Usulan Proses Pengolahan Karet

41
PENGOLAHAN KARET (hevea braziliensis) DI PT INSAN BONAFIDE PABRIK CRUMB RUBBER BANJARMASIN USULAN MAGANG Program Studi Agribisnis oleh: Ribut Susanto NPM. 11.42.0024 FAKULTAS PERTANIAN UNIVERSITAS ISLAM KALIMANTAN (UNISKA)

description

pengolahan karet

Transcript of Usulan Proses Pengolahan Karet

Page 1: Usulan Proses Pengolahan Karet

PENGOLAHAN KARET (hevea braziliensis) DI PT INSAN BONAFIDE

PABRIK CRUMB RUBBER BANJARMASIN

USULAN MAGANG

Program Studi Agribisnis

oleh:

Ribut SusantoNPM. 11.42.0024

FAKULTAS PERTANIANUNIVERSITAS ISLAM KALIMANTAN (UNISKA)

MUHAMMAD ARSYAD Al BANJARYBANJARMASIN

2015

Page 2: Usulan Proses Pengolahan Karet

Usulan Magang

Judul : Pengolahan Karet (hevea braziliensis) di PT Insan Bonafide

Pabrik Crumb Rubber Banjarmasin

Nama : Ribut Susanto

NPM : 11.42.0024

Program Studi : Agribisnis

Menyetujui:

GT. Khairun Ni’mah, SP., MPPembimbing I

:

Ir. Ari Jumadi Kirnadi, MPPembimbing II

:

Mengetahui,

Ketua Program Studi,

Ir. M. Ilmi Hidayat, MPNIP. 19601027 199203 1 002

Banjarmasin, 25 Agustus 2015

i

Page 3: Usulan Proses Pengolahan Karet

KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT, karena atas rahmat

serta karunia-Nya penulis mampu menyelesaikan penulisan usulan magang yang

berjudul “Pengolahan Karet (hevea braziliensis)” di PT Insan Bonafide Pabrik

Crumb Rubber Banjarmasin . proposal ini dibuat sebagai salah satu sarat untuk

bias melaksanakan mata kuliah magang /praktek kerja lapang pada Fakultas

Pertanian Progran Studi Agribisnis Universitas Islam Kalimantan (UNISKA)

Muhammad Arsyad Al Banjary.

Pada kesempatan ini penulis mengucapkan terima kasih kepada semua

pihak yang telah membantu penulis dalam penyusunan usulan magang di PT

Insan Bonafide Pabrik Crumb Rubber Banjarmasin terutama kepada Dosen

Pembimbing I, Ir. Ari Jumadi Kirnadi, MP. dan Pembimbing II, Gusti Khairun

Ni’mah, SP.MP. yang telah membantu penulis dalam menyelesaikan usulan ini.

Tidak lupa juga teman-teman dan semua pihak yang tidak dapat disebutkan satu

persatu, yang telah memberikan bantuan dan dukungan dalam penyusunan usulan

magang tersebut. Penulis menyadari bahwa penulisan usulan magang ini masih

jauh dari sempurna. Oleh karena itu kritik dan saran yang bersifat membangun

dari semua pihak sangat diharapkan. Semoga tulisan ini dapat bermanfaat bagi

semua pihak yang membutuhkan.

Banjarmasin, 25 Agustus 2015

Penulis

ii

Page 4: Usulan Proses Pengolahan Karet

DAFTAR ISI

Halaman

PENGESAHAN ............................................................................................ i

KATA PENGANTAR .................................................................................. ii

DAFTAR ISI ................................................................................................. iii

