Proposal (Sampul, 15, 21, DP)

62
PENERAPAN MEDIA SIMULASI KOMPUTER TERHADAP HASIL BELAJAR IPA FISIKA PESERTA DIDIK KELAS VII 5 SMP MUHAMMADIYAH LIMBUNG PROPOSAL PENELITIAN MUHAMMAD ATIB B 10539 0827 10 UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MAKASSAR FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN PROGRAM STUDI PENDIDIKAN FISIKA JUNI 2014

Transcript of Proposal (Sampul, 15, 21, DP)

Page 1: Proposal (Sampul, 15, 21, DP)

PENERAPAN MEDIA SIMULASI KOMPUTER TERHADAP HASIL BELAJAR IPA FISIKA PESERTA DIDIK KELAS

VII5 SMP MUHAMMADIYAH LIMBUNG

PROPOSAL PENELITIAN

MUHAMMAD ATIB B

10539 0827 10

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MAKASSAR

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN FISIKA

JUNI 2014

Page 2: Proposal (Sampul, 15, 21, DP)

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Memasuki era globalisasi sekarang ini yang amat dibutuhkan ialah

tersedianya sumber daya manusia yang mampu memenuhi tantangan masa depan,

memecahkan berbagai permasalahan serta kreatif dan inovatif menghadapi

perkembangan zaman yang cepat berubah dengan mengoptimalkan segala potensi

yang dimiliki. Disinilah pendidikan mengambil peranan penting dalam upaya

peningkatan kualitas sumber daya manusia Indonesia.

Pendidikan merupakan salah satu fakor yang paling mendasardalam

kehidupan kita, karena pendidikan adalah suatu upaya yang dilakukan secara

sadar dan bertujuan untuk mencerdaskan kehidupan bangsa dan mengembangkan

manusia Indonesia sepenuhnya agar menjadi manusia yang berilmu, cakap,

kreatif, mandiri, dan tanggung jawab. Pendidikan merupakan kegiatan

mentransfer pengetahuan yang ditransfer oleh guru kepada anak didiknya. Salah

satu ilmu pengetahuan yang ditransfer oleh guru kepada anak didiknya proses

pembelajaran adalah mata pelajaran IPA.

Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) membahas tentang gejala-gejala alam yang

disusun sistematis berdasarkan pada hasilpercobaan dan pengamatan. Secara

umum IPA meliputi tiga bidang ilmu dasar yaitu biologi, Fisika dan Kimia.

Fisika merupakan salah satu cabang dari IPA dan merupakan ilmu yang

berkembang lewat metode ilmiah. Mata pelajaran IPA Fisika adalah mata

1

Page 3: Proposal (Sampul, 15, 21, DP)

2

pelajaran yang harus diberikan kepada peserta didik disekolah karena dengan

adanya mata pelajaran IPA Fisika peserta didik dapat mengetahui gejala-gejala

alam yang terjadi dalam jagad raya ini. Namun, pembelajaran IPA Fisika

disekolah-sekolah salah satunya di SMP Muhammadiyah Limbung menemui

beberapa kendala dalam pelaksanaan proses pembelajaran.

Berdasarkan hasil wawancara dengan guru mata pelajaran IPA di SMP

Muhammadiyah Limbung diperoleh informasi bahwa mata pelajaran IPA

khususnya materi Fisika pada kelas VII menemui permasalahan antara lain

rendahnya hasil belajar IPA Fisika, kurangnya minat belajar peserta didik,

penggunaan model, metode dan media pembelajaran yang kurang tepat. Dalam

hal ini bukan berarti pembelajaran yang dilakukan oleh guru kurang efektif.

Tetapi perlu ditingkatkan lagi dengan memilih alternatif lain yang dapat lebih

meningkatkan mutu pendidikan. Secara kuantitas, ketuntasan klasikal peserta

didik kelas VII SMP Muhammadiyah Limbung dapat dilihat dari tabel berikut ini

Tabel 1.1Ketuntasan Klasikal Peserta Didik kelas SMP Muhammadiyah Limbung

No KelasRata-rata hasil

belajar

Jumlah peserta didik

yang tuntasKetuntasan (%)

1 VII1 76 20 44

2 VII2 76 20 44

3 VII3 76 19 41

4 VII4 77 18 39

5 VII5 75 18 40

6 VII6 78 30 65

Sumber : guru mata pelajaran IPA

Page 4: Proposal (Sampul, 15, 21, DP)

3

Dari tabel di atas, dapat dilihat bahwa ketuntasan klasikal peserta didik

belum mencapai ketuntasan klasikal yang telah ditetapkan. Ketuntasan klasikal

menjelaskan tentang perolehan nilai peserta didik dalam 1 kelas yang berpatokan

pada Kriteria Ketuntasan Minimal. Persentase ketuntasan klasikal yang rendah

mengindikasikan bahwa hasil belajar yang didapat oleh peserta didik juga rendah.

Salah satu faktor yang menyebabkan rendahnya hasil belajar IPA Fisika adalah

penggunaan metode dan media pembelajaran yang kurang relevan dengan materi

pelajaran yang ajarkan.

Selain Faktor tersebut, Faktor lain yang menyebabkan rendahnya hasil

belajar IPA Fisika yang dicapai oleh peserta didik yaitu kurangnya ketertarikan

peserta didik terhadap Mata pelajaran IPA. Tidak adanya ketertarikan terhadap

suatu pelajaran sangat berpengaruh terhadap hasil belajar peserta didik. Pelajaran

Fisika merupakan momok yang menakutkan bagi peserta didik, karena peserta

didik menganggap pelajaran Fisika adalah pelajaran yang sanga sulit untuk

dipahami dan merupakan pelajaran yang menakutkan sehingga mereka kurang

termotivasi untuk belajar Fisika dan berpengaruh pula terhadap hasil belajar

Fisika.

Penggunaan metode maupun media pembelajaran yang lebih variatif akan

membantu menumbuhkan motivasi sehingga akan berpengaruh terhadap hasil

belajar peserta didik. Untuk materi-materi pelajaran yang bersifat abstrak

memerlukan media pembelajaran yang sesuai pula dengan materi tersebut.

Demikian juga dengan pelajaran Fisika yang membutuhkan percobaan akan tetapi

Page 5: Proposal (Sampul, 15, 21, DP)

4

sarana dan prasarana sekolah yang kurang memadai dapat memanfaatkan media

simulasi komputer sebagai alternatif pengganti metode percobaan tersebut.

Penggunaan media merupakan salah satu komponen penting di dalam

proses pembelajaran di sekolah. Penggunaan media dipandang penting oleh

karena membantu pencapaian tujuan pembelajaran. Oleh karena itu, menyiapkan

media pembelajaran menjadi salah satu tanggung jawab seorang pengajar. Sejalan

dengan itu, meluasnya kemajuan bidang komunikasi dan teknologi serta tingginya

dinamika dalam dunia pendidikan semakin meluas pula tuntutan dan peluang

penggunaan media yang lebih maju dan bervariasi di dalam proses pembelajaran.

