Antam Prinsip 3

32
ETIKA PROFESI DAN TATA KELOLA KORPORAT Penilaian praktek OECD CG prinsip 3 di PT Aneka Tambang Tbk. NAMA ANGGOTA KELOMPOK: Aryo Adiwoso (1406514946) Budi Andhita (1406514965) Dian Permata Sari (1406515021) Faisal Andhika (1406515072) Silvy Christina (1406590305)

description

tugas

Transcript of Antam Prinsip 3

ETIKA PROFESI DAN TATA KELOLA KORPORATPenilaian praktek OECD CG prinsip 3 di PT Aneka Tambang Tbk.

Nama Anggota Kelompok:

Aryo Adiwoso (1406514946)Budi Andhita (1406514965)Dian Permata Sari (1406515021)Faisal Andhika (1406515072)Silvy Christina (1406590305)

MAGISTER AKUNTASI FAKULTAS EKONOMIUNIVERSITAS INDONESIAAPRIL 2015

Statement of Authorship

Kami yang bertandatangan di bawah ini menyatakan bahwa makalah/tugas terlampir adalah murni hasil pekerjaan saya/kami sendiri. Tidak ada pekerjaan orang lain yang saya/kami gunakan tanpa menyebut sumbernya.Materi ini tidak/belum pernah disajikan/digunakan sebagai bahan untuk makalah/tugas pada mata ajaran lain, kecuali kami menyatakan dengan jelas bahwa kami menggunakannya.Kami memahami bahwa tugas yang kami kumpulkan ini dapat diperbanyak dan atau dikomunikasikan untuk tujuan mendeteksi adanya plagiarisme.

Mata Ajaran: Etika Profesi dan Tata Kelola KorporatJudul Makalah/Tugas: Penilaian Praktek OECD CG Prinsip 2 di PT Aneka Tambang Tbk.Tanggal: 22 April 2015Dosen: Ruddy Koesnadi, M.Ak

Nama: Faisal AndhikaNama: Aryo AdiwosoNPM: 14065 15072NPM: 14065 14946

Tanda Tangan:Tanda Tangan:

Nama: Dian PermatasariNama: Budi AndhitaNPM: 14065 15021NPM: 14065 14965

Tanda Tangan:Tanda Tangan:

Nama: Silvy ChristinaNPM: 14065 90305

Tanda Tangan:

PENDAHULUAN

Saat ini, dunia usaha semakin berkembang dan membutuhkan pengelolaan yang semakin baik dan sehat. Setiap pimpinan dan seluruh karyawan dari perusahaan publik diharapkan dapat menunjukkan tindakan yang terpuji kepada stakeholder dan dapat bertanggungjawab atas semua tindakan dan keputusannya dalam mengelola perusahaan. Untuk meningkatkan performa perusahaan kearah yang lebih baik, maka perusahaan harus dikelola secara professional dengan mengindahkan prinsip-prinsip Good Governance.Keberlangsungan eksistensi perusahaan tidak hanya diukur oleh performa keuangan, peningkatan keuntungan akan tetapi juga performa internal perusahaan (etika dan Good Corporate Governance) dan performa kepedulian sosial perusahaan. Etika bisnis memiliki peran yang sangat besar dalam keberlangsungan eksistensi perusahaan. Penerapan etika bisnis secara konsisten dapat mewujudkan iklim usaha yang sehat, efisien dan transparan untuk mendorong terciptanya pasar yang efisien, transparan dan mampu memberikan manfaat yang besar bagi seluruh stakeholder-nya. Oleh karena itu sudah selayaknya perusahaan menerapkan suatu prinsip Good Corporate Governance yang dapat digunakan sebagai salah satu alatnya.Pentingnya penerapan prinsip-prinsip Good Corporate Governance telah menjadi perhatian bagi dunia bisnis di setiap negara. Prinsip-prinsip Good Corporate Governance yang dikeluarkan oleh OECD menjadi acuan bagi setiap negara dalam penerapannya. Prinsip-prinsip Good Corporate Governance yang dikeluarkan oleh OECD tahun 2004 mencakup hal-hal sebagai berikut: 1. Ensuring the basis for an Effective Corporate Governance Framework 2. The Rights of Shareholders and Key Ownership Functions 3. The Equitable Treatment of shareholders 4. The Role of Stakeholders in Corporate Governance 5. Disclosure and Transparency 6. The responsibilities of the Board