I. PENDAHULUAN ............................................................................... 1

1.1. Latar Belakang ............................................................................ 1

1.2. Rumusan Masalah ....................................................................... 3

1.3. Tujuan Magang ........................................................................... 3

1.4. Manfaat Magang.......................................................................... 3

II. TINJAUAN PUSTAKA....................................................................... 4

2.1. Diskripsi Tanaman Karet............................................................. 4

2.2. Morfologi Tanaman Karet........................................................... 5

2.3. Alat dan Bahan Penglahan Karet................................................. 6

2.4. Pengolahan Karet......................................................................... 12

III. METODLOGI MAGANG.................................................................... 18

3.1. Tempat dan Waktu Magang ....................................................... 18

3.2. Metode Pelaksanaan .................................................................... 18

3.3. Variabel yang Diamati................................................................. 19

KUISIONER.................................................................................................. 20

DAFTAR PUSTAKA ................................................................................... 22

iii

Page 5: Usulan Proses Pengolahan Karet

I. PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Bangsa Indonesia adalah bangsa yang sangat kaya baik itu kandungan

minyak bumi, panas bumi, bahan tambang seperti batubara, emas, biji besi, nikel

sampai uranium juga terdapat di nusantara kita ini. Selain kandungan yang ada

didalamnya terdapat juga keanekaragaman hayatinya serta kesuburan

tanahnya.yang meliputi bidang bidang pertanian seperti perkebunan, kehutanan,

perikanan, peternakan dan pertanian tanaman pangan.

Keberadaan perkebunan di Indonesia memberikan harapan cerah untuk

mempercepat kemajuan di bidang ekonomi. Ada banyak tanaman perkebunan

yang sudah berkembang di Indonesia, diantaranya karet, kelapa sawit, kopi, lada,

cengkeh, teh, tembakau dan lain-lain. Di antara banyak tanaman perkebunan

tersebut yang paling berkembang saat ini adalah karet,kelapa sawit dan tembakau.

Karet (Hevea brazilliensis) merupakan komoditas perkebunan yang

peranannya sangat penting di Indonesia. Selain sebagai sumber devisa negara

kedua setelah kelapa sawit, karet juga mampu mendorong pertumbuhan sentra-

sentra ekonomi baru di wilayah-wilayah pengembangannya (Direktorat Jendral

Bina Produksi Perkebunan 2010).

Karet, banyak digunakan sebagai bahan baku barang atau peralatan,

diantaranya ban mobil, peralatan kendaraan, pembungkus kawat listrik dan

telepon, sepatu, alat kedokteran beberapa alat rumah tangga dan kantor, alat-alat

olah raga dan aspal. Dengan demikian karet memiliki pengaruh besar

1

Page 6: Usulan Proses Pengolahan Karet

2

bidang transportasi, komunikasi, industri, pendidikan, hibran, dan banyak bidang

bidang lain yang vital bagi kehidupan manusia (Penebar Swadaya, 2013).

Pengolahan karet memilikai posisi yang cukup penting dalam rangkaian

agribisnis karet. Pengolahan karet menentukan nilai tambah yang akan diperoleh.

Hasil sadapan yang baik apabila tidak diolah dengan optimal akan mendapatkan

harga yang rendah. oleh karena itu pengolahan karet harus diperhatikan dengan

baik, sehingga diperoleh hasil olahan karet yang bermutu dan berharga jual tinggi

(Penebar Swadaya, 2013).

Di kalimantan selatan terdapat banyak pabrik pengolahan karet milik

swasta seperti, PT Balimas, PT Hok Tong, PT Insan Bonafide, PT Bridgestone

Kalimantan Plantation, PT Busa Indah Utama, PT Dharma Kalimantan Jaya, PT

Karias Tabing Kencana, PT Kelua Raya, PT Bumi Jaya dan PT Banua Lima

Sejurus. Salah satu perusahaan bidang pengolahan karet yang terdapat di

Kalimantan Selatan adalah PT Insan Bonafide (Crumb Rubber). Perusahaan

tersebut memiliki kapasitas pabrik 36.000 ton/tahun (2007) dan merupakan salah

satu perusahaan terbesar dalam bidang pengolahan karet yang ada di Kalimantan

Selatan.

Berdasarkan latar belakang diatas maka saya tertarik untuk melaksanakan

praktek magang tentang pengolahan karet di PT Insan Bonafide Pabrik Crumb

Rubber Banjarmasin.

