Proposal Tesis (Mulhatim )

download Proposal Tesis (Mulhatim )

of 44

Transcript of Proposal Tesis (Mulhatim )

ANALISIS KESESUAIAN RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN DENGAN PELAKSANAAN PEMBELAJARAN BIDANG STUDI IPA SD

PROPOSAL TESIS

MULHATIM NIM: 117855403

PROGRAM PASCASARJANA PROGRAM STUDI PENDIDIKAN DASAR UNIVERSITAS NEGERI SURABAYA SURABAYA 2012

ANALISIS KESESUAIAN RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN DENGAN PELAKSANAAN PEMBELAJARAN BIDANG STUDI IPA SD

PROPOSAL INI DIBUAT UNTUK MEMENUHI TUGAS MATA KULIAH RESEARCH METHODOLGY YANG DIBIMBING OLEH PROF.Dr MUSLIMIN IBRAHIM,M.Pd

MULHATIM NIM: 117855403

PROGRAM PASCASARJANA PROGRAM STUDI PENDIDIKAN DASAR UNIVERSITAS NEGERI SURABAYA SURABAYA 2012ii

KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Tuhan yang Maha Esa karena atas kehendak-Nya proposal ini dapat terselesaikan tepat waktu. Penulisan proposal ini berjudul: Analisis kesesuaian rencana pelaksanaan pembelajaran dengan pelaksanaan pembelajaran pada bidang studi Ilmu Pengetahuan Alam proposal ini merupakan salah satu prasyarat tugas akhir pada mata kuliah Resaerch Methodology. Dalam penyelesaian proposal ini, penulis banyak mengalami kesulitan terutama disebabkan akan kurangnya pengetahuan. Namun, berkat bimbingan dari berbagai pihak akhirnya proposal ini dapat terselesaikan walaupun masih terdapat kekurangan didalamnya. Karena itu, sepantasnya jika penulis mengucapkan terima kasih kepada :

Allah SWT, Prof.Dr.Muslimin Ibrahim, M.Pd selaku dosen pemangku Mata kuliah yang telah banyak memberi bimbingan dan masukan-masukan.

Kedua Orang tua yang telah banyak memberi dukungan baik secara materi ataupun moral

Teman-teman yang tidak bisa penulis sebutkan satu-satu, terima kasih atas dukungan dan doanya. Penulis menyadari proposal ini masih banyak memiliki kekurangan. Oleh

karena itu, penulis sangat mengharapkan adanya kritik dan saran yang positif agar proposal ini menjadi lebih baik dan berdaya guna di masa yang akan datang.

Surabaya, 10 Januari 2012

Peneliti

iii

DAFTAR ISI

Halaman HALAMAN JUDUL .................................................................................... KATA PENGANTAR .................................................................................. i ii

DAFTAR ISI ................................................................................................ iii DAFTAR TABEL ........................................................................................ v

DAFTAR GAMBAR .................................................................................... vi BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang .................................................................................. B. Rumusan Masalah ............................................................................. C. Tujuan Penelitian .............................................................................. D. Manfaat Penelitian............................................................................. E. Keterbatasan Penelitian ..................................................................... F. Definisi Istilah ................................................................................... BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran ................................................... 1. Pengertian ................................................................................... 2. Fungsi Perencanaan Pembelajaran ............................................... 6 6 9 1 3 4 4 4 4

3. Manfaat Perencanaan Pembelajaran ............................................. 10 4. Prinsip Perencanaan Pembelajaran ............................................... 11 5. Model Perencanaan Pembelajaran ................................................ 12 a. Format RPP ........................................................................... 22 b. Prinsip-prinsip Penyusunan RPP ............................................ 22

iv

6. Perencanaan Evaluasi Pembelajaran ............................................ 23 B. Pembelajaran ..................................................................................... 24 1. Pengertian Pembelajaran .............................................................. 25 2. Pelaksanaan Pembelajaran ........................................................... 28 C. Penilaian Hasil Pembelajaran ............................................................ 29 D. Kerangka Pemikiran .......................................................................... 30 E. Hipotesis Penelitian ........................................................................... 30 BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian .................................................................................. 31 B. Waktu dan Tempat penelitian ............................................................ 32 C. Variabel Penelitian ............................................................................ 32 D. Definisi Operasional variabel ............................................................ 32 E. Instrumen Penelitian .......................................................................... 33 F. Teknik Pengumpulan Data ................................................................ 34 G. Teknik Analisis Data ......................................................................... 35 DAFTAR PUSTAKA ................................................................................... 37 LAMPIRAN

v

DAFTAR TABEL

Tabel

Halaman

Tebel 2.1 Jenis Perilaku Kognitif .................................................................. 14 Tabel 2.2 Jenis Perilaku Afektif .................................................................... 16 Tabel 2.3 1 Jenis Perilaku Psikomotor ........................................................... 17

vi

DAFTAR GAMBAR

Halaman Gambar 2.1 Ruang Lingkup Afeksi............................................................... Gambar 2.2 Ruang Lingkup Kognisi ............................................................. 8 8

Gambar 2.3 Perencanaan pembelajaran menurut Gerlach & Ely ................... 12 Gambar 2.4 Standar Proses ........................................................................... 19

vii

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Secara definisi perencanaan pembelajaran merupakan keseluruhan proses pemikiran dan penentuan semua aktivitas yang akan dilakukan pada masa kini dan masa yang akan datang dalam rangka mencapai tujuan. Sebagai sebuah proses yang sengaja dilakukan atau direkayasa, proses pembelajaran memerlukan sebuah perencanaan, agar apa yang dilakukan dapat berjalan dan mengahasilkan sesuatu seperti yang diharapkan. Dengan adanya perencanaan tersebut maka proses yang akan dilaksanakan dalam waktu yang panjang memiliki arah yang jelas, dapat diprediksikan hasilnya, dapat diperkirakan sumber daya-sumber daya yang diperlukan, dan dapat juga digunakan untuk menentukan persyaratan siswa dalam mengikuti proses pembelajaran di sekolah tersebut. Demikian pentingnya kegiatan perencanaan tersebut, sehingga dalam kehidupan terkini, yang apabila suatu kegiatan atau tindakan itu dilakukan dengan sengaja sudah tentu dipersyaratkan adanya perencanaan. Tanpa adanya perencanaan yang sistematis akan mempengaruhi banyak hal dalam pelaksanaan kegiatan atau program tersebut, termasuk pengakuan adanya kegiatan atau program tersebut dari khalayak umum. Menurut Peraturan Pemerintah Nomor 19 Tahun 2005 pasal 20 disebutkan bahwa perencanaan proses pembelajaran meliputi silabus dan rencana pelaksanaan pembelajaran yang memuat sekurang-kurangnya tujuan

pembelajaran, materi pembelajaran, metode pembelajaran, sumber belajar dan penilaian hasil belajar. Dalam perencanaan pembelajaran berbasis kompetensi terdapat berbagai komponen pekerjaan penting yang harus dilakukan. Pekerjaan tersebut meliputi; merencanakan kompetensi, mengembangkan indikator kompetensi, mengembangkan materi, mengembangkan penilaian , mengembangkan strategi pembelajaran dan merancang media pembelajaran.

