promkes resume

18
RESUME PROMOSI KESEHATAN NAMA : RIZKY FIRDAUS NIM : 3011041103 SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN FALETEHAN (STIKes – Fa)

description

aaaws

Transcript of promkes resume

Page 1: promkes resume

RESUME

PROMOSI KESEHATAN

NAMA : RIZKY FIRDAUS

NIM : 3011041103

SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN FALETEHAN

(STIKes – Fa)

SERANG – BANTEN

Page 2: promkes resume

1.    Definisi Pendidikan Kesehatan

Promosi kesehatan/pendidikan kesehatan merupakan cabang dari ilmu kesehatan yang mempunyai dua sisi, yakni sisi ilmu dan sisi seni.

Dilihat dari sisi seni, yakni aplikasi pendidikan kesehatan adalah merupakan penunjang bagi program-program kesehatan lain. Ini artinya bahwa setiap program kesehatan yang telah ada misalnya pemberantasan penyakit menular/tidak menular, program perbaikan gizi, perbaikan sanitasi lingkungan, upaya kesehatan ibu dan anak, program pelayanan kesehatan dan lain sebagainya sangat perlu ditunjang serta didukung oleh adanya promosi kesehatan

Menurut WHO Promosi Kesehatan adalah proses untuk meningkatkan kemampuan masyarakat dalam memelihara dan meningkatkan kesehatannya. Selain itu untuk mencapai derajat kesehatan yang sempurna, baik fisik, mental, dan sosial, maka masyarakat harus mampu mengenal serta mewujudkan aspirasinya, kebutuhannya, dan mampu mengubah atau mengatasi lingkungannya (lingkungan fisik, sosial budaya dan sebagainya).

Menurut Australian Health Foundansion Promosi kesehatan adalah program-program kesehatan yang dirancang untuk membawa perubahan (perbaikan), baik di dalam masyarakat sendiri, maupun dalam organisasi dan lingkungannya.

Promosi kesehatan adalah kombinasi berbagai dukungan menyangkut pendidikan, organisasi, kebijakan dan peraturan perundangan untuk perubahan lingkungan dan perilaku yang menguntungkan kesehatan (Green dan Ottoson,1998).

 Pendidikan kesehatan adalah proses membantu sesorang, dengan bertindak secara sendiri-sendiri ataupun secara kolektif, untuk membuat keputusan berdasarkan pengetahuan mengenai hal-hal yang memengaruhi kesehatan pribadinya dan orang lain.

Promosi kesehatan adalah ilmu dan seni membantu masyarakat menjadikan gaya hidup mereka sehat optimal. Kesehatan yang optimal didefinisikan sebagai keseimbangan kesehatan fisik, emosi, sosial, spiritual, dan intelektual. Ini bukan sekedar pengubahan gaya hidup saja, namun berkairan dengan pengubahan lingkungan yang diharapkan dapat lebih mendukung dalam membuat keputusan yang sehat.

Definisi yang bahkan lebih sederhana diajukan oleh Larry Green dan parakoleganya yang menulis bahwa pendidikan kesehatan adalah kombinasi pengalaman belajar yang dirancang untuk mempermudah adaptasi suka rela terhadap perilaku yang kondusif bagi kesehatan.

Page 3: promkes resume

2.    Tujuan Pendidikan kesehatan

Perhatian utama dalam promosi kesehatan adalah mengetahui visi serta misi yang jelas. Dalam konteks promosi kesehatan “ Visi “ merupakan sesuatu atau tujuan apa yang ingin dicapai dalam promosi kesehatan sebagai salah satu bentuk penunjang program-program kesehatan lainnya.

Tentunya akan mudah dipahami bahwa visi dari promosi kesehatan tidak akan terlepas dari koridor Undang-Undang Kesehatan Nomor 23 tahun 1992 serta organisasi kesehatan dunia WHO(World Health Organization).