Page 7: Usulan Proses Pengolahan Karet

3

1.2 . Rumusan Masalah

1. Bagaimana proses pengolahan karet yang ada di PT Insan Bonafide?

2. Kendala apa saja yang dihadapi PT Insan Bonafide dalam hal pengolahan.?

1.3. Tujuan Magang

1. Mengetahui dan mempelajari pengolahan karet yang ada di PT Insan Bonafide

2. Mengetahui Kendala apa saja yang dihadapi PT Insan Bonafide dalam hal

pengolahan

1.4. Manfaat Magang

1. Agar memperoleh keterampilan dan pengalaman kerja.

2. Meningkatkan pemahaman tentang bagaimana proses pengolahan karet di PT

Insan Bonafide

3. Merupakan sarana untuk menjembatani antara PT Insan Bonafide dan

UNISKA (Universitas Islam Kalimantan).

Page 8: Usulan Proses Pengolahan Karet

II. TINJAUAN PUSTAKA

2.1. Diskripsi Tanaman Karet

Tanaman karet merupakan salah satu komoditi perkebunan yang

menduduki posisi cukup penting sebagai sumber devisa non migas bagi Indonesia,

sehingga memiliki prospek yang cerah. Oleh sebab itu upaya peningkatan

produktifitas usahatani karet terus dilakukan terutama dalam bidang teknologi

budidayanya (Anwar, 2001).

Karet adalah tanaman perkebunan tahunan berupa pohon batang lurus.

Pohon karet pertama kali hanya tumbuh di Brasil, Amerika Selatan, namun

setelah percobaan berkali-kali oleh Henry Wickham, pohon ini berhasil

dikembangkan di Asia Tenggara, dimana sekarang ini tanaman ini banyak

dikembangkan sehingga sampai sekarang Asia merupakan sumber karet alami. Di

Indonesia, Malaysia dan Singapura tanaman karet mulai dicoba dibudidayakan

pada tahun 1876. Tanaman karet pertama di Indonesia ditanam di Kebun Raya

Bogor (Deptan, 2006).

Indonesia pernah menguasai produksi karet dunia, namun saat ini posisi

Indonesia didesak oleh dua negara tetangga Malaysia dan Thailand. Lebih dari

setengah karet yang digunakan sekarang ini adalah sintetik, tetapi beberapa juta

ton karet alami masih diproduksi setiap tahun, dan masih merupakan bahan

penting bagi beberapa industri termasuk otomotif dan militer (Maryadi, 2005).

4

Page 9: Usulan Proses Pengolahan Karet

5

Menurut Penebar Swadaya (2013) dalam dunia tumbuhan tanaman karet tersusun

dalam sistematika sebagai berikut:

Divisi              : Spermatophyta

Subdivisi         : Angiospermae

Kelas               : Dicotyledonae

Ordo                : Euphorbiales

Famili              : Euphorbiaceae

Genus              : Hevea

Spesies            : Hevea braziliensis 

2.2 Morfologi

Tanaman karet (Hevea brazilliensis) adalah tanaman getah-getahan.

Dinamakan demikian karena golongan ini mempunyai jaringan tanaman yang

banyak mengandung getah ( lateks ) dan getah tersebut mengalir keluar apabila

jaringan tanaman terlukai (Santosa, 2007).

Tanaman karet berupa pohon dengan ketinggian bisa mencapai 15 m

sampai 25 m. Batang tumbuh lurus dan memiliki percabangan yang tinggi keatas.

Batang tersebut berbentuk silindris atau bulat, kulit kayunya halus, rata-rata

berwarna pucat hingga kecoklatan, sedikit bergabus (Siregar,1995).

Daun karet terdiri dari tangkai daun utama dan tangkai anak daun. Panjang

tangkai daun utama 3-20 cm. Panjang tangkai anak daun sekitar 3-10 cm dan pada

ujungnya terdapat kelenjar. Biasanya ada tiga anak daun yang terdapat pada

sehelai daun karet. Anak daun berbentuk eliptis, memanjang dengan ujung

meruncing, tepinya rata dan gundul (Anwar, 2001).

