap. R-LPos-pos 31 Desember 2004 = 100 % (thn dasar)
2004 2005 2006 2007 2005 2006 2007
Penjualn
H P P
Laba kotor
Bi. Penjln
Bi, adm
Bi.opers
Laba opr
Rp
2800
1940
860
430
190
620
240
Rp
2860
1970
890
430
200
630
260
Rp
3310
2200
1110
460
230
690
420
Rp
3740
2550
1190
500
250
750
440
%
102
102
108
100
105
101
108
%
118
113
129
107
121
111
175
%
134
131
138
116
132
121
111
14
2. Vertical analysis
15
Vertical Analysis
and
Interpretation
16
Fees earned $187,500 $150,000Operating expenses:
Wages expense $60,000 $45,000Rent expense 15,000 12,000Utilities expense 12,500 9,000Supplies expense 2,700 3,000Miscellaneous exp. 2,300 1,800
Total operatingexpenses $92,500 $70,800
Net income $95,000 $79,200
Amount Percent Amount Percent 2006 2005
J. Holmes, Attorney-at-Law
Income Statements
For the Years Ended December 31, 2005 and 2006
17
Fees earned $187,500 100.0% $150,000 100.0%
Operating expenses:
Wages expense $60,000 $45,000
Rent expense 15,000 12,000
Utilities expense 12,500 9,000
Supplies expense 2,700 3,000
Miscellaneous exp. 2,300 1,800
Total operating
expenses $92,500 $70,800
Net income $95,000 $79,200
Amount Percent Amount Percent 2006 2005
18
Fees earned $187,500 100.0% $150,000 100.0%
Operating expenses:
Wages expense $60,000 $45,000
Rent expense 15,000 12,000
Utilities expense 12,500 9,000
Supplies expense 2,700 3,000
Miscellaneous exp. 2,300 1,800
Total operating
expenses $92,500 $70,800
Net income $95,000 $79,200
2006 2005Amount Percent Amount Percent
$60,000
$187,50032.0%
$15,000
$187,50038.0%
19
Fees earned $187,500 100.0% $150,000 100.0%
Operating expenses:
Wages expense $60,000 $45,000 30.0%
Rent expense 15,000 12,000 8.0%
Utilities expense 12,500 9,000 6.0%
Supplies expense 2,700 3,000 2.0%
Miscellaneous exp. 2,300 1,800 1.2%
Total operating
expenses $92,500 $70,800 47.2%
Net income $95,000 $79,200 52.8%
6.7%
1.4%
1.2%
49.3%
50.7%
2006 2005Amount Percent Amount Percent
32.0%
8.0%
Vertical Analysis
• Cara analisa laporan keuangan perusahaan dengan melihat
historical data perusahaan.
EXAMPLE — Income Statements for the last three years are summarized
2005 2006 2007
Sales 300,000 310,000 330,000
Cost of Goods Sold (110,000) (105,000) (110,000)
G & A Expenses (80,000) (100,000) (105,000)
Net Income 110,000 105,000 115,000
< ------------------------Vertical Analysis ------------------------>
Sales 100% 100% 100%
Cost of Goods Sold 37% 34% 33%
G & A Expenses 27% 32% 32%
Net Income 37% 34% 35%
Analisa Common Size
• Ada kalanya akan sangat berguna bagi kita untuk membandingkan
perusahaan-perusahaan di dalam industri yang sama. Pada umumnya orang
menggunakan price to earning ratio (PER) ataupun price to book value ratio (PBV).
Meskipun kedua rasio tersebut secara sekilas dapat kita manfaatkan untuk
melakukan screening, diperlukan penelaahan lebih lanjut untuk dapat memahami lebih jelas
perbandingan satu perusahaan dengan yang lain. Jika misalnya suatu perusahaan memiliki
PER 15, kita mendapatkan informasi bahwa sahamnya dijual 15 lipat dari EPS-nya namun
tidak memberikan informasi pada kita apakah laba yang diperoleh tersebut sebanding dengan
hasil penjualannya atau tidak. PER ataupun PBV juga tidak memberikan penjelasan kepada
kita apakah perusahaan tersebut lebih efisien dibandingkan dengan perusahaan lain dalam
operasinya.
• Karena masing-masing perusahaan memiliki strategi dan ukuran yang berbeda-beda, untuk
membandingkannya kita memerlukan suatu metode yang menormalisasikan angka-angka di
dalam laporan keuangannya. Salah satu metode yang dapat kita gunakan adalah
metode common size comparison. Dengan metode tersebut, kita akan dapat
melakukan benchmarking perusahaan satu dengan yang lain dengan lebih fair. Setiap angka di
dalam laporan keuangan kita nyatakan sebagai proporsi terhadap angka lainnya.
• Pada common size balance sheet, kita mengekspresikan angka-angka di dalamnya sebagai
persentase dari total asset.
• Pada common size income statement, kita menyatakan angka-angka di dalamnya sebagai
persentase dari revenue.
