PROSPEK PENGEMBANGAN USAHA TEMPE PADA UKM …

75
PROSPEK PENGEMBANGAN USAHA TEMPE PADA UKM MUTIARA INDAH KELURAHAN ROMANG POLONG KECAMATAN SOMBA OPU KABUPATEN GOWA ISKI YULIARSA 105 96 00856 11 PROGRAM STUDI AGRIBISNIS FAKULTAS PERTANIAN UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MAKASSAR 2015

Transcript of PROSPEK PENGEMBANGAN USAHA TEMPE PADA UKM …

Page 1: PROSPEK PENGEMBANGAN USAHA TEMPE PADA UKM …

PROSPEK PENGEMBANGAN USAHA TEMPE PADA UKM

MUTIARA INDAH KELURAHAN ROMANG POLONG

KECAMATAN SOMBA OPU KABUPATEN GOWA

ISKI YULIARSA

105 96 00856 11

PROGRAM STUDI AGRIBISNIS

FAKULTAS PERTANIAN

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MAKASSAR

2015

Page 2: PROSPEK PENGEMBANGAN USAHA TEMPE PADA UKM …

PROSPEK PENGEMBANGAN USAHA TEMPE PADA UKM

MUTIARA INDAH KELURAHAN ROMANG POLONG

KECAMATAN SOMBA OPU KABUPATEN GOWA

ISKI YULIARSA

105 96 00856 11

SKRIPSI

Sebagai Salah Satu Syarat untuk Memperoleh Gelar Sarjana Petanian

Strata Satu (S-1)

PROGRAM STUDI AGRIBISNIS

FAKULTAS PERTANIAN

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MAKASSAR

2015

Page 3: PROSPEK PENGEMBANGAN USAHA TEMPE PADA UKM …

PERNYATAAN MENGENAI SKRIPSI

DAN SUMBER INFORMASI

Dengan ini saya menyatakan bahwa skripsi yang berjudul :

Prospek Pengembangan Usaha Tempe Pada UKM Mutiara Indah Kelurahan

Romang Polong Kecamatan Somba Opu Kabupaten Gowa

adalah benar merupakan hasil karya yang belum diajukan dalam bentuk apa pun

kepada perguruan tinggi mana pun. Semua sumber data dan informasi yang

berasal atau dikutip dari karya yang diterbitkan maupun tidak diterbitkan dari

penulis lain telah disebutkan dalam teks dan dicantumkan dalam daftar pustaka

dibagian akhir skripsi ini.

Makassar, Juli 2015

Page 4: PROSPEK PENGEMBANGAN USAHA TEMPE PADA UKM …
Page 5: PROSPEK PENGEMBANGAN USAHA TEMPE PADA UKM …

PENGESAHAN KOMISI PENGUJI

Judul : Prospek Pengembangan Usaha Tempe Pada UKM Mutiara

Indah Kelurahan Romang Polong Kecamatan Somba Opu

Kabupaten Gowa

Nama : Iski Yuliarsa

Nim : 105 96 00856 11

Program Studi : Agribisnis

Konsentrasi : Sosial Ekonomi Pertanian

Fakultas : Pertanian

Tim Penguji

1. Amruddin, S.Pt, M.Si (....................................)

(Ketua Sidang)

2. Asriyanti Syarif, SP, M.Si. (....................................)

(Sekretaris)

3. Ir. Irwan Mado, M.P (....................................)

(Anggota)

4. Amanda. Pattapari, S.P,M.P. (....................................)

(Anggota)

Tanggal Lulus : Agustus 2015

Page 6: PROSPEK PENGEMBANGAN USAHA TEMPE PADA UKM …

ABSTRAK

ISKI YULIARSA, 105 96 00856 11. Prospek Pengembangan Usaha

Tempe Pada UKM Mutiara Indah Kelurahan Romang Polong Kecamatan Somba

Opu Kabupaten Gowa, dibawah bimbingan AMRUDDIN dan ASRIYANTI

SYARIF.

Penelitian ini bertujuan mengetahui faktor internal dan eksternal yang

dapat mempengaruhi pengembangan industri tempe di Kelurahan Romang Polong

Kecamatan Somba Opu Kabupaten Gowa serta mengetahui alternatif strategi

yang dapat diterapkan dalam mengembangkan industri kecil tempe di

Kelurahan Romang Polong Kecamatan Somba Opu Kabupaten Gowa.

Penelitian ini menggunaakan informan yang terdiri dari : pemilik usaha 1

orang, bagian produksi 1 orang, keuangan 1 orang, pengemasan atau penjualan 1

orang serta sampel 4 orang, konsumen tempe 2 orang pelanggan tetap dan 2

pelanggan yang dicoba ditempat lain.

Hasil penelitian menunjukkan strategi lingkungan internal dalam

pengembangan industri tempe Kelurahan Romang Polong Kecamatan Somba

Opu Kabupaten Gowa terdiri dari kualitas dan harga tempe terjangkau, kuantitas

dan kontinyuitas hasil produksi tempe, sumberdaya manusia terampil, saprodi

mudah didapat dan distribusi yang mendukung. Strategi lingkungan eksternal

terdiri dari hubungan yang dekat dengan stakeholder kondisi lingkungan yang

aman perhatian pemerintah terhadap pengembangan usaha tempe, diversivikasi

produk tempe serta perkembangan teknologi pengolahan pangan

Alternatif strategi yang dapat diterapkan dalam pengembangan usaha

tempe yakni meningkatkan kualitas, kuantitas dan kontinyuitas produksi tempe,

perbaikan sarana dan prasarana produksi, dan sumberdaya manusia serta

penanaman modal swasta dengan dukungan dari pemerintah.

Page 7: PROSPEK PENGEMBANGAN USAHA TEMPE PADA UKM …

DAFTAR ISI

Halaman

HALAMAN JUDUL ……………………………………………………… i

HALAMAN PENGESAHAN …………………………………………….. ii

HALAMAN PENGESAHAN PENGUJI....................................................... iii

KATA PENGANTAR ............................................................................... iv

ABSTRAK .............................................................................................. vi

DAFTAR ISI ............................................................................................... vii

DAFTAR TABEL ........................................................................................ ix

DAFTAR GAMBAR ............................................................................. x

DAFTAR LAMPIRAN .............................................................................. xi

I. PENDAHULUAN ……………………………………………. 1

1.1. Latar Belakang …………………………………………. 1

1.2. Rumusan Masalah…………………………………………… 4

1.3. Tujuan dan Kegunaan Penelitian…………………………… 5

II. TINJAUAN PUSTAKA .............................................................. 6

2.1. Tinjauan Umum Kedelai ..................................................... 6

2.2. Industri Kecil ................................................................... 9

2.3. Prospek Pengembangan Usaha Tempe ................................ 12

2.4. Analisis SWOT ................................................................... 15

2.5. Kerangka Pikir ........................................................ 19

III. METODE PENELITIAN …………………………………….. 20

.

3.1. Tempat dan Waktu Penelitian …………………………… 20

3.2. Teknik Penentuan Sampel ................................................ 20

3.3. Jenis dan Sumber Data .................................................. 20

Page 8: PROSPEK PENGEMBANGAN USAHA TEMPE PADA UKM …

3.4. Teknik Pengumpulan Data .................................... 21

3.5. Analisis Data ................................................... 22

3.6. Definisi Operasional ............................................... 23

IV KEADAAN UMUM WILAYAH PENELITIAN …………… 28

4.1 Sejarah berdirinya Usaha Tempe UKM Mutiara Indah............. 28

4.2 Visi, Misi dan Tujuan UKM Mutiara Indah Pada Usaha Tempe 29

4.3 Struktur Organisasi Usaha Tempe .................................... 30

4.4 Sumberdaya Peralatan ..................................................... 32

4.5 Proses Pembuatan Tempe ...................................................... 32

V HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ……….………… 37

5.1 Analisis Prospek Pengembangan Usaha Tempe .................... 37

5.2 Matriks SWOT .................................................................. 44

5.3 Alternatif Strategi ................................................................ 48

5.4 Prioritas Strategi ............................................................... 51

VI KESIMPULAN DAN SARAN ............................................. 54

6.1 Kesimpulan ........................................................................ 54

6.2 Saran ................................................................................ 55

DAFTAR PUSTAKA

LAMPIRAN

RIWAYAT HIDUP

Page 9: PROSPEK PENGEMBANGAN USAHA TEMPE PADA UKM …

DAFTAR TABEL

No. Teks Halaman

1. Matriks Eksternal Dan Internal ………………………………………. 17

2. Faktor Analisis Internal (IFAS) ……………………………………. 45

3. Faktor Analisis Eksternal (EFAS) ………………………………… 46

4. Matriks IFAS dan EFAS. ………………………………………….. 47

5. Matriks SWOT IFAS dan EFAS dengan Alternatif Strategi ……….. 49

Page 10: PROSPEK PENGEMBANGAN USAHA TEMPE PADA UKM …

DAFTAR GAMBAR

No. Teks Halaman

1. Kerangka Pikir Penelitian. ............................................................... 19

2. Struktur Organisasi UKM Mutiara Indah ………………………… 30

3. Skema Proses Produksi Tempe ………………………………………. 34

Page 11: PROSPEK PENGEMBANGAN USAHA TEMPE PADA UKM …

DAFTAR LAMPIRAN

No. Teks Halaman

1. Kuesioner Penelitian ............................................................... 54

2. Penentuan Bobot Nilai Pada Prospek Pengembangan Usaha Tempe

UKM Mutiara Indah ……………………….………………………… 56

3. Penentuan Rating Pada Prospek Pengembangan Usaha Tempe

UKM Mutiara Indah ……………………………………….…………. 57

4. Jawaban Responden Untuk Penentuan Bobot ............................... 58

5. Jawaban Responden Untuk Penentuan Rating ………………………. 59

6. Dokumentasi Penelitian ............................................................... 60

Page 12: PROSPEK PENGEMBANGAN USAHA TEMPE PADA UKM …

KATA PENGANTAR

Segala puji syukur tiada henti hentinya kami panjatkan kehadirat Tuhan

Yang Maha Kuasa yang telah menganugrahkan berbagai nikmat kepada kami di

dalam dunia ini, baik berupa nikmat kesehatan, kesempatan, dan tentunya nikmat

umur yang panjang, sehingga dalam penyusunanan skripsi yang berjudul “Prospek

Pengembangan Usaha Tempe Pada UKM Mutiara Indah Kelurahan Romang

Polong Kecamatan Somba Opu Kabupaten Gowa “ dapat terselesaikan dengan

baik. Salam dan salawat senantiasa tecurahrahkan kepada Nabi Muhammad SAW

sebagai utusan-Nya yang terakhir, yang telah membawa umatnya pada kehidupan

yang diterangi ilmu pengetahuan .

Skripsi ini disusun sebagai salah satu tugas akhir untuk memperoleh gelar

sarjana pada Program Studi Agribisnis, Fakultas Pertanian, Universitas

Muhammadiyah Makassar. Penulis mengucapkan terimahkasih kepada :

1. Bapak Ir. Saleh Molla, M.M selaku dekan fakultas pertanian Universitas

Muhammadiyah Makassar beserta staf.

2. Bapak Amruddin, S.Pt, M.Si, selaku ketua Program Studi Agribisnis

pertanian, Fakultas Pertanian , Universitas Muhammadiyah Makassar.

3. Bapak Amruddin, S.Pt, M.Si, dan Ibu Asriyanti Syarif, SP, M.Si selaku

Dosen pembimbing yang telah meluangkan waktu bagi penulis dalam

membimbing dan memberi masukan serta arahan kepada penulis.

Page 13: PROSPEK PENGEMBANGAN USAHA TEMPE PADA UKM …

4. Bapak, ibu penguji yang memberikan masukan dan keritikan pada saat ujian

skripsi.

5. Seluruh dosen, staf dan pegawai di lingkungan jurusan Agribisnis Fakultas

Pertanian Universitas Muhammadiyah Makassar, yang telah membantu dalam

proses perkuliahan, administrasi dan penyusunan skripsi.

6. Terkhusus buat Ayahnda dan Ibunda tersayang yang banyak memberikan

doa, dorongan, perhatian dan kasih sayangnya dengan tulus selama ini untuk

segera menyelesaikan studi.

7. Semua pihak yang telah membantu terselesaikannya skripsi ini yang tidak

sempat disebutkan.

Harapan penulis semoga skripsi ini bermanfaat bagi pembaca utamanya

bagi penulis. Amin

Makassar, Juli 2015

Penulis

Page 14: PROSPEK PENGEMBANGAN USAHA TEMPE PADA UKM …

1

I. PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Usaha kecil dan menengah memiliki potensi, kedudukan, dan peranan

yang cukup strategis untuk mewujudkan struktur perekonomian yang mampu

memberikan pelayanan ekonomi, melaksanakan pemerataan, dan dapat

mendorong pertumbuhan ekonomi serta mewujudkan stabilitas ekonomi. Hal ini

dapat dilihat pada saat keadaan krisis yang berkepanjangan, usaha kecil tetap

mampu bertahan. Hal tersebut antara lain dikarenakan bahan baku pada usaha

kecil, umumnya tidak tergantung pada impor sehingga biaya produksi tidak

terpengaruh oleh melonjaknya nilai mata uang asing terhadap rupiah dan apabila

produksinya diekspor maka keuntungan yang diperoleh akan menambah

pendapatan negara(Suryana, 2004).

Agroindustri merupakan bagian dari serangkaian sistem agribisnis. Istilah

agroindustri mengacu pada kegiatan mengolah bahan baku hasil on farm menjadi

bahan setengah jadi (intermediet product) atau bahan jadi (finished product).

Agroindustri mempunyai peranan yang sangat penting karena pada kenyataannya

mampu menghasilkan nilai tambah dari produk segar hasil pertanian (Gumbira

dan Prastiwi, 2005).