8

9

Sebagian guru dilapangan menjadikan visi sekolah sebagai acuan utama yang akan digunakan dalam proses merancang pembelajaran disamping Peraturan Peraturan Pemerintah yang berkaitan dengan proses pembelajaran sebagaimana Peraturan Menteri Pendidikan Nasional dan Peraturan Menteri Agama tentang Standar Kompetensi dan Kompetensi Dasar. Dari visi tersebut dijabarkan kedalam standar kompetensi lulusan, kemudian dijabarkan lagi kedalam standar koompetensi kelompok mata pelajaran, standar kompetensi mata pelajaran, standar kompetensi sampai akhirnya pada kompetensi dasar. Berpedoman pada kompetensi inilah kemudian perencanaan proses pembelajaran dilakukan. Sebelum dijabarkan kedalam bentuk yang

operasional dalam proses pembelajaran. Kompetensi dasar tersebut dirinci lagi menjadi indikator-indikator. Rincian dilakukan dalam bentuk yang dapat diukur. Secara teoritis proses merinci indikator ini menggunakan teori yang dikemukakan oleh Jerome S Bloom, yang mengkategorikan kompetensi menjadi 3 yaitu: kognitif, afektif dan psikomotor. Dari ketiga kategori ini, kemudian dikembangkan rincian terukur yang disebut indikator. Dengan adanya indikator maka guru dapat menentukan materi yang perlu diajarkan kepada siswa dalam rangka mencapai indikator-indikator dari kompetensi dasar yang direncanakan. Namun kenyataan yang terjadi dilapangan menggambarkan banyak dijumpai dikalangan para guru, lebih lagi pada guru sekolah dasar, dalam merancang rencana pelaksanaan pembelajaran melakukan copy paste dari dokumen ataupun buku referensi tentang rencana pembelajaran yang menurut penulis belum tentu sesuai dengan kondisi setempat. Disadari atau tidak mereka telah melakukan manipulasi pembelajaran yang bersifat apa adanya. Tidak berupaya melakukan atau mendesain rencana pembelajaran seperti yang diharapkan, karena usaha yang dilakukan hanya sekedarnya saja, sudah tentu hasil yang didapatpun akan demikian pula. Bisa jadi dari apa yang diuraikan pada sekilas latar belakang ini menunjukkan rencana pembelajaran yang dibuat guru dengan cara copy paste dibandingkan dengan rencana pembelajaran yang dibuat dengan kaidah-kaidah dan cara seperti yang di

9

10

amanatkan oleh Peraturan Menteri Pendidikan Nasional akan sangat mungkin dapat diukur dengan kriteria kata-kata opersional, yang pada akhirnya nanti akan memudahkan bagi guru dalam mengembangkan penilian. Untuk dapat melaksanakan proses pembelajaran dengan efektif, efesien dan menarik diperlukan satu perangkat penting, yaitu perangkat rencana pelaksanaan pembelajaran. Dengan perangkat yang baik, sistematik dan uptade dapat mempermudah komunikasi dalam proses pembelajaran dikelas semakin jelas terarah, sehingga kesalahan penafsiran oleh siswa dalam proses pembelajaran dapat diminimalisir. dengan demikian analisis kesesuaian rencana pembelajaran dengan pelaksanaan pembelajaran ini akan dapat memberikan solusi, meskipun kita ketahui bahwa proses pembelajaran di sekolah dasar memiliki variasi dan jenis yang cukup beragam. Keseluruhan proses pembelajaran di sekolah dasar pada kelas 1,2,dan 3 menggunakan rencana pembelajaran tematik, sementara sebagian di kelas tinggi ada yang menggunakan mata pelajaran terpadu. Selain pembelajaran tematik terdapat pula pembelajaran kecakapan hidup. Pembelajaran pendidikan kecakapan hidup tidak sama dengan proses pembelajaran pada bidang studi, sehingga memerlukan rencana pembelajaran yang berbeda. Juga muatan lokal merupan salah satu jenis materi yang harus diajarkan di sekolah, proses pembelajaran muatan lokal juga memiliki karakteristik khusus, yang bertujuan untuk membuat ciri khas yang berbeda satu sekolah dengan sekolah lainnya. Bahkan antara satu daerah dengan daerah lain, sehingga memerlukan perencanaan pembelajaran yang berbeda pula. Sebagai sebuah proses yang berkelanjutan yang sebagian besar melibatkan mental, pikiran, perasaan, materi dan banyak sumber daya, rencana pembelajaran haruslah memiliki keterkaitan dan kesesuaian dengan kegiatan proses pelaksanaan pembelajaran di kelas.

B. Rumusan masalah Berdasarkan latar belakang di atas dapat dirumuskan masalah sebagai berikut. Bagaimana kesesuaian rencana pembelajaran dengan pelaksanaan

10

11

pembelajaran bidang studi Ilmu Pengetahuan Alam di Sekolah Dasar Negeri 007 Sengata Selatan?

C. Tujuan Penelitian Seuatu proses kegiatan tertentu, sudah pasti memiliki tujuan yang akan diharapkan dapat dicapai dari kegiatan tersebut. Demikian pula dengan kegiatan analisis kesesuaian rencana pembelajaran dengan pelaksanaan pembelajaran bidang studi Ilmu Pengetahuan Alam pada Sekolah Dasar Negeri 007 Sengata Selatan ini bertujuan untuk : Mendeskripsikan kesesuaian rencana pembelajaran dengan pelaksanaan pembelajaran bidang studi Ilmu Pengetahuan Alam di Sekolah Dasar Negeri 007 Sengata Selatan.

D. Manfaat Penelitian Setelah penelitian ini nanti selesai diharapkan akan dapat bermanfaat bagi orang lain yang dapat digunakan untuk proses pembelajaran di kelas yang berupa sebuah perangkat pembelajaran yakni rencana pelaksanaan

pembelajaran bidang studi Ilmu Pengetahuan Alam Sekolah Dasar

E. Katerbatasan Penelitian Keterbatasan atau ruang lingkup dari penelitian ini adalah pada masalah kesesuaian rencana pembelajaran dengan pelaksanaan pembelajaran bidang studi Ilmu Pengatahun Alam di Sekolah Dasar Negeri 007 Sengata Selatan semester II tahun pelajaran 2012

F. Definisi Istilah Dalam penulisan karya ilmiah ini akan diuaraikan tentang bagaimana merencanakan pembelajaran, bagaimana pembelajarannya serta

mengembangkan penilaian sebagai tindak lanjut dari proses pembelajaran yang telah tercantum dalam rencana/program pembelajaran, berikut ulasannya.

11

12

1. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) adalah rencana yang

menggambarkan prosedur, dan pengorganisasian pembelajaran untuk mencapai satu kompetensi dasar yang ditetapkan. Dalam standar isi yang telah dijabarkan dalam silabus. Ruang lingkup rencana pembelajaran paling luas mencakup 1 (satuu) kompetensi dasar yang terdiri atas 1(satu) atau beberapa indikator untuk 1 (satu) kali pertemuan atau lebih. 2. Secara definisi rencana pelaksanaan pembelajaran merupakan keseluruhan proses pemikiran dan penentuan semua aktivitas yang akan dilakukan pada masa kini dan masa yang akan datang dalam rangka mencapai tujuan. 3. Proses mempersiapkan kegiatan-kegiatan secara sistematis yang akan dilakukan untuk mencapai tujuan. Dalam keseluruhan proses pendidikan di sekolah, pembelajaran

merupakan aktivitas yang paling utama. Ini berarti bahwa keberhasilan pencapaian pendidikan banyak bergantung pada bagaimana proses

pembelajaran dapat berlangsung secara efektif. Pemahaman seorang guru terhadap pengertian pembelajaran akan sangat mempengaruhi cara guru itu mengajar. 1. Pembelajaran adalah proses interaksi peserta didik dengan pendidik dan sumber belajar pada satu lingkungan belajar. 2. Pemebelajaran merupan bantuan yang diberikan pendidik agar dapat terjadi proses perolehan ilmu dan pengetahuan, penguasaan kemahiran tabiat atau sikap, serta pembentukan sikap dan kepercayaan pada peserta didik. denagn kata lain, pemebelajaran adalah proses untuk membantu peserta didik agar dapat belajar dengan baik. 3. Pembelajaran adalah proses interaksi peserta didik dengan pendidik dan sumber belajar pada suatu lingkungan belajar.

12

BAB II KAJIAN PUSTAKA

A. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) 1. Pengertian. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) adalah rencana yang

menggambarkan prosedur, dan pengorganisasian pembelajaran untuk mencapai satu kompetensi dasar yang ditetapkan. Dalam standar isi yang telah dijabarkan dalam silabus. Ruang lingkup rencana pembelajaran paling luass mencakup 1 (satu) kompetensi dasar yang terdiri atas 1(satu) atau beberapa indikator untuk 1 (satu) kali pertemuan atau lebih. Secara definisi rencana pelaksanaan pembelajaran merupakan keseluruhan proses pemikiran dan penentuan semua aktivitas yang akan dilakukan pada masa kini dan masa yang akan datang dalam rangka mencapai tujuan. Proses mempersiapkan kegiatan-kegiatan secara sistematis yang akan dilakukan untuk mencapai tujuan. Menurut Peraturan Pemerintah (PP) No 19 tahun 2005 pasal 20 berbunyi bahwa perencanaan proses

pembelajaran meliputi silabus dan rencana pelaksanaan pembelajaran yang memuat sekurang-kurangnya tujuan pemebelajaran, materi

pembelajaran, metode pembelajaran, sumber belajar dan penilaian hasil belajar. Beberapa pengertian tentang perencanaan pembelajaran antara lain: a. Proses mempersiapkan kegiatan-kegiatan secara sistematis yang akan dilakukan untuk mencapai suatu tujuan tertentu. b. Perhitungan dan penentuan tentang sesuatu yang akan dijalankan dalam rangka mencapai tujuan tertentu. Siapa yang melakukan? Kapan? Dimana? Bagaimana cara melakukannya?

