PROGRAM STUDI ILMU PERPUSTAKAAN FAKULTAS ADAB DAN...
Transcript of PROGRAM STUDI ILMU PERPUSTAKAAN FAKULTAS ADAB DAN...
PERILAKU PENCARIAN INFORMASI KESEHATAN IBU RUMAH TANGGA DI
KELURAHAN KELAPA DUA WETAN
SKRIPSI
Diajukan kepada Fakultas Adab dan Humaniora untuk memenuhi persyaratan memperoleh
gelar Sarjana Ilmu Perpustakaan (S.IP)
Oleh :
ARUM FAKHRIYAH
NIM. 11140251000070
PROGRAM STUDI ILMU PERPUSTAKAAN
FAKULTAS ADAB DAN HUMANIORA
UNIVERSITAS ISLAM NEGRI SYARIF HIDAYATULLAH
JAKARTA 1441H/ 2020M
i
ABSTRAK
Arum Fakhriyah (NIM. 11140251000070). Perilaku Pencarian Informasi Kesehatan Ibu
Rumah Tangga di Kelurahan Kelapa Dua Wetan. Di bawah bimbingan Pungki
Purnomo, MLIS. Program Studi Ilmu Perpustakaan Fakultas Adab dan Humaniora
Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta 2020.
Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui perilaku informasi ibu rumah
tangga dalam memenuhi kebutuhan informasikesehatan dan pendidikan di Kelurahan
Kelapa Dua Wetan. Jenis pendekatan penelitian ini menggunakan metode kualitatif
dengan pendekatan fenomenologi. Pengumpulan data dilakukan dengan cara observasi,
wawancara, dan dokumentasi. Temuan penelitian ini mengungkapkan perbedaan latar
belakang informan menyebabkan perbedaan kebutuhan informasi setiap infividu. Akan
tetapi dalam melakukan pencarian informasi seluruh perilaku informan sesuai dengan
teori Ellis. Pada starting penentuan topik dilakukan sebelum mencarian informasi, selain
itu mereka juga menentukan media pencarian informasi. Media yang sering digunakan
biasanya situs-situs kesehatan seperti anakkita, alodokter, doktersehat, dan alodoc dan
media sosial. Proses chaining yang dilakukan berupa forward Chaining yaitu mencari
rujukan lain berdasarkan nama pengarang atau subjek yang dicari. Pada tahap browsing,
proses pencarian informasi dilakukan dengan menggunakan internet lewat google dan
kebanyakan informan ketika melakukan pencarian menggunakan pencarian sederhana
(simple search). Proses diffentiating dilakukan dengan membaca tulisan, melihat latar
belakang, dan membandingkan dengan informasi lainnya. Tahap monitoring juga
dilakukan oleh para informan sehingga mereka tidak akan ketinggalan dengan informasi
terbaru terkait kesehatan. hambatan dialami oleh ibu rumah tangga kebanyakan berupa
kredibilitas informasi dan hambatan pribadi.
Kata Kunci: Perilaku Pencarian Informasi, Kebutuhan Informasi Kesehatan, Ibu Rumah
Tangga
ii
ABSTRACT
Arum Fakhriyah (NIM. 11140251000070). Health Information Seeking Behaviour of
Housewife in Kelapa Dua Wetan Village.
The purpose of this study was to identify the behavior of household information in meeting
health and education information needs in Kelurahan Kelapa Dua Wetan. This type of
research approach uses qualitative methods with phenomenological approaches. Data
collection is done through observation, interview, and documentation. The findings of this
study reveal differences in the background of informants cause different information needs of
each individual. However, in searching for information, all informants' behavior is in
accordance with Ellis's theory. At the start of determining the topic is done before searching
for information, in addition they also determine the media search for information. Media that
is often used is usually health sites such as anakkita, alodokter, healthy doctor, and alodoc
and social media. Chaining process is carried out in the form of forward chaining which is
looking for other references based on the name of the author or subject being sought. At the
browsing stage, the process of searching for information is done using the internet via Google
and most informants when searching using a simple search (simple search). The diffentiating
process is done by reading the text, looking at the background, and comparing with other
information. The monitoring phase is also carried out by the informants so that they will not
be left behind with the latest information related to health. barriers experienced by
housewives mostly in the form of information credibility and personal barriers.
Keywords: Information Seeking Behavior, Health Information Needs, Housewives
iii
KATA PENGANTAR
Bismillahirrahmanirrahim
Dengan menyebut nama Allah SWT. Yang Maha Pengasih lagi Maha Penyayang,
penulis haturkan puji dan syukur yang telah melimpahkan rahmat, hidayah, dan inayah-Nya
sehingga skripsi dengan judul ―Perilaku Pencarian Informasi Kesehatan Ibu Rumah Tangga
di Kelurahan Kelapa Dua Wetan‖ dapat selesai dengan baik.
Penulis menyadari bahwa skripsi ini masih jauh dari kata sempurna. Hal tersebut
didasari pada keterbatasan waktu, tenaga, maupun pengetahuan dari diri penulis. Akan tetapi
penulis berupaya semaksimal mungkin untuk memberikan yang terbaik kepada pembaca
khususnya Program Studi Ilmu Perpustakaan Fakultas Adab dan Humaniora UIN Syarif
Hidayatullah Jakarta. Pada kesempatan ini Penulis ingin menyampaikan ucapan terima kasih
kepada:
1. Prof. Dr. Amany Lubis, Lc, MA, selaku Rektor UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.
2. Prof. Drs. Saiful Umam, MA, Ph.D, selaku Dekan Fakultas Adab dan Humaniora UIN
Syarif Hidayatullah Jakarta.
3. Ibu Siti Maryam, M.Hum, selaku Ketua Program Studi Ilmu Perpustakaan Fakultas
Adab dan Humaniora UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.
4. Bapak Amir Fadhilah, M.Si, selaku Sekretaris Program Studi Ilmu Perpustakaan
Fakultas Adab dan Humaniora UIN Syarif Hidayatullah Jakarta,
5. Bapak Pungki Purnomo, MLIS, selaku dosen pembimbing penulis yang telah
meluangkan waktu, tenanga, dan pikirannya untuk membantu mengarahkan, dan
memberi masukan kepada penulis dalam menyelesaikan skripsi ini.
6. Seluruh Bapak dan Ibu dosen Program Studi Ilmu Perpustakaan yang telah
memberikan ilmu kepada penulis selama masa perkuliahan.
iv
7. Seluruh ibu rumah tangga yang yang telah bersedia memberikan kesempatan kepada
penulis untuk melakukan penelitian.
8. Orangtua penulis, Bapak Ruli Rusafni dan Ibu Ummi Jamia’tul Hasanah yang tidak
pernah lupa untuk memberikan doa dan nasihat sehingga menimbulkan semangat
penulis untuk menyelesaikan skripsi ini.
9. Adik-adik penulis, Muhammad Arif Fakhruddin, Muhammad Rafi’ Rusafni, Aisyah
Nur Fatinah yang selalu memberikan semangat dalam meyelesaikan skripsi ini.
10. Kerabat penulis, Febriana Dwi Astuti dan Tante penulis yang selalu mendukung
penulis secara moral maupun materil.
11. Kepada para sahabat, Aghnaita Suwanda Silmi Kaffah, Briliani Nur Fikri, Lila Safitri,
Rantika Chairunnisa, Ingrid Shela Devina, Faisal Ahmad Faqihuddin, Andrian
Prayudho, Irwina Savitri. Terimakasih selalu memberikan bantuan, semangat, doa,
dan motivasi kepada penulis selama menyusun skripsi ini.
12. Kepada seluruh teman-teman di Prodi Ilmu Perpustakaan dan di angkatan 2014,
khususnya teman seperjuangan di kelas B angkatan 2014 yang tidak dapat disebut
satu persatu. Terimakasih telah banyak memberi bantuan serta masukan dalam
menyelesaikan tugas kelas, serta telah mau berbagi suka dan duka selama 4 tahun ini.
13. Terimakasih untuk semua pihak yang telah banyak membantu dan mendukung penulis
dalam menyelesaikan skripsi ini yang tidak dapat penulis sebutkan satu persatu.
Hanya do’a dan ucapan terima kasih yang dapat penulis sampaikan. Semoga Allah
SWT. membalas semua kebaikan kalian. Aamiin Yaa robbal’alamiin.
Kesempurnaan hanya milik Allah SWT. dam manusia tempatnya salah dan lupa.
Demikian pula dengan penyusunan skripsi ini tentu saja masih banyak kekurangan dan
kekelirua, maka sudah sepantasnya skripsi ini butuh masukan berupa kritik dan saran yang
v
bersifat membangun. Dengan demikian, diharapkan skripsi ini dapat bermanfaat bagi penulis
dan pembaca.
Jakarta 10 Januari 2020
Arum Fakhriyah
vi
DAFTAR ISI
ABSTRAK .................................................................................................................................. i
KATA PENGANTAR ............................................................................................................. iii
DAFTAR ISI ............................................................................................................................. vi
DAFTAR GAMBAR ............................................................................................................. viii
DAFTAR LAMPIRAN ............................................................................................................. ix
BAB I PENDAHULUAN ......................................................................................................... 1
A. Latar Belakang Masalah .............................................................................................. 1
B. Batasan dan Rumusan Masalah ................................................................................... 4
C. Tujuan dan Manfaat Penelitian ................................................................................... 5
D. Definisi Istilah ............................................................................................................. 5
E. Sistematika Penulisan .................................................................................................. 6
BAB II TINJAUAN LITERATUR ........................................................................................... 7
A. Informasi ..................................................................................................................... 7
B. Kebutuhan Informasi ................................................................................................. 11
C. Perilaku Pencarian Informasi .................................................................................... 15
D. Ibu Rumah Tangga .................................................................................................... 24
E. Penelitian Terdahulu ................................................................................................. 26
BAB III METODE PENELITIAN ......................................................................................... 28
A. Jenis dan Pendekatan Penelitian ................................................................................ 28
B. Subjek dan Objek Penelitian ..................................................................................... 29
1. Indikator Penelitian................................................................................................ 29
2. Informan Penelitan ................................................................................................ 30
C. Teknik Pengumpulan Data ........................................................................................ 31
D. Teknik Analisis Data ................................................................................................. 34
E. Tempat dan Waktu Penelitian ................................................................................... 35
BAB IV Hasil Penelitian dan Pembahasan ............................................................................. 37
A. Kelurahan Kelapa Dua Wetan ................................................................................... 37
B. Hasil Penelitian ......................................................................................................... 39
C. Pembahasan ............................................................................................................... 52
BAB V PENUTUP ................................................................................................................. 57
A. Kesimpulan................................................................................................................ 57
vii
B. Saran .......................................................................................................................... 58
DAFTAR PUSTAKA .............................................................................................................. 59
LAMPIRAN ............................................................................................................................. 64
viii
DAFTAR GAMBAR
Gambar 2.1 Model Pencarian Informasi Wilson tahun 1981 ................................................. 17
Gambar 2.2 Model Pencarian Informasi Wilson tahun 1996 ................................................. 17
Gambar 2.3 Model Pencarian Informasi Johnson .................................................................. 18
Gambar 2.4 Model Pencarian Informasi Ellis ........................................................................ 19
ix
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1. Lembar Observasi .............................................................................................. 65
Lampiran 2. Pedoman Wawancara ......................................................................................... 66
Lampiran 3. Transkrip Wawancara ........................................................................................ 67
Lampiran 4. Reduksi Data ...................................................................................................... 75
Lampiran 5. Surat Tugas Pembimbing ................................................................................... 84
Lampiran 6. Berita Acara Proposal ........................................................................................ 85
Lampiran 7. Surat Penguji Skripsi ......................................................................................... 86
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Informasi memiliki peranan penting dalam kehidupan manusia. Dengan
informasi, masyarakat dapat memecahkan masalah yang sering dijumpai saat melakukan
perannya. Akan tetapi, setiap orang memiliki kebutuhan informasi yang berbeda.
Semakin tinggi tingkat kebutuhan seseorang maka semakin aktif pengguna melakukan
pencarian informasi.
Pencarian informasi dapat diartikan sebagai kegiatan seseorang untuk
menyelesaikan dan membuat keputusan. Kegiatan ini dilakukan saat seseorang merasa
informasi yang dimiliki tidak mencukupi kebutuhan mereka. Seiring dengan
perkembangan ilmu, pencarian informasi tidak hanya berhubungan dengan pekerjaan
atau penelitian. Tetapi juga mencakup ranah yang lebih luas, seperti kehidupan sehari-
hari.
Perkembangan pencarian informasi terkait kehidupan sehari-hari dapat dilihat
dari semakin banyaknya studi yang mengkaji hal tersebut. Contohnya penelitian dari
Carol Shieh tentang perilaku pencarian informasi pada ibu hamil yang berpenghasilan
rendah1, perilaku informasi penggemar motor sport di Australia oleh Pauline Joseph
2,
1 Carol Shieh, ―Information–Seeking and its Predictors in Low‐Income Pregnant Women,‖ Journal of
Midwifery & Women’s Health Vol. 54, no. 4 (2009): h. 364–372. 2 Pauline Joseph, ―Australian Motor Sport Enthusiasts’ Leisure Information Behaviour,‖ Journal of
Documentation Vol. 72, no. 6 (2006): h. 1078-1113,
https://www.emerald.com/insight/content/doi/10.1108/JD-12-2015-0150/full/html.
2
dan perilaku pencarian informasi kesehatan pada lansia pengguna internet oleh Stephanie
Metlock3.
Oleh sebab itu peneliti tertarik untuk meneliti mengenai perilaku pencarian
informasi kesehatan seorang ibu rumah tangga. Kesehatan bagi setiap individu sangat
penting, karena kesehatan merupakan investasi diri. Dengan memahami kesehatan,
masyarakat dapat membentuk pola hidup sehat dan terhindar dari penyakit. Ibu yang
merupakan manajer dalam suatu keluarga tentu membutuhkan informasi kesehatan.
Terutama bagi ibu yang baru saja memiliki anak. Tidak jarang seorang ibu merasa
kebingungan untuk mengatasi masalah tersebut karena kurangnya pengalaman.
Banyak kasus yang terjadi disekitar kita dimana akibat minimnya informasi
kesehatan anak. Berdasarkan data yang diperoleh sebanyak 618 anak berusia 0-59 bulan
meninggal di Jakarta pada tahun 20124. Dengan penyebab utama kelahiran prematur bagi
anak dibawah satu tahun dan diare, malaria, dan infeksi saluran pernapasan bagi anak
berusia 2-4 tahun.5 Jika dikelompokkan berdasarkan umur anak berusia 1-4 tahun paling
tinggi terkena diare sebanyak 16,7% dan berumur dibawah 1 tahun sebanyak 16,5%.6
Selain kasus diare, MPASI dini merupakan kasus yang banyak juga terjadi.
MPASI dini dimana anak sebelum umur 6 bulan sudah diberi makan selain asi. Menurut
berita yang dilansir detikcom, seorang bayi berumur 40 hari meninggal setelah tersedak
3 Stephanie Medlock, Saeid Eslami, dan Marjan Askari, ―Health Information-Seeking Behavior of
Seniors Who Use the Internet: A Survey,‖ Journal of Medical Internet Research Vol. 17, no. 1 (2015),
https://www.ncbi.nlm.nih.gov/pmc/articles/PMC4296102/. 4 Dinas Komunikasi, Informatika, dan Statistik Provinsi DKI Jakarta, ―Data Kematian Neonatus,
Bayi, dan Balita Di Provinsi DKI Jakarta‖ (Dinas Komunikasi, Informatika, dan Statistik Provinsi DKI
Jakarta, 2016), https://data.jakarta.go.id/dataset/data-kematian-neonatus-bayi-dan-balita-di-provinsi-dki-
jakarta/resource/0474709a-63c6-4ea0-8de8-a0a2d9ba6171. 5 Vensya Sitohang, ―Situasi Diare di Indonesia,‖ Buletin Jendela Data & Informasi Kesehatan, 2011,
3. 6 Sitohang, 2.
3
pisang di daerah Kebon Jeruk7. Hal serupa juga terjadi dimana seorang bayi berumur 4
bulan meninggal karena lambung yang hampir bocor setelah diberi makan nasi8.
Menurut penelitian menggambarkan tingkat pengetahuan ibu tentang kesehatan
anak sebagian besar berada dalam kategori rendah sampai sedang.9 Padahal kontribusi
ibu sangat kuat dalam menjaga kesehatan keluarga. Seorang ibu harus didukung oleh
pendidikan, wawasan dan pengetahuan yang cukup. Oleh sebab itu, seorang ibu harus
selektif dan kritis ketika mencari informasi.
