Proses Imunologi Asma

4
Proses Imunologi Asma Pencetus serangan asma dapat disebabkan oleh sejumlah faktor, antara lain alegen, virus, dan iritan yang dapat menginduksi respon inflamasi akut. Asma dapat terjadi melalui 2 jalur, yaitu jalur imunologis dan syaraf otonom. Jalur imunologis didominasi oleh antibodi IgE, merupakan reaksi hipersensitivitas tipe I (tipe alergi), terdiri dari fase cepat dan fase lambat. Reaksi alergi timbul pada orang dengan kecenderungan untuk membentuk sejumlah antibodi IgE abnormal dalam jumlah besar, golongan ini disebut atopi. Pada asma alergi, antibodi IgE terutama melekat pada permukaan sel mast pada interstisial paru, yang berhubungan erat dengan bronkiolus dan bronkus kecil. Bila sesorang menghirup alergen, terjadi fase sensitisasi, antibodi IgE orang tersebut meningkat. Alergen kemudian berikatan dengan antibodi IgE yang melekat pada sel mast dan menyebabkan sel ini berdegranulasi mengeluarkan berbagai macam mediator. Beberapa mediator yang dikeluarkan adalah histamin, leukotrien, faktor kemotaktik, eosinofil dan bradikinin. Hal itu akan menimbulkan efek edema lokal pada dinding bronkiolus kecil, sekresi mukus yang kental dalam lumen bronkiolus, dan spasme otot polos bronkiolus, sehingga menyebabkan inflamasi saluran nafas. 1 Pada reaksi alergi fase cepat, obstruksi saluran nafas terjadi segera yaitu 10-15 menit setelah pajanan alergen. Reaksi fase cepat pada asma dihasilkan oleh aktivasi sel-sel yang

description

asma

Transcript of Proses Imunologi Asma

Page 1: Proses Imunologi Asma

Proses Imunologi Asma

Pencetus serangan asma dapat disebabkan oleh sejumlah faktor, antara lain alegen, virus,

dan iritan yang dapat menginduksi respon inflamasi akut. Asma dapat terjadi melalui 2 jalur,

yaitu jalur imunologis dan syaraf otonom.

Jalur imunologis didominasi oleh antibodi IgE, merupakan reaksi hipersensitivitas tipe I

(tipe alergi), terdiri dari fase cepat dan fase lambat. Reaksi alergi timbul pada orang dengan

kecenderungan untuk membentuk sejumlah antibodi IgE abnormal dalam jumlah besar, golongan

ini disebut atopi. Pada asma alergi, antibodi IgE terutama melekat pada permukaan sel mast pada

interstisial paru, yang berhubungan erat dengan bronkiolus dan bronkus kecil.

Bila sesorang menghirup alergen, terjadi fase sensitisasi, antibodi IgE orang tersebut

meningkat. Alergen kemudian berikatan dengan antibodi IgE yang melekat pada sel mast dan

menyebabkan sel ini berdegranulasi mengeluarkan berbagai macam mediator. Beberapa mediator

yang dikeluarkan adalah histamin, leukotrien, faktor kemotaktik, eosinofil dan bradikinin. Hal itu

akan menimbulkan efek edema lokal pada dinding bronkiolus kecil, sekresi mukus yang kental

dalam lumen bronkiolus, dan spasme otot polos bronkiolus, sehingga menyebabkan inflamasi

saluran nafas.1

Pada reaksi alergi fase cepat, obstruksi saluran nafas terjadi segera yaitu 10-15 menit

setelah pajanan alergen. Reaksi fase cepat pada asma dihasilkan oleh aktivasi sel-sel yang

sensitif terhadap alergen Ig-E spesifik, terutama sel mast dan makrofag. Spasme bronkus yang

terjadi merupakan respons terhadap mediator sel mast terutama histamin yang bekerja langsung

pada otot polos bronkus. Pada pasien dengan komponen alergi yang kuat terhadap timbulnya

asma, basofil juga ikut berperan.

Page 2: Proses Imunologi Asma

Gambar. Reaksi Fase Cepat pada Asma

Reaksi fase lambat pada asma timbul beberapa jam lebih lambat dibanding fase awal.

Pada fase lambat, reaksi terjadi setelah 6-8 jam, bahkan kadang-kadang sampai beberapa

minggu.Meliputi pengerakan dan aktivasi dari sel-sel eosinofil, sel T, basofil, netrofil, dan

makrofag. Juga terdapat retensi selektif sel T pada saluran respiratori, ekspresi molekul adhesi,

dan pelepasan newly generated mediator.

Gambar. Reaksi Fase Lambat pada Asma

Pada jalur syaraf otonom, inhalasi alergen akan mengaktifkan sel mast intralumen,

makrofag alveolar, nervus vagus, dan mungkin juga epitel saluran napas. Peregangan vagal

menyebabkan reflek bronkus, sedangkan mediator inflamasi yang dilepaskan oleh sel mast dan

Page 3: Proses Imunologi Asma

makrofag akan menbuat epitel saluran napas lebih permeabel dan memudahkan alergen masuk

ke dalam submukosa, sehingga meningkatkan reaksi yang terjadi.

Kerusakan epitel bronkus oleh mediator yang dilepaskan pada beberapa keadaan reaksi

asma dapat terjadi tanpa melibatkan sel mast, misalnya pada hiperventilasi, inhalasi udara dingin,

asap, kabut, dan SO2.

Pada keadaan tersebut, reaksi asma terjadi melalui reflek syaraf. Ujung syaraf eferen

vagal mukosa yang terangsang menyebabkan dilepasnya neuropeptid sensorik senyawa P,

neurokinin A, dan Calcitonin Gen-Related Peptid (CGRP). Neuropeptida itulah yang

menyebabkan terjadinya bronkokonstriksi, edema bronkus, eksudasi plasma, hipersekresi lendir,

dan aktifasi sel-sel inflamasi.1

Gambar 1. Proses Imunologi dan Jalur Syaraf Otonom Asma