proposal pengembangan media komik anti korupsi

14
1.1 Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakah prioritas segala aspek kehidupan manusia, segala aspek pendidikan yang akan mempengaruhi pula aspek kehidupan seperti ekonomi, sosial, politik dan budaya. Kehidupan manusia memang tidak akan pernah lepas dari beberapa aspek tersebut, aspek yang begitu kompleks menuntut pendidikan harus lebih intensif menyiapkan masyarakat kedepan. Sekarang sudah jelas dari beberapa aspek tersebut terdapat kesenjangan-kesenjangan yang harus dituntaskan melalui pendidikan. Kesenjangan yang terjadi bisa dirasakan pada kesenjangan ekonomi masyarakat, antara pemilik modal dan pemilik tenaga atau buruh. Dengan begitu peran penting pendidikan akan mempengaruhi kesetabilan aspek ekonomi, sosial, politik dan budaya. Berdasarkan UU No 20 tahun 2003 Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan negara. Sebagai usaha sadar harus menyentuh seluruh aspek kehidupan dalam bentuk pendidikan. Pendidikan yang harus diterapkan harus manunggal, bukan tunggal ataupun parsial. Parsial yang dimaksud adalah pendidikan berfokus pada hak kepemilikan bidang ilmu, pendidikan yang manunggal adalah

description

comic, korupsi, corruption. education, pendidikan, makalah, media, proposal, antikorupsi

Transcript of proposal pengembangan media komik anti korupsi

1.1 Latar Belakang Masalah

Pendidikan merupakah prioritas segala aspek kehidupan manusia, segala aspek

pendidikan yang akan mempengaruhi pula aspek kehidupan seperti ekonomi, sosial, politik

dan budaya. Kehidupan manusia memang tidak akan pernah lepas dari beberapa aspek

tersebut, aspek yang begitu kompleks menuntut pendidikan harus lebih intensif menyiapkan

masyarakat kedepan.

Sekarang sudah jelas dari beberapa aspek tersebut terdapat kesenjangan-kesenjangan

yang harus dituntaskan melalui pendidikan. Kesenjangan yang terjadi bisa dirasakan pada

kesenjangan ekonomi masyarakat, antara pemilik modal dan pemilik tenaga atau buruh.

Dengan begitu peran penting pendidikan akan mempengaruhi kesetabilan aspek ekonomi,

sosial, politik dan budaya.

Berdasarkan UU No 20 tahun 2003 Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana

untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif

mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian

diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan dirinya,

masyarakat, bangsa dan negara.

Sebagai usaha sadar harus menyentuh seluruh aspek kehidupan dalam bentuk

pendidikan. Pendidikan yang harus diterapkan harus manunggal, bukan tunggal ataupun

parsial. Parsial yang dimaksud adalah pendidikan berfokus pada hak kepemilikan bidang

ilmu, pendidikan yang manunggal adalah pendidikan yang menyeluruh dari segalanya

melalui bidang ilmu untuk kesemua aspek kehidupan.

Meskipun dalam penataan undang-undang mengenai sistem pendidikan nasional

bagus dan terprogram tapi dalam pelaksanaan tidak sebaik definisi yang ada, dengan catatan

masih ada masalah-masalah dalam suply pendidikan. Pemberian dana bantuan untuk

pendidikan tidak lancar dan terhambat karena ulah para koruptor.

Seperti yang tercantum dalam KOMPAS.COM memberitakan Dana pendidikan yang

paling banyak dikorupsi ada di dana alokasi khusus (87 kasus dengan kerugian negara Rp

138,2 miliar), selain dana pengadaan buku dan komputer (6 dan 8 kasus dengan kerugian

negara masing- masing Rp 54,9 miliar dan Rp 33,3 miliar). Bisa dilihat bahwa maraknya

kasus korupsi masih belum berkurang, oleh karena itu menjadi sesuatu yang seharusnya

bahwa pendidikan yang berwenang atas tanggung jawab mendidikan peserta didik supaya

lebih baik.