Pada Al-Quran surat Al-Ahqaf ayat 15, disebutkan peran ibu dalam keluarga
dengan bunyi:
فصان ثل حمه ضعت كرا كرا إحساوا حمهت أم اندي وسان ب يىا ال ص را حتإ إاا به ثن ه
به أربعيه ي أن أعمم صانح أهد اندي عهإ زعىي أن أهكر وعمتك انتي أوعمت عهي ا سىة قال رب أ
إوي مه انمسهميه يتي إوي تبت إنيك أصهح ني في ار ترضاي
Artinya : Dan Kami perintahkan kepada manusia agar berbuat baik kepada
kedua orang tuanya. Ibunya telah mengandungnya dengan susah payah dan
melahirkannya dengan susah payah (pula). Masa mengandung sampai
menyapihnya selama tiga puluh bulan, sehingga apabila dia (anak itu) telah
beranjak dewasa dan umurnya mencapai empat puluh tahun dia berdoa, “Ya
Tuhanku, berilah aku petunjuk agar aku dapat mensyukuri nikmat-Mu yang telah
Engkau limpahkan kepadaku dan kepada kedua orang tuaku, dan agar aku dapat
7 Tim detikcom, ―Tragis! Bayi 40 Hari di Kebon Jeruk Tewas Usai Tersedak Pisang,‖ Detikcom,
Desember 2019, https://news.detik.com/berita/d-4816437/tragis-bayi-40-hari-di-kebon-jeruk-tewas-usai-
tersedak-pisang. 8 Ririn Indriani, ―Memilukan, Bayi 4 Bulan Meninggal karena Diberi Nasi,‖ Suara.com, Januari
2019, https://www.suara.com/health/2019/01/12/061406/memilukan-bayi-4-bulan-meninggal-karena-
diberi-nasi. 9 Ni Luh Kompyang Sulisnadewi, Nani Nurhaeni, dan Dewi Gayatri, ―Pendidikan Kesehatan
Keluarga Efektif Meningkatkan Kemampuan Ibu dalam Merawat Anak Diare,‖ Jurnal Keparawatan Vol
15, no. 3 (November 2012): 167, http://jki.ui.ac.id/index.php/jki/article/view/23/23.
4
berbuat kebajikan yang Engkau ridhai. Dan berilah aku kebaikan yang akan
terus mengalir sampai kepada anak cucuku. Sesungguhnya aku bertaubat kepada
Engkau, dan sesungguhnya aku termasuk orang-orang muslim.” – (Q.S Al-
Ahqaf: 15)
Ayat ini menyebutkan pentingnya peran seorang ibu, ibu telah menandung dan
melahirkan ke dunia oleh sebab itu sebagai anak untuk selalu berbuat baik dan patuh
kepada ibu.
Subjek dari penelitian ini adalah ibu rumah tangga yang bertempat tinggal di
Kelapa Dua Wetan, Ciracas. Kelurahan Kelapa Dua Wetan merupakan salah satu
kelurahan di kecamatan Ciracas, Jakarta Timur dengan luas wilayah yaitu 3.37 km2.
Penduduk kelurahan Kelapa Dua Wetan terdiri dari 16.539 kepala keluarga, 12 rw dan
134 rw. Penduduk dari kelurahan Kelapa Dua Wetan merupakan masyarakat
multikultural dari berbagai etnis. Kebanyakan mata pencarian penduduk di kelurahan ini
adalah pegawai kantor, dan pedagang atau menjalankan bisnis sendiri.
Berdasarkan penjabaran diatas maka penulis ingin meneliti “Perilaku Ibu
Rumah Tangga dalam Memenuhi Kebutuhan Informasi Kesehatan di Kelurahan
Kelapa Dua Wetan”.
B. Batasan dan Rumusan Masalah
Untuk menghindari meluasnya pembahasan dan terarahnya penelitian maka
diperlukan pembatasan masalah, penulis membatasi pada perilaku pencarian informasi
dan penelitian dilakukan pada ibu rumah tangga di Kelurahan Kelapa Dua Wetan yang
berfokus pada kebutuhan informasi kesehatan.
5
Berdasarkan latar belakang dan pembatasan masalah di atas, maka rumusan
masalah pada penelitian ini adalah:
1. Bagaimana perilaku informasi ibu rumah tangga dalam memenuhi kebutuhan
informasi di bidang kesehatan di Kelurahan Kelapa Dua Wetan?
C. Tujuan dan Manfaat Penelitian
Tujuan yang ingin diperoleh dari penelitian ini adalah:
1. Untuk mengetahui perilaku informasi ibu rumah tangga dalam memenuhi kebutuhan
informasi di bidang kesehatan di Kelurahan Kelapa Dua Wetan.
Sementara manfaat yang ingin dicapai dari penelitian ini adalah:
1. Penelitian diharapkan dapat memperkaya khazanah ilmu perpustakaan dan informasi
khususnya dalam bidang perilaku pencarian informasi.
2. Penelitian diharapkan dapat digunakan sebagai acuan, rujukan, atau referensi serta
pendukung penelitian sejenis dan upaya pengembangan lebih lanjut di masa
mendatang.
3. Penelitian ini diharapkan dapat memberikan gambaran perilaku pencarian informasi
ibu rumah tangga dalam memenuhi kebutuhan informasi kesehatan di Kelurahan
Kelapa Dua Wetan.
D. Definisi Istilah
1. Informasi adalah data yang telah diproses menjadi bentuk yang bernilai bagi
penerimanya dan bermanfaat dalam setiap pengambilan keputusan.
2. Perilaku pencarian informasi adalah pola manusia ketika mencari informasi untuk
membantu menjawab dan memahami suatu masalah.
6
3. Ibu rumah tangga adalah perempuan yang memiliki tanggung jawab atas seluruh
kebutuhan rumah tangga dan telah menikah.
E. Sistematika Penulisan
Untuk mendapatkan gambaran yang lebih jelas mengenai permasalahan ini,
penulis akan menguraikan secara sistematika mulai dari bab I sampai bab V dengan
rincian berikut:
Bab I Pendahuluan
Pada bab ini membahas mengenai latar belakang masalah, pembatasan dan
rumusan masalah, tujuan dan manfaat penelitian, dan sistematika penulisan.
Bab II Tinjauan Literatur
Pada bab ini membahas tentang landasan-landasan teori yang relevan dan
berkaitan dengan tema penelitian yang digunakan peneliti serta penelitian
terdahulu.
Bab III Metode Penelitian
Pada bab ini membahas mengenai penelitian yang berisi jenis dan pendekatan
penelitian, populasi dan sampel, tempat dan waktu penelitian, sumber data,
teknik pengumpulan data, dan analisis data.
Bab IV Hasil Penelitian dan Pembahasan
Pada bab ini membahas mengenai gambaran umum masyarakat di kelurahan
Kelapa Dua Wetan dan hasil penelitian yang berisi permasalahan yang diteliti.
Bab V Penutup
Pada bab ini berisi akhir dari penelitian berupa kesimpulan dari penyajian
hasil penelitian yang telah dilakukan. Kemudian dari kesimpulan diberikan
saran-saran kepada pihak yang terkait dengan penelitian ini.
7
BAB II
TINJAUAN LITERATUR
A. Informasi
1. Definisi Informasi
Informasi adalah data yang telah diproses menjadi bentuk yang bernilai bagi
penerimanya dan bermanfaat dalam setiap pengambilan keputusan.10
Ketika suatu
keputusan tidak didukung oleh informasi yang baik biasanya akan memberikan hasil
yang tidak memuaskan dan kurang akurat.
Menurut McFadden informasi adalah data yang telah diproses sehingga
meningkatkan pengetahuan seseorang yang menggunakan informasi tersebut.
Informasi dapat berarti sebagai pemberitahuan yang disampaikan kepada orang
lain.11
Informasi dapat berupa laporan, analisis, data yang terorganisir dalam bentuk
output yang dimengerti seperti grafik, gambar atau video.
American National Standard institute (ANSI) menyebutkan informasi adalah
cara manusia menerapkan data dengan cara disepakati bersama. Sementara dalam
British Standard, informasi adalah pengetahuan yang dicatat atau
dikomunikasikan.12
10
Rudi Hermawan, Arief Hidayat, dan Victor Galuh Utomo, ―Sistem Informasi Penjadwalan Kegiatan
Belajar Mengajar Berbasis Web (Studi Kasus : Yayasan Ganesha Operation Semarang),‖ IJSE (Indonesian
Journal on Software Engineering Vol. 2 No. 1 (2016): 32, access 24 Januari, 2019
https://ejournal.bsi.ac.id/. 11
Pawit M. Yusup and Priyo Subeki, Teori Dan Praktik Penelusuran Informasi (Jakarta: Kencana,
2010), h. 4. 12
Kosam Rimbarawa, Dasar-dasar Organisasi Informasi (Jakarta, 2004), 2.
8
Informasi juga dapat berupa suatu rekaman fenomena yang terjadi. Kejadian-
kejadian yang diamati dan kemudian dicatat atau direkam dapat disebut dengan
informasi. Selain itu informasi juga dapat diartikan sebagai hasil dari pengolahan
data dalam bentuk yang lebih berguna dan lebih berarti bagi penerimanya yag
menggambarkan suatu kejadian yang nyata dan digunakan untuk pengambilan
keputusan.13
Steinover berpendapat bahwa semua hal yang berkaitan dengan infomasi
dilihat dari pola pikir dan perilaku manusia dengan pendekatan menyeluruh. Hal ini
dikarenakan kebutuhan dan karakter manusia mengalami perubahan yang akan
menimbulkan kesadaran akan kebutuhan informasi.
Informasi merupakan hal penting dalam pengambilan keputusan. Tanpa
adanya informasi yang memadai dapat mengakibatkan kurang akuratnya suatu
keputusan dan hasil yang diperoleh akan kurang maksimal.
2. Ciri dan Jenis Informasi
Menurut Davis14
, informasi mempunyai ciri-ciri sebagai berikut:
a) Benar/Salah: memiliki berhubungan dengan kebenaran terhadap kenyataan.
b) Baru: informasi yang dihasilkan benar-benar baru bagi penerimanya.
c) Tambahan informasi yang dapat diperbaharui: memberikan perubahan
informasi yang telah ada.
d) Korektif: digunakan untuk melakukan untuk melakukan koreksi terhadap
informasi sebelumnya yang salah.
13
Dwi Priyanti dan Siska Iriani, ―Sistem Informasi Data Penduduk Pada Desa Bogoharjo Kecamatan
Ngadirojo Kabupaten Pacitan,‖ Indonesian Journal of Networking and Security Vol. 2, no. 4 (2013): h. 56,
http://ijns.org/journal/index.php/ijns/article/view/181/176. 14
Gordon B Davis, Management Information System: Conceptual, Structure and Development (New York:
McGraw Hills, 2011), 72.
9
e) Penegasan: mempertegas informasi yang telah ada sehingga keyakinan
terhadap suatu informasi semakin meningkat.
Davis juga mengungkapkan jenis informasi berupa:
a) Monitoring information: jenis informasi yang berfungsi untuk mengkonfirmasi
tindakan yang diambil.
b) Problem finding information: informasi harus mewakili atau menjawab
masalah yang ada.
c) Action information: informasi yang menggambarkan bahwa akan diambil
sebuah tindakan.
d) Decision support: hasil dari tindakan yan telah diambil dan akan dijadikan
bahan untuk mengambil keputusan.
3. Sumber Informasi
Sumber informasi menurut Setiarso dibagi menjadi dua yaitu sumber
informasi dokumen dan sumber informasi non-dokumen.15
Sumber informasi
dokumen terdiri dari buku, jurnal, majalah, dan laporan penelitian. Sedangkan
sumber informasi non-dokumen adalah manusia, pustakawan, spesialis informasi,
dan pakar. Selain itu sumber informasi juga terdapat pada:
a) Manusia: manusia sebagai sumber informasi dapat diperoleh secara lisan
maupun tulisan. Sumber informasi ini biasanya diperoleh ketika kegiatan
diskusi, ceramah, seminar, konferensi, dan lain-lain.
15
Bambang Setiarso dan Triyono, ―Sumber-sumber Informasi Indonesia dan Pengembangan
Pangkalan Data di Internet,‖ Jurnal Dokumentasi dan Informasi Vol. 21, no. 6 (1997): 5–6,
https://jurnalbaca.pdii.lipi.go.id/index.php/baca/article/view/58/129.
10
b) Organisasi: lembaga penelitian baik pemerintah maupun swasta merupakan
sumber informasi penting karena mereka biasanya memiliki fasilitas berupa
tenaga peneliti, peralatan dan laboratorium, perpustakaan dan jasa informasi
lainnya.
c) Literatur: literatur atau publikasi dalam bentuk digital maupun non-digital.
Literatur dikelompokkan menjadi literatur primer dan sekunder. Literatur
primer adalah literatur yang memuat karang asli. Seperti makalah, karya
ilmiah, buku pedoman, buku terks, terbitan berkala. Sementara literatur
sekunder adalah sarana untuk menemukan informasi literatur primer. Contoh
literatur sekunder adalah indeks, bibliografi, abstrak, dan lain-lain.
Selain sumber informasi yang telah disebutkan terdapat sumber informasi lain
yang sering digunakan masyarakat. Internet adalah jaringan komputer yang
memudahkan manusia untuk mengakses data kapan pun. Internet singkatan dari
Internetworking of computer networks merupakan proyek pengembangan jaringan
komputer oleh Departemen Pertahanan AS. Mereka membentuk ARPAnet dengan
tujuan menghubungkan jaringan komputer para peneliti sehingga memudahkan
pembagian informasi yang kemudian berkembang menjadi seperti sekarang.16
Keunggulan dari penggunaan internet yaitu, cepat dan tepat dalam mencari dan
menyebarkan informasi, memiliki kapasitas ruang penyimpanan yang luas, terjaga
kerahasiaannya,mudah menggunakannya, efektif dan efisien.
Sumber-sumber informasi dalam pencarian informasi terdapat beberapa
kriteria yaitu sebagai berikut:
a) Kemudahan memperoleh informasi
16
Yusup and Subeki, Teori Dan Praktik Penelusuran Informasi, h. 55.
11
b) Keakraban dengan sumber informasi
c) Kualitas informasi
d) Relevansi, kedalaman, dan kemudahan penggunanya.
Pemilihan sumber informasi oleh pengguna informasi dipengaruhi juga oleh
manfaat informasi tersebut, yaitu dapat mengatasi permasalahan yang dialami.
Selain itu pemilihan dan penggunaan informasi dipengaruhi oleh pengetahuan dan
keterampilan dari individu yang melakukan.
B. Kebutuhan Informasi
a) Definisi Kebutuhan Informasi
Kebutuhan informasi adalah informasi yang diperlukan individu untuk mencapai
suatu tujuan. Menurut James Krikelas, Kebutuhan informasi adalah pengakuan
adanya ketidakpastian dalam diri individu sehingga mendorong mereka untuk
mencari informasi.17
Sementara menurut Prasad, kebutuhan informasi adalah situasi
faktual dimana terdapat hubungan yang tidak terpisah antara informasi dengan
kebutuhan. Informasi muncul dan hadir karena adanya kebutuhan yang harus
dipenuhi.18
Menurut Sulistyo Basuki, kebutuhan informasi adalah informasi yang
diinginkan seseorang untuk pekerjaan, penelitian, kepuasan rohaniah, pendidikan
dan lain-lain.19
Misalnya ketika seseorang mengalami suatu situasi mengharuskan
17
James Krikelas, ―Information-Seeking Behavior: Patterns and Concepts,‖ Drexel Library Quarterly
Vol. 19 no. 2 (1983): h. 7–8, access 24 January, 2019 https://eric.ed.gov/?id=EJ298483. 18
H. N Prasad, ―Information Needs and Users,‖ Laboratory for Metric Information Studies (LEMI)
No. 8 (2000): h. 8, access 24 January, 2019
http://lemi.uc3m.es/est/forinf@/index.php/Forinfa/article/viewFile/33/34. 19
Ika Puspita Sari, ―Pengaruh Kebutuhan Informasi Terhadap Ketersediaan Koleksi Oleh Pemustaka
Di Kantor Perpustakaan Dan Arsip Daerah Kabupaten Kudus,‖ Jurnal Ilmu Perpustakaan Vol. 3 No. 2
(2014): h. 3, access 10 December, 2018 https://ejournal3.undip.ac.id/index.php/jip/article/view/14829.
12
membuat keputusan atau memecahkan masalah akan tetapi pengetahuan yang
dimiliki tidak mencukupi untuk memecahkan masalah tersebut.
