Proposal-penelitian (Ujian Riset 2015)

27
GAMBARAN TINGKAT PENGETAHUAN WANITA TENTANG SADARI SEBAGAI DETEKSI DINI KANKER PAYUDARA DI KELURAHAN TUAK DAUN MERAH (TDM) KOMPLEK RUMAH SAKIT DEDARI KUPANG TAHUN 2015 (proposal ini dibuat untuk memenuhi tugas/ ujian mata kuliah Riset Keperawatan) Oleh: Rol!" E#$%!$&' l! (01*12*00+10) Kel' D, -I PROGRAM STUDI S1 KEPERAWATAN SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN .ITRA HUSADA MANDIRI KUPANG 2015

description

lo

Transcript of Proposal-penelitian (Ujian Riset 2015)

GAMBARAN TINGKAT PENGETAHUAN WANITA TENTANG SADARI SEBAGAI DETEKSI DINI KANKER PAYUDARA DI KELURAHAN TUAK DAUN MERAH (TDM) KOMPLEK RUMAH SAKIT DEDARI KUPANGTAHUN 2015(proposal ini dibuat untuk memenuhi tugas/ ujian mata kuliah Riset Keperawatan)

Oleh:Roland Epifanius Jalang(01.12.00810)

Kelas D/ VIPROGRAM STUDI S1 KEPERAWATANSEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN CITRA HUSADA MANDIRIKUPANG2015BAB IPENDAHULUAN1.1 Latar BelakangKanker payudara adalah tumor ganas terbanyak pada wanita, dan bertanggung jawab atas tingginya angka kematian serta kesakitan yang berhubungan dengan kanker. Hal ini tentunya harus menjadi bahan perhatian bagi perbaikan tingkat kesehatan wanita di Indonesia.Berdasarkan laporan Badan Registrasi Kanker-Ikatan Ahli Patologi Indonesia (BRK-IAPI) kanker payudara merupakan keganasan kedua setelah kanker leher rahim, tercatat sebesar 16.53% pada tahun 1994, meningkat menjadi 19.18% tahun 1993, dan 19,88 % di tahun 2014. Kelompok yang berisiko tinggi adalah kelompok umur 35-64 tahun dengan puncaknya pada usia 35-44 tahun. Jumlah kasus keganasan payudara yang tercatat di Departemen Patologi Anatomi FK Unsri/RSUP Dr. Mohammad Hoesin dalam kurun tahun 2002-2006 adalah sebanyak 652 kasus dan tertinggi pada golongan usia produktif (20-49 tahun) sebesar 57,2%. Jumlah kasus kanker payudara pada wanita usia muda ( 40 tahun) pada tahun 2002-2006 adalah 26,9% dari seluruh keganasan payudara. Jumlah ini lebih besar dibandingkan data yang didapat dariThe National Cancer Institutes Surveillance Epidemiology and End Results (SEER) programe yaitu sebesar 6.5% pada wanita dibawah usia 40 tahun.Tingkat prevalensi di Amerika Serikat sendiri memiliki peningkatan yang sangat bermakna yaitu ditemukan kasus baru pada kanker payudara adalah sebanyak 232.670 jiwa dengan tingkat kematian mencapai 40.000 jiwa pada tahun 2014. Terdapat beberapa faktor resiko yang menyebabkan seorang perempuan terkena kanker payudara yaitu usia, menarke usia dini, riwayat keluarga, terapi hormonal, serta riwayat kanker penderita sendiri. Dengan mengetahui adanya faktor risiko pada seseorang diharapkan agar pasien lebih waspada terhadap kelainan-kelainan yang ada pada payudara baik dengan rutin dengan melakukan SADARI (periksa payudara sendiri) maupun secara periodik memeriksakan kelainan payudara baik ada kelainan maupun tidak ada kelainan. Hal ini perlu dilakukan serta disosialisasikan secara luas mengingat tingginya angka prevalesni dari kanker payudara ini. Berdasarkan hal tersebut diatas, maka peneliti tertarik untuk mengetahui gambaran tingkat pengetahuan wanita tentang SADARI sebagai deteksi dini kanker payudara di Kelurahan Tanjung merdeka komplek Taman Losari Makassar tahun 2015.1.2 Rumusan MasalahBerdasarkan latar belakang yang telah dipaparkan, maka masalah peneliti yang dapat dirumuskan adalah bagaimana gambaran tingkat pengetahuan wanita tentang SADARI sebagai deteksi dini kanker di Kelurahan Tuak Daun Merah (TDM) komplek Rumah sakit Dedari Kupang tahun 2015.1.3Tujuan Penelitian1.3.1Tujuan UmumMengetahui gambaran tingkat pengetahuan wanita tentang SADARI sebagai deteksi dini kanker payudara di Kelurahan Tuak Daun Merah (TDM) komplek Rumah sakit Dedari Kupang tahun 2015.1.3.2 Tujuan Khususa. Untuk mengetahui gambaran tingkat pengetahuan wanita tentang SADARI sebagai deteksi dini kanker payudara Kelurahan Tuak Daun Merah (TDM) komplek Rumah sakit Dedari tahun 2015 pada tingkat pendidikan SD.b. Untuk mengetahui gambaran tingkat pengetahuan wanita tentang SADARI sebagai deteksi dini kanker payudara Kelurahan Tuak Daun Merah (TDM) komplek Rumah sakit Dedari tahun 2015 pada tingkat pendidikan SMPc. Untuk mengetahui gambaran tingkat pengetahuan wanita tentang SADARI sebagai deteksi dini kanker payudara di Kelurahan Tuak Daun Merah (TDM) komplek Rumah sakit Dedari tahun 2015 pada tingkat pendidikan SMA.d. Untuk mengetahui gambaran tingkat pengetahuan wanita tentang SADARI sebagai deteksi dini kanker payudara di Kelurahan Tuak Daun Merah (TDM) komplek Rumah sakit Dedari tahun 2015 pada tingkat pendidikan Perguruan Tinggi.1.4 Manfaat Penelitian1.4.1 Bagi Institusi kesehatanPenelitian ini dapat memberikan gambaran serta masukan bagi tenagakesehatan agar dapat melakukan deteksi dini untuk mengurangi morbiditas dan mortalitas pada wanita akibat kanker payudara.1.4.2 Bagi masyarakatHasil penelitian ini diharapkan dapat menjadi bahan bacaan bagi masyarakat untuk menambah pengetahuan dan informasi yang tepat tentang SADARI sebagai deteksi dini pada kanker payudara.1.4.3 Bagi penelitiHasil penelitian ini diharapkan menjadi suatu acuan bagi peneliti lain untuk melakukan penelitian lanjutan.

