PROGRAM STUDI MAGISTER AKUNTANSI FAKULTAS …/Pengaruh...Disusun untuk Melengkapi Tugas-Tugas dan...

101
i PENGARUH FAKTOR-FAKTOR FUNDAMENTAL TERHADAP RISIKO SISTEMATIS PADA INDUSTRI MANUFAKTUR YANG LISTING DI BURSA EFEK INDONESIA SEBELUM, SELAMA DAN SETELAH KRISIS MONETER TESIS Disusun untuk Melengkapi Tugas-Tugas dan Memenuhi Syarat-Syarat Guna Mencapai Derajat Magister Sains Program Studi Magister Akuntansi Fakultas Ekonomi Universitas Sebelas Maret Surakarta Minat Utama : Akuntansi Keuangan Disusun oleh : Juli Murwani NIM: S 4308011 PROGRAM STUDI MAGISTER AKUNTANSI FAKULTAS EKONOMI UNIVERSITAS SEBELAS MARET SURAKARTA 2010

Transcript of PROGRAM STUDI MAGISTER AKUNTANSI FAKULTAS …/Pengaruh...Disusun untuk Melengkapi Tugas-Tugas dan...

Page 1: PROGRAM STUDI MAGISTER AKUNTANSI FAKULTAS …/Pengaruh...Disusun untuk Melengkapi Tugas-Tugas dan Memenuhi Syarat-Syarat Guna Mencapai Derajat Magister Sains Program Studi Magister

i

PENGARUH FAKTOR-FAKTOR FUNDAMENTAL TERHADAP RISIKO SISTEMATIS PADA INDUSTRI MANUFAKTUR

YANG LISTING DI BURSA EFEK INDONESIA SEBELUM, SELAMA DAN SETELAH KRISIS MONETER

TESIS

Disusun untuk Melengkapi Tugas-Tugas dan Memenuhi Syarat-Syarat

Guna Mencapai Derajat Magister Sains Program Studi Magister Akuntansi

Fakultas Ekonomi Universitas Sebelas Maret Surakarta

Minat Utama :

Akuntansi Keuangan

Disusun oleh :

Juli Murwani

NIM: S 4308011

PROGRAM STUDI MAGISTER AKUNTANSI FAKULTAS EKONOMI UNIVERSITAS SEBELAS MARET

SURAKARTA 2010

Page 2: PROGRAM STUDI MAGISTER AKUNTANSI FAKULTAS …/Pengaruh...Disusun untuk Melengkapi Tugas-Tugas dan Memenuhi Syarat-Syarat Guna Mencapai Derajat Magister Sains Program Studi Magister

ii

PENGARUH FAKTOR-FAKTOR FUNDAMENTAL TERHADAP

RISIKO SISTEMATIS PADA INDUSTRI MANUFAKTUR

YANG LISTING DI BURSA EFEK INDONESIA

SEBELUM, SELAMA DAN SETELAH KRISIS MONETER

Disusun oleh:

Juli Murwani

NIM: S 4308011

Telah disetujui Pembimbing

Pada Tanggal : 2010

Pembimbing I

Prof. Dr. Hartono, M.S NIP. 19750218 200012 1 001

Pembimbing II

Doddy Setiawan, S.E., M.Si., IMRI., Ak

NIP. 19750218 200012 1 001

Mengetahui :

Ketua Program Studi Magister Akuntansi

Dr. Bandi, M.Si., Ak

NIP. 19520610 198803 1 002

Page 3: PROGRAM STUDI MAGISTER AKUNTANSI FAKULTAS …/Pengaruh...Disusun untuk Melengkapi Tugas-Tugas dan Memenuhi Syarat-Syarat Guna Mencapai Derajat Magister Sains Program Studi Magister

iii

PENGARUH FAKTOR-FAKTOR FUNDAMENTAL TERHADAP

RISIKO SISTEMATIS PADA INDUSTRI MANUFAKTUR

YANG LISTING DI BURSA EFEK INDONESIA

SEBELUM, SELAMA DAN SETELAH KRISIS MONETER

Disusun oleh:

Juli Murwani

NIM: S 4308011

Telah disetujui dan disahkan oleh Tim Penguji : Pada Tanggal : …………….

Ketua Tim Penguji : ........... Sekretaris : .……… Anggota : .............

Mengetahui, Direktur PPS UNS Ketua Program Studi Magister Akuntansi Prof. Drs. Suranto, MSc, PhD Dr. Bandi, M.Si., Ak NIP . 19570820 198503 1 004 NIP. 19520610 198803 1 002

Page 4: PROGRAM STUDI MAGISTER AKUNTANSI FAKULTAS …/Pengaruh...Disusun untuk Melengkapi Tugas-Tugas dan Memenuhi Syarat-Syarat Guna Mencapai Derajat Magister Sains Program Studi Magister

iv

PERNYATAAN

Nama : Juli Murwani

NIM : S. 4308011

Program Studi : Magister Akuntansi

Konsentrasi : Akuntansi Keuangan

Menyatakan dengan sesungguhnya bahwa tesis berjudul “PENGARUH FAKTOR-

FAKTOR FUNDAMENTAL TERHADAP RISIKO SISTEMATIS PADA

INDUSTRI MANUFAKTUR YANG LISTING DI BURSA EFEK INDONESIA

SEBELUM, SELAMA DAN SETELAH KRISIS MONETER” adalah betul-betul

karya saya sendiri. Hal-hal yang bukan karya saya, dalam tesis ini diberi tanda citasi

dan ditunjukkan dalam daftar pustaka.

Apabila di kemudian hari terbukti pernyataan saya ini tidak benar, maka saya

bersedia menerima sanksi akademik berupa pencabutan tesis dan gelar yang saya

peroleh atas tesis tersebut.

Surakarta, 28 Januari 2010

Yang menyatakan

Juli Murwani

Page 5: PROGRAM STUDI MAGISTER AKUNTANSI FAKULTAS …/Pengaruh...Disusun untuk Melengkapi Tugas-Tugas dan Memenuhi Syarat-Syarat Guna Mencapai Derajat Magister Sains Program Studi Magister

v

KATA PENGANTAR

Alhamdulillahirabbil’alamiin, ungkapan rasa syukur penulis panjatkan ke

hadirat Illahi Rabbi, hanya karena ridlo dan pertolongaNya penulis dapat

menyelesaikan proses penyusunan tesis sesuai dengan yang diharapkan. Tesis yang

berjudul Pengaruh Faktor-Faktor Fundamental Terhadap Risiko Sistematis pada

Industri Manufaktur yang Listing Di Bursa Efek Indonesia Sebelum, Selama dan

Setelah Krisis Moneter disusun dengan tujuan untuk melengkapi tugas-tugas dan

memenuhi syarat-syarat guna mencapai derajat Magister Sains Program Studi

Magister Akuntansi Fakultas Ekonomi Universitas Sebelas Maret Surakarta.

Dengan terselesaikannya tesis ini penulis mengucapka terima kasih kepada;

1. Prof. Dr. Bambang Sutopo, M.Com., Ak. selaku Dekan Fakultas Ekonomi

Universitas Sebelas Maret Surakarta.

2. Prof. Dr. Hartono M.S. selaku Dosen Pembimbing I yang telah membimbing

dan mengarahkan selama penelitian berlangsung.

3. Doddy Setiawan, S.E, M.Si, IMRI, Ak. selaku dosen pembimbing II yang

telah banyak memberikan motivasi, membimbing dan mengarahkan dari awal

hingga terselesaikannya thesis ini.

4. Dr. Bandi, M.Si, Ak. selaku Ketua Program Studi Magister Akuntansi

Universitas Sebelas Maret Surakarta.

5. Drs. Parji, M.Pd. selaku Rektor IKIP PGRI Madiun, atas kesempatan dan

support yang diberikan.

Page 6: PROGRAM STUDI MAGISTER AKUNTANSI FAKULTAS …/Pengaruh...Disusun untuk Melengkapi Tugas-Tugas dan Memenuhi Syarat-Syarat Guna Mencapai Derajat Magister Sains Program Studi Magister

vi

6. Drs. Supri Wahyudi Utomo, M.Pd. selaku Dekan FPIPS IKIP PGRI Madiun,

atas semangat dan kebersamaannya.

7. Rekan-rekan dosen IKIP PGRI Madiun dan berbagai pihak yang tidak dapat

disebutkan satu persatu yang telah banyak memberikan dinamika atas

terselesaikannya thesis ini.

Saran dan kritik atas penelitian ini sangat diharapkan untuk memperbaiki

penelitian selanjutnya, karena masih terdapat kekurangan baik substansi maupun

bahasanya. Demikian, semoga penelitian ini bermanfaat bagi siapa saja yang

membacanya. Amin.

Surakarta, 28 Januari 2009

Penulis

Page 7: PROGRAM STUDI MAGISTER AKUNTANSI FAKULTAS …/Pengaruh...Disusun untuk Melengkapi Tugas-Tugas dan Memenuhi Syarat-Syarat Guna Mencapai Derajat Magister Sains Program Studi Magister

vii

DAFTAR ISI

Halaman

HALAMAN PENGESAHAN PEMBIMBING .................................................... i

HALAMAN PENGESAHAN PENGUJI ............................................................. ii

HALAMAN PERNYATAAN .............................................................................. iii

KATA PENGANTAR .......................................................................................... iv

DAFTAR ISI ......................................................................................................... vi

DAFTAR TABEL ................................................................................................. viii

DAFTAR GAMBAR ............................................................................................ ix

DAFTAR LAMPIRAN ......................................................................................... x

INTISARI.............................................................................................................. xi

ABSTRACT .......................................................................................................... xii

BAB I PENDAHULUAN ..................................................................................... 1

A. Latar Belakang ..................................................................................... 1

B. Perumusan Masalah .............................................................................. 6

C. Tujuan Penelitian .................................................................................. 7

D. Manfaat Penelitian ............................................................................... 8

E. Sistematika Penulisan ........................................................................... 8

BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN PERUMUSAN HIPOTESIS .................. 10

A. Landasarn Teori ................................................................................... 10

B. Penelitian Terdahulu dan Pengembangan Hipotesis ............................ 36

C. Hipotesis Penelitian .............................................................................. 42

BAB III METODOLOGI PENELITIAN ............................................................. 45

Page 8: PROGRAM STUDI MAGISTER AKUNTANSI FAKULTAS …/Pengaruh...Disusun untuk Melengkapi Tugas-Tugas dan Memenuhi Syarat-Syarat Guna Mencapai Derajat Magister Sains Program Studi Magister

viii

A. Jenis dan Sifat Penelitian ..................................................................... 45

B. Populasi dan Sampel ............................................................................ 45

C. Sumber dan Metoda Pengumpulan Data .............................................. 47

D. Definisi Operasional Variabel .............................................................. 48

E. Model Penelitian ................................................................................... 53

F. Teknik Analisis Data ............................................................................ 53

BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN ........................................................ 63

A. Analisis Deskriptif ............................................................................... 63

B. Pengujian Hipotesis .............................................................................. 68

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN................................................................ 85

A. Kesimpulan .......................................................................................... 85

B. Implikasi Penelitian .............................................................................. 86

C. Keterbatasan dan Saran ........................................................................ 87

DAFTAR PUSTAKA ........................................................................................... 89

LAMPIRAN

Page 9: PROGRAM STUDI MAGISTER AKUNTANSI FAKULTAS …/Pengaruh...Disusun untuk Melengkapi Tugas-Tugas dan Memenuhi Syarat-Syarat Guna Mencapai Derajat Magister Sains Program Studi Magister

ix

DAFTAR TABEL

Tabel Halaman

IV.1 Deskripsi Statistik Data Keseluruhan ..................................................... 63

IV.2 Deskripsi Statistik Sebelum Krisis .......................................................... 64

IV.3 Deskripsi Statistik Selama Krisis ............................................................. 66

IV.4 Deskripsi Statistik Setelah Krisis ............................................................. 67

IV.5 Hasil Uji Multikolinieritas Sebelum Krisis ............................................. 69

IV.6 Hasil Uji Regresi Sebelum Krisis ............................................................ 71

IV.7 Hasil Uji Multikolinieritas Selama Krisis ................................................ 73

IV.8 Hasil Uji Regresi Selama Krisis .............................................................. 75

IV.9 Hasil Uji Multikolinieritas Selama Krisis ................................................ 77

IV.10 Hasil Uji Regresi Setelah Krisis ............................................................ 79

IV.11 Uji Stabilitas Struktural ......................................................................... 82

IV.12 Uji Beda Sebelum dan Selama Krisis .................................................... 83

IV.13 Uji Beda Sebelum dan Sesudah Krisis .................................................. 83

IV.14 Uji Beda Selama dan Sesudah Krisis ..................................................... 84

Page 10: PROGRAM STUDI MAGISTER AKUNTANSI FAKULTAS …/Pengaruh...Disusun untuk Melengkapi Tugas-Tugas dan Memenuhi Syarat-Syarat Guna Mencapai Derajat Magister Sains Program Studi Magister

x

DAFTAR GAMBAR

Gambar Halaman

III.1 Model Penelitian ..................................................................................... 53

IV.1 Uji Heteroskedastisitas Sebelum Krisis ................................................... 70

IV.2 Uji Heteroskedastisitas Selama Krisis ..................................................... 74

IV.3 Uji Heteroskedastisitas Setelah Krisis ..................................................... 78

Page 11: PROGRAM STUDI MAGISTER AKUNTANSI FAKULTAS …/Pengaruh...Disusun untuk Melengkapi Tugas-Tugas dan Memenuhi Syarat-Syarat Guna Mencapai Derajat Magister Sains Program Studi Magister

xi

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1 Data Penelitian

Lampiran 2 Statistik Deskriptif

Lampiran 3 Pengujian Sebelum Krisis

Lampiran 4 Pengujian Selama Krisis

Lampiran 5 Pengujian Setelah Krisis

Lampiran 6 Uji Beda

Lampiran 6 Uji Stabilitas Struktural

Page 12: PROGRAM STUDI MAGISTER AKUNTANSI FAKULTAS …/Pengaruh...Disusun untuk Melengkapi Tugas-Tugas dan Memenuhi Syarat-Syarat Guna Mencapai Derajat Magister Sains Program Studi Magister

xii

INTISARI

Penelitian ini bertujuan untuk menuji faktor-faktor fundamental terhadap risiko sistematis pada industri jenis manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia sebelum, selama dan setelah krisis moneter. Populasi dalam penelitian ini adalah perusahaan publik yang terdaftar di Bursa efek Indonesia dengan sampel perusahaan manufaktur tahun 1992-2007. Metode sampel dengan metode purposive sampling. Teknik analisis data yang digunakan meliputi statistik deksriptif, uji normalitas data, uji asumsi klasik dan pengujian hipotesis dengan regresi linier berganda.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa: 1) tingkat pertumbuhan aset tidak berpengaruh terhadap risiko sistematis untuk periode sebelum, semalam dan selama krisis moneter, 2) likuiditas perusahaan tidak berpengaruh terhadap risiko sistematis pada periode sebelum, selama dan setelah krisis moneter, 3) leverage perusahaan tidak berpengaruh terhadap risiko sistematis sebelum ,selama dan setelah krisis moneter, 4) total asset turn over perusahaan tidak berpengaruh terhadap risiko sistematis pada periode sebelum krisis moneter namun berpengaruh signifikan terhadap beta selama dan setelah krisis moneter, 5) return on investment tidak berpengaruh signifikan terhadap risiko sistematis baik pada periode sebelum dan setelah krisis moneter namun berpengaruh signifikan terhadap beta saham selama krisis moneter, 6) Terdapat perbedaan risiko sistematis yang signifikan antara periode sebelum dan setelah krisis moneter,namun tidak ada perbedaan risiko sistematis pada sebelum dan selama krisis moneter, 7) Hasil uji struktural menunjukan bahwa struktural model beta berbeda pada periode sebelum, selama dan setelah krisis moneter yang disebabkan oleh likuiditas, leverage dan total asset turn over perusahaan. Kata kunci : Faktor Fundamental, beta saham, krisis moneter

Page 13: PROGRAM STUDI MAGISTER AKUNTANSI FAKULTAS …/Pengaruh...Disusun untuk Melengkapi Tugas-Tugas dan Memenuhi Syarat-Syarat Guna Mencapai Derajat Magister Sains Program Studi Magister

xiii

ABSTRACT

This research aim to test influence of fundamental factors to systematic risk at manufacturing industry enlisted in Indonesia Stock Exchange before, during and after monetary crisis.

Population in this research are manufacturing company that listed in Indonesia Stock Exchange at period 1992 until 2007. The Sample is taken by purposive sampling. Analyze in this research include descriptive statistic, test the normality, test the classic assumption and test the hypothesis. Hypothesis in this research tested by multiple regression and t test.

Result of research show that: 1) asset growth have no effect on to systematic risk for the period before,rduring and after monetary crisis, 2) liquidity do not have an effect on to systematic risk at period of before, during and after monetary crisis, 3) leverage company do not have an effect on to systematic risk before, during and after monetary crisis, 4) total asset of turn over do not have an effect on to systematic risk at period of before monetary crisis but have an effect on systematic risk of during and after monetary crisis, 5) return on investment do not have an effect on systematic risk at period of before and after monetary crisis but have an effect on systematic risk during monetary crisis, 6) systematic risk difference is which among period of before and after monetary crisis,but no difference among period of before and during monetary, 7) structural Test result show that structural model systematic risk differ at period of before, during and after monetary crisis which is because of liquidity, leverage and total asset turn over

Key word: fundamental Factor, Systematic risk, Monetary Crisis

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Keberadaan laporan keuangan merupakan salah satu aspek penting yang

harus diperhatikan oleh perusahaan. Selain sebagai konsumsi internal perusahaan

sebagai bahan pertimbangan pengambilan kebijakan di perusahaan ataupun untuk

Page 14: PROGRAM STUDI MAGISTER AKUNTANSI FAKULTAS …/Pengaruh...Disusun untuk Melengkapi Tugas-Tugas dan Memenuhi Syarat-Syarat Guna Mencapai Derajat Magister Sains Program Studi Magister

xiv

beberapa kepentingan yang lain, laporan keuangan juga sebagai referensi bagi

calon investor ketika akan melakukan keputusan investasi.

Di pasar modal, laporan keuangan berguna untuk investor dalam

mempertimbangkan suatu keputusan apakah membeli, menahan, atau menjual

saham tertentu dan untuk membentuk portofolio. Munculnya berbagai instrumen

investasi menuntut investor untuk lebih jeli dalam menyusun portofolionya agar

memperoleh expexted return yang maksimal dengan tingkat risiko (risk) yang

seminimal mungkin. Salah satu investasi yang saat ini diminati oleh banyak

investor adalah investasi saham. Investasi saham selain dikenal memberikan

harapan imbal hasil (expected return) yang tinggi bagi investor juga dikenal

mempunyai tingkat risiko (risk) yang tinggi. Pada kondisi perekonomian yang

kuat dan stabil investasi pada saham merupakan salah satu alternatif investasi

yang dipandang investor memberikan harapan tingkat pengembalian (expected

return) yang menguntungkan dibandingkan dengan instrumen investasi lainnya

seperti obligasi, properti, valuta asing, deposito, emas ataupun reksadana.

Pendapatan saham terdiri dari dividen dan capital gain, besarnya dividen yang

dibayarkan oleh perusahaan sangat tergantung dari kemampuan perusahaan

menghasilkan laba, sedangkan capital gain diperoleh dari selisih harga beli

saham dikurangkan dengan harga jual saham sebagai akibat dari fluktuasi harga

saham.

Selain menjanjikan keuntungan, investasi dalam bentuk saham juga

mengandung risiko investasi. Risiko investasi saham tercermin pada variabilitas

pendapatan saham baik pendapatan saham individual maupun pendapatan saham

Page 15: PROGRAM STUDI MAGISTER AKUNTANSI FAKULTAS …/Pengaruh...Disusun untuk Melengkapi Tugas-Tugas dan Memenuhi Syarat-Syarat Guna Mencapai Derajat Magister Sains Program Studi Magister

xv

secara keseluruhan. Besar kecilnya risiko investasi saham total dapat diukur

dengan standar deviasi dari pendapatan saham tersebut. Risiko dibedakan

menjadi dua, yaitu risiko tidak sistematis dan risiko sistematis (Elton dan Gruber

1995, Jones 1999, Hartono 2000). Risiko tidak sistematis merupakan risiko yang

dapat dihilangkan dengan melakukan diversifikasi. Sedangkan risiko sistematis

merupakan risiko yang melekat dan tidak dapat dihilangkan dengan melakukan

diversifikasi. Risiko sistematis digambarkan oleh beta. Dengan melakukan

analisis laporan keuangan, maka investor dapat melakukan analisis terhadap

faktor fundamental (variabel akuntansi) perusahaan untuk menilai risiko

sistematis saham. Analisis fundamental merupakan analisis yang sangat

berhubungan dengan kondisi keuangan perusahaan. Dengan analisis ini

diharapkan calon investor akan mengetahui bagaimana operasional dari

perusahaan yang nantinya menjadi milik investor sehingga dapat membantunya

dalam menentukan keputusan investasi.