Belkin dengan konsep Anomalous State of Knowledge (ASK) memberikan
penjelasan tentangkebutuhan informasi yaituketika seseorang mengetahui sesuatu
yang salah dalam pengetahuannya dan ingin menyelesaikan masalah tersebut (when
a person recognizes something wrong in his or her state of knowledge and wishes to
resolve the anomaly).20
Berdasarkan teori ini kebutuhan informasi terjadi ketika
seseorang menyadari adanya kekurangan dalam tingkat pengetahuannya tentang
suatu masalah atau topik tertentu dan berkeinginan mengatasi kekurangan
pengetahuan tersebut.
Jenis kebutuhan terhadap informasi dapat dibagi menjadi empat, yaitu
pendekatan kebutuhan mutakhir, pendekatan kebutuhan sehari-hari, pendekatan
kebutuhan mendalam, dan pendekatan kebutuhan yang ringkas dan lengkap21
:
a) Pendekatan kebutuhan mutakhir (Current need approach) adalah pendekatan
kepada pengguna informasi yang sifatnya mutakhir. Pengguna berinteraksi
dengan sistem informasi dengan cara umum untuk meningkatkan pengetahuan.
Jenis pendekatan ini perlu adanya interaksi yang bersifat konstan antara
pengguna dengan sistem informasi.
b) Pendekatan kebutuhan sehari-hari (Everyday need approach) adalah pendekatan
kebutuhan pengguna yang bersifat spesifik dan cepat. Informasi yang
dibutuhkan merupakan informasi sehari-hari.
20
Tawaf and Khaidir Alimin, ―Kebutuhan Informasi Manusia: Sebuah Pendekatan Kepustakaan,‖
Jurnal Khutubkhanah Vol. 15 No. 1 (2012): h. 51, Access 10 December, 2018
http://id.portalgaruda.org/index.php?ref=browse&mod=viewarticle&article=275354. 21
Endang Fatmawati, ―Kebutuhan Informasi Pemustaka Dalam Teori Dan Praktek,‖ Info Persadha
Vol. 13, no. No. 1 (2015): h. 7–8, access 27 January, 2019 pada http://e-
journal.usd.ac.id/index.php/Info_Persadha/article/view/119.
13
c) Pendekatan kebutuhan mendalam (Exhautic need approach) adalah pendekatan
yang informasi mendalam sehingga pengguna bergantung pada informasi yang
dibutuhkan. Pendekatan ini bersifat relevan, spesifik, dan lengkap untuk
menujang kebutuhan pengguna.
d) Pendekatan kebutuhan ringkas dan lengkap (Catching-up need approach)
adalah pendekatan yang informasinya lengkap dan ringkas mengenai
perkembangan subjek yang dibutuhkan dan hal lain yang sifatnya relevan.
Informasi yang didapat mencakup sumber informasi, berasal dari rujukan
terpecaya, dan informasi yang diberikan menyajikan gambar dan gaya bahasa
yang menarik.
Berdasarkan definisi kebutuhan informasi di atas dapat disimpulkan bahwa
kebutuhan informasi setiap orang berbeda-beda dan kebutuhan informasi terjadi
ketika seseorang merasa adanya kesenjangan antara pengetahuan yang dimiliki
dengan kebutuhan mereka dalam memecahkan masalah.
2. Faktor yang Mempengaruhi Kebutuhan Informasi
Terdapat beberapa faktor yang mempengaruhi kebutuhan informasi, yaitu jenis
pekerjaan, kepribadian, waktu, akses, dan sumber daya teknologi.22
Sedangkan
menurut Wilson terdapat tiga jenis motif kebutuhan yaitu physiological motives,
unlearned motives dan social motives.23
Berikut adalah penjelasannya:
1. Motif fisiologi (physiological motives) adalah kebutuhan informasi yang
didasari atas kebutuhan diri sendiri.
22
David Nicholas, Assesing Information Needs: Tools, Techniques, and Concepts for the Internet Age
(London: Aslib, 2002), h. 93. 23
T. D Wilson, ―Human Information Bahaviour,‖ Information Science Research Vol. 3 No. 2 (2000):
h. 52, access 12 December, 2018 http://inform.nu/Articles/Vol3/v3n2p49-56.pdf.
14
2. Unlearned motives adalah kebutuhan informasi yang terjadi karena perlunya
informasi untuk mengambil suatu keputusan.
3. Motif sosial (social motives) adalah kebutuhan informasi karena adanya
permintaan informasi dari orang lain.
Menurut Crowford kebutuhan informasi dipengaruhi oleh 10 faktor yaitu:
1. Aktifitas pekerjaan (work activity)
2. Disiplin/lapangan/lingkup yang menarik (discipline/field/area of interest)
3. Ketersediaan fasilitas (availability of facilities)
4. Posisi hirarki individu (hierarchical positon of indivuduals)
5. Motivasi pada kebutuhan informasi (motivation factors for information needs)
6. Kebutuhan untuk membuat keputusan (need to take a decision)
7. Kebutuhan mencari ide baru (need to seek new ideas)
8. Kebutuhan memvalidasikan informasi yang benar (need to validate the correct
ones)
9. Kebutuhan untuk kontribusi profesional (need to make professional
contributions)
10. Kebutuhan untuk membangun prioritas pada penemuan (need to establish
priotity for discovery)
Sedangkan bagi David Nicholas kebutuhan informasi dipengaruhi oleh 5 faktor
yaitu jenis pekerjaan, personaliti berupa akspek psikolohi dari pencarian informasi
yang meliputi ketepatan, ketekunan mencari informasim pencarian secara sistematis,
15
motivasi dan keinginan menerima informasi. Faktor sekalanjutnya berupa waktu,
akses, dan sumber daya teknologi yang digunakan untuk mencari informasi.
C. Perilaku Pencarian Informasi
11. Definisi Perilaku Pencarian Informasi
Perilaku pencarian informasi merupakan perilaku seseorang yang selalu terus
bergerak berdasarkan lintas ruang dan waktu, mencari informasi untuk menjawab
segala tantangan yang dihadapi, menentukan fakta, memecahkan masalah menjawab
pertanyaan dan memahami suatu masalah.24
Perilaku informasi merupakan
keseluruhan pola laku manusia terkait dengan keterlibatan informasi baik itu berupa
memerlukan, memikirkan, memperlakukan, mencari dan memanfaatkan informasi
dari berbagai saluran, sumber dan media penyimpanan informasi.25
Wilson mengungkapkan empat batasan-batasan perilaku informasi, yaitu
perilaku informasi, perilaku penemuan informasi, perilaku pencarian informasi dan
perilaku penggunaan informasi.26
1. Perilaku Informasi (Information Bahaviour) adalah keseluruhan perilaku
manusia yang berkaitan dengan sumber dan saluran informasi, baik aktif
maupun pasif, dan penggunaan informasi. Perilaku ini berupa komunikasi
langsung dan menonton TV.
2. Perilaku Penemuan Informasi (Information Seeking Behaviour) adalah
pencarian informasi secara sengaja dengan tujuan untuk memenuhi
kebutuhan informasi. Perilaku ini berupa seseorang yang berinteraksi dengan
24
Yasir Riady, ―Perilaku Pencarian Informasi Mahasiswa Program Doktoral Dalam Penyusunan
Disertasi‖ Vol. 15 No. 2 (Agustus 2013): h. 108, Access 12 December, 2018
http://old.perpusnas.go.id/Attachment/MajalahOnline/YasirRiady_Perilaku_Pencarian_Informasi.pdf. 25
Yusup and Subeki, Teori Dan Praktik Penelusuran Informasi, h. 100. 26
Wilson, ―Human Information Bahaviour,‖ h. 2.
16
sistem informasi manual, seperti koran dan perpustakaan, dan sistem
informasi komputer.
3. Perilaku Pencarian Informasi (Information Searching Behaviour) adalah
perilaku tingkat mikro yang pelakunya berinteraksi dengan semua jenis
sistem informasi. Perilaku ini berupa bentuk interaksi dengan sistem, baik
interaksi dengan komputer (mengklik suatu tautan dengan mouse) atau
dengan intelektual dan mental (Penggunaan strategi bolean dan pemilihan
buku yang relevan.)
4. Perilaku Penggunaan Informasi (Information User Behaviour) adalah
perilaku terdiri dari tindakan fisik dan mental yang menggabukan
pengetahuan baru dengan pengetahuan yang telah dimiliki. Perilaku ini
berupa menandai dan mencatat informasi penting dalam teks atau
membandingkan pengetahuan baru dengan yang sudah ada.
Maka dapat disimpulkan perilaku pencarian infomasi adalah pola manusia
ketika mencari informasi untuk membantu menjawab dan memahami suatu masalah.
12. Model Perilaku Pencarian Informasi
Perilaku pencarian informasi memiliki beberapa model seperti model Wilson,
model Johnson, model Kathulu dan model Ellis. Wilson mengungkapkan perilaku
pencarian informasi dalam dua model. Model pertama dibuat pada tahun 1981 yang
berisi 12 komponen dalam pencarian informasi yang dimulai dengan penggunaan
informasi. Model ini menjelaskan bahwa pengguna informasi memiliki kebutuhan
informasi tertentu yang kemudian menciptakan perilaku pencarian informasi yang
terdiri dari permintaan sistem informasi dan permintaan sumber informasi lain. Hasil
pencarian informasi dapat berakhir sukses atau gagal. Ketika proses pencarian
17
informasi sukses maka pengguna mendapatkan informasi yang dibutuhkan dan
timbul rasa puas dan tidak puas ketika pencarian informasi gagal. Kemudian
terjadilah proses transfer informasi kepada orang lain sehingga tercipta kegiatan
pertukaran informasi.27
Gambar 2.1 Model Pencarian Informasi Wilson tahun 1981
Model kedua pada tahun 1996 yang berisi konteks pencarian informasi.
Wilson berpendapat perilaku informasi merupakan proses yang langsung berkaitan
dengan pengolahan dan pemanfaatan informasi dalam kehidupan individu.
Kebutuhan informasi tidak langsung berubah menjadi perilaku informasi tetapi
dipicu oleh pemahaman individu tentang permasalahan yang dihadapai. Setelah itu
kebutuhan informasi berubah menjadi aktifitas pencarian informasi.28
27
Donald O. Case, Looking for Information: A Survey of Research on Information Seeking, Needs,
and Behavior (Emerald Group, 2012), h. 39–40. 28
Case, h. 155–157.
18
Gambar 2.2 Model Pencarian Informasi Wilson tahun 1996
Model Johnson mengandung tujuh faktor yang bibagi menjadi tiga bagian.
Dalam model ini latar belakang dan hubungan pribadi menjadi motivasi untuk
mencari informasi. Faktor latar belakang dibagi atas demografi dan pengalaman
langsung. Selain itu faktor yang telah disebutkan juga terdapat faktor karakter.
Kemudian faktor-faktor ini menciptakan kebutuhan informasi dan menghasilkan
suatu tindakan pencarian informasi.29
Gambar 2.3 Model Pencarian Informasi Johnson
29
Case, h. 151–155.
19
Menurut Ellis interaksi individu dalam mencari informasi memiliki keunikan
tersendiri tergantung pada aktivitas penemuannya.30
Ellis mengemukakan model
perilaku pencarian informasi yang diberi nama behaviour model of information
seeking startegies dan menghasilkan enam tahap pencarian yang terdiri dari starting,
chaining, browsing, differentiating, monitoring, extracting.
Gambar 2.4 Model Pencarian Informasi Ellis
Kemudian Ellis mengembangkan bersama Deborah Cox dan Hall Katherine.
Dalam jurnalnya berjudul A Comparison of the Information Seeking Patterns of
Researchers in the Physical and Social Sciences menghasilkan delapan tahap
pencarian informasi berupa starting, chaining, browsing, differentiating, monitoring,
extracting, veryfying dan ending.31
Berikut adalah penjelasan dari tahap perilaku
pencarian infomasi:
1. Starting adalah awalan dari seseorang untuk melakukan pencarian berupa
penentuan sumber referensi yang akan digunakan saat mencari informasi.
Referensi yang digunakan dapat berasal dari pengetahuan yang telah dimiliki
atau yang telah digunakan sebelumnya. Menurut Ellis untuk memulai suatu
pencarian mengandalkan rujukan awal (starter references), kontak personal
30
Case, h. 143–145. 31
David Ellis, Deborah Cox, dan Katherine Hall, ―A Comparison of the Information Seeking Patterns
of Researchers in the Physical and Social Sciences,‖ Journal of Documentation Vol. 49, no. 4 (t.t.): 359–
65, https://www.emerald.com/insight/content/doi/10.1108/eb026919/full/html.
20
(personal contacts), ulasan artikel (reviews or review type material), dan
sumber sekunder (secondary resources).
2. Chaining adalah kegiatan mengikuti mata rantai atau mengkaitkan daftar
literatur pada rujukan inti saat kegiatan starting. Kegiatan ini bertujuan untuk
memastikan keaslian dari sumber informasi tersebut. Kegiatan Chaining
dilakukan dengan dua cara:
a) Backward Chaining adalah mengikuti daftar pustaka pada rujukan inti.
Sehingga hanya dengan menggunakan satu rujukan inti dapat memperoleh
rujukan lain yang pembahasannya tidak jauh berbeda.
b) Forward Chaining adalah mencari rujukan lain berdasarkan nama
pengarang atau subjek yang dicari. Cara ini dapat dilakukan dengan
menggunakan bibliografi.
3. Browsing adalah kegiatan mencari informasi di tempat tertentu yang memiliki
informasi yang dibutuhkan. Pencarian dapat dilakukan dengan berbagai cara
dengan menelusur buku, jurnal, hasil penelitian dan lain-lainnya. Kegiatan ini
tidak hanya membaca sekilas informasi di jurnal atau daftar isi saja tetapi juga
referensi dan abstrak yang tertera di sumber informasi tersebut.
4. Differentiating adalah kegiatan memilih atau menyaring informasi yang
relevan dengan kebutuhan informasi. Dalam hal ini pengguna dapat menilai
kualitas sumber informasi yang mereka temukan. Kriteria dalam menyaring
rujukan digunakan dengan melihat topik kajian, pendekatan yang digunakan,
kualitas informasi, dan kedetailan informasi.
5. Monitoring adalah kegiatan mengikuti perkembangan informasi yang didapat
sehingga dapat memperoleh informasi terbaru. Monitoring dapat dilakukan
21
dengan cara pertukaran informasi dengan pakar bidang tertentu, pemantauan
pada jurnal dan katalog, koran, buku, dan lain-lain.
6. Extracting adalah kegiatan melanjutkan pencarian dengan menggali lebih
dalam sumber informasi dan mengidentifikasi relevansi materi secara selektif.
Kegiatan ini penting saat akan membuat tinjauan literatur. Sumber informasi
yan digunakan biasanya berupa jurnal yang sudah berstandar, bibliografi
subjek, katalog penerbit, abstrak dan indeks
7. Verifying adalah kegiatan memeriksa ulang akurasi dan keabsahan informasi
yang telah ditemukan. Kegiatan ini biasanya dilakukan oleh peneliti bidang
fisika dan kimia akan tetapi penelitian bidang sosial tidak melakukan kegiatan
ini.
8. Ending adalah akhir dari proses pencarian dan dilakukan bersamaan dengan
berakhirnya kegiatan pencarian.
13. Perilaku Pencarian Informasi Kesehatan
Saat ini pencarian informasi terkait gaya hidup semakin banyak. Dalam suatu
studi dikatakan penyebab individu melakukan pencarian informasi kesehatan
disebabkan adanya kebutuhan informasi yang spesifik. Hal ini menunjukkan bahwa
adanya hubungan yang positif antara pengetahuan tentang kesehatan pribadi dengan
pencarian informasi kesehatan. Banyaknya informasi kesehatan yang diperoleh pada
suatu individu dapat mengubah pengetahuan, kepercayaan dan sikap dari pencari
informasi. Selain itu, mereka menjadi semakin aktif pula dalam melakukan
pemeriksaan medis dibandingkan dengan yang tidak melakukan pencarian.
Walaupun pencarian informasi tidak langsung membuat seseorang hidup
sehat tetapi dengan memiliki informasi kesehatan yang baik dapat membantu mereka
22
kedepannya. Menurut studi berikut adalah hasil yang diperoleh dari melakukan
pencarian informasi kesehatan32
:
a) Cognitive Outputs: peningkatan pengetahuan dan pengambilan keputusan.
b) Behavioral Outpusts: adanya diskusi tentang informasi yang diperoleh dengan
parktisi medis dan ahli kesehatan.
c) Health Outputs: Meningkatnya kemampuan untuk merawat diri dan komitmen
terhadap pengobatan dan perubahan gaya hidup.
d) Physical Outputs: meningkatnya kualitas hidup karena peningkatan kesehatan
fisik.
e) Effective results: berkurangnya stres, ketakutan dan kecemasan serta
meningkatnya hidup positif..
