ASPEK-ASPEK SYARIAH DALAM JUAL BELI EMAS ANTAM …

113
i ASPEK-ASPEK SYARIAH DALAM JUAL BELI EMAS ANTAM MELALUI APLIKASI ONLINE PADA PT. TAMASIA GLOBAL SHARIA Skripsi Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Hukum (S.H.) Oleh: MAULIDIA SAKINAH NIM : 11140460000081 PROGRAM STUDI HUKUM EKONOMI SYARIAH FAKULTAS SYARIAH DAN HUKUM UIN SARIF HIDAYATULLAH JAKARTA 1440 H / 2018 M

Transcript of ASPEK-ASPEK SYARIAH DALAM JUAL BELI EMAS ANTAM …

Page 1: ASPEK-ASPEK SYARIAH DALAM JUAL BELI EMAS ANTAM …

i

ASPEK-ASPEK SYARIAH DALAM JUAL BELI EMAS ANTAM MELALUI

APLIKASI ONLINE PADA PT. TAMASIA GLOBAL SHARIA

Skripsi

Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat

Memperoleh Gelar Sarjana Hukum (S.H.)

Oleh:

MAULIDIA SAKINAH

NIM : 11140460000081

PROGRAM STUDI HUKUM EKONOMI SYARIAH

FAKULTAS SYARIAH DAN HUKUM

UIN SARIF HIDAYATULLAH JAKARTA

1440 H / 2018 M

Page 2: ASPEK-ASPEK SYARIAH DALAM JUAL BELI EMAS ANTAM …
Page 3: ASPEK-ASPEK SYARIAH DALAM JUAL BELI EMAS ANTAM …
Page 4: ASPEK-ASPEK SYARIAH DALAM JUAL BELI EMAS ANTAM …
Page 5: ASPEK-ASPEK SYARIAH DALAM JUAL BELI EMAS ANTAM …

v

ABSTRAK

Maulidia Sakinah. NIM 11140460000081. ASPEK-ASPEK SYARIAH DALAM

JUAL BELI EMAS ANTAM MELALUI APLIKASI ONLINE PADA PT.

TAMASIA GLOBAL SHARIA. Program Studi Hukum Ekonomi Syariah,

Fakultas Syariah dan Hukum, Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah

Jakarta, 1440 H/ 2018 M. Ix 100 halaman 2 halaman lampiran.

Studi ini bertujuan untuk mengetahui bagaimana proses mekanisme jual

beli emas Antam secara syariah melalui aplikasi online pada PT. Tamasia Global

Sharia. Untuk mengetahui apa saja akad-akad yang teridentifikasi digunakan

dalam jual beli emas Antam melalui aplikasi online pada PT. Tamasia Global

Sharia dan apakah akad- tersebut sudah sesuai atau belum dengan Fatwa DSN-

MUI terkait.

Studi ini menggunakan jenis penelitian kualitatif deskriptif dengan

pendekatan penelitian yuridis normatif dan yuridis empiris sehingga penelitian ini

dilakukan dengan mengumpulkan data-data dan melihat kenyataan yang ada

dalam praktik di lapangan tempat penelitian dilakukan yaitu pada PT. Tamasia

Global Sharia dengan menganalisis berbagai produk Tamasia. Analisis dan

identifikasi data yang didapatkan disandingkan dengan regulasi prinsip syariah

yaitu fatwa-fatwa DSN-MUI terkait akad-akad yang digunakan.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa mekanisme jual beli emas pada

Tamasia dilakukan melalui 2 (dua) jenis produk, yaitu produk Beli Berkala dan

produk Beli Suka-Suka. Berdasarkan analisis ketentuan-ketentuan umum yang

menjadi substansi fatwa-fatwa DSN-MUI terkait, akad-akad yang teridentifikasi

tepat digunakn dalam mekanisme jual beli emas Antam melalui aplikasi online

pada Tamasia antara lain akad murabahah pada produk Beli Berkala, akad

wadi’ah yad amanah pada tabungan emas yang ditabung di aplikasi Tamasia

dalam produk Beli Suka-Suka, dan akad salam pada proses pemesanan cetak emas

batang Antam bagi penabung yang ingin mengambil saldo tabungan emasnya.

Kata Kunci : Jual Beli, Emas, Aplikasi Online, Murabahah, Wadi’ah, Salam.

Pembimbing : Dr. Hasanudin, M.Ag.

Daftar Pustaka : Tahun 2001 sampai 2017

Page 6: ASPEK-ASPEK SYARIAH DALAM JUAL BELI EMAS ANTAM …

vi

KATA PENGANTAR

بسم الله الرحمن الرحيم

Alhamdulillah segala puji bagi Allah Tuhan semesta alam yang telah

melimpah curahkan nikmat rohani dan jasmani kepada kami semua. Shalawat dan

salam senantiasa tercurahkan kepada Nabi besar Muhammad SAW karena dengan

Rahmat dan syafaatnya sampai saat ini kami dapat menimba ilmu yang sangat

bermanfaat.

Dengan rahmat dan hidayah serta pertolongan dari Allah SWT,

Alhamdulillah penulis dapat menyelesaikan karya tulis ilmiah saya dalam bentuk

skripsi dengan Judul “Aspek-Aspek Syariah Dalam Jual Beli Emas Antam

Melalui Aplikasi Online Pada PT. Tamasia Global Sharia”.

Dalam penyusunan skripsi ini banyak sekali tantangan yang peneliti

hadapi namun semua itu selesai karena banyaknya motivasi dan do’a dari para

pihak, untuk itu perkenankan saya mengucapkan terima kasih yang sebesar-

besarnya kepada para pihak yang telah membantu dalam menyelesaikan skripsi

ini, kepada yang terhormat :

1. Dr. Asep Saepudin Jahar, M.A. Dekan Fakultas Syariah dan Hukum UIN

Syarif Hidayatullah Jakarta.

2. A.M.Hasan Ali, M.A. dan Dr. Abdurrauf, Lc., M.A. Ketua dan Sekretaris

Program Studi Hukum Ekonomi Syariah Fakultas Syariah dan Hukum

UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.

3. Dr. Hasanudin, M.Ag. Pembimbing skripsi yang senantiasa memberikan

motivasi, arahan, dan saran-saran serta banyak meluangkan waktu untuk

mengoreksi tulisan penulis agar lebih baik.

4. Muhammad Assad M.Sc. Chief Executive Officer (CEO) PT. Tamasia

Global Sharia, Hendry Pratomo, Head Of Business Development, dan Citra

Ayu Pratiwi, Head Of Human Resource yang telah mengizinkan dan

banyak membantu peneliti untuk meneliti di PT. Tamasia Global Sharia

dengan sangat loyal.

Page 7: ASPEK-ASPEK SYARIAH DALAM JUAL BELI EMAS ANTAM …

vii

5. Pimpinan perpustakaan Fakultas Syariah dan Hukum dan Pimpinan

perpustakaan pusat Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta,

yang telah memberi fasilitas untuk mengadakan studi kepustakaan.

6. Kepada pihak-pihak lain yang telah memberi kontribusi kepada Peneliti

dalam penyelesaian karya tulis ini terutama kepada kedua orang tua Ayah

H. Abdul Kholiq Abdullah dan Mama Hj. Wahidah Alimin, serta para

sahabat dan teman seperjuangan Peneliti.

Kepada semua pihak yang telah banyak terlibat dalam menyalurkan ilmu

pengetahuan, pengalaman, dukungan, serta do’a. Peneliti ucapkan terimakasih

banyak dan mohon maaf jika dalam penulisan ini ada kesalahan ataupun ada pihak

yang dirugikan. Untuk itu kritik dan saran selalu terbuka untuk pembaca.

Semoga Allah selalu memberikan yang terbaik kepada kaumnya yang

selalu memberikan bantuan kepada sesama. Aamiin

Jakarta, November 2018

Maulidia Sakinah

Page 8: ASPEK-ASPEK SYARIAH DALAM JUAL BELI EMAS ANTAM …

viii

DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ....................................................................................... vi

DAFTAR ISI ...................................................................................................... viii

DAFTAR GAMBAR ......................................................................................... xi

DAFTAR TABEL ............................................................................................. xii

DAFTAR SKEMA ............................................................................................ xiii

BAB I PENDAHULUAN .................................................................................. 1

A. Latar Belakang Masalah .................................................................... 1

B. Identifikasi, Pembatasan, dan Perumusan Masalah ........................... 4

1. Identifikasi Masalah ...................................................................... 4

2. Batasan Masalah............................................................................ 5

3. Rumusan Masalah ......................................................................... 5

C. Tujuan dan Manfaat Penelitian .......................................................... 6

1. Tujuan Penelitian .......................................................................... 6

2. Manfaat Penelitian ........................................................................ 6

D. Metode Penelitian .............................................................................. 7

1. Jenis Penelitian .............................................................................. 7

2. Pendekatan Penelitian ................................................................... 7

3. Jenis Data ...................................................................................... 8

4. Sumber Data .................................................................................. 8

5. Teknik Pengumpulan Data ………………..............……..….….. 9

6. Teknik Pengolahan Data ………………..……..…..............….. 10

7. Teknik Penulisan ………………..……..…..........................….. 10

E. Sistematika Penulisan ………………..…......................…..….….. 10

BAB II KAJIAN PUSTAKA ………………..…….............................….….. 12

A. Kerangka Konseptual ………………..….......................…..….….. 12

Page 9: ASPEK-ASPEK SYARIAH DALAM JUAL BELI EMAS ANTAM …

ix

B. Kerangka Teori ………………..……..................................….….. 13

1. Konsep Emas dalam Islam ……………..…….…................….. 13

2. Konsep Akad ………………..…….................................….….. 18

3. Konsep Jual Beli ………………..……...........................….….. 25

C. Tinjauan (Review) Kajian Terdahulu …………………..….....….. 35

BAB III PROFIL PT. TAMASIA GLOBAL SHARIA ……..……....….….. 38

A. Latar Belakang PT. Tamasia Global Sharia ……………..…....….. 38

B. Visi dan Misi Tamasia ………………..…….......................….….. 39

C. Legalitas Tamasia ………………..……..….............................….. 40

D. Struktur Organisasi Tamasia ………………..……..............….….. 41

E. Produk Tamasia ……………….................................……..….….. 42

F. Keuntungan Investasi Emas ………………..……..…..............….. 43

BAB IV ANALISIS ASPEK-ASPEK SYARIAH DALAM JUAL BELI

EMAS ANTAM MELALUI APLIKASI ONLINE PADA PT.

TAMASIA GLOBAL SHARIA ………………............……..….….. 44

A. Mekanisme Akad Salam Dalam Jual Beli Emas Pada PT. Tamasia

Global Sharia …………………………………………..………… 44

1. Alur Sign In (Pendaftaran) Aplikasi Online Tamasia ….…....... 44

2. Alur Transaksi Program #BeliSukaSuka ……...………...……. 45

3. Alur Transaksi Program #BeliBerkala ………….…..…......….. 50

4. Biaya-biaya Yang Ditetapkan …………………...………....…. 56

B. Indikasi Akad Dalam Jual Beli dan Simpan Emas ………...…….. 58

1. Akad Murabahah ………………………..…………...……..…. 59

2. Akad Wadi’ah ………………...……………………….......….. 63

3. Akad Salam ……………...…………………………….…..….. 67

C. Tinjauan Hukum Aspek-Aspek Syariah Pada Jual Beli Emas Produk

#BeliBerkala …………………………………….…..….....….….. 72

1. Identifikasi Akad …………………….…….…..……..….……. 72

2. Analisis Substansi Fatwa Terkait ………………..….…...……. 75

Page 10: ASPEK-ASPEK SYARIAH DALAM JUAL BELI EMAS ANTAM …

x

D. Tinjauan Hukum Aspek-Aspek Syariah Pada Jual Beli Emas Produk

#BeliSukaSuka ………………………………………..………….. 81

1. Identifikasi Akad ………………………………….……….….. 81

2. Analisis Substansi Fatwa Terkait ………………….……....….. 86

BAB V PENUTUP …………………………….…..…………….......……….. 92

A. Kesimpulan ………………………..…...……………….....….….. 92

B. Rekomendasi ………………………..…...………..……..…....….. 93

DAFTAR PUSTAKA …………........................................……..……..…...….. 95

Page 11: ASPEK-ASPEK SYARIAH DALAM JUAL BELI EMAS ANTAM …

xi

DAFTAR GAMBAR

Gambar 4.1 Pendaftaran Akun ............................................................................ 44

Gambar 4.2 Log In Akun .................................................................................... 45

Gambar 4.3 Tab Home Aplikasi Tamasia ........................................................... 46

Gambar 4.4 Memilih Nominal Pembelian Emas ………………...……..….….. 47

Gambar 4.5 Pilhan Transfer Bank ……………......................…..……...….….. 47

Gambar 4.6 Konfirmasi Pembelian …………....................……..……...….….. 48

Gambar 4.7 Virtual Account ………………..……..................................….….. 49

Gambar 4.8 Panduan Pembayaran ……………….......................……....….….. 49

Gambar 4.9 Email Verifikasi Pembayaran Berhasil …………..……......….….. 49

Gambar 4.10 Tab Home Aplikasi Reseller Tamasia …………..……......….….. 50

Gambar 4.11 Pilihan Transfer Bank Top Up Deposit …………..……....….….. 51

Gambar 4.12 Tab Home Aplikasi Reseller Tamasia ..…………..……....….….. 52

Gambar 4.13 Pilihan Jumlah Gram Emas ………………..……..............….….. 53

Gambar 4.14 Pilihan Tenor Jangka Waktu ………………..……............….….. 54

Gambar 4.15 Rincian Biaya ………………...................................……..….….. 54

Page 12: ASPEK-ASPEK SYARIAH DALAM JUAL BELI EMAS ANTAM …

xii

DAFTAR TABEL

Tabel 3.1 Subyek Hukum Tamasia ....................................................................... 41

Tabel 4.1 Margin Keuntungan Tamasia ................................................................ 56

Tabel 4.2 Biaya Admin ......................................................................................... 57

Tabel 4.3 Biaya Pengiriman .................................................................................. 57

Page 13: ASPEK-ASPEK SYARIAH DALAM JUAL BELI EMAS ANTAM …

xiii

DAFTAR SKEMA

Skema 2.1 Kerangka Teori dan Konseptual ……………………………………. 12

Skema 3.1 Struktur Organisasi PT. Tamasia Global Sharia ……………..…….. 41

Skema 3.2 Kenaikan Harga Emas Per Tahun …………………………….……. 43

Page 14: ASPEK-ASPEK SYARIAH DALAM JUAL BELI EMAS ANTAM …

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Umat Islam dalam kehidupan modern ini menghadapi tantangan

yang cukup berat. Di satu sisi ia harus mampu mengikuti perkembangan

global di bidang ekonomi dan teknologi, sementara itu di sisi lain ia juga

harus berpegang teguh pada ketentuan yang ada dalam hukum syariah.

Dengan kata lain umat Islam harus mampu bertahan di era globalisasi dengan

tetap berpedoman pada nilai-nilai syariah.

Kegiatan ekonomi tidak lepas bagaimana kita melakukan aktifitas

transaksi guna memenuhi kebutuhan hidup diri sendiri, mensejahterakan

keluarga dan membantu orang lain yang membutuhkan baik berupa pangan,

sandang dan papan. Apabila tidak terpenuhi ketiga alasan ini dapat

“dipersalahkan” menurut agama. Konteks ini menganjurkan untuk kita

seimbangkan dalam melaksanakan perintah Allah SWT dari sisi ibadah

(hablum minallah) dan juga sisi muamalah (hablum minannas).1

Dalam mempertahankan hidup seseorang diberi keleluasaan dalam

mengambil sikap guna memenuhi kebutuhan-kebutuhanya. Keleluasaan atau

kebebasan merupakan fitrah sebagai manusia mengatur dalam memenuhi

kebutuhan yang ada. Manusia dapat memaksimalkan dalam memanfatakan

sumber daya yang ada bila manusia memeiliki kesadaran yang sama maka

manusia beramai-ramai usaha apapun yang lebih sistematis efisien dan efektif

dalm rangka mengelola sumberdaya yang tidak terbatas.2

Jual beli dengan menggunakan prinsip syariah merupakan salah satu

bentuk kegiatan ekonomi yang hakikatnya adalah saling tolong menolong

sesama manusia dengan ketentuan hukumnya telah diatur dalam syariat

Islam. Karena sifatnya yang menuntut keridhoan kedua belah pihak yaitu

1 Runto Hediana dan Ahmad Dasuki Aly, “Transaksi Jual Beli Online Perspektif Ekonomi

Islam”, (Cirebon : Repository Fakultas Syariah dan Ekonomi IAIN Syekh Nurjati, 2016), h. 42 2 Alvien Septian Haerisma, “Dinar dan Dirham : Study Penerapan dan Perkembangan”

(Cirebon: Edufision Publising, 2011), h. 1

Page 15: ASPEK-ASPEK SYARIAH DALAM JUAL BELI EMAS ANTAM …

2

penjual dan pembeli, transaksi dengan sistem ekonomi syariah kontemporer

saat ini dapat kita temukan penerapannya dalam berbagai sektor, salah

satunya dalam transaksi jual beli emas.

Pesatnya pertumbuhan ekonomi saat ini membuat begitu banyak

institusi perbankan syariah atau lembaga-lembaga keuangan syariah lainnya

menawarkan produk pembiayaan emas kepada masyarakat. Hal ini karena

masyarakat melihat perkembangan investasi emas yang selalu naik dari tahun

ke tahun dan cenderung lebih terjangkau dibandingkan investasi properti

menyebabkan bisnis ini sangat menggiurkan.

Emas merupakan komoditi yang sangat mudah dan fleksibel untuk

diinvestasikan serta tidak harus memiliki pengetahuan khusus seperti

investasi saham. Seperti diketahui bahwa harga emas saat ini semakin hari

semakin melambung. Emas sering diidentikan sebagai barang berharga

yang bernilai estetis tinggi, terdepan, prestisius dan elegan, sehingga

orang menyebutnya sebagai logam mulia. Karena dalam keadaan murni atau

dalam udara biasa, emas tidak dapat teroksidasi atau dengan kata lain tahan

karat.3 Hal ini membuat emas semakin banyak diminati sebagai salah satu

jalan berinvestasi baik dari masyarakat kalangan menengah ke atas sampai

kalangan atas.

Beberapa tahun belakangan ini, dunia bisnis di Indonesia mengalami

perkembangan yang cukup pesat, salah satunya dipengaruhi oleh faktor

globalisasi. Perkembangan bisnis di Indonesia kini telah memasuki era

globalisasi. Era globalisasi merupakan era dimana batas antar negara tidak

lagi menjadi pemisah. Dengan kata lain tidak ada lagi penyekat yang

memisahkan hubungan antar negara untuk saling berinteraksi dalam segala

hal. Salah satunya adalah sistem jual beli dengan aplikasi online yang dapat

menjangkau berbagai target pemasaran di segala lokasi.

Saat ini telah beralih kepada era dimana transaksi tidak lagi

dilakukan secara tatap muka, melainkan sudah melalui media online. Tidak

3 Atma Kusuma, “Pelaksanaan Pembiayaan Mulia Dengan Akad Murabahah Pada PT.

Pegadaian (Persero) Syariah Kota Pekanbaru”, (Riau : Repository Universitas Riau, 2013), h. 3

Page 16: ASPEK-ASPEK SYARIAH DALAM JUAL BELI EMAS ANTAM …

3

lagi harus terjadi pertemuan antara penjual dengan pembeli di pasar,

melainkan cukup dengan menggunakan teknologi internet dan langsung

terjadi transaksi antara penjual dan pembeli. Telah terdapat berbagai macam

produk yang dijual tidak lagi melakukan penjualan secara tatap muka semata,

melainkan sudah menggunakan teknologi untuk melakukan penjualan secara

online.4

Dewasa ini perkembangan teknologi semakin memanjakan

masyariatat dalam mempermudah berbagai aktifitas sehari-hari. Aktifitas

yang dahulu terkesan membuang banyak waktu dan biaya, kini dapat

dinikmati dengan lebih mudah dan praktis tanpa merasa kerepotan. Salah

satunya dengan fasilitas layanan online yang masyariatat nikmati sekarang.

Berbagai macam fasilitas layanan online yang tersedia di masyariatat, mulai

dari sarana pembayaran online, belanja online, hingga transportasi online

dengan mudah dapat dinikmati melalui sarana e-commerce yang banyak

tersedia saat ini.5

Berdasarkan hal tersebut, pada 19 Mei 2017, Muhammad Assad,

seorang pengusaha muda yang juga praktisi keuangan syariah yang

merupakan lulusan Hamad Khalifa University Qatar, mendirikan PT. Tamasia

Global Sharia atau dengan nama dagang aplikasinya ialah “Tamasia” yang

mengklaim dirinya adalah perusahaan teknologi sebagai platform digital yang

menyediakan jasa transaksi jual beli emas batang logam mulia Aneka

Tambang (ANTAM), titip emas, dan simpan emas secara online dan

berprinsip syariah yang pertama hadir di Indonesia dengan tujuan untuk

diinvestasikan.6 Pengklaiman prinsip syariah ini karena Tamasia menerapkan

prinsip-prinsip syariah dalam transaksinya.

4 Maudy Vena, “Pandangan Ekonomi Islam terhadap Minat Beli Melalui Sistem Online

Shop”, (Makassar : Fakultas Ekonomi dan Bisnis Islam UIN Alauddin, 2017), h. 1 5 Muhammad Yunus, dkk., “Tinjauan Fikih Muamalah Terhadap Akad Jual Beli Dalam

Transaksi Online Pada Aplikasi Go-Food”, Jurnal Amwaluna Volume 2 Nomor 1, Januari 2018,

h. 145-146 6 Hendry Pratomo, “Buku Panduan Tamasia Versi 1.1”, (Jakarta : PT. Tamasia Global

Sharia, 2017), h. 1

Page 17: ASPEK-ASPEK SYARIAH DALAM JUAL BELI EMAS ANTAM …

4

Mengingat saat ini juga banyak sekali bermunculan Lembaga

Keuangan Syariah baik Bank maupun Non-Bank yang membuka produk

pembiayaan kepemilikan emas secara syariah untuk masyarakat secara

manual dengan pembeli mendatangi langsung kantor Lembaga Keuangan

Syariah tersebut. Tamasia memberi warna baru akan jual beli emas secara

syariah di Indonesia melalui aplikasi yang pembelinya tidak perlu lagi

bertatap muka langsung dengan penjual. Namun perlu diperjelas dan

diperhatikan kembali, dalam menerapkan prinsip-prinsip syariah ini, apa

akad-akad syariah yang dianut Tamasia dalam transaksi jual beli emas Antam

melalui aplikasi online ini.

Sebagai platform online transaksi emas dengan prinsip syariah yang

pertama kali hadir di Indonesia, kemunculan Tamasia masih perlu

dipertanyakan mekanisme operasionalnya dari segi aspek-aspek syariah.

Berdasarkan pemikiran yang telah dikemukakan di atas, karena belum pernah

ada yang meneliti tentang analisis aspek-aspek syariah dalam mekanisme

penerapan akad jual beli emas Antam dengan platform digital secara online

dan berprinsip syariah di Indonesia dalam lingkup PT. Tamasia Global

Sharia, maka Peneliti tertarik untuk menyusun skripsi dengan judul “Aspek-

Aspek Syariah Dalam Jual Beli Emas Antam Melalui Aplikasi Online

Pada PT. Tamasia Global Sharia”.

B. Idetifikasi, Pembatasan, dan Perumusan Masalah

1. Identifikasi Masalah

Sebelum menuju kepada pembatasan dan perumusan masalah,

Peneliti melakukan identifikasi masalah terlebih dahulu, antara lain :

a. Apa bidang usaha yang dijalankan oleh PT. Tamasia Global Sharia?

b. Apa landasan hukum PT. Tamasia Global Sharia dalam menjalankan

usaha berprinsip syariah?

c. Bagaimana proses jual beli emas Antam secara syariah melalui

aplikasi aplikasi online pada PT. Tamasia Global Sharia?

Page 18: ASPEK-ASPEK SYARIAH DALAM JUAL BELI EMAS ANTAM …

5

d. Apa saja akad-akad yang teridentifikasi digunakan dalam jual beli

emas Antam melalui aplikasi online pada PT. Tamasia Global Sharia?

e. Apakah akad-akad yang teridentifikasi digunakan dalam jual beli

emas Antam pada PT. Tamasia Global Sharia sudah sesuai dengan

Fatwa DSN-MUI terkait?

2. Pembatasan Masalah

Karena luasnya pembahasan yang akan diteliti serta agar tidak

melenceng jauh dari pembahasan, maka Peneliti membatasi masalah

yang akan dibahas hanya seputar bagaimana proses jual beli emas Antam

secara syariah melalui aplikasi online pada PT. Tamasia Global Sharia.

Kemudian mengindentifikasi apa saja akad-akad yang digunakan dalam

jual beli emas Antam melalui aplikasi online pada PT. Tamasia Global

Sharia dan menganalisis apakah akad-akad yang teridentifikasi tersebut

sudah sesuai atau belum dengan Fatwa DSN-MUI terkait.

3. Perumusan Masalah

Untuk mempermudah pembahasan selanjutnya, maka Peneliti

mengangkat sebuah perumusan masalah, yaitu berdasarkan data bahwa

Tamasia adalah platform online transaksi emas dengan prinsip syariah

yang pertama kali hadir di Indonesia, maka kemunculan Tamasia masih

perlu dipertanyakan dari segi aspek-aspek syariah mengenai mekanisme

operasional dalam jual beli emas antam melalui aplikasi online.

