Proj-ANTAM-ok

32
BAB I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang PT. ANTAM Tbk. merupakan salah satu perusahaan tambang milik negara yang sangat besar peranannya di bidang industri pertambangan Indonesia, dimana selain memberi kontribusi terhadap pendapatan negara juga membuka kesempatan kerja bagi masyarakat di sekitar areal pertambangan. Salah satu kegiatan yang dilakukan PT. ANTAM Tbk. adalah kegiatan penambangan bijih nikel di P. Gee, yaitu sejak tahun 1998, dimana dalam beberapa tahun kedepan deposit bijih nikel yang ada diperkirakan akan segera habis dan dengan demikian kegiatan penambangan pun akan berakhir. Berdasarkan Peraturan Menteri Pertambangan dan Energi No. 1211.K/008/M.PE/1995 maka perusahan pertambangan yang akan masuk masa pasca tambang diwajibkan untuk membuat Rencana Penutupan Tambang selambatnya satu tahun sebelum berakhirnya operasi kegiatan penambangan dan pengolahan mineral, dimana salah satu kewajiban perusahaan adalah melakukan rehabilitasi lahan terganggu akibat penambangan. Kegiatan rehabilitasi lahan perlu dilakukan dengan sebaik mungkin, secara menyeluruh dengan memperhatikan berbagai aspek. Agar kegiatan rehabilitasi lahan dapat berjalan dengan berencana, terarah, berjalan efektif dan menghasilkan lahan pasca tambang yang memenuhi kriteria sesuai kaidah yang berlaku, maka diperlukan adanya Disain Program Menyeluruh Rehabilitasi Lahan di P. Gee Pasca Penambangan. PROPOSAL TEKNIS I - 1

Transcript of Proj-ANTAM-ok

Page 1: Proj-ANTAM-ok

BAB I.

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

PT. ANTAM Tbk. merupakan salah satu perusahaan tambang milik negara

yang sangat besar peranannya di bidang industri pertambangan Indonesia,

dimana selain memberi kontribusi terhadap pendapatan negara juga membuka

kesempatan kerja bagi masyarakat di sekitar areal pertambangan.

Salah satu kegiatan yang dilakukan PT. ANTAM Tbk. adalah kegiatan

penambangan bijih nikel di P. Gee, yaitu sejak tahun 1998, dimana dalam

beberapa tahun kedepan deposit bijih nikel yang ada diperkirakan akan segera

habis dan dengan demikian kegiatan penambangan pun akan berakhir.

Berdasarkan Peraturan Menteri Pertambangan dan Energi No.

1211.K/008/M.PE/1995 maka perusahan pertambangan yang akan masuk

masa pasca tambang diwajibkan untuk membuat Rencana Penutupan

Tambang selambatnya satu tahun sebelum berakhirnya operasi kegiatan

penambangan dan pengolahan mineral, dimana salah satu kewajiban

perusahaan adalah melakukan rehabilitasi lahan terganggu akibat

penambangan.

Kegiatan rehabilitasi lahan perlu dilakukan dengan sebaik mungkin, secara

menyeluruh dengan memperhatikan berbagai aspek. Agar kegiatan rehabilitasi

lahan dapat berjalan dengan berencana, terarah, berjalan efektif dan

menghasilkan lahan pasca tambang yang memenuhi kriteria sesuai kaidah

yang berlaku, maka diperlukan adanya Disain Program Menyeluruh Rehabilitasi

Lahan di P. Gee Pasca Penambangan.

PROPOSAL TEKNIS I - 1

Page 2: Proj-ANTAM-ok

Dalam membuat Disain Program Menyeluruh Rehabilitasi Lahan di P. Gee

Pasca Penambangan, maka terlebih dahulu perlu diketahui kegiatan

penambangan yang dilakukan di pulau tersebut, terutama kegiatan-kegiatan

yang menimbulkan dampak terhadap lingkungan.

Beberapa dampak lingkungan yang timbul akibat kegiatan pertambangan

antara lain berupa : terjadinya perubahan bentang alam, erosi dan sedimentasi,

penurunan produktivitas lahan, pencemaran air permukaan, penurunan

permukaan air tanah (water table), terganggunya flora dan fauna, dan

terjadinya perubahan iklim mikro, serta gangguan kesehatan masyarakat akibat

merosotnya kualitas lingkungan.

Error!

• PERUBAHAN BENTANG ALAM

• EROSI DAN SEDIMENTASI

• PENURUNAN PRODUKTIVITAS LAHAN

• PENCEMARAN AIR PERMUKAAN

• PENURUNAN PERMUKAAN AIR TANAH

• TERGANGGUNYA FLORA/FAUNA

• PERUBAHAN IKLIM MIKRO

• GANGGUAN KESEHATAN MASYARAKAT

KEGIATAN PENAMBANGAN

Gambar 1. Dampak Kegiatan Penambangan terhadap Komponen Lingkungan

Dampak lingkungan yang ditimbulkan tersebut seringkali masih tetap

berlangsung meskipun kegiatan penambangan telah berakhir. Oleh karena itu,

perlu dilakukannya disain yang benar-benar dapat mengatasi permasalahan

lingkungan yang ada.

PROPOSAL TEKNIS I - 2

Page 3: Proj-ANTAM-ok

1.2. Maksud dan Tujuan

PT. Envitech Bumi Lestari adalah sebuah perusahaan konsultan yang bergerak

dalam bidang lingkungan dan pertambangan, berkeinginan untuk diikutsertakan

dalam pekerjaan pembuatan dokumen Disain Program Menyeluruh Rehabilitasi

Lahan di P. Gee Pasca Penambangan.

Usulan Teknis ini berisi tentang pemahaman konsultan mengenai Kerangka

Acuan Kerja (KAK) yang telah dibuat PT. ANTAM Tbk. dan teknologi yang

ditawarkan PT. Envitech Bumi Lestari untuk merehabilitasi lahan P. Gee.

Dokumen yang akan disusun maupun masukan teknologi yang akan diberikan

oleh konsultan akan mengacu kepada tujuan utama dilakukannya penyusunan

dokumen, yaitu :

a. Membuat rencana induk kegiatan rehabilitasi lahan di P. Gee,

b. Melakukan inventarisasi permasalahan, kendala dan masukan teknologi

dalam melakukan kegiatan rehabilitasi lahan di P. Gee sehingga dapat

berjalan efektif dan efisien,

c. Melakukan simulasi kondisi lahan P. Gee pasca pertambangan.