Page 10: Usulan Proses Pengolahan Karet

6

Sesuai dengan sifat dikotilnya, akar tanaman karet merupakan akar

tunggang. Akar ini mampu menopang batang tanaman yang tumbuh tinggi dan

besar. Sistem perakaran yang bercabang pada setiap akar utamanya  (Santosa,

2007).

Biji karet terdapat dalam setiap ruang buah. Jadi jumlah biji biasanya ada

tiga kadang enam sesuai dengan jumlah ruang. Ukuran biji besar dengan kulit

keras. Warnaya coklat kehitaman dengan bercak-bercak berpola yang khas (Aidi

dan Daslin, 1995).

Bunga pada tajuk dengan membentuk mahkota bunga pada setiap bagian

bunga yang tumbuh. Bunga berwarna putih, rontok bila sudah membuahi, beserta

tangkainya. Bunga terdiri dari serbuk sari dan putik (Maryadi. 2005).

2.3. Alat dan Bahan Pengolahan Karet

Ada beberapa alat yang digunakan dalam pengolahan karet alam. Alat-alat

ini tidak semuanya digunakan dalam pengolahan setiap jenis karet. Ada alat yang

hanya digunakan untuk pembuatan jenis karet tertentu saja. Selain alat, juga

banyak digunakan bahan dalam pengolahan karet alam.

1. Mesin Penggilingan

Dalam pengolahan karet jenis sheet dan crepe biasanya digunakan mesin

penggilingan. Dikalangan pengolahan latek sheet, mesin ini sering disebut baterai

sheet. Baterai sheet ada yang terdiri dari 4, 5, atau 6 gilingan beroda dua.

Kapasitas setiap jenis baterai sheet berbeda dan tergantung pada ketebalan sheet

yang akan dibuat.

Page 11: Usulan Proses Pengolahan Karet

7

Mesin penggilingan untuk karet crepe dikenal dengan nama baterai crepe.

Jumlah gilingan beroda dua yang ada biasanya 3, 4, atau 5 gilingan. Baterai crepe

dengan 3 gilingan beroda dua biasanya kurang memberikan hasil gilingan yang

memuaskan, yang paling baik adalah baterai crepe dengan 5 gilingan.

2. Tangki atau Bejana Koagulasi

Tangki yang banyak digunakan adalah tangki yang terbuat dari aluminum.

Ukuran tangki yang digunakan biasanya (10 x 3 x 16) kaki. Tangki yang

berukuran besar ini biasanya disekat lagi menjadi 76 atau 91 ruang yang lebih

kecil. Untuk menyekat digunakan pelat-pelat aluminium.

Ada juga yang menggunakan tangki dengan ukuran (300 x 70 x 40) cm.

tangki ini disekat lagi menjadi ruang-ruang kecil sejumlah 75 – 90 dengan pelat-

pelat aluminium.

3. Rumah Pengeringan

Pada pembuatan karet crepe rumah pengeringan mutlak diperlukan. Tinggi

ruangan biasanya dibuat tidak lebih dari 6 m. untuk rumah pengeringan

bertingkat tingginya hanya antara 3 – 4 m. Didalam rumah pengeringan terdapat

gantar-gantar dari kayu jati dengan tebal 4 – 5 cm untuk menggantungkan karet

crepe yang akan dikeringkan.

Rata-rata rumah pengeringan menggunakan alat pemanas untuk

mempercepat pengeringan. Cara pemanasan yang sering dipakai adalah

thermosifon atau pemanasan dengan air panas serta menggunakan uap air

bertekanan rendah. Bila tanpa pemanas, waktu yang diperlukan untuk

Page 12: Usulan Proses Pengolahan Karet

8

mengeringkan crepe antara 2 – 4 minggu. Sedangkan dengan pemanas, waktunya

bisa dipersingkat menjadi 5 – 7 hari.