Kemudian Peneliti mempertegas dengan beberapa pertanyaan penelitian

sebagai berikut :

a. Bagaimana mekanise proses jual beli emas Antam secara syariah

melalui aplikasi online pada PT. Tamasia Global Sharia?

b. Apa saja akad-akad yang teridentifikasi digunakan dalam proses jual

beli emas Antam melalui aplikasi online pada PT. Tamasia Global

Sharia?

Page 19: ASPEK-ASPEK SYARIAH DALAM JUAL BELI EMAS ANTAM …

6

c. Apakah akad-akad yang teridentifikasi digunakan dalam jual beli

emas Antam pada PT. Tamasia Global Sharia tersebut sudah sesuai

atau belum dengan Fatwa DSN-MUI terkait?

C. Tujuan dan Manfaat Penelitian

1. Tujuan Penelitian

Adapun tujuan Peneliti dari melakukan penelitian Aspek-Aspek

Syariah Dalam Jual Beli Emas Antam Melalui Aplikasi Online Pada

PT. Tamasia Global Sharia ini, antara lain :

a. Untuk mengetahui mekanise proses jual beli emas Antam secara syariah

melalui aplikasi online pada PT. Tamasia Global Sharia.

b. Untuk mengetahui akad-akad yang teridentifikasi digunakan dalam jual

beli emas Antam melalui aplikasi online pada PT. Tamasia Global

Sharia.

c. Untuk mengetahui akad-akad yang teridentifikasi digunakan dalam jual

beli emas Antam pada PT. Tamasia Global Sharia tersebut sudah sesuai

atau belum dengan Fatwa DSN-MUI terkait.

2. Manfaat Penelitian

Secara garis besar, manfaat untuk penelitian ini dapat dibedakan

menjadi 2 (dua), yaitu :

a. Manfaat Teoritis

Secara teoritis, penelitian ini diharapkan dapat menambah

pengetahuan dalam bidang hukum ekonomi syariah tentang bagaimana

implementasi akad jual beli salam dalam proses jual beli emas Antam

secara online dengan aplikasi pada PT. Tamasia Global Sharia sudah

sesuai dengan ketentuan-ketentuan syariah terhadap fatwa terkait.

b. Manfaat Praktis

Secara praktis, hasil penelitian ini diharapkan akan menjadi

masukan bagi para pihak, antara lain :

Page 20: ASPEK-ASPEK SYARIAH DALAM JUAL BELI EMAS ANTAM …

7

1) Bagi Peneliti, hasil penelitian ini diharapkan dapat menjadikan

Penulis lebih mengetahui dan memahami mengenai implementasi

akad jual beli salam dalam proses jual beli emas Antam secara online

dengan aplikasi pada PT. Tamasia Global Sharia.

2) Bagi PT. Tamasia Global Sharia, hasil penelitian ini diharapkan

dapat menjadi masukan yang bermanfaat.

3) Bagi pihak lain, hasil penelitian ini diharapkan dapat menjadi

sumber informasi, sumber ilmu pengetahuan, dan sumber literatur

hukum ekonomi syariah.

D. Metode Penelitian

1. Jenis Penelitian

Jenis penelitian ini adalah penelitian kualitatif deskriptif. Penelitian

kualitatif merupakan penelitian yang dilakukan berdasarkan paradigma,

strategi, dan implementasi model secara kualitatif.7 Sedangkan penelitian

deskriptif bertujuan untuk memberikan gambaran tentang suatu gejala

masyarakat tertentu.8 Tujuan dari menggunakan jenis penelitian ini adalah

untuk menggambarkan sifat suatu keadaan yang sementara berjalan pada

saat penelitian dilakukan. Jenis penelitian ini dilakukan dengan

mengumpulkan, menyusun, dan mendeskripsikan berbagai dokumen, data,

dan informasi yang aktual, yang bertujuan untuk menjelaskan

permasalahan sampai menemukan jawaban yang diharapkan.

2. Pendekatan Penelitian

Pendekatan yang digunakan adalah pendekatan normatif empiris.

Jikalau penelitian hukum normatif berupaya untuk melihat hukum dari

perspektif norma-norma atau aturan yang tertulis, maka penelitian hukum

7 Basrowi dan Suwandi, “Memahami Penelitian Kualitatif”, (Jakarta : Rineka Cipta, 2008),

h. 20 8 Sukardarrumidi, “Metodologi Penelitian : Petunjuk Praktis Untuk Peneliti Pemula”,

(Yogyakarta : Gadjah Mada University Press, 2004), h. 104

Page 21: ASPEK-ASPEK SYARIAH DALAM JUAL BELI EMAS ANTAM …

8

empiris untuk melihat bagaimana hukum tersebut dipraktikan.9 Pendekatan

penelitian ini dilakukan berdasarkan bahan hukum utama dengan menelaah

teori-teori, konsep-konsep, serta berbagai peraturan yang tercantum dalam

fatwa yang berhubungan dengan penelitian ini. Pendekatan juga dilakukan

dengan melihat kenyataan yang ada dalam praktik di lapangan tempat

penelitian.

3. Jenis Data

Jenis data bersifat kualitatif didasarkan pada isi atau mutu suatu

fakta di dalam jurnal-jurnal yang menjadi literatur yang dikumpulkan,

peraturan-peraturan terkait permasalahan baik fatwa maupun perundang-

undangan, serta wawancara pihak-pihak yang berkompeten. Kemudian

data-data tersebut dianalisa agar dapat menjawab permasalahan yang ada.

4. Sumber Data

a. Data Primer

Data primer yang digunakan yaitu bahan yang menjelaskan topik

terkait dengan penelitian bersumber dari jurnal-jurnal yang

mengandung informasi yang berhubungan dengan masalah yang

dibahas terkait dengan proses jual beli emas Antam melalui aplikasi

online pada PT. Tamasia Global Sharia.

Selain itu, data primer juga didapatkan dari wawancara yang

dilakukan kepada para praktisi jual beli emas Antam khususnya di PT.

Tamasia Global Sharia, serta wawancara kepada para narasumber yang

berkompeten di bidang penentuan kesesuaian syariah khususnya para

praktisi di Dewan Syariah Nasional Majelis Ulama Indonesia.

b. Data Sekunder

Data sekunder yang digunakan adalah ketentuan-ketentuan

syariah mengenai akad-akad yang teridentifikasi digunakan dalam

9 Fahmi Muhammad Ahmadi dan Jaenal Aripin, “Metode Penelitian Hukum”, (Jakarta :

Lembaga Penelitian UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, 2010), h. 47

Page 22: ASPEK-ASPEK SYARIAH DALAM JUAL BELI EMAS ANTAM …

9

proses jual beli emas Antam melalui aplikasi online pada PT. Tamasia

Global Sharia, anatara lain :

1) Fatwa Dewan Syariah Nasional – Majelis Ulama Indonesia Nomor

04/DSN-MUI/IV/2000 tentang Murabahah

2) Fatwa Dewan Syariah Nasional – Majelis Ulama Indonesia Nomor

77/DSN-MUI/V/2010 tentang Jual Beli Emas Tidak Tunai

3) Fatwa Dewan Syariah Nasional – Majelis Ulama Indonesia Nomor

02/DSN-MUI/IV/2000 tentang Tabungan

4) Fatwa Dewan Syariah Nasional – Majelis Ulama Indonesia Nomor

05/DSN-MUI/IV/2000 Tentang Jual Beli Salam

5. Teknik Pengumpulan Data

Untuk memperoleh data yang relevan dengan permasalahan yang

diteliti, dikaitkan dengan pendekatan penelitian hukum yang bersifat

yuridis normatif, maka teknik pengumpulan data yang digunakan, antara

lain :

a. Teknik observasi, yaitu melakukan pengamatan langsung terhadap

proses transaksi jual beli dengan menjadi salah satu reseller dan

mengikuti Tamasia Reseller Academy atau training berbentuk short

course pada PT. Tamasia Global Sharia.

b. Teknik kepustakaan (library research), yaitu menyandingkan

pembahasan terhadap literatur-literatur yang berkaitan yang berkaitan

dengan implementasi akad jual beli salam pada Lembaga Keuangan

Syariah.

c. Teknik wawancara, yaitu dengan melakukan wawancara kepada para

praktisi di PT. Tamasia Global Sharia, kemudian wawancara kepada

para narasumber yang berkompeten di bidang penentuan kesesuaian

syariah serta di bidang investasi emas.

Page 23: ASPEK-ASPEK SYARIAH DALAM JUAL BELI EMAS ANTAM …

10

6. Teknik Pengolahan Data

Teknik pengolahan data pada penelitian ini mengikuti jenis

penelitian ini sendiri yang berupa kualitatif deskriptif. Data-data kualitatif

yang diperoleh akan dianalisis dan dihubungkan dengan rumusan masalah

yang ada untuk kemudian ditafsirkan sebagai salah satu upaya mencari

solusi atau jawaban atas masalah-masalah yang diidentifikasi dalam

penelitian ini.

Teknis pengolahan data kualitatif dilakukan dengan mentranskip

hasil wawancara, mengedit data, kemudian mengklarifikasi data sesuai

dengan masalah atau tema yang dibahas. Setelah selesai mengumpulkan

data secara lengkap, tahapan selanjutnya adalah analisis data. Pada tahapan

ini, data dikerjakan serta dimanfaatkan sampai dapat berhasil

menyimpulkan kebenaran-kebenaran yang dapat dipakai untuk menjawab

persoalan yang diajukan dalam penelitian.

7. Teknik Penulisan

Teknik penulisan yang digunakan dalam penulisan penelitian ini

mengacu pada buku Pedoman Penulisan Skripsi Fakultas Syariah dan

Hukum Tahun 2017.

E. Sistematika Penulisan

Skripsi ini akan disusun dalam beberapa bab dengan tujuan untuk

mempermudah penulisan dan memperjelas pembacaannya. Adapun

sistematika penulisan laporan skripsi ini adalah sebagai berikut :

BAB I : PENDAHULUAN

Dalam bab ini berisi pengantar untuk memahami garis besar dari

seluruh pembahasan. Dalam bab ini diuraikan mengenai latar

belakang masalah, identifikasi masalah, pembatasan masalah,

perumusan masalah, tujuan dan manfaat penelitian, metodologi

penelitian, dan sistematika penulisan.

Page 24: ASPEK-ASPEK SYARIAH DALAM JUAL BELI EMAS ANTAM …

11

BAB II : KAJIAN PUSTAKA

Dalam bab ini menjelaskan kerangka konseptual, kerangka teori

yang berkaitan dengan mengenai proses jual beli emas Antam

melalui aplikasi online pada PT. Tamasia Global Sharia, dan

tinjauan (review) kajian terdahulu.

BAB III : PROFIL PT. TAMASIA GLOBAL SHARIA

Dalam bab ini menjelaskan profil PT. Tamasia Global Sharia

antara lain latar belakang perusahaan, visi dan misi, legalitas

perusahaan, struktur organisasi perusahaan, produk, serta

keuntungan berinvestasi emas melalui Tamasia.

BAB IV : ASPEK-ASPEK SYARIAH DALAM JUAL BELI EMAS

ANTAM MELALUI APLIKASI ONLINE PADA PT.

TAMASIA GLOBAL SHARIA

Dalam bab ini menjelaskan bagaimana analisis proses jual beli

emas Antam melalui aplikasi online pada PT. Tamasia Global

Sharia, identifikasi akad-akad yang digunakan dalam jual beli

tersebut, dan kemudian diteliti apakah sudah sesuai atau belum

dengan fatwa-fatwa terkait.

BAB V : PENUTUP

Dalam bab ini merupakan penutupan dari penelitian, yang

didalamnya memuat kesimpulan dan rekomendasi.

Page 25: ASPEK-ASPEK SYARIAH DALAM JUAL BELI EMAS ANTAM …

12

BAB II

KAJIAN PUSTAKA

A. Kerangka Konseptual

Gambaran konseptual dalam penelitian ini dapat digambarkan dalam

kerangka berikut ini :

Hasil Penelitian

Skema 2.1 Kerangka Teori dan Konseptual

Aspek-Aspek Syariah Dalam Jual Beli Emas Antam Melalui Aplikasi Online Pada

PT. Tamasia Global Sharia

Sesuai Tidak Sesuai

Kesimpulan

Fatwa DSN-MUI Nomor 05/DSN-MUI/IV/2000 Tentang Jual Beli

Salam

Rekomendasi (Saran)

Analisis proses dan mekanisme jual beli emas Antam melalui aplikasi

online pada PT. Tamasia Global Sharia

Identifikasi akad-akad yang tepat digunakan dalam transaks masing-masing

produk dan tinjauan hukum kesesuaian syariah akad-akad yang digunakan

dengan fatwa-fatwa DSN-MUI yang terkait pada PT. Tamasia Global Sharia

Fatwa DSN-MUI Nomor 04/DSN-MUI/IV/2000 tentang Murabahah

Fatwa DSN-MUI Nomor 77/DSN-MUI/V/2010 tentang Jual Beli Emas

Tidak Tunai

Fatwa DSN-MUI Nomor 02/DSN-MUI/IV/2000 tentang Tabungan

Page 26: ASPEK-ASPEK SYARIAH DALAM JUAL BELI EMAS ANTAM …

13

B. Kerangka Teori

Kerangka teori dalam penelitian Aspek-Aspek Syariah Dalam Jual

Beli Emas Antam Melalui Aplikasi Online Pada PT. Tamasia Global

Sharia difokuskan sesuai dengan rumusan masalahnya yang telah dipaparkan

sebelumnya, yaitu :

Menganalisis proses jual beli emas Antam melalui aplikasi online

pada PT. Tamasia Global Sharia dan mengidentifikasi akad-akad yang tepat

digunakan, dilihat dari mekanisme operasional yang dijalankan baik oleh

pihak Tamasia maupun pihak calon pembeli emas dalam transaksi masing-

masing produk dari PT. Tamasia Global Sharia diantaranya produk Beli

Berkala dan produk Beli Suka-Suka.

Pengidentifikasian dilakukan berdasarkan akad-akad jual beli emas

yang biasa digunakan pada lembaga-lembaga keuangan syariah lain yang juga

memiliki transaksi produk jual beli emas. Akad-akad yang teridentifikasi

tersebut dianalisis dengan tinjauan hukum apakah telah sesuai atau belum

dengan fatwa-fatwa DSN-MUI yang terkait. Penganalisaan dilakukan dengan

membedah satu per satu substansi ketentuan pada fatwa tersebut dikaitkan

dengan mekanisme yang ada pada PT. Tamasia Global Sharia.

Terakhir akan disampaikan hasil penelitian berupa kesimpulan

bagaimana proses jual beli emas Antam secara syariah melalui aplikasi online

pada PT. Tamasia Global Sharia, akad-akad yang teridentifikasi digunakan

dalam masing-masing transaksi, kesesuaian syariah dengan fatwa-fatwa

terkait akad, dan rekomendasi untuk beberapa pihak terkait. Berikut ini

adalah penjelasan lebih lanjut mengenai konsep emas dalam Islam, akad, dan

jual beli:

1. Konsep Emas dalam Islam

Setiap negara akan berupaya mempertahankan satuan moneter dan

jenis uang yang dimiliki dalam satuan unit yang tetap dan mempunyai nilai

yang stabil dilihat dari komoditi tertentu. Pada dasarnya uang memiliki

tiga fungsi utama, sebagai alat tukar (medium of exchange), sebagai satuan

nilai (unit of account) dan penyimpan nilai (store of value). Berkaitan

Page 27: ASPEK-ASPEK SYARIAH DALAM JUAL BELI EMAS ANTAM …

14

dengan fungsinya sebagai penyimpan nilai, ternyata uang difungsikan

sebagai suatu yang bertentangan dengan fungsi sebenarnya dari uang.

Uang dianggap berubah nilainya akibat waktu (time value of

money), sehingga sebagai standar ukur dan satuan nilai daya bell uang

menjadi turun. Padahal, supaya tetap memiliki daya beli, uang harus tetap

berada dalam ukurannya. Uang tidak dapat berubah, bertambah dan

berkurang, hanya karena waktu. Uang akan berubah jika dan hanya jika

digunakan dalam aktifitas riil dalam perekonomian.

Dalam sejarah komoditi uang sebagai standar, terdapat dua standar

yang umum digunakan yaitu standar emas (gold currency standards) dan

standar perak (silver currency standards). Meski demikian secara umum

dapat didefinisikan sebagai satuan moneter dari emas dengan ukuran

tertentu terhadap satu satuan mata uang (termasuk perak) dan mendapat

ijin penuh dalam mengkonversi antara emas dengan uang dan antara uang

dengan emas. Hubungan mekanis emas dan satuan moneter jelas akan

mendorong keyakinan akan nilai unit moneter. Hal inilah yang menjamin

stabilitas terhadap sistem moneter.1

Dapat kita katakan bahwa emas dan perak mempunyai keunggulan

dan keistimewaan seperti berikut :

a. Emas dan perak adalah logam yang berharga. Nilainya tidak tergantung

pada negara manapun, bahkan tidak tergantung dengan sistem ekonomi

manapun.

b. Didasarkan pada praktek di zaman Rasulullah di mana emas di gunakan

sebagai bahan pembentuk uang. Dengan mata uang yang berasal dari

emas ini, maka nilai mata uang adalah berhubungkait langsung dengan

emas itu sendiri. Jika mata uang tersebut tidak lagi dikehendaki, maka

pemegang uang tersebut dapat langsung melebur uang tersebut dan

kemudian menyimpan atau menjuahiya dalam bentuk emas yang masih

1 Arif Pujiyono, “Dinar dan Sistem Standar Tunggal Emas Ditinjau Menurut Sistem

Moneter Islam”, Jurnal Dinamika Pembangunan : Vol. 1 No. 2 / Desember 2004, h. 146-147

Page 28: ASPEK-ASPEK SYARIAH DALAM JUAL BELI EMAS ANTAM …

15

memiliki nilai emas. Keadaan seperti ini di percayai dapat menjaga

kestabilan mata uang.

c. Berdasarkan kenyataan di atas, uang emas juga akan mudah dalam

pengendalian inflasi, karena harga emas mempunyai harga relatif stabil

terhadap barang lain. Kenaikan harga-harga barang umum akan di ikuti

juga dengan naiknya harga emas. Hingga jika barang tersebut di ukur

dengan harga emas (the price of commodities in term of gold) maka

harga sebenamya adalah tetap atau tidak berubah.

d. Nilai emas dan perak mempunyai instrinsik menyebabkan emas dan

perak dapat dipercaya.

e. Emas dan perak mudah dibawa dan harganya mahal, walaupun bentuk

dan ukuranya kecil dan ringan dalam bentuk timbangan.

f. Emas dan perak selamat daripada kerusakan, karena emas dan perak

tidaklah berkarat.

g. Emas dan perak dapat di pecah-pecahkan dan dibagi-bagi kepada unit

yang lebih kecil tanpa mengurangkan harga setiap bagian dan

pecahannya, baik dalam keadaan terpisah ataupun bersama dengan

bagian yang lain. Ini berbeda dengan mata uang kertas jika kita robek

maka hilanglah harga uang tersebut.

h. Homogen diantara potongan-potongan atau kepingan emas dan perak

yang telah dituang (dijadikan syiling). Pada umumnya, biji gandum

Audsa adalah berbeda mutunya dengan biji gandmn yang berasal dari

California, dan bulu biri-biri daripada Australia berbeda kualitasnya

dari kulit biri-biri dari negara Mexico. Akan tetapi seorang pakar yang

sangat berpengalaman tidak akan mampu membedakan antara emas

keluaran Australia dengan emas yang dikeluarkan oleh Mexico. Ini

sebabnya, pergadangan dengan mengunakan emas dan perak itu

disemua negara dan tempat dilakukan dengan mengikuti satu kebijakan

saja.

i. Kepingan-kepingan emas dam perak yang sudah dituang sebagai mata

uang adalah sukar dipalsukan karena beberapa keistimewaan yang ujud

Page 29: ASPEK-ASPEK SYARIAH DALAM JUAL BELI EMAS ANTAM …

16

pada keduadua bahan logam yang berharga itu, yaitu dari segi wama,

dengung bunyi, dan kerasnya. Oleh sebab itu, kedua-duanya susah

untuk ditipu.

j. Kestabilan dan kemantapan harga kedua bahan itu berbanding dengan

harga logam-logam lain. Emas dan perak bukanlah barang yang dapat

digimakan dan dihasilkan semula setiap tahun dan menyebabkan

pengeluarannya yang terakhir mengalami banyak masalah tentang harga

seperti biji-bijian, kapas, kopi dan lainnya. Emas dan perak yang teldi

dikeluarkan sejak zaman purba lagi tidak rusak karena digunakan

kecuali hilang dengan sebab pemborosan atau takdir Allah.2

Keuntungan dari investasi emas ini adalah adanya perbedaan harga

atau kenaikan harga emas, yakni adanya perbedaaan atau kenaikan antara

harga beli dengan harga jual emas itu sendiri. Contoh dalam 2 sampai 10

hari saja apabila sudah terjadi kenaikan harga emas maka pasti akan

mendapatkan keuntungan. Inilah yang menjadi keuntungan investasi

dengan emas, dengan harga yang selalu naik dari hari-hari sebelumnya. Di

samping itu emas berguna untuk menjaga nilai agar tidak merosot terkena

inflasi. Adapun keuntungan bagi bank sendiri adalah adanya biaya atau

ujrah atas emas yang digadaikan dan disimpan di bank syariah.

Jika kita meninjau ulang terhadap pola keuntungan dari investasi

emas dimana keuntungan investasi ini berupa jangka pendek yakni adanya

selisih antara harga beli dengan harga jual. Disini ada keleluasaan nasabah

untuk menggoreng harga emas, kapan nasabah membeli emas dan kapan

nasabah menjualnya. Dengan ini kiranya jelas pola investasi emas ini

bermain pada ranah spekulatif, karena hanya dengan keuntungan yang

diperoleh dari selisih harga beli dengan harga jual lah nasabah

mendapatkan keuntungan dengan sendirinya. Begitu pula jika saat emas

dinanti kenaikannya, sedangkan harga emas semakin lesu maka mau tidak

2 Deny Setiawan, dkk., “Kekuatan Emas dan Perak Sebagai Mata Uang Dunia Suatu Studi

Pendahuluan”, Jumal Ekonomi Volume 18, Nomor 1 Maret 2010, h. 126-127

Page 30: ASPEK-ASPEK SYARIAH DALAM JUAL BELI EMAS ANTAM …

17

mau, nasabah tetap menggadaikan emasnya di perbankan sampai harga

emas menjulang tinggi, kecuali pada saat-saat tertentu yang mengharuskan

nasabah untuk menjual emas yang digadaikannya.3

Konsep seperti diatas lebih dikenal dengan sebutan spekulatif atau

maysir, yang secara umum menggambarkan adanya keuntungan tanpa

adanya usaha riil untuk mendapatkan keuntungan tersebut. Memang pada

hakikatnya pola investasi adalah suatu pola bisnis yang ingin mendapatkan

keuntungan di masa yang akan datang. Tidak salah jika investasi lebih

menginginkan adanya keuntungan di masa depan, tetapi tentunya

kesemuanya ini diiringi dengan usaha riil yang jelas, bukan hanya

mengharapkan adanya kenaikan dari harga emas.

Dalam prinsip ekonomi islam berkenaan dengan konsep investasi

emas yakni tidak adanya larangan berupa pola investasi emas apabila hal

itu tetap mengacu pada prinsip islam. Tetapi jika hal itu telah melampaui

batasan yang diberikan oleh prinsip islam, maka hal itu harus ditinggalkan.

Adapun unsur-unsur yang dilarang dalam transaksi diantaranya:

perniagaan barang-barang yang haram, bunga atau riba‟, perjudian atau

spekulasi yang disengaja dan ketidaksejalsan serta manipulatif (gharar).

Dengan adanya batasan dalam prinsip ekonomi islam diatas kiranya

jelas sekali pola investasi yang mengandung unsur spekulatif merupakan

sesuatu yang dilarang dalam islam. Dalam basic kebijakan ekonomi islam

pun dijelaskan secara tegas akan larangan riba, pelarangan gharar, barang-

barang yang haram dan pentingnya pelembagaan zakat dalam kebijakan

yang diberikan oleh ekonomi islam.

Jika menilik sejenak tentang konsep maqasid syariah berkenaan

dengan konsep investasi yang spekulatif akan menyebabkan adanya

ketidakadilan, yang mana akan terjadinya gap atau kesenjangan pihak

investasi spekulatif dengan para pekerja sector riil. Hal ini jelas

mengakibatkan ketidakadilan dimana seorang investor dengan mudahnya

3 Anggoro Sugeng , “Analisis Prinsip Ekonomi Islam Terhadap Operasional Produk

Investasi Emas Pada Perbankan Syariah X”, La Riba : Jurnal Ekonomi Islam Volume VI, No. 2,

Desember 2012, h. 173-175

Page 31: ASPEK-ASPEK SYARIAH DALAM JUAL BELI EMAS ANTAM …

18

memperoleh uang sedangkan pihak yang semangat bekerja hanya

mendapatkan uang yang kurang sepadan dengan apa yang dilakukan.

Jika melihat lebih dalam lagi dari nilai-nilai dasar ekonomi islam

yang terdapat konsep adil dalam formulasi nilai-nilai dasar ekonomi islam.

