Protap DC Shock

6
RSUD DR SOETOMO SURABAYA MELAKUKAN DEFIBRILASI DAN KARDIOVERSI No. Dokumen: 1.02.17.5.3.0 05 No. Revisi : 1 Halaman : 1 dari 4 PROSEDUR TETAP Tanggal Terbit : 13 Juni 2003 Ditetapkan Direktur : Pengertian Adalah suatu tindakan resusitasi jantung dengan menggunakan suatu alat (DC SHOCK) dan merupakan metode efektif guna memberikan pertolongan klien dengan gangguan irama jantung dan diharapkan setelah dilakukan tindakan, irama jantung kembali normal. Tujuan Sebagai acuan penerapan langkah- langkah dalam melakukan defifbrilasi dan kardioversi. Ketentuan Pokok Tindakan ini (defibrilator) merupakan tindakan gawat darurat yang harus segera dilakukan untuk menyelamatkan penderita sehingga tidak memerlukan informed consent. Kecuali bila tindakan ini direncanakan dengan tujuan mengembalikan irama jantung ke irama sinus (elective cardioversion), maka dalam hal ini perlu dimintakan informed consent. Tanggung Jawab Yang berhak / boleh melakukan adalah : 1. Dokter supervisor. 2. Dokter dan perawat yang telah mengikuti ACLS. Indikasi A. Defibrilator 1.Ventrikuler Fibrilasi (VF).

description

DC shock

Transcript of Protap DC Shock

Page 1: Protap DC Shock

RSUD DR SOETOMOSURABAYA

MELAKUKAN DEFIBRILASI DAN KARDIOVERSI

No. Dokumen:1.02.17.5.3.005

No. Revisi :1

Halaman :1 dari 4

PROSEDUR TETAP Tanggal Terbit :13 Juni 2003

Ditetapkan Direktur :

PengertianAdalah suatu tindakan resusitasi jantung dengan menggunakan suatu alat (DC SHOCK) dan merupakan metode efektif guna memberikan pertolongan klien dengan gangguan irama jantung dan diharapkan setelah dilakukan tindakan, irama jantung kembali normal.

TujuanSebagai acuan penerapan langkah-langkah dalam melakukan defifbrilasi dan kardioversi.

Ketentuan PokokTindakan ini (defibrilator) merupakan tindakan gawat darurat yang harus segera dilakukan untuk menyelamatkan penderita sehingga tidak memerlukan informed consent. Kecuali bila tindakan ini direncanakan dengan tujuan mengembalikan irama jantung ke irama sinus (elective cardioversion), maka dalam hal ini perlu dimintakan informed consent.

Tanggung JawabYang berhak / boleh melakukan adalah :1. Dokter supervisor.2. Dokter dan perawat yang telah mengikuti ACLS.

Indikasi A. Defibrilator1. Ventrikuler Fibrilasi (VF).2. Ventrikuler Takikardi yang tanpa nadi.

B. Kardioversi1. Atrial Fibrilasi (paroxismal/kronik) yang tidak

berhasil dengan farmakoterapi.2. Atrial Flutter yang tidak berhasil dengan

farmakoterapi.3. Paroxismal Atrial Takikardi (PAT) yang tidak

berhasil dengan farmakoterapi.4. Paroxismal Atrial Takikardi (PAT) dengan WPW

syndrome.5. Supraventrikuler Takikardi (SVT) yang tidak

berhasil dengan farmakoterapi.6. Ventrikuler Takikardi (VT) dengan keadaan yang

kritis, gagal jantung kongestif, shock kardiogenik dan dengan farmakoterapi yang tidak berhasil.

Page 2: Protap DC Shock

RSUD DR SOETOMOSURABAYA

MELAKUKAN DEFIBRILASI DAN KARDIOVERSI

No. Dokumen:1.02.17.5.3.005

No. Revisi :1

Halaman :2 dari 4

PROSEDUR TETAP Tanggal Terbit :13 Juni 2003

Ditetapkan Direktur :

Kontra Indikasi1. Atrial Fibrilasi kronik dengan RHD, MS, MI, MSI.2. Atrial Fibrilasi atau Atrial Flutter dengan

ventrikuler rate yang lambat (< 60 x/mnt).3. Atrial Fibrilasi atau Atrial Flutter dengan komplit

AV Blok.4. Atrial Fibrilasi yang masih dapat ditangani dengan

quinidin.5. Atrial Fibrilasi dengan pembedahan jantung < 3 bln.6. Atrial Fibrilasi dengan akut hipertiroid.7. Keracunan digitalis.8. Hiperkalemia.9. Klien dengan paroxismal takikardi kecuali dengan

severe CHF atau kardiogenik shock.10.Penggunaan DC Shock sebelumnya gagal.

