ProteinuriA
description
Transcript of ProteinuriA
Pendahuluan
Proteinuria adalah adanya protein di dalam urin manusia yang melebihi nilai
normalnya yaitu lebih dari 150 mg/24 jam atau pada anak-anak lebih dari 140 mg/m2.1,3
Dalam keadaan normal, protein di dalam urin sampai sejumlah tertentu masih dianggap
fungsional. Orang dewasa normal dan sehat mengekskresi sedikit protein dalam urin sampai
150 mg/24 jam, yang terutama terdiri dari albumin dan protein Tamm-Horsfall.2 Sejumlah
protein ditemukan pada pemeriksaan urin rutin, baik tanpa gejala, ataupun dapat menjadi
gejala awal dan mungkin suatu bukti adanya penyakit ginjal yang serius. Adanya protein di
dalam urin sangatlah penting, dan memerlukan penelitian lebih lanjut untuk menentukan
penyebab atau penyakit dasarnya. Biasanya proteinuria dikatakan patologis bila kadarnya di
atas 200 mg/hari pada beberapa kali pemeriksaan dalam waktu yang berbeda. Ada yang
mengatakan proteinuria persisten jika protein urin telah menetap selama 3 bulan atau lebih
dan jumlahnya biasanya hanya sedikit di atas normal. Dikatakan proteinuria masif bila
terdapat protein di urin melebihi 3500 mg/hari dan biasanya mayoritas terdiri atas albumin.1
10
Patofisiologi Proteinuria
Proteinuria dapat meningkat melalui salah satu cara dari ke-4 jalan di bawah ini :1
1) Perubahan permeabilitas glomerulus yang mengikuti peningkatan filtrasi dari protein
plasma normal terutama albumin.
2) Kegagalan tubulus mereabsorbsi sejumlah kecil protein yang normal difiltrasi.
3) Filtrasi glomerulus dari sirkulasi abnormal, Low Molecular Weight Protein (LWMP)
dalam jumlah melebihi kapasitas reabsorbsi tubulus.
4) Sekresi yang meningkat dari makuloprotein uroepitel dan sekresi IgA dalam respons
untuk inflamasi.
Derajat proteinuria dan komposisi protein pada urin tergantung dari mekanisme jejas pada
ginjal yang berakibat hilangnya protein. Sejumlah besar protein secara normal melewati
kapiler glomerulus tetapi tidak memasuki urin. Muatan dan selektivitas dinding glomerulus
mencegah transportasi albumin, globulin dan protein dengan berat molekul besar lainnya
untuk menembus dinding glomerulus. Akan tetapi jika sawar ini rusak, terdapat kebocoran
protein plasma ke dalam urin(proteinuria glomerulus). Protein yang lebih kecil (<20 kDal)
secara bebas disaring tetapi diabsorpsi kembali oleh tubulus proksimal. Pada individu normal
ekskresi kurang dari 150 mg.hari dari protein total dan albumin hanya sekitar 30 mg/hari; sisa
protein pada urin akan diekskresi oleh tubulus (Tamm Horsfall, Immunoglobulin A dan
Urokinase) atau sejumlah kecil B-2 mikroglobulin, apoprotein, enzim dan hormon peptide.
10
Proteinuria Fisiologis
Proteinuria sebenarnya tidaklah selalu menunjukkan kelainan/penyakit ginjal. Beberapa
keadaan fisiologis pada individu sehat dapat menyebabkan proteinuria. Biasanya pada
keadaaan fisiologis ini sering ditemukan :
1) Demam yang tinggi
2) Gagal jantung
3) Latihan fisik yang kuat terutama lari marathon
4) Pasien dalam keadaan transfusi darah/plasma atau pasien yang kedinginan
5) Pasien-pasien yang hematuria dimana ditemukan proteinuria masif
6) Pasien yang lordotik (ortostatik proteinuria)
7) Dehidrasi
8) Stres emosional
Proteinuria Patologis
Proteinuria adalah manifestasi besar dari penyakit ginjal dan merupakan indikator dari
perburukan fungsi ginjal. Baik pada penyakit ginjal diabetes maupun penyakit ginjal non
diabetes, sejak dahulu proteinuria juga dianggap sebagai suatu faktor prognostik yang
bermakna dan paling akurat. Tetapi tidak semua penyakit ginjal menunjukkan proteinuria,
misalnya pada penyakit ginjal polikistik, penyakit ginjal obstruksi, penyakit ginjal akibat
obat-obat analgesik dan kelainan kongenital kista dan sebagainya, sering tidak ditemukan
proteinuria. Proteinuria dianggap patologis bila protein dalam urin melebihi 150 mg/24 jam,
ada pula kepustakaan yang menyebutkan bila protein dalam urin melebihi 200 mg/24 jam.
