Proposisi Mikro Siklus Menstruasi2

7
Teks Dasar Proposisi Mikro Istilah siklus menstruasi secara spesifik mengacu pada perubahan yang terjadi dalam uterus. Hari pertama periode menstruasi perempuan, atau hari pertama menstruasi, dinyatakan sebagai hari 1 dari siklus tersebut. Fase aliran menstruasi (menstrual flow phase) siklus tersebut, yaitu pada saat pendarahan menstruasi (hilangnya sebagian besar lapisan fungsional endometrium) terjadi, umumnya berlangsung selama beberapa hari. Kemudian sisa endometrium yang menipis mulai mengalami regenerasi dan menebal selama seminggu atau dua minggu. Fase tersebut dinamakan fase proliferasi (proliferative phase) siklus menstruasi. Selama fase berikutnya, yaitu fase sekresi (secretory phase), yang umumnya berlangsung sekitar dua minggu lamanya, endometrium terus menebal, dan mengandung lebih banyak pembuluh, disamping itu kelenjar yang mensekresikan cairan yang kaya glikogen akan berkembang. Jika embrio masih belum terimplantasi dalam dinding uterus pada akhir fase sekresi, maka aliran menstruasi baru akan dimulai, yang menandai hari 1 siklus berikutnya. Siklus ovarium (ovarian cycle) terjadi secara 1. Siklus menstruasi mengacu pada perubahan dalam uterus. 2. Hari pertama periode menstruasi mengakibatkan hilangnya sebagian besar lapisan fungsional endometrium. 3. Fase Proliferasi (proliferative phase) merupakan penebalan sisa endometrium. 4. Fase sekresi (secretory phase) merupakan perkembangan endometrium. 5. Embrio yang belum terimplantasi akan memulai aliran menstruasi baru. 6. Siklus ovarium (ovarian cycle) berlangsung bersamaan dengan siklus menstruasi. 7. Siklus ovarium (ovarian cycle) dimulai dengan fase folikuler (follicular cycle). 8. Fase folikuler (follicular cycle) berakhir dengan ovulasi. 9. Fase luteal (luteal phase) merupakan

description

k

Transcript of Proposisi Mikro Siklus Menstruasi2

Teks DasarProposisi Mikro

Istilah siklus menstruasi secara spesifik mengacu pada perubahan yang terjadi dalam uterus. Hari pertama periode menstruasi perempuan, atau hari pertama menstruasi, dinyatakan sebagai hari 1 dari siklus tersebut. Fase aliran menstruasi (menstrual flow phase) siklus tersebut, yaitu pada saat pendarahan menstruasi (hilangnya sebagian besar lapisan fungsional endometrium) terjadi, umumnya berlangsung selama beberapa hari. Kemudian sisa endometrium yang menipis mulai mengalami regenerasi dan menebal selama seminggu atau dua minggu. Fase tersebut dinamakan fase proliferasi (proliferative phase) siklus menstruasi. Selama fase berikutnya, yaitu fase sekresi (secretory phase), yang umumnya berlangsung sekitar dua minggu lamanya, endometrium terus menebal, dan mengandung lebih banyak pembuluh, disamping itu kelenjar yang mensekresikan cairan yang kaya glikogen akan berkembang. Jika embrio masih belum terimplantasi dalam dinding uterus pada akhir fase sekresi, maka aliran menstruasi baru akan dimulai, yang menandai hari 1 siklus berikutnya.

Siklus ovarium (ovarian cycle) terjadi secara bersamaan dengan siklus menstruasi. Siklus ini dimulai dengan fase folikuler (follicular cycle), yaitu beberapa folikel di ovarium mulai tumbuh. Sel telur membesar, dan pembungkus sel folikel menjadi berlapis-lapis. Di antara beberapa folikel yang mulai tumbuh, umumnya hanya satu yang membesar dan matang, sementara yang lainya akan mengalami disintegrasi. Folikel yang mengalami pematangan itu merangsang perkembangan rongga internal yang penuh cairan dan tumbuh menjadi sangat besar, dan membentuk tonjolan dekat permukaan ovarium. Fase folikuler berakhir dengan ovulasi, ketika folikel dan dinding ovarium di dekatnya pecah, sehingga melepaskan oosit. Jaringan folikel yang masih tetap ada di ovarium setelah ovulasi berkembang menjadi korpus luteum, yaitu jaringan endokrin yang mensekresikan hormon betina selama fase luteal (luteal phase) siklus ovarium. Siklus berikutnya dimulai dengan pertumbuhan folikel baru.