PT Aneka Tambang (ANTAM) merupakan sebuah perusahaan pertambangan yang mulai beroperasi secara komersial pada tanggal 5 Juli 1968. di Eropa dan Asia. Sebagai sebuah perusahaan yang memiliki wilayah operasi yang tersebar di seluruh Indonesia yang kaya akan bahan mineral, ANTAM memiliki arus kas yang solid dan manajemen keuangan yang berhati-hati. ANTAM didirikan sebagai Badan Usaha Milik Negara pada tahun 1968 melalui merjer beberapa perusahaan pertambangan nasional yang memproduksi komoditas tunggal. Untuk mendukung pendanaan proyek ekspansi feronikel, pada tahun 1997 ANTAM menawarkan 35% sahamnya ke publik dan mencatatkannya di Bursa Efek Indonesia. Pada tahun 1999, ANTAM mencatatkan sahamnya di Australia dengan status foreign exempt entity dan pada tahun 2002 status ini ditingkatkan menjadi ASX Listing yang memiliki ketentuan lebih ketat.Sebagai Perusahaan yang terdaftar di berbagai Bursa Efek (multi listing) antara lain di Bursa Efek Indonesia (BEI) dan Australian Securities Exchange (ASX), dalam mencapai tujuan strategis menjadi Perseroan berkelas dunia, saat ini ANTAM berfokus pada peningkatan nilai pemegang saham dan berkomitmen dalam pelaksanaan penerapan prinsp GCG agar kegiatan operasional Perusahaaan dijalankan dengan berlandaskan prinsip Transparency, Accountability, Responsibility, Independency dan Fairness yang dijiwai oleh Nilai-Nilai dan Etika Perusahaan.Dewan Komisaris telah membentuk Komite GCG, Nominasi dan Remunerasi (GCG-NR), dengan tugas utama Komite GCG-NR memantau dan memastikan diterapkannya GCG serta standar etika perusahaan secara efektif, mengawasi pelaksanaan pengelolaan sosial dan lingkungan perusahaan serta pengawasan jalannya proses nominasi dan remunerasi calon Direksi dan Dewan Komisaris di Perusahaan termasuk juga pengelolaan Human Capital secara umum. Prinsip GCG pada OECD yang akan dibahas dalam makalah ini adalah prinsip ke-3 yaitu Perlakuan yang setara terhadap seluruh Pemegang Saham (Equitable treatment of shareholders).

LANDASAN TEORI

Organisasi untuk Kerja Sama dan Pembangunan Ekonomi(OECD-Organisation for Economic Co-operation and Development) merupakan sebuahorganisasi internasionaldengan tiga puluh negara yang menerima prinsipdemokrasi perwakilandan ekonomipasar bebas. Berawal tahun 1948dengan nama Organisasi untuk Kerja Sama Ekonomi Eropa (OEEC-Organization for European Economic Co-operation), dipimpin olehRobert Marjolindari Perancis, untuk membantu menjalankanMarshall Plan, untuk rekonstruksiEropasetelahPerang Dunia II. Kemudian, keanggotaannya merambah negara-negara non-Eropa, dan tahun1961, dibentuk kembali menjadi OECD olehKonvensi tentang Organisasi untuk Kerja Sama dan Pembangunan Ekonomi.

Misi dan Tujuan OECDMempromosikan kebijakan-kebijakan yang akan memperbaiki ekonomi, social, dan kesejahteraan masyasyarakat diseluruh dunia. OECD Bertujuan untuk membandingkan pengalaman kebijakan, mencari jawaban untuk masalah umum, mengidentifikasi praktek-praktek yang baik, dan mengkoordinasikan kebijakan-kebijakan domestik dan internasional.

Prinsip OECDPrinsip-prinsip OECD 2004 mengenai coporate governance digunakan sebagai acuan bagi masyarakat internasional dalam pengembangan corporate governance, namun OECD menjelaskan masing-masing negara memiliki karakteristik yang berbeda sehingga satu model pengembangan corporate governance belum tentu cocok untuk semua negara. Salah satu contoh adalah perbedaan sistem yang digunakan dalam perusahaan. Beberapa negara menggunakan one tier system dimana pengawas perusahaan disebut Board dan pengurus perusahaan disebut Key Executives. Sementara itu banyak juga negara yang menggunakan two tier system dimana pengawasan perusahaan dilakukan oleh Board of Commisoner dan pengurusan perusahaan dilakukan oleh Directors. Di Indonesia system yang diggunakan adalah two tier system, sehingga istilah Board dalam OECD diartikan sebagai Dewan Komisaris, dan Key Executives sebagai Direksi. Secara umum terdapat enam prinsip corporate governance dalam Prinsip-prinsip OECD 2004 mengenai coporate governance. Keenam prinsip ini menjelaskan hal-hal yang mencakup, kerangka dasar corporate governance, hak pemegang saham, kesetaraan perlakuan pemegang saham, peranan stakeholders, keterbukaan dan transparansi, serta tanggung jawab dewan komisaris.sebagai berikut:Prinsip 1: Ensuring the Basis for an Effective Corporate Governance FrameworkPrinsip corporate governance yang pertama pada dasarnya membahas landasan (framework) corporate governance yang jelas, tidak boleh bertentang antara satu hukum dengan hukum lainnya. Pada prinsip pertama juga diharuskan adanya pemisahan tugas antara pengawasan, pembuat regulasi dan pelaksana tugas operasi kantor sehari-hari. Sesuai dengan kasus pada PT Sumalindo Lestari Jaya, Tbk. maka prinsip yang akan dibahas dalam makalah ini adalah prinsip ke-2 yaitu Hak-hak Pemegang Saham dan Fungsi-fungsi Penting Kepemilikan Saham (The Rights of Shareholders and Key Ownership Functions) dan Prinsip ke-3 yaitu Perlakuan yang sama terhadap Pemegang Saham (The Equitable Treatment of Shareholders)Prinsip 2II: The Rights of Shareholders and Key Ownership FunctionsPrinsip corporate governance yang ke dua dari OECD pada dasarnya mengatur mengenai Hak-hak Pemegang Saham dan Fungsi-fungsi Kepemilikan Saham. Hal ini terutama mengingat investor saham terutama dari suatu perusahaan publik, memiliki hak-hak khusus seperti saham tersebut dapat dibeli, dijual ataupun ditransfer. Pemegang saham tersebut juga berhak atas keuntungan perusahaan sebesar porsi kepemilikannya. Selain itu kepemilikan atas suatu saham mempunyai hak atas semua informasi perusahaan dan mempunyai hak untuk mempengaruhi jalannya perusahaan melalui Rapat Umum Pemegang Saham (RUPS). Secara rinci prinsip 2 mengatur hak-hak pemegang saham sebagaimana dapat dilihat dalam uraian di bawah ini.