14. Hambatan Pencarian Informasi
Dalam melakukan pencarian informasi terkadang individu mengalami
hambatan, menurut Wilson hambatan tersebut dapat kategorikan berupa karakteristik
pribadi, hambatan sosial atau interpersonal dan hambatan lingkungan.33
Berikut
adalah penjelas dari hambatan-hambatan tersebut:
1. Hambatan karakteristik pribadi
a. Disonansi kognitif adalah perbedaan motivasi individu untuk berperilaku.
Perbedaan ini dapat membuat mereka menjadi tidak nyaman sehingga
berusaha mencari cara untuk memperbaiki konflik tersebut. Cara yang
dapat dilakukan untuk memperbaiki disonansi kognitif dengan mencari
32
Anasik Lalazaryan dan Firoozeh Zare‑Farashbandi, ―A Review of Models and Theories of Health
Information Seeking Behavior,‖ International Journal of Health System and Disaster Management Vol. 2,
no. 4 (Desember 2014): 194, https://www.researchgate.net/publication/312377746. 33
T. D Wilson, ―Information Behaviour: An Interdisciplinary Perspective,‖ Information Processing &
Management Vol. 33, no. Issue 4 (July 1997): h. 556–562, access 27 January, 2019
https://www.sciencedirect.com/science/article/abs/pii/S0306457397000289.
23
informasi untuk mendukung pengetahuan, nilai-nilai atau keyakinan atau
dapat juga dilakukan dengan menemukan suatu alasan untuk mengubah
keadaan yang ada.
b. Keterbukaan selektif adalah kondisi dimana individu terbuka akan ide-ide
baru tetapi hanya ketika ide tersebut sesuai dengan kepentingan, sikap dan
kebutuhan mereka. Ketika melakukan pencarian informasi mereka akan
mencari informasi yang sesuai dengan pandangan mereka dan jika suatu
informasi yang ditemukan bertentangan dengan prinsip yang dianut mereka
cenderung menghindari infomasi tersebut.
c. Karakteristik fisiologis, kognitif, dan emosional adalah karakteristik yang
dapat menghambat individu untuk memperoleh informasi. Hambatan ini
berupa kondisi fisik, kurangnya pengetahuan, keterbatasan bahasa serta rasa
gugup.
d. Hambatan keempat dari karakteristik pribadi adalah tingkat pendidikan dan
pengetahuan dasar. Jika seseorang yang tingkat pendidikannya tinggi, maka
akan lebih mudah bagi mereka untuk menemukan informasi yang
diperlukan. Sebaliknya jika tingkat pendidikan mereka rendah, mereka akan
kesulitan untuk menemukan informasi yang diperlukan.
e. Hambatan kelima adalah variabel demografi yaitu usia, jenis kelamin, dan
faktor lainnya.
2. Hambatan sosial atau interpersonal
Permasalahan ini dapat muncul saat interaksi antara individu dengan
individu lain untuk mengakses informasi. Bentuk permasalahan yang mucul dari
hambatan ini adalah sikap individu ketika melakukan pencarian.
3. Hambatan lingkungan dan situasi
24
Hambatan dari segi lingkungan dan situasi berupa waktu contohnya
kurangnya waktu yang tersedia pasien dan dokter merupakan salah satu
penghambat dalam pencarian informasi. Kedua geografi, usia dan letak
geografis mempengaruhi informasi yang diterima. Semakin sulit suatu tempat
dijangkau maka kegiatan pencarian informasi akan susah untuk dilakukan. Sama
halnya dengan usia semakin bertambahnya usia, informasi yang diterima juga
berkurang. Ketiga budaya nasional, perbedaan budaya antara individu penting
dalam pertukaran informasi tetapi faktor ini juga dapat mempengaruhi
gambaran sehingga dapat menghambat memperoleh informasi.
4. Akses
Akses informasi sangat penting dalam pencarian informasi. Kurangnya
sumber informasi yang mudah diakses dapat menghambat pencarian informasi.
5. Kredibilitas
Informasi yang ditemukan terkadang tidak dapat dibuktikan kebenarannya
sehingga dapat menghambat proses pencarian individu.
D. Ibu Rumah Tangga
Ibu rumah tangga adalah peran seorang wanita yang diberikan secara langsung
setelah mereka menikah. Ibu rumah tangga juga disebut sebagai seorang ibu yang
memilih untuk tidak bekerja di luar rumah dan bertanggung jawab mengatur keuangan
dan mengurus kebutuhan rumah.34
Peran ibu rumah tangga bukanlah hal yang mudah
34
Heri Junaedi, ―Ibu Rumah Tangga: Streotype Perempuan Pengangguran,‖ An Nisa’a: Kajian
Gender Dan Anak Vol. 12 No. 1 (June 2017): h. 78, access 25 January, 2019
http://jurnal.radenfatah.ac.id/index.php/annisa.
25
sebab seorang ibu harus selalu siap tanpa memandang waktu dan kondisi. Menurut Sharif
Baqhir peran ibu rumah tangga dalam keluarga dapat dibagi menjadi tujuh35
, yaitu:
1. Ibu sebagai manager
Seorang ibu rumah tangga mampu menyatukan berbagai karakter, kondisi dan
keadaan anggota keluarga ke dalam satu tujuan rumah tangga. Ibu rumah tangga
berperan dalam mengatur kelangsungan roda rumah tangganya.
2. Ibu sebagai guru
Seorang ibu rumah tangga mampu mendidik anak-anaknya, mengajarkan,
membimbing, melatih, mengarahkan dan memberikan penilaian baik berupa hadiah
atau hukuman. Ibu merupakan sekolah utama dalam pembentukan karakter
kepribadian anak sehingga menjadi anak yang bersifat mulia.
3. Ibu sebagai koki
Ibu rumah tangga mampu pandai berkreasi untuk menghasilkan menu-menu yang
dapat diterima semua anggota keluarga. Ibu rumah tangga juga berperan dalam
menjaga kesehatan semua anggota keluarga.
4. Ibu sebagai perawat
Ibu rumah tangga telaten dalam merawat anak-anaknya dan memberikan yang
dibutuhkan mereka dan tidak bosan memberikan kasih saying dan perhatian yang
tulus untuk anak-anaknya.
5. Ibu sebagai akuntan
Ibu rumah tangga dengan baik mengelola anggaran pendapatan dan pengeluaran
belanja bulanan dan bahkan membantu perekonomian keluarga tanpa melupakan
kewajiban sebagai ibu rumah tangga.
6. Ibu sebagai dokter
35
M. Baqir Sharif Al Qarashi, Seni Mendidik Islami (Jakarta: Pustaka Zahra, 2003), h. 64.
26
Ibu rumah tangga mampu mengupayakan kesembuhan dan menjaga anggota
keluarga dari hal yang mengancam kesehatan sehingga selalu dalam keadaan sehat.
7. Ibu sebagai desain interior
Ibu mampu menciptakan suasana rumah yang nyaman untuk ditempati dan tidak
membosankan.
E. Penelitian Terdahulu
Terdapat beberapa penelitian terdahulu yang berkaitan dengan tema penelitian
yang akan dilakukakan, yaitu:
1. Penelitian pertama berjudul ―The Everyday Life Information Seeking Behaviours
of First Time Mothers‖ yang ditulis oleh Katherine Loudon, Steven Buchanan dan
Ian Ruthven dalam Journal of Documentation diterbitkan oleh Emerald Group
Publishing Limited tahun 2016. Tujuan penulisan penelitian ini adalah untuk
meneliti perilaku pencarian informasi sehari-hari dari ibu yang baru memiliki anak
pertama kali, karena mereka mengahadapi kebutuhan informasi yang baru, penting
dan mendesak seiring dengan munculnya tanggung jawab baru. Hasil penelitian ini
ditemukan bahwa para ibu muda menghargai infomasi yang didapat dari teman
atau anggota keluarga yang telah memiliki pengalaman. Namun rasa takut akan
penilaian orang lain mempengaruhi penggunaan informasi interpersonal baik
secara online atau offline. Banyak ibu muda mengalami tekanan untuk menjadi
―seorang ibu yang baik‖ sehingga tidak jarang dari mereka menyembunyikan dan
takut untuk betanya kepada orang lain termasuk tenaga professional.
27
2. Penelitian kedua berjudul ―A Literature Review of Parents’ Online Behaviour‖
yang ditulis oleh Jodi Dworkin, Jessica Connel, Jennifer Doty dalam Journal of
Psychosocial Research tahun 2013. Tujuan penulisan ini untuk menganalisa
penggunaan internet pada para orang tua dalam keseharian. Hasil penelitian ini
berupa orang tua mencari informasi online tentang mengasuh anak, social support
online, dan teknologi terkini.
3. Penelitian ketiga berjudul ―Analisis Kebutuhan dan Pencarian Informasi Ibu
dengan Kelahiran Anak Pertama Periode Postpartum: Studi Kasus Whatsapp
Group Zona Mama‖ yang ditulis oleh Aji Subekti dalam Jurnal Dokumentasi dan
Informasi Vol. 40 Isu 2 tahun 2019. Tujuan Penelitian ini untuk memahami
kebutuhan dan pencarian informasi ibu primipara sehingga dapat menyediakan
informasi yang tepat dan mengurangi kecemasan terhadap postpartum depression.
Hasil penelitian menunjukkan adanya kekurangan dalam informasi tentang topik
ASI, cara merawat anak, dan MPASI. Walaupun ibu telah melakukan pencarian
tetapi kurangnya perencanaan dan banyaknya informasi yang beredar yang
diragukan kebenarannya tidak dapat mengurangi rasa kekhawatiran tersebut.
28
BAB III
METODE PENELITIAN
A. Jenis dan Pendekatan Penelitian
Jenis penelitian ini menggunakan penelitian kualitatif yaitu penelitian ini
menggunakan metode-metode untuk mengekplorasi dan memahami permasalahan yang
berasal dari masalah sosial dan kemanusiaan. Penelitian ini menerapkan cara pandang
bergaya induktif, berfokus pada makna individu dan menerjemahkan kompleksitas suatu
persoalan.36
Penelitian kualitatif bertujuan mengembangkan konsep sensitivitas pada
masalah yang dihadapi, menerangkan realitas yang berkaitan dengan penelusuran teori
dari bawah dan mengembangkan pemahaman akan satu atau lebih dari fenomena yang
terjadi.
Penelitian kualitatif juga dapat diartikan sebagai keterkaitan spesifik pada studi
hubungan sosial yang berhubungan dengan fakta dari pluralisasi kehidupan.37
Oleh sebab
itu penelitian kualitatif bersifar sementara, tentatif, dan berkembang atau berganti ketika
di lapangan. Dalam penelitian kualitatif, sumber data yang digunakan berupa lingkungan
alamiah dimana peneliti berinteraksi langsung ke tempat kejadian. Peneliti mengamati,
mencatat, bertanya, menggali sumber yang berkaitan dengan fenomena yang terjadi.
Sedangkan pendekatan penelitian ini menggunakan pendekatan fenomenologi yaitu
penelitian untuk memberikan gambaran tentang arti dari pengalaman beberapa individu
mengenai suatu konsep tertentu.38
Fenomenologi juga dapat diartikan sebagai penelitian
yang mengidentifikasi pengalaman manusia tentang suatu fenomena tertentu. Penelitian
36
John W. Creswell, Research Design: Pendekatan Kualitatif, Kuantitatif, Dan Mixed (Yogyakarta:
Pustaka Pelajar, 2010), h. 4–5. 37
Imam Gunawan, Metode Penelitian Kualitatif (Jakarta: Bumi Aksara, 2013), h. 81. 38
M. Djunaidi Ghony and Almanshur Fauzan, Metode Penelitian Kualitatif (Yogyakarta: Ar-Ruzz
Media, 2012), h. 58–59.
29
ini mengharuskan penulis mengesampingkan pengalaman pribadi dan terlibat langsung
untuk memahami pengalaman dari partisipan yang terlibat.39
Fenomelogi berusaha mengungkapkan, mempelajari serta memahami suatu
fenomena dan konteknsya yang khas dan unik yang dialami oleh individu hingga pada
tingkatan yang diyakini individu tersebut. Maka untuk memahami suatu permasalan
dengan fenomenologi berdasarkan sudut pandang, paradigma, dan keyakinan langsung
dari individu yang bersangkutan sebagai subjek yang mengalami langsung. Dengan kata
lain, penelitian fenomenologi berusaha unruk mencari arti secara psikologis dari suatu
pengalaman individu terhadap suatu fenomena melalui penelitian yang mendalam dalam
konteks kehidupan sehari-hari individu yang diteliti.40
Penelitian fenomenologi pada dasarnya memiliki hal utama yang menjadi fokus
penelitian, berupa textural description adalah apa yang dialami oleh subjek penelitian
tentang sebuah fenomena. Apa yang dialami merupakan aspek objektif, data bersifat
faktual, dan hal yan terjadi bersifat empiris. Kedua adalah struktural description yaitu
bagaimana subjek mengalami dan memaknai pengalamannya. Deskripsi ini bersifat
aspek subjektif, seperti pendapat, penilaian, perasaan, harapan, dan respon subjektif lain
dari individu yang diteliti yang berkaitan dengan fenomena.41
B. Subjek dan Objek Penelitian
1. Indikator Penelitian
Adapun indikator penelitian adalah:
39
Creswell, Research Design: Pendekatan Kualitatif, Kuantitatif, Dan Mixed, h. 20–21. 40
Ghony and Fauzan, Metode Penelitian Kualitatif, h. 59. 41
O. Habiansyah, ―Pendekatan Fenomenologi: Pengantar Praktik Penelitian Dalam Ilmu Sosial Dan
Komunikasi,‖ Mediator, Vol. 9, no. No. 1 (June 2008): h. 171,
https://ejournal.unisba.ac.id/index.php/mediator/article/view/1146.
30
a. Starting
b. Chaining
c. Browsing
d. Diffentiating
e. Monitoring
2. Informan Penelitan
Informan adalah orang yang memberi informasi baik dirinya ataupun orang
lain atau suatu kejadian atau suatu hal kepada peneliti. Peran informan sangat
penting dalam penelitian karena penulis perlu mendapatka data yang valid untuk
penelitiannya. Oleh sebab itu, tidak sembarang orang dapat menjadi informan.
Mereka yang menjadi informan diharapkan memahami dan menguasai informasi
yang diperlukan dalam penelitian.
Terkait dengan penelitian ini, pemilihan informan dengan menggunakan
mekanisme disengaja atau purposive berarti penulis telah menentukan kriteria
tertentu yang perlu dipenuhi oleh informan.42
Hal ini bertujuan agar informan yang
dipilih memiliki pengetahuan dan informasi dengan fenomena yang diteliti.
Dalam penelitian ini, penulis menentukan informan dengan kriteria sebagai
berikut:
1. Ibu rumah tangga yang memiliki anak pertama berumur dibawah 5 tahun.
2. Memahami teknologi informasi.
3. Bersedia membantu dan bekerjasama selama berlangsungnya penelitian.
42
Afrizal, Metode Penelitian Kualitatif: Sebuah Upaya Mendukung Penggunaan Penelitian Kualitatif
Dalam Berbagai Disiplin Ilmu (Jakarta: Rajawali Pers, 2015), h. 140.
31
C. Teknik Pengumpulan Data
Adapun teknik pengumpulan data yang digunakan penulis untuk mendapatkan
informasi atau data-data yang diperlukan dalam penelitian berupa:
1. Data Primer
Data primer adalah data yang diperoleh secara langsung dari sumber aslinya
dapat berupa wawancara dan observasi yang dilakukan dalam suatu penelitian.
Penelirian ini memperoleh data primer dari wawancara ibu rumah tangga dan
observasi di lokasi penelitian yaitu kelurahan Kelapa Dua Wetan.
a. Wawancara
Wawancara adalah suatu percakapan yang diarahkan pada suatu masalah
tertentu dan merupakan proses tanya jawab lisan diman dua orang atau lebih
berhadapan secara fisik.43
Dengan wawancara kita berhubungan dengan
perasaan, pikiran, pengalaman, pendapat yang tidak bisa diamati. Wawancara
dibedakan menjadi terstruktur dan tidak terstuktur. Wawancara terstruktur
adalah wawancara yang dilakukan ketika informasi yang diperlukan sudah pasti.
Proses wawancara terstruktur dilakukan dengan menggunakan instrumen
pedoman wawancara tertulis yang berisi pertanyaan-pertanyaan yang akan
diajukan kepada informan. Sementara wawancara tidak terstruktur bersifat
terbuka dan dalam pelaksanaannya lebih bebas dibandingkan dengan
wawancara terstruktur. Selama melakukan wawancara tidak struktur, alur
wawancara bersifat alamiah untuk menggali ide dan gagasan informan secara
terbuka dan tidak menggunakan pedoman wawancara.