Adapun keadilan yang dimaksud disini berupa nilai turunan yang berasal

darinya salah satunya adalah persamaan kompensasi. Persamaan

kompensasi adalah pengertian adil yang paling umum, yaitu bahwa

seseorang harus memberikan kompensasi yang sepadan kepada pihak lain

sesuai dengan pengorbanan yang dilakukan. Pengorbanan yang telah

dilakukan inilah yang menimbulkan hak pada seseorang yang telah

melakukan pengorbanan untuk memperoleh balasan yang seimbang

dengan pengorbanannya.4

2. Konsep Akad

a. Pengertian Akad

Kata “Akad” berasal dari bahasa arab al-aqdu dalam bentuk

jamak di sebut al-„uquud yang berarti ikatan atau simpul tali. Menurut

para ulama fiqh, kata akad didefinisikan sebagai hubungan antara ijab

dan kabul sesuai dengan kehendak syariat yang menetapkan adanya

pengaruh (akibat) hukum dalam objek perikatan.

Rumusan akad di atas mengindikasikan bahwa perjanjian harus

merupakan perjanjian kedua belah pihak untuk mengikatkan diri

tentang perbuatan yang akan dilakukan dalam suatu hal yang khusus.

Akad ini diwujudkan Pertama, dalam ijab dan kabul. Kedua, sesuai

dengan kehendak syariat. Ketiga, adanya akibat hukum pada objek

perikatan.5

4 Munrokhim Misanam, dkk, “Ekonomi Islam”, ( Jakarta: Raja Grafindo Persada, 2008), h.

59 5 Fathurrahman Djamil, “Hukum Perjanjian Syariah, dalam Kompilasi Hukum Perikatan

Oleh Mariam Darus Badrul Zaman”, (Bandung: Cipta Adiya Bhakti, 2001), h. 247

Page 32: ASPEK-ASPEK SYARIAH DALAM JUAL BELI EMAS ANTAM …

19

b. Rukun Akad

Untuk sahnya suatu akad harus memenuhi rukun akad yang

merupakan unsur asasi dari akad. Rukun akad tersebut adalah :

1) Pihak-Pihak Yang Berakad (Al-Aqid)

Pihak-pihak yang berakad adalah orang, persekutuan, atau badan

usaha yang memiliki kecakapan dalam melakukan perbuatan hokum

serta memiliki kewenangan terhadap objek akad.

2) Shighat (Ijab dan Qabul)

Sighat adalah perbuatan yang menunjukkan terjadinya akad

berupa ijab dan qabul. Mengucapkan dalam akad merupakan salah

satu cara lain yang dapat ditempuh dalam mengadakan akad, tetapi

ada juga dengan cara lain yang dapat menggambarkan kehendak

untuk berakad para ulama menerangkan beberapa cara yang

ditempuh dalam akad diantaranya :

a) Dengan cara tulisan, misalnya, ketika dua orang yang terjadi

transaksi jual beli yang berjauhan maka ijab qabul dengan cara

tulisan (kitabah).

b) Dengan cara isyarat, bagi orang yang tidak dapat melakukan akad

jual beli dengan cara ucapan atau tulisan, maka boleh

menggunakan isyarat. Sehingga muncullah kaidah:

شبسح دحال ع ىلخشطاى مبىجب ثبىيسب

“Isyarat bisa dimengerti bagi orang bisu sama dengan ucapan

lidah”

c) Dengan cara ta‟athi atau saling melakukan tindakan, misalnya,

seseorang melakukan pemberian kepada orang lain, dan orang

yang diberi tersebut memberikan imbalan kepada orang yang

memberinya tanpa ditentukan besar imbalan.

d) Dengan cara lisan al-hal, menurut sebagian ulama mengatakan,

apabila seseorang meninggalkan barang-barang dihadapan orang

lain kemudian orang itu pergi dan orang yang ditinggali barang-

barang itu berdiam diri saja hal itu dipandang telah ada akad

Page 33: ASPEK-ASPEK SYARIAH DALAM JUAL BELI EMAS ANTAM …

20

wadi‟ah (titipan) antara orang yang meletakkan barang titipan

dengan jalan dalalah al hal.6

3) Objek Akad (Ma‟qud „Alaihi)

Objek akad adalah amwal yaitu harta berupa barang atau jasa

yang dihalalkan yang dibutuhkan masing-masing pihak. Ditinjau dari

segi benda yang dijadikan obyek jual beli dapat dikemukakan

pendapat Imam Taqiyuddin bahwa benda dalam jual beli dibagi

menjadi tiga bentuk, yaitu :

a) Jual beli benda yang kelihatan

Jual beli benda yang kelihatan ialah pada waktu melakukan

akad jual beli benda atau barang yang diperjual belikan ada di

depan penjual dan pembeli, hal ini lazim dilakukan masyarakat

banyak, seperti membeli beras di pasar dan boleh dilakukan.

b) Jual beli yang disebutkan sifat-sifatnya dalam janji atau salam,

Jual beli yang disebutkan sifat-sifatnya dalam perjanjian ialah

jual beli salam (pesanan). Menurut kebiasaan para pedagang,

salam adalah untuk jual beli yang tidak tunai (kontan), salam pada

awalnya berarti meminjamkan ba-rang atau sesuatu yang

seimbang dengan harga tertentu, maksudnya ialah perjanjian

sesuatu yang penyerahan barang-barangnya ditangguhkan hingga

masa tertentu, sebagai imbalan harga yang telah ditetapkan ketika

akad.

c) Jual beli benda yang tidak ada

Jual beli benda yang tidak ada serta tidak dapat dilihat ialah

jual beli yang dilarang oleh agama Islam, karena barangnya tidak

tentu atau masih gelap, sehingga dikhawatirkan barang tersebut

diperoleh dari curian atau ba-rang titipan yang akibatnya dapat

menimbulkan kerugian salah satu pihak.7

6 Shobirin, “Jual Beli Dalam Pandangan Islam”, Jurnal Bisnis dan Manajemen Islam

Volume 3, Nomor 2, Desember 2015, h. 247 7 Wati Susiawati, “Jual Beli Dan Dalam Konteks Kekinian”, Jurnal Ekonomi Islam

Volume 8, Nomor 2, November 2017, h. 179-180

Page 34: ASPEK-ASPEK SYARIAH DALAM JUAL BELI EMAS ANTAM …

21

4) Tujuan Akad (Maudhu‟ Al-Aqd)

Tujuan akad (maudhu‟ al-„aqd) yaitu tujuan atau maksud pokok

mengadakan akad. Berbeda akad maka berbedalah tujuan pokok

akad. Dalam akad jual beli misalnya, tujuan pokoknya yaitu

memindahkan barang dari penjual kepada pembeli dengan diberi

ganti. Tujuan pokok akad hibah yaitu memindahkan barang dari

pemberi kepada yang diberi untuk dimilikinya tanpa pengganti

(„iwadh). Tujuan pokok akad ijarah yaitu memberikan manfaat

dengan adanya pengganti.8

Tujuan akad pada dasarnya ialah maksud utama disyariatkan

akad itu sendiri. Misalnya, seorang nasabah ingin melakukan jual

beli melalui lembaga perbankan syariah tujuanya tentu selain

mendapatkan keuntungan secara ekonomi, juga dalam rangka

mengamalkan perintah Allah yang telah menghalalkan jual beli dan

mengharamkan riba.

Dengan demikian, jika seseorang hamba Allah yang ingin

mendapatkan keuntungan hakiki bukan dilakukan dengan cara riba,

melainkan dengan cara jual beli. Adapun tujuan jual beli itu sendiri

dapat di capai melalui jenis akad yang digunakan. Maka, tujuan akad

itu terkait erat dengan berbagai bentuk yang dilakukan. Namun,

apabila dalam jual beli niatnya bukan karena Allah melainkan hanya

untuk mencari keuntungan semata, maka hasilnya pun sesuai dengan

apa yang diniatkanya itu.9

c. Syarat Sahnya Akad

Apabila suatu akad sudah memenuhi rukun-rukunnya, maka ia

sudah dapat dikatakan sebagai akad karena substansi dari akad sudah

ada, namun akad tersebut baru akan dapat dikatakan sah apabila telah

8 Abdul Rahman Ghazaly, “Fiqh Muamalat”, (Jakarta : Prenamedia Group, 2010), h. 52

9 Haqiqi Rafsanjanim, “Akad Tabarru‟ Dalam Transaksi Bisnis”, (Jurnal Perbankan

Syariah Universitas Muhammadiyah Surabaya Volume 1, Nomor 1, Mei 2016), h. 105

Page 35: ASPEK-ASPEK SYARIAH DALAM JUAL BELI EMAS ANTAM …

22

memenuhi syarat-syarat dari akad tersebut. Di samping rukun, syarat

akad juga harus terpenuhi agar akad itu sah. Adapun syarat-syarat itu

adalah :

1) Syarat adanya sebuah akad, yaitu syarat yang terbagi menjadi dua

yaitu syarat umum dan syarat khusus, syarat khusus adanya sebuah

akad adalah syarat tambahan yang harus dipenuhi oleh suatu akad

khusus seperti adanya saksi dalam akad nikah.adapun syarat umum

ada tiga, yaitu :

a) Syarat-syarat yang harus dipenuhi pada rukun akad.

b) Akad itu bukan akad yang terlarang.

c) Akad itu harus bermanfaat.

2) Syarat sah akad, yaitu tidak terdapatnya lima hal perusak sahnya

dalam akad, yaitu: ketidakjelasan jenis yang menyebabkan

pertengkaran (al-jahalah), adanya paksaan (ikrah), membatasi

kepemilikan terhadap suatu barang (tauqit), terdapat unsur tipuan

(gharar), terdapat bahaya dalam pelaksanaan akad (dharar).

3) Syarat berlakunya (nafidz) akad, yaitu syarat berlakunya sebuah akad

yang dilakukan yaitu:

a) Adanya kepemilikan terhadap barang atau adanya otoritas untuk

mengadakan akad, baik secara langsung ataupun perwakilan.

b) pada barang atau jasa tersebut tidak terdapat hak orang.

4) Syarat adanya kekuatan hukum (luzum „aqd) suatu akad baru bersifat

mengikat apabila ia terbebas dari segala macam hak khiyar.10

d. Jenis-Jenis Akad dalam Ekonomi Syariah

Dari segi ada atau tidak adanya kompensasi, fiqh muamalah

membagi lagi akad menjadi dua bagian, yaitu:

1) Akad Tijarah

Akad tijarah adalah akad yang dimaksudkan untuk mencari

dan mendapatkan keuntungan di mana rukun dan syarat telah

10

Mardani, “Fiqh Ekonomi Syariah”, (Jakarta: Kencana, 2012), h. 74-75

Page 36: ASPEK-ASPEK SYARIAH DALAM JUAL BELI EMAS ANTAM …

23

dipenuhi semuanya. Akad yang termasuk dalam kategori ini adalah:

Murabahah, Salam, Istishna‟dan ijarah muntahiya bittamlik serta

Mudharabah dan Musyarakah. Atau dalam redaksi lain akad tijari

(conpensational contract) adalah segala macam perjanjian yang

menyangkut for profit transaction. Akad ini dilakukan dengan tujuan

untuk mencari keuntungan, karena itu bersifat komersial.

Pada dasarnya jual beli dalam Islam menggunakan akad-akad

tijarah. Keberhasilan usaha dagang (at-tijarah) adalah adanya

keuntungan atau laba yang diharapkan. Di sinilah perbedaan

aktivitas tabarru‟ dengan tijarah. Artinya persyaratan memperoleh

keuntungan sekaligus memberi kesempatan kepada pihak lain

mendapat keuntungan merupakan sesuatu yang mutlak. Dengan

demikian akan terlahirlah transaksi yang „an taradhin yang berarti

saling ridha di antara para pihak.11

2) Akad Tabarru

Akad tabarru adalah akad yang dimaksudkan untuk menolong

dan murni semata-mata karena mengharapkan ridha dan pahala dari

Allah SWT, sama sekali tidak ada unsur mencari return ataupun

motif. Akad yang termasuk dalam kategori ini adalah: Hibah, Wakaf,

Wasiat, Wakalah, Kafalah, Hawalah, Rahn, dan Qard.

Atau dalam redaksi lain akad tabarru‟ (gratuitous contract)

adalah segala macam perjanjian yang menyangkut nonprofit

transaction (transaksi nirlaba). Transaksi ini pada hakikatnya bukan

transaksi bisnis untuk mencari keuntungan komersil.12

e. Berakhirnya Akad

Menurut hukum Islam, akad berakhir karena sebab-sebab

terpenuhinya tujuan akad (tahqiq gharadh al-„aqd), pemutusan akad

(fasakh), putus dengan sendirinya (infisakh), kematian, dan tidak

11

Nasrun Jamy Daulay, “Qardh Tijarah Dalam Muamalah : Sebuah Alternatif dan

Solusi”, (Bandung : Citapustaka Media, 2014), h. 15 12

Mardani, “Fiqh Ekonomi Syariah”, (Jakarta: Kencana, 2012), h. 77

Page 37: ASPEK-ASPEK SYARIAH DALAM JUAL BELI EMAS ANTAM …

24

memperoleh izin dari pihak yang memiliki kewenangan dalam akad

mauqup. Berikut penjelasan dari masing-masing dimaksud :

1) Terpenuhinya tujuan akad

Suatu akad dipandang berakhir apabila telah tercapai

tujuannya. Dalam akad jual beli, akad dipandang telah berakhir

apabila barang telah berpindah milik kepada pembeli dan harganya

telah menjadi milik penjual. Dalam akad salam dan istishna akan

berakhir jika pembayaran sudah lunas dan barangnya dterima. Dalam

akad gadai dan pertanggungan (kafalah), akad di pandang telah

berakhir apabila utang telah dibayar.13

2) Terjadinya pembatalan akad (fasakh)

a) Adanya hal-hal yang tidak dibenarkan syara; seperti terdapat

kerusakan dalam akad (fasad al-„aqdi). Misalnya, jual beli barang

yang tidak memenuhi kejelasan (jahala) dan tertentu waktunya

(mu‟aqqat).

b) Adanya khiyar, khiyar rukyat, khiyair „aib, khiyar syarat atau

khiyar majelis.

c) Adanya penyesalan dari salah satu pihak (iqalah). Salah satu

pihak yang berakad dengan persetujuan pihak lain membatalkan

karena merasa menyesal atas akad yang baru saja dilakukan. Hal

ini didasarkan pada hadis Nabi riwayat Baihaqi dari Abu Hurairah

yang mengajarkan bahwa barang siapa mengabulkan permintaan

pembatalan orang yang menyesal akad jual beli yang dilakukan,

Allah akan menghilangkan kesukarannya pada hari kiamat kelak

(man aqala naadiman bai‟atahu aqallahu‟atsratuhu yaumal

qiyamah).

d) Adanya kewajiban dalam akad yang tidak dipenuhi oleh pihak-

pihak yang berakad (li‟adami tanfidz).

13

Haqiqi Rafsanjanim, “Akad Tabarru‟ Dalam Transaksi Bisnis”, (Jurnal Perbankan

Syariah Universitas Muhammadiyah Surabaya Volume 1, Nomor 1, Mei 2016), h. 106

Page 38: ASPEK-ASPEK SYARIAH DALAM JUAL BELI EMAS ANTAM …

25

3) Salah satu Pihak yang berakad meninggal dunia Kematian salah satu

pihak yang mengadakan akad mengakibatkan berakhirnya akad. Hal

ini terutama yang menyangkut hak-hak perorangan dan bukan hak

kebendaan. Kematian salah satu pihak menyangkut hak perorangan

mengakibatkan berakhirnya akad perwalian, perwakilan dan

sebagainya.

4) Berakhirnya waktu akad karena habis waktunya, seperti dalam akad

sewamenyewa yang berjangka waktu tertentu dan tidak dapat

diperpanjang.

5) Tidak ada izin dari yang berhak. Dalam hal akad maukuf (akad yang

keabsahanya bergantung pada pihak lain), seperti akad bai‟ fudhuli

dan akad anak yang belum dewasa, akad berakhir apabila tidak

mendapat persetujuan dari yang berhak.14

3. Konsep Jual Beli

a. Pengertian Jual Beli

Jual beli dalam istilah fiqh secara bahasa disebut dengan al-bai‟

yang berarti menjual, mengganti, dan menukar sesuatu dengan sesuatu

yang lain. Lafal al-bai‟ dalam bahasa Arab terkadang juga digunakan

untuk pengertian lawannya, yakni kata asy-syira yang berarti membeli.

Dengan demikian, kata al-bai‟ berarti jual, tetapi sekaligus juga berarti

beli.

Secara terminologi terdapat beberapa definisi jual beli yang

dikemukakan ulama fiqh, sekalipun substansi dan tujuan masing-

masing definisi adalah sama. Yang pertama, Ulama Hanafiyah

mendefinisikannya dengan :

ةف شغ ء جبدىخش ص،أ خص ج بهعيى بهث جبدىخ

ص خص قذ ج ثوعيى ث

14

Muhammad Ardi, “Asas-Asas Perjanjian (Akad), Hukum Kontrak Syariah dalam

Penerapan Salam dan Istisna”, Jurnal Hukum Diktum, Volume 14, Nomor 2, Desember 2016, h.

271-272

Page 39: ASPEK-ASPEK SYARIAH DALAM JUAL BELI EMAS ANTAM …

26

“Saling menukar harta dengan harta melalui cara tertentu, atau tukar

menukar sesuatu yang diingini dengan yang sepadan melalui cara

tertentu yang bermanfaat”.

Dalam definisi ini terkandung pengertian bahwa cara yang

khusus yang dimaksudkan Ulama Hanafiyah adalah melalui ijab dan

qabul, atau juga boleh melalui saling memberikan barang dan harga dari

penjual dan pembeli. Di samping itu, harta yang diperjualbelikan harus

bermanfaat bagi manusia, sehingga bangkai, minuman keras, dan darah

tidak termasuk sesuatu yang boleh diperjualbelikan, karena benda-

benda itu tidak bermanfaat bagi umat muslim. Apabila jenis-jenis

barang seperti itu tetap diperjualbelikan, menurut Ulama Hanafiyah jual

belinya tidak sah.15

Definisi lain dikemukakan oleh ulama Malikiyah, Syafi‟iyah,

dan Hanabilah. Menurut mereka, jual beli adalah :

ينبجبدى ر نب ي بهر بهثبى خاى

“Saling tukar menukar harta dengan harta dalam bentuk pemindahan

milik dan kepemilikan”.

Dalam hal ini mereka melakukan penekanan kepada kata “milik

dan pemilikan”, karena ada juga tukar menukar harta yang sifatnya

tidak harus dimiliki seperti sewa menyewa atau ijarah.

b. Dasar Hukum Jual Beli

Jual beli sebagai sarana tolong-menolong antara sesama umat

manusia mempunyai landasan yang kuat dalam Al-Qur‟an dan sunnah

Rasulullah saw. Terdapat ayat Al-Qur‟an dan sunnah Rasulullah saw.

yang berbicara tentang jual beli, antara lain:

a. Al-Qur‟an:

15

Nasrun Haroen, “Fiqh Muamalah”, (Jakarta : Gaya Media Pratama, 2007), h. 68

Page 40: ASPEK-ASPEK SYARIAH DALAM JUAL BELI EMAS ANTAM …

27

رجبسحع رن أ ثبىجبطوإل ن ث اىن اأ الرؤمي آ باىز بأ

ن رشاضج فسن اأ لرقزي

ج سح ثن اللمب اإ

“Hai orang-orang yang beriman, janganlah kita saling memakan

harta sesamamu dengan jalan batil, kecuali dengan jalan

perniagaan yang berlaku dengan suka sama suka di antara kamu,

dan janganlah kita membunuh dirimu sesungguhnya Allah adalah

Maha Penyayang kepadamu” (Q.S. An-Nisa: 29).

b. Hadits Rasulullah:

صيىاللعي سئواىج سي صيىاللعي اىج سافعأ سفبعخث ع

س)سا جش ع موث جوثذ واىش اىنستأطت؟فقبه:ع :أي سي

اىجضاساىحبم(

“Rasulullah saw. ditanya salah seorang sahabat mengenai

pekerjaan (profesi) apa yang paling baik. Rasulullah saw.

menjawab: usaha manusia dengan tangannya sendiri dan setiap jual

beli yang diberkati” (HR. Al-Bazzar dan Al-Hakim).16

c. Hukum Jual Beli

Jual beli pada dasarnya merupakan akad yang diperbolehkan,

hal ini berdasarkan atas dalil-dalil yang terdapat dalam al-Qur‟an,

Hadits dan Ijma‟ Ulama. Para ulama juga sepakat (ijma‟) atas

kebolehan akad jual beli. Ijma‟ ini memberikan hikmah bahwa

kebutuhan manusia sering berhubungan dengan sesuatu yang ada dalam

kepemilikan orang lain, dan kepemilikan tersebut tidak akan diberikan

begitu saja tanpa adanya kompensasi yang harus diberikan. Maka,

dengan di syariatkan-nya jual beli merupakan cara mewujudkan

pemenuhan kebutuhan manusia tersebut. Karena pada dasarnya,

manusia tidak akan bisa hidup tanpa bantuan dari orang lain. Dan

berdasarkan dalil-dalil tersebut, maka jelas sekali bahwa pada dasarnya

16

Al-Hafidz Ibnu Hajar Al-Asqalani, “Terjemah Bulughul Maram”, (Jeddah : At-Thoba‟ah

Wal Nashar At-Tauzi), h. 165

Page 41: ASPEK-ASPEK SYARIAH DALAM JUAL BELI EMAS ANTAM …

28

praktik/akad jual beli mendapatkan pengakuan syara‟ dan sah untuk

dilaksanakan dalam kehidupan manusia.17

d. Rukun dan Syarat Jual Beli

Jual beli mempunyai rukun dan syarat yang harus dipenuhi,

sehingga jual beli itu dapat dikatakan sah oleh syara‟. Dalam

menentukan rukun jual beli, terdapat perbedaan pendapat ulama

Hanafiyah dengan jumhur ulama. Rukun jual beli menurut ulama

Hanafiyah hanya satu, yaitu ijab (ungkapan membeli dari pembeli) dan

qabul (ungkapan menjual dari penjual). Menurut mereka yang menjadi

rukun dalam jual beli itu hanyalah kerelaan (ridha/taraadhi) kedua

belah pihak untuk melakukan transaksi jual beli.

Karena unsur kerelaan itu merupakan unsur hati yang sulit untuk

diindera sehingga tidak terlihat, maka diperlukan indikasi yang

menunjukan kerelaan itu dari kedua belah pihak. Indikasi yang

menunjukkan kerelaan kedua belah pihak yang melakukan transaksi

jual beli, menurut mereka, boleh tergambar dalam ijab dan qabul, atau

melalui cara saling memberikan barang dan harga barang.

Jumhur ulama menyatakan bahwa rukun-rukun dalam jual beli itu

ada empat, yaitu:

1) Ada orang yang berakad atau al-muta‟aqidain (penjual dan pembeli).

2) Ada shigat (lafal ijab dan qabul).

3) Ada barang yang diperjualbelikan.

4) Ada nilai tukar pengganti atau harga barang

Syarat-syarat jual beli sesuai dengan rukun jual beli yang

dikemukakan jumhur ulama di atas adalah sebagai berikut :

1) Syarat orang yang berakad atau al-muta‟aqidain (penjual dan

pembeli)

17

Siswadi, “Jual Beli Dalam Perspektif Islam”, Jurnal Ummul Qura Volume 3, Nomor 2,

Agustus 2013, h. 62

Page 42: ASPEK-ASPEK SYARIAH DALAM JUAL BELI EMAS ANTAM …

29

Para ulama fiqh sepakat menyatakan bahwa orang yang

melakukan akad jual beli itu harus memenuhi syarat sebagai berikut :

a) Berakal

Oleh sebab itu, jual beli yang dilakukan anak kecil yang

belum berakal dan orang gila, hukumnya tidak sah. Adpaun anak

kecil yang sudah mumayyiz, menurut ulama Hanafiyah, apabila

akad yang dilakukannya membawa keuntungan bagi dirinya,

seperti hibah, wasiat, dan sedekah, maka akadnya sah. Sebaliknya

apabila akad itu membawa kerugian bagi dirinya, seperti

meminjamkan hartanya kepada orang lain, mewakafkan, atau

menghibahkannya, maka tindakan hukumnya ini tidak boleh

dilaksanakan.

Apabila transaksi yang dilakukan anak kecil yang telah

mumayyiz mengandung manfaat dan mudharat sekaligus, seperti

jual beli, sewa menyewa, dan perserikatan dagang, maka transaksi

ini hukumnya sah, jika walinya mengizinkan. Dalam kaitan ini,

wali anak kecil yang telah mumayyiz itu harus benar-benar

mempertimbangkan kemaslahatan anak kecil itu.

Jumhur ulama berpendirian bahwa orang yang melakukan

akad jual beli itu harus telah baligh dan berakal. Apabila orang

yang berakad itu masih mumayyiz, maka jual belinya tidak sah,

sekalipun mendapatkan izin dari walinya.

b) Yang melakukan akad itu adalah orang yang berbeda

Artinya, seseorang tidak dapat bertindak dalam waktu yang

bersamaan sebagai penjual, sekaligus pembeli. Misalnya, Ahmad

menjual sekaligus membeli barangnya sendiri. Jual beli seperti ini

adalah tidak sah.

2) Syarat untuk shigat (lafal ijab dan qabul)

Para ulama fiqh sepakat menyatakan bahwa unsur utama dari

jual beli adalah kerelaan kedua belah pihak. Kerelaan kedua belah

pihak dapat dilihat dari ijab dan qabul yang dilangsungkan. Menurut

Page 43: ASPEK-ASPEK SYARIAH DALAM JUAL BELI EMAS ANTAM …

30

mereka, ijab dan qabul perlu diungkapkan secara jelas dalam

transaksi-transaksi yang bersifat mengikat kedua belah pihak, seperti

akad jual beli, akad sewa menyewa, dan akad nikah. Terhadap

transaksi yang sifatnya mengikat salah satu pihak, seperti wasiat,

hibah, dan wakaf tidak perlu qabul, karena akad seperti ini cukup

dengan ijab saja. Bahkan menurut Ibn Taimiyah, ulama fiqh

Hanbali, dan ulama lainnya, ijab pun tidak diperlukan dalam

masalah wakaf.

