Proposal Pengumpan Belum Fix (2)

29
PROPOSAL PENELITIAN KAJIAN PENGOLAHAN BERAS PRATANAK: RANCANG BANGUN PENGUMPAN BAHAN BAKAR TUNGKU BIOMASSA UNTUK PENGUKUSAN GABAH MUHAMAD MIRWAN ISLAMY DEPARTEMEN TEKNIK MESIN DAN BIOSISTEM FAKULTAS TEKNOLOGI PERTANIAN INSTITUT PERTANIAN BOGOR BOGOR 2015

description

about proposal

Transcript of Proposal Pengumpan Belum Fix (2)

  • PROPOSAL PENELITIAN

    KAJIAN PENGOLAHAN BERAS PRATANAK:

    RANCANG BANGUN PENGUMPAN BAHAN BAKAR TUNGKU

    BIOMASSA UNTUK PENGUKUSAN GABAH

    MUHAMAD MIRWAN ISLAMY

    DEPARTEMEN TEKNIK MESIN DAN BIOSISTEM

    FAKULTAS TEKNOLOGI PERTANIAN

    INSTITUT PERTANIAN BOGOR

    BOGOR

    2015

  • Judul : Kajian Pengolahan Beras Pratanak : Rancang Bangun

    Pengumpan Bahan Bakar Tungku Biomassa Untuk

    Pengukusan Gabah

    Nama : Muhamad Mirwan Islamy

    NIM : F14110022

    Disetujui oleh

    Dr Ir Rokhani Hasbullah, MSi

    Pembimbing Akademik

  • KATA PENGANTAR

    Puji dan syukur penulis panjatkan kepada Allah SWT atas segala karunia-

    Nya sehingga proposal ini berhasil diselesaikan. Penulisan proposal ditujukan

    untuk memenuhi syarat melaksanakan penelitian pada Departemen Teknik Mesin

    dan Biosistem, Fakultas Teknologi Pertanian, Institut Pertanian Bogor. Judul yang

    dipilih dalam penelitian ini adalah Kajian Pengolahan Beras Pratanak : Rancang Bangun Pengumpan Bahan Bakar Tungku Biomassa Untuk Pengukusan Gabah.

    Terima kasih penulis ucapkan kepada Bapak Dr Ir Rokhani Hasbullah, MSi

    selaku dosen pembimbing akademik yang telah memberikan masukan dan saran

    dalam penulisan proposal penelitian ini. Ungkapan terima kasih juga disampaikan

    kepada ibu, kakak, dan teman-teman serta para pihak yang telah mendoakan dan

    membantu dalam penyusunan proposal penelitian ini. Penulis berharap semoga

    proposal ini dapat dijadikan pedoman dalam pelaksanaan kegiatan penelitian demi

    perbaikan penulisan proposal dan kegiatan penelitian ini.

    Bogor, Januari 2015

    Penulis

  • DAFTAR ISI

    KATA PENGANTAR iii

    DAFTAR ISI iv

    DAFTAR TABEL iv

    DAFTAR GAMBAR iv

    DAFTAR LAMPIRAN iv

    PENDAHULUAN 1

    Latar Belakang 1

    Perumusan Masalah 2

    Tujuan Penelitian 2

    TINJAUAN PUSTAKA 2

    Beras Pratanak 2

    Teknologi Pengolahan Beras Pratanak 2

    Tungku Biomassa 3

    Pengumpan Bahan Bakar 3

    Biomassa sebagai Bahan Bakar 4

    Teori Pembakaran Bahan Bakar 4

    Pindah Panas pada Boiler 5

    METODOLOGI 7

    Waktu dan Tempat 7

    Bahan dan Alat 8

    Metode Penelitian 8

    Rumusan Ide Rancangan 9

    Gambar Teknik 10

    Metode Pengujian 11

    LUARAN YANG DIHARAPKAN 12

    RENCANA ANGGARAN BIAYA 12

    DAFTAR PUSTAKA 13

    LAMPIRAN 14

  • DAFTAR TABEL

    1 Nilai kalori limbah kayu dan kulit kayu dengan berbagai kadar air 4

    2 Rencana jadwal kegiatan penelitian 7

    3 Rancangan fungsional pengumpan bahan bakar 9

    4 Rancangan fungsional tungku 9

    5 Rancangan fungsional tangki air 10

    6 Rancangan fungsional tangki pengukusan 10

    7 Rencana biaya penelitian 12

    DAFTAR GAMBAR

    1 Diagram alir metode penelitian 8

    DAFTAR LAMPIRAN

    1 Anggaran biaya penelitian 14

  • PENDAHULUAN

    Latar Belakang

    Beras merupakan bahan pangan pokok yang sangat penting bagi masyarakat

    Indonesia bahkan termasuk bahan pangan pokok terpenting warga dunia. Hasil

    olahan beras berupa nasi dikonsumsi oleh sebagian besar penduduk Asia sebagai

    sumber karbohidrat utama dalam menu sehari-hari. Kebiasaan masyarakat

    Indonesia yang menjadikan beras sebagai bahan pangan pokok sehari-hari

    menjadikan beras ini sulit digantikan dengan bahan pangan pokok lainnya. Sebutan

    beras sendiri dikhususkan untuk padi yang telah melewati beberapa proses dalam

    penanganan pascapanen.

