Proposal Laporan Akhir Dery Fix

31
PROPOSAL TUGAS AKHIR Pengaruh Waktu dan Suhu Pengering dengan Oven SN 281272 terhadap Kualitas Produk Tepung Ubi Jalar Kuning (Ipomoea batatas L.) Oleh : Muhammad Dery Adhatul Akbar 061230401044 JURUSAN TEKNIK KIMIA POLITEKNIK NEGERI SRIWIJAYA

description

perngaruh suhu dan waktu terhadap kualitas produk tepung ubi jalar

Transcript of Proposal Laporan Akhir Dery Fix

PROPOSAL TUGAS AKHIR

Pengaruh Waktu dan Suhu Pengering dengan Oven SN 281272 terhadap Kualitas Produk Tepung Ubi Jalar Kuning (Ipomoea batatas L.)

Oleh :Muhammad Dery Adhatul Akbar061230401044

JURUSAN TEKNIK KIMIAPOLITEKNIK NEGERI SRIWIJAYAPALEMBANG

KATA PENGANTAR

Puji syukur atas kehadirat Tuhan Yang Maha Esa yang telah memberikan kasih sayang sehingga penulis dapat menyelesaikan proposal Tugas Akhir yang berjudul Pengaruh Waktu dan Suhu Pengering dengan Oven SN 281272 terhadap Kualitas Produk Tepung Ubi Jalar Kuning (Ipomoea batatas L.) tepat pada waktunya.Tidak dapat dipungkiri bahwa dalam penyusunan proposal Tugas Akhir ini masih terdapat kesalahan dan kekeliruan karena keterbatasan penulis sebagai manusia biasa, oleh karena itu saran dan kritik yang bersifat membangun sangat diharapkan demi perbaikan di masa yang akan datang.Penulis menyadari sepenuhnya bahwa proposal ini barulah merupakan langkah awal yang masih jauh dari tujuan semestinya yang ingin dicapai, atau dapat dikatakan bahwa penulis menyusun proposal ini masih dalam bentuk sederhana, mengingat luasnya permasalahan yang dibahas dibandingkan dengan kemampuan yang penulis miliki.Berbagai kesulitan yang penulis alami selama penyusunan proposal ini, namun semuanya itu dapat kami atasi berkat bantuan dan dukungan dari beberapa pihak disertai doa kehadirat Tuhan Yang Maha Kuasa.

Palembang, April 2015

Penyusun

LEMBAR PENGESAHAN PROPOSAL LAPORAN AKHIR

Pengaruh Waktu dan Suhu Pengering dengan Oven SN 281272 terhadap Kualitas Produk Tepung Ubi Jalar Kuning (Ipomoea batatas L.)

Oleh:Muhammad Dery Adhatul Akbar0612 3040 1044

Palembang, Februari 2015Pembimbing I,Pembimbing II,

Ir. Erwana Dewi, M.EngDr. Ir. Rusdianasari, M.Si.NIP 196011141988112001NIP 196711191993032003

Mengetahui,Ketua Jurusan Teknik Kimia

Ir. Robet Junaidi, M.TNIP 199607121993031003SURAT PERNYATAAN

Saya yang bertanda tangan di bawah ini:Nama: Muhammad Dery Adhatul AkbarNIM: 0612 3040 1044Jurusan : Teknik Kimia

Menyatakan bahwa dalam penelitian dengan judul: Pengaruh Waktu dan Suhu Pengering dengan Oven SN 281272 terhadap Kualitas Produk Tepung Ubi Jalar Kuning (Ipomoea batatas L.) Data pada proposal saya ini tidak mengandung unsur PLAGIAT sesuai dengan PERMENDIKNAS NO.17 Tahun 2010.Bila dikemudian hari ada unsur-unsur plagiat dalam penelitian ini, saya bersedia diberikan sanksi peraturan yang berlaku.Demikian pernyataan ini saya buat dengan sebenar-benarnya dan tidak ada unsur paksaan.Palembang, Februari 2015Pembimbing I, Penulis,