Apabila ijab dan qabul telah diucapkan dalam akad jual beli,

maka kepemilikan barang atau uang telah berpindah tangan dari

pemilik semula. Barang yang dibeli berpindahtangan menjadi milik

pembeli, dan nilai tukar atau uang berpindahtangan menjadi milik

penjual.

Untuk itu, para ulama fiqh mengemukakkan bahwa syarat ijab

dan qabul itu adalah sebagai berikut :

a) Orang yang mengucapkannya telah baligh dan berakal

Menurut jumhur ulama, orang yang mengucapkannya telah

baligh dan berakal, sedangkan menurut ulama Hanafiyah, hanya

telah berakal saja, sesuai dengan perbedaan mereka dalam syarat-

syarat orang yang melakukan akad yang disebutkan di atas.

b) Qabul sesuai dengan ijab

Misalnya, penjual mengatakan “saya jual buku ini seharga

Rp 15.000,-“. Lalu pembeli menjawab “saya beli dengan harga

Rp 15.000,-“. Apabila antara ijab dan qabul tidak sesuai, maka

jual beli tidak sah.

c) Ijab dan qabul dilakukan dalam satu majelis

Kedua belah pihak yang melakukan jual beli hadir dan

membicarakan topik yang sama. Apabila penjual mengucapkan

ijab, lalu pembeli beridiri sebelum mengucapkan qabul, atau

pembeli mengerjakan aktivitas lain yang tidak terkait dengan

masalah jual beli, kemudian ia ucapkan qabul, maka menurut

Page 44: ASPEK-ASPEK SYARIAH DALAM JUAL BELI EMAS ANTAM …

31

kesepakatan ulama fiqh, jual beli ini tidak sah, sekalipun mereka

berpendirian bahwa ijab tidak harus dijawab langsung dengan

qabul.

Dalam kaitan ini, ulama Hanafiyah dan Malikiyah

mengatakan bahwa antara ijab dan qabul boleh saja diantarai oleh

waktu, yang diperkirakan bahwa pihak pembeli sempat untuk

berpikir. Namun ulama Syafiíyah dan Hanabilah berpendapat

bahwa jarak antara ijab dan qabul tidak terlalu lama, yang dapat

menimbulkan dugaan bahwa obyek pembicaraan telah berubah.

Di zaman modern, perwujudan ijab dan qabul tidak lagi

diucapkan, tetapi dilakukan dengan sikap mengambil barang dan

membayar uang dari pembeli, serta menerima uang dan

menyerahkan barang oleh penjual, tanpa ucapan apa pun.

Misalnya, jual beli yang berlangsung di pasar swalayan. Dalam

fiqh Islam, jual beli seperti ini disebut dengan ba‟i al-mu‟athah.

Dalam kasus perwujudan ijab dan qabul melalui sikap ini

(ba‟i al-mu‟athah) terdapat perbedaan pendapat di kalangan

ulama fiqh. Jumhur ulama berpendapat bahwa jual beli seperti ini

hukumnya boleh, apabila hal itu sudah merupakan kebiasaan

suatu masyarakat di suatu negeri, karena hal itu telah menunjukan

unsur ridha dari kedua belah pihak. Menurut mereka, di antara

unsur terpenting dalam transaksi jual beli adalah suka sama suka

(al-taraadhi). Sikap mengambil barang dan membayar harga

barang oleh pembeli, menurut mereka, telah menunjukkan ijab

dan qabul dan telah mengandung unsur kerelaan.

Ulama Syafi‟iyah berpendapat, bahwa transaksi jual beli

harus dilakukan dengan ucapan yang jelas atau sindiran, melalui

kalimat ijab dan qabul. Oleh sebab itu, menurut mereka, jual beli

seperti kasus di atas (ba‟i al-mu‟athah) hukumnya tidak sah, baik

jual beli itu dalam partai besar maupun dalam partai kecil. Alasan

mereka adalah unsur utama jual beli adalah kerelaan kedua belah

Page 45: ASPEK-ASPEK SYARIAH DALAM JUAL BELI EMAS ANTAM …

32

pihak. Unsur kerelaan, menurut mereka, adalah masalah yang

amat tersembunyi di dalam hati, karenanya perlu diungkapkan

dengan kata-kata ijab dan qabul. Apalagi persengketaan dalam

jual beli boleh terjadi dan berlanjut ke pengadilan.

Sebagian ulama Syafi‟iyah yang muncul belakangan seperti

Imam an-Nawawi, seorang fakih dan muhadis mazhab Syafi‟i,

dan al-Baghawi, seorang mufasir mazhab Syafi‟i, juga

menyatakan bahwa jual beli ba‟i al-mu‟athah adalah sah, apabila

hal itu sudah merupakan kebiasaan suatu masyarakat di daerah

tertentu. Akan tetapi, sebagian ulama Syafi‟iyah lainnya,

membedakan antara jual beli dalm jumlah besar dengan jual beli

dalam jumlah kecil. Menurut mereka, apabila yang dijual-belikan

itu dalam jumlah besar, maka jual beli al-mu‟athah tidak sah,

tetapi apabila jual beli itu dalam jumlah kecil, maka jual beli al-

mu‟athah hukumnya sah.

Terkait dengan masalah ijab dan qabul ini adalah jual beli

melalui perantara, baik melalui orang yang diutus maupun

melalui media cetak seperti surat menyurat dan media elektronik

seperti telepon dan faximile. Para ulama fiqh sepakat menyatakan

bahwa jual beli melalui perantara atau dengan mengutus

seseorang dan melalui surat menyurat adalah sah, apabila antara

ijab dan qabul sejalan.

Oleh sebab itu, sekalipun dalam fiqh-fiqh klasik belum

ditemui pembahasan itu, tetapi para ulama fiqh kontemporer,

seperti Ahmad Mustafa Ahmad az-Zarqa‟ dan Wahbah az-

Zuhaili, mengatakan bahwa jual beli melalui perantara itu

dibolehkan, asal antara ijab dan qabul sejalan. Menurut mereka,

satu majelis tidak harus diartikan dengan sama-sama hadir dalam

satu tempat secara lahir, tetapi juga dapat diartikan dengan satu

situasi dan satu kondisi, sekalipun antara keduanya berjauhan,

tetapi topik yang dibicarakan adalah jual beli itu.

Page 46: ASPEK-ASPEK SYARIAH DALAM JUAL BELI EMAS ANTAM …

33

3) Syarat barang yang diperjualbelikan

a) Barangnya ada

Barang itu ada, atau barang tidak ada di tempat, tetapi pihak

penjual menyatakan kesanggupannya untuk mengadakan barang

itu. Misalnya, di sebuah toko, karena tidak mungkin memajang

barang dagangan semuanya, maka sebagiannya diletakkan

pedagang di gudang atau masih di pabrik, tetapi secara

meyakinkan barang itu boleh dihadirkan sesuai dengan

persetujuan pembeli dengan penjual. Barang di gudang dan dalam

proses pabrik ini dihukumkan sebagai barang yang ada.

b) Dapat dimanfaatkan dan bermanfaat bagi manusia

Oleh sebab itu, bangkai, khamr, dan darah tidak sah

menjadi obyek jual beli, karena dalam pandangan syara‟ benda-

benda seperti itu tidak bermanfaat bagi muslim.

c) Milik seseorang

Barang yang sifatnya belum dimiliki seseorang tidak boleh

diperjual-belikan. Misalnya, seperti memperjual-belikan ikan di

laut atau emas dalam tanah, karena ikan dan emas itu belum

dimiliki penjual.

d) Waktu penyerahan barang

Barang yang diperjualbelikan boleh diserahkan saat akad

jual beli berelangsung, atau pada waktu yang disepakati bersama

ketika transaksi berlangsung.

4) Syarat nilai tukar pengganti atau harga barang

a) Jelas jumlahnya

Harga pembayaran barang yang disepakati kedua belah

pihak, harus jelas jumlahnya dan tidak boleh berubah-rubah

sampai saat akad jual beli selesai dilaksanakan.

b) Boleh diserahkan pada waktu akad

Pembayaran harga barang boleh diserahkan pada waktu

akad, sekalipun secara hukum, seperti pembayaran dengan cek

Page 47: ASPEK-ASPEK SYARIAH DALAM JUAL BELI EMAS ANTAM …

34

dan kartu kredit. Apabila harga barang itu dibayar kemudian

(berutang), maka waktu pembayarannya harus jelas.

c) Bukan barang yang diharamkan

Apabila jual beli itu dilakukan dengan saling

mempertukarkan barang (al-muqayyadah), maka barang yang

dijadikan nilai tukar bukan barang yang diharamkan syara‟,

seperti babi dan khamr, karena kedua jenis benda ini tidak

bernilai dalam syara‟.

e. Jual Beli Secara Online

Sesuai dengan perkembangan zaman, maka banyak hal juga

yang mengalami pergeseran bahkan perubahan. Kehadiran internet telah

mengubah banyak hal dan telah membantu banyak aktivitas manusia.

Salah satunya adalah bisnis atau jual beli. Hadirnya banyak situs e-

commerce di tanah air telah membuka banyak kesempatan bisnis ba-gi

siapa saja. Setidaknya, ada empat keuntungan berjualan online yang

bisa diraih, diantaranya sebagai berikut :

1) Modal awal yang lebih kecil Keuntungan pertama dari menjual

barang secara online adalah hanya memerlukan modal yang relatif

lebih kecil dibanding berjualan offline. Karena kita tidak perlu men-

dirikan atau menyewa lahan sebagai tempat berjualan. Bahkan kita

tidak memerlukan biaya operasional. Kita butuhkan hanyalah akses

internet dan mungkin sebuah kamera untuk mengambil foto dari

barang-barang yang ingin kita jual.

2) Bisnis beroperasi 24 jam Keuntungan kedua dari berjualan online

adalah kita tidak perlu khawatir lagi kapan waktunya membuka dan

menutup toko, karena toko kita bisa diakses selama 24 jam. Bahkan

bila kita menerima pesanan di jam tidur (sekitar 23.00 – 06.00) kita

masih bisa memproses keesokan harinya. Sehingga bisnis kita

berjalan secara optimal.

Page 48: ASPEK-ASPEK SYARIAH DALAM JUAL BELI EMAS ANTAM …

35

3) Target pasar yang lebih luas Bayangkan bila kita berada di wilayah

terpencil dan tidak memiliki banyak pendu-duk, target konsumen

kita hanyalah masyarakat yang ada di sekitar wilayah tersebut.

Bisnis kita tentunya tidak akan berkembang. Solusinya adalah

dengan berjualan online. Menurut laporan terakhir dari APJII, pada

tahun 2014 saja terdapat kurang lebih 71 juta pengguna internet di

Indonesia. Jadi bisa dibayangkan berapa besar potensinya.

4) Bisa dipantau dari mana saja dan kapan saja Dengan bantuan

internet, sekarang kita tidak harus lagi terpaku di satu tempat un-tuk

mengelola bisnis kita. Kita bisa mengakses dan mengelolanya dari

mana saja dan kapan saja selama masih ada akses internet. Sehingga

waktu kita lebih fleksibel dan lebih optimal.18

C. Tinjauan (Review) Kajian Terdahulu

Penulisan Aspek-Aspek Syariah Dalam Jual Beli Emas Antam

Melalui Aplikasi Online Pada PT. Tamasia Global Sharia dapat dikatakan

penelitian baru dan orisinil, karena penelitian-penelitian sebelumnya belum

ada yang mengangkat topik ini serta PT. Tamasia Global Sharia merupakan

perusahaan yang belum lama berdiri. Literatur yang digunakan ada1 (satu)

skripsi dan 2 (dua) jurnal, antara lain :

1. Skripsi berjudul Jual Beli Emas Secara Tidak Tunai (Telaah Fatwa

DSN-MUI Nomor 77/DSN-MUI/V/2010) oleh Abdul Rahman Ramli

merupakan penelitian yang menganalisis alasan diperbolehkannya jual beli

emas secara tidak tunai dalam fatwa DSN-MUI No:77/DSNMUI/V/2010.

DSN-MUI menafsirkan hadis Nabi Saw tentang jual beli emas secara

kekinian (kontekstual) ini dapat dilihat dari pendapat DSN-MUI yang

menyatakan bahwa emas dan perak adalah sil‟ah (barang) yang dijual dan

dibeli seperti halnya barang biasa, dan bukan lagi ṡaman (harga, alat

pembayaran, uang). Sehingga menjadikan hasil dari istinbaṭ hukum DSN-

18

Wati Susiawati, “Jual Beli Dan Dalam Konteks Kekinian”, Jurnal Ekonomi Islam

Volume 8, Nomor 2, November 2017, h. 181-180

Page 49: ASPEK-ASPEK SYARIAH DALAM JUAL BELI EMAS ANTAM …

36

MUI dalam jual beli emas secara tidak tunai dihukumi mubaḥ. Persamaan

penelitian ini dengan penelitian yang dilakukan oleh peneliti terdapat pada

peninjauan jual beli emas tidak tunai dengan Fatwa DSN-MUI Nomor

77/DSN-MUI/V/2010. Untuk perbedaannya, penelitian tersebut meninjau

fatwa tersebut secara global, sementara penelitian yang dilakukan peneliti

meninjau fatwa tersebut secara khusus untuk produk #BeliBerkala di

Tamasia.

2. Jurnal berjudul Tabungan: Implementasi Akad Wadi’ah Atau Qard?

(Kajian Praktik Wadi’ah di Perbankan Indonesia) oleh Mufti Afif

yang tertera dalam Jurnal Hukum Islam (JHI) Volume 12, Nomor 2,

Desember, 2014 merupakan penelitian yang meneliti tentang tinjauan

hukum terhadap praktik tabungan pada perbankan syariah dan Lembaga

Keuangan Syariah lainnya di Indonesia dan dianalisis apakah sebagai

implementasi dari akad wadi‟ah atau akad qard. Persamaan penelitian ini

dengan penelitian yang dilakukan oleh peneliti terdapat pada praktik

tabungan sebagai implementasi akad wadi‟ah. Untuk perbedaannya,

penelitian tersebut mengkaji tabungan di perbankan Indonesia secara

umum, sementara penelitian yang dilakukan peneliti mengkaji tabungan

emas di Tamasia.

3. Jurnal berjudul Tinjauan Hukum Islam Terhadap Penerapan Akad As-

Salam Dalam Transaksi E-Commerce oleh Ashabul Fadhli yang tertera

dalam Mazahib : Jurnal Pemikiran Hukum Islam, Volume XV, Nomor 1,

Juni 2016 merupakan penelitian yang mengkaji apakah transaksi jual beli

dalam e-commerce dapat dibenarkan secara syar‟i atau tidak melalui

pendekatan akad salam. Persamaan penelitian ini dengan penelitian yang

dilakukan oleh peneliti terdapat pada peninjauan akad salam terhadap

proses jual beli secara online. Untuk perbedaannya, penelitian tersebut

meninjau akad salam pada transaksi e-commerce secara global, sementara

penelitian yang dilakukan peneliti meninjau akad salam secara khusus

untuk produk #BeliSukaSuka di Tamasia.

Page 50: ASPEK-ASPEK SYARIAH DALAM JUAL BELI EMAS ANTAM …

37

Penelitian-penelitian di atas jelas sangat memiliki perbedaan dengan

penelitian yang dilakukan oleh peneliti. Dengan demikian, masalah yang

peneliti angkat dalam penelitian ini merupakan masalah yang baru untuk

diteliti.

Page 51: ASPEK-ASPEK SYARIAH DALAM JUAL BELI EMAS ANTAM …

38

BAB III

PROFIL PT. TAMASIA GLOBAL SHARIA

A. Latar Belakang PT. Tamasia Global Sharia

PT. Tamasia Global Sharia adalah perusahaan teknologi atau yang

saat ini popular dengan sebutan financial technology (fintech) yang termasuk

dalam bidang gold marketplace atau e-commerce, yaitu pasar jual beli emas

dengan platform digital yang menyediakan jasa transaksi jual-beli emas, titip

emas, dan simpan emas. Adapun semua proses dan model bisnis yang

dijalankan secara transparan berdasarkan sistem syariah. PT. Tamasia

sebenarnya merupakan singkatan dari “Tabungan Emas Indonesia”. Tamasia

didirikan pada tanggal 19 Mei 2017 dengan mengedepankan asas

profesionalisme, transparansi, dan kepercayaan.

PT. Tamasia Global Sharia didirikan oleh Muhammad Assad.

Pengusaha muda, praktisi keuangan syariah, pembicara internasional dan

penulis 10 buku bestseller nasional di Indonesia. Lulus S2 Islamic Finance

dengan beasiswa penuh dari Emir Qatar, His Highness Sheikh Hamad bin

Khalifa Al-Thani dengan predikat summa cum-laude. Pada tahun 2013,

Assad yang juga anggota HIPMI Jaya mendapat penghargaan dari Majalah

SWA sebagai The Most 100 Promising Indonesian Young Entrepreneurs.

Beberapa perusahaan lain yang dimiliki diantaranya Rayyan Capital dan

Bright Leadership Centre.1

PT.Tamasia Global Sharia menjalankan proses jual-beli, titip, simpan

emas dengan menggunakan sistem aplikasi berbasis android dan iOS bernama

“Tamasia”. Keunggulan Tamasia adalah memberikan kebebasan bagi

pelanggan untuk menentukan sendiri berat gram emas dan jangka waktu

transaksi pembelian dengan harga lebih murah. Tanpa denda, tanpa uang

muka, jika berhenti transaksi uang akan dikembalikan. Emas yang dibeli oleh

pelanggan dapat diantarkan langsung kepada pelanggan dengan pengiriman

yang sudah termasuk asuransi keamanan barang.

1 https://www.tamasia.co.id/about/

Page 52: ASPEK-ASPEK SYARIAH DALAM JUAL BELI EMAS ANTAM …

39

Sistem aplikasi Tamsia bertujuan untuk memberikan kemudahan bagi

masyarakat Indonesia dimanapun berada untuk dapat memiliki emas batang

Antam secara mudah dan berprinsip syariah. Tamasia juga memberi peluang

usaha bagi jutaan masyarakat Indonesia dengan menjadi reseller Tamasia.

Tamasia berharap dengan aplikasi Tamasia yang dihadirkan ini dapat

membangun masyarakat Indonesia yang sadar akan investasi untuk masa

depan.

Tamasia membangun semangat investasi sejak muda kepada para

pelajar, mahasiswa, pegawai, sampai orang tua sekaligus memberikan edukasi

kepada masyarakat tentang manfaat memiliki emas untuk jangka panjang.

Dengan program andalannya yaitu #BeliSukaSuka yang memungkinkan

untuk membeli emas sesuai budget pembeli, saat ini Tamasia menjadi wadah

kaum millenial untuk belajar berinvestasi dengan emas

Karena emas merupakan investasi likuid yang sangat bermanfaat

jangka panjang dan cukup mudah sebagai alat investasi bagi orang awam

sekalipun. Emas cukup mudah menjadi alat investasi karena emas emas tidak

seperti investasi saham yang harus memiliki kecakapan sebelumnya untuk

bertrading atau seperti investasi properi yang harus mengurus berbagai surat-

surat kepemilikannya secara resmi.2

B. Visi dan Misi Tamasia

Dalam menjalankan usaha jual beli emas Antam, PT. Tamasia Global

Sharia memiliki visi dan misi, yaitu:

Visi:

Memakmurkan umat dan memasyarakatkan emas.

Misi:

Menjadi perusahaan teknologi penyedia jasa transaksi emas terbesar di

Indonesia dengan mengedepankan asas profesionalisme, transparansi, dan

kepercayaan.

2 Hendry Pratomo, “Buku Panduan Tamasia Versi 1.1”, (Jakarta : PT. Tamasia Global

Sharia, 2017), h. 5

Page 53: ASPEK-ASPEK SYARIAH DALAM JUAL BELI EMAS ANTAM …

40

C. Legalitas Tamasia

1. Identitas Perusahaan

PT. Tamasia Global Sharia adalah sebuah perusahaan yang bergerak

dibidang jual-beli emas, titip emas, simpan emas yang menggunakan

sistem pemasaran reseller dengan platform teknologi berbasis aplikasi

dengan keterangan data sebagai berikut:

Nama : PT.Tamasia Global Sharia

Alamat : Jl. Darmawangsa X No. 45 A Kebayoran Baru

Telepon dan Fax : 0811-8787-945 I 021-725-7410

Email : [email protected]

2. Subyek Hukum

PT. Tamasia Global Sharia didirikan pada 19-5-2017 dihadapan

Notaris Dea Cheryna, Sarjana Hukum, Magister Kenotariatan, Notaris di

kabupaten Bekasi. Dokumen legalitas yang dimiliki untuk menjalankan

kegiatan usaha adalah sebagai berikut:3

No. Dokumen Keterangan

1 Akta Pendirian No.2 Jum‟at 19-05-2017

2 SK Menken AHU-0023173.AH.01.01.TAHUN 2017

3 SIUP 258/24.1DK/3.171.07/-1.824.27/e/

4 TDP 830/24.3PT/31.71/-1.824.27/e/2017

5 NPWP 82.076.743.2-077.000

6

SKDP (Surat

Keterangan

Domisili

Perusahaan)

244/5.16.0/31.71.07./001/-1.711.53/2017

7 Surat

Keterangan S-858KT/WPJ.06/KP.1603/2017

3 Hendry Pratomo, “Buku Panduan Tamasia Versi 1.1”, (Jakarta : PT. Tamasia Global

Sharia, 2017), h. 22

Page 54: ASPEK-ASPEK SYARIAH DALAM JUAL BELI EMAS ANTAM …

41

Pengusaha Kena

Pajak

Tabel 3.1 Subyek Hukum Tamasia

D. Struktur Organisasi Tamasia

Struktur organisasi perusahaan PT. Tamasia Global Sharia dipimpin

oleh seorang Chief Executive Officer (CEO), dibantu oleh seorang Chief

Technology Officer (CTO, kemudian terbagi menjadi beberapa divisi, seperti

berikut :

Skema 3.1 Struktur Organisasi PT. Tamasia Global Sharia

C E O

Accounting

C T O

Creative Design

Support

Cutomer Service

Product Operational

Head of Business Development

Marketing

Admin

Human Resource Finance

Business

Development

Engineering

Head Of Growth

Head Of Digital

Marketing

Marketing

Communication

Web Designer

Mobile Engineer Software Engineer BD BD

Head Of Operational

Page 55: ASPEK-ASPEK SYARIAH DALAM JUAL BELI EMAS ANTAM …

42

E. Produk Tamasia

Produk-produk yang ditawarkan oleh Tamasia antara lain sebagai

berikut:

1. Jual beli emas, yaitu produk dimana Pelanggan dapat melakukan

pembelian emas dengan memilih diantara 2 program, yaitu :

a. Program #BeliSukaSuka

Pelanggan dapat membeli emas sesuai berapa pun budget yang

dimiliki mulai dari Rp 10.000,- lalu dikonversikan dengan harga gram

emas saat akad berlangsung. Pelanggan dapat menyimpan emas yang

telah dibeli tersebut dalam aplikasi Tamasia sebagai tabungan dan dapat

pula mencetak emas yang ditabung itu saat emas sudah mencapai

ukuran bulat yaitu 1 gram, 5 gram, 10 gram, 25 gram, 50 gram, dan 100

gram. Program #BeliSukaSuka sangat digemari oleh kaum millenial

saat ini yang sudah mulai berinvestasi.

b. Program #BeliBerkala

Pelanggan akan menentukan sendiri berat gram emas yang akan

dibeli dan jangka waktu pembayaran yang akan ditempuh untuk

memperoleh emas tersebut, apakah pelanggan akan membayar tunai

atau mencicil. Jika pelanggan memilih pembayaran secara cicilan maka

jangka waktu pembayaran bisa dipilih mulai dari 3 bulan sampai 24

bulan. Setelah jangka waktu pembayaran berkala berakhir pelanggan

dapat memiliki opsi untuk mencetak emasnya atau mencairkannya

menjadi rupiah berdasarkan harga jual emas.

2. Titip emas, yaitu produk dimana Tamasia melakukan penyimpanan atas

emas yang sedang dalam masa pembayaran berkala oleh pelanggan.

3. Simpan emas, yaitu produk dimana Tamasia menawarkan jasa

penyimpanan emas kepada pelanggan jika pelanggan tidak memiliki

tempat untuk menyimpan yang aman atau tidak ingin mengelola

penyimpanan sendiri.4

4 Hendry Pratomo, “Buku Panduan Tamasia Versi 1.1”, (Jakarta : PT. Tamasia Global

Sharia, 2017), h. 7

Page 56: ASPEK-ASPEK SYARIAH DALAM JUAL BELI EMAS ANTAM …

43

F. Keuntungan Investasi Emas di Tamasia

Keuntungan memiliki emas untuk tujuan berinvestasi jangka panjang

sangat banyak, antara lain :

1. Mengamankan kekayaan dari gerusan inflasi, karena harga emas

cenderung naik setiap tahunnya

2. Cadangan dana darurat

3. Mudah dijual atau digadaikan

4. Dapat dimiliki dengan dana terbatas

5. Salah satu instrument investasi yang mudah diterapkan.

Sementara itu banyak pula keuntungan jika membeli emas batang

Antam di Tamasia untuk berinvestasi :

1. Tidak ada denda

2. Jangka waktu transaksi pembelian emas

3. dapat disesuaikan

4. Emas diantarkan langsung sesuai lokasi yang di inginkan

5. Jika berhenti bertransaksi uang dapat dikembalikan dengan syarat dan

ketentuan yang berlaku.

