NSPK Protokol

26
Bagian Umum Direktorat Jenderal PAUDNI NSPK PROTOKOL

Transcript of NSPK Protokol

Page 1: NSPK Protokol

Bagian Umum Direktorat Jenderal PAUDNI

NSPK PROTOKOL

Page 2: NSPK Protokol

i

SAMBUTAN

DIREKTUR JENDERAL PENDIDIKAN ANAK USIA DINI,

NONFORMAL, DAN INFORMAL

Dalam rangka melaksanakan ketentuan Peraturan Menteri Pendidikan Dan Kebudayaan Republik

Indonesia Nomor 1 Tahun 2012 tentang Organisasi Dan Tata Kerja Kementerian Pendidikan Dan

Kebudayaan pasal 115 huruf c, Direktorat Jenderal Pendidikan Anak Usia Dini, Nonformal, dan

Informal menyusun norma, standar, prosedur, dan kriteria di bidang pendidikan anak usia dini,

pendidikan nonformal, dan pendidikan informal, serta pasal 115 huruf e, pelaksanaan administrasi

Direktorat Jenderal Pendidikan Anak Usia Dini, Nonformal, dan Informal sebagai penguatan

sistem manajemen dan dukungan teknis pendidikan anak usia dini, nonformal, dan informal yang

meliputi tata kelola dan akuntabilitas.

Hal-hal yang diatur dalam Norma, Standart, Prosedur dan Kriteria (NSPK) ini mencakup acara

resmi, tata upacara, tata tempat, dan tata penghormatan sesuai Peraturan Pemerintah Nomor 62

Tahun 1990 tentang ketentuan Keprotokolan Mengenai Tata Tempat, Tata Upacara, dan Tata

Penghormatan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2000 Nomor 54, Tambahan Lembar

Negara Nomor 3952)

Saya berharap para pelaksana (protokoler) dapat menjalankan tugas sesuai dengan aturan dan

dapat menaati segala peraturan yang telah disepakati sesuai norma, standar, prosedur dan kriteria

yang ditetapkan. Demikian juga untuk para pejabat,delegasi, tamu,tokoh masyarakat yang

hendaknya dapat secara utuh dapat menerima norma-norma dan aturan yang di terapkan oleh para

petugas protokoler di lapangan.

semoga makalah ini dapat sebagai acuan dan pedoman terhadap petugas protokol, khususnya

petugas yang ada pada Ditjen PAUDNI dan seluruh kegiatan keprotokolan berjalan lancar tanpa

halangan suatu apapun, amin.

Page 3: NSPK Protokol

ii

Pada akhirnya Saya selaku Direktur Jenderal mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang

telah memberikan sumbangan pikiran dan tenaga dalam penyusunan norma, standart, prosedur dan

kriteria keprotokolan ini.

Demikian sambutan ini saya berikan, apabila ada kekurangan pada makalah ini saya sampaikan

mohon maaf.

Wabillahi taufik wal hidayah wassalammu’alaikum warohmatullahi wabarokatuh.

Jakarta

Direktur Jenderal,

Prof. Dr. Lydia Freyani Hawadi, Psikolog

NIP 195703221982112001

Page 4: NSPK Protokol

iii

KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat serta karunia-

Nya kepada kami sehingga kami berhasil menyelesaikan Penyusunan Makalah yang membahas

mengenai Norma-Norma, Standart, prosedur dan Ktriteria Kegiatan kerotokolan yangh ada pada

Ditjen PAUDNI ini yang alhamdulillah tepat pada waktunya yang berjudul “Norma, Standart,

Prosedur Dan Kriteria Keprotokolan Ditjen PAUDNI”

Makalah ini berisikan tentang informasi dan Pengertian keprotokolan secara umum, kegiatan yang

dilakukan dalam Keprotokolan resmi, dan seluruh aspek yang yang berkaitan dengan protokol

pimpinan di Instansi pemerintah atau yang lebih khususnya membahas Membahas pengertian

Protokol kaitannya dengan tugas dan Fungsi Pada Subbagian Rumah tangga Bagian Umum

Setditjen PAUDNI.

Diharapkan Makalah ini dapat memberikan informasi kepada kita semua tentang pengelola dan

petugas Protokol di semua jajaran Instansi Pemerintah agar lebih Profesional.

Kami menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari sempurna, oleh karena itu kritik dan saran

dari semua pihak yang bersifat membangun selalu kami harapkan demi kesempurnaan makalah

ini.

Akhir kata, kami sampaikan terima kasih kepada semua pihak yang telah berperan serta dalam

penyusunan makalah ini dari awal sampai akhir.Semoga Allah SWT senantiasa meridhai segala

usaha kita.Amin.