Salah satu agroindustri yang cukup potensial adalah industri tempe.

Umumnya tempe digunakan sebagai lauk-pauk dan sebagai makanan

tambahan atau jajanan. Potensi tempe dalam meningkatkan kesehatan dan

Page 15: PROSPEK PENGEMBANGAN USAHA TEMPE PADA UKM …

2

harganya relatif murah sehingga memberikan alternatif pilihan dalam

pengadaan makanan bergizi yang dapat dijangkau oleh segala lapisan masyarakat.

Beragamnya kandungan yang ada pada tempe yang baik untuk pemenuhan

gizi manusia, maka industri tempe perlu dilakukan pengembangan agar produk

tempe tetap dapat memenuhi kebutuhan manusia dan kebutuhan gizi. Industri

tempe sebagian besar merupakan industri kecil yang lemah permodalan dan lemah

manajemen. Oleh karena itu, strategi pengembangan usaha bagi industri tempe

diperlukan sebagai salah satu langkah meningkatkan kontribusi industri kecil

dalam perekonomian daerah dan nasional

Menurut Ambarwati (2004), industri tempe pada umumnya dikelolah

dalam bentuk industri rumah tangga, sehingga perkembangannya selalu

dihadapkan dengan permasalahan yang menyangkut bahan baku yaitu kedelai,

ketersediaan dan kualitas faktor produksi, tingkat keuntungan, pemasaran serta

permodalan.

Pendapatan para pengrajin tempe sangat tergantung dari penjualan dan

biaya yang dikeluarkan. Penjualan yang dilakukan pengrajin tempe belum mampu

mendatangkan keuntungan yang optimal karena harganya yang murah, dan disisi

lain biaya yang dikeluarkan untuk bahan baku semakin besar dengan adanya krisis

ekonomi. Keberadaan ini sangat mempengaruhi efisiensi usaha pengrajin tempe,

sehingga banyak pengrajin tempe yang tidak mampu berproduksi lagi (Sari,

2002).

Page 16: PROSPEK PENGEMBANGAN USAHA TEMPE PADA UKM …

3

Usaha tempe sangat tergantung pada kedelai impor. Ketergantungan dari

kedelai impor ini terjadi karena tempe yang dihasilkan dari kedelai impor

memiliki penampilan dan rasa yang lebih unggul, tidak menghasilkan bau

langu atau bau khas yang terdapat pada tempe yang menggunakan kedelai

lokal dan tidak menghasilkan rasa pahit (Nurhayati, 2001).

Posisi industri tempe kian terpuruk akibat sistem penjualan secara

tradisional dengan kemasan yang kurang menarik dan tempat penjualan yang

kurang bersih dan kurang strategis. Kondisi ini sangat berpengaruh terhadap

penjualan tempe sehingga kegiatan usaha tempe belum mampu memberikan

keuntungan yang optimal.

Industri tempe diKelurahan Romang Polong Kecamatan Somba Opu

Kabupaten Gowa merupakan salah satu industri berbasis rumahtangga yang

memiliki potensi cukup bagus untuk dikembangkan karena tempe merupakan

salah satu komoditas yang sangat potensial untuk dikembangkan dan

memiliki prospek yang sangat baik. Hal ini didasarkan pada kenyataan bahwa

tempe merupakan salah satu makanan khas masyarakat Indonesia yang

disukai oleh kalangan anak-anak sampai orang dewasa.

Berdasarkan kondisi dilapangan padaindustri tempe UKM Mutiara Indah

dimana permasalahan utaman yaitu lemahnya permodalan dan lemahnya

manajemen serta kurang kreatifitas dalam mengolah tempe karena semua produk

dan bentuk yang dihasilkan sama.. Hal ini menuntut pengusaha untuk membuat

strategi yang mampu membawa industri tempe tetap eksis dan mampu

menghadapi persaingan, selain hal tersebut juga terdapat kendala yaitu proses

Page 17: PROSPEK PENGEMBANGAN USAHA TEMPE PADA UKM …

4

produksi yang masih sederhana, disamping itu ketidakseimbangan akses bagi

usaha kecil dan rumah tangga dalam mendapatkan sumber-sumber permodalan

untuk mengembangkan usahanya menyebabkan produk usaha kecil dan rumah

tangga kurang mampu bersaing di pasar. Dari uraian di atas, masalah yang

akan diteliti adalah kondisi usaha tempe sekarang ini di lokasi penelitian, kunci

sukses dari pengrajin tempe yang masih dapat bertahan dan bahkan berkembang

ditengah kondisi sekarang ini. Agar usaha Agroindustri tempe dapat bertahan

dan berkembang, maka dibutuhkan strategi- strategi yang disusun dengan

memperhatikan lingkungan internal dan eksternal.

1.2 Rumusan Masalah

Kekuatan dan peluang yang dimiliki harus mampu mengatasi kelemahan

serta ancaman yang ada pada industri tempe. Oleh karena itu, dalam penelitian ini

dirumuskan beberapa masalah yaitu :

1. Bagaimana strategi secara internal dan eksternal yang berpengaruh terhadap

pengembangan industri tempe diKelurahan Romang Polong Kecamatan

Somba Opu Kabupaten Gowa ?

2. Alternatif strategi apa saja yang dapat diterapkan dalam mengembangkan

industri kecil tempe diKelurahan Romang Polong Kecamatan Somba Opu

Kabupaten Gowa ?

Page 18: PROSPEK PENGEMBANGAN USAHA TEMPE PADA UKM …

5

1.3 Tujuan dan Kegunaan Penelitian

Tujuan dari penelitian ini adalah :

1. Untuk mengetahui strategi internal dan eksternal yang dapat

mempengaruhi pengembangan industri tempe di Kelurahan Romang

Polong Kecamatan Somba Opu Kabupaten Gowa

2. Untuk mengetahui alternatif strategi yang dapat diterapkan dalam

mengembangkan industri kecil tempe di Kelurahan Romang Polong

Kecamatan Somba Opu Kabupaten Gowa

Kegunaan dalam penelitian yaitu

1. Bagi pemerintah daerah setempat, penelitian ini diharapkan dapat menjadi

sumbangan pemikiran atau pertimbangan dalam menyusun suatu

kebijakan di sektor industri khususnya sub sektor industri bahan pangan.

2. Bagi pengusaha tempe, penelitian ini diharapkan dapat menjadi bahan

pertimbangan dalam pengambilan keputusan mengenai strategi

pengembangan usaha tempenya.

3. Bagi pihak lain, penelitian ini diharapkan dapat digunakan sebagai

tambahan informasi dan referensi penelitian selanjutnya.

Page 19: PROSPEK PENGEMBANGAN USAHA TEMPE PADA UKM …

6

II. TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Tinjauan Umum Kedelai

Kedelai adalah salah satu tanaman polong­polongan yang menjadi bahan

dasar banyak makanan dari Asia Timur seperti kecap, tahu, dan tempe. Kedelai

merupakan sumber utama protein nabati dan minyak naati dunia. Penghasil

kedelai utama dunia adalah Amerika Serikat.

Secara umumkedelai yang dibudidayakan sebenarnya terdiri dari paling

tidak dua spesies: Glycine max (disebut kedelai putih, yang bijinya bisa berwarna

kuning, agak putih, atau hijau) dan Glycine soja (kedelai hitam, berbiji hitam). G.

max merupakan tanaman asli daerah Asia subtropik seperti RRC dan Jepang

selatan, sementara G. soja merupakan tanaman asli Asia tropis di Asia Tenggara.

Tanaman ini telah menyebar ke Jepang, Korea, Asia Tenggara dan

Indonesia. Khusus untuk wilayah Indonesia Glycine soja atau lebih kedelai putih

dan kultur yang banyak dibudidayakan adalah ringgit dan orba (Anonim, 2008).

Tempe merupakan makanan hasil fermentasi antara kedelai dengan jamur

Rhizopus Oligosporus ini banyak disuka. Rasanya yang lezat, harganya

murah dan mudah didapat. Kandungan sepotong tempe terdiri dari berbagai

unsur seperti karbohidrat, lemak, protein, serat, vitamin, enzim, daidzein,

genisten, serta komponen antibakteri bermanfaat untuk kesehatan. Selain itu, pada

tempe juga terjadi peningkatan nilai gizi, seperti kadar vitamin B2, vitamin B12,

dan asam pantorenat(Nurhayati, 2001).

Page 20: PROSPEK PENGEMBANGAN USAHA TEMPE PADA UKM …

7

Tempe juga mengandung vitamin B12 yang dihasilkan dari aktivitas

mikroba dalam proses fermentasi. Jika tempe dikonsumsi setiap hari, hal itu dapat

memenuhi 62 persen protein yang dibutuhkan oleh tubuh, 35 persen riboflavin, 34

persen magnesium, 108 persen mangan, dan 46 persen tembaga. Selain itu, tempe

hanya mengandung 3,7 gram lemak jenuh dan kurang dari329 kilo kalori.

Kandungan nilai gizi tempe jauh lebih baik dibandingkan kedelai biasa.

Kandungan asam amino bebasnya lebih tinggi 24 kali lipat. Nilai serat, vitamin B

kompleks, efisiensi protein, dan nilai asam lemak bebasnya juga lebih baik. Itulah

yang menyebabkan tempe berperan sebagai sumber protein sempurna bagi

penderita diabetes(Rahmadi, 2008).

Kandungan tinggi seratnya berfungsi mengendalikan kadar gula darah

dan mencegah diare pada anak kecil. Kadar zat besinya yang tinggi, yaitu 4

mg/100 gram, menyebabkan tempe dapat mengatasi masalah anemia. Proses

fermentasi dalam pembuatan tempe akan mengaktifkan enzim fitase sehingga

dapat meningkatkan adsorpsi besi di dalam darah. Keunggulan yang dikandung

dalam tempe adalah sebagai berikut: Sumber antioksidan yang mengandung

isoflavon aglikon sebagai pencegah kanker; sumber antibiotik, zat antibakteri

yang memperkecil peluang infeksi; hipokolesterolemik, menurunkan lipid atau

lemak dalam darah; sumber vitamin B; mengandung vitamin B12

(Ambarwati, 2004).Vitamin tersebut umumnya terdapat dalam produk hewani tapi

tidak dijumpai pada makanan nabati, seperti sayuran, buah­buahan, dan

biji­bijian; mengandung delapan macam asam amino esensial dan asam lemak

tidak jenuh; mengandung serat tinggi; dan mudah dicerna oleh semua kelompok

Page 21: PROSPEK PENGEMBANGAN USAHA TEMPE PADA UKM …

8

umur, dari bayi sampai usia lanjut. Pengolahan kedelai menjadi tempe

menurunkan kadar raffinosa dan stakiosa, yang memicu timbulnya gejala

flatulensi (Dirmanto,2008).

Kandungan nutritif tempe telah berubah dari asalnya, kedelai. Unsur

nutrisi yang bersifat antagonis direduksi pada saat perendaman kedelai, yang

merupakan tahapan awal dalam pembuatan tempe. Produk tempe tradisional

umumnya tidak hanya mengandung satu jenis jamur, melainkan kombinasi unik

yang menyebabkan kualitas nutrisi tempe yang berbeda dengan produk tempe

pabrikan. Salah satu keunggulan tempe tradisional adalah kandungan vitamin

B12 yang tinggi. Tingkat kecernaan protein nabati asal tempe dikatakan

berkali­kali lipat lebih baik dibandingkan hal yang sama dari kedelai. Singkat

kata, peneliti di seluruh dunia mengenal tempe sebagai makanan sehat yang

direkomendasikan untuk dikonsumsi (Rahmadi,2008).

2.2 Industri Kecil Tempe

Menurut UU RI No. 9 tahun 1995 tentang Industri kecil, maka batasan

Industri kecil didefinisikan kegiatan ekonomi yang dilakukan oleh perseorangan

atau rumah tangga maupun suatu badan, bertujuan untuk memproduksi barang

ataupun jasa untuk diperniagakan secara komersial, yang mempunyai kekayaan

bersih paling banyak Rp. 200 juta, dan mempunyai nilai penjualan per tahun

sebesar Rp. 1 milyar atau kurang. Batasan mengenai skala usaha menurut BPS,

yaitu berdasarkan kriteria jumlah tenaga kerja, mulai dicobakan di lingkungan

Depperindag tahun 2008, yaitu:

Page 22: PROSPEK PENGEMBANGAN USAHA TEMPE PADA UKM …

9

Industri mikro : 1 – 4 orang

Industri kecil : 5 – 19 orang

Industri menengah : 20 – 99 orang

Industri tempe merupakan salah satu agroindustri rumah tangga yang

sangat potensial untuk dikembangkan. Hal ini dikarenakan industri tempe

telah mampu menciptakan lapangan kerja, meningkatkan pendapatan, dan

meningkatkan perekonomian masyarakat pedesaan. Ditengah-tengah

persaingan dengan industri rumah tangga lain baik yang dalam bidang pangan

maupun non pangan serta iklim usaha yang semakin sulit menuntut industri tempe

untuk lebih kreaktif dalam menjalankan usaha. Agar dapat bertahan dan

berkembang industri tempe perlu mengetahui faktor kunci sukses dalam

berwiraswasta tempe. Pengetahuan faktor kunci sukses berwirausaha tempe

akan membantu para pengrajin tempe dalam menjalankan usaha. Selain itu

pengetahuan faktor kunci sukses dalam berwirausaha tempe juga akan

membantu pihak-pihak yang terkait dalam pembinaan untuk membina para

pengrajin tempe secara efektif dan efisien (Dirmanto, 2008).

Kenaikan harga kedelai mulai berdampak serius pada nasib pekerja

industri kecil dan menengah tempe dan tahu. Sebagian perajin telah

memberhentikan sebagian pekerjanya karena tidak sanggup lagi membayar upah.

