PROPOSAL AL-ISLAM DAN KEMUHAMMADIYAHAN (PAIK)

103
PROPOSAL AL-ISLAM DAN KEMUHAMMADIYAHAN (PAIK) PERAN SATUAN KERJA AUDIT INTERNAL DALAM MENDETEKSI FRAUD PADA PERBANKAN SYARIAH DI INDONESIA Tim Pengusul: Rito (NIDN. 0325087503/ Ketua) Mulyaning Wulan (NIDN. 0429117803/Anggota 1) Adityo Ari Wibowo (NIDN. 0325117707/Anggota II) PROGRAM STUDI AKUNTANSI FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH PROF. DR. HAMKA 2019

Transcript of PROPOSAL AL-ISLAM DAN KEMUHAMMADIYAHAN (PAIK)

Page 1: PROPOSAL AL-ISLAM DAN KEMUHAMMADIYAHAN (PAIK)

i

PROPOSAL AL-ISLAM DAN KEMUHAMMADIYAHAN (PAIK)

PERAN SATUAN KERJA AUDIT INTERNAL DALAM MENDETEKSI FRAUD

PADA PERBANKAN SYARIAH DI INDONESIA

Tim Pengusul:

Rito (NIDN. 0325087503/ Ketua)

Mulyaning Wulan (NIDN. 0429117803/Anggota 1)

Adityo Ari Wibowo (NIDN. 0325117707/Anggota II)

PROGRAM STUDI AKUNTANSI

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH PROF. DR. HAMKA

2019

Page 2: PROPOSAL AL-ISLAM DAN KEMUHAMMADIYAHAN (PAIK)

ii

Page 3: PROPOSAL AL-ISLAM DAN KEMUHAMMADIYAHAN (PAIK)

iii

Page 4: PROPOSAL AL-ISLAM DAN KEMUHAMMADIYAHAN (PAIK)

iv

Page 5: PROPOSAL AL-ISLAM DAN KEMUHAMMADIYAHAN (PAIK)

v

Page 6: PROPOSAL AL-ISLAM DAN KEMUHAMMADIYAHAN (PAIK)

vi

ABSTRAK

Audit Internal atau disebut juga Satuan Kerja Audit Internal (SKAI) di perbankan

Syariah diperlukan untuk memastikan bahwa perusahaan berjalan sesuai dengan Peraturan

Perbakan juga standar operasional yang dimiliki oleh masing-masing perbankan.

Berdasarkan International Standard for the Profesional Practice of Internal Auditing

(Standards), audit internal memiliki peran konsultasi dan assurance. Oleh karena itu, audit

internal harus memiliki kecakapan, professional, independen dan objektif dalam

menjalankannya perannya Sebagai salah satu peran assurance, audit internal dapat

mendeteksi fraud. Fraud merupakan tindakan kecurangan yang dapat dilakukan oleh

banyak kalangan, mulai dari karyawan sampai top management yang dapat merugikan para

stakeholder. Beberapa faktor yang menyebabkan terjadinya fraud, yaitu arogansi,

kompetensi, kesempatan, tekanan dan rasionalisasi. Jenis fraud yang dapat terjadi adalah

korupsi, penyalahgunaan asset, manipulasi laporan keuangan serta cybercrime.

Kata kunci: fraud, International Standard for the Profesional Practice of Internal Auditing

(Standards), konsultasi dan assurance

Page 7: PROPOSAL AL-ISLAM DAN KEMUHAMMADIYAHAN (PAIK)

vii

KATA PENGANTAR

Alhamdulillahirabbil’alamin, berkat rahmat dan hidayah Nya, kami selaku tim

proposal berhasil menyelesaikan proposal ini dengan baik. Sholawat serta salam

semoga tetap tercurah bagi Baginda Rasulullah Muhammad SAW dan keluarganya,

manusia teladan yang telah membimbing dari zaman kegelapan ke zaman terang

benderang. Kami menyadari bahwa banyak kekurangan selama penyelesaian

proposal ini. Oleh karena itu, kami menghaturkan banyak terima kasih terhadap

bantuan dari beberapa pihak, yang diantaranya adalah:

1. Ketua Lemlitbang Universitas Prof. DR. Hamka, Prof. DR. Suswandari, M. Pd

selaku Pimpinan Lemlitbang yang tidak pernah berhenti memotivasi,

mengarahkan dan mendukung tim untuk menghasilkan karya terbaik.

2. Dekan Fakultas Ekonomi dan Bisnis, Nuryadi Wijiharjono, SE., M.M, selaku

Pimpinan Fakultas yang juga turut berpartisipasi dalam mendukung tim.

3. Bapak Daram Heriansyah, SE., M.Ak selaku Ketua Program Studi S1

Akuntansi yang senantiasa memberikan pengarahan terhadap penulisan proposal

yang baik.

4. Rekan Dosen dan pihak lain yang tidak dapat disebutkan satu per satu yang

senantiasa mendukung tim senantiasa semangat menyelesaikan proposal.

Akhir kata, kami berharap Allah Subhanahuwata’ala berkenan membalas segala

kebaikan semua pihak yang telah membantu kami dalam penyelesaian proposal ini.

Semoga proposal ini dapat diterima dan dapat memberikan manfaat bagi

pengembangan Lemlitbang Universitas Prof. DR. Hamka dan ilmu pegetahuan.

Jakarta, Juli 2019

Tim Penyusun

Page 8: PROPOSAL AL-ISLAM DAN KEMUHAMMADIYAHAN (PAIK)

viii

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL……………………………………………………..…

LEMBAR PENGESAHAN………………………………………………...

SURAT PERJANJIAN …………………………………………………….

ABSTRAK………………………………………………..............................

KATA PENGANTAR……………………………………………………....

DAFTAR ISI………………………………………………………………...

DAFTAR TABEL…………………………………………………………...

DAFTAR GAMBAR…………………………………………………….......

DAFTAR LAMPIRAN……………………………………………………...

BAB I PENDAHULUAN……………………………………………….

A. Latar Belakang….……………………………………………..

B. Rumusan Masalah……………………………...……………....

C. Tujuan Penelitian……………………………………………....

D. Urgensi Penelitian………………………………………….......

E. Luaran Penelitian……………………………………………….

BAB II KAJIAN PUSTAKA……………………………………………..

A. Pengertian Internal Audit………………………………............

B. Independensi Audit Internal Yang Efektif……………….........

C. Pengertian Fraud…………………………………………….....

D. Penyebab Fraud Berdasarkan Crowe’s Fraud

Pentagon Theory…....................................................……….....

E. Peran Satuan Kerja Audit Internal Dalam

mendeteksi Fraud Di Perbankan………………………….........

F. Penelitian Terdahulu ………………………………………........

G. Kerangka Pemikiran …………………………………...............

H. Hipotesis Penelitian…………………………………….............

I. Roadmap Penelitian………………………………….................

i

ii

iii

v

vi

vii

viii

ix

x

1

3

3

3

3

4

4

4

5

6

8

10

12

12

12

Page 9: PROPOSAL AL-ISLAM DAN KEMUHAMMADIYAHAN (PAIK)

ix

BAB III METODOLOGI PENELITIAN………………………...............

A. Jenis Penelitian……………………………………………….....

B. Jenis Data…………………………………………....................

C. Merode Pengumpulan Data…………………………………….

BAB IV PEMBAHASAN……………………… ........................................

A. Umum ........................................................................................

B. Bank Syariah .............................................................................

1. Bank Muamalat ................................................................

2. Bank Panin Syariah...........................................................

3. Bank BCA Syariah ...........................................................

4. Bank Mega Syariah ..........................................................

5. Maybank Syariah ..............................................................

6. Bank BNI Syariah .............................................................

7. Bank BRI Syariah .............................................................

8. Bank Syariah Mandiri .......................................................

9. Bank Bukopin Syariah ......................................................

10. Bank BJB Syariah .............................................................

11. BTPN Syariah ...................................................................

12. Bank Victoria Syariah ......................................................

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN………… ....................................

A. Kesimpulan.................................................................................

B. Saran ..........................................................................................

DAFTAR PUSTAKA……………………………………………………

14

14

14

14

15

15

17

17

25

30

31

39

41

51

52

60

63

65

68

77

77

77

78

Page 10: PROPOSAL AL-ISLAM DAN KEMUHAMMADIYAHAN (PAIK)

x

DAFTAR TABEL

Tabel 1 Penelitian Terdahulu……………………………………………… Tabel 2 Peran Auditor Internal dalam Mendeteksi Fraud di Perbankan Syariah …………………....................……………………………

10

73

Page 11: PROPOSAL AL-ISLAM DAN KEMUHAMMADIYAHAN (PAIK)

xi

DAFTAR GAMBAR

Gambar 1 Industry of Victim Organization ................................................... Gambar 2 The Crowe’s Fraud Phentagon Theory ......................................... Gambar 3 Kerangka Pemikiran……………………………………………... Gambar 4 Roadmap Penelitian……………………………………………... Gambar 5 Struktur Organisasi SKAI Bank Muamalat……………………... Gambar 6 Struktur Internal Audit Division PT Bank BNI ......…………... Gambar 7 Struktur Internal Audit Division PT Bank Syariah Mandiri....... Gambar 8 Struktur Internal Audit Division PT Bank Victoria Syariah......

2 6 12 13 23 45 57 71

Page 12: PROPOSAL AL-ISLAM DAN KEMUHAMMADIYAHAN (PAIK)

x

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1 Artikel ilmiah (draft dan status submission).................................

81

Page 13: PROPOSAL AL-ISLAM DAN KEMUHAMMADIYAHAN (PAIK)

1

BAB I. PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Bank merupakan sebuah entitas yang menghimpun dana dari masyarakat dalam

bentuk simpanan dan menyalurkannya dalam bentuk pembiayaan maupun kredit dan/atau

bentuk-bentuk lainnya dalam rangka meningkatkan taraf hidup masyarakat.Hal ini sesuai

dengan Undang-Undang No. 10 Tahun 1998 terkait perbankan. Saat ini di Indonesia

dikenal dengan dua jenis bank, yaitu Bank Konvensional dan Bank Syariah. Perbedaan

mendasar dari kedua jenis bank ini adalah prinsip yang menjadi aturan kinerjanya. Bank

Konvensional dengan cara konvensional, sedangkan Bank Syariah berdasarkan prinsip-

prinsip syariah.

Menurut Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 21 Tahun 2008 tentang

Perbankan Syariah, perbankan syariah adalah segala sesuatu yang menyangkut tentang

Bank Syariah dan Unit Usaha Syariah, mencakup kelembagaan, kegiatan usaha, serta cara

dan proses dalam melaksanakan kegiatan usahanya. Perbankan syariah memiliki resiko

yang besar dalam menjalankan operasional usahanya. Resiko dalam konteks perbankan

merupakan suatu kejadian potensial yang dapat memberikan pengaruh negatif. Adapun

resiko yang dapat terjadi adalah terjadinya fraud. Menurut Surat Edaran Bank Indonesia

Nomor 13/28/DPNP tentang penerapan strategi anti fraud bagi bank umum, yang dimaksud

dengan fraud adalah tindakan penyimpangan atau pembiaran yang disengaja untuk

mengelabui, menipu, atau memanipulasi bank, nasabah, atau pihak lain, yang terjadi di

lingkungan bank, nasabah atau pihak lain dan/atau pelaku fraud memperoleh keuntungan

keuangan baik secara langsung maupun tidak langsung.

Fenomena fraud terbesar pernah terjadi pada salah satu bank kovensional di

Indonesia pada sepuluh tahun yang lalu, yaitu di Bank Century. Kasus ini bermula dari

kebijakan pemerintah dan Bank Indonesia yang mengucurkan bailout sebesar Rp 6,7 triliun

untuk Bank Century pada 2008. Setelah dilakukan investigasi, diketahui bahwa terjadi

fraud management di bank tersebut,

Survei yang dilakukan oleh ACFE (Association of Certified Fraud Examiners)

terkait Global Study on Occupational Fraud and Abusues pada tahun 2018, membuktikan

Page 14: PROPOSAL AL-ISLAM DAN KEMUHAMMADIYAHAN (PAIK)

2

50545862

7579838687

96104

149184

201338

0 50 100 150 200 250 300 350 400

Arts, entertainment, and recreationServices (profesional)

Religious, charitable, or social servicesTechnology

Food servie and hospitalityTransportation and warehousing

ConstructionEnergy

InsuranceEducation

ReatilHealth care

Government and public administrationManufacturing

Banking and financial services

bahwa bank memiliki peringkat tertinggi dalam hal terjadinya fraud. ACFE merupakan

asosiasi penyedia pelatihan dan pendidikan anti fraud yang berada di beberapa negara,

termasuk Indonesia.

Gambar 1. Industry of Victim Organization

Sumber: diolah dari Global Study on Occupational Fraud and Abuse, ACFE 2018

Perkembangan zaman menyebabkan adanya perbandingan lurus dengan

perkembangan teknologi yang ada, hingga pada akhirnya banyak cara yang dilakukan

untuk melakukan fraud. Salah satu contoh fenomena yang banyak terjadi saat ini adalah

cyber crime. Jenis fraud ini yang paling canggih, karena berhubungan dengan dunia maya

dan hanya dilakukan oleh pihak yang memiliki keahlian khusus yang tidak dimiliki oleh

pihak lain. Berbagai modus yang paling tren saat ini, yakni malware (sinkronisasi token,

sistem di bank baik-baik saja, tetapi yang diserang adalah device media komunikasi yang

kerap digunakan pengguna), phising (upaya pencurian informasi nasabah berupa user id

maupun password kredit), serta diskimming (tindak pencurian data nasabah dengan

menggunakan alat perekam data) (Yenita, 2015).

Auditor internal dalam perbankan disebut dengan Satuan Kerja Audi Internal

(SKAI). SKAI memiliki peranan yang sangat penting dalam suatu perusahaan, karena

bertindak sebagai penilai independen untuk menelaah kinerja operasional perusahaan

dengan mengukur serta mengevaluasi kecukupan kontrol serta efesiensi dan efektifitas

kinerja perusahaan. Auditor internal (SKAI) hanya mengusulkan suatu metode alternatif

Page 15: PROPOSAL AL-ISLAM DAN KEMUHAMMADIYAHAN (PAIK)

3

untuk memperbaiki kondisi sedangkan memilih tindakan koreksi merupakan

tanggungjawab manajemen. Audit internal merupakan interaksi antara auditor internal,

manajer, dan lingkungan audit yang baru. Berhasil atau tidaknya pelaksanaan aktivitas

perusahaan tergantung pada sikap manajemen senior, demikian pula dengan aktivitas audit

internal (Yusriwarti, 2017).

Berdasarkan latar belakang permasalahan yang telah diuraikan telah menjadi bahan

pertimbangan untuk penelitian lebih lanjut yang berjudul “Peran Satuan Kerja Audit

Internal Dalam Mendeteksi Fraud Pada Perbankan Syariah”.

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang diatas, inilah yang menjadi inti permasalahan dan

penelitian yang dirumuskan dalam bentuk pertanyaan penelitian, yaitu bagaimana peran

Satuan Kerja Audit Internal (SKAI) dalam mendeteksi fraud pada perbankan Syariah?

C. Tujuan Penelitian

Berdasarkan latar belakang diatas, inilah yang menjadi inti permasalahan dan

penelitian yang dirumuskan dalam bentuk pertanyaan penelitian, yaitu : untuk mengetahui

yaitu bagaimana peran Satuan Kerja Audit Internal (SKAI) dalam mendeteksi fraud pada

perbankan Syariah?

D. Urgensi Penelitian

Adapun urgensi penelitian ini yaitu meningkatkan kemampuan dalam penelitian dan

menjadi sarana dalam membuat karya ilmiah yang dapat dipublikasikan. Sehingga dapat

menambah wawasan bagi banyak pihak baik praktisi maupun akademisi. Selain itu

diharapkan bermanfaat bagi proses pembelajaran dan kajian lebih lanjut khususnya yang

berkenaan dengan ilmu auditing, manajemen dan perbankan syariah.

E. Luaran Penelitian

Artikel ilmiah jurnal tidak terakreditasi atau prosiding pada ilmiah seminar nasional.

Page 16: PROPOSAL AL-ISLAM DAN KEMUHAMMADIYAHAN (PAIK)

4

BAB II. KAJIAN PUSTAKA

A. Pengertian Internal Audit

Audit internal is an independent and objective assurance and counsulting

activity that is quided by a philosophy of adding value to improve the operations

of the organization. It assists organization in accomplishing its objectives by

bringing a systematic and diciplined approach to evaluate and improve the

effectiveness of the organization’s governance, risk management, internal

control (IIA, Model Internal Audit Activity Charter, 2013).

Dalam SAS (Statement on Auditing Standards) No.99 mendefinisikan bahwa

fraud merupakan tindakan yang disengaja yang menghasilkan pernyataan yang

salah di laporan keuangan.

Menurut Sukrisno Agoes (2012) definisi dari audit internal adalah pemeriksaaan

yang dilakukan oleh bagian audit internal perusahaan terhadap laporan

keuaangan dan catatan akuntansi perusahaan maupun ketaatan terhadap

kebijakan manajemen puncak yang telah ditentukan dan ketaatan terhadap

peraturan pemerintah misalnya peraturan di bidang perpajakan, pasar modal,

lingkungan hidup, perbankan, perindustrian dan lain-lain.

Internal audit is an independent examination of the financial statements and

those financial information related to specified financial entity, regardless of its

size and legal form, is directed to examination of the level functionality and

financial performance of the company. (Assist. Prof. Blagica Koleva, 2015)

B. Independensi Audit Internal Yang Efektif

Sebagai pekerja, auditor internal mendapatkan penghasilan dari organisasi di

mana dia bekerja. Dalam hal ini berarti auditor internal sangat bergantung

kepada organisasinya sebagai pemberi pekerja. Di lain pihak, auditor internal

dituntut untuk tetap independen sebagai bentuk pertanggungjawaban kepada

publik dan profesinya (Yulinartati, 2016). Auditor internal harus independen

dan juga objektivitas dalam menjalankan tugasnya. Independensi adalah kondisi

bebas dari situasi yang dapat mengancam kemampuan aktivitas auditor internal

untuk dapat melaksanakan tanggungjawabnya secara tidak memihak, sedangkan

objektivitas adalah suatu sikap mental tidak memihak yang memungkinkan

Page 17: PROPOSAL AL-ISLAM DAN KEMUHAMMADIYAHAN (PAIK)

5

auditor internal melaksanakan tugas sedemikian rupa sehingga mereka memiliki

keyakinan terhadap hasil kerja mereka dan tanpa kompromi dalam mutu (IIA,

Standar Internasional Praktik Profesional Audit Internal (Standar), 2016).

Aktivitas audit internal akan tetap bebas dari berbagai gangguan oleh elemen

apapun dalam organisasi, termasuk terkait pemilihan audit, ruang lingkup,

prosedur, frekuensi, waktu, atau konten laporan yang memungkinkan dalam

menjaga keindependenan dan objektivitas.

C. Pengertian Fraud

Fraud adalah tindakan penyimpangan atau pembiaran yang disengaja untuk

mengelabui, menipu, atau memanipulasi bank, nasabah, atau pihak lain, yang

terjadi di lingkungan bank dan/atau menggunakan sarana bank sehingga

mengakibatkan kerugian bank, nasabah atau pihak lain dan/atau pelaku fraud

memperoleh keuntungan keuangan baik secara langsung maupun tidak langsung

(BI, 2011).

Menurut ACFE (Association of Certified Fraud Examiners) (2018),

“Occupational fraud is defined as the use of one’s occupation for personal

enrichment through the deliberate misuse or misapplication of the employing

organization’s resources or assets”

Dalam kutipan ISA (International Standard on Auditing) 240 terkait The

Auditor’s Responsibilities Relating to Fraud in an Audit Financial Statements,

menyebutkan bahwa

“fraud is an intentional act by one or more individuals among management,

those charge with governance, employees, or third parties involving the use of

deception to obtain an unjust or illegal advantage.”

Page 18: PROPOSAL AL-ISLAM DAN KEMUHAMMADIYAHAN (PAIK)

6

D. Penyebab Fraud berdasarkan Crowe’s Fraud Pentagon Theory

Gambar 2. The Crowe’s Fraud Phentagon Theory

Sumber: PPT about The Mind Behind The Fraudsters Crime: Key Behavioral

and Environmental Elements by Jonathan Marks

Teori pentagon fraud merupakan pengembangan dari teori fraud triangle dengan

menambahkan dua elemen baru. Secara lengkap, elemen-elemen Crowe’s fraud

pentagon theory dijabarkan oleh Marks (2012) sebagai berikut:

1. Arogansi (arrogance), diidentifikasikan sebagai sikap superioritas dan

merasa berhak atau keserakahan sebagai bagian dari seseorang yang percaya

bahwa pengendalian internal tidak berlaku terhadap pribadinya sehingga

membuat dirinya merasa berhak untuk melakukan fraud. Sifat ini muncul

karena adanya sifat mementingkan diri sendiri (self interest) yang besar di

dalam diri manajemen yang membuat sikap arogansinya semakin besar, sifat

ini yang akan menjadi pemicu timbulnya keyakinan bahwa dirinya tidak

akan diketahui apabila fraud telah terjadi dan sanksi yang ada tidak

menimpa dirinya.

2. Kompetensi (competence), adalah kemampuan karyawan untuk

mengesampingkan pengendalian internal, dengan mengembangkan strategi

penyimpangan yang canggih dan untuk mengendalikan situasi sosial demi

keuntungannya dengan cara menjualnya kepada orang lain. Dengan kata

lain, kompetensi berarti kemampuan yang dimiliki seseorang untuk

melakukan fraud. Keterkaitannya dengan teori keagenan adalah kemampuan

yang dimiliki oleh manajemen perusahaan ditimbulkan karena adanya

kepentingan dari diri manajemen untuk mendapatkan banyak keuntungan

Page 19: PROPOSAL AL-ISLAM DAN KEMUHAMMADIYAHAN (PAIK)

7

untuk dirinya sendiri, sehingga manajemen tidak bertindak untuk prinsipal

lagi. (Aprilia, 2017).

3. Kesempatan (opportunity), pengendalian yang lemah menyediakan

kesempatan bagi seseorang untuk melakukan fraud. Dalam hal ini, keadaan

ini akan digunakan oleh manajemen perusahaan untuk melakukan fraud

secara diam-diam agar tidak diketahui oleh orang banyak (risk overse).

Fraud tidak akan tercipta apabila hanya ada peuang tanpa diikuti oleh

lemahnya pengendalian diri manajemen.

4. Tekanan (pressure), terdapat motivasi untuk melakukan fraud. Suatu

keadaan yang membuat pelaku dapat melakukan fraud. Adanya motivasi

dalam diri manajemen untuk melakukan fraud, misalnya kurangnya

penghasilan yang diperoleh, kebutuhan hidup yang lebih besar, hal tersebut

menjadi pemicu bagi manajemen untuk bertindak atas kepentingan diri

sendiri.

5. Rasionalisasi (rationalization), pembenaran atas fraudyang sudah terjadi.

Pemikiran ini akan muncul karena pelaku kecurangan tidak ingin

perbuatannya diketahui sehingga pelaku membenarkan manipulasi yang

telah dilakukan. Pembenaran ini muncul karena adanya keinginan dalam diri

pelaku untuk tetap aman dan terbebas dalam hukuman (adanya unsur risk

overse untuk terbebas dari risiko jeratan hukuman).

Menurut Marks (2012) adanya tambahan dua elemen ini karena mengingat para

pelaku fraud pada masa sekarang dianggap memiliki pola pikir yang

independen, informasi yang lebih memadai dan akses yang lebih leluasa

terhadap aset di perusahaan dibanding dengan triangle fraud. Perusahaan saat ini

memiliki busaya yang mengedepankan kesejahteraan dan kepopuleran, yang

mendorong karyawan untuk memperoleh gaji yang lumayan dan pengakuan

yang lebih besar dengan cara apapun. Kompetensi dan arogansi dianggap

memainkan peranan penting apakah seorang karyawan saat ini memiliki apa

yang diperlukan untuk melakukan fraud (Danuta, 2017).

Page 20: PROPOSAL AL-ISLAM DAN KEMUHAMMADIYAHAN (PAIK)

8

E. Peran Satuan Kerja Audit Internal dalam Mendeteksi Fraud di Perbankan

Berdasarkan model piagam aktivitas audit internal yang di terbitkan oleh IIA

pada tahun 2013, menyatakan bahwa kegiatan audit internal ditetapkan oleh

Dewan Direksi, Komite Audit atau tingkat tertinggi dalam perusahaan (yang

selanjutnya disebut sebagai Dewan). Audit internal diselenggarakan pada

berbagai lingkungan hukum dan budaya, untuk berbagai organisasi yang

memiliki beraneka ragam tujuan, ukuran, kompleksitas, dan struktur, dan oleh

berbagai pihak, baik di dalam maupun di luar organisasi. Walaupun perbedaan

dapat mempengaruhi praktik audit internal pada setiap lingkungannya,

kesesuaian terhadap standar merupakan hal yang esensial dalam pemenuhan

tanggungjawab audit internal dan aktivitas audit internal.

Standar, bersama dengan Kode Etik, merupakan unsur-unsur wajib dari

Kerangka Praktik Profesional Internasional. Seluruh individu auditor internal

bertanggung jawab untuk mematuhi standar terkait dengan tanggungjawab

individu dalam hal objektivitas, profesiensi (kecakapan), kehati-hatian yang

professional dan standar yang terkait dengan kinerja dan tanggungjawab

pekerjaannya (IIA, Standar Internasional Praktik Profesional Audit Internal

(Standar), 2016).

