Makalah AL Islam Dan Kemuhammadiyahan

32
Makalah AL Islam dan Kemuhammadiyahan BISNIS DALAM ISLAM Dosen : Achmad Hasan Al Banna, Mrkh. kelas B-pagi : Nada Nur Faisah 11621042 Fida Nadiyah Af’idah 11621044 Hesty Maharani 116210 UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH GRESIK FAKULTAS TEKNIK

Transcript of Makalah AL Islam Dan Kemuhammadiyahan

Page 1: Makalah AL Islam Dan Kemuhammadiyahan

Makalah AL Islam dan Kemuhammadiyahan

BISNIS DALAM ISLAMDosen :

Achmad Hasan Al Banna, Mrkh.

kelas B-pagi :

Nada Nur Faisah 11621042

Fida Nadiyah Af’idah 11621044

Hesty Maharani 116210

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH GRESIK

FAKULTAS TEKNIK

PROGRAM STUDI INFORMATIKA

2012

Page 2: Makalah AL Islam Dan Kemuhammadiyahan

Makalah AL Islam dan Kemuhammadiyahan

BISNIS DALAM ISLAMDosen :

Achmad Hasan Al Banna, Mrkh.

kelas B-pagi :

Nada Nur Faisah 11621042

Fida Nadiyah Af’idah 11621044

Hesty Maharani 116210

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH GRESIK

FAKULTAS TEKNIK

PROGRAM STUDI INFORMATIKA

2012

i

Page 3: Makalah AL Islam Dan Kemuhammadiyahan

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur kehadirat Allah SWT yang telah memberikan karunia dan rahmatNya sehingga makalah ini dapat terselesaikan dengan baik dan tepat pada waktunya. Makalah ini diharapkan dapat memberikan tambahan edukasi tentang Bisnis dalam Islam.

Dalam penyelesaian makalah ini, kami banyak mengalami kesulitan, terutama disebabkan oleh kurangnya ilmu pengetahuan yang menunjang. Namun, berkat bimbingan dan bantuan dari berbagai pihak, akhirnya makalah ini dapat terselesaikan dengan cukup baik. Karena itu, sudah sepantasnya jika kami mengucapkan terima kasih kepada:

1. Dosen pembimbing mata kuliah Al Islam dan Kemuhammadiyahan Achmad Hasan Al Banna, Mrkh.

2. Teman – teman, narasumber yang dapat dipercaya , serta semua pihak yang ikut membantu dalam pencarian data dan informasi, baik secara langsung maupun tidak langsung, cetak maupun elektronik, yang tidak dapat kami sebutkan satu per satu. Terima kasih atas semuanya.

Kami sadar, sebagai seorang mahasiswa yang masih dalam proses pembelajaran, penulisan makalah ini masih banyak kekurangannya. Oleh karena itu, kami sangat mengharapkan adanya kritik dan saran yang bersifat positif, guna penulisan makalah yang lebih baik lagi di masa yang akan datang. Harapan kami, semoga makalah yang sederhana ini, dapat memberi manfaat tersendiri bagi para pembacanya dan juga mampu memberikan sedikit kemajuan bagi Bangsa dan Negara .

Gresik, 16 Juni 2012

Penulis

ii

Page 4: Makalah AL Islam Dan Kemuhammadiyahan

Daftar Isi

HALAMAN JUDUL………………………………………………………………… i

KATA PENGANTAR………………………………………………………………. ii

DAFTAR ISI…………………………………………………………………………. iii

BAB I : PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang…………………………………………………………… 1

1.2 Rumusan Masalah………………………………………………………... 2

1.3 Tujuan dan Manfa’at Penelitian………………………………………….. 2

BAB II : PEMBAHASAN

2.1 Ruang Lingkup dan Prinsip Muamalah…………………………………... 3

2.2 Bisnis dalam Islam

2.2.1 Pengertian Bisnis……….……………………………………………… 4

2.2.2 Pengertian Bisnis Dalam Islam………………………………………… 6

2.2.3 Tujuan Bisnis Dalam Islam.…………………………………………… 8

2.2.4 Perbedaan Bisnis Islam dan Non Islam………………………………... 9

2.2.5 Akhlak Bisnis dalam Islam……..……………………………………… 11

BAB III : PENUTUP

3.1 Kesimpulan ………….…………………………………………………… 17

3.2 Saran……………………………………………………………………… 17

DAFTAR PUSTAKA

iii

Page 5: Makalah AL Islam Dan Kemuhammadiyahan

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari seseorang bekerja, salah satu bentuk

pekerjaan yang mereka lakukan adalah berbisnis. Bisnis adalah serangkaian usaha yang

dilakukan satu orang atau lebih individu atau kelompok dengan menawarkan barang dan jasa

guna mendapatkan keuntungan / laba. Atau dengan kata lain bahwa bisnis merupakan sebuah

usaha, dimana setiap pengusaha harus siap untung & siap rugi. Bisnis tidak hanya tergantung

dengan modal uang. reputasi, keahlian, ilmu, sahabat & kerabat dapat menjadi modal bisnis.