Terutama, dengan semakin berkembangnya teknologi komputer, berbagai

kemungkinan dan kemudahan di tawarkan di dalam upaya memberi solusi

terhadap berbagai masalah pembelajaran. Teknologi komputer menawarkan

berbagai kemungkinan dan kemudahan dalam mengolah audio-visual sehingga

pembuatan media pembelajaran yang lebih maju dan variatif dapat dilakukan.

Dari uraian di atas maka peneliti tertarik untuk mengadakan penelitian

yang berjudul “Penerapan Media Simulasi Komputer Terhadap Hasil Belajar

IPA Fisika Peserta Didik Kelas VII SMP Muhammadiyah Limbung Tahun

Ajaran 2014/2015”

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang yang dikemukakan di atas, maka rumusan

masalah dalam penelitian ini adalah:

Page 6: Proposal (Sampul, 15, 21, DP)

5

1. Seberapa besar hasil belajar IPA Fisika peserta didik kelas VII SMP

Muhammadiyah Limbung tahun ajaran 2014/2015 sebelum diajar

menggunakan media simulasi komputer?

2. Seberapa besar hasil belajar IPA Fisika peserta didik kelas VII SMP

Muhammadiyah Limbung tahun ajaran 2014/2015 setelah diajar

menggunakan media simulasi komputer?

3. Bagaimanakah peningkatan hasil belajar IPA Fisika peserta didik kelas VII

SMP Muhammadiyah Limbung tahun ajaran 204/2015 setelah diajar

menggunakan media simulasi komputer?

C. Tujuan Penelitian

1. Untuk mengetahui hasil belajar IPA Fisika peserta didik kelas VII SMP

Muhammadiyah Limbung tahun ajaran 2014/2015 sebelum diajar

menggunakan media simulasi komputer.

2. Untuk mengetahui hasil belajar IPA Fisika peserta didik kelas VII SMP

Muhammadiyah Limbung tahun ajaran 2014/2015 setelah diajar

menggunakan media simulasi komputer.

3. Untuk mengetahui peningkatan hasil belajar IPA Fisika peserta didik kelas

VII SMP Muhammadiyah Limbung tahun ajaran 2014/2015 setelah diajar

menggunakan media simulasi komputer.

D. Manfaat Penelitian

1. Bagi Guru/Sekolah

Sebagai bahan masukan untuk menentukan alternatif media pembelajaran

Page 7: Proposal (Sampul, 15, 21, DP)

6

yang sesuai dengan materi pelajaran dalam meningkatkan hasil belajar

peserta didik.

2. Bagi Peserta didik

a. Agar hasil belajar peserta didik dapat meningkat.

b. Agar dapat meningkatkan kemampuan dan minat peserta didik dalam

mempelajari Fisika.

3. Bagi Peneliti

Sebagai wahana belajar dan latihan untuk menggali pengalaman dan wawasan

khususnya dibidang pendidikan Fisika.

Page 8: Proposal (Sampul, 15, 21, DP)

BAB II

KAJIAN PUSTAKA

A. Landasan Teori

1. Belajar dan Pembelajaran

a. Pengertian Belajar

Menurut pengertian secara psikologis, belajar merupakan suatu

proses perubahan tingkah laku sebagai hasil dari interaksi dengan

lingkungannya dalam memenuhi kebutuhan hidupnya. Winkel dalam

Purwanto (2013:39) mengemukakan bahwa belajar adalah aktifitas

mental/psikis yang berlangsung dalam interaksi aktif dengan lingkungan

yang menghasilkan perubahan-perubahan dalam pengetahuan,

keterampilan, dan sikap. Perubahan tersebut diperoleh melalui usaha,

menetap dalam waktu yang relatif lama dan merupakan hasil pengalaman.

Gagne dalam Kusumastuti (2013: 7) menyatakan bahwa belajar

adalah suatu proses untuk memperoleh motivasi dalam pengetahuan,

keterampilan, kebiasaan dan tingkah laku. Sementara itu Sadiman dalam

Musfiqon (2011:3) mengemukakan bahwa belajar adalah proses kompleks

yang terjadi pada semua orang dan berlangsung seumur hidup, sejak dia

masih bayi hingga ke liang lahat nanti. Salah satu pertanda bahwa

seseorang telah belajar adalah adanya perubahan tingkah laku dalam

dirinya.

7

Page 9: Proposal (Sampul, 15, 21, DP)

8

Dari definisi-definisi yang dikemukakan oleh para tokoh tersebut

diatas dapat dikemukakan beberapa unsur penting yang mencirikan

tentang pengertian belajar yaitu :

a. Belajar adalah suatu perubahan tingkah laku yang dilakukan secara

sadar dan dapat diperoleh dari interaksi dengan lingkungan

b. Belajar merupakan suatu perubahan yang terjadi melalui

latihan/pengalaman

c. Tingkah laku yang mengalami perubahan karena belajar menyangkut

berbagai aspek misalnya pengetahuan, keterampilan, kebiasaan dan

tingkah laku (sikap)

b. Pembelajaran IPA Fisika

Pembelajaran adalah proses interaksi peserta didik dengan pendidik

dan sumber belajar pada suatu lingkungan belajar. Jihad (2013:11)

mengemukakan bahwa pembelajaran merupakan suatu proses yang teridiri

dari kombinasi dua aspek yaitu belajar tertuju kepada apa yang harus

dilakuka oleh peserta didik, mengajar berorientasi pada pa yang harus

dilakukan oleh guru sebagai pemberi pelajaran. Kedua aspek tersebut akan

dipadukan menjadi suatu kegiatan yang utuh pada saat terjadi interaksi

antara pendidik dengan peserta didik.

Trianto dalam Kusumastuti (2013:10) mengemukakan bahwa

Fisika merupakan salah satu cabang dari IPA dan merupakan ilmu yang

berkembang lewat metode ilmiah. Dapat dikatakan bahwa hakikat Fisika

adalah pengetahuan yang mempelajari gejala-gejala melalui serangkaian

Page 10: Proposal (Sampul, 15, 21, DP)

9

proses yang dikenal dengan proses ilmiah yang dibangun atas sikap ilmiah

dan hasilnya terwujud dalam produk ilmiah yang tersusun atas tiga

komponen terpenting berupa konsep, prinsip, dan teori yang berlaku

secara universal.

Pembelajaran IPA Fisika merupakan suatu kegiatan yang sengaja

dirancang untuk memungkinkan terjadinya proses belajar yang bertujuan

untuk mempelajari/mengkaji benda-benda yang dialam, gejala-gejala,

keajaiban-keajaiban alam serta benda-benda di alam tersebut.