Adapun visi dari promosi kesehatan adalah sebagai berikut : “Meningkatnya kemampuan masyarakat untuk memelihara dan meningkatkan derajat kesehatan, baik fisik, mental, dan sosialnya sehingga produktif secara ekonomi maupun sosial.”

Pendidikan kesehatan disemua program kesehatan, baik pemberantasan penyakit menular, sanitasi lingkungan, gizi masyarakat, pelayanan kesehatan, maupun program kesehatan lainnya dan bermuara pada kemampuan pemeliharaan dan peningkatan kesehatan individu, kelompok, maupun masyarakat.

Dalam mencapai visi dari promosi kesehatan diperlukan adanya suatu upaya yang harus dilakukan dan lebih dikenal dengan istilah “ Misi ”. Misi promosi kesehatan merupakan upaya yang harus dilakukan dan mempunyai keterkaitan dalam pencapaian suatu visi.Secara umum Misi dari promosi kesehatan adalah sebagai berikut :1.Advokasi(Advocation)Advokasi merupakan perangkat kegiatan yang terencana yang ditujukan kepada para penentu kebijakan dalam rangka mendukung suatu isyu kebijakan yang spesifik. Dalam hal ini kegiatan advokasi merupakan suatu upaya untuk mempengaruhi para pembuat keputusan (decission maker) agar dapat mempercayai dan meyakini bahwa program kesehatan yang ditawarkan perlu mendapat dukungan melalui kebijakan atau keputusan-keputusan.

2.Menjembatani(Mediate)Kegiatan pelaksanaan program-program kesehatan perlu adanya suatu kerjasama dengan program lain di lingkungan kesehatan, maupun lintas sektor yang terkait. Untuk itu perlu adanya suatu jembatan dan menjalin suatu kemitraan (partnership) dengan berbagai program dan sektor-sektor yang memiliki kaitannya dengan kesehatan.Karenanya masalah kesehatan tidak hanya dapat diatasi oleh sektor kesehatan sendiri, melainkan semua pihak juga perlu peduli terhadap masalah kesehatan tersebut.Oleh karena itu promosi kesehatan memiliki peran yang penting dalam mewujudkan kerjasama atau kemitraan ini.

3.Kemampuan/Keterampilan(Enable)Masyarakat diberikan suatu keterampilan agar mereka mampu dan memelihara serta meningkatkan kesehatannya secara mandiri. Adapun tujuan dari pemberian keterampilan kepada masyarakat adalah dalam rangka meningkatkan pendapatan keluarga sehingga diharapkan dengan peningkatan ekonomi keluarga, maka kemapuan dalam pemeliharaan dan peningkatan kesehatan keluarga akan meningkat.

Page 4: promkes resume

3.    Ruang Lingkup Pendidikan Kesehatan

Secara sederhana ruang lingkup promosi kesehatan diantaranya sebagai berikut :

1. Promosi kesehatan mencakup pendidikan kesehatan (health education) yang penekanannya pada perubahan/perbaikan perilaku melalui peningkatan kesadaran, kemauan dan kemampuan.

2. Promosi kesehatan mencakup pemasaran sosial (social marketing), yang penekanannya pada pengenalan produk/jasa melalui kampanye.

3. Promosi kesehatan adalah upaya penyuluhan (upaya komunikasi dan informasi) yang tekanannya pada penyebaran informasi.

4. Promosi kesehatan merupakan upaya peningkatan (promotif) yang penekanannya pada upaya pemeliharaan dan peningkatan kesehatan.

5. Promosi kesehatan mencakup upaya advokasi di bidang kesehatan, yaitu upaya untuk mempengaruhi lingkungan atau pihak lain agar mengembangkan kebijakan yang berwawasan kesehatan (melalui upaya legislasi atau pembuatan peraturan, dukungan suasana dan lain-lain di berbagai bidang /sektor, sesuai keadaan).

6. Promosi kesehatan adalah juga pengorganisasian masyarakat (community organization), pengembangan masyarakat (community development), penggerakan masyarakat (social mobilization), pemberdayaan masyarakat (community empowerment), dll.

