Proses Produksi Awal Hingga Finishing Ini Terdiri Dari Pemilihan Bahan

download Proses Produksi Awal Hingga Finishing Ini Terdiri Dari Pemilihan Bahan

of 6

Transcript of Proses Produksi Awal Hingga Finishing Ini Terdiri Dari Pemilihan Bahan

  • 7/22/2019 Proses Produksi Awal Hingga Finishing Ini Terdiri Dari Pemilihan Bahan

    1/6

    Proses produksi awal hingga finishing ini terdiri dari pemilihan bahan

    baku, olah pasir, pengepresan, pembuatan matras, pembuatan sesek (inti/core),

    penuangan logam, finishing, pemasaran. namun untuk pembuatan matrasnya kita melalui

    pemesanan mas, soalnya kita ngga bisa bikin sendiri. (Pmp/A1)

    Dulu memang semua pekerjaanpernah Saya (Bapak Eko Raharjo) coba lakukan sendiri

    seperti pembuatan matras namun hasilnya sangat tidak memuaskan malah hasil

    produksinya jelek, karena saya juga tidak mau merugi akhirnya pekerjaan tersebut saya

    serahkan ke orang lain atau pesan jadi. (Pmp/A1)

    Untuk pemilihan dan pengadaan bahan baku ini diambil dari limbah baja bekas, seperti

    blok mobil, mesin jahit, diesel bekas dan lain-lain. kita paling banyak menggunakan

    bahan dari blok mesin karena ini sangat baik untuk hasil coran dan tidak mudah keropos

    saat penuangan. Bahan baku diperoleh dari berbagai tempat pengepul rosok baja bekas

    namun ada langganan tetap yang memasok bahan baku ini dari jakarta dan surabaya.

    Untuk pemesanan saya serahkan pada adek saya mas bowo tapi tetap saya yang

    mengawasi langsung. (Pmp/A1)

    Pasir yang kita gunakan adalah pasir silika. Pasir ini aslinya adalah pasir tegalan atau

    pasir kali. pasir ini awalnya warnanya merah lengket itu mas karena udah dipakai dan

    kena panas cairan logam warnanya berubah hitam seperti itu. kita pakai pasir ini karena

    pasir ini relatif murah dan banyak ditemukan dan di Ceper ini semuanya menggunakan

    pasir jenis ini dan pasir inilah yang paling cocok untuk pengecoran dan yang paling kuat.

    Karena perusahaan kami istilahnya home industri maka kami ngga mempunyai patokan

    khusus tentang hal semacam itu. (Pmp/A1)

    khusus untuk permukaan benda yang akan di cor saja mas, pasir ditambah dengan pasir

    putih baru dan ditambah dengan tetes tebu. Tetes tebu disisni sebagai bahan pereket agar

    lebih lengket kemudian dicampur rata dan diayak. Pengayakan ini dilakukan juga karenauntuk mengambil logam-logam yang mungkin tertinggal di dalam pasir sehingga pasir

    benar-benar halus sehingga nanti hasil coran juga akan baik. (Pmp/A1)

  • 7/22/2019 Proses Produksi Awal Hingga Finishing Ini Terdiri Dari Pemilihan Bahan

    2/6

    untuk matres kita belum mampu membuat sendiri mas, sebenarnya bisa tapi hasilnya

    tidak sesui. Jadi kita pesen ditempatnya pak Mursidi yang kebetulan deket juga dari sini.

    Di dusun Ngaran situ. (Pmp/A1)

    pembuatan sesek disini menggunakan cara manual, tidak menggunakan mesin. Sesek

    dibuat dari pasir resin yang kuning itu. Dipanaskan dengan gagang pemanas cetakan

    sesek kemudian dipanaskan dengan kompor sederhana yang biasanya dipakai oleh

    penjual nasi-goreng pinggir jalan itu. (Pmp/A1)

    pembuatan cetakan kita dengan cara manual yaitu degan tangan. Kita tidak

    menggunakan mesin karena untuk menekan biaya produksi juga. Kalau kita

    menggunakan mesin berapa biaya lagi yang harus dikeluarkan untuk membeli mesin itu,

    toh juga dengan tanganpun hasilnya juga baik. (PMP/A1).

    peleburan menggunakan tungku kupola dan bahan utama yang kita pakai adalah baja.