Dinding rumah pengeringan sebaiknya dibuat dari batu atau kayu. Bahan

seng kurang baik dgunakan. Atap dan dinding harus rapat agar tidak ada udara

yang merembes masuk.

4. Rumah Pengasapan

Rumah pengasapan digunakan dalam pembuatan karet sheet. Syarat

rumah asap yang baik; suhu dalam harus dapat dipertahankan sehingga praktis

tidak berubah, ventilasi dari ruang-ruangnya dapat diatur sesuai kebutuhan, serta

penambahan asap dan pemanasan dapat terjamin.

5. Kayu Bakar untuk Rumah Pengasapan

Ada beberapa macam pohon yang kayunya dapat digunakan sebagai bahan

bakar ruang pengasapan. Pohon tersebut antara lain pohon karet, akasia,

lamtorogung, dan glirisida. Kayu yang panjang biasanya dibelah dan dipotong

hingga rata-rata mempunyai ukuran panjang sektar 30 cm dengan garis tengah 10

cm.

6. Air

Dalam pengolahan karet diperlukan air, dalam jumlah yang banyak. Oleh

karena itu, air merupakan bahan yang vital. Semakin tinggi kapasitas olah suatu

pabrik, semakin besar jumlah air yang diperlukan. Air biasanya digunakan untuk

Page 13: Usulan Proses Pengolahan Karet

9

keperluan pengenceran lateks, pembuatan larutan kimia, pencucian hasil,

pencucian alat, dan untuk mendinginkan mesin.

Air yang digunakan dalam pengolahan karet harus memenuhi syarat;

jernih, tidak berbau, bereaksi netral, derajat kesadahan tidak boleh melebihi 6° J,

dan tidak mengandung logam-logam kimia seperti besi, tembaga, dan bikarbonat.

7. Bahan Bahan Kimia

1. Bahan Pembeku

Untuk proses pembekuan lateks ada beberapa macam bahan kimia yang

bias digunakan. Biasanya adalah jenis-jenis asam, seperti asam format atau asam

semut dan asam asetat atau asam cuka.

2. Bahan Pengelantang

Bahan ini digunakan untuk mendapatkan warna yang diinginkan dari

karet. Biasanya warna lateks kekuningan sampai kuning. Bahkan beberapa klon

karet tertentu seperti Ciranji 1 lateksnya berwarna terlalu kuning. Bahan

pengelantang seperti RPA-3 dapat menguranginya hingga sesuai dengan yang

diinginkan pasar.

3. Bahan Vulkanisasi

Bahan kimia ini diperlukan dalam vulkanisasi agar kompon karet cepat

matang. Yang bias digunakan untuk keperluan ini adalah belerang. Selain untuk

vulkanisasi karet alam, belerang juga digunakan untuk vulkanisasi karet sintetis.

Page 14: Usulan Proses Pengolahan Karet

10

Selain belerang bahan-bahan seperti damar fenolik, peroksida organik, radiasi

sinar gamma, serta uretan, juga dapat digunakan.

4. Bahan Pencepat Reaksi

Bahan pencepat reaksi digunakan untuk mengatasi kelambatan dalam

proses vulkanisasi. Berdasarkan jenisnya ada beberapa macam bahan pencepat

reaksi. Dari golongan thiazol contohnya MBT dan MBTS. Dari golongan

guanidine contohnya DPG dan DOTG. Dari golongan sulfenamida contohnya

CBS, dan Santocure NS. Dari golongan dithiokarbamat contohnya ZDC dan

ZDCB. Dari golongan thiuram sulfide contohnya TMTM dan TMTD. Satu atau

beberapa kombinasi bahan pencepat tersebut bias dipilih untuk digunakan.

5. Bahan Penggiat

Fungsi bahan penggiat adalah menambah cepat kerja bahan pencepat

reaksi. Contohnya adalah seng oksida dan asam stearate.