BAB IITINJAUAN PUSTAKA2.1 Tinjauan Umum Payudara Payudara merupakan organ penting dalam kehidupan manusia sejak dari neonatus atau periode bayi yaitu untuk kelanjutan kehidupan sehubungan dengan produksi ASI yang dibutuhkan pada periode itu sampai masa kehidupan dewasa, dimana payudara sebagai salah satu lambang keperempuanan.2.1.1 Pertumbuhan Normal PayudaraPada minggu ke-5 pertumbuhan janin, terbentuklah garis susu atau galactine band yang berasal dari ectoderm primitive, mulai dari daerah ketiak sampai ke arah genitalia eksterna. Di daerah dada, galactine band tadi membentuk mammary ridge yang merupakan cikal bakal payudara dimana setelah itu bagian lain akan mengalami regresi atau menghilang.Regresi yang tidak sempurna dari galactine band ini akan membentuk apa yang dinamakan mammary aberrant atau accesory mammary tissue dan ini dijumpai pada 2 sampai 6% perempuan. Pada minggu ke-7 dan 8 kehamilan, mammary ridge ini akan menebal dan diikuti terjadinya invaginasi ke dalam mesenkimal dinding dada dan tumbuh secara tridimensial (globular stage) dan pada minggu ke-10 sampai 14 terbentuk cone stage antara minggu ke-12 sampai 16, sel mesenkimal mengalami diferensiasi menjadi otot polos dari nipple dan areola. Epithelial bud membentuk budding stage dan kemudian bercabang-cabang sampai menjadi 15 sampai dengan 25 strip epitel (branching stage) pada minggu ke-16 kehamilan, dan kemudian strip ini menjadi alveolus sekretorius.Pertembuhan berikutnya adalah terjadinya diferensiasi elemen folikel rambut, kelenjar sebasea dan kelenjar keringat ini yang tumbuh secara penuh pada masa itu sehingga secara genetik pertumbuhan parenkim payudara berasal dari kelenjar keringat. Sebagai tambahan, kelenjar apokrin tumbuh membentuk Montgomery sekitar nipple. Sejauh ini pertumbuhan bebas dari pengaruh hormonal.Selama trimester ketiga kehamilan, hormon plasenta masuk sirkulasi janin dan ini merangsang pembentukan kanalisasi dari jaringan cabang-cabang epitel (canalization stage) dan proses ini berlangsung dari minggu ke-20 sampai minggu ke-32 kehamilan, dan terbentuklah 15-25 ductus mammary.Diferensiasi parenkimal terjadi pada minggu ke-32 sampai ke-40 dan terbentuklah alveolus dan lobulus yang berisi kolostrum (end vesicle stage). Pertumbuhan kelenjar payudara yang cepat terjadi pada payudara ini sampai 4 kali lipat dan nipple areola complex juga tumbuh dan menjadi lebih berpigmen.Pada seorang gadis mulai usia 10-12 tahun, dengan pengaruh hormon GnRH (Gonadotropin Realeasing Hormone) yang disekresi kedalam sistem vena hipotalamik pituitary portal akan berefek pada lobus anterior hipofise, dan selanjutnya sel basofilik dari bagian anterior hipofisa mengeluarkan Follicle Stimulating Hormone (FSH) dan Luteinizing Hormon (LH) .FSH akan menyebabkan premordial folikel ovari menjadi matur menjadi graff folikel yang mensekresi estrogen, pertama-tama dalam bentuk 17 estradiol. Hormon ini merangsang pertumbuhan dan maturasi dari payudara dan organ genital.Selama 1 tahun sampai 2 tahun pertama setalah menarke, fungsi dari adenohipofisis hipotalamus masih belum seimbang (in balance) oleh karena maturasi dari folikel premordial ovari tidak menyebabkan ovulasi atau luteal fase. Dengan demikian, sintesis estrogen ovarium lebih dominan daripada sintesis progesteron luteal. Efek fisiologis dari esterogen terhadap pertumbuhan payudara adalah menstimulasi pertumbuhan dengan duktus longitudinal dari epitel duktus. Payudara dewasa terletak di daerah dada, antar iga ke-2 sampai dengan iga ke-6 secara vertikal dan antara tepi sternum sampai dengan linea aksilaris media secara horizontal. Ukuran diameter payudara berkisar anatara 10-12 cm dan ketebalan antara 5-7 cm, jaringan payudara juga dapat berkembang sampai ke aksilla yang disebut axillary tail of spence.