Wawancara tidak struktur biasanya mengutaman penggunaan alat
perekam dan transkrip data verbatim dan penggunaan suatu pedoman
43
Gunawan, Metode Penelitian Kualitatif, h. 160.
32
wawancara daripada susunan pertanyan yang kaku. Wawancara ini dilakukan
dengan kata kunci, agenda atau daftar topik yang dicakup dalam wawancara.
Pertanyaan yang disusun bisanya berawal dari pertanyaan umum dalam area
yang diteliti.
Dalam melakukan wawancara metode yang digunakan adalah terbuka dan
penulis telah memiliki beberapa pertanyaan yang sudah disusun sebelumnya
kemudian pertanyaan diperdalam satu persatu. Dengan metode ini maka penulis
dapat memperoleh data dari semua variable dengan keterangan yang lengkap
dan mendalam. Wawancara akan dilakukan kepada orang tua untuk menggali
informasi dan mengetahui pengalaman mereka pada pencarian informasi untuk
anak pra sekolah.
b. Observasi
Observasi atau pengamatan adalah teknik pengumpulan data yang
dilakukan oleh peneliti secara langsung turun ke lapangan untuk mengamati
ruang, tempat, pelaku, kegiatan, benda-benda, waktu, peristiwa, tujuan, dan
perasaan.44
Observasi memiliki berbagai macam jenis, yaitu observasi berperan
serta, observasi biasa, dan observasi terkendali. Observasi berperan serta dibagi
menjadi tiga, yaitu keterlibatan aktif adalah pengamat ikut mengerjakan yang
dikerjakan oleh subjek observasi dalam kehidupan sehari-harinya. Kedua,
keterlibatan pasif adalah pengamat tidak terlibat dalam kegiatan yang dilakukan
subjek observasi dan tidak melakukan kegiatan interaksi dengan sosial dengan
subjek yang diamati. Ketiga, keterlibatan setengah-setengah adalah kedudukan
pengamat berada dalam dua hubungan struktural yang berbeda yaitu antara
44
M. Djunaidi Ghony, Metode Penelitian Kualitatif (Yogyakarta: Ar-Ruzz Media, 2016), h. 164.
33
menjadi strukutr yang menjadi wadah bagi kegiatan yang diamati dengan
struktur dimana peneliti menjadi pendukung.45
Observasi diperlukan untuk mengambil data yang akurat dalam penelitian
baik penelitian kualitatif maupun kuantitatif. Dalam melakukan observasi
terdapat 8 hal yang perlu diperhatikan yaitu ruang atau tempat melakukan
observasi, subjek yang diobervasi, kegiatan untuk menciptakan interaksi antar
subjek, benda-benda atau alat-alat di sekitar subjek ketika melakukan kegiatan,
waktu, peristiwa yang terjadi di luar kegiatan rutin yang dilakukan subjek yang
diteliti, tujuan di setiap kegiatan yang dilakukan, dan perasaan yang
diungkapkan subjek baik lewat emosi atau tindakan.46
Selama kegiatan observasi penulis mengamati langsung di lokasi yang
diteli tanpa berpartisipasi dan mencatat aktivitas yang dilakukan oleh orang tua.
Observasi ini dilakukan untuk mengetahui perilaku orang tua dalam mencari
informasi untuk anak pra sekolah.
2. Data Sekunder
Data sekunder adalah data yang diperoleh dengan tidak langsung atau
menggunakan perantara berupa buku, arsip publikasi atau nonpublikasi, karya tulis,
majalah, dan laporan. Dalam penelitian ini data sekunder adalah artikel dan literature
yang berhubungan dengan penelitian yang sedang diteliti.
a. Dokumentasi
Dokumentasi adalah catatan peristiwa yang berbentuk tulisan, gambar,
atau karya monumental dari seseorang yang diambil selama melakukan
45
Ghony and Fauzan, Metode Penelitian Kualitatif, h. 155. 46
Ghony and Fauzan, h. 50.
34
penelitian di lapangan. Dokumentasi yang akan dijabarkan dalam penelitian ini
berupa gambar foto dan rekaman di lapangan.
b. Kajian Pustaka
Kajian pustaka berarti mengumpulkan data dan informasi pendukung
untuk membantu penelitian. Kajian informasi ini bersumber dari buku, kamus,
jurnal, artikel, skripsi dan tesis.
D. Teknik Analisis Data
Analisis data adalah proses penyelidikan dan pengaturan secara sistematis
transkrip wawancara, catatan lapangan dan materil lainnya yang penulis kumpulkan
untuk meningkatkan pemahaman semua data dan memungkinkan penulis untuk
menyajikan penelitiannya.47
Tahapan dalam analisis data berupa reduksi data (data
reduction), penyajian data (data display), dan penarikan kesimpulan (conclusion
drawing).
a. Reduksi Data (data reduction)
Reduksi data ialah kegiatan merangkum, memilih hal-hal pokok, memfokuskan
hal-hal penting, dan mencari tema dan pola penelitian.48
Dengan melakukan reduksi
data memudahkan penulis untuk mengumpulkan data yang relevan dan data yang
dimiliki menjadi lebih ringkas dan terperinci.
b. Penyajian Data (data display)
Setelah melakukan reduksi data, langkah selanjutnya adalah penyajian data yaitu
dilakukan dalam bentuk teks yang bersifat naratif.
47
Ghony, Metode Penelitian Kualitatif, h. 249. 48
Gunawan, Metode Penelitian Kualitatif, h. 211.
35
c. Penarikan Kesimpulan (conclusion drawing)
Penarikan kesimpulan merupakan langkah yang dilakukan setelah merangkum
data dan menyajikan data. Dalam penarikan kesimpulan penulis memberikan
jawaban dari rumusan masalah dari penelitian.
E. Tempat dan Waktu Penelitian
Penelitian ini dilakukan di Kelurahan Kelapa Dua Wetan, Ciracas, Jakarta Timur.
Adapun jadwal penelitian sebagai berikut:
No Jenis Kegiatan 2019
1 2 3 4 5 6 7 8 9
1 Penyerahan
proposal
skripsi dan
dosen
pembimbing
2 Pelaksanaan
bimbingan
skripsi
3 Pengumpulan
literatur
mengenai
skripsi
4 Penelitian
5 Pengolahan
data dan
analisis data
36
6 Penyerahan
laporan
skripsi
7 Sidang skripsi
37
BAB IV
Hasil Penelitian dan Pembahasan
A. Kelurahan Kelapa Dua Wetan
Secara administratif Kelapa Dua Wetan terletak di Kecamatan Ciracas, Jakarta
Timur. Kelurahan Kelapa Dua Wetan mempunyai luas wilayah sekitar 336,86 Ha,
terbagi atas 12 RW dan 132 RT.
Batas-batas wilayah kelurahan Kelapa Dua Wetan terdiri dari:
Utara : Jalan Raya Ciracas (Kel. Ciracas)
Selatan : Kali Cipinang ( Kel. Ciracas)
Timur : Jalan Tol Jagorawi (Kel. Cipayung)
Barat : Jalan Lap. Tembak (Kel. Cibubur)
Topografi daerah ini merupakan dataran rendah dengan iklim sepanjang tahun
panas dengan suhu rata-rata sepanjang tahun sekitar 27 °C.
1. Penduduk
Penduduk Kelapa Dua Wetan memiliki kepala keluarga sebanyak 17906 kepala
keluarga dengan jumlah penduduk sebanyak 56.421 jiwa yang terdiri dari laki-laki
28.134 orang dan perempuan 28.287 orang49
.
2. Mata Pencaharian
Mata pencaharian masyarakat di daerah ini sebagian besar sebagai buruh dan
karyawan swasta, banyak juga yang berdagang atau membuka bisnis sendiri sebagai
mata pencaharian. Berikut ini data mata pencarian penduduk di Kelurahan Kelapa
Dua Wetan50
:
49
BKKBN, ―Kampung KB Kelurahan Kelapa Dua Wetan,‖ 2018,
http://kampungkb.bkkbn.go.id/profile/13951. 50
Badan Pusat Statistik Kota Jakarta Timur, ―Laporan Tahunan Kecamatan Ciracas Tahun 2015,‖
2016, https://jaktimkota.bps.go.id/publication/2015/11/30/af5dbbc3532e16f22e765623.
38
Pedagang : 800 orang
Wirausaha : 210
Buruh dan Karyawan Swasta : 6624
PNS : 6066
TNI/Polisi : 2624
Jasa, dll : 2652
3. Agama dan Tempat Ibadah
Penduduk kelurahan Kelapa Dua Wetan dalam beribadah menganut berbagai
macam agama, seperti berikut51
:
Islam : 39635
Kristen : 7562
Katolik : 1133
Hindu : 96
Budha : 175
Khonghuchu : 4
Aliran Kepercayaan : 8
Berikut adalah jumlah rumah ibadah yang terdapat di Kelurahan Kelapa Dua
Wetan52
:
Masjid : 25
Musholla : 33
Gereja : 6
51
Badan Pusat Statistik Kota Jakarta Timur, 8. 52
Badan Pusat Statistik Kota Jakarta Timur, 8.
39
4. Sarana Pendidikan
Sarana pendidikan di kelurahan Kelapa Dua Wetan dapat dilihat pada tabel
dibawah ini53
:
TK : 8
SD : 7
SMP : 6
SMA : 7
SMK : 4
Akademik/Diploma : 2
5. Sarana Kesehatan
Sarana pendidikan di kelurahan Kelapa Dua Wetan dapat dilihat pada tabel
dibawah ini54
:
Puskesmas : 1
Apotik : 4
Klinik : 9
B. Hasil Penelitian
Pada bagian ini penulis akan memaparkan hasil penelitian yang telah dilakukan
tentang perilaku pencarian informasi ibu rumah tangga di Kelurahan Kelapa Dua Wetan,
Jakarta Timur. Penulis memilih informan berdasarkan kriteria yang telah dijelaskan pada
Bab III, yaitu ibu rumah tangga yang memiliki anak pertama berumur dibawah 5 tahun,
pernah mengikuti kegiatan yang diadakan posyandu, memahami teknologi informasi, dan
bersedia membantu dan bekerjasama selama berlangsungnya penelitian.
53
Badan Pusat Statistik Kota Jakarta Timur, 6. 54
Badan Pusat Statistik Kota Jakarta Timur, 7.
40
Tahap awal yang dilakukan penulis berupa observasi, hal ini untuk mengetahui
kondisi nyata ibu rumah tangga dalam melakukan pencarian informasi. Observasi
dilakukan sebanyak dua kali yaitu pada tanggal 10 Oktober 2019 dan 11 Oktober 2019.
Sementara wawancara dilakukan pada tanggal 09 Maret 2020, 12 Maret 2020, dan 13
Maret 2020. Berikut ini penjabaran hasil wawancara dengan informan di Kelurahan
Kelapa Dua Wetan:
1. Perilaku Pencarian Informasi Kesehatan Ibu Rumah Tangga di Kelurahan
Kelapa Dua Wetan
Untuk mengetahui perilaku pencarian informasi ibu rumah tangga di
Kelurahan Kelapa Dua Wetan, peneliti menggunakan model Ellis yang
menggambarkan tahapan pencarian. Tahapan yang akan dipakai berupa starting,
chainning, browsing, differentiating, monitoring. Sementara extracting, verifying,
dan ending tidak digunakan karena tahapan itu untuk pada penelitian fisika atau
kimia55
. sebagai berikut:
a) Starting
Starting adalah langkah awal sebelum melakukan pencarian informasi.
Kegiatan ini terdiri dari menentukan topik dan menganalisis informasi yang
dicari. Dalam hal ini ibu rumah tangga sebelum melakukan pencarian informasi,
mereka menentukan dulu informasi yang ingin dicari. Penentuan topik ini
dilakukan oleh ibu Arie, dalam mencari informasi bu Arie harus menentukan
dulu topik yang akan dicari. Berikut wawancara dengan ibu Arie:
iya nentuin topik dulu, informasi apa saja yang dibutuhin. Informasi
yang berhubungan dengan imunisasi, tentang ASI, masalah kesehatan
dan penyakit. –Arie
55
Ellis, Cox, dan Hall, ―A Comparison of the Information Seeking Patterns of Researchers in the
Physical and Social Sciences,‖ 359.
41
Hal yang sama juga dilakukan oleh ibu Risma, ia terlebih dahulu
menentukan topik dan keyword yang akan digunakan sebelum melakukan
pencarian informasi. Berikut adalah wawancara dengan ibu Risma:
iya, tentu saya nentuin topik yang dicari dulu dan keyword yang tepat.
Biar nanti pas cari informasi, informasi yang didapat lebih akuarat.
Informasi yang dicari seputar makanan sehat sama pola hidup sehat. –
Risma
Ibu Anggi juga memiliki pendapat yang sama yaitu sebelum mencari
informasi harus menentukan dahulu kata kunci dan mengumpulkan topik yang
akan dicari. Berikut adalah wawancara dengan ibu Anggi:
nentuin dulu kata kuncinya dan kumpulin topik apa aja yang mau dicari.
Kalo saat ini informasi yang paling banyak dicari tentang imunisasi,
makanan untuk MPASI, sama penanganan penyakit yang sering dialami
sama balita. –Anggi
Berdasarkan hasil wawancara dengan ibu Arie, ibu Risma, dan ibu
Anggi dapat dilihat bahwa penentuan topik sebelum mencarian informasi perlu
dilakukan. Hal ini bertujuan untuk mempermudah mereka ketika akan mencari
informasi.
Setiap orang memiliki kebutuhan informasi masing-masing yang mereka
butuhkan termasuk ibu rumah tangga. Terjadinya kebutuhan disebabkan adanya
kesenjangan antara harapan dan kenyataan, antara yang seharusnya dengan
kondisi nyata. Banyak faktor yang menyebabkan seseorang membutuhkan
informasi, faktor itu berupa pekerjaan seseorang, kultur budaya, kepribadian,
42
tingkat pendidikan, jenis kelamin, usia, ketersediaan waktu luang, masalah
akses, sumber informasi, dan jumlah informasi yang tersedia.
Jika dilihat ibu Arie lebih sering mencari informasi terkait imunisasi,
tentang ASI, masalah kesehatan dan penyakit. Untuk ibu Risma seputar
makanan sehat sama pola hidup sehat, dan ibu Anggi lebih ke pencarian tentang
imunisasi, makanan untuk MPASI, sama penanganan penyakit yang sering
dialami sama balita.
Selain penentuan topik, ketiga ibu rumah tangga ini juga terlebih dahulu
menentukan sumber informasi apa yang akan digunakan untuk mencari
informasi. Secara umum sumber informasi dibagi menjadi sumber informasi
primer yaitu informasi yang berasal dari penemuan baru atau ilmu pengetahuan
baru, sumber informasi sekunder yaitu informasi tentang sumber primer yang
disusun secara sistematis supaya mudah diakses., dan sumber informasi
tersiermemuat informasi berupa saringan, rangkuman atau kumpulan dari
sumber primer dan sekunder.
Selain itu, terdapat juga internet yang merupakan sarana efektif dan efisien
untuk mencari informasi dan berkomunikasi. Informasi yang diperoleh dari
internet tidak terbatas dan up-to-date.