• Contoh dari common size balance sheet adalah sebagai berikut:
• Terlihat bahwa item-item di dalam balance sheet dinyatakan sebagai
persentase dari total assets. Pada tabel di atas saya sengaja
menghilangkan beberapa item dan hanya memasukkan angka-angka
yang penting. Dengan mengkonversikan laporan keuangan perusahaan
menjadi common size, kita akan dapat membandingkannya dengan
lebih mudah. Cara yang sama dapat kita terapkan pada income
statement dengan menjadikanrevenue sebagai referensi.
Contoh common size income statement adalah sebagai berikut:
Contoh Kasus: Analisa Common Size pada Industri Semen
Terdapat 3 perusahaan yang listed di BEI untuk industri semen yaitu Semen
Gresik (SMGR), Holcim (SMCB), dan Indocement (INTP). Untuk meneropong
lebih jauh, mari kita pergunakan analisa common size.
• Dari gambar di atas, dapat kita lihat bahwa PPE (property, plant &equipment) atau biasa kita kenal dengan fixed assets SMCB jauhlebih lebih besar daripada kedua kompetitornya di mana 76%dari total asset SMCB merupakan peralatan produksinya. Yangperlu kita analisa lebih lanjut adalah apakah fixed asset tersebutdapat memberikan SMCB pendapatan yang sebanding. Bagaimanacaranya? Mari kita memeriksa rasio fixed assets turnover ketigaperusahaan tersebut yang merupakan perbandingan antara revenueterhadap fixed assets-nya. Fixed asset turnover mereka (SMGR,SMCB, INTP) secara berturut-turut adalah 1.87, 0.76, dan 1.45.Terlihat bahwa kekhawatiran kita terbukti. Fixed assetturnover SMCB memiliki nilai paling rendah.
• Berikutnya, mari kita perhatikan jumlah utangnya, dalam hal iniadalah interest-bearing debt. Walaupun masih dalam batas wajar,utang SMCB paling besar apabila dibandingkan dengan keduaperusahaan yang lain. Tidak ada yang perlu dikhawatirkan.
Mari kita beralih ke common size income
statement.
• Cukup menarik perhatian saya adalah tingginya persentase COGS SMCB.Katakanlah biaya langsung untuk memproduksi semen ketiga perusahaantersebut sama. Dengan COGS yang lebih besar, SMCB menjual semendengan harga yang lebih murah dibandingkan dengan kedua SMGRdan INTP. Meskipun hal ini bisa saja merupakan strategi SMCB, namundampak dari tipisnya gross margin tersebut terlihat pada operating profitmargin dan net profit margin (dalam hal ini adalah common size operatingincome dan common size net income) yang paling kecil. Jika memangSMCB menjual dengan harga yang lebih murah, logikanya perputaranbarangnya harus lebih cepat. Jika tidak, maka tidak ada manfaatnya SMCBmenjual produknya dengan harga yang lebih rendah. Denganmembandingkan revenue terhadap inventory, maka kita akan mengetahuihal tersebut. Perbandingan tersebut disebut juga dengan inventoryturnover. Dari laporan keuangannya, didapatkan inventoryturnover SMCB adalah 11.92 kali atau dengan kata lain SMCBmampu menjual habis stok barangnya dalam waktu sekitar 31 hari(1/11.92*365 hari). Bagaimana dengan SMGR dan SMCB? SMGRmemerlukan waktu 41 hari sedangkan INTP bahkan memerlukanwaktu yang lebih panjang lagi yaitu 43 hari. Dengan demikian dapatdikatakan bahwa usaha SMCB untuk memberikan harga yang lebih murahtidak sia-sia.
• Contoh di atas memberikan gambaran kepada kitabagaimana caranya membandingkan kinerjaperusahaan-perusahaan yang berada di dalamsatu industri. Sebenarnya kita dapatmemperdalamnya lagi dengan melakukan analisahorisontal di mana kita membandingkan angka-angka di dalam laporan keuangan dengan angka-angka pada laporan keuangan periode sebelumnya.Kombinasi antara common size (vertikal) dengananalisa horisontal akan dapat memberikan kitagambaran yang lebih jelas mengenai kinerjaperusahaan-perusahaan tersebut.
ANALISIS TREN
• Analisis tren dilakukan dengan memplot rasio pada
suatu waktu
• Pentingnya analisis ini karena menunjukkan apakah
rasio perusahaan meningkat atau memburuk pada
suatu periode waktu
Analisis Tren: Plot Rasio dalam Periode Tertentu
SISTEM DU PONT
• Sistem Du Pont dirancang untuk menunjukkan
bagaimana marjin laba atas penjualan, rasio
perputaran aktiva, serta penggunaan utang
berinteraksi dalam menentukan tingkat pengembalian
atas ekuitas (ROE)
• Manajemen perusahaan bisa memakai sistem Du Pont
untuk menganalisis cara-cara untuk memperbaiki
kinerja perusahaan
Contoh Bagan Du Pont
Nothing impossible as long as you have strong willingness to learn!