1.3. Kegunaan

Kegunaan dokumen Disain Program Menyeluruh Rehabilitasi Lahan di P. Gee

Pasca Penambangan bagi PT. ANTAM Tbk. adalah sebagai berikut :

a. Sebagai acuan dan pedoman dalam melakukan kegiatan reklamasi dan

revegetasi lahan eks penambangan dan langkah terganggu lainnya di P.

Gee,

b. Sebagai acuan dalam melakukan pemantauan dalam rehabilitasi lahan,

c. Sebagai informasi bagi perusahaan, kontraktor maupun stake holder

lainnya berkaitan dengan rehabilitasi lahan di P. Gee,

d. Sebagai pilot project kegiatan rehabilitasi lahan di PT. ANTAM Tbk.

PROPOSAL TEKNIS I - 3

Page 4: Proj-ANTAM-ok

BAB II.

GAMBARAN UMUM LOKASI STUDI

2.1. Gambaran Umum Kegiatan di Pulau Gee

Secara geografis, P. Gee terletak antara titik koordinat :

128o 19’ 15” - 128o 20’ 00” Bujur Timur dan

0o 49’ 00” - 0o 50’ 00” Lintang Utara.

Secara administratif P. Gee terletak dalam wilayah administratif Kabupaten

Halmahera Timur, Propinsi Maluku Utara.

Rincian kegiatan yang ada di P. Gee adalah sebagai berikut :

Pemilik Kegiatan : PT. ANTAM Tbk.

Nama Kegiatan : Tambang Nikel P. Gee

Lokasi Kegiatan : P. Gee, Kabupaten Halmahera Timur, Propinsi

Maluku Utara

Luas Areal : Luas areal P. Gee sekitar 100 Ha

Potensi Cadangan : Potensi cadangan bijih nikel ekonomis diperkirakan

akan habis pada tahun 2007.

Sistem Penambangan : Tambang Permukaan

Usia Tambang : Sejak tahun 1998.

PROPOSAL TEKNIS II - 1

Page 5: Proj-ANTAM-ok

2.2. Pencapaian ke Lokasi Kegiatan

P. Gee dapat dicapai dari Jakarta dengan dengan menggunakan pesawat

udara reguler dengan rute Jakarta – Ternate – Buli, dari Buli ke P. Gee

dilanjutkan dengan menggunakan perahu motor. Secara lebih rinci pencapaian

ke lokasi studi dapat dilihat pada tabel 2.1. dan gambar 2.1. berikut :

Tabel 2.1. Pencapaian ke Lokasi Kegiatan

No. Rute Alat Transportasi Waktu Tempuh

1. Jakarta – Ternate (Melalui Menado

atau Makasar)

Pesawat Udara

2. Ternate – Buli Pesawat Udara CASA 212 40 menit

3. Buli – P. Gee Perahu Motor 20 menit

Gambar 2.1. Rute Pencapaian ke Lokasi Kegiatan

PROPOSAL TEKNIS II - 2

Page 6: Proj-ANTAM-ok

2.3. Gambaran Kondisi Lahan yang Akan Direhabilitasi Kondisi permukaan lahan bekas tambang di P. Gee dapat dilihat pada gambar

2.2., dimana bentuk permukaan lahan yang ada cukup bervariasi dari datar

hingga curam. Kondisi lereng yang terkupas dan berbentuk curam terutama

pada bagian sebelah barat pulau, sedangkan pada sisi lainnya tebing pantai

masih berwarna hijau (tidak terganggu).

Pada saat kegiatan anwidjzing diperlihatkan foto P. Gee dari udara, terlihat dari

foto tersebut bahwa sebagian besar lahan di Pulau Gee telah terkupas tanah

pucuknya (top soil), sehingga yang tersisa adalah bahan induk (saprolit) yang

berwarna kemerahan yang diduga memiliki kandungan Fe yang cukup tinggi.

Gambar 2.2. Peta Topografi P. Gee

PROPOSAL TEKNIS II - 3

Page 7: Proj-ANTAM-ok

BAB III.

LINGKUP PEKERJAAN

Lingkup pekerjaan pembuatan dokumen Disain Program Menyeluruh

Rehabilitasi Lahan di P. Gee Pasca Penambangan adalah sebagai berikut :

a. Studi Literatur

b. Penyusunan Kerangka Acuan dan Presentasi

c. Studi Lapangan dan Analisis Laboratorium

d. Penyusunan Dokumen Disain Program Menyeluruh Rehabilitasi Lahan di

P. Gee Pasca Penambangan

e. Presentasi Disain Program

f. Perbaikan dan Penyempurnaan Dokumen.

3.1. Studi Literatur

Studi Literatur meliputi hal-hal sebagai berikut :

a. Peraturan perundangan yang berkaitan

b. Keadaan tapak kegiatan saat ini berdasarkan

- Data lingkungan fisik (iklim, penggunaan lahan dll)

- Data pendukung lainnya seperti data citra satelit

c. Kondisi daerah dan potensi pengembangan

- Kondisi lahan

- Potensi sumberdaya lokal yang dapat dimanfaatkan

- Kelembagaan

3.2. Penyusunan Kerangka Acuan dan Presentasi

Berdasarkan studi literatur, selanjutnya disusun rencana detil kerangka acuan

kerja yang akan dilaksanakan dan format dokumen yang akan dihasilkan,

PROPOSAL TEKNIS III - 1

Page 8: Proj-ANTAM-ok

sehingga pengumpulan data lapangan diperkirakan akan terpenuhi secara

menyeluruh. Kerangka Acuan Kerja berisikan sebagai berikut :

1. Pendahuluan

2. Deskripsi Kegiatan

3. Ruang Lingkup Studi

4. Metode Pengumpulan Data dan Analisis

5. Susunan Tim

6. Rencana Detil Studi Lapangan

7. Usulan Format Dokumen yang dihasilkan.

Selanjutnya Kerangka Acuan Kerja harus dipresentasikan dihadapan Tim dari

PT. ANTAM Tbk. untuk mendapat masukan dan penyempurnaan.

3.3. Studi Lapangan dan Analisis Laboratorium

Berdasarkan Kerangka Acuan Kerja, dilakukan studi lapangan untuk

mendapatkan data data yang diperlukan khususnya data primer, baik itu melalui

pengambilan contoh lingkungan fisik maupun non fisik, dan hasil penelitian

lainnya yang berkaitan bagi pengembangan potendi sumberdaya setempat.

Selanjutnya data-data tersebut dilakukan analisis di laboratorium yang

representatif. Pengumpulan data di lapangan sedikitnya mencakup.