Kerangka corporate governance harus melindungi dan menunjang pelaksanaan hak-hak pemegang saham. A. Hak-hak dasar pemegang saham harus mencakup hak untuk: 1. memperoleh cara pendaftaran yang aman atas kepemilikan;2. menyerahkan atau mengalihkan saham; 3. memperoleh informasi yang relevan atau material tentang perusahaan secara teratur dan tepat waktu;4. berpartisipasi dan memberikan hak suara dalam rapat umum pemegang saham; 5. memilih dan mengganti anggota pengurus; dan 6. 6. memperoleh hak atas bagian keuntungan perusahaan.

B. Pemegang saham harus memiliki hak untuk berpartisipasi dalam, dan diberikan informasi yang cukup atas keputusan-keputusan tentang perubahan-perubahan penting perusahaan seperti:1. perubahan anggaran dasar, atau akte pendirian atau dokumen-dokumen tentang pengelolaan perusahaan lainnya; 2. otorisasi saham tambahan; dan3. transaksi luar biasa, termasuk pengalihan seluruh atau hampir seluruh asset, yang berdampak pada penjualan perusahaan.

C. Pemegang saham harus memiliki kesempatan untuk berpartisipasi secara efektif dan memberikan hak suara dalam RUPS dan harus diberikan informasi tentang aturan-aturannya, termasuk tata cara pemungutan suara, yang mengatur penyelenggaraan RUPS. Hal-hal yang perlu diperhatikan adalah :1. Pemegang saham harus disediakan informasi yang memadai dan akurat tentang tanggal, tempat dan agenda RUPS, termasuk informasi lengkap dan akurat tentang masalah-masalah yang akan diputuskan dalam rapat.2. Pemegang saham harus memiliki kesempatan untuk mengajukan pertanyaan kepada pengurus, termasuk pertanyaan-pertanyaan berkaitan dengan audit eksternal tahunan, untuk memasukkan butir-butir dalam agenda RUPS, dan untuk mengusulkan pemecahannya, dalam batas-batas yang wajar.3. Partisipasi efektif pemegang saham dalam keputusan-keputusan penting pengelolaan perusahaan, seperti pencalonan dan pemilihan anggota pengurus harus difasilitasi. Pemegang saham harus dapat membuat pandangan-pandangan mereka berkaitan dengan kebijakan penggajian anggota pengurus dan pejabatpejabat kunci diketahui. Kewajaran atas komponen skema penggajian/kompensasi bagi anggota pengurus dan karyawan harus didasarkan pada persetujuan pemegang saham. 4. Pemegang saham harus dapat memberikan hak suara secara langsung atau secara in absentia, dan harus dianggap memiliki kekuatan yang sama, baik dilakukan dengan kehadiran atau tanpa kehadiran pemegang saham yang bersangkutan.

D. Struktur dan komposisi permodalan yang memungkinkan pemegang saham tertentu untuk memperoleh tingkat pengendalian yang tidak proporsional dengan kepemilikan sahamnya harus diungkapkan.

E. Pengalihan pengendalian perusahaan harus diperbolehkan agar berfungsi secara efisien dan transparan yang meliputi :1. Peraturan dan prosedur tentang pengambilalihan pengendalian perusahaan di pasar modal, dan transaksi luar biasa, seperti merger dan penjualan asset perusahaan dalam jumlah yang substansial, harus diatur secara jelas dan diungkapkan sehingga investor mengetahui hak-hak dan pilihan-pilihannya. Transaksi-transaksi harus dilakukan pada harga yang transparan dan dengan syarat-syarat yang wajar yang melindungi hak-hak seluruh pemegang saham sesuai dengan klasifikasinya. 2. Kebijakan anti take over tidak boleh digunakan untuk melindungi manajemen dan pengurus dari kewajiban melakukan pertanggungjawaban.

F. Pelaksanaan hak-hak atas kepemilikan oleh seluruh pemegang saham, termasuk investor kelembagaan, harus difasilitasi. Hal-hal yang perlu diatur adalah :1. Investor institusi yang bertindak dalam kapasitas secara fiduciary harus mengungkapkan keseluruhan tata kelola perusahaan dan kebijakan pemungutan suara berkaitan dengan investasinya, termasuk tata cara yang telah ditetapkan untuk memutuskan penggunaan hak suara mereka. 2. Investor institusi yang bertindak dalam kapasitas secara fiduciary harus mengungkapkan bagaimana mereka menangani benturan kepentingan yang material yang mungkin mempengaruhi pelaksanaan hak-hak pemilik utama berkaitan dengan investasinya.