2. Hasil Belajar

Hasil belajar dapat dijelaskan dengan memahami dua kata yang

membentuknya, yaitu “hasil” dan “belajar”. Pengertian hasil menunjuk

pada suatu perolehan akibat dilakukannya suatu aktivitas atau proses yang

mengakibatkan berubahnya input secara fungsional. Dalam siklus input-

proses-hasil, hasil dapat dengan dibedakan dengan input akibat perubahan

oleh proses. Begitu pula dalam kegiatan belajar mengajar, setelah

mengalami belajar peserta didik berubah perilakunya dibanding

sebelumnya (Purwanto, 2013:44).

Setelah melalui proses belajar maka peserta didik diaharpakn dapat

mencpai tujuan belajar yang disebut juga sebagai hasil belajar yaitu

kemampuan yang dimiliki peserta didik setelah menjalani proses

pembelajaran. Usman dalam Jihad (2013:16) menyatakan bahwa hasil

belajar yang dicapai oleh peerta didik sangat erat kaitannya dengan

Page 11: Proposal (Sampul, 15, 21, DP)

10

rumusan tujuan instruksional yang direncanakan guru sebelumnya yang

dikelompokkan kedalam tiga kategori yakni domain kognitif, afektif dan

psikomotor.

a. Domain kognitif meliputi enam ranah yaitu pengetahuan, pemahaman,

aplikasi atau penggunaan prinsip, analisa, sintesa da evaluasi

b. Domain Kemampuan sikap meliputi lima ranah yaitu menerima atau

memperhatikan, merespon, penghargaan, mengorganisasikan dan

mempribadi atau mewatak

c. Domain psikomotorik meliputi lima ranah yaitu menirukan, manipulasi,

keseksamaan, artikulasi dan naturalisasi.

Caroll dalam Kusumastuti (2013:11) menyebut sejumlah faktor

yang mempengaruhi hasil belajar adalah waktu yang tersedia, usaha

individu, bakat, kualitas pembelajaran dan kemampuan untuk

memanfaatkan proses pembelajaran.

Hasil belajar dapat memperlihatkan sejauh mana tujuan-tujuan

instruksional telah dapat dicapai atau dikuasai oleh peserta didik setelah

mereka menempuh pengalaman belajar. Narimo (2013) mengemukakan

bahwa Hasil belajar dapat dikelompokan ke dalam kompetensi yang

berupa perilaku (behavior objective) dan kompetensi bukan perilaku

(non-behavioral objective). Kompetensi yang bukan perilaku dapat

berupa softskill atau outcomes sedangkan kompetensi yang berupa

perilaku berwujud perilaku khusus yang harus ditunjukan oleh peserta

Page 12: Proposal (Sampul, 15, 21, DP)

11

didik bahwa telah terjadi proses belajar, baik dalam ranah kognitif,

psikomotorik, maupun afektif. Dari ketiga ranah tersebut ranah

kognitiflah yang biasanya paling banyak dinilai oleh para guru di

sekolah karena berkaitan dengan kemampuan siswa dalam menguasai

isi bahan pengajaran.

3. Media Simulasi Komputer

Dalam proses pembelajaran kehadiran media mempunyai arti

yang cukup penting. Karena dalam kegiatan pembelajaran

ketidakjelasan bahan yang disampaikan dapat dibantu dengan

menghadirkan media sebagai perantara. Djamarah dalam Susanto (2013)

mengatakan bahwa kerumitan bahan yang disampaikan kepada anak

didik dapat disederhanakan dengan bantuan media . Menurut Hamalik

dalam Susanto (2013) pemakaian media pembelajaran dalam proses

belajar mengajar dapat membangkitkan keinginan dan minat yang baru,

membangkitkan motivasi dan rangsangan kegiatan belajar, dan bahkan

membawa pengaruh-pengaruh psikologis terhadap peserta didik. Media

dapat mewakili apa yang kurang mampu guru ucapkan melalui kata-kata

atau kalimat tertentu. Bahkan keabstrakan bahan dapat dikonkretkan

dengan kehadiran media.

Page 13: Proposal (Sampul, 15, 21, DP)

12

Simulasi adalah satu model hasil penyederhanaan suatu realitas.

Selain harus mencerminkan situasi yang sebenarnya, simulasi harus

bersifat operasional. Artinya simulasi menggambarkan proses yang sedang

berlangsung. Simulasi dapat bersifat fisik (misalnya simulasi ruangan

pengemudi pesawat terbang), verbal (misalnyua simulasi untuk pelajaran

membaca permulaan) atau matematis (untuk mengajarkan sistem

ekonomi). (Musfiqon, 2011:98).

Arsyad (2013:153) menyatakan bahwa proram simulasi dengan

bantuan komputer mencoba untuk menyamai proses dinamis yang terjadi

di dunia nyata, misalnya siswa menggunakan komputer untuk

mensimulasikan menerbangkan pesawat terbang, memanipulasi

pengendaliana pembaangkit listrik tenaga nuklir. Program ini berusaha

memberikan pengalaman masalah dunia nyata kepada peserta didik.

Dari penjabaran di atas, dapat disimpulkan bahwa simulasi

komputer adalah program perangkat lunak komputer yang berfungsi untuk

menirukan perilaku sistem nyata. Manipulasi sebuah model sedemikian

rupa sehingga model tersebut bekerja sesuai dengan yang diharapkan.

Menurut Kakiay dalam Anwar (2011:19) Ada berbagai keuntungan

yang bisa diperoleh dengan memanfaatkan simulasi, yaitu sebagai berikut:

1. Compress Time (Menghemat Waktu)

2. Expand Time (Dapat Melebar-luaskan)

3. Control sources of variation (dapat mengawasi sumber-sember yang

bervariasi)

Page 14: Proposal (Sampul, 15, 21, DP)

13

4. Error in Meansurment Correctin (Mengoreksi kesalahan-kesalahan

Perhitungan)

5. Stop simulation and restart (Dapat Dihentikan dan Dijalankan Kembali)

6. Easy to Replicate (Mudah Diperbanyak)

Simulasi pada komputer memberikan kesempatan untuk belajar

secara dinamis, interaktif dan perorangan. Dengan simulasi, lingkungan

pekerjaan yang kompleks dapat ditata hingg menyerupai dunia nyata.

Simulasi yang menyangkut hidup-mati seperti pada bidang kedokteran

atau penerbangan dan pelayanan sangat bermanfaat jika tidak dikatakan

merupakan cara terbaik untuk memperoleg pengalaman “nyata”.

Keberhasilan simulasi dipengaruhi oleh tiga faktor, yaitu skenario, model

dasar, dan lapisan pengajaran. Skenario harus mencerminkan kehidupan

nyata. (Arsyad, 2013:95).