Risiko morbiditas dan mortalitas kardiovaskular juga meningkat secara bermakna dengan
adanya proteinuria. Terdapat 3 macam proteinuria yang patologis yaitu proteinuria
glomerulus, proteinuria tubular dan overflow proteinuria. Mekanisme patofisiologi
proteinuria dibagikan menjadi glomerular, tubular dan overflow.1,3
1) Proteinuria Glomerulus
10
Penyakit glomerulus adalah penyebab utama terjadinya proteinuria patologis. Beberapa
abnormalitas glomerulus merubah permeabilitas membran basal glomerulus, menyebabkan
albumin dan immunoglobin keluar lewat urin.2 Bentuk proteinuria ini tampak pada hampir
semua penyakit ginjal di mana albumin adalah jenis protein yang paling dominan (60-90%)
pada urin, sedangkan sisanya protein dengan berat molekul rendah ditemukan hanya sejumlah
kecil saja.1 Contoh proteinuria glomerulus adalah a) mikroalbuminuria dan b) proteinuria
klinis.
a) Mikroalbuminuria
Pada keadaan normal albumin urin tidak melebihi 30 mg/hari.Bila albumin di urin antara 30-
300 mg/hari atau 30-350 mg/hari disebut mikroalbuminuria. Biasanya terdapat pada pasien
DM dan hipertensi esensial, dan beberapa penyakit glomerulonefritis. Mikroalbuminuria
merupakan suatu marker untuk proteinuria klinis yang disertai penurunan faal ginjal LFG
(laju filtrasi glomerulus) dan penyakit kardiovaskular sistemik. Albuminuria tidak hanya
petanda risiko penyakit kardiovaskular dan penyakit ginjal, tetapi juga berguna sebagai target
keberhasilan pengobatan.
b) Proteinuria Klinis
Pemeriksaan ditentukan dengan pemeriksaan semi kuantitatif misalnya dengan uji Esbach
dan Biuret. Proteinuria klinis dapat ditemukan antara 1-5 g/hari. Uji Esbach???
2) Proteinuria Tubular
Proteinuria tubular terjadi bila penyakit tubulointerstitial menghalang tubulus proksimal
dari mengabsorpsi Low Molecular Weight Protein (LWMP). Bila terdapat pasien dengan
penyakit tubular, biasanya kurang dari 2 gr protein diekskresi dalam waktu 24 jam. Penyakit
tubular adalah seperti nefrosklerosis hipertensif, nefropati tubulointerstitial yang disebabkan
oleh obat antiinflamasi non steroid, renal tubular acidosis (RTA), sarkoidosis, sindrom
Fanconi, pielonefritis kronis dan akibat cangkok ginjal.1,2
10
3) Overflow Proteinuria
Pada overflow proteinuria, Low Molecular Weight Protein (LWMP) mengurangkan
kemampuan tubulus proksimal untuk mengreabsorpsi protein yang terfiltrasi. Paling sering
ini disebabkan produksi berlebihan immunoglobulin yang terjadi pada multipel mieloma.