G. Pemegang saham, termasuk pemegang saham institusi, harus diperbolehkan untuk saling berkonsultasi tentang masalah-masalah berkenaan dengan hak-hak dasar pemegang saham sebagaimana didefinisikan dalam Prinsip-prinsip tersebut diatas, dapat dikecualikan untuk mencegah penyalahgunaan.

Prinsip 3III: The Equitable Treatment of ShareholdersPada prinsip ke-3 ini ditekankan perlunya persamaan perlakuan kepada seluruh pemegang saham termasuk pemegang saham minoritas dan pemegang saham asing. Prinsip ini menekankan pentingnya kepercayaan investor di pasar modal. Untuk itu industri pasar modal harus dapat melindungi investor dari perlakuan yang tidak benar yang mungkin dilakukan oleh manajer, dewan komisaris, dewan direksi atau pemegang saham utama perusahaan.Pada praktiknya pemegang saham utama perusahaan mempunyai kesempatan yang lebih banyak untuk memberikan pengaruhnya dalam kegiatan operasional perusahaan. Dari praktik ini, seringkali transaksi yang terjadi memberikan manfaat hanya kepada pemegang saham utama atau bahkan untuk kepentingan direksi dan komisaris.Dari kemungkinan terjadinya usaha-usaha yang dapat merugikan kepentingan investor, baik lokal maupun asing, maka prinsip ini menyatakan bahwa untuk melindungi investor, perlu suatu informasi yang jelas mengenai hak dari pemegang saham. Seperti hak untuk memesan efek terlebih dahulu dan hak pemegang saham utama untuk memutuskan suatu keputusan tertetu dan hak untuk mendapatkan perlindungan hukum jika suatu saat terjadi pelanggaran atas hak pemegang saham tersebut.

Prinsip ini terbagi atas 3 Sub prinsip utama.A. Pertama adalah mengenai kesamaan perlakuan antara pemegang saham dalam kelas saham yang sama. Di dalam prinsip ini terdapat 5 sub prinsip yang didiskusikan.1. Sub prinsip pertama mengenai kemudahan dari investor untuk mendapatkan informasi mengenai hak yang melekat pada setiap seri dan kelas saham sebelum mereka membeli saham suatu perusahaan. Dalam sub prinsip ini investor harus mengetahui hak yang melekat pada saham yang mereka beli. Seperti jika investor membeli saham preference, maka investor tersebut akan mendapatkan bagian dari keuntungan perusahaan namun disisi lain biasanya saham itu tidak mempunyai hak voting.2. Sub prinsip kedua berbicara mengenai perlindungan kepada pemegang saham minoritas dari tindakan yang merugikan yang dilakukan oleh atau atas nama pemegang saham utama. Salah satu bentuk perlindungan kepada pemegang saham minoritas sebenarnya adalah bagaimana direksi menjalankan perusahaan untuk kepentingan perusahaan bukan untuk kepentingan pemegang saham tertentu sehingga tidak ada perbedaan manfaat yang diperoleh antara pemegang saham.3. Sub prinsip selanjutnya adalah mengenai pihak yang boleh mewakili pemegang saham dalam RUPS. Pada prinsip ini juga menjelaskan bahwa bank kustodian tidak secara otomatis menjadi wakil pemegang saham di RUPS. Bank kustodian mempunyai tugas untuk menyediakan informasi mengenai agenda RUPS sehingga pemegang saham dapat menentukan suara mereka di RUPS termasuk apakah mereka akan melimpahkan hak suaranya pada seluruh agenda atau mereka akan memberikan hak suara pada suatu agenda tertentu4. Sub prinsip ke empat adalah penghilangan hambatan pemberian suara oleh pemegang saham yang berdomisili di di luar wilayah kedudukan Emiten atau Perusahaan Publik. Hambatan akan terjadi karena biasanya pemegang saham asing menyimpan saham mereka melalui suatu rantai perantara (intermediaries). Saham tersebut dicatat atas nama nasabah dalam akun perusahaan sekuritas lalu akun perusahaan sekuritas tercatat pada lembaga penyelesaian dan penyimpanan.Dengan demikian maka nama dari pemegang saham yang asli tidak langsung dapat diketahui, sehingga begitu perusahaan akan meminta keputusan dari pemegang saham atas suatu transaksi tersebut, informasi yang seharusnya sampai sebelum keputusan di ambil, penyampaiannya menjadi tidak tepat waktu. Dampak dari terlambatnya informasi kepada pemegang saham adalah tidak cukupnya waktu dari pemegang saham untuk menganalisa dan memberikan masukan kepada perusahaan atas hal tersebut.Dengan melihat bahwa terdapat kemungkinan perusahaan tidak dapat memberikan perlakuan yang saham kepada semua pemegang sahamnya, maka sebaiknya perundang-undangan yang ada harus dapat memberikan kejelasan mengenai pihak yang dapat diberikan kewenangan oleh pemegang saham asing sebagai wakilnya sehingga informasi dapat segera diterima oleh pemegang saham. Selain itu peranturan jika dimungkinkan juga dapat mengatur mengenai penyerderhanaan rantai perantara.5. Sub prinsip terakhir dari bagian kesatu prinsip 3 ini adalah mengenai proses dan prosedur RUPS yang harus memperhatian perlakuan yang sama bagi seluruh pemegang saham, termasuk prosedur yang sederhana dan tidak mahal bagi pemegang saham untuk melakukan hak votingnya. Masih ada beberapa perusahaan yang mempunyai prosedur rumit dan mahal dalam hubungannya dengan hak voting pemegang saham. Misalnya penetapan fee bagi pelaksanaan hak voting pemegang sahamnya dan persyaratan kehadiran bagi pemegang saham untuk melakukan voting. Untuk itu sub prinsip ini mengusulkan kepada perusahaan-perusahaan untuk dapat menghilangkan kesulitan pemegang saham untuk berpartisipasi dalam RUPS dan juga mengusulkan untuk dapat menggunakan fasilitas elektronik jika pemegang saham tidak dapat hadir dan juga tidak menujuk wakilnya di RUPS.