Media berbasis komputer adalah salah satu media

pembelajaran. Komputer bisa berfungsi sebagai tambahan dalam

belajar. Pemanfaatannya meliputi penyajian materi pelajaran, latihan

atau kedua-duanya. Iriyanti dalam Fitrianti (2013) mengatakan bahwa

Aplikasi media berbasis komputer menyebabkan peningkatan

pemahaman dan proses pembelajaran lebih bervariatif dengan

visualisasi penggunaan komputer .

Arsyad (2013:97) mengatakan bahwa Interaksi dalam lingkungan pembelajaran

berbasis komputer pada umumnya mengikuti tiga unsur, yaitu :

Page 15: Proposal (Sampul, 15, 21, DP)

14

1. Urut-urutan instruksional yang dapat disesuaikan,

2. Jawaban/respons atau pekerjaan siswa, dan

3. Umpan balik yang dapat disesuaikan.

B. Kerangka Pikir

Semua guru pasti mendambakan kerbehasilan dalam proses

pembelajaran yang dilakukan.seorang guru harus mempunyai pengetahuan

yang luas terutama materi yang akan diajarkan dan dapat menyampaikan

informasi dengan baik kepada peserta didik. Dalam proses pembelajaran

saat ini menuntut agar peserta didik lebih aktif sehingga memberikan

kesempatan kepada peserta didik untuk mengungkapkan gagasan-gagasan

dan konsep belajar fisika. Keberhasilan pembelajaran bergantung dari

berbagai faktor, antara lain model pembelajaran, media, materi, peserta

didik, guru an faktor- faktor lain yang terkait dalam proses pembelajaran.

Upaya dalam meningkatkan hasil belajar peserta didik dalam mata

pelajaran IPA Fisika peserta didik kelas XI SMP salah satunya dengan

menggunakan model pembelajaran yang tepat. Salah satu model

pembelajaran yang tepat digunakan adalah model Pembelajaran berbasis

masalah dengan menggunakan media Simulasi.

Menurut Nasution dalam Kusumastuti (2013:16) menyatakan

bahwa media simulasi merupakan peralatan eletronik digital yang dapat

memproses suatu masukan untuk menghasilkan keluaran yang bekerja

secara digital. Media simulasi dapat mengindividualisasikan pengajaran,

Page 16: Proposal (Sampul, 15, 21, DP)

Hasil Belajar Meningkat

PembelajaranPeserta Didik

Media Simulasi Komputer

Yang Menyenangkan

15

melaksanakan menejemen pengajaran, mengajarkan konsep, melaksanakan

perhitungan dan menstimulasi belajar

Input Proses Output

Gambar 2.1

Kerangka Berpikir

Page 17: Proposal (Sampul, 15, 21, DP)

BAB III

METODE PENELITIAN

A. Jenis Penelitian

Jenis penelitian ini adalah pre-Eksperimen (pre-eksperimental design)

yang bertujuan untuk mengetahui Peningkatan Hasil belajar IPA Fisika setelah

diterapkan media simulasi komputer pada peserta didik kelas VII SMP

Muhammadiyah Limbung tahun ajaran 2014/2015

B. Variabel dan Desain Penelitian

a. Variabe Penelitian :

1. Variabel bebas : pengguna media simulasi komputer

2. Variabel Terikat : hasil belajar IPA peserta didik

b. Desain Penelitian

Desain penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah One-group

Pretes-posttest Design. Desain ini dapat digambarkan sebagai berikut :

O1 X O2

(Sugiyono, 2013 : 111)

Keterangan :

O1 = Tes hasil belajar IPA Fisika Peserta didik sebelum diajar

menggunakan media simulasi komputer

X = Proses pembelajaran dengan menggunakan media simulasi

komputer

O2 = Tes hasil belajar IPA Fisika Peserta didik setelah

menggunakan media simulasi komputer

15

Page 18: Proposal (Sampul, 15, 21, DP)

17

C. Subjek Penelitian

Subjek dalam penelitian ini adalah peserta didik kelas VII5 SMP

Muhammadiyah Limbung tahun ajaran 2014/2015 yang berjumlah 45 peserta

didik

D. Definisi Operasional Variabel

a. Variabel bebas

Pengguna media simulasi Komputer adalah pengguna media

pembelajaran yang digunakan dalam proses pembelajaran menggunakan

bantuan komputer dalam pengoperasiannya yang bertujuan untuk

mensimulasikan keadaan seperti situasi nyata

b. Variabel Terikat

Hasil belajar IPA Fisika adalah Nilai peserta didik yang diperoleh dari

hasil tes belajar Fisika pada aspek kognitif.

E. Prosedur Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan melalui tiga tahap yakni: tahap persiapan, tahap

pelaksanaan, dan tahap akhir.

a) Tahap persiapan

Kegiatan yang dilakukan pada tahap ini adalah:

1) Berkonsultasi dengan kepala sekolah dan guru bidang studi IPA

Fisika Muhammadiyah Limbung untuk meminta izin melaksanakan

penelitian.

2) Menentukan materi yang akan dijadikan sebagai materi penelitian .

3) Menyusun Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP).

Page 19: Proposal (Sampul, 15, 21, DP)

18

4) Mendesain Instrumen, Adapun langkah-langkah yang di tempuh

dalam penyusunan instrumen antara lain :

a. Membuat kisis-kisi soal berdasarkan kurikulum yang digunakan

di sekolah.

b. Membuat soal dan kunci jawaban berdasarkan kisi-kisi soal yang

telah dibuat.

c. Melakukan uji coba instrumen penelitian

d. Menganalisis data hasil uji coba instrumen yang terdiri dari

tingkat kesukaran,validitas, dan realibilitas perangkat tes untuk

menentukan butir soal mana yang dapat digunakan dan butir soal

mana yang harus dibuang atau direvisi.

Pengujian validita setiap item tes dengan menggunakan rumus yakni

sebagai berikut:

γ pb1=

M p−M t

St √ pq

(Arikunto, 2009:79)

dengan :

γ pb1 = koefesien korelasi biserial

Mp = rerata skor pada tes dari peserta tes yang memiliki

jawaban benar

Mt = rerata skor total

St = standar deviasi

Page 20: Proposal (Sampul, 15, 21, DP)

19

p = proporsi peserta tes yang jawabannya benar pada

soal (tingkat kesukaran)

q = 1 – p

Untuk menghitung reliabilitas tes hasil belajar fisika

digunakan rumus Kuder-Richardson - 20 (KR-20) sebagai berikut :

γ 11=( nn−1 )( S2−∑ pq

S2 ) (purwanto, 2013:169)

dengan :

γ11 = reliabilitas tes secara keseluruhan

p = proporsi subjek yang menjawab item dengan benar.

q = proporsi subjek yang menjawab item salah (q = 1 – p)

∑ pq = jumlah perkalian antara p dan q

N = banyaknya item

S =  standar deviasi dari tes (standar deviasi adalah akar

varians) dapat dicari dengan persamaan :

S=√∑ X 2

N

X = simpangan X dari X̄ , yang dicari dari X - X̄

S = varians, selalu dituliskan dalam bentuk kuadrat, karena

standar deviasi kuadrat.