6. Bahan Antioksidan dan Antiozonan

Fungsi bahan ini untuk melindungi karet dari kerusakan karena pengaruh

oksigen maupun ozon yang terdapat di udara. Bahan kimia ini biasanya juga tahan

terhadap pengaruh ion-ion tembaga, mangan dan besi. Selain itu, juga mampu

melindungi terhadap suhu tinggi, retak-retak, dan lentur. Dari golongan

antioksidan turunan difenil amina contohnya Nonox OD. Adapun anti ozonan

yang paling banyak digunakan adalah turunan parafenilen diamina seperti

Santoflex 13, Nonox DPPD, dan UOP 88.

Page 15: Usulan Proses Pengolahan Karet

11

7. Bahan Pelunak

Bahan pelunak berfungsi memudahkan pembuatan karet dan pemberian

bentuk. Karet yang diberi bahan pelunak bias menjadi empuk. Bahan pelunak

yang banyak digunakan antara lain minyak neftenik, minyak nabati, minyak

aromatik, ter pinus, lilin parefin, faktis, damar, dan bitumen.

8. Bahan Pengisi

Ada dua macam bahan pengisi dalam proses pengolahan karet. Yaitu

bahan pengisi yang tidak aktif dan bahan pengisi yang aktif atau bahan pengisi

yang menguatkan. Bahan pengisi tidak aktif hanya menambah kekerasan dan

kekuatan pada karet yang dihasilkan, tetapi kekuatan dan sifat lainnya menurun.

Contohnya kaolin, tanah liat, kalsium karbonat, magnesium karbonat, dan barium

sulfat. Sedangkan bahan pengisi aktif mampu menambah kekerasan, ketahanan

sobek, ketahanan kikisan, serta tegangan putus yang tinggi pada karet yang

dihasilkan. Bahan pengisi aktif atau penguat contohnya karbon hitam, silica,

aluminium silika, dan magnesium silika.

9. Bahan Pewarna

Jenis karet tertentu membutuhkan warna dalam pengolahannya. Untuk

keperluan inilah bahan pewarna diberikan.

Page 16: Usulan Proses Pengolahan Karet

12

10. Bahan Peniup

Fungsi bahan ini memberikan pori yang menyebabkan karet menjadi

ringan dan empuk. Bahan peniup ini terutama digunakan pada pembuatan karet

mikro seluler, contohnya Porofor BSH dan Vucacel.

11. Bahan Pencegah Pravulkanisasi

Fungsi bahan ini mencegah terjadinya pravulkanisasi yang tidak

diinginkan pada bagian ekstruder mesin acuan injeksi. Biasanya bahan ini

ditambahkan pada kompon karet tertentu, misalnya kompon karet untuk acuan

injeksi. Contohnya adalah Santogard PVI dan Vulcalent A.

12. Bahan Pewangi

Bau karet yang khas serta bau bahan kimia yang tidak enak dapat

dihilangkan dengan menambahkan bahan pewangi. Walaupun tidak semua jenis

karet menggunakan bahan pewangi, tetapi ada beberapa jenis yang

menggunakannya. Contoh bahan pewangi antara lain Rodo 10.

2.4. Pengolahan Karet

Koagulum lapangan adalah lateks hasil penyadapan pohon Hevea

brasilinsies yang menggumpal secara alami ataupun dengan adanya penambahan

bahan penggumpal. Bahan penggumpal yang dianjurkan untuk lateks kebun

meliputi asam format dan asam asetat, dengan dosis penambahan yang berbeda

untuk tiap bahan penggumpal tersebut. Beberapa jenis koagulum lapangan adalah

seperti dipaparkan berikut ini :

Page 17: Usulan Proses Pengolahan Karet

13

1. Lump adalah koagulum lapangan yang terbentuk pada mangkok–mangkok

penampung lateks kebun beberapa jam setelah penyadapan lateks.

2. Slab adalah gumpalan yang berasal dari lateks kebun yang sengaja

digumpalkan dengan zat penggumpal dan dari lump mangkok segar yang

direkatkan dengan atau tanpa lateks.

3. Skrep adalah lateks kebun yang telah mengering pada bidang sadap.

4. Sit angin adalah lembaran karet yang diperoleh dengan cara menggumpalkan

dan menggiling koagulum lateks, kemudian dikeringkan di udara terbuka.