B. Bagian kedua prinsip 3 ini berbicara mengenai larangan transaksi orang dalam (insider trading) dan perdagangan tutup sendiri yang merugikan pihak lain (abusive self dealing). Banyak negara OECD sudah mempunyai peraturan perundang-undangan berkenaan dengan larangan dua transaksi diatas. Yang masih menjadi masalah adalah penegakkan hukum yang belum efektif atas pelanggaran ketentuan yang ada. Oleh sebab itu, pemerintah diminta untuk memberikan perhatiannya terdapat penegakan hukum khususnya untuk transaksi di atas.

C. Bagian terakhir dari pinsip 3 adalah kewajiban dari komisaris, direksi dan manajemen kunci untuk mengungkapkan kepentingannya kepada dewan komisaris jika baik langsung maupun tidak langsung atau atas nama pihak ketiga mempunyai kepentingan yang material dalam suatu transaksi atau suatu hal yang mempengaruhi perusahaan. Peungkapan kepentingan para pihak di atas kepada dewan komisaris juga harus diikuti dengan ketidak-ikut sertaan para pihak didalam pengambilan keputusan yang berkaitan dengan transaksi yang memuat kepentingan mereka tersebut.

Prinsip 4: The role of stakeholdersKerangka yang dibangun di suatu negara mengenai corporate governance harus memberikan pengakuan terhadap hak-hak stakeholders seperti yang ditentukan dalam undang-undang, dan mendorong kerjasama yang aktif antara perusahaan dengan para stakeholders tersebut dalam rangka menciptakan kesejahteraan, lapangan kerja, dan kesinambungan usaha. Hal tersebut diwujudkan dalam bentuk mekanisme yang mengakomodasi peran stakeholders dalam meningkatkan kinerja perusahaan. Perusahaan juga diharuskan membuka akses informasi yang relevan bagi kalangan stakeholders yang ikut berperan dalam proses corporate governance.

Prinsip 5: Disclosure & transparencyKerangka yang dibangun di suatu negara mengenai corporate governance harus menjamin adanya pengungkapan informasi yang tepat waktu dan akurat untuk setiap permasalahan yang berkaitan dengan perusahaan. Dalam pengungkapan informasi ini termasuk adalah informasi mengenai keadaan keuangan, kinerja perusahaan, kepemilikan dan pengelolaan perusahaan. Di samping itu informasi yang diungkapkan harus disusun, diaudit, dan disajikan sesuai dengan standar yang berkualitas tinggi. Manajemen perusahaan juga diharuskan meminta auditor eksternal melakukan audit yang bersifat independen atas laporan keuangan perusahaan untuk memberikan jaminan atas penyusunan dan penyajian informasi.

Prinsip 6: The responsibility of the boardKerangka yang dibangun di suatu negara mengenai corporate governance harus menjamin adanya pedoman strategis perusahaan, pemantauan yang efektif terhadap manajemen yang dilakukan oleh Dewan Komisaris dan Direksi, serta akuntabilitas Dewan Komisaris dan Direksi terhadap perusahaan dan Pemegang Saham. Prinsip ini juga memuat kewenangan-kewenangan yang harus dimiliki oleh Dewan Komisaris dan Direksi beserta kewajiban-kewajiban profesionalnya kepada Pemegang Saham dan stakeholders lainnya.

Prinsip Dasar Corporate GovernanceTerdapat empat prinsip utama Corporate Governance secara umum yaitu: 1. Fairness (Kewajaran)Kewajaran (fairness) merupakan suatu bentuk perlakuan yang adil dan setara di dalam memenuhi hak-hak stakeholder yang timbul berdasarkan perjanjian serta peraturan perundangan yang berlaku. 2. Transparency (Keterbukaan Informasi)Transparansi merupakan keterbukaan informasi, baik dalam proses pengambilan keputusan maupun dalam mengungkapkan informasi material dan relevan mengenai perusahaan. 3. Accountability (Dapat Dipertanggungjawabkan)Akuntabilitas adalah kejelasan fungsi, struktur, sistem dan pertangungjawaban organ perusahaan sehingga pengelolaan perusahaan terlaksana secara efektif.4. Responsibility (Pertanggungjawaban)Pertanggungjawaban perusahaan adalah kesesuaian (patuh) di dalam pengelolaan perusahaan terhadap prinsip korporasi yang sehat serta peraturan perundangan yang berlaku.