Upaya untuk menguji hubungan antara faktor-faktor fundamental dengan

beta telah dilakukan oleh Beaver, Kettler dan Scholes (1970). Variabel akuntansi

yang digunakan adalah dividend payout, growth, leverage, liquidity, asset size,

variability in earning dan beta akuntansi. Hasil penelitian mereka menunjukkan

bahwa dividend payout, leverage, earning variability mempunyai hubungan yang

signifikan dengan beta. Gudono dan Nurhayati (2001) mereplikasi penelitian

Beaver, Kettler dan Scholes (1970) dengan melakukan penelitian di BEI pada 35

perusahaan teraktif pada tahun 1995. Hasil penelitian menunjukkan hanya

variabel growth mempunyai hubungan dengan beta saham, lainnya tidak.

Page 16: PROGRAM STUDI MAGISTER AKUNTANSI FAKULTAS …/Pengaruh...Disusun untuk Melengkapi Tugas-Tugas dan Memenuhi Syarat-Syarat Guna Mencapai Derajat Magister Sains Program Studi Magister

xvi

Perbedaan hasil ini mungkin disebabkan karena karakteristik BEI sebagai pasar

berkembang merupakan pasar yang tipis (thin market), volatilitas ekonomi serta

ukuran sampel yang digunakan.

Pengujian terhadap pengaruh variabel fundamental dan faktor makro

ekonomi terhadap beta telah dilakukan Tandelilin (1997) yang hasilnya

menunjukkan bahwa variabel makro ekonomi : produk domestik bruto, inflasi

dan suku bunga tidak berpengaruh terhadap beta saham perusahaan non

keuangan selama perioda 1990-1994. Sedangkan variabel fundamental secara

bersama-sama mempunyai pengaruh yang signifikan positif. Natarsyah (2000)

melakukan pengujian pengaruh variabel fundamental: Return On Asset, Return

On Equity, rasio hutang terhadap modal, nilai buku saham, dividend payout

terhadap beta saham perusahaan industri barang konsumsi di BEI selama perioda

1990-1997. Hasil penelitian Natarsyah (2000) menunjukkan variabel

fundamental secara bersama-sama berpengaruh positif terhadap beta. Sedangkan

secara parsial yang berpengaruh adalah Return On Asset, rasio hutang terhadap

modal dan nilai buku saham.

Perhitungan beta pada pasar modal yang sedang berkembang menghadapi

kendala perdagangan yang tipis. Pasar yang tipis terjadi karena perdagangan yang

jarana terjadi, banyak saham tidur, sehingga menyebabkan beta menjadi bias.

Untuk itu perlu penyesuaian terhadap perhitungan beta. BEI sebagai pasar modal

yang sedang berkembang juga juga merupakan pasar yang tipis (Hartono 2000,

Sayekti, Gunarsih dan Wijayati 2001), sehingga beta juga bias (Hartono dan

Surianto 2000). Metoda penyesuaian yang disarankan adalah Fower dan Rorke

Page 17: PROGRAM STUDI MAGISTER AKUNTANSI FAKULTAS …/Pengaruh...Disusun untuk Melengkapi Tugas-Tugas dan Memenuhi Syarat-Syarat Guna Mencapai Derajat Magister Sains Program Studi Magister

xvii

1983) 4 lead dan 4 lag untuk data yang tidak normal, serta 1 lead dan 1 lag untuk

data yang normal (Hartono dan Surianto 2000).

Penelitian ini berusaha menguji kembali pengaruh variabel fundamental:

leverage, asset growth, likuiditas, total asset turn over dan return on investment

terhadap beta. Sedangkan perioda penelitian mencakup perioda yang lebih

panjang, yaitu tahun 1992-2007, dan meliputi tiga perioda yang berbeda, yaitu

perioda sebelum krisis moneter, selama krisis moneter dan setelah krisis moneter.

Khusus tahun 1997 tidak dimasukkan dalam penelitian karena pada tahun ini ada

dua perioda, yaitu sebelum krisis Januari sampai Mei 1997 dan mulainya krisis

yang ditandai dengan anjloknya nilai rupiah terhadap dollar US pada bulan Juni

1997. Tandelilin (2001) menunjukkan pada kondisi yang berbeda bullís dan

bearish perlu dihitung terpisah. Miswanto dan Husnan (1999) juga membuktikan

faktor cyclicality berpengaruh terhadap beta. Machfoedz (1999) menunjukkan

kinerja perusahaan selama krisis moneter mengalami penurunan dibandingkan

sebelum krisis moneter. Penelitian yang dilakukan oleh Bharwaj dan Brooks

(1993) serta Ahmed dan Lockwood (1998) membuktikan beta antara perioda

perekonomian yang mengalami ekspansi dan kontraksi berbeda, sedangkan

Brooks dan Shoong (2002) menunjukkan adanya perbedaan beta pada perioda

selama krisis dan setelah krisis di Malaysia. Ahmed dan Lockdowood (1998) dan

Tandelilin (2001) menunjukkan risiko sistematis tidak stasioner tetapi tergantung

pada kondisi pasar.

Penelitian yang dilakukan Setiawan (2003) menunjukkan hasil faktor

fundamental yang berpengaruh terhadap beta pada perioda sebelum krisis adalah

Page 18: PROGRAM STUDI MAGISTER AKUNTANSI FAKULTAS …/Pengaruh...Disusun untuk Melengkapi Tugas-Tugas dan Memenuhi Syarat-Syarat Guna Mencapai Derajat Magister Sains Program Studi Magister

xviii

asset growth, total asset turn over dan return on investment. Sedangkan pada

perioda selama krisis moneter menunjukkan leverage berpengaruh terhadap beta.

Hasil penelitian Setiawan (2003) juga menunjukkan struktur model beta pada

perioda sebelum krisis juga berbeda dengan struktur model beta pada perioda

selama krisis moneter yang disebabkan oleh total asset turn over. Perbedaan

struktur beta pada kondisi yang berbeda mengindikasikan investor harus

memperhatikan kondisi perekonomian saat menilai risiko sistematis. Penelitian

ini mengkonfirmasi Bhardwaj dan Brooks (1993). Ahmed dan Lockwood (1998)

dan Tandelilin (2001) yang menyatakan bahwa risiko sistematis suatu saham

berbeda pada perioda yang berlainan.

Industri manufaktur adalah salah satu industri yang paling banyak di

Indonesia sehingga industri ini pulalah yang paling banyak terkena dampak

keberadaan krisis moneter yang terjadi pada tahun 1997/1998. Berdasarkan

fenomena tersebut, maka penulis mencoba untuk menguji pengaruh faktor

fundamental terhadap risiko sistematis saham pada perusahaan manufaktur yang

dilakukan sebelum terjadi krisis, selama terjadi krisis dan setelah terjadi krisis.

Penelitian sebelumnya meneliti tentang hubungan atau pengaruh variabel

fundamental terhadap beta yang dilakukan pada perioda sebelum dan selama

krisis moneter, sehingga perlu adanya perluasan penelitian pada perioda setelah

krisis moneter untuk mengetahui apakah variabel fundamental juga berpengaruh

terhadap beta pada perioda setelah krisis moneter.

B. Perumusan Masalah

Page 19: PROGRAM STUDI MAGISTER AKUNTANSI FAKULTAS …/Pengaruh...Disusun untuk Melengkapi Tugas-Tugas dan Memenuhi Syarat-Syarat Guna Mencapai Derajat Magister Sains Program Studi Magister

xix

Berdasarkan uraian latar belakang yang telah disampaikan, maka dapat

dirumuskan permasalahan dengan pertanyaan penelitian berikut ini.

1. Apakah asset growth mempunyai pengaruh terhadap beta saham sebelum,

selama dan setelah krisis moneter ?

2. Apakah liquidity mempunyai pengaruh terhadap beta saham sebelum, selama

dan setelah krisis moneter ?

3. Apakah leverage mempunyai pengaruh terhadap beta saham sebelum, selama

dan sesudah krisis moneter ?

4. Apakah total asset turn over mempunyai pengaruh terhadap beta saham

sebelum, selama dan setelah krisis moneter ?

5. Apakah return on investment mempunyai pengaruh terhadap beta saham

sebelum, selama dan setelah krisis moneter ?

6. Apakah ada perbedaan pengaruh variable fundamental terhadap beta saham

pada perioda sebelum, selama dan setelah krisis moneter ?

C. Tujuan Penelitian

Tujuan yang ingin dicapai dari penelitian ini adalah :

1. Untuk mengetahui dan menganalisis pengaruh asset growth terhadap beta

saham pada perioda sebelum, selama dan setelah krisis moneter.

2. Untuk mengetahui dan menganalisis pengaruh liquidity terhadap beta saham

pada perioda sebelum, selama dan setelah krisis moneter.

3. Untuk mengetahui dan menganalisis pengaruh leverage terhadap beta saham

pada perioda sebelum, selama dan setelah krisis moneter.

Page 20: PROGRAM STUDI MAGISTER AKUNTANSI FAKULTAS …/Pengaruh...Disusun untuk Melengkapi Tugas-Tugas dan Memenuhi Syarat-Syarat Guna Mencapai Derajat Magister Sains Program Studi Magister

xx

4. Untuk mengetahui dan menganalisis pengaruh total asset turn over terhadap

beta saham pada perioda sebelum, selama dan setelah krisis moneter.

5. Untuk mengetahui dan menganalisis pengaruh return on investment terhadap

beta saham pada perioda sebelum, selama dan setelah krisis moneter.

6. Untuk mengetahui perbedaan pengaruh variable fundamental terhadap beta

saham pada perioda sebelum, selama, dan setelah krisis moneter.

D. Manfaat Penelitian

Manfaat yang dapat diharapkan dari penelitian ini adalah sebagai berikut.

1. Manfaat bagi praktisi

Bagi para praktisi ekonomi yang bergerak dalam bidang usaha saham adalah

semakin memperjelas pengaruh faktor fundamental terhadap risiko investasi

saham sehingga mereka mempunyai pertimbangan yang lebih matang ketika

akan melakukan transaksi saham.

2. Manfaat akademisi, yaitu bagi para peneliti akan menambah wawasan dan

mendorong untuk dilakukan penelitian lebih lanjut, khususnya yang berkaitan

dengan saham.

E. Sistematika Penulisan

Sistematika penulisan tesis tentang Pengaruh Faktor-faktor Fundamental

terhadap Risiko Sistematis Pada industri manufaktur yang terdaftar di BEI

Page 21: PROGRAM STUDI MAGISTER AKUNTANSI FAKULTAS …/Pengaruh...Disusun untuk Melengkapi Tugas-Tugas dan Memenuhi Syarat-Syarat Guna Mencapai Derajat Magister Sains Program Studi Magister

xxi

sebelum, selama dan setelah krisis moneter untuk bab-bab berikutnya akan dibagi

menjadi empat bab.

BAB II : Tinjauan Pustaka dan Perumusan Hipotesis..

Bab ini berisi tentang teori-teori yang menjadi dasar pemecahan masalah

yang dihadapi antara lain tentang, Pengertian Beta saham, faktor – faktor yang

mempengaruhi Beta saham, Penelitian terdahulu dan hipotesis.

BAB III : Metoda Penelitian.

Bab ini berisikan tentang variabel yang dipakai dalam penelitian, pemilihan

sampel, data penelitian, sumber pengumpulan data, metoda pegumpulan data dan

rancang pengujian hipotesis serta pernyataan hipotesis.

BAB IV : Analisis Data dan Pembahasan

Bab ini membahas tentang deskripsi hasil penelitian berdasarkan data-data

yang telah dikumpulkan dan pembahasan hasil penelitian yang telah diuraikan,

pengujian dan analisis hipotesis.

BAB V : Simpulan Dan Saran.

Dalam Bab ini dipaparkan simpulan dari seluruh bahasan penulisan,

keterbatasan, implikasi dan saran untuk penelitian selanjutnya.

Page 22: PROGRAM STUDI MAGISTER AKUNTANSI FAKULTAS …/Pengaruh...Disusun untuk Melengkapi Tugas-Tugas dan Memenuhi Syarat-Syarat Guna Mencapai Derajat Magister Sains Program Studi Magister

xxii

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA DAN PERUMUSAN HIPOTESIS

A. Landasan Teori

1. Analisis Fundamental

Secara umum, ada banyak teknik analisis dalam melakukan penilaian

investasi, tetapi yang paling banyak dipakai adalah analisis yang bersifat

fundamental, analisis teknikal, analisis ekonomi, dan analisis rasio keuangan

(Anoraga, 2003). Analisis Fundamental merupakan analisis yang

berhubungan dengan kondisi keuangan perusahaan. Dengan analisis ini

diharapkan calon investor akan mengetahui bagaimana operasional dari

perusahaan yang nantinya menjadi milik investor. Hal ini penting karena

nantinya akan berhubungan dengan hasil yang akan diperoleh dari investasi

dari risiko yang harus ditanggung.

Page 23: PROGRAM STUDI MAGISTER AKUNTANSI FAKULTAS …/Pengaruh...Disusun untuk Melengkapi Tugas-Tugas dan Memenuhi Syarat-Syarat Guna Mencapai Derajat Magister Sains Program Studi Magister

xxiii

Analisis fundamental merupakan analisis historis atas kekuatan

keuangan dari suatu perusahaan yang sering disebut dengan company

analysis. Data yang digunakan adalah data historis artinya data yang telah

terjadi dan mencerminkan keadaan keuangan yang sebenarnya pada saat

analisis. Dalam company analysis para analis fundamental mencoba

memprediksi pertumbuhan laba dimasa yang akan datang, seperti kondisi

ekonomi, kondisi keuangan yang tercernim melalui kinerja perusahaan.

Analisis fundamental mempunyai konsep dasar bahwa nilai saham

sebuah perusahaan tercermin dalam kinerja perusahaan tersebut. Apabila

kinerja keuangan perusahaan menunjukkan adanya prospek yang baik, maka

sahamnya akan diminati investor dan harganya meningkat. Salah satu analisa

yang dapat digunakan untuk menganalisa kinerja perusahaan adalah analisa

laporan keuangan.

Rasio keuangan digunakan untuk membandingkan risiko dan tingkat

imbal hasil dari berbagai perusahaan untuk membantu investor dan kreditor

membuat keputusan investasi dan kredit yang baik (White et al., 2002). Ada

empat kategori rasio yang digunakan untuk mengukur berbagai aspek dari

hubungan risiko dan return (White et al., 2002), yaitu sebagai berikut,

a. Analisis likuiditas: mengukur kecukupan sumber kas perusahaan untuk

memenuhi kewajiban yang berkaitan dengan kas dalam jangka pendek.

b. Analisis solvency dan long term debt (leverage): menelaah struktur modal

perusahaan, termasuk sumber dana jangka panjang dan kemampuan

10

Page 24: PROGRAM STUDI MAGISTER AKUNTANSI FAKULTAS …/Pengaruh...Disusun untuk Melengkapi Tugas-Tugas dan Memenuhi Syarat-Syarat Guna Mencapai Derajat Magister Sains Program Studi Magister

xxiv

perusahaan untuk memenuhi kewajiban investasi dan utang jangka

panjang.

c. Analisis aktivitas: mengevaluasi revenue dan output yang dihasilkan oleh

aset perusahaan.

d. Analisis profitabilitas: mengukur earnings (laba) perusahaan variabel

terhadap revenue (sales) dan modal yang diinvestasikan.

Salah satu tujuan dan keunggulan dari rasio adalah dapat digunakan untuk

membandingkan hubungan return dan risiko dari perusahaan dengan ukuran

yang berbeda. Rasio juga dapat menunjukkan profil suatu perusahaan,

karakteristik ekonomi, strategi bersaing dan keunikan karakteristik operasi,

keuangan dan investasi.

2. Risiko Saham

a. Pengertian Risiko Saham

Risiko dapat didefinisikan sebagai suatu kemungkinan dimana

hasil investasi yang sebenarnya (actual return), berbeda atau tidak sama

dengan yang diharapkan (expected return).

b. Jenis-jenis Risiko Saham

Menurut Husnan (2003:157), tipe – tipe risiko dapat digolongkan menjadi

dua jenis : pertama, risiko sistematik (systematic risk), jenis risiko ini juga

dikenal sebagai risiko yang tidak bisa didiversifikasi (nondiversifiaable

risk). Risiko sistematik merupakan risiko yang dipengaruhi oleh sejumlah

faktor seperti perubahan ekonomi, politik, sosiologi, perang, inflasi, dan

kejadian – kejadian internasional yang mana tingkat risiko tersebut tidak

Page 25: PROGRAM STUDI MAGISTER AKUNTANSI FAKULTAS …/Pengaruh...Disusun untuk Melengkapi Tugas-Tugas dan Memenuhi Syarat-Syarat Guna Mencapai Derajat Magister Sains Program Studi Magister

xxv

dapat dihilangkan dengan melakukan diversifikasi portofolio. Yang

termasuk risiko sistematik antara lain :

1) Risiko pasar (market risk)

Risiko pasar merupakan risiko yang disebabkan oleh faktor

independen dari setiap bentuk investasi. Risiko ini ada akibat fluktuasi

pasar secara menyeluruh yang terefleksi terhadap menurunnya Indeks

Harga Saham Gabungan (IHSG). Faktor yang mempengaruhi risiko

pasar antara lain kejadian politik, perubahan ekonomi nasional,

regional atau global dan sentimen (mood) dari investor. Semua saham

akan terpengaruh oleh jenis risiko ini walau perusahaan dengan

kondisi fundamental yang baik sekalipun.

2) Risiko suku bunga (interest rate risk)

Risiko suku bunga adalah risiko yang disebabkan oleh fluktuasi dari

tingkat suku bunga. faktor–faktor yang mempengaruhi antara lain,

jumlah dana pinjaman dalam keseluruhan perekonomian sekaligus

tingkat permintaan dan penawaran atas dana tersebut, level dari siklus

bisnis, inflasi, tingkat batasan suku bunga, kebijakan pajak dan

keuangan, dan likuiditas manajemen dalam perekonomian. Harga

saham akan bergerak berlawanan apabila dibandingkan dengan

tingkat suku bunga. Walau telah dilakukan well-diversified portofolio,

perubahan tingkat suku bunga secara cepat akan mengakibatkan

perubahan harga saham.

3) Risiko tarif reinvestasi (reinvestment rate risk)

Page 26: PROGRAM STUDI MAGISTER AKUNTANSI FAKULTAS …/Pengaruh...Disusun untuk Melengkapi Tugas-Tugas dan Memenuhi Syarat-Syarat Guna Mencapai Derajat Magister Sains Program Studi Magister

xxvi

Risiko tarif reinvestasi adalah risiko terjadinya penurunan tingkat

suku bunga di pasar pada saat pembayaran (jatuh tempo) dari sebuah

investasi.

4) Risiko daya beli (purchasing power risk)

Risiko daya beli atau lebih dikenal dengan inflasi merupakan risiko

yang terjadi karena suatu kemungkinan penurunan pada daya beli dari

setiap nilai mata uang yang diinvestasikan.

5) Risiko mata uang (currency risk)

Risiko mata uang adalah tingkat risiko yang harus dihadapi oleh

seorang investor atas fluktuasi antara dua atau lebih mata uang yang

mempengaruhi tingkat pengembalian investasinya.

Tipe risiko yang kedua adalah risiko non sistematik (unsystematic risk)

atau sering disebut sebagai risiko yang bisa didiversifikasi (diversifiable

risk). Risiko non sistematik menunjukkan porsi dari risiko investasi yang

dapat dikurangi melalui diversifikasi. Faktor–faktor yang membentuk

risiko ini antara lain : kapasitas manajemen, kecenderungan konsumen,

mogok tenaga kerja. Yang termasuk dalam risiko non sistematik antara

lain :

1) Risiko bisnis (business risk)

Risiko bisnis adalah tingkat risiko yang diasosiasikan dengan

kemampuan sebuah perusahaan untuk beroperasi secara

Page 27: PROGRAM STUDI MAGISTER AKUNTANSI FAKULTAS …/Pengaruh...Disusun untuk Melengkapi Tugas-Tugas dan Memenuhi Syarat-Syarat Guna Mencapai Derajat Magister Sains Program Studi Magister

xxvii

menguntungkan pada bisnis tertentu. Perusahaan dengan pemasukan

laba yang stabil, tingkat persaingan yang wajar, penjualan yang sehat

dan tingkat pengeluaran yang sesuai akan mempunyai tingkat risiko

bisnis yang rendah.

2) Risiko keuangan (financial risk)

Risiko keuangan adalah risiko yang timbul karena perusahaan

mengambil kebijakan menggunakan hutang. Risiko keuangan sangat

berhubungan dengan laporan neraca keuangan perusahaan.

Perusahaan dengan beban hutang yang berat akan mempunyai tingkat

risiko yang lebih besar. Semakin besar proporsi asset yang dibiayai

oleh hutang dalam suatu badan usaha, maka semakin besar pula

variasi tingkat hasil dan risiko saham badan usaha tersebut.

3) Risiko cidera janji (default risk)

Risiko cidera janji merupakan ketidakmampuan sebuah perusahaan

untuk memenuhi kewajibannya pada saat jatuh tempo. Risiko ini

merupakan imbas langsung dari risiko keuangan.