Petani karet seringkali menggumpalkan lateks tidak mengikuti prosedur

yang ditetapkan karena menggunakan bahan penggumpal yang tidak semestinya

seperti tawas, asam sulfat dan sari buah, bahkan dalam koagulum lapangan yang

dihasilkan petani terkadang ditambah dengan kontaminan seperti pasir, tatal, kayu

dan bahkan vulkanisat karet. Hal ini dimaksudkan untuk menambah berat

koagulum sehingga diperoleh keuntungan yang lebih tinggi. Masuknya bahan–

bahan kontaminan dalam koagulum ini dapat juga terjadi secara tidak sengaja

karena petani menggumpalkan dan menyimpan lateksnya di suatu lubang dalam

tanah. Karena banyak mengandung kontaminan, koagulum lapangan digunakan

pada pembuatan karet mentah jenis brown crepe, SIR 10, dan SIR 20 yang

umumnya untuk ban kendaraan bermotor.

Page 18: Usulan Proses Pengolahan Karet

14

1. Karet Sheet

Prinsip pengolahan karet ini adalah mengubah lateks segar menjadi

lembar-lembaran lewat proses penyaringan, pengenceran, pembekuan,

penggilingan, dan pengasapan.

2. Karet Crepe

Prinsip pengolahan karet crepe adalah mengubah lateks segar dari kebun

menjadi lembaran crepe melalui proses penyaringan, pengenceran, pembekuan,

penggilingan, dan pengeringan.

3. Karet Spesifikasi Teknis (Crumb Rubber)

Pada intinya penglahan karet spesfikasi teknis dimaksudkan untuk

mengubahcara cara pengolahan yang konvensional. Prinsipnya adalah usaha

menghasilkan karet yang dapat diketahui dan terjamin mutu teknisnya, disajikan

beserta uji coba laboratorium, pengepakan dalam bongkah kecil, mempunyai berat

dan ukuran yang seragam, serta ditutup dengan lembar plastik polyethylene.

Page 19: Usulan Proses Pengolahan Karet

15

Gambar 1. Diagram Pengolahan Karet Sheet

Lateks segar dari kebun

Saringan

Bak pencampur(penetapan kadar karet kering)

Bak pengencer(diencerkan dengan air ± 15%)

saringan

Bak koagulasi(penambahan bahan koagulan, pembekuan selama 3 – 4 jam)

Gilingan sheet

Lembaran sheet direndamLalu dicuci hingga bersih

Digantung

Rumah Pengasapan (diasap sekitar 5 hari suhu 50 - 60° C)

Sortasi(pemeriksaan mutu sheet, pemisahan menurut mutu)

Pembuatan bandela

Pengepakan

Page 20: Usulan Proses Pengolahan Karet

16

Gambar 2. Diagram Pengolahan Karet Crepe

Lateks segar dari kebun

Saringan

Bak pencampurLatek dari kebun

Bak pengencer(penetapan kadar karet kering)

saringan

Bak pencampur (diencerkan dengan air sekitar 20%, ditambah natrium bisulfit sebagai pemutih

crepe)

Bak koagulasi (ditambah bahan koagulan)

Gilingan crepe(lembar crepe hasil gilingan direndam dan dicuci)

Digantung

Rumah pengeringan(suhu udara 33° C, selama kurang lebih 6 hari)

Sortasi(pemeriksaan mutu sheet, pemisahan menurut mutu)

Pembuatan bandela pengepakan

Page 21: Usulan Proses Pengolahan Karet

17

Gambar 3. Diagram Pengolahan Karet Spesifikasi Teknis (Crumb Rubber)

Lateks segar dari kebun

Saringan

Bak koagulasi (ditambah bahan koagulan dan pemutih warna)

Pembutiran (dikerjakan dengan mesin pisau berputar atau peletiser)

Pencucian

Pengeringan (dengan mesin pengeing dan ban berjalan)

pengepakan

Page 22: Usulan Proses Pengolahan Karet

III. METODOLOGI MAGANG

3.1. Tempat dan Waktu Magang

1. Tempat Pelaksanaan

Pelaksanaan magang dilaksanakan di PT Insan Bonafide Pabrik Crumb

Rubber Banjarmasin.