- Kondisi lingkungan fisik tapak kegiatan

- Kondisi sumberdaya lokal dan kemungkinan memanfaatkannya

- Kondisi saat ini dan prediksi pasca tambang

- Rencana pengembangan ke depan (berdasarkan dari rencana tata kota

ruang wilayah daerah, potensi sumberdaya, serta ketersediaan sarana

dan prasarana)

- Hal-hal lain yang berkaitan.

PROPOSAL TEKNIS III - 2

Page 9: Proj-ANTAM-ok

3.4. Penyusunan Disain Program Menyeluruh Rehabilitasi Lahan di P. Gee

Pasca Penambangan

Penyusunan Disain Program Menyeluruh Rehabilitasi Lahan di P. Gee Pasca

Penambangan, harus mengacu dan memasukkan unsur teknologi dengan tetap

memperhatikan nilai estetika, sehingga program dapat dilaksanakan secara

efektif, realistis dan dengan biaya yang wajar serta hasil rehabilitasi

mengandung nilai estetika. Hasil akhir yang dituju dari program adalah :

- Keberlanjutan ekosistem

- Ekosisitem yang berbentuk, khusus flora dan fauna mendekati rona awal

- Kemanfaatan bagi seluruh stakeholders.

Isi dokumen harus mencakup hal-hal sebagai berikut :

- Pendahuluan

- Landasan Keilmuan dan Teknologi

- Kondisi Tapak Saat Ini

- Disain Tapak Pasca Tambang

- Program Rehabilitasi

- Program Monitoring

- Prakiraan Biaya

3.5. Presentasi Dokumen

Rencana Disain Program Menyeluruh Rehabilitasi Lahan di P. Gee Pasca

Penambangan dihadapan Tim PT ANTAM Tbk. di Jakarta.

3.6. Perbaikan Dokumen

Dokumen Disain Program Menyeluruh Rehabilitasi Lahan di P. Gee Pasca

Penambangan yang telah dipresentasikan, selanjutnya disempurnakan sesuai

saran dan masukan, sehingga dapat diterima oleh PT ANTAM Tbk..

PROPOSAL TEKNIS III - 3

Page 10: Proj-ANTAM-ok

BAB IV.

METODOLOGI STUDI

Reklamasi lahan bekas tambang bertujuan memperbaiki atau menata

kegunaan lahan yang terganggu akibat kegiatan penambangan agar berfungsi

sesuai peruntukannya.

Secara teknis kegiatan reklamasi lahan bekas tambang diharapkan dapat

mengubah lahan yang semula labil menjadi stabil, yang mudah tererosi dan

mudah longsor menjadi tidak mudah tererosi dan tidak mudah longsor. Dengan

demikian lahan hasil reklamasi dapat secara aman dimanfaatkan untuk

berbagai pengembangan kegiatan pembangunan.

Kegiatan reklamasi tidak hanya berhenti sampai pada pengaturan bentuk lahan

(lanscaping) saja. Rencana pemanfaatan lahan hasil reklamasi sangat penting

agar kegiatan reklamasi menimbulkan nilai manfaat dan dampak posistif bagi

lingkungan sekitarnya. Secara ideal, pemanfaatan lahan hasil reklamasi dapat

berupa : pengembangan permukiman, pengembangan pusat perdagangan,

pengembangan pusat pendidikan, pengembangan pertanian, pengembangan

hutan kemasyarakatan, pengembangan pariwisata, dan lain-lain tergantung

pada potensinya.

Penentuan pola pemanfaatan lahan bekas pertambangan memperhatikan

beberapa parameter lingkungan, diantaranya daya dukung lingkungan fisik,

keberadaan sarana dan prasarana jalan, serta mengacu pada pola

pemanfaatan ruang (tata ruang wilayah).

Secara sistematis tujuan dan harapan kegiatan reklamasi lahan bekas

pertambangan sebagaimana disajikan pada diagram berikut.

PROPOSAL TEKNIS IV - 1

Page 11: Proj-ANTAM-ok

Sesudah Reklamasi Peluang Pengembangan

Sebelum Reklamasi

Gambar 4.1. Tujuan dan Harapan Kegiatan Rehabilitasi Lahan Pasca Penambangan

• Stabil

• Tdk mudah tererosi

• Tdk mudah Longsor

• Produktif

• Bernilai ekonomi

• Marketable

Pendidikan

Pertanian

Pariwisata

Pekebunan

Perhutanan

Perdagangan

Pemukiman

• Tidak Stabil

• Mudah tererosi

• Mudah Longsor

• Tidak produktif

• Tdk bernilai ekonomi

• Tidak marketable

Seperti halnya Gambar 4.1. di atas, tujuan dan harapan dari rehabilitasi lahan di

P. Gee adalah membuat mudah tererosi menjadi tidak terosi dan yang mudah

longsor menjadi tidak mudah longsor (stabil). Namun demikian,

pengembangan lahan di P. Gee pasca penambangan diarahkan kepada

perhutanan kembali (revegetasi).

PROPOSAL TEKNIS IV - 2

Page 12: Proj-ANTAM-ok

4.1. Pendekatan Dan Mekanisme Studi Pendekatan studi dalam kegiatan pembuatan “Disain Program Menyeluruh

Rehabilitasi Lahan di P. Gee Pasca Penambangan” disajikan pada Gambar 4.1.

Sedangkan Mekanisme Alur kegiatan studi yang dilakukan disajikan pada

Gambar 4.2.

DASAR HUKUM

RONA LINGKUNGAN AWAL Studi Literatur

1. Identifikasi Permasalahan 2. Arahan Rehabilitasi Lahan berdasarkan Permasalahan Ling- kungan yang Ada 3. Penelaahan Deskripsi Kegiatan Penambagan 4. Penelaahan Permasalahan Lingkungan 5. Lingkup Pekerjaan 6. Metode Pengumpulan Dan Analisis Data 7. Rencana Detil Studi Lapangan 8. Jangkauan Waktu Studi

STUDI LAPANGAN DAN ANALISIS DATA

KAJIAN KEILMUAN DAN PERATURAN

DATA PRIMER / SEKUNDER

WAWASAN DISAIN

PROGRAM

INPUT TEKNOLOGI DAN ESTETIKA

DISAIN

KERANGKA ACUAN KERJA

KEGIATAN PENAMBANGAN

Gambar 4.1. Bagan Alur Pendekatan Studi Pembuatan Disain Program Menyeluruh

Rehabilitasi Lahan di P. Gee Pasca Penambangan

PROPOSAL TEKNIS IV - 3

Page 13: Proj-ANTAM-ok

DOKUMEN LELANG

P E R S I A P A N

DATA SEKUNDER STUDI LITERATUR

USULAN TEKNIS

ANALISIS DATA AWAL

PRESENTASI DRAFT KAK

DATA AWAL (Tambahan Data Sekunder)

