BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Tinjauan Penelitian Terdahulueprints.umm.ac.id/51600/3/BAB II.pdfLilipory...
Transcript of BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Tinjauan Penelitian Terdahulueprints.umm.ac.id/51600/3/BAB II.pdfLilipory...
6
BAB II
KAJIAN PUSTAKA
2.1 Tinjauan Penelitian Terdahulu
Sebagai bahan pertimbangan dalam penelitian ini akan dicantumkan
beberapa hasil penelitian terdahulu, diantaranya :
Tarmizi and Marlim (2016) menganalisis kinerja keuangan perusahaan
telekomunikasi yang terdaftar di BEI periode tahun (2012-2014) dengan hasil
kondisi kinerja sebagian besar buruk karena dibawah standar industri kecuali
kinerja keuangan pada PT. Telekomunikasi Indnesia, Tbk yang cukup baik
karena Return On Investment dan Return On Equity positif walaupun berada
dibawah standar industri.
Firmansyah and Husaini (2018) menganalisis kinerja keuangan perusahaan
dengan menggunakan metode du pont system pada PT. Merck, Tbk dari tahun
(2012-2016) dengan hasil penelitian yaitu kinerja keuangan PT. Merck, Tbk
dilihat dari Return On Equity mengalami penurunan yang fluktuasi yang sebagian
besar dipengaruhi oleh tingkat Return On Investment yang dihasilkan.
Lilipory et al., (2019) menganalisis kinerja keuangan dengan menggunakan
metode du pont system pada PT. Astra International, Tbk periode tahun (2013-
2017) dengan hasil kinerja prusahaan yang berubah-ubah, yang mana perubahan
7
itu terjadi karena ROE cenderung mengalami ketidakstabilan yang dilihat dari
perubahan nilai ROE pada periode 2013-2017
Berdasarkan penelitian terdahulu diatas, ketiga peneliti mengatakan bahwa
kondisi keuangan perusahaan dalam keadaan kurang baik.Dalam penilitian
terdahulu ini sudah menggambarkan adanya sebuah model analisis yang dapat
membatasi penentuan analisis kinerja keuangan perusahaan. Maka dari itu, dalam
penelitian ini menggunakan analisis dalam du pont system sebagai penentuan
dalam analisis kinerja keuanganperusahaan.Perbedaan penelitian ini dengan
penelitian sebelumnya terletak pada objek penelitian yakni perusahaan
manufaktur sektor kimia dari periode 2016 sampai 2018.
2.2 Kajian Pustaka
2.2.1 Laporan keuangan
Munawir (2002) menyatakan bahwa : βLaporan keuangan adalah hasil dari
proses akuntansi yang dapt digunakan sebagai alat berkomunikasi antara data
keuangan atau aktivitas suatu perusahaan dengan pihak-pihak yang
berkepentingan dengan data atau aktivitas perusahaan tersebutβ.
Menurut PSAK (Martani et al., 2012) tujuan laporan keuangan adalah
menyediakan informasi tentang posisi keuangan, kinerja, serta perubahan posisi
keuangan suatu perusahaanyang bermanfaat bagi sejumlah besar pemakai dalam
pengambilan keputusan ekonomi. Pada umumnya laporan keuangan terdiri dari:
8
1. Laporan posisi keuangan (neraca) akhir tahun
Menyajikan laporan yang sistematis tentang aset, kewajiban, dan ekuitas
dari suatu perusahaan pada saat tertentu.
2. Laporan laba rugi komprehensif selama periode
Menyajikan seluruh pos pendapatan dan beban yang menggambarkan
informasi mengenai potensi perusahaan (kinerja perusahaan).
3. Laporan perubahan ekuitas selama periode
a. Total laba rugi komprehensif selama satu periode, yang
mneunjukkan secara terpisah total jumlah yang dapat diatribusikan
kepada pemilik entitas induk dan kepada kepentingan non
pengendali.
b. Untuk tiap komponen ekuitas, pengaruh penerapan retrospektif atau
penyajian kembali secara retrospektif yang diakui sesuai dengan
PSAK 25; kebijakan akuntansi, perubahan estimasi akuntansi, dan
kesalahan.
c. Untuk setiap komponen ekuitas, rekonsiliasi antara jumlah tercatat
pada awal dan akhir periode, secara terpisah mengungkapkan
masing-masing perubahan yang timbul dari:
1) Laba rugi;
2) Masing-masing pos pendapatan komprehensif lain; dan
3) Transaksi dengan pemilik dalam kapasitasnya sebagai
pemilik, yang menunjukkan secara terpisah kontribusi dari
pemilik dan distribusi kepada pemilik dan perubahan hak
9
kepemilikan pada entitas anak yang tidak menyebabkan
hilang pengendalian.