6

7

c. Sebagai keseluruhan proses pemikiran dan penentuan secara matang menyangkut hal-hal yang akan dikerjakan di masa akan datang dalam rangka mencapai tujuan yang telah ditentukan sebelumnya. d. Proses penyiapan seperangkat pembelajaran untuk dilaksanakan pada waktu yang akan datang, yang diarahkan untuk mencapai sasaran kompetensi. e. Proses pengambilan keputusan atau sejumlah alternatif (pilihan) mengenai sasaran dan cara-cara yang akan dilaksanakan dimasa yang akan datang guna mencapai tujuan yang dikehendaki serta pemantauan dan penilaian atas hasil pelaksanaannya, yang dilakukan secara sistematis dan berkesinambungan. Hal yang sama diungkapkan oleh (E.Mulyasa, 2006) Rencana

pelaksanaan pembelajaran pada hakekatnya merupakan perencanaan jangka pendek untuk memperkirakan atau memproyeksikan apa yang akan dilakukan dalam pembelajaran. Dari beberapa pengertian perencanaan yang dikemukakan oleh para pakar, tetapi pada dasarnya perencanaan memiliki kata kunci penentuan aktivitas yang akan dilakukan kata kunci ini mengidentifikasikan bahwa perencanaan merupakan kegiatan untuk menentukan masa yang akan datang. Karena pekerjaan yang ditentukan pada kegiatan perencanaan belum dilaksanakan, maka untuk dapat membuat perencanaan yang baik harus menguasai keadaan yang ada pada saat ini. Dari kondisi yang ada itulah berbagai proyeksi dapat dilakukan dan kemudian dituangkan dalam berbagai rangkaian kegiatan dalam perencanaan dalam hal ini rencana pengajaran di kelas/sekolah. Penerapan kegiatan perencanaan dalam proses pembelajaran merupakan suatu upaya untuk menentukan berbagai kegiatan yang akan dilakukan di ruang kelas dalan kaitannya dengan upaya untuk mencapai tujuan dari proses pembelajaran yang telah ditetapkan dalam rencana pelaksanaan pembelajaran. Dalam konteks pendidikan berbasis kompetensi, maka tujuan yang ingin dicapai dalam pembelajaran tersebut adalah komptensi yang harus dimiliki

7

8

siswa, sehingga rencana pembelajaran merupakan suatu upaya untuk menentukan kegiatan yang akan dilakukan dalam kaitannya dengan upaya mencapai kompetensi yang diharapkan, yakni kompetensi kongitif, afektif, dan kompentensi psikomotor. Ungkapan tersebut di atas sejalan dengan yang disampaikan oleh

(Pidarta, 2009) yakni ruang lingkup atau cakupan kompetensi afeksi seperti pada bagan berikut.1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8. Kemauan Sikap Tanggung jawab Akuntabilitas Komitmen Motivasi Penghargaan Penghormatan 9. Kesopanan 10. Persahabatan 11. Kasih sayang 12. Religius 13. Toleransi 14. Kerjasama 15. Kedermawanan 16. EstetikaBagan 2.2Ruang Lingkup Kognisi

1.Pikiran 2.Logika 3.Abstraksi 4.Imajinasi 5.Tafsiran 6.Kreativitas 7.Inovasi

Bagan 2.1Ruang Lingkup Afeksi

Dalam proses membuat rencana pembelajaran, yang harus ditentukan terlebih dahulu adalah kompetensi apa yang akan dicapai. Kompetensi tersebut merupakan tujuan atau arah yang akan dituju. Setelah menentukan kompetensi, maka pertanyaannya adalah; bagaimana menuju arah tersebut? Bagaimana kompetensi tersebut dapat dicapai? Siapa yang dapat melakukan proses tersebut? Kebutuhan apa yang diperlukan untuk melaksanakan proses tersebut? Materi, serta sumber apa yang sesuai dengan maksud tersebut? Keempat pertanyaan diatas terakhir berkaitan dengan sumber daya, yaitu: bagaimana mengetahui bahwa arah/tujuan yang akan ditempuh sudah benar? Seberapa besar tingkat efektifitas pencapaiannya? Dalam menentukan kompetensi yang harus dikuasai oleh siswa, tidak hanya didasarkan pada kemauan guru atau kepala sekolah, tetapi juga harus memperhatikan berbagai kebutuhan. Itulah sebabnya, sebelum

menentukan/memilih arah yang harus dituju, maka pengambil kebijakan tentang rencana pembelajaran harus memiliki berbagai informasi dalam

8

9

menentukan/memilih

kompetensi

yang

akan

dihasilkan

dari

proses

pembelajaran yang akan dilakukan. Pencarian informasi dapat dilakukan melalui berbagai proses pengukuran dan penilaian baik pada faktor internal dan faktor eksternal (kebutuhan dan harapan stakeholder sekolah) 2. Fungsi Perencanaan Pembelajaran Mengapa proses pembelajaran di sekolah harus direncanakan dengan baik? Sebagaimana kita ketahui bahwa proses pembelajaran di sekolah merupakan upaya sekolah dalam mencapai kompetensi siswa. Karena merupakan suatu upaya maka proses pembelajaran merupakan suatu kegiatan rekayasa yang dilakukan guru. Rekayasa merupakan suatu kegiatan yang sengaja dilakukan untuk mencapai suatu hasil secara lebih efektif, lebih efesien dan lebih menarik. Itulah sebabnya tindakan yang sengaja diadakan harus memiliki kejelasan arah yang akan dituju, sumber daya manusia yang diperlukan tidak hanya berkaitan dengan kuantitasnya, tetapi lebih mengarah kepada kualitasnya. Dengan demikian terdapat beberapa fungsi utama dalam perencanaan pembelajaran seperti yang diungkapkan oleh (Prabowo, 2010). a. Menentukan kompetensi yang akan dihasilkan dari proses

pembelajaran yang akan dilakukan. Penentuan kompetensi ini merupakan hal yang paling penting dalam keberhasilan proses perencanaan. Penentuan kompetensi yang salah akan berakibat fatal pada: 1) Tidak dapat dicapainya kompetensi 2) Tidak sesuainya dengan kebutuhan dan harapan stakeholder 3) Tidak dapat dikembangkan secara berkelanjutan kerena kesalahan memilih prioritas, dan 4) Terjadi pemborosan sumber daya karena kesalahan memilih prioritas. b. Pemilihan kompetensi yang terlalu tinggi, berakibat akan sulit untuk direalisasikan, mestinya kompetensi disesuaikan dengan tingkat perkembangan siswa, dibedakan pula antara siswa kelas rendah dan

9

10

kelas tinggi. Kelas rendah menggunakan kompetensi dasar yang masih bersifat konkrit, semi konkrit dan abstrak. Begitu sebaliknya di kelas tinggi pola komptensi yang diharapkan dari hal-hal yang abstrak, semi abstrak, lalu konkrit, itu dilakukan guna pencapaian target atau kriteria ketuntasan minimum dapat tercapai, dengan demikian rencana pembelajaran yang telah tersusun yang berupa rencana pelaksanaan pembelajaran akan sesuai seperti yang ditetapkan sebelumnya. Ketercapaian suatu rencana pembelajaran tentunya dapat kita lihat pada hasil akhir yang berupa penilaian. Yakni penilian pada setiap akhir pembelajaran. 3. Manfaat Perencanaan Pembelajaran Dari beberapa fungsi dan pengertian dari perencanaan pembelajaran di atas dapat diketahui berbagai manfaat dari perencanaan pembelajaran yang meliputi; Pertama memberikan kejelasan dalam pencapaian kompetensi peserta didik, dan prasyarat yang diperlukan oleh peserta didik untuk dapat mengikuti pembelajaran di sekolah tersebut. Situasi seperti ini

menggambarkan bahwa perencanaan yang baik akan memudahkan pelaksanaannya. Bahkan jika di sekolah tersebut terjadi berbagai perubahan personal dan kepemimpinan, masih dapat dilaksanakan dengan mudah karena adanya perencanaan yang baik. Disisi lain adanya perencanaan dapat digunakan oleh manajemen sekolah maupun oleh guru lain manaka personal yang berkepentingan berhalangan. Kedua meningkatkan efesiensi dalam proses pelaksanaan. Adanya perencanaan akan memberikan gambaran tentang kebutuhan sumber daya yang diperlukan dalam mencapai kompetensi. Baik itu sember daya manuasia maupun non manusia. Dengan diketahuinya berbagai kebutuhan sumber daya tersebut, maka proses pengadaan sumber daya dapat ditentukan lebih dahulu. Selain itu adanya perencanaan juga menentukan proses yang tepat sehingga terhindar dari proses tidak jelas dan berulang-ulang. Ketiga melaksanakan proses pengembangan berkelanjutan. Adanya perencanaan dapat menentukan