    Beberapa cara dilakukan untuk menekan kehilangan kandungan penting pada

    beras, salah satunya dengan pengolahan beras pratanak yaitu pengolahan gabah

    dengan penambahan proses perendaman dan pengukusan sebelum dilakukan

    penggilingan. Tujuan dari proses pratanak adalah untuk menghindari kehilangan

    dan kerusakan beras, baik ditinjau dari nilai gizi maupun rendemen yang dihasilkan.

    Menurut Widowati (2008), proses pratanak dapat meningkatkan rendemen giling

    2-7%. Dalam proses pratanak terjadi pengerasan lapisan aleuron yang mengurangi

    kadar sedikitnya bekatul dan nutrisi yang hilang, sehingga derajat sosohnya

    menurun dan persentase beras kepala meningkat. Sebaliknya, presentasi beras patah

    dan menir menurun. Selain meningkatkan nilai rendemen giling, beras pratanak

    memiliki kandungan vitamin B dan mineral (terutama Na, K, Ca, Mg) yang lebih

    tinggi dibandingkan beras giling biasa. Kandungan minyak dan protein sedikit lebih

    rendah, sehingga beras lebih tahan lama untuk disimpan.

    Beberapa peralatan yang digunakan dalam kegiatan pengolahan beras

    pratanak adalah tungku, tangki penghasil uap (boiler), tangki pengukusan dan

    tangki perendaman. Salah satu peralatan yang sangat penting adalah tungku.

    Tungku ini berperan sebagai penghasil panas untuk melakukan proses pengukusan

    gabah dengan uap panas. Tungku yang digunakan sebagai sumber panas ini dapat

    berupa tungku biomassa, kompor listrik ataupun kompor gas.

    Berdasarkan penelitian sebelumnya yang dilakukan oleh Negara (2013)

    dijelaskan bahwa perlu dilakukan kajian kembali mengenai bentuk dan dimensi

    pengumpan tungku yang dirancangnya terhadap laju volumetrik untuk pembakaran.

    Pada penelitian akan dilakukan rancang bangun dan modifikasi pada pengumpan

    tungku berbahan bakar biomassa dan uji kinerja pada tungku yang sama. Adanya

    pengumpan biomassa ini dimaksudkan untuk memberikan bahan bakar pada tungku

    sehingga diperoleh panas yang cukup dan kontinyu untuk proses pengolahan beras

    pratanak. Panas dari tungku biomassa ini diharapkan dapat memberikan panas yang

    optimum untuk menghasilkan uap panas untuk proses pengukusan gabah.

  • 2

    Perumusan Masalah

    Pengukusan gabah dilakukan dengan beberapa tahap yaitu pemanasan air dan

    dilanjutkan dengan pengukusan gabah. Pemanasan air hingga mencapai suhu

    optimal untuk pengukusan membutuhkan pembakaran bahan bakar yang stabil dan

    kontinyu, oleh karena itu dibutuhkan pengumpan bahan bakar biomassa yang dapat

    mengalirkan bahan bakar biomassa pada tungku pembakaran secara stabil dan

    kontinyu untuk pemanasannya agar panas optimal dan waktu yang digunakan

    efisien.

    Tujuan Penelitian

    Tujuan penelitian ini adalah merancang pengumpan bahan bakar biomassa

    untuk pengolahan beras pratanak, melakukan uji kinerja pengumpan bahan bakar

    terhadap penyalaan tungku, serta mengetahui laju penguapan yang dihasilkan.

    TINJAUAN PUSTAKA

    Beras Pratanak

    Beras pratanak merupakan proses pemberian air dan uap panas terhadap

    gabah sebelum gabah tersebut dikeringkan. Tujuan dari pratanak adalah untuk

    menghindari kehilangan dan kerusakan beras, baik ditinjau dari nilai gizi maupun

    rendemen yang dihasilkan (Hariyadi 2006). Kelebihan lain dari proses pratanak

    Menurut Hasbullah (2011) berarti juga melakukan proses sterilisasi gabah setelah

    dipanen, yang mungkin mengandung kotoran dan telur serangga yang terinvestasi

    di dalamnya.

    Kandungan gizi beras pratanak mencapai 80% mirip dengan beras tanpa

    sosoh (brown rice). Menurut Nurhaeni (1980), peningkatan nilai gizi pada beras

    pratanak disebabkan oleh proses difusi dan panas yang melekatkan vitamin-vitamin

    dan nutrien lainnya dalam endosperm, serta derajat sosoh beras yang rendah akibat

    mengerasnya lapisan aleuron yang mengakibatkan sedikitnya bekatul dan nutrien

    yang hilang. Nutrisi yang terkandung dalam beras pratanak, utamanya seperti

    tiamin meningkat sehingga menyebabkan beras pratanak ini memiliki kandungan

    vitamin B yang lebih tinggi dibandingkan beras biasa.