Gambar 2.1 potongan medial dari payudara wanita dewasa.2.2Tinjauan Umum Kanker PayudaraKanker payudara adalah kanker yang mengancam jiwa yang paling sering didiagnosis pada wanita dan penyebab utama kematian kanker pada wanita. Banyak kanker payudara dini tidak menunjukkan gejala rasa sakit atau ketidaknyamanan. Kanker payudara sering terdeteksi pertama kali sebagai suatu kelainan pada mammogram sebelum dirasakan oleh pasien. Tidak seperti kanker leher rahim yang dapat diketahui etiologi dan perjalanan penyakitnya secara jelas, penyakit kanker payudara belum dapat dijelaskan. Akan tetapi, banyak penelitian yang menunjukkan adanya beberapa faktor yang berhubungan dengan peningkatan risiko atau kemungkinan untuk terjadinya kanker payudara. Beberapa faktor risiko tersebut antara lain faktor reproduksi, faktor endokrin, faktor diet, faktor genetik dan kelainan payudara lainnya.2.2.1 Faktor Reproduksi1. Usia Menarche dan Siklus MenstruasiMenarche dini berhubungan dengan peningkatan risiko kanker payudara. Risiko kanker payudara mengalami penurunan sekitar 10% setiap 2 tahun keterlambatan usia menarche. Pada penelitian Butler dkk, didapatkan bahwa pada usia menarche yang lebih muda (12 tahun) terdapat peningkatan risiko kanker payudara. Siklus menstruasi yang kurang dari 26 hari atau lebih lama dari 31 hari selama usai 18 sampai 22 tahun juga diprediksikan mengurangi risiko kanker payudara. Menopause yang terlambat juga turut meningkatkan risiko kanker payudara. Untuk setiap tahun usia menopause yang terlambat, akan meningkatkan risiko kanker payudara 3%.2. Usia Kehamilan PertamaRisiko kanker payudara menunjukkan peningkatan seiring dengan peningkatan usia mereka saat kehamilan pertama. Ini diperkirakan karena adanya rangsangan pematangan dari sel-sel pada payudara yang diinduksi oleh kehamilan, yang membuat sel-sel ini lebih peka terhadap transformasi yang bersifat karsinogenik.3. ParitasEfek dari jumlah paritas terhadap risiko kanker payudara telah lama diteliti. Dalam suatu studi metaanalisis, dilaporkan bahwa wanita nul lipara mempunyai risiko 30% untuk berkembang menjadi kanker dibandingkan dengan wanita yang multipara.Sementara itu, studi lain juga menunjukkan adanya penurunan risiko kanker payudara dengan peningkatan jumlah paritas. Level hormon dalam sirkulasi yang tinggi selama kehamilan menyebabkan diferensiasi dari the terminal duct-lobular unit (TDLU), yang merupakan tempat utama dalam proses transformasi kanker pada payudara. Proses diferensiasi dari TDLU ini bersifat protektif melawan pertumbuhan kanker payudara secara permanen.4. MenyusuiMenyusui merupakan hal yang sangat penting bagi pertumbuhan dan perkembangan bayi. Byers dkk, melaporkan adanya efek yang bersifat protektif dari menyusui terhadap kanker payudara. Lipworth dkk, menemukan bahwa waktu menyusui yang lebih lama mempunyai efek yang lebih kuat dalam menurunka risiko kanker payudara. Sebab dari efek protektif menyusui ini dikarenakan adanya penurunan level estrogen dan sekresi bahan-bahan karsinogenik selama menyusui.