    (PMP/A1)

    menggunakan tungku kupola tebih mudah dibandingkan tungku tungkik serta biaya

    operasionalnya lebih murah ini karena bahan dasar untuk peleburannya yaitu kokas lebih

    irit dibandingkan dengan menggunakan tungku tungkik. Dan tungku kupola ini bisa

    melebur logam sampai 900 ton sekali masak.(PMP/A1)

    pada dinding tungku dipasang batu tahan api agar tungku tidak jebol. Karena temperatur

    cairan yang sangat tinggi yaitu sampai 1800 lebih jika tidak dipasang batu tahan api

    tungku akan kalah dan jebol. Pemasangan batu tahan api juga harus pas, kalau terlalu

    tebal atau terlalu tipis akan sangat mempengaruhi panas cairan. (PMP/A1)

    pemasangan batu tahan api ini harus lurus mas, kalau tidak lurus nanti baja tidak mau

    turun. Diameter tungku ini sekitar 95cm kalau sudah dipaangi batu tahan api ini sekitar

    55cm. batu ini tidak boleh terlalu tebal atau tipis karena nanti akan berpengaruh pada

    panas tungku. Kalau kurang panas baja tidak mau leleh dan akhirnya macet. Dan ini

    pernah terjadi dulu.(PLBRN/1)

    setelah pemasakan (peleburan) yang kemarin itu pada daerah lebur baja itu biasanya

    mengalami pengikisan dan harus ditambal lagi dengan bata api yang baru.

  • 7/22/2019 Proses Produksi Awal Hingga Finishing Ini Terdiri Dari Pemilihan Bahan

    3/6

    Pemasangannya harus lurus dari susunan bata api yang ada diatasnya. kalau untuk

    saluran keluarnya juga harus diperbaiki juga dengan menambal dengan campuran bata api

    dan pasir putih itu. (PLBRN/3)

    tungku yang sudah selesai diperbaiki harus didiamkan selama 1-2 hari kedepan agar

    adonan pasir yang basah itu benar-benar kering. Biasanya kalau masih basah akan

    meledak-ledak gitu kena baja cair dan itu juga mempengaruhi panas cairan baja dan akan

    berpengaruh juga pada hasil coran. Hasil coran akan jelek dan keropos.(PMP/A1)

    kita pada proses pemasakan, baja dimasukkan secara bertahap. Maksudnya, untuk

    pembakaran pertama kita masukkan 185kg dulu. Setelah panas dan mulai mencair baru

    dimasukkan lagi 200kg. itu bisa dilihat lewat lubang pengintip, kalau baja sudah mulaimenetes dan warnanaya keliatan kuning menyala gitu berarti sudah panas. Setelah itu

    bertahap lagi dimasukkan 225kg baja dan seterusnya.(PMP/A1)

    kokas untuk pelebura baja harus lebih tinggi dari lubang udara blower. Ini dimaksudkan

    agar saat blower mulai dinyalakan yang kena hembusan udara dari blower tersebut adalah

    kokasnya, bukan bajanya. Kalau kokasnya di bawah lubang dari blower, baja tidak mau

    leleh.(PMP/A1)

    silikon / karbon disini fungsinya untuk melunakkan baja cor agar saat di bubut itu

    mudah, tidak keras. Batu gamping fungsinya untuk melancarkanplelet(terak cor) agar

    mudah keluarnya.(PMP/A1)

    sebenarnya jumlah batu gamping dan karbon yang dicampurkan itu tidak ada patokan

    harus sekian. Inikan fungsinya sebagai penambah saja, jadi di kasih banyak tidak apa-apa

    sedikit ya tidak masalah. Tapi untuk jumlah berapa yang digunakan di sini untuk batu

    gampingnya sekitar 5-7kg setiap tahap pemasukan baja dan karbonnya 3kg setiap tahap

    pemasukan kokas. Artinya setiap 14kg kokas yang dimasukkan di tambah dengan 3kg

    karbon setiap takarannya.(PMP/A1)

    penuangan dilakukan dengan cintung atau panci tuang. Dilakukan secara perlahan dan

    hati-hati agar lubang cetakan dapat terisi sempurna. Kalau langsung ditunagkan banyak

    ke lubang cetakan, hasil cetakan tidak akan jadi.(PMP/A1) \

  • 7/22/2019 Proses Produksi Awal Hingga Finishing Ini Terdiri Dari Pemilihan Bahan