4. Laporan arus kas selama periode
Laporan arus kas merupakan laporan keuangan sebagai dasar untuk
menilai keputusan entitas dalam menghasilkan kas dan setara kas serta
menilai kebutuhan entitas untuk menggunakan arus kas tersebut. Dalam
proses pegembalian keputusan yang ekonomi, pengguna perlu melakukan
evaluasi terhadap kemampuan ebtitas dalam menghasilkan kas dan setara
kas serta kepastian perolehan. Laporan arus kas trdiri dari tiga bagian :
a. Arus kas dari aktivitas operasi
Entitas melaporkan arus kas dari aktivitas operasi dangan
menggunakan salah satu dari metode berikut :
1) Metode langsung : dengan metode ini kelompok utama dari
penerimaan kas bruto dan pengeluaran kas bruto
diungkapkan; atau
2) Metode tidak langsung : dengan metode ini laba atau rugi
bersih disesuaikan dengan mengoreksi pengaruh dari
transaksi bukan kas, penangguhan (deferral) atau akrual
dari penerimaan atau pembayaran kas untuk operasi di masa
lalu dan masa depan, dan unsure penghasilan atau beban
yang berkaitan dengan arus kas envestasi atau pendanaan.
b. Arus kas dari aktivitas investasi
c. Arus kas dari aktivitas pendanaan
10
5. Catatan atas laporan keuangan
Catatan atas laporan keuangan berisi informasi tambahan atas apa yang
disajikan dalam laporan posisi keuangan, laporan laba rugi komprehensif,
laporan laba rugi terpisah (jika disajikan), laporan perubahan ekuitas dan
laporan arus kas. Catatan atas laporan keuangan memberikan informasi
dari pos-pos yang disajikan dalam laporan keuangan tersebut dan
informasi mengenai pos-pos yang tidak memenuhi kriteria pengakuan
dalam laporan keuangan
6. Laporan posisi keuangan
Laporan posisi keuangan pada awal periode kompraratif yang disajikan
ketika entitas menerapkan suatu kebijakan akuntansi secara retrospektif
atau membuat penyajian kembali pos-pos laporan keuangan, atau ketika
entitas mereklasifikasi pos-pos dalam laporan keuangannya.
2.2.2 Analisis Laporan Keuangan
Harahap (1998) berpendapat bahwa βanalisis laporan keuangan dijelaskan
melalui arti masing-masing kata.Analisis yaitu menguraikan suatu unit menjadi
berbagai unit yang lebih kecil. Sedangkan laporan keuangan adalah neraca,
laporan laba, arus kas, dan danaβ. Dengan menggabungkan dua pengertian ini,
maka analisis laporan keuangan berarti menguraikan pos-pos laporan keuangan
menjadi unit informasi yang lebih kecil dan melihat hubungannya bersifat
signifikan atau mempunyai makna antara satu dengan yang lain baik antara data
kuantitatif maupun data non kuantitatif dengan tujuan untuk mengetahui kondisi
11
keuangan lebih dalam yang sangat penting dalam proses menghasilkan keputusan
yang tepat.
Menurut Munawir (2002) ada dua metode analisis yang dapat digunakan
yaitu :
1. Analisis horizontal, yaitu analisis dengan mengadakan perbandingan
laporan keuangan untuk beberapa periode sehingga dapat diketahui
perkembangannya;
2. Analisis vertical, dilakukan apabila laporan keuangan yang dianalsis hanya
meliputi satu periode, yaitu dengan cara membandingkan antara pos yang
satu dengan pos yang lainnya dalam laporan keuangan tersebut sehingga
hanya akan diketahui keadaan keuangan atau hasil operasi pada periode itu
saja.
Metode analisis horizontal adalah metode analisis yang dilakukan dengan
cara membandingkan laporan keuangan untuk beberapa tahun (periode) sehingga
dapat di ketahui perkembangan dan kecenderungannya. Disebut analisis
horizontal karena analisis ini membandingkan pos yang sama untuk periode
berbeda. Teknik analsis yang termasuk pada metode ini antara lain analisis
perbandingan, analisis trend (index), analisis sumber dan penggunaan dana,
analisis perubahan laba kotor (Prastowo and Juliaty, 2002).