Dengan kemajuan teknologi pada zaman sekarang banyak para pebisnis tidak lagi

menggunakan konsep berbisnis islami. Dimana para pebisnis menggunakan berbagai cara

agar produknya dibeli oleh konsumen dan banyak konsumen yang tidak ada

mempermasalahkan dan bisa sertakan untuk memajukan bisnisnya tanpa memperhatikan

aturan-aturan dalam islam.

Dengan landasan iman, bekerja untuk mencukupi kebutuhan hidup dalam pandangan

islam dinilai sebagai ibadah yang tidak hanya memperoleh material tetapi juga InsyaAllah

akan mendatangkan pahala.

Oleh karena itu, didalam makalah ini insya Allah akan membuat anda sekalian menjadi

para penerus-penerus pebisnis Islami dan dapat berbisnis sesuai dengan syari’at islam.

1

Page 6: Makalah AL Islam Dan Kemuhammadiyahan

1.2 Rumusan Masalah

Berdasarkan dengan latar belakang diatas, maka penulis dapat menguraikan permasalahan

sebagai berikut :

1. Ruang lingkup dan prinsip muamalah?

2. Pengertian dan tujuan bisnis?

3. Perbedaan bisnis islam dan non islam?

4. Pengertian akhlak bisnis?

1.3 Tujuan dan Manfa’at Pembuatan Makalah

Tujuan :

Agar pembaca benar-benar mengerti bisnis dalam islam. Agar pembaca memahami

tata cara yang benar dalam bisnis dalam islam. Untuk menambah pemahaman pembaca

dalam bisnis dalam islam.

Manfa’at :

Diharapkan setelah membaca makalah ini para pembaca akan menerapkan bisnis yang

sesuai ajaran islam, tidak hanya mementingkan laba yang didapatkan tanpa memeperhatikan

syariat islam.

2

Page 7: Makalah AL Islam Dan Kemuhammadiyahan

BAB II

PEMBAHASAN

2.1 Ruang Lingkup dan Prinsip Muamalah

Manusia adalah makhluk sosial, makhluk yang berkodrat hidup dalam masyarakat.

Sebagai makhluk sosial, manusia membutuhkan manusia lain, untuk bersama-sama hidup

dalam masyarakat. Dalam hidup bermasyarakat, manusia selalu berhubungan satu sama lain,

yang disadari atau tidak, untuk saling memenuhi kebutuhan hidupnya. Pergaulan hidup antar

manusia, dalam rangka untuk memenuhi kebutuhan hidupnya disebut dengan muamalah

(Ahmad Azhar Basyir, 1988: 7).

Muamalah adalah tuntunan hidup manusia sebagai makhluk sosial yang berada di

tengah-tengah masyarakat mempunyai dimensi yang sangat luas, di samping dimensi sosial

manusia, termasuk aspek politik, budaya, juga aspek ekonomi (bisnis), perkawinan,

perwarisan, hukum-hukum publik dan sebagainya (Muslim Nurdin dkk, 1995:121).

Muamalah atau aturan-aturan dasar hubungan antar manusia merupakan aspek yang

sangat mendapat perhatian dalam ajaran Islam. Perhatian Islam terhadap muamalah ini

dibuktikan dengan banyaknya ayat Al-Qur’an maupun hadits yang memuat prinsip-prinsip

dasar hubungan sosial antara lain dalam aspek ekonomi, al-Qur’an menyebutkan :

“Hai orang-orang yang beriman, janganlah kamu saling memakan harta sesamu dengan

jalan bathil, kecuali dengan jalan perniagaan atas dasar suka sama suka di antara kamu…“

(QS. An-Nisa’: 29).

Dalam ayat lain :

“Maka jika kamu tidak mengerjakan (meninggalkan sisa riba) maka ketahuilah bahwa

Allah dan RasulNya akan memerangimu. Dan jika kamu bertaubat (dari pengambilan riba),

maka bagimu pokok hartamu, kamu tidak menganiayanya dan tidak pula dianiaya” (QS. Al-

Baqarah: 279).

3

Page 8: Makalah AL Islam Dan Kemuhammadiyahan

Dalam hadits Nabi SAW:

“Tidak boleh membuat bahaya (kerusakan/ kerugian) pada dirinya dan tidak boleh pula

membuat bahaya (kerusakan/ kerugian) pada orang lain” (HR. Ibnu Majah).

Dari keterangan ayat dan hadits tersebut, maka aspek saling mengutnungkan dan saling

meridhoi merupakan ciri atau prinsip utama dalam konsep muamalah (jual-beli bisnis) Islam.