10

11

berbagai proses yang dibutuhkan pada kurun waktu tertentu. dengan memperhatikan prioritas yang harus dicapai. maka perencanaan saat ini merupakan dasar dari perencanaan berikutnya, demikian seterusnya akan terjadi kesinambungan antara satu perencanaan dengan perencanaan berikutnya, dari satu indikator ke indikator lainnya, dalam berbagai kompetensi dasar yang sesuai dengan tahap perkembangan siswa didik pada setiap jenjang kelas, sehingga kemudian pengembangan secara berkelanjutan akan dapat dilakukan. Keempat perencanaan pembelajaran dapat digunakan untuk menarik sebagai suatu hasil karya ilmiah bagi seorang pendidik untuk jadikan bahan usulan dalam kenaikan jabatan/golongan, sehingga sangat perlu dilakukan mendasain suatu rencana pembelajaran yang sesuai dengan standar isi dan kompetensi dasar pada tingkatan kelas yang berbeda. 4. Prinsip Perencanaan Pembelajaran Beberpa prinsip perencanaan pembelajaran adalah meliputi : a. Dilakukan oleh sumber daya manusia yang tepat dan kompeten. Dalam melaksanakan perencanaan pembelajaran maka perencanaan tersebut harus dilakukan oleh orang yang tepat. Untuk merencanakan proses pembelajaran matematika, maka yang melaksanakannya adalah orang dari jurusan matematika, untuk merencanakan pembelajaran pendidikan agama Islam, maka yang dapat melaksanakannya adalah guru-guru yang dari jurusan pendidikan agama. Jika dalam melakukan proses perencanaan tersebut memerlukan ahli dalam bidang lain, misalnya ahli media, maka juga harus ada kolaborasi anatara ahli bidang studi dengan ahli media. Selain itu orang yang akan melakukan perencanaan harus memahami bagaimana membuat rencana pelaksanaan pembelajaran dengan baik. b. Mekiliki validitas. Dalam melakukan rencana pembelajaran harus diperhitungkan bagaimana perencanaan tersebut dilaksanakan. Oleh karena itu harus diperhitungkan proses yang akan dilalui untuk dapat mencapai kompetensi yang telah direncanakan tadi.

11

12

c. Berpedoman pada masa yang akan datang. Perencanaan pembelajaran yang dibuat adalah apa yang akan diupayakan untuk dapat dicapai pada kurun waktu yang akan datang. Oleh karena itu apa yang akan dicapai dalam perencanaan tersebut adalah sesuatu yang akan dicapai dalam kurun waktu yang akan datang, minimal ketercapaian dari standar minimum yang ditentukan sekolah maupun bidang studi, pada akhir pembelajaran dari suatu bidang/mata pelajaran disetiap semester. d. Berpijak pada fakta. Perencanaan pembelajaran yang dibuat memperhitungkan berbagai realitas dan kondisi yang ada di sekolah. Utamanya berkaitan dengan kemampuan siswa sebagai stakeholder dan kemampuan personal/sekolah menyediakan sumber daya. Berikut gambar tentang perencanaan pembelajaran menurut Gerlach & Ely

7. Penentuan Ruang

Gambar 2.2 Model Perencanaan pembelajaran Gerlach & Ely

5. Model Perencanaan Pembelajaran Sebagaimana diketahui bahwa kurikulum yang diterapkan pada sekolah saat ini adalah kurikulum berbasis kompetensi yang secara definisi merupakan perangkat standar pendidikan yang dapat mengantarkan siswa

12

13

untuk

menjadi

kompeten dalam

berbagai

bidang

kehidupan

yang

dipelajarinya, bidang kehidupan yang dipelajarinya ini memuat sejumlah kompetensi siswa dan sekaligus hasil belajarnya (learning outcomes). Dari uraian ini terlihat bahwa perencanaan pembelajaran diarahkan pada pencapaian kompetensi siswa yang telah direncanakan dalam Renacana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) komptensi sendiri merupakan seperangkat tindakan cerdas penuh tanggung jawab yang harus dimiliki seseorang sebagai syarat untuk dianggap mampu melaksanakan tugas-tugas pendidik ataupun mengajar. Namun masalahnya adalah bagaimana menentukan kompetensikompetensi yang harus dikuasai siswa pada suatu tahapan pembelajaran? Dalam Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) merupakan kurikulum yang dikembangkan dengan perpedoman pada model

pengembangan yang berbasis kompetensi. Artinya kurikulum tersebut harus merujuk pada kompetensi yang akan dihasilkan. Kompetensi merupakan kemampuan menyeluruh yang meliputi keilmuan, keterampilan dan sikap dari suatu jenis unjuk kerja sebagai suatu hasil belajar. Itulah sebabnya kriteria kompeten tersebut harus meliputi:1.Mampu memahami konsep yang mendasari standar kompetensi yang harus dikuasai/dicapai.2.Mampu

melakukan pekerjaan sesuai dengan tuntutan standar kompetensi yang harus dicapai dengan cara dan prosedur yang benar dan hasil yang baik.3.Mampu mengaplikasikan kemampuannya dalam kehidupan sehari-hari baik disekolah maupun di luar sekolah. Ciri-ciri kompetensi sebagaimana tersebut diatas sama dengan yang dikemukakan oleh UNESCO dalam 4 pilar pendidikan yang meliputi:a) Learning to know, b) Learning to do, c)Learning to be, dan d) Learning to live together. Learning to know merupakan perwujudan dari penguasaan konsep atau pengetahuan atau kognitif, learning to do merupakan perwujudan dari penguasaan keterampilan atau psikomotor, leraning to be merupakan perwujudan dari sikap atau afektif dari suatu pekerjaan, sedangkan learning to live together merupakan perwujudan dari kecakapan hidup (life skill) yang sebagian besar dapat dikategorikan sebagai suatu sikap atau afektif.

13

14

Berdasarkan kompetensi tersebut kemudian dikembangkan berbagai standar kompetensi oleh pemerintah yang kemudian menjadi suatu standar kompetensi minimal yang harus dikuasai oleh sekolah-sekolah yang ada di Indonesia. Secara definis standar kompetensi merupakan seperangkat kompetensi yang dibakukan secara nasional dan diwujudkan dengan hasil belajar perserta didik, standar harus dapat diukur dan diamati untuk

memudahkan pengambilan keputusan bagi guru, tenaga kependidikan lain, peserta didik, orang tua dan penentu kebijakan. Standar bermanfaat sebagai dasar penilaian dan pemantauan proses kemajuan dan hasil belajar peserta didik. Mendasarkan pada hal tersebut itulah maka hasil belajar dalam KTSP harus dapat diukur, baik itu menggunakan instrumen tes maupun non tes. Terkait dengan apa yang dijelaskan dalam paparan diatas, tidak terlepas pula, jika seseorang dalam merencanakan pembelajaran mengorganisikan kata-kata kerja operasional yang akan digunakan dalam penyusunan rencana pelaksanaan pembelajaran, kata kerja operasional yang dimaksud adalah seperti yang terlihat pada tabel berikut.Tabel 2.1 Jenis Perilaku Kognitif, Kemampuan Internal, Kata Kerja Operasional, Unsur Ilmu Pengetahuan Dan Bahan Pengajaran.

