7/22/2019 Proses Produksi Awal Hingga Finishing Ini Terdiri Dari Pemilihan Bahan
1/6
Proses produksi awal hingga finishing ini terdiri dari pemilihan bahan
baku, olah pasir, pengepresan, pembuatan matras, pembuatan sesek (inti/core),
penuangan logam, finishing, pemasaran. namun untuk pembuatan matrasnya kita melalui
pemesanan mas, soalnya kita ngga bisa bikin sendiri. (Pmp/A1)
Dulu memang semua pekerjaanpernah Saya (Bapak Eko Raharjo) coba lakukan sendiri
seperti pembuatan matras namun hasilnya sangat tidak memuaskan malah hasil
produksinya jelek, karena saya juga tidak mau merugi akhirnya pekerjaan tersebut saya
serahkan ke orang lain atau pesan jadi. (Pmp/A1)
Untuk pemilihan dan pengadaan bahan baku ini diambil dari limbah baja bekas, seperti
blok mobil, mesin jahit, diesel bekas dan lain-lain. kita paling banyak menggunakan
bahan dari blok mesin karena ini sangat baik untuk hasil coran dan tidak mudah keropos
saat penuangan. Bahan baku diperoleh dari berbagai tempat pengepul rosok baja bekas
namun ada langganan tetap yang memasok bahan baku ini dari jakarta dan surabaya.
Untuk pemesanan saya serahkan pada adek saya mas bowo tapi tetap saya yang
mengawasi langsung. (Pmp/A1)
Pasir yang kita gunakan adalah pasir silika. Pasir ini aslinya adalah pasir tegalan atau
pasir kali. pasir ini awalnya warnanya merah lengket itu mas karena udah dipakai dan
kena panas cairan logam warnanya berubah hitam seperti itu. kita pakai pasir ini karena
pasir ini relatif murah dan banyak ditemukan dan di Ceper ini semuanya menggunakan
pasir jenis ini dan pasir inilah yang paling cocok untuk pengecoran dan yang paling kuat.
Karena perusahaan kami istilahnya home industri maka kami ngga mempunyai patokan
khusus tentang hal semacam itu. (Pmp/A1)
khusus untuk permukaan benda yang akan di cor saja mas, pasir ditambah dengan pasir
putih baru dan ditambah dengan tetes tebu. Tetes tebu disisni sebagai bahan pereket agar
lebih lengket kemudian dicampur rata dan diayak. Pengayakan ini dilakukan juga karenauntuk mengambil logam-logam yang mungkin tertinggal di dalam pasir sehingga pasir
benar-benar halus sehingga nanti hasil coran juga akan baik. (Pmp/A1)
7/22/2019 Proses Produksi Awal Hingga Finishing Ini Terdiri Dari Pemilihan Bahan
2/6
untuk matres kita belum mampu membuat sendiri mas, sebenarnya bisa tapi hasilnya
tidak sesui. Jadi kita pesen ditempatnya pak Mursidi yang kebetulan deket juga dari sini.
Di dusun Ngaran situ. (Pmp/A1)
pembuatan sesek disini menggunakan cara manual, tidak menggunakan mesin. Sesek
dibuat dari pasir resin yang kuning itu. Dipanaskan dengan gagang pemanas cetakan
sesek kemudian dipanaskan dengan kompor sederhana yang biasanya dipakai oleh
penjual nasi-goreng pinggir jalan itu. (Pmp/A1)
pembuatan cetakan kita dengan cara manual yaitu degan tangan. Kita tidak
menggunakan mesin karena untuk menekan biaya produksi juga. Kalau kita
menggunakan mesin berapa biaya lagi yang harus dikeluarkan untuk membeli mesin itu,
toh juga dengan tanganpun hasilnya juga baik. (PMP/A1).
peleburan menggunakan tungku kupola dan bahan utama yang kita pakai adalah baja.
