Proposal Tesis
Transcript of Proposal Tesis
1
PROGRAM STUDI OLAHRAGA
SEKOLAH PASCA SARJANA
UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA
BANDUNG
2008
PROPOSAL TESIS
Nama : Yan Agustiansyah
NIM : 0706837
Program Studi : Pendidikan Olahraga.
Judul Tesis : Pengaruh Kecerdasan Emosional dan Motivasi Kerja Guru Terhadap
Inovasi Pembelajaran Lesson Studi
Pembimbing : DR. Neng Tine Kartinah, M.Kes
Dilaksanakan : Semester ganjil tahun 2008/2009. (September 2008 – Februari 2009)
Bandung, 18 April 2008
Yang mengusulkan,
Yan Agustiansyah
Mengetahui,
Pembimbing I Pembimbing II
DR. Neng Tine Kartinah, M.Kes ......................................
2
PROPOSAL TESIS
1. Judul Tesis
Pengaruh Kecerdasan Emosional dan Motivasi Kerja Guru Terhadap
Inovasi Pembelajaran Lesson Studi.
2. Latar Belakang Masalah
Proses Pendidikan di sekolah dikelola agar perilaku peserta didik aktif baik
secara fisik, mental maupun sosialnya yang berpeluang untuk memetik pelajaran dari
berbagai pengalaman yang diajarkan oleh guru di sekolahnya. Proses pendidikan juga
selalu terkait dengan penguasaan materi pembelajaran oleh guru, yang dalam standar
kompetensi guru sebagai agen pembelajaran diletakkan dalam bidang kompetensi
profesional. Selain kompetensi profesional tersebut, seorang guru masih harus
mempunyai kompetensi lainnya sesuai dengan Undang-undang Guru dan Dosen No
14 yaitu kompetensi pedagogik, Kepribadian, dan Sosial.
Salah satu syarat untuk menjadi guru yang profesional guru harus mempunyai
kompetensi atau kecakapan dalam berhubungan dengan orang lain (kompetensi
sosial). Guru yang cakap keterampilan sosialnya akan terlihat bahwa seorang guru
tersebut mempunyai kecerdasan emosi, guru yang cerdas emosi diduga mempunyai
kemampuan yang baik dalam berhubungan dengan orang lain. Kecerdasan emosional
guru di kelas akan tampak ketika guru dapat menciptakan hubungan yang harmonis.
Hubungan yang harmonis di dalam kelas merupakan syarat yang harus dipenuhi. Hal
ini bertujuan untuk menciptakan kondisi belajar siswa yang kondusif. Kecerdasan
emosional guru dapat diwujudkan dalam bentuk kemampuan penyesuaian diri dengan
diri masing-masing siswa ataupun dengan kolega atau rekan sejawat sesama guru
bahkan dengan pimipinan dalam hal ini kepala sekolah. Dengan demikian akan
tercipta hubungan yang harmonis. Seorang guru harus tahu keadaan dirinya sendiri
dan diri orang lain serta dapat menempatkan diri pada situasi orang lain dalam arti
kata guru harus tahu akan perasaan dirinya sendiri dan perasaan orang lain dan dapat
menempatkan perasaan orang lain pada dirinya sendiri.
Dalam kegiatan proses belajar mengajar yang dilakukan oleh seorang guru
pasti dilandasi oleh berbagai macam motivasi. Dilihat dari timbulnya motivasi maka
motivasi dibagi menjadi dua yaitu : motivasi intrinsik dan motivasi ekstrinsik.
Motivasi intrinsik adalah motivasi yang berasal dari guru itu sendiri. Sedangkan
motivasi ekstrinsik adalah motivasi dari luar guru tersebut. Motivasi berarti juga
membangkitkan motif – motif dalam diri seseorang dan memberi kesempatan
sehingga orang tersebut mau melakukan apa yang dilakukan.