Bagi ibu Arie, media pencarian informasi berdasarkan jenis pertanyaan
yang akan dicari. Berikut adalah wawancara dengan ibu Arie:
ditentuin dulu dilihat dari jenis pertanyaannya, kira-kira untuk
pertanyaan ini akan dapat jawabnya dari mana dari internet atau buku
atau tanya langsung ke dokter. –Arie
43
Bagi ibu Risma, media yang sering digunakan adalah internet, buku dan
dokter. Berikut adalah wawancara dengan ibu Risma:
biasanya kalo cari informasi selalu lewat internet atau langsung ke
dokter. Kalo buku sih jarang, paling internet aja yang sering dipake. –
Risma
Ibu Anggi pun berpendapat sama bahwa penentuan media berdasarakan
topik yang akan dicari. Berikut adalah hasil wawancara dengan ibu Anggi.
nentuinnya paling secara topik. Kayak masalah makanan biasanya saya
cari di internet atau blog, makanan apa aja yang baik di makan untuk
balita. Kalo untuk yang lain dicari lewat situs yang lebih terpercaya. –
Anggi
Berdasarkan hasil wawancara dapat dilihat dalam menentukan media
pencarian informasi biasa para ibu rumah tangga melihat dari jenis topik yang
akan dicari. Jika informasi yang akan dicari dirasa memerlukan pendapat
seorang ahli maka mereka akan mencari informasi ke situs-situs yang dapat
dipercaya dengan latar belakang dari penulis artikel yang jelas. Media pencarian
informasi yang banyak digunakan oleh ibu rumah tangga biasanya melalui
internet. Saat ini memang banyak memang marak situs-situs kesehatan yang
ditemukan seperti anakkita, alodokter, doktersehat, dan alodoc. Selain itu media
sosial juga sering digunakan untuk mencari informasi kesehatan seperti
facebook, instagram, dan twitter.
b) Chainning
Chaining adalah kegiatan mengikuti mata rantai atau mengkaitkan daftar
literatur pada rujukan inti saat kegiatan starting. Kegiatan ini bertujuan untuk
44
memastikan keaslian dari sumber informasi tersebut. umumnya pengguna
menggunakan catatan kaki dan rujukan dari literatur yang ditemukan untuk
menemukan informasi lain yang membahas tema yang sama. Bagi ibu Arie
kegiatan ini dilakukan dengan mencari topik yang sama dengan yang
dibutuhkan. Berikut adalah wawancara dengan ibu Arie:
biasanya saya cari dari berbagai sumber buat mastiin kalo informasi
yang saya dapat ini bener atau enggak. –Arie
Hal yang sama juga dikatakan oleh ibu Risma, berikut adalah hasil
wawancaranya:
enggak, karena kan kadang dari satu artikel gak ngebahas banyak
kadang juga apa yang dicari gak ada. Maka suka cari artikel lain yang
topiknya sama. –Risma
Ibu Anggi juga mengatakan pencarian dilakukan tidak hanya pada satu
sumber tapi ia juga mencari sumber lain yang masih berhubungan. Berikut
kutipan wawancara dengan ibu Anggi
enggak, biasanya saya buka artikel-artikel atau berita-berita yang masih
berhubungan. –Anggi
Berdasarkan wawancara dengan ketiga informan dapat dilihat kegiatan
chaining dilakukan dengan forward chaining. Forward Chaining adalah
mencari rujukan lain berdasarkan nama pengarang atau subjek yang dicari.
Kegiatan mengikuti mata rantai bertujuan untuk memastikan keaslian
dari sumber informasi tersebut. Bagi informan, pengecekan keaslian tulisan atau
informasi dilakukan dengan melihat melalui penulis. Berikut adalah kutipan
wawancara dengan ibu Arie:
45
diceknya bisa dilihat dari siapa penulisnya, latar belakangnya gimana. –
Arie
Hal yang sama juga dikatakan oleh ibu Risma, berikut kutipan
wawancara:
dilihat dari penulis yang nulis artikelnya, karena sekarang kan banyak
situs-situs yang kasih informasi tentang kesehatan yang langsung di tulis
oleh dokter.
Untuk ibu Anggi pengecekan dilakukan dilihat dari sumber informasi
artikel tersebut ditulis. Berikut kutipan wawancara:
kalo nge-cek paling dilihat dari tulisannya gimana sama sumber
informasi. –Anggi
Berdasarkan wawancara, ketiga ibu rumah tangga ini menunjukkan sikap
pencari informasi yang baik. Mereka tidak hanya mengandalkan satu informasi
tetapi mencari informasi-informasi lain yang berhubungan untuk mengecek
keaslian dari informasi yang diberikan. Mereka merujuk pada daftar pustaka dan
refensi lain dalam pengecekan aslian informasi yang dibuat.
c) Browsing
Browsing adalah kegiatan mencari informasi di tempat tertentu yang
memiliki informasi yang dibutuhkan. Pencarian dapat dilakukan dengan
berbagai cara dengan menelusur buku, jurnal, hasil penelitian dan lain-lainnya.
Pencarian informasi yang dilakukan ibu rumah tangga menggunakan internet
melakui google. Berikut adalah wawancara dengan ibu Arie:
selama ini kalo mau cari informasi lewat google, diketik informasi yang
mau dicari terus hasil yang keluar dibaca satu persatu. –Arie
46
Bagi ibu Risma, pencarian dilakukan dengan menggunakan google
dengan mengetik keyword yang telah ditentukan. Pencarian juga dilakukan pada
media sosial dengan menggunakan tag keyword. Berikut adalah wawancara
dengan ibu Risma:
buka google terus ketik keywordnya dan pilih artikel mana yang ingin
dibaca kadang saya juga buka media sosial pake tag keyword yang mau
dicari. –Risma
Pencarian ibu Anggi juga tidak berbeda jauh dengan ibu lainnya. Ibu
Anggi melakukan pencarian dengan kata kunci yang dimasukkan ke mesin
pencarian. berikut adalah hasil wawancara dengan ibu Anggi:
biasanya kalo cari informasi lebih ke internet, nulis kata kunci yang
ingin dicari. –Anggi
Semua informan yang diwawancara menunjukkan bahwa mereka
melakukan kegiatan browsing. Hal ini sesuai dengan teori Ellis tentang
pencarian informasi. Kegiatan browsing yang dilakukan setelah menentukan
topik yang akan dicari kemudian dilanjutkan dengan menentukan sumber
informasi yang akan digunakan untuk mencari informasi.
Akan tetapi berdasarkan hasil wawawancara ibu rumah tangga ketika
melakukan pencarian di internet jarang melakukan pencarian spesifik dan
Boolean Logic. Dengan penggunaan pencarian spesifik dan Boolean Logic, kita
dapat lebih cepat dan mudah ketika mencari informasi. Berikut kutipan
wawancara dengan ibu Arie:
saya pake dengan nambahin jenis informasi yang ingin dicari misalnya
diakhir ditambah pdf. –Arie
47
Sementara pencarian spesifik seperti ini tidak pernah dilakukan oleh
ibu Risma maupun ibu Anggi. Pencarian mereka hanya dilakukan dengan
masukkan kata kunci ke mesin pencarian.
d) Differentiating
Differentiating adalah kegiatan memilih informasi yang relevan dengan
kebutuhan informasi. Kegiatan ini dilakukan berdasarkan relevansi dan
kebenaran informasi yang diberikan dengan kebutuhan informasi. Sehingga
informasi yang terpilih berupa informasi yang paling relevan dan tepat. Berikut
adalah hasil wawancara dengan ibu Arie:
iya saya pilih-pilih mana yang akan saya pake informasinya. –Arie
Ibu Risma juga melakukan kegiatan ini dengan membaca informasi
didapatkan sambil memilih mana yang cocok untuk dipakai. Berikut adalah
kutipan wawancaranya:
iya, biasanya setelah dibaca, saya pilih mana informasi yang cocok. –
Risma
Hal yang sama juga dikatakan oleh ibu anggi, sebagai berikut:
saya pilih-pilih mana yang akan saya pake informasinya. –Anggi
Berdasarkan hasil wawancara ketiga ibu rumah tangga melakukan
kegiatan differentiating. Maka hal ini dapat dikatakan sesuai dengan teori yang
dikemukakan Ellis.
faktor yang diperhatikan dalam melakukan differentiating berbeda-
beda bagi setiap individu. Bagi ibu Arie dengan melihat latar belakang penulis,
berikut adalah kutipan wawancara:
48
iya dengan melihat latar belakang si penulis, apa latar belakangnya
cocok dengan topik tulisannya terus bagaimana cara penulisannya. –
Arie
Sementara bagi ibu Risma dengan membandingkan informasi satu
dengan yang lainnya. Berikut adalah hasil wawancara:
saya bandingkan informasi yang satu dengan lainnya. Informasi mana
yang paling cocok dan gampang dipake. –Risma
Sementara bagi ibu Anggi, dilakukan dengan melihat dari sumber
informasinya.
dilihat dari tulisannya, sumber informasi. –Anggi
Berdasarkan hasil wawancara, ketiga informan dalam mencari
informasi melakukan proses differentiang dengan cara yang berbeda. Proses ini
dilakukan agar informasi yang didapatkan sesuai dapat digunakan dengan baik.
e) Monitoring
Monitoring adalah kegiatan mengikuti perkembangan informasi yang
didapat sehingga dapat memperoleh informasi terbaru. Monitoring dapat
dilakukan dengan cara pertukaran informasi dengan pakar bidang tertentu,
pemantauan pada jurnal dan katalog, koran, buku, dan lain-lain.
Bagi ibu Arie, monitoring adalah kegiatan yang sering dilakukan
setelah menemukan informasi yang dibutuhkan. Ibu Arie biasa mengunjungi
kembali informasi-informasi yang sebelumnya dicari untuk memastikan adanya
informasi terbaru. Berikut adalah hasil wawancara:
49
selama ini biasanya informasi-informasi yang didapatkan suka saya
lihat kembali apa ada info terbarunya atau masih sama. –Arie
Sementara bagi ibu Risma, kegiatan monitoring jarang dilakukan. Akan
tetapi jika saat mencari informasi di suatu media, banyak informasi yang
disajikan bermanfaat untuk kedepannya, ibu Risma akan mem-follow-nya.
Berikut adalah kutipan wawancara dengan ibu Risma:
jarang ya, karena informasi yang dicari biasanya udah up-to-date.
Tapi kalo pas liat informasi di media sosial dan ngerasa informasi
yang dikasih bakal banyak berguna kedepannya saya follow. –Risma
Sementara bagi ibu Anggi, hal ini tidak pernah dilakukan karena
informasi yang dicari rata-rata hanya diperlukan saat itu. Berikut adalah hasil
wawancara:
kayaknya gak pernah, karena rata-rata informasi yang saya cari
diperlukan hanya saat itu aja. –Anggi
Berdasarkan hasil wawancara dapat dilihat, tidak semua informan
melakukan tahap monitoring karena biasanya informasi yang dicari hanya untuk
jangka pendek.
Dalam menjaga informasi yang dimiliki tetap terbaru, perlu melakukan
suatu usaha. Bagi ibu Arie, usaha yang dilakukan dengan mengikuti dan terus
mencari informasi terbaru, selain itu juga dengan bertukar ilmu dengan ahli
kesehatan. Berikut adalah kutipan wawancara dengan ibu Arie:
dengan terus mengikuti dan mencari informasi-informasi tersebut,
mengobrol dengan orang-orang ahli kesehatan. –Arie
50
Sementara bagi ibu Risma, usaha yang dilakukan dengan mengikuti
suatu akun media sosial dan subcribe situs artikel kesehatan. Berkut adalah hasil
wawancara dengan ibu Risma:
karena informasi yang dicari biasanya lewat internet atau media sosial
dengan ngefollow akun atau subcribe situs artikel kesehatan. –Risma
Berdasarkan hasil wawancara, usaha yang dilakukan oleh ibu rumah
tangga dalam mengupdate informasi yang dimiliki dengan terus mencari
informasi tersebut di internet dan berlangganan informasinya.
f) Hambatan pencarian informasi kesehatan
Ketika melakukan pencarian informasi, terkadang seseorang
mengalami hambatan. Hambatan yang dapat dijumpai diantaranya dari pribadi
atau individu, antar individu, lingkungan, akses dan kredibilitas.
Bagi ibu Arie, hambatan yang dirasakan ketika mencari informasi
adalah dari faktor pribadi dan kredibilitas informasi yang diberikan. Berikut
adalah kutipan wawancara dengan ibu Arie:
sulitnya cari informasi yang lengkap dengan sumber yang jelas.
Karena banyak banget informasi tentang kesehatan yang ada di
internet tapi kita gak bisa mastiin kebenarannya. Sekalinya ada
biasanya berbeda bahasa. –Arie
Hal yang sama juga dirasakan oleh ibu Risma yaitu kredibilitas
informasi yang tidak bisa dipastikan. Berikut adalah kutipan wawancara dengan
ibu Risma:
51
Banyaknya informasi hoax terutama di media sosial saat cari
informasi. –Risma
Kesulitan dalam pada kredibilitas informasi juga dirasa oleh ibu Anggi
ketika mencari informasi. informasi
kalo cari informasi di internet pasti cepet tapi kadang informasinya
gak sesuai dan info yang dikasih pun kualitasnya jelek. Tidak jelas
benar atau tidak. –Anggi
Dari hasil wawancara didapatkan hambatan terbanyak yang dialami oleh
ibu rumah tangga ini berupa kredibilitas informasi dan hambatan pribadi. Pada
faktor kredibilitas, para ibu kesulitan menentukan kebenaran informasi yang
didapat. Informasi-informasi yang disajikan tidak dapat di buktikan dan saat
mencari kembali pun biasanya memperoleh hasil yang sama. Hal ini disebabkan
kebanyakan informasi-informasi di internet hanya copy-paste dari satu blog ke
bloq lainnya.
Hambatan lain yang di jumpai adalah hambatan individu berupa
pengetahuan bahasa asing. Hal ini disebabkan tidak banyaknya informasi
kesehatan secara online dalam bahasa Indonesia. Sekali pun menemukan,
informasi yang diberikan tidak lengkap.
g) Solusi dari hambatan pencarian informasi kesehatan
Dalam menghadapi hambatan-hambatan tersebut, ibu Arie biasanya
bertanya mereka yang lebih paham seperti teman atau tenaga medis. Sementara
untuk masalah kesulitan bahasa, ibu Arie memakai google translate. Berikut
adalah kutipan wawancara dengan ibu Arie:
52
bertanya langsung ke teman atau tenaga medis yang lebih memahami
atau dengan memakai google translate walaupun tidak 100% benar
terjemahannya. –Arie
Sementara bagi ibu Risma, untuk mengatasi kesulitan ketika mencari
informasi dengan mencari kembali informasi tersebut. Berikut wawancara
dengan ibu Risma:
mengecek ulang dengan mencari kembali informasi tersebut. –Risma
Bagi ibu Anggi yang mengalami kesulitan yang sama, memilih mencari
kembali di platform berbeda. Berikut wawancara dengan ibu Anggi:
cari lagi sampe informasi yang dibutuhin ketemu di tempat lain,
misalnya di med-sos. –Anggi
Dilihat dari hasil wawancara setiap informan memiliki cara tersendiri
untuk mencari informasi walaupun mengalami kesulitan. Mereka pun tidak
hanya terpaku pada satu sumber informasi saja tapi juga menggunakan sumber
lain ketika informasi tidak ditemukan.
C. Pembahasan
Pada bagian ini, penulis akan menganalisa perilaku pencarian informasi ibu
rumah tangga di Kelurahan Kelapa Dua Wetan. Penelitian menggunakan teori dari Ellis
yaitu: starting, chaining, browsing, diffentiating, monitoring, extracting, verifying, dan
ending. Akan tetapi melihat penelitian ini berupa bidang sosial maka tahap extracting,
verifying, dan ending tidak dilakukan.
53
1. Starting
Starting adalah awalan dari seseorang untuk melakukan pencarian berupa
penentuan sumber referensi yang akan digunakan saat mencari informasi.
Referensi yang digunakan dapat berasal dari pengetahuan yang telah dimiliki atau
yang telah digunakan sebelumnya. Menurut Ellis untuk memulai suatu pencarian
mengandalkan rujukan awal (starter references), kontak personal (personal
contacts), ulasan artikel (reviews or review type material), dan sumber sekunder
(secondary resources).
Berdasarkan hasil wawancara dengan ibu Arie, ibu Risma, dan ibu Anggi
dapat dilihat bahwa penentuan topik sebelum mencarian informasi perlu
dilakukan. Hal ini bertujuan untuk mempermudah mereka ketika akan mencari
informasi. Selain itu mereka juga menentukan media pencarian informasi.
Biasanya para ibu rumah tangga melihat dari jenis topik yang akan dicari. Jika
informasi yang akan dicari dirasa memerlukan pendapat seorang ahli kesehatan
maka mereka akan mencari informasi ke situs-situs yang dapat dipercaya dengan
latar belakang dari penulis artikel yang jelas. Media pencarian informasi yang
banyak digunakan oleh ibu rumah tangga biasanya melalui internet. Saat ini
memang banyak memang marak situs-situs kesehatan yang ditemukan seperti
anakkita, alodokter, doktersehat, dan alodoc. Selain itu media sosial juga sering
digunakan untuk mencari informasi kesehatan seperti facebook, instagram, dan
twitter.
2. Chainning
Chaining adalah kegiatan mengikuti mata rantai atau mengkaitkan daftar
literatur pada rujukan inti saat kegiatan starting. Kegiatan ini bertujuan untuk
54
memastikan keaslian dari sumber informasi tersebut. Kegiatan Chaining
dilakukan dengan dua cara backward chaining dan forward chaining.
Berdasarkan wawancara dengan ketiga informan dapat dilihat kegiatan
chaining dilakukan dengan forward chaining. Forward Chaining adalah mencari
rujukan lain berdasarkan nama pengarang atau subjek yang dicari. Selain itu,
mereka tidak hanya mengandalkan satu informasi tetapi mencari informasi-
informasi lain yang berhubungan untuk mengecek keaslian dari informasi yang
diberikan. Mereka merujuk pada daftar pustaka dan refensi lain dalam
pengecekan aslian informasi yang dibuat.