    Teknologi Pengolahan Beras Pratanak

    Pengolahan beras pratanak sangat beragam, namun pada umumnya gabah

    akan melalui tiga tahapan proses, yaitu perendaman (steeping), pengukusan

    (steaming) dan pengeringan (drying). Gabah tersebut kemudian digiling hingga

    diperoleh beras pratanak. Proses pratanak berpengaruh lebih nyata terhadap sifat

    fisik butiran beras dibandingkan dengan sifat kimianya. Proses pratanak dipilih

    karena cenderung menurunkan indeks glikemik beras (Widowati 2008).

    Proses pratanak adalah proses gelatinisasi pati di dalam beras. Pada proses

    gelatinisasi pati terjadi pengembangan granula secara irreversible dan kompaknya

  • 3

    granula pati. Kejadian tersebut membutuhkan kandungan air 30-35% dan panas

    kurang lebih 26 kkal per kg gabah untuk kesempurnaan proses. Secara umum proses

    pratanak akan mengubah sifat fungsional beras. Terjadi peningkatan kandungan

    amilosa dan serat pangan serta penurunan daya cerna pati. Difusi dan pelekatan

    komponen penyusun bekatul dan sebagian sekam berpengaruh

    Tungku Biomassa

    Tungku merupakan sebuah peralatan memasak yang digunakan untuk

    mengkonversi energi potensial biomassa menjadi energi panas untuk digunakan

    untuk keperluan memasak. Tungku-tungku yang saat ini digunakan masyarakat

    sebagian besar menggunakan tungku yang tergolong dalam tungku biomassa,

    terutama yang menggunakan kayu bakar. Banyak peneliti saat ini yang sudah mulai

    memikirkan cara untuk memanfaatkan berbagai sumber energi potensial yang

    berasal dari biomassa yang umumnya masih banyak terdapat di pedesaan. Hal ini

    didasarkan pada banyaknya biomassa yang terdapat di pedesaan terbuang percuma

    tanpa dimanfaatkan sebelumnya. Beberapa contoh biomassa yang dapat dijadikan

    bahan bakar yang masih banyak terdapat di pedesaan antara lain, serbuk gergaji,

    sekam padi, rumput kering, alang-alang, batang jagung kering, dan lain-lain.

    Tungku biomassa dalam pengeringan ditujukan untuk menyediakan panas

    baik ketika intensitas penyinaran surya berkurang atau tidak tersedia sama sekali.

    Pemanfaatan biomassa sebagai sumber energi dimaksudkan untuk memanfaatkan

    bahan bakar yang tersedia secara lokal dan berpotensi sebagai limbah sehingga

    biaya operasional pengeringan dapat ditekan serendah mungkin. Berbagai sumber

    yang berpotensi sebagai energi biomassa adalah limbah pertanian (tongkol jagung,

    sekam, dll.), limbah perkebunan (kayu, sabut & tempurung kelapa, dll), limbah

    peternakan (kotoran ternak sebagai biogas, dll.) dan limbah beberapa jenis industri,

    (Abdullah dkk., 1998).

    Pengumpan Bahan Bakar

    Pengumpan bahan bakar adalah alat yang digunakan memasukkan biomassa

    seperti serbuk gergaji atau sekam padi ke dalam tungku pembakaran. Sistem ini

    terdiri dari hopper sebagai tempat penyimpanan biomassa, rotary airlock valve

    (katup rotari) sebagai pengontrol aliran padatan curah biomassa dari

    hopper. Airlocks dapat bekerja pada tekanan dan aplikasi vakum. Airlocks

    pengumpan pada bagian bawah hopper untuk mendorong bahan bakar masuk ke

    tungku pembakaran melalui saluran dengan sistem konveyor pneumatik. Saluran

    ini akan mentransmisikan biomassa dengan kontrol katup bukaan. Airlocks

    pengumpan digerakkan dengan motor listrik 1 HP. Pengaturan kecepatan

    menggunakan puli dan sabuk untuk mendapatkan laju massa bahan bakar dalam

    gasifier sesuai perancangan.

    Syarat-syarat bahan bakar yang dapat digunakan di sektor rumah tangga

    maupun industri menurut Dutt da Ravindranath (1992) dalam Febriyantika (1998)

    adalah: mudah dinyalakan, tidak mengeluarkan asap yang berlebihan dan tidak

    berbau, tidak mudah pecah dalam penanganan, kedap air dan tidak berjamur atau

    tidak mengalami degradasi jika disimpan dalam waktu yang relatif lama,

  • 4

    kandungan abunya randah (kurang dari 7% berat kering), harga dapat bersaing

    dengan bahan bakar lain.

    Biomassa Sebagai Bahan Bakar

    Energi biomassa atau disebut juga bioenergi maupun energi hayati berasal

    dari bahan organik dan sangat beragam jenisnya. Sumber energi biomassa dapat

    berasal dari tanaman perkebunan atau pertanian atau hasil hutan, perternakan, atau

    bahkan sampah termasuk kotoran manusia. Energi dari biomassa dapat digunakan

    untuk menghasilkan panas, membuat bahan bakar, dan membangkitkan listrik

    (Kadiman 2006). Pemanfaatan biomassa bertujuan untuk mencari pangganti 6

    sumberdaya fosil seperti minyak bumi, gas alam dan batu bara dengan sumber daya

    yang dapat diperbarui (renewable).