    4/6

    pembongkaran dilakukan setelah cairan logam sudah dingin. Di sini menunggu semalam

    dulu baru di bongkar, tujuannya agar baja saat di bubut tidak terlalu keras. Khusus untuk

    wajan, harus segera di bongkar sesaat setelah baja mengeras. Karena kalu didiamkan

    terlalu lama wajan akan karatan.(PMP/A1)

    prosesfinishingyang kita lakukan di sini adalah bubut, gerinda, bor, sekrap, poles, dan

    pengecatan untuk puli dan roda pagar rumah. Tapi untuk wajan tidak dilakuan

    pengecatan, itu yang utama. Selain itu dilakukan juga pemasangan baut pada roda (roda

    pagar rumah), pendempulan jika ada benda kerja yang masih berlubang/ada hasil coran

    yang kurang sempurna. (PMP/A1)

    pekerjaan mesin bubut ini perlu ketelitian dan ketekunan yang tinggi, karena kalau

    orang yang berkerja di bagian ini tidak teliti dan tidak tekun akan banyak hasil

    pengerjaan yang salah dan akhirnya akan di buang. Kalau seperti ini kita nanti yang akan

    rugi. Biasanya saya sendiri yang akan selalu mengontrol pekerja saya. Kalau ada yang

    keliatan tidak semangat dalam bekerja akan saya peringatkan. (PMP/A1)

    mata bor yang kita gunakan disini tergantung dari ukuran benda kerjanya, misalkan

    untuk pulli ukuran 12 inch lubang pengunci yang di buat adalah 10 mm. tetapi tergantung

    yang memesan juga, berapa mintanya kita buatkan. Begitu juga untuk bandul. Lubang

    setelan berat tergantung dari besarnya ukuran bandul. (PMP/A1)

    penggeridaan ini dilakukan dengan tujuan menghilngkan sisa coran ataupun sisa bubut

    yang tajam pada bagian tepi ataupun dalam coran agar pada saat proses pengerjaan

    selanjutnya tidak melukai pekerja dan untuk memperhalus coran agar terlihat rata dan dan

    bersih sesuai dengan pemesanan. Mesin gerinda yang kami gunakan disni adalah gerinda

    tangan dan gerinda duduk yang sudah kami modifikasi. Penambahanya pun sederhana

    yaitu dengan utamanya penambahan poros pemutarnya saja, itu yang membedakan.

    (PMP/1)

    gerinda wajan atau yang biasa kami menyebutnyapoles yang digunakana itu adalah

    buatan sendiri yang terdiri dari campuran lem ancor dan serbuk gerinda yang direkatkan.

    (PMP/A1)

  • 7/22/2019 Proses Produksi Awal Hingga Finishing Ini Terdiri Dari Pemilihan Bahan

    5/6

    saya merekrut karyawan langsung tanpa perwakilan. Biasanya pekerja saya itu langsung

    datang ke saya minta pekerjaan atau saya tau tetangga saya ada yang membutuhkan

    pekerjaan saya tawari. Kalau mereka mau yasudah, saya langsung pekerjakan.