4) Risiko likuiditas (liquidity risk)

Risiko likuiditas sangat berhubungan dengan ketidakpastian dalam

merubah investasi yang ada untuk menjadi kas dalam perioda yang

relatif pendek untuk suatu waktu yang dapat diperkirakan, pada harga

yang relatif tetap. Semakin cepat suatu sekuritas diperdagangkan dan

perubahan harga yang terjadi variabel kecil, maka semakin liquid.

c. Pengukuran Risiko Investasi

Page 28: PROGRAM STUDI MAGISTER AKUNTANSI FAKULTAS …/Pengaruh...Disusun untuk Melengkapi Tugas-Tugas dan Memenuhi Syarat-Syarat Guna Mencapai Derajat Magister Sains Program Studi Magister

xxviii

Risiko investasi dapat diukur dengan :

1) Range, merupakan suatu ukuran untuk menghitung risiko dengan cara

mengurangi hasil yang tertinggi dicapai dengan hasil terendah yang

diperoleh.

Range dapat dirumuskan sebagai berikut :

Range = optimistic outcome – pessimistic outcome

Jadi semakin besar Range asset tersebut, maka semakin besar tingkat

risikonya. Tetapi penggunaan range menghasilkan perhitungan yang

kasar, hal tersebut hanya menunjukan kepada investor mengenai

pergerakan return yang digunakan untuk prediksi risiko secara kasar.

Oleh karena itu diperlukan suatu pengukuran risiko yang lebih

kuantitatif. Kelebihan penggunaan range sebagai alat ukur risiko

adalah kemudahan, karena range hanya mengukur selisih return

tertinggi dengan return terendah pada suatu perioda. Sedangkan

kelemahannya perhitungan yang dihasilkan tidak dapat mencerminkan

risiko dengan baik, karena hasil perhitungan range mudah

dipengaruhi oleh return yang tinggi dan tidak memperhatikan variasi

besar kecilnya return yang terjadi.

2) Standard deviation, merupakan ukuran risiko tingkat hasil saham

yang tercermin dari akar varian tingkat hasil saham. Standard

deviation dapat dihitung dengan rumus :

2ss = = ( )[ ]å=

-n

iiii RERP

1

2

Page 29: PROGRAM STUDI MAGISTER AKUNTANSI FAKULTAS …/Pengaruh...Disusun untuk Melengkapi Tugas-Tugas dan Memenuhi Syarat-Syarat Guna Mencapai Derajat Magister Sains Program Studi Magister

xxix

Keterangan :

2s = Variance

s = Standard deviation

iP = Probability

iR = Possible return

( )iRE = Expected return

Standar deviasi merupakan cara yang paling sering digunakan untuk

mengukur total risiko yang melekat pada suatu investasi. Standar

deviasi memberikan gambaran mengenai besar kecilnya fluktuasi

perubahan tingkat hasil saham dari satu perioda ke perioda

berikutnya. Semakin besar standar deviasi, maka semakin besar pula

risiko perubahan tingkat hasil saham. Kelebihan dari penggunaan alat

ukur ini adalah kemampuan untuk menggambarkan variasi risiko yang

terjadi pada masing – masing saham. Sedangkan kelemahannya

adalah alat ukur ini tidak dapat menunjukkan bagaimana risiko suatu

saham apabila dibandingkan dengan risiko pasarnya. Hal ini dapat

terjadi karena pengukuran risiko menggunakan standar deviasi hanya

untuk mengukur saham itu sendiri bukan membandingkan risiko

pasar.

3) Coeoefficient of variation (CV), merupakan cara untuk mengetahui

risiko invetasi yang membandingkan antara penyimpangan tingkat

pengembalian yang diharapkan (risiko) dengan tingkat hasil pasar. Ini

menunjukan hubungan arah pergerakan dan nilai tingkat hasil saham

Page 30: PROGRAM STUDI MAGISTER AKUNTANSI FAKULTAS …/Pengaruh...Disusun untuk Melengkapi Tugas-Tugas dan Memenuhi Syarat-Syarat Guna Mencapai Derajat Magister Sains Program Studi Magister

xxx

dengan tingkat hasil pasar. Jadi coefficient of variation digunakan

untuk mengetahui penyimpangan yang terjadi dengan

membandingkan risiko suatu investasi dengan tingkat hasil yang

diinginkan. Coefficient of variation dapat dirumuskan :

CV = ( )REis

Keterangan :

is = Standard Deviation of Returns

( )RE = Expected Rate of Return

Nilai coefficient of variation positif (+) menujukan tingkat hasil

saham bergerak kearah yang sama dengan tingkat hasil pasar dalam

perioda yang sama. Nilai coefficient of variation ariable (-)

menunjukan bahwa tingkat hasil saham bergerak kearah yang

berlawanan dengan tingkat hasil pasar dalam perioda yang sama. Bila

yang satu meningkat maka yang lainnya akan cenderung menurun.

Nilai coefficient of variation nol (0) menunjukan tidak adanya

hubungan gerakan antara tingkat hasil saham dengan tingkat hasil

pasar. Kelebihan alat ukur ini adalah kemampuan untuk melakukan

perbandingan antara perhitunghan risiko yang bervariasi dengan

tingkat hasil yang diharapkan (expected return) sehingga diketahui

coefficient of variation dan dapat kita ketahui saham mana yang baik

untuk kita berinvestasi. Kelemahan dari alat ukur ini adalah bahwa

Page 31: PROGRAM STUDI MAGISTER AKUNTANSI FAKULTAS …/Pengaruh...Disusun untuk Melengkapi Tugas-Tugas dan Memenuhi Syarat-Syarat Guna Mencapai Derajat Magister Sains Program Studi Magister

xxxi

hasil perhitungan tidak dapat mencerminkan bagaimana hubungan

antara risiko suatu saham dengan risiko pasarnya.

4) Beta

Beta merupakan koefisien statistik yang menunjukkan ukuran risiko

sistematik (systematic risk) dari suatu sekuritas relatif terhadap risiko

pasar. Beta juga merupakan ukuran volatilitas return saham terhadap

return pasar. Beta juga dapat diartikan sebagai kepekaan tingkat

keuntungan terhadap perubahan pasar. Beta dapat diperoleh dengan

rumus :

2m

imi s

sb =

Keterangan :

ib = Market Risk Stock i

ims = Covariance of Expected Return I and Expected Market Return

ims = Variance from Expected Return Market

Saham dengan 1=b mempunyai risiko sama dengan pasar sehingga

diharapkan memperoleh return sama dengan yang dihasilkan oleh

pasar. Saham dengan 1>b mempunyai risiko lebih besar dari pasar

sehingga diharapkan return diatas return pasar. 1<b risiko lebih

kecil dari pasar. Semakin besar fluktuasi return suatu saham terhadap

return pasar maka semakin besar b saham. Kelebihan dari metoda

ukur ini adalah kemampuan untuk menggambarkan bagaimana risiko

suatu saham apabila dibandingkan risiko pasarnya. Kelemahan dari

Page 32: PROGRAM STUDI MAGISTER AKUNTANSI FAKULTAS …/Pengaruh...Disusun untuk Melengkapi Tugas-Tugas dan Memenuhi Syarat-Syarat Guna Mencapai Derajat Magister Sains Program Studi Magister

xxxii

alat ukur ini adalah waktu yang dibutuhkan untuk melakukan analisa

ini cukup lama.

3. Beta Saham.

a. Pengertian Beta Sahan

Beta adalah pengukur risiko sistematik dari suatu sekuritas atau

portofolio relatip terhadap risiko pasar. Beta suatu sekuritas menunjukkan

risiko sistemetiknya yang tidak dapat dihilangkan karena diversifikasi.

Untuk menghitung Beta portofolio, maka Beta masing-masing rata-rata

tertimbang dari Beta masing-masing sekuritas. Mengetahui Beta masing-

masing sekuritas juga berguna untuk pertimbangan memasukkan sekuritas

tersebut kedalam portofolio yang akan dibentuk.

Dengan adanya risiko yang dapat dihilangkan dengan diversifikasi,

maka para pemodal yang menyukai risiko, maka mereka akan memilih untuk

melakukan diversifikasi. Sebagai akibat semua pemodal akan melakukan hal

yang sama, dan dengan demikian risiko yang hilang karena diversifikasi

tersebut menjadi tidak relevan dalam perhitungan risiko. Hanya risiko yang

tidak bisa hilang karena diversifikasi yang menjadi relevan dalam

perhitungan risiko.

Risiko dalam hal ini ditunjukkan dengan Beta (adalah merupakan

koefisien regresi antara dua variabel, yaitu kelebihan tingkat keuntungan

portofolio pasar (excess return of market portifolio), dan kelebihan

keuntungan suatu saham (excess return of stock).

Investasi yang efisien adalah investasi yang memberikan risiko tertentu

dengan tingkat keuntungan yang terbesar, atau tingkat keuntungan tertentu

Page 33: PROGRAM STUDI MAGISTER AKUNTANSI FAKULTAS …/Pengaruh...Disusun untuk Melengkapi Tugas-Tugas dan Memenuhi Syarat-Syarat Guna Mencapai Derajat Magister Sains Program Studi Magister

xxxiii

dengan risiko terkecil. Jika ada dua usulan investasi yang memberikan

tingkat keuntungan yang sama, tetapi mempunyai risiko yang berbeda, maka

investor yang rasional akan memilih investasi yang mempunyai risiko yang

lebih kecil. Semakin besar betanya semakin besar pula tingkat keuntungan

yang diharapkan dari investasi.

Beta suatu sekuritas dapat dihitung dengan teknik estimasi yang

menggunakan data historis. Beta yang dihitung berdasarkan data historis ini

selanjutnya dapat digunakan untuk mengestimasi beta masa yang akan

datang. Bukti-bukti empiris menunjukkan bahwa beta historis mampu

menyediakan informasi tentang Beta masa datang (Elton dan Gruber, 1994).

Beta historis dapat dihitung dengan menggunakan data historis berupa

data pasar (return–return sekuritas dan return pasar), data akuntansi (laba–

laba perusahaan dan laba indeks pasar) atau data fundamental (menggunakan

variable-variabel fundamental). Beta yang dihitung dengan data pasar disebut

dengn beta pasar. Beta yang dihitung dengan data akuntansi disebut beta

akuntansi dan beta yang dihitung dengan data fundamental disebut dengan

beta fundamental.

b. Faktor – Faktor yang Mempengaruhi Beta Saham.

1) Beta Pasar

Beta Pasar dapat diestimasi dengan mengumpulkan nilai-nilai historis

return dari pasar selama perioda tertentu.

2) Beta Akuntansi

Beta Akuntansi data yang digunakan misalnya laba akuntansi

(accounting earning) dapat juga digunakan untuk mengestimasi Beta.

Page 34: PROGRAM STUDI MAGISTER AKUNTANSI FAKULTAS …/Pengaruh...Disusun untuk Melengkapi Tugas-Tugas dan Memenuhi Syarat-Syarat Guna Mencapai Derajat Magister Sains Program Studi Magister

xxxiv

Beta akuntansi ini dapat dihitung secara sama dengan Beta pasar (yang

menggunakan data return), yaitu dengan mengganti data return dengan

data laba akuntansi.

3) Beta fundamental

Beaver, Kettler dan Scholes (1970) mengembangkan paper Ball dan

Brown menyajikan perhitungan beta menggunakan beberapa variabel

fundamental. Variable-variabel yang dipilih oleh mereka merupakan

variabel-variabel yang dianggap berhubungan dengan risiko, karena beta

merupakan pengukur dari risiko. Beaver, Kettler dan Scholes

menggunakan 7 macam variabel yang merupakan variabel-variabel

fundamental. Sebagian besar dari variabel-variabel tersebut adalah

variabel akuntansi. Walaupun variabel-variabel tersebut secara umum

dianggap bervariasi dengan risiko, tetapi secara teori mungkin tidak

semuanya berhubungan dengan risiko. Ketujuh variabel-variabel yang

digunakan adalah berikut ini.

a) Dividend Payout.

Dividend Payout diukur sebagai dividen yang dibayarkan

dibagi dengan laba yang tersedia untuk pemegang saham umum.

Lintner (1956) memberikan alasan rasional bahwa perusahaan-

perusahaan enggan menurunkan dividen. Jika perusahan memotong

dividen, maka dianggap perusahaan membutuhkan dana. Oleh karena

itu perusahaan yang mempunyai risiko tinggi cenderung untuk

membayar dividend payout lebih kecil supaya nanti tidak memotong

Page 35: PROGRAM STUDI MAGISTER AKUNTANSI FAKULTAS …/Pengaruh...Disusun untuk Melengkapi Tugas-Tugas dan Memenuhi Syarat-Syarat Guna Mencapai Derajat Magister Sains Program Studi Magister

xxxv

dividen jika laba yang diperoleh turun. Untuk perusahaan yang

berisiko tinggi, probalitas untuk mengalami laba yang menurun

adalah tinggi. Dari hasil pemikiran ini, maka dapat disimpulkan

adanya hubungan yang negatif antara risiko dan dividend payout,

yaitu risiko tinggi, dividend payout rendah. Karena beta merupakan

pengukur risiko, maka dapat juga dinyatakan bahwa beta dan

Dividend payout mempunyai hubungan yang negatif.

Alasan lain yang menyatakan hubungan negatif antara beta

dengan dividend payout adalah bahwa pembayaran dividen dianggap

lebih kecil dibandingkan dengan capital gain (Elton dan Gruber,

1994). Dengan demikian perusahaan yang membayar rasio dividen

yang tinggi akan mempuyai risiko yang lebih kecil dibandingkan

dengan yang menahannya dalam bentuk laba yang ditahan.

Argumentasi ini sebenarnya didasarkan oleh bird in the hand theory

oleh Lintner (1962), Gordon (1963) dan Bhattacharya (1979). Teori

ini menjelaskan bahwa investor menyukai dividen yang tinggi karena

dividen yang diterima seperti burung ditangan yang risikonya lebih

kecil dibandingkan dengan dividen yang tidak dibagikan.

b) Asset growth.

Variabel pertumbuhan aktiva (asset growth) didefinisikan sebagai

perubahan (tingkat pertumbuhan) tahunan dari aktiva total. Variabel

ini diprediksi mempunyai hubungan positif dengan beta.

c) Leverage.

Page 36: PROGRAM STUDI MAGISTER AKUNTANSI FAKULTAS …/Pengaruh...Disusun untuk Melengkapi Tugas-Tugas dan Memenuhi Syarat-Syarat Guna Mencapai Derajat Magister Sains Program Studi Magister

xxxvi

Leverage didefinisikan sebagai nilai buku hutang jangka panjang

total dibagi dengan aktiva total. Leverage diprediksi mempunyai

hubungan positif dengan beta. Bowman (1980) menggunakan nilai

pasar untuk hutang total dalam menghitung leverage dan

mendapatkan hasil yang tidak berbeda jika digunakan nilai buku.

d) Liquidity.

Likuiditas (liquidity) diukur sebagai current ratio yaitu aktiva lancar

dibagi dengan hutang lancar. Likuiditas diprediksi mempunyai

hubungan yang negatif dengan beta, yaitu secara rasional diketahui

bahwa semakin likuid perusahaan, semakin kecil risikonya.

e) Asset Size.

Variabel ukuran aktiva (asset size) diukur sebagai logaritma

dari aktiva total. Variabel ini dipediksi mempunyai hubungan yang

negatif dengan beta. Ukuran aktiva dipakai sebagai wakil pengukur

(proxy) besarnya perusahaan. Perusahaan yang besar dianggap

mempunyai risiko yang lebih kecil dibandingkan dengan perusahaan

yang lebih kecil. Alasannya adalah karena perusahaan besar dianggap

lebih mempunyai akses ke pasar modal, sehingga dianggap

mempunyai beta yang lebih kecil (Elton dan Gruber, 1994).

Anggapan ini merupakan anggapan yang umum tidak

didasarkan pada teori. Bagaimana juga Watts dan Zimmerman (1978)

mencoba membuktikan hipotesis tentang hubungan ini untuk

membentuk teori yang disebut dengan teori akuntasi positif (positive

theory). Perusahaan yang besar merupakan subyek dari tekanan

Page 37: PROGRAM STUDI MAGISTER AKUNTANSI FAKULTAS …/Pengaruh...Disusun untuk Melengkapi Tugas-Tugas dan Memenuhi Syarat-Syarat Guna Mencapai Derajat Magister Sains Program Studi Magister

xxxvii

politik. Perusahaan besar yang melaporkan laba berlebihan menarik

perhatian politikus dan akan diinvestigasi karena dicurigai

melakukan monopoli (Na’im dan Hartono, 1996; Hartono dan Na’im,

1997). Watts dan Zimmerman selanjutnya menghipotesiskan bahwa

perusahaan besar cenderung menginvestasikan dananya ke proyek

yang mempunyai varian rendah dengan beta yang rendah untuk

menghindari laba yang berlebihan. Dengan menginvestigasikan ke

proyek dengan beta yang rendah akan menurunkan risiko dari

perusahaan. Dengan demikian dihipotesiskan hubungan antara

ukuran perusahaan dengan beta adalah negatif.

f) Earning Variability.

Variabilitas laba (earning variability) diukur dengan nilai deviasi

dari PER (price earning ratio) atau rasio P/E (harga saham dibagi

dengan laba perusahaan). Variabilitas dari laba dianggap sebagai

risiko perusahaan, sehingga hubungan antara variabel ini dengan beta

adalah positif.

g) Accounting Beta.

Beta akuntansi (accounting beta) diperoleh dari koefisien regresi

dengan variabel dependen perubahan laba akuntansi dan variabel

independen adalah perubahan indek laba pasar untuk akuntansi

portofolio pasar. Karena beta akuntansi dan Beta pasar keduanya

pengukur risiko yang sama, maka diprediksi keduanya mempunyai

hubungan yang positif.

Page 38: PROGRAM STUDI MAGISTER AKUNTANSI FAKULTAS …/Pengaruh...Disusun untuk Melengkapi Tugas-Tugas dan Memenuhi Syarat-Syarat Guna Mencapai Derajat Magister Sains Program Studi Magister

xxxviii

4. Beta Untuk Pasar Modal Berkembang

Beta untuk pasar modal yang berkembang perlu disesuaikan.

Alasannya adalah beta yang belum disesuaikan masih merupakan beta yang

bias disebabkan oleh perdagangan yang tidak sinkron (non-synchronous

trading). Perdagangan tidak sinkron ini terjadi di pasar yang transaksi

perdagangannya jarang terjadi atau disebut dengan pasar yang tipis (thin

market). Pasar yang tipis merupakan ciri dari pasar modal yang sedang

berkembang. Dan karena Bursa Efek Jakarta (BEJ) merupakan pasar modal

yang sedang berkembang, maka terjadi perdagangan yang tidak sinkron

berakibat beta bias sehingga perlu dikoreksi. Oleh karena itu beta koreksi

adalah salah satu cara mengkoreksi beta yang bias yang terjadi di pasar yang

sedang berkembang.

a) Perdagangan Tidak Sinkron

Beta sebagai pengukur volatilitas mengukur kovarian return suatu

sekuritas dengan return pasar relatip terhadap risiko pasar. Kovarian dalam

perhitungan Beta ini menunjukkan hubungan return suatu sekuritas dengan

return pasar pada perioda yang sama, yaitu perioda ke-t. Perhitungan Beta

akan menjadi bias jika kedua perioda tersebut tidak sinkron, yaitu perioda

return pasar adalah perioda ke-t dan perioda return sekuritas bukan perioda

ke-t, misalnya perioda ke t-1 atau t-2 dan setarusnya. Perioda ke-t dapat

berupa harian (untuk menghitung Beta harian), mingguan (untuk

menghitung Beta mingguan) atau bulanan (untuk menghitung Beta

bulanan).

Page 39: PROGRAM STUDI MAGISTER AKUNTANSI FAKULTAS …/Pengaruh...Disusun untuk Melengkapi Tugas-Tugas dan Memenuhi Syarat-Syarat Guna Mencapai Derajat Magister Sains Program Studi Magister

xxxix

Ketidaksamaan waktu antara return sekuritas dengan return pasar

dalam perhitungan Beta disebabkan karena perdagangan sekuritas –

sekuritasnya yang tidak sinkron (non-synchronous trading). Perdagangan

tidak sinkron terjadi karena beberapa sekuritas tidak mengalami

perdagangan untuk beberapa waktu. Akibatnya untuk sekuritas ini, harga –

harganya pada perioda ke-t sebenarnya merupakan harga – harga

sebelumnya yang merupakan harga- harga terakhir kalinya

diperdagangkan, bukan harga-harga hasil perdagangan pada perioda ke-t.

Sebagai misalnya adalah harga sekuruitas ‘A’ terakhir kali di

perdagangkan adalah pada tanggal 27 bulan ini dan tidak diperdagangkan

lagi sampai akhir bulan tanggal 31 pada waktu menghitung Beta

menggunakan data akhir bulan untuk sekuritas ‘A’, terjadi ketidak-

sinkronan, yaitu harga ‘A’ hasil dari transaksi tanggal 27 dihubungkan

dengan harga indeks pasar pada tanggal 31. Ketidak-sinkronannya, juga

terjadi dalam perhitungan Beta untuk sekuritas lainya, yaitu harga sekuritas

ini pada tanggal 31 dihubungkan dengan harga indeks pasar walaupun pada

tanggal 31 yang sama, tetapi dibentuk dari harga sekuritas yang bukan pada

tanggal 31. Bias ini akan semakin besar dengan semakin banyaknya

sekuritas – sekuritas yang tidak aktif diperdagangkan, sehingga harga

indeks pasar pada perioda tertentu sebenarnya dibentuk dari harga-harga

sekuritas perioda sebelumnya.