Skema 3.2 Kenaikan Harga Emas Per Tahun

0

100000

200000

300000

400000

500000

600000

700000

2013 2014 2015 2016 2017 2018

Rata-Rata Kenaikan Harga Emas Per Tahun

Kenaikan Harga Emas

Page 57: ASPEK-ASPEK SYARIAH DALAM JUAL BELI EMAS ANTAM …

44

BAB IV

ASPEK-ASPEK SYARIAH DALAM JUAL BELI EMAS ANTAM DENGAN

APLIKASI ONLINE PADA PT. TAMASIA GLOBAL SHARIA

A. Mekanisme Jual Beli Emas Pada PT. Tamsia Global Sharia

1. Alur Sign In (Pendaftaran) Aplikasi Online Tamasia

Hal pertama yang harus dilakukan untuk bertransaksi dengan

aplikasi online, baik aplikasi tunggal maupun aplikasi e-commerce ialah

membuat akun dengan sign in atau pendaftaran untuk memiliki akun pada

aplikasi tersebut. Adapun alur sign in akun pada aplikasi Tamasia, yaitu :

a. Unduh aplikasi Tamasia melalui AppStore bagi pengguna smartphone

iOS dan PlayStore bagi pengguna smartphone Android.

b. Buka aplikasi Tamasia

c. Klik “Daftar”, lalu isi kolom identitas diri yang tersedia, lalu klik

“Daftar” kembali

Gambar 4.1 Pendaftaran Akun

Page 58: ASPEK-ASPEK SYARIAH DALAM JUAL BELI EMAS ANTAM …

45

d. Kemudian akan ada kode konfirmasi yang dikirimkan ke nomor telepon

yang telah terdaftar untuk diisi pada aplikasi.

e. Jika kode sudah sesuai, maka proses sign in atau pendaftaran sudah

selesai.

f. Akun dapat dibuka didengan log in menggunakan nomor handphone

yang telah didaftarkan dan nomor PIN.

Gambar 4.2 Log In Akun

2. Alur Transaksi Program #BeliSukaSuka

Program #BeliSukaSuka merupakan program pembelian tabungan

emas yang memungkinkan pelanggan dapat membeli emas sesuai berapa

pun budget yang dimiliki mulai dari Rp 10.000,- lalu dikonversikan

dengan harga gram emas saat akad berlangsung. Kemudian pelanggan

dapat mencetak emas yang ditabungnya saat emas sudah mencapai ukuran

1 gram. Adapun alur transaksi program tabungan emas ini adalah sebagai

berikut :

a. Buka aplikasi Tamasia.

b. Klik “Beli Emas”.

Page 59: ASPEK-ASPEK SYARIAH DALAM JUAL BELI EMAS ANTAM …

46

Gambar 4.3 Tab Home Aplikasi Tamasia

c. Pilih nominal budget pembelian emas yang kamu miliki dimulai dari

Rp 10.000,-.

d. Tunggu proses konversi harga emas dengan jumlah gram yang akan

didapatkan. Misalnya si A memilih minimal pembelian emas seharga

Rp 50.000,- pada tanggal 7 Agustus 2018, adapun harga emas hari itu

Rp 579.563,- per gram, kemudian jika dikonversikan dengan Rp

50.000,- maka si A akan mendapatkan emas sejumlah 0,0862 gram.

Page 60: ASPEK-ASPEK SYARIAH DALAM JUAL BELI EMAS ANTAM …

47

Gambar 4.4 Memilih Nominal Pembelian Emas

e. Klik “Beli Emas Sekarang”.

f. Kemudian pilih cara pembayaran, pembeli dapat memilih untuk

mentransfer ke rekening Bank yang telah tersedia.

Gambar 4.5 Pilhan Transfer Bank

Page 61: ASPEK-ASPEK SYARIAH DALAM JUAL BELI EMAS ANTAM …

48

g. Kemudian akan muncul tab konfirmasi pembelian yang menampilkan

nominal pembelian, biaya admin, diskon, dan total jumlah yang

ditransfer.

Gambar 4.6 Konfirmasi Pembelian

h. Klik “Selesaikan Pembayaran”.

i. Kemudian muncul nomor virtual account Bank yang dipilih pembeli

untuk mentransfer pembayaran, batas waktu transfer, dan panduan

pembayaran.

Page 62: ASPEK-ASPEK SYARIAH DALAM JUAL BELI EMAS ANTAM …

49

Gambar 4.7 Virtual Account Gambar4.8 Panduan Pembayaran

j. Jika sudah selesai mentransfer, maka akan dikirimkan email verifikasi

pembayaran yang sudah berhasil.

Gambar 4.9 Email Verifikasi Pembayaran Berhasil

k. Tabungan emas pada aplikasi pembeli akan bertambah jumlahnya

secara ototamis setelah pembayaran berhasil.

Page 63: ASPEK-ASPEK SYARIAH DALAM JUAL BELI EMAS ANTAM …

50

3. Alur Transaksi Program #BeliBerkala

Program #BeliBerkala merupakan program pembelian tabungan

emas yang memungkinan pelanggan dapat membayar secara berkala per

bulannya. Pelanggan akan menentukan sendiri berat gram emas yang akan

dibeli dan tenor atau jangka waktu pembayaran yang akan ditempuh untuk

memperoleh emas tersebut. Setelah jangka waktu pembayaran berkala

berakhir pelanggan dapat memiliki opsi untuk mencetak emasnya atau

mencairkannya menjadi rupiah berdasarkan harga jual emas. Adapun alur

transaksi program tabungan emas ini adalah sebagai berikut:

a. Alur Pengisian Deposit

Sebelum melakukan transaksi pemesanan emas dengan Program

#BeliBerkala, seorang calon pembeli harus mengisi deposit pada akun

aplikasi online Tamasia. Deposit adalah modal untuk bertransaksi yang

wajib dimiliki oleh calon pembeli dan pemesan emas Antam dengan

cara menyetorkan dana ke rekening PT. Tamasia Global Sharia sesuai

dengan petunjuk yang ada di aplikasi tamasia. Deposit ini nantinya akan

digunakan untuk melakukan transaksi emas yang dipesan. Penyetoran

deposit awal minimum yang ditransfer adalah berjumlah Rp 250.000,-.

Berikut adalah langkah-langkahnya :

1) Buka aplikasi Reseller Tamasia

2) Klik “Top Up Deposit”

Gambar 4.10 Tab Home Aplikasi Reseller Tamasia

Page 64: ASPEK-ASPEK SYARIAH DALAM JUAL BELI EMAS ANTAM …

51

3) Melakukan transfer ke rekening resmi PT. Tamasia Global Sharia,

boleh memilih antara Bank CIMB Niaga Syariah, Bank Mandiri,

atau Bank BCA.

Gambar 4.11 Pilihan Transfer Bank Top Up Deposit

4) Mengisi form konfirmasi telah mentransfer ke rekening resmi PT.

Tamasia Global Sharia dengan data-data konfirmasi berikut :

a) Pengiriman kepada Tamsia melalui rekening Bank CIMB Niaga

Syariah, Bank Mandiri, atau Bank BCA.

b) Pengiriman dari rekening pembeli melalui Bank mana.

c) Nama pengirim

d) Nomor rekening pengirim

e) Nominal yang dikirim

5) Kemudian pengirim juga mengirimkan bukti setor atau struk

pembayaran ke Customer Service Tamasia melalui WhatsApp atau

Telepon.

Page 65: ASPEK-ASPEK SYARIAH DALAM JUAL BELI EMAS ANTAM …

52

6) Pengirim akan mendapatkan SMS telah terkonfirmasi ke nomor

handphone pengirim yang telah didaftarkan pada akun aplikasi

online Tamasia.

7) Jika sudah mendapatkan SMS, dengan otomatis nominal deposit

pada akun aplikasi online Tamasia akan bertambah.

b. Alur Pemesanan Emas

Pemesanan emas Antam melalui aplikasi online Reseller Tamasia

dapat dilakukan dengan langkah-langkah berikut ini :

1) Buka akun aplikasi online Reseller Tamasia pada smartphone milik

pembeli atau pemesan emas.

2) Klik menu “Mulai Beli Emas”

Gambar 4.12 Tab Home Aplikasi Reseller Tamasia

3) Lihat harga emas pada hari pemesanan dimulainya akad tersebut,

harga emas selalu terupdate otomatis pada aplikasi Tamasia setiap

harinya.

Page 66: ASPEK-ASPEK SYARIAH DALAM JUAL BELI EMAS ANTAM …

53

4) Pilih jumlah gram emas yang diinginkan pembeli, jumlah emas

Antam yang disediakan Tamasia yaitu 1 gram, 5 gram, 10 gram, 25

gram, 50 gram, dan 100 gram emas.

Gambar 4.13 Pilihan Jumlah Gram Emas

5) Pilih tenor jangka waktu 1 bulan untuk pembayaran emas secara

cash, atau pilih tenor jangka waktu 3 bulan, 6 bulan, 10 bulan, 12

bulan, 18 bulan, sampai 24 bulan jika pembeli ingin mencicil

pembayaran emas yang dipesan.

Page 67: ASPEK-ASPEK SYARIAH DALAM JUAL BELI EMAS ANTAM …

54

Gambar 4.14 Pilihan Tenor Jangka Waktu

6) Lihat rincian biaya yang terhitung otomatis pada aplikasi Tamasia.

Rincian biaya terdiri dari harga 1 gram emas dikali jumlah gram

yang dipesan, margin keuntungan yang diambil Tamasia, biaya

admin, biaya cetak emas Antam, dan total harga emas.

Gambar 4.15 Rincian Biaya

7) Kemudian klik “Beli Emas Sekarang”.

Page 68: ASPEK-ASPEK SYARIAH DALAM JUAL BELI EMAS ANTAM …

55

8) Isi data diri pembeli

9) Kemudian ada klausa “Dengan klik „Selanjutnya‟, pelanggan setuju

dengan akad jual beli dari Tamasia”. Jika klausa ini diklik maka

pembeli dapat membaca kontrak perjanjian akad jual beli emas

Tamasia.

10) Jika pembelik mengklik “Selanjutnya” secara otomatis pembeli

dianggap setuju atau menyepakati kontrak perjanjian tersebut dan

secara otomatis harga total emas akan dipotong dari deposit yang

dimiliki pembeli pada akun aplikasi Tamasia pembeli.

11) Jika pembeli tidak setuju atau tidak menyepakati kontrak tersebut

maka pembeli memiliki hak khiyar untuk tidak melanjutkan

transaksi.

12) Jika setuju, maka deposit pembeli akan berkurang secara otomatis

sebagai pembayaran sesuai dengan jumlah nominal total harga

emas.

13) Ketika proses pembayaran telah selesai, selanjutnya pembeli bisa

memilih untuk langsung mencairkan emasnya dengan mengklik

“Cairkan”

14) Klik “Buyback Tamasia” jika pembeli ingin mendapatkan emas

dalam bentuk uang, klik “Kirim Emas” jika pembeli tetap ingin

mendapatkan fisik emas)

15) Klik proses

16) Setelah proses di klik, pihak customer service PT. Tamasia Global

Sharia akan melakukan konfirmasi (uang atau emas dikirim

langsung ke pelanggan) dengan catatan untuk no rekening berbeda

atau penerima yang berbeda wajib disertakan konfirmasi melalui

telepon dan surat kuasa (lampirkan fotokopi KTP pelanggan dan

KTP penerima) yang dikirimkan terlebih dahulu ke kantor PT.

Tamasia Global Sharia

17) Biaya pengiriman dibebankan ke pelanggan (biaya ini sudah

mencakup biaya asuransi selama pengiriman barang). Pengambilan

Page 69: ASPEK-ASPEK SYARIAH DALAM JUAL BELI EMAS ANTAM …

56

barang di PT.Tamasia Global Sharia tidak dikenakan biaya dengan

catatan harus konfirmasi (dua) hari sebelumnya. Proses pengiriman

emas dari tanggal pelunasan adala 10-14 hari kerja.

4. Biaya-biaya Yang Ditetapkan

Tamasia menggunakan sistem syariah dalam segala aspek. Termasuk

transparan dengan biaya yang dibebankan kepada pengguna, baik reseller

atau pelanggan. Adapun biaya-biaya yang ditetapkan antara lain:

a. Biaya registrasi reseller

Biaya registrasi reseller Tamasia sebesar Rp 99.000,- jika pembeli

ingin menjadi reseller Tamasia. Biaya tersebut hanya sekali bayar, tidak

ada biaya bulanan atau tahunan.

b. Margin

Margin adalah keuntungan yang didapat oleh Tamasia setiap

transaksi beli emas berkala. Dimana di dalam margin tersebut ada

bagian bagi hasil untuk reseller. Berikut perhitungannya:

Pilihan Tenor Margin

1 bulan 3%

3 bulan 5%

6 bulan 8%

10 bulan 12%

12 bulan 14%

18 bulan 20%

24 bulan 26%

Tabel 4.1 Margin Keuntungan Tamasia

c. Biaya admin

Biaya admin adalah biaya pelayanan yang dibebankan kepada

pelanggan setiap transaksi beli emas berkala yang berdasarkan berat

gram emas. Berikut perhitungannya:

Page 70: ASPEK-ASPEK SYARIAH DALAM JUAL BELI EMAS ANTAM …

57

Berat Gram Biaya

1 - 4gram Rp10.000

5-9 gram Rp30.000

10 -14 gram Rp50.000

15 - 24 gram Rp80.000

24 - 49 gram Rp150.000

50 -99 gram Rp225.000

100 - 199 gram Rp450.000

Tabel 4.2 Biaya Admin

d. Biaya cetak emas

Biaya pencetakan emas untuk program #BeliBerkala adalah gratis

dan tidak dipungut biaya apapun. Pembeli tidak perlu mengeluarkan

biaya untuk cetak emas. Namun untuk program #BeliSukaSuka biaya

cetak emas diberikan terpisah.

e. Biaya pengiriman emas

Biaya ini diperlukan ketika pembeli memilih pengiriman emas ke

tempat tinggal pempeli. Jika pembeli memilih mengambil emas di

kantor Tamasia, maka pembeli tidak perlu mengeluarkan biaya

pengiriman emas. Saat ini Tamasia menggunakan jasa ekspedisi RPX,

dimana biaya tersebut sudah termasuk asuransi. Sehingga emas pembeli

sudah terjamin sampai hingga tempat tujuan. Untuk Kota lain yang

belum tercantum, biaya kirim akan menyesuaikan. Berikut ini

perhitungannya :

Berat Gram Biaya Kirim

11 gr s.d 30 gr 31 gr s.d 100 gr

Bekasi, Bogor, Jakarta, Tangerang Rp95.000 Rp245.000

Balikpapan, Banjarmasin, Makassar Rp160.000 Rp340.000

Bandung, Cimahi, Karawang, Lembang,

Serang, Sukabumi Rp130.000 Rp310.000

Denpasar, Gresik, Sidoarjo, Surabaya Rp140.000 Rp320.000

Page 71: ASPEK-ASPEK SYARIAH DALAM JUAL BELI EMAS ANTAM …

58

Yogyakarta Rp125.000 Rp305.000

Medan, Palembang, Pekanbaru Rp150.000 Rp330.000

Sernarang Rp125.000 Rp315.000

Tabel 4.3 Biaya Pengiriman

f. Biaya simpan emas

Untuk pembelian berkala di Tamasia tidak ada biaya simpan emas

selama pelanggan masih dalam pembayaran & emas belum tercetak.

g. Biaya buyback emas

Untuk pembelian emas berkala di Tamasia tidak ada biaya buyback

emas, biaya buyback digratiskan.

h. Biaya penarikan bagi hasil & top up deposit

Bagi hasil akan ditransfer ke rekening reseller setiap tanggal 10

(sepuluh) di setiap bulannya, sehingga tidak ada biaya penarikan bagi

hasil. Untuk top up deposit juga tidak ada biaya penarikan. Untuk saat

ini bank penerima dana deposit Tamasia baru tersedia : Mandiri, CIMB

Niaga Syariah, dan BCA. Sehingga jika transfer dilakukan dari bank

lain maka pengguna akan terkena biaya transfer antar bank.1

B. Indikasi Akad Dalam Jual Beli dan Simpan Emas

Adapun akad jual beli yang berhubungan terindikasi dilaksanakan

dalam proses jual beli dan pembiayaan emas yang ramai dilakukan oleh

lembaga-lembaga keuangan syariah kepada masyarakat di zaman sekarang ini

termasuk jual beli emas di PT. Tamasia Global Sharia adalah akad tijarah

yang termasuk dalam Natural Certainty Contract (NUC), antara lain adalah

jual beli akad murabahah dan jual beli akad salam, sementara untuk akad

tabarru yang digunakan adalah akad wadi‟ah, untuk lebih jelasnya berikut ini

uraiannya :

1 Hendry Pratomo, “Buku Panduan Tamasia Versi 1.1”, (Jakarta : PT. Tamasia Global

Sharia, 2017), h. 8-9

Page 72: ASPEK-ASPEK SYARIAH DALAM JUAL BELI EMAS ANTAM …

59

1. Akad Murabahah

a. Pengertian Akad Murabahah

Murabahah secara bahasa berasa dari kata ربح (ribhu) yang berarti

keuntungan, karena dalam jual beli murabahah harus menjelaskan

keuntungannya. Sedangkan menurut istilah murabahah adalah jual beli

dengan harga pokok dengan tambahan keuntungan. Salah satu skim fiqh

yang paling popular digunakan oleh perbankan syariah adalah skim jual

beli murabahah. Transaksi pembiayaan murabahah ini lazim dilakukan

oleh Rasulullah SAW dan para sahabatnya. Secara sederhana,

murabahah berarti suatu penjualan barang seharga barang tersebut

ditambah dengan margin yang disepakati.2

b. Landasan Hukum Akad Murabahah

1) Al-Qur‟an

سشح عسشحفظشحإىى ر مب إ ج ز م إ شىن اخ رصذق أ

رعي

“Dan jika (orang berhutang itu) dalam kesukaran, maka berilah

tangguh sampai ia berkelapangan, dan apabila kamu sedekahkan

(harta tersebut) maka akan lebih baik bagimu jika kamu

mengetahui”. (QS. Al-Baqarah : 280)

2) Hadits Rasulullah SAW

عإىىأجو،أ اىجشمخ:اىج قبه:ثلاسف سي آى صيىاللهعي اىج

ع)سااثبج ذلىيج شىيج ثبىشع خيطاىجش قبسضخ، اى عصت(

“Nabi bersabda, „Ada tiga hal yang mengandung berkah: jual beli

tidak secara tunai, muqaradhah (mudharabah), dan mencampur

gandum dengan jewawut untuk keperluan rumah tangga, bukan

untuk dijual.” (HR. Ibnu Majah).3

3) Usul Al-fiqh

Hal ini sejalan dengan kaidah Ushul fiqh :

2 Adiwarman Karim, “Bank Islam, Wacana Ulama”, (Jakarta: Raja Grafindo

Persada,2007), h. 83 3 Abu Abdillah Muhammad bin Yazid bin Majah al-Qazwini, “Sunan Ibnu Majah”, (Beirut

Dar El-Marefah, 2005), Juz 3, h. 79-80

Page 73: ASPEK-ASPEK SYARIAH DALAM JUAL BELI EMAS ANTAM …

60

ذه أ ثبحخإل لادال عب والصوفىاى بدى عيىرحش

“Pada dasarnya, semua bentuk muamalah boleh dilakukan kecuali

ada dalil yang mengharamkannya”.

4) Ijma‟

Umat manusia telah berkosensus tentang keabsahan jual beli,

karena manusia sebagai anggota masyarakat selalu membutuhkan

apa yang dihasilkan dan dimiliki orang lain. Oleh karena jual beli ini

adalah salah satu jalan untuk mendapatkan secara sah, dengan

demikian mudahlah bagi setiap individu untuk memenuhi

kebutuhannya. Dari dasar hukum di atas, dapat disimpulkan bahwa

transaksi Murabahah itu dibolehkan dan tidak bertentangan dengan

ajaran syari‟at Islam serta memberikan keringanan kepada pembeli

untuk memeperoleh barang yang diinginkan walaupun dengan

pembayaran yang tidak tunai.

c. Rukun dan Syarat Akad Murabahah

Adapun rukun-rukun beserta syarat-syarat yang berkaitan dengan

rukun tersebut dalam akad jual beli murabahah, antara lain :

1) Pihak yang berakad (penjual dan pembeli)

a) Cakap hukum

b) Suka rela atau ridha, tidak dalam keadaan terpaksa atau dibawah

tekanan

2) Objek yang diperjual belikan

a) Tidak termasuk yang diharamkan atau yang dilarang oleh agama

b) Bermanfaat

c) Penyerahan dari penjual ke pembeli dapat dilakukan

d) Merupakan hak milik penuh pihak yang berakad

e) Sesuai spesifikasi yang diterima pembeli dan diserahkan penjual

f) Jika berupa barang bergerak maka barang itu harus bisa dikuasai

Pembeli setelah dokumentasi dan perjanjian akad diselesaikan.

Page 74: ASPEK-ASPEK SYARIAH DALAM JUAL BELI EMAS ANTAM …

61

3) Akad atau Sighat (Ijab dan Qabul)

a) Harus jelas dan disebutkan secara spesifikasi dengan siapa

berakad

b) Antara Ijab dan Qabul (serah terima) harus selaras baik dalam

spesifik barang maupun harga yang di sepakati

c) Tidak menggantungkan keabsahan transaksi pada masa yang akan

datang

d) Tidak membatasi waktu, missal saya jual kepada anda untuk

jangka waktu 10 bulan dan setelah itu akan menjadi milik saya

kembali

4) Harga

a) Harga jual adalah harga beli ditambah keuntungan

b) Harga jual tidak boleh berubah selama masa perjanjian

c) Sistem pembayaran dan jangka waktunya disepakati bersama.4

d. Jual Beli Emas Tidak Tunai Dengan Akad Murabahah

Jual Beli Emas Secara Tidak Tunai atau dikenal pula dengan

Pembiayaan Kepemilikan Emas beberapa tahun belakangan ini mulai

berkembang di perbankan syariah maupun unit usaha syariah lainnya di

Indonesia. Praktik Jual Beli Emas Secara Tidak Tunai atau Pembiayaan

Kepemilikan Emas ini di mayoritas perbankan syariah dan lembaga

keuangan syariah di Indonesia menggunakan akad murabahah. Jual Beli

Emas Secara Tidak Tunai atau Pembiayaan Kepemilikan Emas dapat

dikategorikan sebagai Pembiayaan Produktif, yaitu pembiayaan yang

ditujukan untuk memenuhi kebutuhan produksi dalam arti luas, yaitu

untuk peningkatan usaha, baik usaha produksi, perdagangan maupun

investasi.5

4 Yenti Afrida, “Analisis Pembiayaan Murabahah Di Perbankan Syariah”, (JEBI (Jurnal

Ekonomi dan Bisnis Islam)-Volume 1, Nomor 2, Juli-Desember 2016), h. 158-160 5 Yenti Afrida, “Analisis Pembiayaan Murabahah Di Perbankan Syariah”, (JEBI (Jurnal

Ekonomi dan Bisnis Islam)-Volume 1, Nomor 2, Juli-Desember 2016), h. 158-160

Page 75: ASPEK-ASPEK SYARIAH DALAM JUAL BELI EMAS ANTAM …

62

Mengenai hukum jual beli emas secara angsuran atau tidak tunai,

para ulama terbagi dalam 2 pendapat yang berbeda. Pertama, kelompok

yang melarang, yaitu pendapat mayoritas fuqoha, dari madzhab Hanafi,

Maliki, Syafi‟i, dan Hambali. Alasan pelarangannya, menurut Malik

dan Syafi‟i dikarenakan „illah barang itu dijadikan patokan harga dan

benda-benda tersebut hanya bisa disamakan dengan uang. Sedangkan

ulama Hanafiyah berpendapat bahwa „illah keharaman menjual emas

dengan emas dan perak dengan perak secara tidak tunai, ialah benda-

benda itu adalah bendabenda yang ditimbang, di samping kesamaan

jenisnya, dan haram terhadap empat jenis barang lainnya pula dan sama

hukumnya.6

Kedua, kelompok yang membolehkan, yaitu pendapat Ibnu

Taimiyah, Ibnu Qayyim, Syaikh Ali Jumu‟ah (mufti al-Diyar al-

Mishriyah), Syekh Abdullah bin Sulaiman al-Mani‟, Syeikh

Abdurahman As-Sa‟di, dan ulama-ulama kontemporer. Kelompok ini

secara garis keras perpendapat bahwa emas dan perak adalah barang

(sil‟ah) yang dijual dan dibeli seperti halnya barang biasa, dan bukan

lagi ṡaman (harga, alat pembayaran, uang). Oleh karenanya tidak terjadi

riba (dalam pertukaran atau jual beli) antara perhiasan dengan harga

(uang), sebagaimana tidak terjadi riba (dalam pertukaran atau jual beli)

antara harga (uang) dengan barang lainnya, meskipun bukan dari jenis

yang sama.7

Adapun ulama-ulama kontemporer di Indonesia sepakat

mengeluarkan Fatwa Dewan Syariah Nasional Majelis Ulama Indonesia

Nomor 77/DSN-MUI/V/2010 tentang Jual Beli Emas Tidak Tunai.