3. Browsing
Kegiatan mencari informasi di tempat tertentu yang memiliki informasi
yang dibutuhkan. Pencarian dapat dilakukan dengan berbagai cara dengan
menelusur buku, jurnal, hasil penelitian dan lain-lainnya. Kegiatan ini tidak hanya
membaca sekilas informasi di jurnal atau daftar isi saja tetapi juga referensi dan
abstrak yang tertera di sumber informasi tersebut.
Ibu rumah tangga di Kelapa Dua Wetan dalam hal ini melakukan kegiatan
browsing. Semua informan yang diwawancara menunjukkan bahwa mereka
melakukan kegiatan browsing. Kebanyakan pencarian informasi dilakukan
dengan menggunakan internet lewat google. Kebanyakan informan ketika
melakukan pencarian menggunakan pencarian sederhana (simple search)
dibandingkan dengan pecarian lanjutan (advance search).
4. Differentiating
Kegiatan memilih atau menyaring informasi yang relevan dengan
kebutuhan informasi. Dalam hal ini pengguna dapat menilai kualitas sumber
informasi yang mereka temukan. Kriteria dalam menyaring rujukan digunakan
55
dengan melihat topik kajian, pendekatan yang digunakan, kualitas informasi, dan
kedetailan informasi.
Berdasarkan hasil wawancara, ketiga informan dalam mencari informasi
melakukan proses differentiang dengan cara yang berbeda. Proses yang dilakukan
dengan membaca tulisan, melihat latar belakang, dan membandingkan dengan
informasi lainnya. Proses ini dilakukan agar informasi yang didapatkan sesuai
dapat digunakan dengan baik.
5. Monitoring
Kegiatan mengikuti perkembangan informasi yang didapat sehingga dapat
memperoleh informasi terbaru. Monitoring dapat dilakukan dengan cara
pertukaran informasi dengan pakar bidang tertentu, pemantauan pada jurnal dan
katalog, koran, buku, dan lain-lain.
Dalam hal ini informan ibu rumah tangga melakukan monitoring dengan
mengunjungi kembali informasi yang sebelumnya dicari untuk memastikan
adanya informasi terbaru, dengan bertukar ilmu dengan ahli kesehatan, mengikuti
suatu akun media sosial dan subcribe situs artikel kesehatan. Tetapi ada juga yang
tidak melakukan karena biasanya informasi yang dicari hanya untuk jangka
pendek.
Dalam melakukan pencarian informasi tentu tidak selalu mengalami keberhasilan.
Terkadang individu mengalami hambatan, menurut Wilson hambatan tersebut dapat
56
kategorikan berupa karakteristik pribadi, hambatan sosial atau interpersonal dan
hambatan lingkungan.56
Dari hasil wawancara didapatkan hambatan terbanyak yang dialami oleh ibu
rumah tangga ini berupa kredibilitas informasi dan hambatan pribadi. Pada faktor
kredibilitas, para ibu kesulitan menentukan kebenaran informasi yang didapat. Informasi-
informasi yang disajikan tidak dapat di buktikan dan saat mencari kembali pun biasanya
memperoleh hasil yang sama. Hal ini disebabkan kebanyakan informasi-informasi di
internet hanya copy-paste dari satu blog ke blog lainnya.
Hambatan lain yang di jumpai adalah hambatan individu berupa pengetahuan
bahasa asing. Hal ini disebabkan tidak banyaknya informasi kesehatan secara online
dalam bahasa Indonesia. Sekali pun menemukan, informasi yang diberikan tidak
lengkap.
56
T. D Wilson, ―Information Behaviour: An Interdisciplinary Perspective,‖ Information Processing &
Management Vol. 33, no. Issue 4 (July 1997): h. 556–562, access 27 January, 2019
https://www.sciencedirect.com/science/article/abs/pii/S0306457397000289.
57
BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan
Berdasarkan penjelasan yang diuraikan di bab 4, maka dapat dirumuskan dan
diambil kesimpulan. Kesimpulan yang diambil disini dilakukan setelah melakukan
penetian berdasarkan informasi yang diberikan oleh informan. Latar belakang dalam
mencari informasi setiap informan berbeda. Hal ini dipengaruhi oleh perbedaan
kebutuhan informasi setiap individu.
Akan tetapi dalam melakukan pencarian informasi seluruh perilaku informan
sesuai dengan teori Ellis yaitu starting, chaining, browsing, diffentiating, dan
monotoring. Langkah awal pencarian informasi ibu rumah tangga terlebih dahulu
menentukan topik dan media yang akan digunakan untuk mencari informasi. Tahap
selanjutnya adalah, chainning, keseluruhan ibu rumah tangga melakukan forward
chaining, yaitu mencari rujukan lain berdasarkan nama pengarang atau subjek yang
dicari. Kemudian pada tahap browsing, pencarian dilakukan kebanyakan melalui
internet. Akan tetapi dalam mencari informasi, ibu rumah tangga melakukan pencarian
informasi dengan simple search.
Pada tahap differentiating, ibu rumah tangga melakukan proses differentiang
dengan melihat faktor yang berbeda. Proses ini dilakukan agar informasi yang
didapatkan sesuai dapat digunakan dengan baik. Dalam tahap monitoring, tidak semua
informan melakukan tahap ini. Hal ini dikarenakan biasanya informasi yang dicari hanya
untuk jangka pendek.
58
B. Saran
Berikut ini beberapa masukkan terkait penelitian ini:
1. Dalam melakukan pencarian informasi, para ibu sebaiknya tidak sepenuhnya
mengandalkan informasi dari internet saja. Tetapi juga, informasi dari sumber
lain seperti buku, artikel-artikel ilmiah terkait kesehatan keluarga, dan lainya.
2. Diharapkan kepada pengurus puskemas dan posyandu untuk membuat lebih
banyak program kesehatan keluarga seperti seminar, workshop, dan tidak hanya
mengandalkan mengandalkan program orang yang datang.
3. Perpustakaan dapat menyediakan lebih banyak literatur-literatur secara digital
sehingga pengguna informasi dapat menikmati informasi tanpa adanya batas
ruang dan waktu.
59
DAFTAR PUSTAKA
Afrizal. Metode Penelitian Kualitatif: Sebuah Upaya Mendukung Penggunaan Penelitian
Kualitatif dalam Berbagai Disiplin Ilmu. Jakarta: Rajawali Pers, 2015.
Al Qarashi, M. Baqir Sharif. Seni Mendidik Islami. Jakarta: Pustaka Zahra, 2003.
Badan Pusat Statistik Kota Jakarta Timur. ―Laporan Tahunan Kecamatan Ciracas Tahun
2015,‖ 2016.
https://jaktimkota.bps.go.id/publication/2015/11/30/af5dbbc3532e16f22e765623.
BKKBN. ―Kampung KB Kelurahan Kelapa Dua Wetan,‖ 2018.
http://kampungkb.bkkbn.go.id/profile/13951.
Case, Donald O. Looking for Information: A Survey of Research on Information Seeking,
Needs, and Behavior. Emerald Group, 2012.
Creswell, John W. Research Design: Pendekatan Kualitatif, Kuantitatif, dan Mixed.
Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2010.
Davis, Gordon B. Management Information System: Conceptual, Structure and Development.
New York: McGraw Hills, 2011.
Dinas Komunikasi, Informatika, dan Statistik Provinsi DKI Jakarta. ―Data Kematian
Neonatus, Bayi, dan Balita Di Provinsi DKI Jakarta.‖ Dinas Komunikasi, Informatika,
dan Statistik Provinsi DKI Jakarta, 2016. https://data.jakarta.go.id/dataset/data-
kematian-neonatus-bayi-dan-balita-di-provinsi-dki-jakarta/resource/0474709a-63c6-
4ea0-8de8-a0a2d9ba6171.
Ellis, David, Deborah Cox, dan Katherine Hall. ―A Comparison of the Information Seeking
Patterns of Researchers in the Physical and Social Sciences.‖ Journal of
Documentation Vol. 49, no. 4 (t.t.).
https://www.emerald.com/insight/content/doi/10.1108/eb026919/full/html.
60
Fatmawati, Endang. ―Kebutuhan Informasi Pemustaka Dalam Teori dan Praktek.‖ Info
Persadha Vol. 13, no. No. 1 (2015). access 27 January, 2019 pada http://e-
journal.usd.ac.id/index.php/Info_Persadha/article/view/119.
Ghony, M. Djunaidi. Metode Penelitian Kualitatif. Yogyakarta: Ar-Ruzz Media, 2016.
Ghony, M. Djunaidi, dan Almanshur Fauzan. Metode Penelitian Kualitatif. Yogyakarta: Ar-
Ruzz Media, 2012.
Gunawan, Imam. Metode Penelitian Kualitatif. Jakarta: Bumi Aksara, 2013.
Habiansyah, O. ―Pendekatan Fenomenologi: Pengantar Praktik Penelitian dalam Ilmu Sosial
dan Komunikasi,‖ Mediator, Vol. 9, no. No. 1 (Juni 2008).
https://ejournal.unisba.ac.id/index.php/mediator/article/view/1146.
Hermawan, Rudi, Arief Hidayat, dan Victor Galuh Utomo. ―Sistem Informasi Penjadwalan
Kegiatan Belajar Mengajar Berbasis Web (Studi Kasus : Yayasan Ganesha Operation
Semarang).‖ IJSE (Indonesian Journal on Software Engineering Vol. 2 No. 1 (2016).
access 24 Januari, 2019 https://ejournal.bsi.ac.id/.
Indriani, Ririn. ―Memilukan, Bayi 4 Bulan Meninggal karena Diberi Nasi.‖ Suara.com,
Januari 2019. https://www.suara.com/health/2019/01/12/061406/memilukan-bayi-4-
bulan-meninggal-karena-diberi-nasi.
Joseph, Pauline. ―Australian Motor Sport Enthusiasts’ Leisure Information Behaviour.‖
Journal of Documentation Vol. 72, no. 6 (2006).
https://www.emerald.com/insight/content/doi/10.1108/JD-12-2015-0150/full/html.
Junaedi, Heri. ―Ibu Rumah Tangga: Streotype Perempuan Pengangguran.‖ An Nisa’a: Kajian
Gender dan Anak Vol. 12 No. 1 (Juni 2017). access 25 January, 2019
http://jurnal.radenfatah.ac.id/index.php/annisa.
61
Krikelas, James. ―Information-Seeking Behavior: Patterns and Concepts.‖ Drexel Library
Quarterly Vol. 19 no. 2 (1983). access 24 January, 2019
https://eric.ed.gov/?id=EJ298483.
Lalazaryan, Anasik, dan Firoozeh Zare‑Farashbandi. ―A Review of Models and Theories of
Health Information Seeking Behavior.‖ International Journal of Health System and
Disaster Management Vol. 2, no. 4 (Desember 2014).
https://www.researchgate.net/publication/312377746.
Medlock, Stephanie, Saeid Eslami, dan Marjan Askari. ―Health Information-Seeking
Behavior of Seniors Who Use the Internet: A Survey.‖ Journal of Medical Internet
Research Vol. 17, no. 1 (2015).
https://www.ncbi.nlm.nih.gov/pmc/articles/PMC4296102/.
Nicholas, David. Assesing Information Needs: Tools, Techniques, and Concepts for the
Internet Age. London: Aslib, 2002.
Prasad, H. N. ―Information Needs and Users.‖ Laboratory for Metric Information Studies
(LEMI) No. 8 (2000). access 24 January, 2019
http://lemi.uc3m.es/est/forinf@/index.php/Forinfa/article/viewFile/33/34.
Priyanti, Dwi, dan Siska Iriani. ―Sistem Informasi Data Penduduk Pada Desa Bogoharjo
Kecamatan Ngadirojo Kabupaten Pacitan.‖ Indonesian Journal of Networking and
Security Vol. 2, no. 4 (2013).
http://ijns.org/journal/index.php/ijns/article/view/181/176.
Riady, Yasir. ―Perilaku Pencarian Informasi Mahasiswa Program Doktoral dalam
Penyusunan Disertasi‖ Vol. 15 No. 2 (Agustus 2013). Access 12 December, 2018
http://old.perpusnas.go.id/Attachment/MajalahOnline/YasirRiady_Perilaku_Pencarian
_Informasi.pdf.
Rimbarawa, Kosam. Dasar-dasar Organisasi Informasi. Jakarta, 2004.
62
Sari, Ika Puspita. ―Pengaruh Kebutuhan Informasi Terhadap Ketersediaan Koleksi oleh
Pemustaka di Kantor Perpustakaan dan Arsip Daerah Kabupaten Kudus.‖ Jurnal Ilmu
Perpustakaan Vol. 3 No. 2 (2014). access 10 December, 2018
https://ejournal3.undip.ac.id/index.php/jip/article/view/14829.
Setiarso, Bambang, dan Triyono. ―Sumber-sumber Informasi Indonesia dan Pengembangan
Pangkalan Data di Internet.‖ Jurnal Dokumentasi dan Informasi Vol. 21, no. 6 (1997).
https://jurnalbaca.pdii.lipi.go.id/index.php/baca/article/view/58/129.
Shieh, Carol. ―Information–Seeking and its Predictors in Low‐Income Pregnant Women.‖
Journal of Midwifery & Women’s Health Vol. 54, no. 4 (2009).
https://onlinelibrary.wiley.com/doi/abs/10.1016/j.jmwh.2008.12.017.
Sitohang, Vensya. ―Situasi Diare di Indonesia.‖ Buletin Jendela Data & Informasi
Kesehatan, 2011.
Sulisnadewi, Ni Luh Kompyang, Nani Nurhaeni, dan Dewi Gayatri. ―Pendidikan Kesehatan
Keluarga Efektif Meningkatkan Kemampuan Ibu dalam Merawat Anak Diare.‖ Jurnal
Keparawatan Vol 15, no. 3 (November 2012).
http://jki.ui.ac.id/index.php/jki/article/view/23/23.
Tawaf, dan Khaidir Alimin. ―Kebutuhan Informasi Manusia: Sebuah Pendekatan
Kepustakaan.‖ Jurnal Khutubkhanah Vol. 15 No. 1 (2012). Access 10 December,
2018
http://id.portalgaruda.org/index.php?ref=browse&mod=viewarticle&article=275354.
Tim detikcom. ―Tragis! Bayi 40 Hari di Kebon Jeruk Tewas Usai Tersedak Pisang.‖
Detikcom, Desember 2019. https://news.detik.com/berita/d-4816437/tragis-bayi-40-
hari-di-kebon-jeruk-tewas-usai-tersedak-pisang.
Wilson, T. D. ―Human Information Bahaviour.‖ Information Science Research Vol. 3 No. 2
(2000). access 12 December, 2018 http://inform.nu/Articles/Vol3/v3n2p49-56.pdf.
63
———. ―Information Behaviour: An Interdisciplinary Perspective.‖ Information Processing
& Management Vol. 33, no. Issue 4 (Juli 1997). access 27 January, 2019
https://www.sciencedirect.com/science/article/abs/pii/S0306457397000289.
Yusup, Pawit M., dan Priyo Subeki. Teori dan Praktik Penelusuran Informasi. Jakarta:
Kencana, 2010.
64
LAMPIRAN
65
LEMBAR OBSERVASI
Tanggal Objek Pengamatan Hasil Observasi
10 Oktober 2019 Mengamati lingkungan dan kebutuhan
informasi ibu rumah tangga
Peneliti memperhatian
perilaku para ibu-ibu yang
sedang berbincang terkait
kesehatan anak. Isi
pembicaran terkait dengan
pengalaman mereka dalam
meghadapi suatu penyakit
yang pernah dialami si anak.
Hal ini terlihat mereka
bersikap terbuka pada
informasi baru dan
mengetahui pentingnya
informasi kesehatan.
11 Oktober 2019 Wawancara singkat dengan anggota
PKK di kantor Kelurahan Kelapa Dua
Wetan
Dari wawancara singkat ini
didapatkan informasi bahwa
kegiatan PKK di kelurahan
Kelapa Dua Wetan cukup
aktif. Selain itu, mereka juga
beberapa kali mengadakan
acara untuk meningkat
informasi kesehatan bagi
keluarga. Biasanya beberapa
perwakilan tiap RW dan RT
akan diundang untuk
menghadiri acara tersebut
dan nantinya akan
disampaikan kepada warga-
warganya.
66
PEDOMAN WAWANCARA
1. Starting
b. Sebelum mencari informasi apakah terlebih dahulu menentukan topik yang akan
dicari? Informasi apa yang biasa dicari?
c. Apakah sebelum mencari informasi menentukan dulu media yang akan digunakan?