Berdasarkan standar, terdapat dua jenis jasa audit internal dalam suatu

organisasi, termasuk perbankan syariah. yaitu, Assurance/Asuran dan

Consulting/Konsultasi. Jasa assurance merupakan kegiatan penilaian bukti

obyektif oleh auditor internal untuk memberikan pendapat atau simpulan

mengenai suatu entitas, operasi, fungsi, proses, sistem, atau subjek lainnya. Jasa

assurance yang dilakukan oleh audit internal berupa penilaian terhadap aktivitas

operasi perbankan. Jasa consulting adalah jasa yang bersifat pemberian nasihat

yang pada umumnya diselenggarakan berdasarkan permintaan spesifik dari

klien. Jenis jasa yang dilakukan oleh auditor internal iniakan memberikan nilai

tambah bagi stakeholder.

Menurut Amrizal (2004), beberapa hal yang harus diperhatikan oleh manajemen

agar fungsi auditor internal bisa efektif dalam mendeteksi fraud di perbankan

syariah, yaitu:

Page 21: PROPOSAL AL-ISLAM DAN KEMUHAMMADIYAHAN (PAIK)

9

1. Auditor internal harus mempunyai kedudukan yang independen dalam

organisasi perusahaan. Dalam arti, tidak boleh terlibat kegiatan operasional

perusahaan dan bertanggung jawab kepada atau melaporkan kegiatannya

kepada manajemen puncak.

2. Auditor internal harus mempunyai uraian tugas secara tertulis sehingga

dapat mengetahui dengan jelas mengenai tugas, wewenang, dan

tanggungjawab yang dimiliki.

3. Auditor internal harus mempunyai kemampuan terkait dengan pemahaman

proses manual.

4. Harus ada dukungan yang kuat dari manajemen puncak kepada auditor

internal, dapat berupa penempatan auditor internal dalam posisi yang

independen.

5. Auditor internal harus memiliki sumber daya yang profesional, capable, bisa

bersifat obyektif dan mempunyai integritas serta loyalitas yang tinggi.

6. Auditor internal harus bisa bekerja sama dengan akuntan public, maka audit

fee yang harus dibayar kepada Kantor Akuntan Publik bisa ditekan menjadi

lebih rendah.

7. Menciptakan struktur penggajian yang wajar dan pantas.

8. Mengadakan rotasi dan pengaturan hak cuti karyawan.

9. Memberikan sanksi yang tegas kepada yang melakukan fraud dan berikan

penghargaan kepada yang berprestasi.

10. Membuat program bantuan kepada pegawai yang mendapatkan kesulitan

baik dalam hal keuangan maupun non keuangan.

11. Menetapkan kebijakan pemberian dari luar.

12. Menyediakan sumber tertentu dalam rangka mendeteksi fraud karena sulit

ditemukan.

13. Menyediakan saluran untuk melaporkan telah terjadinya fraud hendaknya

diketahui oleh staf agar dapat diproses pada jalur yang benar.

Page 22: PROPOSAL AL-ISLAM DAN KEMUHAMMADIYAHAN (PAIK)

10

F. Penelitian Terdahulu

Berikut merupakan gambaran penelitian terdahulu yang tersaji dalam tabel

penelitian terdahulu:

Tabel 1 Tabel Penelitian Terdahulu

No. Judul, Penulis,

Tahun

Variab

el

Metode dan Hasil

1.

Determinants of

Audit Delay in

Nigerian Companies

: Empirical Evidence

Prince Kennedy

Modugu, Emmanuel

Penggunaan variabel Audit

Delay sebagai variabel

dependen.

Penggunaan variabel debt

equity ratio, size of the

company, profitability,

subsidiaries of Multinational

Metode : Regresi Berganda

Hasil : subsidiary of

multinational company, log of

total aset dan audit fee memiliki

pengaruh terhadap audit delay.

Sedangkan profitability, industry

type, audit firm size, debt equity

Eragbhe dan

Ohiorenuan Jude

Ikhatua, (2012)

Companies, audit firm size,

audit fees, and industry type

sebagai variabel independen.

ratio tidak memiliki pengaruh

terhadap audit delay

2. Audit Report Lag : A

Study of the

Bangladeshi Listed

Companies

Alim Al Ayub

Ahmed dan Md.

Shakawat Hossain,

(2010)

Variabel Dependen : Audit

Report Lag.

Penggunaan variabel

profitability, leverage, type of

auditor, auditor change, type of

auditor report, industry

clasification, extraordinary

items, and company size

sebagai variabel independen.

Metode : OLS Regression

Hasil : Audit report lag memiliki

hubungan negatif dengan tipe

auditor (Big 4), financial

company, profitabilitas, dan size.

Sedangkan leverage dan

qualified opinion memiliki

hubungan positif terhadap audit

report lag.

Page 23: PROPOSAL AL-ISLAM DAN KEMUHAMMADIYAHAN (PAIK)

11

3. Faktor-faktor yang

Mempengaruhi Audit

Report Lag

Perusahaan

Manufaktur di

Indonesia dan

Malaysia

Rosmawati Endang

Indriyani dan

Supriyati, (2012)

Penggunaan variabel Audit

Report Lag sebagai variabel

dependen.

Penggunaan variabel

Profitabilitas, debt to equity

ratio, ukuran perusahaan dan

laba/rugi perusahaan sebagai

variabel independen.

Metode : Analisis regresi

berganda

Hasil : Audit report lag di

Indonesia dan Malaysia secara

simultan dipengaruhi oleh

ukuran perusahaan, profitabilitas,

laba rugi perusahaan dan debt to

equity ratio. Ukuran perusahaan

secara parsial berpengaruh

signifikan terhadap audit report

lag di Indonesia dan Malaysia.

Debt to equity ratio secara parsial

berpengaruh signifikan terhadap

audit report lag di Indonesia.

Sumber: Diolah oleh Penulis(2018)

Page 24: PROPOSAL AL-ISLAM DAN KEMUHAMMADIYAHAN (PAIK)

12

G. Kerangka Pemikiran

Berikut merupakan gambaran kerangka penelitian :

Sumber : Data diolah (2019)

Gambar 3 Kerangka Pemikiran

H. Hipotesis Penelitian

Berikut hipotesis penelitian :

Satuan Kerja Audit Internal Berperan Dalam Mendeteksi Fraud Pada Perbankan Syariah Di Indonesia.

I. Roadmap Penelitian

Penelitian ini fokus pada peran audit internal terhadap fraud perbankan syariah di

Indonesia.

Pendeteksian

SKAI

Fraud Perbankan

Page 25: PROPOSAL AL-ISLAM DAN KEMUHAMMADIYAHAN (PAIK)

13

Pengajuan melalui

SIMAKIP

Pembuatan dan

pengajuan proposal

penelitian

1

Tahap 1

Jan

Tahap Penelitian yang akan Dilaksanakan

1 3

Analisis Hasil

Pengolahan Data dan

Penyelesaian Laporan

Pengumpulan Data

Penelitian

Tahap 4

Agustus

Tahap 1

Maret

Tahap 3

Juni sd Juli

Tahap 2

April sd

Mei

Gambar 4. Roadmap Penelitian Tahap Penelitian yang sudah Dilaksanakan

1. Data penelitian

berasal dari website

BEI atau OJK

2. Jumlah data adalah

sebanyak 12 Bank

Syariah

2

Pengolahan Data

Penelitian

1. Data yang

terkumpul diolah

secara kualitatif

4

Pembuatan artikel dan

publikasi ke Jurnal yang

disarankan SIMAKIP

1. Pembuatan artikel

(jurnal ilmiah)

2. Pengajuan untuk

publikasi jurnal sesuai

yang disarankan

SIMAKIP

1. Analisis data

2. Proses monev dari

SMAKIP

3. Penyelesaian

Laporan

4. Upload Laporan ke

SIMAKIP

Page 26: PROPOSAL AL-ISLAM DAN KEMUHAMMADIYAHAN (PAIK)

14

BAB III. METODOLOGI PENELITIAN

A. Jenis Penelitian

Jenis penelitian ini menggunakan metode deskriptif kualitatif dengan

menggunakan data studi literatur pustaka (library research), yaitu teknik

pengumpulan data dan informasi dengan cara mengumpulkan dan mempelajari

literatur-literatur yang ada seperti buku, undang-undang, internet dan lainnya.

(Sugiyono, 2005)

B. Jenis Data

Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah jenis data sekunder. Data

sekunder adalah data yang diperoleh dalam bentuk yang sudah jadi, sudah

dikumpulkan dan diolah oleh pihak lain, biasanya sudah dalam bentuk publikasi

(Suryani & Hendryadi, 2015). Data sekunder yang dimaksud dalam penelitian ini

berupa laporan tahunan pelaksanaan GCG perbankan Syariah yang di dapat dari

OJK.

C. Metode Pengumpulan Data

Menurut Sanusi (2014), teknik pengumpulan data yang digunakan dalam

penelitian ini adalah dengan menggunakan metode dokumentasi. Metode

dokumentasi yaitu metode pengumpulan data yang dilakukan untuk mengumpulkan

data sekunder dari berbagai sumber, baik secara pribadi maupun kelembagaan.

Page 27: PROPOSAL AL-ISLAM DAN KEMUHAMMADIYAHAN (PAIK)

15

IV. PEMBAHASAN

A. UMUM

Pelaksanaan prinsip-prinsip good corporate governance (GCG) oleh sebuah bank,

termasuk bank syariah paling tidak harus diwujudkan dalam: 1) Pelaksanaan tugas dan

tanggung jawab Dewan Komisaris, Dewan Pengawas Syariah, dan Dewan Direksi; 2)

Kelengkapan dan pelaksanaan tugas komite-komite dan satuan kerja yang menjalankan

fungsi pengendalian intern bank; 3) Penerapan fungsi kepatuhan, auditor internal dan

auditor eksternal; 4) Penerapan manajemen risiko, termasuk sistem pengendalian intern; 5)

Penyediaan dana kepada pihak terkait dan penyediaan dana besar; 6) Rencana strategis

bank; 7) Transparansi kondisi keuangan dan non keuangan Bank.

Penerapan prinsip-prinsip GCG menjadi suatu keharusan bagi sebuah institusi,

termasuk di dalamnya institusi bank syariah. Hal ini lebih ditujukan kepada adanya

tanggung jawab public (public accountability) berkaitan dengan kegiatan operasional bank

yang diharapkan benar-benar mematuhi ketentuan-ketentuan yang telah digariskan dalam

hukum positif. Di samping itu juga berkaitan dengan kepatuhan bank syariah terhadap

prinsip-prinsip syariah sebagaimana yang telah digariskan dalam al-Quran, Hadis, dan

Ijmak para ulama.

GCG pada perbankan syariah dikenal adanya prinsip-prinsip syariah yang

mendukung bagi terlaksananya prinsip GCG dimaksud, yakni keharusan bagi subjek

hukum termasuk bank untuk menerapkan prinsip kejujuran (shiddiq), edukasi kepada

masyarakat (tabligh), kepercayaan (amanah), dan pengelolaan secara profesional

(fathanah). Shiddiq berartimemastikan bahwa pengelolaan bank syariah dilakukan dengan

moralitas yang menjunjung tinggi nilai kejujuran. Dengan nilai ini pengelolaan dana

masyarakat akan dilakukan dengan mengedepankan cara-cara yang diperkenankan (halal)

serta menjauhi cara-cara yang meragukan (subhat) terlebih lagi yang bersifat dilarang

(haram). Tabligh berarti secara berkesinambungan melakukan sosialisasi dan mengedukasi

masyarakat mengenai prinsipprinsip, produk dan jasa perbankan syariah. Dalam

melakukan sosialisasi sebaiknya tidak hanya mengedepankan pemenuhan prinsip syariah

semata, tetapi juga harus mampu mengedukasi masyarakat mengenai manfaat bagi

pengguna jasa perbankan syariah. Amanah berarti menjaga dengan ketat prinsip kehati-

Page 28: PROPOSAL AL-ISLAM DAN KEMUHAMMADIYAHAN (PAIK)

16

hatian dan kejujuran dalam mengelola dana yang diperoleh dari pemilik dana (shahibul

maal) sehingga timbul rasa saling percaya antara pihak pemilik dana dan pihak pengelola

dana investasi (mudharib) . Sedangkan Fathanah berarti memastikan bahwa pengelolaan

bank dilakukan secara profesional dan kompetitif sehingga menghasilkan keuntungan

maksimum dalam tingkat risiko yang ditetapkan oleh bank. Termasuk di dalamnya adalah

pelayanan yang penuh dengan kecermatan dan kesantunan (ri’ayah) serta penuh rasa

Aldira Maradita : Karakteristik Good 195 tanggung jawab (mas’uliyah).

Penerapan GCG pada bank syariah diharapkan semakin meningkatnya kepercayaan

publik kepada bank syariah, pertumbuhan industri jasa keuangan Islam dan stabilitas

sistem keuangan secara keseluruhan akan senantiasa terpelihara, dan keberhasilan industri

jasa keuangan Islam dalam menerapkan GCG akan menempatkan lembaga keuangan Islam

sejajar dengan lembaga keuangan internasional lainnya.

Sejumlah perangkat dasar yang diperlukan untuk pembentukan GCG pada bank

syariah antara lain: sistem pengendalian internal, manajemen risiko, transparansi bank,

sistem akuntansi, pemurnian dan audit syariah, dan audit ekstern.

Kegiatan bank yang umumnya berhubungan dengan uang dalam jumlah yang

sangat besar dapat menimbulkan resiko yang tinggi yang nantinya dapat mengakibatkan

kerugian bagi bank. Maka, dalam melaksanakan kegiatannya bank perlu memperhatikan

sistem pengendalian atau kontrol yang dimulai dari diri bank itu sendiri. Kontrol Internal

dibutuhkan untuk mengakui dan menilai resiko, mendeteksi permasalahan dalam lembaga,

serta mengoreksi kelemahan internal. Untuk dapat meyakinkan bahwa telah ada

pengendalian diri tersebut perlu adanya suatu ukuran dan penilaian dari pihak yang tidak

terkait dengan kegiatan tersebut (independen).

Yang dimaksud independen disini ialah pelaksanaan tugas dilakukan secara

obyektif dan bebas dari tekanan dan kepentingan pihak manapun. Pelaksanaan tugas yang

independen ini dilakukan oleh seorang auditor, auditor disini bertujuan untuk menentukan

apakah kegiatan yang diperiksa sesuai dengan kondisi, peraturan, dan undang-undang

tertentu. Karena yang diperiksa merupakan kegiatan internal bank maka auditor ini disebut

dengan auditor Internal.

Audit internal ini meliputi: a) Bagian Pengawasan Data, bagian ini sering juga

disebut sebagai verificator, yaitu pemeriksa seluruh transaksi yang terjadi, dimana salah

Page 29: PROPOSAL AL-ISLAM DAN KEMUHAMMADIYAHAN (PAIK)

17

satu produknya adalah program zero defect, yaitu suatu program audit yang memberikan

peringatan kepada pelaksana atas kesalahan-kesalahan pembukuan yang terjadi; b) Auditor

Wilayah (Resident Auditor) dan Inspektur Pengawasan. Kedua pengawas ini berfungsi

melakukan operasional audit, di samping audit keuangan. Titik berat audit yang dilakukan

adalah pengujian secara menyeluruh atas berjalannya SPIN (Sistem Pengendalian Intern)

yang antara lain meliputi: aspek organisasi, memadai tidaknya sumber daya insani, praktik

bank yang sehat, dan unsur SPI lainnya.

Hasil dari auditor ini berupa evaluasi/gambaran atas kondisi yang ada di lapangan

dan praktik sehari-hari yang berlangsung dalam kegiatan bank. Auditor juga memberi

masukan kepada manajemen dalam hal diperlukannya pembenahan, perbaikan, koreksi,

baik yang menyangkut sumber daya insani, sistem prosedur, maupun aspek manajerial.

Dalam kegiatannya sehari-hari, semua unsur pengawasan tetap tunduk dan patuh serta

menjalankan Standar Pelaksanaan Fungsi Audit Intern Bank (SPAIB).

Untuk menghindari terjadinya fraud, perbankan syariah di Indonesia menerapkan

berbagai kebijakan. Berbagai kebijakan diimplementasikan dalam struktur maupun

pelaksanaan pekerjaan bagi terciptanya proses bisnis yang baik dan akuntabel. Berikut

implementasi kebijakan masing-masing perbankan syariah untuk menghindari fraud.

B. Bank Syariah

1. Bank Muamalat

PT Bank Muamalat dalam laporan GCG tahun 2018 dijelaskan bahwa untuk

menjaga transparansi dan mencegah terjadinya fraud dengan membentuk Komite

Audit. Komite audit ini dimaksudkan untuk membantu Dewan Komisaris dalam

melakukan evaluasi atas pelaksanaan audit intern dan pemantauan atas tindak lanjut

hasil audit guna menilai kecukupan pengendalian intern termasuk kecukupan proses

pelaporan keuangan Bank.

Dasar Pembentukan Komite Audit ada pada peraturan-peraturan sebagai berikut:

1) Peraturan Bank Indonesia Nomor 11/33/PBI/2009 tanggal 7 Desember 2009

tentang Pelaksanaan Good Corporate Governance bagi Bank Umum Syariah dan

Unit Usaha Syariah.

Page 30: PROPOSAL AL-ISLAM DAN KEMUHAMMADIYAHAN (PAIK)

18

2) Surat Edaran Bank Indonesia Nomor 12/13/DPbS tanggal 30 April 2010 perihal

Pelaksanaan Good Corporate Governance bagi Bank Umum Syariah dan Unit

Usaha Syariah.

3) Peraturan Otoritas Jasa Keuangan Nomor 55/POJK.04/2015 tanggal 29 Desember

2015 tentang Pembentukan dan Pedoman Pelaksanaan Kerja Komite Audit.

4) Anggaran Dasar Bank tentang tugas dan wewenang Dewan Komisaris.

Piagam Komite Audit

Komite Audit Bank Muamalat telah memiliki Piagam yang mengatur struktur

dan keanggotaan, persyaratan keanggotaan, tugas dan tanggung jawab, wewenang,

rapat, masa tugas, waktu kerja dan pelaporan. Piagam Komite Audit terakhir dikinikan

pada tanggal 02 Mei 2017 dan akan diperbaharui sesuai dengan perkembangan

regulasi yang berlaku serta kondisi terkini dari Bank.

Masa Tugas Komite Audit

Masa tugas anggota Komite Audit tidak boleh lebih lama dari masa jabatan

Dewan Komisaris sebagaimana diatur dalam Anggaran Dasar dan dapat dipilih

kembali hanya untuk satu periode berikutnya.

Tugas dan Tanggung Jawab Komite Audit

Tugas Komite Audit sesuai Piagam Komite Audit antara lain :

1) Melakukan evaluasi atas pelaksanaan audit intern dalam rangka menilai kecukupan

pengendalian intern termasuk kecukupan proses pelaporan keuangan.

2) Menunjuk, menetapkan fungsi-fungsi dan standar Auditor Eksternal (KAP).

3) Melakukan evaluasi terhadap pelaksanaan tugas yang dilaksanakan oleh fungsi

audit intern, yang meliputi perencanaan audit, ruang lingkup audit, proses audit

dan pelaporan hasil audit, serta memastikan independensi fungsi audit intern.

4) Melakukan evaluasi terhadap pelaksanaan tindak lanjut oleh Direksi atas hasil

temuan audit dan/atau rekomendasi dari hasil pengawasan Otoritas Jasa

Keuangan, auditor intern, Dewan Pengawas Syariah, dan/atau auditor ekstern,

guna memberikan rekomendasi kepada Dewan Komisaris.

Page 31: PROPOSAL AL-ISLAM DAN KEMUHAMMADIYAHAN (PAIK)

19

5) Melakukan penelaahan atas informasi keuangan yang akan dikeluarkan Bank

kepada publik dan/atau pihak otoritas antara lain laporan keuangan, proyeksi, dan

laporan lainnya terkait dengan informasi keuangan Bank.

6) Melakukan penelaahan atas kepatuhan terhadap peraturan perundang-undangan

yang berhubungan dengan kegiatan Bank.

7) Memberikan pendapat independen dalam hal terjadi perbedaan pendapat antara

manajemen dan Akuntan atas jasa yang diberikannya.

8) Memberikan rekomendasi kepada Dewan Komisaris mengenai penunjukan

Akuntan yang didasarkan pada independensi, ruang lingkup penugasan, dan fee.

9) Menelaah pengaduan yang berkaitan dengan proses akuntansi dan pelaporan

keuangan Bank.

10) Menelaah dan memberikan saran kepada Dewan Komisaris terkait dengan adanya

potensi benturan kepentingan Bank.

Wewenang Komite Audit

Dalam melaksanakan tugasnya, Komite Audit memiliki wewenang sebagaimana

diatur dalam Piagam Komite Audit sebagai berikut:

1) Mengakses dokumen, data, dan informasi Bank tentang karyawan, dana, aset, dan

sumber daya perusahaan yang diperlukan.

2) Berkomunikasi langsung dengan karyawan, termasuk Direksi dan pihak yang

menjalankan fungsi audit internal, manajemen risiko, dan Akuntan terkait tugas

dan tanggung jawab Komite Audit.

3) Melibatkan pihak independen di luar anggota Komite Audit yang diperlukan

untuk membantu pelaksanaan tugasnya.

4) Melakukan kewenangan lain yang diberikan oleh Dewan Komisaris.

Persyaratan Keanggotaan Komite Audit

Persyaratan keanggotaan Komite Audit yang berasal dari Komisaris Independen

dan Pihak Independen sebagaimana diatur dalam Piagam Komite Audit antara lain

adalah:

1) Wajib memiliki integritas dan reputasi keuangan yang baik.

Page 32: PROPOSAL AL-ISLAM DAN KEMUHAMMADIYAHAN (PAIK)

20

2) Wajib memiliki kemampuan, pengetahuan, pengalaman sesuai dengan bidang

pekerjaannya, serta mampu berkomunikasi dengan baik.

3) Wajib memahami laporan keuangan, bisnis perusahaan khususnya yang terkait

dengan layanan jasa atau kegiatan usaha Bank, proses audit, manajemen risiko,

dan peraturan perundang-undangan di bidang Pasar Modal serta peraturan

perundang-undangan terkait lainnya.

4) Wajib mematuhi kode etik Komite Audit yang ditetapkan oleh Bank.

5) Wajib memiliki paling kurang satu anggota yang berlatar belakang pendidikan

dan keahlian di bidang akuntansi dan/atau keuangan.

6) Wajib memiliki paling kurang satu anggota yang memiliki keahlian di bidang

perbankan syariah.

7) Bukan merupakan orang dalam Kantor Akuntan Publik, Kantor Konsultan

Hukum, Kantor Jasa Penilai Publik atau pihak lain yang memberi jasa assurance,

jasa non-assurance, jasa penilai dan/atau jasa konsultasi lain kepada Emiten atau

Perusahaan Publik yang bersangkutan dalam waktu 6 (enam) bulan terakhir.

8) Bukan merupakan orang yang bekerja atau mempunyai wewenang dan tanggung

jawab untuk merencanakan, memimpin, mengendalikan, atau mengawasi kegiatan

Bank dalam waktu 6 (enam) bulan terakhir kecuali Komisaris Independen.

9) Tidak mempunyai saham langsung maupun tidak langsung pada Bank.

10) Tidak mempunyai hubungan Afiliasi dengan anggota Dewan Komisaris, anggota

Direksi, atau Pemegang Saham Utama Bank Muamalat.

11) Tidak mempunyai hubungan usaha baik langsung maupun tidak langsung yang

berkaitan dengan kegiatan usaha Bank Muamalat.

Struktur dan Keanggotaan Komite Audit

Sesuai pasal 36 Peraturan Bank Indonesia Nomor 11/33/PBI/2009 tentang

Pelaksanaan Good Corporate Governance bagi Bank Umum Syariah dan Unit Usaha

Syariah, Anggota Komite Audit paling kurang terdiri dari:

1) Seorang Komisaris Independen;

2) Seorang pihak independen yang memiliki keahlian di bidang akuntansi keuangan;

3) Seorang pihak independen yang memiliki keahlian di bidang perbankan syariah.

Page 33: PROPOSAL AL-ISLAM DAN KEMUHAMMADIYAHAN (PAIK)

21

Pada periode tahun 2018, terdapat perubahan struktur dan keanggotaan Komite Audit

yang sebelumnya ditetapkan melalui Surat Keputusan Direksi Nomor 003/B/DIR-

KPTS/II/2018 tanggal 1 Februari 2018 tentang Komite Audit PT Bank Muamalat

Indonesia Tbk. Sehubungan dengan penggantian anggota Dewan Komisaris, Dewan

Komisaris menyesuaikan keanggotaan Komite Audit dan telah ditetapkan melalui

Surat Keputusan Direksi Nomor 023/B/DIR-KPTS/VIII/2018 tanggal 9 Agustus 2018

tentang Komite Audit PT Bank Muamalat Indonesia Tbk. Perubahan keanggotaan

Komite Audit tersebut tetap sesuai dengan Peraturan Bank Indonesia Nomor

11/33/PBI/2009 tanggal 7 Desember 2009 tentang Pelaksanaan Good Corporate

Governance bagi Bank Umum Syariah dan Unit Usaha Syariah dan Peraturan Otoritas

Jasa Keuangan Nomor 55/POJK.04/2015 tanggal 29 Desember 2015 tentang

Pembentukan dan Pedoman Pelaksanaan Kerja Komite Audit.