Jakarta,

Sekretaris,

Dr. Gutama

NIP 195308181979031001

Page 5: NSPK Protokol

iv

DAFTAR ISI

SAMBUTAN DIREKTUR JENDERAL PENDIDIKAN ANAK USIA DINI, NONFORMAL, DAN INFORMAL I KATA PENGANTAR III DAFTAR ISI IV BAB I PENDAHULUAN 1 A. LATAR BELAKANG 1 B. PENGERTIAN 3 C. JENIS KEGIATAN KEPROTOKOLAN 3 D. PERSYARATAN PELAYANAN KEPROTOKOLAN 4 BAB II NORMA, STANDAR, PROSEDUR DAN KRITERIA 5 A. NORMA/DASAR HUKUM KEPROTOKOLAN 5 1. DASAR HUKUM 5 2. TUJUAN KEGIATAN KEPROTOKOLAN 6 3. HAK MENDAPATKAN PROTOKOLER 6 4. RUANG LINGKUP KEGIATAN KEPROTOKOLAN 7 B. STANDAR PELAYANAN KEPROTOKOLAN 7 1. PENYELENGGARAAN ACARA KENEGARAAN, ACARA RESMI, PERTEMUAN RESMI , AUDIENSI DAN PENERIMAAN TAMU, ACARA PERJAMUAN 7 2. PENYELENGGARAAN ACARA KUNJUNGAN KERJA , (STATE VISIT, OFFICIAL VISIT DAN KUNJUNGAN KERJA) 8 C. PROSEDUR PELAYANAN KEPROTOKOLAN 10 1. PENYELENGGARAAN ACARA KENEGARAAN, ACARA RESMI, PERTEMUAN RESMI , AUDIENSI DAN PENERIMAAN TAMU, ACARA PERJAMUAN 10 2. PENYELENGGARAAN ACARA KUNJUNGAN KERJA PIMPINAN (TIDAK MENDAMPINGI PRESIDEN) 11 D. KRITERIA PELAYANAN KEPROTOKOLAN 13 BAB III PENUTUP 18 A. KESIMPULAN 18 B. SARAN 21

Page 6: NSPK Protokol

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Kata Protokol berasal dari Bahasa Yunani yaitu “Protos” (yang pertama) dan “Kolla”(lem atau

perekat). Diartikan sebagai lembaran perintah atau keputusan raja kepada rakyatnya. Kata

Protokol dibawa ke Indonesia oleh Belanda dan diterjemahkan dalam Bahasa Inggris.

Protokol adalah serangkaian aturan-aturan keupacaraan dalam segala kegiatan resmi yang

diatur secara tertulis maupun dipraktekan, yang meliputi bentuk-bentuk penghormatan

terhadap negara, jabatan kepala negara atau jabatan menteri yang lazim dijumpai dalam

seluruh kegiatan antar bangsa.

Ada beberapa pengertian protokol, yaitu :

1. Menurut buku panduan lengkap dalam dunia diplomatik dan sosial

Protokol adalah seperangkat aturan tentang perilaku dalam tata kehidupan resmi dalam

upacara yang melibatkan pemerintah dan negara serta wakil-wakilnya.

Protokol adalah suatu pedoman tata cara internasional.

2. Menurut pasal 1 ayat (1) UU Nomor 8 Tahun 1987

“Serangkaian aturan dalam acara kenegaraan atau acara resmi yang meliputi aturan

mengenai tata tempat, tata upacara dan tata penghormatan, sehubungan dengan

penghormatan kepada seseorang sesuai dengan jabatan dan/atau kedudukannaya

dalam negara, pemerintahan atau masyarakat”

Dalam kegiatan sehari-hari yang dilaksanakan oleh petugas keprotokolan dapat sesuai dengan

peraturan yang berlaku dan terdapat adanya keseragamaan kegiatan keprotokolan.

Page 7: NSPK Protokol

2

Norma-norma (Dasar hukum pelaksanaan kegiatan Keprotokolan) dapat dimunculkan sebagai

pedoman pelaksanaan kegiatan

Standart merupakan kegiatan baku Keprotokolan baik acara resmi kenegaraan maupun acara-

acara insidental Pemimpin dapat dilaksanakan mengikuti kaidah-kaidah dan standart baku;

Prosedur merupakan proses Kegiatan Keprotokolan yang dilaksanakan agar sesuai dengan

tatacara dan proses yang telah di bakukan;

Kriteria merupakan rincian jenis-jenis kegiatan yang akan dilaksanakan dalam kegiatan

keprotokolan baik acara kenegaraan maupun acara semi resmi kenegaraan yang dilakukan oleh

pimpinan suatu instansi dan mitra

Hari-hari besar nasional diperingati oleh seluruh lapisan masyarakat sebagai upaya

menanamkan kesadaran terhadap nilai-nilai sejarah perjuangan bangsa, agar dapat

memperkuat kepribadian, mempertebal rasa harga diri bangsa dan kebangsaan nasional serta

memperkokoh jiwa persatuan dan kesatuan bangsa indonesia dalam rangka mewujudkan dan

memupuk semangat dan jiwa kebangsaan menuju ketahanan nasional yang ampuh.

Oleh karena itu kita sebagai bangsa Indonesia harus melaksanakan kegiatan-kegiatan yang

bersifat nasional, salah satunya adalah melaksankan pengibaran bendera pada tanggal 17

agustus. Untuk mengenang jasa para pahlawan yang telah gugur demi membela tanah air kita.

Keprotokolan adalah norma-norma atau aturan-aturan atau kebiasaan-kebiasaan yang dianut

atau diyakini dalam kehidupan bernegara, berbangsa, berpemerintahan dan bermasyarakat.

Metode keprotokolan di Indonesia adalah undang-undang protokol yaitu peraturan perundang-

undangan dibidang “domain” keprotokolan dan yang berkaitan “related” dengan keprotokolan.

Etika berasal dari bahasa yunani yaitu etos yang berarti watak kesusilaan atau kebiasaan.