Pendidikan menjadi barang mahal untuk saat ini karena ulah pihak yang tidak

bertanggung jawab dan berakibat besar pada semua kalangan masyarakat. Oleh karena itu

harus dikaji secara radikal untuk menanggulangi masalah tersebut. Pengkajian yang tepat dan

berakar adalah mulai dari pendidikan itu sendiri. Pendidikan yang dikatakan usaha sadar

harus mampu mengatasi masalah korupsi tersebut. Masalah klasikal yang terdapat disetiap

negara terutama di tanah air.

Korupsi merupakan masalah yang sangat serius. Alinea pertama Penjelasan Umum

UU Nomor 7 Tahun 2006 tentang Pengesahan United Nations Convention Against

Corruption, 2003menyatakan: ”Tindak pidana korupsi merupakan ancaman terhadap prinsip-

prinsip demokrasi, yang menjunjung tinggi transparansi, akuntabilitas, dan integritas, serta

keamanan dan stabilitas bangsa Indonesia. Oleh karena korupsi merupakan tindak pidana

yang bersifat sistematik dan merugikan pembangunan berkelanjutan sehingga memerlukan

langkah-langkah pencegahan tingkat nasional maupun internasional. Dalam melaksanakan

pencegahan dan pemberantasan tindak pidana korupsi yang efisien dan efektif diperlukan

dukungan manajemen tata pemerintahan yang baik dan kerjasama internasional, termasuk

pengembalian aset-aset yang berasal dari tindak pidana korupsi.”

Secara filosofinya korupsi juga menjadi budaya seperti yang dikatakan Kamil dalam

WIKIMU.COM, Korupsi bisa dilihat dari perspektif kebudayaan. Secara teoritis dan praktis,

relasi antara korupsi dan kebudayaan sangat kuat. Bahkan dalam praktiknya, korupsi terkait

dengan unsur tradisi feodalisme, hadiah, upeti, dan sistem kekerabatan (extended family).

Korupsi agaknya akan tumbuh dalam masyarakat atau bangsa yang memiliki tradisi budaya

feodalis atau neofeodalis. Pasalnya, dalam budaya tersebut, tidak ada sistem nilai yang

memisahksan secara tajam antara milik publik (negara) dengan milik pribadi bagi ruling

class (elit penguasa). Sedangkan, sistem kekerabatan ikut mendorong nepotisme.

Sesuatu yang telah membudaya harus ditangdingkan dengan pembentukan budaya

baru. Budaya baru inilah yang menjadi batu loncatan untuk mencapai masa-masa bersih

kesenjangan. Budaya korupsi wajib memiliki tandingan yaitu yang bergerak dalam

pendidikan anti korupsi.

Sebuah pendidikan memiliki perangkat untuk menjalankannya seperti kurikulum,

strategi dan metode belajar. Bagaimanapun strategi dan metode belajar yang tepat untuk

mendidikan dan membudayakan siswa untuk bersikap nurturant effect, melekat pada diri

siswa. Anti korupsi yang diharapkan menjadi nurturant effect harus menyatu dengan diri

siswa, salah satu cara yang tepat adalh dalam perangkat pendidikan dalam bentuk metode

belajar dan sumber belajar siswa.

Sebuah metode dan strategi belajar kiranya harus menggandeng sebuah media atau

perantara dalam pemenuhan tujuan pembelajaran khususnya pembelajaran menganai

pendidikan anti korupsi. Media yang tidak kalah peran untuk memberikan sumbangan

kebrhasilan dan memberikan kemudahan atas terjaminnya pemahaman materi.