(PMP/A1)
menggunakan tungku kupola tebih mudah dibandingkan tungku tungkik serta biaya
operasionalnya lebih murah ini karena bahan dasar untuk peleburannya yaitu kokas lebih
irit dibandingkan dengan menggunakan tungku tungkik. Dan tungku kupola ini bisa
melebur logam sampai 900 ton sekali masak.(PMP/A1)
pada dinding tungku dipasang batu tahan api agar tungku tidak jebol. Karena temperatur
cairan yang sangat tinggi yaitu sampai 1800 lebih jika tidak dipasang batu tahan api
tungku akan kalah dan jebol. Pemasangan batu tahan api juga harus pas, kalau terlalu
tebal atau terlalu tipis akan sangat mempengaruhi panas cairan. (PMP/A1)
pemasangan batu tahan api ini harus lurus mas, kalau tidak lurus nanti baja tidak mau
turun. Diameter tungku ini sekitar 95cm kalau sudah dipaangi batu tahan api ini sekitar
55cm. batu ini tidak boleh terlalu tebal atau tipis karena nanti akan berpengaruh pada
panas tungku. Kalau kurang panas baja tidak mau leleh dan akhirnya macet. Dan ini
pernah terjadi dulu.(PLBRN/1)
setelah pemasakan (peleburan) yang kemarin itu pada daerah lebur baja itu biasanya
mengalami pengikisan dan harus ditambal lagi dengan bata api yang baru.
7/22/2019 Proses Produksi Awal Hingga Finishing Ini Terdiri Dari Pemilihan Bahan
3/6
Pemasangannya harus lurus dari susunan bata api yang ada diatasnya. kalau untuk
saluran keluarnya juga harus diperbaiki juga dengan menambal dengan campuran bata api
dan pasir putih itu. (PLBRN/3)
tungku yang sudah selesai diperbaiki harus didiamkan selama 1-2 hari kedepan agar
adonan pasir yang basah itu benar-benar kering. Biasanya kalau masih basah akan
meledak-ledak gitu kena baja cair dan itu juga mempengaruhi panas cairan baja dan akan
berpengaruh juga pada hasil coran. Hasil coran akan jelek dan keropos.(PMP/A1)
kita pada proses pemasakan, baja dimasukkan secara bertahap. Maksudnya, untuk
pembakaran pertama kita masukkan 185kg dulu. Setelah panas dan mulai mencair baru
dimasukkan lagi 200kg. itu bisa dilihat lewat lubang pengintip, kalau baja sudah mulaimenetes dan warnanaya keliatan kuning menyala gitu berarti sudah panas. Setelah itu
bertahap lagi dimasukkan 225kg baja dan seterusnya.(PMP/A1)
kokas untuk pelebura baja harus lebih tinggi dari lubang udara blower. Ini dimaksudkan
agar saat blower mulai dinyalakan yang kena hembusan udara dari blower tersebut adalah
kokasnya, bukan bajanya. Kalau kokasnya di bawah lubang dari blower, baja tidak mau
leleh.(PMP/A1)
silikon / karbon disini fungsinya untuk melunakkan baja cor agar saat di bubut itu
mudah, tidak keras. Batu gamping fungsinya untuk melancarkanplelet(terak cor) agar
mudah keluarnya.(PMP/A1)
sebenarnya jumlah batu gamping dan karbon yang dicampurkan itu tidak ada patokan
harus sekian. Inikan fungsinya sebagai penambah saja, jadi di kasih banyak tidak apa-apa
sedikit ya tidak masalah. Tapi untuk jumlah berapa yang digunakan di sini untuk batu