Independensi Komite Audit

Seluruh anggota Komite Audit yang berasal dari Pihak Independen tidak

memiliki hubungan keuangan, kepengurusan, kepemilikan saham dan/atau hubungan

keluarga dengan Dewan Komisaris, Direksi dan/atau Pemegang Saham Pengendali

atau hubungan dengan Bank, yang dapat mempengaruhi kemampuannya bertindak

independen.

Rapat Komite Audit

Selama tahun 2018, Komite Audit telah menyelenggarakan 10 (sepuluh) kali

rapat dengan minimal satu agenda rapat untuk setiap kali rapat termasuk pembahasan

mengenai risalah rapat, serta hal-hal yang perlu ditindaklanjuti dari rapat sebelumnya

dan beberapa pembahasan lainnya.

Laporan Pelaksanaan Tugas Komite Audit

Selama tahun 2018 Komite Audit telah melaksanakan beberapa aktivitas dalam

rangka menjalankan fungsi, tugas dan tanggung jawabnya, sebagai berikut:

1) Review Efektivitas Sistem Pengendalian Internal Bank

Page 34: PROPOSAL AL-ISLAM DAN KEMUHAMMADIYAHAN (PAIK)

22

2) Review Aktivitas Fungsi Internal Audit

3) Pengawasan terhadap Pelaksanaan Audit Eksternal

4) Review Penyajian Laporan Keuangan Publikasi.

5) Realisasi Rapat Komite Audit selama tahun 2018

Audit Internal

Audit Internal adalah suatu kegiatan pemberian keyakinan (assurance) dan

konsultasi yang bersifat independen dan objektif, dengan tujuan untuk meningkatkan

nilai dan memperbaiki operasional perusahaan, melalui pendekatan yang sistematis,

dengan cara mengevaluasi dan meningkatkan efektivitas manajemen risiko,

pengendalian intern, dan proses tata kelola perusahaan.

Bank Muamalat Indonesia memiliki Sistem Pengendalian Intern (SPI) dalam

menjalankan mekanisme pengawasan yang dilakukan oleh berbagai lini perusahaan.

Dalam SPI telah terkandung sistem dan prosedur yang jelas serta telah ditetapkan oleh

Direksi dan Dewan Komisaris. Sedangkan pengawasan dan evaluasi terhadap

pelaksanaan SPI ini dilakukan oleh 3 (tiga) lini pertahanan (three line of defense),

yaitu Manajemen Bank dan Operation Control sebagai lini pertahanan pertama (first

line of defense), Unit Kerja Kepatuhan dan Unit Kerja Manajemen Risiko sebagai lini

pertahanan kedua (second line of defense) dan Satuan Kerja Audit Intern (SKAI)

sebagai lini pertahanan ketiga (third line of defense).

Dasar Hukum Penunjukkan

Satuan Kerja Audit Intern (SKAI) dibentuk sesuai dengan Peraturan Bank

Standar Pelaksanaan Fungsi Audit Intern Bank Umum Indonesia (PBI) No.

1/6/PBI/1999 tentang Penugasan Direktur Kepatuhan (Compliance Director) dan

Penerapan Standar Pelaksanaan Fungsi Audit Intern Bank Umum. Kepala SKAI

ditunjuk oleh Direktur Utama sesuai Surat Keputusan Direksi No.

321/DIR/KPTS/VIII/2015 tanggal 03 Agustus 2015/18 Syawal 1426 H yang telah

mendapat persetujuan dari Dewan Komisaris sesuai surat No.

033/BMI/KOM/VII/2015 tanggal 29 Juli 2015 serta telah dilaporkan kepada Otoritas

Jasa Keuangan dengan surat No.500/BMI/DIR/VIII/2015 tanggal 13 Agustus 2015.

Page 35: PROPOSAL AL-ISLAM DAN KEMUHAMMADIYAHAN (PAIK)

23

Struktur dan kedudukan SKAI

SKAI dipimpin oleh Kepala SKAI yang bertanggung jawab langsung kepada

Direktur Utama dan dapat berkomunikasi dengan Dewan Komisaris secara langsung

atau melalui Komite Audit untuk menginformasikan berbagai hal yang berhubungan

dengan pelaksanaan audit dan dalam menjalankan fungsi pengawasan untuk

mewujudkan visi dan misi Bank. Kepala SKAI diangkat dan diberhentikan oleh

Direktur Utama Bank dengan persetujuan Dewan Komisaris dan kemudian dilaporkan

kepada Otoritas Jasa Keuangan (OJK).

Bank juga telah memiliki Piagam Audit Intern yang berisi tentang struktur dan

kedudukan SKAI, tugas dan tanggung jawab, wewenang, kode etik audit intern,

persyaratan auditor intern dan pertanggungjawaban SKAI. Berikut merupakan

struktur Organisasi SKAI per bulan Agustus 2018:

Gambar 5. Struktur Organisasi SKAI Bank Muamalat

Sumber : Annual Report PT Bank Muamal, 2018

Tugas dan Tanggung Jawab SKAI

Tugas dan tanggung jawab SKAI tercantum dalam Piagam Audit Intern dan

sesuai dengan Anggaran Dasar Bank Muamalat Indonesia yaitu:

1) Melakukan audit semua bidang kegiatan Bank secara berkala berdasarkan skala

prioritas dan tingkat risiko.

Page 36: PROPOSAL AL-ISLAM DAN KEMUHAMMADIYAHAN (PAIK)

24

2) Audit dilakukan berdasarkan rencana tahunan yang disusun berdasarkan Risk

Based Audit (RBA) yang telah disetujui oleh Direktur Utama dan Komisaris

Utama serta mendapat masukan dari pihak-pihak terkait.

3) Melaksanakan audit dengan mengacu pedoman yang berlaku umum, seperti

SPFAIB, Pedoman Audit Intern Bank Muamalat Indonesia (Audit Charter).

4) Melaksanakan audit secara reguler pada unit Kantor Pusat dan Kantor Cabang

berdasarkan skala prioritas dan tingkat risiko yang telah diperhitungkan

sebelumnya sesuai rencana.

5) Bekerja sama dengan unit Kepatuhan dalam hal audit kepatuhan terhadap aturan

dan perundang-undangan yang berlaku, termasuk pemenuhan aspek syariah.

6) Membuat Laporan Hasil Audit dan menyampaikannya kepada Direktur Utama

dan Dewan Komisaris melalui Komite Audit dengan tembusan kepada Direktur

Kepatuhan dan Direktur terkait.

7) Mengadakan pertemuan rutin dengan Komite Audit untuk mengevaluasi hasil

temuan audit serta membahas temuan dan follow up temuan.

8) Memberikan saran perbaikan dan informasi yang objektif tentang kegiatan yang

diperiksa pada semua tingkat manajemen.

9) Melakukan monitoring pelaksanaan tindak lanjut (follow up) temuan hasil audit.

10) Menyusun program untuk mengevaluasi mutu kegiatan audit internal yang

dilakukannya.

11) Menyiapkan laporan dari Direktur Utama dan Dewan Komisaris berupa Laporan

Pokok-Pokok Hasil Audit untuk disampaikan ke Otoritas Jasa Keuangan (OJK)

dan laporan lainnya sesuai kebutuhan.

12) Menyiapkan laporan tentang follow up temuan OJK dan Bank Indonesia (BI).

13) melakukan audit khusus apabila diperlukan.

Kualifikasi dan Sertifikasi

Sampai dengan akhir tahun 2018, auditor yang telah memperoleh Sertifikasi

Internal Auditor Bank Level Supervisor dari Lembaga Sertifikasi Profesi Perbankan

(LSPP) adalah sebanyak 13 (tiga belas) orang, 3 (tiga) orang BSMR Level 3, 1 (satu)

orang BSMR Level 4, termasuk kualifikasi ketrampilan lainnya dengan mengundang

Page 37: PROPOSAL AL-ISLAM DAN KEMUHAMMADIYAHAN (PAIK)

25

beberapa narasumber eksternal berupa inhouse training. Program sertifikasi keahlian

ini akan terus dilanjutkan pada tahun 2019 baik sertifikasi bertaraf nasional maupun

internasional seperti Qualified Internal Auditor (QIA), Certified Internal Auditor

(CIA) dan Sertifikasi Manajemen Risiko level 1, 2 dan 3 sesuai peraturan yang

berlaku.

Sedangkan program pelatihan yang telah dilakukan pada tahun 2018 adalah

Audit Grading dan Audit Report, inhouse training Financing Audit, Treasury Audit

dan Trade Finance Audit. Selain itu SKAI juga telah menyelenggarakan knowledge

sharing setiap minggu dengan mengundang narasumber baik dari dalam maupun dari

luar perusahaan. Karyawan SKAI juga telah secara aktif mengikuti pelatihan-pelatihan

yang dilaksanakan oleh Human Capital Learning, seperti analisa pembiayaan ritel,

operasional cabang, dll.

Pelaksanaan Audit Intern

Selama tahun 2018, SKAI telah melakukan 18 audit reguler/umum (yaitu audit

yang direncanakan di dalam RKAT 2017) dan 21 audit khusus (yaitu audit di luar

RKAT 2017 atau audit karena adanya permintaan oleh Direksi, Komite Audit,

Regulator, dll.). Dengan demikian, secara keseluruhan SKAI telah melakukan

penugasan audit sebanyak 39 audit (195%).

2. Bank Panin Syariah

PT. Bank Panin Syariah tahun 2018 menerapkan GCG dalam menjaga

kepercayaan publiknya yaitu dengan membentuk Komite Audit sesuai Surat

Keputusan Direksi Nomor 028/SK/DIR/17 tanggal 13 Juli 2017 perihal Pembentukan

Komite Audit PT. Bank Panin Dubai Syariah Tbk. Keanggotaan Komite Audit telah

memenuhi ketentuan yang berlaku, diantaranya diketuai oleh Komisaris Independen

Bank. Pembentukan Komite Audit telah memenuhi dan memperhatikan syarat dan

kompetensi yang berlaku sesuai prinsip-prinsip GCG. Tugas dan wewenang Komite

Audit berdasarkan Surat Keputusan Direksi nomor 028/SK/DIR/17 tanggal 13 Juli

2017 adalah :

1. Memantau dan mengevaluasi perencanaan dan pelaksanaan audit serta memantau

Page 38: PROPOSAL AL-ISLAM DAN KEMUHAMMADIYAHAN (PAIK)

26

tindak lanjut hasil audit dalam rangka menilai kecukupan pengendalian internal

termasuk kecukupan proses pelaporan keuangan.

2. Melakukan penelaahan atas informasi keuangan yang akan dikeluarkan

perusahaan kepada publik dan/atau pihak otoritas lain laporan keuangan,

proyeksi, dan laporan lainnya dengan informasi keuangan perusahaan.

3. Memberikan rekomendasi kepada Dewan Komisaris berdasarkan hasil

pemantauan dan evaluasi.

4. Memberikan rekomendasi penunjukan Kantor Akuntan Publik kepada Dewan

Komisaris yang didasarkan pada independensi, ruang lingkup penugasan dan fee.

5. Memberikan Pendapat independen dalam hal terjadi perbedaan pendapat antara

manajemen dan akuntan atas jasa yang diberikan.

6. Melakukan penelaahan terhadap pelaksanaan tata kelola perusahaan.

7. Menjaga kerahasiaan dokumen, data dan informasi perusahaan.

Wewenang Komite Audit

1. Mengakses dokumen, data dan informasi perusahaan tentang karyawan, dana, aset

dan sumber daya perusahaan yang diperlukan.

2. Berkomunikasi langsung dengan karyawan, termasuk Direksi dan pihak yang

menjalankan fungsi audit internal, manajemen risiko dan Akuntan terkait tugas

dan tanggung jawab Komite Audit.

3. Melibatkan pihak independen diluar anggota Komite Audit yang diperlukan untuk

membantu pelaksanaan tugasnya (jika diperlukan).

Selama tahun 2018, Komite Audit telah mengadakan rapat sebanyak 5 (lima) kali.

Selama tahun 2018, Komite Audit telah memberikan rekomendasi kepada Dewan

Komisaris antara lain sebagai berikut:

1. Terhadap proses appraisal yang telah dilakukan oleh KJPP rekanan, sebagai

mitigasi risiko harus tetap dilakukan proses appraisal oleh internal Bank untuk

memastikan hasil taksasi agunan adalah wajar dan tidak terjadi mark-up.

2. Monitoring terhadap nasabah pembiayaan harus dilakukan secara berkala/sesuai

SOP oleh Account Officer (AO).

Page 39: PROPOSAL AL-ISLAM DAN KEMUHAMMADIYAHAN (PAIK)

27

3. Untuk mencegah terjadinya penyalahgunaan pembiayaan yang diberikan, Bank

perlu mengkaji ulang Kebijakan Pembiayaan dan Standar Operasional Prosedur

(SOP) yang berlaku. Bank harus menuangkan di dalam SOP ketentuan tentang

dana pencairan pembiayaan nasabah harus di transfer ke rekening pihak ketiga

(supplier, penjual, kontraktor, dll) yang terkait dengan proyek atau usaha yang

dibiayai dengan nilai/jumlah sesuai yang diperjanjikan.

4. Pelaksanaan tindak lanjut temuan audit internal yang dilakukan oleh

Cabang/Divisi agar dijadikan faktor Key Performance Indicator (KPI) Kepala

Cabang/Divisi.

5. Pembiayaan kepada nasabah dalam bentuk CV sebaiknya dibatasi limit plafond

nya bahkan jika perlu tidak diberikan lagi karena bukan badan hukum.

Penerapan Fungsi Audit Intern

Audit Intern merupakan elemen strategis bank yang berfungsi membantu tugas

Direktur Utama dan Dewan Komisaris dalam melakukan pengawasan untuk kemudian

memberikan saran perbaikan dan informasi yang objektif pada semua tingkatan

manajemen serta mendukung terciptanya pertumbuhan bisnis yang berkesinambungan

(sustainable growth) dan penerapan tatakelola perusahaan (GoodCorporate

Governance).

Visi Internal Audit adalah menjadi strategic partner dalam hal layanan audit

intern berbasis risiko dengan menerapkan prinsip tata kelola yang baik (Good

Corporate Governance).

Misi Internal Audit adalah membantu Direktur Utama dan Dewan Komisaris

dalam fungsi pengendalian intern untuk mewujudkan bank yang sehat dan

berkembang secara wajar.

Dalam melaksanakan fungsi pengawasan tersebut, Audit Intern mengacu pada

Peraturan Bank Indonesia No. 1/6/PBI/1999 tanggal 20 September 1999 tentang

Penugasan Direktur Kepatuhan (Compliance Director) dan Penerapan Standar

Pelaksanaan Fungsi Audit Intern Bank Umum serta POJK 56/POJK.04/2015 tentang

Pembentukan dan Pedoman Penyusunan Piagam Unit Audit Internal.

Page 40: PROPOSAL AL-ISLAM DAN KEMUHAMMADIYAHAN (PAIK)

28

Dalam rangka menjaga integritas dan independensi Audit Internal, Bank telah

menetapkan bahwa secara struktural Audit Internalberada langsung di bawah Direktur

Utama dan dapat berkomunikasi langsung dengan Dewan Komisaris (Komite Audit)

serta Dewan Pengawas Syariah (DPS), sebagaimana telah dinyatakan dalam Piagam

Audit Intern (Internal Audit Charter).

Pelaksanaan Kegiatan Audit Internal

Selama tahun 2018, SKAI Bank telah melaksanakan fungsi pokok audit intern,

antara lain:

1. Berperan aktif dalam menunjang terciptanya sistem pengendalian intern yang baik

di Bank dan pelaksanaan pengawasan GCG, antara lain bersinergi dengan Unit

Kerja Internal Control (IC) yang ditempatkan di cabang-cabang sebagai bagian

dari pilar early warning system.

2. Menyelenggarakan Rapat Komite Audit secara rutin (sesuai ketentuan) untuk

menyampaikan rencana dan realisasi pelaksanaan audit, pokok-pokok hasil

temuan audit, serta hal-hal lain yang berhubungan dengan aktivitas audit.

3. Bekerjasama dengan Dewan Pengawas Syariah (DPS) dalam mengawasi

penerapan kepatuhan syariah pada operasional bank dengan cara melaporkan dan

mendiskusikan temuan-temuan audit yang berkaitan dengan syariah.

4. Melakukan sosialisasi dan pembinaan kepada pegawai tentang penguatan sistem

pengendalian intern dan anti-fraud awareness melalui forum training, sosialisasi

maupun pada saat pembahasan hasil audit (exit meeting audit). Dalam hal ini

Internal Auditmenerapkan peran consultative kepada auditee melalui komunikasi

yang efektif dalam membahas temuan audit, sehingga auditee dapat memahami

tentang risiko-risiko atas penyimpangan yang terjadi.

5. Pelaksanaan Audit

6. Audit dan Independent Review Bidang Teknologi Informasi melaksanakan audit

dan memberikan independent review di bidang Teknologi Informasi sebagaimana

yang telah diatur dalam Peraturan Otoritas Jasa Keuangan Nomor

38/POJK.03/2016 Tentang Penerapan Manajemen Risiko Dalam Penggunaan

Teknologi Informasi Oleh Bank Umum.

Page 41: PROPOSAL AL-ISLAM DAN KEMUHAMMADIYAHAN (PAIK)

29

7. Melakukan post audit monitoring untuk memastikan bahwa semua komitmen

Bank atas temuan hasil audit internal dan Kantor Akuntan Publik (KAP) telah

dipenuhi sesuai komitmen.

8. Melakukan post audit monitoring atas temuan Internal Audit serta

menyampaikannya ke Auditee (Unit kerja) untuk segera ditindaklanjuti sesuai

komitmen.

9. Menjadi fasilitator (liason officer) dalam pelaksanaan audit yang dilakukan oleh

Auditor Eksternal.

10. Melakukan penyempurnaan atas Internal Audit Rating (IAR) sebagai bahan

penilaian (scoring) atas hasil audit yang telah dilakukan oleh Internal Audit

terhadapUnit Kerja Bisnis (Cabang) maupun Unit Kerja Non Bisnis (Group).

11. Melakukan otomasi audit dengan mengembangkan dan menggunakan aplikasi

Audit Management System (AMS) dalam rangka menunjang kinerja dan

mempermudah proses Audit serta berguna bagi auditor.

12. AMS bagi Auditor, mempermudah aktivitas audit menjadi lebih efektif dan

efisien karena mengotomasi alur kerja audit (audit flow work), mulai dari

perencanaan audit, penyusunan program audit, pelaksanaan penugasan audit,

pelaporan hasil audit, hingga tindak lanjut hasil audit.

13. AMS bagi Auditee, mempermudah dalam memberikan tanggapan/penjelasan

maupun dalam rangka menyampaikan tindak lanjut temuan audit.

14. AMS bagi Dewan Direksi dan Dewan Komisaris serta Komite Audit, dapat

memudahkan melihat kondisi dan status temuan. AMS di desain dengan

dashboard sehingga dapat dijadikan salah satu bahan untuk pengambilan

keputusan dengan cepat oleh Direksi dan/atau Komisarisdari sudut pandang audit.

Kaji Ulang Pelaksanaan Audit Internal

Sesuai Peraturan Bank Indonesia No. 1/6/PBI/1999 tentang Penugasan Direktur

Kepatuhan (Compliance Director) dan Penerapan Standar Pelaksanaan Fungsi Audit

Intern Bank Umum (SPFAIB), Internal Audit Bank diharuskan menyampaikan

laporan hasil kaji ulang (review) pihak independen yang memuat pendapat tentang

hasil kerja Internal Audit dan kepatuhannya terhadap SPFAIB.

Page 42: PROPOSAL AL-ISLAM DAN KEMUHAMMADIYAHAN (PAIK)

30

Bank telah melakukan kaji ulang secara berkala atas efektifitas pelaksanaan

kerja Internal Audit dan kepatuhannya terhadap Sistem Pengendalian dan Fungsi

Audit Internal oleh pihak eksternal (KAP Suparman, Bambang & Ghanis) dan telah

dilaporkan ke OJK No.153/DIR/EXT/OJK/XI/17 tanggal 09 November 2017.

Bank terus mengembangkan pelaksanaan fungsi audit intern dengan melibatkan

peran komite audit untuk melakukan review pelaksanaan tugas dari internal audit

Bank secara berkala dan meningkatkan kualitas auditor dalam melaksanakan fungsi

audit serta pemberian rekomendasi atas proses audit yang dilakukan.

3. Bank BCA Syariah

Proses pencegahan fraud, juga dilakukan oleh PT. Bank BCA Syariah. Dalam

GCG tahun 2017, PT. Bank BCA Syariah membentuk Komite Audit. Komite Audit

beranggotakan 3 (tiga) orang yang terdiri dari ketua komite yang berasal dari

Komisaris Independen dan 2 (dua) orang anggota komite yang memiliki pengalaman

dan kompetensi yang memadai dibidangnya.

Tugas dan Tanggung Jawab Komite Audit adalah membantu Dewan Komisaris

dalam melaksanakan fungsi pengawasan.

Penerapan Fungsi Audit Intern

Dalam rangka meningkatkan efektivitas dan memberikan nilai tambah pada

proses manajemen risiko maka perlu adanya satuan kerja yang menjalankan fungsi

audit intern. Sebagaimana diatur dalam Peraturan Bank Indonesia No. 1/6/PBI/1999

perihal Penugasan Direktur Kepatuhan (Compliance Director) dan Penerapan Standar

Pelaksanaan Fungsi Audit Intern Bank Umum (SPFAIB). BCA SYariah telah

membentuk Satuan Kerja Audit Intern (SKAI) yang bertugas membantu Dewan

Komisaris dan Presiden Direktur untuk melakukan fungsi control (pengendalian

risiko) sehingga dapat memberikan nilai tambah dan meningkatkan operasional BCA

Syariah melalui kegiatan audit (assurance) dan konsultasi (consulting) yang

independen dan objektif.

Dalam mekanisme control (pengendalian umum) di BCA Syariah, tanggung

jawab akhir pengawasan dilakukan oleh Dewan Komisaris yang antara lain dengan

melakukan evaluasi hasil temuan SKAI dan meminta Direksi untuk menindaklanjuti

Page 43: PROPOSAL AL-ISLAM DAN KEMUHAMMADIYAHAN (PAIK)

31

hasil temuan tersebut.

Untuk melaksanakan fungsinya, SKAI berpedoman pada Piagam Audit Intern

(Internal Audit Charter) dan Pedoman Kerja Pelaksanaan Audit BCA Syariah. SKAI

menyusun rencana audit intern setiap tahun dan rencana tersebut dievaluasi oleh

Komite Audit serta disetujui oleh Dewan Komisaris.

SKAI sebagai bagian dari struktur pengendalian intern dalam penerapan fungsi

audit intern telah melakukan hal-hal sebagai berikut :

a. Melakukan fungsi pengawasan secara independen dengan cakupan tugas yang

memadai dan sesuai dengan rencana, pelaksanaan maupun pemantauan hasil

audit.

b. Melaksanakan tugas sekurang-kurangnya meliputi penilaian :

c. Melaporkan seluruh temuan hasil pemeriksaan sesuai ketentuan yang berlaku.

d. Memantau, menganalisis dan melaporkan perkembangan tindak lanjut perbaikan

yang dilakukan auditee.

e. Menyusun dan mengkinikan pedoman serta system dan prosedur kerja secara

berkala sesuai ketentuan dan perundangan yang berlaku.

Kaji ulang atas efektivitas pelaksanaan kerja SKAI dan kepatuhannya terhadap sistem

pengendalian dan fungsi audit intern oleh pihak eksternal telah dilakukan setiap 3

(tiga) tahun.

4. Bank Mega Syariah

PT. Bank Mega Syariah tahun 2017 menjunjung komitmen dalam menjaga

kepercayaan nasabahnya dengan membentuk Komite Audit. Dasar Hukum

Pembentukan Komite adalah :

Peraturan Bank Indonesia No.11/33/PBI/2009 tentang Pelaksanaan Good

Corporate Governance bagi Bank Umum Syariah dan Unit Usaha Syariah

Surat Edaran Otoritas Jasa Keuangan No.10/SEOJK.03/2014 tentang Penilaian

Tingkat Kesehatan Bank Umum Syariah dan Unit Usaha Syariah

Peraturan Otoritas Jasa Keuangan No.13/POJK.03/2017 tentang Penggunaan Jasa

Akuntan Publik dan Kantor Akuntan Publik dalam Kegiatan Jasa Keuangan

Anggaran Dasar PT Bank Mega Syariah

Page 44: PROPOSAL AL-ISLAM DAN KEMUHAMMADIYAHAN (PAIK)

32

Notulen Rapat Dewan Komisaris No.NOT.006/KOM-VI/16 tanggal 20 Juni 2016

Surat Keputusan Direksi PT Bank Mega Syariah No.KEP.006/DIRBMS/16

tertanggal 1 Juli 2016 tentang Komite Audit PT Bank Mega Syariah

Notulen Rapat Dewan Komisaris No.NOT.010/KOM-IX/17 tanggal 20

September 2017

Surat Keputusan Direksi PT Bank Mega Syariah No.KEP.006/DIRBMS/17

tertanggal 13 Oktober 2017 tentang Komite Audit PT Bank Mega Syariah

Jumlah, Komposisi, Independensi dan Transparansi Komite Audit

Komite Audit Bank Mega Syariah beranggotakan 3 (tiga) orang dengan

komposisi terdiri dari 1 (satu) orang Komisaris Independen sebagai Ketua dan 2 (dua)

orang anggota dari pihak Independen yang ahli dibidang keuangan dan ahli dibidang

perbankan syariah.