Ruang Lingkup Promosi Kesehatan Menurut Prof.Dr. Soekidjo Notoadmodjo, ruang lingkup promosi kesehatan dapat dilihat dari 2 dimensi yaitu:

a) dimensi aspek pelayanan kesehatan, danb) dimensi tatanan (setting) atau tempat pelaksanaan promosi kesehatan.

A. Ruang Lingkup Berdasarkan Aspek Kesehatan.

Secara umum bahwa kesehatan masyarakat itu mencakup 4 aspek pokok, yakni:

promotif, preventif, kuratif, dan rehabilitatif.

Page 5: promkes resume

a. Sedangkan ahli lainnya membagi menjadi dua aspek, yakni :Aspek promotif dengan sasaran kelompok orang sehat, dan

b. Aspek preventif (pencegahan) dan kuratif (penyembuhan) dengan sasaran kelompok orang yang memiliki resiko tinggi terhadap penyakit dan kelompok yang sakit.

Dengan demikian maka ruang lingkup promosi kesehatan di kelompok menjadi dua yaitu :

a. Pendidikan kesehatan pada aspek promotif.b. Pendidikan kesehatan pada aspek pencegahan dan penyembuhan.c. Ruang Lingkup Promosi Kesehatan Berdasarkan Tatanan Pelaksanaan.

B. Ruang lingkup promosi kesehatan ini dikelompokkan menjadi :a. Promosi kesehatan pada tatanan keluarga (rumah tangga).b. Pendidikan kesehatan pada tatanan sekolah.c. Pendidikan kesehatan di tempat kerja.d. Pendidikan kesehatan di tempat-tempat umum.e. Pendidikan kesehatan pada fasilitas pelayanan kesehatan.

C. Ruang Lingkup Berdasarkan Tingkat Pelayanan.a. Pada ruang lingkup tingkat pelayanan kesehatan promosi kesehatan dapat dilakukan berdasarkan lima tingkat pencegahan (five level of prevention) dari Leavel and Clark.Promosi Kesehatan.

b. Perlindungan khusus (specific protection).c. Diagnosis dini dan pengobatan segera (early diagnosis and prompt treatment).d. Pembatasan cacat (disability limitation)e. Rehabilitasi (rehabilitation).

4.    Komunikasi dalam Pendidikan Kesehatan.

Advocacy/advokasi di bidang kesehatan mulai digunakan dalam program kesehatan masyarakat pertama kali oleh WHO pada tahun 1984 sebagai salah satu strategi global Pendidikan atau Promosi Kesehatan.WHO merumuskan bahwa dalam mewujudkan visi dan misi Promosi Kesehatan secara efektif  menggunakan 3 strategi pokok,yaitu :

1) A dvocacy,2) Social support,3) Empowerment.

Advokasi diartikan sebagai upaya pendekatan terhadap orang lain yang dianggap mempunyai pengaruh terhadap keberhasilan suatu program  atau kegiatan yang dilaksanakan.Oleh karena itu yang 

Page 6: promkes resume

menjadi sasaran advokasi adalah para pemimpin atau pengambil kebijakan( policy makers) atau pembuat keputusan(decision makers) baik di institusi pemerintah maupun swasta.

Dalam advokasi peran komunikasi sangat penting,sehingga komunikasi dalam rangka advokasi kesehatan memerlukan kiat khusus  agar komunikasi efektif.Kiat-kiatnya antara lain sebagai berikut :

1.    Jelas ( clear )

2.    Benar ( correct )

3.    Konkret ( concrete )

4.    Lengkap ( complete )

5.    Ringkas ( concise )

6.    Meyakinkan ( Convince )

7.    Konstekstual ( contexual )

8.    Berani ( courage )

9.    Hati –hati ( coutious )

10. Sopan ( courteous )

Prinsip dasar Advokasi tidak hanya sekedar melakukan lobby politik,tetapi mencakup kegiatan persuasif ,memberikan semangat dan bahkan sampai memberikan pressure atau tekanan kepada para pemimpin institusi.