Metode analisis vertical adalah metode analisis yang dilakukan dengan cara
menganalisis laporan keuangan pada tahun (periode) tertentu, yaitu dengan
membandingkan antara pos yang satu dengan pos yang lainnya pada laporan
keuangan yang sama untuk tahun (periode) yang sama. Teknik analisis yang
12
termasuk pada klasifikasi metode ini antara lain analisis prosentase per komponen
(Common Size), analisis rasio dan analisis impas (Prastowo and Juliaty, 2002).
Analisis keuangan akan membantu dalam menilai prestasi manajemen
dimasa lalu dan prospeknya dimasa depan. Dengan menganalisis prestasi
keuangan, seorang analis keuangan akan dapat menilai apakah manajer keuangan
dapat merencanakan dan mengimplementasikan ke dalam setiap tindakan secara
konsisten dengan tujuan memaksimumkan kemakmuran pemegang saham.
Disamping itu, analisis semacam ini juga dapat dipergunakan oleh pihak lain
seperti bank, untuk menilai cukup beralasan (layak) untuk memberikan tambahan
dana atau kredit. Sedangkan bagi calon investor untuk memproyeksikan prospek
perusahaan di masa depan (Sartono, 2001).
Dari sudut pandang investor, analisis laporan keuangan digunakan untuk
memprediksi masa depan. Sedangkan dari sudut pandang manajemen, analisis
laporan keuangan digunakan untuk membantu mengantisipasi kondisi masa depan
sebagai titik awal utnuk perencanaan tindakan yang akan mempengaruhi peristiwa
dimasa depan (Brigham and Houston, 2011).
2.2.3 Analisis Rasio Keuangan
Pengertian Analisis rasio keuangan adalah membandingkan angka-angka
yang ada dalam laporan keuangan untuk mengetahui posisi keuangan suatu
perusahaan serta menilai kinerja manajemen dalam suatu periode tertentu.
Menurut Kasmir (2008), definisi βRasio keuangan merupakan indeks yang
menghubungkan dua angka akuntansi dan diperoleh dengan membagi satu angka
dengan angka lainnyaβ.
13
Salah satu metode yang dapat dilakukan untuk menganalisa laporan
keuangan adalah analisis rasio. Analisis rasio adalah cara analisa dengan
menggunakan perhitungan-perhitungan perbandingan atas data kuantitatif yang
ditujukkan dalam neraca maupun laba rugi. Pada dasarnya perhitungan
menggunakan rasio-rasio keuangan adalah untuk menilai kinerja keuangan pada
perusahaan di masa lalu, saat ini, dan kemungkinannya di masa depan.
2.2.3.1 Jenis-Jenis Analisis Rasio Keuangan
1. Rasio Likuiditas
Hanafi and Halim (2003) Rasio likuiditas mengukur kemampuan
likuiditas jangka pendek perusahaan dengan melihat aktiva lancar
perusahaan relatif terhadap hutang lancarnya. Biasanya rasio ini digunakan
perusahaan untuk memenuhi seluruh kewajiban jangka pendeknya.
a. Rasio Lancar (Current Ratio)
βRasio untuk mengukur kemampuan perusahaan dalam
membayar kewajiban jangka pendek atau utang yang segera
jatuh tempo pada saat ditagih secara keseluruhan. Standar umum
rata-rata industri minimal 200% (2:1) atau 2 kali.
Rasio lancar = πππ‘ππ£πππππππ
π’π‘πππππππππΓ 100%
b. Rasio cepat (Quick Ratio)
Rasio yang menunjukkan kemampuan perusahaan dalam
memenuhii atau membayar kewajiban atau utang lancar (utang
jangka pendek) tanpa memperhitungkan nilai sediaan
(inventory). Standar umum rata-rata industry adalah 150% atau
14
1,5 kali dimana keadaan perusahaan lebih baik dari perusahaan
lain.β (Kasmir, 2008).
Rasio cepat = (πππ‘ππ£πππππππβππππ ππππππ)
πππ€ππππππππππππΓ 100%
c. Rasio kas (Cash Ratio)
βRasio yang digunakan untuk mengukur seberapa besar uang
kas yang tersedia untuk membayar utang. Standar umum rata-
rata industri untuk rasio kas adalah 50% atau 0,5 kali dimana
keadaan perusahaan lebih baik dari perusahaan lainβ (Kasmir,
2008).