Tahun 2007 jumlah unit usaha tempe di Indonesia 56.455 unit dan tahu 28.454

unit. Dengan rata­rata pekerja 10 orang, maka tenaga kerja yang terserap sebanyak

850.000 orang. Sebelumnya tingkat utilisasi usaha tempe tahu 80­95 persen.

Namun, setelah harga kedelai naik, utilisasi turun menjadi 60­65 persen. Kualitas

Page 23: PROSPEK PENGEMBANGAN USAHA TEMPE PADA UKM …

10

kedelai ini lebih baik dari kedelai impor dan potensi produktivitasnya bisa di atas

3 ton/ha (Sari, 2002).

Strategi melindungi industri kecil kecil tahu dan tempe dari kenaikan

harga bahan baku kedelai dapat dilakukan sebagai berikut : Langkah pertama

adalah komitmen dari pemerintah yang ingin benar­benar menjamin ketersediaan

bahan baku kedelai bagi perajin atau pengusaha kecil tahu dan tempe harus

direalisasikan; kedua, langkah pertama harus didukung dengan langkah­langkah

nyata berikutnya yaitu merealisasikan pemberian subsidi, membebaskan bea

impor kedelai, kesungguhan yang betul­betul ingin meningkatkan produksi

kedelai lokal, memberikan bantuan modal dengan bunga rendah atau tanpa bunga,

dan menstabilkan harga bahan­bahan yang ada kaitannya dengan produk tahu

dan tempe seperti minyak goreng, minyak tanah; ketiga, berkaitan dengan

pemberian subsidi perlu dilakukan dengan segera pendataan yang serius dan

bertanggungjawab terhadap perajin yang benar­benar berhak mendapatkan

subsidi. Masih segar dalam ingatan kita tentang bahan baku kedelai eks impor

yang di awal tahun ini sempat membuat gonjang­ganjing dunia perkedelaian dan

per­tahu tempe­an Indonesia(Anonim, 2008).

Padawaktu itu harga bahan baku kedelai eks impor naik sangat fantastik

lebih dari 100 persen dari yang semula rata­rata sekitar Rp 3.500 menjadi Rp

7.500 per kg. Dampak kenaikan harga bahan baku kedelai sangat berpengaruh

pada semua tingkatan perajin tahu dan tempe baik kelas bawah, menengah,

maupun besar(Anonim, 2015).

Page 24: PROSPEK PENGEMBANGAN USAHA TEMPE PADA UKM …

11

Dampak nyata dari kenaikan harga bahan baku kedelai adalah,

pertama berfluktuasinya produksi harian tahu dan tempe. Kedua, terhadap

kelangsungan usaha tahu dan tempe beberapa perajin terpaksa merumahkan

satu­sampai dua karyawanannya karena biaya operasionalnya tidak mencukupi.

Ketiga, pola konsumsi bagi keluarga para perajin tahu dan tempe terutama bagi

perajin tahu dan tempe yang berskala kecil terpaksa harus hidup hemat, makan

seadanya, serta berusaha mencari pinjaman modal atau bekerja sampingan seperti

menarik ojek dan jual beli sepeda motor. Keempat, terhadap perekonomian

keluarga, kesejahteraannya semakin munurun karena keuntungan yang diperoleh

semakin menipis. Selain itu untuk mengembangkan usaha juga menjadi sulit.

Untuk menyiasati agar tidak rugi dan terus bisa berproduksi maka para perajin

tahu dan tempe menyiasatinya dengan dua cara, yaitu pertama dengan

menaikkan harga jualnya dengan ukuran tahu dan tempe tidak berubah. Kedua,

jika tidak bisa menaikkan harga jualnya, maka ukuran tahu dan tempenya harus

diperkecil. Perajin tahu dan tempe membutuhkan bahan baku kedelai maksimum

100 kg/hari (Priyambodo,2008).

2.3 Prospek Pengembangan Usaha Tempe

Prospek merupakan kondisi yang akan dihadapi oleh perusahaan dimasa

yang akan datang baik kecendrungan untuk meningkatkan atau menutup. Kondisi

ini dipengaruhi oleh berbagai peluang dan ancaman yang dihadapi. Kelemahan

dan kekuatan yang dimiliki perusahaan sehingga diperlukan perencanaan dan

perumusan strategis perusahaan secara baik. Khususnya kebijakan pemasaran dan

perusahaan dapat meningkatkan pemasaran produksinya dengan memanfaatkan

Page 25: PROSPEK PENGEMBANGAN USAHA TEMPE PADA UKM …

12

peluang-peluang dan mengetahui berbagai bentuk ancaman dikemudian hari

(David, 2004).

Pengembangan usaha adalah ” Tugas dan proses persiapan analitis tentang

peluang pertumbuhan potensial, dukungan dan pemantauan pelaksanaan peluang

pertumbuhan usaha, tetapi tidak termasuk keputusan tentang strategi dan

implementasi dari peluang pertumbuhan usaha “ Sedangkan untuk usaha yang

berskala besar dan mapan , terutama di bidang teknologi industri yang terkait

“Pengembangan usaha” istilah yang sering mengacu pada pengaturan dan

mengelola hubungan strategis dan aliansi dengan yang lain, perusahaan pihak

ketiga (Damanik, 2008).

Dalam hal ini perusahaan dapat memanfaatkan satu sama lain keahlian ,

teknologi atau kekayaan intelektual untuk memperluas kapasitas mereka untuk

mengidentifikasi, meneliti, menganalisis dan membawa ke pasar bisnis baru dan

produk baru, pengembangan bisnis berfokus pada implementasi dari rencana

bisnis strategis melalui ekuitas pembiayaan, akuisisi / divestasi teknologi, produk,

dan lain – lain(David, 2004).

Di Indonesia, selain menggunakan kedelai, tempe juga dapat diproduksi

dengan menggunakan bahan baku seperti ampas tahu, jagung, benguk, dan lain-

lain. Namun tempe lebih umum dan lebih disukai dari bahan baku kedelai. Tempe

dengan menggunakan bahan baku kedelai memiliki cita rasa yang lebih nikmat

dan gizi yang tinggi. Produksi tempe umumnya masih menggunakan bahan baku

kedelai transgenik dan sistem pertanian yang masih menggunakan bahan-bahan

kimia. Kedelai transgenik lebih disukai oleh para pengrajin tempe karena

Page 26: PROSPEK PENGEMBANGAN USAHA TEMPE PADA UKM …

13

memiliki ukuran yang lebih besar dan lebih seragam sehingga kualitas tempe yang

dihasilkan lebih bagus dan lebih ekonomis dibandingkan kedelai lokal. Produksi

bahan baku kedelai dalam negeri yang masih rendah dan kualitasnya juga kurang

baik, menyebabkan sebagian besar bahan baku kedelai masih impor dari negara

lain. Oleh karena itu, kita perlu meningkatkan produksi kedelai dan meningkatkan

kualitas kedelai dengan mengembangkan rekayasa genetika dan sistem pertanian

organik sehingga mampu memenuhi kebutuhan dalam negeri dan mampu

menembus pasar internasional yang lebih luas.(Anonim, 2008).

Industri tempe adalah jenis usaha yang umumnya merupakan industri

rumahan dengan investasi tidak terlalu besar dan jumlah karyawan sedikit.

Namun, industri tempe telah banyak menjadi sumber penghidupan bagi rakyat

kecil dan memenuhi kebutuhan produk pangan bergizi tinggi dan terjangkau bagi

sebagian besar masyarakat Indonesia. Seiring dengan pertumbuhan jumlah

penduduk nasional yang terus meningkat, menunjukan bahwa potensi pasar

produk tempe semakin besar dan merupakan peluang untuk mengembangankan

bisnis tempe.

2.4 Analisis SWOT

Analisis SWOT adalah identifikasi berbagai faktor secara sistematis

untuk merumuskan strategi perusahaan. Analisis ini didasarkan pada logika yang

dapat memaksimalkan kekuatan (strengths) dan peluang (opportunities), namun

secara bersamaan dapat meminimalkan kelemahan (weaknesses) dan ancaman

(threats). Proses pengambilan keputusan strategis selalu berkaitan dengan

pengembangan misi, tujuan, strategi, dan kebijakan perusahaan. Dengan demikian

Page 27: PROSPEK PENGEMBANGAN USAHA TEMPE PADA UKM …

14

perencana strategis (strategic planner) harus menganalisis faktor­faktor strategis

perusahaan (kekuatan, kelemahan, peluang dan ancaman) dalam kondisi

yang ada saat ini. Hal ini disebut dengan Analisis Situasi. Model yang paling

populer untuk analisis situasi adalah Analisis SWOT (Rangkuti, 2004).

Rangkuti, (2004), mengartikan analisa Swot adalah identifikasi berbagai

faktor secara sistematis untuk merumuskan strategi perusahaan. Analisis ini

didasarkan pada logika yang dapat memaksimalkan kekuatan (strength) dan

peluang (opportunities), namun secara bersamaan dapat diminimalkan kelemahan

(weaknesses) dan ancaman (threats). Analisa Swot merupakan ramuan utama

perencanaan strategi dan membantu klasifikasi pilihan kebijaksanaan yang

dihadapi perusahaan.

Dalam bisnis, analisis SWOT adalah pusat untuk mengembangkan strategi

kompetitif. SWOT adalah singkatan dari Kekuatan, Kelemahan, Peluang, dan

Ancaman. SWOT template yang mudah diadaptasi untuk mengembangkan

strategi kompetitif. SWOT posisi kekuatan dan kelemahan internal yang sama

untuk melihat kesempatan dan ancaman yang terkait dengan masalah eksternal.

Dalam format ini, sumber daya dan kemampuan yang cocok untuk lingkungan

yang kompetitif. Hasilnya adalah strategis yang kemungkinan menjadi lebih jelas.

Proses pengambilan keputusan strategi selalu berkaitan dengan misi, tujuan

dan kebijaksanaan perusahaan. Dengan demikian perencanaan strategi harus

menganalisa faktor-faktor strategis perusahaan dalam kondisi saat ini. Hal ini

disebut dengan Analisis Situasi. Model paling populer untuk menganalisa siatuasi

adalah analisis Swot.

Page 28: PROSPEK PENGEMBANGAN USAHA TEMPE PADA UKM …

15

Berdasarkan analisa swot, dapat dilakukan penentuan Grand Startegy atau

strategi utama dari perusahaan. Cara mengetahui posisi kinerja perusahaan apakah

pada kuadran I, II, III atau IV adalah dengan mengkombinasikan pertemuan antar

garis absis (kekuatan – kelemahan) dengan ordinat (peluang – ancaman) pada

diagram analisis swot.

Strategi Turnaround III I Strategi Agresif

Strategi Defensif IV II Strategi Diversifikasi

Keterangan :

Kuadran I : Merupakan situasi yang sangat menguntungkan. Perusahaan

memiliki peluang dan kekuatan sehingga strategi yang

diterapkan adalah mendukung kebijakan pertumbuhan yang

agresif.

Kudran II : Meskipun menghadapi berbagai ancaman, perusahaan masih

memiliki kekuatan dari internal. Strategi yang diterapkan

adalah menggunakan kekuatan untuk mengatasi ancaman

dengan strategi Diversifikasi.

Kudran III : Perusahaan menghadapi peluang besar, tetapi dilain pihak

memiliki kelemahan internal. Fokus strategi adalah

Peluang

Kekuatan Kelemahan

Ancaman

Page 29: PROSPEK PENGEMBANGAN USAHA TEMPE PADA UKM …

16

meminimalkan masalah sehingga dapat merebut peluang

pasar yang lebih baik dengan strategi turnaround.

Kuadran IV : Perusahaan pada situasi yang tidak menguntungkan karena

menghadapi berbagai ancaman dari luar dan kelemahan

internal. Strategi yang tepat untuk menghadapi keadaan ini

adalah strategi defensif.

Matrik Eksternal Internal menurut Rangkuti (2004) merupakan alat yang

dipakai untuk menyusun faktor – faktor strategi perusahaan. Matrik Swot ini dapat

menggambarkan secara jelas bagaimana peluang dan ancaman eksternal yang

dihadapi perusahaan dapat disesuaikan dengan kekuatan dan kelemahan internal

yang dimiliki. Matrik ini dapat menghasilkan empat kemungkinan alternatif

strategi antara lain :

a. Strategi SO Startegi ini dibuat berdasarkan jalan pikiran perusahaan, yaitu

dengan memanfaatkan seluruh kekuatan untuk merebut dan memanfaatkan

peluang sebesar-besarnya.

b. Strategi ST adalah strategi dalam menggunakan kekuatan yang dimiliki

perusahaan untuk mengatasi ancaman.

c. Strategi WO Strategi ini diterapkan berdasarkan pemanfaatan peluang yang

ada dengan cara meminimalkan kelemahan yang ada.

d. Strategi WT Strategi ini didasarkan pada kegiatan yang bersifat defensif dan

berusaha meminimalkan kelemahan yang ada serta menghindari ancaman.

