Protokol tambahan 1 hukum humaniter

23
Protokol Protokol Tambahan I Tambahan I Hukum Humaniter Hukum Humaniter Kelompok VI Kelompok VI Kelas B1 Kelas B1

description

my presentation

Transcript of Protokol tambahan 1 hukum humaniter

Page 1: Protokol tambahan 1 hukum humaniter

Protokol Protokol Tambahan ITambahan I

Hukum HumaniterHukum Humaniter

Kelompok VIKelompok VI

Kelas B1Kelas B1

Page 2: Protokol tambahan 1 hukum humaniter

Nama AnggotaNama Anggota

Selvi Yulianti Selvi Yulianti Shifra Janezcka Shifra Janezcka Shinta Desi Shinta Desi

AnjaniAnjani Sinta Mei SalisaSinta Mei Salisa Sinta SeptianaSinta Septiana

Sonya YuricaSonya Yurica Sri HaryantiSri Haryanti SudimantoroSudimantoro SusilawatiSusilawati Terry Terry

AbdulrahmanAbdulrahman

Page 3: Protokol tambahan 1 hukum humaniter

Istilah Hukum HumaniterIstilah Hukum Humaniter

Hukum Perang(Law of War)

Hukum KonflikBersenjata

(Law of Armed Conflict)

Hukum Humaniter (International

Humanitaran Of Law)

Page 4: Protokol tambahan 1 hukum humaniter

Sumber Hukum Humaniter

Konvensi2 Den Haag 1907

Konvensi2 Jenewa 1949

Protokol Tambahan 1977

Page 5: Protokol tambahan 1 hukum humaniter

Jus In BelloJus In Bello Den Haag 1907Den Haag 1907Ketentuan hukumKetentuan hukumyang mengatur yang mengatur tentang cara tentang cara dilakukannya perang.dilakukannya perang. Jenewa 1949Jenewa 1949Ketentuan hukum yg Ketentuan hukum yg mengatur mengatur perlindungan orang perlindungan orang yg menjadi korban yg menjadi korban perang baik sipil perang baik sipil maupun militer.maupun militer.

Page 6: Protokol tambahan 1 hukum humaniter

ProtokolTambahan 1977

Protokol Tambahan 1

(sengeketa bersenjata ygBersifat Internasional)

ProtokolTambahan 2

(sengketa bersenjata yg Bersifat Non-Internasional)

Page 7: Protokol tambahan 1 hukum humaniter

Protokol Tambahan I th. 1977

Protokol Tambahan I ditandatangani oleh negara yg turut

serta pada tanggal 10 Juni 1977. Protokol ini merupakan tambahan

untukkonvensi2 Jenewa 12 Agustus 1949,

mengenai “Perlindungan korban konflik bersenjata Internasional.” protokol mulai berlaku th. 1979 setelah negara Libya dan Ghana

meratifikasi. Hingga awal 2007, sudah 167 negara

meratifikasi.

Page 8: Protokol tambahan 1 hukum humaniter

• Protokol Tambahan I tahun 1977 dibentuk karena metode perang yang digunakan oleh Negara-negara telah berkembang

dan tata cara berperang (conduct of war). Protokol ini menentukan bahwa hak dari

para pihak yang bersengketa untuk memilih alat dan cara berperang adalah

tidak terbatas, juga dilarang menggunakan senjata ataupun proyektil senjata serta alat-alat lainnya yang akan mengakibatkan luka-luka yang berlebihan

ataupun penderitaan yang tak perlu.

Page 9: Protokol tambahan 1 hukum humaniter

6.KetentuanPenutup

5. PelaksanaanKonvensi &

Protokol

4.PendudukSipil

3.Status Kombatan&

TawananPerang

2. Yg luka, sakit,

& korban Karam

1. Ketentuan Umum

Bab dlm PT 1 th. 1977

Page 10: Protokol tambahan 1 hukum humaniter

1. Ketentuan Umum

Pada pasal 1(3) PT 1 th.1977 menyatakan “protokol ini berlaku dalam situasi

sbgaimana yg dimaksud dlm pasal 2 konvensi Jenewa

1949” yang pada dasarnya konvensi tersebut berlaku :• dalam setiap perang yang diumumkan• dalam setiap pertikaian bersenjata

yang timbul antara pihak peserta agung sekalipun keadaan perang tidak diakui.

• dalam keadaan pendudukan, baik wilayah itu diduduki sebagian ataupun seluruhnya sekalipun pendudukan itu tidak mendapat perlawanan bersenjata

Page 11: Protokol tambahan 1 hukum humaniter

2. 2. Yg Luka, Sakit, & Korban Yg Luka, Sakit, & Korban KaramKaram

Untuk memperbaiki keadaan yg luka, Untuk memperbaiki keadaan yg luka, sakit, dan karam, harus berlaku bagi sakit, dan karam, harus berlaku bagi semua sesuai pasal 1.semua sesuai pasal 1.