Perdagangan tidak sinkron juga sering terjadi dalam satu hari

perdagangan. Perdagangan sinkron terjadi jika beberapa sekuritas hanya

diperdagangkan pada pagi hari saja yang harganya kemudian dibawa

Page 40: PROGRAM STUDI MAGISTER AKUNTANSI FAKULTAS …/Pengaruh...Disusun untuk Melengkapi Tugas-Tugas dan Memenuhi Syarat-Syarat Guna Mencapai Derajat Magister Sains Program Studi Magister

xl

sampai pasar ditutup yang kemudian harga tersebut digunakan untuk

menghitung indeks pasar pada pagi hari itu. Bias ini terjadi karena

anggapannya indeks pasar dihitung dari harga-harga sekuritas yang

diperdagangkan sampai detik terakhir pasar ditutup pada hari itu. Karena

masalah perdagangan tidak sinkron disebabkan oleh masalah perioda

waktu, maka masalah ini juga disebut dengan periodicity problem dan

intervalling problem.

b) Koreksi Terhadap Bias

Metoda yang dapat digunakan untuk mengkoreksi bias yang terjadi

untuk Beta Sekuritas akibat perdagangan tidak sinkron, diantaranya adalah

yang diusulkan oleh Fowler dan Rorke (1983). Metoda Dimson memang

merupakan metoda yang sederhana. Metoda ini sederhana, karena (1)

hanya menggunakan sebuah pengoperasian regresi berganda saja dan (2)

Beta yang dikoreksi didapatkan dengan hanya menjumlahkan koefisien –

koefisien yang diperoleh dari regresi berganda tersebut. Fowler dan Rorke

(1983) beragumentasi bahwa metoda Dimson yang hanya menjumlahkan

koefisien – koefisien regresi berganda tanpa memberi bobot akan tetap

memberikan Beta yang bias. Untuk satu perioda lead dan satu lag.

Koreksi Beta yang menggunakan banyak perioda lag dan lead

bukannya mengurangi bias yang terjadi, tetapi sebaliknya meningkatkan

bias yang terjadi. Hal ini disebabkan karena frekwensi ketidak sinkronan

relatif jarang terjadi. Jika perdagangan sudah sinkron, maka koreksi dengan

lag dan lead bukannya mengurangi sinkron yang terjadi, tetapi sebaliknya

akan membuat tidak sinkron. Koreksi dengan banyak perioda lag dan lead

Page 41: PROGRAM STUDI MAGISTER AKUNTANSI FAKULTAS …/Pengaruh...Disusun untuk Melengkapi Tugas-Tugas dan Memenuhi Syarat-Syarat Guna Mencapai Derajat Magister Sains Program Studi Magister

xli

akan memberikan hasil yang baik untuk kasus – kasus yang frekwensi

tidak sinkronnya tinggi, yaitu untuk kasus – ksus pasar modal yang

sebagian basar sahamnya sering tidak aktif dalam waktu yang lama.

Cara lain untuk mengkoreksi bias yang terjadi akibat perdagangan

tidak sinkron yaitu dengan cara membuang observasi sampel yang

menyebabkan terjadinya bias. Perdagangan tidak sinkron ini terjadi karena

beberapa saham tidak aktif diperdagangkan. Dengan demikian, cara

koreksi ini dilakukan dengan membuang observasi yang menunjukkan

perdagangan tidak aktif. Dengan membuang observasi ini, maka sampel

yang digunakan hanya mengandung perdagangan yang sinkron.

5. Likuiditas

Likuiditas adalah kemampuan perusahaan atau badan usaha untuk

memenuhi kewajiban finansiilnya yang harus segera dipenuhi (Riyanto,

1997). Menurut Nitisemito (1989) likuiditas adalah kemampuan perusahaan

untuk memenuhi seluruh kewajibannya yang harus segera dibayar. Jadi

likuiditas adalah menunjukkan koperasi untuk melunasi hutang jangka

pendeknya pada saat jatuh tempo. Koperasi simpan pinjam (KSP) dikatakan

likuid bila posisi dana lancar yang tersedia cukup untuk memenuhi kewajiban

jangka pendek (kewaiban lancar).

Rasio-rasio yang dapat dipakai untuk menentukan kemampuan

membayar utang jangka pendek perusahaan antara lain berikut ini.

a. Rasio lancar (Current Ratio)

Current ratio yaitu kemampuan perusahaan membayar hutang yang harus

segera dipenuhi denagn aktiva lancar (Riyanto, 2001). Current ratio dapat

Page 42: PROGRAM STUDI MAGISTER AKUNTANSI FAKULTAS …/Pengaruh...Disusun untuk Melengkapi Tugas-Tugas dan Memenuhi Syarat-Syarat Guna Mencapai Derajat Magister Sains Program Studi Magister

xlii

dihitung dengan membandingkan antara jumlah aktiva lancar dengan

hutang lancar. Aktiva lancar menggambarkan alat bayar dan diasumsikan

semua aktiva lancar benar-benar bisa digunakan untuk membayar.

Sedangkan hutang lancar menggambarkan yang harus dibayar dan

diasumsikan kewajiban yang benar-benar dibayar.

Rumus:

Menurut Riyanto (2001: 26) Current ratio kurang dari 2:1 dianggap

kurang baik, sebab apabila aktiva lancar turun sampai lebih dari 50%,

maka jumlah aktiva tidak mencukupi lagi untuk menutup utang

lancarnya.

b. Rasio Cepat (Quick Ratio/ Acid Test Ratio)

Riyanto (2001: 104) menyatakan Acid test ratio adalah kemampuan untuk

membayar hutang yang harus segera dipenuhi dengan aktiva lancar yang

lebih likuid. Rasio ini merupakan ukuran kemampuan perusahaan dalam

memenuhi kewajiban-kewajiban jangka pendek dengan asset yang

dimiliki koperasi. Rasio ini lebih tajam dari current ratio, karena hanya

membandingkan aktiva yang sangat likuid dengan hutang lancar. Jika

Current ratio tinggi tapi Quick ratio rendah menunjukkan adanya

investasi yang sangat besar dalam persediaan.

Rumus:

Page 43: PROGRAM STUDI MAGISTER AKUNTANSI FAKULTAS …/Pengaruh...Disusun untuk Melengkapi Tugas-Tugas dan Memenuhi Syarat-Syarat Guna Mencapai Derajat Magister Sains Program Studi Magister

xliii

6. Aktivitas

Rasio aktivitas yaitu rasio yang dimaksudkan untuk mengukur sampai

seberapa besar efektivitas perusahaan dalam mengerjakan sumber-sumber

dananya (Riyanto 1995:331). Salah satu rasio aktivitas yang sering digunakan

adalah Total Assets Turn Over (TATO). TATO menunjukkan tingkat efisiensi

penggunaan keseluruhan aktiva perusahaan di dalam menghasilkan volume

penjualan tertentu (Syamsudin 1985:56).

Semakin tinggi rasio TATO berarti semakin efisien penggunaan keseluruh

aktiva di dalam menghasilkan penjualan. Dengan perkataan lain, jumlah

assetsyang sama dengan memperbesar volume penjualan apabila TATO

ditingkatkan atau diperbesar. TATO ini penting bagi para kreditur dan

pemilik perusahaan, tetapi akan lebih penting lagi bagi manajemen

perusahaan, karena hal ini akan menunjukkan efisien tidaknya penggunaan

seluruh aktiva di dalam perusahaan (Syamsuddin 1985:56).

Tingkat penjualan yang tinggi, maka semakin tinggi tingkat penjualan dimasa

yang akan datang sehingga perubahan laba semakin tinggi pula (Hanafi dan

Halim 1995:239). Penjualan yang semakin tinggi maka efisien dan efektif

perusahaan tersebut dalam menjalankan operasinya, semakin tinggi TATO

semakin tinggi perubahan labanya.

7. Leverage

Page 44: PROGRAM STUDI MAGISTER AKUNTANSI FAKULTAS …/Pengaruh...Disusun untuk Melengkapi Tugas-Tugas dan Memenuhi Syarat-Syarat Guna Mencapai Derajat Magister Sains Program Studi Magister

xliv

Leverage merupakan rasio yang membandingkan antara dana yang berasal

dari pemilik dengan dana yang berasal dari kreditur. Rasio ini mengukur

seberapa besar dana operasional perusahaan yang didanai dari hutang. Rasio

ini sangat penting bagi para investor atau calon investor karena pada

umumnya informasi leverage digunakan untuk menentukan tingkat keamanan

investasi. Leverage juga bermanfaat dalam penentuan manfaat uang.

Perusahaan yang mempunyai rasio leverage yang rendah akan mempunyai

risiko kerugian lebih kecil ketika keadaan ekonomi merosot, dan mempunyai

kesempatan memperoleh laba rendah ketika ekonomi melonjak menjadi baik.

Sebaliknya, perusahaan yang mempunyai leverage tinggi, mempunyai risiko

menanggung rugi besar ketika keadaan ekonomi merosot tetapi memperoleh

kesempatan memperoleh laba besar ketika keadaan ekonomi membaik.

Beberapa rasio yang sering digunakan dalam penghitungan leverage antara

lain adalah :

a. Total debt to total asset ratio

Total debt to total asset ratio atau yang sering disebut debt ratio

merupakan rasio yang digunakan untuk mengukur persentase dana yang

disediakan oleh kreditur atau investor. Para investor lebih menyukai rasio

hutang yang rendah. Dengan rasio hutang yang rendah berarti investor

mempunyai tingkat keamanan investasi yang lebih besar. Rasio hutang

dapat diukur dengan persamaan :

Aktiva Totalhutang Total

hutang Rasio =

b. Coverage ratio

Page 45: PROGRAM STUDI MAGISTER AKUNTANSI FAKULTAS …/Pengaruh...Disusun untuk Melengkapi Tugas-Tugas dan Memenuhi Syarat-Syarat Guna Mencapai Derajat Magister Sains Program Studi Magister

xlv

Coverage ratio digunakan untuk mengukur seberapa jauh laba bisa turun

tanpa mengganggu kewajiban perusahaan dalam memenuhi beban kepada

kreditur berupa bunga. Rasio ini dapat diukur menggunakan persamaan :

bungaBeban pajak dan bunga sebelum Laba

ratio Coverage =

8. Profitabilitas

Rasio ini menunjukkan kemampuan dari perusahaan dalam menghasilkan

keuntungan. Rasio profitabilitas yang sering digunakan antara lain adalah :

a. Return On Asset (ROA)

Return On Asset (ROA) adalah salah satu bentuk dari rasio profitabilitas

yang dimaksudkan untuk mengukur kemampuan perusahaan atas

keseluruhan dana yang ditanamkan dalam aktivitas yang digunakan untuk

aktivitas operasi perusahaan dengan tujuan menghasilkan laba dengan

memanfaatkan aktiva yang dimilikinya. Return On Asset (ROA)

merupakan rasio yang terpenting di antara rasio profitabilitas yang ada

(Ang, 1997). Return On Asset (ROA) atau yang sering disebut juga

Reiurn On Investment (ROI) diperoleh dengan cara membandingkan net

income after tax (NIAT) terhadap average total asset. Secara matematis

ROA dapat dirumuskan sebagai berikut:

NIAT merupakan pendapatan bersih sesudah pajak. Average Total asset

merupakan rat-rata total assets awal tahun dan akhir tahun. Semakin besar

Page 46: PROGRAM STUDI MAGISTER AKUNTANSI FAKULTAS …/Pengaruh...Disusun untuk Melengkapi Tugas-Tugas dan Memenuhi Syarat-Syarat Guna Mencapai Derajat Magister Sains Program Studi Magister

xlvi

ROA atau ROI menunjukkan kinerja yang semakin baik, karena tingkat

pengembalian yang semakin besar (Ang, 1997 : 18.33).

b. Return On Equity (ROE)

Analisis Return On Equity (ROE) atau sering disebut juga dengan Return

On Common Equity. Dalam bahasa Indonesia, istilah ini sering juga

diterjemahkan sebagai rentabilitas modal sendiri (Hanafi dan Halim,2000:

179). ROE merupakan rasio antara laba bersih setelah pajak terhadap

penyertaan modal saham sendiri yang berarti juga merupakan untuk

menilai seberapa besar tingkat pengembalian (prosentase) dari saham

sendiri yang ditanamkan dalam bisnis (Widiyanto, 1993:53). Menurut

Riyanto (1995:36), Return On Equity (ROE) adalah perbandingan antara

jumlah laba yang tersedia bagi pemilik modal sendiri disatu pihak dengan

jumlah modal sendiri yang menghasilkan laba tersebut di pihak lain atau

dengan kata lain rentabilitas modal sendiri adalah kemampuan suatu

perusahaan dengan modal sendiri yang bekerja di dalamnya untuk

menghasilkan keuntungan laba yang diperlukan untuk menghitung return

on equity adalah laba usaha setelah dikurangi dengan bunga modal asing

dan pajak perseroan atau income tax (earning after ari EAT).

ROE dapat dihitung dengan menggunakan rumus berikut :

NIAT adalah pendapatan bersih sesudah pajak, tetapi kalau ada

keuntungan hak minoritas, makaharus ikut diperhitungkan (dalam arti

Page 47: PROGRAM STUDI MAGISTER AKUNTANSI FAKULTAS …/Pengaruh...Disusun untuk Melengkapi Tugas-Tugas dan Memenuhi Syarat-Syarat Guna Mencapai Derajat Magister Sains Program Studi Magister

xlvii

dikeluarkan). Merupakan preferred dividend yaitu besarnya dividen yang

dijanjikan dalam dalam saham prefern. Komponen digunakan jika

perusahaan menerbitkan saham preferen. Average Shareholders equity

merupakan rata-rata dari Shareholders equity awal tahun dan akhir tahun.

Jika Shareholders equity awal tahun tidak tersedia, maka dapat

menggunakan Shareholders equity akhir tahun sebagai Average

Shareholders equity.

B. Penelitian Terdahulu dan Pengembangan Hipotesis

Investasi saham selain dikenal memberikan harapan imbal hasil (expected

return) yang tinggi bagi investor juga dikenal mempunyai tingkat risiko (risk)

yang tinggi. Risiko investasi yang dihadapi investor dapat dibedakan menjadi

dua, yaitu risiko non sistematis dan risiko sistematis. Risiko non sistematis dapat

diminimalkan dengan cara diversifikasi atau dengan membentuk portofolio.

Sedangkan risiko sistematis merupakan risiko yang tidak dapat dieliminir dan ada

pada semua jenis saham dan portofolio. Risiko sistematis dinyatakan dalam beta

yang merupakan ukuran volatilitas return sekuritas atau portofolio dengan return

pasar. Semakin besar fluktuasi antara return sekuritas dengan return pasar akan

semakin tinggi nilai beta.

Pengujian empiris telah dilakukan Beaver, Kettler dan Scholes (1970)

mengenai kegunaan informasi laporan keuangan dalam membantu investor untuk

Page 48: PROGRAM STUDI MAGISTER AKUNTANSI FAKULTAS …/Pengaruh...Disusun untuk Melengkapi Tugas-Tugas dan Memenuhi Syarat-Syarat Guna Mencapai Derajat Magister Sains Program Studi Magister

xlviii

menilai risiko sistematis (beta). Variabel yang diuji adalah dividend payout yang

diharapkan mempunyai hubungan negatif dengan beta, pertumbuhan aset yang

diprediksi mempunyai hubungan positif, leverage yang diduga berhubungan

positif, likuiditas dan ukuran perusahaan yang diharapkan mempunyai hubungan

negatif, variabilitas laba dan beta akuntansi yang diprediksi berhubungan positif

dengan beta. Sampel penelitian adalah sebanyak 307 perusahaan yang listing di

NYSE tahun 1947-1965. Beta dihitung menggunakan data saham perusahaan

individual dan membentuk portofolio saham. Hasil penelitian menunjukkan

variabel dividend payout, leverage, variabilitas laba dan beta akuntansi

berhubungan signifikan. Sedangkan variabel lainnya tidak mempunyai hubungan

yang signifikan dengan beta.

Di Indonesia penelitian tentang beta telah banyak dilakukan, seperti

Hartono dan Surianto (2000), Sayekti, Gunarsih dan Wijayati (2001) mengenai

bias beta di pasar yang tipis, Husnan dan Pujiastuti (1992) serta Tandelilin dan

Lantara (2001) mengenai stabilitas beta, Tandelilin (1997), Miswanto dan

Husnan (1999) dan Natarsyah (2000), Gudono dan Nurhayati (2001) serta

Sugiarto (2002) mengenai faktor-faktor yang mempengaruhi beta. Penelitian

yang dilakukan oleh Hartono dan Surianto (2000) terhadap bias beta di BEI

membuktikan beta yang dihitung berdasarkan perioda estimasi 100 hari sebelum

perioda jendela pengumuman laba selama perioda 1995-1997 merupakan beta

yang bias, karena nilainya sama dengan nol. Beta yang ideal adalah yang nilainya

mendekati satu, sehingga perlu dilakukan koreksi. Langkah selanjutnya adalah

melihat normalitas data, ternyata data penelitian mereka tidak normal.

Page 49: PROGRAM STUDI MAGISTER AKUNTANSI FAKULTAS …/Pengaruh...Disusun untuk Melengkapi Tugas-Tugas dan Memenuhi Syarat-Syarat Guna Mencapai Derajat Magister Sains Program Studi Magister

xlix

Penyesuaian beta yang datanya terdistribusi tidak normal membutuhkan perioda

4 lead dan 4 lag. Sedangkan data yang telah dinormalkan terlebih dahulu

membutuhkan perioda penyesuaian yang lebih pendek, yaitu 1 lead dan 1 lag.

Gudono dan Haryati melakukan pengujian terhadap variabel dividend

payout, leverage, pertumbuhan, ukuran perusahaan, rasio total hutang terhadap

total modal, variabilitas laba dan beta akuntansi. Sampel penelitian adalah 35

perusahaan teraktif tahun 1995. Hasil penelitian menunjukkan variabel

pertumbuhan mempunyai hubungan signifikan dengan beta, sedangkan variabel

lain tidak mempunyai hubungan yang signifikan. Pengujian selanjutnya

menggunakan regresi berganda (multiple regression) untuk mengetahui pengaruh

variabel fundamental terhadap beta. Hasil dari uji regresi juga menunjukkan

bahwa hanya variabel pertumbuhan yang berpengaruh signifikan.

Natarsyah (2000) meneliti pengaruh faktor fundamental terhadap beta

dengan mengambil sampel 16 perusahaan industri barang konsumsi yang go

publik perioda 1990-1997. Hasil penelitian membuktikan bahwa faktor

fundamental yang berasal dari informasi laporan keuangan secara simultan

berpengaruh signifikan terhadap beta dan secara parsial ROA, rasio hutang

terhadap modal, dan nilai buku saham berpengaruh signifikan terhadap beta.

Penelitian juga dilakukan Miswanto dan Husnan (1999) dengan menguji

pengaruh variabel operating leverage, cyclicality dan ukuran perusahaan

terhadap risiko bisnis. Hasil penelitian mereka menunjukkan beta perusahaan

yang unlaverage merupakan proksi terhadap risiko bisnis. Selanjutnya diuji

pengaruh masing-masing variabel terhadap beta dengan sampel 30 perusahaan

Page 50: PROGRAM STUDI MAGISTER AKUNTANSI FAKULTAS …/Pengaruh...Disusun untuk Melengkapi Tugas-Tugas dan Memenuhi Syarat-Syarat Guna Mencapai Derajat Magister Sains Program Studi Magister

l

teraktif berdasarka volume perdagangannya selama perioda 1992-1995.

Pengujuan menunjukkan ketiga variabel secara simultan tidak berpengaruh

terhadap beta, dan secara parsial variabel cyclicaldan ukuran perusahaan

berpengaruh secara signifikan terhadap beta. Soegiarto (2002) melakukan

penelitian tentang faktor – faktor yang mempengaruhi Beta saham manufaktur di

BEJ. Faktor – faktor tersebut adalah earning variability, asset size, financial

leverage, likuidity, dividend payout ratio, asset growth dan accunting Beta. Hasil

penelitian menunjukkan bahwa hanya accounting Beta yang berpengaruh positif

dan signifikan terhadap Beta.

Tandelilin (1997) mencoba mengidentifikasi pengaruh faktor-faktor

fundamental dan makro ekonomi terhadap beta. Sampel penelitian adalah 60

perusahaan non finansial tahun 1990-1994. Nilai beta dihitung dengan

menggunakan data bulanan mulai Januari 1990 sampai dengan Desember 1994.