Page 30: PROSPEK PENGEMBANGAN USAHA TEMPE PADA UKM …

17

Setelah mengumpulkan informasi yang berpengaruh terhadap kelangsungan

pengembangan perusahaan, tahap selanjutnya adalah memanfaatkan informasi

tersebut ke dalam rumusan strategi. Alat yang digunakan untuk menyusun

faktor-faktor strategis perusahaan adalah matrik SWOT. Matrik ini dapat

menggambarkan secara jelas bagaimana peluang dan ancaman eksternal yang

dihadapi perusahaan dapat dises uaikan dengan kekuatan dan kelemahan

yang dimilikinya

Tabel 1 Matriks Eksternal Dan Internal

Faktor Internal

Faktor Eksternal

STENGTHS ( S )

Tentukan faktor-faktor

kekuatan internal

WEAK NESSES ( W )

Tentukan faktor-faktor

kekuatan internal

OPPORTUNITY (O)

Tentukan faktor-faktor

kekuatan eksternal

Strategi SO

Ciptakan strategi yang

menggunakan kekuatan

untuk memanfaatkan

peluang

Strategi WO

Menciptakan strategi

yang meminimalkan

kelemahan untuk

memanfaatkan peluang

THREATS ( T )

Tentukan faktor-faktor

kekuatan eksternal

Strategi ST

Ciptakan strategi yang

menggunakan kekuatan

untuk mengatasi

ancaman

Strategi WT

Ciptakan strategi yang

meminimalkan

kelemahan untuk

menghindari ancaman

2.5 Kerangka Pikir

Tempe mempunyai begitu banyak keunggulan dan juga manfaat baik bagi

tubuh maupun kesehatan. Begitu banyaknya kelebihan yang dimiliki diharapkan

industri tempe mendapat perhatian lebih dari semua pihak. Industri tempe

merupakan industri kecil yang lemah permodalan, lemah manajemen. Hal ini

menuntut pengusaha untuk membuat strategi yang mampu membawa industri

Page 31: PROSPEK PENGEMBANGAN USAHA TEMPE PADA UKM …

18

tempe tetap eksis dan mampu menghadapi persaingan. Agar industri tempe ini

dapat terus berlangsung maka diperlukan langkah­langkah atau strategi

pengembangan yang mengutamakan keterpaduan baik dalam lingkup lintas sektor,

antar sektor maupun wilayah.

Pengusaha industri kecil tempe di Kabupaten Gowa secara umum

melakukan kegiatan usahanya untuk dipasarkan. Faktor produksi pendukung

kegiatan industri kecil tempe di Kecamatan Somba Opu diperoleh dari penyedia

sarana produksi yang sebagian besar disediakan oleh Koperasi Tahu Tempe

(KOPTI) Dengan skala usaha relatif kecil, maka pengusaha harus mampu

melakukan manajemen dengan baik agar usahanya dapat berkembang. Dengan

kata lain pengusaha harus mampu melakukan kegiatan produksi dan pemasaran

produk yang dapat memberikan keuntungan maksimal.

Pengusaha harus mampu mangatur penggunaan faktor produksi secara

efisien untuk menekan biaya produksi dan mengatur jenis produk yang dihasilkan

serta volume penjualannya untuk mendapatkan harga jual produk yang

menguntungkan. Para pengusaha harus mampu memutuskan apa yang

dihasilkannya dan bagaimana menghasilkannya. Dalam proses pengambilan

keputusan, pengusaha tempe memperoleh peluang yang dibatasi baik oleh

faktor­faktor yang dapat dikendalikan (faktor internal) maupun yang tidak dapat

dikendalikan (faktor eksternal). Praktek dan sistem usaha yang ada merupakan

hasil gabungan pengalaman, tradisi, sumberdaya yang ada, lingkungan hidup

fisik, tingkat teknologi dan keadaan politik, ekonomi serta pasar. Adapun

kerangka pikir dalam penelitian ini :

Page 32: PROSPEK PENGEMBANGAN USAHA TEMPE PADA UKM …

19

Gambar 1. Kerangka Pikir PenelitianProspek Pengembangan Usaha Tempe Pada

UKM Mutiara Indah Kelurahan Romang Polong Kecamatan Somba

Opu Kabupaten Gowa

Industri Kecil Usaha Tempe di

Kecamatan Somba Opu

Pengembangan Usaha

Tempe

Faktor Internal

Kekuatan

kelemahan

Faktor Eksternal

Ancaman

Peluang

Analisis SWOT

Prospek Pengembangan Usaha Tempe

Page 33: PROSPEK PENGEMBANGAN USAHA TEMPE PADA UKM …

20

III. METODE PENELITIAN

3.1 Tempat dan Waktu Penelitian

Penelitian ini telah dilaksanakan diKelurahan Romang Polong Kecamatan

Somba Opu Kabupaten Gowa. Pemilihan lokasi penelitian didasarkan bahwa

UKM Mutiara Indah mengembangkan usaha kecil tempe yang banyak diminati

masyarakat. Waktu penelitian akan dilakukan selama dua bulan yakni Mei sampai

Juli 2015

3.2 Teknik Penentuan Informan

Informan adalah orang-orang yang dianggap mengetahui benar suatu

fenomena yang menjadi obyek penelitian, sehingga dapat membantu peneliti

dalam menggali informasi data yang dibutuhkan dalam penelitian dengan

pendekatan kualitatif. Informan dalam penelitian ini terdiri dari : pemilik usaha 1

orang, bagian produksi `1 orang, keuangan 1 orang, pengemasan atau penjualan 1

orang serta sampel 4 orang adalah konsumen tempe 2 orang pelanggan tetap dan 2

pelanggan yang dicoba ditempat lain.

3.3 Jenis dan Sumber Data

Penelitian ini penulis menggunakan penelitian kuantitatif yaitu penelitian

yang terbatas pada usaha pengungkapan suatu masalah dan keadaan sebagaimana

adanya, sehingga hanya merupakan penggungkapan fakta. Dalam hal ini

penelitian dilakukan untuk memperoleh gambaran yang sebenarnya.

Jenis data yang dikumpulkan terdiri dari data primer dan data sekunder:

Page 34: PROSPEK PENGEMBANGAN USAHA TEMPE PADA UKM …

21

a. Data primer adalah data yang diperoleh langsung dari sumber pertama yaitu

respon yang membutuhkan pengolahan lebih lanjut. Data ini berupa hasil

wawancara yang diperoleh dari kuesioner berupa tanya jawab dengan kke

pemilik usaha serta karyawannya.

b. Data sekunder adalah pelengkap bagi data primer yaitu data yang diperoleh

dalam bentuk yang sudah jadi. Periode waktu data ini berupa laporan data

misalnya data penjualan dan produksi tempe.

3.4 Teknik Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah:

1. Observasi yaitu cara pengumpulan data dengan melakukan pengamatan

langsung terhadap sasaran penelitian untuk mendapatkan data-data yang

berhubungan industri tempe

2. Wawancara yaitu dengan melakukan tanya jawab dengan pihak-pihak

tertentu dalam hal ini pemilik usaha tempe.

3. Dokumentasi, teknik ini dilakukan melalui teknik pencatatan data yang

diperlukan baik dari responden maupun dari instansi terkait yang ada

hubungannya dengan penelitian ini.

3.5 Teknik Analisis Data

Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif yang bersifat kualitatif dengan

menggunakan analisa alat bantu analisis yakni SWOT. Menurut Rangkuti (2014)

analisis SWOT adalah identifikasi berbagai faktor secara sitematis untuk

merumuskan strategi pembahasan. Analisis ini dilaksanakan pada logika yang

Page 35: PROSPEK PENGEMBANGAN USAHA TEMPE PADA UKM …

22

dapat memaksimalkan kekuatan (Strengths) dan peluang (Opportunities) namun

secara bersamaan dapat meminimalkan kelemahan (Weakness) dan ancaman

(Threats).

Proses pengambilan keputusan strategis selalu berkaitan dengan

pengembangan misi, tujuan, strategi dan kebijakan organisasi. Dengan demikian

perencanaan strategis (strategic plan) harus menganalisis faktor-faktor strategis

meliputi kekuatan, kelemahan, peluang dan ancaman dalam kondisi yang ada pada

saat ini. Keempat faktor tersebut dapat dikelompokkan dalam dua kelompok yakni

eksternal dan internal. Dari faktor eksternal maka disusun faktor strategi eksternal

(EFAS / Eksternal Strategic Factor Analysis Summary) dan dari internal disusun

faktor internal (IFAS / Internal Strategic Factor Analysis Summary).(Rangkuti,

F, 2014).

Strategi Eksternal dan Matrik Faktor Strategi Internal.

a. Matrik faktor strategi eksternal:

1. Menentukan faktor-faktor yang menjadi peluang dan ancaman perusahaan

dalam kolom 1.

2. Memberikan bobot masing-masing faktor dalam kolom 2, mulai dari

1,0 (sangat penting) sampai dengan 0,0 (tidak penting). Faktor -faktor

tersebut kemungkinan dapat memberikan dampak terhadap faktor strategis.

3. Menghitung rating (dalam kolom 3) untuk menunjukkan efektivitas

perusahaan dalam merespon faktor-faktor tersebut. Faktor peluang yang

bersifat positif yaitu dengan skala 1= peluang kecil, 2= peluang sedang, 3=

peluang tinggi, 4= peluang sangat tinggi. Untuk faktor ancaman yang

Page 36: PROSPEK PENGEMBANGAN USAHA TEMPE PADA UKM …

23

bersifat negatif merupakan kebalikan dari faktor peluang yaitu: 1=

ancaman sangat besar, 2= ancaman besar, 3= ancaman sedang, 4=

ancaman kecil.Mengalikan bobot pada kolom 2 dengan rating pada

kolom 3, untuk memperoleh faktor pembobotan dalam kolom 4. Hasilnya

berupa skor pembobotan untuk masing-masing faktor yang nilainya

bervariasi mulai dari4,0 (outstanding) sampai dengan 1 (poor).

4. Menjumlahkan skor pembobotan (pada kolom 4), untuk memperoleh jumlah

total skor pembobotan bagi perusahaan yang bersangkutan. Nilai total

ini menunjukkan bagaimana perusahaan tertentu bereaksi terhadap faktor-

faktor strategis eksternalnya. Total skor ini dapat digunakan untuk

membandingkan perusahaan ini dengan perusahaan lainnya dalam

kelompok industri yang sama (Rangkuti, 2014).

b. Matrik Faktor Strategi Internal

Tahapnya adalah :

1. Menentukan faktor-faktor yang menjadi kekuatan serta kelemahan

perusahaan dalam kolom 1.

2. Memberikan bobot masing-masing faktor tersebut dengan skala mulai

dari 1,0 (paling penting) sampai 0,0 (tidak penting), berdasarkan pengaruh

faktor- faktor tersebut terhadap posisi strategis perusahaan (semua bobot

tersebut jumlahnya tidak boleh melebih skor total 1,0).

3. Memberikan rating 1 sampai 4 pada kolom 3 untuk menunjukkan efektivitas

perusahaan dalam merespon faktor-faktor tersebut. Faktor yang

bersifat positif yaitu dengan skala 1= kekuatan yang kecil, 2= kekuatan

Page 37: PROSPEK PENGEMBANGAN USAHA TEMPE PADA UKM …

24

yang sedang,3= kekuatan yang besar, 4= kekuatan yang sangat

besar. Untuk faktorkelemahan merupakan kebalikan dari faktor kekuatan

yaitu: 1= kelemahan yang sangat berarti, 2= kelemahan yang cukup

berarti, 3= kelemahan yang kurang berarti, 4= kelemahan yang tidak

berarti.

4. Mengalikan bobot pada kolom 2 dengan rating pada kolom 3 untuk

memperoleh faktor pembobotan dalam kolom 4. Hasilnya berupa skor

pembobotan untuk masing-masing faktor yang nilainya bervariasi mulai

dari4,0 (outstanding) sampai dengan 1,0 (poor).

5. Menjumlahkan skor pembobotan (pada kolom 4), untuk memperoleh jumlah

total skor pembobotan bagi perusahaan yang bersangkutan. Nilai total

ini menunjukkan bagaimana perusahaan tertentu bereaksi terhadap faktor-

faktor strategis internalnya. Total skor ini dapat digu nakan untuk

membandingkan perusahaan ini dengan perusahaan lainnya dalam

kelompok industri yang sama. (Rangkuti, 2014).

Setelah mengumpulkan semua informasi yang berpengaruh, tahap

selanjutnya adalah memanfaatkan semua informasi tersebut disusun model-model

perumusan strategi. Salah satu model yang digunakan adalah Matriks SWOT.

Pada matriks ini akan menggambarkan secara jelas bagaimana peluang dan

ancaman eksternal yang dihadapi organisasi, dan dapat disesuaikan dengan

kekuatan dan kelemahan yang dimilikinya. Strategi SO. Strategi ini dibuat untuk

memanfaatkan seluruh kekuatan untuk merebut dan memanfaatkan peluang

sebesar-besarnya.

Page 38: PROSPEK PENGEMBANGAN USAHA TEMPE PADA UKM …

25

(a) Strategi S-O. Strategi dengan menggunakan kekuatan untuk memanfaatkan

peluang

(b) Strategi ST. Strategi dengan menggunakan kekuatan yang dimiliki untuk

mengatasi ancaman.

(c) Strategi WO. Strategi diterapkan berdasarkan pemanfaatan peluang yang

ada dengan cara meminimalkan kelemahan yang ada.

(d) Strategi WT. Strategi didasarkan pada kegiatan yang bersifat defensif dan

berusaha meminimalkan kelemahan yang ada serta menghindari ancaman.

Dengan pendekatan model analisis SWOT ini, penulis berusaha untuk

menganalisis fenomena-fenomena yang ada dan data yang telah diperoleh

sehingga akan didapatkan gambaran jelas apa dan bagaimana yang dikehendaki

dalam pengembangan usaha tempe.

3.6 Definisi Operasional

1. Strategi pengembangan adalah strategi yang digunakan untuk

mengembangkan usaha tempe pada saat ini dan masa yang akan dating.

2. Pengembangan industri tempe adalah proses perubahan secara positif dari

segi kualitas dan kuantitas produksi tempe yang terjadi pada industri

tempe.

3. Industri tempe adalah produksi tempe dari bentuk bahan baku berupa

kedelai sampai siap dipasarkan.

4. Pengusaha tempe atau responden adalah orang yang mengusahakan

industri tempe dari proses produksi sampai pemasaran.