Page 8: NSPK Protokol

3

Menurut William Benton etika asal kata yunani “ethos” yang berarti karakter adalah

studisistematis dari konsep-konsep nilai baik/buruk, benar/salah atau prinsip-prinsip umum

yang membenarkan sesuatu sebagai adat istiadat (mores). Sehingga etika juga sering diartikan

dengan moral (tingkah laku/akhlak).

Menurut Soleh Sumirat, etika adalah nilai-nilai dan asas moral yang dipakai sebagai pegangan

umum bagi penentuan baik buruknya perilaku manusia atau benar salah

B. Pengertian

1. Tata tempat adalah tata urutan kegiatan, yaitu bagaimana acara harus dilaksankan sesuai

jenis aktivitasnya.

2. Pengaturan tempat bagi Pejabat Negara, Pejabat Pemerintahan, perwakilan negara asing

dan/atau organisasi internasional, serta Tokoh Masyarakat Tertentu dalam Acara

Kenegaraan atau Acara Resmi.

3. Tata upacara adalah aturan untuk melaksanakan upacara dalam acara kenegaraan.

4. Tata penghormatan adalah aturan untuk melaksanakan pemberian hormat bagi Pejabat

Negara Pejabat Pemerintah, dan Tokoh Masyarakat tertentu dalam acara kenegaraan atau

acara resmi.

C. Jenis Kegiatan Keprotokolan

Kegitan keprotokolan meliputi beberapa kegiatan diantaranya:

1. Tata Cara (tertib, khidmat, nuansa keagungan, tindakan sesuai aturan.

2. Tata Krama (Etiket dalam Pengaturan, Pelayanan dan Ungkapan)

3. Aplikasi Regulasi (Domain dan Related dengan Keprotokolan).

4. Acara-acara yang biasanya diatur adalah :

- Acara Kenegaraan

- Acara Resmi

- Pertemuan Resmi

- Kunjungan (State Visit, Official Visit dan Kunjungan Kerja).

- Audiensi dan Penerimaan Tamu

Page 9: NSPK Protokol

4

- Acara Perjamuan

- Perjalanan pimpinan

D. Persyaratan Pelayanan Keprotokolan

1. Administratif

Persetujuan tertulis atau lisan dari Pimpinan atas permohonan audiensi dan acara rapat,

permohonan kehadiran sebagai pembicara, pemimpin rapat, undangan dan lain-lain.

2. Kompetensi Pelaksana

a. mampu memahami dasar dan peraturan serta praktek keprotokolan yang berlaku;

b. mampu berkomunikasi dalam bahasa Indonesia dan asing dengan baik;

c. mampu bertindak sebagai komunikator yang baik;

d. mampu menjaga rahasia;

e. mampu menggali informasi dan menyampaikannya dengan tepat dan benar;

f. memiliki inisiatif dan langkah antisipatif;

g. memiliki kepribadian yang ramah, jujur, disiplin, sopan dan bertanggung jawab;

h. mampu mengoperasikan program MS Office dan Internet.

3. Sarana dan Prasarana Pelayanan

Alat tulis kantor, alat pengolah data dan presentasi, kendaraan, ruang kerja dan ruang rapat,

serta pakaian sipil lengkap, pakaian dinas lapangan dan pakaian dinas harian.

4. Peringatan

Keterlambatan penyiapan dukungan staf dan administrasi akanmengakibatkan acara dan

kegiatan keprotokolan yang telah direncanakan terlambat, tertunda atau batal.

5. Jadwal Pelayanan

Pelayanan keprotokolan diselenggarakan selama hari dan jam kerja kedinasan, dan dalam

hal kebutuhan mendesak diselenggarakan di luar hari dan jam kerja kedinasan.

6. Mekanisme Penanganan Pengaduan/Tindak Lanjut atas

Masukan/Keluhan dari Pengguna Pelayanan Pengaduan/masukan berkaitan dengan

pelayanan disampaikan kepada Petugas Bidang Persidangan dan Dokumentasi, dann

selanjutnya secara berjenjang dapat menugaskan kepada pejabat di bawahnya untuk

menindaklanjuti pengaduan/masukan dimaksud.

Page 10: NSPK Protokol

5

BAB II

NORMA, STANDAR, PROSEDUR DAN KRITERIA

A. Norma/Dasar Hukum Keprotokolan

1. Dasar Hukum

UU No. 24 Tahun 2009 Tentang Bendera, Bahasa, Lambang Negara, dan Lagu

Kebangsaan ( Paradigma Baru Keprotokolan di Indonesia).

UU Nomor 9 Tahun 2010 Tentang Keprotokolan

PP Nomor 62 Tahun 1990 Tentang ketentuan Keprotokolan mengenai tata tempat, tata

upacara dan tata penghormatan.

UU Nomor 43 Tahun 1999 Tentang Pokok-pokok kepegawaian

UU Nomor 22 Tahun 2003 Tentang Pemerintah Daerah

UU Nomor 32 Tahun 2004 Tentang Pemerintahan Daerah

UU Nomor 24 Tahun 2009 Tentang Bendera, Bahasa dan Lembang Negara serta Lagu

Kebangsaan

PP Nomor 21 Tahun 1975 Tentang Sumpah/Janji Pegawai Negeri Sipil

PP Nomor 24 Tahun 2004 Tentang Kedudukan Protokoler dan Keuangan Pimpinan dan

Anggota DPRD

PP Nomor 6 Tahun 2005 Tentang Pemilihan, Pengesahan, Pengangkatan dan

Pemberhentian Kepala Daerrah dan Wakil Kepala Daerah.