2.2.2 Faktor Endokrin1. Faktor EndogenTelah diketahui bahwa salah satu faktor risiko yang penting dalam pertumbuhan kanker payudara pada wanita adalah paparan hormon endogen selama hidupnya. Faktor-faktor seperti menstruasi dini (sebelum usia 12 tahun) dan menopause pada usia lanjut (setelah usia 55 tahun) merupakan faktor risiko yang berperan dalam pertumbuhan kanker payudara.2. Terapi Sulih HormonDari studi metaanalisis ditunjukkan bahwa terapi sulih hormon (TSH) dapat meningkatkan risiko kanker payudara. Ada peningkatan risiko sebesar 2,3% tiap tahunnya pada wanita pacsamenopause yang memakai TSH. Dari penelitian yang dilakukan di U.K, didapatkan bahwa penggunaan TSH kombinasi estrogen-progesteron, lebih besar meningkatkan risiko terjadinya kanker payudara jika dibandingkan dengan hanya menggunakan estrogen tunggal. Selain itu, risiko ini juga meningkat pada pemakaian TSH kombnasi dalam jangka waktu > 10 tahun daripada penggunaan TSH selama 1-4 tahun. Risiko kanker menurun saat pemakaian TSH dihentikan dan risiko wanita yang pernah memakai TSH hampir sama dengan yang belum pernah menggunakannya.Obesitas berhubungan dengan peningkatan risiko kanker payudara pascamenopause, dan hal ini disebabkan oleh jumlah hormon endogen pada wanita obesitas juga ikut meningkat. Dengan adanya obesitas, aromatisasi dari hormon androgen juga ikut meningkat serta diikuti juga penigkatan jumlah hormon seks. Pada obesitas dengan bentuk tubuh bagian atas android, ternyata berkaitan dengan peningkatan jumlah estradiol dan testosteron serta meningkatkan risiko kanker payudara. Oleh karena itu, TSH merupakan kontraindikasi pada wanita dengan obesitas android.Wanita dengan usia 45 tahun atau lebih dengan hasil mammogram menunjukkan kepadatan jaringan payudara minimal 75%, ternyata meningkatkan risiko kanker sebesar lima kali lipat. Pada wanita golongan ini juga kontraindikasi untuk menerima TSH. Tingginya jumlah estrogen juga meningkatkan risiko kanker payudara.Konsumsi alkohol juga meningkatkan risiko kanker payudara. Alkohol meningkatkan konsentrasi estradiol dalam darah wanita yang mendapat TSH. Lebih lanjut TSH akan meningkatkan risiko kanker payudara pada wanita dengan intake alkohol signifikan. Penyakit payudara yang benign seperti lesi proliferatif atau hiperplasia atipik menigkatkan risiko kanker payudara. TSH pada wanita pascamenopause memang dapat menurunkan risiko penyakit jantung koronerdan osteoporosis, tetapi meningkatkan risiko kanker payudara 30-40%.

2.2.3Faktor GenetikMutasi yang paling banyak terjadi pada kanker payudara adalah pada gen BRCA 1 dan BRCA 2. Pada sel yang normal, gen ini membantu untuk mencegah terjadinya kanker dengan jalan menghasilkan protein yang dapat mencegah pertumbuhan abnormal. Wanita dengan mutasi pada gen BRCA 1 dan BRCA 2, mempunyai peluang 80% untuk berkembang menjadi kanker payudara selama hidupnya. Perlu diketahui bahwa kanker payudara dan ovarium mempunyai hubungan yang dekat secara genetik. Wanita dengan mutasi pada gen BRCA 1 dan BRCA 2, tidak hanya berisiko untuk kanker payudara saja, tetapi juga mempunyai peluang yang sama untuk terjadinya kanker ovarium. Studi menunjukkan bahwa wanita yang orang tuanya (first- degree relative) memiliki riwayat kanker payudara, mempunyai risiko untuk berkembang menjadi kanker payudara adalah sebesar 1,7 sampai 4,0 kali dibanding dengan populasi yang ada. Faktor genetik dipengaruhi oleh banyak faktor yang ada, dapat berasal dari lingkungan ataupun interaksi genetik. Sindrom Li Fraumeni, adalah kelainan dengan mutasi pada gen p 53, yang merupakan kondisi yang jarang terjadi, dimana terdapat kelainan berupa tumor otak, sarkoma jaringan lunak, dan dapat disertai dengan kanker payudara.

2.2.4 Kelainan Payudara yang LainnyaWanita yang didiagnosis dengan kelainan-kelainan payudara, dapat meningkatkan risiko kanker payudara. Adapun beberapa dari kelainandi bawah ini mempunyai risiko kanker payudara.

1. Lesi non-proliferatifKelainan ini mempunyai peluang yang kecil untuk berkembang menjadi kanker payudara. Antara lain: Fibrikistik (fibrocystic disease) Hyperplasia sedang (Mild Hypeplasia) Adenosis (non-sclerosing) Simpel fibroadenoma (simple fibroadenoma) Tumor phylloides (benign) Papilloma (single papilloma) Mastitis Tumor jinak lainnya: lipoma, hemartoma, hemangioma2. Lesi Proliferatif Tanpa Kelainan AtipikKelainan ini menunjukkan pertumbuhan yang cepat (excessive growth) dari duktus dan lobulus pada jaringan payudara. Antara lain: Hiperplasia duktus (non-atipik) Fibroadenoma komplek Adenosis (sclerosing) dan papillomatosis3. Lesi Proliferatif dengan Kelainan AtipikKelainan ini mempunyai efek yang lebih kuat dalam meningkatkan risiko kanker payudara, yaitu sebesar 4 sampai 5 kali lipat, berbeda dengan lesi proliferatif tanpa kelainan atipik yang hanya meningkatkan risiko kanker 2 kali lipat. Hyperplasia duktus atipik (atypical ductal hyperplasia) Hyperplasia lobular atipik (atypical lobular hyperplasia)2.2.5Stadium Kanker Payudara