Klasifikasi Proteinuria Berdasarkan Patofisiologi 4
Tipe Patofisiologi Penyebab
Glomerular Permeabilitas kapilari
glomerulus terhadap protein
meningkat
Glomerulopati primer atau
sekunder
Tubular Reabsorpsi protein oleh
tubular menurun
Penyakit tubular atau
interstisial
Overflow Produksi LMWP meningkat Monoclonal gammopathy,
leukemia
Penyebab Proteinuria Berdasarkan Jumlah Ekskresi Protein 5
Ekskresi Protein Harian Penyebab
0,15 – 2,0 gr Mild glomerulopathies
Tubular proteinuria
Overflow proteinuria
2,0 – 4,0 gr Biasanya glomerular
>4,0 gr Selalu glomerular
Penyebab Proteinuria berdasarkan Tipe Proteinuria 6
10
Tipe Proteinuria Penyakit
Glomerular Primary glomerulonephropathy
-minimal change disease
-idiopathic membranous glomerulonephritis
-Focal segmental glomerulonephritis
-Membranoproliferative glomerulonephritis
-IgA nephropathy
Secondary glomerulonephropathy
-diabetes mellitus
-collagen vascular disorders (cth; lupus nephritis)
-amiloidosis
-preeklamsia
-infeksi (cth; HIV, hepatitis B dan C, poststreptokokus, sifilis, malaria)
-Kanker pada gastrointestinal dan paru
-Limfoma
Glomerulopati yang berhubungan dengan obat:
-heroin
-AINS
-penicillamine
-litium
Tubular Nefrosklerosis hipertensif
Penyakit tubulointerstitial yang disebabkan ;
-nefropati asam urat
-acute hypersensitivity interstitial nephritis
-Sindrom Fanconi
-Logam berat
-Penyakit sickle cell
-obat AINS, antibiotik
Overflow Hemoglobinuria
Mioglobinuria
Multipel mieloma
Amiloidosis
Evaluasi Diagnostik Proteinuria
10
Pemeriksaan Proteinuria
Esbach???Metode yang dipakai untuk mengukur proteinuria saat ini sangat bervariasi dan
bermakna. Metode dipstick adalah pemeriksaan semikuantitatif untuk menilai konsentrasi
protein dalam urin.2 Karena mudah digunakan, maka tes dipstick ini paling sering digunakan
untuk menguji proteinuria.1,2,3 Metode dipstick mendeteksi sebagian besar albumin dan
memberikan hasil positif bila pH >7,0 dan bila urin sangat pekat atau terkontaminasi darah.
Urin yang sangat encer menutupi proteinuria pada pemeriksaan dipstik. Jika proteinuria yang
tidak mengandung albumin dalam jumlah cukup banyak akan menjadi negatif palsu. Ini
sangat penting untuk menentukan protein Bence Jones pada urin pasien dengan multipel
mieloma.1 Pemeriksaan dipstick memberikan hasil positif palsu pada urin yang alkalis
(pH>7,5), urin yang terlalu pekat, gross hematuria, adanya penisilin, sulfonamid atau
tolbutamid dalam ekskresi urin, dan urin yang mengandung pus, semen atau sekret dari
vagina.3 Sekarang ini, dipstik yang sangat sensitif tersedia di pasaran dengan kemampuan
mengukur mikroalbuminuria dan merupakan petanda awal dari penyakit glomerulus yang
terlihat untuk memprediksi jejas glomerulus pada nefropati diabetik dini.1
Pada metode dipstick, ujung kertas dipstick dicelupkan ke dalam urin, lalu segera diangkat,
urin kemudian ditiriskan dengan mengetuk-mengetukkan ujung kertas dipstick tersebut pada
tepi tempat penampung kemih. Hasilnya kemudian dibaca dengan membandingkan dengan
kartu daftar warna pada label. Tingkatannya berkisar dari 0 sampai 4+ ;
Samar Kurang dari 30 mg/100 ml urin
1+ 30 mg/100 ml urin
2+ 100 mg/100 ml urin
3+ 300 mg/100 ml urin
4+ 1 g/100 ml urin
Derajat proteinuria dan komposisi protein pada urin tergantung dari mekanisme jejas pada
ginjal yang berakibat hilangnya protein. Sejumlah besar protein secara normal melewati
kapiler glomerulus, tetaip tidak memasuki urin. Muatan dan selektifitas dinding glomerulus
mencegah transportasi albumin, globulin, dan protein dengan berat molekul besar lainnya
untuk menembus dinding glomerulus.2
Analisa Urin Secara Mikroskopik
10
Bila ditemukan proteinuria dengan metode dipstick, sedimen urin harus diperiksa secara
mikroskopis. Intepretasi pada pemeriksaan mikroskopis urin dapat dilihat pada tabel
dibawah;3
Microscopic Finding Pathologic Process
Fatty casts, free fat or oval fat bodies Nephrotic range proteinuria (>3,5 g per 24 hrs)
Leukocyte, leukocyte casts with bakteria Urinary tract infection
Leukocytes, leukocyte casts without bacteria Renal interstitial disease
Normal-shaped erythrocytes Suggestive of lower urinary tract lesion
Dysmorphic erythrocytes Suggestive of upper urinary tract lesion
Erythrocyte casts Glomerular disease
Waxy, granular or cellular casts Advanced chronic renal disease
Eosinophiluria Suggestive of drug-induced acute interstitial
nephritis
Hyaline casts No renal disease ; present with dehydration and
with diuretic therapy
PROTEINURIA ISOLASI1,3
Proteinuria terisolasi adalah sejumlah protein yang ditemukan dalam urin tanpa gejala pada
pasien sehat yang tidak mengalami gangguan fungsi ginjal atau penyakit sistemik.1,2
Proteinuria ini hampir selalu ditemukan secara kebetulan dapat menetap/persisten, dapat pula
hanya sementara, yang mungkin saja timbul karena posisi lordotik tubuh pasien. Biasanya
sedimen urin normal. Dengan pemeriksaan pencitraan ginjal tidak ditemukan gangguan
abnormal ginjal atau saluran kemih dan tidak ada riwayat gangguan ginjal sebelumnya.