““tanpa sesuatu pembedaan yang tanpa sesuatu pembedaan yang merugikan yang didasarkan atas merugikan yang didasarkan atas ras, warna kulit, jenis kelamin, ras, warna kulit, jenis kelamin, bahasa, agama atau keyakinan, bahasa, agama atau keyakinan, pandangan politik atau pandangan pandangan politik atau pandangan lainnya. asal kebangsaan atau lainnya. asal kebangsaan atau sosial, kekayaan, keturunan atau sosial, kekayaan, keturunan atau kedudukan lainnya, atau atas kedudukan lainnya, atau atas kriteria lain yang serupa.” kriteria lain yang serupa.”

Page 12: Protokol tambahan 1 hukum humaniter

Dalam bab II ini,menegaskan bahwasanya PT 1 ini, mencakup atas adanya pengakuan akan HAM. Akan tetapi, HAM akan mengalami penghambatan ketika konflik bersenjata, dimana Penduduk sipil yg tak terlibat dlm konflik menjadi korban atas pembataian masal, pemerkosaan, dilecehkan dll.

Page 13: Protokol tambahan 1 hukum humaniter

Selain dalam pasal 9 ayat (1), jaminan Selain dalam pasal 9 ayat (1), jaminan atas berlakunya hak asasi manusiaatas berlakunya hak asasi manusiaditekankan kembali pada pasal 10 ditekankan kembali pada pasal 10 mengenai perlindungan dan mengenai perlindungan dan

perawatan perawatan ayat (2), yakni :ayat (2), yakni :

““Dalam segala keadaan mereka itu Dalam segala keadaan mereka itu harus diperlakukan secara harus diperlakukan secara perikemanusiaanperikemanusiaan dan harus dan harus memperoleh perawatan kesehatan dan memperoleh perawatan kesehatan dan perhatian penuh yang diperlukan karena perhatian penuh yang diperlukan karena keadaan mereka sampai sejauh apa keadaan mereka sampai sejauh apa yang dapat dilakukan dan dengan yang dapat dilakukan dan dengan sesedikit mungkin penundaan. sesedikit mungkin penundaan. Tidak Tidak boleh ada perbedaan diantara boleh ada perbedaan diantara mereka itu yang didasarkan atas mereka itu yang didasarkan atas alasan apapun selain daripada alasan apapun selain daripada keadaan kesehatan merekakeadaan kesehatan mereka.”.”

Page 14: Protokol tambahan 1 hukum humaniter

Sangat penting bagi orang-orang Sangat penting bagi orang-orang yang terlibat secara langsung dalam yang terlibat secara langsung dalam sengketa bersenjata untuk tetap sengketa bersenjata untuk tetap diakui hak asasi manusia. Sebab diakui hak asasi manusia. Sebab apabila suatu perang tanpa ada apabila suatu perang tanpa ada landasan ataupun jaminan akan hak landasan ataupun jaminan akan hak asasinya maka perang itu lantas asasinya maka perang itu lantas hanya akan menjatuhkan martabat hanya akan menjatuhkan martabat manusia sebagai makhluk yang manusia sebagai makhluk yang berakal dan memiliki hati nurani.berakal dan memiliki hati nurani.

Page 15: Protokol tambahan 1 hukum humaniter

3. Status Kombatan & 3. Status Kombatan & Tawanan PerangTawanan Perang

Salah satu sendi hukum perang Salah satu sendi hukum perang adalah adalah distinction principledistinction principle (prinsip (prinsip pembeda). pembeda).

Prinsip Pembeda

Warga Sipil Kombatan

Page 16: Protokol tambahan 1 hukum humaniter

Prinsip ini diatur dalam pasal 48 Protokol Prinsip ini diatur dalam pasal 48 Protokol Tambahan I tahun 1977. Seperti yang Tambahan I tahun 1977. Seperti yang tercantum dalam pasal 48, yang berbunyitercantum dalam pasal 48, yang berbunyisebagai berikut :sebagai berikut :

““Agar Agar dapat dijamin penghormatan dan dapat dijamin penghormatan dan perlindunganperlindungan terhadap penduduk sipil dan terhadap penduduk sipil dan obyek sipil, Pihak-Pihak dalam sengketa obyek sipil, Pihak-Pihak dalam sengketa setiap saat harus membedakan penduduk setiap saat harus membedakan penduduk sipil dari kombatan dan antara obyek sipil sipil dari kombatan dan antara obyek sipil dan sasaran militer dan karenanya harus dan sasaran militer dan karenanya harus mengarahkan operasinya hanya terhadap mengarahkan operasinya hanya terhadap sasaran-sasaran militer saja.” Ketentuan sasaran-sasaran militer saja.” Ketentuan tersebut menunjukan bahwa secara tersebut menunjukan bahwa secara implicitimplicit Protokol itu menetapkan keharusan Protokol itu menetapkan keharusan diarahkannya operasi militer hanya pada diarahkannya operasi militer hanya pada sasaran militer. sasaran militer.