Variabel fundamental yang diuji meliputi 20 rasio keuangan yang dikelompokkan

menjadi rasio likuiditas, rasio laverage, rasio aktivitas, rasio profitabilitas dan

rasio pasar modal. Sedangkan untuk variabel makro menggunakan Product

Domestic Bruto (PDB), tingkat inflasi, dan tingkat bunga. Hasil penelitian

menunjukkan bahwa variabel fundamental secara simultan berpengaruh

signifikan positif terhadap beta, tetapi secara parsial menunjukkan hasil yang

tidak konsisten. Pada variabel rasio likuiditas aktiva lancar dan rasio cepat

mempunyai pengaruh signifikan negatif dan positif. Hasil ini tidak konsisten

terhadap dugaan semula, untuk rasio aktiva lancar terhadap total hutang yang

mempunyai hubungan positif dengan beta.dan net profit margin yang

Page 51: PROGRAM STUDI MAGISTER AKUNTANSI FAKULTAS …/Pengaruh...Disusun untuk Melengkapi Tugas-Tugas dan Memenuhi Syarat-Syarat Guna Mencapai Derajat Magister Sains Program Studi Magister

li

berpengaruh positif terhadap beta. Sedangkan untuk gross profit margin sesuai

harapan yaitu berpengaruh signifikan negatif. Pengujian terhadap variabel makro

menunjukkan hasil secara simultan maupun parsial ketiganya tidak berpengaruh

terhadap beta.

Penelitian Ahmed dan Lockkwood (1998) menguji faktor makro ekonomi

terhadap beta pada perioda pasar bull dan bear, serta saat perekonomian Amerika

mengalami resesi dan ekspansi. Hasilnya beta pada perioda bull dan bear secara

signifikan berbeda. Demikian juga beta pada perioda resesi berbeda dengan beta

pada perioda (1998) ekspansi. Selanjutnya Ahmed dan Lockwood menguji

perbedaan struktur model beta perioda kontraksi dan ekspansi dan membuktikan

adanya perbedaan secara signifikan. Perbedaan tersebut disebabkan adanya

perbedaan pada variabel inflasi. Tandelilin (2001) juga menunjukkan beta yang

dihitung secara terpisah pada perioda pasar yang bear dan bulish dapat

menjelaskan return saham pada perode tersebut.

Indriastuti (2001) meneliti tentang analisis pengaruh faktor fundamental

terhadap Beta saham. Faktor fundamental tersebut yaitu financial leverage,

likuiditas, pertumbuhan aktiva dan ukuran perusahaan. Hasil penelitian ini

menunjukkan bahwa sebelum krisis moneter variabel – variabel likuiditas,

financial leverage dan pertumbuhan aktiva berpengaruh signifikan terhadap beta

saham, sedangkan pada perioda selama krisis variabel financial leverage dan

pertumbuhan aktiva saja yang berpengaruh secara signifikan terhadap Beta

saham. Penelitian mengenai perubahan risiko sistematis akibat krisis moneter

yang melanda kawasan Asia telah dilakukan oleh Brooks dan Shong (2002) di

Page 52: PROGRAM STUDI MAGISTER AKUNTANSI FAKULTAS …/Pengaruh...Disusun untuk Melengkapi Tugas-Tugas dan Memenuhi Syarat-Syarat Guna Mencapai Derajat Magister Sains Program Studi Magister

lii

Kuala Lumpur Exchange. Mereka mereview kebijakan kontrol terhadap nilai

tukar ringgit terhadap $US dan kontrol terhadap lalu lintas uang di Malaysia

terhadap beta. Mereka membandingkan nilai beta pada perioda krisis moneter

dan setelah adanya kebijakan kontrol nilai tukar ringgit. Diperoleh hasil bahwa

nilai rata-rata beta setelah kebijakan kontrol nilai tukar ringgit lebih baik bila

dibandingkan dengan nilai rata-rata beta pada perioda krisis moneter.

Penelitian yang dilakukan Setiawan (2003) menunjukkan hasil variabel

fundamental yang berpengaruh terhadap beta pada perioda sebelum krisis adalah

asset growth, total asset turn over dan return on investment. Sedangkan pada

perioda selama krisis moneter menunjukkan leverage berpengaruh signifikan

terhadap beta. Hasil penelitian Setiawan (2003) juga menunjukkan struktur

model beta pada perioda sebelum krisis juga berbeda dengan struktur model beta

pada perioda selama krisis moneter yang disebabkan oleh total asset turn over.

Perbedaan struktur beta pada kondisi yang berbeda mengindikasikan investor

harus memperhatikan kondisi perekonomian saat menilai risiko sistematis.

Penelitian ini berusaha menguji kembali pengaruh variabel fundamental:

asset growth, leverage, liquidity, total asset turn over dan return on investment

terhadap beta. Sedangkan periode penelitian mencakup periode sebelum krisis

moneter (1992-1996), selama krisis moneter (1998- 2001) dan setelah krisis

moneter (2002-2007). Hal ini sesuai penelitian Bhardwarj dan Brooks (1993) dan

Tandelilin (2001) bahwa beta sebaiknya dihitung pada kondisi pasar yang

berbeda, karena beta dari waktu ke waktu tidak stasioner. Asset growth

menunjukkan pertumbuhan aktiva. Beaver, Kettler dan Scholes (1970)

Page 53: PROGRAM STUDI MAGISTER AKUNTANSI FAKULTAS …/Pengaruh...Disusun untuk Melengkapi Tugas-Tugas dan Memenuhi Syarat-Syarat Guna Mencapai Derajat Magister Sains Program Studi Magister

liii

memprediksi asset growth berpengaruh positif terhadap beta. Semakin tinggi

asset growth maka semakin tinggi nilai beta. Liquidity merupakan kemampuan

perusahaan dalam memenuhi kewajiban jangka pendeknya. Semakin tinggi rasio

liquidity, maka semakin baik kemampuan perusahaan dalam memenuhi

kewajibannya, diharapkan liquidity mempunyai pengaruh negatif terhadap beta.

Leverage adalah ukuran rata-rata kewajiban terhadap modal. Semakin tinggi

rasio leverage, maka semakin tinggi nilai beta. Rasio leverage diprediksi

berpengaruh positif terhadap beta. Total asset turn over diprediksi mempunyai

pengaruh positif terhadap beta. Semakin tinggi total asset turn over, maka

semakin tinggi nilai beta. Return on investment merupakan kemampuan

perusahaan dalam menghasilkan laba. Semakin tinggi return on investment, maka

semakin rendah nilai beta. Rasio ROI diprediksi berpengaruh negatif terhadap

beta.

C. Hipotesis Penelitian

Berdasarkan tinjauan pustaka di atas, maka hipotesis yang dapat diajukan

dalam penelitian ini adalah sebagai berikut.

H1A : Asset growth mempunyai pengaruh positif terhadap beta saham sebelum

krisis moneter.

H1B : Asset growth mempunyai pengaruh positif terhadap beta saham selama

krisis moneter.

Page 54: PROGRAM STUDI MAGISTER AKUNTANSI FAKULTAS …/Pengaruh...Disusun untuk Melengkapi Tugas-Tugas dan Memenuhi Syarat-Syarat Guna Mencapai Derajat Magister Sains Program Studi Magister

liv

H1C : Asset growth mempunyai pengaruh positif terhadap beta saham setelah

krisis moneter.

H2A : Liquidity mempunyai pengaruh negatif terhadap beta saham sebelum

krisis moneter.

H2B : Liquidity mempunyai pengaruh negatif terhadap beta saham selama krisis

moneter.

H2C : Liquidity mempunyai pengaruh negatif terhadap beta saham sebelum

krisis moneter.

H3A : Leverage mempunyai pengaruh positif terhadap beta saham sebelum

krisis moneter.

H3B : Leverage mempunyai pengaruh positif terhadap beta saham selama krisis

moneter.

H3C : Leverage mempunyai pengaruh positif terhadap beta saham setelah krisis

moneter.

H4A : Total asset turn over mempunyai pengaruh positif terhadap beta saham

sebelum krisis moneter.

H4B : Total asset turn over mempunyai pengaruh positif terhadap beta saham

selama krisis moneter.

H4C : Total asset turn over mempunyai pengaruh positif terhadap beta saham

setelah krisis moneter

H5A : Return on investment mempunyai pengaruh negatif terhadap beta saham

sebelum krisis moneter.

Page 55: PROGRAM STUDI MAGISTER AKUNTANSI FAKULTAS …/Pengaruh...Disusun untuk Melengkapi Tugas-Tugas dan Memenuhi Syarat-Syarat Guna Mencapai Derajat Magister Sains Program Studi Magister

lv

H5B : Return on investment mempunyai pengaruh negatif terhadap beta saham

selama krisis moneter.

H5C : Return on investment mempunyai pengaruh negatif terhadap beta saham

setelah krisis moneter

Risiko sistematis pada periode yang berbeda seharusnya diuji secara berbeda

(Setiawan, 2003). Machfoedz (1999) memberikan dasar yang kuat mengenai

perbedaan kondisi pasar pada periode sebelum dan selama krisis terkait dengan

kinerja emiten di BEI, yaitu kinerja perusahaan sebelum krisis jauh lebih baik

dibandingkan dengan selama krisis. Hal ini menandakan pergeseran yang

signifikan pada posisi laporan keuangan perusahaan, sehingga perlu adanya

pengujian pengaruh variabel fundamental terhadap beta pada periode sebelum

dan selama krisis, sebelum dan setelah krisis, serta selama dan setelah krisis yang

dapat diajukan dengan hipotesis berikut ini.

H6A : Ada perbedaan pengaruh variable fundamental terhadap beta saham pada

perioda sebelum, selama dan setelah krisis moneter.

Page 56: PROGRAM STUDI MAGISTER AKUNTANSI FAKULTAS …/Pengaruh...Disusun untuk Melengkapi Tugas-Tugas dan Memenuhi Syarat-Syarat Guna Mencapai Derajat Magister Sains Program Studi Magister

lvi

BAB III

METODA PENELITIAN

A. Jenis dan Sifat Penelitian

Berdasarkan tujuannya, penelitian ini termasuk penelitian terapan atau

sering disebut applied research, merupakan penelitian yang menyangkut aplikasi

teori untuk memecahkan permasalahan tertentu. Penelitian ini bersifat hypothesis

testing yaitu penelitian yang menggambarkan dan menjelaskan variabel-variabel

independen untuk menganalisis bagaimana pengaruhnya terhadap variabel

dependen.

B. Populasi dan Sampel

Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh perusahaan manufaktur yang

listing di BEI tahun 1992-2007. Pengambilan sampel dilakukan dengan

menggunakan teknik purposive sampling dengan tujuan untuk mendapatkan

sampel yang representatif sesuai dengan kriteria yang telah ditentukan. Adapun

kriteria yang digunakan untuk memilih sampel adalah sebagai berikut.

Page 57: PROGRAM STUDI MAGISTER AKUNTANSI FAKULTAS …/Pengaruh...Disusun untuk Melengkapi Tugas-Tugas dan Memenuhi Syarat-Syarat Guna Mencapai Derajat Magister Sains Program Studi Magister

lvii

1. Data yang digunakan adalah data saham–saham perusahaan manufaktur yang

masuk secara terus menerus ke dalam populasi penelitian dari tahun 1992–

2007.

2. Menerbitkan laporan keuangan setiap tahun selama tahun 1992-2007 secara

berturut–turut.

3. Perusahaan tidak melakukan merger dan akuisisi selama perioda 1992-2007.

Berdasarkan pengamatan pada ICMD tahun 1992-2007 diperoleh jumlah

populasi perusahaan manufaktur sebanyak 435 perusahaan.Dari 435

perusahaan tersebut, setelah dilakukan pengamatan lebih lanjut hingga tahun

2007 yang memenuhi syarat untuk dijadikan sampel penelitian sebanyak 135

perusahaan, yang terdiri dari 48 sampel sebelum, 55 sampel selama dan 50

sampel setelah krisis moneter. Adapun proses pengambilan sampel dapat

dilihat pada tabel di bawah ini.

Tabel III. 1 Proses Pengambilan Sampel

No. Keterangan Jumlah

1. Perusahaan industri manufaktur di BEI yang

Tercatat pada perioda :

- Sebelum krisis 144

- Selama krisis 142

- Setelah krisis 149

2. Perusahaan menerbitkan laporan keuangan

selama perioda 1992-2007 435

45

Page 58: PROGRAM STUDI MAGISTER AKUNTANSI FAKULTAS …/Pengaruh...Disusun untuk Melengkapi Tugas-Tugas dan Memenuhi Syarat-Syarat Guna Mencapai Derajat Magister Sains Program Studi Magister

lviii

3. Perusahaan tidak melakukan merger dan akuisisi selama perioda

1992-2007 pada perioda :

- Sebelum krisis 48

Tabel III. 1

Proses Pengambilan Sampel (Lanjutan)

- Selama krisis 55

- Setelah krisis 50

Jumlah sampel 135

C. Sumber dan Metoda Pengumpulan Data

Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data sekunder, yaitu

data yang diperoleh secara tidak langsung dengan melalui media perantara. Data

sekunder yang digunakan dalam penelitian ini berupa laporan keuangan tahunan

perusahaan manufaktur yang telah diaudit selama perioda 1992-2007. Metoda

pengumpulan data yang digunakan adalah metoda dokumentasi. Perioda

pengamatan dibagi menjadi tiga bagian yaitu sebelum krisis moneter tahun 1992-

1996, selama krisis moneter tahun 1998-2001, dan perioda setelah krisis moneter

tahun 2002-2007. Khusus tahun 1997 tidak dimasukkan dalam perioda krisis,

karena pada tahun ini ada dua perioda, yaitu sebelum krisis moneter Januari

sampai Mei 1997 dan mulainya krisis moneter yang ditandai dengan anjloknya

nilai rupiah terhadap dollar US pada bulan Juni 1997, sehingga penelitian untuk

perioda krisis dimulai dari tahun 1998. Hal ini untuk menghindari adanya bias cut

off perioda sebelum krisis dan setelah krisis moneter. Cut off perioda pasca krisis

adalah tahun 2001 dan 2002 dengan tolok ukur pertumbuhan Gross Domestic

Page 59: PROGRAM STUDI MAGISTER AKUNTANSI FAKULTAS …/Pengaruh...Disusun untuk Melengkapi Tugas-Tugas dan Memenuhi Syarat-Syarat Guna Mencapai Derajat Magister Sains Program Studi Magister

lix

Product (GDP) dan tingkat suku bunga serta nilai tukar rupiah terhadap mata

uang asing khususnya dollar Amerika (Hill Hal, 2007).

D. Definisi Operasional Variabel

Berdasarkan permasalahan yang ada maka dapat diajukan definisi konsep

dan operasional serta indikator empirik yang ada dari masing – masing variabel :

1. Faktor-faktor fundamental

Adalah faktor-faktor dasar yang berkaitan dengan kondisi keuangan

perusahaan. Dalam penelitian ini, faktor-faktor yang akan dipakai adalah :

a) Asset growth

Asset growth adalah perubahan tahunan dari aktiva total (Hartono, 2000).

Bentuk matematisnya adalah :

1-t

1t

Aktiva Total

Aktiva Total Growth Asset --= taTotalaktiv

Dari rumus asset growth per tahun tersebut kemudian dihitung rata-

ratanya (average growth) sebagai berikut :

Average growth =T

growthT

lttå

=

b) Liquidity

Liquidity adalah kemampuan perusahaan atau badan usaha untuk

memenuhi kewajiban finansiilnya yang harus segera dipenuh (Wild,

2004)

Faktor likuiditas yang akan dipakai adalah current ratio.

Page 60: PROGRAM STUDI MAGISTER AKUNTANSI FAKULTAS …/Pengaruh...Disusun untuk Melengkapi Tugas-Tugas dan Memenuhi Syarat-Syarat Guna Mencapai Derajat Magister Sains Program Studi Magister

lx

Formulasi yang digunakan yaitu :

Lancar Hutang TotalLancar Aktiva Total

Liquidity =

Dari rumus liquidity per tahun dapat dihitung rata-rata liquidity (average

liquidity) sebagai berikut :

Average liquidity = T

liquidityT

lttå

=

c) Leverage

Leverage mengukur seberapa besar dana operasional perusahaan yang

didanai dari hutang (Wild, 2004)

Faktor leverage yang akan dipakai adalah total debt to total asset ratio,

dengan rumus:

Aktiva TotalHutang Total

Leverage =

Dari rumus leverage per tahun di atas dapat dihitung rata-ratanya (average

leverage) sebagai berikut :

Average leverage = T

leverageT

lttå

=

d) Aktivitas

Rasio Aktivitas mengukur seberapa efektif perusahaan mampu

menggunakan sumber-sumber dananya untuk menciptakan penjualan dan

mendapatkan laba (Wild, 2004)

Page 61: PROGRAM STUDI MAGISTER AKUNTANSI FAKULTAS …/Pengaruh...Disusun untuk Melengkapi Tugas-Tugas dan Memenuhi Syarat-Syarat Guna Mencapai Derajat Magister Sains Program Studi Magister

lxi

Rasio aktivitas yang digunakan adalah Total Assets Turn Over (TATO).

Rumus yang digunakan :

Aktiva TotalPenjualan

TATO =

Dari rumus TATO per tahun tersebut kemudian dihitung rata-rata TATO

(average TATO) sebagai berikut :

Average TATO = T

growthT

lttå

=

e) Profitabilitas

Profitabilitas menunjukkan kemampuan dari perusahaan dalam

menghasilkan laba (Wild, 2004)

ROI, ditentukan menggunakan rumus :

Aktiva TotalEAT

ROI =

Dari rumus ROI per tahun tersebut kemudian dihitung rata-rata ROI

(average ROI) sebagai berikut :

Average ROI = T

growthT

lttå

=

2. Beta saham

Definisi operasional : Indeks beta menunjukkan sensitivitas tingkat

pengembalian saham terhadap tingkat pengembalian indeks pasar yang telah

disesuaikan dengan tingkat pengembalian bebas risiko.

Page 62: PROGRAM STUDI MAGISTER AKUNTANSI FAKULTAS …/Pengaruh...Disusun untuk Melengkapi Tugas-Tugas dan Memenuhi Syarat-Syarat Guna Mencapai Derajat Magister Sains Program Studi Magister

lxii

Beta saham dihitung dengan single index model, yaitu menggunakan

data return perusahaan bulanan dan data return pasar bulanan. Return bulanan

dihitung berdasarkan data harga saham pada akhir bulanan, sedangkan return

pasar bulanan menggunakan IHSG pada akhir bulan.

Rumus single index model adalah sebagai berikut :

Rit = a i + b i (Rmt) + e i

Dimana :

Ri = return bulanan sekuritas ke-i,

a i = nilai ekspektasi dari return sekuritas yang independen terhadap return

pasar,

b i = koefisien untuk mengukur Ri akibat perubahan Rmt,

Rmt = return pasar bulanan, dan

e i = kesalahan residu yang merupakan variabel acak dengan nilai ekseptasinya

sama dengan nol atau E(ei) = 0.

Koreksi Beta Saham

Mengkoreksi beta saham di atas alasannya adalah beta yang belum

disesuaikan masih merupakan beta yang bias disebabkan oleh perdagangan

yang tidak sinkron (non-synchronous trading). Perdagangan tidak sinkron ini

terjadi di pasar yang transaksi perdagangannya jarang terjadi atau disebut

dengan pasar yang tipis (thin market). Pasar yang tipis merupakan varia dari

pasar modal yang sedang berkembang, sehingga perlu dikoreksi. Metoda

yang digunakan dalam koreksi bias beta pada penelitian ini adalah metoda

Page 63: PROGRAM STUDI MAGISTER AKUNTANSI FAKULTAS …/Pengaruh...Disusun untuk Melengkapi Tugas-Tugas dan Memenuhi Syarat-Syarat Guna Mencapai Derajat Magister Sains Program Studi Magister

lxiii

Fowler dan Rorke. Penelitian yang menguji kebiasan beta di BEJ dengan

menggunakan metoda Fowler dan Rorke telah dilakukan oleh banyak peneliti

yaitu Setiawan (2003) dan Hartono (1999) dengan hasil bahwa metoda

Fowler dan Rorke merupakan metoda yang paling mampu mengurangi bias

di beta sekuritas baik untuk data return yang berdistribusi normal (satu lag

dan satu lead) maupun data return berdistribusi tidak normal (empat lead dan

empat lag). Metoda yang digunakan untuk menghitung bias beta dengan

menggunakan metoda Fowler dan Rorke untuk perioda satu lead dan satu lag

adalah berikut ini.

Rit = a i + b i-1Rmt-1 + b i

0 Rmt + b i+1 Rmt +1 + e it

Untuk memperoleh bobot dalam penghitungan beta koreksi menggunakan

rumus sebagai berikut.

Rmt = a i + r 1 Rmt-1 + e it

Wi 1 2 l

1 1

rr

++

=

Bobot (Wi) yang diperoleh dari persamaan terlebih dahulu digunakan untuk

menghitung beta koreksi sebagai berikut.

b i = Wi .b i-1 + b i

0 + Wi .b i+1

E. Model Penelitian

Page 64: PROGRAM STUDI MAGISTER AKUNTANSI FAKULTAS …/Pengaruh...Disusun untuk Melengkapi Tugas-Tugas dan Memenuhi Syarat-Syarat Guna Mencapai Derajat Magister Sains Program Studi Magister

lxiv

Model penelitian ini secara grafis dapat digambarkan sebagai berikut :

Gambar III.1

Model Penelitian

F. Teknik Analisis Data

1. Statistik Deskriptif

Penggunaan metoda statistik deskriptif bertujuan untuk memberikan

gambaran atau deskripsi hasil pengolahan data, diantaranya dilihat dari nilai

minimal, maksimal, rata-rata, dan standar deviasi. Analisis ini

mendeskripsikan data sampel yang telah terkumpul dan diolah tanpa

membuat kesimpulan yang berlaku umum.