Komite Audit bukan merupakan anggota Direksi Bank yang sama maupun Bank

lain. Seluruh pihak Independen anggota komite tidak memiliki hubungan keuangan,

kepengurusan, kepemilikan saham dan/atau hubungan keluarga dengan Pemegang

Saham Pengendali, anggota Dewan Komisaris, dan/atau anggota Direksi atau

hubungan keuangan dan/atau hubungan kepemilikan saham dengan Bank yang dapat

mempengaruhi kemampuannya untuk bertindak independen.

Tugas dan Tanggung Jawab Komite Audit

Komite Audit Bank Mega Syariah secara umum telah melaksanakan tugas dan

tanggung jawabnya sebagai berikut :

1. Melakukan evaluasi terhadap pelaksanaan pemberian jasa audit atas informasi

keuangan historis tahunan oleh Akuntan Publik dan/atau Kantor Akuntan Publik.

2. Melakukan evaluasi atas pelaksanaan audit intern dalam rangka menilai

kecukupan pengendalian intern termasuk kecukupan proses pelaporan keuangan

dan melakukan koordinasi dengan Kantor Akuntan Publik dalam rangka

efektifitas pelaksanaan audit ekstern.

3. Memberikan rekomendasi mengenai penunjukan Akuntan Publik dan Kantor

Akuntan Publik kepada Dewan Komisaris. (PBI No.11/33/PBI/2009 pasal 42.3 &

Page 45: PROPOSAL AL-ISLAM DAN KEMUHAMMADIYAHAN (PAIK)

33

SEOJK No.10/SEOJK.03/2014 lampiran II 3.B.1)

4. Melakukan review.

Rapat Komite Audit

Komite Audit Bank Mega Syariah pada tahun 2017 telah melaksanakan rapat

sebanyak 5 (lima) kali yaitu sebanyak 3 (tiga) kali oleh pengurus lama dan sebanyak 2

(dua) kali oleh pengurus baru yang dihadiri oleh seluruh anggota Komite Audit. Hal

ini telah sesuai dengan ketentuan Otoritas Jasa Keuangan (OJK) yang menyebutkan

bahwa rapat Komite Audit dihadiri paling kurang 51% (lima puluh satu persen) dari

jumlah anggota termasuk Komisaris Independen dan Pihak Independen. Jumlah Rapat

5 (lima) kali dan hasil keputusan rapat Komite Audit telah dituangkan dalam risalah

rapat dan didokumentasikan dengan baik.

Penerapan Fungsi Audit Intern

Fungsi Audit Intern di Bank Mega Syariah dilaksanakan dengan mengacu pada

ketentuan PBI No.1/6/PBI/1999 tentang Penugasan Direktur Kepatuhan dan

Penerapan Standar Pelaksanaan Fungsi Audit Intern Bank Umum.

Struktur Audit Intern

Untuk mendukung terlaksananya kegiatan internal audit yang independen, Bank

Mega Syariah telah memiliki struktur organisasi Satuan Kerja Audit Intern (SKAI)

yang bertindak secara independen terhadap satuan kerja operasional dan bertanggung

jawab langsung kepada Direktur Utama sebagaimana tercantum pada struktur

organisasi Bank sesuai SK Direksi nomor KEP 004/DIR-BMS/17 tertanggal 31 Mei

2017 tentang Organisasi Kantor Pusat dan Distribusi Pemasaran Bank Mega Syariah.

Dalam melaksanakan tugasnya, SKAI menyampaikan laporan kepada Direktur

Utama dan Dewan Komisaris, dengan tembusan kepada Direktur Kepatuhan. Kepala

SKAI diangkat dan diberhentikan oleh Direktur Utama dengan persetujuan Dewan

Komisaris.

Satuan Kerja Audit Intern Bank Mega Syariah dipimpin oleh lnternal Audit &

Control Division Head yang diangkat dan diberhentikan oleh Direktur Utama dengan

Page 46: PROPOSAL AL-ISLAM DAN KEMUHAMMADIYAHAN (PAIK)

34

persetujuan Dewan Komisaris dan telah dilaporkan kepada Otoritas Jasa Keuangan.

Satuan Kerja Audit Intern bertugas dan bertanggung jawab untuk :

1. Membantu tugas Direktur Utama dan Dewan Komisaris dalam melakukan

pengawasan dengan cara menjabarkan secara operasional baik perencanaan,

pelaksanaan maupun pemantauan hasil audit.

2. Membuat analisis dan penilaian dibidang keuangan, akuntansi, operasional dan

kegiatan lainnya melalui pemeriksaan langsung dan pengawasan secara tidak

langsung.

3. Mengidentifikasi segala kemungkinan untuk memperbaiki dan meningkatkan

efisiensi penggunaan sumberdaya dan dana.

4. Memberikan saran perbaikan dan informasi yang obyektif tentang kegiatan yang

diperiksa pada semua tingkatan manajemen.

5. Menyusun dan melaksanakan Rencana Kerja dan Anggaran Tahunan (RKAT)

SKAI, termasuk tujuan / sasaran audit, program kerja audit, dan pengembangan

sumber daya manusia.

6. Melakukan kaji ulang terhadap realisasi RKAT SKAI serta efektivitas

pelaksanaannya dan melaporkannya kepada Direktur Utama dan Dewan

Komisaris, dengan tembusan kepada Direktur Kepatuhan.

7. Menyusun serta melakukan pengkinian terhadap pedoman kerja audit, yang

sekurang-kurangnya mencakup standar baku prosedur pemeriksaan, kertas kerja,

pelaporan hasil pemeriksaan, dan pengarsipan dokumen pemeriksaan.

8. Menyusun serta melakukan pengkinian terhadap standar kinerja Auditor Intern

guna menjamin peningkatan mutu audit.

9. Mengevaluasi mutu kegiatan audit dengan melakukan Supervisi pekerjaan

Auditor Intern secara berkesinambungan dan sesuai SPFAIB, kualitas operasi

Internal Audit harus direview oleh Lembaga Audit Ekstern (KAP) yang memiliki

kompetensi, independensi dan tidak memiliki conflict of interest sekurang

kurangnya 3 (tiga) tahun sekali.

10. Menyampaikan laporan hasil pemeriksaan kepada Direktur Utama dan Dewan

Komisaris, dengan tembusan kepada Direktur Kepatuhan serta Direktur terkait.

Page 47: PROPOSAL AL-ISLAM DAN KEMUHAMMADIYAHAN (PAIK)

35

11. Menyiapkan laporan pelaksanaan dan pokok-pokok hasil audit yang

ditandatangani oleh Direktur Utama dan Komisaris Utama dan disampaikan

kepada Otoritas Jasa Keuangan setiap semester.

12. Menyiapkan laporan atas setiap temuan audit yang diperkirakan dapat

mengganggu kelangsungan usaha Bank yang harus dilaporkan kepada Otoritas

Jasa Keuangan oleh Direktur Utama dan Komisaris Utama.

13. Melakukan monitoring tindak lanjut hasil audit untuk memastikan bahwa

tindakan korektif atas hasil temuan telah dilakukan oleh unit kerja yang diperiksa,

serta melakukan pengecekan lebih lanjut apabila terdapat kesulitan atau hambatan

yang menyebabkan tindak lanjut perbaikan tidak dapat dilakukan sebagaimana

mestinya.

14. Melakukan investigasi/penugasan khusus untuk suatu objek pemeriksaan, apabila

diperlukan.

15. Memberikan saran dan pandangan dari aspek pengendalian dalam hal

pengembangan/penyempurnaan dan peluncuran produk dan aktivitas baru untuk

memastikan bahwa semua risiko-risiko yang berhubungan dengan

produk/aktivitas baru tersebut, telah teridentifikasi dengan baik sejak tahap awal.

16. Melaksanakan pengkajian ulang serta penilaian terhadap sistem manajemen

risiko, pengendalian intern, dan tata kelola dalam semua aktivitas usaha dan

melaporkan setiap terjadinya ketidakefektifan, ketidakakuratan atau temuan

penting lainnya atas hasil kaji ulang tersebut kepada Direktur Utama dan Dewan

Komisaris, dengan tembusan kepada Direktur Kepatuhan dan Direktur terkait

sehingga tindakan perbaikan dapat segera dilaksanakan.

17. Memberikan saran / rekomendasi kepada Manajemen mengenai kualitas dan

efektivitas penerapan manajemen risiko, pengendalian intern dan tata kelola yang

perlu diterapkan atau tindak perbaikan yang perlu dilakukan.

18. Mengkoordinasikan kegiatan Internal Audit dengan Eksternal Audit sehingga

dapat dicapai hasil audit yang komprehensif dan optimal.

19. Mewakili Bank (person incharge) apabila Bank sedang diperiksa oleh Otoritas

Jasa Keuangan/Bank Indonesia.

Page 48: PROPOSAL AL-ISLAM DAN KEMUHAMMADIYAHAN (PAIK)

36

Satuan Kerja Audit Intern memiliki kewenangan sebagai berikut :

a. Melakukan akses yang tidak terbatas ke semua fungsi, catatan, kekayaan, dan

pegawai PT Bank Mega Syariah sesuai penugasan yang dilakukan.

b. Mendapatkan informasi lengkap mengenai pengembangan/penyempurnaan dan

peluncuran produk dan/atau aktivitas baru untuk memastikan bahwa semua risiko-

risiko yang berhubungan dengan produk dan/atau aktivitas baru tersebut telah

teridentifikasi dengan baik sejak tahap awal.

c. Melaporkan secara langsung kepada Direktur Utama dan Dewan Komisaris

dengan tembusan kepada Direktur Kepatuhan, atas setiap usaha yang

menghambat akses kepada sumber-sumber daya Bank ataupun campur tangan

terhadap setiap aktivitas audit intern.

d. Melaporkan secara langsung kepada Direktur Utama dan Dewan Komisaris

dengan tembusan kepada Direktur Kepatuhan, atas hasil audit dan

permasalahannya, baik yang telah terjadi maupun yang akan/dapat terjadi.

e. Mengalokasikan sumber daya secara ekonomis, effektif dan effisien dengan

mempertimbangkan frekuensi pemeriksaan yang optimal, memilih dan

menentukan objek pemeriksaan/ruang lingkup pekerjaan sesuai dengan dasar

pemeriksaan berbasis risiko dan menerapkan metode/cara/teknik pemeriksaan

yang diperlukan untuk mencapai tujuan pemeriksaan.

f. Mendapatkan dukungan penuh dari pegawai dan/atau eks pegawai di unit-unit

kerja yang dilakukan audit dan jasa khusus lainnya di luar PT Bank Mega Syariah

apabila diperlukan.

g. Melakukan pemeriksaan khusus dan investigasi terhadap indikasi fraud di unit

kerja yang dilakukan audit, termasuk melakukan koordinasi tindakan investigasi

dengan unit kerja lain apabila diperlukan.

h. Menindaklanjuti laporan yang berasal dari sumber-sumber tertentu (whistle

blower) dan tidak memberikan asal sumber informasi tersebut diperoleh.

Untuk menjaga independensi atas hasil pemeriksaan, Auditor Intern yang

semula berasal dari unit kerja tertentu tidak dapat memiliki kewenangan melakukan

pemeriksaan di unit kerja tersebut sekurang-kurangnya 1 (satu) tahun sejak pindah

Page 49: PROPOSAL AL-ISLAM DAN KEMUHAMMADIYAHAN (PAIK)

37

dari unit kerja tersebut.

Ruang lingkup kegiatan audit meliputi penilaian terhadap sistem manajemen

risiko, pengendalian intern dan tata kelola pada seluruh aktivitas/produk/jasa dalam

seluruh entitas usaha Bank Mega Syariah serta kualitas kinerja Manajemen dalam

melaksanakan tugas dan tanggung jawabnya. Tidak satupun aktivitas/ produk/jasa

maupun entitas Bank Mega Syariah, termasuk aktivitas cabang dan aktivitas

outsourcing, yang dapat dikecualikan dari ruang lingkup pemeriksaan audit. Ruang

lingkup pekerjaan dan kegiatan yang akan dan harus diaudit dapat merupakan

masukkan dari Direktur Utama dan Dewan Komisaris.

Pelaksanaan Fungsi Audit Intern

Pelaksanaan Fungsi Audit Intern Bank Mega Syariah selama periode tahun 2017

sebagai berikut :

Satuan Kerja Audit Intern (SKAI) Bank Mega Syariah telah menyusun Piagam Audit

Intern (Internal Audit Charter) dan telah disetujui oleh Direktur Utama dan Dewan

Komisaris sebagaimana tercantum pada Surat Keputusan Direksi Bank Mega Syariah

nomor KEP.027/DIRBMS/15 tertanggal 2 November 2015 tentang Internal Audit

Charter yang antara lain memuat misi, wewenang, tanggung jawab, kedudukan, dan

ruang lingkup SKAI, serta pernyataan bahwa auditor intern tidak boleh mempunyai

wewenang atau tanggung jawab untuk melaksanakan kegiatankegiatan operasional

dari auditee.

Satuan Kerja Audit Intern (SKAI) Bank Mega Syariah juga telah menyusun

Panduan Audit Intern sebagai berikut :

1. Kebijakan Audit Intern sebagaimana tercantum pada SE.030/DIRBMS/17

tertanggal 12 April 2017.

2. Kebijakan Umum Audit Intern Teknologi Informasi sebagaimana tercantum pada

SE.035/DIRBMS/17 tertanggal 21 April 2017.

3. Kebijakan Umum Audit Intern Teknologi Informasi BI-RTGS sebagaimana

tercantum pada SE.071/DIRBMS/17 tertanggal 16 Agustus 2017.

4. Kebijakan Umum Audit Intern Teknologi Informasi SKNBI sebagaimana

tercantum pada SE.072/DIRBMS/17 tertanggal 16 Agustus 2017.

Page 50: PROPOSAL AL-ISLAM DAN KEMUHAMMADIYAHAN (PAIK)

38

5. Pedoman Security Audit Teknologi Sistem Alat Pembayaran Menggunakan Kartu

(APMK) yang tercantum pada SE.055/DIRBMS/17 tertanggal 22 Juni 2017.

6. Pedoman Risk Rating Cabang sebagaimana tercantum pada Skep

002/DIRBMS/16 tertanggal 26 Januari 2016.

Fungsi Audit Intern telah dilaksanakan dengan memperhatikan program audit

yang telah mencakup obyek atau unit kerja yang dalam pelaksanaannya

mempertimbangkan tingkat risiko pada masing-masing unit kerja serta telah

memenuhi prinsip-prinsip SPFAIB yang meliputi unsur independensi, obyektivitas,

tidak ada pembatasan dalam cakupan dan ruang lingkup audit intern serta

terpenuhinya jumlah dan kualitas auditor intern.

Sesuai dengan Rencana Kerja dan Anggaran SKAI tahun 2017 yang telah

mendapat persetujuan dari Direktur Utama dan telah disampaikan kepada Dewan

Komisaris, telah dilaksanakan kegiatan audit sebanyak 146 (seratus empat puluh

enam) obyek audit atau mencapai 103% dari rencana audit. Berdasarkan hasil

penilaian yang dilakukan selama tahun 2017, internal audit berpendapat bahwa secara

umum aspek pengendalian internal, manajemen risiko, dan tata kelola perusahaan

telah memadai dan berjalan dengan efektif.

Kegiatan monitoring terhadap tindak lanjut hasil pemeriksaan internal audit

dimaksudkan untuk mengetahui dan meyakini bahwa tindak lanjut atas hasil audit baik

oleh auditee maupun pihak terkait lainnya telah dilakukan sesuai dengan batas waktu

yang telah disepakati pada saat exit meeting antara auditor dengan auditee. Divisi

Internal Audit & Control melakukan reminder terhadap temuan audit yang akan jatuh

tempo 1 (satu) bulan sebelumnya. Berdasarkan hasil monitoring tindak lanjut posisi 31

Desember 2017, dari total sebanyak 268 (dua ratus enam puluh delapan) temuan, telah

ditindaklanjuti sebanyak 243 (dua ratus empat puluh tiga) temuan atau mencapai 91%,

dan sisanya masih dalam proses tindak lanjut oleh auditee.

Terkait dengan penerapan fungsi Audit Intern sebagaimana tersebut di atas,

Bank Mega Syariah telah menyampaikan laporan kegiatan pelaksanaan fungsi Audit

Intern Bank kepada Direksi untuk disampaikan dalam Rapat Umum Pemegang Saham

(RUPS) secara tahunan.

Page 51: PROPOSAL AL-ISLAM DAN KEMUHAMMADIYAHAN (PAIK)

39

5. Maybank Syariah

Dalam upaya menjaga trust nasabah, PT. Maybank Syariah dalam laporan GCG tahun

2018 membentuk Komite Audit dengan tugas dan tanggung jawab sebagai berikut:

1) Melakukan evaluasi atas pelaksanaan audit intern dalam rangka menilai

kecukupan pengendalian intern termasuk kecukupan proses pelaporan keuangan;

dan

2) Melakukan koordinasi dengan Kantor Akuntan Publik dalam rangka efektivitas

pelaksanaan audit ekstern.

Dalam rangka melaksanakan tugasnya Komite Audit paling kurang melakukan

evaluasi terhadap:

1) pelaksanaan tugas yang dilaksanakan oleh fungsi audit intern (SKAI);

2) kesesuaian pelaksanaan audit oleh Kantor Akuntan Publik (KAP) dengan standar

audit yang berlaku;

3) kesesuaian laporan keuangan dengan standar akuntansi yang berlaku;

4) pelaksanaan tindak lanjut oleh Direksi atas hasil temuan audit dan/atau

rekomendasi dari hasil pengawasan Otoritas Jasa Keuangan, auditor intern,

Dewan Pengawas Syariah, dan/atau auditor ekstern, guna memberikan

rekomendasi kepada Dewan Komisaris.

Komite Audit juga memberikan rekomendasi mengenai penunjukan Akuntan Publik

dan Kantor Akuntan Publik kepada Dewan Komisaris. Selama periode tahun 2018

Komite Audit telah melakukan 6 (enam) kali rapat.

Penerapan Fungsi Audit Intern

Pelaksanaan fungsi audit intern pada Bank dilakukan oleh Satuan Kerja Audit

Intern (“SKAI”) atau Internal Audit Department (“IAD”). Ruang lingkup pemeriksaan

mencakup seluruh aspek dan kegiatan Bank yang secara langsung maupun tidak

langsung dapat mempengaruhi kualitas pelaksanaannya. Audit intern dilaksanakan

secara independen untuk menilai efektivitas dan struktur pengendalian intern, kualitas

pelaksana dari manajemen risiko, sistem pengendalian internal, kepatuhan terhadap

Page 52: PROPOSAL AL-ISLAM DAN KEMUHAMMADIYAHAN (PAIK)

40

peraturan dan proses tata kelola. Fungsi audit intern dilaksanakan dengan

menggunakan metode risk-based audit.

Untuk melaksanakan fungsinya SKAI berpedoman pada Piagam Audit Intern

(Internal Audit Charter) dan pedoman audit internal. SKAI menyusun Rencana Audit

Internal setiap tahun. Rencana Audit Internal tersebut dievaluasi dan disetujui oleh

Komite Audit (Audit Committee of the Board/”ACB”) untuk memastikan kedalaman

rencana dan ruang lingkup pemeriksaan.

Pelaksanaan audit internal oleh SKAI dilakukan berdasarkan pada:

Ketentuan Standar Pelaksanaan Fungsi Audit Intern Bank (SPFAIB) yang

dituangkan dalam Pedoman Audit Internal yang ada.

Rencana kerja dan strategi bisnis Bank tahun 2018.

Rencana Kerja SKAI tahun 2018.

Perubahan dan dinamika bisnis seperti adanya bisnis/transaksi/produk baru,

penugasan khusus dari manajemen dan kejadian-kejadian luar biasa yang

membutuhkan penelusuran lebih lanjut.

Selama periode tahun 2018, SKAI telah melaksanakan/merealisasikan

sepenuhnya Rencana Audit Internal 2018 (100%). SKAI memantau, menganalisis dan

melaporkan perkembangan tindak lanjut perbaikan yang dilakukan oleh auditee secara

bulanan. Sampai dengan posisi Desember 2018, jumlah temuan yang telah

diperbaiki/diselesaikan adalah sebanyak 229 temuan dari total 236 temuan audit

(97%), yang terdiri dari hasil pemeriksaan Otoritas Jasa Keuangan, Audit Internal,

Audit Eksternal, dan Grup/Bank Induk.

6. Bank BNI Syariah

Sebagai salah satu bank syariah terbesar, Bank BNI Syariah sangat menekankan

kesungguhan menjaga nasabahnya (Laporan GCG Tahun 2018). Upaya untuk

mencegah terjadinya fraud dilakukan dengan membentuk komite audit. Dasar

pembentukan Komite Audit dengan berpedoman antara lain pada Peraturan Bank

Indonesia (PBI) Nomor 11/33/PBI/2009 tanggal 7 Desember 2009 dan SE

15/15/DPNP tanggal 29 April 2010 tentang Pelaksanaan Good Corporate Governance

bagi Bank Umum Syariah dan Unit Usaha Syariah.

Page 53: PROPOSAL AL-ISLAM DAN KEMUHAMMADIYAHAN (PAIK)

41

Piagam Komite Audit

Dewan Komisaris BNI Syariah telah menyusun Piagam Komite Audit yang

mengatur fungsi, tugas dan tanggung jawab Komite Audit sesuai kebutuhan BNI

Syariah dan peraturan perundang-undangan yang berlaku, serta sebagai panduan

dalam melaksanakan tugas dan tanggung jawab secara transparan, kompeten, objektif

dan independen sehingga dapat dipertanggungjawabkan dan diterima oleh semua

pihak yang berkepentingan. Piagam Komite Audit dievaluasi secara berkala dan

apabila diperlukan dilakukan amandemen untuk memastikan kepatuhan BNI Syariah

terhadap ketentuan OJK dan peraturan terkait lainnya. Revisi terakhir Piagam Komite

Audit dilakukan pada tahun 2014 dan telah ditetapkan dengan keputusan Dewan

Komisaris nomor KEP/01/DK/2014 tanggal 10 September 2014.

Tugas dan Tanggung Jawab Komite Audit

Sesuai dengan Piagam Komite Audit, tugas dan tanggung jawab Komite Audit

adalah sebagai berikut :

1. Komite Audit memantau dan mengevaluasi perencanaan dan pelaksanaan audit

serta memantau tindak lanjut hasil audit dalam rangka menilai kecukupan

pengendalian intern termasuk kecukupan proses pelaporan keuangan.

2. Komite Audit melakukan review terhadap pelaksanaan tugas Unit kerja pengelola

audit internal (Satuan Pengawas Internal), kesesuaian pelaksanaan audit oleh

Kantor Akuntan Publik (KAP) dengan standar audit yang berlaku, kesesuaian

laporan keuangan dengan standar akuntansi yang berlaku, dan pelaksanaan tindak

lanjut oleh Direksi atas hasil temuan Unit kerja pengelola audit internal, Akuntan

Publik, auditor eksternal, hasil pengawasan OJK dan/atau hasil pengawasan

Dewan Pengawas Syariah.

3. Memberikan rekomendasi mengenai penunjukan Akuntan Publik dan KAP

sebagai usulan Dewan Komisaris di RUPS Tahunan.

4. Melakukan koordinasi dengan Kantor Akuntan Publik dalam rangka efektivitas

pelaksanaan audit ekstern

5. Meminta Direksi untuk menindaklanjuti hasil temuan pemeriksaan Unit kerja

pengelola audit internal.

Page 54: PROPOSAL AL-ISLAM DAN KEMUHAMMADIYAHAN (PAIK)

42

6. Menyetujui Internal Audit Charter, menanggapi rencana Audit Internal dan

masalah yang ditemukan oleh Auditor Internal serta menentukan pemeriksaan

khusus oleh Unit kerja pengelola audit internal, apabila terdapat dugaan terjadinya

kecurangan, penyimpangan terhadap hukum dan peraturan yang berlaku.

7. Mengambil langkah-langkah yang diperlukan dalam hal auditee tidak

menindaklanjuti laporan Unit kerja pengelola audit internal.

8. Memastikan bahwa laporan yang disampaikan kepada OJK serta instansi lain

telah dilakukan dengan benar dan tepat waktu dan memastikan bahwa Bank

mematuhi semua ketentuan perundang-undangan yang berlaku.

9. Memastikan bahwa manajemen menjamin baik Auditor Ekstern maupun Intern

dapat bekerja sesuai dengan Standar Auditing yang berlaku.

10. Memastikan independensi dan obyektifitas akuntan publik.

11. Memastikan kecukupan pemeriksaan yang dilakukan oleh akuntan publik untuk

memastikan semua risiko yang penting telah dipertimbangkan.

12. Memastikan bahwa manajemen telah menjalankan usahanya sesuai dengan

prinsip pengelolaan Bank secara sehat.