    Penemuan pemanfaatan biomassa sebagai bahan baku energi secara umum

    menarik perhatian dunia dalam beberapa tahun terakhir ini. Tujuan utama dari

    usaha-usaha tersebut adalah untuk mencari pengganti sumber daya fosil seperti

    minyak bumi, gas alam dan batubara dengan sumber-sumber yang dapat

    diperbaharui (renewable). Biomassa atau limbah biomassa kini dapat dijadikan

    sebagai salah satu sumber energi alternatif dengan berbagai pilihan jalur konversi

    energi yang diinginkan.

    Energi panas yang dilepaskan dalam proses pembakaran diukur sebagai

    nilai kalori, pada kayu kering mutlak memiliki nilai kalori 18.8 mJ/kg. Nilai ini

    kira-kira 2/3 dari nilai kalori batu bara dan hampir setengah dari nilai kalori minyak.

    Kayu dan limbah kayu sebagai bahan bakar dilihat dari segi ekonomi mempunyai

    manfaat yang sangat besar. Nilai kalori limbah kayu dan kulit kayu dengan berbagai

    kadar air dapat dilihat pada Tabel 1.

    Tabel 1 Nilai kalori limbah kayu dan kulit kayu dengan berbagai kadar air (Philip

    1980 dalam Budiman 1990)

    Produk Kadar air (%) Nilai Kalori (MJ/kg)

    Bubuk kayu (papan) 8 17.9

    Bubuk kayu (kayu padat) 12 16.6

    Serbuk gergaji (papan) 10 17.6

    Serbuk gergaji (kayu padat) 15 15.9

    Serutan kayu (shaving) 15 15.9

    Kepingan kayu (wood ch

    ip) 15 15.9

    Balak kering-udara 20 15.3

    Balak basah 60 10.7

    Kulit kayu 60 10.5

    Teori Pembakaran Bahan Bakar

    Pembakaran adalah oksidasi konstituen bahan bakar yang berlangsung

    secara cepat, terutama pembakaran karbon (C) menjadi CO2 dan H2O. Sebagian

  • 5

    panas diperoleh dari hasil pembakaran belerang dan nitrogen, tetapi yang terbesar

    berasal dari hasil pembakaran karbon dan hidrogen (Wiraatmadja 1988).

    Menurut Pitchel (2005) dalam Hasanah, reaksi pembakaran biomassa secara

    umum adalah sebagai berikut:

    CaHbOcNd + (a+b/4-(c-d)/2 O2 aCO2 + b/2H2O) + dNO

    Kebutuhan oksigen untuk proses pembakaran dipengaruhi oleh presentase

    kandungan karbon dan hydrogen dalam bahan bakar. Volume O2 yang dibutuhkan

    untuk pembakaran 1 kg karbon adalah 1.96 m3 sedangkan O2 yang dibutuhkan

    untuk membakar 1 kg hidrogen adalah 5.85 m3 (Perry dan Chilton 1973).

    Dalam pembakaran, oksigen biasanya didapat dari udara bebas. Oksigen

    yang terkandung didalam udara adalah 21% dari total udara bebas. Kebutuhan

    udara minimum untuk proses pembakaran dapat dihitung melalui persamaan

    berikut:

    Wmin = 100

    21 x ((1.96xC) + (5.85xH)) (1)

    dimana:

    Wmin = Kebutuhan udara minmum (m3/kg bahan bakar)

    C = Kandungan karbon dalam bahan bakar (%)

    H = Kandungan hidrogen dalam bahan bakar (%)

    Menurut Abdulah et al. (1998) dalam Hasanah (2013) debit udara dalam

    proses perancangan untuk pembakaran perlu ditambahkan kelebihan udara sebesar

    40% dari total debit udara yang dibutuhkan secara teoritis.

    Q= Qu (1+40%) (2)

    dimana Q= debit udara perancangan (m3/detik)

    Pindah Panas Pada Boiler

    Pada boiler, perpindahan panas terjadi secara konveksi, konduksi dan

    radiasi. Menurut M.J. Djokosetyardjo (1989), bahwa panas yang dihasilkan karena

    pembakaran bahan bakar dan udara dipindahkan kepada air, uap ataupun udara

    melalui bidang yang dipanaskan atau Heating Surface pada instalasi ketel uap

    dengan tiga cara, yaitu secara pancaran atau radiasi, secara aliran atau konveksi dan

    secara rambatan atau konduksi. Menurut Agustina (1982), pada tungku terjadi

    kehilangan panas dari system yaitu kehilangan energi panas karena radiasi dari

    dinding tungku, karena aliran udara, dan karena perambatan panas ke lantai serta

    tanah di bawah tungku.