Tujuan advokasi yaitu :

Komitmen politik ( Political commitment )

Komitmen para pembuat keputusan atau penentu kebijakan sangat penting untuk mendukung atau mengeluarkan peraturan-peraturan yang berkaitan dengan kesehatan masyarakat,misalnya untuk pembahasan kenaikan anggaran kesehatan,contoh konkrit pencanangan Indonesia Sehat 2010 oleh presiden. Untuk  meningkatkan komitmen ini sangat dibutuhkan advokasi yang baik.

Dukungan kebijakan ( Policy support )

Adanya komitmen politik dari para eksekuti,maka perlu ditindaklanjuti dengan   advokasi lagi agar dikeluarkan kebijakan untuk mendukung program yang telah memperoleh komitmen politik tersebut.

Penerimaan sosial (Social acceptance )

Page 7: promkes resume

Penerimaan sosial artinya diterimanya suatu program oleh masyarakat. Suatu program kesehatan yang telah memperoleh komitmen dan dukungan kebijakan,maka langkah selanjutnya adalah mensosialisasikan program tersebut untuk memperoleh dukungan masyarakat.

Dukungan sistem ( System support )

Agar suatu program kesehatan berjalan baik maka perlunya sistem atau prosedur kerja yang jelas mendukung.

Metode atau cara dan teknik advokasi untuk mencapai tujuan ada bermacam-macam, yaitu :

1.    Lobi politik ( political lobying )

2.    Seminar/presentasi

3.    Media

4.    Perkumpulan

Ada 8 unsur dasar advokasi,yaitu :

1.    Penetepan tujuan advokasi

2.    Pemanfaatan data dan riset untuk advokasi

3.    Identifikasi khalayak sasaran

4.    Pengembangan dan penyampaian pesan advokasi

5.    Membangun koalisi

6.    Membuat presentasi yang persuasif

7.    Penggalangan dana untuk advokasi

8.    Evaluasi upaya advokasi.

Ada 5 pendekatan utama advokasi,yaitu :

1.    Melibatkan para pemimpin

2.    Bekerja dengan media massa

3.    Membangun kemitraan

4.    Memobilisasi massa

5.    Membangun kapasitas.

Page 8: promkes resume

LANGKAH-LANGKAH ADVOKASI

1. Tahap Persiapan

Persiapan advokasi yang paling penting adalah menyusun bahan/materi atau instrumen advokasi.Bahan advokasi adalah: data-à informasi–à bukti yang dikemas dalam bentuk tabel,grafik atau diagram yang mnjelaskan besarnya masalah kesehatan,akibat atau dampak masalah, dampak ekonomi, dan program yang diusulkan/proposal program.

2.   Tahap pelaksanaan

Pelaksanaan advokasi tergantung dari metode atau cara advokasi.

3.   Tahap Penilaian

5. Sasaran Promosi Kesehatan

            Berdasarklan pentahapan upaya promosi kesehatan, maka sasaran dibagi dalam tiga kelompok sasaran, yaitu :

1. Sasaran Primer (primary target)Sasaran umumnya adalah masyarakat yang dapat dikelompokkan menjadi, kepala keluarga untuk masalah kesehatan umum, Ibu hamil dan menyusui anak untuk masalah KIA (Kesehatan Ibu dan Anak) serta anak sekolah untuk kesehatan remaja dan lain sebagianya. Sasaran promosi ini sejalan dengan strategi pemberdayaan masyarakat (empowerment).

2. Sasaran Sekunder (secondary target)Sasaran sekunder dalam promosi kesehatan adalah tokoh-tokoh masyarakat, tokoh agama, tokoh adat, serta orang-orang yang memiliki kaitan serta berpengaruh penting dalam kegiatan promosi kesehatan, dengan harapan setelah diberikan promosi kesehatan maka masyarakat tersebut akan dapat kembali memberikan atau kembali menyampaikan promosi kesehatan pada lingkungan masyarakat sekitarnya.Tokoh masyarakat yang telah mendapatkan promosi kesehatan diharapkan pula agar dapat menjadi model dalam perilaku hidup sehat untuk masyarakat sekitarnya.