2. Analisis Regresi Berganda

Analisis data yang digunakan untuk menguji hipotesis dalam penelitian ini

adalah regresi linier berganda dengan rumus :

e++++++= 5544332211 XbXbXbXbXbaY

Keterangan :

Asset growth

BETA SAHAM

Liquidity

Leverage

TATO

ROI

Page 65: PROGRAM STUDI MAGISTER AKUNTANSI FAKULTAS …/Pengaruh...Disusun untuk Melengkapi Tugas-Tugas dan Memenuhi Syarat-Syarat Guna Mencapai Derajat Magister Sains Program Studi Magister

lxv

Y = beta saham koreksian (= b i),

a = konstanta,

e = error,

b1-b5 = koefisien regresi,

X1 = asset growth,

X2 = liquidity,

X3 = leverage,

X4 = total asset turn over, dan

X5 = return on investment.

Persamaan regresi linier berganda di atas masing-masing dianalisis untuk

perioda sebelum krisis moneter, selama krisis moneter dan setelah krisis

moneter.

3. Pengujian Asumsi Klasik

Sebelum hasil analisis regresi berganda tersebut digunakan untuk

menguji hipotesis, maka terlebih dahulu dilakukan uji asumsi klasik.

Pengujian terhadap asusmsi klasik yang dilakukan meliputi :

a. Uji normalitas

Uji normalitas adalah pengujian tentang kenormalan distribusi data.

Penggunaan uji normalitas bertujuan untuk menguji apakah dalam model

regresi, variabel dependen, variabel independen atau keduanya mempunyai

distribusi normal atau tidak. Pengujian normalitas dalam penelitian ini

menggunakan dalil yang disebut central limited theorem (CLT). Teori ini

Page 66: PROGRAM STUDI MAGISTER AKUNTANSI FAKULTAS …/Pengaruh...Disusun untuk Melengkapi Tugas-Tugas dan Memenuhi Syarat-Syarat Guna Mencapai Derajat Magister Sains Program Studi Magister

lxvi

mengasumsikan apabila jumlah sampel penelitian lebih besar dari 30 maka di

asumsikan bahwa data dalam penelitian telah terdistribusi dengan normal.

b. Uji multikolinearitas

Uji multikolinearitas merupakan bentuk pengujian untuk asumsi

dalam analisis regresi berganda. Asumsi dalam uji multikolinearitas

menyatakan bahwa variabel independen harus terbebas dari gejala

multikolinearitas. Uji ini bertujuan untuk menguji apakah pada model

regresi ditemukan adanya korelasi antar variabel independen.

Multikolinearitas hampir selalu ada dalam model persamaan regresi yang

menggunakan lebih dari dua variabel bebas. Jika terjadi korelasi maka

dinamakan terdapat problem multikolinearitas. Pada model yang baik

seharusnya tidak terjadi korelasi diantara variabel independen. Menurut

Ghozali (2005) pedoman untuk mengetahui apakah model regresi tersebut

bebas multikolinearitas dapat diukur dengan nilai Variance Inflation

Factor (VIF). Multikolinearitas tidak terjadi apabila nilai VIF tidak lebih

dari 10.

c. Uji autokorelasi

Uji autokorelasi merupakan pengujian asumsi dalam regresi dimana

variabel dependen tidak berkorelasi dengan dirinya sendiri. Maksud

korelasi dengan diri sendiri adalah bahwa nilai dari variable dependen

tidak berhubungan dengan nilai variabel itu sendiri, baik nilai perioda

sebelumnya atau sesudahnya. Uji ini bertujuan untuk menguji apakah

dalam sebuah model regresi linier ada korelasi antara kesalahan

Page 67: PROGRAM STUDI MAGISTER AKUNTANSI FAKULTAS …/Pengaruh...Disusun untuk Melengkapi Tugas-Tugas dan Memenuhi Syarat-Syarat Guna Mencapai Derajat Magister Sains Program Studi Magister

lxvii

pengganggu pada perioda t dengan kesalahan pada priode t-1. Jika terjadi

korelasi dinamakan ada problem autokorelasi. Model regresi yang baik

adalah regresi yang bebas autokorelasi. Cara mendeteksi autokorelasi

dapat dilakukan dengan menggunakan besaran Durbin – Watson (DW).

Data yang dipergunakan bersifat time series. Asumsinya adalah, jika nilai

DW lebih kecil dari minus dua (-2), maka dapat diartikan terjadi gejala

autokorelasi positif. Jika nilai DW lebih besar dari dua (+2), maka dapat

diartikan terjadi gejala autokorelasi negatif, sedangkan jika nilai DW

berada antara minus dua (-2) sampai dengan dua (2), maka dapat diartikan

tidak terjadi gejala autokorelasi. (Ghozali,2005)

d. Uji heterokedastisitas

Asumsi heterokedastisitas adalah asumsi dalam regresi dimana

varians dari residual tidak sama untuk satu pengamatan ke pengamatan

yang lain. Dalam regresi, salah satu asumsi yang harus dipenuhi adalah

bahwa varians dari residual dari satu pengamatan ke pengamatan yang

lain tidak mmemiliki pola tertentu. Pola yang tidak sama ini ditunjukkan

dengan nilai yang tidak sama antar satu varians dalam residual. Gejala

varians yang tidak sama disebut dengan gejala heterokedastisitas,

sedangkan gejala varians residual yang sama dari satu pengamatan ke

pengamatan yang lain disebut homokedastisitas. Salah satu uji untuk

menguji heterokedastisitas adalah dengan melihat penyebaran dari varians

residual. Model regresi yang baik adalah tidak terjadi heterokedastisitas.

Mendeteksi heterokedastisitas adalah dengan melihat ada atau tidaknya

Page 68: PROGRAM STUDI MAGISTER AKUNTANSI FAKULTAS …/Pengaruh...Disusun untuk Melengkapi Tugas-Tugas dan Memenuhi Syarat-Syarat Guna Mencapai Derajat Magister Sains Program Studi Magister

lxviii

pola tertentu pada grafik, diamana sumbu X adalah Y yang tidak

diprediksi, Y adalah residual (Y prediksi – Y sesunguhnya) yang telah di

– studentized. Dengan dasar jika ada pola – pola tertentu yang teratur

(melebar, melebar kemudian menyempit) maka telah terjadi

heterokedastisitas, dan apabila pola tidak jelas, serta titik – titik menyebar

diatas dan dibawah angka 0 pada sumbu Y maka tidak terjadi

heterokedastisitas. Akibat dari heterokedastisitas adalah varians koefisien

regresi tidak minimum, confiden interval semakin besar sehingga uji

signifikansi tidak akurat dan menghasilkan kesimpulan yang salah.

(Ghozali,2005)

4. Pengujian Hipótesis

a. Nilai F

Nilai F dilakukan untuk mengetahui apakah variabel independen

secara bersama-sama mempunyai pengaruh terhadap variabel dependen.

Uji F ini menggunakan tingkat signifikansi 5%.

Langkah-langkah yang dilakukan adalah :

1) Menentukan Hipotesis

Ho : Variabel independen secara bersama-sama tidak berpengaruh

terhadap variabel dependen

Ha : Variabel independen secara bersama-sama berpengaruh terhadap

variabel dependen

2) Menentukan kriteria pengujian

Ho diterima dan Ha ditolak bila Fhitung £ Ftabel

Page 69: PROGRAM STUDI MAGISTER AKUNTANSI FAKULTAS …/Pengaruh...Disusun untuk Melengkapi Tugas-Tugas dan Memenuhi Syarat-Syarat Guna Mencapai Derajat Magister Sains Program Studi Magister

lxix

Ho ditolak dan Ha diterima bila Fhitung > Ftabel

Dimana Fhitung adalah nilai F dari hasil printout software dan Ftabel

adalah F (a , k-1, N-k). N = jumlah pengamatan dan K = jumlah

parameter (koefisien regresi dan konstanta).

2. Nilai t

Nilai t dimaksudkan untuk mengetahui pengaruh variabel independen

terhadap variabel dependen secara parsial. Uji ini menggunakan taraf

signifikan 5%. Langkah-langkah yang harus dilakukan adalah :

a. Merumuskan hipotesis

1) Pengujian Hipotesis Pertama:

Pengujian hipotesis yang pertama ini dapat diformulasikan sebagai

berikut :

Ho1 : b1 £ 0 Asset growth tidak berpengaruh positif terhadap beta

saham

Ha1 : b1 > 0 Asset growth berpengaruh positif terhadap beta

saham

Kriteria pengujian yang digunakan untuk menerima atau menolak Ha1

adalah :

Jika p<a , maka Ha1 diterima dan Ho1 ditolak; tetapi jika p

³ a , maka Ha1 ditolak dan Ho1 diterima.

Pengujian hipotesis ini dilakukan pada perioda sebelum krisis

moneter, selama krisis moneter dan seteleh krisis moneter.

2) Pengujian Hipotesis Kedua

Page 70: PROGRAM STUDI MAGISTER AKUNTANSI FAKULTAS …/Pengaruh...Disusun untuk Melengkapi Tugas-Tugas dan Memenuhi Syarat-Syarat Guna Mencapai Derajat Magister Sains Program Studi Magister

lxx

Pengujian hipotesis yang kedua ini dapat diformulasikan

sebagai berikut :

Ho2 : b1 ³ 0 Liquidity tidak berpengaruh negatif terhadap beta

saham

Ha2 : b1 < 0 Liquidity berpengaruh negatif terhadap beta saham

Kriteria pengujian yang digunakan untuk menerima atau menolak Ha2

adalah :

Jika p<a , maka Ha2 diterima dan Ho2 ditolak; tetapi jika p

³ a , maka Ha2 ditolak dan Ho2 diterima.

Pengujian hipotesis ini dilakukan pada perioda sebelum krisis

moneter, selama krisis moneter dan seteleh krisis moneter.

3) Pengujian Hipotesis Ketiga

Pengujian hipotesis yang ketiga ini dapat diformulasikan sebagai

berikut :

Ho3 : b1 £ 0 Leverage tidak berpengaruh positif terhadap beta

saham

Ha3 : b1 > 0 Leverage berpengaruh positif terhadap beta saham

Kriteria pengujian yang digunakan untuk menerima atau menolak Ha3

adalah :

Jika p<a , maka Ha3 diterima dan Ho3 ditolak; tetapi jika p

³ a , maka Ha3 ditolak dan Ho3 diterima.

Pengujian hipotesis ini dilakukan pada perioda sebelum krisis

moneter, selama krisis moneter dan seteleh krisis moneter.

Page 71: PROGRAM STUDI MAGISTER AKUNTANSI FAKULTAS …/Pengaruh...Disusun untuk Melengkapi Tugas-Tugas dan Memenuhi Syarat-Syarat Guna Mencapai Derajat Magister Sains Program Studi Magister

lxxi

4) Pengujian Hipotesis Keempat

Pengujian hipotesis yang keempat ini dapat diformulasikan

sebagai berikut :

Ho4 : b1 £ 0 Total asset turn over tidak berpengaruh positif terhadap

beta saham

Ha4 : b1 > 0 Total asset turn over berpengaruh positif terhadap

beta saham

Kriteria pengujian yang digunakan untuk menerima atau menolak Ha4

adalah :

Jika p<a , maka Ha4 diterima dan Ho4 ditolak; tetapi jika p

³ a , maka Ha4 ditolak dan Ho4 diterima.

Pengujian hipotesis ini dilakukan pada perioda sebelum krisis

moneter, selama krisis moneter dan seteleh krisis moneter.

5) Pengujian Hipotesis Kelima

Pengujian hipotesis yang kelima ini dapat diformulasikan

sebagai berikut :

Ho5 : b1 ³ 0 Return on investment tidak berpengaruh negatif

terhadap beta saham

Ha5 : b1 < 0 Leverage berpengaruh negatif terhadap beta saham

Kriteria pengujian yang digunakan untuk menerima atau menolak Ha5

adalah :

Jika p<a , maka Ha5 diterima dan Ho5 ditolak; tetapi jika p

³ a , maka Ha5 ditolak dan Ho5 diterima.

Page 72: PROGRAM STUDI MAGISTER AKUNTANSI FAKULTAS …/Pengaruh...Disusun untuk Melengkapi Tugas-Tugas dan Memenuhi Syarat-Syarat Guna Mencapai Derajat Magister Sains Program Studi Magister

lxxii

Pengujian hipotesis ini dilakukan pada perioda sebelum krisis

moneter, selama krisis moneter dan seteleh krisis moneter.

a. Menentukan Kriteria Pengujian

Ho diterima bila,

b. Menentukan nilai Thitung dengan rumus :

bi

Thitung = ________

S0 (bi)

Hasil Thitung dibandingkan Ttabel

Kriteria penerimaan :

H0 diterima bila Thitung < Ttabel

Ha diterima bila Thitung > Ttabel

Alternatif lain untuk pengujian hipotesis ini dapat juga dilakukan melalui

hasil regresi yang menggunakan program SPSS dengan membandingkan

tingkat signifikansi (Sig.t) masing-masing variabel bebas dengan taraf

signifikan a = 0,05. Apabila Tingkat signifikansinya (Sig.t) lebih kecil

daripada a = 0,05, maka Ha diterima, artinya secara parsial variabel

bebas tersebut berpengaruh terhadap variabel terikat beta saham.

Sebaliknya apabila tingkat signifikansinya lebih besar daripada a = 0,05,

maka H0 diterima artinya secara parsial variabel bebas tersebut tidak

berpengaruh secara signifikan terhadap variabel terikat beta saham.

4. Pengujian Stabilitas Struktural

Pengujian stabilitas struktural ini digunakan untuk menguji stabilitas

model regresi selama tiga perioda yaitu perioda sebelum krisis, selama krisis

Page 73: PROGRAM STUDI MAGISTER AKUNTANSI FAKULTAS …/Pengaruh...Disusun untuk Melengkapi Tugas-Tugas dan Memenuhi Syarat-Syarat Guna Mencapai Derajat Magister Sains Program Studi Magister

lxxiii

dan setelah krisis yang dilakukan dengan metoda modifikasi Chow Test, yaitu

menggunakan model variabel dummy (D) dimana pada perioda sebelum

krisis nilai D = 0, pada saat krisis nilai D = 1 dan setelah krisis nilai D = 2.

Rumus persamaan regresi berganda dengan menggunakan variabel dummy

sebagai berikut :

Y = a1 + a2D + b1X1 + b2X2 + b3X3 + b4X4 + b5 X5 + d1DX1 +

d2DX2 + d3DX3 + d4DX4 + d5DX5 + e

D = variabel dummy (Setiawan, 2003)

5. Uji Beda

Uji beda dalam penelitian ini bertujuan untuk menguji apakah

analisis fundamental dan beta berbeda pada perioda sebelum, selama dan

sesudah krisis moneter. Alat uji yang digunakan adalah Kruskal-Wallis Test.

Sedangkan untuk mengetahui apakah terdapat perbedaan beta sebelum dan

sesudah, sebelum dan selema dan selama dan sesudah krisis moneter maka

alat analisis yang digunakan adalah t test.

BAB IV

ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN

A. Analisis Deskriptif

Page 74: PROGRAM STUDI MAGISTER AKUNTANSI FAKULTAS …/Pengaruh...Disusun untuk Melengkapi Tugas-Tugas dan Memenuhi Syarat-Syarat Guna Mencapai Derajat Magister Sains Program Studi Magister

lxxiv

Deskripsi statistik terhadap risiko sistematis yang diukur dengan beta

dan variabel-variabel digunakan dalam penelitian ini tersaji pada tabel berikut

ini.

Tabel IV.1 Deskripsi Statistik Data Keseluruhan

N Minimum Maximum Mean Std. Deviation ROI 600 -101.75 116.08 5.5855 14.46534 LIQ 600 .04 13.80 1.9485 1.62035 LEV 600 .08 2.63 .5835 .34200 TATO 600 .00 3.27 .9347 .55256 GROWTH 600 -.89 8.71 .1840 .51640 BETA 600 -.04 3.76 2.2699 .86338 Valid N (listwise) 600

Hasil Pengolahan Data

Hasil uji statistik deksriptif secara keseluruhan diperoleh jumlah sampel

sebanyak 600 sampel dari tahun 1992 sampai dengan tahun 2004 minus tahun

1997. Hasil statistik deskriptif menunjukan bahwa variabel return on investment

(ROI) memiliki nilai minimum sebesar -101.75 dengan nilai maksimum 116.08.

Nilai rata-rata return on investment sebesar 5.58 dengan standar deviasi sebesar

14.46.

Variabel likuiditas perusahaan memiliki nilai minimum sebesar 0.04

dengan nilai maksimum 13.80. Nilai rata-rata likuiditas perusahaan sebesar 1.94

dengan standar deviasi sebesar 1.62.

Variabel leverage memiliki nilai minimum sebesar 0.08 dengan nilai

maksimum 2.63. Nilai rata-rata leverage sebesar 0.58 dengan standar deviasi

sebesar 0.34.

63

Page 75: PROGRAM STUDI MAGISTER AKUNTANSI FAKULTAS …/Pengaruh...Disusun untuk Melengkapi Tugas-Tugas dan Memenuhi Syarat-Syarat Guna Mencapai Derajat Magister Sains Program Studi Magister

lxxv

Variabel total asset turn over memiliki nilai minimum sebesar 0.00

dengan nilai maksimum 3.27. Nilai rata-rata total asset turn over sebesar 0.93

dengan standar deviasi sebesar 0.55.

Variabel pertumbuhan perusahaan memiliki nilai minimum sebesar -0.89

dengan nilai maksimum 8.71. Nilai rata-rata pertumbuhan perusahaan sebesar

0.18 dengan standar deviasi sebesar 0.54.

Variabel beta saham memiliki nilai minimum sebesar -0.04 dengan nilai

maksimum 3.76. Nilai rata-rata beta sebesar 2.26 dengan standar deviasi sebesar

0.86.

Hasil uji statistik deskriptif untuk variabel sebelum krisis moneter tersaji

pada tabel berikut ini.

Tabel IV.2 Deskripsi Statistik Sebelum krisis

N Minimum Maximum Mean Std. Deviation ROI 240 -26.31 39.51 7.6467 7.75464 LIQ 240 .48 13.80 1.9545 1.46540 LEV 240 .08 1.20 .4694 .19293 TATO 240 .14 2.58 .8285 .46546 GROWTH 240 -.45 2.51 .2351 .34193 BETA 240 1.30 3.76 2.6831 .30349 Valid N (listwise) 240

Sumber : Hasil Pengolahan Data

Jumlah sampel sebelum krisis sebanyak 240 yaitu 48 perusahaan per

tahun dari 1992 sampai dengan 1996. Hasil statistk deskriptif menunjukan bahwa

variabel return on investment (ROI) memiliki nilai minimum sebesar -26.31

dengan nilai maksimum 39.51. Nilai rata-rata return on investment sebesar 7.64

dengan standar deviasi sebesar 7.75.

Page 76: PROGRAM STUDI MAGISTER AKUNTANSI FAKULTAS …/Pengaruh...Disusun untuk Melengkapi Tugas-Tugas dan Memenuhi Syarat-Syarat Guna Mencapai Derajat Magister Sains Program Studi Magister

lxxvi

Variabel likuiditas perusahaan memiliki nilai minimum sebesar 0.48

dengan nilai maksimum 13.80. Nilai rata-rata likuiditas perusahaan sebesar 1.95

dengan standar deviasi sebesar 1.46.

Variabel leverage memiliki nilai minimum sebesar 0.08 dengan nilai

maksimum 1.20. Nilai rata-rata leverage sebesar 0.46 dengan standar deviasi

sebesar 0.19.

Variabel total asset turn over memiliki nilai minimum sebesar 0.14

dengan nilai maksimum 2.58. Nilai rata-rata total asset turn over sebesar 0.82

dengan standar deviasi sebesar 0.46.

Variabel pertumbuhan perusahaan memiliki nilai minimum sebesar -0.45

dengan nilai maksimum 2.51. Nilai rata-rata pertumbuhan perusahaan sebesar

0.23 dengan standar deviasi sebesar 0.34.

Variabel beta memiliki nilai minimum sebesar 1.30 dengan nilai

maksimum 3.76. Nilai rata-rata beta sebesar 2.68 dengan standar deviasi sebesar

0.30.

Hasil uji statistik deskriptif untuk variabel selama krisis moneter tersaji

pada tabel berikut ini.

Tabel IV.3 Deskripsi Statistik Selama krisis

N Minimum Maximum Mean Std. Deviation

Page 77: PROGRAM STUDI MAGISTER AKUNTANSI FAKULTAS …/Pengaruh...Disusun untuk Melengkapi Tugas-Tugas dan Memenuhi Syarat-Syarat Guna Mencapai Derajat Magister Sains Program Studi Magister

lxxvii

ROI 110 -83.88 43.63 1.3090 19.99685 LIQ 110 .06 12.30 1.7711 1.89892 LEV 110 .08 1.85 .7181 .36094 TATO 110 .00 3.27 .8966 .61853 GROWTH 110 -.81 3.55 .2087 .53919 BETA 110 2.30 3.48 2.6808 .22849 Valid N (listwise) 110

Sumber : Hasil Pengolahan Data

Jumlah sampel selama krisis sebanyak 110 yaitu 55 perusahaan per tahun

dari 1998 sampai dengan 1999. Hasil statistik deskriptif menunjukan bahwa

variabel return on investment (ROI) memiliki nilai minimum sebesar -83.88

dengan nilai maksimum 43.63. Nilai rata-rata return on investment sebesar 1.30

dengan standar deviasi sebesar 19.99.