Hormon mengkoordinasikan siklus menstruasi dan ovarium sedemikian rupa sehingga pertumbuhan folikel dan ovulasi diselaraskan dengan persiapan dinding uterus untuk kemungkinan implantasi embrio. Lima hormon berpartisipasi dalam proses siklus ini. Hormon-hormon tersebut adalah hormon pembebas gonadotropin (GnRH), yang disekresikan oleh hipotalamus; hormon perangsang folikel (FSH) dan hormon luteinisasi (LH), yang merupakan dua gonadropin yang dihasilkan oleh pituitari anterior; estrogen dan progesteron, yaitu dua hormon kelamin betina yang disekresikan oleh ovarium.

Selama fase folikuler siklus ovarium, pituitari mensekresikan sejumlah kecil FSH dan LH sebagai respons terhadap perangsangan oleh GnRH dari hipotalamus. Pada waktu tersebut, sel-sel folikel ovarium yang belum matang mempunyai reseptor yang dikhususkan untuk FSH. FSH merangsang pertumbuhan folikel, dan sel-sel folikel yang sedang tumbuh ini mensekresikan estrogen. Peningkatan kecil kadar estrogen tersebut akan menghambat sekresi hormon pituitari, sehingga mempertahankan kadar FSH dan LH relatif rendah selama sebagian besar fase folikuler. Hubungan antarhormon tersebut berubah secara cepat dan relatif mendadak ketika sekresi estrogen oleh folikel yang sedang tumbuh mulai meningkat tajam. Pada saat estrogen meningkat secara perlahan, sekresi gonadotropin pituitary akan terhambat, tetapi disaat estrogen mencapai konsentrasi tertinggi akan mempunyai pengaruh yang berlawanan dan merangsang sekresi gonadotropin dengan cara mempengaruhi hipotalamus untuk meningkatkan produksi GnRH-nya. Peningkatan tajam kadar FSH dan LH terjadi setelah adanya peningkatan konsentrasi estrogen. Pengaruh itu akan berdampak lebih besar untuk LH, karena, sensitivitas mekanisme pelepasan LH di pituitari terhadap sinyal hipotalamus (GnRH) meningkat. Pada saat itu, folikel telah mempunyai reseptor terhadap LH dan dapat merespons terhadap petunjuk hormonal ini. Dalam satu contoh, peningkatan konsentrasi LH yang disebabkan oleh peningkatan sekresi estrogen dari folikel yang tumbuh menginduksi pematangan akhir folikel tersebut, dan ovulasi terjadi sekitar sehari setelah lonjakan kadar LH tersebut.

Setelah ovulasi, LH merangsang perubahan jaringan folikel yang tertinggal di ovarium untuk membentuk korpus luteum, yaitu suatu struktur kelenjar. (Karena fungsi luteinisasi inilah LH dinamai demikian.) Di bawah perangsangan yang terus-menerus oleh LH selama fase luteal siklus ovarium, korpus luteum mensekresikan estrogen dan hormon steroid kedua, yaitu progesteron. Korpus luteum umumnya mencapai perkembangan maksimal sekitar 8 sampai 10 hari setelah ovulasi. Setelah kadar estrogen dan progesteron meningkat, kombinasi hormon-hormon tersebut memberikan dampak negatif pada hipotalamus dan pituitari, sehingga menghambat sekresi LH dan FSH. Mendekati akhir fase luteal, korpus luteum akan lisis (kemungkinan sebagai akibat dari prostaglandin yang disekresikan oleh sel-sel itu sendiri). Akibatnya, konsentrasi estrogen dan progesteron menurun tajam. Penurunan kadar hormon ovarium tersebut membebaskan hipotalamus dan pituitari dari pengaruh yang bersifat menghambat dari hormon-hormon tersebut. Kemudian pituitari mulai mensekresikan cukup FSH untuk merangsang pertumbuhan folikel baru di ovarium, yang mengawali fase folikuler siklus ovarium berikutnya.

