PROSES-PENGOLAHAN-BAUKSIT

9
TUGAS MAKALAH PENGOLAHAN BIJIH BAUKSIT Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Tugas Mata Kuliah Metalurgi Umum Pada Program Studi Teknik Pertambangan Fakultas Teknik Universitas Islam Bandung Disusun Oleh : Iqbal Alamsyah 100.701.08.019 UNIVERSITAS ISLAM BANDUNG

description

dvdvdv

Transcript of PROSES-PENGOLAHAN-BAUKSIT

Page 1: PROSES-PENGOLAHAN-BAUKSIT

TUGAS MAKALAH

PENGOLAHAN BIJIH BAUKSIT

Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Tugas Mata Kuliah Metalurgi Umum

Pada Program Studi Teknik Pertambangan Fakultas Teknik

Universitas Islam Bandung

Disusun Oleh:

Iqbal Alamsyah

100.701.08.019

UNIVERSITAS ISLAM BANDUNG

FAKULTAS TEKNIK

JURUSAN TEKNIK PERTAMBANGAN

1434 H / 2013 M

PROSES PENGOLAHAN

Page 2: PROSES-PENGOLAHAN-BAUKSIT

BIJIH BAUKSIT

A. Genesa Bauksit

Bauksit terbentuk dari batuan yang mengandung unsur Al. Batuan

tersebut antara lain nepheline, syenit, granit, andesit, dolerite, gabro, basalt,

hornfels, schist, slate, kaolinitic, shale, limestone  dan phonolite. Apabila batuan-

batuan tersebut mengalami pelapukan, mineral yang mudah larut akan

terlarutkan, seperti mineral – mineral alkali, sedangkan mineral – mineral yang

tahan akan pelapukan akan terakumulasikan.

Di daerah tropis, pada kondisi tertentu batuan yang terbentuk dari mineral

silikat dan lempung akan terpecah-pecah dan silikanya terpisahkan sedangkan

oksida alumunium dan oksida besi terkonsentrasi sebagai residu. Proses ini

berlangsung terus dalam waktu yang cukup dan produk pelapukan terhindar dari

erosi, akan menghasilkan endapan lateritik.

Kandungan alumunium yang tinggi di batuan asal bukan merupakan

syarat utama dalam pembentukan bauksit, tetapi yang lebih penting adalah

intensitas dan lamanya proses laterisasi.

Kondisi – kondisi utama yang memungkinkan terjadinya endapan bauksit

secara optimum adalah ;

Adanya batuan yang mudah larut dan menghasilkan batuan sisa yang

kaya alumunium

Adanya vegetasi dan bakteri yang mempercepat proses pelapukan

Porositas batuan yang tinggi, sehingga sirkulasi air berjalan dengan

mudah

Adanya pergantian musim (cuaca) hujan dan kemarau (kering)

Adanya bahan yang tepat untuk pelarutan

Relief (bentuk permukaan) yang relatif rata, yang mana memungkinkan

terjadinya pergerakan air dengan tingkat erosi minimum

Waktu yang cukup untuk terjadinya proses pelapukan

B. Penambangan Bauksit

Page 3: PROSES-PENGOLAHAN-BAUKSIT

Metoda penambangan bauksit dilakukan dengan metoda tambang

terbuka sistem open pit dimana open pit ini diterapkan untuk endapan bijih yang

mengandung logam. Open pit dan open cut dapat dibedakan dari arah

penambangannya, penambangan dengan metoda open pit dilakukan dari

permukaan yang relatif mendatar ke bawah mengikuti endapan bijih, sedangkan

open cut dilakukan pada lereng suatu bukit. Jadi penerapan open pit dan open

cut sangat tergantung pada letak dan bentuk endapan bijih yang akan

ditambang.

Dalam sistem penambangan dibatasi oleh beberapa faktor – faktor

kendala antara lain ;

Faktor teknik – ekonomi yang diwujudkan dalam usaha mendapatkan

perolehan tambang semaksimal mungkin dengan biaya yang sekecil

mungkin.

Faktor keamanan dan keselamatan kerja yang diwujudkan dalam usaha

memperkecil kemungkinan terjadinya kecelakaan dalam melaksanakan

kegiatan penambangan

Faktor keserasian lingkungan hidup yang diwujudkan dalam usaha

mencegah terjadinya perusakan alam, serta pencemaran lingkungan

yang diakibatkan oleh kegiatan penambangan

Metoda yang digunakan dalam pelaksanaan penambangan endapan

bauksit adalah menggunakan metoda tambang terbuka (surface mining) sebab

kita dapat ketahui bahwa endapan bauksit berada di permukaan dengan over

burden yang tidak terlalu dalam pengupasannya.

Penambangan bauksit dilakukan dengan penambangan terbuka diawali

dengan land clearing. Setelah pohon dan semak dipindahkan dengan bulldozer,

dengan alat yang sama diadakan pengupasan tanah penutup. Lapisan bijih

bauksit kemudian digali dengan shovelloader yang sekaligus memuat bijih

bauksit tersebut kedalam dump truck untuk diangkut ke instalansi pencucian.