Di samping itu, aspek perlindungan terhadap barang yang diperdagangkan dari kemungkinan

cacat atau tidak sesuai dengan sifat-sifat yang ditentukan pada saar aqad (transaksi) serta

perlindungan terhadap kepentingan konsumen agar tidak dirugikan dan tidak terjadi

kekecewaan di kemudian hari amat dipertimbangkan dalam hukum Islam. Sedangkan harga

dan keuntungan yang diminta dapat dirumuskan oleh kedua belah pihak dan dasar suka sama

suka (an taradhin) dalam transaksi, dan di mana perlu didukung oleh bukti tertulis,

persaksian ataupun jaminan (QS. Al-Baqarah: 282). Oleh karenanya, setiap bentuk dan

tindakan ekonomi yang di dalamnya mengandung dharar (menyesatkan), gharar (tipuan),

haraj (paksaan), dan najsy (menggoyang harga supaya tinggi melampau batas atau standar

daya beli), dilarang dalam Islam (AM. Ashal dan Fathi Ahmad Abdul Karim, 1980:199-120).

Semua rumusan sistem aturan transaksi dagang dalam Islam selalu dilatar-belakangi oleh

pemikiran filosofis atau prinsip-prinsip maslahah dan keadilan (Ibnu Rusyd,tt; 234).

2.2 Bisnis dalam Islam

2.2.1 Pengertian Bisnis

Bisnis adalah serangkaian usaha yang dilakukan satu orang atau lebih individu atau

kelompok dengan menawarkan barang dan jasa guna mendapatkan keuntungan / laba. Atau

dengan kata lain bahwa bisnis merupakan sebuah usaha, dimana setiap pengusaha harus siap

untung & siap rugi. bisnis tidak hanya tergantung dengan modal uang. reputasi, keahlian,

ilmu, sahabat & kerabat dapat menjadi modal bisnis.

Dalam kamus bahasa Indonesia, bisnis adalah usaha dagang, usaha komersial didunia

perdagangan dan bidang usaha lainnya. Adapun dalam pandangan Straub dan Attner (1994)

mengatakan bahwa bisnis tak lain adalah suatu organisasi yang menjalankan aktifitas

produksi dan penjualan barang-barang dan jasa-jasa yang diinginkan oleh konsumen untuk

memperoleh profit.

4

Page 9: Makalah AL Islam Dan Kemuhammadiyahan

Adapun pengertian lainnya adalah bisnis sebagai suatu sistem yang memproduksi

barang dan jasa untuk memuaskan kebutuhan masyarakat (Bussinessis Then Simply A

System That Produces Goods And Service To Satisfy The Needs Of Our Society), (Huat, T

Chwee,1990). Bisnis merupakan suatu organisasi yang menyediakan barang atau jasa yang

bertujuan untuk mendapatkan keuntungan (Griffin & Ebert).

Dalam ilmu ekonomi, bisnis adalah suatu organisasi yang menjual barang atau jasa

kepada konsumen atau bisnis lainnya, untuk mendapatkan laba. Secara historis kata bisnis

dari bahasa Inggris Business, dari kata dasar Busy yang berarti "sibuk" dalam konteks

individu, komunitas, ataupun masyarakat. Dalam artian, sibuk mengerjakan aktivitas dan

pekerjaan yang mendatangkan keuntungan (http://id.wikipedia.org/wiki/Bisnis diakses pada

tanggal 27 Maret 2009).

Jadi dengan demikian Bisnis adalah sebuah kegiatan yang dilakukan sesorang atau

perusahaan dalam mencari sebuah keuntungan bagi dirinya sendiri maupun bagi

karyawannya.

Ada enam pokok aktifitas yang digarap oleh sebuah entitas bisnis, yaitu:

1.      Menciptakan atau memproduksi suatu barang dan jasa

2.      Memasarkan produk kepada konsumen

3.      Membuat dan mempertanggung jawabkan transaksi keuangan

4.      Merekrut, memperkerjakan, melatih, dan mengevaluasi karyawan.

5.      Memperoleh dan mengelola dana

6.      Memproses informasi

5

Page 10: Makalah AL Islam Dan Kemuhammadiyahan

2.2.2 Bisnis dalam Islam

Konsep Bisnis Islam ada beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam jual beli sehingga

dapat membawa pada pola transaksi jual beli yang sehat dan menyenangkan. Konsep dalam

bisnis Islam adalah sebagai berikut:

a)      Jujur

Sifat jujur merupakan sifat Rasulullah SAW yang patut ditiru. Rasulullah SAW dalam

berbisnis selalu mengedepankan sifat jujur. Beliau selalu menjelaskan kualitas sebenarnya

dari barang yang dijual serta tidak pernah berbuat curang bahkan mempermainkan

timbangan. Maka, latihlah kejujuran dalam pola transaksi jual beli karena kejujuran dapat

membawa keberuntungan. Sebagaimana penjelasan dalam Hadits yang mana artinya: Dari

Abdullah bin Harits. Ia mengadu kepada Hakim bin Hazim ra. Dan beliau berkata bahwa

Rasulullah SAW bersabda: “penjual dan pembeli dapat melakukan khiyar (memilih) selagi

belum berpisah atau sampai keduanya berpisah. Apabila keduanya telah setuju dan jelas

maka jual belinya mendapatkan berkah. Dan apabila keduanya saling menekan dan berdusta

maka dihapus keberkahan yang ada pada jual belinya (tidak mendapatkan keberkahan)”.