Gambar 2.2 Stadium kanker payudara Stage 0 : tahap sel kanker payudara tetap di dalam kelenjar payudara, tanpa invasi ke dalam jaringan payudara normal yang berdekatan. Stage I : adalah 2 cm atau kurang dan batas yang jelas (kelenjar getah bening normal). Stage IIA : tumor tidak ditemukan pada payudara tapi sel-sel kanker ditemukan di kelenjar getah bening ketiak, atau tumor dengan ukuran 2 cm atau kurang dan telah menyebar ke kelenjar getah bening ketiak, atau tumor yang lebih besar dari 5 cm tapi belum menyebar ke kelenjar getah bening ketiak. Stage IIB : tumor lebih besar dari 2 cm, tetapi tidak ada yang lebih besar dari 5 cm dan telah menyebar ke kelenjar getah bening yang berhubungan dengan ketiak, atau tumor yang lebih besar dari 5 cm tetapi belum menyebar ke kelenjar getah bening ketiak. Stage IIIA : tidak ditemukan tumor di payudara. Kanker ditemukan di kelenjar getah bening ketiak yang melekat bersama atau dengan struktur lainnya, atau kanker ditemukan di kelenjar getah bening di dekat tulang dada, atau tumor dengan ukuran berapapun dimana kanker telah menyebar ke kelenjar getah bening ketiak, terjadi perlekatan dengan struktur lainnya. Stage IIIB : tumor dengan ukuran tertentu telah menyebar ke dinding dada dan atau kulit payudara dan mungkin telah menyebar ke kelenjar getah bening ketiak yang berlengketan dengan struktur lainnya. Stage IV : kanker telah menyebar atau metastase ke bagian lain dari tubuh.2.3Tinjauan Umum SADARIDengan mengetahui adanya faktor risiko pada seseorang diharapkan agar pasien lebih waspada terhadap kelainan-kelainan yang ada pada payudara baik dengan rutin melakukan SADARI maupun secara periodik memeriksakan kelainan kepada dokter. Ketika seorang wanita telah mencapai masa pubertas dan mulai mengalami perkembangan pada payudaranya, pemeriksaan payudara sendiri (BSE) atau yang dikenal dengan SADARI perlu dilakukan. Hal ini memberikan kesempatan kepada seorang wanita untuk dapat memahami tubuhnya sendiri dan membentuk kebiasaan yang baik untuk masa depan nantinya. Setiap wanita dengan usia lebih dari 20 tahun disarankan untuk melakukan pemeriksaan payudara sendiri tiap bulannya. Dan pada wanita premenopause sebaiknya melakukan pemeriksaan setelah hari ke-5 dan ke-7 sesudah siklus menstruasi, dimana jaringan payudara saat itu densitasnya lebih rendah. Pada pasien yang tergolong dalam risiko tinggi disarankan untuk melakukan pemeriksaan payudara sendiri saat pertengahan siklus menstruasi.Pemeriksaan payudara sendiri terdiri atas dua bagian yang meliputi inspeksi dan palpasi. Dengan berdiri di depan kaca, payudara diinspeksi sambil dalam posisi berdiri sambil tangan di samping, sambil kedua telapak tangan menekan satu sama lain, dan sambil kedua tangan berada pada pinggang. Bentuk payudara yang asimetris, adanya massa, dan kulit yang retraksi dapat terdeteksi dengan manuver ini.The American Cancer Society mengeluarkan beberapa rekomendasi, yang antara lain berupa pemeriksaan payudara sendiri sebaiknya dikerjakan oleh tenaga ahli minimal sekali dalam 3 tahun antara usia 20 sampai 39 tahun. Sesudah usia 40 tahun, pemeriksaan payudara sebaiknya dilakukan setiap tahunnya. Dokter dalam hal ini memberikan instruksi kepada wanita mengenai teknik pemeriksaan payudara sendiri dan menyarankan mereka untuk melaporkan hasilnya apabila dalam pemeriksaan ditemukan adanya massa atau kelainan yang lainnya.2.3.1Pemeriksaan SADARIDi bawah ini beberapa tahap dalam pemeriksaan payudara sendiri:1. Berdiri di depan kaca agar dapat melihat payudara secara jelas.2. Sambil kedua tangan di atas kepala, periksalah apakah ada kelainan berupa retraksi, inflamasi, pembengkakan, atau kemerahan di semua bagian kedua payudara.3. Ulangi dengan kedua tangan di letakkan pada pinggul.4. Palpasi kedua payudara dengan jari, dengan gerakan memijat, awalnya periksa pada arah jam 12, kemudian arah jam 2 sampai kembali lagi arah jam 12, dirasakan apakah ada benjolan. Berikan tekanan mulai dari superficial kulit sampai ke dalam jaringan payudara. Adapun dapat digunakan metode pembagian payudara berdasarkan kuadran dan lakukan palpasi dengan cermat. Juga perlu diperiksa axillary tail pada tiap payudara.