Page 39: PROSPEK PENGEMBANGAN USAHA TEMPE PADA UKM …

26

5. Faktor internal adalah faktor­faktor yang terdapat di dalam suatu

industri kecil yang mempengaruhi kinerja industri kecil secara keseluruhan

dan pada umumnya dapat dikendalikan. Meliputi kondisi keuangan (biaya,

produksi, dan pendapatan), sumber daya manusia (ketersediaan dan

kemampuan sumber daya manusia), pemasaran (distribusi dan penjualan),

produksi atau operasional (proses pembuatan tempe), dan manajemen.

a. Kekuatan adalah kondisi usaha tempe yang ada dari dalam dan

merupakan faktor kuat dalam mengembangkan usaha tempe

b. Kelemahan adalah kondisi usaha tempe yang ada dari dalam dan

merupakan faktor kelemahan dalam menjalankan usaha ini.

6. Faktor eksternal adalah faktor­faktor di luar industri kecil yang

mempengaruhi kinerja industri kecil dan pada umumnya belum dapat

dikendalikan sepenuhnya. Meliputi kondisi perekonomian (perekonomian

global), sosial dan budaya (kebiasaan masyarakat dalam mengkonsumsi

tempe dan kesadaran akan nilai gizi, limbah tempe), politik dan hukum

(kebijakan pemerintah yang terkait dengan industri tempe), teknologi, dan

persaingan.

a. Peluang adalah kondisi usaha tempe yang ada dari luar dan merupakan

suatu peluang untuk mengembangkan usaha tempe

b. Ancaman adalah kondisi usaha tempe yang ada dari luar dan

merupakan ancaman dalam menjalankan usaha ini.

7. Analisis SWOT adalah merupakan suatu analisis situasi yang mencakup

kondisi internal dan eksternal pengembangan.

Page 40: PROSPEK PENGEMBANGAN USAHA TEMPE PADA UKM …

27

8. Usaha tempe adalah jenis usaha industri kecil yang dikembangkan mulai

dari kedelai kemudian di fermentasi menjadi tempe dan memberikan nilai

tambah bagi pemilik usaha.

Page 41: PROSPEK PENGEMBANGAN USAHA TEMPE PADA UKM …

28

IV KEADAAN UMUM WILAYAH PENELITIAN

4.1 Sejarah berdirinya Usaha Tempe UKM Mutiara Indah

Pencapaian kesuksesan dalam melaksanakan suatu kegiatan diperlukan

kerja keras. Begitu juga halnya dalam menjalankan usaha/bisnis diperlukan kerja

keras agar dapat terus maju dan berkembang. Usaha tempe UKM Mutiara Indah

ini termasuk salah satu usaha tempe yang berhasil di Kelurahan Romang Polang

Kabupaten Gowa, dimana telah berjalan selama bertahun-tahun dan memiliki

kualitas produk yang baik. Usaha tempe ini dapat bertahan dan berkembang

seperti sekarang tentu saja berkat kerja keras pemilik dan para karyawannya.

Usaha tempe UKM Mutiara Indah merupakan suatu bentuk usaha yang

bergerak di bidang penyediaan pangan yang bergizi. Usaha tempe ini pertama

kali didirikan di Kelurahan Romang Polong. Usaha tempe UKM Mutiara Indah

tersebut resmi beroperasi pada 2005. Pada saat itu, usaha pabrik tempe menyewa

rumah yang sederhana dengan jumlah karyawan juga masih sedikit.

Peralatan/perlengkapan yang digunakan sebagai alat bantu dalam proses

pengolahan dan penyimpanan juga masih sederhana. Dan selama 5 tahun usaha

yang dijalani sukses, maka pemilik mampu membeli tanah dan membangun

pabrik tempe milik sendiri. Bapak Bayu merupakan pemilik pabrik tempe. Dari

segi permodalan, Usaha pabrik tempe ini termasuk bentuk usaha perseorangan

dimana bangunan, peralatan, perlengkapan maupun gaji karyawan merupakan

modal pribadi (private financial). Usaha pabrik tempe semakin berkembang,

dibuktikan dengan banyaknya pelanggan yang loyal di sekitar Kabupaten Gowa

Page 42: PROSPEK PENGEMBANGAN USAHA TEMPE PADA UKM …

29

Penentuan lokasi ini dilakukan karena lokasi ini strategis dan mudah dijangkau

oleh konsumen karena terletak tidak jauh dari tepi jalan yang senantiasa ramai

dilalui kendaraan.

4.2 Visi, Misi dan Tujuan UKM Mutiara Indah Pada Usaha Tempe

1 Visi

Menjadi salah satu Usaha pabrik tempe yang terkenal di Kabupaten Gowa

2 Misi

a) Menjalankan kegiatan usaha yang mengutamakan kepuasan konsumen

atau pelanggan, karyawan, dan pemilik usaha pabrik tempe.

b) Memberikan pelayanan yang baik kepada setiap konsumen melalui

ketepatan pelayanan dan sikap karyawan yang sopan dan ramah.

c) Mengupayakan penyediaan produk tempe berkualitas tinggi dengan cita rasa

yang khas.

d) Meningkatkan keterampilan dan disiplin waktu para karyawan dalam

menjalankan tugasnya,

e) Menjalankan integritas atau kerja sama yang kuat di antara para karyawan

dalam memenuhi kebutuhan maupun kepuasan konsumen.

3 Tujuan Usaha

a) Mencari keuntungan/laba secara wajar dan berusaha meningkatkan laba yang

diperoleh demi kelangsungan hidup dan serta menjaga citra atau nama baik

usaha tempe

b) Memberikan kepuasan bagi para konsumen melalui pemenuhan kebutuhan

pokok/utama mereka.

Page 43: PROSPEK PENGEMBANGAN USAHA TEMPE PADA UKM …

30

4.3 Struktur Organisasi Usaha Tempe

Pada suatu perusahaan sangat diperlukan adanya struktur organisasi.

Struktur organisasi merupakan kerangka dari satuan perwujudan pola

hubungan di antara fungsi-fungsi, bagian-bagian, dan orang yang

menunjukkan kedudukan, wewenang, dan tanggung jawab yang berbeda-beda

dalam suatu perusahaan. Struktur ini mengandung unsur-unsur spesialisasi

kerja dalam pengambilan keputusan kerja. Melalui struktur organisasi akan

terlihat jelas bagaimana informasi mengalir dari satu bagian ke bagian yang lain,

sehingga memberikan petunjuk tentang pemberian tugas, wewenang dan

tanggung jawab setiap karyawan perusahaan .

Gambar 2 Struktur Organisasi UKM Mutiara Indah

Adapun pembagian tugas dan tanggung jawab dari masing-masing bagian

dalam struktur organisasi tersebut adalah sebagai berikut:

1. Pemilik

a. Merupakan pimpinan tertinggi atas segala kegiatan yang terjadi di usaha

tempe.

Pemilik

Pengelola

Keuangan Produksi Pengemasan

Page 44: PROSPEK PENGEMBANGAN USAHA TEMPE PADA UKM …

31

b. Berhubungan langsung dengan notaris dalam hal pengurusan izin usaha,

pendirian maupun hak kepemilikan.

c. Merekrut karyawan dan meminta laporan pertanggungjawaban dari pengelola

usaha tempe.

d. Mengevaluasi dan menyetujui rencana kerja yang disusun oleh pengelola

usaha tempe.

2. Pengelola

a. Bertanggung jawab kepada pemilik.

b. Memimpin dan mengontrol seluruh karyawan pabrik tempe.

c. Mempersiapkan rencana kerja/strategi usaha pabrik tempe,

mengorganisasikannya dan mengawasi rencana tersebut dalam operasinya.

d. Mengawasi pekerjaan, jam kerja atau absensi para bawahannya.

3. Karyawan bidang Keuangan

a) Mengelola dan mengawasi keuangan usaha tempe dengan penuh

tanggung jawab.

b) Melaporkan secara teratur gambaran keuangan usaha ptempe.

c) Bertanggung jawab terhadap penerimaan dan pengeluaran kas.

4. Karyawan bidang Produksi

Melakukan proses pengolahan bahan baku awal dan akhir sehingga menjadi

produk tempe.

5. Karyawan bidang Pengemasan

Melakukan pengemasan produk tempe secara higienis.

Page 45: PROSPEK PENGEMBANGAN USAHA TEMPE PADA UKM …

32

4.4 Sumberdaya Peralatan

Mengingat usaha tempe ini biasanya dikerjakan secara tradisional dan

ditekuni penduduk di pedesaan, maka peralatan yang dipersiapkan sebaiknya dari

sumber daya setempat. Artinya, mudah dijangkau dan murah biayanya. Adapun

peralatan yang dibutuhkan meliputi :

1) Kompor, digunakan untuk dapur memasak kedelai.

2) Timbangan, digunakan untuk menimbang bahan-bahan yang hendak diolah.

3) Panci, digunakan untuk merebus, meredam dan menguliti kedelai.

4) Ember, digunakan untuk mencuci dan meredam kedelai.

5) Tampah, digunakan untuk menampi, mendinginkan, meniriskan maupun

tempat melakukan peragian.

6) Dandang, digunakan untuk menanak atau merebus kedelai.

7) Tenggok, yang terbuat dari anyaman bambu digunakan untuk memeram.

8) Karung Goni, digunakan untuk menutup kedelai yang diperam di dalam

tenggok.

4.5 Proses Pembuatan Tempe

Tempe adalah makanan yang populer di negara kita. Meskipun merupakan

makanan yang sederhana, tetapi tempe mempunyai atau mengandung sumber

protein nabati yang cukup tinggi. Tempe adalah makanan yang dibuat dari

fermentasi terhadap biji kedelai atau beberapa bahan lain yang menggunakan

beberapa jenis kapang Rhizopus, seperti Rhizopus oligosporus, Rh. oryzae, Rh.

stolonifer (kapang roti), atau Rh. arrhizus, sehingga membentuk padatan kompak

berwarna putih. Sediaan fermentasi ini secara umum dikenal sebagai ragi tempe.

Page 46: PROSPEK PENGEMBANGAN USAHA TEMPE PADA UKM …

33

Warna putih pada tempe disebabkan adanya miselia jamur yang tumbuh pada

permukaan biji kedelai. Tekstur kompak juga disebabkan oleh mise1ia jamur yang

menghubungkan biji-biji kedelai tersebut. Banyak sekali jamur yang aktif selama

fermentasi, tetapi umumnya para peneliti menganggap bahwa Rhizopus sp

merupakan jamur yang paling dominan. Jamur yang tumbuh pada kedelai tersebut

menghasilkan enzim-enzim yang mampu merombak senyawa organik kompleks

menjadi senyawa yang lebih sederhana sehingga senyawa tersebut dengan cepat

dapat dipergunakan oleh tubuh.

Kedelai dapat diolah menjadi: tempe, keripik tempe, tahu, kecap, susu, dan

lain-lainnya. Proses pengolahan kedelai menjadi berbagai makanan pada

umumnya merupakan proses yang sederhana, dan peralatan yang digunakan

cukup dengan alat-alat yang biasa dipakai di rumah tangga, kecuali mesin

pengupas, penggiling, dan cetakan. Pembuatan tempe secara tradisional biasanya

menggunakan tepung tempe yang dikeringkan di bawah sinar matahari. Sekarang

pembuatan tempe ada juga yang menggunakan ragi tempe. Beberapa hal yang

perlu diperhatikan pada proses pengolahan tempe agar diperoleh hasil yang baik

ialah

Page 47: PROSPEK PENGEMBANGAN USAHA TEMPE PADA UKM …

34

Kedelai

Kedelai Masak

Kedelai Rendaman

Kedelai Bersih

Campuran Kedelai Kupas dan Kulit Kedelai

Kedelai Kupas

Kedelai Bersih

Gambar 3 Skema Proses Produksi Tempe

Perebusan

Perendaman

Pencucian

Pencucian

Pemecahan

Peragian (Pencampuran kedelai + Ragi)

Pemisahan kulit

Pembungkusan dengan daun pisang dan plastik

Tempe

Page 48: PROSPEK PENGEMBANGAN USAHA TEMPE PADA UKM …

35

Urutan proses pembuatan tempe adalan sebagai berikut :

Kedelai dimasak, setelah masak kedelai direndam 1 malam hingga lunak

dan terasa berlendir, kemudian kedelai dicuci hingga bersih.

Kedelai dipecah dengan mesin pemecah, hingga kedelai terbelah dua dan

kulit kedelai terpisah.

Kulit kedelai dipisahkan dengan cara hasil pemecahan kedelai dimasukkan

ke dalam air, sehingga kulit kedelai mengambang dan dapat dipisahkan.

Kedelai kupas dicuci kembali hingga bersih, kemudian peragian dengan

cara kedelai dicampurkan ragi yang telah dilarutkan dan didiamkan selama

lebih kurang 10 menit.