    Panas hilang dari radiasi dinding tungku adalah:

    qr1 = E Ad ( Td4 - T4 ) (3) dimana :

    E = Emisifitas (asumsi batu bata = 0.9)

    = konstanta (5.672 x 10-8 Watt/m2 K4) Ad = luas dinding tungku (m2)

    Td = suhu dinding tungku (oK)

    T = suhu udara di sekeliling sistem (oK)

    Panas yang hilang karena aliran udara adalah:

    qu = Wu cp ( Tuo Tui) (4) dimana :

  • 6

    Wu = jumlah udara yang mengalir (kg/detik)

    cp = koefisien panas jenis udara (0.24 kcal/kg oC)

    Tuo = suhu udara yang keluar dari tungku (oC)

    Tu = suhu udara yang masuk ke dalam tungku (oC)

    Pada tangki dan air, energi yang dipergunakan air untuk menaikkan suhu

    dan menguap adalah jumlah energi terpakai atau merupakan keluaran sistem yang

    diamati, dan diberikan simbol Qo (Qo = Qi x efisiensi pembakaran panas yang hilang). Panas yang hilang dari sistem ini disebabkan oleh pindah panas sacara

    radiasi dari dinding luar tangki ke udara sekelilingnya yang dinyatakan dalam qr2.

    qr2= E At ( Tt4 - T4 ) (5) dimana :

    E = Emisifitas (asumsi untuk galvanis = 0.3)

    = konstanta (5.672 x 10-8 Watt/m2 K4) A = luas dinding luar tangki di atas dapur (m2)

    Tt = suhu dinding tangki (oK)

    T = suhu udara di sekeliling sistem (oK)0.5

    Panas hilang karena konveksi udara di atas permukaan air di dalam tangki

    yang dinyatakan sebagai qr3.

    qr3 = hu (A - At) (Tw Tu) (6) dimana :

    hu = koefisien konveksi udara = 0.637 Pr^0.5

    (0.861+Pr)^0.25

    untuk udara 100oC. maka Pr = 0.72 A = luas tangki di atas dapur tungku (m2)

    At = luas tangki di atas dapur yang terendam air (m2)

    Tt = suhu tangki (oC)

    Tu = Suhu udara di atas permukaan air (oC)

    Dengan demikian kesetimbangan energi pada sistem tangki dapat

    dinyatakan sebagai berikut:

    ( Cp V )t dTt

    d =qt- qr2 - hm At (Tt -Ta) qr3 (7)

    dimana :

    = kerapatan jenis bahan tangki (kg/m3) cp = koefisien panas jenis bahan tangki (kcal/kg oC)

    V = volume bahan tangki (m3) dTt

    d= laju kenaikan suhu tangki per satuan waktu

    qt = panas terpakai oleh sistem tangki dan air (kcal/detik)

    hm = koefisien konveksi air = 0.637 Pr^0.5

    (0.861+Pr)^0.25

    Ta = Suhu air di dalam tangki (oC)

    Laju pemakaian energi panas oleh air di dalam tangki dapat dinyatakan

    dengan persamaan berikut:

    ( Cp V )a dTa

    d=hmAt (Tt -Ta) (8)

    dimana :

  • 7

    1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4

    1 Pembuatan proposal

    2Identifikasi

    permasalahan

    3

    Menyempurnakan ide

    awal rancangan

    fungsional dan

    struktural

    4 Gambar teknik

    5 Konsultasi rancangan

    6Survei dan pembelian

    bahan

    7 Pembuatan alat

    8 Pengujian kinerja alat

    9Analisis dan

    pengolahan data

    9Pembuatan laporan

    akhir

    Bulan ke-

    4

    Bulan ke-

    1No Jenis Kegiatan

    Bulan ke-

    2

    Bulan ke-

    3

    = kerapatan air (kg/m3) cp = koefisien panas jenis air (kcal/kg oC)

    V = volume air (m3)

    Ta = suhu air (oC)

    Tt = suhu tangki (oC) dTa

    d= laju kenaikan suhu air per satuan waktu

    hm = koefisien konveksi air

    At = luas permukaan tangki terendam air (m2)

    Efisiensi keseluruhan sistem yang diamati adalah:

    s = Qo

    Qi=x 100% (9)

    dimana :

    Qo = energi terpakai oleh air (output sistem)

    Qi = nilai energi bahan bakar terpakai (input sistem)

    METODOLOGI PENELITIAN

    Tempat dan Waktu

    Pelaksanaan penelitian dilakukan di Laboratorium Lapangan Departemen

    Teknik Mesin dan Biosistem, Siswadi Soepardjo Fakultas Teknologi Pertanian IPB,

    Bogor. Waktu pelaksanaan penelitian terhitung mulai Januari 2015 hingga Mei

    2015. Rencana jadwal kegiatan penelitian dapat dilihat pada Tabel 2.

    Tabel 2 Rencana Jadwal Kegiatan Penelitian

  • 8

    Bahan dan Alat

    Bahan yang digunakan dalam percobaan yang digunakan adalah limbah

    kayu berupa serbuk gergaji sebagai bahan bakar, tungku pembakaran yang terbuat

    dari batu bata, pengumpan bahan bakar yang terbuat dari plat esser dan blower 1

    HP, tangki, pipa galvanis, dan air sebagai medium pengujian. Sedangkan alat yang

    digunakan dalam penelitian adalah komputer/laptop, stopwatch, hybrid recorder,

    timbangan, peralatan las dan elektroda, alat pemotong besi/plat, gerinda, bor listrik,

    alat tulis, dan peralatan bengkel lainnya.