13. Menilai efektifitas pelaksanaan fungsi Unit kerja pengelola audit internal.

14. Menaati peraturan-peraturan yang tercantum dalam Standars Pelaksanaan Fungsi

Audit Intern Bank (SPFAIB) ataupun perundang-undangan terkait lainnya.

15. Mengevaluasi masalah pajak dan hukum yang membutuhkan penanganan khusus.

16. Menelaah laporan pelaksanaan Good Corporate Governance Bank.

Struktur Keanggotaan Komite Audit

Komite audit sekurang-kurangnya 3 (tiga) orang anggota, seorang diantaranya

merupakan Komite Independen yang sekaligus merangkap sebagai ketua Komite

Audit, dan lainnya adalah seorang yang ahli dalam akuntansi keuangan dan seorang

lainnya ahli dalam perbankan syariah.

Anggota Komite Audit dapat diberhentikan apabila yang bersangkutan berakhir

masa jabatan keanggotaannya dan berdasarkan keputusan Dewan Komisaris, serta

diberhentikan karena tidak memenuhi kinerja yang telah ditetapkan dan/atau tidak

kompeten dalam menjalankan tugasnya.

Page 55: PROPOSAL AL-ISLAM DAN KEMUHAMMADIYAHAN (PAIK)

43

Independensi Komite Audit

Seluruh anggota komite audit telah memenuhi semua kriteria independensi dan

mampu menjalankan tugasnya secara independen, menjunjung tinggi kepentingan

Perusahaan dan tidak dapat dipengaruhi oleh pihak manapun.

Rapat Komite Audit

Selama tahun 2018, Komite Audit telah mengadakan rapat sebanyak 15 kali.

Rekomendasi Komite Audit Kepada Dewan Komisaris

Salah satu tugas Komite Audit adalah memberikan rekomendasi kepada Dewan

komisaris terkait dengan kontrol terhadap organisasi internal Bank. Sepanjang tahun

2018, rekomendasi yang diberikan Komite Audit.

Pengembangan Kompetensi Komite Audit

Untuk menunjang pelaksanaan tugasnya, anggota Komite Audit mengikuti

Program Pelatihan dalam rangka meningkatkan kompetensi anggota Komite Audit

yang dilaksanakan baik secara formal maupun secara informal. Pada tahun 2018,

anggota Komite Audit telah menghadiri dan berpartisipasi dalam berbagai pelatihan,

workshop, konferensi, dan seminar.

Penilaian Dewan Komisaris Terhadap Kinerja Komite Audit

Dewan Komisaris menilai Komite Audit telah menjalankan tugas dan tanggung

jawabnya pada tahun 2018 dengan baik. Kriteria yang menjadi penilaian Dewan

Komisaris :

1. Tingkat kehadiran anggota Komite Audit dalam rapat cukup baik.

2. Komite Audit telah menyampaikan laporan kerja secara tepat waktu.

3. Komite Audit telah menyampaikan rekomendasi kepada Dewan Komisaris terkait

hasil pemantauan dan review terkait beberapa aspek operasional Perseroan.

4. Komite Audit menyusun dan menyampaikan Program Kerja Komite Audit 2018.

Page 56: PROPOSAL AL-ISLAM DAN KEMUHAMMADIYAHAN (PAIK)

44

Internal Audit

Internal Audit adalah kegiatan assurance dan konsultasi yang independen dan

obyektif untuk memberikan nilai tambah dan perbaikan terhadap kegiatan

organisasi/perusahaan dengan pendekatan yang sistematis dan disiplin untuk

melakukan evaluasi dan memperbaiki efektivitas risk management, control,

governance processes dan ketaatan terhadap ketentuan Syariah.

Internal Audit berperan dalam mengevaluasi kecukupan dan efektivitas

pengendalian intern yang dilakukan oleh manajemen. Konsep dasar pengendalian

intern adalah:

1. Merupakan suatu bagian yang tidak terpisahkan dari tanggung jawab manajemen

secara keseluruhan, sehingga manajemen memikul tanggung jawab penuh

terhadap pelaksanaan pengendalian intern.

2. Merupakan bagian yang terintegrasi dalam sistem dan prosedur setiap kegiatan di

unit kerja,sehingga setiap terjadi penyimpangan dapat diketahui secara dini dan

dapat dilakukan langkah perbaikan oleh unit kerja ybs.

3. Merupakan suatu proses yang berjalan terus menerus.

4. Pengendalian intern hanya dapat diharapkan memberikan reasonable assurance

bukan absolute assurance, sehingga apabila pengendalian intern telah berjalan

baik bukan berarti kemungkinan terjadi penyimpangan menjadi nihil.

5. Efektivitas pengendalian intern sangat tergantung pada orang yang melaksanakan.

Internal Audit Division (IAD) berupaya untuk dapat lebih banyak memberikan

rekomendasi pada issue-issue yang lebih spesifik dan strategis, dengan cara

mengalokasikan sumber daya untuk pelaksanaan audit sbb :

1. Audit Tematik, yang mengakomodasi masukan dan kebutuhan manajemen.

2. Audit Pendalaman Laporan Wistleblowing System (WBS)

3. Audit Pendalaman

Selain melaksanakan pendekatan audit tersebut, Internal Audit Division juga

melaksanakan audit yang bersifat rutin, yaitu audit umum kantor Cabang, Kantor

Pusat, audit IT, serta audit SKNBI RTGS dan APU PPT yang bersifat mandatory

dalam rangka memenuhi ketentuan regulator.

Page 57: PROPOSAL AL-ISLAM DAN KEMUHAMMADIYAHAN (PAIK)

45

Struktur Organisasi dan Kedudukan Internal Audit

Fungsi Audit Internal dijalankan oleh Internal Audit Division (IAD), sebuah unit

setingkat divisi yang bertanggung jawab langsung kepada Direktur Utama dan

memiliki jalur komunikasi langsung dengan Dewan Komisaris melalui Komite Audit.

Untuk mendukung peran IAD agar dapat memberikan data/informasi yang independen

untuk menilai dan mengevaluasi berbagai kegiatan bisnis dan operasional serta

mengambil langkah-langkah perbaikan yang diperlukan secara cepat, IAD juga

membawahi Internal Controller yang ditugaskan di Divisi dan kantor Cabang.

Berdasarkan Ketetapan Organisasi No.ORG/09/VII/2018 tanggal 09 Juli 2018,

struktur dan kedudukan Internal Audit Division PT Bank BNI Syariah sebagai berikut:

Gambar 6 Struktur Internal Audit Division PT Bank BNI

Page 58: PROPOSAL AL-ISLAM DAN KEMUHAMMADIYAHAN (PAIK)

46

Pengangkatan dan Pemberhentian Internal Audit Division Head

IAD dipimpin oleh seorang Division Head, yang diangkat dan diberhentikan

oleh Direktur Utama atas persetujuan Dewan Komisaris dan dilaporkan kepada

Otoritas Jasa Keuangan. Pegawai IAD bertanggung jawab kepada IAD Head sesuai

dengan struktur organisasi IAD. IAD memiliki garis komunikasi langsung dengan

Dewan Komisaris melalui Komite Audit sehingga dapat berkomunikasi langsung

dengan Komite Audit untuk melakukan konsultasi yang berkaitan dengan pelaksanaan

kegiatan audit.

Internal Audit Charter

Dalam melaksanakan tugas dan tanggung jawabnya, IAD berpedoman pada

Internal AuditCharter yang disetujui oleh Direktur Utama dan Dewan Komisaris No.

KP/207/DIR tanggal 10 Agustus 2010 dan diperbaharui dalam Surat Keputusan

Direksi No. KP/002/DIR/R Tanggal 2 Juni 2014 dan No. KP/021/DIR/R tanggal 23

Maret 2018. Internal Audit Charter dibuat sebagai pedoman mengenai tujuan,

wewenang, tanggung jawab dan ruang lingkup pekerjaan IAD. Internal Audit Charter

terdiri dari Visi dan Misi IAD, Tujuan dan Ruang Lingkup Kegiatan IAD, Struktur

dan Kedudukan IAD, Tugas dan Tanggung Jawab IAD, Wewenang IAD, Kode Etik

Internal Audit, Pelaporan dan Dokumentasi, Perlindungan Hukum, Larangan, dan

Sanksi.

Komposisi Personil IAD dan Kualifikasi Internal Auditor di Tahun 2018

Internal Audit Division didukung oleh 119 pegawai yang tersebar di Kantor

Pusat dan di 68 Cabang. Hingga akhir tahun 2018, IAD dipimpin oleh Sdr. Dade

Dermawan sebagai Pemimpin Divisi.

Partisipasi dalam Perhimpunan Profesi Audit Intern

Dalam rangka memperluas wawasan dan kompetensi profesional auditor intern,

IAD telah berpartisipasi mengikutsertakan auditor dalam perhimpunan profesi Audit

Intern yaitu Ikatan Auditor Intern Bank (IAIB). Salah satu bentuk keaktifan IAD

dalam perhimpunan profesi Audit Intern adalah ditunjuknya satu pegawai IAD

Page 59: PROPOSAL AL-ISLAM DAN KEMUHAMMADIYAHAN (PAIK)

47

sebagai Dewan Pengurus IAIB Periode 2017 – 2020 sebagai anggota Bidang

Pengembangan Syariah.

Branch Internal Controller dan Head Office Internal Controller

Branch Internal Controller dan Head Office Internal Controller memiliki fungsi

untuk melakukan pemeriksaan harian sesuai prosedur yang berlaku atas kesesuaian

pelaksanaan proses bisnis dan operasional di kantor cabang dan kantor pusat. Hasil

pemeriksaan Internal Controller selanjutnya menjadi salah satu acuan bagi

pelaksanaan audit dan perbaikan oleh unit terkait baik bisnis maupun operasional.

Selain itu Internal Controller juga dilibatkan dalam proses investigasi kejadian fraud

dan tindak lanjut penyelesaian temuan audit.

Independensi dan Objektivitas

IAD dan masing-masing anggotanya memiliki independensi dan objektivitas

dalam melakukan audit dan konsultasi dengan mengungkapkan pandangan atau

pemikirannya sesuai profesi dan standar audit yang berlaku. Independensi dan

objektivitas IAD dan masing-masing anggotanya telah diatur dalam Piagam Internal

Audit yang ditandatangani oleh Dewan Komisaris dan Direktur Utama serta

disosialisasikan ke segenap unit di BNI Syariah.

Ruang Lingkup, Tugas dan Tanggung Jawab Internal Audit

Kegiatan yang dilakukan Internal Audit Division bertujuan untuk memberikan

rekomendasi perbaikan terhadap kecukupan dan efektivitas internal control dan

governance process serta kualitas dan efektivitas risk management Bank BNI Syariah.

Ruang lingkup kegiatan Internal Audit Division mencakup pelaksanaan assurance dan

konsultasi terhadap seluruh aktivitas perbankan dan semua tingkatan manajemen dan

operasional BNI Syariah.

Tugas Pokok IAD :

1. Melakukan audit sesuai dengan Rencana Audit Tahunan yang telah direview oleh

Dewan Komisaris dan disetujui oleh Direktur Utama atas aktivitas/unit/sumber

Page 60: PROPOSAL AL-ISLAM DAN KEMUHAMMADIYAHAN (PAIK)

48

daya BNI Syariah, termasuk perusahaan/organisasi lain yang terafiliasi secara

langsung/tidak langsung dengan BNI Syariah berdasarkan persetujuan/permintaan

pihak perusahaan/organisasi yang memiliki kewenangan sesuai dengan undang-

undang atau aturan yang berlaku dan disetujui oleh Direktur Utama.

2. Melaksanakan audit sesuai permintaan Direksi, Komisaris atau sebagai tindak

lanjut hasil audit umum terhadap suatu obyek atau peristiwa yang diduga

mengandung indikasi terjadinya fraud.

Memberikan jasa konsultasi kepada pihak intern BNI Syariah untuk memberikan nilai

tambah dan perbaikan terhadap kualitas pengendalian, pengelolaan, risiko dan tata

kelola perusahaan sepanjang tidak mempengaruhi indepedensi dan objektivitas IAD

serta tersedia sumber daya yang memadai.

Berdasarkan Piagam Audit IAD, tugas dan tanggung jawab IAD antara lain

mencakup:

1. Menyusun Rencana Audit dan Konsultasi periodik.

2. Melaksanakan kegiatan audit dan konsultasi sesuai dengan Rencana Audit dan

Konsultasi.

3. Melaporkan realisasi Rencana Audit dan Konsultasi Tahunan setiap semester

kepada Direktur Utama dan Dewan Komisaris dengan tembusan kepada Direktur

yang membawahi Kepatuhan.

4. Membuat laporan hasil audit dan menyampaikan laporan tersebut kepada Direktur

Utama dan Dewan Komisaris dengan tembusan kepada Direktur yang

membawahi Kepatuhan.

5. Menyampaikan laporan hasil audit yang terkait dengan pemenuhan Prinsip

Syariah kepada Dewan Pengawas Syariah.

6. Memberikan jasa konsultasi kepada pihak intern BNI Syariah untuk memberikan

nilai tambah dan perbaikan terhadap internal kontrol, governance process dan risk

management.

7. Melakukan audit investigasi dan/atau audit forensic apabila diperlukan atau jika

terjadi dugaan kecurangan dan penyalahgunaan wewenang.

Page 61: PROPOSAL AL-ISLAM DAN KEMUHAMMADIYAHAN (PAIK)

49

8. Melaksanakan pemantauan tindak lanjut audit dan melaporkan kepada Direktur

Utama dan Dewan Komisaris setiap triwulan.

9. Melaporkan segera setiap temuan audit yang diperkirakan dapat mengganggu

kelangsungan usaha bank kepada Direktur Utama dan Dewan Komisaris.

10. Menyiapkan Laporan Pelaksanaan dan pokok-pokok hasil audit dan

menyampaikan kepada Otoritas Jasa Keuangan melalui Direksi.

11. Mengajukan Anggaran Tahunan untuk tahun yang berikutnya dan melaporkan

realisasinya kepada Direktur Utama dan Dewan Komisaris setiap semester dengan

tembusan kepada Direktur yang membawahi Kepatuhan.

12. Menyusun kebijakan dan prosedur tertulis sebagai pedoman bagi pegawai IAD

dalam melaksanakan tugasnya.

13. Menyusun program untuk mengevaluasi dan menjamin mutu kegiatan audit yang

dilakukan.

14. Melaksanakan pendidikan secara berkelanjutan bagi segenap pegawai IAD sesuai

dengan kompetensi yang dibutuhkan untuk meningkatkan kualitas pegawai IAD.

15. Bekerja sama dengan Komite Audit dalam melaksanakan fungsi audit internal dan

pelaksanaan audit eksternal.

Rencana Kerja dan Realisasi Audit Internal

IAD melaksanakan audit terhadap ruang lingkup yang tercantum dalam Rencana

Audit Tahunan yang telah disetujui oleh Direktur Utama dan Dewan komisaris, yang

meliputi :

1. Audit Umum Kantor Cabang

2. Audit Umum Kantor Pusat

3. Audit Pendalaman

4. Audit Pendalaman Whistleblowing System

5. Audit Tematik

6. Audit IT

Penetapan rencana audit berdasarkan pada :

1. Ketersediaan hari audit (mandays) berdasarkan formasi auditor IAD.

Page 62: PROPOSAL AL-ISLAM DAN KEMUHAMMADIYAHAN (PAIK)

50

2. Faktor-faktor lain

3. Rencana pelaksanaan Audit Pendalaman, Audit Pendalaman WBS, Audit

Tematik, dan Audit IT ditetapkan berdasarkan pelaksanaan audit tahun-tahun

sebelumnya.

Hasil Audit Tahun 2018

Selama 2018, Internal Audit BNI Syariah mempunyai rencana kerja dan

realisasi hasil audit secara rata-rata sebesar 97,4%.

Transformasi Pendekatan Audit di Tahun 2018

1. Implementasi Offsite Audit

2. Impementasi Rating Audit Kantor Cabang. Internal Audit Division menerapkan

metode rating terhadap hasil audit Kantor cabang, sehingga memudahkan

manajemen mengukur tingkat risiko terhadap hasil audit di semua kantor cabang.

3. Risk Assesment yang Berbasis Risiko

Konsistensi Menjaga Kualitas

Untuk senantiasa menjaga kualitas pemeriksaan auditor dan internal controller,

IAD secara berkala melakukan review atas metodologi dan prosedur kerja, serta hasil

kerja auditor dan internal controller. Review senantiasa dilakukan untuk

mengimbangi perkembangan kebutuhan teknis pemeriksaan dengan menerapkan

konsep best practice dalam pemeriksaan.

Sementara control atas pemantauan hasil kerja auditor dan internal controller

dilakukan melalui lembar evaluasi kinerja auditor dan internal controller yang diisi

oleh auditee. Selain itu, setiap ketua tim juga bertugas untuk mengisi lembar review

atas anggotanya setelah penugasan selesai.

Untuk memastikan bahwa hasil audit IAD telah ditindaklanjuti sesuai dengan

rekomendasi auditor, IAD melakukan pemantauan melalui aplikasi Enterprise Audit

Syariah (EASY) agar hasil audit tidak terabaikan dan menjadi issue sesaat, melainkan

menjadi salah satu konsentrasi auditee dalam mempertahankan performance tanpa

mengabaikan kualitas, sekaligus sarana bagi auditor untuk memantau tindak lanjut

hasil temuan Divisi/Cabang.

Page 63: PROPOSAL AL-ISLAM DAN KEMUHAMMADIYAHAN (PAIK)

51

7. Bank BRI Syariah

PT. Bank BRI Syariah, sebagai bank syariah terbesar juga komit terhadap mutu

pelayanan dan transparan. Salah satunya dengan membentuk Komite Audit. Dalam

Laporan GCG tahun 2018, Komite Audit secara umum telah melaksanakan tugasnya

sesuai ketentuan yang berlaku, yaitu membantu Dewan Komisaris dalam

melaksanakan fungsi pengawasan, yang meliputi :

1. Memberikan pendapat dan rekomendasi bila diperlukan kepada Dewan Komisaris

terhadap Kebijakan Pengendalian Internal dan Audit Bank serta pelaksanaannya

2. Membantu Dewan Komisaris dalam melaksanakan tugas pengawasan yang

berkaitan dengan pengendalian intern, termasuk kecukupan proses pelaporan

keuangan.

3. Laporan Keuangan.

4. Pengaduan.

5. Menyiapkan laporan semesteran Dewan Komisaris tentang pengawasan rencana

bisnis Bank kepada OJK. Laporan dimaksud sudah disiapkan paling lambat 7

(tujuh) hari sebelum batas waktu penyampaian ke OJK berakhir.

6. Mengakses secara penuh, bebas dan tidak terbatas terhadap seluruh data dan

informasi berupa catatan, karyawan, dana, asset serta sumber daya lainnya yang

berkaitan dengan pelaksanaan tugasnya.

7. Dalam melaksanakan kewenangan tersebut diatas, Komite Audit berkoordinasi

dengan Satuan Kerja Audit Intern Bank (SKAI), Unit kerja Manajemen Risiko,

Unit Kerja Compliance serta Audit Eksternal bila diperlukan.

Pemeriksaan Khusus. Jika diperlukan atas dasar penugasan Dewan Komisaris, Komite

Audit dapat melakukan pendalaman informasi dengan meminta pelaksanaan audit

khusus tersebut dilakukan oleh Audit Internal, Eksternal Auditor, konsultan atau pihak

lain yang ditunjuk.

Fungsi Audit Intern

Pelaksanaan Fungsi Audit Intern di BRIs untuk mendukung terlaksananya tata

kelola perusahaan yang baik antara lain meliputi :

Page 64: PROPOSAL AL-ISLAM DAN KEMUHAMMADIYAHAN (PAIK)

52

1. Melakukan pemeriksaan baik langsung maupun tidak langsung secara rutin pada

setiap unit kerja, serta memberikan rekomendasi bila terjadi penyimpangan

terhadap peraturan yang berlaku dan atau kelemahan-kelemahan yang memiliki

potensi risiko, (lampiran 6)

2. Menyampaikan hasil pemeriksaan kepada Direktur utama, Komite Audit, Direktur

Kepatuhan dan unit kerja terkait, serta secara berkala (setiap semester) dan

menyampaikan pokok-pokok hasil audit kepada Otoritas Jasa Keuangan;

3. Melakukan monitoring terhadap tindak lanjut temuan audit sesuai dengan arahan

Direksi dan atau Komite Audit.

4. Menyusun pedoman audit dan program atau rencana kerja tahunan sehingga

pelaksanaan audit dapat berjalan efektif dan efisien serta tepat sasaran;

5. Memiliki tenaga-tenagan yang professional dan berpengalaman dibidang

perbankan Syariah, Teknologi, Sumber Daya Manusia, Treasury, dan Akuntansi

sesuai dengan perkembangan bisnis dan organisasi.

6. Meningkatkan kualitas aparat Audit intern secara berkelanjutan melalui pelatihan-

pelatihan yang bersertifikasi maupun non-sertifikasi.

7. Melakukan pelaporan kepada DPS terkait pelanggaran prinsip syariah.

8. Sebagai unit Anti Fraud yang melakukan investigasi atas fraud yang terjadi.

8. Bank Syariah Mandiri

Dalam rangka menjaga nilai untuk nasabahnya, PT. Bank Syariah Mandiri tahun

2018 membentuk Komite Audit. Melalui Peraturan Bank Indonesia

No.11/33/PBI/2009 tanggal 7 Desember 2009 tentang Pelaksanaan Good Corporate

Governance Bagi Bank Umum Syariah dan Unit Usaha Syariah, antara lain telah pula

mengatur kegiatan Komite Audit. Ketentuan-ketentuan tersebut telah dijadikan

pedoman dalam pelaksanaan kegiatan Komite Audit untuk mendukung efektivitas

pelaksanaan tugas dan tanggung jawab Dewan Komisaris.

Pembentukan Komite Audit di PT Bank Syariah Mandiri dilengkapi dengan

pengesahan Piagam Komite Audit (Audit Committee Charter) PT Bank Syariah

Mandiri pada tanggal 20 Mei 2005 yang menjadi pedoman utama dan acuan

pelaksanaan kerja bagi para anggota Komite Audit, yang mana telah diperbaharui pada

Page 65: PROPOSAL AL-ISLAM DAN KEMUHAMMADIYAHAN (PAIK)

53

tanggal 08 Februari 2011, dan terakhir diperbaharui tanggal 4 Desember 2014 dan

ditetapkan dalam SKB Dewan Komisaris dan Direksi No.17/001-SKB/KOM.DIR

tanggal 09 Maret 2015 mengenai Penetapan Revisi Pedoman dan Tata Tertib Komite

Audit dan Komite Pemantau Risiko PT Bank Syariah Mandiri.

Selanjutnya berdasarkan Surat Keputusan Bersama Direksi dan Dewan

Komisaris PT Bank Syariah Mandiri No. 18/002-SKB/KOM.DIR tanggal 1 November

2016 telah ditetapkan Revisi Pedoman dan Tata Tertib (Charter) Komite Audit,

sebagai acuan Komite Audit dalam melaksanakan tugasnya membantu Dewan

Komisaris melakukan pengawasan Bank, terutama dalam menjalankan tugas dan

fungsi pengawasan atas hal-hal yang terkait dengan informasi keuangan, sistem

pengendalian intern (Internal Control System), efektivitas pemeriksaan oleh intern dan

ekstern auditor, efektifitas pelaksanaan manajemen risiko (bersama-sama dengan

Komite Pemantau Risiko), kepatuhan terhadap peraturan perundang-undangan yang

berlaku serta tugas-tugas lain yang diberikan oleh Dewan Komisaris.

Dewan Komisaris membentuk Komite Audit agar dapat membantu dan

memfasilitasi Dewan Komisaris dalam menjalankan tugas dan fungsi pengawasan atas

hal-hal yang berterkaitan dengan informasi keuangan, sistem pengendalian intern

efektifitas atas pemeriksaan auditor eksternal dan internal, efektifitas pemeriksaan

oleh auditor eksternal dan internal, efektifitas pelaksanaan manajemen risiko sesuai

dengan perundang-undangan yang berlaku.

Sebagai salah satu pertanggungjawaban atas pelaksanaan tugas Komite Audit,

dengan ini disampaikan Laporan Komite Audit PT Bank Syariah Mandiri selama

periode 1 Januari 2018 sampai dengan 31 Desember 2018.

Independensi Anggota Komite Audit

Untuk menjaga dan meningkatkan independensi pelaksanaan tugas dan pemberi

pendapat, rekomendasi maupun saran kepada Dewan Komisaris. Seluruh anggota

Komite Audit yang berasal dari pihak independen tidak memiliki hubungan keuangan,

kepengurusan, kepemilikan saham dan/atau hubungan keluarga dengan Dewan

Komisaris, Direksi dan/atau Pemegang Saham Pengendali atau hubungan dengan

Bank, yang dapat mempengaruhi kemampuan bertindak independen.