PERPRES Nomor 11 Tahun 1959 Tentang Pelantikan Jabatan Negeri

PPRES Nomor 18 Tahun 1972 Tentang Penggunaan Pakaia Undang-Undang Nomor 8

Tahun 1987 tentang Protokol;

Peraturan Pemerintah Nomor 62 Tahun 1990 tentang Ketentuan Keprotokolan mengenai

Tata Tempat, Tata Upacara dan Tata Penghormatan;

Keputusan Presiden Nomor 65 Tahun 1999 tentang Panitia Negara Perayaan Hari-Hari

Nasional dan Penerimaan Kepala Negara/Pemerintah Asing/Pimpinan Organisasi

Internasional;

Peraturan Presiden Nomor 31 Tahun 2005 tentang Sekretariat Negara dan Sekretariat

Kabinet, sebagaimana telah diubah dengan Peraturan Presiden Nomor 19 Tahun 2007;

Page 11: NSPK Protokol

6

PERMENDAGRI Nomor 60 Tahun 2007 Tentang Pakaian Dinas Pegawai Negeri Sipil di

Lingkungan Departemen Dalam Negeri dan Pemerintah Daerah

2. Tujuan Kegiatan Keprotokolan

Sesuai pasal Pasal 3 UU Nomor 9 Tahun 2010 Kegiatan keprotokolan adalah :

1. Memberikan Penghormatan Kepada Pejabat Negara, Pejabat Pemerintahan, Perwakilan

Negara Asing dan/atau Organisasi Internasional, serta tokoh masyarakat tertentu,

dan/atau Tamu Negara sesuai dengan kedudukan dalam Negara, pemerintahan dan

masyarakat.

2. Memberikan Pedoman Penyelenggaraan suatu acara agar berjalan tertib, rapi, lancar dan

teratur sesuai dengan ketentuan dan kebiasaan yang berlaku baik secara nasional

maupun internasional; dan

3. Menciptakan hubungan baik dalam tata pergaulan antar bangsa Maksud penetapan

standar pelayanan ini adalah untuk menyediakan informasi dan panduan yang jelas

mengenai langkah pengkoordinasian

4. Tujuan standar pelayanan ini adalah untuk memperkuat dan mempermudah sistem

penilaian dan evaluasi kinerja keprotokolan di lingkungan Sekretariat Kabinet yang

mampu mendukung kelancaran tugas Pimpinan

3. Hak Mendapatkan Protokoler

Sesuai dengan UU Nomor 22 Tahun 2003 yang berhak mendapatkan perlakuan protokoler

adalah :

1. Lambang Kehormatan NKRI adalah :

Terhadap Lambang Kehormatan NKRI agar selaras dengan kedudukannya sebagai

lambang kedaulatan, tanda kehormatan dan symbol-simbol Negara

2. Pejabat Negara, Pejabat Pemerintah dan Tokoh Masyarakat Tertentu adalah :

Terhadap Pejabat Negara, Pejabat Pemerintah Tomastu untuk ;menciptakan ketertiban,

memelihara kehormatan diri dan kedudukan

Page 12: NSPK Protokol

7

4. Ruang Lingkup Kegiatan Keprotokolan

Unit Pelayanan yang melaksanakan kegiatan keprotokolan dilingkungan ditjen

PAUDNI Kemdikbud.

Pelaksana Pelayanan adalah para pejabat dan pegawai di lingkungan Ditjen PAUDNI

Kemdikbud.

Penanggung jawab Pelayanan adalah Sekretris Ditjen PAUDNI.

Sasaran yang akan dicapai adalah terwujudnya acuan baku, sehinggapelaksanaan acara

dan keprotokolan dapat dilakukan dengan tertib,aman dan tepat.

Pengguna Pelayanan adalah seluruh pejabat/pegawai di lingkungan Pimpinan, tamu

negara, perwakilan pemerintah asing danorganisasi internasional, instansi/lembaga

pemerintah, pemerintahdaerah, lembaga negara, organisasi

kemasyarakatan/lembagaswadaya masyarakat, dan lain-lain.

Keluaran Pelayanan adalah seluruh acara dan kegiatan keprotokolanyang terlaksana

sesuai dengan rencana yang ditetapkan.

Kemanfaatan Pelayanan adalah kelancaran kegiatan Pimpinan yang dapat memberikan

dukungan administrasi dan tekniskepada Dirjen PAUDNI sertamitra kerja.

Definisi Peristilahan:

a. Acara adalah kegiatan yang dilakukan terkait dengan tugas danjabatan seseorang

yang melibatkan pihak tertentu, pada waktu,tempat dan tema tertentu;

b. Protokol adalah serangkaian aturan dalam acara resmi, yangmeliputi tata cara dan

pengaturan mengenai tata upacara,penghormatan, waktu dan tempat;

c. Hari adalah hari kerja kedinasan dari Senin sampai denganJumat sesuai ketentuan

peraturan perundang-undangan dibidang kepegawaian.

Pelaksana kegiatan keprotokolan di lingkungan Pimpinan memiliki kompetensi sesuai

dengan jenjang masing-masing.

B. Standar Pelayanan Keprotokolan

1. Penyelenggaraan Acara Kenegaraan, Acara Resmi, Pertemuan Resmi , Audiensi

dan Penerimaan Tamu, Acara Perjamuan

a. Persiapan meliputi kegiatan:

Penerimaan surat permohonan

Page 13: NSPK Protokol

8

Pencarian informasi/bahan terkait substansi audiensi

Mempelajari bahan

Penyiapan memo laporan

Pengajuan memo laporan

Pengajuan memo laporan kepada Seskab

Penerimaan petunjuk/arahan Seskab

Pemberian konfirmasi waktu kepada pemohon audiensi

Penyiapan memo kepada Biro Umum untuk penyiapan jamuan, souvenir, dll.