PERBAIKAN KAK

MASUKAN & KOREKSI

SURVEY LAPANGAN PENYUSUNAN DISAIN PROGRAM

PRESENTASI DISAIN PROGRAM

L A P O R A N

&

E V A L U A S I

ANALISIS DATA TERKINI (Primer & Sekunder)

MASUKAN & KOREKSI

K E R A N G K A

A C U A N

K E R J A

PERBAIKAN & PENYEMPURNAAN DOKUMEN

Gambar 4.2. Bagan Alur Mekanisme Pelaksanaan Pembuatan Disain Program Menyeluruh

Rehabilitasi Lahan di P. Gee Pasca Penambangan

PROPOSAL TEKNIS IV - 4

Page 14: Proj-ANTAM-ok

4.2. Metoda Pengumpulan Dan Analisis Data

Pengumpulan data primer dilakukan melalui survey ke lokasi kegiatan di P. Gee

dengan melakukan pengukuran maupun pengambilan sampel untuk dilakukan

analisis laboratorium. Sedangkan data sekunder diperoleh melalui pustaka dan

dokumen dari PT. ANTAM Tbk. Maupun instansi terkait.

Metoda pengumpulan dan analisis data yang digunakan akan disesuaikan

dengan komponen yang ditelaah dan kondisi lapang.

4.2.1. Data Iklim

Metoda Pengumpulan Data

Data iklim yang akan dikumpulkan berupa : temperatur maksimun dan minimun,

kelembaban udara, jumlah hari hujan, curah hujan, lama penyinaran matahari,

arah angin dan kecepatan angin. Data ini dikumpulkan secara periodik, untuk

10 tahun terakhir.

Data iklim akan digunakan terutama untuk menunjang kegiatan penanaman

(revegetasi), terutama untuk menganalisis pola curah hujan.

Lokasi Pengambilan Contoh

Data iklim akan diambil dari stasiun pengamat cuaca terdekat dengan lokasi

kegiatan.

Metoda Analisis Data

Data iklim yang diperoleh selanjutnya diseleksi dan dikelompokkan secara

statistik dan disajikan dalam bentuk tabulasi, selanjutnya dilakukan analisis

parameter iklim yang diperlukan.

PROPOSAL TEKNIS IV - 5

Page 15: Proj-ANTAM-ok

4.2.2. Topografi

Metoda Pengumpulan Data

Pengukuran topografi akan dilakukan dengan menggunakan alat ukur “Total

Station”, yaitu alat ukur yang merupakan instrumen gabungan antara teodolit

elektronik dan sekaligus alat ukur jarak elektronik (electronic distance

measuring – EDM), yang mempunyai tingkat ketelitian yang cukup tinggi.

Gambar 4.3. Alat Ukur Total Station beserta Tripod d

Pengukuran topografi yang dilakukan akan me

P. Gee, yang akan berguna dalam analisis kes

lahan (landscaping) dan kegiatan revegetasi.

Lokasi Pengambilan Contoh

Pengukuran topografi dilakukan pada seluruh

survei detil.

Metoda Analisis Data

PROPOSAL TEKNIS

an Target (Prisma dan Tiang galah)

metakan semua bentuk lahan di

tabilan lereng, penataan bentuk

bagian pulau dengan tingkat

IV - 6

Page 16: Proj-ANTAM-ok

Hasil pengukuran topografi akan diplot menjadi peta topografi baik secara

manual maupun digital dengan menggunakan software yang ada.

4.2.3. Tanah

Metoda Pengumpulan Data

Pengumpulan data tata guna lahan dan geologi dilakukan melalui pengumpulan

data sekunder yang dapat diperoleh dari Dinas Pertambangan, Bappeda, BPN,

Bakosurtanal yang berupa peta tanah, geologi, tataguna lahan dan status

lahan. Sementara data primer tentang tanah diperoleh dari hasil pengamatan

langsung di lapangan. Ada dua bentuk pengamatan yang dilakukan, yaitu

pengamatan tanah dengan bor belgi dan pengamatan tanah profil dengan cara

membuat galian profil tanah (pits). Dari setiap profil tanah diambil contoh tanah

yang selanjutnya dianalisis di laboratorium.

Lokasi Pengambilan Contoh

Pengambilan contoh tanah melalui pemboran dilaksanakan dengan membuat

grid pada seluruh pulau, dengan jarak antar pemboran sejauh 25 x 25 meter.

Selanjutnya pengamatan profil dan pengambilan tanah utuh diambil dengan

pertimbangan sistem lahan, bahan induk, jenis tanah, satuan lahan dan

topografi.

Metoda Analisis Data

Tujuan pengambilan data tanah adalah untuk memprediksi tingkat bahaya erosi

dan kestabilan tanah yang berpengaruh terhadap kesetabilan lereng.

Selanjutnya data hasil analisa tanah diplot ke dalam peta yang menunjukkan

tingkat bahaya erosi dan tingkat kestabilan tanah, sehingga perencanaan

topografi/lereng dapat memenuhi nilai keamanan dan nilai estetika.

4.2.4. Hidrologi

Metoda Pengumpulan Data

PROPOSAL TEKNIS IV - 7

Page 17: Proj-ANTAM-ok

Pengukuran debit dilakukan dengan mengetahui kecepatan limpasan air pada

kelas lereng yang berbeda beda. Debit ini dapat diukur dengan alat yang biasa

digunakan yaitu “current meter”. Selain debit air juga diukur kecepatan infiltrasi

air dan permeabilitasnya dengan alat yang secara umum dipakai yaitu

“infiltrometer”. Selain itu juga dilakukan pengukuran sediment terlarut/terangkut

dalam air di laboratorium.

Lokasi Pengambilan Contoh

Lokasi pengukuran debit dan sedimentasi, ditentukan dengan mempertimbang-

kan kondisi lereng, bahan induk dan tutupan lahan/vegetasi.

Metoda Analisis Data

Penghitungan debit air dapat digunakan metode rasional sementara sedimen

terlarut dapat digunakan metode “sediment delivery ratio”. Setelah diketahui

besar debit dan sedimen terlarut pada berbagai kondisi lereng, bahan induk dan

vegetasi, maka dapat direncanakan kondisi optimum yang dapat digunakan

dalam reklamasi pada berbagai tingkat lereng dan juga dapat ditentukan jenis

vegetasi yang dapat menurunkan debit dan sedimen terlarut.