    Metode Penelitian

    Metode pelaksanaan penelitian disajikan pada Gambar 1 berikut.

    Gambar 1 Diagram alir metode penelitian

  • 9

    Rumusan Ide Rancangan

    Rancangan Fungsional

    Rancangan fungsional pembuatan tungku dengan pengumpan berbahan

    bakar biomassa harus memenuhi kriteria desain, yaitu mudah dalam perancangan

    dan pengoperasian. Tungku biomassa ini terdiri atas beberapa bagian, antara lain:

    pengumpan bahan bakar, tungku, tangki uap, dan tangki pengukusan.

    Tabel 3 Rancangan fungsional pengumpan bahan bakar

    No. Bagian Pengumpan

    Bahan Bakar

    Fungsi

    1 Hopper Tempat bahan bakar yang akan dihembuskan

    kedalam tungku.

    2 Pengatur bahan bakar Mengatur banyak sedikitnya bahan bakar

    yang keluar.

    3

    4

    Blower

    Rangka

    Menghembuskan udara yang akan membawa

    bahan bakar menuju ruang pembakaran.

    Menahan beban kerja vertikal dari

    konstruksi.

    5 Rotary Airlock Valve Mengontrol aliran biomassa dari hopper.

    Tabel 4 Rancangan fungsional tungku biomassa

    No. Bagian Tungku Fungsi

    1 Ruang pembakaran Tempat meletakkan bahan bakar serta

    tempat terjadinya reaksi antara udara

    dengan bahan bakar.

    2 Dinding Penahan beban serta penyekat panas

    agar heat loss pada sistem minimum.

    3 Pintu bahan bakar Penyedia udara bebas untuk

    pembakaran dan tempat masukknya

    bahan bakar.

    4 Cerobong Menyalurkan gas hasil pembakaran

    ke luar.

    5 Pintu pembuangan bahan bakar Tempat mengeluarkan sisa hasil

    pembakaran

  • 10

    Tabel 5 Rancangan fungsional tangki air

    No Bagian Tangki Air Fungsi

    1 Tangki air Tempat air yang akan di panaskan.

    2 Pipa pemasukan air Tempat memasukkan air ke dalam tangki

    air.

    3 Pipa pengeluaran air Saluran pembuangan air dari dalam

    tangki.

    4 Saluran uap Menyalurkan uap hasil pemanasan untuk

    pengukusan gabah.

    5 Level air Untuk mengetahui volume air di dalam

    tangki air.

    Tabel 6 Rancangan fungsional tangki pengukusan

    No Bagian Tangki Pengukusan Fungsi

    1 Ruang pengukusan Tempat gabah yang akan di aliri uap.

    2 Pintu pemasukan Tempat memasukkan gabah ke dalam

    ruang pengukusan.

    3 Pintu pengeluaran Saluran pengeluaran gabah dari dalam

    tangki.

    Rancangan Struktural

    Rancangan struktural pada kegiatan rancang bangun tungku dengan

    pengumpan berbahan bakar biomassa ini akan menentukan model konstruksi sesuai

    dengan kerja yang diharapkan. Pada rancangan struktural akan dilakukan pemilihan

    bahan yang tepat dan dimensi yang sesuai dengan laju volumetrik udara yang

    diinginkan agar proses pembakaran biomassa lebih optimum. Perancangan tungku

    ini dibuat berdasarkan pada kriteria desain dan data-data yang ada. Bahan yang

    digunakan meliputi besi siku, pipa, blower, bahan bangunan (batu bata, semen,

    pasir, dll), tangki, kran, dan bahan pendukung lainnya. Sedangkan peralatan yang

    digunakan meliputi mesin las, mesin pemotong, peralatan bangunan, serta peralatan

    pendukung lainnya.

    Gambar Teknik

    Gambar teknik digunakan untuk memudahkan proses pabrikasi alat. Dalam

    gambar teknik harus memperhatikan dimensi-dimensi pada alat yang akan dibuat.

    Pembuatan gambar teknik ini dibuat berdasarkan data-data rancangan alat yang

    sudah dianalisis sebelumnya sehingga dapat ditentukan dimensi dari alat yang akan

    dibuat.

  • 11

    Metode Pengujian

    Pengujian kinerja pengumpan berbahan bakar biomassa

    Prosedur pengujian pengumpan bahan bakar meliputi pengujian tanpa

    pembakaran dan pengujian dengan disertai pembakaran. yaitu:

    a. Pengujian tanpa pembakaran

    1. Biomassa yang akan digunakan sebagai bahan bakar tungku ditimbang sesuai

    dengan kapasitas hopper pengumpan. Biomassa yang akan digunakan

    sebelumnya diayak terlebih dahulu.

    2. Biomassa yang sudah ditimbang dan diayak dimasukkan kedalam hopper

    dengan kondisi bukaan hopper dalam keadaan tertutup.

    3. Pengumpan biomassa dihidupkan dan stopwatch siap dinyalakan saat pengatur

    jumlah bahan bakar yang keluar dari hopper terbuka.