gampingnya sekitar 5-7kg setiap tahap pemasukan baja dan karbonnya 3kg setiap tahap
pemasukan kokas. Artinya setiap 14kg kokas yang dimasukkan di tambah dengan 3kg
karbon setiap takarannya.(PMP/A1)
penuangan dilakukan dengan cintung atau panci tuang. Dilakukan secara perlahan dan
hati-hati agar lubang cetakan dapat terisi sempurna. Kalau langsung ditunagkan banyak
ke lubang cetakan, hasil cetakan tidak akan jadi.(PMP/A1) \
7/22/2019 Proses Produksi Awal Hingga Finishing Ini Terdiri Dari Pemilihan Bahan
4/6
pembongkaran dilakukan setelah cairan logam sudah dingin. Di sini menunggu semalam
dulu baru di bongkar, tujuannya agar baja saat di bubut tidak terlalu keras. Khusus untuk
wajan, harus segera di bongkar sesaat setelah baja mengeras. Karena kalu didiamkan
terlalu lama wajan akan karatan.(PMP/A1)
prosesfinishingyang kita lakukan di sini adalah bubut, gerinda, bor, sekrap, poles, dan
pengecatan untuk puli dan roda pagar rumah. Tapi untuk wajan tidak dilakuan
pengecatan, itu yang utama. Selain itu dilakukan juga pemasangan baut pada roda (roda
pagar rumah), pendempulan jika ada benda kerja yang masih berlubang/ada hasil coran
yang kurang sempurna. (PMP/A1)
pekerjaan mesin bubut ini perlu ketelitian dan ketekunan yang tinggi, karena kalau
orang yang berkerja di bagian ini tidak teliti dan tidak tekun akan banyak hasil
pengerjaan yang salah dan akhirnya akan di buang. Kalau seperti ini kita nanti yang akan
rugi. Biasanya saya sendiri yang akan selalu mengontrol pekerja saya. Kalau ada yang
keliatan tidak semangat dalam bekerja akan saya peringatkan. (PMP/A1)
mata bor yang kita gunakan disini tergantung dari ukuran benda kerjanya, misalkan
untuk pulli ukuran 12 inch lubang pengunci yang di buat adalah 10 mm. tetapi tergantung
yang memesan juga, berapa mintanya kita buatkan. Begitu juga untuk bandul. Lubang
setelan berat tergantung dari besarnya ukuran bandul. (PMP/A1)
penggeridaan ini dilakukan dengan tujuan menghilngkan sisa coran ataupun sisa bubut
yang tajam pada bagian tepi ataupun dalam coran agar pada saat proses pengerjaan
selanjutnya tidak melukai pekerja dan untuk memperhalus coran agar terlihat rata dan dan
bersih sesuai dengan pemesanan. Mesin gerinda yang kami gunakan disni adalah gerinda
tangan dan gerinda duduk yang sudah kami modifikasi. Penambahanya pun sederhana
yaitu dengan utamanya penambahan poros pemutarnya saja, itu yang membedakan.
(PMP/1)
gerinda wajan atau yang biasa kami menyebutnyapoles yang digunakana itu adalah
buatan sendiri yang terdiri dari campuran lem ancor dan serbuk gerinda yang direkatkan.
(PMP/A1)
7/22/2019 Proses Produksi Awal Hingga Finishing Ini Terdiri Dari Pemilihan Bahan
5/6
saya merekrut karyawan langsung tanpa perwakilan. Biasanya pekerja saya itu langsung
datang ke saya minta pekerjaan atau saya tau tetangga saya ada yang membutuhkan
pekerjaan saya tawari. Kalau mereka mau yasudah, saya langsung pekerjakan.