Kalau kita lihat fenomena yang berlangsung saat ini sebagian guru dalam
mengajar masih terkesan hanya menggugurkan kewajiban. Mereka datang ke sekolah
untuk mengajar hanya sekedar melaksanakan kewajiban. Guru model ini relatuf tidak
memerlukan strategi, kiat dan berbagai metode tertentu dalam mengajar. Hal ini
sangat terkait dengan rendahnya motivasi yang dimiliki oleh sang guru. Menurutnya
yang penting bagaimana sebuah peristiwa pembelajaran berlangsung. Transfer
informasi sudah terjadi dan tidak menekankan proses interaksi selama proses
pembelajaran tersebut, baik interaksi murid dengan murid ataupun guru dengan
murid. Ia tidak perlu tahu dengan karakteristik dan latar belakang siswa, kurang bisa
menciptakan hubungan yang harmonis kepada siswa di dalam proses berlajar
mengajar. Mereka terkesan diktator, sering marah-marah dan dirinyalah segala-
galanya. Semua ini dikarenakan guru kurang memiliki kecerdasan emosional dan
motivasi kerja yang rendah dalam melaksanakan tugasnya.
Apalagi dikaitkan dengan inovasi pembelajaran sebagai suatu upaya dalam
meningkatkan mutu pembelajaran yang pada akhirnya akan bermuara pada
peningkatan mutu pendidikan. Upaya dalam peningkatan mutu pembelajaran salah
satunya adalah pemberdayaan guru sesuai kapasitas serta permasalahan yang dihadapi
masing-masing.
Sebuah inovasi pembelajaran sudah di sosialisasikan melalui pendidikan dan
pelatihan tingkat nasional, provinsi, kabupaten/kota, bakan sampai ke tingkat
kelompok kerja/ Musyawarah guru yang bernama Lesson study. Lesson study
berkembang di Indonesia melalui IMSTEP (Indonesia Mathematics and Science
Teacher Education Project) yang diimplementasikan sejak Oktober tahun 1998 di tiga
IKIP yaitu IKIP Bandung (sekarang bernama Universitas Pendidikan Indonesia,
UPI), IKIP Yogyakarta (sekarang bernama Universitas Negeri Yogyakarta UNY),
dan IKIP Malang (sekarang bernama Universitas Negeri Malang UM) bekerjasama
dengan JICA (Japan Internatonal Cooperation Agency).
Lesson Study yaitu suatu model pembinaan profesi pendidik melalui
pengkajian pembelajaran secara kolaboratif dan berkelanjutan berlandaskan
prinsip-prinsip kolegalitas dan mutual learning untuk membangun komunitas
belajar. Dengan demikian, Lesson Study bukan metoda atau strategi pembelajaran
tetapi sebuah inovasi pembelajaran yang dalam kegiatannya dapat menerapkan
berbagai metoda/strategi pembelajaran yang sesuai dengan situasi, kondisi, dan
permasalahan yang dihadapi guru. Lesson Study dilaksanakan dalam tiga tahapan
yaitu Plan (merencanakan), Do (melaksanakan), dan See (merefleksi) yang
berkelanjutan.
Dengan kata lain Lesson Study merupakan suatu alternatif/solusi atau inovasi
dalam rangka peningkatan mutu pendidikan yang tak pernah berakhir (continous
improvement)
3. Perumusan Masalah
Sebagai suatu inovasi dari segi pembelajaran, Lesson Study tidak serta merta dapat
diterima begitu saja oleh para guru. Tingkat pemahaman, kepentingan yang berperan
diantara pribadi dan kelompok kerja guru yang terkait dengan kemampuan
mengendalikan emosi serta motivasi berbeda-beda dari setiap guru menyebabkan
Lesson study diterima hanya oleh beberapa sekolah/kelompok/Musyawarah guru saja.
4. Tujuan Tesis
Pada tesis ini akan didesain dan diimplementasikan algorithma kompresi
audio OggVorbis ke dalam bentuk hardware yang berupa audio dekoder,
sehingga media yang menggunakan format kompresi OggVorbis dapat
didekode dan diproses oleh perangkat ini sehingga hasilnya dapat dinikmati
oleh pengguna.
5. Tinjauan Pustaka
Algorithma kompresi audio OggVorbis dikembangkan oleh Xiph.org
sebagai algorithma kompresi audio yang bebas lisensi dan royalti, sehingga
pengguna atau pengembang dapat menekan biaya dan melakukan
penghematan. OggVorbis merupakan salah satu bagian dari project
multimedia yang dikembangkan oleh Xiph.org, dimana Ogg adalah
merupakan suatu format container (pembungkus), dan Vorbis adalah
algorithma kompresi audionya. Selain OggVorbis, Xiph.org juga
mengembangkan OggTheora, yang merupakan algorithma kompresi video.