3. Sasaran Tersier (tertiary target)Adapun yang menjadi sasaran tersier dalam promosi kesehatan adalah pembuat keputusan (decission maker) atau penentu kebijakan (policy maker). Hal ini dilakukan dengan suatu harapan agar kebijakan-kebijakan atau keputusan yang dikeluarkan oleh kelompok tersebut akan memiliki efek/dampak serta pengaruh bagi sasaran sekunder maupun sasaran primer dan usaha ini sejalan dengan strategi advokasi (advocacy)

Page 9: promkes resume

Media Promosi Kesehatan

Kata Media sendiri berasal dari bahasa Latin dan merupakan bentuk jamak dari kata Medium yang secara harfiah berarti “ Perantara “ atau “ Pengantar ”. Dengan demikian, maka media merupakan wahana penyalur informasi belajar atau penyalur pesan. Telah banyak pakar dan juga organisasi (lembaga) yang mendefinisikan media pembelajaran ini, beberapa definisi tentang media pembelajaran ini adalah sebagai berikut :

§   Media pembelajaran atau media pendidikan adalah seluruh alat dan bahan yang dapat dipakai untuk media pendidikan seperti radio, televisi, buku, koran, majalah dan sebagainya (Rossi & Breidle, 1966: 3)

§    Sarana komunikasi dalam bentuk cetak maupun audio visual, termasuk teknologi perangkat kerasnya (NEA, 1969)

§    Alat untuk memberikan perangsang bagi siswa supaya terjadi proses belajar (Briggs, 1970)§   Segala bentuk dan saluran yang dipergunakan untuk proses penyaluran pesan (AECT, 1977)

Dari berbagai pendapat di atas, dapat ditarik kesimpulan bahwa pada dasarnya semua pendapat tersebut memposisikan media sebagai suatu alat atau sejenisnya yang dapat dipergunakan sebagai pembawa pesan dalam suatu kegiatan pembelajaran. Pesan yang dimaksud adalah materi pelajaran, dimana keberadaan media tersebut dimaksudkan agar pesan dapat lebih mudah dipahami dan dimengerti oleh siswa. Bila media adalah sumber belajar, maka secara luas media dapat diartikan dengan manusia, benda, ataupun peristiwa yang memungkinkan anak didik memperoleh pengetahuan dan keterampilan. Media promosi kesehatan adalah semua sarana atau upaya untuk menampilkan pesan atau informasi yang ingin disampaikan oleh komunikator, baik itumelaluimedia cetak, elektronika danmedia luar ruang, sehingga sasaran dapatmeningkat pengetahuannya yang akhirnya dapat berubah perilaku ke arah positif terhadap kesehatan. (Soekidjo:2005).

a.      Tujuan Media PromosiDalam proses belajar mengajar kehadiran media mempunyai arti yang cukup penting. Tujuan media promosi kesehatan:

§       Media dapat mempermudah penyampaian informasi§       Media dapat menghindari kesalahan persepsi§       Dapat memperjelas informasi

Page 10: promkes resume

§       Media dapat mempermudah pengertian§       Mengurangi komunikasi yang verbalistik§       Dapatmenampilkan obyek yang tidak bisa ditangkap mata§       Memperlancar komunikasi

b.     Teori Media PromosiUntuk lebih memahami peran dan kedudukan media dalam proses pembelajaran, terutama dalam perannya membantu siswa untuk memberikan pengalaman, maka Edgar Dale (1969) melukiskan berbagai pengalaman belajar itu dalam suatu kerucut yang dinamakan Kerucut Pengalaman (Cone of Experience).