Penyiapan tata tempat

b. Pelaksanaan

Koordinasi dengan petugas UKD

Penerimaan tamu Pimpinan

Mengantarkan tamu ke dalam ruang kerja/ruang rapat

Memandu pramusaji ke dalam untuk melayani tamu

Sekretaris Kabinet

Pembuatan dokumentasi audiensi

Memandu Sekretaris Kabinet dalam pertukaran

souvenir/cindera mata

Mengantarkan tamu setelah selesai audiensi

c. Pelaporan

Pembuatan laporan pelaksanaan tugas keprotokolan/audiensi

Pengiriman laporan kepada pimpinan unit kerja

2. Penyelenggaraan Acara Kunjungan Kerja , (State Visit, Official Visit dan Kunjungan

Kerja)

a. Persiapan

Penerimaan informasi rencana dinas luar Seskab

Pemilihan petugas (advance, pendamping, antar jemput)

Pengurusan Pasport /Visa dan Exit Permit

Pembuatan memo permohonan dukungan SPPD

Pembelian tiket

Page 14: NSPK Protokol

9

Koordinasi dengan instansi yang dikunjungi

Tim advance berangkat lebih dahulu dengan tugas :

- Koordinasi dalam mempersiapkan acara

- Pengaturan tata tempat

- Pengaturan akomodasi pimpinan

- Pembuatan laporan tertulis

b. Pelaksanaan

Keberangkatan

- Petugas antar jemput mengambil bagasi dari kediaman dan early check-in di

Bandara

- Persiapan ruang VIP Bandara

- Pembayaran airport tax/fiscal

- Penyambutan Seskab di pintu masuk Bandara

- Mengantar Seskab ke ruang VIP

- Mengantar Seskab ke dalam pesawat

Kegiatan di lokasi kunjungan

- Mendampingi Seskab dalam kunjungan kerja

- Pembuatan dokumentasi

- Penyelesaian administrasi SPPD

Kepulangan

- Persiapan kepulangan Seskab melalui koordinasi dengan petugas kawal dan

petugas penjemputan

- Check-in di bandara

- Pembayaran airport tax

- Persiapan ruang VIP (di bandara tujuan kunjungan kerja)

- Mendampingi Seskab dalam perjalanan pulang

- Persiapan ruang VIP (di bandara tujuan kepulangan) dalam rangka

penjemputan

- Pengambilan barang

Page 15: NSPK Protokol

10

c. Pelaporan

Pembuatan laporan pelaksanaan antar jemput

Pengiriman laporan kepada pimpinan unit kerja

Pembuatan laporan pelaksanaan tugas dan pertanggungjawaban SPPD

C. Prosedur Pelayanan Keprotokolan

1. Penyelenggaraan Acara Kenegaraan, Acara Resmi, Pertemuan Resmi , Audiensi

dan Penerimaan Tamu, Acara Perjamuan

a. Persiapan meliputi kegiatan:

Penerimaan surat/berkas permohonan audiensi dan atau perintah lisan dari

Pimpinan;

Pencarian informasi/bahan yang terkait dengan audiensi;

Mempelajari bahan tersebut dan mencari waktu yang tepat untuk waktu audiensi

serta

Menyiapkan pointers wicara;

Penyiapan memo laporan;

Pengajuan memo laporan kePimpinan;

Penerimaan arahan/disposisi dariPimpinan Sekretaris Kabinet;

Penindaklanjutan arahan dengan menghubungi pihak pemohon audiensi serta

pejabat pendamping Pimpinan

Penyiapan memo permintaan dukungan audiensi (jamuan,souvenir, dll);

Penyiapan tata tempat dan menyiapkan souvenir jikadibutuhkan.

b. Pelaksanaan

Koordinasi dengan petugas Unit Keamanan Dalam (UKD) mengenai kehadiran tam

Pimpinan;

Penerimaan tamu yang akan beraudiensi dengan Pimpinan;

Mengantarkan tamu Pimpinan ke dalam ruangkerja/ruang rapat dan mengarahkan

ke tempat yang telah disediakan sesuai dengan seating arrangement;

Memandu pramusaji dalam melayani tamu Pimpinan;

Pembuatan Dokumentasi

- Pembuatan dokumentasi audiensi;

Page 16: NSPK Protokol

11

- Memandu Pimpinan dalam pertukaran souvenir/cinderamata;

- Mengantarkan tamu Pimpinan setelah selesaiaudiensi.

c. Pelaporan

Pembuatan laporan pelaksanaan tugas keprotokolan/audiensi

Pengiriman laporan kepada pimpinan unit kerja

2. Penyelenggaraan Acara Kunjungan Kerja Pimpinan (Tidak Mendampingi Presiden)

a. Persiapan

Penerimaan informasi rencana dinas luar Pimpinan;

Pemilihan petugas (advance, pendamping, antar jemput);

Pengurusan Pasport/Visa dan Exit Permit bila Seskab melakukan kunjungan kerja

ke Luar Negeri;

Pembuatan memo permohonan dukungan Surat Perintah Perjalanan Dinas (SPPD);