Vorbis adalah algorithma kompresi audio yang masih dalam taraf
pengembangan. Versi stabil codec yang pertama baru dirilis pada tahun 2002
yang lalu, sedangkan standar spesifikasi yang pertama baru dirilis bulan April
4
2003. Namun demikian, kualitas kompresi yang dihasilkan tidak kalah dengan
kualitas dari AACPlus yang merupakan bagian dari MPEG-4, dan bahkan
lebih baik dari format kompresi audio MP3. Pada bit-rate yang rendah (48 –
64 Kbps) suara yang dihasilkan masih baik, dan hal tersebut juga akan
menghasilkan ukuran file yang lebih kecil (hampir 1/20 kali ukuran ketika
belum dikompresi – hampir 2 kali lebih kecil dibanding yang dihasilkan oleh
MP3).
Karena sifatnya yang Open Source (selain keunggulan lainnya yang telah
disebut di atas), maka format kompresi ini juga banyak digunakan sebagai
bahan penelitian, baik itu dari sisi pengembangan algorithma, software
maupun hardwarenya. Telah ada beberapa tesis dan disertasi yang membahas
tentang implementasi algorithma kompresi audio ini ke dalam perangkat
keras (hardware), antara lain :
1. Pada bulan Juni 2002, Kosaka, dkk membuat dekoder OggVorbis yang
akan diimplementasikan untuk peralatan portabel audio. Agar dapat me-laksanakan
dekoding secara real-time, selain digunakan procesor
ARM7TDMI sebagai pengendalinya, maka dibuat pula rangkaian khusus
yang menunjang proses dekoding, yaitu pada proses LSP (Line Spectrum
Pair). Selain itu pada modul tersebut juga diimplementasikan fixed point
arithmetic.
2. Pada bulan Juli 2002, Luiz Azuara dan Pattara Kiatisevi mengembangkan
OggVorbis sebagai System-on-Chip (SoC) pada sistem embedded, dengan
memanfaatkan sumber-sumber yang bersifat open source, termasuk
penggunaan prosesor Leon 32-bit. Agar proses dekoding dapat
berlangsung secara real-time, maka dibuat pula modul khusus sebagai
penunjang prosesnya, yaitu dengan membuat modul MDCT-core.
3. Pada bulan Pebruari 2004, Erik Montnemery dan Johannes Sandvall
mengembangkan dekoder OggVorbis pada sistem embedded yang
memiliki resource yang terbatas. Implementasi dilakukan dengan
memanfaatkan chip DSP 55xx keluaran TI.
4. Pada bulan Juli 2004, Jacob Bower mengembangkan enkoder audio Ogg
Vorbis sebagai System-on-Chip. Sistem dibuat dengan memanfaatkan
5
prosesor Leon dan ditunjang dengan pembuatan hardware khusus yang
diimplementasikan dengan fixed point arithmetic untuk mempercepat
proses.
Penelitian ini akan menggunakan penelitian yang telah dilakukan diatas
sebagai bahan perbandingan, dan rujukan sehingga dapat dihasilkan desain
yang lebih baik.
6. Desain Arsitektur Dekoder
Secara garis besar, desain arsitektur dekoder yang akan dibuat dapat
digambarkan sebagai berikut
Processor
Module
Decoder
B
U
S
Internal Memory
Eksternal Memory
Interface
I/O Interface
Button
Audio Codec
Display
SRAM/SDRAM
Flash Memory
Sistem terdiri atas prosesor yang berfungsi sebagai pengendali utama,
module decoder yang berfungsi sebagai modul utama pendekompresian data,
internal memory sebagai tempat penampungan tabel data dekompresi
(codebook), Eksternal memory interface, dan I/O interface yang berfungsi
sebagai penghubung dengan peralatan eksternal.
Pada penelitian ini, akan digunakan prosesor 32-bit (OR1200 – Openr
RISC yang Open Source dari www.opencores.org). Sedangkan pada
pembuatan modul dekodernya, akan digunakan blok-blok DSP, sehingga
proses pendekodean data secara real-time dapat tercapai. Eksternal memory
interface digunakan untuk menghubungkan prosesor dan module decoder
6
dengan memori eksternal (SRAM dan atau SDRAM), yang akan digunakan
sebagai memori untuk melakukan proses dekoding dan penyimpanan datanya.
I/O interface akan menghubungkan prosesor dengan peralatan input/output,
diantaranya, audio codec yang digunakan untuk menghubungkan dengan
speaker, dan merupakan alat keluaran yang utama.