2. Chaining
a. Apakah ketika mencari informasi anda hanya tertuju pada satu sumber saja?
b. Bagaimana cara anda mengecek informasi yang didapatkan?
3. Browsing
a. Bagaimana cara anda mencari informasi di perpustakaan atau internet?
4. Diffentiating
a. Apakah anda memilih informasi yang sudah didapatkan?
b. Bagaimana cara anda memilih informasi yang didapatkan?
5. Monitoring
a. Apakah anda memperhatikan perkembangan informasi yang berhubungan dengan
kebutuhan anda?
b. Bagaimana anda menjaga ke up-to-date-an informasi yang anda miliki?
6. Hambatan
a. Apa saja hambatan yang ditemui saat melakukan pencarian informasi?
b. Bagaimana solusi untuk mengatasi hambatan saat mencari informasi?
67
TRANSKRIP WAWANCARA
Informan 1
Nama : Arie
Tempat wawancara : Rumah bu Arie
Waktu Wawancara : 09 Maret 2020
Umur : 34 tahun
Status : Ibu rumah tangga yang memiliki anak berusia 5 tahun dan merupakan
salah satu pengurus posyandu RW 08 Kelapa Dua Wetan
1. Starting
a. Sebelum mencari informasi apakah terlebih dahulu menentukan topik yang akan
dicari? Informasi apa yang biasa dicari?
A: iya nentuin topik dulu, informasi apa saja yang dibutuhin. Informasi yang
berhubungan dengan imunisasi, tentang ASI, masalah kesehatan dan penyakit.
b. Apakah sebelum mencari informasi menentukan dulu media yang akan digunakan?
A: ditentuin dulu dilihat dari jenis pertanyaannya, kira-kira untuk pertanyaan ini
akan dapat jawabnya dari mana dari internet atau buku atau tanya langsung ke
dokter.
2. Chaining
a. Apakah ketika mencari informasi anda hanya tertuju pada satu sumber saja?
A: biasanya saya cari dari berbagai sumber buat mastiin kalo informasi yang saya
dapat ini bener atau enggak.
b. Bagaimana cara anda mengecek informasi yang didapatkan?
A: diceknya bisa dilihat dari siapa penulisnya, latar belakangnya gimana.
68
3. Browsing
a. Bagaimana cara anda mencari informasi di perpustakaan atau internet?
A: selama ini kalo mau cari informasi lewat google, diketik informasi yang mau
dicari terus hasil yang keluar dibaca satu persatu.
b. Apakah ketika mencari informasi menggunakan advance search atau tanda petik?
A: saya pake dengan nambahin jenis informasi yang ingin dicari misalnya diakhir
ditambah pdf.
4. Diffentiating
a. Apakah anda memilih informasi yang sudah didapatkan?
A: iya dilihat dari latar belakang penulisnya sama penulisannya gimana
b. Bagaimana cara anda memilih informasi yang didapatkan?
A: iya dengan melihat latar belakang si penulis, apa latar belakangnya cocok
dengan topik tulisannya terus bagaimana cara penulisannya.
5. Monitoring
a. Apakah anda memperhatikan perkembangan informasi yang berhubungan dengan
kebutuhan anda?
A: iya selama ini biasanya informasi-informasi yang didapatkan suka saya lihat
kembali apa ada info terbarunya atau masih sama.
b. Bagaimana anda menjaga ke up-to-date-an informasi yang anda miliki?
A: dengan terus mengikuti dan mencari informasi-informasi tersebut, mengobrol
dengan orang-orang ahli kesehatan.
6. Hambatan
a. Apa saja hambatan yang ditemui saat melakukan pencarian informasi?
69
A: sulitnya cari informasi yang lengkap dengan sumber yang jelas. Karena
banyak banget informasi tentang kesehatan yang ada di internet tapi kita gak
bisa mastiin kebenarannya. Sekalinya ada biasanya berbeda bahasa.
b. Bagaimana solusi untuk mengatasi hambatan saat mencari informasi?
A: bertanya langsung ke teman atau tenaga medis yang lebih memahami atau
dengan memakai google translate walaupun tidak 100% benar terjemahannya.
70
Informan 2
Nama : Risma
Tempat wawancara : Rumah bu Risma
Waktu Wawancara : 12 Maret 2020
Umur : 30 tahun
Status : Ibu rumah tangga yang memiliki anak 2 anak yang berusia 5 tahun
dan
4 tahun
2. Starting
a. Sebelum mencari informasi apakah terlebih dahulu menentukan topik yang akan
dicari? Informasi apa yang biasa dicari?
R: iya, tentu saya nentuin topik yang dicari dulu dan keyword yang tepat. Biar
nanti pas cari informasi, informasi yang didapat lebih akuarat. Informasi yang
dicari seputar makanan sehat sama pola hidup sehat.
b. Apakah sebelum mencari informasi menentukan dulu media yang akan digunakan?
R: biasanya kalo cari informasi selalu lewat internet atau langsung ke dokter. Kalo
buku sih jarang, paling internet aja yang sering dipake.
2. Chaining
a. Apakah ketika mencari informasi anda hanya tertuju pada satu sumber saja?
R: enggak, karena kan kadang dari satu artikel gak ngebahas banyak kadang juga
apa yang dicari gak ada. Maka suka cari artikel lain yang topiknya sama.
b. Bagaimana cara anda mengecek informasi yang didapatkan?
R: dilihat dari situs yang nulis artikelnya, karena sekarang kan banyak situs-situs
yang kasih informasi tentang kesehatan yang langsung di tulis oleh dokter. Nah,
biasanya saya cari disitu, kayak alodokter.
71
3. Browsing
a. Bagaimana cara anda mencari informasi di perpustakaan atau internet?
R: buka google terus ketik keywordnya dan pilih artikel mana yang ingin dibaca
kadang saya juga buka media sosial pake tag keyword yang mau dicari.
b. Apakah ketika mencari informasi memakai advanced search atau tanda petik di
keyword?
R: gak pernah.
4. Diffentiating
a. Apakah anda memilih informasi yang sudah didapatkan?
R: iya, biasanya setelah dibaca, saya pilih mana informasi yang cocok.
b. Bagaimana cara anda memilih informasi yang didapatkan?
R: saya bandingkan informasi yang satu dengan lainnya. Informasi mana yang
paling cocok dan gampang dipake.
5. Monitoring
a. Apakah anda memperhatikan perkembangan informasi yang berhubungan dengan
kebutuhan anda?
R: jarang ya, karena informasi yang dicari biasanya udah up-to-date. Tapi kalo
pas liat informasi di media sosial dan ngerasa informasi yang dikasih bakal
banyak berguna kedepannya saya follow.
b. Bagaimana anda menjaga ke up-to-date-an informasi yang anda miliki?
R: karena informasi yang dicari biasanya lewat internet atau media sosial dengan
ngefollow akun atau subcribe situs artikel kesehatan.
6. Hambatan
a. Apa saja hambatan yang ditemui saat melakukan pencarian informasi?
72
R: Banyaknya informasi hoax terutama di media sosial saat cari informasi.
b. Bagaimana solusi untuk mengatasi hambatan saat mencari informasi?
R: mengecek ulang dengan mencari kembali informasi tersebut.
73
Informan 3
Nama : Anggi
Tempat wawancara : Rumah bu Anggi
Waktu Wawancara : 13 Maret 2020
Umur : 28 tahun
Status : Ibu rumah tangga yang memiliki anak 1 tahun
a. Starting
a. Sebelum mencari informasi apakah terlebih dahulu menentukan topik yang akan
dicari? Informasi apa yang biasa dicari?
A: nentuin dulu kata kuncinya dan kumpulin topik apa aja yang mau dicari. Kalo
saat ini informasi yang paling banyak dicari tentang imunisasi, makanan untuk
MPASI, sama penanganan penyakit yang sering dialami sama balita.
b. Apakah sebelum mencari informasi menentukan dulu media yang akan digunakan?
A: nentuinnya paling secara topik. Kayak masalah makanan biasanya saya cari di
internet atau blog, makanan apa aja yang baik di makan untuk balita. Kalo untuk
yang lain dicari lewat situs yang lebih terpercaya.
2. Chaining
a. Apakah ketika mencari informasi anda hanya tertuju pada satu sumber saja?
A: enggak, biasanya saya buka artikel-artikel atau berita-berita yang masih
berhubungan.
b. Bagaimana cara anda mengecek informasi yang didapatkan?
A: kalo nge-cek paling dilihat dari tulisannya gimana sama sumber informasi
74
3. Browsing
a. Bagaimana cara anda mencari informasi di perpustakaan atau internet?
A: biasanya kalo cari informasi lebih ke internet, nulis kata kunci yang ingin
dicari.
b. Apakah ketika mencari informasi suka memakai advanced search atau tanda petik
di keyword?
A: gak pernah pake kayak gitu.
4. Diffentiating
a. Apakah anda memilih informasi yang sudah didapatkan?
A: iya saya pilih-pilih mana yang akan saya pake informasinya.
b. Bagaimana cara anda memilih informasi yang didapatkan?
A: dilihat dari tulisannya, sumber informasi.
5. Monitoring
a. Apakah anda memperhatikan perkembangan informasi yang berhubungan dengan
kebutuhan anda?
A: kayaknya gak pernah, karena rata-rata informasi yang saya cari diperlukan
hanya saat itu aja.
6. Hambatan
a. Apa saja hambatan yang ditemui saat melakukan pencarian informasi?
A: kalo cari informasi di internet pasti cepet tapi kadang informasinya gak sesuai
dan info yang dikasih pun kualitasnya jelek. Tidak jelas benar atau tidak.
b. Bagaimana solusi untuk mengatasi hambatan saat mencari informasi?
A: cari lagi sampe informasi yang dibutuhin ketemu di tempat lain, misalnya di
med-sos.
75
REDUKSI DATA
No Kategori Utama Sub Kategori I Sub Kategori II Hasil Wawancara
1. Perilaku Pencarian
Informasi Kesehatan
Ibu Rumah Tangga
Starting Penentuan topik dan
kebutuhan informasi
iya nentuin topik dulu,
informasi apa saja yang
dibutuhin. Informasi yang
berhubungan dengan
imunisasi, tentang ASI,
masalah kesehatan dan
penyakit. –Arie
iya, tentu saya nentuin topik
yang dicari dulu dan
keyword yang tepat. Biar
nanti pas cari informasi,
informasi yang didapat
lebih akuarat. Informasi
yang dicari seputar
makanan sehat sama pola
hidup sehat. –Risma
nentuin dulu kata kuncinya
dan kumpulin topik apa aja
yang mau dicari. Kalo saat
ini informasi yang paling
banyak dicari tentang
76
imunisasi, makanan untuk
MPASI, sama penanganan
penyakit yang sering
dialami sama balita. –Anggi
Penentuan media yang
akan digunakan untuk
mencari informasi
ditentuin dulu dilihat dari
jenis pertanyaannya, kira-
kira untuk pertanyaan ini
akan dapat jawabnya dari
mana dari internet atau
buku atau tanya langsung ke
dokter. –Arie
biasanya kalo cari
informasi selalu lewat
internet atau langsung ke
dokter. Kalo buku sih
jarang, paling internet aja
yang sering dipake. –Risma
nentuinnya paling secara
topik. Kayak masalah
makanan biasanya saya cari
di internet atau blog,
makanan apa aja yang baik
di makan untuk balita. Kalo
untuk yang lain dicari lewat
77
situs yang lebih terpercaya.
–Anggi
Chainning Merujuk pada sumber
informasi
biasanya saya cari dari
berbagai sumber buat
mastiin kalo informasi yang
saya dapat ini bener atau
enggak. –Arie
enggak, karena kan kadang
dari satu artikel gak
ngebahas banyak kadang
juga apa yang dicari gak
ada. Maka suka cari artikel
lain yang topiknya sama. –
Risma
enggak, biasanya saya buka
artikel-artikel atau berita-
berita yang masih
berhubungan. –Anggi
Pengecek keakuratan
informasi
diceknya bisa dilihat dari
siapa penulisnya, latar
belakangnya gimana. –Arie
dilihat dari situs yang nulis
artikelnya, karena sekarang
78
kan banyak situs-situs yang
kasih informasi tentang
kesehatan yang langsung di
tulis oleh dokter. Nah,
biasanya saya cari disitu,
kayak alodokter. –Risma
kalo nge-cek paling dilihat
dari tulisannya gimana
sama sumber informasi. –
Anggi
Browsing Proses pencarian
informasi
selama ini kalo mau cari
informasi lewat google,
diketik informasi yang mau
dicari terus hasil yang
keluar dibaca satu persatu.
–Arie
buka google terus ketik
keywordnya dan pilih
artikel mana yang ingin
dibaca kadang saya juga
buka media sosial pake tag
keyword yang mau dicari. –
Risma
79
biasanya kalo cari
informasi lebih ke internet,
nulis kata kunci yang ingin
dicari. -Anggi
Penggunaan advance
search
saya pake dengan nambahin
jenis informasi yang ingin
dicari misalnya diakhir
ditambah pdf. –Arie
gak pernah. –Risma
gak pernah pake kayak gitu.
–Anggi
Differentiang Pemilihan informasi
yang akan digunakan
iya saya pilih-pilih mana
yang akan saya pake
informasinya. –Arie
iya, biasanya setelah
dibaca, saya pilih mana
informasi yang cocok. –
Risma
iya saya pilih-pilih mana
yang akan saya pake
informasinya. –Anggi
Proses pemilihan iya dengan melihat latar
80
informasi belakang si penulis, apa
latar belakangnya cocok
dengan topik tulisannya
terus bagaimana cara
penulisannya. –Arie
saya bandingkan informasi
yang satu dengan lainnya.
Informasi mana yang paling
cocok dan gampang dipake.
–Risma
dilihat dari tulisannya,
sumber informasi. -Anggi
Monitoring Memperhatikan
perkembangan
informasi
iya selama ini biasanya
informasi-informasi yang
didapatkan suka saya lihat
kembali apa ada info
terbarunya atau masih
sama. –Arie
jarang ya, karena informasi
yang dicari biasanya udah
up-to-date. Tapi kalo pas
liat informasi di media
sosial dan ngerasa
81
informasi yang dikasih
bakal banyak berguna
kedepannya saya follow. –
Risma
kayaknya gak pernah,
karena rata-rata informasi
yang saya cari diperlukan
hanya saat itu aja. –Anggi
Usaha monitoring
informasi
dengan terus mengikuti dan
mencari informasi-
informasi tersebut,
mengobrol dengan orang-
orang ahli kesehatan. –Arie
karena informasi yang
dicari biasanya lewat
internet atau media sosial
dengan ngefollow akun atau
subcribe situs artikel
kesehatan. –Risma
Hambatan Pencarian Informasi
Kesehatan
sulitnya cari informasi yang
lengkap dengan sumber
yang jelas. Karena banyak
banget informasi tentang
82
kesehatan yang ada di
internet tapi kita gak bisa
mastiin kebenarannya.
Sekalinya ada biasanya
berbeda bahasa. –Arie
Banyaknya informasi hoax
terutama di media sosial
saat cari informasi. –Risma
kalo cari informasi di
internet pasti cepet tapi
kadang informasinya gak
sesuai dan info yang dikasih
pun kualitasnya jelek. Tidak
jelas benar atau tidak. –
Anggi
Solusi dari hambatan ketika mencari
Informasi Kesehatan
bertanya langsung ke teman
atau tenaga medis yang
lebih memahami atau
dengan memakai google
translate walaupun tidak
100% benar terjemahannya.
–Arie
mengecek ulang dengan
83
mencari kembali informasi
tersebut. –Risma
cari lagi sampe informasi
yang dibutuhin ketemu di
tempat lain, misalnya di
med-sos. –Anggi
84
Surat Tugas Pembimbing
85
Izin Observasi dan Wawancara
86
Surat Penguji Skripsi
87
BIODATA PENULIS
Arum Fakhriyah. Lahir 24 September 1995 merupakan anak
pertama dari 4 bersaudara dari bapak Ruli Rusafni dan ibu Ummi
Jamiatul Hasanah. Merupakan mahasiswa program studi (S1) Ilmu
Perpustakaan Fakultas Adab dan Humaniora, UIN Syarif
Hidayatullah Jakarta. Arum Fakhriyah telah menyelesaikan
pendidikan di SDI Sudirman, SMPI Sudirman, dan SMAN 48 Jakarta. Pernah melakukan
kegiatan Praktik Kerja Lapangan (PKL) di Perpustakaan Kementerian Pendidikan dan
Kebudayaan (Januari-Februari 2017) dan Kuliah Kerja Nyata (KKN) di Desa Kemuning,
Kecamatan Legok, Kabupaten Tangerang.