4.2.5. Vegetasi

Metoda Pengumpulan Data

Vegetasi Alam

Pengumpulan data vegetasi alam dilakukan dengan melakukan pengamatan

langsung di lapang (observasi lapang) secara diskriptif dengan mencatat jenis-

jenis yang ditemukan dan dengan menggunakan metoda jalur berpetak. Selain

itu dilakukan wawancara dengan penduduk dan melakukan studi pustaka

mengenai data vegetasi alam yang ada di wilayah studi.

Vegetasi Budidaya

Informasi mengenai vegetasi budidaya dilakukan dengan pengamatan

langsung, wawancara dengan penduduk dan monografi desa serta studi

PROPOSAL TEKNIS IV - 8

Page 18: Proj-ANTAM-ok

literatur. Data yang dikumpulkan adalah jenis tanaman yang dibudidayakan

oleh penduduk di sekitar lokasi.

Lokasi Pengambilan Contoh

Titik pengamatan vegetasi ditempatkan secara proposional pada 5 transek

yang memotong tegak lurus kontur dengan jarak antar transek adalah 100

meter. Selain itu diambil sampel pada titik ketinggian yang berbeda.

Metoda Analisis Data

Metoda analisis terhadap flora dilakukan secara matematis, diskriptif dan

tabulasi data-data lapangan terutama jenis-jenis yang dilindungi undang-

undang. Selanjutnya dapat di tentukan jenis vegetasi yang akan ditanam

supaya mendekati ke rona lingkungan awal.

4.2.6. Satwa

Metoda Pengumpulan Data

Satwa Budidaya

Pengumpulan data jenis satwa budidaya dilakukan melalui pengamatan

langsung dan wawancara dengan penduduk serta melakukan studi pustaka.

Satwaliar

Pengamatan satwaliar dilakukan melalui pengamatan langsung dan studi

literatur. Pengamatan langsung dilakukan dengan metoda perjumpaan

langsung dan membuat transek jalur dengan mencatat jejak satwa (kotoran,

sarang, dan jejak lain). Sedangkan pengamatan secara tidak langsung

dilakukan melalui wawancara dengan penduduk sekitar lokasi.

Lokasi Pengambilan Contoh

Titik pengamatan satwaliar sama dengan pengamatan vegetasi, yaitu

ditempatkan secara proposional pada 5 transek yang memotong tegak lurus

kontur dengan jarak antar transek adalah 100 meter. Sedangkan pengamatan

satwa budidaya dilakukan di desa terdekat.

PROPOSAL TEKNIS IV - 9

Page 19: Proj-ANTAM-ok

Metoda Analisis Data

Metoda analisis terhadap satwa/fauna dilakukan secara matematis, diskriptif

dan tabulasi data-data lapangan terutama jenis-jenis yang dilindungi undang-

undang. Selanjutnya dapat ditentukan jenis satwa yang akan dikembalikan agar

mendekati kondisi rona lingkungan awal.

PROPOSAL TEKNIS IV - 10

Page 20: Proj-ANTAM-ok

BAB V. RENCANA TEKNIS REKLAMASI TAMBANG DAN INPUT TEKNOLOGI

Kegiatan reklamasi tambang harus sarat dengan teknologi untuk menunjang

keberhasilannya. Tahapan-tahapan dalam kegiatan reklamasi beserta teknologi

yang dipergunakan dijelaskan berikut ini:

1. Penetapan Sasaran Reklamasi

Sasaran akhir reklamasi adalah terciptanya lahan bekas tambang yang

kondisinya aman, stabil dan tidak mudah tererosi sehingga dapat

dimanfaatkan kembali sesuai peruntukannya. Dengan demikian lahan hasil

reklamasi dapat secara aman dimanfaatkan untuk berbagai pengembangan

kegiatan pembangunan masyarakat.

2. Perencanaan Reklamasi

Mempersiapkan rencana reklamasi pasca tambang yang akan dilakukan.

Kegiatan yang dilakukan pada tahap perencanaan antara lain :

- Melakukan identifikasi areal yang akan direklamasi, yaitu melakukan

studi penginderaan jauh dengan melakukan kegiatan penafsiran citra

satelit beresolusi tinggi, seperti citra Iconos atau QuickBird.

- Melakukan survey lapangan, berupa pengukuran topografi pada areal

yang akan direklamasi dan penyelidikan kondisi tanah/batuan yang

terdapat pada areal yang akan direklamasi. Hasil pengukuran topografi

akan digunakan sebagai dasar kegiatan landscaping, sedangkan

penyelidikan kondisi tanah sangat berguna sebagai masukan dalam

kegiatan revegetasi.

- Membuat disain rencana teknis reklamasi yang akan dilakukan.

PROPOSAL TEKNIS V - 1

Page 21: Proj-ANTAM-ok

3. Tataletak Lahan (Landscaping)

- Tahap kegiatan landscaping meliputi :

- Pembersihan lahan,

- Penggalian (cut),

- Pengambilan tanah penutup (quori),

- Penimbunan (fill),

- Penggaruan/perataan lahan, dan

- Pemadatan lahan.

4. Pengelolaan Tanah Pucuk dan Tanah penutup

Kegiatan pengelolaan tanah pucuk dan tanah penutup harus mengacu pada

hal-hal yang harus diperhatikan berikut ini :

- Tanah pucuk merupakan media tumbuh bagi tanaman

- merupakan salah satu faktor penting untuk keberhasilan pertumbuhan

tanaman pada kegiatan reklamasi

- pengelolaan tanah pucuk adalah untuk mengatur dan memisahkan tanah

pucuk dengan lapisan tanah lain.

- Pengupasan tanah berdasarkan atas lapisan-lapisan tanah dan

ditempatkan pada tempat tertentu sesuai tingkat lapisannya dan

timbunan tanah pucuk tidak lebih dari 2 meter

- Pengupasan tanah pucuk sebaiknya jangan dilakukan dalam keadaan

basah untuk menghindari pemadatan dan rusaknya struktur tanah

5. Pengendalian Erosi dan Sedimentasi

Pengendalian erosi dan sedimentasi selayaknya tidak hanya dilakukan

beriringan pada tahap kegiatan penambangan saja, tetapi juga pada saat

kegiatan penutupan tambang, hal ini bertujuan agar program reklamasi yang

dilakukan dapat berjalan dengan semestinya.

a. Meminimasikan areal terganggu. Kegiatan ini dilakukan sebelum

kegiatan penambangan, yaitu dengan membuat rencana detail kegiatan

penambangan dan reklamasi, serta membuat batas-batas yang jelas

areal tahapan penambangan.