Gambar 2.3 Kuadran pada payudara5. Kemudian periksalah pada puting payudara dan area sekitarnya. Juga perlu ditekan secara lembut untuk melihat apakah ada discharge.6. Dan ulangi pemeriksaan secara palpasi sambil berbaring.

Gambar 2.4 Pemeriksaan Payudara Sendiri2.4Pencegahan Kanker PayudaraKanker payudara dapat menyebar secara signifikan dan sering tidak menimbulkan gejala yang berarti. Pada saat terdiagnosis sebagai kanker payudara, 5-15% pasien telah terjadi metastasis dan hampir 40% telah terjadi penyebaran secara regional. Karena pengobatan terkadang tidak memberikan hasil yang baik atau terlambat dalam memberikan terapinya, maka pencegahan merupakan langkah yang diperlukan. Pencegahan yang aman dan efektif lebih disiplin daripada menjalani terapi dengan menggunakan radiasi dan agen sitotoksik yang meskipun efektif tetapi dapat menimbulkan efek samping.Secara umum ada dua pendekatan yang dapat digunakan dalam menurunkan insiden kanker payudara. Profilaktik mastektomi dan tindakan preventif dengan menggunakan tamoxifen. Tindakan pembedahan dapat menurunkan risiko kanker payudara secara signifikan. Namun dengan mempertimbangkan akibat fisiologis dan psikologis, tindakan pembedahan hanyan dilakukan pada pasien yang tergolong didalam risiko tinggi. Sementara itu, pencegahan kanker payudara secara farmakologis berkaitan dengan peningkatan risiko kanker endometrium. Disamping itu semua, menurunkan faktor risiko merupakan langkah yang baik dalam mengurangi angka kejadian kanker payudara. Wanita yang tergolong dalam risiko rendah sampai menengah, perlu memperhatikan gaya hidup merekan karena gaya hidup yang sehat mempunyai peran dalam menurunkan risiko untuk kanker payudara.

1. Pencegahan Primer: Promosi dan eduksi pola hidup sehat Menghindari faktor risiko2. Pencegahan Sekunder: SADARI Pemeriksaan klinis payudara (CBE) untuk menemukan benjolan, ukuran kurang dari 1 cm USG untuk mengetahui batas-batas tumor dan jenis tumor Mammografi untuk menemukan adanya kelainan sebelum adanya gejala tumor dan adanya keganasan3. Pencegahan Tertier Pelayanan di Rumah Sakit (diagnosa dan pengobatan) Perawatan paliatif2.5 Pola Hubungan Variabel yang Diteliti2.5.1 Kerangka Teori

PAYUDARA NORMALmerupakan organ penting dalam kehidupan manusia sejak dari neonatus atau periode bayi yaitu untuk kelanjutan kehidupan sehubungan dengan produksi ASI yang dibutuhkan pada periode itu sampai masa kehidupan dewasa.FAKTOR RISIKO KANKER PAYUDARABeberapa faktor risiko antara lain faktor reproduksi, faktor endokrin, faktor diet, faktor genetik dan kelainan payudara lainnya.KANKER PAYUDARAKanker payudara adalah kanker yang mengancam jiwa yang paling sering didiagnosis pada wanita dan penyebab utama kematian kanker pada wanita. Banyak kanker payudara dini tidak menunjukkan gejala rasa sakit atau ketidaknyamananPEMERIKSAAN SADARIPemeriksaan payudara sendiri terdiri atas dua bagian yang meliputi inspeksi dan palpasi sebagai bentuk deteksi dini terjadinya kanker payudaraPENCEGAHAN KANKER PAYUDARAmenurunkn faktor risiko merupakan langkah yang baik dalam mengurangi angka kejadian kanker payudara

Gambar 2.5 Kerangka Teori

Gambaran pengetahuan tingkat pendidikan SD Gambaran pengetahuan tingkat pendidikan SMPGambaran pengetahuan tingkat pendidikan SMA Gambaran pengetahuan tingkat pendidikan Perguruan TinggiPemeriksaan SADARIKanker Payudara 2.5.2Kerangka Konsep