Kedelai yang telah mengandung ragi ditiriskan hingga hampir kering,

kemudian dibungkus dengan daun pisang. Setelah fermentasi selama 2 hari

diperoleh tempe

Jenis kedelai dapat dipilah menjadi 4 macam, yaitu : kedelai kuning,

kedelai hitam, kedelai hijau, kedelai coklat. Macam-macam jenis kedelai dapat

didefinisikan sebagai berikut :

a) Kedelai kuning adalah kedelai yang kulit bijinya berwarna kuning, putih atau

hijau. Apabila dipotong melintang memperlihatkan warna kuning pada irisan

keeping bijinya.

b) Kedelai hitam adalah kedelai yang kulit bijinya berwarna hitam.

c) Kedelai hijau adalah kedelia yang kulit bijinya berwarna hijau, bila dipotong

melintang memperlihatkan warna hijau pada irisan keping bijinya.

d) Kedelai cokelat adalah kedelai yang kulit bijinya berwarna cokelat

Page 49: PROSPEK PENGEMBANGAN USAHA TEMPE PADA UKM …

36

Untuk memperoleh tempe yang berkualitas baik, maka kedelai yang

digunakan juga harus yang berkualitas baik dan tidak tercampur dengan biji-bijian

yang lain, seperti jagung, kacang hijau dan biji-bijian lainnya. Selain itu, prosedur

pengolahan harus dilakukan dengan cermat. Proses pembuatan tempe pada

dasarnya adalah proses menumbuhkan spora jamur tempe, yaitu Rhizopus sp.,

pada biji kedelai

Untuk produksi pak Bayu menggunakan jenis kedelai yang berwarna

kuning yang diperoleh dari pasar, dimana kedelai tersebut diimpor langsung dari

Thailand. Produksi tempe yang dihasilkan terdapat dua macam yaitu tempe yang

dibungkus dengan plastik dan dengan daun. Harga kedelai yang dibeli berkisar Rp

7.500/kg sampai dengan Rp 8.500 /kg Dalam produksi (tempe Pak Bayu ), dengan

menggunakan bahan baku kacang kedelai dalam sehari sebanyak 100 kg bisa

menghasilkan sebanyak 740 bungkus (yang biasa terjual habis) dengan rincian

Tempe dengan bungkus plastik rata­rata sebanyak 320 bungkus dan tempe dengan

bungkus daun rata­rata sebanyak 420 bungkus. Tempe dengan bungkus daun lebih

banyak diproduksi karena banyak dicari pembeli, kualitas lebih baik daripada

dengan bungkus plastik. Seandainya tempe menjadi busuk, tempe masih dapat

digunakan sebagai penyedap masakan dan harga relatif murah. Harga tempe

bungkus plastik adalah Rp 3.000,00 per bungkus dan untuk tempe bungkus daun

pisang adalah Rp 5.000,00 per bungkus, kemudian ukuran tempe dengan

menggunakan daun pisang sebesar 4 cm dengan harga Rp 5.000 dan plastik

segiempat ukuran 2 cm dengan harga Rp 3.000.

Page 50: PROSPEK PENGEMBANGAN USAHA TEMPE PADA UKM …

37

Page 51: PROSPEK PENGEMBANGAN USAHA TEMPE PADA UKM …

37

V. HASIL DAN PEMBAHASAN

5.1 Analisis Prospek Pengembangan Usaha Tempe

Tujuan dari kegiatan usaha tempe adalah untuk peningkatan

produksi, peningkatan pendapatan, serta efisiensi yang dapat dicapai dari usaha

tempe ini. Hal ini, dapat dicapai dengan adanya strategi­strategi pengembangan

untuk usaha tempe.

Prospek pengembangan sentra industri kecil tempe yaitu menekankan pada

kontinuitas serta menjaga kualitas tempe. Tempe merupakan bahan pangan

pelengkap yang banyak dicari oleh konsumen karena tempe dapat terjangkau oleh

semua kalangan dari golongan atas sampai bawah, serta manfaat dan

keunggulan yang terkandung pada tempe. Sehingga produk ini diharapkan

mampu untuk meningkatkan pendapatan pengusaha.

Berdasarkan hasil analisis dan pembahasan masalah yang dihadapi oleh

usaha kecil menengah Mutiara Indah pada Usaha Tempe dapat diambil

kesimpulan bahwa usaha ini memiliki prospek yang cukup baik untuk

dikembangkan. Namun untuk memperoleh keadaan demikian diperlukan

pengembangan dengan membandingkan faktor lingkungan internal dan faktor

lingkungan eksternal yang ada untuk prospek jangka panjang. Prospek

pengembangan yang dapat dilakukan adalah dengan menggunakan analisis

SWOT. Faktor-faktor internal dan eksternal dalam prospek pengembangan

industri tempe di Kelurahan Romang Polong Kecamatan Somba Opu Kabupaten

Gowa adalah sebagai berikut:

Page 52: PROSPEK PENGEMBANGAN USAHA TEMPE PADA UKM …

38

5.1.1 Identifikasi Faktor Kekuatan (Streghts)

1). Kualitas dan harga tempe terjangkau

Kualitas tempe dari pengusaha tempe UKM Mutiara Indah di Kelurahan

Romang Polong Kecamatan Somba Opu Kabupaten Gowa cukup baik.

Bahan baku 100 persen dari kedelai dan di impor dari Thailand, dimana

kedelai impor sangat kering dan cukup bagus untuk bahan baku pembuatan

tempe dan tahu. di luar faktor kualitas kedelai, penggunaan kedelai impor

dikarenakan stoknya cukup melimpah dan tidak pernah kekurangan. Hal ini

berbeda dengan stok kedelai lokal, yang hanya melipah di saat panen raya,

sementara ketika panen usai sudah tidak memiliki stok lagi.

2). Kuantitas dan Kontinyuitas hasil produksi tempe

Industri tempe UKM Mutiara Indah di Kelurahan Romang Polong

Kecamatan Somba Opu Kabupaten Gowa setiap hari melakukan proses

produksi, sehingga pengusaha selalu ada stok untuk hari­hari berikutnya.

Bahan baku berupa kedelai setiap hari disediakan oleh pihak Koperasi Tahu

Tempe Indonesia . Proses produksi tempe dari bahan baku sampai tempe siap

dipasarkan adalah dua hari satu malam. Hal ini dilakukan agar setiap hari

pengusaha mampu mencukupi kebutuhan konsumen dan kepercayaan dari

pelanggan tetap terjaga sehingga tidak berpindah ke tempat lain.

3. Sumberdaya Manusia Terampil

Sumberdaya manusia yang dimiliki usaha tempe ini sebagian besar telah

berpengalaman dalam usaha tempe secara turun temurun, dan telah memiliki

usaha sendiri, sehingga mereka terampil dalam melakukan produks tempe.

Page 53: PROSPEK PENGEMBANGAN USAHA TEMPE PADA UKM …

39

4. Sarana dan prasarana produksi mudah didapat

Sarana dan prasarana produksi tempe mudah didapat, hal ini dikarenakan

bahan baku yaitu kedelai telah disediakan dari pihak Koperasi Tahu Tempe

Indonesia yang berlokasi di setiap pasar yang memang penyedia bahan baku

tempe. Alat­alat dan bahan pendukung yang digunakan dalam proses

produksi juga mudah didapat misalnya plastik, daun, ember, dan lain­lain di

daerah setempat banyak ditemukan.

5. Distribusi yang Mendukung

Pemasaran tempe milik UKM Mutiara Indah baik yang berupa plastik

maupun kulit daun pisang telah sampai ke pasar Sunggumimasa dan berbagai

pasar di tingkat kecamatan dan desa di Kabupaten Gowa

5.1.2. Identifikasi Faktor Kelemahan

1) Modal Kecil

Modal pengusaha tempe yaitu dari modal sendiri. Pengusaha tempe sebagian

besar merupakan masyarakat golongan ekonomi menengah ke bawah

sehingga modal yang ada sangat kecil. Pengusaha dalam melakukan

usahanya tidak mau meminjam ke lembaga keuangan, hal ini dikarenakan

pengusaha merasa prosesnya sangat rumit. Permodalan yang belum kuat

sehingga mengakibatkan usaha tempe ini sulit berkembang. Sementara

usaha tempe di daerah ini telah mengalami kemajuan dalam permodalan

2) Penggunaan Teknologi Terbatas

Pengusaha tempe dalam melakukan usahanya masih terbatas, hal ini dapat

dilihat dari proses produksi yang dilakukan, yaitu dari sarana dan prasarana

Page 54: PROSPEK PENGEMBANGAN USAHA TEMPE PADA UKM …

40

produksi yang belum menggunakan teknologi maju. Pengusaha masih

menggunakan tenaga manual seperti dalam pembersihan kulit masih dengan

diinjak­injak dengan kaki, hal tersebut dikarenakan belum maksimalnya

pendampingan dari pemerintah dalam memberikan arahan pada pengusaha

tempe tentang penggunaan teknologi dalam mempercepat proses produksi

tempe.

3) Kondisi Transportasi Kurang Mendukung

Pemasaran tempe ke pasar­pasar tujuan masih terganjal dengan masalah

transportasi. Misalnya pengusaha tempe yang juga sebagai pedagang dalam

memasarkan tempe banyak yang masih menggunakan sepeda angin padahal

jarak yang ditempuh jauh. Kemudian pengusaha yang tidak bisa menjual

sendiri harus mencari orang yang mau menjualnya ke pasar tujuan tetapi

dengan syarat pengusaha harus menyediakan alat transportasi dan pasar

tujuan terlebih dahulu, sehingga hal ini cukup berat bagi pengusaha.

4) Pengelolaan Kurang Optimal

Sebagian besar pengusaha tempe merupakan orang tua, jika ada anak­anak

mereka hanya membantu dalam pemasaran tidak dalam proses produksinya,

selain itu mereka masih banyak yang sekolah dan mereka yang masih muda

enggan untuk melakukan usaha ini, mereka lebih senang pergi bekerja

merantau, sehingga pengelolaan dalam proses produksi sampai dengan

pemasaran produksi tempe terdapat kendala berupa ketersediaan sumber daya

manusia yang terbatas. Selain hal tersebut juga proses produksinya kurang

Page 55: PROSPEK PENGEMBANGAN USAHA TEMPE PADA UKM …

41

terjaga kebersihannya dan juga masih bergabung dengan tempat tinggal

mereka (multiuse).

5) Keuangan Usaha belum dikelola dengan Baik

Karakteristik pengusaha yang selalu berupaya menjaga kualitas dan kuantitas

tempe tetap stabil, menjadikan struktur permodalan usahanya masih

terbatas pada sumber modal sendiri. Namun pengusaha tempe tersebut belum

bisa mengendalikan keuangan mereka untuk usaha tempe bahkan sering

tercampur untuk kebutuhan rumah tangga sehingga saat untuk memenuhi

kebutuhan produksi tempe terkadang menjadi kesulitan sendiri.

5.1.3 Identifikasi Faktor Peluang

1) Hubungan yang Dekat dengan Stakeholder

Stakeholder dan pengusaha tempe menjalin hubungan dan etika usaha yang

baik, selain itu pengusaha yang satu dengan yang lain juga mempunyai

hubungan yang baik. Stakeholder yang terkait disini salah satunya adalah

Koperasi Tahu Tempe Indonesia sebagai wadah dari industri tempe sendiri

yang juga sebagai penyedia kedelai, pelanggan, penjual sarana dan prasarana

produksi.

2) Kondisi Lingkungan yang Aman

Kondisi lingkungan yang aman seperti keadaan ekonomi yang stabil sehingga

produksi seperti biaya, penerimaan dan pendapatan yang diperoleh pengusaha

juga ikut stabil. Hal ini dapat menimbulkan semangat pengusaha dalam

melakukan produksinya.

Page 56: PROSPEK PENGEMBANGAN USAHA TEMPE PADA UKM …

42

3) Perhatian Pemerintah Terhadap Industri Tempe

Perhatian pemerintah sangat berpengaruh terhadap pengembangan industri

tempe di Kelurahan Romang Polong Kecamatan Somba Opu Kabupaten

Gowa. Pemerintah daerah dengan kebijakannya dapat membantu pengusaha

dalam melakukan usahanya, misalnya saja adanya penyuluhan dari

pemerintah, bantuan subsidi bahan baku, standardisasi harga, kualitas produk,

teknologi, akses permodalan, pembinaan, dan lain­lain yang semuanya

bertujuan untuk kesejahteraan pengusaha tempe.

4) Diversifikasi Produk

Produk tempe dihasilkan oleh perusahaan tidak hanya monoton tempe yang

digoreng biasa oleh konsumen. Diversifikasi produk yang dilakukan oleh

perusahaan dapat meningkatkan volume penjualan dari tempe. Diversifikasi

produk tempe dilakukan oleh pengusaha lain, ada yang masih satu wilayah

dengan pengusaha ada juga yang di luar wilayah Kecamatan Somba Opu.

Diversifikasi tempe misalnya tempe kripik, steak tempe, dan juga pedagang

gorengan. Hal ini dapat meningkatkan jumlah produksi tempe.

5) Perkembangan Teknologi Pengolahan Pangan

Perkembangan teknologi pengolahan pangan berpengaruh pada besarnya

produksi tempe. Perkembangan teknologi ini berhubungan dengan

diversifikasi produk tempe, dengan semakin banyaknya pengusaha lain

dengan bahan baku tempe maka produksi tempe juga akan meningkat.

Page 57: PROSPEK PENGEMBANGAN USAHA TEMPE PADA UKM …

43

5.1.4 Identifikasi Faktor Ancaman

1). Kenaikan Harga Kedelai

Naiknya harga sembako akan berpengaruh pada kenaikan bahan pangan

lainnya termasuk tempe. Hal ini dikarenakan harga bahan baku yang

juga ikut meningkat sehingga pengusaha tidak ada pilihan lain, mereka

berusaha menekan biaya produksi agar pendapatan yang diterima tetap,

misalnya dengan meningkatkan harga tempe namun ukuran tetap atau

dengan mengurangi ukuran namun harga tetap.

2). Kesejangan Sosial

Kesenjangan sosial terjadi karena adanya masyarakat yang merasa tidak

diperlakukan adil. Subsidi yang diberikan selama ini lebih kepada pengusaha

tempe yang bermodal besar sedangkan pengusaha lainnya tidak mendapatkan

perhatian. Kesenjangan ini menimbulkan permasalahan psikologis yang

dihadapi oleh masing­masing pengusaha, sehingga bisa terjadi konflik

meskipun hanya permasalahan yang kecil.

3). Pembuangan Limbah yang Mengganggu Masyarakat Sekitar

Limbah dari proses produksi tempe berupa ampas yang menimbulkan bau

tidak sedap sehingga sangat mengganggu warga yang lainnya. Selama ini

limbah yang dihasilkan dalam bentuk cair dan dapat mengganggu lingkungan

sekitar tempat tinggal.

Page 58: PROSPEK PENGEMBANGAN USAHA TEMPE PADA UKM …

44

4). Kurangnya Bimbingan Teknis dan Pengawasan dari Pemerintah

Pemerintah belum optimal dalam memberikan bimbingan seperti adanya

penyuluhan tentang adanya teknologi baru dalam proses produksi.