14

15

15

16

Tabel 2.2 Jenis Perilaku Afektif, Kemampuan Internal, Kata Kerja Operasional

16

17

Tabel 2.3 Jenis Perilaku Psikomotor, Kemampuan Internal, Kata Kerja Operasional

17

18

18

19

Sejalan dengan apa yang diamatkan oleh Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 41 Tahun 2007 tentang Standar Proses seperti pada gambar berikut.

Perencanaan Proses Pembelajaran

Silabus

RPP

prinsip penyusunan RPP

Persyaratan Pelaksanaan Proses Pembelajaran Pelaksanaan Proses pembelajaran Pelaksanaan Pembelajaran

1.Pendahuluan

2.Kegiatan Inti

3. Penutup

Eksplorasi Penilaian Hasil Pembelajaran

Elaborasi

Konfirmasi

STANDAR PENILAIAN PENDIDIKAN DAN PANDUAN PENILAIAN KELOMPOK MATA PELAJARAN

Gambar 3.2 Standar Proses

Perencanaan

proses

pembelajaran

meliputi

silabus

dan

rencana

pelaksanaan pembelajarann (RPP) yang memuat identitas mata pelajaran, Standar Kompetensi (SK), Kompetensi Dasar (KD), indikator pencapaian kompetensi, tujuan pembelajaran, materi ajar, alokasi waktu, metode pembelajaran, kegiatan pembelajaran, penilaian hasil belajar dan sumber belajar. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) dijabarkan dari silabus untuk mengarahkan kegiatan belajar peserta didik dalam upaya mencapai KD. Setiap guru pada satuan pendidikan berkewajiban menyusun RPP secara lengkap dan sistematis agar pembelajaran berlangsung secara interaktif, inspiratif, menyenangkan, menantang, memotivasi peserta didik untuk berpartisipasi aktif, serta memberikan ruang yang cukup bagi prakarsa, kreativitas, dan kemandirian sesuai dengan bakat, minat, dan perkembangan fisik serta psikologis peserta didik. RPP disusun untuk setiap KD yang dapat

19

20

dilaksanakan dalam satu kali pertemuan atau lebih. Guru merancang penggalan RPP untuk setiap pertemuan yang disesuaikan dengan penjadwalan di satuan pendidikan. Hal yang senada diungkapkan oleh (Muslimin Ibrahim, 2010) dalam rangka mengimplementasikan program pembelajaran yang sudah dituangkan di dalam silabus, guru harus menyusun Rencana pelaksanaan Pembelajaran (RPP). RPP merupakan pegangan bagi guru dalam melaksanakan pembelajaran baik di kelas, laboratorium, dan/atau lapangan untuk setiap kompetensi dasar. Dalam menyusun RPP guru harus mencantumkan Standar Kompetensi yang memayungi Kompetensi Dasar yang akan disusun dalam RPP-nya. Di dalam RPP secara rinci harus memuat Tujuan Pembelajaran, Materi Pembelajaran, Metode Pembelajaran, Langkah-langkah pembelajaran, sumber belajar, dan penilaian (PP Nomor 19 Tahun 2005) 1. Langkah-langkah Penyusunan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) a. Mencantumkan identitas, yang meliputi: Nama sekolah, Mata pelajaran, Kelas/Semester, Standar Kompetensi, dikutip dari silabus yang telah disusun, Kompetensi Dasar; dikutip dari silabus, begitu pula dengan indikator. Indikator dijabarkan dari kompetensi dasar. Alokasi waktu diperhitungkan untuk mencapai satu kompetensi dasar yang bersangkutan yang dinyatakan dalam jam pelajaran dan banyaknya pertemuan. b. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran disusun sebagai skenario untuk mencapai satu Kompetensi Dasar. 2. Mencantumkan indikator. Indikator dijabarkan sendiri oleh guru dari Kompetensi Dasar. Setiap indikator terdiri dari dua bagian, yaitu tingkah laku dan referens (isi pelajarannya). 3. Mencantumkan Tujuan Pembelajaran Tujuan Pembelajaran berisi penguasaan kompetensi yang operasional yang ditargetkan/dicapai dalam rencana pelaksanaan pembelajaran. Tujuan pembelajaran dirumuskan dalam bentuk pernyataan yang

20

21

operasional dari kompetensi dasar. Tujuan pembelajaran dapat terdiri atas sebuah atau beberapa tujuan. 4. Mencantumkan Materi pelajaran Materi pelajaran adalah materi yang digunakan untuk mencapai tujuan pembelajaran. Materi pembelajaran dikembangkan dengan mengacu pada materi pokok yang ada dalam silabus. 5. Mencantumkan Metode Pembelajaran Metode dapat diartikan benar-benar sebagai metode, tetapi dapat pula diartikan sebagai model atau pendekatan pembelajaran. 6. Mencantumkan Langkah-langkah Kegiatan Pembelajaran Langkah-langkah kegiatan pembelajaran dapat berupa kegiatan

pendahuluan atau pembuka, kegiatan inti dan kegiatan akhir/penutup, ini tidak mesti harus ada, tergantung pada urutan sintaks sesuai dengan model yang dipilih. 7. Mencantumkan Sumber Belajar Pemilihan sumber belajar mengacu pada perumusan yang ada dalam silabus yang dikembangkan oleh satuan pendidikan. Sumber belajar mencakup sumber rujukan, lingkungan, media, narasumber, alat, dan bahan. Sumber belajar dalam silabus dituliskan buku referens, dalam RPP harus dicantumkan judul buku teks tersebut, pengarang, dan halaman yang diacu. 8. Mencantumkan Penilaian Penilaian dijabarkan atas teknik penilaian, bentuk instrumen, dan instrumen yang dipakai untuk mengumpulkan data. Apabila penilaian menggunakan teknik tes tertulis uraian, tes unjuk kerja, dan tugas rumah yang berupa proyek harus disertai rubrik penilaian

21

22

a. Format Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) SDN/MI : ...................... Mata Pelajaran : ...................... Kelas/semester : ............./ ...... Standar Kompetensi : ..................... Kompetensi Dasar : ..................... Indikator : ..................... Alokasi Waktu :.... x 35 menit (.... pertemuan) Tujuan Pembelajaran Materi Pembelajaran Metode Pembelajaran Langkah-langkah Kegiatan Pembelajaran Pertemuan 1 Kegiatan Awal Kegiatan Inti Kegiatan Penutup Pertemuan 2 Dan seterusnya Sumber Belajar Penilaian

A. B. C. D.

E. F.

b. Prinsip-Prinsip Penyusunan RPP 1. Memperhatikan perbedaan individu peserta didik. RPP disusun dengan memperhatikan perbedaan jenis kelamin, kemampuan awal, tingkat intelektual, minat, motivasi belajar, bakat, potensi, kemampuan sosial, emosi, gaya belajar, kebutuhan khusus, kecepatan belajar, latar belakang budaya, norma, nilai, dan/atau lingkungan peserta didik. 2. Mendorong partisipasi aktif peserta didik. Proses pembelajaran dirancang denganberpusat pada peserta didik untuk mendorong motivasi,minat, kreativitas, inisiatif,

inspirasi,kemandirian, dan semangat belajar. 3. Mengembangkan budaya membaca dan menulis.

22

23

Proses pembelajaran dirancang untuk mengembangkan kegemaran membaca, pemahaman beragam bacaan, dan berekspresi dalam berbagai bentuk tulisan. 4. Memberikan umpan balik dan tindak lanjut. RPP memuat rancangan program pemberian umpanbalik positif, penguatan,pengayaan, dan remedi. 5. Keterkaitan dan keterpaduan.RPP disusun dengan memperhatikan keterkaitan dan keterpaduan antara SK, KD, materi pembelajaran, kegiatan pembelajaran, indikator pencapaian kompetensi, penilaian, dan sumber belajar dalam satu keutuhan pengalaman belajar. RPP disusun dengan mengakomodasikan pembelajaran tematik,

keterpaduan lintas mata pelajaran, lintas aspek belajar, dan keragaman budaya. 6. Menerapkan teknologi informasi dan komunikasi RPP disusun dengan.RPP disusun dengan memper-timbangkan penerapan

teknologi informasi dan komunikasi secara terintegrasi, sistematis, dan efektif sesuai dengan situasi dan kondisi.