6.

GAMBARAN UMUM PT ANEKA TAMBANG Tbk

Profil Perusahaan Perusahaan Perseroan (Persero)PT Aneka Tambang Tbk adalah BUMN yang bergerak dalamm bidang pertambangan berbagai jenis bahan galian, serta menjalankan usaha di bidang industri, perdagangan, pengangkutan dan jasa yang berkaitan dengan pertambangan berbagai jenis bahan galian tersebut.Sub sektor pertambangan logam dan mineral ini mulai beroperasi secara komersial pada tanggal 5 Juli 1968. Dengan modal dasar sebesar Rp 3,8 Triliun. Modal ditempatkan dan disetor sebesar Rp 953,8 miliar dengan struktur kepemilikan Pemerintah Republik Indonesia sebesar 65% dan Masyarakat sebesar 35%. Selain itu, Antam bergerak juga di bidang industri, perdagangan, pengangkutan dan jasa lainnya yang berkaitan dengan bahan tambang. Data Total Penjualan tahun 2010 sebesar Rp 8,74 triliun yangberasal dari komoditas feronikel sebesar Rp 3,68 triliun (42%), bijih nikel sebesar Rp 2,36 triliun (27%), emas dan besi sebesar Rp 2,35 triliun (27%), serta bauksit sebesar Rp 340 milyar (4%).Antam merupakan perusahaan pertambangan yang terdiversifikasi dan terintegrasi secara vertikal yang berorientasi ekspor. Melalui wilayah operasi yang tersebar di seluruh Indonesia yang kaya akan bahan mineral, kegiatan Antam mencakup eksplorasi, penambangan, pengolahan serta pemasaran dari sumber daya mineral yang dimiliki. Antam memiliki konsumen jangka panjang yang loyal di Eropa dan Asia. Mengingat luasnya lahan konsesi pertambangan dan besarnya jumlah cadangan dan sumber daya yang dimiliki, Antam membentuk beberapa usaha patungan dengan mitra internasional untuk dapat memanfaatkan cadangan yang ada menjadi tambang yang menghasilkan keuntungan. Antam memiliki arus kas yang solid dan manajemen keuangan yang berhati-hati. Antam didirikan sebagai Badan Usaha Milik Negara pada tahun 1968 melalui merjer beberapa perusahaan pertambangan nasional yang memproduksi komoditas tunggal. Untuk mendukung pendanaan proyek ekspansi feronikel, pada tahun 1997 Antam menawarkan 35% sahamnya ke publik dan mencatatkannya di Bursa Efek Indonesia. Pada tahun 1999, Antam mencatatkan sahamnya di Australia dengan status foreign exempt entity dan pada tahun 2002 status ini ditingkatkan menjadi ASX Listing yang memiliki ketentuan lebih ketat. Tujuan perusahaan saat ini berfokus pada peningkatan nilai pemegang saham. Hal ini dilakukan melalui penurunan biaya seiring usaha bertumbuh guna menciptakan keuntungan yang berkelanjutan. Strategi perusahaan adalah berfokus pada komoditas inti nikel, emas, dan bauksit melalui peningkatan output produksi untuk meningkatkan pendapatan serta menurunkan biaya per unit. Antam berencana untuk mempertahankan pertumbuhan melalui proyek ekspansi terpercaya, aliansi strategis, peningkatan kualitas cadangan, serta peningkatan nilai melalui pengembangan bisnis hilir. Antam juga akan mempertahankan kekuatan finansial perusahaan. Melalui perolehan kas sebanyak-banyaknya, perusahaan memastikan akan memiliki dana yang cukup untuk memenuhi kewajiban, mendanai pertumbuhan, dan membayar dividen. Untuk menurunkan biaya, perusahaan harus beroperasi lebih efisien dan produktif serta meningkatkan kapasitas untuk memanfaatkan adanya skala ekonomis. Sebagai perusahaan pertambangan, Antam menyadari bahwa kegiatan operasi perusahaan memiliki dampak secara langsung terhadap lingkungan dan masyarakat sekitar. Perusahaan menyadari bahwa aspek lingkungan hidup dan khususnya pengembangan masyarakat tidak sekedar tanggung jawab sosial tetapi merupakan bagian dari risiko perusahaan yang harus dikelola dengan baik. Karakteristik industri pertambangan di Indonesia sebagai industri pembuka daerah tertinggal dan terisolir juga menjadikan peran perusahaan tambang untuk berperan aktif dalam pengembangan masyarakat sekitar dan beroperasi sebagai good corporate citizen sangat penting. Hal ini akan berperan penting dalam menurunkan risiko adanya gangguan terhadap operasi perusahaan. Beranjak dari konsepsi ini maka perhatian yang mendalam terhadap upaya pelestarian lingkungan serta partisipasi secara proaktif dalam pengembangan masyarakat merupakan salah satu kunci kesuksesan kegiatan pertambangan.