PROPOSAL TEKNIS V - 2

Page 22: Proj-ANTAM-ok

b. Membatasi / mengurangi kecepatan air limpasan. Pembuatan teras-teras

serta saluran diversi (pengelak) dilakukan untuk membatasi atau

mengurangi kecepatan air limpasan yang dapat menggangu kestabilan

lahan.

c. Meningkatkan infiltrasi (peresapan air). Dilakukan dengan cara

penggaruan tanah serta pembuatan lubang-lubang tanaman.

d. Pengelolaan air yang keluar dari lokasi tambang. Dengan membuat

kolam sedimen (sedimen pond)

6. Revegetasi

Salah satu tahapan paling penting pada kegiatan reklamasi tambang adalah

revegetasi. Hal-hal yang harus diperhatikan dalam kegiatan revegetasi yaitu:

a. Penyusunan rancangan teknis tanaman.

Rancangan teknis tanaman adalah rencana detail kegiatan revegetasi

yang menggambarkan:

- Kondisi lokasi

- Jenis tanaman yang akan ditanam

- Uraian jenis pekerjaan

- Kebutuhan bahan dan alat

- Kebutuhan biaya

- Waktu pelaksanaan kegiatan

Rancangan diatas dapat disusun berdasarkan analisa kondisi biofisik

dan sosial ekonomi lokasi setempat. Kondisi biofisik meliputi topografi

(bentuk lahan), iklim, hidrologi, kondisi awal dan kondisi vegetasi asli.

Sedangkan data sosial ekonomi yang diperlukan atara lain demografi,

sarana, prasarana dan aksesibilitas.

Jenis tanaman yang digunakan adalah tumbuhan lokal yang sesuai

dengan iklim dan kondisi tanah setempat. Hal ini memungkinkan

tanaman dapat bekembang dengan baik, dibandingkan jika harus

mengintroduksi tanaman dari luar lokasi.

PROPOSAL TEKNIS V - 3

Page 23: Proj-ANTAM-ok

b. Persiapan lapangan

Kegiatan persiapan lapangan yang akan digunakan untuk dilakukan

revegetasi meliputi 3 (tiga) hal pokok yaitu :

Pembersihan lahan

Pembersihan lahan ini sangat menentukan keberhasilan

reklamasi (revegetasi). Kegiatan ini meliputi pembersihan lahan

dari tanaman pengganggu (alang-alang, liliana dll.), hal ini

bertujuan agar tanaman dapat tumbuh dengan baik tanpa ada

persaingan dengan tanaman pengganggu.

Pengolahan lahan

Pengolahan tanah diperlukan untuk menunjang perakaran

tanaman, sehingga unsur hara tanah dapat terserap secara

optimal. Pengolahan tanah dapat dilakukan dengan penggaruan.

Sementara untuk lahan dengan lereng yang curam pengolahan

dapat dilakukan searah dengan kontur.

Perbaikan tanah

Kualitas tanah yang kurang bagus bagi pertumbuhan tanaman

perlu mendapatkan perhatian khusus melalui perbaikan tanah

seperti penggunaan gypsum, kapur, mulsa, pupuk (organik

maupun anorganik). Dengan perlakuan tersebut diharapkan dapat

memperbaiki persyaratan tumbuh tanaman.

• Peningkatan bahan organik tanah

Bahan organik tanah dapat ditingkatkan dengan berbagai

cara :

1. Dengan penambahan pupuk kompos/organik.

Permasalahan dalam pengomposan adalah waktu

pengomposan yang lama. Tetapi sekarang telah banyak

dikembangkan produk yang dapat mempercepat

pengomposan seperti OrgaDec atau SuperDec.

2. Penanaman tanaman Cover Crop yang berumur pendek.

Selain dapat meningkatkan bahan organik tanah,

tanaman tersebut juga dapat meningkatkan kandungan

nitrogen tersedia. Tetapi cara ini membutuhkan waktu

PROPOSAL TEKNIS V - 4

Page 24: Proj-ANTAM-ok

yang lebih lama dibandingkan dengan penambahan

bahan organik secara langsung.

• Pemupukan

Penggunaan pupuk anorganik (dosis, jenis dan waktu

pemupukan) dapat diterapkan setelah memper-hitungkan

kondisi hara tanah aktual. Hal ini dimaksud-kan supaya

tanaman mencapai pertumbuhan yang optimal.

c. Pengadaan bibit/persemaian

Bibit yang dibutuhkan utnuk revegetasi dapat memenuhi melalui

pembelian bibit siap tanam, atau melalui pengadaan bibit. Apabila

melalui pengadaan bibit dapa mengikuti ketentuan:

Pengadaan benih

Benih yang digunakan untuk revegetasi harus diperoleh dengan cara

mengumpulkan dari sumber benih atau membeli dari perusahaan

pengada yang telah ditunjuk secara resmi, sehingga benih dapat

diketahui secara jelas asal-usulnya dan bermutu tinggi/benih unggul.

Persemaian

(1) Pemilihan lokasi persemaian

Lokasi persemaian harus memenuhi persyaratan dekat dengan

sumber air, tanahnya datar dan mudah dicapai serta cukup

mendapat cahaya matahari. Kondisi ekologisnya mendekati calon

areal penanaman.

(2) Tahapan dan kegiatan Pembuatan Persemaian

a. Penaburan benih

Benih yang berukuran halus sebelum ditabur, lebih dahulu

dicampur dengan pasir halus. Sementara benih dengan

ukuran lebih besar ditabur langsung di bedeng tabur atau

kantung semai.

b. Penyapihan

Penyapihan dilakukan untuk memindahkan bibir siap sapih

dari bak perkecambahan ke pot yang telah diisi media sapih

dan dilaksanakan di rumah pertumbuhan.

PROPOSAL TEKNIS V - 5

Page 25: Proj-ANTAM-ok

c. Pemeliharaan bibit

Untuk memperoleh bibit yang baik perlu dilakukan penyiraman,

pemupukan, penyulaman, penyiangan rumput, pemotongan

akar serta pemberantasan hama dan penyakit.

d. Pemanenan dan pengangkutan bibit

Setelah bibit memiliki pertumbuhan yang normal, perakaran

yang baik dan tidak terserang penyakit, maka bibit siap

dipanen dan ditanam dilapangan.

d. Pelaksanaan penanaman

Tahapan dalam pelaksanaan penanaman meliputi pengaturan arah

larikan tanaman, pemasangan ajir, distribusi bibit, pembuatan lubang

tanam dan penanaman.