Acapkali kata media pendidikan digunakan secara bergantian dengan istilah alat bantu

atau media komunikasi seperti yang dikemukakan oleh Hamalik (1994) di mana ia melihat

bahwa hubungan komunikasi akan berjalan lancar dengan hasil yang maksimal apabila

menggunakan alat bantu yang disebut media komunikasi. Sementara itu, Gagne dan Briggs

dalam Arsyad (2006:4) secara implisit mengatakan bahwa media pembelajaran meliputi alat

yang secara fisik digunakan untuk menyampaikan isi materi pengajaran, yang terdiri dari

antara lain buku, tape recorder, kaset, video camera, video recorder, film, slide (gambar

bingkai), foto, gambar, grafik, televisi, dan komputer. Dengan kata lain, media adalah

komponen sumber belajar atau wahana fisik yang mengandung materi instruksional yang

dapat merangsang siswa untuk belajar. Di lain pihak, National Education Association

memberikan definisi media sebagai bentuk-bentuk komunikasi baik tercetak maupun audio-

visual dan peralatannya; dengan demikian, media dapat dimanipulasi, dilihat, didengar, atau

dibaca.

Media dalam pembelajaran memiliki fungsi sebagai alat bantu untuk memperjelas

pesan yang disampaikan guru. Media juga berfungsi untuk pembelajaran individual dimana

kedudukan media sepenuhnya melayani kebutuhan belajar siswa. Menurut Edgar Dale Dalam

Sigit Prasetyo (2007: 6) “Secara umum media memiliki kegunaan yaitu: memperjelas pesan

agar tidak terlalu verbalistis, mengatasi keterbatasan ruang, waktu tenaga dan daya indra,

menimbulkan gairah belajar, interaksi lebih langsung antara murid dengan sumber belajar,

memungkinkan anak belajar mandiri sesuai dengan bakat dan kemampuan visual, auditori &

kinestetiknya, memberi rangsangan yang sama, mempersamakan pengalaman &

menimbulkan persepsi yang sama”.

Dari latar belakang masalah yang disampaikan maka dapat dirumuskan bahwa dalam

kelengkapan sebuah pembelajaran perlu adanya media. Media yang dapat digunakan dalam

mata pelajaran pendidikan anti korupsi yaitu sebuah komik pembelajaran yang berisi sebuah

gambaran umum atau tindakan-tindakan yang tergolong korupsi. Oleh karena itu dapat

diambil judul pengembangan media grafis “Pengembangan Sumber Bahan Belajar Komik

Anti Korupsi Pada Mata Pelajaran Pendidikan Anti Korupsi di Sekolah”

1.2 Tujuan Pengembangan

Penggunaan media Komik Anti Korupsi sangat diperlukan dalam kaitannya dengan

peningkatan pemahaman materi pelajaran dalam pembelajaran Pendidikan Anti Korupsi..

Maka tujuan penggunaan media Komik Anti Korupsi adalah

1. agar proses belajar mengajar yang sedang berlangsung dapat berjalan dengan tepat

guna  dan berdaya guna,

2. Untuk mempermudah bagi guru/pendidik daiam menyampaikan informasi materi

kepada anak didik,

3. Untuk mempermudah bagi anak didik dalam menyerap atau menerima serta

memahami materi yang telah disampaikan oleh guru/pendidik,

4. Untuk dapat mendorong keinginan anak didik untuk mengetahui lebih banyak dan

mendalam tentang materi atau pesan yang disampaikan oleh guru/pendidik,

5. Untuk menghindarkan salah pengertian atau salah paham antara anak didik yang satu

dengan yang lain terhadap materi atau pesan yang disampaikan oleh guru/pendidik.

1.3. Manfaat Pengembangan

Secara umum manfaat penggunaan media pengajaran dalam kegiatan belajar

mengajar, yaitu

1. Media pengajaran dapat menarik dan memperbesar perhatian anak didik terhadap

materi pengajaran yang disajikan,

2. Media pengajaran dapat mengatasi perbedaan pengalaman belajar anak didik

berdasarkan latar belakang sosil ekonomi,

3. Media pengajaran dapat membantu anak didik dalam memberikan pengalaman belajar

yang sulit diperoleh dengan cara lain,

4. Media pengajaran dapat membantu perkembangan pikiran anak didik secara teratur

tentang hal yang mereka alami dalam kegiatan belajar mengajar mereka, misainya

menyaksikan pemutaran film tentang suatu kejadian atau peristiwa. rangkaian dan

urutan kejadian yang mereka saksikan dan pemutaran film tadi akan dapat mereka

pelajari secara teratur dan berkesinambungan,

5. Media pengajaran dapat menumbuhkan kemampuan anak didik untuk berusaha

mempelajari sendiri berdasarkan pengalaman dan kenyataan,

6. Media pengajaran dapat mengurangi adanya verbalisme dalain suatu proses (dalam

bentuk kata-kata tertulis atau lisan belaka)