    4. Pengujian dilakukan untuk 4 perlakuan yaitu pengujian dengan pengatur

    bukaan hopper 25%, 50%, 75% dan 100% dari total bukaan hopper dengan 3

    sampai 5 kali ulangan untuk mendapatkan hasil pengukuran yang akurat.

    5. Setelah satu jam , bukaan pada pengumpan biomassa ditutup dan jumlah

    biomassa yang keluar ditimbang.

    b. Pengujian pendahuluan disertai pembakaran

    1. Biomassa yang akan digunakan sebagai bahan bakar tungku ditimbang sesuai

    dengan kapasitas hopper pengumpan. Biomassa yang akan digunakan

    sebelumnya diayak terlebih dahulu.

    2. Biomassa yang sudah ditimbang dan diayak dimasukkan kedalam hopper

    dengan kondisi bukaan hopper dalam keadaan tertutup.

    3. Pengumpan dengan tenaga listrik dihidupkan dan stopwatch siap dinyalakan

    saat pengatur jumlah bahan bakar yang keluar dari hopper terbuka.

    4. Pemicu bahan bakar berupa kayu dinyalakan dalam tungku sampai api menyala

    stabil.

    5. Pengumpan biomassa dihidupan dan diuji setiap perlakuan bukaan hopper

    selama satu jam.

    6. Nyala api dari setiap perlakuan diamati untuk menentukan bukaan mana yang

    menghasilkan nyala api yang stabil.

    c. Pengujian akhir pengumpan bahan bakar

    Pengujian akhir menggunakan bukaan yang optimal dari hasil pengujian

    pendahuluan sebelumnya. Langkah-langkah pembakaran diawali dengan

    membuat pemicu bahan bakar berupa kayu bakar yang dimasukkan ke dalam

    tungku dan dinyalakan sampai api menyala dengan stabil. Pengukuran waktu

    pembakaran dilakukan sampai air dalam boiler mendidih (100oC) dan

    dilanjutkan dengan pemanasan untuk mengetahui laju uap selama 2 jam.

    Pengujian kinerja tungku biomassa

    1. Persiapan alat yang terdiri dari multi point recorder, pemasangan termokopel, pengisian air, pressure gauge, safety valve, pengumpan bahan bakar, serta

    serbuk gergaji yang telah dikeringkan dan diayak.

    2. Tangki diisi air hingga penuh dengan volume sekitar 320 (V0) dan diukur suhunya (t0).

  • 12

    3. Api dalam tungku dinyalakan dengan menggunakan bahan bakar kayu dan minyak tanah sebagai pemantik api untuk biomassa.

    4. Pengumpan biomassa dihidupkan. 5. Biomassa diumpankan kedalam tungku menggunakan pengumpan biomassa

    dengan perlakuan bukaan hopper yang sudah ditentukan yaitu 25%, 50%,

    75% dan 100%.

    6. Saat pengujian kinerja tungku ini akan diukur sebaran panas pada dinding tungku, bagian tengah air (termokopel tercelup didalam air), pipa uap, lubang

    pemasukan udara, cerobong asap, dinding tangki, dan lantai tungku.

    Pengukuran sebaran panas tersebut menggunakan termokopel tipe CC yang

    dihubungkan ke multi point recorder.

    7. Pengukuran panas pada bara api diukur menggunakan termokopel tipe CA yang dipasang pada bara api dan dihubungkan dengan dengan multi point

    recorder.

    8. Suhu diukur pada masing-masing termokopel setiap selang waktu 5 menit. Setiap parameter diambil dua sampel suhu.

    9. Setelah air mendidih (100oC), kran uap dibuka dan proses pembakaran dalam

    tungku akan dilanjutkan selama 2 jam untuk mendapatkan hasil berupa laju

    penguapan.

    10. Volume air yang tersisa di dalam tangki di ukur kembali untuk mengetahui laju penguapan air.

    LUARAN YANG DIHARAPKAN

    Luaran yang diharapkan dengan adanya penelitian ini adalah terciptanya

    tungku biomassa dengan desain pengumpan bahan bakar biomassa yang baik

    sehingga diperoleh nyala api yang stabil dengan suhu optimum sehingga diperoleh

    hasil pembakaran tungku yang optimal dan hasil pengukusan gabah yang

    berkualitas.

    RENCANA ANGGARAN BIAYA

    Rencana biaya yang akan dikeluarkan pada penelitian ini dapat dilihat pada Tabel

    7 berikut. Rincian rencana anggaran biaya secara lengkap untuk penelitian ini dapat

    dilihat pada Lampiran 1.

    Tabel 7 Rencana biaya penelitian

    No Jenis Pengeluaran Biaya (Rp)

    1 Peralatan penunjang 2,500,000

    2 Bahan-bahan penelitian 5,781,500

    3 Transportasi 600,000

    4 Lain-lain 750,000

    Total 9,631,500

  • 13

    DAFTAR PUSTAKA

    Abdullah K, Irwanto AK, Siregar N, Agustina SE, Tambunan AH, Yamin M,

    Hartulistiyoso E, Purwanto YA, Wulandani D, Nelwan LO. 1998. Energi dan

    Listrik Pertanian. JICA-DGHE/IPB PROJECT/ADAET:JTA-9a (132).