Dari gambar tersebut dapat kita lihat rentangan tingkat pengalaman dari yang bersifat langsung hingga ke pengalaman melalui simbol-simbol komunikasi, yang merentang dari yang bersifat kongkrit ke abstrak, dan tentunya memberikan implikasi tertentu terhadap pemilihan metode dan bahan pembelajaran, khususnya dalam pengembangan Teknologi Pembelajaran. Pemikiran Edgar Dale tentang Kerucut Pengalaman (Cone of Experience) ini merupakan upaya awal untuk memberikan alasan atau dasar tentang keterkaitan antara teori belajar dengan komunikasi audio-visual.

Kerucut Edgar Dale ini memberikan gambaran pada kita bahwa proses pengalaman belajar yang diperoleh siswa dapat melalui proses perbuatan atau mengalaminya langsung, melalui proses pengamatan dan mendengarkan melalui media tertentu atau mungkin hanya melalui proses mendengarkan melalui bahasa. Jika pengalaman belajar melalui pengalaman langsung, maka akan memberikan hasil belajar yang kongkret. Jika hal demikian tidak mungkin terjadi dalam kelas, seperti misalnya proses persalinan pada binatang, maka guru dapat menggunakan model, dengan demikian siswa akan tetap mendapatkan pengalaman yang mendekati kongkret. Begitu seterusnya, semakin keatas dari kerucut pengalaman Edgar Dale ini, maka pengalaman belajar yang diperoleh siswa akan semakin abstrak. Semakin konkret siswa mempelajari bahan pengajaran, maka semakin banyaklah pengalaman belajar yang diperolehnya.

Media merupakan wadah dari pesan yang oleh sumber pesan ataupun penyalurnya ingin diteruskan kepada sasaran atau penerima pesan tersebut. Media pembelajaran berperan sebagai “wahana penyalur pesan atau informasi belajar sehingga mengkondisikan seseorang untuk belajar”. Secara umum media memiliki kegunaan yaitu: memperjelas pesan agar tidak terlalu verbalistis, mengatasi keterbatasan ruang, waktu tenaga dan daya indra, menimbulkan gairah belajar, interaksi lebih langsung antara murid dengan sumber belajar, memungkinkan anak belajar mandiri sesuai dengan bakat dan kemampuan visual, auditori & kinestetiknya, memberi rangsangan yang sama, mempersamakan pengalaman & menimbulkan persepsi yang sama.

c.      Penggolongan Media Promosi Kesehatan1.      Berdasarakan bentuk umum penggunaan

Page 11: promkes resume

a)      Bahan bacaan : modul, buku rujukan/bacaan, leaflet majalah, buletin, tabloid dllb)     Bahan peragaan : poster tunggal, poster seri, flip chart, transparansi, slide, film dll

2.      Berdasarkan cara produksia)      Media cetak yaitu suatu media statis dan mengutamakan pesan–pesan visual. Pada umumnya

terdiri dari gambaran sejumlah kata, gambar atau foto dalam tata warna. Contoh : Poster, Leaflet, Brosur, Majalah, Surat Kabar, Lembar Balik, Stiker, Pamflet. Fungsi Utama : Memberi Informasi dan Menghibur.

•    Kelebihan: Tahan lama, Mencakup banyak orang, Biaya tidak terlalu tinggi, Tidak perlu energi listrik, Dapat dibawa, Mempermudah pemahaman, Meningkatkan gairah belajar.

•    Kelemahan : Tidak dapat mensimulasi efek suara dan efek gerak, Mudah terlipatb)     Media elektronik yaitu suatu media bergerak dan dinamis dapat dilihat dan didengar dalam

menyampaikan pesannya melalui alat bantu elektronika. Contoh : Televisi, Radio, Film, Kaset, CD, VCD, DVD, Slide Show, CD Interactive, dan lain-lain.

•    Kelebihan: Sudah dikenal masyarakat, Melibatkan semua panca indra, Lebihmudah dipahami, Lebihmenarik karena ada suara & gambar, Bertatap muka penyajian dapat dikendalikan, jangkauan relatif lebih besar / luas, Sebagai alat diskusi dapat diulang-ulang.