1.4 Rancangan atau Prototype

Sebuah pengembangan media grafis perlu diperhatikan prinsip-prinsinya. Seperti

mempertimbangkan jenis huruf, warna, dan tata letak.

1. Jenis huruf (font)

Jenis huruf yang digunakan adalah arial yang memiliki karakter tegas, pipih

dan cocok untuk kotak dialog.

2. Warna

Warna yang digunakan adalah kuning , biru, hijau dimana masing-masing

warna mempunyai karakter sebagai berikut :

a. Kuning, warna yang sifatnya menonjol, cerah, membangkitkan energi,

komunikatif, dan merangsang kemampuan berpikir serta memberi kesan

semangat untuk maju dan toleransi tinggi. Pengaruh warna ini antara lain riang,

dermawan, dan sukses. Penggunaan yang kurang tepat justru akan menimbulkan

kesan menakutkan.

b. Biru, Memberi kesan perasaan yang mendalam. Menimbulkan perasaan tenang,

dan dingin, melahirkan perasaan sejuk, memberi kenyamanan dan perlindungan

c. Hijau, Nuansa hijau dapat meredakan stress, memberi rasa aman, dan

perlindungan..Tapi warna hijau juga dapat menimbulkan perasaan terperangkap.

Gambar 1

Gambar 2

1.5 Metode Pengembangan dan Rencana Biaya

Gambar 3 Metode Pengembangan

1.6 Rencana Biaya

No

Keterangan Spesifikasi Jumlah

Biaya

Persiapan Awal1. Pembuatan

proposaljilid 2 10.000

2. Obeservasi awal Transportasi, surveyPengkajian

100.000

Penelitian1. Biaya Produksi

awalPembuatan SketsaPembuatan DesainPembuatan Demo

20 143.000

2. Biaya Produksi Komik

Buku Komik 4 572.000

3. Validasi Ahli materiAhli mediaAhli Instruksional

3 10.000

4. Transportasi Biaya jalan 3 150.0005. Komunikasi 1 50.000Kegiatan Akhir1. Produk setelah

evaluasiKomik 1 143.000

2. Pembuatan Laporan

50.000

Total 1.228.000

Referensi

Arismunandar, Satrio. 2011. Definisi, Ciri-ciri dan Tipologi Korupsi, [online], http://www.wikimu.com/news/DisplayNews.aspx?id=19522, diakses tanggal 12 Maret 2013).

Arsyad, Azhar. 2002. Media Pembelajaran. Jakarta: PT Raja Grafindo Persada

Djaja, Ermansjah. 2008. Memberantas Korupsi Bersama KPK. Jakarta: Sinar Grafika.

Hamalik, Umar. 2005. Psikologi Belajar dan Mengajar. Bandung: Sinar Baru.

Miarso, Yusufhadi. 2011. Menyemai Benih Teknologi Pendidikan. Jakarta : Kencana

Prasetyo, Sigit. 2007. Pengembangan Pembelajaran Dengan Menggunakan Multimedia Interaktif Untuk Pembelajaran Yang Berkualitas. Semarang: UNNES.

Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang SistemPendidikan Nasional Pasal 1, ayat 1.

Lampiran

Proposal Pengembangan Media Grafis

“Pengembangan Sumber Bahan Belajar Komik Anti Korupsi Pada Mata Pelajaran Pendidikan Anti Korupsi di SMA”

Dosen Deni Hardianto, M.Pd.

Oleh :

Arjun Fatah Amitha

11105241023

TEKNOLOGI PENDIDIKAN

FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA

2013