Kebanyakan dari mereka semuaya tetangga sendiri dan memang yang lebih saya
utamakan adalah dari lingkungan desa sini saja. Jika nanti tidak ada baru cari di daerah
luar Klaten. Untuk lulusan pun juga penting, kebanyakan yang bekerja disini rata-rata
lulusan SD. Untuk pekerja bagian pemesinan kita ambil dari lulusan SMK. karena
mereka lebih mudah diarahkan dan sudah memiliki basic mesin. Di perusahaan ini kami
tidak mengadakan training. Untuk mereka yang baru masuk saya hanya memberikan
pekerjaan yang ringan-ringan dahulu, baru kalau mereka sudah dianggap cukup
kompeten baru diberi pekerjaan yang lebih berat. (PMP/B1)
Saya tidak mempunyai standart kriteria khusus untuk seorang pekerja yang mau bekerja
disini. Yang dijadikan pertimbangan utama adalah niat. Dan saya juga tidak
mengharuskan mereka mempunyai kompetensi di bidang yang akan mereka kerjakan
disini nanti. Bukan berarti tidak penting, bahkan menurut saya kompetensi itu sangat
penting. Tetapi disinikan bukan perusahaan besar dan hanya istilahnya home industry jadi
saya tidak menetapkan standart kriteria kompetensi apa saja yang harus mereka miliki.
Asalkan ada niat yang baik untuk bekerja dan niat untuk mau berusaha belajar saya akan
terima untuk bekerja disini. Penempatan pekerja disini juga dilihat dari lulusan apa?
Kalau lulusan SMK akan saya suruh di bagian pemesinan karena mereka lebih mudah
diarahkan. Dan kalau dari lulusan SD atau SMP (SLTP) biasanya akan saya suruh bekerja
dibagian cetak pasir (pengepresan) atau lainya yang lebih mudah. (PMP/B1)
Saya tidak menguraikan apa saja yang harus dimiliki seorang pekerja pada bagian
produksi. Saya juga tidak membukukan
kualifikasi kompetensi yang dibutuhkan seperti yang dilakukan oleh perusahaan besar.
Menurut saya pribadi pekerjaan disinikan tidak begitu susah. Kecuali untuk bagian
pemesinan (mesin bubut, gerinda, bor) dan juga bagian tungku (menyiapkan tungku
peleburan) memang perlu keahlian khusus. Namun saya menetapkan sendiri apa yang
harus dimiliki norangnya harus memiliki tenaga ekstra untuk memecah blok mesin
7/22/2019 Proses Produksi Awal Hingga Finishing Ini Terdiri Dari Pemilihan Bahan
6/6
sebesar itu. Bagian peleburan dan penuangan, mereka harus memiliki daya tahan tubuh
yang prima untuk mengangkat cairan logam yang berat dalam keadaan yang sangat
panas. Selain itu juga harus memiliki motivasi bekerja yang baik, niatan tinggi, telaten,
teliti, tekun dan semuanya harus memperhatikan keselamatan kerja (K3). (PMP/B2)
pegawai yang kompeten bukan hanya bisa mengerjakan suatu pekerjaan tetapi harus
mampu menguasai, dan memiliki motivasi kerja yang tinggi baru dikatakan kompeten.
Dari semua pegawai 50% yang sudah kompeten. Dari lulusan SMK bahkan perguruan
tinggipun belum bisa dikatakan kompeten. Karena mereka harus belajar banyak dan
berusaha beradaptasi dulu pada lingkungan dan pekerjaan yang baru (perusahaan saya).
(PMP/B4)
sudah seharusnya SMK mengembangkan kurikulum yang berbasis pada dunia industri
yang berkembang saat ini. Pengetahuan tentang dunia industri juga perlu ditingkatkan.
Pembenahan dan pengembangan kurikulum berupa program PSG (pendidikan sistem
ganda) dan PKL (praktik kerja lapangan) lebih ditekankan mengikuti perkembangan
industri lokal maupun nasional. Dan program seperti ini harusnya mulai diberikan sejak
awal sehingga pengetahuan siswa tentang dunia industri lebih banyak. Dan untuk dunia
industri lebih membuka diri bagi para siswa SMK yang ingin praktik di industri tersebut
dengan tujuan siswa bisa menggali ilmu dari industri dan pihak industri bisa mengkaderpekerja dari lulusan SMK yang sesuai dengan kebutuhan industri sehingga saling
menguntungkan. (PMP/B7)
Top Related