(HR. Al-Bukhari)

b)      Amanah

Amanah dalam bahasa Indonesia adalah dapat dipercaya. Dalam transaksi jual beli,

sifat amanah sangatlah diperlukan karena dengan amanah maka semua akan berjalan dengan

lancar. Dengan sifat amanah, para penjual dan pembeli akan memiliki sifat tidak saling

mencurigai bahkan tidak khawatir walau barangnya di tangan orang. Memulai bisnis biasanya

atas dasar kepercayaan. Oleh karena itu, amanah adalah komponen penting dalam transaksi

jual beli. Sebagaimana dalil-dalil yang ada dalam Alquran yaitu:

Sesungguhnya Allah menyuruh kamu menyampaikan amanat kepada yang berhak

menerimanya,.(QS. An-Nisa, 58)

Hai orang-orang yang beriman, janganlah kamu mengkhianati Allah dan Rasul

(Muhammad) dan (juga) janganlah kamu mengkhianati amanat-amanat yang dipercayakan

kepadamu, sedang kamu mengetahui. (QS. Al-Anfaal, 27)

6

Page 11: Makalah AL Islam Dan Kemuhammadiyahan

c)      Ramah

Banyak orang yang susah untuk berperilaku ramah antar sesama. Sering kali bermuka

masam ketika bertemu dengan orang atau bahkan memilah milih untuk berperilaku ramah.

Padahal, ramah merupakan sifat terpuji yang dianjurkan oleh agama Islam untuk siapa saja

dan kepada siapa saja. Dengan ramah, maka banyak orang yang suka, dengan ramah banyak

pula orang yang senang. Karena sifat ramah merupakan bentuk aplikasi dari kerendahan hati

seseorang. Murah hati, tidak merasa sombong, mau menghormati dan menyayangi

merupakan inti dari sifat ramah. Oleh karena itu, bersikap ramahlah dalam transaksi jual beli

karena dapat membuat konsumen senang sehingga betah atau bahkan merasa tentram jika

bertransaksi. Sebagaimana keterangan dalam Hadits yang mana artinya: Dari Jabir Bin

Abdullah ra. Sesungguhnya Rasulullah saw bersabda: Allah swt akan mengasihi seseorang

yang murah hati ketika menjual, membeli dan meminta. (HR. Al-Bukhari).

d)      Adil

Adil merupakan sifat Allah SWT,  dan Rasulullah SAW merupakan contoh sosok

manusia yang berlaku adil. Dengan adil, tidak ada yang dirugikan. Bersikap tidak membeda-

bedakan kepada semua konsumen merupakan salah satu bentuk aplikasi dari sifat adil. Oleh

karena itu, bagi para penjual semestinya bersikap adil dalam transaksi jual beli karena akan

berdampak kepada hasil jualannya. Para konsumen akan merasakan kenyamanan karena

merasa tidak ada yang dilebihkan dan dikurangkan. Sebagaimana keterangan dalam Alquran:

….dan (menyuruh kamu) apabila menetapkan hukum di antara manusia supaya kamu

menetapkan dengan adil. Sesungguhnya Allah memberi pengajaran yang sebaik-baiknya

kepadamu. Sesungguhnya Allah adalah Maha mendengar lagi Maha melihat. (QS. An-Nisa,

58)

e)      Sabar

Sabar merupakan sikap terakhir ketika sudah berusaha dan bertawakal. Dalam jual beli,

sifat sabar sangatlah diperlukan karena dapat membawa keberuntungan. Bagi penjual

hendaklah bersabar atas semua sikap pembeli yang selalu menawar dan komplain. Hal ini

dilakukan agar si pembeli merasa puas dan senang jika bertransaksi. Begitu pula dengan

7

Page 12: Makalah AL Islam Dan Kemuhammadiyahan

pembeli, sifat sabar harus ditanamkan jika ingin mendapatkan produk yang memiliki kualitas

bagus plus harga murah dan tidak kena tipu. Sebagaimana keterangan dalam Alquran:

Jika kamu memperoleh kebaikan, niscaya mereka bersedih hati, tetapi jika kamu

mendapat bencana, mereka bergembira karenanya. jika kamu bersabar dan bertakwa,

niscaya tipu daya mereka sedikitpun tidak mendatangkan kemudharatan kepadamu.