Pemasangan arah larikan

Arah larikan tanaman biasanya sejajar kontur atau pada daerah relatif

datar.

Pemasangan ajir

Pemasangan ajir mengikuti arah larikan tanaman. Pemasang-an ajir

tanaman mengikuti jarak tanam yang ditetapkan biasanya 2 x 3

meter.

Distribusi bibit

Dilakukan setelah kegiatan pembuatan lubang tanam atau dilakukan

setelah penanaman ajir.

Pembuatan Lubang dan Penanaman Tanaman

Lubang tanam dibuat dengan ukuran 30 x 30 x 30 cm. Sebelum bibit

ditanam terlebih dulu diamati apakah daunnya sehat dan begitu juga

dengan kondisi perakarannya.

Untuk penanaman di areal yang relatif datar dapat dilaksanakan sesuai

dengan prosedur diatas. Tetapi prosedur tersebut tidak dapat diterapkan

pada lokasi dengan lereng yang curam. Oleh karena itu, dapat

digunakan cara yang kami sebut sebagai ”Spike Plantation Technology”.

Metode ini merupakan adopsi dari cara-cara yang telah dilakukan oleh

PROPOSAL TEKNIS V - 6

Page 26: Proj-ANTAM-ok

masyarakat dari sejak dulu, hanya saja dalam perkembangan-nya

ditambahkan beberapa cara yang dapat mempermudah pelaksanaan

dan meningkatkan keberhasilan revegetasi.

Tahap Persiapan

Pada tahap ini perlu disiapkan bambu (diameter 15-20 cm) yang

dipotong sebanyak 2 ruas yang dibuat runcing pada bagian ujungnya.

Bambu tersebut diberi rongga pada permukaannya. Selanjutnya

bambu tersebut diisi dengan campuran tanah, kotoran ternak

(sebagai bahan organik), bibit rumput dan cacing tanah.

Tahap Aplikasi

Setelah seluruh persiapan selesai, selanjutnya bambu tersebut

ditancapkan pada diding areal yang curam. Dengan cara ini

diharapkan cacing yang berada di dalam bambu dapat

menggemburkan tanah pada daerah yang ditancapi bambu dan

rumputnya dapat menjalar ke permukaan tanah dan menguatkan

kesetabilan tanah. Selanjutnya areal tersebut dapat ditanam dengan

tanaman tahunan yang diadopsi dari tanaman lokal.

e. Pemeliharaan

Semua metode penanaman akan berkurang tingkat keberhasilannya jika

tidak didukukng oleh pemeliharaan yang baik. Pemeliharaan tanaman

dimaksudkan untuk memacu pertumbuhan tanaman sehingga dapat

diwujudkan keadaan yang optimum bagi pertumbuhan tanaman. Hal-hal

yang dilakukan dalam pemeliharaan tanaman berupa penyulaman,

pengendalian gulma, pemupukan dan pengendalian hama dan penyakit.

Penyulaman

Penyulaman dilakukan pada tanaman yang mati atau rusak, dan tidak

sehat, untuk memperoleh pertumbuhan tanaman mencapai > 95%

dan harus dilakukan 15 – 30 hari setelah penanaman.

Pengendalian Gulma

Hal ini dapat dilakukan secara mekanis maupun kimiawi. Secara

mekanis dapat dilakukan dengan penyiangan dan pendangiran,

PROPOSAL TEKNIS V - 7

Page 27: Proj-ANTAM-ok

sedangkan secara kimiawi dapat dilakukan dengan penyemprotan

herbisida.

Pemupukan

Pemupukan bertujuan untuk memacu pertumbuhan tanaman. Dalam

menentukan jenis, dosis dan waktu pemupukan perlu pertimbangan

jenis tanaman dan kesuburan tanah, serta terlebih dahulu dilakukan

analisa tanah.

Pengendalian Hama dan Penyakit

Kegiatan ini dapat dilakukan secara kimiawi jika kebutuhan sangat

mendesak, dimana keadaan cenderung menggagal-kan revegetasi

secara keseluruhan.

PROPOSAL TEKNIS V - 8

Page 28: Proj-ANTAM-ok

BAB VI.

SUSUNAN TIM DAN JADWAL PEKERJAAN

Untuk mewujudkan pendekatan dan metodologi yang telah diuraikan pada bab

sebelumnya, diperlukan rencana kerja dan pelaksanaan pekerjaan yang

rasional sesuai jangka waktu yang tersedia. Langkah pertama adalah

menetapkan indikator kemajuan pekerjaan, yang terdiri dari :

1. Terbitnya Surat Perintah Kerja (SPK)

2. Persetujuan Kerangka Acuan Kerja

3. Persetujuan terhadap Desain Program Menyeluruh Rehabilitasi Lahan di

Pulau Gee Pasca Penambangan

4. Diterimanya seluruh pekerjaan.

Dari 4 (empat) indikator kemajuan pelaksanaan tersebut, pada dasarnya hanya

akan dapat terwujud sesuai jadwal apabila terdapat kerjasama yang baik antara

Tim Konsultan dengan para pihak terkait. Dari pihak Tim Konsultan akan

berusaha sekuat tenaga untuk memberikan segala sumber daya yang terbaik.

Disamping itu, kunci penyelesaian masalah keterbatasan waktu adalah adanya

kerjasama yang harmonis antara konsultan dengan pihak pemberi kerja.

5.1. Organisasi dan Manajemen

Agar tolok ukur/indikator keberhasilan dari setiap sasaran pekerjaan dapat

tercapai, sebelum tenaga ahli bertugas, kami akan melakukan konsolidasi

manajemen untuk mempersiapkan sebuah tim yang solid. Dalam melakukan

konsolidasi, strateginya adalah :

1. Kami akan mempelajari misi dan visi program yang terkait dengan

kegiatan dari pemberi kerja.

2. Misi dan visi tersebut akan dijadikan “jiwa/ruh” di segala aspek dalam

mencapai sasaran (goal) yang diharapkan.

PROPOSAL TEKNIS VI - 1

Page 29: Proj-ANTAM-ok

3. Dalam aspek teknis-manejemen, kami akan bertumpu pada strategi

penanganan pekerjaan yang tepat dan organisasi tim konsultan yang

efisien.

4. Dalam aspek sumber daya manusia, kami telah memilih tenaga ahli yang

memiliki motivasi tinggi dan bekerja sesuai dengan tuntutan pihak

pemberi kerja dan mampu melihat keterbatasan jangka waktu proyek

justru sebagai tantangan yang akan menggairahkan.