6. Perencanaan Evaluasi Pembelajaran Maksud dan tujuan dari evaluasi adalah, menentukan hasil yang dicapai oleh siswa. Bagaimanapun, penetapan proses pembelajaran secara

keseluruhan termasuk tujuan yang akan dicapai oleh siswa, media pembelajaran, teknik pendekatan dalam pembelajaran, bahkan sifat efektif seorang guru memerlukan evaluasi. Dimana evaluasi adalah suatu proses yang berlangsung secara berkesinambungan. Evaluasi dilakukan sebelum, selama, dan sesudah suatu proses pembelajaran. Evaluasi sebelum proses pembelajaran, misalnya karakteristik siswa, kemampuan siswa, metode dan materi pembelajaran yang digunakan. Evaluasi selama proses pembelajaran ialah evaluasi yang digunakan untuk melacak dan memperbaiki masalah belajar serta kesulitannya, baik dalam penyampaian materi maupun strategi pendekatan yang digunakan.

23

24

Menurut (Sagala, 2011) umpan balik (feedback) diberikan melalui tes-tes formatif, awalnya bahan pelajaran dibagi dalam satuan-satuan pelajaran, misalnya meliputi bahan pelajaran satu bab atau bahan yang dapat dikuasai dalam waktu satu atau dua minggu. Evaluasi pencapaian hasil belajar siswa dapat dilakukan secara formatif dan sumatif. Tes formatif bersifat diagnotis yang serentak menunjukkan kemajuan atau keberhasilan anak, tes formatif ini bermacam-macam fungsinya. Evaluasi formatif dapat diadakan setiap saat, dalam arti pada saat penyajian pelajaran, guru setiap saat dapat berhenti sebentar, untuk mengajukan pertanyaan yang menyangkut bahan yang baru disajikan. Tujuan evaluasi formatif untuk mengetahui sampai sejauh mana siswa mampu menerima apa yang disajikan atau tidak, sehingga guru dapat mengetahui apakah materi tersebut sesuai dengan kemampuan siswa untuk menerima atau terlalu mudah atau terlampau sulit. Memberikan kemudahan bagi guru untuk memperbaiki kesalahan yang terjadi dalam pengajaran, sehingga dapat mengadakan penekanan-penekanan pada bagian-bagian tertentu serta pengayaannya. Fungsi utama dari evaluasi formatif adalah mengumpulkan data dan informasi untuk memperbaiki hasil dari suatu kegiatan pembelajaran. Tes formatif itu menjamin bahwa tugas pelajaran tertentu dikuasai sepenuhnya sebelum beralih kepada tugas berikutnya. Bagi siswa yang kurang menguasai bahan pelajaran tes formatif merupakan alat untuk mengungkapkan dimana sebenarnya letak kesulitannya. Jadi tes formatif adalah alat untuk mendiagnosis kelemahan, kesalahan dan kekurangan murid dalam menguasai materi pelajaran, sehingga ia dapat memperbaikinya. Disamping menunjukkan kekurangan murid perlu diberikan petunjuk bagaimana cara memperbaikinya. Karena itu tes formatif merupakan bagian yang integral dari proses belajar. Evaluasi formatif ini diadakan sebagai suatu proses yang konstruktif dan positif. Pada saat yang sama guru harus pula menentukan apakah pekerjaan tepat guna atau tidak. Untuk mencapai hal tersebut, maka evaluasi sumatif harus diadakan.

24

25

B. Pembelajaran Dalam keseluruhan proses pendidikan di sekolah, pembelajaran

merupakan aktivitas yang paling utama. Ini berarti bahwa keberhasilan pencapaian tujuan pendidikan banyak bergantung pada bagaimana proses pembelajaran dapat berlangsung secara efektif. Pemahaman seorang guru terhadap pengertian pembelajaran akan sangat mempengaruhi cara guru itu mengajar. Juga keterlibatan siswa secara aktif amat dipenting. Untuk menarik minat dan meningkatkan retensi belajar perlu mengkaitkan pengetahuan baru dengan setruktur kognitif yang dimiliki siswa. Materi pelajaran disusun dengan menggunkan pola logika tertentu, dari sederhana ke kompleks. Perbedaan individual pada diri siswa perlu diperhatikan, karena faktor ini sangat mempengaruhi keberhasilan belajar siswa. (Budiningsih, 2005) 1. Pengertian Pembelajaran. Berikut beberapa pengertian pembelajaran menurut para ahli antara lain: a. Knowles.Pembelajaran adalah cara pengorganisasian peserta didik

untuk mencapai tujuan pendidikan. b. Slavin. Pembelajaran didefinisikan sebagai perubahan tingkah laku individu yang disebabkan oleh pengalaman c. Woolfolk. Pembelajaran berlaku apabila sesuatu pengalaman secara relatifnya menghasilkan perubahan kekal dalam pengetahuan dan tingkah laku. d. Crow & Crow. Pembelajaran adalah pemerolehan tabiat, pengetahuan dan sikap e. Rahil Mahyuddin. Pembelajaran adalah perubahan tingkah laku yang melibatkan ketrampilan kognitif yaitu penguasaan ilmu dan

perkembangan kemahiran intelek f. Achjar Chalil. Pembelajaran adalah proses interaksi peserta didik dengan pendidik dan sumber belajar pada suatu lingkungan belajar g. Corey. Pembelajaran adalah suatu proses dimana lingkungan seseorang secara disengaja dikelola untuk memungkinkan ia turut serta dalam tingkah laku tertentu dalam kondisi-kondisi khusus

25

26

h.

G. A. Kimble. Pembelajaran merupakan perubahan kekal secara relatif dalam keupayaan kelakuan akibat latihan yang diperkukuh.

i.

Munif Chatib. Pembelajaran adalah proses transfer ilmu dua arah, antara guru sebagai pemberi informasi dan siswa sebagai penerima informasi Istilah pembelajaran berhubungan erat dengan pengertian belajar dan

mengajar.Belajar, mengajar dan pembelajaran terjadi bersama-sama. Belajar dapat terjadi tanpa guru atau tanpa kegiatan mengajar dan pembelajaran formal lain. Sedangkan mengajar meliputi segala hal yang guru lakukan di dalam kelas. Ciri-ciri pembelajaran sebagai berikut :1. merupakan upaya sadar dan disengaja 2. pembelajaran harus membuat siswa belajar 3. tujuan harus ditetapkan terlebih dahulu sebelum proses dilaksanakan 4. pelaksanaannya terkendali, baik isinya, waktu, proses maupun hasilnya Pembelajaran adalah separangkat tindakan yang dirancang untuk mendukung proses belajar siswa, dengan memperhitungkan kejadian-kejadian ekstrim yang berperan terhadap rangkaian kejadian-kejadian intern yang berlangsung dialami siswa (Winkel,1991) Pengajaran adalah proses, perbuatan, cara mengajar atau mengajarkan perihal mengajar, segala sesuatu mengenai mengajar, peringatan (tentang pengalaman, peristiwa yang dialami atau dilihatnya). (Dariyanto S.S, Kamus Bahasa Indonesia, 1997).Pengajaran adalah kegiatan yang dilakukan guru dalam menyampaikan pengetahuan kepada siswa. Pengajaran juga diartikan sebagi interaksi belajar dan mengajar. Beberapa prinsip pembelajaran dikemukakan oleh Atwi Suparman dengan mengadaptasi pemikiran Fillbeck (1974), sebagai berikut :1. Responrespon baru (new responses) diulang sebagai akibat dari respon yang terjadi sebelumnya.2. Perilaku tidak hanya dikontrol oleh akibat dari respon, tetapi juga di bawah pengaruh kondisi atau tanda-tanda di lingkungan siswa.3. Perilaku yang timbul oleh tanda-tanda tertentu akan hilang atau berkurang frekuensinya bila tidak diperkuat dengan akibat yang menyenangkan.4. Belajar yang berbentuk respon terhadap tanda-tanda yang terbatas akan

26

27

ditransfer

kepada

situasi

lain

yang

terbatas

pula.5.

