proteinuria

2
Proteinuria adalah hal umum terjadi pada orang dewasa. Dikatakan sebagai proteinuria apabila ekskresi protein urin lebih dari 150 mg per hari. Ada banyak etiologi yang dapat menyebabkan proteinuria. Seperti dehidrasi, factor emosional, demam, proses inflames, aktivitas yang intens, orthostatic disorder dan lain-lain. Normalnya, urin pada orang sehat mengandung protein tetapi tentu saja dengan kadar yang sewajarnya. Sekitar 20 persen dari protein yang diekskresikan adalah immunoglobulin, 40 persennya adalah albumin, dan sisanya adalah Tamm-horsfall mukoprotein yang disekresikan oleh tubulus distal. Filtrasi protein berawal di glomerulus. Glomerulus mempunyai membran yang terdiri dari tiga lapisan, yang pertama normal barriers atau dinding kapiler glomerulus yang bersifat permeable terhadap cairan dan zat yang terlarut didalam tubuh, membrane basal, dan sel epitel visceral. Protein yang berukuran kecil lebih banyak di reabsorpsi di tubulus proksimal. Ada tiga jenis mekanisme patofisiologi dari proteinuria. 1. Glomerular. Merupakan penyebab yang paling proteinuria yang paling sering terjadi. Dalam keadaan ini, permeabilitas protein kapiler glomerular meningkat, dan akan menyebabkan penyakit sepert glomerulopati primer atau sekunder. 2. Proteinuira Tubular. Terjadinya saar reabsorpsi protein tubular berkurang, menyebabkan penyakit tubular atau interstisial proteinuria. Protein yang dieksresikan pada penderita proteinuria tubuh biasanya kurang dari 2g per 24jam. 3. Overflow, meningkatnya profuksi low-molecular-weight protein yang menyebabkan gammopathy monoclonal dan leukemia. Sebagian besar terjadi saat keadaan multiple myeloma. Ada beberapa cara untuk mengidentifikasi proteinuria.

description

translate jurnal

Transcript of proteinuria

Proteinuria adalah hal umum terjadi pada orang dewasa. Dikatakan sebagai proteinuria apabila ekskresi protein urin lebih dari 150 mg per hari. Ada banyak etiologi yang dapat menyebabkan proteinuria. Seperti dehidrasi, factor emosional, demam, proses inflames, aktivitas yang intens, orthostatic disorder dan lain-lain.

Normalnya, urin pada orang sehat mengandung protein tetapi tentu saja dengan kadar yang sewajarnya. Sekitar 20 persen dari protein yang diekskresikan adalah immunoglobulin, 40 persennya adalah albumin, dan sisanya adalah Tamm-horsfall mukoprotein yang disekresikan oleh tubulus distal.

Filtrasi protein berawal di glomerulus. Glomerulus mempunyai membran yang terdiri dari tiga lapisan, yang pertama normal barriers atau dinding kapiler glomerulus yang bersifat permeable terhadap cairan dan zat yang terlarut didalam tubuh, membrane basal, dan sel epitel visceral.

Protein yang berukuran kecil lebih banyak di reabsorpsi di tubulus proksimal.

Ada tiga jenis mekanisme patofisiologi dari proteinuria. 1. Glomerular. Merupakan penyebab yang paling proteinuria yang paling sering terjadi. Dalam keadaan ini, permeabilitas protein kapiler glomerular meningkat, dan akan menyebabkan penyakit sepert glomerulopati primer atau sekunder.2. Proteinuira Tubular. Terjadinya saar reabsorpsi protein tubular berkurang, menyebabkan penyakit tubular atau interstisial proteinuria. Protein yang dieksresikan pada penderita proteinuria tubuh biasanya kurang dari 2g per 24jam. 3. Overflow, meningkatnya profuksi low-molecular-weight protein yang menyebabkan gammopathy monoclonal dan leukemia. Sebagian besar terjadi saat keadaan multiple myeloma.

Ada beberapa cara untuk mengidentifikasi proteinuria.1. Dipstick urine test atau tes urin strip. Merupakan alat diagnostikyang paling sering digunakan untuk mengukur konsentrasi protein urin. Sebelum dipstick dimasukan kedalam urine yang berisi protein, dipstick berwarna kuning, setelah dimasukan ke urin yang mengandung protein, dipstick berubah warna menjadi warna hijau. Tes dipstick ini juga dapat memberikan hasil positif palsu apabila urin yang dimasukan dipstick bersifat urin alkali(pH>7,5), dipstick terlalu lama berada didalam urin, urin dengan konsentrasi yang tinggi, dalam keadaan gross hematuria, yaitu hematuria yang bisa dilihat dengan kasat mata, urin mengandung pus, semen, atau sekresi vaginal, pasien setelah mengonsumsi penisilin, sulfonamide, atau tolbutamid. Selain memberikan hasil positif palsu, juga bisa didapatkan hasil negative palsu apabila urin terlalu encer, dan urin mengandung protein non albuin atay senyawa dengan berat molecular rendah, Digunakan untuk mendeteksi albumin, dan kurang sensitive thd globulin atau bagian dari globulis.

2. Uji kekeruhan asam sulfosalicylic untuk proteinuriaLebih mudah dilakukan, lebihs ensitif terhadap protein bence jones. Layar akan menunjukan kekeruhan apabila konsentrasi protein 4mg per dL. Hasil positif palsu dapat terjadi bila pasien memakai penisilin atau sulfonamid dan dalam waktu tiga hari setelah pemberian pewarna radiografi. Negative palsu akan terjadi apabila urin bersifat alkali atau urin encer.

3. Evaluasi diagnostic proteinuria

Urinalisis mikroskopikDilakukan setelah proteinuria diidentifikasi menggunakan tes dipstick.