Diterangkan bahwa jual belie mas baik melalui jual beli biasa atau jual

beli murabahah, hukumnya boleh (mubah atau ja‟iz) selama emas tidak

6 Teuku Muhammad Hasbi Ash Shiddieqy, “Mutiara Hadits 5 Jilid V”, (Semarang:

Pustaka Rizki Putra. 2003), h. 262 7 Abdul Rahman Ramli, “Jual Beli Emas Secara Tidak Tunai (Telaah Fatwa DSN-MUI No.

77/DSN-MUI/V/2010)”, (Repository Fakultas Agama Islam Universitas Muhammadiyah

Surakarta, 2015), h. 17-18

Page 76: ASPEK-ASPEK SYARIAH DALAM JUAL BELI EMAS ANTAM …

63

menjadi alat tukar yang resmi (uang). Namun, kebolehan tersebut harus

memenuhi batasan dan ketentuan-ketentuan yang telah ditetapkan

dalam fatwa tersebut.

2. Akad Wadi’ah

a. Pengertian Akad Wadi’ah

Secara bahasa, wadi‟ah berasal dari Bahasa Arab yaitu اىزشك (at-

tarku) berarti meninggalkan. Dikatakan demikian karena pemilik harta

meninggalkan hartanya kepada orang lain. Secara istilah wadi‟ah berarti

mewakilkan penjagaan suatu harta yang spesial atau bernilai tertentu

dengan cara tertentu.

Ulama Madzhab Hanafi mendefinisikan bahwa wadi‟ah adalah

pelimpahan harta seseorang kepada orang lain agar menjaga hartanya,

baik dengan ungkapan yang jelas, melalui tindakan (ucapan), maupun

cukup dengan isyarat yang menunjukkan kesediaannya. Sebagai

contoh; seseorang (A) berkata kepada orang lain (B), “Saya titipkan tas

saya ini kepada anda,” lalu (B) menjawab, “Saya terima”. Maka

sempurnalah akad wadi‟ah. Atau seseorang (A) menitipkan buku

kepada orang lain dengan mengatakan, “Saya titipkan buku saya ini

kepada anda”, lalu (B) hanya diam sebagai tanda setuju. Maka

sempurnalah akad wadi‟ah antar keduanya.

Madzhab Maliki dan Syafi‟i mendefinisikan bahwa wadi‟ah

dilakukan dengan mewakilkan kepada orang lain dalam hal penjagaan

harta tertentu yang bernilai dengan cara tertentu. Kata “tertentu yang

bernilai” itu mencakup kulit bangkai yang sudah disucikan (disamak),

anjing pelacak atau pemburu, pupuk kandang dan lainnya. Sedangkan

harta seperti anjing peliharaan biasa, pakaian kumuh yang tidak layak

pakai, tidak dapat dititipkan karena harta tersebut tidak memiliki nilai

atau dianggap sampah dan hal ini bisa merusak hukum wadi‟ah.

Adapun maksud penjagaan “dengan cara tertentu” bisa dimaknai

dengan penjagaan yang sepenuhnya, mekanisme penjagaanya

Page 77: ASPEK-ASPEK SYARIAH DALAM JUAL BELI EMAS ANTAM …

64

diserahkan kepada penerima harta titipan, baik dijaga dengan cara

diikat, disimpan di dalam rumah, atau dimasukkan ke dalam kotak

brangkas, dikunci lalu dimasukkan lemari dan dikunci lagi atau dan

sebagainya. Yang terpenting adalah benar-benar menjaga amanat dan

menjadikan pemilik harta tersebut merasa nyaman tidak hawatir

terhadap hartanya.8

b. Landasan Hukum Akad Wadi’ah

1) Al-Qur‟an

ا ءا باىز آأ ن ث اىن اأ لرؤمي رجبسحع رن أ ثبىجبطوإل

ن رشاضج فسن اأ لرقزي

جب سح ثن اللمب إ

“Hai orang yang beriman! Janganlah kalian saling memakan

(mengambil) harta sesamamu dengan jalan yang batil, kecuali

dengan jalan perniagaan yang berlaku dengan sukarela di

antaramu”. (QS. An-Nisa‟ : 29)

2) Hadits Rasulullah SAW

قبهاد سي هاللصيىاللعي قبهسس اللع شحسض ش أث ع

اىىالبخ ل لائز ر خ اىزشز(سا)خبل

“Dari Abu Hurairah r.a, Rasulullah saw. bersabda : Hendaklah

amanat orang yang mempercayai anda dan janganlah anda

menghianati orang yang menghianati anda.” (HR. Tirmidzi)9

3) Kaidah Ushul Al-Fiqh

ذهالصوفى أ ثبحخإل لادال عب واى بدى عيىرحش

“Pada dasarnya, semua bentuk muamalah boleh dilakukan kecuali

ada dalil yang mengharamkannya.”

8 Mufti Afif, “Tabungan: Implementasi Akad Wadi‟ah Atau Qard? (Kajian Praktik Wadi‟ah

di Perbankan Indonesia)”, Jurnal Hukum Islam (JHI) Volume 12, Nomor 2, Desember, 2014, h.

252 9 Abi Isa Muhammad bin Isa bin Sauran, “Sunan al-Tirmidzi 2”, (Beirut : Dar al-Fikr,

2005), h. 145

Page 78: ASPEK-ASPEK SYARIAH DALAM JUAL BELI EMAS ANTAM …

65

c. Jenis-jenis Akad Wadi’ah

Akad wadi‟ah dalam ekonomi syariah terdiri dari dua jenis, antara

lain:

1) Wadi‟ah Yad Amanah, dengan karakteristik yaitu: merupakan titipan

murni, barang atau dana yang dititipkan tidak boleh digunakan

(diambil manfaatnya) oleh penitip, sewaktu titipan dikembalikan

harus dalam keadaan utuh baik nilai maupun fisik barangnya, jika

selama dalam penitipan terjadi kerusakan maka pihak yang

menerima titipan tidak dibebani tanggung jawab, sebagai

kompensasi atas tanggung jawab pemeliharaan dapat dikenakan

biaya titipan.

2) Wadiah Yad Dhamanah, dengan karakteristik yaitu: merupakan

pengembangan dari wadi‟ah yad amanah yang disesuaikan dengan

aktivitas perekonomian. penerima titipan diberi izin untuk

menggunakan dan mengambil manfaat dari titipan tersebut.

Penyimpan mempunyai kewajiban untuk bertanggung jawab

terhadap kehilangan atau kerusakan barang tersebut. Semua

keuntungan yang diperoleh dari titipan tersebut menjadi hak

penerima titipan. Sebagai imbalan kepada pemilik barang/dana bank

dapat diberikan semacam insentif berupa bonus yang tidak

disyaratkan sebelumnya.10

d. Rukun dan Syarat Akad Wadi’ah

Adapun rukun-rukun beserta syarat-syarat yang berkaitan dengan

rukun tersebut dalam akad jual beli salam, antara lain :

1) Penitip (Muwaddi‟), syarat-syaratnya :

a) Berakal. Dengan demikian, tidak sah wadi‟ah dari orang gila dan

anak yang belum berakal.

b) Baligh. Syarat ini dikemukakan oleh Syafi‟iyah. Dengan

demikian menurut Syafi‟iyah, wadi‟ah tidak sah apabila

10

Nasrun Haroen, “Fiqh Muamalah”, (Jakarta : Gaya Media Pratama, 2007), h. 247

Page 79: ASPEK-ASPEK SYARIAH DALAM JUAL BELI EMAS ANTAM …

66

dilakukan oleh anak yang belum baligh (masih di bawah umur).

Tetapi menurut Hanafiyah baligh tidak menjadi syarat wadi‟ah

sehingga wadi‟ah hukumnya sah apabila dilakukan oleh anak

mumayyiz dengan persetujuan dari walinya atau washiy-nya.

2) Yang Menerima Titipan (Wadi‟), syarat-syaratnya :

a) Berakal. Tidak sah wadi‟ah dari orang gila dan anak yang masih

di bawah umur. Hal ini dikarenakan akibat hukum dari akad ini

adalah kewajiban menjaga harta, sedangkan orang yang tidak

berakal tidak mampu untuk menjaga barang yang dititipkan

kepadanya.

b) Baligh. Syarat ini dikemukakan oleh jumhur ulama. Akan tetapi,

Hanafiyah tidak menjadikan baligh sebagai syarat untuk orang

yang dititipi, melainkan cukup ia sudah mumayyiz.

c) Malikiyah mensyaratkan orang yang dititipi harus orang yang

diduga kuat mampu menjaga barang yang dititipkan kepadanya.

3) Objek yang dititipkan (Wadi‟ah), syarat-syaratnya :

a) Benda yang dititipkan disyaratkan harus benda yang bisa untuk

disimpan. Apabila benda tersebut tidak bisa disimpan, seperti

burung di udara atau benda yang jatuh ke dalam air, maka

wadi‟ah tidak sah sehingga apabila hilang, tidak wajib mengganti.

Syarat ini dikemukakan oleh ulama-ulama Hanafiyah.

b) Syafi‟iyah dan Hanabilah mensyaratkan benda yang dititipkan

harus benda yang mempunyai nilai (qimah) dan dipandang

sebagai mal (harta), walaupun najis. Seperti anjing yang bisa

dimanfaatkan untuk berburu, atau menjaga keamanan. Apabila

benda tersebut tidak memiliki nilai, seperti anjing yang tidak ada

manfaatnya, maka wadi‟ah tidak sah.

4) Akad atau Sighat (Ijab dan Qabul), syarat-syaratnya :

a) Harus jelas dan disebutkan secara spesifikasi dengan siapa

berakad.

Page 80: ASPEK-ASPEK SYARIAH DALAM JUAL BELI EMAS ANTAM …

67

b) Antara Ijab dan Qabul (serah terima) harus selaras baik dalam

spesifik barang maupun harga yang di sepakati.11

3. Akad Salam

a. Pengertian Akad Salam

Pengertian as-salam atau sering disebut juga dengan as-salaf

secara etimologi artinya pendahuluan. Secara terminologi para ulama

fiqh mendefinisikannya dengan : “Menjual suatu barang yang

penyerahannya ditunda, atau menjual suatu barang yang ciri-cirinya

jelas dengan pembayaran modal lebih awal, sedangkan barangnya

diserahkan kemudian hari.”

Kemudian, para ulama Syafi‟iyah dan Hanabilah

mendefisikannya dengan : “Akad yang disepakati untuk membuat

sesuatu dengan ciri-ciri tertentu dengan membayar harganya dahulu,

sedangkan barangnya diserahkan (kepada pembeli) di kemudian hari.”

Kemudian, para ulama Malikiyah memberikan definisinya dengan

: “Jual beli yang modalnya dibayar dahulu, sedangkan barangnya

diserahkan sesuai dengan waktu yang disepakati.”12

Pada intinya, jual beli salam merupakan bentuk jual beli dengan

pembayaran di muka dan penyerahan barang di kemudian hari

(advanced payment atau forward buying atau future sales) dengan

harga, spesifikasi, jumlah, kualitas, tanggal, dan tempat penyerahan

yang jelas, serta disepakati sebelumnya dalam perjanjian. Risiko

terhadap barang yang diperjualbelikan masih berada pada penjual

sampai waktu penyerahan barang. Pihak pembeli berhak untuk meneliti

dan dapat menolak barang yang akan diserahkan apabila tidak sesuai

dengan spesifikasi awal yang disepakati.13

11

Ahmad Wardi Muslich, “Fiqih Muamalat”, (Jakarta: Amzah, 2013), h. 459-461 12

Nasrun Haroen, “Fiqh Muamalah”, (Jakarta : Gaya Media Pratama, 2007), h. 146-147 13

Ascarya, “Akad dan Produk Bank Syariah”, (Jakarta : Raja Grafindo Persada, 2012), h.

90

Page 81: ASPEK-ASPEK SYARIAH DALAM JUAL BELI EMAS ANTAM …

68

Spesifikasi barang pesanan pada jual beli salam harus telah

disepakati oleh pembeli dan penjual di awal akad. Barang pesanan

harus sesuai dengan karakteristik yang telah disepakati. Jika barang

pesanan yang dikirim tidak sesuai dengan spesifikasi yang tertuang

dalam akad, maka pembeli dapat mengembalikannya pada penjual.

Begitu juga bila barang pesanan pada saat diterima oleh pembeli

harganya lebih rendah dibanding harga pada saat akad, maka selisihnya

merupakan kerugian pembeli. Sebaliknya, bila harga barang pesanan

pada saat diterima lebih tinggi disbanding pada saat akad, maka

selisihnya diakui sebagai keuntungan dalam jual beli salam.14

b. Landasan Hukum Akad Salam

1) Al-Qur‟an :

ا آ باىز ...آأ ىفبمزج س إىىأجو ثذ ز إرارذا

"Hai orang yang beriman! Jika kamu bermu'amalah tidak secara

tunai sampai waktu tertentu, buatlah secara tertulis...". (QS. Al-

Baqarah : 282)

2) Hadist Rasulullah SAW :

بقبه اللع عجبطسض اث خقذع ذ اى سي صيىاللعي اىج

فقبه: اىسز بساىسخ فىاىث سيف و م ءفف ش أسيفف

عي ص عي عي إىىأجو

"Dari Ibn Abbas r.a. beliau berkata, ketika Rasulullah SAW datang

ke Madinah, sementara penduduk Madinah menghutangkan kurma

selama satu tahun, dua tahun serta tiga tahun. Kemudian Rasulullah

SAW bersabda : Barang siapa melakukan salaf (salam), hendaknya

ia melakukan dengan takaran yang jelas dan timbangan yang jelas,

untuk jangka waktu yang diketahui" (HR. Bukhari).15

3) Kaidah Ushul Al-Fiqh :

ذه أ ثبحخإل لادال عب والصوفىاى بعيىدى رحش

“Pada dasarnya, semua bentuk muamalah boleh dilakukan kecuali

ada dalil yang mengharamkannya.”

14

Ismail, “Perbankan Syariah”, (Jakarta : Kencana, 2013), h. 153 15

Abi Abdillah Muhammad bin Ismail Al-Bukhari, “Shahih Bukhari” Juz II Terjemahan

Ahmad Sunarto, (Surabaya : Al-Hidayah, 2000), h. 30

Page 82: ASPEK-ASPEK SYARIAH DALAM JUAL BELI EMAS ANTAM …

69

4) Ijma‟ :

Menurut Ibnul Munzir, ulama sepakat (ijma‟) atas kebolehan

jual beli dengan cara salam. Di samping itu, cara tersebut juga

diperlukan oleh masyarakat.

c. Rukun dan Syarat Akad Salam

Adapun rukun-rukun beserta syarat-syarat yang berkaitan dengan

rukun tersebut dalam akad jual beli salam, antara lain :

1) Pihak yang berakad atau pembeli dan penjual (Muslam dan Muslam

Ilaihi), syarat-syaratnya :

a) Cakap hukum

b) Suka rela atau ridha, tidak dalam keadaan terpaksa atau dibawah

tekanan

c) Pembeli harus memesan dengan memberikan spesifikasi barang

yang diinginkan dengan sangat jelas dan detail

d) Penjual harus mampu menyediakan barang yang spesifikasinya

sudah dijelaskan oleh pembeli

2) Objek yang diperjual belikan (Muslam Fiihi), syarat-syaratnya :

a) Tidak termasuk yang diharamkan atau yang dilarang oleh agama

b) Bermanfaat

c) Penyerahan dari penjual ke pembeli dapat dilakukan

d) Merupakan hak milik penuh pihak yang berakad

e) Jika berupa barang bergerak maka barang itu harus bisa dikuasai

pembeli setelah dokumentasi dan perjanjian akad diselesaikan

f) Sesuai spesifikasi yang diterima pembeli dan diserahkan penjual

g) Harus jelas jenisnya; seperti beras, jagung dan sejenisnya;

h) Harus jelas macamnya; seperti beras rojo lele, pandan wangi, dan

sejenisnya

i) Harus jelas sifat dan kwalitasnya; seperti beras IR yang bagus,

sedang, atau yang berkwalitas rendah

Page 83: ASPEK-ASPEK SYARIAH DALAM JUAL BELI EMAS ANTAM …

70

j) Harus jelas kadarnya, seperti dalam satuan kilogram, takaran, cm,

bilangan atau satuan ukuran-ukuuran lainya

k) Barang tidak di barter dengan barang sejenis yang akan

menyebabkan terjadinya riba

l) Barang yang di pesan harus dapat dijelaskan spesifikasinya,

apabia barang tidak dapat dijelaskan spesifikasinya,seperti mata

uang, rupiah atau dirham maka salam tidak sah

m) Penyerahan barang harus diwaktu kemudian, tidak bersamaan

dengan penyerahan harga pada waktu penyerahan akat; bila

barang disrahkan langsung maka tidak disebut salam,akan tetapi

jual beli biasa; menurut ulama hanafiah jangka waktu salam

adalah satu bulan atau lima belas hari, karena hal tersebut yang

umum terjadi pada pemesanan barang

n) Kadar objek akad dalam salam harus jelas dan pasti,karena dalam

jual beli salam tidak berlaku khiyar syara kedua belah pihak atau

salah satunya;

o) Tempat penyerahan barang harus jelas,ini adalah persyaratan

menurut hanafiah;

p) Objek akad salam atau barang yang diperjualbelikan merupakan

barang yang dapat di jelaskan sifat,jenis kadar, macam dan

kwalitasnya.

q) Para ulama melarang penggantian muslam fiihi dengan barang

lainya. penukaran atau penggantian barang assalam ini tidak

diperkenankan, karena meskipun belum diserahkan, barang

tersebut tidak lagi milik muslam alaih, tetapi sudah menjadi milik

muslam (fidz-dzimmah). Bila barang tersebut di ganti dengan

barang yang memiliki spesifikasi dan kwalitas yang sama

meskipun sumbernya berbeda,para ulama membolehkanya. Hal

Page 84: ASPEK-ASPEK SYARIAH DALAM JUAL BELI EMAS ANTAM …

71

demikian tidak di anggap sebagai jual beli, melainkan penyerahan

unit yang lain untuk barang yang sama.16

3) Harga (Tsaman), syarat-syaratnya :

a) Harga jual adalah harga beli ditambah keuntungan.

b) Harga jual tidak boleh berubah selama masa perjanjian.

c) Sistem pembayaran dan jangka waktunya disepakati bersama.17

4) Akad atau Sighat (Ijab dan Qabul), syarat-syaratnya :

a) Harus jelas dan disebutkan secara spesifikasi dengan siapa

berakad.

b) Antara Ijab dan Qabul (serah terima) harus selaras baik dalam

spesifik barang maupun harga yang di sepakati.

c) Tidak menggantungkan keabsahan transaksi pada masa yang akan

datang.

d) Tidak membatasi waktu, misalnya saya jual kepada anda untuk

jangka waktu 10 bulan dan setelah itu akan menjadi milik saya

kembali.

d. Penerimaan Pembayaran dan Penyerahan Barang dalam Akad

Salam

Kebanyakan para ulama mengharuskan pembayaran salam

dilakukan ditempat kontrak. Hal tersebut dimaksudkan agar

pembayaran yang dilakukan oleh pembeli tidak dijadikan utang penjual.

Lebih khusus lagi, pembayaran salam tidak bisa dalam bentuk

pembebasan hutang yang harus dibayar oleh penjual. Hal ini untuk

menjauhi riba dalam praktik salam.18

Adapun ketentuan penyerahan barang dalam jual beli salam dari

pihak penjual barang, antara lain :

16

Muhammad Syafii Antonio, “Bank Syari‟ah Dari Teori Ke Praktik”, (Jakarta : Gema

Insani, 2001), h. 110 17

Yenti Afrida, “Analisis Pembiayaan Murabahah Di Perbankan Syariah”, (JEBI (Jurnal

Ekonomi dan Bisnis Islam), Volume 1, Nomor 2, Juli-Desember 2016), h. 158-160 18

Muhammad Syafi‟i Antonio, “Bank Syariah Dari Teori ke Praktik”, (Jakarta : Gema

Insani, 2013), h. 109

Page 85: ASPEK-ASPEK SYARIAH DALAM JUAL BELI EMAS ANTAM …

72

1) Penjual wajib menyerahkan barang tepat waktu seusai dengan

pesanan.

2) Bila penjual memberikan barang dengan kualitas lebih bagus maka

penjual tidak boleh meminta tambahan uang.

3) Jika penjual memberikan barang dengan kualitas yang lebih rendah

lalu pembeli menerimanya, maka pembeli tidak boleh meminta

penurunan harga.

4) Penjual dapat menyerahkan barang lebih cepat dari waktu yang telah

disepakati dengan syarat barang sesui dengan yang dipesan oleh

pembeli.19

Jika semua barang tidak tersedia atau tidak tepat pada waktunya

atau kualitasnya lebih rendah dan pembeli tidak mau menerimanya

maka pembeli memiliki pilihan :

1) Menolak atau menerima barang atau meminta pengembalian dana.

2) Meminta kepada nasabah untuk mengganti barang sejenisnya.

3) Menunggu barang hingga tersedia.

C. Tinjauan Hukum Aspek-Aspek Syariah Pada Jual Beli Emas Produk

#BeliBerkala

1. Identifikasi Akad

Secara garis besar produk Beli Berkala pada Tamasia cenderung

menggunakan akad jual beli murabahah. Akad murabahah dapat

diidentifikasi dari produk Beli Berkala karena secara keseluruhan

karakteristik produk ini mirip dengan ketentuan dan jenis dari akad

murabahah ini sebagaimana yang telah tertuang dalam Fatwa DSN MUI

Nomor 04/DSN-MUI/IV/2000 Tentang Murabahah.

Analisis isi akad murabahah yang dijalankan dalam transaksi

produk Beli Berkala ini yaitu pembeli yang ingin membeli emas kepada

Tamasia dapat melakukan pemesanan pada aplikasi Tamasia dengan

19

Nurul Huda dan Mohamad Heykal, “Lembaga Keuangan Syariah: Tinjauan Teoritis dan

Praktis”, (Jakarta : Kencana 2013), h. 51

Page 86: ASPEK-ASPEK SYARIAH DALAM JUAL BELI EMAS ANTAM …

73

memilih ukuran emas yang diinginkan dan tenor jangka waktu mencicil

emas. Kemudian aplikasi Tamasia secara otomatis menghitung harga

emas pada saat hari akad akan dilaksanakan tersebut dikali dengan ukuran

gram yang diinginkan pembeli.

Secara transparan dan otomatis pula, aplikasi Tamasia

memberitahukan kepada pembeli ada biaya diluar harga murni emas yang

dipesan, yaitu nominal margin keuntungan yang Tamasia ambil, biaya

administrasi, dan biaya pengiriman emas ke tenpat pembeli. Jika pembeli

setuju maka pembeli dapat langsung melakukan pembayaran untuk cicilan

di bulan pertama, jika tidak setuju maka pembeli dapat memilih khiyar

untuk membatalkan pembelian. Untuk harga untuk pembayaran cicilan

berikutnya tidak akan berubah mengikuti harga emas pada hari

pembayaran cicilan tersebut, harga tetap mengikuti pada saat akad

dilakukan.

Mengenai barang yang diperjualbelikan dalam akad murabahah ini

merupakan emas yang ukuran gram-nya sesuai dengan jumlah gram yang

dipesan pembeli. Dengan begitu, emas ini termasuk kategori barang yang

diperjualbelikan yang disebutkan sifat-sifatnya dalam perjanjian namun

belum ada barangnya saat perjanjian dilakukan. Adapun penyerahan emas

ini ditangguhkan hingga masa angsuran pembeli selesai dilunasi, sebagai

ganti Tamasia tidak meminta jaminan apapun kepada pembeli untuk

ditahan Tamasia.

Mengenai shigat ijab yang dilakukan oleh pembeli melalui cara

ta‟athi atau melakukan tindakan, tindakan tersebut dilakukan dengan

meng-klik “Beli Emas Sekarang” kemudian meng-klik “Selanjutnya”

pada tab pembelian emas di aplikasi Tamasia. Dengan melakukan

tindakan tersebut pembeli dianggap setuju dengan kontrak pembelian

emas tersebut. Kemudian shigat qabul dari Tamasia juga dilakukan

melalui tindakan dengan langsung memproses pembelian emas tersebut

pada sistem teknologinya. Menurut penulis, hal ini sudah menunjukkan

terwujudnya suka sama suka atau keridhaan masing-masing pihak karena

Page 87: ASPEK-ASPEK SYARIAH DALAM JUAL BELI EMAS ANTAM …

74

ijab dan qabul melalui sistem seperti ini memang sudah menjadi

kebiasaan masyarakat Indonesia saat ini dalam melakukan jual beli

online.

Mengenai kontrak perjanjian, seharusnya Tamasia memperjelas

kontrak perjanjian seperti layaknya nasabah yang melakukan permohonan

pembiayaan dengan akad murabahah di Bank Syariah maupun Lembaga

Keuangan Mikro Syariah lainnya. Misalnya dengan membuat tab pada

aplikasi Tamasia yang menampilkan kontrak akad murabahah untuk

pembelian emas secara cicilan yang berisi perjanjian (agreement) antara

pembeli dengan Tamasia sebelum pembeli menyetujui untuk melanjutkan

pembelian. Kontrak perjanjian ini harus mudah untuk diakses maupun

didownload sebagai hard file jika sewaktu-waktu kedua belah pihak

membutuhkan. Sehingga kontrak tersebut bisa menjadi penerang jika

suatu saat terjadi wanprestasi antara salah satu pihak.