N = banyaknya subjek pengikut tes

Page 21: Proposal (Sampul, 15, 21, DP)

20

b) Tahap pelaksanaan

1. Memberikan pretest dengan soal yang telah diuji cobakan untuk

mengetahui pengetahuan awal peserta didik.

2. Memberikan perlakuan dengan mengajar menggunakan media

simulasi komputer.

3. Memberikan posttest untuk mengetahui pemahamam konsep peserta

didik setelah mengikuti pembelajaran dengan menggunakan media

simulasi komputer.

4. Mengolah data hasil pretest dan posttest.

c) Tahap Akhir

Setelah seluruh kegiatan pengajaran dilaksankan maka dilakukan

analisis dari data-data yang diperoleh untuk mengetahui sejauh mana

tujuan dari penelitian yang dilakukan terjawab.

F. Instrumen Penelitian

Instrumen penelitian merupakan alat atau fasilitas yang digunakan oleh

peneliti dalam mengumpulkan data instrumen yang digunakan dalam

penelitian ini adalah Tes yaitu serentetan pertanyaan atau latihan serta alat

lain yang digunakan untuk mengukur pengetahuan intelegensi, kemampuan

atau bakat yang dimiliki oleh individu atau kelompok.

Dalam penelitian ini digunakan instrumen yaitu tes hasil belajar IPA

Fisika. Tes yang digunakan sebagai pengumpul data variabel hasil belajar

Fisika dengan ranah kognitif yang meliputi ingatan (C1), pemahaman (C2),

penerapan (C3). Bentuk instrumen dalam penelitian ini adalah pilihan ganda

Page 22: Proposal (Sampul, 15, 21, DP)

21

(multiple choice test) pemberian skor pada uji coba instrumen adalah skor

satu untuk jawaban yang benar dan nol untuk jawaban yang salah.

G. Teknik Pengumpulan Data

Pengumpulan data merupakan tahap yang paling menentukan dalam

pelaksanaan penelitian ini. Data yang diperoleh ditentukan oleh instrumen

pengumpulan data yang benar. Teknik pengumpulan data yang digunakan

dalam penelitian ini adalah dengan menggunakan instrumen penelitian yaitu

tes hasil belajar IPA Fisika peserta didik.

H. Teknik Analisis Data

Data yang diperoleh dari hasil penelitian ini dianalisis dengan

menggunakan teknik analisis deskrpitif. Analisis deskriptif ini digunakan

untuk mendeksrisikan skor hasil belajar IPA Fisika kelas SMP

Muhammadiyah Limbung setelah diajar menggunakan media simulasi

komputer

a. Analisis Deskriptif

Teknik analisis deskripsikan yang digunakan adalah penyajian data

berupa skor rata-rata, standar deviasi, skor ideal, skor terendah dan skor

tertinggi. Untuk mengetahui nilai yang diperoleh peserta didik maka skor

dikonversi dalam bentuk nilai dengan menggunakan rumus sebagai berikut:

Keterangan:

N = Nilai Peserta didik

Page 23: Proposal (Sampul, 15, 21, DP)

22

SS = Skor hasil belajar peserta didik

SI = Skor ideaL

b. Uji N-Gain

Uji N-gain ini dilakukan untuk mengetahui kategori peningkatan hasil

belajar fisika peserta didik sebelum dan setelah diterapkannya model

pembelajaran problem posing tipe pre-solution posing. Dengan

menggunakan rumus:

g=Spost−test−Spre−test

Smaks−S pre−test

Keterangan:

g = Gain

Smaks = Skor maksimal

Spost-test = Skor post-test.

Spre-test = Skor pre-test

Tabel 3.2 Kategori Tingkat N-Gain yang dikemukakan oleh

Haake

Batasan Kategori

0,70 g Tinggi

0,30 g 0,70 Sedang

g 0,30 Rendah

(Ariesta, 2010)

Page 24: Proposal (Sampul, 15, 21, DP)
Page 25: Proposal (Sampul, 15, 21, DP)

DAFTAR PUSTAKA

Ariesta & Supartono. 2011. Pengembangan Perangkat Perkuliahan Kegiatan

Laboratorium Fisika Dasar Ii Berbasisi Inkuiri Terbimbing Untuk

Meningkatkan Kerja Ilmiah Mahasiswa. Jurnal Pendidikan Fisika

Indonesia. 7 (2): 62-68.

Anwar, A.A. 2011. Pembelajaran Fisika Menggunakan Media Simulasi Komputer

dan Media Laboratorium Ditinjau Dari Kemampuan Berpikir Siswa

Pada Pokok Bahasan Gerak Harmoni Sederhana Di SMA. Skripsi tidak

diterbitkan. Surakarta: universitas Sebelas Maret.

Arikunto, S. 2009. Dasar-dasar Evaluasi Pendidikan (Edisi Revisi). Jakarta:

Bumi Aksara

Arsyad, A. 2013. Media Pembelajaran. Jakarta: Raja Grafindo Persada

Fitrianti, dkk. 2013. Pengembangan Media Pembelajaran IPA Terpadu Berbasis

Komputer Pada Tema Bunyi Melalui lesson Study untuk kelas

VIII. Unnes Science Education Journal. 2 (1) : 320-328.

Jauhar, M. 2011. Implementasi PAIKEM dari behavioristik sampai

konstruktivistik. Jakarta : Prestasi Pustaka

Jihad, A . 2013. Evaluasi Pembelajaran. Yogyakarta : Multi Presindo

Kusumastuti, A. 2013. Pengaruh Model PBL (Problem Based Learning)

Menggunakan Media Gambar Bergerak (Animasi) Terhadap Hasil

Belajar IPA Materi Pesawat Sederhana Siswa kelas VIII SMPN 2

22

Page 26: Proposal (Sampul, 15, 21, DP)

23

Bobotsari Purbalingga. Skripsi Tidak Diterbitkan. Surakarta:

Universitas Sebelas Maret.

Musfiqon. 2011. Pengembangan Media & Sumber Pembelajaran. Jakarta :

Prestasi Pustaka

Narimo, B. P & Suharyanto. 2013. Pengaruh Media Simulasi Interaktif Yenka

Berbasis Komputer Terhadap Hasil Belajar Mata Pelajaran Fisika

Materi Alat-Alat Optik Peserta Didik Smp Negeri 1 Klaten Kelas VIII

Semester 2. Jurnal UNY. 2 (6).

Purwanto. 2013. Evaluasi Hasil Belajar. Yogyakarta: Pustaka Belajar

Sugiyono. 2013. Metode Penelitian Pendidikan pendekatan kuantitatif, kualitatif,

dan R&D. Bandung : Alfabeta

Susanto, dkk. 2013. Keefektifan Pemanfaatan Media Simulasi Untuk

Meningkatkan Pemahaman Konsep Dan Keterlibatan Belajar Siswa.