Sesungguhnya Allah mengetahui segala apa yang mereka kerjakan. (QS. Ali Imran: 120)

(http://zanikhan.multiply.com/journal/item/3392 diakses pada tanggal 30 Maret 2009).

2.2.3 Tujuan Bisnis Islam

Dengan kendali syari’ah, bisnis dalam Islam bertujuan untuk mencapai empat hal utama :

a. Target hasil: profit materi dan benefit-non materi

Tujuan bisnis tidak harus untuk mencari profit (qimah maddiyah atau nilai materi)

tetapi harus dapat memperoleh dan memberikan benefit (keuntungan atau manfaat) non

materi bagi si pelaku bisnis itu sendiri maupun pada lingkungan yang lebih luas, seperti

terciptanya suasana persaudaraan, kepedulian sosial dan sebagainya. Di samping untuk

mencari qimah maddiyah juga masih ada dua orientasi lainnya, yaitu qimah khuluqiyah dan

ruhiyah. Qimah khuluqiyah yaitu nilai-nilai akhlakul karimah menjadi suatu kemestian yang

harus muncul dalam kegiatan bisnis, sehingga tercipta hubungan persaudaraan yang Islami

baik antara majikan dengan buruh maupun antara penjual dengan pembeli (bukan hanya

sekedar hubungan fungsional maupun profesional semata). Sedangkan qimah ruhiyah berarti

perbuatan tersebut dimaksudkan untuk mendekatkan diri kepada Allah. Dengan kata lain,

ketika melakukan suatu aktifitas bisnis harus disertai dengan kesadaran hubungannya dengan

Allah. Inilah yang dimaksud bahwa setiap perbuatan muslim adalah ibadah. Amal

perbuatannya bersifat materi, sedangkan kesabaran akan hubungannya dengan Allah ketika

melakukan bisnis dinamakan ruhnya.

b. Pertumbuhan

Jika profit materi dan benefit non materi telah diraih, diupayakan pertumbuhan atau

kenaikan terus menerus setiap tahunnya dari profit dan benefit tersebut. Upaya pertumbuhan

ini tentu dalam koridor syari’ah. Misalnya, dalam meningkatkan jumlah produksi seiring

8

Page 13: Makalah AL Islam Dan Kemuhammadiyahan

dengan perluasan pasar, peningkatan inovasi sehingga bisa menghasilkan produk baru dan

sebagainya.

c. Keberlangsungan

Pencapaian target hasil dan pertumbuhan terus diupayakan keberlangsungannya dalam

kurun waktu yang cukup lama dan dalam menjaga keberlangsungan itu dalam koridor

syari’ah.

d. Keberkahan

Faktor keberkahan atau upaya menggapai ridho Allah merupakan puncak kebahagiaan

hidup manusia muslim. Para pengelola bisnis harus mematok orientasi keberkahan ini

menjadi visi bisnisnya, agar senantiasa dalam kegiatan bisnis selalu berada dalam kendali

syari’ah dna diraihnya keridhoan Allah.

2.2.4 Perbedaan Bisnis Islam dan Non Islam

Bisnis Islam yang dikendalikan oleh aturan halal dan haram, baik dari cara perolehan

maupun pemanfaatan harta, sama sekali berbeda dengan bisnis non Islam. Dengan landasan

sekularisme yang bersendikan pada nilai-nilai material, bisnis non Islam tidak

memperhatikan aturan halal dan haram dalm setiap perencanaan, pelaksanaan, dan segala

usaha yang dilakukan dalam meraih tujuan-tujuan bisnis.

Dari asas sekularisme inilah, seluruh bangunan karakter bisnis non Islam diarahkan

pada hal-hal yang bersifat bendawi dan menafikan nilai ruhiyah serta keterkaitan pelaku

bisnis pada aturan yang lahir dan nilai-nilai transendental (aturan halal haram). Kalaupun ada

aturan, semata bersifat etik yang tidak ada hubungannya dengan dosa dan pahala.

Dengan melihat karakter yang dimiliki, bisnis Islam akan hidup secara ideal dalam

sistem dan lingkungan yang Islami pula. Dalam lingkungan yang tidak Islami, sebagaimana

yang kini terjadi, disadari atau tidak, sengaja atau tidak, suka atau tidak, pelaku bisnis Islami

akan mudah sekali terseret dan sukar berbelit dalam kegiatan yang dilarang agama. Mulai

uang pelicin saat perizinan usaha, menyimpang usaha dalam rekening korang yang berbunga

hingga iklan yang tidak senonoh dan sebaliknya.

9

Page 14: Makalah AL Islam Dan Kemuhammadiyahan

Sebaliknya, bisnis non Islam juga tidak akan hidup secara ideal dalam sistem dan

lingkungan Islam, kecuali ia mengubah dirinya menjadi bisnis yang memperhatikan nilai-

nilai Islam. Bisnis non Islam dalam linkungan Islam pasti akan berhadapan dengan aturan-

aturan yang melarang segala kegiatan yang bertentangan dengan syari’at. Karenanya, bisnis-

bisnis maksiat semacam diskotik, panti pijat, perbankan ribawi, prostitusi, judi dan

sebagainya pasti tidak akan tumbuh dalam sistem Islam. Tumbuh dan tidaknya jenis kegiatan

bisnis akan sangat bergantung pada macam sistem dan lingkungan yang ada.