Visi Antam :"Menjadi korporasi global berbasis pertambangan dengan pertumbuhan sehat dan standar kelas dunia" Misi Antam : Membangun dan menerapkan praktik-praktik terbaik kelas dunia untuk menjadikan Antam sebagai pemain global. Menciptakan keunggulan operasional berbasis biaya rendah dan teknologi tepat guna dengan mengutamakan kesehatan dan keselamatan kerja serta lingkungan hidup. Mengolah cadangan yang ada dan yang baru untuk meningkatkan keunggulan kompetitif. Mendorong pertumbuhan yang sehat dengan mengembangkan bisnis berbasis pertambangan, diversifikasi dan integrasi selektif untuk memaksimalkan nilai pemegang saham Meningkatkan kompetensi dan kesejahteraan pegawai serta mengembangkan budaya organisasi berkinerja tinggi. Berpartisipasi meningkatkan kesejahteraan masyarakat terutama di sekitar wilayah operasi, khususnya pendidikan dan pemberdayaan ekonomi.

Saham ANTAM saat ini diperdagangkan di Bursa Efek Indonesia (Indonesia Stock Exchange, IDX) serta di Bursa Efek Australia (Australian Securities Exchange, ASX). Saham ANTAM tercatat di Papan Utama IDX serta merupakan anggota dari LQ45, the Jakarta Islamic Index, the Jakarta Mining Index, the SRI Kehati Sustainability Index dan beberapa indeks lokal terkemuka lainnya. Saham ANTAM di ASX tercatat dalam full ASX Listing sejak tahun 2002. Saham ANTAM di ASX diperdagangkan dalam bentuk Chess Depository Interests (CDI) dimana satu CDI mewakili 5 saham. Daftar 10 Pemegang Saham Terbesar di luar Pemerintah Indonesia (saat ini memiliki 65% saham ANTAM) pada akhir bulan Desember tahun 2014 adalah sebagai berikut :No.Nama pemegang sahamJumlah sahamPersentaseStatus

1Pt prudential life assurance-ref234,135,9002.4546510Asuransi

2Bpjs ketenagakerjaan-jht210,522,5002.2070911Perseroan terbatas

3Pt taspen (persero) - tht180,766,5001.8951330Asuransi

4Citibank new york s/a dimensional emergi80,886,5000.8480038Badan usaha asing

5Bpjs ketenagakerjaan - jkk78,764,5000.8257570Asuransi

6Banque pictet and cie sa61,950,0000.6494759Badan usaha asing

7Bbh boston s/a vangrd emg mkts stk infd61,919,5000.6491562Badan usaha asing

8Bpjs ketenagakerjaan bpjs59,562,9000.6244499Asuransi

9Citibank new york s/a emerging markets c40,017,8000.4195415Badan usaha asing

10Citibank new york s/a emerging markets s32,303,8000.3386689Badan usaha asing

PEMBAHASAN MASALAH

PRAKTEKCORPORATE GOVERNANCE PT. ANTAMAntam telahmengembangkan GCG dengan membangun aspek infrastruktur GCG, baikhard structuremaupunsoft structure. Hard structure yang telah dibangun diantaranya adalahdengan dibentuknya Dewan Komisaris yang terdiri dari Komisaris Independen beserta lima Komite penunjang Dewan Komisaris, meliputi Komite Audit, Komite Good Corporate Governance, Komite Nominasi Remunerasi dan Pengembangan SDM, Komite CSR Lingkungan dan Pasca-tambang, dan Komite Manajemen Resiko.Soft structureGCG yang telah dikembangkan diantaranya Pedoman Kebijakan Perusahaan (PKP),Management Policy,Standard Operating Procedure(SOP), Standar Etika (Code of Conduct) Perusahaan, Charter Dewan Komisaris, Charter Direksi, Charter Komite, serta Charter Internal Audit.Saat ini cakupan Pedoman Kebijakan Perusahaan telah diperluas dan disempurnakan menjadi Kebijakan Tata Kelola Perusahaan atauCorporate Governance Policy (CGP).Perluasan cakupan CGP diarahkan untuk melengkapi aspek-aspek kebijakan proses yang telah diatur sebelumnya dengan aspek pedoman praktis implementasi GCG sebagaimana yang diatur di dalam Pedoman Umum GCG Indonesia maupunASX Principles and Recomendation.