Adapun rukun-rukun dalam akad jual beli murabahah yang

digunakan pada produk Beli Berkala, yaitu :

a. Pembeli (Musytari)

Pembeli adalah orang yang ingin membeli emas kepada

Tamasia baik melalui aplikasi online Tamasia maupun langsung

datang ke kantor Tamasia.

b. Penjual (Ba‟i)

Penjual adalah PT. Tamasia Global Sharia yang menjual

emas yang dipesan oleh pembeli baik melalui aplikasi online

Tamasia maupun langsung datang ke kantor Tamasia.

c. Objek yang diperjualbelikan (Mabi‟)

Objek yang diperjualbelikan adalah logam mulia emas

batang murni yang dicetak langsung oleh PT. ANTAM (Persero)

Tbk dengan berbagai ukuran mulai dari 0,02 gram sampai tidak

berbatas.

Page 88: ASPEK-ASPEK SYARIAH DALAM JUAL BELI EMAS ANTAM …

75

d. Harga (Tsaman)

Harga yang dimaksud adalah harga emas per gram

berdasarkan standar harga emas Antam dikali dengan berapa gram

yang dipesan oleh pembeli atau pemesan sesuai dengan fluktuasi

harga emas pada hari akad dilakukan ditambah dengan margin

keuntungan yang diambil Tamasia, biaya administrasi, dan biaya

pengiriman emas ke daerah tempat pembeli tinggal yang sudah

termasuk asuransi selama perjalanan pengiriman.

Jadi, rumus harga pada transaksi jual beli emas dengan

akad salam ini yaitu :

(harga emas per gram berdasakan standar Antam x jumlah gram

yang dipesan pembeli) + margin keuntungan Tamasia + biaya

administrasi + biaya pengiriman emas = harga (tsaman).

e. Akad atau Sighat (Ijab dan Qabul)

Sighat ijab dan qabul kontrak pada transaksi melalui

aplikasi online Tamasia tertera pada persetujuan atau agreement

yang disetujui pembeli pada tab dialog pesanan emas.

2. Analisis Substansi Fatwa Terkait

Adapun fatwa yang terkait dengan akad murabahah pada transaksi

produk Beli Berkala ini berkaitan dengan Fatwa Nomor 04/DSN-

MUI/IV/2000 tentang Murabahah dan Fatwa Nomor 77/DSN-

MUI/V/2010 tentang Jual Beli Emas Tidak Tunai.

Berikut merupakan analisis rangkuman substansi karakteristik akad

murabahah menurut Fatwa Nomor 04/DSN-MUI/IV/2000 tentang

Murabahah dengan transaksi produk Beli Berkala pada Tamasia, namun

termodifikasi bukan untuk Bank Syariah melainkan untuk e-commerce

yang menjalankan usahanya dengan prinsip syariah di bidang gold

marketplace seperti Tamasia :

a. Ketentuan Umum Murabahah

Page 89: ASPEK-ASPEK SYARIAH DALAM JUAL BELI EMAS ANTAM …

76

1) Tamasia dan pembeli harus melakukan akad murabahah yang

bebas riba. Jual beli emas pada Tamasia bebas bunga atau riba

karena harga emas mengikuti harga pada saat dilakukannya akad,

tidak berubah sampai akhir cicilan selesai dibayarkan.

2) Barang yang diperjualbelikan tidak diharamkan oleh syariah

Islam. Emas merupakan barang yang tidak diharamkan untuk

diperjualbelikan menurut syariah Islam.

3) Tamasia membiayai sebagian atau seluruh harga pembelian

barang yang telah disepakati kualifikasinya. Tamasia membiayai

seluruh harga pembelian emas kepada Antam sesuai kualifikasi

yang diminta pembeli.

4) Tamasia membeli barang yang diperlukan nasabah atas nama

bank sendiri, dan pembelian ini harus sah dan bebas riba. Tamasia

membeli emas ke Antam atas nama Tamasia sendiri.

5) Tamasia harus menyampaikan semua hal yang berkaitan dengan

pembelian, misalnya jika pembelian dilakukan secara utang.

Tamasia memang tidak menyampaikan secara transparan seluruh

hal yang berkaitan dengan pembelian emas kepada Antam karena

emas tersebut pada dasarnya sudah menjadi saldo emas milik

Tamasia, ketika ada pembeli yang memesan sekian gram baru

Tamasia akan mencetaknya menjadi emas batang.

6) Tamasia kemudian menjual barang tersebut kepada pembeli

(pemesan) dengan harga jual senilai harga beli plus

keuntungannya. Dalam kaitan ini Tamasia harus memberitahu

secara jujur harga pokok barang kepada pembelian berikut biaya

yang diperlukan. Tamasia memberitahu kepada pembeli harga

emas per gram berdasakan standar Antam pada hari akad tersebut

dilakukan dikali dengan jumlah gram yang dipesan pembeli,

ditambah margin keuntungan yang Tamasia akan ambil, ditambah

biaya administrasi, dan ditambah biaya pengiriman emas

Page 90: ASPEK-ASPEK SYARIAH DALAM JUAL BELI EMAS ANTAM …

77

(termasuk asuransi) yang otomatis tertera saat konfirmasi

pembelian emas di aplikasi Tamasia.

7) Pembeli membayar harga barang yang telah disepakati tersebut

pada jangka waktu tertentu yang telah disepakati. Pembeli

membayar cicilan kepada Tamasia sesuai dengan jangka waktu

dan tenor yang dipilih pembeli, secara otomatis pula dalam

aplikasi Tamasia ada pengingat (reminder) setiap tanggal berapa

pembeli harus membayar cicilannya.

8) Untuk mencegah terjadinya penyalahgunaan atau kerusakan akad

tersebut, pihak Tamasia dapat mengadakan perjanjian khusus

dengan pembeli. Untuk mencegah terjadinya penyalahgunaan

akad, sistem Tamasia secara otomatis merekam perjanjian akad

yang diajukan oleh pembeli.

9) Jika Tamasia hendak mewakilkan kepada pembeli untuk membeli

barang dari pihak ketiga, akad jual beli murabahah harus

dilakukan setelah barang, secara prinsip, menjadi milik Tamasia.

Tamasia tidak perlu mewakilkan kepada pembeli untuk membeli

emas Antam, karena Tamasia sendiri adalah partner resmi dari

Antam dan sudah memiliki saldo emas pada Antam.

b. Ketentuan Murabahah kepada Pembeli

1) Pembeli mengajukan permohonan dan janji pembelian suatu

barang atau aset kepada Tamasia. Dalam jual beli emas pada

Tamasia, permohonan pembelian dilakukan pembeli melalui

aplikasi Tamasia.

2) Jika Tamasia menerima permohonan tersebut, ia harus membeli

terlebih dahulu aset yang dipesannya secara sah dengan

pedagang. Secara sah, emas sudah dimiliki oleh Tamasia karena

sudah menjadi saldo Tamasia di Antam.

3) Tamasia kemudian menawarkan aset tersebut kepada pembeli dan

pembeli harus menerima (membeli)-nya sesuai dengan janji yang

Page 91: ASPEK-ASPEK SYARIAH DALAM JUAL BELI EMAS ANTAM …

78

telah disepakatinya, karena secara hukum janji tersebut mengikat;

kemudian kedua belah pihak harus membuat kontrak jual beli.

Kontrak jual beli sudah terekam dalam sistem Tamasia sejak

pembeli menyetujui untuk mengadakan perjanjian jual beli emas

kepada Tamasia.

4) Dalam jual beli ini Tamasia dibolehkan meminta pembeli untuk

membayar uang muka saat menandatangani kesepakatan awal

pemesanan. Tamasia meminta kepada pembeli untuk membayar

uang muka hanya dengan membayar cicilan pertama di bulan

akad tersebut dilakukan.

5) Jika pembeli kemudian menolak membeli barang tersebut, biaya

riil harus dibayar dari uang muka tersebut. Jika nilai uang muka

kurang dari kerugian yang harus ditanggung oleh Tamasia,

Tamasia dapat meminta kembali sisa kerugiannya kepada

pembeli. Jika uang muka memakai kontrak „urbun sebagai

alternatif dari uang muka, maka

a) jika pembeli memutuskan untuk membeli barang tersebut, ia

tinggal membayar sisa harga.

b) jika nasabah batal membeli, uang muka menjadi milik

Fintech maksimal sebesar kerugian yang ditanggung oleh

Fintech akibat pembatalan tersebut; dan jika uang muka tidak

mencukupi, nasabah wajib melunasi kekurangannya.

Jika pembeli memutuskan untuk membeli barang tersebut maka

pembeli tinggal melunasi sisa cicilan di bulan kedua hingga

selesai. Jika nasabah batal membeli, maka Tamasia akan

mengembalikan cicilan di bulan pertama saat akad tersebut

dilakukan beserta cicilan yang sudah terlanjur terbayarkan di

bulan-bulan setelahnya namun Tamasia memotong biaya margin

pada bulan-bulan tersebut dan biaya admin.

Page 92: ASPEK-ASPEK SYARIAH DALAM JUAL BELI EMAS ANTAM …

79

c. Jaminan dalam Murabahah

1) Jaminan dalam murabahah dibolehkan, agar pembeli serius dengan

pesanannya. Dalam hal ini, Tamasia tidak meminta jaminan

kepada pembeli, akan tetapi Tamasia menahan emas yang dibeli

pembeli sampai seluruh cicilan lunas dibayarkan.

2) Tamasia dapat meminta pembeli untuk menyediakan jaminan yang

dapat dipegang. Tamasia tidak meminta jaminan apapun kepada

pembeli.

d. Utang dalam Murabahah

Secara prinsip, penyelesaian utang pembeli dalam transaksi

murabahah tidak ada kaitannya dengan transaksi lain yang dilakukan

pembeli dengan pihak ketiga atas barang tersebut. Jika pembeli

menjual kembali barang tersebut dengan keuntungan atau kerugian, ia

tetap berkewajiban untuk menyelesaikan utangnya kepada Tamasia.

Jika pembeli menjual barang tersebut sebelum masa angsuran

berakhir, ia tidak wajib segera melunasi seluruh angsurannya. Jika

penjualan barang tersebut menyebabkan kerugian, pembeli tetap harus

menyelesaikan utangnya sesuai kesepakatan awal. Ia tidak boleh

memperlambat pembayaran angsuran atau meminta kerugian itu

diperhitungkan.

Dalam hal ini, pembeli emas di Tamasia tidak dapat menjual

emasnya kepada pihak lain sebelum angsuran tersebut lunas, karena

emas hanya akan diberikan saat angsuran tersebut telah lunas. Pembeli

tidak bisa menjual emasnya sebelum angsurannya berakhir, karena

Tamasia tidak meminta jaminan dan emas tersebut masih ditangan

Tamasia.

e. Penundaan Pembayaran dalam Murabahah

Pembeli yang memiliki kemampuan tidak dibenarkan menunda

penyelesaian utangnya. Jika nasabah menunda-nunda pembayaran

Page 93: ASPEK-ASPEK SYARIAH DALAM JUAL BELI EMAS ANTAM …

80

dengan sengaja, atau jika salah satu pihak tidak menunaikan

kewajibannya, maka penyelesaiannya dilakukan melalui Badan

Arbitrasi Syariah setelah tidak tercapai kesepakatan melalui

musyawarah. Selama ini, pembeli yang menunda-nunda pembayaran

angsuran ditindak Tamasia dengan musyawarah secara kekeluargaan

dan belum pernah ada yang harus diselesaikan di Badan Arbitrasi

Syariah. Jika musyawarah tidak menemukan titik temu atau bahkan

pembeli tidak merespon Tamasia, maka pembeli lah yang

menanggung kerugian karena ia tidak mengambil kembali angsuran

yang sudah dibayarkan.

f. Bangkrut dalam Murabahah

Jika pembeli telah dinyatakan pailit dan gagal menyelesaikan

utangnya, Tamasia harus menunda tagihan utang sampai ia menjadi

sanggup kembali, atau berdasarkan kesepakatan. Tamasia memberikan

kelonggaran terhadap pembeli yang melapor bahwa ia sedang

kesulitan untuk meneruskan pembayaran cicilan. Pembeli dapat

melapor dengan menghubungi customer service Tamasia, selanjutnya

diadakan musyawarah secara kekeluargaan bagaimana solusi yang

harus diambil.

Berikut merupakan analisis substansi Fatwa Nomor 77/DSN-

MUI/V/2010 tentang Jual Beli Emas Tidak Tunai dengan transaksi

produk Beli Berkala. Pada dasarnya baik melalui jual beli biasa atau jual

beli murabahah, jual beli emas hukumnya boleh (mubah) selama emas

tidak menjadi alat tukar yang resmi (uang). Namun, kebolehan tersebut

harus memenuhi batasan dan ketentuan berikut ini :

a. Harga jual (tsaman) tidak boleh bertambah selama jangka waktu

perjanjian meskipun ada perpanjangan waktu setelah jatuh tempo.

Harga emas pada Tamasia tidak berubah antara cicilan yang satu

dengan cicilan sebelumnya. Dalam menentukan harga emas, Tamasia

Page 94: ASPEK-ASPEK SYARIAH DALAM JUAL BELI EMAS ANTAM …

81

mengikuti grafik harga emas dengan standar ANTAM, meskipun

harga emas setiap harinya berubah, pembayaran cicilan oleh pembeli

tetap mengikuti harga pada saat akad dilakukan.

b. Emas yang dibeli dengan pembayaran tidak tunai boleh dijadikan

jaminan (rahn). Tamasia memang menjadikan emas yang dipesan

pembeli sebagai jaminan dan baru diberikan kepada pembeli setelah

cicilan pembayaran dilunasi. Hal ini karena jual beli disini dilakukan

melalui aplikasi online yang akan menyulitkan kedua belah pihak jika

pembeli harus menyerahkan jaminan lain. Selain itu tujuan hal ini juga

untuk menghindari pembeli menyalahgunakan akad atau melakukan

wanprestasi.

c. Emas yang dijadikan jaminan sebagaimana dimaksud dalam huruf (b)

tidak boleh dijualbelikan atau dijadikan obyek akad lain yang

menyebabkan perpindahan kepemilikan. Pembeli tidak dapat

memperjualbelikan emas ini sebagai obyek akad lain karena emas

tersebut masih berada di tangan Tamasia. Adapun Tamasia juga tidak

pernah memperjualbelikan emas yang sudah dipesan oleh seorang

pembeli menjadi obyek akad dengan pihak lain.

D. Tinjauan Hukum Aspek-Aspek Syariah Pada Jual Beli Emas Produk

#BeliSukaSuka

1. Identifikasi Akad

Secara garis besar produk Beli Suka-Suka pada Tamasia cenderung

menggunakan akad wadi‟ah atau akad titipan. Karena dalam produk Beli

Suka-Suka, pada dasarnya pembeli emas menabung atau menitipkan emas

yang dimilikinya pada aplikasi Tamasia. Pembeli boleh memilih untuk

mencetak emas tabungannya dengan minimal cetak sejumlah 1 gram atau

tetap terus menyimpan pada aplikasi Tamasia. Dengan demikian

penyimpanan tabungan emas ini menggunakan akad wadi‟ah dimana

pembeli menitipkan tabungan emasnya kepada Tamasia.

Page 95: ASPEK-ASPEK SYARIAH DALAM JUAL BELI EMAS ANTAM …

82

Analisis si akad wadi‟ah yang dijalankan dalam transaksi produk

Beli Suka-Suka ini yaitu pembeli yang membeli emas Antam di Tamasia,

setelah membeli ia dapat menyimpan atau menitipkan saldo tabungan

emasnya kepada Tamasia. Tamasia sebagai yang menerima titipan (wadi‟)

memiliki aplikasi online tempat para pelanggan dapat menabung saldo

emasnya. Dengan begitu, yang dimaksud dengan pembelian emas ini

adalah penabung menyetorkan saldo tabungan sejumlah nominal yang ia

inginkan dengan dikonversikan dengan harga emas pada saat penyetoran

itu dilakukan. Tamasia tidak menerima upah (ujrah) dari para penabung,

maka dari itu akad wadi‟ah yang dijalankan disini adalah wadi‟ah yad al-

amanah.

Mengenai barang yang dititipkan dalam akad wadi‟ah ini

merupakan saldo tabungan emas yang disimpan pembeli setelah ia

memiliki sejumlah saldo emas dengan jalan Beli Suka-Suka. Emas yang

dititipakn ini merupakan titipan murni yaitu wadi‟ah yad al-amanah,

Tamasia tidak meminta dan menerima upah (ujrah) dari para penabung.

Dengan begitu, Tamasia tidak boleh menggunakan (mengambil

manfaatnya) oleh penitip, sewaktu titipan atau tabungan saldo emas ini

ingin ditarik kembali oleh penabung harus dalam keadaan utuh baik nilai

maupun fisik barangnya.

Mengenai shigat ijab yang dilakukan oleh penabung disini memang

masih sangat tersirat. Setelah seseorang memiliki emas melalui produk

Beli Suka-Suka, secara otomatis ia menyimpan saldo tabungan emas

tersebut dan melakukan akad wadi‟ah untuk penitipan saldo tabungan

emas kepada Tamasia secara otomatis pula. Shigat dilakukan dengan cara

lisan al-hal, yaitu apabila seseorang meninggalkan barang-barang

dihadapan orang lain kemudian orang itu pergi dan orang yang ditinggali

barang-barang itu berdiam diri saja hal itu dipandang telah ada akad

wadi‟ah (titipan) antara orang yang meletakkan barang titipan dengan

jalan dalalah al-hal.

Page 96: ASPEK-ASPEK SYARIAH DALAM JUAL BELI EMAS ANTAM …

83

Mengenai kontrak perjanjian, seharusnya Tamasia memperjelas

kontrak perjanjian seperti layaknya menabung simpanan uang dengan

akad wadi‟ah di Bank Syariah maupun Lembaga Keuangan Mikro

Syariah lainnya. Misalnya dengan membuat tab pada aplikasi Tamasia

yang menampilkan kontrak akad wadi‟ah untuk penitipan saldo tabungan

emas milik penabung yang berisi perjanjian (agreement) antara penabung

dengan Tamasia sebelum penabung menyetujui untuk menitipkan

tabungan emasnya. Kontrak perjanjian ini harus mudah untuk diakses

maupun didownload sebagai hard file jika sewaktu-waktu kedua belah

pihak membutuhkan. Sehingga kontrak tersebut bisa menjadi penerang

jika suatu saat terjadi wanprestasi antara salah satu pihak.

Adapun analisis rukun-rukun dalam akad wadi‟ah yang digunakan

pada produk Beli Suka-Suka pada Tamasia jika dijabarkan adalah sebagai

berikut :

a. Penitip (Muwaddi‟)

Penitip adalah orang yang menabung atau menyimpan saldo

emasnya pada aplikasi Tamasia.

b. Yang Menerima Titipan (Wadi‟)

Yang menerima titipan adalah Tamasia yang menyediakan

aplikasi online untuk penitip menabung atau menyimpan saldo

emasnya.

c. Objek yang dititipkan (Wadi‟ah)

Objek yang dititipkan adalah saldo tabungan emas milik penitip

yang sewaktu-waktu dapat diambil kembali oleh penitip dengan

mencetaknya dalam bentuk emas batang Antam.

d. Akad atau Sighat (Ijab dan Qabul)

Sighat ijab dan qabul kontrak pada proses penitipan emas

transaksi melalui aplikasi online Tamasia tertera pada persetujuan atau

agreement yang disetujui pembeli pada tab dialog pesanan emas.

Page 97: ASPEK-ASPEK SYARIAH DALAM JUAL BELI EMAS ANTAM …

84

Produk Beli Suka-Suka pada Tamasia juga cenderung

menggunakan akad salam saat penabung ingin mengambil saldo tabungan

emasnya dengan dicetak dalam bentuk emas batang Antam. Akad salam

dapat diidentifikasi dari proses memesan untuk dicetakkan emas dalam

produk Beli Suka-Suka ini karena secara keseluruhan karakteristik produk

ini mirip dengan ketentuan dan jenis dari akad salam ini sebagaimana

yang telah tertuang dalam Fatwa DSN MUI Nomor 05/DSN-

MUI/IV/2000 tentang Jual Beli Salam.

Analisis isi akad salam yang dijalankan dalam transaksi produk

Beli Suka-Suka ini yaitu penabung yang menabung saldo tabungan emas

dalam aplikasi Tamasia dapat mengambil saldo tabungan emas tersebut

sewaktu-waktu dibutuhkan seperti layaknya tabungan uang biasa pada

Bank. Penabung dapat mengambil saldo tabungan emas tersebut dalam

bentuk emas batang Antam. Namun penabung hanya bisa mengambil

saldo tabungan emas dalam jumlah bulat seperti 1 gram, 5 gram, 10 gram

dan lseterusnya, tidak bisa mengambil dalam jumlah pecahan seperti 1,3

gram, 4,8 gram, dan lain sebagainya. Kemudian penabung dengan

Tamasia membuat kontrak pemesanan pencetakan emas tersebut,

penabung dapat memilih untuk mengambil emasnya langsung dikantor

Tamasia atau meminta Tamasia mengirimkan emasnya ke tempat atau

rumah penabung dengan waktu dan biaya pengiriman yang sudah

disepakati, termasuk asuransi keamanan emas selama perjalanan.

Mengenai barang yang dipesan dalam akad salam ini merupakan

emas batang Antam yang ukuran gram-nya sesuai dengan jumlah gram

yang dipesan penabung untuk dicetakkan. Dengan begitu, emas ini

termasuk kategori barang yang diperjualbelikan yang disebutkan sifat-

sifatnya dalam perjanjian namun belum ada barangnya saat perjanjian

dilakukan. Adapun penyerahan emas ini dilakukan berdasarkan

kesepakatan penabung dengan Tamasia, penabung dapat memilih untuk

mengambil sendiri emas yang sudah dicetak ke kantor Tamasia atau emas

dikirimkan ke tempat atau rumah penabung.

Page 98: ASPEK-ASPEK SYARIAH DALAM JUAL BELI EMAS ANTAM …

85

Mengenai shigat ijab yang dilakukan oleh pembeli melalui cara

ta‟athi atau melakukan tindakan, tindakan tersebut dilakukan dengan

meng-klik “Beli Emas Sekarang” kemudian meng-klik “Selesaikan

Pembayaran” pada tab pembelian emas di aplikasi Tamasia. Dengan

melakukan tindakan tersebut pembeli dianggap setuju dengan kontrak

pembelian emas tersebut. Kemudian shigat qabul dari Tamasia juga

dilakukan melalui tindakan dengan langsung memproses pembelian emas

tersebut pada sistem teknologinya. Menurut penulis, hal ini sudah

menunjukkan terwujudnya suka sama suka atau keridhaan masing-masing

pihak karena ijab dan qabul melalui sistem seperti ini memang sudah

menjadi kebiasaan masyarakat Indonesia saat ini dalam melakukan jual

beli online.

Mengenai kontrak perjanjian, seharusnya Tamasia memperjelas

kontrak perjanjian seperti layaknya kontrak perjanjian akad salam antara

pihak yang memesan dan yang menerima pesanan. Misalnya dengan

membuat tab pada aplikasi Tamasia yang menampilkan kontrak akad

salam untuk penabung memesan untuk dicetakkan emas sesuai jumlah

gram emas yang diinginkannya yang berisi perjanjian (agreement) antara

penabung dengan Tamasia sebelum penabung menyetujui untuk

melanjutkan pemesanan pencetakkan. Kontrak perjanjian ini harus mudah

untuk diakses maupun didownload sebagai hard file jika sewaktu-waktu

kedua belah pihak membutuhkan. Sehingga kontrak tersebut bisa menjadi

penerang jika suatu saat terjadi wanprestasi antara salah satu pihak.

Adapun analisis rukun-rukun dalam akad salam yang digunakan

dalam proses pemesanan pencetakan emas batang Antam pada Tamasia

jika dijabarkan adalah sebagai berikut :

a. Pemesan (Muslam)

Pemesan adalah orang yang menabung emas pada aplikasi

aplikasi online Tamasia yang ingin mengambil saldo tabungannya

dengan dicetak dalam bentuk emas batang Antam.

b. Yang Diberi Pesanan (Muslam Ilaihi)

Page 99: ASPEK-ASPEK SYARIAH DALAM JUAL BELI EMAS ANTAM …

86

Yang diberi pesanan adalah PT. Tamasia Global Sharia yang

mencetak emas sesuai dengan ukuran gram emas yang dipesan oleh

penabung.

c. Objek yang dipesan (Muslam Fiihi)

Objek yang dipesan adalah logam mulia emas batang murni yang

dicetak langsung oleh PT. ANTAM (Persero) Tbk dalam jumlah bulat

seperti 1 gram, 5 gram, 10 gram dan seterusnya sesuai dengan jumlah

yang dipesan penabung untuk dicetakkan.

d. Harga (Tsaman)

Harga yang dimaksud adalah jumlah saldo tabungan emas yang

ingin ditarik oleh penabung.

e. Akad atau Sighat (Ijab dan Qabul)

Sighat ijab dan qabul kontrak pada transaksi melalui aplikasi

online Tamasia tertera pada persetujuan atau agreement yang disetujui

pembeli pada tab dialog pesanan emas.

2. Analisis Substansi Fatwa Terkait

Adapun fatwa yang terkait dengan akad salam dan akad wadi‟ah

pada transaksi produk Beli Suka-Suka ini berkaitan dengan Fatwa Nomor

05/DSN-MUI/IV/2000 tentang Jual Beli Salam dan Fatwa Nomor

02/DSN-MUI/IV/2000 tentang Tabungan.