Bagaimana siklus ovarium disinkronisasikan dengan siklus menstruasi? Estrogen, yang disekresikan dalam jumlah yang semakin meningkat oleh folikel yang sedang tumbuh, merupakan suatu sinyal hormonal ke uterus, yang menyebabkan endometrium menebal. Dengan demikian, fase folikuler siklus ovarium dikoordinasikan dengan fase proliferasi siklus menstruasi. Sebelum ovulasi, uterus sudah dipersiapkan untuk kemungkinan trerbentuknya embrio. Setelah ovulasi, estrogen dan progesteron yang disekresikan oleh korpus luteum merangsang perkembangan dan pemeliharaan berkelanjutan endometrium, yang meliputi pembesaran arteri yang mengalirkan darah ke dinding uterus dan pertumbuhan kelenjar endometrium yang mensekresikan cairan nutrien yang dapat menyokong embrio sebelum embrio benar-benar terimplantasi dalam dinding uterus. Dengan demikian, fase luteal siklus ovarium dikoordinasikan dengan fase sekresi siklus menstruasi. Penurunan cepat dalam kadar hormon ovarium ketika korpus luteum lisis menyebabkan kontraksi arteri dalam dinding uterus yang menyebabkan endometrium tidak teraliri darah. Disintegrasi endometrium mengakibatkan menstruasi dan permulaan satu siklus menstruasi baru. Pada waktu yang bersamaan, folikel ovarium yang akan merangsang penebalan kembali endometrium baru mulai tumbuh. Siklus demi siklus, pematangan dan pelepasan sel telur dari ovarium dipadukan dengan perubahan dalam uterus, organ yang harus mengakomodasikan embrio jika sel telur dibuahi. Apabila tidak terjadi kehamilan, maka satu siklus baru akan dimulai.

Selain perannya dalam mengkoordinasikan siklus reproduksi, estrogen juga bertanggung jawab atas karakteristik seks sekunder betina. Hormon itu menginduksi deposisi lemak di kelenjar susu dan panggul, meningkatkan retensi air, mempengaruhi metabolisme kalsium, merangsang perkembangan kelenjar susu, dan memperantarai perilaku seksual betina.

Menopause. Secara rata-rata, perempuan mengalami menopause, yaitu berhentinya ovulasi dan menstruasi, antara umur 46 dan 54. Selama kurun waktu tersebut ovarium akan kehilangan responsivitasnya terhadap gonadotropin (hormon FSH dan LH) dari pituitari, dan menopause terjadi akibat penurunan produksi estrogen oleh ovarium. Menopause adalah fenomena yang tidak umum; karena pada sebagian besar spesies, betina dan juga jantan akan mempertahankan kemampuan reproduksinya sepanjang hidupnya.1. Siklus menstruasi mengacu pada perubahan dalam uterus.

2. Hari pertama periode menstruasi mengakibatkan hilangnya sebagian besar lapisan fungsional endometrium.3. Fase Proliferasi (proliferative phase) merupakan penebalan sisa endometrium.4. Fase sekresi (secretory phase) merupakan perkembangan endometrium.

5. Embrio yang belum terimplantasi akan memulai aliran menstruasi baru.6. Siklus ovarium (ovarian cycle) berlangsung bersamaan dengan siklus menstruasi.

7. Siklus ovarium (ovarian cycle) dimulai dengan fase folikuler (follicular cycle).8. Fase folikuler (follicular cycle) berakhir dengan ovulasi.9. Fase luteal (luteal phase) merupakan kelanjutan dari tahap ovulasi.10. Hormon mengkoordinasikan siklus menstruasi dan ovarium.

11. Hormon GnRH, FSH, LH, estrogen, dan progesteron merupakan hormon yang berperan dalam siklus.12. Pituitari mensekresikan FSH dan LH selama fase folikuler.13. FSH merangsang pertumbuhan folikel.

14. Sel-sel folikel yang sedang tumbuh mensekresikan estrogen.

15. LH merangsang perubahan jaringan folikel yang tertinggal di ovarium setelah ovulasi.16. Peningkatan kadar estrogen dan progesteron memberikan dampak negatif pada hipotalamus dan pituitari.17. Korpus luteum akan lisis mendekati akhir fase luteal.

18. Penurunan kadar estrogen dan progesteron membebaskan hipotalamus dan pituitari.19. Fase folikuler siklus ovarium berpengaruh pada fase proliferasi siklus menstruasi.20. Fase luteal siklus ovarium berpengaruh pada fase sekresi siklus menstruasi.21. Estrogen membentuk karakteristik seks sekunder betina.22. Rata-rata perempuan akan mengalami menopause diantara usia 46 dan 54.

23. Menopause mengakibatkan hilangnya responsivitas ovarium terhadap gonadotropin (hormon FSH dan LH).

24. Spesies betina dan jantan mempertahankan kemampuan reproduksinya.

Nama: Dimas Giri Putra

NIM: 109016100036

Kelas: Pendidikan Biologi 3A