Rasio kas = πππ
π’π‘πππππππππ
2. Rasio aktivitas
Rasio aktivitas yaitu separangkat rasio yang mengukur seberapa
efektif perusahaan mengelola aktivanya, apakah jenis aktiva yang
dilaporkan dalam neraca sudah wajar, terlalu tinggi atau terlalu rendah jika
dibandingkan dengan penjualan (Hanafi and Halim, 2003).
a. Receivable turnover (perputaran piutang)
βRasio untuk mengukur berapa lama panegihan piutang selama
satu periode atau berapa kali dana yang ditanam dalam piutang
ini berputar dalam satu periode. Standar umum rata-rata industri
untuk perputaran piutang adalah 15 kaliβ (Kasmir, 2008).
Perputaran piutang = πππππ’ππππ ππππππ‘ ππππ πβ
πππ‘πβπππ‘π πππ’π‘πππ
15
b. Inventory turnover (perputaran persediaan)
βperputaran sediaan merupakan rasio yang digunakan untuk
mengukur berapa kali dana yang ditanam dalam sediaan ini
berputar dalam satu periode. Standar industri untuk rasio ini
adalah sebesar 20 kaliβ (Kasmir, 2008).
Perputaran persediaan = πππππ’ππππ ππππ πβ
πππ‘πβπππ‘π ππππ ππππππ
c. Asset turnover (perputaran aktiva)
Perputaran aktiva menunjukan kemampuan manajemen
mengelola seluruh investasi (aktiva) guna menghasilkan
penjualan. Secara umum dikatakan bahwa semakin besar rasio
ini akan semakin bagus karena menjadi pertanda manajemen
dapat memanfaatkan setiap rupiah aktiva untuk menghasilkan
penjualan (Kasmir, 2008).
Asset turnover = πππππ’ππππ ππππ πβ
π‘ππ‘ππ πππ‘ππ£π
3. Rasio Solvabilitas
Solvabilitas adalah mengukur kemampuan perusahaan memenuhi
kewajiban-kewajiban jangka panjangnya. Rasio ini mengukur likuiditas
jangka panjang perusahaan dengan memfokuskan pada sisi kanan neraca
(Hanafi and Halim, 2003).
a. Debt to equity (utang terhadap modal)
Debt to equity adalah rasio yang menunjukan sejauh mana
modal sendiri menjamin seluruh utang. Rasio ini juga dapat
16
dibaca sebagai perbandingan antara dana pihak luar dengan dana
milik perusahaan.
Debt to equity = π‘ππ‘πππ’π‘πππ
π‘ππ‘ππππππππ ππππππ
b. Debt to assets ratio
Debt to assets ratio adalah rasio yang mengukur bagian aktiva
yang digunakan untuk menjamin seluruh kewajiban.
Debt to assets ratio = π‘ππ‘ππβπ’π‘πππ
π‘ππ‘ππππ ππ‘
4. Rasio Profitabilitas
Rasio profitabiitas menggambarkan kemampuan perusahaan
mendapatkan laba melalui semua kemampuan dan sumber daya yang ada
(Hanafi and Halim, 2003).
a. Gross profit margin
Menunjukkan berapa persen keuntungan yang diperoleh dari
penjualan produk.Dalam kondisi normal, gross profit margin
semestinya positif karena menunjukkan apakah perusahaan
dapat menjual barang diatas harga pokok. Bila negative, maka
perusahaan mengalami kerugian.
GPM = πππππππ‘ππ
πππππ’ππππ
b. Net profit margin
Menunjukkan tingkat keuantungan bersih (setelah dikurangi
dengan biaya-biaya) yang diproleh dari bisnis atau
menunjukakan sejauh mana perusahaan mengelola bisnisnya.
17
Sama dengan GPM, perusahaan yang sehat semestinya juga
memiliki NPM yang positif.
NPM = πππππ ππ‘πππβπππππ
πππππ’ππππ
c. Return on investment (ROI)
Rasio yang menunjukkan tingkat pengembalian bisnis dari
seluruh investasi yang telah dilakukan.
ROI = ππππππππ πβπ ππ‘πππβπππππ
π‘ππ‘πππππ‘ππ£π
d. Return on equity (ROE)
Rasio yang menunjukkan tingkat pengembalian yang diperoleh
pemilik bisnis dari modal yang telah dikeluarkan untuk bisnis
tersebut.