Pelaksanaan prinsip dasar Corporate Governance pada ANTAM:Transparansi (Transparency)ANTAM menjamin pengungkapan informasi materiil dan relevan mengenai kinerja, kondisi keuangan dan informasi lainnya secara jelas, memadai dan tepat waktu serta mudah diakses oleh Stakeholders sesuai dengan haknya. Prinsip keterbukaan ini tidak mengurangi kewajiban untuk melindungi informasi rahasia mengenai ANTAM dan Pelanggan sesuai dengan peraturan perundanganundangan yang berlaku.Akuntabilitas (Accountability)ANTAM menjamin kejelasan fungsi, pelaksanaan dan pertanggungjawaban masing-masing Organ Perusahaan (Rapat Umum Pemegang Saham, Dewan Komisaris dan Direksi) yang memungkinkan pengelolaan ANTAM terlaksana secara efektif. Akuntabilitas merujuk kepada kewajiban seseorang atau organ kerja ANTAM yang berkaitan dengan pelaksanaan wewenang yang dimilikinya dan/atau pelaksanaan tanggung jawab yang dibebankan olehANTAM kepadanya.Pertanggungjawaban (Responsibility)ANTAM menjamin kesesuaian dalam melaksanakan aktivitas bisnisnya berdasarkan prinsip korporasi yang sehat, pemenuhan kewajiban terhadap bekerjasama secara aktif untuk manfaat bersama dan berusaha untuk dapat memberikan kontribusi yang nyata kepada masyarakat.Independensi (Independency)ANTAM menjamin pengelolaan Perusahaan secara profesional tanpa benturan kepentingan dan pengaruh/tekanan dari pihak manapun yang tidak sesuai dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku dan prinsip-prinsip korporasi yang sehat.Kewajaran (Fairness)ANTAM menjamin perlakuan yang adil dan setara dalam memenuhi hak-hak Stakeholders berdasarkan ketentuan dan peraturan perundang-undangan yang berlaku.

Praktek Prinsip 3 OECD: Perlakuan yang setara terhadap seluruh Pemegang Saham (Equitable treatment of shareholders)Berdasarkan Laporan Keuangan PT Aneka Tambang pada tahun 2014 terkait dengan tata kelola korporat atau corporate governance, dapat diketahui bahwa PT Antam sudah memenuhi prinsip 3 OECD. Terdapat empat subprinsip dalam prinsip 3 OECD ini. Setiap subprinsip telah dipenuhi oleh PT Antam dengan baik namun ada beberapa hal yang perlu diperbaiki namun tidak signifikan, sehingga bisa dikategorikan PT Antam hamper memenuhi Asean Corporate Governance Scorecard.

NoPrinsip dan RekomendasiPenerapanKeterangan

PenuhSebagian

PERSAMAAN HAK PEMEGANG SAHAM (EQUITABLE TREATMENT OF SHAREHOLDERS RIGHT)

1Saham dan Hak Suarav

2Pemberitahuan Rapat Umum Pemegang SahamvKualitas informasi pemberitahuna RUPS yang telah disajikan masih perlu ditingkatkan. Dengan Mencantumkan antara lain:

a. Profil calon anggota Direksi atau maupun dewan komisaris baru yang akan diangkat kembali

b. Penunjukan atau Penunjukan kembali auditor eskternal.

c.Kebijakan Dividen

3Perdagangan orang dalam dan transaksi sendiri harus di larangvANTAM perlu mengatur ketentuan mengenai kewajiban anggota Direksi dan Dewan Komisaris dalam melaporkan transaksi kepemilikan saham mereka (bila ada) pada Saham perusahaan dengan jangka waktu 3 hari kerja.

4Transaksi dengan pihak-pihak yang berhubungan (RPTs) yang dilakukan oleh Direksi dan Pejabat KuncivKebijakan terkait RPTs yang dimiliki ANTAM masih perlu dilengkapi

5Melindungi pemegang saham minoritas dari tindakan pelanggaranv

KESIMPULAN

Etika bisnis memiliki peran yang sangat besar dalam keberlangsungan eksistensi perusahaan. Oleh karena itu sudah selayaknya perusahaan menerapkan suatu prinsip Good Corporate Governance dengan prinsip-prinsip dikeluarkan oleh OECD.PT Aneka Tambang Tbk, sebuah BUMN yang bergerak dalam bidang pertambangan berbagai jenis bahan galian memiliki tujuan perusahaan yang berfokus pada peningkatan nilai pemegang saham dan berkomitmen dalam pelaksanaan penerapan prinsp GCG agar kegiatan operasional Perusahaaan dijalankan dengan berlandaskan prinsip Transparency, Accountability, Responsibility, Independency dan Fairness yang dijiwai oleh Nilai-Nilai danEtika Perusahaan.Seluruh Pemegang Saham PT Antam memiliki kesempatan untuk mendapatkan penggantian atau perbaikan (redress) atas pelanggaran dari hak-hak Pemegang Saham. Adanya perlakuan yang sama atas saham-saham yang berada dalam satu kelas, melarang praktek-praktek perdagangan orang dalam (insider trading) dan mengharuskan anggota Direksi untuk melakukan keterbukaan apabila menemukan transaksi-transaksi yang mengandung benturan kepentingan (conflict of interest). Adanya perlakuan yang sama terhadap seluruh Pemegang Saham, termasuk Pemegang Saham minoritas dan asing. Semua tercermin dalam Score Card Laporan Keuangan PT Antam.

DAFTAR PUSTAKAOECD Principles of Corporate Governance, tahun 2004Annual Report PT Aneka Tambang Tbk Tahun 2014Code of Conduct PT Aneka Tambang Tbkhttp://www.antam.com