Page 66: PROPOSAL AL-ISLAM DAN KEMUHAMMADIYAHAN (PAIK)

54

Untuk menjamin kualitas pelaksanaan tugas dan pemberian saran, seluruh

anggota Komite Audit memiliki latar belakang keuangan dan/atau akuntansi. Dengan

demikian seluruh persyaratan independensi anggota Komite Audit yang sesuai dengan

peraturan dan kaidah praktik terbaik GCG telah dipenuhi

Tugas dan Tanggung Jawab Komite Audit

Dalam melaksanakan tugas dan tanggung jawab Komite Audit sebagaimana

diatur dalam Charter Komite Audit dimaksud, selama Tahun 2018 Komite Audit telah

secara proaktif menyelenggarakan rapat-rapat Komite Audit dengan berbagai tema

pembahasan terkait kegiatan bisnis dan/atau operasional Bank maupun melakukan

kajian on site/observasi ke lapangan untuk melihat langsung kegiatan bisnis dan/atau

operasional di Cabang-Cabang, serta menghadiri Rapat Dewan Komisaris & Direksi

& DPS (Rakomdir/Ragab), Rapat Komite Pemantau Risiko dan Rapat Komite

Remunerasi & Nominasi.

Sesuai Charter Komite Audit yang disusun dengan mengacu pada PBI No.

11/33/PBI/2009, Komite Audit mempunyai tugas dan tanggung jawab, sebagai

berikut:

1) Melakukan pemantauan dan evaluasi atas pelaksanaan audit intern dan ekstern

dalam rangka menilai kecukupan pengendalian intern (internal control system)

termasuk kecukupan dalam proses pembuatan laporan keuangan. Dalam rangka

melaksanakan tugas tersebut, Komite juga melakukan evaluasi.

2) Melakukan pemantauan dan evaluasi atas efektivitas pelaksanaan audit oleh

fungsi/unit audit intern terhadap penerapan sistem pengendalian intern pada setiap

jenjang, unit kerja, produk, aktivitas dan/atau transaksi sesuai best practices

dan/atau ketentuan yang berlaku.

3) Mempelajari dan memastikan bahwa proses pemilihan Kantor Akuntan Publik

telah dilaksanakan sesuai prosedur dan/atau ketentuan yang berlaku.

4) Memberikan rekomendasi mengenai penunjukan Akuntan Publik dan Kantor

Akuntan Publik kepada Dewan Komisaris.

5) Melakukan koordinasi dengan pihak intern Bank dan ekstern, termasuk Kantor

Akuntan Publik dalam rangka mengevaluasi efektivitas pelaksanaan audit ekstern.

Page 67: PROPOSAL AL-ISLAM DAN KEMUHAMMADIYAHAN (PAIK)

55

6) Melakukan penelaahan dan melaporkan kepada Dewan Komisaris atas pengaduan

yang berkaitan dengan perusahaan.

7) Menelaah laporan pelaksanaan Good Corporate Governance Bank.

Laporan Kerja Komite Audit

Selama Tahun 2018, Komite Audit telah melakukan tugas sesuai ketentuan yang

berlaku, mencakup kegiatan-kegiatan sebagai berikut:

1) Tingkat Kehadiran Rapat Komite Audit

2) Rapat Dengan Dewan Komisaris dan RakomDir, Rapat Komite Pemantau Risiko

3) Rapat Komite Remunerasi.

4) Pengembangan Kompetensi Komite Audit.

Pelaksanaan Audit Intern

Satuan Kerja Audit Intern (SKAI) merupakan bagian dari struktur pengendalian

internal dan merupakan segala bentuk kegiatan yang berhubungan dengan audit dan

pelaporan hasil audit mengenai terselenggaranya struktur pengendalian dalam setiap

tindakan manajemen Bank. Fungsi Internal Audit di dalam organisasi berada pada

level Direktorat dan bertanggung jawab langsung kepada Direktur Utama.

SKAI merupakan mitra bisnis seluruh unit kerja yang berfungsi memberikan

consulting yang independen dan obyektif dalam memberikan rekomendasi yang

bernilai tambah dan memperbaiki operasional organisasi. SKAI membantu organisasi

dalam mencapai tujuannya dengan cara mengevaluasi dan meningkatkan efektivitas

manajemen risiko, pengendalian intern dan proses tata kelola.

SKAI telah menetapkan kerja dan ruang lingkup tugas antara lain sebagai

berikut:

1. Mengevaluasi efektifitas Sistem Pengendalian Intern secara berkesinambungan

berkaitan dengan pelaksanakan operasional bank

2. Berperan aktif dalam meningkatkan efektifitas penerapaan Sistem Pengendalian

Intern sesuai sasaran yang telah ditetapkan bank

3. Melaksanakan audit berbasis risiko (risk based audit) secara independen dan

objektif.

Page 68: PROPOSAL AL-ISLAM DAN KEMUHAMMADIYAHAN (PAIK)

56

Ruang lingkup pelaksanaan audit mencakup semua area operasional untuk

menentukan kecukupan kualitas internal control, penerapan risk management, dan

governance process.

Dalam melaksanakan tersebut Internal Audit membuat analisa dan memberikan

rekomendasi melalui pemberian jasa assurance dan consulting. Sebagai strategic

partner, Internal Audit Group (IAG) berupaya untuk dapat memberikan “adding value

and improving organization’s operations”, yang tidak hanya membantu management

untuk menilai efisiensi dan keefektifan pelaksanaan pengendalian internal perusahaan,

namun juga ikut berperan mengawal pencapaian target-target Bank yang sudah

dituangkan dalam inisiatif strategis lima tahun ke depan.

Struktur Organisasi dan Kedudukan Internal Audit

Internal Audit merupakan bagian dari struktur pengendalian internal serta

memiliki tugas untuk mengevaluasi dan berperan aktif dalam peningkatan efektivitas

Sistem Pengendalian Intern secara berkesinambungan berkaitan dengan pelaksanaan

operasional Bank yang berpotensi menimbulkan kerugian dalam pencapaian sasaran

yang telah ditetapkan oleh manajemen bank.

Internal Audit membuat laporan hasil audit dan menyampaikan laporan tersebut

kepada Direktur Utama dan Dewan Komisaris dengan tembusan kepada Direktur yang

membawahi Kepatuhan. IAG telah secara konsisten bertindak obyektif

mengemukakan temuan berdasarkan bukti-bukti atau fakta yang dapat

dipertanggungjawabkan karena kedudukan IAG yang independen dari Unit Kerja

Operasional maupun dari Unit Kerja second line of defense. Internal Audit dipimpin

oleh seorang Group Head dan sesuai POJK No.1/POJK.03/2019 tanggal 28 Januari

2019 tentang fungsi Audit Intern pada Bank Umum, organisasi Satuan Kerja Audit

Intern berada pada level Direktorat dan bertanggung jawab langsung kepada Direktur

Utama dan dapat berkomunikasi dengan Dewan Komisaris melalui Komite Audit,.

Group Head IAG diangkat dan diberhentikan langsung oleh Direktur Utama atas

persetujuan Dewan Komisaris dan/atau Komite Audit dan selanjutnya dilaporkan

kepada Otoritas Jasa Keuangan (OJK). Adapun Struktur organisasi Internal Audit

sebagai berikut:

Page 69: PROPOSAL AL-ISLAM DAN KEMUHAMMADIYAHAN (PAIK)

57

Gambar 7 Struktur Internal Audit Division PT Bank Syariah Mandiri

Pelaksanaan Kegiatan Unit Internal Audit

Pelaksanaan audit menggunakan pendekatan Risk Based Audit (RBA), didasari

dengan pemilihan top risk untuk audit rutin maupun audit tematik. Seluruh

perencanaan audit diarahkan untuk dapat mengawal tercapainya Program Kerja dan

Prioritas Utama Bank tahun 2018. Dengan mempertimbangkan hal-hal tersebut, audit

terhadap unit kerja tahun 2018 difokuskan pada 4 (empat) area utama yang sejalan

dengan strategi bisnis bank, yaitu: Evaluasi Produk, Review Fungsi Pendukung Bisnis,

Evaluasi Branching Strategy dan Audit Operasional atas Business Unit. Pelaksanaan

audit secara lengkap sebagai berikut:

a. Audit Rutin

b. Audit Tematik

c. Audit Khusus

Page 70: PROPOSAL AL-ISLAM DAN KEMUHAMMADIYAHAN (PAIK)

58

Dilakukan terhadap isu-isu tertentu yang signifikan maupun tindakan

penyelewengan atau penyimpangan yang menimbulkan kerugian terealisasi dengan

indikasi kecurangan (fraudulence) dan atau hal-hal yang terkait dengan pelanggaran

terhadap Code of Conduct, Peraturan Perusahaan, atau Prinsip Good Corporate

Governance (GCG).

Hasil Audit atas pelaksanaan Sistem Pengendalian Intern telah dipergunakan

sebagai salah satu bahan evaluasi perbaikan dari sisi kebijakan, infrastruktur, maupun

pengelolaan Sumber Daya Manusia. Pemantauan terhadap tindak lanjut perbaikan atas

hasil audit dimonitor secara ketat, untuk meyakini bahwa seluruh permasalahan telah

diselesaikan dan risiko telah dikendalikan. Pada tahun 2018 seluruh temuan hasil audit

yang jatuh tempo sd Desember 2018, telah ditindaklanjuti 100%.

Bank telah memiliki ketentuan pengendalian intern yang diatur dalam:

1. Kebijakan Pengendalian Internal Audit BSM, No.KBP/02-2016, tanggal berlaku

31 Maret 2016.

2. Kebijakan Sistem Pengendalian Internal BSM, No.KBP/02-2018, tanggal berlaku

05 April 2018.

3. Kebijakan Anti Fraud BSM, 14/002/UMM, tanggal 22 Mei 2012, tanggal berlaku

22 Mei 2012.

4. Standar Prosedur Pengendalian Internal Audit, No.SPP/07-2016, tanggal berlaku

30 November 2017.

5. Petunjuk Teknis Pengendalian Audit Management System (AMS) tahun 2017.

6. Petunjuk Teknis Operasional DMTL Online (DONE) tahun 2017.

7. Petunjuk Teknis Operasional Continuous Monitoring tahun 2018.

8. Petunjuk Teknis Pengendalian Audit Investigasi tahun 2018.

9. Petunjuk Teknis Pengendalian Quality Assurance and Improvement Program

(QAIP) tahun 2018.

Ketentuan-ketentuan tersebut bertujuan untuk:

1. Memberikan pemahaman mengenai Sistem Pengendalian Intern (SPI) pada

lingkungan Bank.

Page 71: PROPOSAL AL-ISLAM DAN KEMUHAMMADIYAHAN (PAIK)

59

2. Membangun persepsi yang sama dalam menerapkan Sistem Pengendalian Intern.

3. Memberikan acuan bagi unit kerja yang melaksanakan fungsi pengawasan serta

pihak-pihak lain yang berkepentingan mengenai Sistem Pengendalian Intern.

Pihak-pihak yang bertanggung jawab dan berkepentingan terhadap

terselenggaranya Sistem Pengendalian Intern, sebagai berikut:

1. Dewan Komisaris

2. Direksi

3. Komite Audit

4. Satuan Kerja Audit Intern (SKAI)

5. Pejabat dan Pegawai Bank

6. Pihak-pihak Ekstern

Sumber Daya Manusia dan Kegiatan Pengembangan

Kebutuhan sumber daya manusia auditor IAG relatif sudah dipenuhi baik dari

sisi kuantitas maupunkualitas. Bank berupaya sungguh-sungguh menyelenggarakan

pengelolaan sumber daya secara profesional. Pengembangan kompetensi auditor

dilaksanakan antara lain melalui program sertifikasi baik level Nasional maupun

Internasional dari tingkat Group Head sampai dengan Auditor untuk meningkatkan

kompetensi, efisiensi, efektivitas dan kualitas audit. IAG secara rutin telah

mengikutsertakan pegawai dalam konferensi untuk peningkatan kompetensi. Dalam

menjalankan fungsinya IAG didukung oleh 54 personil dengan rincian pengembangan

sebagai berikut:

a. Auditor bersertifikasi Bankir Nasional – USMR Level I – IV s.d. 2018 sejumlah

54 orang

b. Auditor bersertifikasi Profesi Nasional – CBIA Level Auditor sejumlah 54 orang

c. Auditor bersertifikasi Profesi Nasional – CBIA Level Supervisorr sejumlah 26

orang

d. Auditor bersertifikasi Profesi Internasional – CFE sejumlah 2 orang

e. Aktivitas Pendukung lainnya:

Page 72: PROPOSAL AL-ISLAM DAN KEMUHAMMADIYAHAN (PAIK)

60

1) People - Internal Audit Training Plan yaitu selama tahun 2018, pelatihan/

workshop yang diikuti oleh pegawai IAG sebanyak 22 pelatihan/workshop.

2) Technology – Early Warning System (EWS).

3) Metodology yaitu Quality Assurance and Improvement Program (QAIP),

Standardized Audit Program, Program strategi Anti Fraud, dan Integrated

Assurance Second Line & Third Line.

4) Process: Review Ketentuan (sisdur)

Jumlah Penyimpangan (Internal Fraud) dan Upaya Penyelesaian oleh Bank

Syariah Mandiri

Internal fraud adalah tindakan fraud yang dilakukan oleh pengurus, pegawai

BSM maupun pegawai tidak tetap (outsourcing) untuk kepentingan pribadi yang

mempengaruhi kondisi keuangan BSM secara signifikan. Selama tahun 2018, jumlah

internal fraud yang terjadi adalah sebanyak 14 kasus.

Adapun upaya penyelesaian kejadian fraud dilakukan oleh BSM dengan segera

memberikan sanksi kepada para pelaku, pegawai terlibat dan terkait. Para pelaku juga

diminta untuk mengembalikan kerugian Bank sebagai bentuk recovery. Untuk

menimbulkan efek jera, BSM juga telah memproses para pelaku ke jalur hukum.

Mitigasi yang dilakukan Bank guna mencegah terulangnya kejadian fraud dengan

perbaikan design control dan penguatan internal control di unit kerja tempat kejadian

dilakukan agar kasus serupa tidak terulang dimasa mendatang.

9. Bank Bukopin Syariah

Faktor menjaga amanah merupakan salah satu komitmen dari PT. Bank Bukipin

Syariah. Dalam laporan GCG tahun 2018, pihak Bank Syariah telah membentuk

Komite Audit berdasarkan hasil Keputusan Rapat Dewan Komisaris dan Direksi

tanggal 15 Mei 2018 yang melahirkan Surat Keputusan Direksi No.102/SKEP-

DIR/BSB-JKT/V/2018. Susunan Komite Audit per 31 Desember 2018. Komite audit

beranggotakan orang-orang yang kredibel di bidangnya.

Independensi Anggota Komite Audit

Page 73: PROPOSAL AL-ISLAM DAN KEMUHAMMADIYAHAN (PAIK)

61

Perseroan memastikan Komite Audit menjalankan peran secara profesional dan

independen, serta tidak menerima/melakukan intervensi dari/kepada pihak lainnya.

Komite Audit yang berasal dari luar Perseroan, tidak memiliki

kepentingan/keterkaitan pribadi yang dapat menimbulkan dampak negatif dan

benturan kepentingan dengan Perseroan.

Uraian Tugas dan Tanggung Jawab

Sesuai dengan Piagam GCG Perseroan Bab II Poin C, tugas dan tanggung jawab

Komite Audit adalah melakukan koordinasi dengan Kantor Akuntan Publik (KAP)

dalam rangka efektivitas pelaksanaan audit ekstern. Komite Audit memberikan

rekomendasi mengenai penunjukan Akuntan Publik dan Kantor Akuntan Publik

kepada Dewan Komisaris.

Dalam rangka melaksanakan tugas dan tanggung jawab, Komite Audit

melakukan evaluasi, meliputi:

1. Pelaksanaan tugas yang dilaksanakan fungsi audit intern.

2. Pelaksanaan tindak lanjut oleh Direksi atas hasil temuan audit dan/atau

rekomendasi dari hasil pengawasan OJK, Auditor Intern, DPS, dan/atau Auditor

Ekstern guna memberikan rekomendasi kepada Dewan Komisaris.

3. Kesesuaian pelaksanaan audit oleh KAP dengan standar audit yang berlaku.

4. Kesesuaian laporan keuangan dengan standar akuntansi yang berlaku.

5. Pelaksanaan tindak lanjut oleh Direksi atas hasil temuan SKAI, Akuntan Publik

dan hasil pengawasan OJK.

Laporan Pelaksanaan Tugas Komite Audit

Sepanjang tahun 2018, dalam pertemuan komite dilakukan penelaahan dan

evaluasi terhadap pelaksanaan pengendalian internal. Pertemuan tersebut dilakukan

setiap bulan dan hasilnya diberikan rekomendasi kepada Dewan Komisaris.

Unit Audit Intern

Fungsi Internal Audit Perseroan dilaksanakan oleh SKAI yang bersifat

independen dan bertanggung jawab langsung kepada Direktur Utama, serta memiliki

Page 74: PROPOSAL AL-ISLAM DAN KEMUHAMMADIYAHAN (PAIK)

62

jalur komunikasi langsung kepada Dewan Komisaris melaluiKomite Audit. SKAI

memeriksa efektivitas system pengendalian Intern, termasuk kepatuhan terhadap

hukum dan peraturan yang berlaku, kecukupan proses tata kelola, manajemen risiko,

dan sistem pengendalian Internal Perseroan, serta memberikan rekomendasi untuk

perbaikan.

Dalam pelaksanaan tugas, Internal Audit berpedoman pada Piagam Internal

Audit dan mengacu kepada Standar Pelaksanaan Fungsi Audit Internal Bank

(SPFAIB) dan Kebijakan Audit Intern Bank Syariah Bukopin. Dalam rangka

meningkatkan mutu audit, Internal Audit senantiasa mengembangkan metodologi

audit dan menyempurnakan audit programnya agar sesuai dengan perkembangan

proses bisnis yang ada serta best practices antara lain The Institute of Internal

Auditors (IIA) dan Information System Audit and Control Association (ISACA).

Piagam Audit Internal

Dalam melaksanakan tugasnya, SKAI telah memiliki Piagam Audit Internal dan

Pedoman Pelaksanaan Audit.

1. Piagam Audit Internal

2. Pedoman Pelaksanaan Audit

Pihak Yang Mengangkat dan Memberhentikan Ketua Unit Audit Internal

Sesuai dengan PBI no 1/6/1999, Kepala SKAI PT Bank Syariah Bukopin

diangkat dan diberhentikan oleh Direksi Utama Perseroan dengan persetujuan Dewan

Komisaris dan dilaporkan kepada OJK.

Struktur dan Personil Audit Intern

Dalam Struktur Organisasi Perseroan, SKAI merupakan Satuan Kerja Pelaksana

pengawasan dan pemeriksaan yang bertanggungjawab kepada Direktur Utama, dengan

uraian sebagai berikut:

- SKAI berada langsung di bawah Direktur Utama.

- SKAI dipimpin oleh seorang Kepala.

Page 75: PROPOSAL AL-ISLAM DAN KEMUHAMMADIYAHAN (PAIK)

63

- Kepala SKAI diangkat dan diberhentikan oleh Direktur Utama dengan

persetujuan dari Dewan Komisaris dan dilaporkan kepada OJK.

- Kepala SKAI bertanggungjawab kepada Direktur Utama, dan dapat

berkomunikasi dengan Dewan Komisaris.

- Kepala SKAI dibantu oleh Auditor Intern yang jumlahnya disesuaikan dengan

besaran dan kompleksitas Perseroan.

- Auditor Intern dalam SKAI bertanggung jawab secara langsung kepada Kepala

SKAI.

Pelatihan Audit Intern 2018

Perseroan memberikan pelatihan kepada para Auditor Intern untuk

meningkatkan pemahaman terhadap perbankan syariah dan pembiayaan pada bidang

usaha yang menjadi target Perseroan. Rincian pelaksanaan pelatihan yang melibatkan

personil SKAI pada tahun 2018.

Pelaksanaan tugas Unit Audit Internal 2018

Selain menjalankan fungsi Assurance dengan melaksanakan audit dalam rangka

menilai kecukupan dan efektifitas pengendalian intern terhadap aktivitas kegiatan

operasional atau unit kerja tertentu, SKAI juga melakukan hal – hal lain sebagai

berikut :

1. Pemberian Jasa Assurance lainnya (Rekomendasi dan Pembinaan)

2. Pemberian Jasa Consulting

3. Pemberian Jasa Investigasi

10. Bank BJB Syariah

PT. Bank BJB Syariah, membentuk Susunan Komite Audit berdasarkan Surat

Keputusan Direksi Nomor 066/SK/DIR-SDI/2018 tanggal 05 Maret 2018 tentang

Susunan Komite Audit Bank Jabar Banten Syariah. Terakhir terjadi perubahan

susunan Komite Audit berdasarkan Surat Keputusan Direksi Nomor 524/SK/DIR-

SDI/2018 tanggal 30 Agustus 2018 tentang Susunan Komite Audit Bank Jabar Banten

Syariah.

Page 76: PROPOSAL AL-ISLAM DAN KEMUHAMMADIYAHAN (PAIK)

64

Dalam melaksanakan tugasnya, Komite Audit selalu berpedoman pada rencana

kerja yang telah disusun. Adapun tugas dan tanggungjawab Komite Audit adalah :

1. Memastikan bahwa laporan keuangan Bank telah sesuai dengan Standar

Akuntansi Keuangan, transparan dan dapat diandalkan.

2. Menilai bahwa hasil audit internal dan eksternal telah memenuhi standar

pemeriksaan.

3. Melakukan evaluasi kebijakan Bank yang berhubungan dengan kepatuhan

terhadap peraturan dan perundang-undangan yang berlaku.

4. Melakukan evaluasi Rencana Kerja Divisi Audit Internal, pelaporan dan temuan

yang signifikan.

5. Melalui Dewan Komisaris memberikan rekomendasi mengenai penyempurnaan

system pengendalian internal Bank.

6. Memastikan semua rekomendasi Dewan Komisaris berkaitan dengan hasil audit,

baik yang dilakukan oleh satuan kerja audit intern maupun pihak ekstern telah

dilaksanakan oleh Direksi.

Penerapan Fungsi Internal Audit

Fungsi Internal Audit Bank dilaksanakan oleh Divisi Audit Internal (SKAI)

mengacu pada PBI No. 1/6/PBI/1999 tanggal 20 September 1999 tentang Penugasan

Direktur Kepatuhan (Compliance Director) dan Penerapan Standar Pelaksanaan

Fungsi Audit Intern Bank Umum (SSPFAIB).

Dalam rangka menjaga integritas dan independensi SKAI, Bank telah

menetapkan bahwa secara structural SKAI berada langsung di bawah Direktur Utama

dan dapat berkoordinasi dengan Dewan Komisaris (Komite Audit) serta Dewan

Pengawas Syariah (DPS) setelah mendapat ijin dari Direksi, sebagaimana telah

dinyatakan dalam Piagam Audit Intern (Internal Audit Charter).

Adapun pelaksanaan tugas audit selama Tahun 2018 adalah :

a. Melakukan fungsi pengawasan secara independen dengan cakupan tugas yang

memadai dan sesuai dengan rencana, pelaksanaan serta pemantauan hasil audit.

b. elaporkan seluruh temuan hasil pemeriksaan sebagaimana tercantum dalam

Laporan Hasil Audit (LHA) sesuai dengan ketentuan.

Page 77: PROPOSAL AL-ISLAM DAN KEMUHAMMADIYAHAN (PAIK)

65

c. Memantau, menganalisis, dan melaporkan perkembangan tindak lanjut perbaikan

yang dilakukan terhadap seluruh temuan audit kepada Direksi.

d. Pengembangan kompetensi sumber daya auditor yang dilakukan melalui

pelaksanaan program pelatihan.

e. Menjadi fasilitator pelaksanaan audit eksternal oleh Otoritas Jasa Keuangan

(OJK). Dalam hal ini tugas utama SKAI adalah mengkoordinasikan pemenuhan

data audit sesuai permintaan pihak auditor ekstern, memfasilitasi komunikasi

antara Manajemen dengan pihak auditor ekstern serta memantau (monitoring)

tindak lanjut penyelesaian temuan audit ekstern sesuai dengan komitmen Bank.

11. BTPN Syariah

PT. BTPN Syariah, dalam mengawasi operasionalnya agar tidak terjadi

penyimpangan dengan membentuk Komite Audit yang beranggotakan 3 orang

independen, yang diangkat oleh Direksi berdasarkan keputusan Rapat Dewan

Komisaris.

Menyangkut Komite Audit adalah :

1) Tugas dan tanggung jawab

a) Membuat rencana kegiatan tahunan yang disetujui oleh Dewan

Komisaris,

b) Melakukan penelaahan atas informasi keuangan yang akan dikeluarkan

Emiten atau Perusahaan Publik kepada public dan/atau pihak otoritas

antara lain laporan keuangan, proyeksi, dan laporan lainnya terkait

dengan informasi keuangan Emiten atau Perusahaan Publik.

c) Melakukan penelaahan atas ketaatan terhadap peraturan perundangan

yang berhubungan dengan kegiatan usaha Bank.

d) Memberikan pendapat independen dalam hal terjadi perbedaan pendapat

antara manajemen dan Akuntan atas jasa yang diberikannya.

e) Memberikan rekomendasi kepada Dewan Komisaris mengenai

penunjukkan Kantor Akuntan Publik yang didasarkan pada independensi,

ruang lingkup penugasan dan fee.