Pengawasan dari pemerintah juga kurang, misalnya dalam pemberian

subsidi, sehingga pengusaha kecil dapat terus melakukan usahanya.

5). Adanya Produk Tempe dari Daerah Lain

Produk tempe dari daerah lain sangat mengancam keberlangsungan

pengusaha tempe di Kelurahan Romang Polong Kecamatan Somba Opu

Kabupaten Gowa, jika pengusaha tidak mampu menjaga kualitas dan

kuantitas produk tempe. Produk tempe dari luar yaitu tempe dari daerah

Makassar, dimana tempe yang mereka produksi memiliki ukuran hampir

sama tetapi harga lebih murah.

5.2 Matriks SWOT

Sebagaimana penulis kemukakan pada bab sebelumnya, bahwa dalam

pembahasan hasil penelitian dan sesuai tujuan penelitian ini, penulis

menggunakan pendekatan teori SWOT analisis yaitu Strengths (kekuatan),

Weaknesses (kelemahan), Opportunities (peluang), Treaths (ancaman).

Analisis SWOT ini untuk mengidentifikasi dan menganalisis faktor-faktor

strategis internal dalam kerangka peluang dan ancaman, serta untuk menentukan

alternatif strategi dan penentuan pilihan prospek pengembangan industri tempe di

Kelurahan Romang Polong Kecamatan Somba Opu Kabupaten Gowa Adapun

pembahasan analisis data hasil penelitian dengan SWOT analisis pada Tabel 2:

Page 59: PROSPEK PENGEMBANGAN USAHA TEMPE PADA UKM …

45

Tabel 2. Faktor Analisis Internal (IFAS)

Faktor-faktor Strategi Internal

Bobot Rating Nilai Skor

Strength (S)/ Kekuatan

1. Kualitas dan harga tempe terjangkau

2. Kuantitas dan kontinyuitas

hasil produksi tempe

3. Sumberdaya Manusia Terampil

4. Saprodi mudah didapat

5. Distribusi yang Mendukung

Sub Total

0,17

0,12

0,11

0,13

0,09

0,61

4,00

3,75

3,63

3,63

3,38

0.68

0.45

0.41

0.45

0.30

2,28

Weakness (W)/ Kelemahan

1. Modal kecil

2. Kemampuan pengusaha tempe terbatas

3. Kondisi transportasi yang kurang

mendukung

4. Pengelolaan kurang optimal

5. Keuangan belum dikelola dengan baik

Sub Total

0,09

0,09

0,08

0,06

0,08

0,39

2,75

2,63

2,25

2,13

1,88

0.26

0.23

0.17

0.13

0.14

0.93

Total 1,00 3,21

Dari hasil analisis pada Tabel 2 (IFAS) faktor kekuatan (S) mempunyai

nilai kekuatan 2,28 sedangkan kelemahan mempunyai nilai 0,93 ini berarti dalam

pengembangan industri tempe di Kelurahan Romang Polong Kecamatan Somba

Opu Kabupaten Gowa masih mempunyai kekuatan lebih baik dari pada

kelemahan-kelemahan yang ada.

Seperti halnya pada IFAS, maka pada faktor-faktor Strategis Eksternal

(EFAS) juga dilakukan identifikasi yang hasilnya seperti pada Tabel 3 :

Page 60: PROSPEK PENGEMBANGAN USAHA TEMPE PADA UKM …

46

Tabel 3. Faktor Analisis Eksternal (EFAS)

Faktor-faktor Strategi Eksternal

Bobot Rating Nilai Skor

Oppurtunity (O)/ Peluang

1. Hubungan yang dekat dengan

stakeholder

2. Kondisi lingkungan yang aman

3. Perhatian pemerintah terhadap

pengembangan usaha tempe

4. Diversivikasi produk tempe

5. Perkembangan teknologi pengolahan

pangan

Sub Total

0.14

0.11

0.09

0.17

0.14

0,65

3.75

3.63

3.38

3.50

3.25

0.52

0.39

0.32

0.59

0.47

2.28

Treaths (T) / Ancaman

1. Kenaikan harga kedelai

2. Kesenjangan sosial

3. Pembuangan limbah tempe

4. Kurangnya bimbingan teknis dan

pengawasan dari dinas terkait

5. Adanya tempe dari daerah lain

Sub Total

0.13

0.06

0.06

0.05

0.05

0,35

2.63

2.50

2.13

2.75

1.75

0.34

0.14

0.13

0.14

0.09

0.84

Total 1,00 3,12

Tabel 3. menunjukkan bahwa untuk faktor-faktor Peluang (O) nilai

skornya 2,28 dan faktor-faktor Ancaman (T) 0,84 ini berarti bahwa dalam rangka

pengembangan industri tempe di Kelurahan Romang Polong Kecamatan Somba

Opu Kabupaten Gowa masih ada peluang, mengingat ancamannya lebih kecil

nilainya dari peluang.

Dengan tersusunnya matrik IFAS dan EFAS tersebut dapat menghasilkan

nilai skor pada masing-masing faktor internal dan eksternal sebagai berikut :

- Faktor Kekuatan : 2,28

- Faktor Kelemahan : 0,93

Page 61: PROSPEK PENGEMBANGAN USAHA TEMPE PADA UKM …

47

- Faktor Peluang : 2,28

- Faktor Ancaman : 0,84

Yang dapat digambarkan dalam rumusan matrik SWOT sebagai berikut:

Tabel 4. Matriks IFAS dan EFAS.

EFAS

IFAS

Strength (S)

Weakness (W)

Opportunity (O) Strategi (SO)

= 2,28 + 2,28

= 4,56

Strategi (WO)

= 0,93+ 2,28

= 3,21

Threats (T) Strategi (ST)

= 2,28 + 0,84

= 3,12

Strategi (WT)

= 0,93 + 0,84

= 1,65

Pengembangan usaha pengembangan industri tempe di Kelurahan Romang

Polong Kecamatan Somba Opu Kabupaten Gowa berada pada posisi kuadran I,

yang merupakan posisi yang sangat menguntungkan bagi perusahaan karena pada

saat ini usaha tempe memiliki peluang dan kekuatan sehingga dapat dimanfaatkan.

Strategi yang harus dilakukan dalam kondisi ini adalah mengubah strategi yang

lama.

Menurut Rangkuti (2004) kebijakan pertumbuhan yang berubah strategi

ini didesain untuk mencapai pertumbuhan, baik dalam penjualan, aset, profit, atau

kombinasi dari ketiganya. Hal ini dapat dicapai dengan konsentrasi terhadap

produk, mengembangkan produk baru dan meningkatkan akses ke pasar yang

lebih luas, dan memberikan inovasi terhadap produk yang dihasilkan.Sedangkan

untuk strategi yang dapat dilakukan adalah mengembangkan produk baru dan

Page 62: PROSPEK PENGEMBANGAN USAHA TEMPE PADA UKM …

48

meningkatkan akses pasar sehingga meningkatkan penjualan untuk memperbesar

profit.

5.3 Alternatif Strategi

Prospek pengembangan industri tempe di Kelurahan Romang Polong

Kecamatan Somba Opu Kabupaten Gowa dapat dilakukan dengan beberapa

alternatif. Penentuan alternatif strategi yang sesuai bagi pengembangan usaha

tempe adalah dengan cara membuat matriks SWOT. Matrik SWOT ini di buat

berdasarkan faktor-faktor strategi baik internal (kekuatan dan kelemahan) maupun

eksternal (peluang dan ancaman).

Untuk merumuskan alternatif strategi yang diperlukan dalam

mengembangkan industri kecil tempe di industri tempe di Kelurahan Romang

Polong Kecamatan Somba Opu Kabupaten Gowa digunakan analisis Matriks

SWOT. Matriks SWOT menggambarkan secara jelas bagaimana peluang dan

ancaman eksternal dapat dipadukan dengan kekuatan dan kelemahan internal

sehingga dihasilkan rumusan strategi pengembangan usaha. Matriks ini

menghasilkan empat sel kemungkinan alternatif strategi, yaitu strategi S­O,

strategi W­O, strategi W­T, dan strategi S­T.

Page 63: PROSPEK PENGEMBANGAN USAHA TEMPE PADA UKM …

49

Tabel 5 Matriks SWOT

EFAS IFAS

Strength (S)

1.Kualitas dan harga

tempe terjangkau

2. Kuantitas dan

kontinyuitas hasil

produksi tempe

3. SDM Terampil

4. Saprodi mudah

didapat

5.Distribusi Mendukung

Weakness (W)

1. Modal kecil

2. Kemampua pengusaha

tempe terbatas

3. Kondisi transportasi kurang

mendukung

4. Pengelolan kurang optimal

5. Keuangan belum dikelola

dengan baik

Oppurtunity (O)

1. Hubungan yang dekat

dengan stakeholder

2. Kondisi lingkungan

yang aman

3 Perhatian pemerintah

terhadap pengembangan

industri tempe

4. Diversifikasi produk

5 Perkembangan

teknologi pengolahan

pangan

Strategi SO

1.Meningkatkan kuantitas

dan kualitas produksi

tempe

2. Menjalin pola kemitraan

dengan swasta dan

pemerintah

3.Meningkatkan kualitas

sumberdaya manusia ekonomis tempe (S1,S2,S3,O1,O3,O4,05).

Strategi WO 1. Meningkatkan permodalan

dengan penanaman modal

swasta dengan dukungan

dari pemerintah

2. Pelatihan dan peningkatan

keterampilan karyawan

3. Peningkatan sarana

transportasi seperti : sepeda

motor

Threats (T)

1. Kenaikan harga kedelai

2. Kesenjangan sosial

3. Pembuangan limbah

yang mengganggu

masyarakat sekitar

4 Kurangnya bimbingan

teknis dan pengawasan dari pemerinta h

5. Adanya produk tempe dari

daerah

Strategi ST

1. Meningkatkan efisiensi

penggunaan sarana dan

prasarana produksi 2.Pengelolaan limbah

secara maksimal 3.Memperluas jaringan

distribusi

Strategi WT

1. Menjaga Kontinyuitas

usaha tempe walaupun

harga kedelai naik 2. Menjalin kerja sama dengan

masyarakat sekitar dalam rangka menjaga keharmonisan dan menambah kesempatan kerja

Page 64: PROSPEK PENGEMBANGAN USAHA TEMPE PADA UKM …

50

Setelah mengidentifikasi faktorfaktor internal dan eksternal yang menjadi

kekuatan dan kelemahan serta peluang dan ancaman dalam mengembangkan

usaha tempe di Kelurahan Romang Polong Kecamatan Somba Opu Kabupaten

Gowa , maka diperoleh beberapa alternatif strategi yang dapat dipertimbangkan,

antara lain:

1. Strategi SO

Strategi SO (StrengthOpportunity) atau strategi kekuatanpeluang

adalah strategi yang menggunakan kekuatan internal untuk memanfaatkan

peluang eksternal. Alternatif strategi SO yang dapat dirumuskan adalah :

a) Meningkatkan kuantitas dan kualitas produksi tempe

b) Menjalin pola kemitraan dengan swasta dan pemerintah

c) Meningkatkan kualitas sumberdaya manusia

2. Strategi WO

Strategi WO (WeaknessOpportunity) atau strategi kelemahanpeluang

adalah strategi untuk meminimalkan kelemahan yang ada untuk memanfaatkan

peluang eksternal. Alternatif strategi WO yang dapat dirumuskan adalah :.

a) Meningkatkan permodalan dengan penanaman modal swasta dengan

dukungan dari pemerintah

b) Pelatihan dan peningkatan keterampilan karyawan

c) Peningkatan sarana transportasi seperti : sepeda motor

3. Strategi S¬T

Strategi S¬T (Strength¬Threat) atau strategi kekuatan¬ancaman adalah

strategi untuk mengoptimalkan kekuatan internal yang dimiliki dalam

Page 65: PROSPEK PENGEMBANGAN USAHA TEMPE PADA UKM …

51

menghindari ancaman. Alternatif strategi S¬T yang dapat dirumuskan adalah :

a) Meningkatkan efisiensi penggunaan sarana dan prasarana produksi

b) Pengelolaan limbah secara maksimal

c) Memperluas jaringan distribusi

4. Strategi W¬T

Strategi W¬T (Weakness¬Threat) atau strategi kelemahan¬ancaman

adalah strategi untuk meminimalkan kelemahan internal dan menghindari

ancaman eksternal. Alternatif strategi W¬T yang dapat dirumuskan adalah :

1). Menjaga Kontinyuitas usaha tempe walaupun harga kedelai naik

2). Menjalin kerja sama dengan masyarakat sekitar dalam rangka menjaga

keharmonisan dan menambah kesempatan kerja

5.4 Prioritas Strategi

a. Perbaikan sarana dan prasarana produksi, dan sumberdaya manusia serta

penanaman modal swasta dengan dukungan dari pemerintah

Perbaikan sarana dan prasaranan produksi, sumber daya manusia serta

penanaman modal swasta yang didukung oleh pemerintah ditujukan untuk

meningkatkan kuantitas serta kualitas dari produksi tempe dan kualitas

sumberdaya manusia, yang keduanya merupakan hal terpenting dalam

pengembangan industri kecil tempe di Kelurahan Romang Polong

Kecamatan Somba Opu Kabupaten Gowa Pengembangan ini juga perlu

adanya dukungan permodalan yang cukup kuat baik dengan adanya

subsidi pemerintah maupun adanya perbankan yang membantu dalam

permodalan serta partisipasi dari pemerintah sehingga pengembangan yang

Page 66: PROSPEK PENGEMBANGAN USAHA TEMPE PADA UKM …

52

dilakukan dapat menyeluruh pada semua aspek (dari pengusaha kecil sampai

pengusaha besar, sumberdaya alam, sumberdaya manusia). Perbaikan sarana

dan prasarana produksi dapat dilakukan dengan penggunaan teknologi baru

sehingga dapat mempermudah proses produksi. Sumberdaya manusia perlu

adanya berbagai pelatihan dan penyuluhan dalam melakukan proses produksi

sehingga tercapai sumberdaya manusia yang berkualitas yang akan

berpengaruh terhadap cara kerja mereka dalam melakukan proses produksi

misalnya kebersihan dapat lebih diperhatikan, dengan demikian produk tempe

di Kelurahan Romang Polong Kecamatan Somba Opu Kabupaten Gowa

merupakan produk yang dapat diunggulkan. Saat ini pembuangan limbah

tersebut sudah dapat sedikit teratasi yaitu dengan memelihara hewan ternak

seperti sapi. Ampas atau sisa dari proses produksi ini dapat dijadikan sebagai

pakan bagi ternak sapi.

b. Meningkatkan kualitas sumber daya pengusaha secara teknis, moral dan

spiritual melalui kegiatan pembinaan untuk memaksimalkan produksi dan

daya saing tempe.