Ir. Erwana Dewi, M.EngM Dery Adhatul AkbarNIP 196011141988112001NIM 061230401044

Pembimbing II,

Dr. Ir. Rusdianasari, M. Si.NIP 196711191993032003JUDUL Pengaruh Waktu dan Suhu Pengering dengan Oven SN 281272 terhadap Kualitas Produk Tepung Ubi Jalar Kuning (Ipomoea batatas L.)1. PENDAHULUAN1.1 Latar belakangIndonesia sebagai negara beriklim tropis, memiliki tanah subur dan hasil alam yang beraneka ragam khususnya di bidang pertanian. Berbagai jenis hasil pertanian tumbuh di Indonesia baik yang bersifat seragam di berbagai wilayah maupun yang spesifik di wilayah tertentu. Keanekaragaman hasil alam tersebut dipengaruhi oleh kondisi dataran, tanah dan cuaca masing-masing wilayah di Indonesia. Umbi-umbian merupakan salah satu hasil pertanian Indonesia yang banyak dibudidayakan di Pulau Jawa, terutama di Jawa Timur dan Jawa Tengah

Sumber : http://www.organisasi.org Gambar 1. Ubi jalar kuning (orange)

Umbi-umbian merupakan sumber karbohidrat yang mempunyai potensi untuk dikembangkan sebagai bahan pangan pengganti beras (bahan baku industri pangan maupun non pangan). Tanaman umbi-umbian umumnya ditanam di lahan semi kering sebagai tanaman sela. Khusus ubi kayu dan ubi jalar telah dibudidayakan dengan skala luas. Berdasarkan data statistik, tingkat produksi ubi jalar di Indonesia pada tahun 2007 mencapai 1,886 juta ton dengan areal panen seluas 176,93 ribu ha (BPS, 2008).Menurut Murtiningsih dan Suyanti (2011:55) kandungan karbohidratnya yang tinggi membuat ubi jalar dapat dijadikan sumber kalori. Selain itu kandungan karbohidrat ubi jalar tergolong Low glycemix Index (LGI 51), yaitu tipe karbohidrat yang jika dikonsumsi tidak akan menaikkan kadar gula darah secara drastis. Sangat berbeda dengan beras dan jagung yang mengandung karbohidrat dengan Glycemix Index tinggi, sehingga dapat menaikkan gula darah secara drastis. Karena itu, ubi jalar sangat baik jika dikonsumsi penderita diabetes.Selain itu, serat pangan ubi jalar merupakan polisakarida yang tidak tercerna dan diserap di dalam usus halus, sehingga akan terfermentasi di dalam usus besar. Serat pangan bermanfaat bagi keseimbangan flora usus dan bersifat prebiotik serta merangsang pertumbuhan bakteri yang baik bagi usus, sehingga penyerapan zat gizi menjadi baik.Ubi jalar merupakan tanaman yang sangat familiar bagi kita, banyak ditemukan di pasar dengan harga relatif murah. Kita mengenal ada beberapa jenis ubi jalar. Jenis yang paling umum adalah ubi jalar putih, merah, ungu, kuning atau orange. Kelebihan dari ubi jalar yaitu mengandung antioksidan yang kuat untuk menetralisir keganasan radikal bebas penyebab penuaan dini dan pencetus aneka penyakit degeneratif seperti kanker dan jantung. Zat gizi lain yang banyak terdapat dalam ubi jalar adalah energi, vitamin C, vitamin B6 (piridoksin) yang berperan penting dalam kekebalan tubuh. Kandungan mineralnya dalam ubi jalar seperti fosfor, kalsium, mangan, zat besi dan serat yang larut untuk menyerap kelebihan lemak/kolesterol dalam darah (Reifa, 2005). Umbi tanaman ubi jalar ada yang berwarna ungu, oranye, kuning, dan putih. Daging ubi jalar putih dan ungu biasanya lebih padat dan kering, sedangkan daging ubi jalar oranye dan kuning lebih lunak dan mengandung kadar air tinggi. Semakin pekat warna merah ubi jalar, semakin tinggi kadar betakarotinnya. Ubi jalar putih hanya mengandung betakarotin sebesar 260 mg/100 gram umbi. Ubi jalar kuning mengandung betakarotin sebesar 2900 mg/ 100 gram umbi, sedangkan umbi jalar ungu tidak mengandung betakarotin. Betakarotin berfungsi sebagai provitamin A di dalam tubuh manusia. (Murtiningsih & Suyanti, 2011: 55-56).