Prosedur I. PERSIAPAN ALAT :

1. Jelly2. Alat DC Shock 3. Valium/Diazepam 2 amp4. Spuit 2,5 cc5. Tissu/waslap6. Bengkok 7. Obat-obat emergensi (Sulfas Atropin, adrenalin,

NaHCO3, infus set, D5 %, RL, NaCl, dll)

II. PROSEDUR :

1. Bawa DC Shock dan tempatkan di sebelah penderita.

2. Nyalakan alat dengan memutar tuas ke tanda ECG.

3. Olesi jelly pada kedua paddle.4. Tempelkan kedua paddle pada dinding dada

penderita dengan lokasi yang sesuai dengan tanda paddle atau tempat lain atas indikasi sesuai perintah dokter (misalnya antero-posterior).

5. Lihat pada monitor alat, kelainan irama yang timbul, tentukan dosis (oleh dokter).

Page 3: Protap DC Shock

RSUD DR SOETOMOSURABAYA

MELAKUKAN DEFIBRILASI DAN KARDIOVERSI

No. Dokumen:1.02.17.5.3.005

No. Revisi :1

Halaman :3 dari 4

PROSEDUR TETAP Tanggal Terbit :13 Juni 2003

Ditetapkan Direktur :

6. Dosis energi yang akan dipakai ditentukan dengan memutar tuas ke kanan sampai besarnya angka yang dimaksud dan tunggu sampai tulisan “joule” berkedip-kedip sebagai tanda energi telah siap dipakai.

7. Bila perlu, tombol pilihan “sync” ditekan, untuk tindakan kardioversi.

8. Sebelum tindakan defibrilasi, maka operator harus memastikan bahwa tidak ada orang lain yang berada disekitar tempat tidur, bahkan memegang penderita, dengan berseru : “semua harap menyisir/minggir !”

9. Tekan kedua paddle secukupnya pada dinding dada penderita dan tekan tombol No. 3 “defib” pada kedua paddle secara bersama-sama, maka energi listrik akan segera ditembakkan ke penderita.

10. Setelah selesai melakukan tindakan ini, kedua paddle jangan segera diangkat dari dinding dada penderita tetapi tetap disitu untuk melihat apakah irama telah kembali normal atau belum.

11. Selanjutnya bila diperlukan defibrilasi ulangan, maka proses tersebut diulangi lagi.

12. Bila irama telah kembali normal, namun masih diperlukan “stanby”, maka alat jangan dimatikan dan tetap diletakkan disamping penderita.Kedua paddle dibersihkan dan kemudian diberi lagi jelly untuk persiapan bila diperlukan.

13. Bila benar-benar tidak diperlukan lagi, maka alat dimatikan, kedua paddle dibersihkan dari jelly dan alat dikembalikan lagi ditempatnya. Dan jangan lupa untuk tetap mengisi baterainya.

Komplikasi 1. Luka bakar.2. Aritmia yang lain3. Asistole.

Page 4: Protap DC Shock

RSUD DR SOETOMOSURABAYA

MELAKUKAN DEFIBRILASI DAN KARDIOVERSI

No. Dokumen:1.02.17.5.3.005

No. Revisi :1

Halaman :4 dari 4

PROSEDUR TETAP Tanggal Terbit :13 Juni 2003

Ditetapkan Direktur :

Dokumentasi1. Tanggal dan jam tindakan.2. Nama petugas yang melakukan.3. EKG sebelum dan sesudah tindakan.4. Obat-obatan yang diberikan.5. Catat di lembar observasi, DMK 7 dan laporan.

Unit terkait1. Instalasi Rawat Darurat.2. Seluruh Unit Rawat Inap.