Belajar

menggeneralisasikan dan membedakan adalah dasar untuk belajar sesuatu yang kompleks seperti yang berkenaan dengan pemecahan masalah. Situasi mental siswa untuk menghadapi pelajaran akan mempengaruhi perhatian dan ketekunan siswa selama proses siswa belajar.7. Kegiatan belajar yang dibagi menjadi langkah-langkah kecil dan disertai umpan balik menyelesaikan tiap langkah, akan membantu siswa.8. Kebutuhan memecah materi kompleks menjadi kegiatan-kegiatan kecil dapat dikurangi dengan mewujudkan dalam suatu model.9. Keterampilan tingkat tinggi (kompleks) terbentuk dari keterampilan dasar yang lebih sederhana.10. Belajar akan lebih cepat, efisien, dan menyenangkan bila siswa diberi informasi tentang kualitas penampilannya dan cara meningkatkannya.11. Perkembangan dan kecepatan belajar siswa sangat bervariasi, ada yang maju dengan cepat ada yang lebih lambat.12. Dengan persiapan, siswa dapat mengembangkan kemampuan mengorganisasikan kegiatan belajarnya sendiri dan menimbulkan umpan balik bagi dirinya untuk membuat respon yang benar. Dalam buku Condition of Learning, Gagne (1997) mengemukakan sembilan prinsip yang pembelajaran : 1. menarik perhatian ( gaining attention) : hal yang menimbulkan minat siswa dengan mengemukakan sesuatu yang baru, aneh, kontradiksi, atau kompleks. 2. Menyampaikan tujuan pembelajaran (informing learner of the objectives). memberitahukan kemampuan yang harus dikuasai siswa setelah selesai mengikuti pembelajaran. 3. Mengingatkan konsep/prinsip yang telah dipelajari ( stimulating recall or prior learning ). merangsang ingatan tentang pengetahuan yang telah dipelajari yang menjadi prasyarat untuk mempelajari materi yang baru. 4. Menyampaikan materi pelajaran (presenting the stimulus): dapat dilakukan guru dalam melaksanakan

menyampaikan materi-materi pembelajaran yang telah direncanakan.

27

28

5.

Memberikan

bimbingan

belajar

(providing

learner

guidance)

memberikan pertanyaan-pertanyaan yamng membimbing proses/alur berpikir siswa agar memiliki pemahaman yang lebih baik. 6. Memperoleh kinerja/penampilan siswa (eliciting performance); siswa diminta untuk menunjukkan apa yang telah dipelajari atau penguasaannya terhadap materi. 7. Memberikan balikan ( providing feedback) : memberitahu seberapa jauh ketepatan performance siswa. 8. Menilai hasil belajar (assessing performance) :memberiytahukan tes/tugas untuk mengetahui seberapa jauh siswa menguasai tujuan pembelajaran. 9. Memperkuat retensi dan transfer belajar (enhancing retention and transfer):merangsang kamampuan mengingat-ingat dan mentransfer dengan memberikanrangkuman, mengadakan review atau

mempraktekkan apa yang telah dipelajarinya. Sementara itu pembelajaran mempunyai tujuan seperti yang diungkapan oleh (Nur, 2011) tujuan pembelajaran adalah mendeskripsikan sebuah tujuan guru tentang apa yang seharusnya dipelajari siswa. Tujuan yang dimaksud dalam hal ini tentunya adalah kompetensi dan indikator yang telah dirumuskan pada rencana pelaksanaan pembelajaran.

2. Pelaksanaan Pembelajaran Pelaksanaan pembelajaran merupakan implementasi dari RPP.Pelaksanaan pembelajaran meliputi kegiatan pendahuluan, kegiatan inti dan kegiatan penutup. Dalam kegiatan pendahuluan, guru: a. Menyiapkan peserta didik secara psikis dan fisik untuk mengikuti proses pembelajaran; b. Mengajukan pertanyaan-pertanyaan yang mengaitkan pengetahuan

sebelumnya dengan materi yang akan dipelajari; c. Menjelaskan tujuan pembelajaran atau kompetensi dasar yang akan dicapai;28

29

d. Menyampaikan cakupan materi dan penjelasan uraian kegiatan sesuai silabus. Kegiatan Inti, merupakan proses pembelajaran untuk mencapai KD yang dilakukan secara interaktif, inspiratif, menyenangkan, menantang, memotivasi peserta didik untuk berpartisipasi aktif, serta memberikan ruang yang cukup bagi prakarsa, kreativitas, dan kemandirian sesuai dengan bakat, minat dan perkembangan fisik serta psikologis peserta didik. Menggunakan metode yang disesuaikan dengan karakteristik peserta didik dan mata pelajaran, yang dapat meliputi proses eksplorasi, elaborasi, dan konfirmasi. 1) Eksplorasi adalah Serangkaian kegiatan pembelajaran yang memberi kesempatan kepada peserta didik untuk mencaritemukan berbagai informasi, pemecahan masalah, dan inovasi. 2) Elaborasi adalah Serangkaian kegiatan pembelajaran yang memungkinkan peserta didik mengekspresikan dan mengaktualisasikan diri melalui berbagai kegiatan dan karya yang bermakna. 3) Konfirmasi adalah Serangkaian kegiatan pembelajaran yang memberi kesempatan bagi peserta didik untuk dinilai, diberi penguatan dan diperbaiki secara terus-menerus. Kegiatan Penutup Bersama-sama dengan peserta didik dan/atau sendiri membuat

rangkuman/simpulan pelajaran. Melakukan penilaian dan/atau refleksi terhadap kegiatan yang sudah dilaksanakan secara konsisten dan terprogram. Memberikan umpan balik terhadap proses dan hasil pembelajaran.

Merencanakan kegiatan tindak lanjut dalam bentuk pembelajaran remedi, program pengayaan, layanan konseling dan/atau memberikan tugas baik tugas individual maupun kelompok sesuai dengan hasil belajar peserta didik; C. Penilaian Hasil Pembelajaran Penilaian dilakukan oleh guru terhadap hasil pembelajaran untuk mengukur tingkat pencapaian kompetensi peserta didik, serta digunakan sebagai bahan penyusunan laporan kemajuan hasil belajar, dan memperbaiki

29

30

proses pembelajaran. Penilaian dilakukan secara konsisten, sistematik, dan terprogram dengan menggunakan tes dan nontes dalam bentuk tertulis atau lisan, pengamatan kinerja, pengukuran sikap, penilaian hasil karya berupa tugas, proyek dan/atau produk, portofolio, dan penilaian diri.Penilaian hasil pembelajaran menggunakan Standar Penilaian Pendidikan dan Panduan Penilaian Kelompok Mata Pelajaran. C. Karangka Pemikiran Peraturan Pemerintah Nomor 19 Tahun 2005 pasal 20 disebutkan bahwa perencanaan proses pembelajaran meliputi silabus dan rencana pelaksanaan pembelajaran yang memuat sekurang-kuranya tujuan pembelajaran, materi pembelajaran, metode pembelajaran, sumber belajar dan penilaian hasil belajar

Perencanaan Pembelajaran Silabus + RPP

Proses Pembelajaran: Kegiatan Awal Kegiatan Inti Kegiatan Penutup

Refleksi

Evaluasi : Tes awal & akhir Formatif & Sumatif

Kegiatan Inti: Eksplorasi Elaborasi Konfirmasi

E. Hipotesis Penelitian Hipotesis ini dirumuskan sebagai berikut. 1. Kesesuaian rencana pelaksanaan pembelajaran berpengaruh positif terhadap keberhasilan mengajar guru di Sekolah Dasar Negeri 007 Senagata selatan 2. Faktor-faktor yang paling berpengaruh di Sekolah Dasar Negeri 007 Senagata selatan adalah kompetensi guru dan kurikulum3. Kompetensi guru dalam proses pembelajaran di Sekolah Dasar Negeri 007