Menurut Juanda dan Cahyono (2004), ubi jalar dibedakan menjadi beberapa golongan sebagai berikut:

1. Ubi jalar putih, yakni jenis ubi jalar yang memilki daging umbi berwarna putih.2. Ubi jalar kuning, yakni jenis ubi jalar yang memiliki daging umbi berwarna kuning, kuning muda atau putih kekuning-kuningan3. Ubi jalar orange, yakni jenis ubi jalar yang memiliki daging umbi berwarna orange.4. Ubi jalar jingga, yakni jenis ubi jalar yang memilki daging umbi berwarna jingga, jingga muda.5. Ubi jalar ungu, yakni jenis ubi jalar yang memilki daging umbi berwarna ungu hingga ungu muda.

Dalam pembuatan tepung ubi jalar perlu diperhatikan proses pengeringannya sehingga dapat dihasilkan tepung yang berkualitas. Setelah melakukan pengamatan mengenai penelitian tepung yang didapat dari berbagai jurnal seperti Pengaruh perbandingan tepung ubi jalar dengan tepung ketan dan suhu pemanggangan terhadap karakteristik cokies sagon kelapa serta Pemanfaatan tepung ubi ungu dalam pembuatan produk patiseri maka penulis mengambil judul untuk laporan akhir adalah Pengaruh Waktu dan Suhu Pengering dengan Oven SN 281272 terhadap Kualitas Produk Tepung Ubi Jalar Kuning (Ipomoea batatas L.)

1.2 RumusanMasalahUntuk mendapatkan tepung ubi yang warnanya tetap kuning maka digunakan oven pengering SN 281272 serta berapakah kondisi suhu dan waktu pengeringan yang optimal untuk menghasilkan tepung ubi jalar kuning yang sesuai dengan tepung SNI1.3 Tujuan penelitianUntuk mendapatkan tepung dengan menggunakan alat oven pengering SN 281272 yang sesuai dengan SNI 3751:20091.4 Manfaat penelitian

1. Dapat mengetahui suhu dan waktu optimal dalam pembuatan tepung ubi jalar.2. Untuk menghasilkan tepung yang sesuai dengan tepung SNI.3. Mendapatkan alternatif bahan baku industri pangan untuk memenuhi kebutuhan hidup.

II TINJAUAN PUSTAKA2.1 Karakteristik dan Taksonomi Ubi JalarUbi jalar mempunyai banyak nama atau sebutan, antara lain ketela rambat, huwi boled (Sunda), tela rambat (Jawa), sweet potato (Inggris), dan shoyu (Jepang). Tanaman ubi jalar termasuk tumbuhan semusim (annual) yang mempunyai susunan tubuh utama terdiri dari batang, ubi, daun, bunga, buah dan biji (Rukmana, 1997).Menurut Suprapti (2003), tanaman ubi jalar memiliki ciri-ciri sebagai berikut: 1. Susunan tubuh utama terdiri atas batang, daun, bunga, buah, biji, dan umbi2. Batang tanaman berbentuk bulat, tidak berkayu, dan berbuku-buku. 3. Tipe pertumbuhan tegak dan merambat atau menjalar 4. Panjang batang tipe tegak: 1 m 2 m, sedangkan tipe merambat: 2 m- 3m.5. Ukuran batang dibedakan atas 3 macam, yaitu besar, sedang, dan kecil.6. Warna batang biasanya hijau tua sampai keungu-unguan.Menurut Rukmana (1997), pada bagian batang yang berbuku-buku tumbuh daun bertangkai agak panjang secara tunggal. Daun berbentuk bulat sampai lonjong dengan tepi rata atau berlekuk-lekuk dangkal sampai berlekuk dalam sedangkan bagian ujung daun meruncing. Helaian daun berukuran lebar, menyatu mirip bentuk jantung, tetapi ada yang bersifat menjari. Daun berwarna hijau tua atau hijau kekuning-kuningan. Pada kelopak daun akan tumbuh bunga. Bunga ubi jalar berbentuk terompet, tersusun dari lima helaian daun mahkota, lima helaian daun bunga dan satu tungkai putik. Mahkota bunga berwarna putih atau putih keungu-unguan. Bunga ubi jalar mekar pada pagi hari pukul 04.00-11.00. Apabila terjadi penyerbukan buatan bunga akan membentuk buah. buah ubi jalar tersebut akan berbentuk bulat berkotak tiga, berkulit keras, dan berbiji (Rukmana, 1997).Tanaman ubi jalar yang sudah berumur 3 minggu setelah ditanam biasanya sudah membentuk ubi. Bentuk ubi biasanya berbentuk bulat sampai lonjong dengan permukaan rata sampai tidak rata. Bentuk ubi yang ideal adalah lonjong agak panjang dengan berat antara 200 250 g per ubi. Kulit ubi berwarna putih, kuning, ungu atau ungu kemerah-merahan, tergantung jenis atau varietasnya. Struktur kulit ubi bervariasi antara tipis sampai dengan tebal, dan biasanya bergetah. Daging ubi berwarna putih, kuning, atau jingga sedikit ungu. Ubi yang berkadar tepung tinggi cenderung manis (Rukmana, 1997). Dalam penelitian ini digunakan ubi yang memiliki daging ubi berwarna kuning. Dalam sistematika (taksonomi) tumbuhan, kedudukan taksonomi ubi jalar sebagai berikut (Rukmana, 1997):Kerajaan: PlantaeDivisi: SpermatophytaSubdivisi: AngiospermaeKelas: DicotyledonaeBangsa: ConvolvulalesSuku: ConvolvulaceaeMarga: IpomoeaJenis: Ipomoea batatas L.