Bijih bauksit dari tambang dilakukan pencucian dimaksudkan untuk

meningkatkan kualitasnya dengan cara mencuci dan memisahkan bijih bauksit

tersebut dari unsur lain yang tidak diinginkan, missal kuarsa, lempung dan

pengotor lainnya. Partikel yang halus ini dapat dibebaskan dari yang besar

melalui pancaran air (water jet) yang kemudian dibebaskan melalui penyaringan

Page 4: PROSES-PENGOLAHAN-BAUKSIT

(screening). Disamping itu sekaligus melakukan proses pemecahan (size

reduction) dengan menggunakan jaw crusher.

C. Proses Pengolahan Bauksit

Bauksit adalah biji utama aluminium terdiri dari hydrous aluminium oksida

dan aluminium hidroksida yakni dari mineral gibbsite Al (OH)3, boehmite γ-ALO

(OH), dan diaspore α-ALO (OH), bersama-sama dengan oksida besi goethite dan

bijih besi, mineral tanah liat kaolinit dan sejumlah kecil anatase Tio 2 .

Bijih bauksit merupakan mineral oksida yang sumber utamanya adalah:

Al2O3.3H2O, Gibbsit yang sifatnya mudah larut

Al2O3.3H2O, Bohmit yang sifarnya susah larut dan Diaspore yang tidak

larut.

Sumber lain nya adalah :

Nephelin : (Na,K)2O.Al2O3.SiO2

Alunit : K2SO4.Al2(SO4)3.4Al(OH)3

Kaolin & Clay : Al2O3.2SiO2.2H2O

Cara-cara Leaching :

1. Cara Asam (H2SO4)

Hanya dilakukan untuk pembuatan Al2(SO4)3 untuk proses pengolahan

air minum dan pabrik kertas.

Reaksi dapat dipercepat dengan menaikkan temperatur sampai 180 C

(Autoclaving)

Kalsinasi, Cocok untuk lowgrade Al2O3 tetapi high SiO2 yang tidak cocok

dikerjakan dengan cara basa.

Hasil Basic-Al-Sulfat dikalsinansi menjadi Al2O3, kelemahan cara ini

adalah Fe2O3 ikut larut.

2. Cara Basa (NaOH), Proses Bayers (Th 1888)

Ada 2 macam produk alumina yang bisa dihasilkan yaitu Smelter Grade

Alumina (SGA) dan Chemical Grade Alumina (CGA). 90% pengolahan bijih

bauksit di dunia ini dilakukan untuk menghasilkan Smelter Grade Alumina yang

bisa dilanjutkan untuk menghasilkan Al murni.

Page 5: PROSES-PENGOLAHAN-BAUKSIT

Reaksi Pelindian:

Mineral Bijih:

Al2O3∙3H2O + 2 NaOH = Na2O∙Al2O3 + 4 H2O (T =140 C, P= 60 psi)

Impurities:

SiO2 + 2 NaOH = Na2O∙SiO2 + H2O (Silika yang bereaksi adalah silika reaktif)

2(Na2O∙SiO2) + Na2O∙Al2O3+2H2O = Na2O∙Al2O3∙SiO2 (Tidak larut) + 4 NaOH

Dalam proses ini dibatasi jumlah silika reaktifnya karena sangat

mengganggu dengan menghasilkan doubel Na-Al-Silikat yang mempunyai sifat

tidak larut. Fe2O3 dan TiO2 tidak bereaksi dengan NaOH dan tetap dalam residu

(Red Mud), sedangkan V2O5, Cr2O3, Ga2O3 larut sebagai by product.

Reaksi Presipitasi:

Dilakukan dengan memanfaatkan hidrolisa karena pendinginan T=60-65

C sampai 38-43 C, t = 100 jam

Na2O3∙3H2O + 4 H2o = Al2O3∙3H2O(s) + 2 NaOH

Kalsinasi:

Al2O3∙3H2O = Al2O3(pure) + 3 H2O(g) (T=1200 C)

3. Cara Sintering dengan Na2CO3 (Deville-Pechiney)

Sintering dilakukan dalam Rotary Kiln 1000 C selama 2-4 jam, cocok

untuk bijih dengan high Fe2O3 dan SiO2. Reaksi-reaksi:

Al2O3 + Na2CO3= NaAlO2 + CO2(g)

Fe2O3 + Na2CO3 = Na2O∙Fe2O3 + CO2(g)

TiO2 + Na2CO3 = Na2O∙TiO2 + CO2(g)

SiO2 + Na2CO3 = Na2O∙SiO2 + CO2(g)

4. Dengan proses elektolisa

Bahan utamanya adalah bauksit yang mengandung aluminium oksida.

pada katoda terjadi reaksi reduksi, ion aluminium (yang terikat dalam aluminium

oksida) menerima electron menjadi atom aluminium,

4 Al(3+) + 12 e(1-) ————–> 4 Al

Page 6: PROSES-PENGOLAHAN-BAUKSIT

Pada anoda terjadi reaksi oksidasi, dimana ion-ion oksida melepaskan

elektron menghasilkan gas oksigen.

6 O(2-) ——————> 3 O2 + 12 e(1-)

logam aluminium terdeposit di keping katoda dan keluar melalui saluran yang

telah disediakan.

Page 7: PROSES-PENGOLAHAN-BAUKSIT

DAFTAR PUSTAKA

http://id.wikipedia.org/wiki/Bauksit

http://extractivemetallurgy.blogspot.com/2008/12/proses-pengolahan-bijih-

bauksit.html