Senagata selatan30

BAB III METODE PENELITIAN

A. Jenis Penelitian Pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini adalah pendekatan naturalistik atau kualitatif. Pendekatan naturalistik ini didasarkan atas pertimbangan sumber dan jenis data yang akan diambil yang bersifat holistik atau menyeluruh. Hal serupa sesuai dengan pendapat yang mengatakan bahwa gejala dalam penelitian naturalistik berdimensi jamak, utuh, dinamis dan tidak bisa dipisah-pisahkan. Oleh sebab itu, penelitian naturalistik didasarkan atas keseluruhan situasi alam yang diteliti (Sugiyono:2006) Adapun jenis penelitian ini adalah penelitian kasus atau kasus studi, karena hanya sebatas subjek yang dikaji sempit dan terbatas, yakni pada masalah kesesuain rencana pelaksanaan pembelajaran dengan pelaksanaan

pembelajaran dalam lingkup mata pelajaran Ilmu Pengetahuan Alam. Instrumen atau alat ukur yang digunakan dalam penelitian ini antara lain adalah angket untuk mengungkapkan mengenai kompetensi guru dalam mendesain perencanaan pembelajaran maupun dalam pelaksanaan

pembelajaran. Alat ukur yang lain adalah dokumentasi, yang digunakan untuk mengetahui untuk mengetahui kualitas kompetensi guru. Angket kompetensi guru dalam penelitian ini disusun berdasarkan beberapa aspek, yakni kompetensi pedagogik, kompetensi profesional, materi, proses belajar mengajar, pengujian, perencanaan, pengadaan, penggunaan, pengorganisasian siswa, penanganan kasus dan penyaluran bakat. Angket penilian guru disusun berdasrkan form-form yang meliputi: 1. Merencanakan pengelolaan pembelajaran 2. Merencanakan pengorganisasian materi pembelajaran 3. Merencanakan pengelolaan kelas 4. Merencanakan penggunaan sumber media pelajaran 5. Merencanakan penilaian

31

32

6. Penampilan fisik rencana pembelajaran

B. Waktu Dan Tempat Penelitian 1. Waktu Penelitian Penelitin ini dilaksanakan pada awal semester II tahun pelajaran 2012/2013 selama dua bulan. 2. Tempat Penelitian Penelitian ini dilakukan bertempat di Sekolah Dasar Negeri 007 Sengata Selatan Kabupaten Kutai Timur. Penentuan tempat penelitian tersebut didasarkan atas pertimbangan bahwa kota Kutai Timur merupakan ikon yang mempresentasikan daerah-daerah lainnya di Kutai Timur, termasuk dalam bidang pendidikan. Dengan demikian dapat diasumsikan apabila pembelajaran di kota Kutai Timur (Sangata) tidak baik atau tidak berkualitas maka pembelajaran di daerah-daerah sekitarnya akan seperti itu, bahkan sebaliknya ataupun lebih dari itu. Sehingga dapat dikatakan pendidikan di Sangata merupakan barometer pendidikan di daerah-daerah lain di Kutai Timur. C. Variable Dalam penelitian ini ada dua variabel yang menjadi objek penentu, yakni variabel bebasnya adalah rencana pelaksanaan pembelajaran, sedangkan variabel terikatnya adalah pembelajaran.

D. Devinisi Operasional Variable 1. Variabel Bebas. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran adalah seperangkat alat pembelajaran yang digunakan guru pada saat proses pembelajaran di kelas. 2. Variabel Terikat Pemebelajaran adalah aktivitas guru dan siswa berberlangsung di kelas maupun di luar kelas dalam rangka pencapaian tujuan yang telah ditetapkan pada rencana pelaksanaan pembelajaran.

32

33

E. Instrument Penelitian Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini adalah form-form yang berkaitan dengan bagaimana guru mendesain serta merencanakan sampai pelaksanaan pembelajaran seperti berikut ini. DATA GURU

Keteranagan : A. MERENCANAKAN PENGELOLAAN PEMBELAJARAN

Rata-rata : B. MERENCANAKAN PENGORGANISASIAN MATERI PEMBELAJARAN

33

34

Rata-rata C. MERENCANAKAN PENGELOLAAN KELAS

Rata-rata

D. MERENCANAKAN PENGGUNAAN SUMBER MEDIA PELAJARAN

Rata-rata :

E. MERENCANAKAN PENILAIAN

Rata-rata :

F. PENAMPILAN FISIK RENCANA PEMBELAJARAN

Rata-rata :

Surabaya , 10 Januari 2012 Penilai Catatan : F. Teknik Pengumpulan Data Teknik pengumpulan data dalam penelitian ini akan digunakan antara lain: 1. Teknik Observasi Dalam penelitian ini digunakan observasi non partisipatif. Observasi non partisipatif merupakan salah satu bentuk observasi dimana

34

35

peneliti tidak ikut terlibat dalam kegiatan yang dilakukan subjek peneliti, tetapi hanya duduk dan mengamati apa yang dilakukan dan terjadi pada objek yang diteliti (Freankel, 2003) Kegiatan observasi dilakukan pada saat proses pembelajaran dilakukan oleh subjek peneliti di kelas. Hasil observasi selanjutnya dibandingkan dengan desain RPP yang telah dibuat, dalam rangka melihat kesesuaian/konsistensi antara RPP dengan pelaksanaannya. 2. Studi kepustakaan melalui penggunaan informasi yang berhubungan dengan teori-teori yang berkaitan dengan masalah dan variabelvariabel yang diteliti dengan cara mempelajari teori-teori yang berhubungn dengan objek yang diteliti. 3. Dokumentasi Teknik dokumentasi merupakan salah satu teknik pengumpulan data melalui catatan peristiwa yang sudah berlalu. Adapun dokumen dalam penelitian ini adalah rencana pelaksanaan pembelajaran dan lembar evaluasi yang sudah dibuat oleh subjek penelitian (guru bidang studi IPA) data yang didapat dari teknik dokumentasi ini adalah data yang berkaitan dengan bagaimana guru merumuskan indikator ketercapaian pembelajaran, tujuan pembelajaran, metode pembelajaran yang digunakan, kedalaman dan keluasan materi yang dikembangkan, pengalaman belajar siswa yang akan diberikan pada siswa, dan evaluasi yang akan dilakukan. Sedangkan data yang dikumpulkan dari evaluasi adalah data tentang bagaimana mengukur dan aspek yang diukur yakni apakah aspek kognitifnya saja atau afektif dan psikomotor. G. Teknik Analisa Data Untuk memudahkan dan menyederhanakan data ke dalam bentuk yang bisa dibaca dan dimengerti, peneliti akan menguji dan menganalisis data sebagai pertanggungjawaban ilmiah dengan teknik diantaaranya:

35

36

1. Teknik analisa data kualitatif model Miles & Huberman (Huberman, 1994) teknik analisis data dengan model Miles ini mencakup aspek reduksi data, penyajian data dan kesimpulan atau verifikasi data seperti pada gambar berikut.

Pengumpulan Data

Penyajian Data

Reduksi Data

Kesimpulan/ Verifikasi

Gambar 3.1 Analisi Data Model Miles & Huberman

Yang termasuk reduksi data adalah proses memilih data, pemokusan data, penyederhanaan data, mengabstraksi data, mentranskrip data. Sedangkan yang termasuk dalam penyajian data adalah mengorganisasi data, meringkas atau memadatkan data, sementara verifikasi data merupakan kegiatan untuk menarik kesimpulan dari data yang telah dianalisis.

36

37

DAFTAR PUSTAKA

Asri B.(2005). Belajar dan Pembelajaran.Jakarta: Rineka Cipta BSNP. (2006). Panduan Penyusunan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan Jenjang Pendidikan Dasar dan Menengah. Jakarta: BSNP. Dahar, R. W. (2006). Teori-Teori Belajar dan Pembelajaran. Bandung: Erlangga. E.Mulyasa. (2006). Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan. Bandung:

PT.Rosdakarya. Freankel, J. d. (2003). How To Design and Evaluate Research in Education. New York: McGraw Hill Companies. Huberman, M. a. (1994). Qualitative Data Analysis. USA: California. http://carapedia.com/pengertian_definisi_pembelajaran_menurut_para_ahli_info5 07.html diakses 31 Desember 2011 Muslimin Ibrahin,dkk. (2010) Dasar-Dasar Proese Belajar Mengajar. Surabaya: Unesa University Press. Nur, M. (2011). Model Pengajaran Langsung. Surabaya: Pusat Sains dan Matematika Sekolah Unesa. Pidarta, M. (2009). Wawasan Pendidikan. Surabaya: SIC. Prabowo, F. N. (2010). Perencanaan Pembelajaran. Malang: UIN-Maliki Press. Sagala, S. (2011). Konsep dan Makna Pembelajaran. Bandung: Alfabeta. Sanjaya, W. (2011). Pembelajaran dalam Implementasi KBK. Jakarta: Prenada Media Group. Yamin, M. (2011). Paradigma Baru Pembelajaran. Jakarta: Gaung Persada Press.

37