2.2 Kandungan Gizi Ubi Jalar (Ipomoea batatas L.) Kuning

Komposisi ubi jalar sangat tergantung pada varietas dan tingkat kematangan serta lama penyimpanan. Karbohidrat dalam ubi jalar terdiri dari monosakarida, oligosakarida, dan polisakarida. Ubi jalar mengandung sekitar 16-40 % bahan kering dan sekitar 70-90% dari bahan kering ini adalah karbohidrat yang terdiri dari pati, gula, selulosa, hemiselulosa, dan pektin (Meyer, 1982).Tabel kandungan karbohidrat ubi jalar dapat dilihat pada Tabel 1.

Tabel 1. Kandungan Karbohidrat Dalam Ubi Jalar (persen berat kering) KomponenBesaran (%)

Pati46,2

Gula22,4

Hemiselulosa3,6

Selulosa2,7

Pektin0,47

Sumber : Meyer (1982)

Menurut Irfansyah (2001), ubi jalar merupakan sumber karbohidrat, vitamin, dan mineral yang cukup tinggi dibandingkan dengan ubi kayu yang merupakan bahan pembuatan tepung tapioka, ubi jalar memiliki kandungan vitamin A dan C, serta energi yang lebih tinggi. Kandungan komposisi gizi ubi jalar tersaji pada Tabel 2.

Tabel 2. Kandungan gizi ubi jalar kuning per 100 gram bahanZat GiziUbi Jalar

Air (g)65,5

Protein (g)0,8

Karbohidrat (g)26,7

Serat (g)0,7

Lemak (g)0,5

Abu (g)1,2

Ca (mg)51

Fe (g)0,9

P (mg)47

Vitamin A (IU)0

Vitamin B1 (mg)0,06

Vitamin C (mg)22

Thiamin (mg)0,1

Riboflavin (mg)0,04

Niacin (mg)0,6

Energi (kal)114

Sumber : Kementerian Kesehatan Republik Indonesia serta sumber lainnya Woolfe (1995) dalam Irfansyah (2001)2.3 Pengertian TepungTepungadalahpartikelpadat yang berbentuk butiran halus atau sangat halus tergantung proses penggilingannya.Biasanya digunakan untuk keperluan penelitian,rumah tangga, dan bahan bakuindustri. Tepung bias berasal dari bahan nabati misalnya tepung terigu dari gandum, tapioca dari singkong, maizena dari jagung atau hewani misalnya tepung tulang dan tepung ikan.Pengolahan ubi jalar menjadi tepung harus memenuhi kriteria pada beberapa tabel sebagai berikut : Tabel 3. Kandungan Kimia Tepung Ubi JalarKandungan KimiaJumlah

Air (%)Protein(%)Lemak(%)Abu(%)Karbohidrat(%)Serat(%)Kalori (cal/100 g)7,005,120,52,1385,261,95366,89

Sumber : Antarlina (1998)

Tabel 4. Syarat Mutu Tepung Terigu Menurut SNINoKriteria UjiSatuanPersyaratan

Jenis AJenis BJenis C

1.Keadaan :