Pencarian dan pembelian tiket penerbangan untuk timadvance, pendamping

Pimpinan;

Koordinasi dengan lembaga/instansi yang akan dikunjungi;

Tim advance berangkat lebih dulu ke lokasi kunjungan;

Koordinasi dalam mempersiapkan acara kunjungan tersebut;

Pengaturan tata tempat/ruang dan acara;

Pengaturan akomodasi Sekretaris Kabinet;

Pembuatan laporan tertulis.

b. Pelaksanaan

Keberangkatan

- Petugas antar jemput melakukan pengambilan bagasi dari kediaman Pimpinan

dan early check-indi bandara;

- Persiapan VIP Room/Executive Lounge;

- Pembayaran biaya aiport tax/fiscal;

- Penyambutan Pimpinan di pintu masuk bandara;

- Mengantarkan Pimpinan ke VIP Room/Executive Lounge;

- Mengantarkan SPimpinan ke dalam pesawat.

Kegiatan di lokasi kunjungan

Page 17: NSPK Protokol

12

- Mendampingi Pimpinan dalam kunjungan kerja;

- Pembuatan dokumentasi;

- Penyelesaian administrasi SPPD Sekretaris Kabinet.

Kepulangan

- Persiapan kepulangan Seskab melalui koordinasi dengan petugas kawal dan

petugas penjemputan

- Check-in di bandara

- Pembayaran airport tax

- Persiapan ruang VIP (di bandara tujuan kunjungan kerja)

- Mendampingi Seskab dalam perjalanan pulang

- Persiapan ruang VIP (di bandara tujuan kepulangan) dalam rangka

penjemputan

- Pengambilan barang

Page 18: NSPK Protokol

13

c. Pelaporan

Pembuatan laporan pelaksanaan antar jemput

Pengiriman laporan kepada pimpinan unit kerja

Pembuatan laporan pelaksanaan tugas dan pertanggungjawaban SPPD

D. Kriteria Pelayanan Keprotokolan

1. Administratif

persetujuan tertulis atau lisan dari Pimpinan atas permohonan audiensi dan acara rapat,

permohonan kehadiran sebagai pembicara, pemimpin rapat, undangan dan lain-lain.

2. Kompetensi Pelaksana

a. mampu memahami dasar dan peraturan serta praktek keprotokolan yang berlaku;

b. mampu berkomunikasi dalam bahasa Indonesia dan asing dengan baik;

c. mampu bertindak sebagai komunikator yang baik;

d. mampu menjaga rahasia;

e. mampu menggali informasi dan menyampaikannya dengan tepat dan benar;

f. memiliki inisiatif dan langkah antisipatif;

g. memiliki kepribadian yang ramah, jujur, disiplin, sopan dan bertanggung jawab;

h. mampu mengoperasikan program MS Office dan Internet.

3. Sarana dan Prasarana Pelayanan

Alat tulis kantor, alat pengolah data dan presentasi, kendaraan, ruang kerja dan ruang rapat,

serta pakaian sipil lengkap, pakaian dinas lapangan dan pakaian dinas harian.

4. Peringatan

Keterlambatan penyiapan dukungan staf dan administrasi akanmengakibatkan acara dan

kegiatan keprotokolan yang telah direncanakan terlambat, tertunda atau batal.

5. Jadwal Pelayanan

Pelayanan keprotokolan diselenggarakan selama hari dan jam kerja kedinasan, dan dalam

hal kebutuhan mendesak diselenggarakan di luar hari dan jam kerja kedinasan.

6. Mekanisme Penanganan Pengaduan/Tindak Lanjut atas

Masukan/Keluhan dari Pengguna Pelayanan Pengaduan/masukan berkaitan dengan

pelayanan disampaikan kepada Petugas Bidang Persidangan dan Dokumentasi, dann

Folder

gantung

Folder

biasa

Page 19: NSPK Protokol

14

selanjutnya secara berjenjang dapat menugaskan kepada pejabat di bawahnya untuk

menindaklanjuti pengaduan/masukan dimaksud.

Kriteria pelayanan keprotokolan sesuai pada Teks lengkap Protokol Opsional Konvensi Piagam

PBB

1. Menetapkan bahwa negara yang menjadi pihak dalam protokol opsional mengakui

kompetensi Komite untuk menerima dan mempertimbangkan komunikasi bawah protokol.

2. Menyediakan Prosedur Komunikasi yang memungkinkan baik individu atau kelompok

individu untuk menyampaikan pengaduan individual kepada Komite. Komunikasi juga dapat

diajukan atas nama individu atau kelompok individu, dengan persetujuan mereka, kecuali

dapat ditunjukkan mengapa persetujuan yang tidak diterima.

3. Menetapkan bahwa komunikasi hanya akan dipertimbangkan oleh Komite jika menyangkut

acountry yang telah menjadi pihak dalam protokol. Selain itu, komunikasi harus disampaikan

secara tertulis dan mungkin tidak anonim.

4. Menetapkan kriteria diterimanya komunikasi. Sebelum pengaduan dianggap, Komite harus

menentukan bahwa semua penyelesaian domestik yang ada telah habis dan keluhan tidak, atau

telah diperiksa oleh Komite atau sudah atau sedang diperiksa berdasarkan prosedur

penyelidikan atau penyelesaian internasional. Selain itu, keluhan hanya akan diterima

disediakan keluhan tersebut kompatibel dengan ketentuan Konvensi; bukan merupakan

penyalahgunaan hak untuk menyampaikan komunikasi, tuduhan penuntut 'dapat dibuktikan,

dan fakta-fakta yang disajikan terjadi setelah pihak Negara meratifikasi Protokol.