Biasanya total ekskresi protein kurang dari 2 g/hari. Proteinuria terisolasi dibagi dalam 2
kategori 1) Jinak, termasuk yang fungsional, idiopatik, transien/tidak menetap, ortostatik, dan
intermiten, 2) Yang lebih serius lagi adalah yang mungkin tidak ortostatik dan timbul secara
persisten.
1) Proteinuria Isolasi Jinak
Proteinuria Fungsional
10
Ini adalah bentuk umum proteinuria yang sering terlihat pada pasien yang
dirawat di rumah sakit karena berbagai penyakit. Biasanya berhubungan
dengan demam tinggi, latihan sternosus, terpapar dengan dingin/kedinginan,
stress emosi, gagal jantiung kongestif dan penyakit akut lainnya. Proteinuria
ini adalah jenis glomerulus yang diyakini disebabkan oleh perubahan
hemodinamik ginjal yang meningkatkan filtrasi glomerulus protein plasma.
Penyakit ginjal yang progresif tidak timbul pada pasien ini.
Proteinuria Transien Idiopatik
Merupakan kategori proteinuria yang umum pada anak-anak dan dewasa
muda, yang ditandai oleh proteinuria yang timbul selama pemeriksaan urin
rutin orang sehat tetap hilang kembali setelah pemeriksaan urin dilakukan
kembali. Pasien tidak mempunyai gejala, proteinuria selalu ditemukan secara
insidentil pada penapisan urin rutin, atau selama pemeriksaan kesehatan
terhadap pekerja dan pemeriksaan rutin dari asuransi yang biasanya
merupakan fenomena fisiologis pada orang muda. Proteinuria jenis ini tidak
meningkatkan morbiditas dan mortalitas, jadi tidak diperlukan tindak lanjut
yang spesifik.
Proteinuria Intermiten
Terdapat pada lebih separuh contoh urin pasien yang tidak mempunyai
penyebab proteinuria. Berbagai studi menunjukkan variasi luas dari bentuk
abnormalitas ginjal yang berhubungan dengan keadaan ini. Prognosis pada
kebanyakan pasien adalah baik dan proteinuria kadang-kadang menghilang
setelah beberapa tahun. Kadang-kadang, walaupun jarang, terdapat insufisiensi
ginjal progresif dan risiko untuk gagal ginjal terminal tidak lebih besar
daripada populasi umum. Keadaan ini biasanya tidak berbahaya pada pasien
lebih muda dari 30 tahun, sedangkan pada pasien yang lebih tua, lebih jarang,
biasanya harus dimonitor tekanan darahnya, gambaran urinalisis, dan fungsi
ginjalnya.