Unnes Physics Education Journal. 2 (2): 8-12

Page 27: Proposal (Sampul, 15, 21, DP)

24

RPP

LKPD

MATERI AJAR

LEMBAR OBSERVASI

Page 28: Proposal (Sampul, 15, 21, DP)

25

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN

(RPP)

Satuan Pendidikan : SMP Muhammadiyah Limbung

Mata Pelajaran : IPA Fisika

Kelas/ Semester : VII5/ ganjil

Pokok Bahasan : Pengukuran

Alokasi Waktu : 2 x 40 Menit

A. Standar Kompetensi

1. Memahami prosedur ilmiah untuk mempelajari benda-benda di alam

dengan menggunakan peralatan

B. Kompetensi Dasar

1.3 Melakukan pengukuran dasar secara teliti dengan menggunakan alat ukur

yang sesuai dan sering digunakan dalam kehidupan sehari-hari.

C. Indikator

1. Kognitif

a. Produk

- Menjelaskan pengertian pengukuran.

- Menyebutkan alat-alat ukur

- Membedakan penggunaan alat ukur mistar, jangka sorong dan

mikrometer sekrup

- Menentukan pembacaan skala dan panjang pada mistar, jangka sorong,

dan mikrometer skrup.

b. Proses

- Melakukan pengukuran dengan menggunakan alat-alat ukur yang

sering digunakan dalam kehidupan sehari-hari (mistar)

Page 29: Proposal (Sampul, 15, 21, DP)

26

- Melakukan pengukuran dengan menggunakan jangka sorong dan

mikorometer sekrup

- Mampu menghitung panjang, massa dan waktu dengan menggunakan

alat-alat ukur yang sering digunakan dalam kehidupan sehari-hari.

2. Psikomotor

- Terampil dalam melakukan pengukuran menggunakan alat ukur yang

telah ditentukan

3. Afektif

Karakter

Disiplin dan jujur dalam proses pembelajaran. Memiliki rasa ingin tahu dan minat belajar. Bertanggung jawab atas apa yang dikerjakan.

Ket. Sosial1. Menjadi pendengar yang baik2. Mengargai pendapat teman3. Bekerjasama

D. Tujuan Pembelajaran

a. Produk

- Melalui penjelasana guru, peserta didik dapat menjelaskan pengertian

pengukuran.

- Berdasarkan gambar dari media simulasi komputer, peserta didik dapat

menyebutkan alat-alat ukur

- Diberikan penjelasan menggunakan media simulasi komputer, peserta

didik dapat membedakan penggunaan alat ukur jangka sorong dan

mikrometer sekrup

- Diberikan penjelasan menggunakan media simulasi komputer, peserta

didik dapat menentukan pembacaan skala dan panjang pada mistar,

jangka sorong dan mikrometer sekrup.

b. Proses

- Berdasarkan penjelasan dari simulasi komputer, peserta didik dapat

melakukan pengukuran dengan menggunakan alat-alat ukur yang

sering digunakan dalam kehidupan sehari-hari (mistar)

Page 30: Proposal (Sampul, 15, 21, DP)

27

- Melalui simulasi komputer peserta didik dapat melakukan pengukuran

dengan menggunakan jangka sorong dan mikorometer sekrup

- Diberikan contoh soal, peserta didik mampu menghitung panjang,

massa dan waktu dengan menggunakan alat-alat ukur yang sering

digunakan dalam kehidupan sehari-hari.

2. Psikomotor

- Terampil dalam melakukan pengukuran menggunakan alat ukur yang

telah ditentukan

3. Afektif

KarakterTerlibat aktif dalam proses pembelajaran, paling tidak peserta didik dinilai pengamat membuat kemajuan dalam menunjukkan perilaku berkarakter meliputi: Disiplin, rasa ingin tahu, tanggung jawab.

Keterampilan sosialTerlibat aktif dalam proses pembelajaran, paling tidak peserta didik dinilai membuat kemajuan dalam menunjukkan keterampilan sosial meliputi: Bekerjasama dalam kegiatan pembelajaran dan aktif menyampaikan pendapat, menjadi pendengar yang baik, dan menanggapi pendapat orang lain dalam diskusi.

E. Materi Pembelajaran- Pengertian Pengukuran- Alat-alat ukur- Penggunaan alat ukur untuk mengukur besaran

F. Model dan Metode PembelajaranModel Pembelajaran : Pembelajaran berkolompok (cooperative learning)Metode pembelajaran : Presentasi media, diskusi kelompok, tanya jawab,

G. Sumber/ Media Pembelajaran- Buku paket IPA Fisika SMP- LCD- Media Simulasi Komputer

H. Langkah-Langkah KegiatanA. Pendahuluan (10 Menit)

Menyampaikan tujuan dan memotivasi peserta didik

Page 31: Proposal (Sampul, 15, 21, DP)

28

1. Guru mengecek persiapan peserta didik untuk belajar2. Guru menyiapkan media simulasi komputer dalam proses

pembelajaran dan memotivasi peserta didik dengan cara tanya jawab tentang pengukuran yang berhubungan dalam kehidupan sehari-hari

3. Guru menyampaikan tujuan pembelajaran kepada peserta didikB. Kegiatan Inti (60 menit)

Menyajikan Informasi- Guru menginformasikan bahwa yang akan dipelajari adalah

pengukuran- Guru membagi peserta didik kedalam beberapa kelompok- Guru memberikan Lembar Kerja Peserta Didik (LKPD) yang berisi

tentang soal-soal latihan dan dikerjakan secara berkelompok

Mengorganisasikan peserta didik kedalam kelompok belajar- Guru meminta kepada peserta didik mengatur tempat duduk sesuai

dengan kelompok kooperatifnya masing-masing.- Guru menyampaikan kepada peserta didik untuk bekerja secara

kelompok memikirkan jawaban masalah/pertanyaan yang terdapat di LKPD. Saling membantu antara yang satu dengan yang lainnya, dan kalian harus yakin bahwa semua anggota kelompok telah mengerti apa yang kalian kerjakan.

Membimbing kelompok bekerja dan belajar- Guru menjelaskan tentang pengukuran dan alat-alat ukur

menggunakan media simulasi komputer- Guru membimbing peserta didik dalam mendiskusikan dan mengisi

jawaban LKPD - Selama peserta didik bekerja dalam kelompok guru memantau tiap

kelompok, memberikan motivasi kepada kelompok yang kurang bersemangat dan memberikan bantuan yang mereka perlukan

Evaluasi- Guru menunjuk perwakilan dari salah satu kelompok untuk

menyampaikan hasil diskusi dan jawaban dari LKPD- Kelompok yang lain menanggapi Memberi penghargaan- memberikan penghargaan kepasa kelompok yang mempresentasikan

hasil kerjanyaC. Penutup (10 menit)

- Meminta peserta didik merangkum pelajaran - Memberikan tugas rumah

Page 32: Proposal (Sampul, 15, 21, DP)

29

- Mengingatkan materi yang akan dibahas pada pertemuan berikutnyaI. Penilaian

NO Soal Jawaban Skor1

2

3

4

Jelaskan pengertian pengukuran

Sebutkan alat-alat ukur yang ada dapat digunakan untuk mengukur.