Untuk mewujudkan penelitian tersebut, maka desain akan
diimplementasikan pada FPGA board. Diharapkan dengan penggunaan
peralatan tersebut, dapat diketahui hasil implementasi dari desain yang dibuat.
7. Metodologi Penelitian
Penelitian akan dilakukan sesuai dengan langkah-langkah berikut:
• Studi literatur
Studi literatur dilakukan dengan melakukan pencarian data di Internet,
tentang algorithma kompresi audio OggVorbis, juga tentang penelitian dan
pengembangan yang telah dilakukan. Selain itu juga dilakukan studi
terhadap buku literatur tentang kompresi data multimedia dan algorithma-algorithma
pemrosesan sinyal.
• Pembuatan Model
Setelah dilakukan studi literatur, kemudian dilakukan pembuatan dan
pengujian algorithma kompresi dengan menggunakan bahasa C. Kemudian
dikembangkan dengan melakukan pembuatan model sistem dengan
menggunakan SystemC. Hal ini dilakukan untuk menganalisa dan
melakukan proses partitioning hardware/software terhadap sistem yang
akan dibuat.
• Pembuatan desain, desain hardware dengan bahasa HDL dan desain
software dengan bahasa assembly.
Setelah proses partitioning dilakukan, dan telah diketahui pembagian
desain antara hardware dan software, maka dilakukan pembuatan desain
hardware sistem dengan bahasa HDL. Sedangkan desain software dibuat
dengan menggunakan bahasa assembly.
7
• Pengujian sistem
Pengujian dilakukan pada saat disain, dengan melakukan simulasi dengan
tools yang ada (mis. ModelSIM). Pengujian akhir dilakukan setelah desain
hardware dan software selesai dibuat, yaitu dengan mengimplementasikan
desain ke dalam FPGA board.
• Pengambilan kesimpulan
Setelah pengujian telah selesai dilakukan, dan desain telah mencapai
kriteria yang ditentukan, maka diambil suatu kesimpulan.
8. Relevansi dan Kontribusi Penelitian
Penelitian ini diharapkan dapat menjadi bahan referensi bagi para
pengembang perangkat keras yang berusaha mengimplementasikan format
audio kompresi OggVorbis ke dalam suatu perangkat dekoder audio. Selain
itu dengan hasil penelitian yang dilakukan, juga dapat memberikan masukan
untuk pengembangan algorithma audio kompresi ini menjadi lebih baik dan
lebih dapat diimplementasikan ke dalam perangkat keras.
9. Rencana Kegiatan Penelitian
Sept Okt Nop Des Jan Peb
No JADWAL KEGIATAN TESIS 2004 2004 2004 2005 2005 2005
1 Penyusunan dan presentasi proposal
2 Studi literatur
3 Pembuatan program pengujian algorithma
4 Pembuatan model dengan SystemC
5
Pembuatan desain hardware dengan
bahasa HDL
6
Pembuatan desain software dengan bahasa
assembly
7 Pengujian dan analisa fungsional sistem
8 Penulisan laporan tesis
9 Pemeriksaan laporan tesis
10 Penyempurnaan laporan tesis
11 Presentasi dan sidang tesis
8
Mar Apr Mei Juni Juli Sept
No JADWAL KEGIATAN TESIS 2005 2005 2005 2005 2005 2005
1 Penyusunan dan presentasi proposal
2 Studi literatur
3 Pembuatan program pengujian algorithma
4 Pembuatan model dengan SystemC
5
Pembuatan desain hardware dengan
bahasa HDL
6
Pembuatan desain software dengan bahasa
assembly
7 Pengujian dan analisa fungsional sistem
8 Penulisan laporan tesis
9 Pemeriksaan laporan tesis
10 Penyempurnaan laporan tesis
11 Presentasi dan sidang tesis
10. Daftar Pustaka
1. Azuara, Luis. Kiatisevi, Pattara, (2002), Design of an Audio Player as System-on-
Chip, University of Stuttgart, German
2. Bower, Jacob. (2004), A System-on-Chip for Audio Encoding, Imperial
College London, English
3. Kosaka, Atsushi. Yamaguchi, Satoshi. Okuhata, Hiroyuki. (2002), A
Hardware Implementation of Ogg Vorbis Audio Decoder with Embedded
Processor, Osaka University, Japan.
4. Montnemery, Erik. Sandvall, Johannes. (2004), OggVorbis in embedded
systems, Lunds Universitet, Hogskola.