•    Kelemahan: Biaya lebih tinggi, Sedikit rumit, Memerlukan energi listrik, Diperlukan alat canggih dalamproses produksi, Perlu persiapan yang matang, Peralatan yang selalu berkembang& berubah, Perlu ketrampilan penyimpanan, Perlu ketrampilan dalam pengoperasian.

c)      Media luar ruang yaitu suatu media yang menyampaikan pesannya di luar ruang secara umummelalui media cetak dan elektronik secara statis . Contoh : Papan Reklame, Spanduk, Pameran, Banner, TV Layar Lebar, dan lain-lain.

• Kelebihan: Sebagai informasi umumdan hiburan, Melibatkan semua panca indra, Lebihmenarik karena ada suara dan gambar, Adanya tatapmuka, Penyajian dapat dikendalikan, Jangkauan relatif lebih luas.

• Kelemahan: Biaya lebih tinggi, Sedikit rumit, Ada yang memerlukan listrik dan atau alat canggih, Perlu kesiapan yang matang, Peralatan yang selalu berkembang dan berubah, Perlu ketrampilan penyimpanan.

3.       Dilihat dari sifatnya, media dapat dibagi ke dalama)      Media auditif yaitu media yang hanya dapat didengar saja, atau media yang hanya memiliki

unsur suara, seperti radio dan rekaman suara.b)     Media visual yaitu media yang hanya dapat dilihat saja, tidak mengandung unsur suara. Jenis

media yang tergolong ke dalam media visual adalah: film slide, foto, transparansi, lukisan, gambar, dan berbagai bentuk bahan yang dicetak seperti media grafis dan lain sebagainya.

c)      Media audiovisual yaitu jenis media yang selain mengandung unsur suara juga mengandung unsur gambar yang bisa dilihat, misalnya rekaman video, berbagai ukuran film, slide suara, dan lain sebagainya. Kemampuan media ini dianggap lebih baik dan lebih menarik, sebab mengandung kedua unsur jenis media yang pertama dan kedua.

Page 12: promkes resume

MOTIVASI DALAM PROMOSI KESEHATAN

MOTIVASI DALAM PROMOSI KESEHATAN

PENGERTIAN Motivasi: kekuatan dorongan yang menggerakan kita untuk berperilaku tertentu

Motivasi: interaksi antara perilaku dan lingkungan sehingga sehingga dapat meningkatkan, menurunkan atau mempertahankan perilaku

PENDEKATAN MEMPELAJARI MOTIVASI

Pendekatan Instink: Instink adalah pola perilaku yang kita bawa sejak lahir yang secara biologis diturunkan

Instink yang mendasar adalah:

1. Instink menyelamatkan diri

2. Instink bertahan hidup

Pedekatan Pemuasan Kebutuhan Manusia terdorong melakukan sesuatu guna mencapai tujuanya dan tercapailah keseimbangan

Contoh: jika kita sakit kepala, tubuh menjadi tidak seimbang, kita berusaha minum obat agar tercapai keseimbangan

Pendekatan Insentif Insentif merupakan stimulus yang menarik seseorang untuk melakukan sesuatu

Contoh: seorang ibu membawa balitanya ke Posyandu, karena ingin mendapatkan PMT

Pendekatan Arousal Mencari jawaban atas perilaku dimana tujuan dari perilaku ini adalah untuk memelihara atau meningkatkan rasa ketegangan

Contoh: pecandu heroin, di awal akan merasa nikmat saat minum heroin, namun suatu saat dosis nya tidak membuat nikmat lagi, untuk itu dia menambah dosis agar tercapai kenikmatan baru

Pendekatan Kognitif Motivasi adalah produk dari pikiran, harapan dan tujuan seseorang

Dibagi dua: motif instrinsik dan ekstrinsik

Contoh: Bidan yang tugas didaerah terpencil, jika bidan tersebut kerja karena senang dengan profesinya disebut motif intrnsik, jika ingin mendapat penghargaan disebut motif ekstrinsik

TEORI MOTIVASI Teori motivasi dibagi dua:

1. Teori kebutuhan: content theory

2. Teori Proses: prosecess theory, memahami proses berpikir yang dapat mendorong seseorang berperilaku

Page 13: promkes resume

Teori Kebutuhan Maslow:1. Kebutuhan Fisiologis

2. Kebutuhan akan rasa aman

3. Kebutuhan untuk dicintai dan mencintai

4. Kebutuhan untuk dihargai

5. Aktualisasi diri

Teori Kebutuhan Alderfer:1. Kebutuhan untuk berkembang (growth)

2. Kebutuhan untuk membina hubungan (relatedness)

3. Kebutuhan untuk eksis (existence)

Teori Kebutuhan Mc Leland:1. Kebutuhan untuk berprestasi (n-achievement)

2. Kebutuhan untuk berafiliasi (n-affiliation)

3. Kebutuhan untuk berkuasa (n-power)

Teori dua faktor Hertberg:1. Hiegyne factor: faktor yang jika terpenuhi tidak dapat memberikan kepuasan kepada karyawan, namun hanya dapat menghilangkan rasa tidak puas

2. Motivating factor: faktor yang jika terpenuhi dapat menimbulkan rasa puas, namun tidak tidak dapat menghilangkan rasa tidak puas

TEORI MOTIVASI PROSES

Teori Keadilan Adams (equity theory) Teori ini mengatakan bahwa jika seseorang merasa diperlakukan tidak adil, maka ia tidak akan termotivasi untuk melakukan tugasnya

Teori Harapan (expectancy theory) Motivasi seseorang untuk melakukan sesuatu tergantung:

1. Seberapa yakin orang tsb terhadap hubungan antara usaha dan keberhasilan

2. Hubungan antara keberhasilan dengan imbalan yang diperoleh

3. Seberapa bernilainya imbalan tsb baginya

JENIS MOTIVASI Ada 2 jenis motif:

1. Motif Biologis (dibawa sejak lahir): lapar, haus , seks, pengaturan suhu tubuh, tidur, menghindari rasa sakit, kebutuhan akan oksigen

2. Motif Sosial (tidak dibawa sejak lahir): Mendapatkan perhargaan, berkuasa

PENGUKURAN MOTIVASI Cara pengukuran motivasi:

1. Tes Proyektil

Page 14: promkes resume

2. Kuesioner

3. Observasi Perilaku

Tes Proyektil Apa yang kita katakan merupakan cerminan dari apa yang ada dalam diri kita

Untuk mengetahui pikiran manusia, kita beri stimulus yang harus diinterpretasikan

Contoh: Thematic Apperception Test (TAT): klien diberi gamber, kemudian disuruh membuat cerita tentang gambar itu, lalu kita telaah motivasi berdasarkan cerita yang dibuat

Kuesioner Klien diberi kuesioner yang berisi pertanyaan yang dapat memancing motivasi klien

Contoh: Edward’s Personal Preference Schedule, yg terdiri 210 pertanyaan

Berdasarkan jawaban akan dikaji kebutuhan apa yang paling dominan

Observasi Perilaku Membuat situasi sihingga klien dapat memunculkan perilaku yang mencerminkan motivasinya

MOTIVASI BERPERILAKU SEHAT Untuk berperilaku sehat diperlukan 3 hal (Elder, 1994):

1. Pengetahuan yang tepat

2. Motivasi

3. Ketrampilan untuk berperilaku sehat

Jika seseorang tidak punya ketrampilan untuk memunculkan perilaku sehat disebut: skill deficits, cara perbaikan dengan pelatihan

Jika seseorang memiliki pengetahuan dan ketrampilan tetapi tidak puanya motivasi disebut: performance deficits, cara perbaikan pemberian reward and punishment

Mengapa orang sulit berperilaku sehat?

1. Perilaku tidak sehat lebih menyenangkan daripada perilaku sehat

2. Perubahan perilaku tidak sehat menjadi sehat tidak berdampak langsung secara cepat

3. Memotivasi orang sehat lebih sulit daripada orang sakit

4. Faktor lingkungan tidak mendukung