    Kebanyakan dari mereka semuaya tetangga sendiri dan memang yang lebih saya

    utamakan adalah dari lingkungan desa sini saja. Jika nanti tidak ada baru cari di daerah

    luar Klaten. Untuk lulusan pun juga penting, kebanyakan yang bekerja disini rata-rata

    lulusan SD. Untuk pekerja bagian pemesinan kita ambil dari lulusan SMK. karena

    mereka lebih mudah diarahkan dan sudah memiliki basic mesin. Di perusahaan ini kami

    tidak mengadakan training. Untuk mereka yang baru masuk saya hanya memberikan

    pekerjaan yang ringan-ringan dahulu, baru kalau mereka sudah dianggap cukup

    kompeten baru diberi pekerjaan yang lebih berat. (PMP/B1)

    Saya tidak mempunyai standart kriteria khusus untuk seorang pekerja yang mau bekerja

    disini. Yang dijadikan pertimbangan utama adalah niat. Dan saya juga tidak

    mengharuskan mereka mempunyai kompetensi di bidang yang akan mereka kerjakan

    disini nanti. Bukan berarti tidak penting, bahkan menurut saya kompetensi itu sangat

    penting. Tetapi disinikan bukan perusahaan besar dan hanya istilahnya home industry jadi

    saya tidak menetapkan standart kriteria kompetensi apa saja yang harus mereka miliki.

    Asalkan ada niat yang baik untuk bekerja dan niat untuk mau berusaha belajar saya akan

    terima untuk bekerja disini. Penempatan pekerja disini juga dilihat dari lulusan apa?

    Kalau lulusan SMK akan saya suruh di bagian pemesinan karena mereka lebih mudah

    diarahkan. Dan kalau dari lulusan SD atau SMP (SLTP) biasanya akan saya suruh bekerja

    dibagian cetak pasir (pengepresan) atau lainya yang lebih mudah. (PMP/B1)

    Saya tidak menguraikan apa saja yang harus dimiliki seorang pekerja pada bagian

    produksi. Saya juga tidak membukukan

    kualifikasi kompetensi yang dibutuhkan seperti yang dilakukan oleh perusahaan besar.

    Menurut saya pribadi pekerjaan disinikan tidak begitu susah. Kecuali untuk bagian

    pemesinan (mesin bubut, gerinda, bor) dan juga bagian tungku (menyiapkan tungku

    peleburan) memang perlu keahlian khusus. Namun saya menetapkan sendiri apa yang

    harus dimiliki norangnya harus memiliki tenaga ekstra untuk memecah blok mesin

  • 7/22/2019 Proses Produksi Awal Hingga Finishing Ini Terdiri Dari Pemilihan Bahan

    6/6

    sebesar itu. Bagian peleburan dan penuangan, mereka harus memiliki daya tahan tubuh

    yang prima untuk mengangkat cairan logam yang berat dalam keadaan yang sangat

    panas. Selain itu juga harus memiliki motivasi bekerja yang baik, niatan tinggi, telaten,

    teliti, tekun dan semuanya harus memperhatikan keselamatan kerja (K3). (PMP/B2)

    pegawai yang kompeten bukan hanya bisa mengerjakan suatu pekerjaan tetapi harus

    mampu menguasai, dan memiliki motivasi kerja yang tinggi baru dikatakan kompeten.

    Dari semua pegawai 50% yang sudah kompeten. Dari lulusan SMK bahkan perguruan

    tinggipun belum bisa dikatakan kompeten. Karena mereka harus belajar banyak dan

    berusaha beradaptasi dulu pada lingkungan dan pekerjaan yang baru (perusahaan saya).

    (PMP/B4)

    sudah seharusnya SMK mengembangkan kurikulum yang berbasis pada dunia industri

    yang berkembang saat ini. Pengetahuan tentang dunia industri juga perlu ditingkatkan.

    Pembenahan dan pengembangan kurikulum berupa program PSG (pendidikan sistem

    ganda) dan PKL (praktik kerja lapangan) lebih ditekankan mengikuti perkembangan

    industri lokal maupun nasional. Dan program seperti ini harusnya mulai diberikan sejak

    awal sehingga pengetahuan siswa tentang dunia industri lebih banyak. Dan untuk dunia

    industri lebih membuka diri bagi para siswa SMK yang ingin praktik di industri tersebut

    dengan tujuan siswa bisa menggali ilmu dari industri dan pihak industri bisa mengkaderpekerja dari lulusan SMK yang sesuai dengan kebutuhan industri sehingga saling

    menguntungkan. (PMP/B7)