Page 78: PROPOSAL AL-ISLAM DAN KEMUHAMMADIYAHAN (PAIK)

66

f) Melakukan penelaahan atas pelaksanaan pemeriksaan oleh auditor

internal dan mengawasi pelaksanaan tindak lanjut oleh Direksi atas

temuan auditor internal.

g) Menelaah pengaduan yang berkaitan dengan proses akuntansi dan

pelaporan keuangan Bank.

h) Menelaah dan memberikan saran kepada Dewan Komisaris terkait

dengan adanya potensi benturan kepentingan Bank.

i) Menjaga kerahasiaan dokumen, data dan informasi Bank.

2) Monitoring dan laporan

a) Komite bertanggung jawab kepada Dewan Komisaris atas pelaksanaan

tugasnya secara berkala sekurang-kurangnya 3 bulan sekali (triwulanan)

atau atas permintaan Dewan Komisaris melaporkan hasil kerjanya

kepada Dewan Komisaris.

b) Komite membuat Laporan Komite Audit yang dimuat pada Laporan

Tahunan, yang antara lain memuat kinerja Komite, Pelanggaran yang

dilakukan oleh Bank terhadap ketentuan peraturan perundangan yang

berlaku (jika ada), kekeliruan/kesalahan dalam penyiapan laporan

keuangan, pengendalian internal dan independensi akuntan public (jika

ada).

Internal Audit merupakan unit independen dengan tugas utama melakukan

pengawasan dan konsultasi melalui evaluasi atas Manajemen Risiko, efektivitas

Pengendalian Internal, dan Tata Kelola pada seluruh aspek kegiatan Bank.

Internal Audit melalui fungsi pengawasan dan konsultasi merupakan mitra

strategis yang memelihara dan mengawasi aktivitas bank untuk mencapai tujuan

organisasi yang telah dibentuk.

Dalam melaksanakan tugasnya, Internal Audit berpedoman pada Standar

Pelaksanaan Fungsi Audit Intern Bank yang telah ditetapkan pada Intern Audit

Charter (Piagam Audit Intern) dan Rencana Audit.

Internal Audit bertanggungjawab kepada Direktur Utama dan secara

fungsional kepada Dewan Komisaris melalui Komite Audit. Internal Audit secara

Page 79: PROPOSAL AL-ISLAM DAN KEMUHAMMADIYAHAN (PAIK)

67

berkala menyampaikan ikhtisar hasil kegiatan audit kepada Direktur Utama dan

Dewan Komisaris melalui Komite Audit, dengan tembusan kepada Direktur

Kepatuhan.

Pengangkatan dan Penggantian dan Pemberhentian Kepala Internal Audit

a. Internal Audit diangkat dan diberhentikan oleh Direktur Utama dengan

persetujuan Dewan Komisaris;

b. Setiap pengangkatan, penggantian, atau pemberhentian kepala Internal Audit,

harus dilaporkan kepada Otoritas Jasa Keuangan atau lembaga lain sesuai

ketentuan yang berlaku;

c. Disertai pertimbangan dan alasan pengangkatan, penggantian atau

pemberhentian.

Pelaksanaan Audit dilakukan berdasarkan pendekatan yang berbasis risiko,

baik dalam perencanaan tahunan maupun pada saat pelaksanaan pemeriksaan,

yang dilakukan dengan mempertimbangkan key strategic Initiatives, implementasi

Manajemen Risiko, kontrol intern dan tata kelola perusahaan.

Fungsi Utama

a. Pemeriksa

b. Audit Planning & Support

Kerangka Kerja Internal Audit

a. Direksi bertanggung jawab memastikan dibentuknya secara formal Satuan

Kerja Audit Intern (SKAI) dengan wewenang yang jelas sehingga dapat

menjamin independensi fungsi tersebut;

b. SKAI bertanggung jawab langsung kepada Direktur Utama dan

menyampaikan laporan pelaksanaan tugasnya kepada Direktur Utama dan

Dewan Komisaris dengan tembusan kepada Komite Audit dan Direktur

Kepatuhan;

c. SKAI wajib memiliki Piagam Audit Intern (Intern Audit Charter) sebagai

Page 80: PROPOSAL AL-ISLAM DAN KEMUHAMMADIYAHAN (PAIK)

68

pedoman kerja serta menyusun panduan audit internal;

d. Kedudukan kepala SKAI dalam organisasi harus ditetapkan sedemikian rupa

sehingga mampu mengungkapkan pandangan dan pemikirannya tanpa

pengaruh ataupun tekanan dari Manajemen ataupun pihak lain yang terkait

dengan Bank;

e. Direksi wajib memastikan bahwa SKAI memiliki kebebasan dalam

menetapkan metode, cara, teknik dan pendekatan audit yang akan dilakukan;

f. Pengangkatan dan pemberhentian kepala SKAI dilakukan oleh Direktur

Utama dengan persetujuan Dewan Komisaris.

Memeriksa Dan Mengoreksi Kekurangan (Reviews And Correcting

Deficiencies)

a. Untuk memastikan perbaikan pengendalian intern yang berkelanjutan,

Direksi bertanggung jawab memastikan setiap temuan dari Audit Internal,

Audit Eksternal, Otoritas Pengawas dan pihak lainnya yang berwenang

ditindaklanjuti;

b. Direksi bertanggung jawab memastikan terdapatnya hubungan kerja dan

koordinasi yang baik diantara fungsi satuan kerja manajemen risiko dan

satuan kerja kepatuhan, sehingga masing-masing satuan kerja tersebut

memberikan masukan sesuai tanggung jawabnya masing-masing dalam

rangka perbaikan proses pengendalian intern secara berkelanjutan.

12. Bank Victoria Syariah

Untuk menjaga hal-hal yang tidak diinginkan (penyimpangan), PT. Bank Victoria

Syariah membentuk Komite Audit dengan operasional sebagai berikut :

a. Tugas dan Tanggung Jawab Komite Audit

Komite Audit bertugas untuk memberikan pendapat kepada Dewan Komisaris

terhadap laporan-laporan atau hal-hal yang disampaikan oleh Direksi kepada

Dewan Komisaris, mengidentifikasi hal-hal yang memerlukan perhatian Dewan

Komisaris, dan melaksanakan tugas-tugas lain yang berkaitan dengan tugas

Dewan Komisaris, antara lain :

Page 81: PROPOSAL AL-ISLAM DAN KEMUHAMMADIYAHAN (PAIK)

69

1) Melakukan evaluasi atas pelaksanaan audit intern dalam rangka menilai

kecukupan pengendalian intern termasuk kecukupan proses pelaporan

keuangan.

2) Melakukan koordinasi dengan Kantor Akuntan Publik dalam rangka

efektivitas pelaksanaan audit ekstern.

3) Melakukan evaluasi terhadap pelaksanaan tugas yang dilaksanakan oleh

fungsi audit intern.

4) Pelaksanaan tindak lanjut oleh Direksi atas hasil temuan audit dan

atau/rekomendasi dari hasil pengawasan Bank Indonesia, auditor intern,

Dewan Pengawas syariah dan/atau audit ekstern, guna memberikan

rekomendasi kepada Dewan Komisaris.

5) Memberikan rekomendasi mengenai penunjukkan Akuntan Publik dan

Kantor Akuntan Publik kepada Dewan Komisaris.

6) Memberikan pendapat kepada Dewan Komisaris terhadap laporan atau hal-

hal yang disampaikan oleh Direksi kepada Dewan Komisaris,

mengidentifikasi hal-hal yang memerlukan perhatian Dewan Komisaris dan

melakukan tugas-tugas lain yang berkaitan dengan tugas Dewan Komisaris,

antara lain melakukan penelaahan atas informasi keuangan yang akan

dikeluarkan Bank, seperti laporan keuangan, proyeksi dan informasi

keuangan lainnya.

b. Struktur Komite Audit

Komite Audit Bank mempunyai struktur keanggotaan, sebagai berikut :

1) Anggota Komite

2) Anggota komite audit wajib memiliki integritas dan reputasi keuangan yang

baik.

3) Komite audit diketuai oleh komisaris independen

4) Mantan anggota Direksi tidak dapat menjadi pihak independen sebelum

menjalani masa tunggu (cooling off) paling kurang 6 (enam) bulan kecuali

mantan anggota Direksi yang melakukan fungsi pengawasan dan/atau

kepatuhan

5) Anggota Direksi dilarang menjadi anggota komite

Page 82: PROPOSAL AL-ISLAM DAN KEMUHAMMADIYAHAN (PAIK)

70

6) Mayoritas anggota komisaris yang menjadi anggota komite harus merupakan

komisaris independen

7) Anggota komisaris yang bukan komisaris harus bukan berasal dari bank.

Pegawai bank dapat menjadi anggota komite tanpa hak suara (non voting

member)

8) Jangka waktu keanggotaan komite adalah sama dengan jangka waktu

keanggotaan Dewan Komisaris, namun Dewan Komisaris dapat mengusulkan

kepada Direksi untuk memberhentikan anggota komite sewaktu-waktu karena

suatu alasan tertentu.

9) Salah satu dari anggota yang berasal dari Dewan Komisaris bertindak sebagai

ketua komite. Apabila ketua komite berhenti sebelum masa tugasnya sebagai

komisaris berakhir, maka ketua komite digantikan oleh anggota komisaris

lainnya.

10) Anggota komite yang berasal dari pihak eksternal harus syarat-syarat.

11) Komite audit bertanggung jawab kepada Dewan Komisaris.

c. Struktur, Komposisi, Keahlian dan Independensi Komite

Dibentuk berdasarkan Surat Keputusan Direksi pada tanggal 25 September

2018 No. 055/DIR-SK/JKT/IX/2018. Susunan, komposisi, keahlian dan

independensi anggota Komite Audit Bank telah sesuai dengan ketentuan Otoritas

Jasa Keuangan.

Komite Audit telah memiliki Pedoman Pelaksanaan Kerja yang akan terus

diperbaharui apabila ada perubahan peraturan perundang-undangan.

Susunan, komposisi, keahlian dan independensi anggota Komite Audit

Bank mengacu/sesuai dengan ketentuan Otoritas Jasa Keuangan.

d. Rapat Komite

Selama tahun 2018, Komite Audit telah melaksanakan rapat yang dihadiri

oleh mayoritas anggota komite, sebanyak 15 (lima belas) kali rapat.

Fungsi Audit Intern

Terpenuhinya secara baik kepentingan bank dan masyarakat penyimpan dana

merupakan bagian dari misi Audit intern bank. Hal ini perlu dikemukakan karena

Page 83: PROPOSAL AL-ISLAM DAN KEMUHAMMADIYAHAN (PAIK)

71

sebagai badan usaha, di dalam bank terdapat berbagai macam kepentingan dari pihak-

pihak terkait, seperti pemilik, manajemen, pegawai dan nasabah.

Walaupun terdapat perbedaan kepentingan diantara pihak-pihak terkait tersebut,

namun pada hakekatnya kepentingan tersebut mempunyai tujuan yang sama, yaitu

tercapainya bank yang sehat dan mampu berkembang secara wajar.

Dalam kaitan ini, audit intern bank berfungsi untuk memastikan terwujudnya

bank yang sehat, berkembang secara wajar dan dapat menunjang perekonomian

nasional.

Agar misi tersebut dapat terlaksana dengan baik, diperlukan mekanisme

pengendalian umum. Selanjutnya, perlu dilakukan penataan dan penegasan peranan

Dewan Komisaris dalam hubungannya dengan fungsi audit intern bank.

Dalam rangka pelaksanaan manajemen risiko yang baik, pengendalian intern

yang tepat serta tata kelola perusahaan yang baik, maka diperlukan suatu fungsi yang

dapat melakukan evaluasi terhadap hal-hal yang telah dilakukan oleh bank. Divisi

internal audit yang melaksanakan fungsi satuan kerja audit intern (SKAI) sebagai

organisasi yang independen menjalankan kegiatan audit intern bank.

Tujuan dan Cakupan Audit

1. Tujuan Audit

2. Cakupan Audit

Struktur Organisasi Satuan Kerja Audit Intern

Gambar 8 Struktur Internal Audit Division PT Bank Victoria Syariah

Page 84: PROPOSAL AL-ISLAM DAN KEMUHAMMADIYAHAN (PAIK)

72

Program Kerja Selama Tahun 2018 Dan Realisasinya

Program kerja SKAI selama tahun 2018 telah mendapat persetujuan dari

Direktur Utama dan realisasi pelaksanaan audit selama tahun 2018.

Fungsi Auditor Independen

Auditor eksternal memiliki peran penting dalam kerangka kerja Good Corporate

Governance (GCG). Direksi menyadari bahwa tugas yang dilaksanakan oleh para

auditor eksternal untuk mendukung kelancaran tugas manajemen bank.

Direksi telah menunjuk KAP Mirawati Sensi Idris sebagai akuntan publik untuk

melakukan audit umum atas Laporan Keuangan PT. Bank Victoria Syariah tahun

2018.

Laporan keuangan bank tahun 2018 diaudit oleh Kantor Akuntan Publik

Mirawati Sensi Idris dan Surat Komentar (Management Letter) atas hasil audit laporan

keuangan yang diterima dari auditor independen telah menjadi perhatian manajemen

untuk ditindaklanjuti.

KAP Mirawati Sensi Idris melaksanakan audit berdasarkan standar audit yang

ditetapkan Institut Akuntan Publik Indonesia dan terdaftar di Otoritas Jasa Keuangan.

Pengungkapan informasi (disclosure) kepada masyarakat luas melalui OJK dan

atau Bank Indonesia, Media Cetak, YLKI, IBI, Lembaga Pemeringkat dan Lembaga

Penelitian di Bidang ekonomi, serta ditampilkan pada home page atau website

perusahaan dengan alamat www.bankvictoriasyariah.co.id.

Page 85: PROPOSAL AL-ISLAM DAN KEMUHAMMADIYAHAN (PAIK)

73

73

Berdasarkan hipotesis penelitian peran satuan kerja audit internal dalam mendeteksi fraud pada perbankan syariah di Indonesia sesuai

penjelasan di atas secara garis besar terlihat dalam tabel berikut :

Tabel 2 Peran Auditor Internal dalam Mendeteksi Fraud di Perbankan Syariah

Indikator Peran Internal Audit pada Perbankan Syariah

1. mengevaluasi risk exposure yang berkaitan

dengan pencapaian tujuan organisasi yang

strategis

- Melakukan pemeriksaan rutin.

- Sebagai strategic partner

- memberikan adding value dan improving organization’s operations

- melaporkannya kepada Ketua Komite Audit yang merangkap sebagai

Anggota pada Komite Pemantau Risiko

- melaporkannya kepada Direktur Utama

2. mengevaluasi keandalan dan intergritas

informasi dan cara yang digunakan untuk

mengidentifikasi, mengukur, mengklasifikasi,

dan melaporkan informasi tersebut

- Membuat laporan hasil audit secara periodik

- menyampaikannya kepada Direktur Utama, Dewan Komisaris dan OJK

3. mengevaluasi penyediaan sistem untuk

memastikan kepatuhan dengan kebijakan-

kebijakan, rencana, prosedur, hukum, dan

peraturan yang dapat memiliki dampak

signifikan pada organisasi

- Melakukan pemeriksaan operasional bank diantarannya Sistem Pengendalian

Internal, Good Corporate Governance (GCG) Serta kepatuhan terhadap

perundang-undangan yang berlaku

Page 86: PROPOSAL AL-ISLAM DAN KEMUHAMMADIYAHAN (PAIK)

74

4. mengevaluasi sarana pengamanan aset dan jika

perlu memverifikasi keberadaan aset tersebut

- Melakukan pemeriksaan terhadap pekerjaan fisik maupun administrasi

keuangan

- peran investigasi, jika ada indikasi terjadinya fraud

5. mengevaluasi efektivitas dan efesiensi sumber

daya yang digunakan

- Memantau dan mengevaluasi atas efektivitas penerapan Sistem Pengendalian

Internal pada setiap jenjang, unit kerja, produk, ektivitas dan/atau transaksi

sesuai best practice dan/atau ketentuan yang berlaku

6. mengevaluasi operasi atau program untuk

memastikan apakah hasilnya konsisten dengan

tujuan yang dibuat serta sasaran dan apakah

operasi ataau program yang sedang dilakukan

telah sesuai sebagaimana yang rencanakan

- Melaporkan secara periodik atas seluruh kegiatan operasional bank dalam

bentuk laporan hasil audit

7. memantau dan mengevaluasi proses tata kelola - Audit internal memberikan rekomendasi yang sesuai dengan permasalahan

dalam audit finding sebagai acuan perbaikan

8. memantau dan mengevaluasi efektifitas

manajemen risiko organisasi proses

- Melakukan audit dalam rangka memenuhi ketentuan regulator (mandatory

audit), direncanakan secara sistematis di awal tahun berjalan dan penetapan

pprioritasnya dilakukan melalui proses risk assessment yang ditentukan

melalui metodologi Risk Based Audit (RBA)

9. mengevaluasi kualitas kinerja auditor eksternal - Audit internal melakukan pemeriksaan operasional maupun pemeriksaan

Page 87: PROPOSAL AL-ISLAM DAN KEMUHAMMADIYAHAN (PAIK)

75

dan tingkat koordinasi dengan audit internal keuangan dan diantaranya terdapat audit rutin dan audit khusus

10. melakukan konsultasi dan jasa konsultasi

terkait dengan tata kelola, manajemen risiko,

dan kontrol yang sesuai untuk organisasi

- Audit internal membuat analisa dan memberikan rekomendasi melalui

pemberian jasa assurance dan consulting guna mengawal jalannya bisnis agar

tetap dalam koridor pengendalian internal yang efektif dan efesien,

pengelolaan risiko yang kuat dan tata kelola perusahaan yang baik

11. membuat laporan berkala pada aktivitas audit

internal tentang tujuan, wewenang,

tanggungjawab, dan kinerja relatif terhadap

rencananya

- Membuat/menyusun laporan secara periodikdan melaporakannya kepada

pihak internal

12. membuat laporan signifikan risk exposure dan

masalah pengendalian, termasuk risiko

kecurangan, isu-isu pemerintah, dan hal-hal

lain yang diperlukan atau diminta oleh dewan

- Melakukan audit khusus diantaranya penugasan direksi terkait hal-hal yang

bersifat insidentil

13. Mengevaluasi operasi tertentu atas permintaan

dewan atau manajemen.

- Melakukan tugas-tugas dalam bidangnya yang diberikan oleh direktur

termasuk audit khusus

Sumber: Hasil Olahan Data

Page 88: PROPOSAL AL-ISLAM DAN KEMUHAMMADIYAHAN (PAIK)

76

Setiap perbankan syariah memiliki SKAI tersendiri, sebagai strategi operasionalnya.

Dari tabel 3.1 menjelaskan bahwa peran auditor di perbankan syariah dalam melaksanakan

perannya sudah sesuai indikator, yaitu melakukan evaluasi, memantau, serta membuat

laporan yang berkaitan hal-hal yang dapat menimbulkan fraud di perbankan syariah.

Standar untuk auditor internal meliputi ketaatan pada standar, kecakapan dalam

hubungan manusia dan komunikasi (Pua, 2017) serta pendidikan profesional yang

berkelanjutan. Dengan standar pelaksaan kinerja audit yaitu perencanaan, komunikasi dan

persetujuan, pengelolaan sumber daya, kebijakan dan prosedur, koordinasi dan

penyandaran, lalu pelaporan kepada manajemen senior dan dewan.

Berdasarkan dari tabel tersebut peran audit internal yang berkaitan dengan

pendeteksian fraud pada perbankan syariah, diketahui bahwa sudah banyak kegiatan

pemeriksaan yang dilakukan oleh auditor Internal sebagai salah satu bagian yang berperan

dalam pelaksanaan Sistem Pengendalian Internal. Kegiataan pemeriksaan yang dilakukan

dapat mengurangi hal-hal yang tidak dinginkan dan dapat mendeteksi fraud secara dini,

yaitu dengan adanya pemeriksaan secara rutin yang dapat memberikan tanda warning bagi

mereka yang secara sadar atau tidak yang mencoba untuk melakukan tindakan fraud.

Menurut penelitian yang dilakukan oleh Yusar Sagara pada tahun 2012 menyebutkan

bahwa auditor internal dituntut memiliki sifat profesionalisme (berkaitan dengan keahlian,

prinsip-prinsip moral dan etika profesi) hingga akhirnya ketika auditor internal mendeteksi

fraud yang terjadi, maka dengan berani dapat mengungkapkannya dalam bentuk

whistleblowing, tidak terhambat oleh ancaman dari pihak manajemen ataupun pihak

lainnya. Eko Ferry (2014) juga melakukan penelitian yang berkaitan dengan pendeteksian

fraud dengan hasil yang menunjukkan bahwa terdapat tiga faktor yang berpengaruh positif

akan pendeteksian fraud, yaitu pengalaman kerja, skeptisme profesional dan tekanan

waktu.

Oleh karena itu, peran audit internal sangat dibutuhkan dalam perbankan syariah

guna dalam mendeteksi fraud sehingga para pihak manajemen dapat mengambil tindakan

atas kemungkinan dampak negatif dari fraud tersebut

Page 89: PROPOSAL AL-ISLAM DAN KEMUHAMMADIYAHAN (PAIK)

77

BAB V. KESIMPULAN DAN SARAN

A. KESIMPULAN

Dalam hal menjaga berbagai kemungkinan dari penyimpangan (fraud),

perbankan syariah telah membentuk komite audit yang membawahi internal audit

yang salah satu tugasnya adalah mencegah terjadinya fraud.

Upaya tersebut insentif dilakukan oleh perbankan syariah dengan melakukan

audit rutin yang ditindaklanjuti dengan rapat evaluasi temuan serta penyelesaian dari

temuan termasuk dengan melibatkan eksternal audit.

B. SARAN

Berhubung bahwa kejahatan mengenai fraud semakin canggih, sebaiknya

internal auditor terus melakukan update pengetahuan disertai dengan pelatihan yang

cukup juga perbankan syariah harus menerapkan zero fraud dengan terus menerus

memperbaiki celah terjadinya penyimpangan.

Page 90: PROPOSAL AL-ISLAM DAN KEMUHAMMADIYAHAN (PAIK)

78

DAFTAR PUSTAKA

(ACFE), T. A. (2016). Report to the Nations, on accupational fraud and abuse. ACFE.

ACFE. (2016). Report to the Nations on Occupational Fraud and Abuse. United State:

Association of Certified Fraud Examiners.

ACFE. (2018). Report to the Nations, 2018 Global Study on Occupational Fraud and

Abuse. ACFE.

Alfian, N. (2016). Nilai-nilai Islam dalam Upaya Pencegahan Fraud. Aktiva Jurnal

Akuntansi dan Investasi, Vol 1, No. 2, November 2016 , 210-211.

Amrizal. (2004). Pencegahan dan Pendeteksian Kecurangan oleh Internal Auditor. bpkp.

Anggriawan, E. F. (2014). Pengaruh Pengalaman Kerja, Skeptisme Profesional dan

Tekanan Waktu terhadap Kemampuan Auditor dalam Mendeteksi Fraud (Studi

Empiris pada Kantor Akuntan Publik di DIY). Jurnal Nominal, Volume III Nomor

2, tahun 2014 , 102.

Anggriawan, E. F. (2014). Pengaruh Pengalaman Kerja, Skeptisme Profesional dan

Tekanan Waktu Terhadap Kemampuan Auditor dalam Mendeteksi Fraud (Studi

Empiris pada Kantor Akuntan Publik di DIY). Jurnal Nominal, Volume III Nomo

2 Tahun 2014 , 105.

Aprilia. (2017). Analisis Pengaruh Fraud Pentagon Terhadap Kecurangan Laporan

Keuangan Menggunakan Beneich Model pada Perusahaan yang Meneraokan

Asean Corporate Governance Scorecard. Jurnal Akuntansi Riset , 3-4.

Ardi, M. (2017). Peran Audit Internal terhadap Pelaksanaan Good Governance di

Perbankan Syariah. Jurnal Syariah dan Hukum Diktum, Volume 15, Nomor 2,

Desember 2017 : 169-176 , 174.

Assist. Prof. Blagica Koleva, A. P.-T. (2015). Effectiveness of Internal Audit in the

Banking Sector in Macedonia. International Journal of Sciences: Basic and

Applied Research (IJSBAR)(2015): ISSN 2307-4531, Volume 23, No. 1, pp.276-

282 , 276.

Basuki, A. W. (2016). Studi Financial Statement Fraud pada Perbankan yang Terdaftar di

Bursa Efek Indonesia. Jurnal Ekonomi dan Bisnis, Tahun XXVI, No. 2 Agustus

2016, 189.

Page 91: PROPOSAL AL-ISLAM DAN KEMUHAMMADIYAHAN (PAIK)

79

Danuta, K. S. (2017). Crowe's Fraud Pentagon Theory dalam Pencegahan Fraud pada

Proses Pengadaan Melalui E-Procurement. Jurnal Kajian Akuntansi , 164.

Dr. Gatot Trihargo, C. (2017). Survai Fraud Indonesia 2016. Jakarta: ACFE INDONESIA

CHAPTER.

Dr. Tulus Suryanto, S. d. (2016). Konsep Pencegahan Kecurangan (Fraud) Akuntansi

dalam Perspektif Islam. Yogyakarta: CV. Arti Bumi Itaran.

Drs. Sudarmo, M. T. (2008). Fraud Auditing. Bogor: Pusat Pendidikan dan Pelatihan

Pengawasan BPKP.

Drs. Zainul Arifin, M. (2002). Dasar-Dasar Manajemen Bank Syariah. Jakarta: Pustaka

Alvabet.