Keterangan:: Variabel Independen: Variabel Dependen: Variabel yang Diteliti: Variabel yang Tidak DitelitiGambar 2.6 Kerangka Konsep2.6Definisi Operasional dan Kriteria Objektif2.6.1 Variabel Dependen1. Pemeriksaan SADARIa. Definisi operasional: adalah pemeriksaan atau perabaan sendiri untuk menemukan timbulnya benjolan abnormal pada payudara.b. Cara ukur: melihat hasil kuisonerc. Alat ukur: check list d. Kriteria objektif: - Positif (+) : mengetahui cara pemeriksaan SADARI - Negatif (-): tidak mengetahui cara pemeriksaan SADARI2.6.2Variabel Independen1. Gambaran pengetahuan tingkat pendidikan SDa. Definisi operasional: adalah gambaran pengetahuan pada tingkat jenjang paling dasar pada pendidikan formal Indonesia. Sekolah Dasar ditempuh dalam waktu 6 tahun, mulai dari kelas 1 sampai kelas 6. Lulusan Sekolah Dasar dapat melanjutkan pendidikan ke Sekolah Menengah Pertama.b. Cara ukur: melihat hasil kuisonerc. Alat ukur: check list d. Kriteria objektif: - Tahu : pernah mendengar dan mengetahui cara pemeriksaan SADARI- Kurang tahu: pernah mendengar tetapi tidak mengetahui cara pemeriksaan SADARI- Tidak tahu: tidak pernah mendengar dan tidak mengetahui cara pemeriksaan SADARI2. Gambaran pengetahuan tingkat pendidikan SMPa. Definisi operasional: adalah gambaran pengetahuan pada tingkat jenjang dasar pada pendidikan formal Indonesia. Sekolah Menengah Pertama ditempuh dalam waktu 3 tahun, mulai dari kelas 7 sampai kelas 9. Lulusan Sekolah Menengah Pertama dapat melanjutkan pendidikan ke Sekolah Menengah Atas.b. Cara ukur: melihat hasil kuisonerc. Alat ukur: check list d. Kriteria objektif: - Tahu : pernah mendengar dan mengetahui cara pemeriksaan SADARI- Kurang tahu: pernah mendengar tetapi tidak mengetahui cara pemeriksaan SADARI- Tidak tahu: tidak pernah mendengar dan tidak mengetahui cara pemeriksaan SADARI3. Gambaran pengetahuan tingkat pendidikan SMAa. Definisi operasional: adalah gambaran pengetahuan pada tingkat jenjang menengah lanjutan dari pendidikan dasar pada pendidikan formal Indonesia. Sekolah Menengah Atas ditempuh dalam waktu 3 tahun, mulai dari kelas 10 sampai kelas 12. Lulusan Sekolah Menengah Atas dapat melanjutkan pendidikan ke Perguruan Tinggi.b. Cara ukur: melihat hasil kuisonerc. Alat ukur: check list d. Kriteria objektif: - Tahu : pernah mendengar dan mengetahui cara pemeriksaan SADARI- Kurang tahu: pernah mendengar tetapi tidak mengetahui cara pemeriksaan SADARI- Tidak tahu: tidak pernah mendengar dan tidak mengetahui cara pemeriksaan SADARI

4. Gambaran pengetahuan tingkat pendidikan Perguruan Tinggia. Definisi operasional: adalah gambaran pengetahuan pada tingkat Perguruan Tinggi pendidikan formal Indonesia.b. Cara ukur: melihat hasil kuisonerc. Alat ukur: check list d. Kriteria objektif: - Tahu : pernah mendengar dan mengetahui cara pemeriksaan SADARI- Kurang tahu: pernah mendengar tetapi tidak mengetahui cara pemeriksaan SADARI- Tidak tahu: tidak pernah mendengar dan tidak mengetahui cara pemeriksaan SADARI

BAB IIIMETODOLOGI PENELITIAN3.1 Desain PenelitianPenelitian ini merupakan penelitian yang menggunakan desain penelitian deskriptif. Penelitian ini dilakukan dengan melihat hasil kuisoner yang diberikan pada wanita yang berdomisili di Kelurahan Tuak Daun Merah (TDM) komplek Rumah sakit Dedari tahun 2015 yang merupakan objek utama dalam penelitian ini. Adapun data yang diperoleh dari hasil kuisoner kemudian kami gunakan sebagai bahan utama dalam melihat gambaran tingkat pengetahuan wanita tentang SADARI sebagai deteksi dini kanker payudara di Kelurahan Tuak Daun Merah (TDM) komplek Rumah sakit Dedari.3.2Tempat dan Waktu PenelitianLokasi penelitian yaitu di Kelurahan Tuak Daun Merah (TDM) komplek Rumah sakit Dedari Kupang. Waktu penelitian adalah bulan Juni sampai Agustus 2015.3.3Populasi dan Sampel Penelitian3.3.1PopulasiPopulasi yang diambil pada penelitian ini adalah wanita yang berdomisili di Kelurahan Tuak Daun Merah (TDM) komplek Rumah sakit Dedari pada tahun 2015.3.3.2SampelPopulasi yang diambil pada penelitian ini adalah semua wanita yang berdomisili di Kelurahan Tuak Daun Merah (TDM) komplek Rumah sakit Dedari pada tahun 2015.

3.3.3Teknik SamplingDalam penelitian ini teknik yang digunakan untuk pengambilan sampel adalah total sampling atau semua populasi yang memenuhi kriteria untuk dijadikan sebagai sampel dalam penelitian.3.3.4Instrumen PenelitianDalam penelitian ini, instrumen penelitian yang digunakan adalah kuisoner.