Untuk memperjelas perbedaan antara bisnis Islam dan non Islam, dapat dilihat dalam

skema di bawah ini :

Islam Karakter Bisnis Non Islami

Aqidah Islam (nilai-nilai

transendental)ASAS

Sekularisme (nilai-nilai material)

Dunia-akhirat MOTIVASI Dunia

Profit & benefit (non materi

Qimah), pertumbuhan,

keberlangsungan,

keberkahan

ORIENTASI

Profit,pertumbuhan,keberlangsungan

Tinggi, bisnis adalah bagian

dari ibadahETOS KERJA

Tinggi, bisnis adalah kebutuhan

duniawi

Maju & ahli dibidangnya,

konsekuensi dari kewajiban

seorang muslim

SIKAP MENTAL

Maju & produktif sekaligus

konsumtif, konsekuensi aktualisasi

diri

Cakap & ahli dibidangnya,

konsekuensi dari kewajiban

seorang muslim

KEAHLIAN

Cakap & ahli dibidangnya,

konsekuensi dari motivasi reward &

punishment

Terpecaya & bertanggung

jawab, tujuan tidak halalkan

cara

AMANAH

Tergantung kemauan individu

(pemilik kapital), tujuan

menghalalkan segala cara

Halal MODAL Halal dan haram

Sesuai dengan akad

kerjanyaSDM

Sesuai dengan akad kerjanya atau

sesuai keinginan pemilik modal

10

Page 15: Makalah AL Islam Dan Kemuhammadiyahan

Halal SUMBER DAYA Halal dan haram

Visi dan misi organisasi

terkait erat dengan misi

penciptaan manusia di dunia

MANAJEMEN

STRATEGIK

Visi dan misi organisasi ditetapkan

berdasarkan pada kepentingan

material belaka

Jaminan halal bagi setiap

masukan proses & keluaran,

mengedepankan

produktivitas dalam koridor

syari’ah

MANAJEMEN

OPERASIONAL

Tidak ada jaminan halal bagi setiap

masukan, proses & keluaran

keuangan

Jaminan halal bagi setiap

masukan, proses dan

keluaran keuangan

MANAJEMEN

KEUANGAN

Tidak ada jaminan halal bagi setiap

amsukan, proses & keluaran

keuangan

Pemasaran dalam koridor

jaminan halal

MANAJEMEN

PEMASARAN

Pemasan menghalalkan cara

SDM profesional &

berkepribadian Islam, SDM

adalah pengelola bisnis,

SDM bertanggung jawab

pada diri, majikan dan Allah

SWT.

MANAJEMEN

SDM

SDM profesional, SDM adalah

faktor produksi, SDM bertanggung

jawab pada diri & majikan

2.2.5 Akhlak Bisnis dalam Islam

Manusia bekerja bukan hanya untuk meraih sukses di dunia ini namun juga untuk

kesuksesan akhirat. Semua kerja seseorang akan menimbulkan efek yang demikian besar

pada dirinya maupun pada lingkungan di mana ia hidup, baik efek positif maupun negatif.

Dia harus bertanggung jawab dan harus memikul semua konsekuensi dan transaksi bisnisnya

selama di dunia ini pada saatnya nanti di akhirat. Keberhasilan bisnis dalam Islam tidak

dilihat dari segi perolehan profit (keuntungan) materi melainkan juga dapat dilihat peroleh

dan memberikan manfaat (keuntungan) yang bersifat non materi. Oleh karenanya, bagi setiap

pelaku bisnis (pelaku ekonomi) harus memahami hakikat berekonomi dalam Islam. Hakekat

11

Page 16: Makalah AL Islam Dan Kemuhammadiyahan

Ekonomi Islam adalah merasakan bahwa seluruh aset dan sumber daya yang digunakan

dalam melaksanakan aktivitas ekonomi adalah milik Allah. Allah telah memberikan

kepercayaan kepada manusia untuk mengelola alam dan segala isinya sesuai dengan

kehendak Allah. Dengan kata lain, menjalankan aktivitas ekonomi adalah untuk

meningkatkan keimanan dan kehambaan kepada Allah. Keuntungan yang diperoleh dalam

bisnis akan dikorbankan kembali pada jalan Allah. Keberhasilan bisnis sangat tergantung

pada kualitas moral (akhlak) dari pelaku ekonomi. Artinya, harus ada manusia yang

berprilaku (berakhlak) secara profesional (ihsan) dan itqon (tekun) dalam bidang ekonomi,

baik dalam posisinya sebagai produsen, konsumen, pengusaha, karyawan (buruh) atau

sebagai pejabat pemerintah. Karena itu perekonomian umat Islam baru dapat maju bila pola

pikir dan pola lakunya sudah itqon (tekun) dan ihsan (profesional). Ini mungkin salah satu

rahasi sabda Nabi SAW : “Sesungguhnya aku diutus untuk menyempurnakan akhlak” (HR.