Bentuk-Serbuk halusSerbuk halusSerbuk halus

Bau-NormalNormalNormal

Rasa-NormalNormalNormal

Warna-NormalNormalNormal

2.Benda Asing-Tidak Boleh AdaTidak Boleh AdaTidak Boleh Ada

3.Serangga-Tidak Boleh AdaTidak Boleh AdaTidak Boleh Ada

4.Jenis Pati Lain-Tidak Boleh AdaTidak Boleh AdaTidak Boleh Ada

5.Kehalusan (lolos dari ayakan 145 (100 mesh))% (b/b)Min. 95Min. 95Min. 95

6.Air% (b/b)Maks. 14Maks. 14Maks. 14

7.Abu% (b/b)Maks. 06Maks. 06Maks. 06

8.Protein (N x 5,7)% (b/b)Maks. 1210-118-9

9.Serat Kasar% (b/b)Maks. 0,4Maks. 0,4Maks. 0,4

10.Keasaman (dihitung sebagai asam laktat)% (b/b)Maks. 0,4Maks. 0,4Maks. 0,4

11.Bahan Tambahan Makanan (bahan pemutih)Sesuai dengan SNI No. 01-0222-1987

12.Cemaran Logam

Timbal (Pb)mg/kgMaks. 1,0Maks. 1,0Maks. 1,0

Tembaga (Cu)mg/kgMaks. 1,0Maks. 1,0Maks. 1,0

Seng (Zn)mg/kgMaks. 40,0Maks. 40,0Maks. 40,0

Raksa (Hg)mg/kgMaks. 0,05Maks. 0,05Maks. 0,05

13.Cemaran Arsenmg/kgMaks. 0,5Maks. 0,5Maks. 0,5

14.Cemaran Mikroba :

ALTKoloni/g106106106

E.coliAMP/g101010

KapangKoloni/g104104104

Sumber : Anonim d,

Tabel 5. Kriteria Mutu Tepung Ubi JalarKriteriaNilai

Kadar air (maksimal)Keasaman (maksimal)Kadar pati (minimal)Kadar serat (maksimal)Kadar abu15 %4 ml 0,1 N NaOH/100gram55 %3 %2 %

Sumber : Anonymous (2006)

III METODOLOGI PENELITIAN3.1 Waktu dan Tempat PenelitianPenelitian mengenai Pengaruh Waktu dan Suhu Pengering dengan Oven SN 281272 terhadap Kualitas Produk Tepung Ubi Jalar Kuning (Ipomoea batatas L.) dilaksanakan dari April Mei 2015, di Laboratorium Politeknik Negeri Sriwijaya.

3.2 Alat dan Bahan yang Digunakan3.2.1 Alat yang Digunakan1. Gelas Kimia Plastik: 3 buah2. Saringan 200 mesh: 1 buah3. Oven: 2 buah4. Neraca Analitik: 1 buah5. Desikator: 2 buah6. Furnace: 1 buah7. Gelas Ukur 10 ml: 1 buah8. Gelas Ukur 1000 ml: 1 buah9. Cruisible: 5 buah10. Gelas Kimia 100 ml: 1 buah11. Pipet Ukur 10 ml: 1 buah12. Pipet Ukur 25 ml : 1 buah13. Pipet Ukur 50 ml: 2 buah14. Bola Karet: 1 buah15. Buret 50 mL: 1 buah16. Pipet Volum 5 mL: 1 buah17. Erlenmeyer 100 mL: 2 buah18. Pemanas listrik: 1 buah19. Spatula: 1 buah20. Beaker gelas 100 mL: 2 buah21. Pipet tetes: 2 buah22. Corong: 1 buah23. Klem dan statif: secukupnya24. Labu ukur 100 mL: 1 buah25. Labu Kjehdahl: 1 buah26. Ayakan: 1 buah

3.2.2 Bahan yang Digunakan1. Ubi jalar kuning (orange)2. NaCl 3. Tawas4. HCl 0,01 N5. H2SO4 pekat6. Asam borat 4%7. NaOH 40%8. Selen (2,5 gr SeO2, 100 gr K2SO4 dan 20 gr CuSO4. 5 H2O)9. Raksa (II) oksida10. Indikator PP11. Aquadest