2. Waktu Pelaksanaan

Pelaksanaan Magang dimulai pada bulan agustus 2015 sampai bulan

oktober 2015. Dimulai dari persiapan magang, survai awal lokasi magang,

pengajuan surat permohonan magang, pelaksanaan magang sampai pengolahan

hasil magang untuk dijadikan laporan magang.

3.2. Metode Pelaksanaan

1. Observasi dan Partisipasi aktif

Melakukan pengamatan secara langsung di lapangan, terutama yang

berkaitan dengan proses pengolahan karet, ikut serta dan berpartisipasi aktif pada

semua kegiatan yang dilakukan selama pengolahan.

2. Wawancara

Wawancara dilakukan terhadap responden dalam hal ini adalah pimpinan,

pembimbing di tempat magang, staf atau karyawan tempat magang dengan cara

menanyakan langsung Sehingga diperoleh informasi yang jelas.

18

Page 23: Usulan Proses Pengolahan Karet

19

3.3. Variabel yang Diamati

1. Proses dan tahap pengolahan karet dari lump menjadi bahan setengah jadi.

2. Apa saja permasalahan yang dihadapi dalam pengolahan karet.

Page 24: Usulan Proses Pengolahan Karet

KUISIONER

Nama perusahaan : PT Insan Bonafide Banjarmasin

Alamat : Jl Barito Hulu, Pelambuan, Banjarmasin Barat

1. Perusahan mendapatkan bahan baku dalam bentuk apa?

a. Lateks

b. Lump

c. sleb

2. Dari mana perusahaan mendapatkan bahan baku?

3. Perlakuan apa yang harus diberikan terhadap bahan baku sebelum diolah?

a. Lateks

b. Lump

c. Sleb

4. Bahan apa yang digunakan dalam pengolahan karet?

5. Alat apa yang digunakan dalam pengolahan karet?

6. Tahapan/proses apa saja yang ada dalam pengolahan karet?

7. Dalam bentuk apa saja karet akan dihasilkan?

8. Hal apa yang akan dilakukan sebelum produk pengolahan karet dinyatakan

berhasil?

9. Kualitas apa saja karet dihasilkan?

10. Apa saja masalah yang sering terjadi dalam pengolahan karet?

20

Page 25: Usulan Proses Pengolahan Karet

21

11. Bagimana cara mengatasi masalah yang ada dalam pengolahan karet?

12. Kemana saja memasarkan produk yang dihasilkan?

13. Dalam bentuk apa produk dipasarkan?

Page 26: Usulan Proses Pengolahan Karet

DAFTAR PUSTAKA

Anonim ,Statistic Perkebunan Indonesia 2004-2006: Karet (Jakarta: Dirjen Perkebunan Departemen Pertanian, 2006).

Balai Penelitian Perkebunan Bogor, Petunjuk Pembuatan Barang Dari Karet Alam (Jakarta: PT Kinta, 1985).

Direktorat Jenderal Bina Produksi Perkebunan,2010.Statistik Perkebunan Indonesia Tahun 2009-2011,Departemen Pertanian,Direktorat Jenderal Bina Produksi Perkebunan,Jakarta.

Goutara, dkk., Dasar Pengolahan Karet (Bogor: Fatemate-IPB, 1976).

Swadaya Penebar. 2013. Panduan Lengkap Karet.

RNC dan BN, “50 Jenis Produksi Karet Hasil Diversifikasiuntuk Raih Nilai Tambah”, Warta Bursa Komoditi, No.97, hal.5-7, 4 Februari 1992.

Suparto, T.I., “Karet Sintetis Belum Bias Menggantikan Karet Alam “, Bisnis Indonesia, 16 Mei 1990.

22