5. Setelah menerima komunikasi dan sebelum keputusan akhirnya, Komite memiliki pilihan

untuk menghubungi Negara Pihak dengan permintaan mendesak bahwa Negara Pihak

mengambil langkah-langkah untuk melindungi korban atau korban dari melukai.

6. Menetapkan prosedur komunikasi. Apabila komunikasi telah ditemukan diterima, Komite

rahasia akan membawa komunikasi ke perhatian Negara Pihak, disediakan keluhan telah

menyetujui pengungkapan identitas mereka kepada Negara Pihak. Negara Pihak diberikan

enam bulan untuk memberikan penjelasan tertulis atau pernyataan keluhan.

7. Menguraikan proses pertimbangan keluhan. Komite akan memeriksa dan mempertimbangkan

semua informasi yang diberikan oleh keluhan dalam pertemuan tertutup. Pandangan dan

Page 20: NSPK Protokol

15

rekomendasi Komite akan diteruskan ke pihak yang bersangkutan. Negara Pihak memiliki

enam bulan untuk mempertimbangkan pandangan Komite dan memberikan tanggapan

tertulis, termasuk langkah-langkah perbaikan yang dilakukan. Komite dapat meminta

informasi lebih lanjut dari Negara Pihak, termasuk dalam laporan berikutnya.

8. Menetapkan prosedur penyelidikan yang memungkinkan Komite untuk memulai penyelidikan

rahasia oleh satu atau lebih anggotanya yang telah menerima informasi yang dapat dipercaya

tentang pelanggaran berat atau sistematis oleh suatu Negara Pihak hak didirikan pada

Konvensi. Dimana dibenarkan dan dengan persetujuan Negara Pihak, Komite dapat

mengunjungi wilayah Negara Pihak. Setiap temuan, komentar atau rekomendasi akan

diteruskan ke Negara Pihak yang bersangkutan, yang dapat merespon dalam waktu enam

bulan.

9. Menetapkan prosedur tindak lanjut untuk Komite. Setelah periode enam bulan sebagaimana

dimaksud dalam Pasal 8, Negara Pihak dapat diundang untuk memberikan Komite dengan

rincian dari setiap upaya perbaikan yang dilakukan setelah penyelidikan. Detail juga dapat

diberikan dalam laporan Negara Pihak kepada Komite berdasarkan Pasal 18 dari Konvensi.

10. Menyediakan klausul opt-out. Pada ratifikasi Protokol Opsional, Negara Pihak memiliki

pilihan untuk menolak untuk mengakui kompetensi Komite untuk memulai dan melakukan

penyelidikan sebagaimana ditetapkan menurut artikel 8 dan 9. Namun, deklarasi ini dapat

ditarik di lain waktu.

11. Membutuhkan Negara Pihak untuk menjamin perlindungan bagi mereka komunikasi

menyerahkan.

12. Ringkasan kegiatan Komite berkaitan dengan Protokol akan dimasukkan di bawah pasal 21

Konvensi.

13. Menetapkan persyaratan bahwa negara-negara Pihak banyak mempublikasikan Konvensi dan

Protokol dan memberikan akses ke pandangan dan rekomendasi dari Komite.

14. Membutuhkan Komite untuk mengembangkan aturan prosedurnya sendiri ketika berhadapan

dengan komunikasi dan pertanyaan dipertimbangkan sesuai dengan Protokol Opsional.

15. Mengatur kelayakan bagi negara untuk menandatangani, meratifikasi atau mengaksesi

Protokol. Setiap Negara Pihak yang menjadi pihak pada Konvensi dapat menjadi pihak pada

Protokol tersebut.

Page 21: NSPK Protokol

16

16. Menetapkan bahwa minimal sepuluh negara harus meratifikasi atau mengaksesi Protokol

sebelum Protokol diberlakukan. Protokol ini akan mulai berlaku tiga bulan setelah ratifikasi

atau aksesi 10.

17. Menyediakan bahwa tidak akan ada pemesanan dalam Protokol.

18. Menetapkan prosedur untuk amandemen Protokol. Setiap Negara Pihak dapat mengusulkan

amandemen untuk dikirim kepada Sekretaris Jenderal Perserikatan Bangsa-Bangsa yang akan

dikomunikasikan kepada semua Negara Pihak pada Protokol ini. Jika diminta oleh minimal

sepertiga dari Negara-negara Pihak, konferensi dapat diselenggarakan untuk membahas dan

memberikan suara pada setiap amandemen. Dengan dukungan mayoritas dua pertiga dan

Majelis Umum, amandemen mulai berlaku dan mengikat negara-negara yang telah menerima

amandemen.

19. Menyediakan untuk Negara Pihak untuk menarik diri dari Protokol ini dengan pemberitahuan

tertulis kepada Sekretaris Jenderal. Penarikan tidak akan mempengaruhi setiap komunikasi

yang disampaikan sebelum tanggal efektif penarikan.

20. Menyatakan bahwa Sekretaris-Jenderal Perserikatan Bangsa-Bangsa akan inforrn Serikat

tanda tangan, ratifikasi dan aksesi, tanggal Protokol ini mulai berlaku dan setiap perubahan

dan penarikan.