Variabel likuiditas perusahaan memiliki nilai minimum sebesar 0.06

dengan nilai maksimum 12.30. Nilai rata-rata likuiditas perusahaan sebesar 1.71

dengan standar deviasi sebesar 1.89.

Variabel leverage memiliki nilai minimum sebesar 0.08 dengan nilai

maksimum 1.85. Nilai rata-rata leverage sebesar 0.71 dengan standar deviasi

sebesar 0.36.

Variabel total asset turn over memiliki nilai minimum sebesar 0.00

dengan nilai maksimum 3.27. Nilai rata-rata total asset turn over sebesar 0.89

dengan standar deviasi sebesar 0.61.

Variabel pertumbuhan perusahaan memiliki nilai minimum sebesar -0.81

dengan nilai maksimum 3.55. Nilai rata-rata pertumbuhan perusahaan sebesar

0.20 dengan standar deviasi sebesar 0.53.

Page 78: PROGRAM STUDI MAGISTER AKUNTANSI FAKULTAS …/Pengaruh...Disusun untuk Melengkapi Tugas-Tugas dan Memenuhi Syarat-Syarat Guna Mencapai Derajat Magister Sains Program Studi Magister

lxxviii

Variabel beta memiliki nilai minimum sebesar 2.30 dengan nilai

maksimum 3.48. Nilai rata-rata beta sebesar 2.68 dengan standar deviasi sebesar

0.22.

Hasil uji statistik deskriptif untuk variabel setelah krisis moneter tersaji

pada tabel berikut ini.

Tabel IV.4 Deskripsi Statistik Setelah Krisis

N Minimum Maximum Mean Std. Deviation ROI 250 -101.75 116.08 5.4885 16.07542 LIQ 250 .04 13.05 2.0208 1.63009 LEV 250 .11 2.63 .6338 .40686 TATO 250 .00 2.57 1.0533 .57744 GROWTH 250 -.89 8.71 .1241 .62900 BETA 250 -.04 3.26 1.6924 1.05257 Valid N (listwise) 250

Sumber : Hasil Pengolahan Data

Jumlah sampel selama krisis sebanyak 250 yaitu 50 perusahaan per tahun

dari 2000 sampai dengan 2004. Hasil statistik deskriptif menunjukan bahwa

variabel return on investment (ROI) memiliki nilai minimum sebesar -110.75

dengan nilai maksimum 116.08. Nilai rata-rata return on investment sebesar 5.48

dengan standar deviasi sebesar 16.07.

Variabel likuiditas perusahaan memiliki nilai minimum sebesar 0.04

dengan nilai maksimum 13.05. Nilai rata-rata likuiditas perusahaan sebesar 2.02

dengan standar deviasi sebesar 1.63.

Variabel leverage memiliki nilai minimum sebesar 0.11 dengan nilai

maksimum 2.63. Nilai rata-rata leverage sebesar 0.63 dengan standar deviasi

sebesar 0.40.

Page 79: PROGRAM STUDI MAGISTER AKUNTANSI FAKULTAS …/Pengaruh...Disusun untuk Melengkapi Tugas-Tugas dan Memenuhi Syarat-Syarat Guna Mencapai Derajat Magister Sains Program Studi Magister

lxxix

Variabel total asset turn over memiliki nilai minimum sebesar 0.00

dengan nilai maksimum 2.57. Nilai rata-rata total asset turn over sebesar 1.05

dengan standar deviasi sebesar 0.57.

Variabel pertumbuhan perusahaan memiliki nilai minimum sebesar -0.89

dengan nilai maksimum 8.71. Nilai rata-rata pertumbuhan perusahaan sebesar

0.12 dengan standar deviasi sebesar 0.62.

Variabel beta saham memiliki nilai minimum sebesar -0.04 dengan nilai

maksimum 3.26. Nilai rata-rata beta saham sebesar 1.69 dengan standar deviasi

1.05.

B. Pengujian Hipotesis

1. Analisis Regresi Berganda Sebelum Krisis Moneter

Sebelum hasil analisis regresi digunakan dalam pengujian hipotesis,

maka terlebih dahulu dilakukan uji asumsi klasik berikut ;

a. Uji Normalitas

Uji normalitas bertujuan menguji apakah dalam model penelitian

variabel terdistribusi secara normal. Pengujian normalitas dalam penelitian ini

menggunakan dalil yang disebut central limited theorem (CLT). Jumlah

sampel penelitian lebih besar dari 30 maka diasumsikan bahwa data dalam

penelitian telah terdistribusi dengan normal.

b. Uji Multikolinieritas

Uji multikolinieritas dilakukan dengan metoda tolerance value atau

Variance Inflation Factor (VIF). Hasil analisis menunjukkan bahwa nilai VIP

Page 80: PROGRAM STUDI MAGISTER AKUNTANSI FAKULTAS …/Pengaruh...Disusun untuk Melengkapi Tugas-Tugas dan Memenuhi Syarat-Syarat Guna Mencapai Derajat Magister Sains Program Studi Magister

lxxx

variabel independen di bawah nilai 10 dan tolerance value di atas 0,10. Dapat

disimpulkan bahwa tidak terjadi multikolinieritas dalam model regresi,

sehingga model tersebut reliabel sebagai dasar analisis. Hasil yang diperoleh

dapat dilihat pada tabel berikut.

Tabel IV. 5 Hasil Uji Multikolinieritas Sebelum Krisis

Variabel Tolerance VIF Keterangan ROI 0.570 1.754 Tidak terdapat multikolinieritas LIQ 0.654 1.529 Tidak terdapat multikolinieritas LEV 0.528 1.894 Tidak terdapat multikolinieritas TATO 0.640 1.563 Tidak terdapat multikolinieritas GROWTH 0.950 1.052 Tidak terdapat multikolinieritas

Sumber : Hasil Pengolahan Data

Hasil uji VIF dan Tolerance regresi sebelum krisis menunjukan

bahwa semua variabel dalam penelitian ini menunjukan bahwa semua nilai

tolerance di atas 10% dan semua nilai VIF dibawah 10, sehingga dapat

disimpulkan bahwa dalam model regresi tidak terjadi multikolinieritas.

c. Uji Heteroskedastisitas

Uji heteroskedastisitas dilakukan untuk menguji apakah dalam model

regresi terjadi ketidaksamaan variance dari residual suatu pengamatan ke

pengamatan yang lain. Model regresi yang baik adalah yang homokedastisitas

atau tidak heteroskedastisitas.Uji heterokesdaksitas dalam penelitian ini diuji

dengan scaterplots. Hasil uji heteroskedastisitas sebelum krisis disajikan pada

gambar berikut ini :

Page 81: PROGRAM STUDI MAGISTER AKUNTANSI FAKULTAS …/Pengaruh...Disusun untuk Melengkapi Tugas-Tugas dan Memenuhi Syarat-Syarat Guna Mencapai Derajat Magister Sains Program Studi Magister

lxxxi

Regression Standardized Predicted Value420-2-4

Reg

ress

ion

Stu

den

tize

d R

esid

ual

4

2

0

-2

-4

-6

Scatterplot

Dependent Variable: BETA

Gambar IV.1

Uji Heteroskedastisitas Sebelum Krisis

Sumber : Hasil Pengolahan Data

Hasil uji heteroskedastisitas regresi sebelum krisis menunjukan bahwa

titik-titik tersebar di atas dan dibawa angka nol. Titik-titik menyebar dan

tidak membentuk pola tertentu yang teratur sehingga dapat disimpulkan

bahwa dalam model regresi tidak terjadi heteroskedastisitas

d. Uji Autokorelasi

Uji autokorelasi merupakan pengujian asumsi dalam regresi dimana

nilai variabel dependen tidak berkorelasi dengan nilai variabel itu sendiri,

baik nilai perioda sebelumnya atau sesudahnya. Hasil uji autokorelasi

persamaan regresi sebelum krisis moneter diperoleh Durbin Watson Hitung

sebesar 1.717. Nilai tersebut berada di antara -2 dan +2. Sehingga dapat

Page 82: PROGRAM STUDI MAGISTER AKUNTANSI FAKULTAS …/Pengaruh...Disusun untuk Melengkapi Tugas-Tugas dan Memenuhi Syarat-Syarat Guna Mencapai Derajat Magister Sains Program Studi Magister

lxxxii

disimpulkan bahwa dalam model regersi sebelum krisis moneter tidak terjadi

autokorelasi.

e. Uji Regresi Sebelum Krisis

Uji Rgeresi sebelum krisis moneter terangkum pada tabel berikut ini.

Tabel IV.6

Hasil Uji Regresi sebelum krisis

Variabel Koefisien Regresi t-hitung sig Constanta 2.747 29.025 0.000

ROI -0.002 -0.617 0.538 LIQ 9.99E-005 0.006 0.995 LEV -0.043 -0.302 0.763

TATO -0.025 -0.479 0.632 GROWTH -0.031 -0.518 0.605

Sumber : Hasil Pengolahan Data

1) Koefisien Determinasi

Koefisisen determinasi menunjukkan kemampuan model regresi

dalam menjelaskan variabel dependennya. Hasil uji regersi menunjukan nilai

Adj. R square sebesar -0.014 atau -1.4%. menurut Ghozali (2005) nilai Adj. R

square negatif sama dengan nol yang berarti model tidak dapat menjelaskan

variabel dependennya. Hal tersebut menunjukan perubahan beta tidak dapat

dijelaskan oleh return on investment, likuditas perusahaan, leverage, total

asset turnover dan pertumbuhan perusahaan.

2) Nilai F Regresi

Pengujian terhadap nilai F regresi diperoleh nilai F hitung sebesar

0.350 dengan signifikansi 0.882. Pengujian memberikan hasil yang tidak

signifikan sehingga dapat disimpulkan bahwa variabel return on investment,

Page 83: PROGRAM STUDI MAGISTER AKUNTANSI FAKULTAS …/Pengaruh...Disusun untuk Melengkapi Tugas-Tugas dan Memenuhi Syarat-Syarat Guna Mencapai Derajat Magister Sains Program Studi Magister

lxxxiii

likuditas perusahaan, leverage, total asset turnover dan pertumbuhan

perusahan tidak berpengaruh secara simultan terhadap return saham.

3) Nilai t regresi

Hasil nilai t regresi menunjukkan bahwa variabel tingkat pertumbuhan

aset memiliki koefisien regresi sebesar -0.031 dengan signifikansi sebesar

0.605. Pengujian memberikan hasil yang tidak signifikan sehingga dapat

disimpulkan bahwa tingkat pertumbuhan aset tidak berpengaruh terhadap

beta saham sebelum krisis moneter. H1a ditolak.

Pengujian terhadap variabel likuiditas perusahaan menunjukkan

koefisien regresi sebesar 9.99E-005 dengan signifikansi 0.995. Pengujian

memberikan hasil yang tidak signifikan sehingga dapat disimpulkan bahwa

likuiditas perusahaan tidak berpengaruh terhadap beta saham sebelum krisis

moneter. H2a ditolak.

Pengujian terhadap variabel leverage menunjukkan koefisien regresi

sebesar -0.043 dengan signifikansi 0.763. Pengujian memberikan hasil yang

tidak signifikan sehingga dapat disimpulkan bahwa leverage tidak

berpengaruh terhadap beta saham sebelum krisis moneter. H3a ditolak.

Pengujian terhadap variabel total asset turn over menunjukkan

koefisien regresi sebesar -0.025 dengan signifikansi 0.632. Pengujian

memberikan hasil yang tidak signifikan sehingga dapat disimpulkan bahwa

total asset turn over perusahaan tidak berpengaruh terhadap beta saham

sebelum krisis moneter. H4a ditolak.

Page 84: PROGRAM STUDI MAGISTER AKUNTANSI FAKULTAS …/Pengaruh...Disusun untuk Melengkapi Tugas-Tugas dan Memenuhi Syarat-Syarat Guna Mencapai Derajat Magister Sains Program Studi Magister

lxxxiv

Pengujian terhadap variabel return on investment menunjukkan

koefisien regresi sebesar -0.002 dengan signifikansi sebesar 0.538. Pengujian

memberikan hasil yang tidak signifikan sehingga dapat disimpulkan bahwa

variabel return on investment tidak berpengaruh signifikan terhadap beta

saham sebelum krisis moneter. H5a ditolak.

2. Analisis Regresi Berganda Selama Krisis Moneter

Sebelum hasil analisis regresi digunakan dalam pengujian hipotesis,

maka terlebih dahulu dilakukan uji asumsi klasik berikut.

a. Uji Multikolinieritas

Hasil uji multikolinieritas selama krisis moneter dapat dilihat pada

tabel berikut.

Tabel IV.7 Hasil Uji Multikolinieritas Selama Krisis

Variabel Tolerance VIF Keterangan ROI 0.510 1.960 Tidak terdapat multikolinieritas LIQ 0.603 1.659 Tidak terdapat multikolinieritas LEV 0.369 2.712 Tidak terdapat multikolinieritas TATO 0.959 1.042 Tidak terdapat multikolinieritas GROWTH 0.996 1.004 Tidak terdapat multikolinieritas

Sumber : Hasil Pengolahan Data

Hasil uji VIF dan Tolerance regresi selama krisis menunjukan bahwa

semua variabel dalam penelitian ini menunjukan bahwa semua nilai tolerance

di atas 10% dan semua nilai VIF dibawah 10. Sehingga dapat kita simpulkan

bahwa dalam model regresi tidak terjadi multikolinieritas.

b. Uji Heteroskedastisitas

Page 85: PROGRAM STUDI MAGISTER AKUNTANSI FAKULTAS …/Pengaruh...Disusun untuk Melengkapi Tugas-Tugas dan Memenuhi Syarat-Syarat Guna Mencapai Derajat Magister Sains Program Studi Magister

lxxxv

Regression Standardized Predicted Value20-2-4

Reg

ress

ion

Stu

den

tize

d R

esid

ual

4

3

2

1

0

-1

-2

Scatterplot

Dependent Variable: BETA

Model regresi yang baik adalah yang homokedastisitas atau tidak

heteroskedastisitas.Uji heterokesdaksitas dalam penelitian ini diuji dengan

scaterplots. Hasil uji heteroskedastisitas selama krisis disajikan pada gambar

berikut ini

Gambar IV.2

Uji Heteroskedastisitas Selama Krisis

Sumber : Hasil Pengolahan Data

Hasil uji heteroskedastisitas regresi selama krisis menunjukan bahwa

titik-titik tersebar di atas dan dibawa angka nol. Titik-titik menyebar dan

tidak membentuk pola tertentu yang teratur sehingga dapat disimpulkan

bahwa dalam model regresi tidak terjadi heteroskedastisitas

c. Uji Autokorelasi

Page 86: PROGRAM STUDI MAGISTER AKUNTANSI FAKULTAS …/Pengaruh...Disusun untuk Melengkapi Tugas-Tugas dan Memenuhi Syarat-Syarat Guna Mencapai Derajat Magister Sains Program Studi Magister

lxxxvi

Uji autokorelasi merupakan pengujian asumsi dalam regresi dimana

nilai variabel dependen tidak berkorelasi dengan nilai variabel itu sendiri,

baik nilai perioda sebelumnya atau sesudahnya. Hasil uji autokorelasi

persamaan regresi selama krisis moneter diperoleh Durbin Watson Hitung

sebesar 1.746. Nilai tersebut berada di antara -2 dan +2. Sehingga dapat

disimpulkan bahwa dalam model regersi selama krisis moneter tidak terjadi

autokorelasi.

d. Uji Regresi Selama Krisis

Uji Rgeresi selama krisis moneter terangkum pada tabel berikut ini.

Tabel IV.8

Hasil Uji Regresi Selama Krisis

Variabel Koefisien Regresi t-hitung sig Constanta 2.720 29.038 0.000

ROI 0.003 2.250 0.027 LIQ -0.010 -0.716 0.476 LEV 0.122 1.294 0.199

TATO -0.116 -3.408 0.001 GROWTH -0.045 -1.167 0.246

Sumber : Hasil Pengolahan Data

1) Koefisien Determinasi

Koefisisen determinasi menunjukkan kemampuan model regresi

dalam menjelaskan variabel dependennya. Hasil uji regersi menunjukan nilai

Adj. R square sebesar 0.106 atau 10.6%. Hal tersebut menunjukan 10.6%

perubahan beta dapat dijelaskan oleh return on investment, likuditas

perusahaan, leverage, total asset turnover dan pertumbuhan perusahan.

2) Nilai F Regresi

Page 87: PROGRAM STUDI MAGISTER AKUNTANSI FAKULTAS …/Pengaruh...Disusun untuk Melengkapi Tugas-Tugas dan Memenuhi Syarat-Syarat Guna Mencapai Derajat Magister Sains Program Studi Magister

lxxxvii

Pengujian terhadap nilai F regresi diperoleh nilai F hitung sebesar

3.589 dengan signifikansi 0.005. Pengujian memberikan hasil yang signifikan

sehingga dapat disimpulkan bahwa variabel return on investment, likuditas

perusahaan, leverage, total asset turnover dan pertumbuhan perusahan

berpengaruh secara simultan terhadap return saham.

3) Nilai t regresi

Hasil nilai t regresi menunjukkan bahwa variabel tingkat pertumbuhan

aset memiliki koefisien regresi sebesar -0.045 dengan signifikansi sebesar

0.246 Pengujian memberikan hasil yang tidak signifikan sehingga dapat

disimpulkan bahwa tingkat pertumbuhan aset tidak berpengaruh terhadap

beta saham selama krisis moneter. H1b ditolak.

Pengujian terhadap variabel likuiditas perusahaan menunjukkan

koefisien regresi sebesar -0.010 dengan signifikansi 0.476. Pengujian

memberikan hasil yang tidak signifikan sehingga dapat disimpulkan bahwa

likuiditas perusahaan tidak berpengaruh terhadap beta saham selama krisis

moneter. H2b ditolak.

Pengujian terhadap variabel leverage menunjukkan koefisien regresi

sebesar 0.122 dengan signifikansi 0.199. Pengujian memberikan hasil yang

tidak signifikan sehingga dapat disimpulkan bahwa leverage tidak

berpengaruh terhadap beta saham selama krisis moneter. H3b ditolak.

Pengujian terhadap variabel total asset turn over menunjukkan

koefisien regresi sebesar -0.116 dengan signifikansi 0.001. Pengujian

memberikan hasil yang signifikan sehingga dapat disimpulkan bahwa total

Page 88: PROGRAM STUDI MAGISTER AKUNTANSI FAKULTAS …/Pengaruh...Disusun untuk Melengkapi Tugas-Tugas dan Memenuhi Syarat-Syarat Guna Mencapai Derajat Magister Sains Program Studi Magister

lxxxviii

asset turn over perusahaan berpengaruh terhadap beta saham selama krisis

moneter. H4b diterima

Pengujian terhadap variabel return on investment menunjukkan

koefisien regresi sebesar 0.03 dengan signifikansi sebesar 0.027. Pengujian

memberikan hasil yang signifikan sehingga dapat disimpulkan bahwa

variabel return on investment berpengaruh signifikan terhadap beta saham

selama krisis moneter. H5b diterima.

3. Analisis Regresi Berganda Setelah Krisis Moneter

a. Uji Multikolinieritas

Hasil uji multikolinieritas setelah krisis moneter dapat dilihat pada

tabel berikut.

Tabel IV.9 Hasil Uji Multikolinieritas Setelah Krisis

Variabel Tolerance VIF Keterangan ROI 0.767 1.304 Tidak terdapat multikolinieritas LIQ 0.685 1.460 Tidak terdapat multikolinieritas LEV 0.593 1.425 Tidak terdapat multikolinieritas TATO 0.902 1.180 Tidak terdapat multikolinieritas GROWTH 0.985 1.071 Tidak terdapat multikolinieritas

Sumber : Hasil Pengolahan Data Hasil uji VIF dan Tolerance regresi setelah krisis menunjukan bahwa

semua variabel dalam penelitian ini menunjukan bahwa semua nilai tolerance

di atas 10% dan semua nilai VIF dibawah 10, sehingga dapat kita simpulkan

bahwa dalam model regresi tidak terjadi multikolinieritas.

b. Uji Heteroskedastisitas

Page 89: PROGRAM STUDI MAGISTER AKUNTANSI FAKULTAS …/Pengaruh...Disusun untuk Melengkapi Tugas-Tugas dan Memenuhi Syarat-Syarat Guna Mencapai Derajat Magister Sains Program Studi Magister

lxxxix

Regression Standardized Predicted Value3210-1-2-3

Reg

ress

ion

Stu

den

tize

d R

esid

ual

2

1

0

-1

-2

-3

Scatterplot

Dependent Variable: BETA

Model regresi yang baik adalah yang homokedastisitas atau tidak

heteroskedastisitas.Uji heterokesdaksitas dalam penelitian ini diuji dengan

scaterplots. Hasil uji heteroskedastisitas setelah krisis disajikan pada gambar

berikut ini.