Fadila, I. (2016, April). Finansial. Diambil kembali dari bisnis website: m.bisnis.com

Fitrawansyah. (2014). Fraud & Auditing. Jakarta: Mitra Wacana Media.

IIA. (2013). Model Internal Audit Activity Charter. The Institute of Internal Auditors.

IIA. (2016). Standar Internasional Praktik Profesional Audit Internal (Standar). The

Institute of Internal Auditors.

Ikhtisar. (2016, April). Fraud, Efek pada Diri Sendiri dan Perusahaan Anda. Diambil

kembali dari ikhtisar: ikhtisar.com

Islands, P. a. Statement of Guidance, Internal Audit-Banks. Cayman Islands Monetary

Authority.

Karyono. (2013). Forencik Fraud. Yogyakarta: CV. Andi Offset.

Moeller, R. R. (2009). Brink's Modern Internal Audit, a Common Body of Knowledge.

Canada: John Wiley & Sons, Inc.

Nugroho, D. A. (2017). Pengaruh Pajak Penghasilan. Jurnal Ekonomi dan Bisnis UMP , 9.

Pua, d. B. (2017). Evaluasi Fungsi Auditor Internal dalam Pendeteksian dan Pencegahan

Fraud pada PDAM AIRMADIDI. Jurnal Riset Akuntansi Going Concern 12(2),

2017, 452-469 , 467.

Rini, H. N. (2016). Analisis Faktor yang Mempengaruhi Fraud di Bank Syariah. Paper, 13.

Page 92: PROPOSAL AL-ISLAM DAN KEMUHAMMADIYAHAN (PAIK)

80

Saputro, T. S. (2016). Konsep Pencegahan Kecurangan (Fraud) Akuntansi dalam

Perspektif Islam. Yogyakarta: CV. Arti Bumi Intaran.

Setitik Nila di Perbankan Syariah. (2013, November monday). Diambil kembali dari

Stabilitas: stabilitas.co.id/home/detail/setitik-nila-di-perbankan-syaiah

Sugiyono. (2005). Memahami Penelitian Kualitatif. Bandung: Alfabeta.

Tuanakotta, T. M. (2015). Audit Kontemporer. Jakarta: Salemba Empat.

UU Nomor 21 tahun 2008. (2008, July). Jakarta, Jakarta, Indonesia.

Yenita. (2015, Juni Wedenesday). Perbankan. Diambil kembali dari Perbankan:

Financial.bisnis.com

Yulinartati, G. A. (2016). Pengaruh Audit Internal terhadap Kepatuhan Manajemen (Studi

Kasus di PT. Mitratanu Dua Tujuh Jember). Balance Vol. XIII No.2, Juli 2016 , 147.

Yuniarti, R. D. (2017). The Effect of Internal Control and anti-fraud awareness on fraud

prevention (A Suervey on Inter-Governmental Organization). Journal of

Economics, Business, and Accuntancy Ventura Vol. 20, No. 1, April-July 2017,

Pages 113-124 , 122.

Yusriwarti, S. M. (2017). Pengaruh Peran Auditor Internal Terhadap Pencegahan

Kecurangan pada Perusahaan Perbankan di Pekanbaru. Jurnal Akuntansi dan

Keuangan, Vol. 6, No.2, Juli-Desember 2017 , 1.

Page 93: PROPOSAL AL-ISLAM DAN KEMUHAMMADIYAHAN (PAIK)

81

LAMPIRAN 1. Artikel ilmiah (draft dan status submission)

PERAN SATUAN KERJA AUDIT INTERNAL DALAM MENDETEKSI FRAUD

PADA PERBANKAN SYARIAH DI INDONESIA

Rito1, Mulyaning Wulan2, Adityo Ari Wibowo3

Universitas Muhammadiyah Prof. DR. Hamka

ABSTRAK

Perbankan Syariah di Indonesia secara terus menerus berupaya menjaga

transparansi dan mencegah penyimpangan. Komite Audit yang meruapakan alat bagi

dewan komisioner untuk membantu menjaga profesionalitas usaha bank. Juga Audit

Internal atau disebut juga Satuan Kerja Audit Internal (SKAI) di perbankan Syariah

diperlukan untuk memastikan bahwa perusahaan berjalan sesuai dengan Peraturan

Perbakan juga standar operasional yang dimiliki oleh masing-masing perbankan.

Berdasarkan International Standard for the Profesional Practice of Internal Auditing, audit

internal memiliki peran konsultasi dan assurance. Oleh karena itu, audit internal harus

memiliki kecakapan, professional, independen dan objektif dalam menjalankannya

perannya Sebagai salah satu peran assurance, audit internal dapat mendeteksi fraud. Fraud

merupakan tindakan kecurangan yang dapat dilakukan oleh banyak kalangan, mulai dari

karyawan sampai top management yang dapat merugikan para stakeholder. Beberapa

faktor yang menyebabkan terjadinya fraud, yaitu arogansi, kompetensi, kesempatan,

tekanan dan rasionalisasi. Jenis fraud yang dapat terjadi adalah korupsi, penyalahgunaan

asset, manipulasi laporan keuangan serta cybercrime.

Kata kunci: Penyimpangan, Standar Internasional untuk Praktik Profesional Internal

Audit, Konsultasi dan jaminan

ABSTRACT

Sharia Banking in Indonesia continues to strive to be able to maintain transparency and prevent

fraud. The audit committee is a tool for the board of commissioners to help maintain the

professionalism of the bank. Also Internal Audit or Unit of Work of Internal Audit (SKAI) in

Sharia banking is needed to ensure that the company is operating in accordance with the Bank's

Regulations and operational standards owned by each bank. Based on the International Standards

for the Professional Practice of Internal Auditing, internal audit has a consulting and assurance

role. Therefore, internal audit must have the skills, professional, independent and objective in

carrying out its role. As one of the roles of assurance, internal audit can detect fraud. Fraud is an

act of cheating that can be done by many groups, ranging from employees to top management that

can harm the stakeholders. Several factors cause fraud, namely arrogance, competence,

opportunity, pressure and rationalization. Types of fraud that can occur are corruption, misuse of

assets, manipulation of financial statements and cybercrime.

Page 94: PROPOSAL AL-ISLAM DAN KEMUHAMMADIYAHAN (PAIK)

82

Keywords:: Fraud, International Standard for the Profesional Practice of Internal Auditing

(Standards), Consultation and assurance

PENDAHULUAN

Bank merupakan sebuah entitas yang menghimpun dana dari masyarakat dalam

bentuk simpanan dan menyalurkannya dalam bentuk pembiayaan maupun kredit dan/atau

bentuk-bentuk lainnya dalam rangka meningkatkan taraf hidup masyarakat.Hal ini sesuai

dengan Undang-Undang No. 10 Tahun 1998 terkait perbankan. Saat ini di Indonesia

dikenal dengan dua jenis bank, yaitu Bank Konvensional dan Bank Syariah. Perbedaan

mendasar dari kedua jenis bank ini adalah prinsip yang menjadi aturan kinerjanya. Bank

Konvensional dengan cara konvensional, sedangkan Bank Syariah berdasarkan prinsip-

prinsip syariah.

Menurut Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 21 Tahun 2008 tentang

Perbankan Syariah, perbankan syariah adalah segala sesuatu yang menyangkut tentang

Bank Syariah dan Unit Usaha Syariah, mencakup kelembagaan, kegiatan usaha, serta cara

dan proses dalam melaksanakan kegiatan usahanya. Perbankan syariah memiliki resiko

yang besar dalam menjalankan operasional usahanya. Resiko dalam konteks perbankan

merupakan suatu kejadian potensial yang dapat memberikan pengaruh negatif. Adapun

resiko yang dapat terjadi adalah terjadinya fraud. Fenomena fraud terbesar pernah terjadi

pada salah satu bank kovensional di Indonesia pada sepuluh tahun yang lalu, yaitu di Bank

Century. Kasus ini bermula dari kebijakan pemerintah dan Bank Indonesia yang

mengucurkan bailout sebesar Rp 6,7 triliun untuk Bank Century pada 2008. Setelah

dilakukan investigasi, diketahui bahwa terjadi fraud management di bank tersebut,

Survei yang dilakukan oleh ACFE (Association of Certified Fraud Examiners)

terkait Global Study on Occupational Fraud and Abusues pada tahun 2018, membuktikan

bahwa bank memiliki peringkat tertinggi dalam hal terjadinya fraud.

Gambar Industry of Victim Organization

50

54

58

62

75

79

83

86

87

96

104

149

184

201

338

0 50 100 150 200 250 300 350 400

Arts, entertainment, and recreation

Services (profesional)

Religious, charitable, or social …

Technology

Food servie and hospitality

Transportation and warehousing

Construction

Energy

Insurance

Education

Reatil

Health care

Government and public administration

Manufacturing

Banking and financial services

Page 95: PROPOSAL AL-ISLAM DAN KEMUHAMMADIYAHAN (PAIK)

83

Sumber: diolah dari Global Study on Occupational Fraud and Abuse, ACFE 2018

Perkembangan zaman menyebabkan adanya perbandingan lurus dengan

perkembangan teknologi yang ada, hingga pada akhirnya banyak cara yang dilakukan

untuk melakukan fraud. Salah satu contoh fenomena yang banyak terjadi saat ini adalah

cyber crime. Jenis fraud ini yang paling canggih, karena berhubungan dengan dunia maya

dan hanya dilakukan oleh pihak yang memiliki keahlian khusus yang tidak dimiliki oleh

pihak lain. Berbagai modus yang paling tren saat ini, yakni malware (sinkronisasi token,

sistem di bank baik-baik saja, tetapi yang diserang adalah device media komunikasi yang

kerap digunakan pengguna), phising (upaya pencurian informasi nasabah berupa user id

maupun password kredit), serta diskimming (tindak pencurian data nasabah dengan

menggunakan alat perekam data) (Yenita, 2015).

Auditor internal dalam perbankan disebut dengan Satuan Kerja Audi Internal

(SKAI). SKAI memiliki peranan yang sangat penting dalam suatu perusahaan, karena

bertindak sebagai penilai independen untuk menelaah kinerja operasional perusahaan

dengan mengukur serta mengevaluasi kecukupan kontrol serta efesiensi dan efektifitas

kinerja perusahaan. Auditor internal (SKAI) hanya mengusulkan suatu metode alternatif

untuk memperbaiki kondisi sedangkan memilih tindakan koreksi merupakan

tanggungjawab manajemen. Audit internal merupakan interaksi antara auditor internal,

manajer, dan lingkungan audit yang baru. Berhasil atau tidaknya pelaksanaan aktivitas

perusahaan tergantung pada sikap manajemen senior, demikian pula dengan aktivitas audit

internal (Yusriwarti, 2017).

METODOLOGI PENELITIAN

Jenis penelitian ini menggunakan metode deskriptif kualitatif dengan menggunakan

data studi literatur pustaka (library research), yaitu teknik pengumpulan data dan

informasi dengan cara mengumpulkan dan mempelajari literatur-literatur yang ada seperti

buku, undang-undang, internet dan lainnya. (Sugiyono, 2005).

Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah jenis data sekunder yang

diperoleh dalam bentuk yang sudah jadi, sudah dikumpulkan dan diolah oleh pihak lain,

Page 96: PROPOSAL AL-ISLAM DAN KEMUHAMMADIYAHAN (PAIK)

84

biasanya sudah dalam bentuk publikasi (Suryani & Hendryadi, 2015). Data sekunder yang

dimaksud berupa laporan pelaksanaan GCG perbankan Syariah yang di dapat dari OJK.

PEMBAHASAN

Upaya menjaga transparansi dan mencegah terjadinya penyimpangan (fraud), secara

terus menerus dilakukan perbankan syariah. Upaya ini dilakukan untuk menjaga

kepercayaan para nasabahnya.

Secara umum, perbankan syariah di Indonesia telah membentuk alat-alat untuk dapat

mengendalikan internal perusahaannya. Pembentukannya menggunakan aturan Bank

Indonesia dan pihak perbankan menyesuaikan dengan kebijakan masing-masing bank

syariah. Diperlukan persyaratan yang ketat agar terjamin hasilnya serta dapat

dipertanggungjawabkan.

Dalam perbankan syariah, secara struktural ada 2 (dua) pihak yang didorong untuk

mempunyai alat kontrol yaitu dewan komisaris dan direksi. Dewan komisaris membentuk

komite audit yang pengangkatannya untuk membantu dewan komisaris dalam

mengevaluasi kinerja perusahaan. Begitu juga dengan direksi, bahwa untuk menjaga

sekaligus membantu jalannya perusahaan agar selalu on the track dilengkapi dengan

internal audit (SKAI=Satuan Kerja Audit Internal). Bahkan setiap tahun, perbankan

syariah melakukan audit dengan menunjuk pihak eksternal yang dianggap kredibel.

Secara garis besar, perbankan syariah di Indonesia telah melengkapi dirinya dengan

hal-hal berikut (√ = Ada) :

Dewan Komisaris Direksi

Komite Audit SKAI Eksternal Audit

Bank Muamalat

Panin Syariah

BCA Syariah

Mega Syariah

Maybank Syariah

BNI Syariah

BRI Syariah

Syariah Mandiri

Bukopin Syariah

BJB Syariah

BTPN Syariah

Victoria Syariah

Pengendalian Internal

Bank Lainnya

Page 97: PROPOSAL AL-ISLAM DAN KEMUHAMMADIYAHAN (PAIK)

85

Sumber: Hasil Olahan Data

Peran satuan kerja audit internal dalam mendeteksi fraud pada perbankan syariah di

Indonesia secara garis besar terlihat dalam tabel berikut :

Indikator Peran Internal Audit pada Perbankan

Syariah

14. Mengevaluasi risk exposure yang

berkaitan dengan pencapaian

tujuan organisasi yang strategis.

- Melakukan pemeriksaan rutin.

- Sebagai strategic partner.

- Memberikan adding value dan improving

organization’s operations.

- Melaporkannya kepada Ketua Komite Audit

yang merangkap sebagai Anggota pada Komite

Pemantau Risiko.

- Melaporkannya kepada Direktur Utama.

15. Mengevaluasi keandalan dan

intergritas informasi dan cara

yang digunakan untuk

mengidentifikasi, mengukur,

mengklasifikasi, dan melaporkan

informasi tersebut.

- Membuat laporan hasil audit secara periodik

- Menyampaikannya kepada Direktur Utama,

Dewan Komisaris dan OJK.

16. Mengevaluasi penyediaan sistem

untuk memastikan kepatuhan

dengan kebijakan-kebijakan,

rencana, prosedur, hukum, dan

peraturan yang dapat memiliki

dampak signifikan pada

organisasi.

- Melakukan pemeriksaan operasional bank

diantarannya Sistem Pengendalian Internal,

Good Corporate Governance (GCG) Serta

kepatuhan terhadap perundang-undangan yang

berlaku.

17. Mengevaluasi sarana pengamanan

aset dan jika perlu memverifikasi

keberadaan aset tersebut.

- Melakukan pemeriksaan terhadap pekerjaan

fisik maupun administrasi keuangan.

- Peran investigasi, jika ada indikasi terjadinya

fraud.

Page 98: PROPOSAL AL-ISLAM DAN KEMUHAMMADIYAHAN (PAIK)

86

18. Mengevaluasi efektivitas dan

efesiensi sumber daya yang

digunakan.

- Memantau dan mengevaluasi atas efektivitas

penerapan Sistem Pengendalian Internal pada

setiap jenjang, unit kerja, produk, ektivitas

dan/atau transaksi sesuai best practice dan/atau

ketentuan yang berlaku.

19. Mengevaluasi operasi atau

program untuk memastikan

apakah hasilnya konsisten dengan

tujuan yang dibuat serta sasaran

dan apakah operasi ataau program

yang sedang dilakukan telah

sesuai sebagaimana yang

rencanakan.

- Melaporkan secara periodik atas seluruh

kegiatan operasional bank dalam bentuk

laporan hasil audit.

20. Memantau dan mengevaluasi

proses tata kelola.

- Audit internal memberikan rekomendasi yang

sesuai dengan permasalahan dalam audit

finding sebagai acuan perbaikan.

21. Memantau dan mengevaluasi

efektifitas manajemen risiko

organisasi proses.

- Melakukan audit dalam rangka memenuhi

ketentuan regulator (mandatory audit),

direncanakan secara sistematis di awal tahun

berjalan dan penetapan pprioritasnya dilakukan

melalui proses risk assessment yang ditentukan

melalui metodologi Risk Based Audit (RBA).

22. Mengevaluasi kualitas kinerja

auditor eksternal dan tingkat

koordinasi dengan audit internal.

- Audit internal melakukan pemeriksaan

operasional maupun pemeriksaan keuangan

dan diantaranya terdapat audit rutin dan audit

khusus.

23. Melakukan konsultasi dan jasa

konsultasi terkait dengan tata

kelola, manajemen risiko, dan

kontrol yang sesuai untuk

organisasi.

- Audit internal membuat analisa dan

memberikan rekomendasi melalui pemberian

jasa assurance dan consulting guna mengawal

jalannya bisnis agar tetap dalam koridor

pengendalian internal yang efektif dan efesien,

Page 99: PROPOSAL AL-ISLAM DAN KEMUHAMMADIYAHAN (PAIK)

87

pengelolaan risiko yang kuat dan tata kelola

perusahaan yang baik.

24. Membuat laporan berkala pada

aktivitas audit internal tentang

tujuan, wewenang,

tanggungjawab, dan kinerja relatif

terhadap rencananya.

- Membuat/menyusun laporan secara

periodikdan melaporakannya kepada pihak

internal.

25. Membuat laporan signifikan risk

exposure dan masalah

pengendalian, termasuk risiko

kecurangan, isu-isu pemerintah,

dan hal-hal lain yang diperlukan

atau diminta oleh dewan.

- Melakukan audit khusus diantaranya

penugasan direksi terkait hal-hal yang bersifat

insidentil.

26. Mengevaluasi operasi tertentu

atas permintaan dewan atau

manajemen.

- Melakukan tugas-tugas dalam bidangnya yang

diberikan oleh direktur termasuk audit khusus.

Sumber: Hasil Olahan Data

KESIMPULAN

Dalam hal menjaga berbagai kemungkinan dari penyimpangan (fraud), perbankan

syariah telah membentuk komite audit yang membawahi internal audit yang salah satu

tugasnya adalah mencegah terjadinya fraud.

Upaya tersebut insentif dilakukan oleh perbankan syariah dengan melakukan audit

rutin yang ditindaklanjuti dengan rapat evaluasi temuan serta penyelesaian dari temuan

termasuk dengan melibatkan eksternal audit.

DAFTAR PUSTAKA

(ACFE), T. A. (2016). Report to the Nations, on accupational fraud and abuse. ACFE.

ACFE. (2016). Report to the Nations on Occupational Fraud and Abuse. United State:

Association of Certified Fraud Examiners.

ACFE. (2018). Report to the Nations, 2018 Global Study on Occupational Fraud and

Abuse. ACFE.

Page 100: PROPOSAL AL-ISLAM DAN KEMUHAMMADIYAHAN (PAIK)

88

Alfian, N. (2016). Nilai-nilai Islam dalam Upaya Pencegahan Fraud. Aktiva Jurnal

Akuntansi dan Investasi, Vol 1, No. 2, November 2016 , 210-211.

Amrizal. (2004). Pencegahan dan Pendeteksian Kecurangan oleh Internal Auditor. bpkp.

Anggriawan, E. F. (2014). Pengaruh Pengalaman Kerja, Skeptisme Profesional dan

Tekanan Waktu terhadap Kemampuan Auditor dalam Mendeteksi Fraud (Studi

Empiris pada Kantor Akuntan Publik di DIY). Jurnal Nominal, Volume III Nomor

2, tahun 2014 , 102.

Anggriawan, E. F. (2014). Pengaruh Pengalaman Kerja, Skeptisme Profesional dan

Tekanan Waktu Terhadap Kemampuan Auditor dalam Mendeteksi Fraud (Studi

Empiris pada Kantor Akuntan Publik di DIY). Jurnal Nominal, Volume III Nomo

2 Tahun 2014 , 105.

Aprilia. (2017). Analisis Pengaruh Fraud Pentagon Terhadap Kecurangan Laporan

Keuangan Menggunakan Beneich Model pada Perusahaan yang Meneraokan

Asean Corporate Governance Scorecard. Jurnal Akuntansi Riset , 3-4.

Ardi, M. (2017). Peran Audit Internal terhadap Pelaksanaan Good Governance di

Perbankan Syariah. Jurnal Syariah dan Hukum Diktum, Volume 15, Nomor 2,

Desember 2017 : 169-176 , 174.

Assist. Prof. Blagica Koleva, A. P.-T. (2015). Effectiveness of Internal Audit in the

Banking Sector in Macedonia. International Journal of Sciences: Basic and

Applied Research (IJSBAR)(2015): ISSN 2307-4531, Volume 23, No. 1, pp.276-

282 , 276.

Basuki, A. W. (2016). Studi Financial Statement Fraud pada Perbankan yang Terdaftar di

Bursa Efek Indonesia. Jurnal Ekonomi dan Bisnis, Tahun XXVI, No. 2 Agustus

2016, 189.

Danuta, K. S. (2017). Crowe's Fraud Pentagon Theory dalam Pencegahan Fraud pada

Proses Pengadaan Melalui E-Procurement. Jurnal Kajian Akuntansi , 164.

Dr. Gatot Trihargo, C. (2017). Survai Fraud Indonesia 2016. Jakarta: ACFE INDONESIA

CHAPTER.

Dr. Tulus Suryanto, S. d. (2016). Konsep Pencegahan Kecurangan (Fraud) Akuntansi

dalam Perspektif Islam. Yogyakarta: CV. Arti Bumi Itaran.

Page 101: PROPOSAL AL-ISLAM DAN KEMUHAMMADIYAHAN (PAIK)

89

Drs. Sudarmo, M. T. (2008). Fraud Auditing. Bogor: Pusat Pendidikan dan Pelatihan

Pengawasan BPKP.

Drs. Zainul Arifin, M. (2002). Dasar-Dasar Manajemen Bank Syariah. Jakarta: Pustaka

Alvabet.

Fadila, I. (2016, April). Finansial. Diambil kembali dari bisnis website: m.bisnis.com

Fitrawansyah. (2014). Fraud & Auditing. Jakarta: Mitra Wacana Media.

IIA. (2013). Model Internal Audit Activity Charter. The Institute of Internal Auditors.

IIA. (2016). Standar Internasional Praktik Profesional Audit Internal (Standar). The

Institute of Internal Auditors.

Ikhtisar. (2016, April). Fraud, Efek pada Diri Sendiri dan Perusahaan Anda. Diambil

kembali dari ikhtisar: ikhtisar.com

Islands, P. a. Statement of Guidance, Internal Audit-Banks. Cayman Islands Monetary

Authority.

Karyono. (2013). Forencik Fraud. Yogyakarta: CV. Andi Offset.

Moeller, R. R. (2009). Brink's Modern Internal Audit, a Common Body of Knowledge.

Canada: John Wiley & Sons, Inc.

Nugroho, D. A. (2017). Pengaruh Pajak Penghasilan. Jurnal Ekonomi dan Bisnis UMP , 9.

Pua, d. B. (2017). Evaluasi Fungsi Auditor Internal dalam Pendeteksian dan Pencegahan

Fraud pada PDAM AIRMADIDI. Jurnal Riset Akuntansi Going Concern 12(2),

2017, 452-469 , 467.

Rini, H. N. (2016). Analisis Faktor yang Mempengaruhi Fraud di Bank Syariah. Paper, 13.

Saputro, T. S. (2016). Konsep Pencegahan Kecurangan (Fraud) Akuntansi dalam

Perspektif Islam. Yogyakarta: CV. Arti Bumi Intaran.

Setitik Nila di Perbankan Syariah. (2013, November monday). Diambil kembali dari

Stabilitas: stabilitas.co.id/home/detail/setitik-nila-di-perbankan-syaiah

Sugiyono. (2005). Memahami Penelitian Kualitatif. Bandung: Alfabeta.

Page 102: PROPOSAL AL-ISLAM DAN KEMUHAMMADIYAHAN (PAIK)

90

Tuanakotta, T. M. (2015). Audit Kontemporer. Jakarta: Salemba Empat.

UU Nomor 21 tahun 2008. (2008, July). Jakarta, Jakarta, Indonesia.

Yenita. (2015, Juni Wedenesday). Perbankan. Diambil kembali dari Perbankan:

Financial.bisnis.com

Yulinartati, G. A. (2016). Pengaruh Audit Internal terhadap Kepatuhan Manajemen (Studi

Kasus di PT. Mitratanu Dua Tujuh Jember). Balance Vol. XIII No.2, Juli 2016 , 147.

Yuniarti, R. D. (2017). The Effect of Internal Control and anti-fraud awareness on fraud

prevention (A Suervey on Inter-Governmental Organization). Journal of

Economics, Business, and Accuntancy Ventura Vol. 20, No. 1, April-July 2017,

Pages 113-124 , 122.

Yusriwarti, S. M. (2017). Pengaruh Peran Auditor Internal Terhadap Pencegahan

Kecurangan pada Perusahaan Perbankan di Pekanbaru. Jurnal Akuntansi dan

Keuangan, Vol. 6, No.2, Juli-Desember 2017 , 1.

Page 103: PROPOSAL AL-ISLAM DAN KEMUHAMMADIYAHAN (PAIK)

91

Lampiran Submit Jurnal Al Urban