3.4Teknik Pengumpulan DataPengumpulan data dilakukan dengan menggunakan data primer yaitu berupa kuisoner yang diberikan kepada wanita yang berdomisili di Kelurahan Tuak Daun Merah (TDM) komplek Rumah sakit Dedari pada tahun 2015.Teknik ini dilakukan untuk mendapatkan informasi tentang gambaran tingkat pengetahuan wanita tentang SADARI sebagai deteksi dini kanker payudara di Kelurahan Tuak Daun Merah (TDM) komplek Rumah sakit Dedari Kupang. Dalam penelitian ini dilakukan tahapan sebagai berikut :a. Tahap Persiapan1) Memilih populasi2) Menentukan jumlah sampel3) Menentukan waktu pengambilan datab. Tahap Pelaksanaan1) Membuat/meminta surat izin penelitian dari fakultas2) Memasukkan surat izin penelitian di tempat penelitian3) Mengolah data yang telah diperoleh4) Menyajikan hasil penelitianc. Teknik Pengolahan DataPengolahan data dilakukan dengan menggunakan program Microsoft Excel 2010 dan SPSS versi 18.0. Data yang telah diolah kemudian disajikan dalam bentuk tabel dan dijelaskan dalam bentuk narasi (uraian) untuk memperjelas hubungan antara variabel dependen dan variabel independen.

3.5Kriteria Inklusi dan eksklusi3.5.1Kriteria Inklusia. Wanita dengan tingkat pendidikan minimal SD yang berdomisili di Kelurahan Tuak Daun Merah (TDM) komplek Rumah sakit Dedari pada tahun 2015.b. Wanita yang menjadi sampel pada penelitian koperatif dan bersedia dalam menjawab pertanyaan yang terdapat pada kuisoner.

3.5.2Kriteria Ekslusia. Wanita yang tidak memiliki riwayat pendidikan minimal SD yang berdomisili di Kelurahan Tuak Daun Merah (TDM) komplek Rumah sakit Dedari pada tahun 2015.b. Wanita yang menjadi sampel pada penelitian tidak koperatif dan tidak bersedia dalam menjawab pertanyaan yang terdapat pada kuisoner.

Melakukan koordinasi dengan lokasi penelitian berupa izin penelitian dan waktu penelitian Gambaran tingkat pengetahuan wanita tentang SADARI sebagai deteksi dini kanker payudara di Kelurahan Tuak Daun Merah (TDM) komplek Rumah sakit Dedari Tahun 2015Memilih populasi penelitian, menentukan jumlah sampel berdasarkan kriteria inklusi dan ekslusi.Melakukan tabulasi terhadap data yang diperoleh dengan menggunakan Ms. Excel 2010 dan Statistical Package for the Social Sciences 18 (SPSS 18).Memperoleh data hasil kuisoner berupa pengetahuan sampel penelitian terhadap SADARI sebagai deteksi dini kanker payudaraMelakukan analisa data dan membandingkan dengan teori dan penelitian terkait3.6Alur Penelitian

Gambar 3.1 Alur penelitian

DAFTAR PUSTAKA1. Maulani, H., & Sulastri, H. (2011). Ekspresi Protein HER-2/neu, Status Reseptor, Estrogen dan Progesteron pada Berbagai Yuwono Derajat Keganasan Karsinoma Payudara Duktal Invasif Wanita Usia Muda. Indonesian Journal of Pathology, 18(1), 32-41.2. McPherson, K., Steel, C., & Dixon, J. M. (2000). ABC of breast diseases: breast cancerepidemiology, risk factors, and genetics. BMJ: British Medical Journal, 321(7261), 624.3. Prawihardjo, S.2010. Kelainan pada payudara. Dalam: Ilmu Kandungan Edisi III. Jakarta: Bina Pustaka Sarwono Prawirohardjo. Hal 398;399-402;409-4104. Stopeck AT, Thompson AP, Chalasani P (2014). Breast Cancer: breast cancer-background, etiology and patophysiology. Medscape Medical Article References5. Rasjidi, I.2009. Deteksi dini & pencegahan kanker pada wanita. Edisi I. Jakarta: CV Sagung Seto. Hal: 546. Beral, V. Breast Cancer and hormone-replacement therapy in Million Women Study. The lancet 2003 hal 362; 9328; 187-957. Autier P, Boniol M, Gavin A, Vatten LJ. Breast Cancer mortality in neighbouring European countries with different levels of screening but similiar access to treatment: trend analysis of WHO mortality database. BMJ. Jul 28 2011;3438. Brest cancer staging In: American Joint Committee on Cancer 7th edition ed: 2013, P: 1-29. Freedman DA, Petitti DB, Robins JM : On the efficacy of screening for breast cancer. Int J Epidemiol 2004 hal 33,3410. Swart R, Stopeck TA, Lang J, Downey L, Livingston RB. Breast Cancer Screening. Medscape Medical Article Reference11. Undang-undang RI no 20 tahun 2003 tentang sistem pendidikan nasional BAB IV Bagian Ke-1 sampai Bagian ke-4.