Berikut merupakan analisis rangkuman substansi karakteristik akad

wadi‟ah menurut, Fatwa Nomor 02/DSN-MUI/IV/2000 tentang Tabungan

dengan transaksi produk Beli Suka-Suka pada Tamasia, berikut ini adalah

Ketentuan Umum Tabungan berdasarkan Wadi‟ah :

a. Bersifat simpanan, adapun tabungan emas yang disimpan menjadi

saldo emas pembeli dalam aplikasi Tamasia memang bersifat sebagai

simpanan.

b. Simpanan bisa diambil kapan saja (on call) atau berdasarkan

kesepakatan. Adapun tabungan emas yang disimpan bisa dicetak dan

diambil kapan saja, akan tetapi penabung tidak bisa mencetak dengan

Page 100: ASPEK-ASPEK SYARIAH DALAM JUAL BELI EMAS ANTAM …

87

ukuran gram yang tidak bulat, misalnya dalam ukuran 0,83 gram, 1,45

gram, atau 6,74 gram. Penabung harus dengan timbangan yang bulat

yaitu 1 gram, 5 gram, 10 gram, 25 gram, 50 gram, dan 100 gram. Hal

ini dikarenakan cukup menyulitkan bagi Tamasia dalam mencetak

volume serta dimensi emas batang yang tidak bulat tersebut.

c. Tidak ada imbalan yang disyaratkan, kecuali dalam bentuk pemberian

(„athaya) yang bersifat sukarela dari pihak bank atau Lembaga

Keuangan Syariah. Dalam hal penyimpanan atau penitipan tabungan

pada aplikasi Tamasia tidak ada imbalan yang disyaratkan oleh

Tamasia, semuanya bersifat gratis.

Kemudian analisis rangkuman substansi karakteristik akad salam

menurut Fatwa Nomor 05/DSN-MUI/IV/2000 tentang Jual Beli Salam

dalam proses memesan untuk dicetakkan emas batang Antam dalam

kepada Tamasia :

a. Ketentuan Tentang Pembayaran

1) Alat bayar harus diketahui jumlah dan bentuknya, baik berupa

uang, barang, atau manfaat. Alat bayar untuk transaksi jual beli

emas pada Tamasia adalah uang dalam rupiah (Rp) yang ditransfer

oleh pembeli ke rekening resmi perusahaan PT. Tamasia Global

Sharia sudah diketahui jumlahnya melalui kontrak yang disepakati

pada saat akad.

2) Pembayaran harus dilakukan pada saat kontrak disepakati. Pembeli

atau pemesan emas Antam melakukan pembayaran dengan cara

mentransfer setelah kontrak disepakati oleh pembeli maupun

Tamasia.

3) Pembayaran tidak boleh dalam bentuk pembebasan hutang. Sejauh

ini tidak ada pembeli atau pemesan emas Antam pada Tamasia

yang memlakukan transaksi dengan tujuan untuk membebaskan

hutangnya kepada Tamasia ataupun kepada pihak lain.

Page 101: ASPEK-ASPEK SYARIAH DALAM JUAL BELI EMAS ANTAM …

88

b. Ketentuan Tentang Barang

1) Harus jelas ciri-cirinya dan dapat diakui sebagai hutang. Emas

batang yang menjadi objek yang diperjualbelikan atau dipesan

(muslam fiih) pada akad jual beli salam ini sangat jelas ciri-cirinya

dan dapat diakui sebagai hutang karena kontrak perjanjian jual beli

pada saat akad jelas terekam dalam sistem aplikasi Tamasia.

2) Harus dapat dijelaskan spesifikasinya. Spesifikasi yang diberikan

oleh PT. Tamasia Global Sharia kepada calon pembeli sudah sangat

jelas, karena spesifikasi emas sangat sederhana, cukup dijelaskan

emas batang tersebut dalam jumlah berapa gram, untuk ukuran

volume seperti panjang x lebar x tinggi emas batang sudah

mengikuti standar emas PT. ANTAM (Persero) Tbk yang juga

merupakan standar emas batang di seluruh Indonesia.

3) Penyerahannya dilakukan kemudian. Penyerahan barang yang

dimaksud pada akad jual beli salam pada Tamasia ini yaitu emas

batang Antam yang dilakukan di kemudian hari sesuai kesepakatan

pada saat akad dilakukan.

4) Waktu dan tempat penyerahan barang harus ditetapkan berdasarkan

kesepakatan. Waktu dan penyerahan barang memang ditetapkan

beradasarkan kesepakatan pada saat akad, namun Tamasia

memberikan keluangan kepada pembeli jika ditengah perjalanan

kontrak pembeli ingin merubah waktu dan tempat penyerahan

barang dengan membuat perjanjian baru. Misalnya pada saat akad

pembeli memilih untuk waktu dan penyerahan barangnya dengan

pembeli datang langsung ke kantor Tamasia pada tanggal sekian,

namun ternyata pembeli berhalangan datang dan ingin barangnya

dikirimkan ke alamat tempat tinggal pembeli. Maka pembeli

dibuatkan perjanjian baru dan dimohon untuk mentransfer biaya

pengiriman ke daerah tempat tinggal pembeli. Sebaliknya, ada pula

pembeli yang tadinya memilih untuk barangnya dikirimkan ke

tempat tinggalnya, namun ternyata pembeli ingin mengambil

Page 102: ASPEK-ASPEK SYARIAH DALAM JUAL BELI EMAS ANTAM …

89

langsung barangnya ke kantor Tamasia karena pembeli sedang

berada di daerah dekat kantor Tamasia. Maka Tamasia

mengembalikan biaya pengiriman ke daerah tempat tinggal

pembeli tersebut yang sudah terlanjur ditransfer.

5) Pembeli tidak boleh menjual barang sebelum menerimanya.

Pembeli tidak dibolehkan menjual barangnya yaitu emas batang

Antam kepada pihak lain sebelum Tamasia menyerahkan emasnya

kepada pembeli tersebut meskipun emas tersebut sudah dibooked

oleh pembeli dan pembeli menyelesaikan proses pembayarannya.

6) Tidak boleh menukar barang, kecuali dengan barang sejenis sesuai

kesepakatan. Tamasia tidak pernah menukar barang yang tidak

sejenis atau berbeda kualitasnya bukan sesuai kesepakatan dengan

pembeli. Adapun emas batang Antam yang dibeli pembeli itu sama

semua jenis dan kualitasnya, yang membedakan hanya ukuran

gramnya saja.

c. Penyerahan Barang Sebelum atau pada Waktunya

1) Penjual harus menyerahkan barang tepat pada waktunya dengan

kualitas dan jumlah yang telah disepakati. Sejauh ini dalam

transaksinya Tamasia menyerahkan tepat pada waktunya. Untuk

pembeli yang meminta agar emasnya dikirimkan ke tempat

tinggalnya pada saat akad sudah diberitahu waktu atau lama proses

pengiriman berdasarkan wilayah pembeli oleh jasa ekspedisi RPX

dari wilayah Tamasia yaitu Jakarta Selatan. Jika memang ada

keterlambatan diakibatkan oleh force majeur seperti kecelakaan,

bencana alam, dan sebagainya.

2) Jika penjual menyerahkan barang dengan kualitas yang lebih

tinggi, penjual tidak boleh meminta tambahan harga. Tidak pernah

ada perbedaan kualitas pada emas batang Antam yang diserahkan

kepada pembeli. Emas batang Antam sudah memiliki standarnya

Page 103: ASPEK-ASPEK SYARIAH DALAM JUAL BELI EMAS ANTAM …

90

tersendiri, yang membedakan hanya ukuran jumlah gram emas

yang dipilih oleh pembeli.

3) Jika penjual menyerahkan barang dengan kualitas yang lebih

rendah, dan pembeli rela menerimanya, maka ia tidak boleh

menuntut pengurangan harga (diskon). Hal ini sama dengan point

diatas, tidak pernah terjadi perbedaan kualitas emas batang Antam

ang diserahkan oleh Tamasia kepada pembeli.

4) Penjual dapat menyerahkan barang lebih cepat dari waktu yang

disepakati dengan syarat kualitas dan jumlah barang sesuai dengan

kesepakatan, dan ia tidak boleh menuntut tambahan harga. Tamasia

tidak bisa menyerahkan barang kepada pembeli lebih cepat dari

waktu yang ditentukan. Karena waktu atau lama proses pengiriman

emas dari Tamasia sudah berdasarkan standar pengiriman jasa

ekspedisi RPX.

5) Jika semua atau sebagian barang tidak tersedia pada waktu

penyerahan, atau kualitasnya lebih rendah dan pembeli tidak rela

menerimanya, maka ia memiliki dua pilihan :

a) Membatalkan kontrak dan meminta kembali uangnya

b) Menunggu sampai barang tersedia

Emas batang Antam yang dibeli pembeli kepada Tamasia selalu

tersedia untuk dicetak oleh PT. ANTAM (Persero) Tbk. yang

diambil dari saldo gram emas Tamasia. Jadi tidak pernah terjadi

kekosongan stock emas batang Antam pada Tamasia.

d. Pembatalan Kontrak Pada dasarnya pembatalan salam boleh

dilakukan, selama tidak merugikan kedua belah pihak. Pembatalan

akad salam pada transaksi jual beli emas batang Antam di Tamasia

biasanya banyak terjadi dari pihak pembeli yang lupa atau tidak

mentransfer untuk proses pembayaran emas yang dibelinya sampai

batas pembayaran yang ditentukan.

Page 104: ASPEK-ASPEK SYARIAH DALAM JUAL BELI EMAS ANTAM …

91

e. Jika terjadi perselisihan di antara kedua belah pihak, maka

persoalannya diselesaikan melalui Badan Arbitrasi Syariah setelah

tidak tercapai kesepakatan melalui musyawarah. Selama ini jika ada

pembeli emas yang melakukan wanprestasi kepada Tamasia

diselesaikan dengan cara kekeluargaan, belum ada yang diselesaikan

melalui Badan Arbitrase Syariah.

Page 105: ASPEK-ASPEK SYARIAH DALAM JUAL BELI EMAS ANTAM …

92

BAB V

PENUTUP

A. Kesimpulan

Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan, baik itu melalui

melakukan wawancara kepada para praktisi di PT. Tamasia Global Sharia,

melakukan pengamatan langsung terhadap proses transaksi jual beli dengan

menjadi salah satu reseller dan mengikuti Tamasia Reseller Academy, serta

menyandingkan pembahasan terhadap literatur-literatur yang berkaitan yang

berkaitan dengan implementasi akad jual beli salam pada Lembaga Keuangan

Syariah, maka peneliti dapat menarik simpulan seperti berikut :

1. Mekanisme jual beli emas pada Tamasia dilakukan melalui 2 (dua) jenis

produk. Pertama, produk Beli Berkala, mekanismenya yaitu pelanggan

dapat menentukan sendiri berat gram emas yang akan dibeli dan jangka

waktu pembayaran yang akan ditempuh untuk memperoleh emas tersebut,

apakah pelanggan akan membayar tunai atau mencicil. Jika pelanggan

memilih pembayaran secara cicilan maka jangka waktu pembayaran bisa

dipilih mulai dari 3 bulan sampai 24 bulan. Setelah jangka waktu

pembayaran berkala berakhir pelanggan dapat memiliki opsi untuk

mencetak emasnya atau mencairkannya menjadi rupiah berdasarkan harga

jual emas. Kedua, produk Beli Suka-Suka, mekanismenya yaitu pelanggan

dapat membeli emas sesuai berapa pun budget yang dimiliki mulai dari Rp

10.000,- kemudian dikonversikan dengan harga gram emas saat akad

berlangsung. Kemudian pelanggan dapat menyimpan tabungan emas

tersebut dalam aplikasi Tamasia sebagai tabungan dan dapat pula

mencetak emas yang ditabungnya saat emas sudah mencapai ukuran 1

gram.

2. Akad-akad yang teridentifikasi tepat digunakn dalam mekanisme jual beli

emas Antam melalui aplikasi online pada Tamasia antara lain akad

murabahah pada produk Beli Berkala, akad wadi‟ah yad amanah pada

tabungan emas yang ditabung pada aplikasi Tamasia dalam produk Beli

Page 106: ASPEK-ASPEK SYARIAH DALAM JUAL BELI EMAS ANTAM …

93

Suka-Suka, dan akad salam pada proses pemesanan cetak emas batang

Antam bagi penabung yang ingin mengambil saldo tabungan emasnya.

Identifikasi ini berdasarkan kesamaan karakteristik akad-akad tersebut

dengan proses transaksi yang dilaksanakan dalam produk Beli Berkala dan

Beli Suka-Suka.

3. Berdasarkan analisis dengan menyandingkan ketentuan-ketentuan umum

yang menjadi substansi Fatwa Nomor 04/DSN-MUI/IV/2000 tentang

Murabahah, Fatwa Nomor 77/DSN-MUI/V/2010 tentang Jual Beli Emas

Tidak Tunai, Fatwa Nomor 02/DSN-MUI/IV/2000 tentang Tabungan, dan

Fatwa Nomor 05/DSN-MUI/IV/2000 Tentang Jual Beli Salam, mekanisme

jual beli emas Antam melalui aplikasi online pada Tamasia Global Sharia

sudah sesuai dengan prinsip-prinsip syariah. Dapat dikatakan demikian

karena akad murabahah, akad wadi‟ah yad amanah, dan akad salam yang

dilakukan Tamasia sebagian besar sudah memenuhi unsur dalam Fatwa

tersebut.

B. Rekomendasi

Berdasarkan temuan yang diperoleh selama melakukan penelitian

terhadap PT. Tamasia Global Sharia, maka penulis memberikan rekomendasi

kepada pihak tekait sebagai berikut :

1. Kepada PT. Tamasia Global Sharia

a. Disarankan untuk memperjelas kontrak perjanjian tiap akad murabahah,

akad wadi‟ah, dan akad salam yang digunakan pada produk Beli

Berkala maupun Beli Suka-Suka seperti layaknya kontrak perjanjian

akad pada Bank Syariah maupun Lembaga Keuangan Mikro Syariah

lainnya. Misalnya dengan membuat tab pada aplikasi Tamasia yang

menampilkan kontrak akad salam untuk penabung memesan untuk

dicetakkan emas sesuai jumlah gram emas yang diinginkannya yang

berisi perjanjian (agreement) antara penabung dengan Tamasia sebelum

penabung menyetujui untuk melanjutkan pemesanan pencetakkan.

Kontrak perjanjian ini harus mudah untuk diakses maupun didownload

Page 107: ASPEK-ASPEK SYARIAH DALAM JUAL BELI EMAS ANTAM …

94

sebagai hard file jika sewaktu-waktu kedua belah pihak membutuhkan.

Sehingga kontrak tersebut bisa menjadi penerang jika suatu saat terjadi

wanprestasi antara salah satu pihak.

b. Disarankan untuk mengganti seluruh rekening bank konvensional

dengan hanya menyediakan rekening bank syariah dalam metode

pembayaran yang akan dilakukan oleh pembeli emas agar transaksi jual

beli emas yang dijalankan oleh PT. Tamasia Global Sharia menjadi

lebih kaffah dalam menerapkan prinsip-prinsip syariah. Meskipun

nantinya akan sedikit menyulitkan bagi para calon pembeli, namun hal

ini adalah salah satu strategi yang cukup krusial yang bisa digunakan

untuk membangun masyarakat Indonesia tanpa riba‟ secara lambat laun.

Hal ini pun menjadi tanggung jawab moral bagi kita yang mengerti

akan riba‟ pada perbankan konvensional. Tidak mengapa nantinya

banyak calon pembeli masih mentransfer pembayaran dari rekening

bank konvensionalnya, namun kita harus tetap memegang teguh prinsip

untuk meninggalkan riba‟ pada bank konvensional sejak sekarang.

2. Kepada Dewan Syariah Nasional Majelis Ulama Indonesia

Disarankan untuk segera membuat fatwa khusus tentang pelaksanaan

e-commerce atau marketplace yang menjalankan usaha berprinsip syariah

melalui platform digital untuk mendampingi fatwa akad-akad yang

digunakan dalam transaksi usaha tersebut dan melengkapi regulasi yang

diperlukan. Hal ini harus segera dilakukan mengingat e-commerce atau

marketplace syariah mulai mengudara di Indonesia. Selain itu karena

cakupan e-commerce atau marketplace syariah sangat luas, diperlukan

fatwa agar tidak menimbulkan multitafsir di kalangan praktisi e-commerce

atau marketplace syariah di Indonesia.

Page 108: ASPEK-ASPEK SYARIAH DALAM JUAL BELI EMAS ANTAM …

95

DAFTAR PUSTAKA

Al-Qur’anul Karim

Buku

Ahmadi, Fahmi Muhammad dan Jaenal Aripin. Metode Penelitian Hukum. Jakarta:

Lembaga Penelitian UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, 2010

Al-Asqalani, Al-Hafidz Ibnu Hajar. Terjemah Bulughul Maram. Jeddah : At-

Thoba‟ah Wal Nashar At-Tauzi, t. th

Ascarya. Akad dan Produk Bank Syariah. Jakarta : Raja Grafindo Persada, 2011

Basrowi dan Suwandi. Memahami Penelitian Kualitatif. Jakarta : Rineka Cipta, 2008

Djamil, Fathurrahman. Hukum Perjanjian Syariah, dalam Kompilasi Hukum

Perikatan Oleh Mariam Darus Badrul Zaman. Bandung : Cipta Adiya

Bhakti, 2001

Ismail. Perbankan Syariah. Jakarta : Kencana, 2013

Haerisma, Alvien Septian. Dinar dan Dirham : Study Penerapan dan

Perkembangan. Cirebon: Edufision Publising, 2011

Haroen, Nasrun. Fiqh Muamalah. Jakarta : Gaya Media Pratama, 2007

Huda, Nurul dan Mohamad Heykal. Lembaga Keuangan Syariah: Tinjauan Teoritis

dan Praktis. Jakarta : Kencana 2013

Hasbi Ash Shiddieqy, Teuku Muhammad. Mutiara Hadits 5 Jilid V. Semarang :

Pustaka Rizki Putra, 2003

Jamy Daulay, Nasrun. Qardh Tijarah Dalam Muamalah : Sebuah Alternatif dan

Solusi. Bandung : Citapustaka Media, 2014

Karim, Adiwarman. Bank Islam, Wacana Ulama. Jakarta : Raja Grafindo Persada,

2007

Mardani. Fiqh Ekonomi Syariah. Jakarta : Kencana, 2012

Minasam, Munrokhim dkk. Ekonomi Islam. Jakarta : PT Raja Grafindo Persada,

2008

Muhammad, Abi Abdillah bin Ismail Al-Bukhari. Shahih Bukhari Juz II Terjemahan

Ahmad Sunarto. Surabaya : Al-Hidayah, 2000

Page 109: ASPEK-ASPEK SYARIAH DALAM JUAL BELI EMAS ANTAM …

96

Muhammad, Abu Abdillah bin Yazid bin Majah al-Qazwini. Sunan Ibnu Majah.

Beirut : Dar El-Marefah, 2005

Muhammad, Abi Isa bin Isa bin Sauran. Sunan al-Tirmidzi 2. Beirut : Dar al Fikr,

2005

Mustofa, Imam. Fiqih Muamalah Kontemporer. Jakarta : Raja Grafindo Persada,

2016

Nurhayati, Sri dan Wasilah. Akuntansi Syariah di Indonesia. Jakarta : Salemba

Empat, 2008

Pratomo, Hendry. Buku Panduan Tamasia Versi 1.1. Jakarta : PT. Tamasia Global

Sharia, 2017

Rahman Ghazaly, Abdul. Fiqh Muamalat. Jakarta : Prenamedia Group, 2010

Sukardarrumidi. Metodologi Penelitian : Petunjuk Praktis Untuk Peneliti Pemula.

Yogyakarta : Gadjah Mada University Press, 2004

Syafii Antonio, Muhammad. Bank Syari‟ah Dari Teori Ke Praktik. Jakarta : Gema

Insani, 2001

Wardi Muslich, Ahmad. Fiqih Muamalat. Jakarta : Amzah, 2013

Yaya, Rizal dkk. Akuntansi Perbankan Syariah. Jakarta : Salemba Empat, 2014

Jurnal

Afif, Mufti. Tabungan: Implementasi Akad Wadi‟ah Atau Qard? (Kajian Praktik

Wadi‟ah di Perbankan Indonesia). Jurnal Hukum Islam (JHI) Volume 12,

Nomor 2, Desember, 2014

Afrida, Yenti. Analisis Pembiayaan Murabahah Di Perbankan Syariah. JEBI (Jurnal

Ekonomi dan Bisnis Islam), Volume 1, Nomor 2, Juli-Desember 2016

Ardi, Muhammad. Asas-Asas Perjanjian (Akad), Hukum Kontrak Syariah dalam

Penerapan Salam dan Istisna. Jurnal Hukum Diktum, Volume 14, Nomor

2, Desember 2016

Fadhli, Ashabul. Tinjauan Hukum Islam Terhadap Penerapan Akad As-Salam

Dalam Transaksi E-Commerce. Mazahib : Jurnal Pemikiran Hukum Islam,

Volume XV, Nomor 1, Juni 2016

Page 110: ASPEK-ASPEK SYARIAH DALAM JUAL BELI EMAS ANTAM …

97

Mujiatun, Siti. Jual Beli Dalam Perspektif Islam : Salam Dan Istisna. Fakultas

Ekonomi Universitas Muhammadiyah Sumatera Utara : Jurnal Riset

Akuntansi Dan Bisnis, Volume 13, Nomor 2, September 2013

Ningsih, Wiwik Fitria. Modifikasi Pembiayaan Salam dan Implikasi Perlakuan

Akuntansi Salam. Jurnal Akuntansi Universitas Jember, Volume 13,

Nomor 2, Desember 2015

Pujiyono, Arif. Dinar dan Sistem Standar Tunggal Emas Ditinjau Menurut Sistem

Moneter Islam. Jurnal Dinamika Pembangunan : Volume 1, Nomor 2,

Desember 2004

Rafsanjanim, Haqiqi. Akad Tabarru‟ Dalam Transaksi Bisnis. Jurnal Perbankan

Syariah Universitas Muhammadiyah Surabaya Volume 1, Nomor 1, Mei

2016

Setiawan, Deny dkk. Kekuatan Emas dan Perak Sebagai Mata Uang Dunia Suatu

Studi Pendahuluan. Jumal Ekonomi Volume 18, Nomor 1 Maret 2010

Shobirin. Jual Beli Dalam Pandangan Islam. Jurnal Bisnis dan Manajemen Islam

Volume 3, Nomor 2, Desember 2015

Siswadi. Jual Beli Dalam Perspektif Islam. Jurnal Ummul Qura Volume 3, Nomor 2,

Agustus 2013

Sugeng, Anggoro. Analisis Prinsip Ekonomi Islam Terhadap Operasional Produk

Investasi Emas Pada Perbankan Syariah X. La Riba : Jurnal Ekonomi

Islam Volume VI, Nomor 2, Desember 2012

Susiawati, Wati. Jual Beli Dan Dalam Konteks Kekinian. Jurnal Ekonomi Islam

Volume 8, Nomor 2, November 2017

Widiana, dkk. Menilik Urgensi Penerapan Pembiayaan Akad Salam Pada Bidang

Pertanian di Lembaga Keuangan Syariah di Indonesia. Jurnal Muqtasid :

Jurnal Ekonomi dan Perbankan Syariah, Volume 8, Nomor 2, 2017

Yunus, Muhammad dkk. Tinjauan Fikih Muamalah Terhadap Akad Jual Beli Dalam

Transaksi Online Pada Aplikasi Go-Food. Jurnal Amwaluna Volume 2,

Nomor 1, Januari 2018

Skripsi

Hediana, Runto dan Ahmad Dasuki Aly. Transaksi Jual Beli Online Perspektif

Ekonomi Islam. Repository Fakultas Syari‟ah dan Ekonomi Islam IAIN

Syekh Nurjati Cirebon, 2016

Page 111: ASPEK-ASPEK SYARIAH DALAM JUAL BELI EMAS ANTAM …

98

Kusuma, Atma. Pelaksanaan Pembiayaan Mulia Dengan Akad Murabahah Pada

PT. Pegadaian (Persero) Syariah Kota Pekanbaru. Repository Universitas

Riau, 2013

Rahman Ramli, Abdul. Jual Beli Emas Secara Tidak Tunai (Telaah Fatwa DSN-

MUI No. 77/DSN-MUI/V/2010). Repository Fakultas Agama Islam

Universitas Muhammadiyah Surakarta, 2015

Vena, Maudy. Pandangan Ekonomi Islam terhadap Minat Beli Melalui Sistem

Online Shop. Repository Fakultas Ekonomi dan Bisnis Islam UIN

Alauddin Makassar, 2017

Peraturan

Dewan Syariah Nasional – Majelis Ulama Indonesia. Fatwa DSN MUI Nomor

04/DSN-MUI/IV/2000 tentang Murabahah

Dewan Syariah Nasional – Majelis Ulama Indonesia. Fatwa DSN MUI Nomor

77/DSN-MUI/V/2010 tentang Jual Beli Emas Tidak Tunai

Dewan Syariah Nasional – Majelis Ulama Indonesia. Fatwa DSN MUI Nomor

02/DSN-MUI/IV/2000 tentang Tabungan

Dewan Syariah Nasional – Majelis Ulama Indonesia. Fatwa DSN MUI Nomor

05/DSN-MUI/IV/2000 Tentang Jual Beli Salam

Website

https://www.tamasia.co.id/

Page 112: ASPEK-ASPEK SYARIAH DALAM JUAL BELI EMAS ANTAM …

99

Lampiran I

Surat Keterangan Penelitian

Page 113: ASPEK-ASPEK SYARIAH DALAM JUAL BELI EMAS ANTAM …

100

Lampiran II

Foto Saat Wawancara Dengan Praktisi di PT. Tamasia Global Sharia