Jelaskan perbedaan mistar, jangka sorong, dan mikrometer sekrup?

Berapakah pembacaan skala dan panjang yang ditunjukkan pada….

Pengukuran adalah membandingkan nilai besaran yang di ukur dengan besara sejenis yang di tetapkan sebagai satuan

- Alat untuk mengukur panjang yaitu: mistar, jangka sorong, dan mikrometer sekrup

- Alat untuk mengukur massa yaitu neraca

- Alat untuk mengukur waktu yaitu stopwatch

Mistar digunakan untuk mengukur panjang, jangka sorong digunakan untuk mengukur panjang, diameter dalam dan luar sebuah cincin, mikrometer sekrup digunakan untuk mengukur benda yang sangat tipis

a. Panjang skala antara XY yaitu =76 cm

b. Dik, SU = 4,6 SN = 13 NST alat = 0,01mmDik, Penunjukan skala =…….?Peny:= SU +SN x NST alat = 4,6 + 13 x 0,01 = 4,6 + 0,13 = 4,73 mmc. Dik, SU=11 mm

SP = 65 bagian NST = 0,01 mmDit, Penunjukan skala=…..?Peny:=SU + SP x NST alat

3

3

6

8

Page 33: Proposal (Sampul, 15, 21, DP)

30

= 11 + 65 x 0,01=11 + 0,65= 11,65 mm

Rumus penilaian :

NP = X 100 = …………

Rubrik / pedoman penskoran :

NO. ASPEK YANG DINILAI SKOR

1 dan 2

Jika menjelaskan dengan jelas dan benar 3

Jika penjelasan tidak sempurna 2

Jika penjelasan tidak benar 1

Jika jawaban tidak ada 0

3

4

Menyebutkan perbedaan dengan jelas dan benar

64

1

Jika penjelasan tidak sempurna

Jika penjelasan tidak benar

Menuliskan diketahui dengan benar

Menulis persamaan dengan benar 1

Menuliskan hasil yang benar 2

Menjabarkan penyelesaian dengan benar 3

Menuliskan satuan dengan benar 1

Lembar Penilaian Afektif

No Uraian Tugas Sangat Baik Memuaskan Cukup Kurang

Skor perolehan

Skor Max ( 20 )

Page 34: Proposal (Sampul, 15, 21, DP)

31

Kinerja (A) (B) (C) (D)1 Teliti2 Bertanggung

jawab3 Disiplin4 Jujur

Lembar Penilaian Keterampilan Sosial

NO

Rincian tugas kinerja Sangat Baik (A)

Memuaskan (B)

Cukup (C)

Kurang (D)

1 Aktif bertanya (maks 3x)

2 Mengemukakan gagasan

3 Menjadi pendengar yang baik

4 Bekerjasama5 Berkomunikasi

DAFTAR PUSTAKA :Kanginan, Martin. 2007. IPA FISIKA untuk SMP Kelas VII. Cimahi: ErlanggaAbdullah, Mikrajuddin. 2007. IPA FISIKA SMP dan MTs untuk Kelas VII.

Jakarta: PT. Gelora Askara pratamaMangunwiyoto Harjono, Widogdo. 2007. Pokok – pokok fisika SMP kelas VII

semester I. Jakarta: Erlangga

Gowa, Juni 2014

LEMBAR KERJA PESERTA DIDIK

(LKPD)

Nama kelompok :

Anggota :

1. …….. 3. ………...2. …….. 4. ………….

Kelas : ……………….

Tanggal :

Page 35: Proposal (Sampul, 15, 21, DP)

32

Materi : Pengukuran

Sub Pokok Bahasan : Pengukuran dan alat-alat Ukur

Standar Kompetensi : Memahami prosedur ilmiah untuk mempelajari benda-

benda di alam dengan menggunakan peralatan

Kompetens Dasar : Melakukan pengukuran dasar secara teliti dengan menggunakan alat ukur yang sesuai dan sering digunakan dalam kehidupan sehari-hari

Indikator :

- Menjelaskan pengertian pengukuran.

- Menyebutkan alat-alat ukur

- Membedakan penggunaan alat ukur mistar, jangka

sorong dan mikrometer sekrup

- Menentukan pembacaan skala dan panjang pada mistar,

jangka sorong, dan mikrometer skrup.

Soal

1. Jelaskan pengertian Pengukuran !

…………………………………………………………………………………………

…………………………………………………………………………………………

…………………………………………………………………………………….......

2. Jelaskan perbedaan alat ukur mistar, jangka sorong dan mikormeter sekrup!…………………………………………………………………………………………

…………………………………………………………………………………………

………………………………………………………………………………………….

Page 36: Proposal (Sampul, 15, 21, DP)

33

3. Berilah tanda alat-alat ukur di bawah ini sesuai dengan

besaran yang diukurnya dengan tepat !

No Ala-alat ukurBesaran

Massa Waktu Panjang

1 neraca

2 Jengkal tangan

3 mistar

4 stopwatch

5 meteran

6 Jam dinding

7 timbangan

8Mikrometer

sekrup

9 Jangka Sorong

4. Berapakah pembacaan skala dan panjang yang ditunjukkan pada….

MATERI AJAR

Pengukuran

Peranan pengukuran dalam kehidupan sehari-hari sangat penting.

Seorang tukang jahit pakaian mengukur panjang kain untuk dipotong

sesuai dengan pola pakaian yang akan dibuat dengan menggunakan

meteran pita. Penjual daging menimbang massa daging sesuai kebutuhan

pembelinya dengan menggunakan timbangan duduk. Seorang petani

Page 37: Proposal (Sampul, 15, 21, DP)

34

tradisional mungkin melakukan pengukuran panjang dan lebar sawahnya

menggunakan satuan bata, dan tentunya alat ukur yang digunakan adalah

sebuah batu bata. Tetapi seorang insinyur sipil mengukur lebar jalan

menggunakan alat meteran kelo untuk mendapatkan satuan meter.

Pengukuran adalah membandingkan suatu besaran dengan suatu

satuan. Contoh lain adalah ketika kita mengukur panjang meja dengan

penggaris, misalnya didapat panjang meja 100 cm, maka panjang meja

merupakan besaran, 100 merupakan hasil dari pengukuran sedangkan cm

adalah satuannya.