Gambar IV.3

Uji Heteroskedastisitas Setelah Krisis

Sumber : Hasil Pengolahan Data

Hasil uji heteroskedastisitas regresi selama krisis menunjukan bahwa

titik-titik tersebar di atas dan dibawa angka nol. Titik-titik menyebar dan

tidak membentuk pola tertentu yang teratur sehingga dapat disimpulkan

bahwa dalam model regresi tidak terjadi heteroskedastisitas

c. Uji Autokorelasi

Page 90: PROGRAM STUDI MAGISTER AKUNTANSI FAKULTAS …/Pengaruh...Disusun untuk Melengkapi Tugas-Tugas dan Memenuhi Syarat-Syarat Guna Mencapai Derajat Magister Sains Program Studi Magister

xc

Uji autokorelasi merupakan pengujian asumsi dalam regresi dimana

nilai variabel dependen tidak berkorelasi dengan nilai variabel itu sendiri,

baik nilai perioda sebelumnya atau sesudahnya. Hasil uji autokorelasi

persamaan regresi selama krisis moneter diperoleh Durbin Watson Hitung

sebesar 0.141. Nilai tersebut berada di antara -2 dan +2, sehingga dapat

disimpulkan bahwa dalam model regersi setelah krisis moneter tidak terjadi

autokorelasi.

d. Uji Regresi Selama Krisis

Uji Rgeresi selama krisis moneter terangkum pada tabel berikut ini.

Tabel IV.10

Hasil Uji Regresi Setelah Krisis

Variabel Koefisien Regresi t-hitung sig Constanta 1.919 7.515 0.000

ROI 0.002 0.461 0.645 LIQ -0.025 -0.510 0.610 LEV 0.137 0.645 0.520

TATO -0.267 -2.202 0.029 GROWTH 0.54 0.502 0.616

Sumber : Hasil Pengolahan Data

1) Koefisien Determinasi

Koefisisen determinasi menunjukkan kemampuan model regresi

dalam menjelaskan variabel dependennya. Hasil uji regersi menunjukan nilai

Adj. R square sebesar 0.006 atau 0.6%. Hal tersebut menunjukan 0.6%

perubahan beta dapat dijelaskan oleh return on investment, likuditas

perusahaan, leverage, total asset turnover dan pertumbuhan perusahan.

2) Nilai F Regresi

Page 91: PROGRAM STUDI MAGISTER AKUNTANSI FAKULTAS …/Pengaruh...Disusun untuk Melengkapi Tugas-Tugas dan Memenuhi Syarat-Syarat Guna Mencapai Derajat Magister Sains Program Studi Magister

xci

Pengujian terhadap nilai F regresi diperoleh nilai F hitung sebesar

1.296 dengan signifikansi 0.268. Pengujian memberikan hasil yang tidak

signifikan sehingga dapat disimpulkan bahwa variabel return on investment,

likuditas perusahaan, leverage, total asset turnover dan pertumbuhan

perusahan tidak berpengaruh secara simultan terhadap return saham.

3) Nilai t regresi

Hasil nilai t regresi menunjukkan bahwa variabel tingkat pertumbuhan

aset memiliki koefisien regresi sebesar 0.054 dengan signifikansi sebesar

0.616. Pengujian memberikan hasil yang tidak signifikan sehingga dapat

disimpulkan bahwa tingkat pertumbuhan aset tidak berpengaruh terhadap

beta saham setelah krisis moneter. H1c ditolak.

Pengujian terhadap variabel likuiditas perusahaan menunjukkan

koefisien regresi sebesar -0.025 dengan signifikansi 0.610. Pengujian

memberikan hasil yang tidak signifikan sehingga dapat disimpulkan bahwa

likuiditas perusahaan tidak berpengaruh terhadap beta saham setelah krisis

moneter. H2c ditolak.

Pengujian terhadap variabel leverage menunjukkan koefisien regresi

sebesar 0.137 dengan signifikansi 0.520. Pengujian memberikan hasil yang

tidak signifikan sehingga dapat disimpulkan bahwa leverage tidak

berpengaruh terhadap beta saham setelah krisis moneter. H3c ditolak.

Pengujian terhadap variabel total asset turn over menunjukkan

koefisien regresi sebesar -0.267 dengan signifikansi 0.029. Pengujian

memberikan hasil yang signifikan sehingga dapat disimpulkan bahwa total

Page 92: PROGRAM STUDI MAGISTER AKUNTANSI FAKULTAS …/Pengaruh...Disusun untuk Melengkapi Tugas-Tugas dan Memenuhi Syarat-Syarat Guna Mencapai Derajat Magister Sains Program Studi Magister

xcii

asset turn over berpengaruh terhadap beta saham setelah krisis moneter. H4c

diterima.

Pengujian terhadap variabel return on investment menunjukkan

koefisien regresi sebesar 0.002 dengan signifikansi sebesar 0.645. Pengujian

memberikan hasil yang tidak signifikan sehingga dapat disimpulkan bahwa

variabel return on investment tidak berpengaruh signifikan terhadap beta

saham setelah krisis moneter. H5c ditolak.

4. Pengujian Stabilitas Struktural

Pengujian stabilitas struktural digunakan untuk menguji stabilitas

model regresi selama tiga perioda yaitu sebelum krisis, selama krisis, dan

setelah krisis. Pengujian ini dilakukan dengan menggunakan metoda

modifikasi Chow Test, yaitu menggunakan model variabel dummy (D)

dimana perioda sebelum krisis moneter nilai D = 0, selama krisis nilsi D =

1,dan setelah krisis nilai D = 2. Hasil analisis regresi untuk pengujian

stabilitas struktural adalah sebagai berikut.

Tabel IV. 11

Uji Stabilitas Struktural

Variabel Koefisien Regresi

t hitung Sig Keterangan

Konstanta 2.219 17.576 0.000 DROI 4.20E-005 0.12 0.991 Tidak Signifikan DLIQ -0.064 -3.463 0.001 Signifikan DLEV -0.338 -3.701 0.000 Signifikan DTATO -0.174 -2.483 0.013 Signifikan DGROWTH 0.055 0.737 0.462 Tidak Signifikan

Sumber : Hasil Pengolahan Data

Page 93: PROGRAM STUDI MAGISTER AKUNTANSI FAKULTAS …/Pengaruh...Disusun untuk Melengkapi Tugas-Tugas dan Memenuhi Syarat-Syarat Guna Mencapai Derajat Magister Sains Program Studi Magister

xciii

Menurut Setiawan (2003), apabila pengujian stabilitas struktural

memberikan hasil yang signifikan, hal tersebut menandakan adanya perbedaan

variabel antara perioda penelitian. Dari hasil analisis di atas diketahui bahwa

dummy untuk semua variabel independen memberikan hasil yang signifikan.

Sehingga dapat disimpulkan bahwa likuiditas, leverage dan total asset turn

over perusahaan berbeda antara perioda sebelum, selama dan setelah krisis

moneter.

5. Uji Beda

Uji beda dalam penelitian ini menggunakan alat analisis berupa independent

sample t test. Tujuannya adalah untuk mengetahui apakah terdapat perbedaan

beta saham sebelum, selama dan setelah krisis moneter.

a. Perioda Sebelum dan Selama Krisis Moneter

Hasil analisis uji beda untuk perioda sebelum dan selama krisis

disajikan dalam tabel berikut.

Tabel IV. 12

Uji Beda Sebelum dan Selama Krisis

Variabel t hitung t tabel Sig (2-tailed) Keterangan

Beta Saham 0.71 1.960 0.943 Tidak Signifikan

Sumber : Hasil Pengolahan Data

Berdasarkan hasil analisis dari tabel di atas dapat dilihat bahwa pengujian

terhadap variabel beta saham sebelum dan selama krisis diperoleh hasil

yang signifikan, sehingga dapat disimpulkan bahwa tidak terdapat

perbedaan yang signifikan beta saham pada perioda sebelum dan selama

krisis moneter.

Page 94: PROGRAM STUDI MAGISTER AKUNTANSI FAKULTAS …/Pengaruh...Disusun untuk Melengkapi Tugas-Tugas dan Memenuhi Syarat-Syarat Guna Mencapai Derajat Magister Sains Program Studi Magister

xciv

b. Perioda Sebelum dan Sesudah Krisis Moneter

Hasil analisis uji beda untuk perioda sebelum dan sesudah krisis

disajikan dalam tabel berikut.

Tabel IV. 13

Uji Beda Sebelum dan Sesudah Krisis

Variabel t hitung t tabel Sig (2-tailed) Keterangan

Beta Saham 14.032 1.960 0.000 Signifikan

Sumber : Hasil Pengolahan Data

Berdasarkan hasil analisis dari tabel di atas dapat dilihat bahwa pengujian

terhadap variabel beta saham sebelum dan setelah krisis diperoleh hasil

yang signifikan. Sehingga dapat disimpulkan bahwa terdapat perbedaan

yang signifikan beta saham pada perioda sebelum dan setelah krisis

moneter.

c. Perioda Selama dan Sesudah Krisis Moneter

Hasil analisis uji beda untuk perioda selama dan sesudah krisis

disajikan dalam tabel berikut.

Tabel IV. 14

Uji Beda Selama dan Sesudah Krisis

Variabel t hitung t tabel Sig (2-tailed) Keterangan

Beta Saham 9.741 1.960 0.000 Signifikan

Sumber : Hasil Pengolahan Data

Berdasarkan hasil analisis dari tabel di atas dapat dilihat bahwa pengujian

terhadap variabel beta saham selama dan setelah krisis diperoleh hasil

yang signifikan. Sehingga dapat disimpulkan bahwa terdapat perbedaan

Page 95: PROGRAM STUDI MAGISTER AKUNTANSI FAKULTAS …/Pengaruh...Disusun untuk Melengkapi Tugas-Tugas dan Memenuhi Syarat-Syarat Guna Mencapai Derajat Magister Sains Program Studi Magister

xcv

yang signifikan beta saham pada perioda selama dan setelah krisis

moneter.

Hasil uji beda sebelum dan selama, sebelum dan sesudah dan selama dan

sesudah menunjukan hasil yang signifikan. Sehingga dapat disimpulkan bahwa

terdapat perbedaan beta yang signifikan antara sebelum,selama dan setelah krisis

moneter. H6a diterima. Hasil ini mndukung sekaligus memperluas hasil

penelitian Setiawan (2003) yang menemukan bahwa terdapat perbedaan risiko

sistematis sebelum dan selama krisis moneter.

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

Penelitian ini bertujuan untuk menuji faktor-faktor fundamental terhadap

risiko sistematis (beta saham) pada industri jenis manufaktur yang terdaftar di

Bursa Efek Indonesia sebelum, selama dan setelah krisis moneter.

Hipotesis dalam penelitian ini diuji dengan regresi linier berganda dan

juga t test dengan menggunakan bantuan software SPSS 15 For Windows. Dari

hasil analisis data dapat disimpulkan bahwa :

Page 96: PROGRAM STUDI MAGISTER AKUNTANSI FAKULTAS …/Pengaruh...Disusun untuk Melengkapi Tugas-Tugas dan Memenuhi Syarat-Syarat Guna Mencapai Derajat Magister Sains Program Studi Magister

xcvi

1. pertumbuhan aset tidak berpengaruh terhadap risiko sistematis untuk perioda

sebelum, selama dan setelah krisis moneter. Hasil ini tidak mendukung hasil

penelitian Setiawan (2003).

2. likuiditas perusahaan tidak berpengaruh terhadap risiko sistematis pada

perioda sebelum, selama dan setelah krisis moneter. Hasil ini konsisten

dengan hasil penelitian Setiawan (2003) yang menyatakan likuiditas sebelum

dan selama krisis tidak berpengaruh signifikan terhadap risiko sistematis.

3. leverage perusahaan tidak berpengaruh terhadap risiko sistematis sebelum

,selama dan setelah krisis moneter. Hasil ini berbeda dengan hasil penelitian

Setiawan (2003) yang menemukan bahwa leverage berpengaruh signifikan

terhadap beta saham selama perioda krisis.

4. total asset turn over perusahaan tidak berpengaruh terhadap risiko sistematis

pada perioda sebelum krisis moneter namun berpengaruh signifikan terhadap

beta selama dan setelah krisis moneter. Hasil ini mendukung hasil penelitian

Setiawan (2003).

5. return on investment tidak berpengaruh signifikan terhadap risiko sistematis

baik pada perioda sebelum dan setelah krisis moneter namun berpengaruh

signifikan terhadap beta saham selama krisis moneter. Hasil ini mendukung

hasil penelitian Setiawan (2003).

6. Tidak terdapat perbedaan yang signifikan beta saham antara perioda sebelum

dan selama krisis moneter, namun terdapat perbedaan risiko sistematis yang

signifikan antara perioda sebelum dan setelah krisis moneter serta antara

selama dan setelah krisis moneter. Hasil ini mendukung hasil penelitian

85

Page 97: PROGRAM STUDI MAGISTER AKUNTANSI FAKULTAS …/Pengaruh...Disusun untuk Melengkapi Tugas-Tugas dan Memenuhi Syarat-Syarat Guna Mencapai Derajat Magister Sains Program Studi Magister

xcvii

Setiawan (2003). Hasil uji struktural menunjukan bahwa struktural model

beta berbeda pada perioda sebelum, selama dan setelah krisis moneter yang

disebabkan oleh likuiditas, leverage dan total asset turn over perusahaan.

B. Implikasi Penelitian

1. Hasil penelitian ini belum dapat membuktikan pengaruh faktor fundamental

berupa pertumbuhan aset, likuiditas dan leverage terhadap risiko sistemtis

baik sebelum, selama maupun sesudah krisis moneter. Sehingga dalam

menilai risiko sistem sistemtis hendaknya investor tidak hanya menggunakan

pendekatan faktor fundamental namun juga mempertimbangkan aspek

aktivitas pasar modal.

2. total asset turn over dapat digunakan untuk menilai risiko sistematis pada

perioda selama dan setelah krisis moneter namun tidak dapat digunakan

untuk menilai risiko sistematis pada perioda sebelum krisis moneter.

3. return on investment dapat digunakan untuk menilai risiko sistematis pada

perioda selama krisis moneter namun tidak dapat digunakan untuk menilai

risiko sistematis pada perioda sebelum dan setelah krisis moneter.

4. Hasil uji struktural terhadap beta menunjukan bahwa beta berbeda pada

sebelum, selama dan setelah krisis moneter yang disebabkan oleh likuiditas,

leverage dan total asset turn over perusahaan. Oleh karena itu investor harus

memperhatikan kondisi perekonomian ketika akan melakukan penilaian

terhadap risiko sistematis.

Page 98: PROGRAM STUDI MAGISTER AKUNTANSI FAKULTAS …/Pengaruh...Disusun untuk Melengkapi Tugas-Tugas dan Memenuhi Syarat-Syarat Guna Mencapai Derajat Magister Sains Program Studi Magister

xcviii

C. Keterbatasan dan Saran

1. Faktor fundamental yang digunakan dalam penelitian ini hanya lima rasio

keuangan. Penelitian selanjutnya dapat menambahkan jenis rasio fundamental

yang digunakan seperti dividen, eaarning per share atau return on equity.

Penelitian selanjutnya diharapkan dapat menguji pengaruh variabel makro

ekonomi seperti tingkat bunga dan inflasi terhadap risiko sistematis

perusahaan.

2. Pemilihan metoda sampling dengan menggunakan purposive sampling

menyebabkan jumah sampel dalam penelitian relatif sedikit. Penelitian

selanjutnya disarankan untuk menggunakan metoda sampling yang berbeda

agar dapat menambah jumlah sampel penelitian.

3. Penelitian ini hanya menggunakan sampel perusahaan jenis industri

manufaktur. Penelitian selanjutnya dapat memperluas sampel tidak hanya

pada jenis perusahaan manufatur namun juga jenis industri lain. Selain itu,

penulis menyarankan agar penelitian selanjutnya dapat melakukan

perbandingan risiko sistematis antar jenis industri baik sebelum, selama dan

setelah krisis moneter.

Page 99: PROGRAM STUDI MAGISTER AKUNTANSI FAKULTAS …/Pengaruh...Disusun untuk Melengkapi Tugas-Tugas dan Memenuhi Syarat-Syarat Guna Mencapai Derajat Magister Sains Program Studi Magister

xcix

DAFTAR PUSTAKA

Bardwaj, R.K., dan Brooks.L.D. 1993. Dual Betas from Bull and Bear Markets Reversal on the Size Effect, Journal of Financial Research, Vol 4:136-152.

Beaver W, Kettler P. Scholes M, 1970, The Association Between Market Determined

and Accounting Determined Risk Measures, The Accounting Review 45 (Oktober):654-682.

Bhardwaj, Ravinder K. Dan LeRoy D. Brooks. 1993. ”Dual Betas From Bull and

Bear Markets: Reversal of the Size effect”, The Journal of Financial Research 16 (Winter):269-283.

Brooks, Robert D. dan Lye Chee Shong, 2002, ”The Impact of Capital Controls on

Malaysian Banking Industry Betass”, working papers form Royal Melbourne Institute of Technology.

Dimson,E.. 1979. Risk Measurement when Share are Subject to Infrecuent Trading”,

Journal of Financial Economic, Vol 7: 197 - 226 Elton, Edwin J., dan Martin J. Gruber. 1995. Modern Portfolio Theory and Invesment

Analysis 5th ed. New York:John Wiley & Sons.

Page 100: PROGRAM STUDI MAGISTER AKUNTANSI FAKULTAS …/Pengaruh...Disusun untuk Melengkapi Tugas-Tugas dan Memenuhi Syarat-Syarat Guna Mencapai Derajat Magister Sains Program Studi Magister

c

Financial Accounting Standard Board, 1978, SFAC No.1: Objectives of Financial Reporting by Business Enterprise, FASB:Sarasota.

Fowler, D.J. dan C.H. Rorke, 1983, The Risk Measurement when Shares are Subject

to Infrequent Trading:Comment, Journal of Financial Economics 12 (Agustus):279-284.

Gozali, Imam.2005. Analisis Multivariate dengan SPSS. BPFE Undip : Semarang Gudono dan Ninik Nurhayati, 2001, The Association between Market-Determined

And Accounting Determined Risk Measure: Evidence from Indonesia, Jurnal Riset Akuntansi, Manajemen, dan Ekonomi 1 (Agustus):171-176.

Gujarati, Damodar, 1995, Basic Econometric 3rd.ed, McGraw-Hill International:USA Hartono, Jogiyanto dan Surianto, 2000.Bias in Beta Values and Its Correction:

Empirical Evidence from the Jakarta Stock Exchange”, Gadjah Mada International Journal of Business 2 (September):337-350.

_____, Jogiyanto, 2000, Teori Portofolio dan Analisis Investasi, BPFE YKPN,

Yogyakarta. Jogiyanto. 1998. Teori Portofolio dan Analisis Investasi. Edisi Pertama. Yogyakarta.

BPFE UGM. Jones, Charles. P, 1999, Investment : Analysis and Management, Sevent Edition,

John Willey and Sons, Inc. Machfoedz, Mas’oed. 1999.”Pengaruh Krisis Moneter terhadap Efisiensi Perusahaan

Publik di Bursa Efek Jakarta”, Jurnal Ekonomi dan Bisnis Indonesia 14 (Januari):37-49.

Miswanto dan Suad Husnan, 1999, The Effect of Operating Leverage, Cyclicality,

and Firm Size on Business Risk, Gajah Mada International Journal of Business 1 (Mei):29-43.

Natarsyah, Syahib, 2000, Analisis Pengaruh Beberapa Faktor Fundamental dari

Risiko Sistematik terhadap Harga Saham: Kasus Industri Barang Konsumsi yang Go-Publik di Pasar Modal Indonesia, Jurnal Ekonomi dan Bisnis Indonesia 15 (Juli):294-312.

Pudjiastuti, Eny dan Suad Husnan. 1993. “Konsistensi Beta:Pengamatan di Bursa

Efek Jakarta”, Manajemen & Usahawan Indonesia bonus:2-5. Sayekti, Fran, Tri Gunarsih dan Endang Lilis Wijayanti, 2001, Perhitungan Beta

Pada Perdagangan Tidak Sinkron- Studi Kasus di Biursa Efek Jakarta tahun 1997, Kompak No. 2 : 230-254.

Page 101: PROGRAM STUDI MAGISTER AKUNTANSI FAKULTAS …/Pengaruh...Disusun untuk Melengkapi Tugas-Tugas dan Memenuhi Syarat-Syarat Guna Mencapai Derajat Magister Sains Program Studi Magister

ci

Setiawan, Doddy, 2003, Analisis Faktor-Faktor Fundamental yang Mempengaruhi Risiko Sistematis Sebelum dan Selama Krisis Moneter, Makalah Simposium Nasional Akuntansi VI, Surabaya:565-573

Sholes,M and J. William, 1977, Estimating Betas from NonSynchronus Trading,

Journalof financial economic, Vol 5: 309-327. Tandelilin, E, 1997, Determinant of Systematic Risk: The Experience of Some

Indonesian Common Stocks, Kelola, 16, IV : 101-115. _____, 2001, Beta pada Pasar Bullish dan Bearish: Studi Empiris di Bursa Efek

Jakarta, Jurnal Ekonomi dan Bisnis Indonesia, Vok. 16, No.3 : 261-272. _____, dan I Wayan Nuka Lantara. 2001. “Stabilitas dan Prediktabilitas Beta Saham:

Studi Empirisdi Bursa Efek Jakarta”, Jurnal Ekonomi dan Bisnis Indonesia 16 (April):164-176.