3.3 Perlakuan dan rancangan percobaan3.3.1 Uji Karakteristik Bahan BakuPada uji karakteristik bahan baku dilakukan beberapa tahapan diantaranya preparasi sampel dan pengurangan kadar air. Pengambilan Bahan Baku Bahan baku yang digunakan adalah ubi jalar yang berwarna kuning (Orange) yang dapat didapat dari pasar. Proses Preparasi SampelBahan baku yang ubi jalar diiris tipis sehingga menjadi chip dan dikeringkan terlebih dahulu dengan tujuan untuk mengurangi kadar air yang terkandung di dalam bahan agar proses selanjutnya dapat berjalan dengan efektif. Uji Karakteristik Sampel Proses Pembuatan Tepung dan PerlakuanTepung dibuat melalui dua metode proses yaitu proses kering dan proses basah. Pada proses kering ubi jalar yang telah diiris tipis-tipis direndam dengan larutan kapur, sedangkan pada proses basah ubi jalar direbus dengan larutan garam. Setelah itu dilakukan pengovenan dengan memvariasikan suhu dan waktu pengovenan untuk mendapatkan suhu dan waktu pengeringan yang optimum. Pengolahan Data Pengolahan data dilakukan terhadap data yang diperoleh dari hasil pengujian mengenai suhu dan waktu optimum pengeringan yang kemudian digambarkan melalui tabel dan grafik yang selanjutnya akan dituangkan pada pembahasan. Analisa TepungPada tahap ini uji karakteristik tepung yang dihasilkan dilakukan dengan penentuan kadar abu dan penentuan kadar air.

3.3.2 Prosedur Percobaana. Penentuan kadar air tepung (moisture) Menimbang berat cawan kosong dan mencatat beratnya Menimbang 100 gr sampel tepung dan mencatat beratnya Mengoven 24 jam Menimbang berat cawan dan tepung setelah di oven dan mencatat hasilnya. Menghitung kadar air tepungRumus perhitungan:Kadar air = x 100%

b. Penentuan kadar abu tepung Persiapan awal Menimbang tepung sebanyak 3 gr dalam krus porselin yang telah diketahui beratnya. Memanaskan bahan tersebut diatas hot plate (dalam ruang asam) untuk meminimalkan asap hitam yang muncul pada saat proses pengabuan. Memasukan bahan kedalam furnance (tanur) sesuai dengan prosedur kerja pengoperasian alat. Petunjuk penggunaan furnance (Thermolyne FB.1410M.26) Menghubungkan kabel power kesumber litrik. Menekan tombol power ke posisi ON, maka tampilan digital yang menyatakan temperature akan menyala. Mengatur suhu pengabuan (550C) dengan cara menekan tombol Push To Set Temperature dan secara bersamaan putar tombol Temperature hingga tercapai tempertaur yang ditentukan. Melepaskan tekanan pada tombol Push To Set Temperature. Memasukan bahan kedalam furnance dengan lama proses pengabuan 3 jam. Setelah lama proses pengabuan tercapai, diatur suhu furnance menjadi 150C. Menunggu hingga suhu mencpai 150C, selanjutnya dimasukan bahan kedlam desikator dan ditimbang. Menghitung kadar abu total bahan (%) berdasarkan berat kering bahan.Rumus perhitungan:Berat kering = x 100%.. (1)

Kadar abu = x 100%.. (2)c. Pengujian Kadar Protein Tepung Menimbang 0,5 g tepung, masukkan ke dalam labu Kjeldhal 100 ml. Menambahkan 3 g campuran Selen dan 10 ml H2SO4 pekat. Panaskan di atas pemanas listrik sampai mendidih dan larutan menjadi jernih kehijau-hijauan selama sekitar 2 jam. Didinginkan Kemudian encerkan dan masukkan ke dalam labu ukur 50 ml, sampai tanda batas. Memasukkan ke dalam alat penyuling, tambahkan 5 ml larutan NaOH 30 % hingga larutan bereaksi basa dengan kertas lakmus. Menyuling selama 10 menit, sebagai penampung gunakan 25 ml larutan Asam Borat 4 % yang telah dicampur indicator. Titrasi dengan larutan HCl 0,01 N Lakukan titrasi blanko. Rumus perhitungan:

.. (1)

Kadar protein (%) = % N x faktor konversi.. (2)

d. Pengujian kehalusan tepung Menyiapkan 1 set ayakan dengan berbagai ukuran Mesh. Memasukkan tepung ke dalam ayakan. Melakukan pengayakan. Menimbang masing - masing fraksi lolos ayakan tersebut.