Bukhori Muslim).

Bangunan ekonomi Islam didasarkan pada lima dasar universal, yakni Tauhid

(keimanan), Adil (keadilan), Nubuwah (kenabian), Khilafah (pemerintahan) dan Ma’ad

(hasil). Kelima dasar ini menjadi dasar inspirasi untuk menyusun teori ekonomi Islam.

Namun teori yang kuat dan baik tanpa diterapkan menjadi sistem akan menjadikan ekonomi

Islam hanya sebagai kajian ilmu saja tanpa memberikan dampak yang berarti dalam

kehidupan ekonomi. Karena itu, dari nilai-nilai universal yang lima tersebut dibangunlah tiga

prinsip yang menjadi ciri khas sistem ekonomi Islam, yaitu kepemilikan multi jenis,

kebebasan berusaha dan keadilan sosial. Di atas semua nilai dan prinsip tersebut dibangunlah

konsep yang yang memayungi ke semuanya itu yaitu konsep akhlak. Akhlak inilah yang

menjadi panduan para pelaku bisnis (ekonomi) dalam melakukan aktivitasnya. Penjabaran

dari nilai-nilai universal dan implikasinya dalam kegiatan bisnis sehingga membangun

prilaku atau akhlak berkeonomi dapat dilihat dalam skema di bawah ini :

No Nilai Dasar Implikasinya dalam bisnis

1. Tauhid Pelaku bisnis harus menyadari bahwa pemilik primer

langit, bumi dan seisinya adalah Allah. Ia hanya diberi

amanah untuk mengelolanya. Pemilik hakiki adalah

Allah. Manusia hanya pemilik sekunder (bendahara

Allah). Oleh karenanya pelaku bisnis harus

12

Page 17: Makalah AL Islam Dan Kemuhammadiyahan

mempertanggungjawabkan segala aktivitas bisnisnya.

2. Adil 1. Islam mendefinisikan adil dengan tidak mendholimi

dan tidak didholimi. Pelaku bisnis tidak

diperbolehkan untuk mengejar keuntungan pribadi

bila hal itu merugikan orang lain atau merusak alam.

2. Pelaku bisnis harus dapat menciptakan keseimbangan

dalam transaksi (seperti dalam takaran/timbangan)

dan tidak melakukan penindasan (seperti riba,

monopoli dan sebagainya)

3. Nubuwah :

a. Siddiq (benar dan

jujur)

1. Pelaku bisnis dalam melakukan aktivitasnya harus

sefektif (mencapai sasaran yang tepat dan benar) dan

efisien (melakukan kegiatan dengan benar), yaitu

menggunkaan teknik dan metode strategi yang tidak

menyebabkan kemubaziran.

2. Pelaku bisnis tidak mengambil keuntungan untuk diri

sendiri (tidak melakukan suap, curang, manipulasi

dan menimbun). Kejujuran atas harga yang layak dan

kejujuran atas mutu barang (tidak memalsu produk).

b. Amanah

(Tanggungjawab dan

dapat dipercaya

Pelaku bisnis harus memiliki sifat amanah (tanggung

jawab, dapat dipercaya dan kredibilitas) yang tinggi.

Dengan sifat ini akan melahirkan masyarakat yang kuat.

Karena dilandasi oleh saling percaya antara anggotanya.

Tanpa kredibilitas dan tanggung jawab, kehidupan

ekonomi dan bisnis akan hancur.

c. Fathanah

(cerdik, bijaksana dan

intelektualitas)

Pelaku bisnis dalam melakukan kegiatan bisnisnya harus

dengan ilmu, kecerdikan dan pengoptimalan segala

potensi akal untuk mencapai tujuan. Jujur, benar,

kredibilitas dan tanggung jawab dalam berekonomi dan

bisnis tidaklah cukup melainkan harus pula memiliki

kepintaran dan cerdik supaya usahanya efektif dan efisien

dan agar tidak menjadi korban penipuan.

d. Tabligh 1. Pelaku bisnis mampu menjadi pemasar-pemasar yang

13

Page 18: Makalah AL Islam Dan Kemuhammadiyahan

(komunikasi, terbuka

dan pemasaran)

tangguh dan handal/ lihai, karena sifat tabligh ini

menurunkan prinsip-prinsip ilmu komunikasi

(personal/ massa), pemasaran, penjualan, periklanan,

membuat opini masyarakat, open manajemen (iklim

terbuka).