Page 17: Protokol tambahan 1 hukum humaniter

Tujuan dari prinsip pembeda ini adalah melindungiTujuan dari prinsip pembeda ini adalah melindungiwarga sipil. Yang intinya menegaskan :warga sipil. Yang intinya menegaskan :

Penduduk sipil tidak boleh menjadi Penduduk sipil tidak boleh menjadi Sasaran serangan (Serangan bom yang Sasaran serangan (Serangan bom yang membabi buta dipermukiman penduduk sipilmembabi buta dipermukiman penduduk sipildilarang keras)dilarang keras) Sebagai suatu metode peperangan,dilarangSebagai suatu metode peperangan,dilarangkeras membuat penduduk sipil menderitakeras membuat penduduk sipil menderitakelaparan. kelaparan. Fasilitas yang sangat dibuthkan untukFasilitas yang sangat dibuthkan untukkelangsungan hidup penduduk sipil, sepertikelangsungan hidup penduduk sipil, sepertiperkebunan, peternakan dan sumur air tidak perkebunan, peternakan dan sumur air tidak boleh dihancurkan. boleh dihancurkan.

Page 18: Protokol tambahan 1 hukum humaniter

KombatanKombatan mereka yang berhak (mereka yang berhak (have the have the

rightright) untuk secara langsung ) untuk secara langsung turut serta dalam permusuhan turut serta dalam permusuhan ((hostilitieshostilities) menurut KGPH. ) menurut KGPH. HaryomataramHaryomataram

mereka yang berhak serta mereka yang berhak serta secara langsung dalam secara langsung dalam permusuhan. Menurut F.Sugeng permusuhan. Menurut F.Sugeng Istanto.Istanto.

Page 19: Protokol tambahan 1 hukum humaniter

• Menurut PT I th.1977 pasal 43(1) adalah :

“Angkatan perang dari suatu Pihak dalam sengketa terdiri dari semua angkatan, kelompok-kelompok dan satuan-satuan bersenjata yang diorganisir yang berada dibawah suatu komando yang bertanggung jawab kepada Pihak tersebut atas perbuatan bawahannya, bahkan apabila Pihak tersebut diwakili oleh sebuah Pemerintah atau suatu kekuasaan yang tidak diakui oleh suatu Pihak lawan. Angkatan Perang seperti itu harus tunduk pada suatu peraturan disiplin tentara, yang internalia, harus berlaku sesuai dengan ketentuan hukum internasional yang dapat diterapkan dalam sengketa bersenjata.”

Page 20: Protokol tambahan 1 hukum humaniter

Artinya angkatan bersenjata Artinya angkatan bersenjata tersebut terdiri dari angkatan tersebut terdiri dari angkatan bersenjata yang terorganisir bersenjata yang terorganisir

yang berada dibawah pimpinan yang berada dibawah pimpinan komando yang bertanggung komando yang bertanggung jawab kepada pihak tersebut jawab kepada pihak tersebut

ataskelakuan dan tingkah laku ataskelakuan dan tingkah laku anak buah mereka. anak buah mereka.

Page 21: Protokol tambahan 1 hukum humaniter

4. Penduduk Sipil4. Penduduk Sipil

Penduduk Sipil (Penduduk Sipil (CiviliansCivilians) ialah ) ialah mereka yang tidak turut serta mereka yang tidak turut serta secara aktif dalam permusuhan secara aktif dalam permusuhan atau pertempuran; mereka atau pertempuran; mereka harus dilindungi dan tidak boleh harus dilindungi dan tidak boleh dijadikan sasaran serangan. dijadikan sasaran serangan.

penduduk sipil adalah golongan penduduk sipil adalah golongan penduduk yang tidak turut serta penduduk yang tidak turut serta dalam permusuhan dalam permusuhan

Page 22: Protokol tambahan 1 hukum humaniter

Mengenai bab IV dalam Protokol Mengenai bab IV dalam Protokol Tambahan I ini di dalam uraian di pasal 50 Tambahan I ini di dalam uraian di pasal 50 yang menjelaskan apa itu penduduk sipil yang menjelaskan apa itu penduduk sipil dan orang-orang sipil. Yaitu yang terdapat dan orang-orang sipil. Yaitu yang terdapat dalam pasal 50 ayat (1) dan (2) : dalam pasal 50 ayat (1) dan (2) :

““Seorang sipil adalah setiap orang yang Seorang sipil adalah setiap orang yang tidak termasuk dalam salah satu dari tidak termasuk dalam salah satu dari penggolongan-penggolongan orang-penggolongan-penggolongan orang-orang yang disebut dalam Pasal 4 A(1), orang yang disebut dalam Pasal 4 A(1), (2), (3) dan (6) dari Konvensi.” (2), (3) dan (6) dari Konvensi.” Pasal 50 Pasal 50 ayat (1) dan “Penduduk sipil terdiri dari ayat (1) dan “Penduduk sipil terdiri dari semua orang sipil.” semua orang sipil.” Pasal 50 ayat (2)Pada Pasal 50 ayat (2)Pada Protokol Tambahan konvensi jenewa Protokol Tambahan konvensi jenewa tahun 1977, menetapkan keharusan tahun 1977, menetapkan keharusan dihindarinya penduduk sipil menjadi dihindarinya penduduk sipil menjadi sasaran militer. Seperti yang tercantum sasaran militer. Seperti yang tercantum dalam pasal 48, dalam pasal 48,

Page 23: Protokol tambahan 1 hukum humaniter

Sekian & Terima Kasih