Proteinuria Ortostatik (Postural)
Pada semua pasien dengan ekskresi protein masif, proteinuria meningkat pada
posisi tegak daripada pasien dalam posisi berbaring. Perubahan ortostatik pada
ekskresi protein tampaknya tidak mempunyai kepentingan diagnostik dan
10
prognostik. Dengan perkataan lain, pertimbangan prognostik yang bermakna
dapat dilakukan pada situasi proteinuria yang ditemukan hanya ketika pasien
dengan posisi tegak dan hilang pada waktu berbaring. Ini merujuk pada posisi
tegak/ortostatik proteinuria. Ekskresi protein per hari hampir selalu di bawah 2
gram(walaupun lebih dari gram kadang-kadang dilaporkan). Proteinuria
ortostatik sering pada usia muda, dengan prevalensi secara umum 2-5%,
jarang terdapat pada usia di atas 30 tahun. Pasien yang berumur kurang dari 30
tahun yang ekskresi proteinnya kurang dari 2 g/hari dan klirens kreatinin
normal harus diperiksa apakah terdapat proteinuria ortostatik.2
2) Proteinuria Terisolasi Persisten
Bila diagnosis proteinuria persisten ditegakkan,anamnesis dan pemeriksaan fisik yang
lengkap harus dilakukan, khususnya untuk cari adanya penyakit sistemik atau
penyakit ginjal yang menjadi penyebabnya.
a) Jika ditemukan tanda-tanda/gejala, lakukan pemeriksaan darah, pencitraan, dan
atau biopsy ginjal untuk mencari kausa.
b) Jika tidak ditemukan bukti, ulangi tes kualitatif untuk proteinuria dua/tiga kali,
i) Jika tidak ada proteinuria dalam spesimen urin berarti kondisi ini hanya
transien atau fungsional. Nilai kembali dan tidak perlu melakukan tes
ulang.
ii) Jika proteinuria ditemukan tiap saat, periksa Blood Urea Nitrogen(BUN),
kreatinin dan kliren kreatinin, ukur ekskresi protein urin 24 jam, USG
ginal dan tes protein ortostatik/postural.
Jika fungsi ginjal/hasil USG tidak normal, kembali ke 2a.
Jika fungsi ginjal dan hasil USG normal dan proteinuria adalah tipe postural, tidak
diperlukan tes berikutnya. Follow up pasien tiap 1-2 tahun, kecuali ;
c) Proteinuria menjadi persisten
d) Proteinuria membaik atau menjadi intermiten ; ikuti follow up berikutnya.
Jika fungsi ginjal dan USG normal dan proteinuria non postural, ulang
pemeriksaan protein urin 24 jam 2-3X untuk menyingkirkan proteinuria
intermiten.
10
e) Jika proteinuria intermiten, pasien dewasa muda umur kurang dari 30 tahun, harus
difollow up tiap 1-2 tahun dan pasien dewasa yang berusia lebih tua (>30 tahun)
difollow up tiap 6 bulan.
f) Jika proteinuria persisten, evaluasi lebih lanjut tergantung pada tingkat
proteinuria. Jika proteinuria <3 gram/24 jam, perlu dikonfirmasi dengan imaging
ginjal yang cukup untuk menyingkirkan obstruksi ginjal atau abnormalitas
anatomi ginjal dan penyakit ginjal polikistik. Juga pada pasien > 45 tahun,
pemeriksaan elektroforesis urin diperlukan untuk menyingkirkan multipel
mieloma. Jika semua hasil negatif, periksa ulang pasien tiap 6 bulan.
10
Proteinuria
(Deteksi dengan Dipstick)
Riwayat penyakit, Pemeriksaan Fisik,
Dan mikroskopis urin
10
Bukti penyakit ginjal/sistemik
TIDAK ADA
Ulang Dipstick 2-3 X
Proteinuria
Transien/Fungsional
Test Fungsi Ginjal :
USG dan Ekskresi protein postural
Fungsi ginjal dan USG : Normal Fungsi Ginjal dan USG:Abnormal
Proteinuria Ortostatik/
Postural
Test-test lain (-)
Follow up tiap 1-2 tahun
Proteinuria Non Ortostatik
Ulang urin kwantitatif 2-3 X
Perbaikan Proteinuria/
Proteinuria Intermiten
Proteinuria Ortostatik
Follow up Tiap 1-2 tahun
Proteinuria
Persisten
Proteinuria Intermiten
<30 tahun >30 tahun
Follow up tiap 1-2 tahun
Follow up tiap 6 bulan
ADA
DIAGNOSIS
4.4 Skema Evaluasi Proteinuria 1
Pemeriksaan Urin Dipstik
Proteinuria
Ekskresi protein urin 24 jam
Atau Rasio protein/creatinin urin pagi (mg/g)
GAMBAR 1 : Dikutip dari : Bawazier LA. Proteinuria. Dalam : Sudoyo AW, Setiyohadi B, Alwi I & Setiati T.
Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam. Edisi IV. Pusat Penerbitan Departemen Ilmu Penyakit Dalam FKUI 2006 :
521-524.
4.5 Pemeriksaan Anjuran untuk Kasus Proteinuria3
Pemeriksaan Interpretasi
10
30-300 mg/hari
Atau
30-350 mg/g
300-3500 mg/hari
Atau
300-3500 mg/g
>3500 mg/hari
Atau
>3500 mg/g
Mikroalbuminuria Silinder eritrosit/ sel-sel darah merah pada urinanalisis Bagan Hematuri
Pertimbangkan :
-awal diabetes mellitus
-hipertensi essensial
-staging/tingkat awal glomerulonefritis
Sebagai tambahan kelainan dibawah ini pada mikroalbuminuria :
-proteinuria intermiten
-proteinuria postural
-gagal jantung kongestif
-demam
-latihan/exercise
Sindrom Nefrotik
-diabetes
-amiloidosis
-penyakit lesi minimal
-FSGS (Fokal Segmental Glomerulosklerosis)
-Glomerulonefritis membranosa
-MGPN (Membranoproliferative glomerulonephritis)
Elektroforesis
Protein urin
Glomerulus
Tubulus
-Tamm Horsfall
-β mikrogloblin
Protein abnormal
Rantai pendek
(α atau λ)
Selektif
(terutama albumin) Non selektif(menggambarkan semua protein plasma)
-FSGS
-Diabetes
-injuri tubulus di berbagai sebab
-hipertensi
-gagal ginjal kronik
Diskrasia sel plasma
(+)
Antinuclear Antibody Meningkat pada SLE
Antistreptolysin O titer Meningkat pada pasca glomerulonefritis
streptokokus
Complement C3 dan C4 Rendah pada glomerulonefritis
Kadar sedimentasi eritrosit Jika normal, kemungkinan penyebab dari
infeksi disingkirkan
Gula darah puasa Meningkat pada DM
Hb, Ht, atau keduanya Rendah pada gagal ginjal kronik yang
merusak hematopoiesis
HIV, VDRL dan pemeriksaan serologi
hepatitis
HIV, hepatitis B dan C, sifilis berhubungan
dengan proteinuria glomerular
Kadar albumin dan lipid serum Kadar albumin menurun dan kadar kolesterol
meningkat pada sindrom nefrotik
Elektrolit serum Skrining untuk kelainan pada penyakit ginjal
Elektroforesis protein serum dan urin Abnormal pada multipel mieloma
Asam urat Dengan adanya batu saluran kemih, asam
urat yang meningkat menyebabkan penyakit
tubulointerstisial
USG ginjal Dapat menunjukkan penyakit ginjal dengan
kelainan struktural
Foto Thorax Dapat membuktikan adanya penyakit
sistemik seperti sarkoidosis
BAB V : KESIMPULAN
10
Adanya protein di dalam urin memerlukan penelitian lebih lanjut untuk menentukan
penyebab atau penyakit dasarnya. Walaupun penyakit ginjal yang penting jarang tanpa
adanya proteinuria, kebanyakan kasus proteinuria bersifat sementara, tidak penting atau
merupakan penyakit ginjal yang tidak progresif. Pendekatan diagnostik yang sistematik untuk
penanganan kasus proteinuria adalah sangat penting untuk membedakan penyebab
proteinuria fisiologik maupun patologik.
DAFTAR PUSTAKA
10
1. Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam, Edisi IV 2006, Pusat Penerbitan Departemen Ilmu
Penyakit Dalam Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia
2. Patofisiologi : Konsep Klinis Proses-Proses Penyakit, Sylvia A. Price & Lorraine M.
Wilson
3. Proteinuria in Adults : A Diagnostic Approach, Michael F. Carroll M.D and Jonathan
L. M.D, University of Winconsin-Madison Medical School, Madison, Wisconsin
4. Proteinuria : Diagnostic Principles and Procedures, Abuelo JG.
5. Evaluation of Proteinuria : An Approach for the Internist, McConnell KR
6. Textbook of Nephrology, 3rd Edition 1995, Baltimore : Wiliam & Wikins
7. www.nephrologychannel.com/proteinuria/index/shtml
8. www.mayoclinic.com/proteinuria
10