Menyediakan bahwa Protokol akan disimpan dalam arsip PBB, dibuat tersedia dalam bahasa

Arab, Cina, Inggris, Perancis, Rusia dan Spanyol dan dikirim ke semua Negara Pihak oleh

Sekretaris Jenderal.

Page 22: NSPK Protokol

17

Page 23: NSPK Protokol

18

BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan

1. Domain Keprotokolan

UU NO. 8 TH 1987 tentang protokol

PP NO. 62 TH 1990 tentang ketentuan keprotokolan mengenai tata tempat, tata upacara,

dan tata penghormatan

2. Related Keprotokolan

UU NO. 43 TAHUN 1999 (Tentang Pokok-pokok Kepegawaian)

UU NO. 22 TAHUN 2003 (Tentang Pemerintah Daerah)

UU NO. 32 TAHUN 2004 (Tentang Pemerintahan Daerah)

PP NO. 40 (Tentang Bendera Kebangsaan RI).

Protokol Definisi menurut Encyclopedia Britanica ialah: “ tata cara / tata krama dalam

hubungan antar negara dengan memperhatikan pangkat – kedududkan – titel yang resmi”.

Definisi lain:“kumpulan peraturan dalam upacara yang dituruti dalam semua pergaulan

internasional oleh (kapala negara, kepala pemerintahan, para menteri, dan diplomat) baik

secara tertulis maupun tidak tertulis.

Protokol Menurut UU No. 8/87 adalah serangkaian aturan dalam kenegaraan atau acara resmi

yangmeliputi aturan mengenai: - tata tempat - tata upacara - tata penghormatan kepasa

seseorang sesuai dengan jabatan atau kedudukannya dalam negara, pemerintahan atau

masyarakat.

Dalam praktek sehari-hari Protokol adalah petugas yang mengatur pelaksanaan jalannya

upacara Protokoler adalah serangkaian aturan yang telah ditetapkan oleh protokol menurut

aturan yang baku atau kelaziman.

Keprotokolan meliputi 3 hal:

Page 24: NSPK Protokol

19

Tata cara sebagaimana yang terdapat dalam upacara resmi kenegaraan, penandatanganan

perjanjian, dan konferensi internasional. (Tata Upacara)

Tata krama dalam menempatkan, menyebut, memperlakukan seseorang sesuai dengan

kedudukannya. (Tata Kehormatan)

Mengatur pengaturan tempat duduk dan urutan dalam upacata kenegaraan dalam jamuan

makan dan lain-lain. (Tata Tempat)

Ruang Lingkup Protokol :

Penerimaan Tamu

Kunjungan Tamu

Perjalanan ke daerah / luarnegeri

Pengaturan Rapat / Sidang

Penyelenggaraan Resepsi / Sidang

Penyelenggaraan Upacara

Pernyataan Selamat (congratulation) atau bela sungkawa (condolence)

Perbedaan Protokol dan Pembawa Acara (MC)

Tugas Protokol adalah mengatur acara.

Tanggung jawab Protokol membawahi : PA/MC, Dokumentasi, Konsumsi, Upacara,

Penerimaan tamu, Hiburan, Perlengkapan, Dekorasi, Keamanan, dll

Tugas PA/MC adalah membawakan acara.

Tugas umum protokol meliputi 5 bidang :

Tata Ruang

- Pengaturan ruangan (classroom, teater, conference, dsb).

- Lambang negara, bendera, gambar Presiden dan Wakil Presiden.

- Meja, kursi, dan podium.

- Tata cahaya.

- Tata suara.

- Dekorasi.

- Perlengkapan upacara (sirine, gong, prasasti, dll).

Page 25: NSPK Protokol

20

Tata Tempat

Adalah norma yang berlaku dalamhal tata tempat duduk para pejabat yang didasarkan atas

kedudukannya dalam ketatanegaraan, kedudukan administratif / struktural dan kedudukan

sosialnya.

- Tata tempat duduk.

- Tata urutan memasuki kendaraan.

- Tata urutankedatangan dan kepergian / pulang.

Tata Upacara

Adalah tata urutan kegiatan, yaitu bagaiamana acara harus dilaksanakan sesuai jenis

aktivitasnya. Yang perlu diperhatikan adalah:

- jenis kegiatan

- bahasa pengantar

- materi aktivitas

- menyusun acara dengan urutan yang benar

- menyiapkan personil yang terlibat dalam suatu acara

- menetapkan urutan dan menghubungi yang akan memberikan sanbutan sesuai jenjang

jabatannya, pejabat tertinggi memberikan sambutan terakhir.

Tata Busana

Menetapkan pakaian yang harus dikenakan pada suatu kegiatan protokoler baik oleh para

pejabat / undangan maupun petugas pelaksana kegiatan.

Tata warkat

Penataan administrasi surat menyurat dan undangan yang berkaitan langsung dengan acara

yang dilaksanakan.

Page 26: NSPK Protokol

21

B. Saran

Dapat di sampaikan saran-saran yang berkaitan dengan pembuatan NSPK ini adalah :

1. Norma-Norma styandart yang diberlakukan hendaknya sesuai dengan kaidah-kaidah

Keprotokolan bersifat nasional

2. Keprotokolan sangat banyak norma,standart dan Kriteria yang dipergunakan dan dapat

pula bersifat situasional

Untuk kegiatan yang ada pada Instansi pemerintah Kegiatan keprotokolan tidak boleh lepas

dari rencana anggaran yang telah disusun pada POK