Ubi Jalar

Dikupas dan dicuci bersih

Diiris tipis dengan ketebalan 1mm

Direndam dengan larutan tawas

Pengurangan kadarair (Dioven )

Dioven denganmenvariasikan waktu dan suhu yang digunakanChip Kering

Digiling

Diayak dengan ayakan

Analisa Produk

Gambar 2. Diagram Proses Kering Pembuatan Tepung dari Ubi Jalar Kuning

Ubi Jalar

Dikupas dan dicuci bersih

Direbus hingga menjadi lunak

Ditambahkan NaCl

Didinginkan da ditumbuk hingga halus

Pengurangan kadar air (Dioven)

Dioven denganmenvariasikan waktu dan suhu yang digunakanDigiling

Diayak dengan ayakan

Analisa Produk

Gambar 3. Diagram Proses Basah Pembuatan Tepung dari Ubi Jalar Kuning

3.4 Pengambilan data

Tabel 6. Pengeringan dengan Suhu 80CPerlakuanBerat AwalWaktu ( menit )

50100

DikukusDirebusChip Air BiasaChip dengan Tawas

Tabel 7. Pengeringan dengan Suhu 60CPerlakuanBerat AwalWaktu ( menit )

50100150200250

DikukusDirebusChip Air BiasaChip dengan Tawas

IV Rencana KegiatanUraian KegiatanMinggu ke-

FebruariMaretAprilMeiJuniJuli

123412341234123412341234

Persiapan

Pembuatan Proposal

Pengambilan Sampel

Penelitian

Penyusunan Data

Analisa Data

Bimbingan

Penyusunan Laporan

Sidang Laporan

V Rancangan Biayaa. Pembuatan proposal: Rp. 50.000,-b. Penelitian Bahan : 10 kg ubi jalar: Rp. 70.000,- 1 kg garam (NaCl): Rp. 7.000,- 1 kg Tawas: Rp. 20.000,-Alat : Oven Pengering: Rp.250.000,- Pemakaian Lab: Rp.250.000,-c. Transportasi dan akomodasi: Rp. 100.000,-d. Pembuatan Laporan Akhir Pembelian kertas A4 70 gram 2 rim: Rp. 70.000,- Pembelian tinta printer: Rp. 100.000,- Pembelian CD 6 buah: Rp. 30.000,- Jilid laporan akhir 6 rangkap: Rp. 150.000,- Penggandaan laporan akhir: Rp. 100.000,-+ Rp. 1.197 .000,-DAFTAR PUSTAKA

Nasution, Anisa .2015. Pemanfaatan Ubi Jalar Sebagai Alternatif Bahan Baku. Online (https://nukeannisanasution.wordpress.com/2012/12/29/ubi-jalar/) diakses pada tanggal 03 Februari 2015.

Godam64. 2015. Isi Kandungan Gizi Ubi Jalar Kuning Kompoisi Nutrisi Bahan Makanan.Online (http://www.organisasi.org/1970/01/isi-kandungan-gizi-ubi-jalar-kuning-komposisi-nutrisi-bahan-makanan.html) diakses pada tanggal 10 Februari 2015.

Amanati, Lutfi. 2015. Pemeriksaan kadar protein pada tepung terigu.Online (http://lutfiamanati.blogspot.com/2010/03/pemeriksaan-kadar-protein-pada-tepung.html) diakses pada tanggal 22 Maret 2015.

Tri Yoka, Berry. 2015.Pengujian Mutu Tepung Terigu Sebagai Bahan Makanan Di Unit Pelaksanaan Teknis Pengujian Dan Sertifikasi Mutu Barang ( UPT-PSMB ) Pekanbaru.Online (http://d-suwka.blogspot.com/2013/04/laporan-kuliah-kerja-lapang-pengujian.html) diakses pada tanggal 23 Maret 2015.

Winda Eka Kristiyani, Maria. 2015. Pemanfaatan Tepung Ubi Jalar Ungu Dalam Pembuatan Produk Patiseri. Online (http://eprints.uny.ac.id/6685/1/MARIA%20WINDA%20EKA%20KRISTIYANI_09512134022.pdf) diunduh pada 02 Maret 2015.