Beberapa aspek pengukuran yang harus diperhatikan yaitu

ketepatan (akurasi), kalibrasi alat, ketelitian (presisi), dan kepekaan

(sensitivitas). Dengan aspek-aspek pengukuran tersebut diharapkan

mendapatkan hasil pengukuran yang akurat dan benar. Berikut ini akan

kita bahas pengukuran besaran-besaran fisika, meliputi panjang, massa,

dan waktu.

1. Pengukuran Panjang

Alat ukur yang digunakan untuk mengukur panjang benda haruslah

sesuai dengan ukuran benda. Sebagai contoh, untuk mengukur lebar buku

kita gunakan pengaris, sedangkan untuk mengukur lebar jalan raya lebih

mudah menggunakan meteran kelos.

a. Pengukuran Panjang dengan Mistar

Penggaris atau mistar berbagai macam jenisnya, seperti penggaris yang

berbentuk lurus, berbentuk segitiga yang terbuat dari plastik atau logam,

mistar tukang kayu, dan penggaris berbentupita (meteran pita). Mistar

mempunyai batas ukur sampai 1 meter, sedangkan meteran pita dapat

mengukur panjang sampai 3 meter. Mistar memiliki ketelitian 1 mm atau 0,1

cm.

Page 38: Proposal (Sampul, 15, 21, DP)

35

Gambar 1

Posisi mata harus melihat tegak lurus terhadap skala ketika membaca skala

mistar. Hal ini untuk menghindari kesalahan pembacaan hasil pengukuran

akibat beda sudut kemiringan dalam melihat atau disebut dengan kesalahan

paralaks.

Gambar 1.2 Pembacaan Skala

b. Pengukuran Panjang dengan Jangka Sorong

Bagaimanakah mengukur kedalaman suatu tutup pulpen? Untuk mengukur

kedalaman tutup pulpen dapat kita gunakan jangka sorong. Jangka sorong

merupakan alat ukur panjang yang mempunyai batal ukur sampai 10 cm

dengan ketelitiannya 0,1 mm atau 0,01 cm. Jangka sorong juga dapat

Gambar Alat Ukur Panjang

Page 39: Proposal (Sampul, 15, 21, DP)

36

digunakan untuk mengukur diameter cinci dan diameter bagian dalam sebuah

pipa. Bagian-bagian penting jangka sorong yaitu

1. rahang tetap dengan skala tetap terkecil 0,1 cm

2. rahang geser yang dilengkapi skala nonius. Skala tetap dan nonius

mempunyai selisih 1 mm.

jangka sorong mempunyai dua jenis skala, yaitu skala utama dan skala

nonius yang dapat digeser-geser. Satu bagian skala utama, panjangnya 1 mm.

Panjang 10 skala nonius adalah 9 mm. Ini berarti 1 skala nonius (jarak antara

dua garis skala nonius yang berdekatan) sama dengan 0,9 mm. Jadi, selisih

skala utama dengan skala nonius adalah 1 mm – 0,9 mm =0,1 mm atau 0,01

cm. Contoh pengukuran menggunakan jangka sorong. Diperoleh hasil

pengukuran sebagai berikut.

Skala utama : 4,2 cm

Skala nonius : 0,05 cm +

Pembacaan : 4,25 cm

c. Pengukuran Panjang dengan Mikrometer Sekrup

Page 40: Proposal (Sampul, 15, 21, DP)

37

Tahukah kamu alat ukur apa yang dapat digunakan untuk mengukur benda

berukuran kurang dari dua centimeter secara lebih teliti? Mikrometer sekrup

memiliki ketelitian 0,01 mm atau 0,001 cm. Mikrometer sekrup dapat

digunakan untuk mengukur benda yang mempunyai ukuran kecil dan tipis,

seperti mengukur ketebalan plat, iameter kawat, dan onderdil kendaraan

yang berukuran kecil. Bagian-bagian dari mikrometer adalah rahang putar,

skala utama, skala putar, dan silinder bergerigi. Skala terkecil dari skala

utama bernilai 0,1 mm, sedangkan skala terkecil untuk skala putar sebesar

0,01 mm. Berikut ini gambar bagian-bagian dari mikrometer.

2. Pengukuran Massa Benda

Pernahkah kamu pergi ke pasar? Ketika di pasar kamu mungkin akan

melihat berbagai macam alat ukur timbangan seperti dacin, timbangan pasar,

timbangan emas, bahkan mungkin timbanganatau neraca digital. Timbangan

tersebut digunakan untuk mengukur massa benda. Prinsip kerjanya adalah

keseimbangan kedua lengan yaitu keseimbangan antara massa benda yang

diukur denga anak timbangan yang digunakan. Dalam dunia pendidikan sering

digunakan neraca O’Hauss tiga lengan atau dua lengan. Perhatikan beberapa

alat ukur berat berikut ini.

Page 41: Proposal (Sampul, 15, 21, DP)

38

Bagian-bagian dari neraca O’Hauss tiga lengan adalah sebagai berikut:

• Lengan depan memiliki skala 0—10 g, dengan tiap skala bernilai 1 g.

• Lengan tengah berskala mulai 0—500 g, tiap skala sebesar 100 g.

• Lengan belakang dengan skala bernilai 10 sampai 100 g, tiap skala 10g.

3. Pengukuran Besaran Waktu

Ketika bepergian kita tidak lupa membawa jam tangan. Jam tersebut kita

gunakan untuk menentukan waktu dan lama perjalanan yang sudah ditempuh.

Berbagai jenis alat ukur waktu yang lain, misalnya: jam analog, jam digital,

jam dinding, jam atom, jam matahari, dan stopwatch. Dari alat-alat tersebut,

stopwatch termasuk alat ukur yang memiliki ketelitian cukup baik, yaitu

sampai 0,1 s.

Gambar 1.4 Berbagai Jenis Alat Ukur Waktu

LEMBAR OBSERVASI

Aktivitas Siswa Kelas VII SMP Muhammadiyah Limbung

No Komponen Yang Diamati Pertemuan %

Gambar 1.3 Beberapa Jenis Neraca

Page 42: Proposal (Sampul, 15, 21, DP)

39

~XI II III

T

e

s

A

k

h

i

r

1.Banyaknyasiswa yang hadir pada saat pembelajaran.

2.Siswa yang memperhatikan pembahasan materi pelajaran.

3.Siswa yang mengajukan pertanyaan kepada guru.

4.

Kelompok yang meminta bimbingan pada guru dalam menyelesaikan LKS atau tugasnya.

5.Siswa yang kurang aktif dalam kelompoknya.

6.Kelompok yang tidak dapat menyelesaikan LKS dan soal latihan yang diberikan di kelas.

7.

Siswa yang mengajukan pertanyaan, tanggapan dan komentar kepada kelompok lain.

8.Siswa yang tidak memperhatikan persentasi kelompok lain.