    Agustina SE. 1982. Modifikasi disain brander minyak tanah dan disain tungku Serta

    penerapannya di lapangan [skripsi]. Bogor (ID): Institut Pertanian Bogor.

    Budiman N. 1990. Mempelajari laju pembakaran bahan bakar kayu dengan

    pemberian dimensi dan bentuk, analisis pindah panas, dan efisiensi tungku

    masak [skripsi]. Bogor (ID): Institut Pertanian Bogor.

    Djokosetyarjo MJ. 1989. Ketel Uap. Jakarta (ID): Pradnya Paramita.

    Febriyantika. 1998. Studi kelayakan kulit kakao sebagai bahan bakar alternatif pada

    tungku biomassa [skripsi]. Bogor (ID): Institut Pertanian Bogor.

    Haryadi. 2006. Teknologi Pengolahan Beras. Yogyakarta (ID) : Gadjah Mada

    University Press.

    Hasanah N. 2013. Rancangan dan uji kinerja kiln metal tipe venturi drum untuk

    pengarangan tempurung kelapa [skripsi]. Bogor (ID) : Institut Pertanian

    Bogor.

    Hasbullah R. 2011 . Beras Pratanak adalah VHT pada Gabah [Internet]. [diunduh

    23 Januari 2015] Tersedia pada http://rokhani.staff.ipb.ac.id/

    Kadiman K. 2006. Sumber Energi Terbarukan. METI (ID). Ed 04/11/2006.

    Negara SA. 2013. Kajian teknik pengolahan beras pratanak : rancang bangun steam

    boiler berbahan bakar biomassa [skripsi]. Bogor (ID) : Institut Pertanian

    Bogor.

    Nurhaeni S. 1980. Mempelajari kebutuhan panas dan kecepatan pengeringan

    pengolahan parboiled rice [skripsi]. Bogor (ID) : Institut Pertanian Bogor.

    Widowati S, Santosa BAS, Astawan M, Akhyar. 2009. Penurunan indeks glikemik

    berbagai varietas beras melalui proses pratanak. J Pascapenen 6(1) : 1-9.

    Wiraatmadja S. 1988. Boiler dan Pendingin. Bogor (ID): Agro Industri Press.

  • 14

    Lampiran 1 Anggaran biaya penelitian

    Keterangan :

    * Dana transportasi dibutuhkan untuk menyewa motor dan mengisi bensin serta

    biaya ongkos kendaraan pada saat pembelian bahan-bahan terutama bahan utama

    yaitu biomassa serbuk gergaji dan alat-alat yang dibutuhkan untuk perancangan.

    No Material Kegunaan Jumlah Harga Satuan (Rp) Total (Rp)

    1 Penggunaan Bengkel Perancangan alat Selama penelitian 200,000 200,000

    2 Timbangan Menimbang biomassa 1 buah 100,000 100,000

    3 Toolbox

    Peralatan bongkar pasang

    alat 1 buah 300,000 300,000

    4 Alat-alat bengkel Peralatan perbengkelan 1 set 200,000 200,000

    800,000

    8 Serbuk gergaji Bahan bakar biomassa 1 ton 200,000 200,000

    9 Minyak tanah/ biodiesel pemicu api 20 liter 15,000 300,000

    10 Kayu bakar pemicu api 20 kg 15,000 300,000

    11 Besi plat eser Bahan hopper 2 m2 200,000 400,000

    12 Motor listrik 1 HP Sumber tenaga 1 buah 1,250,000 1,250,000

    13 Rotary Airlock Valve Pengontrol aliran biomassa 1 buah 500,000 500,000

    14 Besi siku Rangka alat 10 m 70,000 700,000

    15 Sabuk v Transmisi daya 2 buah 72,000 144,000

    16 Puli Transmisi daya 3 buah 30,000 90,000

    17 Poros Transmisi daya 3 buah 70,000 210,000

    18 Blower 1 hp Penghembus biomassa 1 buah 500,000 500,000

    19 Baut dan mur pengencang komponen 1 dus 150,000 150,000

    20 Bantalan Penopang pada transmisi 5 buah 37,500 187,500

    4,931,500

    Transportasi*

    21 Perjalanan ke bengkel Perakitan alat Selama penelitian 100,000 100,000

    22 Transportasi Pembelian Pembelian alat dan bahan Selama penelitian 300,000 300,000

    400,000

    Lain-lain

    23

    Pembuatan draft laporan

    dan hasil kemajuanAdministrasi hasil kegiatan 1 kali 50,000 50,000

    24 Pembuatan laporan akhir Administrasi hasil kegiatan 4 kali 50,000 200,000

    25 Jasa teknisi Membantu perancangan Selama penelitian 500,000 500,000

    750,000

    6,881,500

    Peralatan Penunjang

    Subtotal

    Total

    Bahan-bahan penelitian

    Subtotal

    Subtotal

    Subtotal

  • 15

  • 16

  • 17

  • 18