2. Pelaku bisnis mampu bersikap inklusivistik (toleran

dan menghargai pendapat orang lain) yang lebih baik

dan lebih benar serta mampu menghidupkan potensi

inisiatif yang kreatif dan positif.

4. Khalifah

(kepemimpinan)

Dalam hadist Nabi disebutkan : berakhlaklah kalian

seperti akhlak Allah. Hadist ini dikaitkan dengan kegiatan

bisnis, dapat dipahami bahwa pelaku bisnis dapat

meneladani akhlak Allah. Akhlak Allah yang diajarkan

kepada kita adalah Asmaul Husna (nama-nama yang

baik). Misalnya, jika Allah bersifat al-Waly (Maha

Pemelihara), maka implikasi dari sifat ini, pelaku bisnis

mampu memiliki akhlak mengelola dan memeilihara

sumber daya alam dengan baik supaya bermanfaat bagi

generasi kini dan generasi selanjutnya. Implikasi dari sifat

Allah al-razaq (Maha Pemberi Rezki) adalah mampu

menjamin kebutuhan atau kecukupan hidup (kebutuhan

dasar) bagi semua manusia. Implikasi dari sifat al-Fattah

(Maha Pembuka) adalah membuat kesempatan kerja,

menciptakan iklim bisnis yang sehat dan sebagainya.

5. Ma’ad (bangkit,

kembali dan hasil)

Ma’ad berarti bangkit atau kembali, karena kita semua

akan kembali kepada Allah. Hidup manusia tidak hanya

di dunia tetapi terus berlanjut hingga akhirat. Dunia

adalah ladang akhirat, artinya dunia adalah wahana bagi

manusia untuk bekerja dan berkreatifitas (beramal saleh).

Namun akhirat lebih baik daripada dunia. Karena itu

Allah melarang kita untuk terkait pada dunia, sebab jika

dibandingkan dengan kesenangan akhirat, kesenangan

14

Page 19: Makalah AL Islam Dan Kemuhammadiyahan

dunia tidak seberapa. Allah menciptakan dunia untuk

berjuang. Perjuangan ini akan mendapat imbalan/

ganjaran, baik di dunia maupun di akhirat. Perbuatan baik

akan dibalas dengan kebaikan, perbuatan jahat akan

dibalas dengan hukuman yang setimpal. Karena itu,

Ma’ad diartikan pula “hasil atau ganjaran/ imbalan”.

Implikasi dari nilai ini dalam berekonomi dan bisnis

bahwa motivasi pelaku bisnis adalah untuk mendapatkan

laba. Laba dunia dan laba akhirat.

15

Page 20: Makalah AL Islam Dan Kemuhammadiyahan

BAB III

PENUTUP

3.1 Kesimpulan

Pengertian bisnis secara umum adalah serangkaian usaha yang dilakukan satu orang

atau lebih individu atau kelompok dengan menawarkan barang dan jasa guna mendapatkan

keuntungan / laba. Atau dengan kata lain bahwa bisnis merupakan sebuah usaha, dimana

setiap pengusaha harus siap untung & siap rugi. Bisnis tidak hanya tergantung dengan modal

uang. reputasi, keahlian, ilmu, sahabat & kerabat dapat menjadi modal bisnis.

Bisnis Islam ialah serangkaian aktivitas bisnis dalam berbagai bentuknya yang tidak

dibatasi jumlah kepemilikan (barang/jasa) termasuk profitnya, namun dibatasi dalam cara

perolehan dan pendayagunaan hartanya karena aturan halal dan haram (lihat. QS 2: 188 dan

QS 4:29). (Yusanto dan Karebet, 2002, hlm.18)

Konsep Bisnis Islam ada beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam jual beli sehingga

dapat membawa pada pola transaksi jual beli yang sehat dan menyenangkan. Konsep dalam

bisnis Islam adalah Ramah, Adil, Sabar, Amanah, Shidiq (Jujur), Tabligh dan Fathanah.

3.2 Saran

Setelah membaca makalah ini kita bisa mengambil manfaat dari makalah ini. Kita

sebagai generasi muda calon-calon pebisnis harus menerapkan bisnis yang sesuai dengan

ajaran agama islam

16

Page 21: Makalah AL Islam Dan Kemuhammadiyahan

DAFTAR PUSTAKA

Ayoe. (2009). Bisnis dalam Islam. [online]

Tersedia : http://ayoe-x.blogspot.com/2009/02/bisnis-dalam-islam.html [12 Juni 2012]

Zanikhan. Bisnis dalam Islam.[online]

Tersedia : http://zanikhan.multiply.com/journal/item/3405 [12 Juni 2012]

Muhammad Ismail Yusanto & Muhammad Karebet Widjajakusuma, Menggagas Bisnis

Islam, Gema Insani, Cet.I, Jakarta, 2002.

Sadeli, M. (2009). Pengantar Bisnis Islam.Makalah mahasiswa IAIN, Palembang.