5. Dengan pendekatan demikian, kami akan mampu memberikan

pemecahan (solusi) terhadap masalah-masalah yang nantinya bakal

dihadapi.

5.2. Susunan Tim dan Uraian Tugas

Untuk mendukung kegiatan dari awal hingga akhir, Konsultan akan

menyediakan tim Tenaga Ahli yang mempunyai pengalaman cukup dalam

menjamin keberhasilan pelaksanaan pekerjaan. Komposisi dan kualifikasi Tim

Tenaga Ahli yang terlibat serta uraian tugasnya dalam pekerjaan ini seperti

disajikan pada tabel berikut ini.

KOMPOSISI TIM DAN TUGAS-TUGASNYA

Posisi Uraian Tugas

Team Leader, Ahli Reklamasi

Lahan dan Lingkungan

- Bertanggung jawab terhadap seluruh aktifitas Tim

termasuk produk-produk yang dihasilkan.

- Bertanggung jawab terhadap setiap kegiatan

koordinasi baik di tingkat pusat maupun daerah.

- Mengusulkan perencanaan strategis, perencanaan

kinerja, dan pengukuran kinerja setiap

program/kegiatan

- Merumuskan persoalan baik ditingkat pusat maupun

daerah.

- Mengeksplorasikan berbagai indikator kinerja,

perencanaan strategis, dan dampak dan manfaat

kegiatan-kegiatan bidang perencanaan teknis lahan.

PROPOSAL TEKNIS VI - 2

Page 30: Proj-ANTAM-ok

- Memastikan terakomodasinya berbagai masukan

berupa kendala permasalahan dalam pemahaman,

mendalam tentang rencana teknis reklamasi lahan

serta pelaporan.

- Memastikan terselenggaranya proses penyusunan

laporan secara partisipatif.

Ahli Kesuburan dan Fito-

remediasi

- Bertanggung jawab terhadap analisa kesuburan tanah

secara detil dan cara-cara penanganannya.

- Memberikan solusi/masukan/saran berupa input

teknologi yang akan diberikan pada saat reklamasi

berlangsung.

- Membantu Team Leader dalam menyusun laporan

dan presentasi laporan.

Ahli Lansekap - Bertanggung jawab terhadap aspek topografi dan

penataan lokasi sehingga mempunyai nilai estetika

yang tinggi.

- Melakukan analisis kestabilan lereng dan cara-cara

penanganannya.

- Membantu Team Leader dalam menyusun laporan

dan presentasi laporan.

Ahli Tanah/Kon-servasi - Bertanggung jawab terhadap analisis kemampuan

tanah dalam rangka pengembangan lahan khususnya

yang berkaitan dengan pengembangan sektor

pertanian dan perkebunan.

- Melakukan identifikasi erosi yang terjadi sekaligus

melakukan analisa hidrologi kawasan pulau Gee.

- Melakukan identifikasi kelayakan tanaman yang dapat

dikembangkan di lahan tersebut.

- Membantu Team Leader dalam menyusun laporan

dan presentasi laporan.

Ahli Kehutanan/Silvikultur - Bertanggung jawab terhadap analisis kelayakan

pengembangan tanaman (perkebunan/kehutanan)

termasuk melakukan perhitungan kelayakan secara

finansial dari pengembangan lahan tersebut.

- Melakukan identifikasi kelayakan jenis tanaman yang

dapat dikembangkan di lahan tersebut.

- Membantu Team Leader dalam menyusun dan

presentasi laporan.

PROPOSAL TEKNIS VI - 3

Page 31: Proj-ANTAM-ok

Ahli Geoteknik - Melakukan analisis batuan yang ada berkaitan

dengan kestabilan lereng

- Bersama-sama ahli tanah merancang tindakan

konservasi yang akan dilakukan

- Membantu Team Leader dalam menyusun laporan

dan presentasi laporan.

6.2. Jadwal Pekerjaan dan Network Planning

Konsultan memandang bahwa pekerjaan ini pada hakekatnya terdiri dari

sejumlah kegiatan yang dirangkaikan antara satu dengan yang lainnya maupun

tidak. Dalam hal ini teori network planning dapat mengatur rangkaian dari

kegiatan-kegiatan tersebut sehingga benar-benar dapat dilaksanakan secara

efisien dan efektif. Dengan memakai metode network planning ini, Konsultan

dapat dengan mudah mengetahui interelasi kegiatan dengan urutan yang logis,

mengidentifikasi jalur kritis (critical path) secara mudah dan yang tidak kalah

pentingnya yaitu dapat mendeteksi masalah-masalah yang harus segera

ditangani.

Berdasarkan analisis Konsultan, dalam pekerjaan ini terdapat beberapa

tonggak kemajuan (milestone), yaitu event-event yang mempunyai fungsi kunci

dilihat dari pencapaian keberhasilan pekerjaan yang apabila terlambat akan

mempunyai dampak negatif terhadap kegiatan-kegiatan lainnya, antara lain :

(a) Terbitnya Surat Perintah Kerja (SPK) dari Pemberi Kerja

(b) Persetujuan Desain Metode Pelaksanaan Pekerjaan dari Tim Teknis

(Counterpart)

(c) Persetujuan terhadap Rancangan dan Rencana Teknis dari Tim Teknis

(Counterpart)

(d) Persetujuan terhadap Rancangan dan Rencana Teknis dari Pihak Terkait

(Stakeholder) baik di pusat maupun di daerah dan masyarakat

(e) Diterimanya seluruh pekerjaan

PROPOSAL TEKNIS VI - 4

Page 32: Proj-ANTAM-ok

Mengingat keterbatasan waktu pekerjaan, maka Konsultan mengambil langkah-

langkah sebagai berikut:

(a) Mengkaji dan mengidentifikasi lingkup pekerjaan, menguraikan atau

memecahkan menjadi kegiatan-kegiatan atau kelompok kegiatan yang

menjadi komponen pekerjaan.

(b) Menyusun kembali komponen-komponen tersebut menjadi mata rantai

dengan urutan yang sesuai logika ketergantungan, yang dapat berbentuk

seri dan atau pararel.

(c) Memberikan perkiraan kurun waktu bagi masing-masing kegiatan yang

dihasilkan dari penguraian lingkup pekerjaan.

(d) Mengidentifikasi jalur kritis (critical path) dan tenggang waktu penyelesaian

pekerjaan (float) pada network planning, yaitu jalur yang terdiri dari

rangkaian kegiatan yang apabila terlambat akan menyebabkan

keterlambatan pekerjaan secara keseluruhan.

PROPOSAL TEKNIS VI - 5