ROE = ππππππππ πβπ ππ‘πππβπππππ
πππ’ππ‘ππ πππππππππ πβππ
2.2.4 Analisis Du Pont System
2.2.4.1 Pengertian Du Pont system
Pada tahun 1919 Du Pont Corporation mempelopori salah satu metode
analisa kinerja perusahaan yang sampai dengan saat ini dikenal dengan nama Du
Pont Analysis. βAnalisa Du Pont System adalah analisa yang mencakup seluruh
rasio aktivitas dan margin keuntungan atas penjualan untuk menunjukkan
bagaimana rasio ini mempengaruhi profitabilitasβ.(Weston dan Bringham, 1994).
Return on Asset juga sering disebut Return on Investment adalah rasio
keuntungan setelah pajak terhadap jumlah investasi atau aset. Return on Asset
18
digunakan untuk mengukur kemampuan dari modal yang diinvestasikan dalam
bentuk aset untuk menghasilkan keuntungan bersih (Riyanto, 2001).
Menurut Harahap (1998) Du Pont system ini memberikan informasi
mengenai berbagai faktor yang menyebabkan naik turunnya kinerja keuangan
sebuah perusahaan. Metode hampir sama dengan analisa laporan keuangan biasa,
namun pendekatannya lebih integrative dan menggunakan komposisi laporan
keuangan sebagai elemen analisisnya. Sistem du pont adalah sistem yang
menggunakan pendekatan tertentu terhadap analisis rasio untuk mengevaluasi
efektivitas perusahaan.
Menurut Houston and Brigham (2010) menyatakan bahwa Du Pont System
adalah rumus yang menunjukkan tingkat pengembalian aktiva yang dapat
diperoleh dari perkalian marjin laba bersih (net profit margin dengan perputaran
total aset).
2.2.4.2 Manfaat Analisis Du Pont System
Munawir (1995) menyatakan bahwa manfaat dari analisis Du Pont System
ialah sebagai efisiensi produksi dan penjualan, pengukuran profitabilitas dari
produk yang diperoleh, pengukuran efisiensi modal kerja. Du Pont System
membandingkan efisiensi modal perusahaan satu dengan perusahaan sejenis, serta
perencanaan ROI terhadap proyeksi penjualan.
19
2.2.4.3 Keunggulan dan Kelemahan Du Pont System
Keunggulan Du pont System,Harahap (1998):
a. Sebagai salah satu teknik analisa keuangan yang sifatnya menyeluruh
dan manajemen bisa mengetahui tingkat efisiensi pendayagunaan
aktiva.
b. Dapat digunakan untuk mengukur profitabilitas masing-masing
produk yang dihasilkan oleh perusahaan sehingga diketahui produk
mana yang potensial.
c. Dalam menganalisis laporan keuangan menggunakan pendekatan yang
lebih integratif dan menggunakan laporan keuangan sebagai elemen
analisisnya.
Kelemahan Analisis Du Pont System :
a. ROI suatu peerusahaan sulit dibandingkan dengan ROI perusahaan
lainyang sejenis, karena adanya perbedaan praktek akuntansi yang
digunakan.
b. Dengan menggunakan ROI saja tidak akan dapat digunakan untuk
mengadakan perbandingan antara dua permasalahan atau lebih dengan
mendapatkankesimpulan yang memuaskan.
20
Gambar 2.1 Bagan Sistem Du Pont
2.2.5 Return On Investment (ROI)
Menurut Munawir (1995) ROI adalah salah satu bentuk dari rasio
profitabilitas yang dimaksudkan untuk dapat mengukur kemampuan perusahaan
dengan keseluruhan dana yang ditanamkan dalam aktiva yang digunakan untuk
operasi perusahaan untuk menghasilkan keuntungan.
2.2.5.1 Manfaat ROI
Menurut Abdullah (2004) manfaat ROI adalah dasar untuk pengambilan
keputusan apabila perusahaan akan melakukan ekspansi, dapat mengukur
profitabilitas dari masing-masing produk yang dihasilkan perusahaan, serta lebih
efisien terhapap penggunaan modal, produk, dan penjualan.
π ππΌ = ππππ ππππ πβ π ππ‘πππβ πππππ
π‘ππ‘ππ ππ ππ‘ Γ 100%
ROI
Margin Laba
Laba bersih
penjualan Total biaya
HPP
Biayapenjualan
Biayaadministrasi
bunga
pajak
penjualan
Perputaranaktiva tetap
penjualan Total aktiva
Aktiva lancar
kas
bank
piutang
persediaan
Aktiva tetap