Pengembangan usaha tempe diperlukan perbaikan di dalam pelaku usaha

tersebut yaitu pengusaha meliputi aspek teknis usaha maupun juga aspek

moral dan spiritual yang menyangkut pada masalah kepribadian dan mental

dari pengusaha yang merupakan masyarakat desa supaya lebih berkembang

secara modern mengenai bisnis tetapi masih dalam batas aturan dan norma

yang ada, untuk meningkatkan sumber daya pengusaha diperlukan media

yang praktis dan efektif dari pengusaha, baik melalui interaksi langsung

Page 67: PROSPEK PENGEMBANGAN USAHA TEMPE PADA UKM …

53

seperti pertemuan rutin juga tidak langsung seperti pemberian buletin atau

media komunikasi lain yang menarik yang mencakup pengetahuan teknis,

moral dan spiritual agar pengusaha lebih kebal, tanggap dan kritis

terhadap masalah perkembangan teknis usaha, sosial dan ekonomi yang

terjadi di masyarakat melalui training motivation dan peningkatan kajian

pustaka. Serta mengadakan lomba pengusaha tempe supaya bisa menjadi

contoh pengusaha tempe lain dan tertantang untuk menjadi pengusaha tempe

yang lebih berkualitas. Dengan demikian, diharapkan pengusaha lebih

tanggap terhadap permasalahan dan peluang usaha tempe untuk

meningkatkan produksi tempe.

Page 68: PROSPEK PENGEMBANGAN USAHA TEMPE PADA UKM …

54

VI. KESIMPULAN DAN SARAN

6.1 Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian mengenai prospek pengembangan industri

kecil tempe pada UKM Mutiara Indah Sebagai berikut:

a) Strategi lingkungan internal dalam pengembangan industri tempe Kelurahan

Romang Polong Kecamatan Somba Opu Kabupaten Gowa terdiri dari kualitas

dan harga tempe terjangkau, kuantitas dan kontinyuitas hasil produksi tempe,

sumberdaya manusia terampil, saprodi mudah didapat dan distribusi yang

mendukung. Strategi lingkungan eksternal terdiri dari hubungan yang dekat

dengan stakeholder kondisi lingkungan yang aman perhatian pemerintah

terhadap pengembangan usaha tempe, diversivikasi produk tempe serta

perkembangan teknologi pengolahan pangan

b) Alternatif strategi yang dapat diterapkan dalam pengembangan usaha

tempeyaknimeningkatkan kualitas, kuantitas dan kontinyuitas produksi tempe,

perbaikan sarana dan prasarana produksi, dan sumberdaya manusia serta

penanaman modal swasta dengan dukungan dari pemerintah.

6.2 Saran

a) Sebaiknya pemerintah lebih berperan dalam membantu pengusaha tempe baik

dalam proses produksi maupun pengadaan sarana dan prasarana produksi

tempe dan pemasaran sehingga terjadi peningkatan usaha dan peningkatan

pendapatan yang dapat dilakukan dengan memberikan bantuan berupa alat atau

mesin pembersih kulit kedelai.

Page 69: PROSPEK PENGEMBANGAN USAHA TEMPE PADA UKM …

55

b) Peningkatan sumber daya manusia dengan adanya penyuluhan dan diklat

mengenai teknologi, manajemen dan usaha.

c) Dukungan pemerintah dalam penanaman modal swasta bagi industri

tempe lebih digalakkan dengan peningkatan kemitraan dengan pihak swasta.

Page 70: PROSPEK PENGEMBANGAN USAHA TEMPE PADA UKM …

56

DAFTAR PUSTAKA

Ambarwati, 2004. Beberapa Aspek Ekonomi pada Industri Tahu dan Tempe, Studi

Kasus Industri Tahu dan Tempe di Kecamatan Parung Kabupaten

Bogor. Jurnal Agrosains. Fakultas Pertanian Brawijaya Malang.

Anonim, 2015. Semakin Banyak Industri Pangan Skala Kecil Gulung Tikar

www.kompas.com. (Senin 1 maret 2015).

Anonim, 2009. Tempe. http://www.pondokrenungan.com. Diakses 20 April 2015

Anonim, 2008. Industri Tempe Bertahan. www.indu.com. Diakses 20 April 2015.

Damanik, 2008. Strategi Pengembangan Agribisnis Kelapa (Cocos nucifera)

untuk Meningkatkan Pendapatan Petani di Kabupaten Indragiri Hilir

Riau. http://perkebunan.litbang.deptan.go.id. Diakses 15 April 2015.

David, 2004. Manajemen Strategis Konsep­Konsep. Indeks Kelompok Gramedia.

Jakarta.

Dermawan, Ahmad. 2009. Analisa Pendapatan Usaha Tani Kedelai Serta Nilai

Tambah Industri Tahu dan Tempe. Skripsi. Fakultas Teknologi

Pertanian. Universitas Hasanuddin.

Dirmanto. 2008. Keunggulan Konsumsi Tempe. Dirmanto.web.id. Diakses 15

Maret 2015.

E. Gumbira Sa’id dan Eka Prastiwi, 2005. “Agribisnis Syariah (Manajemen

Agribisnis dalam Perspektif Syariah Islam)”. Jakarta: Penebar Swaday

Ningsih, 2004. Mempelajari Strategi Pemasaran Industri Kecil Keripik di

Wilayah Bogor. Jurnal Agrotek Fakultas Teknologi Pertanian.

Institut Pertanian Bogor. Bogor.

Nurhayati, W. 2001. Identifikasi dan Karakterisasi Komponen Pahit Pada Tempe

Kedelai. Jurnal Agrotek Fakultas Teknologi Pertanian. Institut

Pertanian Bogor. Bogor.

Priyambodo. 2008. Industri Tempe dan Tahu Mulai Mem­PHK Pekerjanya.

http://www.kompas.com. Diakses 20 April 2015.

Page 71: PROSPEK PENGEMBANGAN USAHA TEMPE PADA UKM …

57

Rangkuti, 2014, Analisis SWOT Teknik Membedah Kasus Bisnis: Reorientasi

Konsep Perencanaan Strategis untuk Menghadapi Abad 21, Penerbit PT

Gramedia Pustaka Utama, Jakarta.

Rahmadi, 2008. Panjang Umur dengan Produk Fermentasi. Belida.unmul.ac.id.

Diakses 15 April 2015.

Sari, 2002. Analisis Efisiensi dan Pendapatan Pengrajin Tempe Anggota

KOPTI Kotamadya Bogor Propinsi Jawa Barat. Fakultas Pertanian.

Institut Pertanian Bogor. Bogor.

Solahudin, 2008. Visi Pembangunan Pertanian. IPB Press. Bogor.

Suryana, A. 2004. Arah, Strategi dan Program Pembangunan Pertanian 2005-

2009. Bagan Penelitian dan Pengembangan Pertanian, Departemen

Pertanian

Page 72: PROSPEK PENGEMBANGAN USAHA TEMPE PADA UKM …

58

QUESIONER PENELITIAN

PROSPEK PENGEMBANGAN USAHA TEMPE PADA UKM

MUTIARA INDAH KELURAHAN ROMANG POLONG

KECAMATAN SOMBA OPU KABUPATEN GOWA

Nomor Responden : …………………………………….

Tanggal Wawancara : …………………………………….

I IDENTITAS RESPONDEN

1. Nama UKM : ……………………………

2. Alamat UKM : ……………………………

3. Nama Pemilik UKM : ………...............................

4. Jenis Usaha :………………………………

5. Tahun berdirinya :…………………………….

6. Bagaimana tentang status kepemilikan modal ?

a. Modal sendiri b. keluarga c. pinjaman

7. Berapa jumlah karyawan ?

8. Jenis kedelai yang digunakan sebagai bahan baku kedelai ?

a. Kedelai Lokal b. Kedelai Impor

9. Berapa banyak kedelai yang dibutuhkan dalam berproduksi tempe dalam

sehari-hari ?

10. Dari mana memperoleh bahan baku kedelai ?

a. Pasar c. Koperasi

b. Pedagang

11. Berapa harga/kg kedelai yang harus dibeli oleh pemilik usaha ? …..Rp

12. Apakah dalam tiap hari berproduksi tempe yang dihasilkan UKM habis tiap

hari ?

(a) Ya, (b) Tidak

12 Apakah perusahaan kesulitan dalam memperoleh bahan baku kedelai ?

13 Apakah bila harga kedelai naik, maka Bapak/Ibu memperkecil ukuran tempe?

14 Apakah konsumen masyarakat bila harga kedelai naik, sehingga tempe juga

naik?

Page 73: PROSPEK PENGEMBANGAN USAHA TEMPE PADA UKM …

59

Pertanyaan untuk Konsumen

1. Bagaimana kualitas tempe yang diproduksi oleh UKM ?

…………………………………………………………………………………

…………………………………………………………………………………

………………………………………………………………………………….

Dinas Pertanian

1. Bagaimana kebijakan tentang harga kedelai di pasaran ?

…………………………………………………………………………………

…………………………………………………………………………………

………………………………………………………………………………….

2. Bagaimana kebijakan tentang kedelai dalam proses pembuatan tempe?

…………………………………………………………………………………

…………………………………………………………………………………

………………………………………………………………………………….

Petunjuk Pengisian

Tentukan bobot atau tingkat kepentingan relatif dari masing­masing faktor

internal dan eksternal di bawah ini yang mempengaruhi pengembangan usaha

tempe di Kecamatan Somba Opu Kabupaten Gowa dengan cara memberikan skor,

dimana :

0,20 : sangat kuat

0,15 : di atas rata­rata

0,10 : rata­rata

0,05 : di bawah rata­rata

Petunjuk Pengisian

Tentukan rating atau tingkat ketertarikan relatif dari masing­masing faktor

internal dan eksternal di bawah ini dengan alternatif strategi yang

direkomendasikan mempengaruhi pengembangan usaha tempe di Kecamatan

Somba Opu Kabupaten Gowa dengan cara memberikan skor, dimana :

4 : Sangat menarik

3 : Menarik

2 : Agak menarik

1 : Tidak menarik

Page 74: PROSPEK PENGEMBANGAN USAHA TEMPE PADA UKM …

60

Lampiran 2 Penentuan Bobot Nilai Pada Prospek Pengembangan Usaha Tempe

UKM Mutiara Indah

Faktor – Faktor Kunci Bobot

0,20 0,15 0,10 0,05

FAKTOR INTERNAL

KEKUATAN

1. Kualitas harga tempe terjangkau

2. Kontinyuitas dan kuantitas hasil produksi tempe

3. Sumberdaya Manusia telah terampil

4. Saprodi mudah didapat

5. Distribusi mendukung

KELEMAHAN

1. Modal kecil

2. Kemampuan pengusaha tempe terbatas

3. Kondisi Transportasi yang kurang mendukung

4. Pengelolaan kurang optimal

5. Keuangan belum dikelola dengan baik

FAKTOR EKSTERNAL

PELUANG

1. Hubungan yang dekat dengan stakeholder

2. Kondisi lingkungan yang aman

3. Perhatian pemerintah terhadap pengembangan usaha

Tempe

4. Diversivikasi produk tempe

5. Perkembangan teknologi pengolahan pangan

ANCAMAN

1. Kenaikan Harga Kedelai

2. Kesenjangan social

3. Pembuangan limbah tempe

4. Kurangnya bimbingan teknis dan pengawasan dari

dinas terkait

5. Adanya tempe dari daerah lain

Page 75: PROSPEK PENGEMBANGAN USAHA TEMPE PADA UKM …

61

Lampiran 3 Penentuan Rating Pada Prospek Pengembangan Usaha Tempe

UKM Mutiara Indah

Faktor – Faktor Kunci Rating

1 2 3 4

FAKTOR INTERNAL

KEKUATAN

1. Kualitas harga tempe terjangkau

2. Kontinyuitas dan kuantitas hasil produksi tempe

3. Sumberdaya Manusia telah terampil

4. Saprodi mudah didapat

5. Distribusi mendukung

KELEMAHAN

1. Modal kecil

2. Kemampuan pengusaha tempe terbatas

3. Kondisi Transportasi yang kurang mendukung

4. Pengelolaan kurang optimal

5. Keuangan belum dikelola dengan baik

FAKTOR EKSTERNAL

PELUANG

1. Hubungan yang dekat dengan stakeholder

2. Kondisi lingkungan yang aman

3. Perhatian pemerintah terhadap pengembangan usaha

Tempe

4. Diversifikasi produk tempe

5. Perkembangan teknologi pengolahan pangan

ANCAMAN

1. Kenaikan Harga Kedelai

2. Kesenjangan social

3. Pembuangan limbah tempe

4. Kurangnya bimbingan teknis dan pengawasan dari dinas

Terkait

5. Adanya tempe dari daerah lain