11. prospek ukm dalam perdagangan bebas 5 v abdul hadi (11140742)
-
Upload
abdul-hadi -
Category
Education
-
view
42 -
download
1
Transcript of 11. prospek ukm dalam perdagangan bebas 5 v abdul hadi (11140742)
Oleh Abdul Hadi
Ricky W. Griffin : Small Business (bisnis kecil) adalah bisnis yang
dimiliki dan dikelola secara independen (mandiri) yang tidak mendominasi pasar. Faktor pembeda adalah jumlah karyawan dan penjualan tahunan total.
Small Business Administration (AS), Bisnis Kecil : Perusahaan yang didirikan dan dijalankan oleh
beberapa karyawan. Usaha dengan jumlah penjualan < $200.000,00
setahun. Usaha toko eceran, perusahaan konstruksi, usaha jasa
dengan jumlah penghasilan < $50.000,00 per tahun.
Usaha Mikro : usaha produktif milik orang perorangan dan/atau badan usaha peroranganyang memenuhi kriteria Usaha Mikrosebagaimana diatur dalam UU ini.
Usaha Kecil : usaha ekonomi produktif yang berdiri sendiri, yang dilakukan oleh orang perorangan atau badan usaha yang bukanmerupakan anak perusahaan atau bukan cabangperusahaan yang dimiliki, dikuasai, atau menjadibagian baik langsung maupun tidak langsung dariUM atau UB yang memenuhi kriteria UK sebagaimana dimaksud dalam UU ini
Usaha Menengah : usaha ekonomi produktifyang berdiri sendiri, yang dilakukan oleh orang perorangan atau badan usaha yang bukanmerupakan anak perusahaan atau bukan cabangperusahaan yang dimiliki, dikuasai, atau menjadibagian baik langsung maupun tidak langsungdengan UK atau UB dengan jumlah kekayaanbersih atau penjualan tahunan sebagaimana diaturdlm UU ini.
Usaha Besar : usaha ekonomi produktif yang dilakukan oleh badan usaha dengan jumlahkekayaan bersih atau hasil penjualan tahunanlebih besar dari UM, yang meliputi usaha nasionalmilik negara atau swasta, usaha patungan, danusaha asing yang melakukan kegiatan ekonomi di Indonesia.
Bagi setiap unit usaha dari semua skala dan di semuasektor ekonomi, eraperdagangan bebas dan globalisasi perekonomiandunia di satu sisi akan menciptakan banyakkesempatan. Namun disisi lain akan menciptakanbamyak tantangan yang apabila tidak dapat dihadapidengan baik akan menjelma menjadi ancaman. Bentuk kesempatan dan tantangan yang akanmuncul tentu akan berbeda menurut jenis kegiatanekonomi yang berbeda.
Laju pertumbuhan negatif dari jumlah UK lebih kecil
dibandingkan apa yang dialami oleh UM dan UB. Perbedaan ini
disuatu sisi memberi suatu kesan bahwa pada umumnya UK
lebih “ tahan banting” dibandingkan dua kelompok usaha
lainnya itu dalam menghadapi suatu gejolak ekonomi. Relatif
lebih baiknya UK dibandingkan UM atau UB dalam menghadapi
krisis ekonomi tahun tahun 1998 tidak lepas dengan sifat alami
dari keberadaan UM, apalagi UB di indonesia.
Seperti dibanyak LCD lainnya, UK di Indonsia didominasi oleh
unit-unit usaha tradisional, yang di satu sisi, dapat di bangun
dan beroperasi hanya dengan modal kerja dan modal investasi
kecil dan tanpa perlu menerapkan sistem organisasi dan
manajemen modern yang kompleks dan mahal, seperti di
usaha-usaha modern (UB dan hingga tingkat tertentu UM), dan
di sisi lain, berbeda dengan UM, UK pada umumnya membuat
barang-barang konsumsi sederhana untuk kebutuhan kelompok
masyarakat berpenghasilan rendah.
Untuk membuat barang-barang tersebut, UK tidak terlalu
memerlukan L dengan tingkat pendidikan formal yang tinggi
dan harus digaji mahal (tidak perlu memakai seorang manajer
dengan diploma MBA atau yang memiliki diploma sarjana
ekonomi atau seorang insinyur) dan tidak membutuhkan
teknologi (T) canggih dalam bentuk mesin-mesin dan alat-alat
produksi modern, oleh karena itu, tidak mengherankan bila
melihat Indonesia adalah dari kelompok masyarakat
berpendidikan rendah (SD), dan kebanyakan dari mereka
menggunakan mesin serta alat produksi sederhana atau hasil
rekayasa sendiri.
Implikasi dari sifat alami ini bebeda dengan UM dan
UB. UK sebenarnya tidak terlalu tergantung pada
fasilitas-fasilitas dari pemerintah termasuk skim-skim
krdit murah. Banyak studi yang menunjukan bahwa
ketergantungan UK terhadap modal dari sumer-
sumber informal jauh lebih besar daripada terhadap
kredit perbankan karena berbagai alasan.
Dalam era perdagangan bebas dan globalisasi
perekonomian dunia, kemajuan T, penguasaan ilmu
pengetahuan, dan kualitas SDM yang tinggi
(profesionalisme) merupakan tiga faktor keunggulan
kompetitif yang akan menjadi dominan dalam
menentukan bagus tidaknya prospek dari suatu usaha.
Jika pengusaha kecil dan menengah Indonesia tidak
memiliki ketiga keunggulan kompetitif tersebut
bahkan, UKM indonesia akan terancam tergusur dari
segmen pasarnya sendiri oleh produk-produk M
dengan harga yang lebih murah dan kualitas serta
disain yang lebih baik, seperti yang terjadi sekaarang
dengan membanjirnya barang-barang dari Cina sampai
kepasar-pasar tradisional.
Pentingnya ketiga faktor keunggulan kompetitif
tersebut dikombinasikan dengan faktor-faktor
kekuatan lainnya yang sangat menentukan prospek
UKM di masa depan. Didalam era perdagangan bebas
dan globalisasi perekonomian dunia, lingkungan
eksternal domestik dipengaruhi oleh tiga faktor
penting, yang merupakan tiga tantangan yang
dihadapi oleh setiap perusahaan di Indonesia.
www.slideshare.net/annisanurlina
(dengan izin dari yang bersangkutan)
Diakses pada 31/12/2016